BAB 4 ANALIS A
4.1
Analisa Lingkungan
4.1.1
Analisa Tapak
Gambar 18. Alternati f Tapak
Ket : : Alternatif Tapak : Lokasi kampus BiNus Kriteria lokasi tapak asrama mahasiswa Bina Nusantara adalah sebagai berikut. -
Strategis supaya mudah dicapai dari berbagai arah.
-
Dekat dengan kampus Universitas Binus.
-
Terletak di daerah yang tenang.
37
-
M udah dicapai kendaraan kecil maupun sedang.
-
Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki kendaraan.
Berikut dibawah ini adalah alternatif lokasi tapak yang dapat digunakan sebagai asrama mahasiswa. •
Alternatif A
Gambar 19. Lokasi tapak A Sumber. Google Earth
Gambar 20. Lokasi tapak A Sumber.Dinas Pemetaan
Lokasi A sangat strategis yaitu terletak di jl. Kebon Jeruk Raya, berbatasan dengan pertigaan menuju Batusari. Kondisi sekitar tapak digunakan sebagai area komersil dan berbatasan dengan sekolah Tarsisius pada bagian selatannya. Tapak itu sendiri pada saat ini digunakan sebagai area komersil dan kios-kios kecil. Karakteristik tapak berkontur namun tidak curam. Tapak tersebut dapat dicapai oleh kendaraan kecil sampai besar karena dikelilingi oleh jalan besar. •
Alternatif B
38
Gambar 21. Lokasi tapak B Sumber. Google Earth
Gambar 22. Lokasi tapak B Sumber.Dinas Pemetaan
Berlokasi di jl. H.Senin. Tapak tersebut pada saat ini dipergunakan sebagai kos-kosan. Kondisi disekitar tapak tersebut berbatasan dengan kos-kosan, rumah penduduk dan kios-kios kecil. Karakteristik tapak tidak memiliki kontur dan berada didalam jalan sempit yang sulit dicapai kendaraan berukuran sedang. •
Alternatif C
Gambar 23. Lokasi tapak C Sumber. Google Earth
Gambar 24. Lokasi tapak C Sumber.Dinas Pemetaan
39
Tapak ini berlokasi di jl. Rawa Belong 2C. Tapak tersebut pada saat ini dipergunakan sebagai perumahan penduduk. Kondisi disekitar tapak ini berbatasan dengan rumah-rumah penduduk. Kondisi tapak ini berkontur namun tidak curam. Tapak hanya dapat dicapai oleh kendaraan berukuran kecil dan sedang. Berikut adalah tabel perbandingan jarak lokasi ke kampus Universitas Binus Kampus Anggrek Kampus Syahdan Kampus Kijang
Alternatif A ± 200 m
Alternatif B ± 300 m
± 300 m
± 40 m
± 800 m
± 600 m
Alternatif C ± 300 m ± 100 m ± 800 m
Tabel 1. Jarak lokasi tapak dengan kampus Binus
Kelebihan & Kekurangan Lokasi Tapak
Kelebihan
Kekurangan
Alternatif A
Alternatif B
Alternatif C
- Dekat dengan jalan raya sehingga akses mudah. - Lebih dekat ke kampus Anggrek. - Dilalui kendaraan umum dari berbagai arah. - Berisik karena dekat dengan jalan raya. - Jarak jauh dari kampus Kijang.
- Lokasi tidak dekat jalan raya sehingga lebih tenang. - Lebih dekat ke kampus Syahdan.
- Lokasi tidak dekat jalan raya sehingga lebih tenang. - Lebih dekat ke kampus Syahdan.
- Akses sulit karena jalan tidak lebar. - Tidak dilalui kendaraan umum.
- Akses sulit karena jalan lebih kedalam. - Tidak dilalui kendaraan umum.
Tabel 2. Kelebihan dan kekurangan alternati f tapak
Dari berbagai kriteria lokasi dan alternatif tapak diatas maka dapat disimpulkan bahwa lokasi tapak alternatif 1 lebih cocok untuk sebuah asrama
40
mahasiswa, karena akses mudah dekat dengan jalan raya, dilalui kendaraan umum dari berbagai trayek sehingga penghuni dapat berpergian dengan mudah. Selain itu letak yang strategis dan dekat dengan kampus Anggrek.
Gambar 25. Lokasi tapak
Lokasi
: Jl. Kebon Jeruk Raya, Jakarta Barat Kel. Kebon Jeruk, Kec. Kebon Jeruk Jakarta Barat
Peruntukan
: Wisma dagang
Luas Tapak
: 9.200 m²
KDB
: 50 %
KLB
: 2
Ketinggian M aksimum : 4 GSB
: 10 m
Batas Wilayah : •
Utara : Jalan Kebon Jeruk Raya
•
Timur : Jl. Rawa Belong
41
•
Barat : Perumahan Penduduk
•
Selatan : Perumahan Penduduk
Luas lantai dasar yang boleh di bangun
: 50% x 9.200 m² = 4.600 m²
Luas lantai bangunan yang boleh di bangun : 2 x 9.200 m² 4.1.2
= 18.400 m²
Kondisi Sekitar Tapak Pertiga an arah Batu Sari
Tanah kosong
Daerah komersil Sekolah TK Tarsisius Gambar 25. Kondisi sekitar tapak
Tapak ini berada disekitar lingkungan ramai dan kurang penghijauan yang pada umumnya digunakan sebagai area komersil, sekolah dan real estate.
42
Lingkungan ini merupakan daerah urban yang padat terdiri dari daerah komersil dan sekolahan. Berada di daerah kemacetan tinggi. Kesimpulan : Lingkungan yang akan didesain untuk asrama mahasiswa universitas Bina Nusantara adalah lingkungan yang memiliki banyak penghijauan pada tapak tersebut dengan memberi banyak taman dan pepohonan agar polusi udara dan kebisingan yang terjadi dapat dikurangi pada tapak.
4.1.3
Analisa Pencapaian
Gambar 26. Pencapaian Tapak
Berdasarkan sumber buku Sistem Bangunan Tinggi untuk Arsitek dan Praktisi Bangunan oleh Ir.Jimmy S.Juwana, hal. 17 mengatakan bahwa kriteria pintu masuk dan keluar yang baik adalah minimum berada 20 meter dari tikungan
43
dan jika tidak memnuhi persyaratan tersebut maka letak pintu diletakkan di ujung sisi muka (frontage) terjauh dari tikungan. Dapat dilihat pada gambar diatas bahwa pencapaian ketapak dapat melalui tiga alternatif yaitu
Alternatif pertama yaitu gambar panah A dari arah BatuSari menuju ke arah Rawa belong atau ke arah Kebon Jeruk.
Alternatif kedua yaitu gambar panah B dari arah Kebon Jeruk menuju ke Rawa Belong atau Batu Sari.
Alternatif ketiga yaitu gambar panah C dari arah Rawa Belong menuju ke Kebon Jeruk atau Batu Sari.
Dari ketiga alternatif pencapaian diatas dapat ditentukan akses masuk yang tepat dan cepat menuju tapak, dari ketiganya alternatif yang paling cepat menuju ke tapak adalah dari arah Rawa Belong menuju Kebon Jeruk atau Batu sari. •
Peletakkan pintu masuk dan keluar tapak. Pintu masuk dan keluar kendaraan akan dibuat jauh dari pertigaan seperti
pada gambar dibawah ini untuk menghindari kemacetan di pertigaan akibat keluar masuk kendaraan dari tapak dan juga sesuai syarat yaitu minimal 20 m dari tikungan agar tidak terjadi kemacetan. Pintu masuk keluar utama akan diletakkan di Jl. Rawa Belong untuk side entrance dan dari Jl. Kebon Jeruk.
44
Gambar 27. Analisa pintu masuk dan keluar tapak
Side entrance
Pejalan kaki
M ain entrance
4.1.4
Analisa Orientasi Bangunan Faktor2 yang mempengaruhi letak dan orientasi bangunan adalah : - Orientasi matahari - Arah angin - Topografi - Kelandaian - Bunyi - Karakteristik tapak (Sumber. Catatan mata kuliah perancangan tapak oleh Theo Salim M .Arch) Berikut dibawah ini adalah berbagai alternatif orientasi masa bangunan yang akan digunakan.
45
•
Alternatif I
Gambar 28. Analisa arah matahari pada bangunan menghadap utara dan selatan
Bangunan yang menghadap utara dan selatan pada bagian yang panjang dan pada bagian yang pendek dihadapkan ke timur dan barat dapat mengurangi suhu uadara panas akibat sinar matahari langsung, Dengan desain memanjang menghadap utara dan selatan ini pemakaian Air Conditioner atau kipas angin dalam ruangan dapat dikurangi sehingga penghematan energi dapat dilaksanakan. Jika tidak bisa diarahkan keutara dan selatan maka bangunan dapat ditutupi dengan pepohonan agar tetap sejuk atau dengan shading. Sedangkan untuk faktor kebisingannya, orientasi masa diatas dapat mengurangi kebisingan yang berasal dari jalan raya karena bagian yang terpendek dihadapkan pada sumber bunyi. Dengan kondisi kontur tapak seperti pada gambar 22, masa bangunan seperti ini dapat memerlukan biaya perataan tanah lebih karena dapat memotong dua garis kontur, namun dapat diatasi dengan pengaturan masa yang baik atau dengan split level.
46
Gambar 29. Alternati f 1 terhadap kontur Sumber. Dinas Pemetaan Jakarta
•
Alternatif II
Gambar 30. Analisa arah matahari pada bangunan menghadap timur dan barat
Bangunan yang menghadap timur dan barat pada bagian yang panjang akan lebih panas ruang dalamnya dari pada bangunan yang menghadap utara dan selatan seperti dibahas sebelumnya. Hal ini disebabkan banyak sinar matahari yang masuk sehingga ruangan lebih panas dan pemakaian Air Conditioner dan kipas angin harus
47
lebih maksimal.
