BAB IV ANALISA
IV.1. Analisa Lingkungan dan Tapak IV.1.1. Potensi Sekitar Tapak A. Bagian utara dan timur dari tapak terdapat Laut Jawa. Hal tersebut dapat dijadikan objek pariwisata, maka dari itu diperlukan fasilitas penunjang yang memadai.
A
Gambar 15 . Laut Jawa B. Bagian timur dari tapak terdapat dermaga, hal tersebut dapat menjadi keuntungan karena dengan dengan fasilitas yang menunjang para pengunjung hotel resort juga dapat pergi ke pulau lain (contoh pulau seribu) untuk berekreasi agar pengunjung mendapatkan alternatif yang lain, tidak hanya menginap di hotel resort ini saja. Para pengunjung juga dapat dengan mudah melakukan aktifitas memancing dengan menggunakan kapal sewaan di dermaga ini. Pihak dari hotel menyediakan bis untuk pulang dan pergi ke dermaga agar memudahkan pengunjung hotel untuk menuju dermaga karena jaraknya yang cukup jauh jika berjalan kaki.
: Jalan menuju ke dermaga
B
Gambar 16 . Dermaga
IV.1.2. Analisa Kebisingan Di bagian Barat tapak ini terdapat pabrik. Hal tersebut dapat menjadi sumber bising dalam waktu tertentu, karena pabrik tersebut tidak mengeluarkan suara bising setiap saat, tetapi dalam waktu tertentu pabrik tersebut mengeluarkan suara bising. Di bagian timur dari tapak terdapat dermaga. Hal tersebut sama juga dengan pabrik. Aktifitas kapal-kapal di dermaga tersebut tidak terlalu aktif, kapal-kapal yang ada tidak selalu dipergunakan atau lalu lalang, sehingga suara bising yang ditimbulkan tidak setiap saat tetapi dalam waktu tertentu saja. Kebisingan tersebut tidak menjadi masalah yang cukup berat karena jarak antara tapak dengan sumber bising yang jauh. Untuk lebih meredam suara yang tidak diinginkan dan menciptakan hotel resort yang tenang dan nyaman, maka diperbanyak tanaman dan disiasati dengan bentuk bangunan.
Tanaman
Pabbrik Dermagaa
Gambar 177. Pabrik dann Dermaga
IV.1.3 3. Analisa Matahari M
A Alternatif 1
Barat
Timur
Paggi
Siang – Sore
Gaambar 18. Annalisa Matahaari Alternatiff 1
D Daerah tapakk yang terkeena sinar matahari m tim mur (pagi) daan tidak terkena bayangan b baangunan cukkup banyakk, tetapi tidaak menjadi masalah karena sinar mataharri timur (paggi) itu baik. Daerah D tapakk yang terkeena sinar matahari barat (siang – sore) dan d tidak terrkena bayanngan bangunnan juga cukup baanyak. Bagiaan bangunann yang menddapat sinar matahari m baarat yang banyak, bagian b dalam m ruangannyya akan menjjadi panas.
A Alternatif 2
Barat
Timur
Paagi
Siangg – Sore
Gaambar 19. Annalisa Matahaari Alternatiff 2
B Bentuk banguunan yang berliku b – likuu membuat bayangan bangunan yang cukkup banyak baik pagi maupun siaang hari. Hal H tersebut menjadi
keuntungan bangi bangunan ini, bagian yang terkena bayangan menjadi adem dan tidak panas. Dengan menganalisa kedua alternatif di atas, yang paling baik adalah alternatif ke dua, karena bangunan banyak yang terkena bayangan, tetapi yang dipilih dalam perancangan hotel resor ini adalah alternatif pertama karena berkaitan dengan tema yang diambil dan menyesuaikan dengan bentuk tapak tersebut. Kelebihan dari alternatif ke dua juga dapat diterapkan pada alternatif pertama, dengan memberi lekukan – lekukan tanpa merubah bentuk dasar bangunan. Bangunan yang terkena sinar matahari barat dan tidak terkena bayangan bangunan disiasati dengan adanya overstek dan bentuk bangunan. Di tapak ini juga diperbanyak pohon-pohon agar terjadi micro-climate, dan untuk menghalangi sinar matahari barat masuk ke dalam bangunan, contohnya seperti pada gambar 20.
Gambar 20 . Tanaman
IV.1.4. Analisa Angin
Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah. Angin laut adalah angin yang bertiup dari arah laut ke arah darat yang umumnya terjadi pada siang hari dari pukul 09.00 sampai dengan pukul 16.00. Angin ini biasa dimanfaatkan para nelayan untuk pulang dari menangkap ikan di laut.
Bertiup dari Laut ke darat
09.00 - 16.00
Gambar 21. Angin Laut
Angin darat adalah angin yang bertiup dari arah darat ke arah laut yang umumnya terjadi pada saat malam hari dari jam 20.00 sampai dengan jam 06.00. Angin jenis ini bermanfaat bagi para nelayan untuk berangkat mencari ikan dengan perahu bertenaga angin sederhana.
Bertiup dari Darat ke laut
20.00 - 06.00
Gambar 22 . Angin Darat
Angin Laut
Angin Darat
Gambar23 . Angin dan Kebisingan
Di tapak ini terdapat 2 angin yang berhembus, yaitu angin laut dan angin darat. Kebisingan dari pabrik dan dermaga akan teredam dengan adanya kedua angin tersebut. Angin akan membawa suara bising ke arah darat dan ke arah laut.
IV.1.5. Pencapaian dan Sirkulasi Tapak Ada beberapa alternatif pencapaian dan sirkulasi tapak :
Pencapaian dan sirkulasi ke dalam tapak
Alternatif 1
OUT IN
Gambar 24. Pencapaian dan Sirkulasi ke Dalam Tapak – Alternatif ke 1
(+) Tidak terjadi crossing karena searah dengan arah jalan. (+) Sirkulasi kendaraan lebih terarah. Alternatif 2
IN OUT
Gambar 25 . Pencapaian dan Sirkulasi ke Dalam Tapak – Alternatif ke 2
(-) Terjadi crossing di luar tapak karena berlawanan dengan arah jalan.
Setelah mempertimbangkan kekurangan dan kelebihannya, dipilih alternatif 1 untuk pencapaian dan sirkulasi ke dalam tapak. Pada alternatif pertama, tidak terjadi crossing di luar tapak maupun di dalam tapak dan sirkulasi menjadi lebih terarah.
Pencapaian dan sirkulasi kendaraan servis (loading dock) ke dalam tapak.
Alternatif 1
IN OUT
Gambar 26. Pencapaian dan Sirkulasi kendaraan Servis – Alternatif ke 1
(+) Tidak terjadi crossing di dalam dan di luar tapak. (+) Sirkulasi dalam tapak terarah.
Alternatif 2
OUT IN
Gambar 27. Pencapaian dan Sirkulasi Kendaraan Servis – Alternatif ke 2
(-) Mengganggu sirkulasi pengunjung di dalam tapak. Setelah mempertimbangkan kekurangan dan kelebihannya, saya memilih alternatif 1 untuk pencapaian dan sirkulasi kendaraan service ke dalam tapak. Pada alternatif pertama, tidak terjadi crossing di luar tapak maupun di dalam tapak dan sirkulasi menjadi lebih terarah.