Dengan kontur sepeti pada gambar dibawah, masa bangunan
seperti ini dapat membatasi biaya perataan tanah, karena sedikit memotong garis kontur yang terdapat dalam tapak.
Gambar 31. Alternati f 2 terhadap kontur
Kesimpulannya, pada asrama ini akan menggunakan alternatif I yaitu bangunan dengan bentuk masa bagian panjang ke arah utara dan selatan. Alternatif I dipilih untuk mencegah banyak cahaya matahari masuk yang menyebabkan panas dalam ruangan dan mengurangi kebisingan yang berasal dari jalan raya. 4.1.5
Analisa Kebisingan
Gambar 32. Analisa kebisingan
48
Pada tapak ini daerah yang kebisingannya paling tinggi adalah pada daerah berwarna kuning yaitu dari Jl. Kebon Jeruk Raya dan Jl. Rawa Belong. Kendaraan yang berlalu lalang banyak sekali dan bertemu dipertigaan lampu merah tersebut. Selain kendaraan pribadi dan motor, banyak juga mikrolet dan metro mini yang berhenti menunggu penumpang di sekitar pertigaan lampu merah, sehingga menambah kebisingan disekitar tapak. Untuk mengantisipasi kebisingan tersebut dapat dengan memberikan buffer yaitu berupa pepohonan pada sisi tapak yang menghadap ke kedua jalan raya tersebut. Selain memberikan buffer hal yang perlu dipertimbangkan adalah peletakkan zoning tapaknya, pada daerah hunian atau private lebih kedalam tapak dan jauh dari jalan raya sedangkan daerah public dapat diletakkan didepannya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 33. Pengurangan bising pada tapak
49
Gambar 34. Penggunaan pohon sebagai buffer
Selain penggunaan tanaman penentuan orientasi masa bangunan juga berpengaruh terhadap pengurangan kebisingan yaitu dengan mengarahkan bagian pendek bangunan kearah sumber bising seperti pada gambar 21 dan seperti yang telah dijelaskan pada analisa orientasi bangunan sebelumnya, atau dapat juga menggunakan dinding penahan bunyi didekat sumber bising.
4.1.6
Analisa Sirkulasi Dalam Tapak Sirkulasi dalam pada asrama ini dibedakan menjadi dua yaitu sirkulasi kendaraan dan sirkulasi manusia. 1) Linier
Sirkulasi
linier
dapat
menjadi
unsur
pengorganisir utama untuk sederet ruangruang. Selain itu jalan dapat berbentuk lengkung, bercabang, berbelok arah dan sebagainya. 2) Radial
Sirkulasi radial memiliki jalan-jalan yang lurus yang berkembang dari sebuah titik atau menuju ke sebuah titik pusat.
50
3) Spiral
Sirkulasi spiral adalah sirkulasi dai sebuah titik pusat dan mengelilingi titik pusat tersebut dengan jarak yang berbeda.
4) Grid
Sirkulasi grid adalah dua pasang jalan sejajar
yang saling berpotongan
membentuk
kotak-kotak
atau
dan
kawasan
ruang segi empat.
5) Jaringan
Sirkulasi jaringan terdiri atas jalan-jalan yang menghubungkan titik-titik tertentu di dalam tapak.
Tabel 3. Sirkulasi dalam tapak Sumber. Ching F. Arsitektur: Bentuk, Ruang, dan Tatanan
51
Dari berbagai sirkulasi tapak diatas dapat disimpulkan bahwa sirkulasi yang akan digunakan untuk kendaraan adalah sirkulasi linier, karena sirkulasi ini mudah disesuaikan dengan tapak dan jelas, selain itu sirkulasi ini dapat bercabang, berbelok arah, melengkung dan sebagainya. Sedangkan untuk sirkulasi manusia akan menggunakan sirkulasi linier karena akan mudah disesuaikan dengan arah sirkulasi dan masa bangunan yang ada sehingga lebih jelas dan terarah bagi pejalan kaki. 4.1.6
Analisa Zoning Analisa zoning digunakan untuk menentukan zoning peletakan daerah private, publik, semi publik, semi private dan juga membantu dalam menentukan letak bangunan asrama, pengelola, fasilitas penunjang, tempat parkir, service, dan lain-lain. Tapak tersebut dapat dibedakan menjadi beberapa wilayah zoning yaitu : a. Publik Publik adalah daerah yang diakses langsung oleh umum. Publik terdiri dari daerah yang berhubungan langsung dengan tamu maupun pengunjung seperti kantor pengelola, ruang tamu, guest house dan diletakkan lebih kedepan dan dekat pintu masuk utama. b. Semi publik Semi publik merupakan area yang dapat diakses pengunjung dengan persyaratan tertentu dan penghuni. Area semi publik terdiri dari fasilitas penunjang yang
52
dibutuhkan oleh penghuni dan pengunjung maka semi publik diletakkan di tengah tapak sehingga mudah dijangkau oleh penghuni maupun pengunjung. c. Private Privat adalah daerah yang lebih terjamin privasinya. Privat hanya bisa diakses oleh penghuni, servis dan pengunjung yang memiliki izin tertentu. Privat diletakkan lebih kedalam. d. Service Servis adalah daerah yang berfungsi untuk melayani daerah lainnya. Servis hanya dapat diakses oleh petugas servis. Servis diletakkan jauh dari daerah zoning lainnya agar tidak mengganggu kegiatan di daerah zoning lainnya. Berikut dibawah ini adalah berbagai alternatif zoning yang dapat digunakan pada tapak tersebut. •
Alternatif Zoning I
S er
A.Putri
Guest House Penun jang
A. Put ra
Penge lola
Gambar 35. Alternatif zoning I
53
Pada alternatif zoning diatas asrama putri dan putra diletakkan jauh dari keramaian jalan raya dengan pertimbangan supaya penghuni tidak merasa bising dengan keadaan sekitar. Daerah penunjang yang berwarna hijau diletakkan ditengah agar mudah dicapai dari asrama maupun guest house dan pengelola. Guest house dan pengelola diletakkan lebih kedepan dekat dengan jalan raya karena tidak terlalu membutuhkan ketenangan, guest house diletakkan dekat dengan pintu masuk, sedangkan pengelola berada didepan, dekat dengan pintu masuk utama.
Untuk
daerah servis diletakkan lebih kedalam jauh dari jalan raya, supaya tidak terlihat. •
Alternatif Zoning II
S er
A. Put ra
Penge lola Penun jang
Guest House
A.Putri
Gambar 36. Alternati f zoning II
Pada alternatif zoning II asrama putra diletakkan lebih kedepan daripada asrama putri, hal ini dikarenakan penghuni putri akan lebih membutuhkan
54
ketenangan dan keamanan daripada penghuni putra, dan penghuni putra lebih berjiwa bebas. Untuk peletakkan daerah penunjang dan pengelola akan diletakkan seperti gambar diatas, pengelola diletakkan dekat dengan pintu masuk utama agar para tamu mudah untuk melapor ke pengelola. Dari alternatif zoning diatas maka dapat disimpulkan alternatif zoning yang baik dalam perancangan tapak asrama ini adalah alternatif kedua. Zoning ini dipilih karena pertimbangan asrama putri lebih baik terlindung dan asrama putra lebih kedepan, hal ini dikarenakan penghuni putri lebih memerlukan keamanan dan penghuni putra lebih berjiwa bebas. Pengelola diletakkan depan tapak dekat dengan pintu masuk utama agar lebih terlihat dan tamu bila ingin berkunjung menuju ke pengelola terlebih dahulu.
S er
A. Put ra
Penun jang
Penge lola Guest House
A.Putri
Gambar 37. Zoning tapak
55
4.1.8
Analisa Angin Angin di Indonesia terdiri dari angin musim barat dan angin musim timur. Angin musim barat bertiup dari barat daya ke timur laut, sedangkan angin musim timur bertiup dari timur laut ke barat daya dengan kecepatan angin di Indonesia pada
umumnya
5,9
meter
per
detik
menurut
sumber
http://www.energi.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1177294977&1. Bila angin terlalu kencang maka dapat diatasi dengan penggunaan pepohonan pada bagian tapak yang langsung dilalui angin karena pepohonan dapat membelokan dan membatasi angin kencang yang masuk ke daerah tapak. Berikut dibawah ini adalah berbagai alternatif massa bangunan untuk arah angin.
Gambar 38. Alternati f masa bangunan terhadap arah angin 1
Pada alternatif pertama diatas, setiap bangunan dilalui angin sehingga bangunan dapat menerapkan penghawaan alami.
56
Gambar 39. Alternatif masa bangunan terhadap arah angin 2
Pada alternatif kedua angin yang melalui bangunan lebih banyak ditangkap sehingga dapat lebih banyak memanfaatkan sirkulasi alami. Dengan demikian, bangunan yang menghadap ke barat dan timur seperti pada alternatif 2 lebih efektif dalam memanfaatkan sirkulasi udara alami. 4.1.9
Analisa pengisi ruang luar Elemen pengisi ruang luar terdiri atas elemen keras maupun elemen lunak.
1) Elemen Keras Elemen keras pengisi tata ruang luar bangunan terdiri dari -
Aspal Aspal digunakan untuk sirkulasi kendaraan maupun manusia, aspal bersifat menaikan suhu disekitarnya dan menutup seluruh permukaan sehingga tidak dapat meresap air hujan.
-
Beton cetak
57
Beton cetak biasanya digunakan untuk sirkulasi manusia maupun kendaraan, beton cetak dapat meresap air hujan dengan memberikan celah kecil pada pemasngannya dan tidak membuat suhu udara naik. -
Grass block Grass block seperti beton cetak, dapat meresap air hujan lebih banyak dan tidak membuat suhu udara naik.
-
Kayu Kayu digunakan untuk sirkulasi manusia, kayu dapat membuat suasana tapak lebih alami.
-
Batu alam Batu alam biasa digunakan sebagai jalan setapak untuk manusia. Batu alam dapat membuat suasana lebih alami dan menambah estetika pada ruang luar tapak. Selain elemen untuk sirkulasi dan pedestrian, elemen keras lainnya yang berfungsi memperindah taman pada tapak
berdasarkan sumber http://www.e-
dukasi.net/pengpop/pp_full.php?ppid=211&fname=materi2.html
adalah
seperti
berikut. -
Patung Patung merupakan salah satu elemen estetik. Patung merupakan benda seni yang dapat mempercantik taman dan biasanya menyimbolkan sesuatu.
58
Gambar 40. Patung taman
-
Lampu taman Lampu taman selain berfungsi sebagai penerangan pada malam hari dan dapat juga memperindah taman pada malam hari, namun memerlukan energi listrik yang tidak sedikit untuk penerangan lampu pada taman.
Gambar 41. Lampu taman
-
Kolam Kolam dapat membuat kesan taman lebih alami, biasanya kolam dilengkapi dengan air mancur atau dengan air terjun.
59
Gambar 42. Kolam
-
Gazebo
Gambar 43. Gazebo
Gazebo dapat digunakan sebagai tempat bersantai dan belajar bersama sambil menikmati taman dan juga sebagai tempat berteduh dari panas matahari. -
Ayunan
Gambar 44. Ayunan
60
Ayunan dapat digunakan sebagai area bersantai dan mengobrol sambil menikmati keindahan taman. -
Selasar
Gambar 45. Selasar
Selasar adalah jalur yang digunakan untuk pejalan kaki. Selasar yang ditanami tanaman rambat seperti pada gambar diatas dapat melindungi pejalan kaki dari terik matahari maupun hujan. 2) Elemen Lunak Elemen lunak terdiri dari tanaman dan binatang. Berikut ini adalah berbagai macam elemen lunak yang dapat memperindah ruang luar tapak. -
Tanaman hias Tanaman hias terdiri dari tanaman hias bunga dan daun. Tanaman hias dapat membuat ruang luar tapak lebih indah dan cantik, namun tanaman hias memerlukan perawatan yang lebih karena membutuhkan intesitas cahaya matahari yang cukup banyak.
61
Gambar 46. Bunga
-
Rumput Rumput digunakan sebagai penutup tanah sehingga tanah menjadi hijau alami dan tidak kering. Kesimpulannya, dari berbagai elemen diatas tapak ini akan menggunakan beberapa elemen yang telah disebutkan diantaranya. 1) Elemen Keras Elemen keras yang akan digunakan adalah grass block dan beton cetak untuk sirkulasi kendaraan dan manusia. Grass block dipilih karena tidak membuat suhu udara naik dan dapat menyerap air.
Gambar 47. Grass block dan Conblock
62
Sedangkan untuk elemen estetikanya berupa patung yang dapat dibentuk simbol universitas maupun simbol lainnya, lampu taman untuk penerangan pada malam hari, kolam untuk menambah kesan alami pada taman, gazebo untuk tempat berkumpul dan belajar bersama dan selasar dengan tanaman rambat sehingga pejalan kaki dapat terlindung dari terik matahari dan hujan.
Gambar 48. Selasar
2) Elemen Lunak Elemen
lunak
yang akan
digunakan
adalah
tanaman
hias
untuk
memperindah tapak, rerumputan sebagai penghijauan pada tanah, dan pepohonan yang memiliki banyak fungsi yaitu sebagai tempat berteduh dan mengurangi polusi udara dan kebisingan.
Gambar 49. Pohon
63
1) Parkir Berdasarkan buku Ernest Neufert jilid 2 p.105 terdapat berbagai macam jenis parkir mobil.
•
Parkir paralel pada jalur kendaraan.
•
Parkir dengan sudut 30º keluar masuk mobil lebih mudah, namun hanya satu arah.
•
Parkir dengan sudut 45º hanya bisa dilalui mobil satu arah.
•
Parkir dengan sudut 60º lebih sulit dari parkir 45º namun lebih banyak dapat menampung mobil. Parkir jenis ini hanya bisa dilalui mobil satu arah.
64
•
Parkir dengan sudut 90º keluar masuk kendaraan lebih sulit, lebar jalan lebih besar supaya mobil dapat keluar masuk dengan mudah, selain itu jumlah mobil yang ditampung dapat lebih banyak. Parkir jenis ini dapat dilalui oleh kendaraan dari dua arah. Lebar tempat parkir 2,5 m dengan lebar jalan 5,5 m.
Tabel 4. Macam-macam jenis parkir mobil Sumber. Neufret, E (2002) Data Arsitek jilid 2 p.105
Jenis parkir mobil yang akan digunakan pada asrama ini adalah parkir dengan kemiringan 90º, karena pada lahan yang sempit parkir 90º ini lebih ringkas. Berikut dibawah ini adalah kebutuhan parkir mobil berdasarkan buku Sistem Bangunan Tinggi oleh Ir. Jimmy S. Juwana, M SAE, 2005 p.19.
Sumber. Juwana, J.S (2005) Panduan Sistem Banunan Tinggi p.19
Penghuni dari asrama ini sebagian besar tidak menggunakan mobil untuk berpergian karena penghuninya yang semua berasal dari luar kota. Untuk itu kebutuhan parkir hanya diperuntukan bagi tamu guest house, tamu yang
65
berkunjung, pengelola dan sebagian kecil penghuni. M aka perhitungan parkir akan menggunakan hotel seperti pada tabel diatas, khususnya bintang 2-3. Perhitungan parkir tersebut adalah sebagai berikut. •
•
Parkir M obil Asumsi parkir mobil pengelola
: 2 mobil
Asumsi parkir mobil tamu guest house
: 3 mobil
Asumsi parkir penghuni
: 5 mobil
Total parkir mobil
: 10 mobil
Luas parkir mobil
: 10 x 12.5 m² = 125 m²
Parkir M otor Asumsi parkir motor 10% dari penghuni 10 % x 400 penghuni : 40 parkir motor
•
Parkir Servis Asumsi mobil box = 30 m²
4.2 4.2.1
Analisa Aspek Manusia Analisa Pelaku Kegiatan Asrama Manusia Pelaku kegiatan dalam asrama mahasiswa ini terdiri dari : •
M ahasiswa M ahasiswa adalah pelaku utama dalam asrama mahasiswa ini khususnya mahasiswa Universitas Bina Nusantara yang berasal dari luar Jakarta dan berkuliah selama tahun pertama. Pengguna asrama ini dikhususkan bagi
66
mahasiswa Universitas Bina Nusantara satu tahun pertama yang berasal dari luar kota Jakarta. •
Pengunjung Pengunjung ini terdiri dari tamu yang mengunjungi mahasiswa maupun tamu dari luar.
•
Pengelola Pengelola merupakan pelaku kegiatan pengelolaan asrama mahasiswa baik dari administrasi, keamanan sampai pengelolaan bangunan dan fasilitas yang dimiliki asrama ini.
•
Penunjang Penunjang adalah pelaku yang menunjang kegiatan didalam asrama seperti penjual makanan, penjaga kios atau toko yang diperlukan mahasiswa dan pihak lainnya yang berada didalam lingkungan asrama.
•
Servis Servis adalah pihak yang bertugas dalam melayani penggunan gedung dan merawat gedung asrama baik dari kebersihan, perawatan dan perbaikan peralatan mekanikal elektrikal dan sebagainya.
4.2.2
Analisa Daya Tampung Asrama Analisa ini digunakan untuk mempertimbangkan jumlah kamar yang akan digunakan sesuai jumlah mahasiswa yang ada dari tahun ke tahun. Sehingga daya tampung asrama cukup memuat mahasiswa yang ingin menginap di asrama tersebut.
67
Jumlah daya tampung asrama mahasiswa Universitas Bina Nusantara akan dibandingkan dengan daya tampung asrama yang telah ada di universitas lain yaitu Universitas Indonesia Depok dimana jumlah penghuni asrama UI adalah 1248 orang dan Universitas Pelita Harapan adalah 160 orang sesuai survey lapangan yang telah dilaksanakan beberapa waktu lalu. Perbandingan pria dan wanita dapat dilihat dari data jumlah mahasiswa aktif Bina Nusantara tahun 2007 yang didapat dari seperti pada tabel dibawah ini. Tahun
Pria
Wanita
2004
660
312
2005
1189
665
2006
1443
736
2007
1573
865
Tabel 5. Jumlah mahasiswa aktif Binus Sumber.ATL BiNus
Dari data diatas, maka perbandingan jumlah mahasiswa aktif pria dan wanita tahun 2007 adalah 65% banding 35%, maka perhitungan daya tampung mahasiswa adalah sebagai berikut. Angkatan
Kenaikan
2005
Jumlah mahasiswa luar daerah 1854
2006
2153
16%
2007
2440
13%
Asumsi 3 tahun mendatang dengan kenaikan 14,5% setiap tahun Jumlah mahasiswa luar daerah BINUS
(100%+(14,5% x 3)) x 2440
Kenaikan rata-rata
14,5%
3502
68
Jumlah penghuni asrama 1248
Perbandingan
UI
Jumlah mahasiswa luar daerah 6573
UPH
2564
160
6%
BINUS
3502
438
12,5%
Persentase pria dan wanita mahasiswa luar daerah (2007) Perkiraan penghuni asrama
65% : 35%
19% 12,5%
284:154 Tabel 6. Perhitungan perkiraan jumlah penghuni
4.2.3
Analisa Jenis Kegiatan dan Kebutuhan Ruang
Kelompok Kegiatan Mahasiswa
Edukatif
Kegiatan
Ruang
Sifat Ruang Private
Pengguna
Tidur, istirahat, belajar
Kamar
M andi
Kamar mandi, toilet
Dipakai bersama
M ahasiswa
M emasak
Pantry
Service
M ahasiswa
Cuci
Ruang cuci baju
Service
M ahasiswa
Belajar
Ruang belajar bersama
Semi Publik
M ahasiswa
M ahasiswa
Persyaratan Ruang Tidak Bising, Ventelasi baik. Ventelasi udara baik, memiliki kloset dan bak air
M emiliki meja belajar dan kursi, penerangan baik
69
Sosial Pengelola
Penunjang
M engobrol Bertamu M enerima tamu
Ruang Publik tamu Lobby & Publik hall Ruang M engatur Kantor Private administrasi pengelola, dan Ruang perawatan kepala asrama asrama
Buang air
Toilet
Service
M emasak
Pantry
Service
M akan minum
& Kantin
M ahasiswa & tamu Pengelola & pengunjung Kepala asrama, Ventelasi staf pengelola baik, pencahayaan baik, memiliki meja kursi kantor dan loket. Pengelola & Ventelasi pengunjung baik, memiliki kloset dan bak air. Staff pengelola
Publik
M ahasiswa, pengunjung, pengelola M ahasiswa, Penunjang. M ahasiswa, pengunjung, pengelola,tamu.