IV.1.6. Orientasi Bangunan Tujuannya adalah untuk menentukan arah bagi hotel resor agar mudah terlihat dengan pertimbangan pencapaian dan peraturan kawasan agar mendukung aktifitas dan fungsi hotel resort itu sendiri. kriteria-kriteria pemilihan yang mempengaruhi orientasi : 1. View yang menarik.
2. Interaksi kegiatan di dalam dan di luar tapak. 3. Pertimbangan terhadap perancangan kota yang membuat bangunan ini menjadi penanda bangi lingkungan sekitar.
Alternatif 1
Gambar 29 . Orientasi Bangunan Alternatif ke 1
(+) Bangunan mendapatkan view ke arah laut lebih banyak. (-) Bagian belakang bangunan mendapat view kearah lahan kosong dan perumahan.
Alternatif 2
Gambar 30 . Orientasi Bangunan Alternatif ke 2
(+) Lebih dari 50 % sisi bangunan mendapat view ke arah laut. (-) Bagian belakang bangunan hanya mendapatkan view ke arah perumahan dan lahan kosong saja.
Dengan menganalisa beberapa kemungkinan yang ada, dipilih alternatif pertama, karena bangunan mendapatkan view kearah laut yang banyak dan bagian yang mendapat view yang kurang bagus lebih sedikit dari alternatif ke 2.
IV.1.7. Zoning dalam Tapak Zoning dibagi menjadi 4 bagian, yaitu : 1. Publik
1 2 3 4
1. (+)Lebih terlihat jelas dari luar tapak. (+)Memiliki akses langsung ke jalan besar, karena Area publik bisa digunakan oleh semua orang. 2. (+)Memiliki akses langsung ke jalan besar (+)Sirkulasi pengunjung masih teratur. 3. (-)Area publik agak kebelakang tapak, sehingga akses keluar masuk menjadi lebih rumit. 4. (-)Area publik terlalu ke belakang, sehingga banyak pengunjung yang ingin ke area publik harus melewati area privat dan sevis terlebih dahulu, keamanan dan kenyamanan menjadi terganggu.
2. Semi Publik
1 2 3 4
1. (+)Memiliki akses langsung ke jalan besar. 2. (+)Ada privasi tersendiri karena tidak terlalu ke depan, tetapi tetap terlihat jelas dari luar tapak. (+)Memiliki akses langsung ke jalan besar. 3. (-)Area publik agak kebelakang tapak, sehingga akses keluar masuk menjadi lebih rumit. 4. (-)Area publik terlalu ke belakang, sehingga banyak pengunjung yang ingin ke area publik harus melewati area privat dan sevis terlebih dahulu, keamanan dan kenyamanan menjadi terganggu.
3. Privat
1 2 3 4
1 dan 2 (-) Kemanannya kurang baik karena diletakkan agak di depan tapak yang sering dilewati oleh semua orang yang datang ke hotel resort tersebut. (-) Lebih dekat dengan jalan raya sehingga kenyamanan dan privasi menjadi kurang. 3. (+)Diletakkan agak kebelakang tapak, sehingga Pengunjung memiliki privasi tersendiri dan keamanannya lebih terjamin. 4. (-)Area privat terlalu ke belakang, sehingga Sehingga harus melewati area servis dan itu mengganggu kenyamanan pengunjung.
4. Servis
1 2 3 4
1, 2, dan 3 . (-)Terlalu kedepan sehingga aktifitas servis dapat terlihat oleh pengunjung. Sirkulasi pengunjung dan pegawai terlihat bersama-sama. Pengunjung tidak memiliki privasi tersendiri. 4. (+)Kegiatan dan sirkulasi servis terpisah dari kegiatan pengunjung. Area servis dekat dengan loading dock.
Dipilih zoning tapak sebagai berikut :
Area Publik Semi Publik Area Privat Area Servis
Gambar 31 . Zoning dalam Tapak
IV.1.8. Penataan Ruang Luar Tujuan penataan ruang luar adalah untuk mewujudkan suatu suasana atau kesan yang mendukung kegiatan dan kebutuhan yang ada dalam bangunan. Penataan ruang luar ini terbagi atas dua, yaitu : A. Ruang Luar Aktif Merupakan ruang terbuka yang mengandung unsur-unsur kegiatan aktif manusia didalamnya, antara lain tempat duduk, pedestrian, sirkulasi kendaraan dan taman. Dalam perencanaannya, ruang luar yang ada dimanfaatkan untuk:
Parkir, jalur sirkulasi kendaraan, pedestrian dan taman.
Untuk mencukupi kebutuhan parkir motor dan mobil.
Gambar 32 . Parkir
Pedestrian digunakan untuk kenyamanan sirkulasi pejalan kaki.
Gambar 33 . Pedestrian
B. Ruang Luar Pasif Ruang hijau terbuka merupakan ruang luar terbuka yang tidak mengandung kegiatan manusia, yang memiliki fungsi sebagai berikut:
Membatasi elemen visual yang tidak diinginkan.
Pendukung penampilan bangunan.
Penghijauan, sebagian juga digunakan untuk mereduksi bising baik dan polusi dari sirkulasi sekitar tapak maupun dari sekeliling tapak dan untuk penyerapan air hujan.
Gambar 34 . Ruang Terbuka Hijau
Penataan yang dilakukan pada ruang luar pasif pada hotel resort ini dilakukan dengan cara : Elemen keras : pemakaian material berupa pengerasan. Elemen lunak : penambahan vegetasi pada tapak, selain sebagai pendukung penampilan bangunan seperti penggunaan :
Pohon-pohon besar.
Rumput untuk menutup tanah.
Tanaman hias sebagai pendukung penampilan landscape.
IV.2. Analisa Manusia IV.2.1. Pelaku dan Kegiatan Analisa kelompok pelaku dan kegiatan dalam hotel resort ini adalah sebagai berikut : Tabel 2. Pelaku dan kegiatan Pelaku Tamu menginap
Tamu tidak menginap & membership
Kegiatan ‐ Check in & check out ‐ Makan, minum, olahraga ‐ Menghadiri pernikahan, seminar, dll
‐ Mendaftar ke resepsionis atau salah satu fasilitas. ‐ Menggunakan fasilitas yang ada (restaurant, bar, olahraga, ruang serba guna, dll). ‐ Kegiatan yang berkaitan dengan kelangsungan kegiatan hotel dengan melibatkan seluruh pengelola dan karyawan hotel.
‐ Melayani kebutuhan para tamu seperti mengangkat barang-barang tamu, mencuci pakaian, menyetrika, mempersiapkan makanan dan minuman, membersikan prabot, dsb.
IV.2.2. Waktu Kegiatan Waktu kegiatan pelaku dalam hotel resort ini adalah sebagai berikut: Check in (14:00) dan check out (12:00)
Tabel 3. Waktu Kegiatan Tamu yang Menginap Kegiatan
Pagi (07:00-10:00)
Siang (12:00-15:00)
Malam (18:00-21:00)
Makan&minum Olahraga Pernikahan (weekend) Seminar (hari-hari biasa)
Tabel 4. Waktu Kegiatan Tamu yang tidak menginap dan membership
Pagi (07:00-10:00)
Siang (12:00-15:00)
Malam (18:00-21:00)
Restaurant Bar (all night) Olahraga Pernikahan (weekend) Seminar (hari-hari biasa)
Tabel 5. Waktu Kegiatan Kegiatan pengelola dan karyawan. Kegiatan
Pagi (07:00-10:00)
Siang (12:00-15:00)
Malam (18:00-21:00)
Bekerja
Tabel 6. Waktu Kegiatan Kegiatan pelayanan Kegiatan
Pagi (07:00-10:00)
Siang (12:00-15:00)
Malam (18:00-21:00)
Bekerja
IV.2.3. Alur Kegiatan • Kegiatan tamu menginap.
Check in
Check out Meninggalkan hotel
Penerimaan /receptionist
Administrasi kasir
Koridor Tangga/lift
Sirkulasi tamu
Ruang tidur
Fasilitas : Lobby, restaurant, bar, meeting,
Gambar 35 . Alur Kegiatan Tamu Hotel
• Kegiatan tamu yang tidak menginap dan membership khusus Penerimaan /receptionis
Tamu
Sirkulasi tamu
Datang
Fasilitas : Lobby, restaurant, bar, meeting, olahraga.
Gambar 36 . Alur Kegiatan Tamu yang Tidak Menginap dan Membership Khusus
• Kegiatan pelayanan (service).
Ruang presensi
Datang/pulang
Ruang ganti
Ruang kerja : Hall, restaurant, bar, olahraga, dll.
Gambar 37 . Alur Kegiatan Pelayanan (service) Bagian Depan Hotel
Room sevice
Dapur besar Masak Meracik menata
Datang/ pulang
Ruang absen
Dapur bersih Menata menghidangkan
House keeping
Mekanikal dan elektrikal
Laundry Mencuci Menjemur Setrika
Kamar hotel
Restaurant Bar Coffee
Kamar hotel Public Area
Gambar 38 . Alur Kegiatan Pelayanan (service) Bagian Belakang Hotel
• Kegiatan pengelola.
Datang/ pulang
Kantor
Kontrol hotel
Gambar 39 . Alur Kegiatan Pengelola Hotel
IV.2.4. Hubungan Antar Ruang Pola hubungan ruang dibedakan atas pelaku, yaitu : • Tamu hotel
Front Office Kamar tidur Main Entrance
Area Parkir
Lobby hotel
Restaurant Bar & Coffe shop Lounge Ruang serba guna Poliklinik
Gambar 40 . Pola Hubungan Ruang Tamu Hotel
• Staff atau pengelola Administrasi Entrance
Parkir
Timekeeper Ruang kerja
Ruang penyimpanan
Gambar 41 .Pola Hubungan Ruang Pengelola
• Karyawan Administrasi Entrance
Parkir
Timekeeper Loker Ruang layanan
Gambar 42 . Pola Hubungan Ruang Karyawan
Sevice Entrance
Ruang penerimaan
Gudang
Gambar 43. Pola Hubungan Ruang Barang
IV.3. Analisa Bangunan IV.3.1. Sistem Masa Bangunan Penerapan jenis masa bangunan terbagi menjadi 2 jenis, yaitu : Jenis masa bangunan tunggal Gambar 44. Masa Bangunan Tunggal
Jenis masa bangunan majemuk Gambar 45. Masa Bangunan Majemuk
(+)Masing – masing aktifitas berdiri sendiri (+)Membentuk ruang terbuka yang saling berinteraksi dengan tata letak masa (+)Baik untuk faktor pengudaraan dan pencahayaan alami
(‐)Membutuhkan lahan yang relatif luas (‐)Kegiatannya menyebar, sirkulasi relatif lebih luas (‐)Mahal dalam perawatan bangunan karena lebih dari 1 masa
Dalam menentukan jenis masa bangunan terdapat beberapa hal yang menjadi pertimbangan, yaitu : 1) Pertimbangan terhadap fungsi bangunan dan tuntunan aktifitas. 2) Pertimbangan terhadap kesan visual yang ingin ditampilkan dalam bangunan. 3) Pertimbangan terhadap hubungan antar kegiatan. 4) Pertimbangan terhadap konsep dan tema perancangan pada bangunan hotel resort ini. Pada perancangan hotel resort ini dipilih jenis masa bangunan tunggal karena beberapa pertimbangan sebagai berikut : Memudahkan dalam pengawasan keamanan. Aktivitas yang terpusat jadi memudahkan sirkulasi. Mengoptimalkan lahan terbuka dan area publik. IV.3.2. Bentuk Dasar Bangunan Persegi
(+)Penempatan ruang – ruang menjadi lebih mudah (+)Bentuk statis dan sesuai dengan karakteristik
hotel (+)Bentuknya dinamis dan kokoh (-)Bentuknya yang monoton Segitiga
(+)Mampu menahan beban angin di sudut – sudutnya (+)Bentuk stabil dan tahan gempa (+)Mampu menahan beban gempa dibandingkan bentuk yang lainnya
Lingkaran
(-)layout interior menjadi kurang efisien
(+)Mampu menahan beban angin dari segala arah (+)Bentuk hotel lebih halus dan tidak kaku (+)Relatif indah dalam estetika (-)layout interior menjadi kurang efisien
Free Form
(+)Bentuknya tidak monoton dan menarik (-)Penempatan ruang – ruang menjadi lebih sulit (-)Membutuhkan tingkat ketelitian yang lebih saat pengerjaannya Tabel 7. Bentuk Dasar Bangunan
Bentuk bangunan yang akan dirancang adalah : Bentuk dasar bangunan hotel resort ini adalah persegi karena
bentuknya
yang
kokoh,
dinamis
dan
memudahkan dalam penempatan ruang – ruang.
Dengan melihat kebutuhan ruang yang ada dan alur kegiatan di hotel resort ini, maka dari itu bentuk persegi ditranformasikan menjadi bentuk persegi panjang.
Dengan melihat kekurangan dan kelebihan dari masuk – masing bentuk maka ditetapkan bahwa adanya +
penggabungan dari bentuk persegi panjang dan segitiga. Masing – masing bentuk diambil kelebihan – kelebihannya.
=
Transformasi
selanjutnya
adalah
gabungan dari bentuk –bentuk disamping.