Cuci baju
Laundry
Service
M enjual keperluan sehari-hari
M ini market, kios
Publik
Fotokopi
Jasa fotokopi
Publik
Bermain & Ruang berolah hobi raga Warung Rental internet internet Ruang Berkumpul serba utk suatu guna kegiatan.
Publik Publik Publik
M emiliki tempat untuk makan dan minum
M ahasiswa, pengunjung, pengelola. M ahasiswa, pengunjung, pengelola. M ahasiswa, pengunjung, pengelola. M ahasiswa, pengunjung
70
Service
Sholat (beribadah)
M usholla
Semipublik M ahasiswa, pengelola, tamu.
Keamanan
Pos satpam Ruang genset
Service
Satpam
Service
Pengelola
Ruang panel listrik Ruang pompa
Service
Pengelola
Service
Pengelola
Kamar Guest house Ruang duduk Guest house
Private
Tamu & pengunjung
Publik
Tamu & pengunjung
Tempat mesin genset Tempat panel listrik Tempat pompa air Pengunjung, M enginap tamu Bertamu
Ventelasi & penerangan baik
Ventelasi udara baik, diberi peredam suara. Ventelasi udara baik.
Tabel 7. Jenis kegiatan dan kebutuhan ruang
4.2.4
Analisa Hubungan Makro dan Mikro Pelaku yang terdiri dari penghuni, pengunjung dan pengelola memasuki plasa terlebih dahulu, dari plasa kemudian dapat mengakses ke parkir atau langsung ke kantor pengelola. Selain ke kantor pengelola dari plasa juga dapat langsung menuju ke guest house, asrama dan penunjnag. Hubungan makro dan mikro dapat dilihat dari diagram dibawah ini •
Hubungan makro
71
•
Gedung Asrama Pelaku yang terdiri dari penghuni memasuki lobby terlebih dahulu, lalu dari lobby dapat menuju ke kamar asrama masing-masing, ruang komunal, dapur umum, kamar mandi.
•
Bangunan Penunjang
72
Pelaku yang terdiri dari penghuni, pengunjung dan pengelola memasuki lobby, kemudian dari lobby dapat mengakses ke mini market, kantin, mushola, kios-kios dan gedung serba guna.
Entrance
Kantin
•
Ruang hobi
Kios, mini market
Laund ry
Gedung Pengelola Pelaku yang terdiri dari kepala asrama dan staf pengelola memasuki lobby dahulu untuk entrancenya. Kemudian dari lobby dapat menuju ke ruang kantor kepala asrama, staf, toilet, dan pantry.
73
•
Gedung Guest House Pelaku yang terdiri dari tamu memasuki lobby terlebih dahulu, kemudian dari entrance dapat menuju ke kamar dan ruang tamu.
Kamar guest house
4.2.5
Entr ance
R. T amu
Analisa Pola Tinggal Penghuni Dalam pengelompokan jumlah penghuni asrama terbagi menjadi 6 tipe ruangan berdasarkan buku Time Saver Standards for Building Types edisi kedua oleh Joseph De Chiara dan John Hancock Callender penerbit M cGraw Hill USA, pengelompokan tipe kamar adalah sebagai berikut. 1) Single rooms Single room atau kamar yang dihuni satu penghuni memiliki privasi yang lebih ketika tidur maupun keluar masuk kamar secara bebas. Single room penghuninya dapat belajar lebih efektif tanpa terganggu penghuni lainnya, selain itu si penghuni dapat mendengarkan atau memainkan musik tanpa harus mengganggu orang lain.
74
Gambar 50. Contoh kamar single
2) S plit double rooms Split double room terdiri dari dua ruangan yang terhubung dengan sebuah bukaan. Keuntungannya adalah dapat memungkinkan untuk salah satu penghuninya tidur ketika penghuni lainnya sedang mengobrol dengan teman, selain itu dapat juga mengobrol diantara dua ruangan tersebut seperti single room dengan komunikasi langsung diantaranya. Jika dua penghuni harus berbagi tempat maka split double merupakan pilihan yang tepat karena selain privasi terjamin penghuni juga dapat bersosialisai. 3) Double rooms Double room adalah ruang kamar standard yang biasa dipakai dalam asrama. Kamar ini privasinya kurang dan karena ketidak cukupan ruang belajar dan ruang penyimpan, menjadi memaksa. Tipe kamar ini memungkinkan beberapa alternatif furnitur layout. Keuntungan tipe kamar ini penghuni dapat bersosialisasi dengan teman sekamarnya, namun kerugiannya adalah seperti telah disebutkan diatas bahwa penghuni merasa kurang privasi dan kurang bebas.
75
Gambar 51. Contoh kamar double
4) Triple rooms Bentuk ini telah dikenal oleh beberapa murid di sedikit kampus. Bentuk ini lebih menghasilkan masalah antar penghuni karena privasi yang kurang, namun selain itu kelebihan tipe ini adalah suasana dalam ruangan lebih ramai, kebersamaan lebih terasa.
Gambar 52. Contoh kamar triple
5) Four student rooms Pada four student rooms atau satu kamar terdiri dari empat orang memiliki masalah yang sama seperti double room dan triple room dalam privasi. Keuntungan tipe kamar ini adalah ruangan biasanya cukup luas untuk menaruh lemari, partisi berbahan ringan dan elemen lainnya, selain itu penghuni dapat memiliki banyak teman dan dapat bersoialisasi, namun kerugian dari tipe kamar ini adalah mudah terjadi konflik antar penghuni.
76
6) Suites Tipe suite adalah kamar yang terdiri dari empat atau lebih penghuni yang berbagi dalam satu atau dua ruangan, dengan atau tanpa kamar mandi, dan sebuah ruang komunal ekstra. Kelompok penghuni tersebut bekerja dan tinggal bersama dalam ruangan tersebut yang mencakup tiga kegiatan yaitu tidur, belajar, dan aktivitas sosial. Berdasarkan pengelompokan tipe kamar asrama diatas maka dapat disimpulkan bahwa asrama ini akan memakai tipe double rooms, karena untuk mengefektifkan luas lahan yang tidak terlalu luas dan mahasiswa dapat bersosialisasi tetapi tidak terlalu ramai, dan juga dari hasil survey terhadap 101 mahasiswa yang 56,4% mahasiswanya menginginkan kamar double. Dibawah ini adalah berbagai ukuran kamar tidur double dengan menggunakan tempat tidur tingkat. Ruang double dengan bed tingkat (M inimum), ukuran ruang 15,6 m²
77
Ruang double dengan bed tingkat (Optimum) 17,8 m²
Ruang double dengan bed tingkat (Generous) 20 m²
Tabel 8. Macam macam ukuran kamar as rama Sumber. Time Saver Standard for Building Types
Dari ketiga jenis ukuran kamar asrama diatas, ukuran yang akan digunakan adalah ukuran minimum yaitu 15,6 m² karena pertimbangan lahan yang tidak terlalu luas, dan memanfaatkan ruangan yang ada dan tipe asrama yang diinginkan tidak terlalu mewah, namun ukuran tersebut akan dikecilkan lagi dengan pertimbangan perletakan furniture kamar. Analisa Program Ruang Asrama Jenis Ruang
Standard
Sumber
Kapasitas Jumlah ruang
Luas
78
Lobby
1 m²/ org
Asumsi
8
5
40 m²
Kamar 2 orang
11,22 m²
2
230
2580 m²
Kamar mandi
1,4 m²/ org
1
70
98 m²
Toilet
1,3 m²/ org
1
70
91 m²
Tempat cuci
1,3 m²/ org
1
50
65 m²
Ruang Komunal
2 m²/ org
Time Saver & asumsi Data arsitek 1 Data arsitek 1 Data Arsitek 1 Asumsi
30
12
720 m²
Pantry
1,8 m²/ org
Asumsi
2
12
43,2 m²
Sub total
= 3637,2 m²
Sirkulasi 20 % = Total
722,2 m²
= 4340
m²
Pengelola Jenis Ruang
Standard
Sumber
Kapasitas Jumlah ruang 20 1
Luas
Lobby
1 m²/ org
Asumsi
Ruang tamu
1,5 m²/ org
Asumsi
20
1
30 m²
Loket
2 m²/ org
Asumsi
4
1
8 m²
Toilet
1,3 m²/ org
Data arsitek 1 Asumsi
1
1
1,3 m²
1
1
9 m²
Asumsi
10
1
40 m²
Ruang kepala 9 m²/ org asrama Ruang staf 4 m²/ org
20 m²
Pantry
1,8 m²/ org
Asumsi
2
1
3,6 m²
Ruang konseling
2 m²/ org
Asumsi
3
1
6 m²
Sub total
= 117,9 m²
Sirkulasi 20 % =
24 m²
79
Total
= 141,9 m²
Penunjang Jenis Ruang
Standard
Sumber
Kantin
16 m²/ 8 org
Warnet
9 m²
Time saver Asumsi
M ushola
1,2 m²/ org
Laundry Kios makanan M ini market Toilet Ruang serbaguna
Kapasitas Jumlah ruang 50 1
30
12 m²
Data arsitek Asumsi
4 m²/ org
Asumsi
4
25 m²
Asumsi
1,3 m²/ org
Data arsitek 1 Asumsi
150 m²
1
Luas 100 m²
1
12 m²
1
36 m²
1
12 m²
4
64 m²
1
25 m²
1
1.3 m²
1
150 m²
Sub total
=
Sirkulasi 20 % = Total
=
400,3 m² 80
m²
480,3 m²
Service Jenis Ruang
Standard
Sumber
20 m²
Asumsi
20 m²
Asumsi
1
20 m²
Ruang pompa
20 m²
Asumsi
1
20 m²
Ruang satpam
9 m²
Asumsi
2
18 m²
Genset Ruang
panel
Kapasitas Jumlah ruang 1
Luas 20 m²
listrik
Sub total
= 78
m²
Sirkulasi 20 % = 15,6 m²
80
Total
= 93,6 m²
Guest House Jenis Ruang
Standard
Ruang tamu &
40 m²
Sumber Asumsi
Kapasitas Jumlah ruang 1
Luas 40 m²
lobby Unit hunian
18,36 m²
Kapasitas 2 org
Time
20
183,6 m²
Saver Sub total
= 397,2 m²
Sirkulasi 20 % = Total
87,4 m²
= 484,6 m²
Luas total kebutuhan ruang adalah 5540,4 m² Luas total bangunan yang boleh dibangun adalah 18.400 m² 4.2 Analisa Aspek Bangunan 4.3.1
Analisa Bentuk Bangunan Bentuk dasar bangunan dipengaruhi oleh aspek-aspek seperti matahari, kebisingan, dan penataan ruang dalamnya. Berikut dibawah ini adalah tabel bagaimana suatu bentuk berpengaruh terhadap matahari.