Menyesuaikan “Penerapan
dengan Teknologi
topik
dan
Struktur
tema Beton
yaitu untuk
Menciptakan Bentuk Metafora”, karena hotel resort ini terletak di dekat laut dan di kawasan tersebut terdapat banyak kapal, maka bentuk bangunan hotel resort ini terinspirasi dari bentuk kapal pesiar. Transformasi selanjutnya adalah bentuk kapal pesiar. Tabel 8 . Bentuk Dasar Bangunan Hotel Resort
IV.3.3. Program Ruang
Tabel 9. Area Publik Area Publik No Ruang
Luas yang dibutuhkan Pendekatan
1 2
Main Lobby Lobby Lounge
TSS 0,93 M2/Kamar TSS 0,54 M2/Kamar
Perhitungan 0,93 x 252 Kamar = 234,36 M2 0,54 x 252 = 136,08 M2
Luas (M2) 234,36 136,08
3 4 5 6 7
Front Office Lost and Found Resepsionis ATM Publik Toilet
TSS 0,09 M2/Kamar NAD Minimal 18 M2 TSS 0,09 M2/Kamar Asumsi 4 M2/Unit NMHB : Toilet Luasan 1 km/wc = 2,4 m2 1 Wastafel = 1,35 M2 1 Urinoir = 0,9 M2
Asumsi 3 buah
Tabel 10. & Area Rental & Concession Area Rental Concession No Ruang
1
Bar and Lounge
2
Caffe Shop
3
Travel & Airline Agents Beauty Salon
4
Japanese Restaurant
22,68 18 22,68 24 175,95
633,75 190,125 823,875
Luas yang dibutuhkan
Pendekatan TSS Ruang duduk 0,65 M2/orang Counter 15% R.duduk NAD Pantry 23% R.duduk SB Ruang Kontrol = 3 x 4 Asumsi orang TSS Ruang duduk 0,65 M2/orang Counter 15% R.duduk NAD Pantry 23% R.duduk Bakery Shop = 24 M2 Asumsi Kasir = 6 M2 Asumsi 200 orang SB 4 x 6
Perhitungan 0,65 x 75 = 48,75 M2 15% x 48,75 = 7,3 M2 23% x 48,75 = 11,2 M2 12 M2 Panggung = 15 M2 0,65 x 200 = 130 M2 15% x 32,5 = 4,9 M2 23% x 32,5 = 7,5 M2 24 M2 6 M2
TSS 0,14 M2/kamar
0,14 x 252 = 35,42 M2 Sub Total Luas Sirkulasi 30 % Total
Tabel 11. Area Restoran Area Restoran No Ruang
1
0,09 x 252 = 22,68 M2 18 M2 0,09 x 252 = 22,68 M2 4 M2 x 6 = 24 M2 Pria : (4 x 2,4) + (6 x 1,35) + (5 x 0,9) = M2 Wanita : 22.2 M2 (9 x 2,4) + (11 x 1,35) = 36,45 M2 Total = 58,65 M2 x 3 Total area publik Sirkulasi 30% Total
(4 x 6) x 2 = 48 M2
Luas (M2) 94,25
172,4
48 35,42 350,07 105,021 455,091
Luas yang dibutuhkan
Pendekatan TSS R.duduk 1,3 M2/orang Counter 15% R.duduk Dapur 20% R.duduk Pantry 14% Dapur
Perhitungan 1,3 x 110 = 143 M2 15% x 143 = 21,45 M2 20% x 143 = 28,6 M2 14% x 28,6 = 4,004
Luas (M2) 197,054
2
Chinese Restaurant
Asumsi 110 orang TSS R.duduk 1,3 M2/orang Counter 15% R.duduk Dapur 20% R.duduk Pantry 14% Dapur Asumsi 150 orang
1,3 x 150 = 195 M2 15% x 195 = 29,25 M2 20% x 195 = 39 M2 14% x 39 = 5,46 Sub Total Luas Sirkulasi 30 % Total
Tabel 12. Area Meeting Area Meeting No Ruang
2
Ruang Serba Guna
Ruang Konferens i
Perhitungan
Luasan Ruang Kapasitas 450 (P.E.P.M) 1 orang membutuhkan 0,9 1,8 M2 (P.E.P.M) Luas panggung min 81 M2
Luas R.serba guna 450 x 1,5 = 675 M2
L.Panggung = 81 M2
Yang bersifat Pribadi
(2 x 50) x 2 = 200 M2
Tabel 13. Area Hotel Hotel No Ruang
2
3 4
Hotel
Traditional Javanese Massage Sauna R.Ganti
Luas (M2) 756
200
NAD 2 M2/orang Asumsi 50 orang Sub Total Area Meeting Sirkulasi 50 % Total
1
465,764 139,73 605,494
Luas yang dibutuhkan Pendekatan
1
268,71
956 478 1434
Luas yang dibutuhkan
Pendekatan SR Standart room = 34 M2 (216 kamar) Deluxe room = 68 M2(24 kamar) Suite room = 102 M2(12 kamar) Storage 3 x 3
Perhitungan 34 x 216 = 7344 M2 24 x 68 = 1632 M2
Luas (M2) 10209
12 x 102 = 1224 9 M2
GMH 3m x 5m (terdapat 8 unit)
(3 x 5) x 8 = 120 M2
TSS 0,14 M2/kamar TSS 2,4 M2/unit (terdapat 10 unit)
0,14 x 252 = 35,28 M2 2,4 x 6 = 14,4 M2
120
35,28 14,4
5 6 7 8
R.Bilas Loker Receptionis Fitness Center
TSS 1,16 M2/unit (terdapat 10 unit) SPS Loker 50 M TSS 0,09 M2/kamar NAD 5 x 15 = 75 M2 (pakai alat) 1/3 x 75 = 25 M2 (senam) Toilet/R.Ganti = 2 x 9 Gudang = 10 M2 Loker = 50 M2
1,16 x 16 = 18,56 M2 50 M2 0,09 x 252 = 22,68 M2 R.Pakai alat = 75 M2 R.Tanpa alat = 25 M2 18 M2 10 M2 15 M2 Sub Total Area Hotel Sirkulasi 15 % Total
18,56 50 22,68 143
10612,92 1591,938 12204,858
Tabel 14 . Area Kolam Renang Area Kolam Renang No
1
3
Ruang
Kolam Renang
4
Ruang Life Guard Ruang P3K
6
Loker
Luas yang dibutuhkan Pendekatan NMHB Ukuran min kolam = (12,5 x 25) M2 Min kedalaman = 0,9 - 2 M Kolam renang anak-anak = 40% kolam renang Toilet = 35 M2 D and P of S P by J D Luas min 4 M2/ruang D and P of S P by J D Luas min 10 - 12 M2 (ditentukan 12 M2 Ditentukan 12 M2
Perhitungan Kolam renang dewasa = 20 x 25 = 500 M2
Luas (M2) 735
Kolam anak-anak = 40% x 500 = 200 M2 35 M2 4 12 M2
4 12
12 M2
12
Sub Total Area Kolam Renang Sirkulasi 30 % Total
763 228,9 991,9
Area Tabel 15. Area Lapangan Lapangan No
1
Ruang
Lapangan Tenis Ground
Luas yang dibutuhkan Pendekatan
Perhitungan
NAD luas 1 lapangan tenis = 18 x 36 Close Play Ground (SL = 150 M2)
18 x 36 = 648 M2 150 M2 Sub Total Area Lapangan
Luas (M2) 648 150 798
Sirkulasi 50 % Total
399 1197
Area Tabel 16. Area Administrasi Administrasi No
Ruang
Luas yang dibutuhkan Perhitungan 30,2 x 1 orang = 30,2 M2
Luas (M2) 30,2
2
General Manager Manager
Pendekatan AND 30,2 M2/orang AND 30,2 M2/orang
30,2 x 1 orang = 30,2 M2
30,2
3 4
Asistensi G M Sekretaris
AND 20 M2/orang AND 16 M2/orang
5
R.Accounting
AND Kepala = 9,3 M2/orang
20 x 1 orang = 20 M2 16 x 1 orang = 16 M2 Asumsi 1 orng = 9,3 x 1 = 9,3 M2 Asumsi 1 orng = 6,7 x 1 = 6,7 M2 Asumsi 4 orng = 4,46 x 4 = 17,84 M2 Asumsi 1 orng = 9,3 x 1 = 9,3 M2 Asumsi 1 orng = 6,7 x 1 = 6,7 M2 Asumsi 4 orng = 4,46 x 4 = 17,84 M2 Asumsi 1 orng = 9,3 x 1 = 9,3 M2 Asumsi 1 orng = 6,7 x 1 = 6,7 M2 Asumsi 4 orng = 4,46 x 4 = 17,84 M2 Asumsi 30 orang (30 : 15) x 45 = 90 M2 16 M2 9 M2 9 M2 Sub Total Administrasi Area Sirkulasi 15 % Total
1
Sekretaris = 6,7 M2/orang Staff = 4,46 M2/orang 6
R.Sales dan Marketing
AND Kepala = 9,3 M2/orang Sekretaris = 6,7 M2/orang Staff = 4,46 M2/orang
7
R.Publik
AND Kepala = 9,3 M2/orang
Relation
Sekretaris = 6,7 M2/orang
8
R.Meeting
Staff = 4,46 M2/orang AND 45 M2/15 orang
9 10 11
R.Duduk R.Arsip Gudang
SB 4 x 4 SB 3 x 3 SB 3 x 3
20 16 33,84
33,84
33,84
90 16 9 9 381,92 57,288 439,208
Tabel 17. Area Purchasing Area Purchasing No 1
Ruang Linen dan
Pendekatan TSS 0,4 M2/kamar
Luas yang dibutuhkan Perhitungan 0,4 M2 x 252 kamar = 100,8 M2
Luas (M2) 100,8
2
Sewing Loundry, soiled dan valend room
0,63 M2/kamar 0,09 M2/kamar
0,63 x 252 kamar = 158,76 M2 0,09 x 252 kamar = 22,68 M2 Sub Total Sirkulasi 15 % Total
181,44 282,24 42,336 324,576
Tabel 18. Area House Keeping Area House Keeping No
1 2 3 4 5 6 7 8
Ruang
Toilet + loker + R.Ganti R.Ibadah Room Boy Station Room Service Time Keeper Garbage Room Trash Room R.Makan + Kantin
Luas yang dibutuhkan Pendekatan TSS 0,09 M2/kamar
Perhitungan 0,09 x 252 kamar = 22,68 M2
Luas (M2) 22,68
TSS 0,09 M2/kamar TSS 0,09 M2/kamar 1 Room Boy/40 kamar TSS 0,09 M2/kamar TSS 0,09 M2/kamar TSS 0,09 M2/kamar TSS 0,09 M2/kamar TSS 1,62 M2/kursi Asumsi 30 kursi
0,09 x 252 kamar = 22,68 M2 0,09 x 252 kamar = 22,68 M2
22,68 22,68
0,09 x 252 kamar = 22,68 M2 0,09 x 252 kamar = 22,68 M2 0,09 x 252 kamar = 22,68 M2 0,09 x 252 kamar = 22,68 M2 1,62 x 30 kursi = 48,6 M2
22,68 22,68 22,68 22,68 48,6
Sub Total Sirkulasi 15 % Total
207,36 31,104 238,464
Tabel 19. Area ME Area ME No 1 2 3 4 5
Ruang R. Genset R. Tandon dan Pompa R. Panil R. Trafo R. Gardu PLN
Pendekatan SB 100 M2 SB 100 M2 SB 6 M2 SB 20 M2 SB Min 30 M2
Luas yang dibutuhkan Perhitungan 100 M2 100 M2 6 M2 20 M2 30 M2 Sub Total Sirkulasi 15 % Total
Luas (M2) 100 100 6 20 30 256 38,4 294,4
Tabel 20. Area Parkir Area Parkir No
Ruang Pendekatan
Luas yang dibutuhkan Perhitungan
Luas
(M2) Asumsi = 264 kamar Parkir untuk hotel = 1:5 (25 M2 = sudah termasuk sirkulasi)
1
Parkir Tamu Hotel
2 3
Parkir Staff Parkir Motor
Asumsi 30 mobil 120 motor Asumsi 60 motor AD 1 motor 1 x 2 = 2 M2 = 3 M2(sirkulasi 50%)
4
Parkir Bis
AD 1 bis wisata 3,5 x 12 = 42 M2 Asumsi 2 bis
5
Fasilitas (ruang serba guna)
450 orang : 2 = 225 mobil
252 kamar : 5 = 51 mobil 51 x 25 =1275 M2
1275
30 x 25 = 750 M2 120 x 3 = 360 M2 60 x 3 = 180 M2
1110 180
42 x 2 = 84 M2 = 126 (termasuk sirkulasi 50%)
126
225 mobil x 25
5625 Total
TabelKeseluruhan 21. Total Keseluruhan Total Luasan No Ruang 1 Area Publik 2 Area Rental & Concession 3 Area Restoran 4 Area Meeting 5 Area Hotel 6 Area Kolam Renang 7 Area Lapangan 8 Area Administrasi 9 Area Purchasing 10 Area House Keeping 11 Area ME 12 Area Parkir Total
Luas(M2) 823,875 455,091 605,494 1434 12.204,858 991,9 1197 439,208 324,576 238,464 294,4 8316 27.324,866
Keterangan : AD
: Architecture Data.
AND
: Architecture Neufert Data.
8316
DandPofSP
: Design and Planning of Swimming Pool by John
Dawes. HBofSandRBD
: Hand Book of Sport and Recreational Building
Design, John Germint 1981. NAD
: Neufert Architecture Data.
NMHB
: New Metric Hand Book.
P,EDM
: Planning, Edward D. Mills.
SB
: Studi Banding
SR
: studi Ruang.
TSS
: Time Saver Standart.
TSSforBT
: Time Sever Standart for Building Types.
IV.3.4. Sirkulasi ke Dalam Bangunan Sirkulasi Horizontal Ditinjau dari pelaku kegiatan, ada beberapa analisa : 1) Sirkulasi pengunjung. a. Memperhatikan kejelasan arah. b. Sirkulasi mengalir, sehingga ketika orang mencari kamar atau fasilitas hotel menjadi lebih mudah. c. Memperhatikan besaran koridor sehingga menjamin kenyamanan gerak. d. Sirkulasi antar ruang yang jelas, sehingga pengunjung tau harus mencari ruang yang diinginkan dengan baik.
2) Sirkulasi pengelola. a. Dibuat untuk tidak mengganggu sirkulasi pengunjung ketika melakukan kegiatan sesuai pekerjaannya. b. Memudahkan dalam pelayanan terhadap pengunjung ketika diminta untuk membantu dibagian yang diinginkan pengunjung.
Sirkulasi horizontal mempunyai beberapa jenis, yaitu : Jenis Koridor Single Loaded
Kelebihan
Kekurangan
• Koridor mendapat cahaya alami • Koridor dapat menjadi suatu estetika tersendiri
• Persentase sirkulasi bangunan lebih besar • Bentuk banguan menjadi tipis dan panjang • Tidak mendapat cahaya alami
• Persentase sirkulasi bangunan lebih kecil • Bentuk bangunan menjadi lebih tebal dan stabil Centralized/terpusat • Akses ke core • lebih mudah • Bangunan dapat • berbentuk persegi, segitiga, atau lingkaran. Tabel 22. Jenis-jenis koridor Double Loaded
Tidak mendapat cahaya alami Persentase sirkulasi bangunan lebih besar
Jenis sirkulasi horizontal yang dipakai dalam bangunan hotel resort ini adalah double loaded, karena setelah melakukan beberapa analisa seperti analisa masa bangunan, program ruang, organisasi ruang dan sebagainya,
sirkulasi double loaded ini adalah pilihan yang terbaik, selain persentase sirkulasi bangunan lebih kecil, bangunan menjadi lebih tebal dan stabil.