81
Sumber.http://library.usu.ac.id/modules.php?op=modload&name=Downloads&file=index&re q=getit&lid=1072.
Dilihat dari tabel tersebut maka bentuk segi empat memiliki radiasi matahari paling sedikit, maka bentuk segi empat sangat baik untuk pencahayaan alami maupun pengkondisian udara buatan. Berdasarkan buku Data Arsitek oleh Ernest Neufret jilid 1 p.242 terdapat berbagai macam bentuk masa bangunan hunian vertikal dalam bentuk gedung. M acam Bentuk M asa Hunian Vertikal Bangunan bentuk blok
Bentuk bangunan datar, merupakan satu kesatuan yang dapat membuat kepadatan tinggi, ruang yang berada diluar dan didalam memiliki fungsi yang berbeda. Contoh bangunan asrama dengan pola masa seperti ini adalah IPB dan asrama mahasiswa UI Depok pada bangunan asrama putra.
Bangunan bentuk barisan
Bangunan terbuka, bentuk bangunan datar, ruang luar dan dalam tidak terlalu berbeda fungsinya.
82
Bentuk bangunan irisan
Bentuk bangunan ini hampir sama antara perluasan panjang dan tinggi, ruang luar dan dalam tidak memiliki perbedaan
Bentuk bangunan besar/luas M erupakan perluasan dan penyambungan dari bentuk irisan ke bentuk besar. Bentuk bangunan datar dengan ukuran besar. Perbedaan ruang luar dan dalam tidak begitu terlihat. Bentuk bangunan balok tinggi
Bentuk bangunan ini pembentukan ruang luar tidak ada. Bentuk ini sebagai bentuk dominan yang digunakan apartemen pada kota-kota besar dan sering menggunakan struktur bangunan datar.
Tabel 9. Macam-macam bentuk massa hunian vertikal Sumber. Neufret, E (1996). Data Arsitek jilid 1 p.242
Pada asrama mahasiswa ini alternatif yang bisa digunakan adalah bentuk masa balok atau bentuk barisan, karena keduanya cocok digunakan dalam asrama
83
mahasiswa karena lantai tidak terlalu tinggi dan masa bangunan tidak terlalu besar. Sedangkan pada bangunan asrama yang akan dirancang menggunakan bentuk bangunan barisan karena mempertimbangkan arah utara dan selatan dan agar setiap sisi mendapatkan view yang berbeda.
4.3.2
Analisa Organisasi Ruang M acam-macam organisasi berdasarkan buku Bentuk, Ruang, dan Tatanan (Francis
D.K. Ching, Erlangga, Jakarta, 2000, p.189-225) adalah sebagai berikut
dibawah ini. M acam Organisasi Ruang • Terpusat Sebuah ruang dominan terpusat dengan pengelompokan sejumlah ruang sekunder. M enentukan satu fungsi ruang yang akan dijadikan sebagai pusat perhatian, dan ruangruang yang memiliki fungsi lain akan mengarah ke ruang pusat.
• Linear Tata atur ruang ini menempatkan fungsi-fungsi yang ada dalam satu penataan yang menyerupai garis lurus yang meneruskan fungsi ruang yang satu ke ruang yang lain. Bentuk tata ruang ini diibaratkan seperti sebuah jalan lurus yang sebelah kanan dan kiri terdapat ruang-ruang yang memanfaatkan jalan sebagai akses utama.
84
• Grid Suatu urutan dalam satu garis dari ruang-ruang yang berulang.
• Cluster Kelompok ruang berdasarkan kedekatan hubungan atau bersamasama memanfaatkan satu ciri atau hubungan visual.
Tabel 10. Macam-macam organisasi ruang Sumber. Ching, F .(1999). Arsitektur : Bentuk, Ruang dan Tatanan
Dari berbagai macam organisasi ruang diatas maka pada asrama ini akan menggunakan bentuk cluster karena bentuk cluster dengan salah satu fungsi bangunan di tengah dapat memudahkan setiap penghuni untuk menuju ke setiap fungsi bangunan dengan fungsi bangunan paling penting diletakkan ditengah.
4.3.3
Analisa Tampak Bangunan Tampak bangunan yang digunakan adalah tampak bangunan asrama mahasiswa sesuai dengan iklim tropis. Dibawah ini adalah berbagai macam contoh tampak bangunan asrama mahasiswa dari berbagai survey yang dilakukan.
85
Foto 23. Tampak asrama UI Depok
Gambar 53. Tampak asrama Bilkent University Turki
Foto 24. T ampak asrama IPB Bogor
Tampak bangunan yang akan digunakan pada asrama ini adalah tampak bangunan tropis dengan bagian yang menghadap ke timur dan barat diberi sunshading.
86
Gambar 54. Sunshading
Tampak bangunan akan diberi sunshading pada setiap sisi bangunan berdasarkan arah matahari berikut ini.
Gambar 55. Rotasi bumi pada bulan Juni Sumber. http://po.crystal-aurora.com/index.php?page=tulisan&id=24
Karena bumi berputar sesuai rotasi bumi diatas (daerah tropis tidak terlalu berpengaruh pada kemiringan rotasi bumi pada bulan-bulan tertentu) maka Jakarta memiliki panas matahari yang lebih pada bagian utara daripada selatan, dan memiliki panas yang tidak nyaman pada bagian barat daripada bagian timur. M aka,
87
tampak bangunan untuk bagian utara, selatan, barat dan timur adalah sebagai berikut ini.
Gambar 56. Tampak timur asrama
Gambar 58. Tampak selatan asrama
Gambar 57. Tampak barat asrama
Gambar 59. Tampak utara asrama
Pemanfaatan sinar matahari pada asrama ini adalah menggunakan reflektor yang dapat memantulkan sinar matahari kedalam ruang kamar dan membantu penerangan kamar secara alami seperti pada gambar dibawah ini dengan arah pantulan cahaya matahari berupa garis merah dan dibahas lebih lanjut pada analisa pencahayaan.
88
Gambar 60. Pantulan cahaya matahari
4.3.4
Analisa Interior (Furnitur) Pada umumnya dalam satu kamar asrama terdiri dari tempat tidur, lemari pakaian dan meja belajar. Furnitur yang dipakai dalam kamar asrama ini sebaiknya furnitur yang praktis, multi fungsi dan dapat dilipat sehingga tidak banyak menggunakan ruang. Pemilihan furnitur yang praktis ini dikarenakan supaya penghuni tidak merasa sempit dengan banyaknya furnitur, dan selain itu penghuni dapat leluasa belajar bersama dengan pemakaian furnitur praktis. Dibawah ini adalah macam-macam furnitur yang dapat digunakan di kamar asrama. Tempat tidur
•
Bersifat multifungsi karena selain
89
•
•
•
Lemari Pakaian
sebagai tempat untuk tidur dapat juga sebagai tempat penyimpanan barang pada bagian bawahnya, sehingga tidak perlu menggunakan lemari lagi. Bed diatas berukuran panjang 198 cm, lebar 108 cm, dan tinggi 60 cm.
Penggunaan tempat tidur tingkat pada jenis kamar double yang bagian bawahnya digunakan sebagai meja belajar dan lemari sehingga tidak menggunakan banyak ruang. M emiliki ukuran panjang 195 cm, tinggi 179,5 cm, dan lebar 107 cm untuk masing-masing tempat tidur.
•
M udah dipindahkan dan jika tidak dipakai lagi dapat dilipat sehingga tidak banyak memakan tempat dan cocok digunakan di dalam kamar asrama. • Lemari pakaian ini memiliki ukuran panjang 68 cm, lebar 52 cm dan tingi 164 cm.