Sirkulasi Vertikal Terdapat 2 tipe sirkulasi vertikal di dalam bangunan, yaitu dengan menggunakan lift dan tangga. Kedua sirkulasi tersebut akan digunakan dalam perancangan hotel resort ini dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut :
Lift 9 Perkiraan jumlah lantai adalah 11 lantai. 9 Diperlukan untuk sirkulasi dari satu lantai ke lantai lainnya. 9 Memudahkan pencapaian menuju lantai yang diinginkan dengan waktu yang cepat. Lift merupakan sebuah mesin yang bekerja secara vertikal yang
bertujuan sebagai alat penghubung antar lantai dalam sebuah bangunan. Lift biasa digunakan pada bangunan di atas 5 lantai karena lebih efektif dalam waktu tempuh apabila dibandingkan dengan sirkulasi lain seperti tangga dan eskalator. Umumnya lift dibedakan menjadi 2jenis, yaitu lift penumpang dan lift barang. Perhitungan perkiraan kebutuhan lift : Diketahui : h = 4 m s = 2 m/detik. n = 11 lantai. m = 20 orang
PB = 50 P = 0,5% T = (2h + 4s) (h - 1) + s (3m + 4) s = (2 . 4 + 4 . 2) (4 – 1) + 3 (3 . 20 + 4) 2 = 120 detik N = L netto . n . P . T 300 . PB . m = 17,969,132 . 11 . 0,05 . 120 = 1.185.962,71 300 . 50 . 20 = 3,95 = 4 lift
Untuk hotel dapat digunakan dengan pertimbangan klasifikasi hotel, dan hal-hal sebagai berikut: 1) Untuk setiap 100 kamar perlu disediakan satu lift barang. 2) Untuk pelayanan yang memuaskan setiap 75 kamar dilayani oleh satu lift. 3) Kapasitas lift yang digunakan minimal untuk 16 orang. 4) Lift yang digunakan harus mampu mengangkut barang bawaan tamu yang berat (koper atau meja saji makanan). 5) Ruang kamar tidak boleh berdekatan dengan ruang mesin lift.
M Maka kebutuhhan lift adallah sebanyakk 4 unit, ditaambah 2 uniit barang untuk kepeerluan servis. Total lift addalah 6 unit..
Gambar 522 . Lift
Tangga - Sebagai sirkulasi peendukung keetika sirkulaasi utama (liift) tidak bekerja. - Sebagai sirkulasi anntar lantai sellain lift. - Sebagai sirkulasi daarurat (tangga darurat)
G Gambar 53. Tangga Ta Darurat
e : Peenggunaan eskalator
-
Sepasang eskalator beratur tunggal cocok untuk luas lantai 10.000 m².
-
Sepasang eskalator beralur ganda cocok untuk luas lantai 20.000 m².
Gambar 54 . Eskalator
IV.3.5. Modul dan Struktur Bangunan Bangunan hotel resort ini mempunyai modul 0,3 m.
Struktur Bawah
No Jenis Pondasi Kelebihan 1 Pondasi dangkal > Pelaksanaannya mudah a) Pondasi lajur > Tidak membutuhkan b) Pondasi peralatan khusus.
Kekurangan > Hanya untuk bangunan sampai bertingkat 4
setempat
> Tidak menimbulkan getaran
Pondasi tiang 2 pancang
> Pekerjaannya cepat > Kemampuan dalam
menahan gaya vertikal
Pondasi bored 3 pile
> Tidak menimbulkan getaran > Diameternya lebih besar sehingga daya dukung tiap
tiang jauh lebih besar > cocok untuk segala jenis tanah
4 Pondasi rakit
> Banyak terjadi sambungan sehingga berbahaya bila sambungan tidak dikerjakan secara teliti > Bunyi pekerjaan yang bising dan terjadi getaran > Pekerjaaannya lama > Biaya yang lebih besar tanah tinggi, karena berbahaya ketika pengecoran
> Boros dalam pemakaian > Memiliki kelebihan dalam bahan menahan gempa > Pelaksanaan sulit > Ruang pada pondasi bisa > Pemakaian bahan boros dibuat sebagai basement > Pelaksanaan tidak bising Tabel 23 . Jenis-Jenis Pondasi
Tanah tapak yang diambil adalah tanah reklamasi, sehingga tanahnya lembek, untuk menemukan tanah keras diperlukan kedalaman yang sangat dalam. Dari perbandingan di atas, maka pondasi yang digunakan pada hotel resort ini adalah pondasi ting pancang. Kemampuannya menahan gaya vertikal dan bisa mencapai kedalaman tertentu membuat pondasi tiang pancang ini cocok digunakan di bangunan hotel resor ini apalagi bangunan hotel ini adalah bangunan bertingkat tinggi.
Struktur Atas Struktur untuk menahan lantai dibantu oleh kolom dan plat lantai cor beton yang menggunakan bahan beton bertulang. Atapnya memakai struktur cor beton bertulang.
IV.3.6. Teknologi Dalam konstruksi, beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi aggregat dan pengikat semen. Bentuk paling umum dari beton adalah beton semen Portland, yang terdiri dari agregat mineral (biasanya kerikil dan pasir), semen dan air. Biasanya dipercayai bahwa beton mengering setelah pencampuran dan peletakan. Sebenarnya, beton tidak menjadi padat karena air menguap, tetapi semen berhidrasi, mengelem komponen lainnya bersama dan akhirnya membentuk material seperti-batu. Beton digunakan untuk membuat perkerasan jalan, struktur bangunan, fondasi, jalan, jembatan penyeberangan, struktur parkiran, dasar untuk pagar/gerbang, dan semen dalam bata atau tembok blok. Nama lama untuk beton adalah batu cair.
Kelebihan : a. Dapat dengan mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan konstruksi. b. Mampu memikul beban yang berat. c. Tahan terhadap temperatur yang tinggi
d. Biaya perawatan yang rendah. e. Tahan terhadap pengkaratan/pembusukan oleh kondisi alam.
Kekurangan : a. Bentuk yang telah dibuat sulit untuk diubah. b. Lemah terhadap Kuat tarik. c. Mempunyai bobot yang Berat. d. Daya pantul suara yang besar e. Pelaksanaan pekerjaan membutuhkan ketelitian yang tinggi.
Bangunan ini menggunakan teknologi struktur beton, jadi saya dapat membuat bentuk-bentuk yang ekspresif dengan menggunakan struktur Benton ini.
Gambar 55. Titanic Hotel
G Gambar 56 . Miracle M Hotell
7. Material Bangunan B IV.3.7 Maaterial banggunan pada hotel resorrt ini dibagii menjadi beberapa b bagian, yaitu : 3
2
1
Gambar 57. Contoh Maaterial Banguunan - Kamarr Tidur
1) Lantaii (dicor, betoon bertulangg) : Karena hotel ini hootel bintang 4 maka materiial lantainya adalah grannit dan marm mer.
Gambar 58. Granit, Marmer, dan Karpet.
Granit Kelebihan: • Ukurannya bisa lebih dari 60x60 cm bahkan bisa mencapai 100 x 100 cm. Dan tidak gampang melenting. • Pada bagian sambungan natnya tidak terlalu lebar sehingga granit lebih terlihat mewah dan terlihat menyatu. • Tidak memerlukan bahan khusus untuk pemasangannnya.
Kekurangan: • Apabila kualitas granitnya kurang bagus, apabila terkena kotoran seperti • tinta, cat dan kopi, susah dibersihkan dan hampir tidak bisa dibersihkan. • Memerlukan perawatan ekstra dibandingkan dengan keramik, karena mudah kusam. • Dalam tahap pengerjaan pemotongan memerlukan pisau khusus karena keras dan tebal. • Biayanya lebih mahal dibandingkan keramik.
• Apalagi apabila menggunakan ukurannya yang besar, karena untuk pembelian granit harus 1 dus. • Warnanya tidak bisa sama. Contohnya: apabila membeli granit sebaiknya langsung dihitung dengan kelebihannya karena apabila ada kekurangan warnanya tidak bisa sama. Yang menyebabkan tidak sama adalah proses pembakarannya. • Varian bisa dop atau glossy, tapi untuk warna dan corak terbatas.
Marmer Kelebihan: • Ukurannya tidak terbatas. Dan tidak gampang melenting. • Pada bagian sambungan natnya bisa lebih kecil dari granit lebih terlihat mewah dan terlihat lebih menyatu setelah dipoles. • Dengan ukurannya yang lebih besar ruangan jadi tampak terlihat lebih luas.
Kekurangan: • Marmer susah dibersihkan apabila terkena kotoran seperti tinta, cat dan kopi. • Memerlukan perawatan ekstra dibandingkan dengan keramik, karena mudah kusam. Setelah kusam harus dipoles lagi.
• Dalam tahap pengerjaan pemotongan memerlukan pisau khusus karena keras dan tebal dan lebih rumit dibandingkan dengan keramik dan granit, karena setelah dipasang marmer harus dipoles lagi. • Biayanya lebih mahal dibandingkan keramik dan granit karena proses pembuatan dan pengambilan dari sumbernya memakan waktu dan nyawa. (banyak kasus tukang yang meninggal tertindih marmer karena dengan ukurannya yang sangat besar jadi mempunyai berat yang sangat berat. • Warnanya tidak bisa sama karena bergantung pada alam. (sumber gunung batu yang diambil) • Memerlukan bahan khusus untuk pemasangannnya.
Karpet Kelebihan : • Gampang bersihkan dan cepat (tinggal semprot sama gosok)
Kekurangan : • Lembab dan bau utk burung yang sering dikerodong • Harus rajin bersihkan terutama utk karpet yang diketakkan di atas alas jeruji. (bikin pangkringan kotor)
2) Dinding (bata, tulangan besi, dan dicor) : Ada yang dicat, ada yang menggunakan wallpaper, ada yang dari kaca, ada yang dilapisi dengan marmer, ada yang dilapisi dengan kayu dan material lainnya.
Gambar 59. Wallpaper
Wallpaper Kelebihan : • Mempunyai banyak motif dan warna • Menjadikan ruangan menjadi lebih elegan • Menutup dinding yang retak rambut
Kekurangan : • Tidak bisa dipasang pada dinding luar • Tidak tahan terhadap dinding yang lembab • Dinding yang retak melebar, sering tidak ketahuan
Kayu Kelebihan :
• Bahan Alami A yang dapat d diperbbaharui • Kuat tarrik yang ting ggi • Dapat dibuat d dengann berbagai macam m desain dan warnaa. • Memberri efek hanga at. • Bahan penyekat p yanng baik padaa perubahan suhu di luar rumah. • Dapat meredam m suaara.
Kekuranggan : • Mudah menyerap m aiir. • Mudah mengalami m k kembang-su usut • Kurang tahan terhad dap pengaruhh cuaca. • Rentan terhadap t rayyap.
3) Plafonnd (gypsum) : Dicat.
Gambaar 60. Plafondd Gypsum
Plafond gypsum g : Kelebihann :
• Finishin ng akan terlihhat rapi dan mudah di beentuk : drop,, cuve, domee dll • Terdapa at rises atau tempat untuuk compoun pada sambuungan sehinngga bisa
benar-beenar flat / daatar • Tidak mudah m muai karena k perbeedaan suhu yang y extrem me • Peredam m kebisingann suara sertta peredam panas yangg berasal daari sinar
mataharri yang menggenai atap
Kekuranggan : • Tidak ta ahan air
4) Materiial eksterior bangunannyya kebanyakan dari betonn dan kaca.
Gambaar 61. Beton dan d Kaca
Beton Kelebihann : • Dapat dengan d mudaah dibentuk sesuai s dengaan kebutuhann konstruksi. • Mampu memikul beeban yang beerat. • Tahan teerhadap tem mperatur yangg tinggi • Biaya perawatan yaang rendah.
• Tahan terhadap pengkaratan/pembusukan oleh kondisi alam.
Kekurangan : • Bentuk yang telah dibuat sulit untuk diubah. • Lemah terhadap Kuat tarik. • Mempunyai bobot yang Berat. • Daya pantul suara yang besar • Pelaksanaan pekerjaan membutuhkan ketelitian yang tinggi.
Kaca Kelebihan : • Ringan • Tipis • Tembus pandang dan berkesan modern • Kaca kelongsong di gedung memenuhi kebutuhan fungsional pencahayaan, retensi panas dan hemat energi • Kaca tidak berkarat • Kaca tidak membiarkan air untuk melewatinya • Kaca dapat dibuat menjadi berbagai bentuk atau ukuran
Kekurangan : • Sifatnya yang getas
• Mahal • Pengunaan kaca juga meningkatkan biaya keamanan • Tidak aman untuk daerah gempa • Biaya pemeliharaan lebih • Mudah rusak
IV.3.8. Sistem Utilitas Listrik Sumber daya listrik berasal dari PLN dengan penurunan tegangan di traffo dan didistribusikan mealui panel utama dan sub panel. Jaringan listrik PLN memiliki keuntungan sebagai berikut: - Praktis - Tidak memerlukan perawatan khusus. Dengan
mempertimbangkan
terhadap
faktor
kenyamanan
penghuni yang merupakan faktor utama dalam bangunan apartemen ini, maka kemungkingan terputusnya aliran dari PLN perlu diperhitungkan sehingga dicapai suatu cara penyelesaian sebagai berikut: - Menggunakan generator set yang dapat menghasilkan aliran listrik secara kontinou dan memiliki kapasitas daya sebesar 100 % dari daya yang dihasilkan PLN.
- Automatic Main Panel, yang bekerja secara otomatis mengalihkan sumber daya kepada genrator set pada saat aliran listrik dari PLN terputus. - Uninterrupted Power Supply yang langsung bekerja saat aliran PLN terputus dengan menggantikannya engan batterai. UPS ini berguna bagi kepentingan vital yang tidak boleh terganggu dalam keadaan apapun sekalipun aliran listrik terputus. Dalam perancangan ini, dipakai generator genset untuk pengganti sumber listrik ketika aliran listrik dari PLN terputus.
Penerangan
PLN
Panel Cabang
ATV
Traffo
Genset
ATV
Panel Utama
Pompa
AC
Panel Cabang
Komunikasi
Teknologi
Gambar 62 . Konsep Diagram Listrik
Sistem Pencahayaan Pencahayaan dalam hotel resort ini akan menggunakan pencahayaan alami dan buatan. Tidak semua ruangan memakai pencahayaan buatan, contohnya adalah ruang serba guna. Ruang serba
guna menggunakan pencahayaan buatan dikarnakan ruang serba guna fokusnya adalah ke dalam atau terpusat ke dalam jadi tidak perlu menggunakan jendela.