Lemari pakaian diatas selain sebagai tempat menyimpan pakaian juga dapat menyimpan barang-barang seperti buku dan keperluan lainnya pada rak di bagian sampingnya. Lemari ini memiliki ukuran panjang 100 cm, tebal 57 cm dan tinggi 177 cm.
90
M eja belajar ini selain digunakan untuk komputer dan belajar juga dapat digunakan sebagai tempat penyimpanan buku. Ukuran meja diatas adalah panjang 145 cm, tebal 65 cm dan tinggi 73 cm.
Tabel 11. Furnitur asrama Sumber. http://www.ikea.com
Dari berbagai macam jenis furnitur diatas, furnitur yang akan digunakan pada ruang asrama ini adalah furnitur tingkat. Karena furnitur ini lengkap sudah terdiri atas tempat tidur, lemari dan meja relajar dalam satu tempat sehingga tidak memakan banyak tempat, cocok untuk kamar asrama yang kecil karena praktis.
Gambar 61. Layout asrama
91
4.3.5
Analisa Sirkulasi dalam Bangunan Sirkulasi manusia pada bangunan asrama terdiri sirkulasi vertikal dan horisontal. Sirkulasi vertikal yaitu sirkulasi manusia secara vertikal dari atas kebawah dan sebaliknya, biasanya menggunakan tangga, eskalator dan lift. Sedangkan sirkulasi horisontal adalah sirkulasi manusia secara horisontal atau sejajar. Pada asrama ini menggunakan sirkulasi vertikal berupa tangga, karena jika menggunakan eskalator dan lift lebih membutuhkan banyak listrik dan selain itu bangunan empat lantai ini tidak terlalu membutuhkan lift. Untuk sirkulasi horisontalnya terdiri dari double loaded dan single loaded, double loaded berupa kamar-kamar yang berada dikanan dan kiri lorong seperti pada gambar dibawah ini.
Gambar 62. Double loaded
Single loaded adalah ruang-ruang dalam satu baris yang berada pada satu jalur disamping lorong seperti pada gambar dibawah ini.
Gambar 63. Single loaded
92
Dari kedua jenis sirkulasi horisontal diatas, asrama ini akan menggunakan double loaded dengan void ditengah karena pertimbangan lahan yang tidak terlalu luas dan juga tidak memakan banyak ruang tapak. Karena asrama ini akan dirancang hanya sampai lantai 4, maka asrama ini tidak menggunakn lift untuk sirkulasi vertikal, karena selain perawatan dan listriknya mahal pemakaian lift tidak terlalu dibutuhkan pada bangunan 4 lantai. Selain itu bangunan ini juga akan menyediakan tangga untuk darurat kebakaran. 4.3.6
Analisa Sistem Struktur dan Konstruksi 1) Pondasi Pondasi adalah salah satu bagian terpenting bangunan yang berfungsi untuk menyalurkan beban bangunan ke tanah. Untuk menentukan jenis pondasi hal yang perlu diperhtikan adalah ketinggian bangunan, struktur dan konstruksi bangunan, serta kondisi atau jenis tanah. •
Pondasi batu kali M erupakan pondasi menerus karena memiliki ukuran yang sama dan kedalaman yang sama dan dipasang dibagian bawah setiap tembok dan kolom. Pondasi ini biasa digunakan pada bangunan yang tidak tingi seperti rumah tinggal sampai 2 lantai.
•
Pondasi tiang pancang Biasanya digunakan pada bangunan tinggi. Pondasi ini terdiri dari tiangtiang pancang yang dipasang pada poer. Kedalaman tiang pancang biasanya 15 m - 20 m. Semakin besar diameter tiang maka tumpuannya semakin kuat.
93
Kekurangan pondasi ini adalah perlu memikirkan alat angkut tiang pancang ke lokasi, namun dari segi kegagalan dalam pelaksanaan tiang pancang relatif kecil dibanding tiang bor .
Gambar 64. Pondasi Tiang Pancang
•
Pondasi bore pile Pondasi ini sistemnya adalah memasukan beton bertulang kedalam tanah, dengan cara cor ditempat. Pondasi ini daya dukungnya lebih kuat dari tiang pancang tergantung dari diameter pondasi tiang bor. Kekurangan pondasi ini adalah kegagalan yang timbul lebih tinggi daripada tiang pancang dalam proses pemasangannya.
94
Gambar 65. Tiang bor
Dengan demikian, pada asrama ini akan menggunakan pondasi bore pile, karena selain lebih kuat tidak perlu mengangkut tiang-tiang pancang untuk sampai ke tujuan sehingga lebih hemat bensin karena pemasangan langsung ditempat. 2) Upper Structure Upper structure atau struktur atas terdiri dari struktur rangka dan shear wall (dinding geser). •
Struktur Rangka (rigid frame) Struktur rangka ini terdiri dari balok yang ditopang oleh kolom. Berikut dibawah ini adalah gambar unit asrama yang menggunakan struktur rangka. Kelebihannya adalah
bukaan
pada dinding dapat
banyak,
namun
kekurangannya adalah sulit dalam pengaturan furnitur karena terdapat kolom-kolom yang menonjol.
95
Gambar 66. Denah menggunakan struktur rangka
•
Shear Wall Shear wall atau yang disebut juga dinding geser keuntungannya lebih kuat dan dalam mendesain ruangan tidak sulit karena tidak ada kotak-kotak kolom yang menonjol dalam ruangan. Namun kekurangannya adalah hanya dapat memiliki bukaan yang terbatas.
Gambar 67. Denah menggunakan shear wall
Kesimpulannya pada asrama ini akan menggunakan struktur rangka karena menggunakan shear wall dapat membatasi bukaan atau jendela pada dinding. M acam rangka atap terdiri dari rangka baja ringan dan rangka kayu. Rangka baja ringan lebih mudah pemasangan karena rangkanya dapat langsung dipesan sesuai ukuran, selain itu tidak perlu menebang pohon, sedangkan rangka kayu lebih sulit pemasangannya dan dapat terkena rayap. Pada asrama ini akan menggunakan rangka baja ringan karena lebih mudah pemasangan dan mengurangi dampak perusakan lingkungan dari penebangan pohon.
96
Gambar 68. Rangka baja ringan
Gambar 69. Rangka kayu
Berikut ini adalah berbagai jenis atap yang baisa dipakai. Atap Dak beton
Kelebihan Pemasangan karena
Kekurangan
mudah Jika hujan mudah terjadi
tidak
ada kebocoran
genteng sama sekali.
Perisai
Lebih terlihat cantik
Pemasangan sulit karena memiliki
banyak
sambungan dan mudah bocor.
Pelana
Pemasangan tidak
mudah
mudah, bocor,
perawatan mudah.
Tabel 12. Macam-macam bentuk atap
97
Kesimpulannya, dari berbagai macam atap maka jenis atap yang akan digunakan adalah atap pelana karena tidak mudah bocor jika hujan dan mudah pemasangan. 4.3.7
Analisa Utilitas •
Utilitas air bersih Air bersih berasal dari air PAM yang ditampung pada reservoir bawah dan kemudian disalurkan ke reservoir atas lalu menuju ke kamar mandi, toilet, tempat cuci, sprinkler dan hydrant pada masing-masing gedung. Perhitungan air pencegah kebakaran adalah sebagai berikut berdasarkan buku Panduan Ssistem Bangunan Tinggi oleh Jimmy. S.J (2005) p.158-159 Jumlah hidran = 2 x Luas total bangunan ( 5540,4 m²) 800
= 14 unit
Kebutuhan air hidran = Jumlah hidran • 400 liter/menit • 30menit = 168.000 liter Jumlah sprinkler
= Luas total bangunan = 25
222 unit
Kebutuhan air sprinkler = 20% x Jumlah sprinkler x 18 liter/menit x 30 menit = 24.000 liter Jadi kebutuhan air untuk proteksi kebakaran adalah = 192.000 liter Kebutuhan air untuk bersih untuk kesehatan sebagai berikut berdasarkan buku Eco house 2 oleh Roaf sue (2001) adalah sebagai berikut. Untuk asrama diasumsikan 123 liter/hari, yaitu sebagai berikut M andi dua kali sehari dengan menggunakan shower : 60 liter/hari Buang air besar dua kali flush dalam sehari
: 18 liter/hari
98
Buang air kecil lima kali flush dalam sehari
: 45 liter/hari
Jadi kebutuhan air setiap orang dalam sehari
: 123 liter
Jumlah orang sekitar 500 orang, maka kebutuhan air : 123 x 500 = 61.500 liter Total kebutuhan air = 61.500 + 192.000 = 253.500 liter •
Utilitas air kotor Air kotor berupa air buangan dari kamar mandi, tempat cuci, akan dibuang menuju ke WTP lalu didaur ulang dan digunakan kembali untuk air kloset. Sedangkan air hujan akan ditampung dan diolah kembali menjadi air kloset. Untuk kotoran akan dibuang menuju ke STP kemudian disalurkan ke riol kota.
4.3.8
Analisa penghawaan Penghawaan pada ruangan terdiri dari penghawaan alami dan penghawaan buatan. Pada penghawaan alami menggunakan sirkulasi udara alami sedangkan penghawaan buatan menggunakan AC atau Air Conditioner. Pada bangunan asrama ini menggunakan penghawaan AC pada setiap kamarnya, hal ini dikarenakan daerah tersebut bising dan polusi sehingga jika mengandalkan penghawaan alami akan tidak nyaman. Penggunaan AC hanya pada waktu tertentu atau sesuai dengan kebutuhan penghuni, karena ruang-ruang tersebut akan didesain semaksimal mungkin menggunakan penghawaan alami sehingga penghuni seminimal mungkin menggunakan AC. Jenis AC yang biasa digunakan pada saat ini adalah AC Central, AC Split dan AC window.