Sistem Penghawaan Penghawaan dalam hotel resort ini menggunakan penghawaan buatan dan beberapa penghawaan alami untuk ruang-ruang yang bisa secara langsung bersinggungan dengan ruang luar, contohnya adalah restaurant. Hampir dari seluruh ruang yang ada di hotel resort ini menggunakan penghawaan buatan, dikarnakan udara sekirar yang mengandung banyak garam sehingga kulit manusia akan menjadi lengket, udara yang cenderung panas, dan standarisasi hotel yang mengharuskan sebagian besar ruangan memakai AC. Untuk mendapatkan suasana yang dapat dirasakan nyaman, maka suhu didalam ruangan sebaiknya berkisar antara 18 – 30oC dengan kelembaban sekitar 45 hg- 55 hg. Jika terdapat di derah yang suhunya tinggi maka menggunakan AC unit, yaitu dengan sistim AC sentral dan Package unit, sehingga penghawaan dalam apartemen ini dibantu dengan alat pengatur udara untuk mendapatkan kenyamanan yang diinginkan.
Sistem Keamanan 1.
Keamanan Terhadap Pencuri
Untuk menghindari pencuri, maka pintu masuk ke dalam tapak dan pintu masuk ke dalam bangunan dibuat terbatas agar mudah dikontol. Pintu masuk ke dalam tapak hanya ada satu, sedangkan pintu masuk ke dalam bangunan ada dua (satu untuk pintu masuk utama dan satu lagi untuk loading dock). Penggunaan CCTV yang diletakkan di sudut-sudut ruangan untuk mengontrol aktivitas pengunjung dan adanya sistem alarm apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Hotel resort ini juga menggunakan system electronic ID untuk ruang-ruang pengelola. 2.
Pengamanan Terhadap Pengrusakan Untuk menghindari pengrusakan maka dibuat penataan landscape dengan pemagaran, lampu-lampu, pembentukan zona-zona tertutup dan terbuka.
Sistem Kebakaran Bahaya kebakaran adalah bahaya yang ditimbulkan oleh adanya nyala api yang tidak terkendali sehingga dapat mengancam keselamatan jiwa manusia maupun harta benda. Pencegahan bahaya kebakaran merupakan segala usaha yang dilakukan agar tidak terjadi penyalaan api yang tidak terkendali. Ada beberapa macam sistem pemadam api, yaitu sebagai berikut : ‐ Penguraian : yaitu dengan memisahkan atau menjauhkan bendabenda yang mudah terbakar.
‐ Pendinginan : yaitu menyemprotkan air pada benda-benda yang terbakar dengan sprinkler air yang diletakkan merata pada ruangruang apartemen. ‐ Isolasi/Sistem lokalisasi ,yaitu dengan cara menyemprotkan bahan kimia CO2.
Penanggulangan bahaya kebakaran dapat dilaksanakan melalui 2 cara, yaitu : •
Elemen pencegahan aktif fire precaution : - Water Sprinkler - Alat pemadam kimia portable - Fire Hydrant dan House Rell. - Gas System (CO2, Hakin 1211) - Smoke Detector - Thermal/Heat Detector
•
Elemen pencegahan pasif fire precaution : - Pintu keluar darurat/emergency - Koridor dan jalan keluar - Tangga kebakaran - Lift
Sistem Penangkal Petir
Instalasi penangkal petir ialah instalasi atau komponenkomponen dan peralatan-peralatan yang secara keseluruhan berfungsi untuk menangkap petir dan menayalurkannya ke tanah sehingga semua bagian dari bangunan beserta isinya atau benda-benda yang dilindunginya terhindar dari bahaya sambaran petir. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam merencanakan sistem penangkal petir: • Keamanan secara teknis. • Penampang hantaran-hantaran pertanahan yang digunakan. • Ketahanan mekanis. • Ketahanan terhadap korosi. • Bentuk dan ukuran bangunan yang dilindungi. • Faktor ekonomis.
Sistem Komunikasi Alat yang dipakai adalah jaringan telepon, telex, internet LAN, dan wireless, intercom, GPS, dan loudspeaker.
Sistem Air Bersih Kebutuhan air bersih ini diperlukan untuk unit hunian serta keperluan
penanggulangan
kebakaran.
Untuk
keperluan-keperluan
tersebut terdapat 2 sistem penyediaan air bersih, yaitu sebagai berikut: a. Sistem Down Feed distribution.
·keuntungannya ialah distribusi merata. ·kerugiannya ialah terdapat reservoar di atap, beban pada atap. b. Sistem Up Feed distribution ·keuntungannya tidak terdapat reservoar di atap. ·kerugiannya distribusi kurang merata dan banyak menggunakan listrik.
Sumber air yang bisa di pakai adalah : 1. PAM, tetapi penyediaan air bersih melalui PAM masih kurang mencukupi yaitu hanya sekitar 60% dari total kebutuhan. 2. Sumur Bor, merupakan pilihan sumber air bersih yang baik, dimana pelaksanaannya dapat diawasi dengan mematuhi syarat serta peraturan yang berlaku.
Untuk penggunaan sistem penyediaan air secara down-feed, penggunaan reservoar air perlu diperhatikan sistem penghisapan serta dimensi pipa agar distribusi air dapat merata. Penampungan air untuk kebutuhan penanggulangan kebakaran, jumlahnya disesuaikan dengan syarat yang ditetapkan yaiut 100 m3 tiap bangunan, yang mana reservoarnya diletakkan pada atap bangunan. Kebutuhan akan air bersih : - air dingin. - air panas: sistem dengan tanki atau sistem tanpa tanki.
Sistem Pembuangan Air Kotor Air kotor yang terbuang akan masuk kedalam tempat pengolahan limbah dan kemudian akan dipakai kembali. Hal ini dilakukan guna meningkatkan efesiensi penggunaan air dalam bangunan. Air hujan juga sebisa mungkin ditampung agar bisa diolah dan digunakan kembali ke dalam bangunan. Bak Kontrol
Air Hujan
Pengolahan Limbah
Reservoir
Rembesan
Riol Kota
Bak Kontrol
Air Kotor
Gambar 63 . Diagram Air Kotor
Sistem Pembuangan Sampah Dua macam sistem pembuangan sampah dapat digunakan: • Melalui shaft sampah. Dari tiap-tiap lantai terdapat shaft-shaft pembuangan sampah yang kemudian ditampung di penampungan utama di bagian bawah bangunan. Setelah dipadatkan lalu diangkut oleh truk sampah. • Ditampung.
Dimana sampah ditampung oleh masing-masing unit hunian untuk kemudian diangkut oleh petugas kebersihan. Tempat sampah terbuat dari bahan yang kuat, ringan, tahan karat, dan kedap air. Permukaan bagian dalam halus dan rata. Mempunyai tutup yang mudah ditutup atau dibuka tanpa mengotori tangan. Jumlah dan volume tempat sampah sesuai dengan produksi sampah per hari. Mudah diisi dan dikosongkan. Sampah dari setiap ruang diangkut setiap hari.