99
AC Split -
-
AC Window
-
-
AC Central
-
-
Kelebihan AC jenis ini adalah mudah pemasangannya, pemakaian listrik lebih hemat dan jika tidak digunakan dapat dimatikan oleh pengguna. Kekurangan AC jenis ini memerlukan tempat untuk meletakkan outdoor unit.
Kelebihan AC jenis ini adalah jika tidak digunakan dapat dimatikan oleh pengguna, harga relatif lebih murah di pasaran. Kekurangan AC jenis ini listrik tidak sehemat AC jenis split, perlu menjebol dinding untuk pemasangannya. Kelebihan AC jenis ini adalah dapat diatur dari pusat, dimatikan dengan cara bersamaan. Kekurangan AC jenis ini listrik tidak sehemat AC jenis split, AC tidak bisa dimatikan jika salah satu ruangan tidak ingin menyalakan AC, pemasangan sulit karena memerlukan ruang untuk kabel-kabel AC.
Tabel 13. Macam macam jenis AC
100
Kebutuhan listrik AC sesuai dengan besar PK, semakin besar PK, semakin tinggi listrik yang dibutuhkan. AC berukuran 1 PK biasanya membutuhkan listrik dibawah 1000 watt. Berikut adalah perhitungan kebutuhan AC -
Kamar Asrama Luas kamar
=
11 m²
Tinggi Plafon =
2,8 m
Koefisien AC =
50
Kapasitas AC =
(11 m² x 2,8)/50
= -
Kamar Guest House Luas kamar
=
18,36 m²
Tinggi Plafon =
2,8 m
Koefisien AC =
50
Kapasitas AC =
(18,36 m² x 2,8)/50
= -
0,78 = 3/4 PK
1,03 = 1 PK
Ruang Pengelola Ruang kepala asrama = 9 m² (9 m² x 2,8)/50 = 0,5 = ½ PK
-
Ruang Staff Ruang staff
= 32 m²
(32 m² x 2,8)/50 = 1,8 = 2 PK
101
Berdasarkan buku Fisika Bangunan 1 (Prasasto Satwiko, Andi, Yogayakarta, 2004, p.23) dalam penghawaan alami sebaiknya terdapat tiga lubang supaya pergerakan udara dapat maksimal, ketiga lubang itu yaitu lubang atas (ventelasi atas), lubang bawah (ventelasi bawah), lubang tengah (jendela). Lubang atas untuk melepaskan udara panas akibat jendela yng ditutup dan lubang bawah untuk melepaskan udara lembab akibat lantai dibawahnya.
Gambar 70. Zona bukaan pada bangunan Sumber. Fisika Bangunan 1 p.23
Pertimbangan desain bangunan untuk menghemat energi AC menurut buku Fisika Bangunan 2 (Prasasto Satwiko, Andi, Yogayakarta, 2004, p.20) adalah sebagai berikut. •
M engorientasikan arah bangunan ke utara dan selatan. Karena jika bangunan menghadap timur dan barat pada bagian yang panjang maka sinar matahari akan banyak masuk ke dalam ruangan dan mengakibatkan kerja AC berat. Jika tidak bisa diarahkan keutara dan selatan bangunan dapat ditutupi dengan pepohonan agar tetap sejuk seperti pada gambar dibawah ini.
102
Gambar 71. Sunshading berupa tanaman Sumber. Lechner. N (2001) Heating, Cooling, Lighting p.215
Atau dapat juga dengan shading. Dibawah ini adalah berbagai macam shading berdasarkan buku Heating, Cooling, Lighting: Design Method for Architect (Norbert Lechner, John Wiley & Sons Inc New Jersey,2001)
Gambar 72. Macam-macam shading Sumber. Lechner. N (2001) Heating, Cooling, Lighting p.210
•
M enata denah bangunan dengan cara mengelompokan ruangan yang panas dan lembab (dapur dan kamar mandi) dan menambahkan exhaust fan pada ruangruang tersebut supaya sirkulasi udara lancar.
•
Pemakaian AC hanya pada ruang-ruang yang diprioritaskan seperti kamar tidur dan ruang kerja.
•
M emakai bahan bangunan bertransmitan rendah (isolator) untuk menahan panas matahari masuk ke ruangan.
103
•
M enggunakan jendela nako akan lebih baik karena udara luar yang hangat dapat masuk, sementara itu udara dalam mengalir keluar.
Dibawah ini adalah berbagai macam desain jendela berdasarkan buku Data Arsitek jilid 1 oleh Ernst Neufret p. 161
Gambar 73. Macam-macam jendela
Ketiga jendela diatas adalah jendela yang memiliki katup pembuka dan penutup diatas dan bawahnya dan akan dipergunakan pada kamar asrama sehingga sirkulasi udara dapat mengalir dengan baik. Jendela yang akan digunakan pada kamar asrama adlah jendela ketiga. Peletakkan tanaman didekat gedung juga berpengaruh pada ventelasi alami bangunan. Berdasarkan buku Heat Transfer (Environmental Control System, Heating, Cooling Lighting, M cGraw Hill, USA p.65-66) menyebutkan. •
Tanaman dapat mengakibatkan pergerakan udara melalui gedung.
•
Selama penggunaanya, tanaman dapat menambah atau mengurangi pergerakaan udara pada bangunan.
•
Tanaman dapat menyebabkan perubahan aktual arah pergerakan udara didalam bangunan.
104
Kesimpulannya pada bangunan asrama ini akan menggunakan AC pada setiap kamarnya, hal ini dikarenakan daerah yang bising dan polusi yang menimbulkan ketidaknyamanan jika hanya mengandalkan ventelasi alami, namun karena bangunan ini hemat energi, maka penggunaan AC sebisa mungkin diminimalkan seperti yang dijelaskan pada uraian diatas. Sebisa mungkin ruangan tetap nyaman tanpa menggunakan AC sehingga penghuni tidak menerus merasa harus menggunakan AC, salah satu caranya adalah menggunakan shading dan tanaman untuk mengurangi panas matahari masuk dan menggunakan bahan material yang dapat menyerap panas dengan baik. 4.3.9
Analisa Pencahayaan Pencahayaan juga terdiri dari pencahayaan buatan dan pencahyaan alami. Pencahayaan buatan menggunakan lampu, sedangkan pencahayaan alami berasal dari sinar matahari yang masuk ke dalam ruangan. Pada perancangan asrama ini sebisa mungkin memaksimalkan pencahyaan alami, karena asrama ini berusaha menghemat energi, maka penggunaan bukaan yang banyak dan pembatasan matahari panas masuk akan digunakan pada bangunan asrama ini. Pemakaian cahaya buatan seperti lampu akan dipakai pada saat pengguna gedung membutuhkannya. 1) Pencahayaan Alami Berdasarkan buku Fisika Bangunan 2 (Prasato Satwiko, Andi, 2004, p.93) menyebutkan pedoman perancangan yang perlu diperhatikan dalam memanfaatkan cahaya alami adalah sebagai berikut.
105
•
M embuat jendela selebar-lebarnya akan lebih menguntungkan daripada jendela sempit.
•
Jendela timur dan barat perlu dilindungi tirai agar panas tidak mengganggu.
•
Bila dimungkinkan bangunan diletakkan ditengah tapak agar setiap sisi mendapat cahaya masuk.
2) Pencahayaan Buatan M enurut Prasasto Satwiko dalam bukunya Fisika Bangunan 2 p.87, pada kamar asrama atau ruang tidur bersifat pribadi maka lampu biasanya untuk penerangan umum dan lampu baca didekat tempat tidur dan di meja belajar. Sebaiknya menggunakan lampu 60 watt daripada lampu 100 watt. Pada kamar mandinya sendiri sebaiknya menggunakan lampu flourescent untuk memberi kesan bersih. M enurut buku Sustainable Energy System in Architectural Design A Blueprint for Green Building (Peter Gevorkian, M cGraw Hill, USA, 2006, p.83-84) M etode mudah untuk menghemat energi dalam penggunaan lampu adalah sebaiknya menggunakan lampu fluorescent, dalam mengurangi penggunaan lampu tradisional pijar. Lampu fluorescent mengurangi penggunaan energi 75% daripada lampu pijar biasa. Sebuah lampu fluorescent 15 watt dapat mensuplai jumlah yang sama dari 60 watt lampu pijar. Kesimpulannya, bangunan asrama ini menggunakan pencahayaan alami pada siang hari dan pencahayaan buatan pada malam hari. Pada malam hari menggunakan lampu fluorescent atau lampu TL. Pada siang hari semaksimal
106
mungkin memanfaatkan cahaya matahari dengan arah cahaya matahari akan dibuat dan dipantulkan seperti pada potongan dibawah ini. Dengan begitu lorong asrama tetap dimasuki cahaya matahari.
Gambar 74. Penggunaan cahaya alami pada bangunan
4.3.10 Analisa Penggunaan Material Karena bangunan ini akan dirancang hemat energi maka bahan bangunan atau material yang digunakan adalah material tidak membuat panas ruangan sehingga kerja AC tidak berat. Dibawah ini table beberapa material dan kemampuan menyerap panasnya.
Sifat Thermal beberapa material Name of materials Hollow block concrete (1 cavity) Hollow block Burnt Clay (2 cavities) Cement Mortar Burnt Clay blok Burnt Clay Tile Concrete Tile Bamboo Woodboard (bangkirai) Woodboard (jackfruit) Plywood
K (W/mK) 1,000 0,500
C (Wh/kg K) 0,25 0,26
P (Kg/m) 1100 1000
0,930 0,500 0,800 0,120 0,100 0,200 0,070 0,130
0,29 0,20 0,24 0,24 0,76 0,58 0,79 0,75
1800 1300 1900 2000 650 900 630 500
107
Yumen (wood wool slab) Coconutfiber Asbestos cement Gypsum Air Cavity S and Earth
0,085 0,045 0,400 0,220 0,024 0,400 1,400
0,50 0,45 0,25 0,23 0,28 0,24 0,22
500 75 1600 900 1,201 1700 1300
Tabel 14. Macam-macam material Sumber. http://www.ftsp1.uii.ac.id/twiki/bin/viewfile/Main/KlasSeninJamTujuhLimaPuluh?rev=1;filename=Arie _funkeeh.doc.
Keterangan: K= conductivity C= specific heat P= density
Dinding Untuk dinding bangunan menggunakan bahan yang memiliki transmitan rendah (bersifat isolator) dan menggunakan warna cat yang cerah menurut Prasasto Satwiko dalam bukunya Fisika Bangunan 2, 2004, p21-34, sehingga suhu udara tidak panas dan tidak perlu menyalakan AC. Pada tabel diatas batu bata cukup menyerap panas sehingga cukup menurunkan suhu didalam ruangan. Pada dinding luar bangunan asrama dipasang batu alam agar panas dari luar dapat diresap dengan baik. Batu alam itu sendiri mempunyai sifat tahan terhadap cuaca dan kemampuan menyerap panas yang tinggi. Atap Untuk atapnya menggunakan genteng tanah liat karena kemampuan penyaluran panasnya rendah dan mampu menyerap panas dengan baik. Untuk rangka atapnya seperti dijelaskan sebelumnya menggunakan rangka baja ringan
108
karena dengan mengunakan baja ringan tidak perlu menebang pohon dan pemasangannya mudah. Plafon Pada langit-langit menggunakan kayu triplek karena dapat dipakai kembali ketika sudah tidak terpakai dan membuat suhu ruangan tidak terlalu panas. Lantai Untuk lantai bangunan menggunakan keramik 30cm x 30cm karena keramik dapat membuat suhu udara rendah sehingga kamar tidak terlalu panas.
4.3.11 Analisa Sistem Pencegahan Kebakaran Pada setiap bangunan perlu dipasang sistem pencegahan terhadap kebakaran tak terkecuali bangunan asrama mahasiswa ini. M enurut buku Sistem Bangunan Tinggi (Ir. Jimmy S.Juwana, M SAE, 2005, p146-150) terdapat berbagai macam alat pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran aktif. Alat-alat tersebut adalah sebagai berikut. •
Alat Penginderaan Dini (Detektor) Dengan adanya detektor maka akan mengurangi kemungkinan pengguna
bangunan yang celaka. Oleh karena itu detektor asap memberikan peringatan dini jika terdapat asap yang berasal dari api. Detektor asap merupakan alat yang diaktifkan oleh fotoelektrik atau sel ion sebagai sensornya, selanjutnya detektor ini dihubungkan dengan alarm. •
Hidran dan Selang Kebakaran
109
Hidran digunakan jika terjadi kebakaran penghuni atau pengguna gedung dapat menanggulanginya terlebih dulu sebelum api menjadi besar. Berdasarkan lokasi penempatan hidran dibagai atas: 1) Hidran Bangunan (Kotak hidran/Box Hydrant) Kotak hidran terdiri dari selang dan pemadam api ringan. Kotak ini harus ditempatkan pada jarak 35 meter satu dengan yang lainnya karena panjang selang dalm kotak hidran adalah 30 m.
Gambar 75. Kotak Hidran
2) Hidran Halaman Hidran ini ditempatkan diluar bangunan yaitu pada lokasi yang aman dari api. 3) Sprinkler Sprinkler adalah alat penyemburan air yang akan bekerja jika terdapat asap, sprinkler merupakan alat pengendali kebakaran yang baik karena dapat langsung mencegah api menjadi lebih besar. Untuk tangga kebakaran menggunakan tangga darurat kebakaran dengan jarak minimal 30 meter antara tangga. Selain tangga darurat pemakaian bahan
110
tahan kebakaran juga dipikirkan, misalnya tidak memakai material kertas, kayu, plastik dan sebagainya. Pada asrama ini akan menggunakan hidran bangunan, hidran halaman , dan sprinkler agar pengamanan terhadap bahaya kebakaran tinggi. 4.3.12 Analisa Sistem Keamanan Berdasarkan buku Sistem Bangunan Tinggi oleh Ir. Jimmy S.Juwana M SAE, 2005 p.162-164, sistem keamanan ruangan dibagi sebagai berikut. •
Dengan M enggunakan Anak Kunci Sistem keamanan ini menggunakan anak kunci pada setiap pintu yang dibuka. Biasanya menggunakan sistem master key yaitu pada sistem ini sebuah kunci dapat membuka kunci-kunci yang berada di bawah tingkatannya.
•
Tanpa Anak Kunci Sistem ini menggunakan tombol berupa angka yang ditekan sesuai kode untuk membuka pintu. Selain menggunakan tombol berangka juga dapat menggunakan kartu dengan pita magnetik. Penggunaan alat pembuka pintu lainnya adalah dengan pengendalian jarak jauh (remote sensing), sidik jari, pupil kornea mata, tapak tangan dan suara. Pada asrama ini akan menggunakan sistem tanpa anak kunci khususnya
penggunaan kartu, dengan begitu tidak sembarangan orang dapat masuk ke dalam kamar asrama. Selain itu, penggunaan kamera cctv juga diperlukan disetiap sisi bangunan asrama untuk mengkontrol kegiatan mahasiswa
111
4.3.13 Analisa Sumber Listrik Sumber listrik yang dipakai adalah berasal
dari PLN dan photovoltaic
dengan perhitungan kebutuhan listrik total seperti dibawah ini. Photovoltaic ini digunakan agar dapat memanfaatkan cahaya matahari sebagai sumber listrik sehingga tidak perlu memakai energi biasa yang semakin lama akan habis. Cara kerja photovoltaic adalah menangkap dan menyimpan sinar matahari dalam baterai yang kemudian dapat digunakan untuk peralatan elektronik. Berikut perhitungan kebutuhan listrik berdasarkan buku Panduan Sistem Bangunan Tinggi oleh Jimmy S.J (2005) p.244-246. Kebutuhan listrik untuk penerangan Untuk hunian diasumsikan = 10 watt/m² Luas total bangunan
= 5541 m²
Kebutuhan listrik untuk penerangan = 55.410 watt = 56 kW Kebutuhan listrik AC -
AC hunian asrama Berdasarkan pada perhitungan AC pada bab sebelumnya, setiap kamar menggunakan AC split ¾ PK. Untuk AC split ¾ PK membutuhkan listrik sekitar 600 Watt berdasarkan situs http://sharp-indonesia.com/id/produk/homeappliance/air-conditioner/ 230 kamar asrama x 600 watt = 138 kW
-
AC Guest House Setiap kamar guest house menggunakan AC split 1 PK seperti pada perhitungan AC pada bab sebelumnya. Untuk AC split 1 PK membutuhkan listrik sekitar
112
800 watt berdasarkan situs http://sharp-indonesia.com/id/produk/homeappliance/air-conditioner/ maka 20 kamar guest house x 800 watt = 16 kW -
AC Kantor pengelola Ruang kepala asrama menggunakan AC split ½ PK = 330 Watt = 0.33 kW Ruang staff menggunakan AC split 2 PK = 2000 Watt = 2 kW
Total kebutuhan listrik AC adalah = 156,3kW Kebutuhan listrik pompa air Seperti perhitungan pada bab sebelumnya yaitu total kebutuhan air bersih adalah 253.500 liter, maka perhitungan kebutuhan listrik untuk pompa air berdasarkan sumber buku Panduan Sistem Bangunan Tinggi oleh Jimmy S.J (2005) p.246 adalah sebagai berikut. Qmaks = c. kebutuhan air = 1,5 x 253.500 = 38.025 liter/jam = 0,6 m³/menit T 10 Tinggi angkat total = Ht = tinggi floor to floor x jumlah lantai x 1,3 = 17,16 m Daya listrik pompa adalah = 0,163 x 1,2 x Q maks x Ht x γair = η = 0,163 x 1,2 x 0,6 x 17,16 x 1 = 3,4 kW 0,6 Total Kebutuhan listrik Perkiraan total kebutuhan listrik adalah sebagai berikut Kebutuhan untuk penerangan = 56 kW Kebutuhan untuk AC
= 156,3 kW
Kebutuhan untuk pompa air
= 3,4 kW
113
Total kebutuhan listrik seluruhnya adalah = 215,7 kW Penggunaan photovoltaic untuk 20 % total pemakaian listrik. Photovoltaic akan dipasang pada bagian atap bangunan yang langsung menghadap timur atau barat agar kerjanya maksimal. . Berdasarkan situs http://sharp-indonesia.com/id/produk/photovoltaic/solarpanel-%3cbr%3end%11130t1j/details/. Solar panel dengan merk Sharp berukuran sekitar 0,67 m x 1,5 m dapat menghasilkan daya listrik sekitar 130 Watt. Sumber listrik yang berasal dari photoviltaic adalah sekitar 20% dari total kebutuhan listrik. M aka perkiraan luas photovoltaic yang diperlukan adalah sebagai berikut. 20% x 251.000 Watt = 50.200 Watt M aka perkiraan luas photovoltaic yang diperlukan diperlukan adalah 50.200 watt x 0,67 m x 1,5 m = 388 m² 130 watt
Gambar 76. Penggunaan photovoltaic
114
4.3.15 Analisa Pembuangan S ampah Sistem pembuangan sampah akan menggunakan jalar shaft sampah yang terdapat pada setiap lantai bangunan asrama. Shaft sampah ini berfungsi untuk memudahkan dalam pengumpulan sampah-sampah dari lantai paling atas sampai lantai dasar sehingga tidak perlu turun naik tangga membawa tempat sampah. Estela sampah terkumpul dilantai paling dasar maka sampah-sampah tersebut akan dikumpulkan pada bak sampah utama dan nantinya akan diangkut oleh Dinas Kebersihan setempat.
115