BAB IV ANALISIS
IV.1. Analisis Aspek Lingkungan IV.1.1. Situasi Lingkungan dan Bangunan Eksisting Foto 14. Jl.Palem Raja Foto 15. View kearah Barat rawa
Foto 16. Jl.Palem Raja Utara(kearah tapak terdapat rusun kecil)
Peta 4 Situasi Lingkungan sekitar tapak
Foto 17. Jl.Palem Raja Utara(kearah site) Tapak
Foto 20. Jl.Palem Raja Barat menuju tapak
BINUS University Jakarta
Foto 19. Jl.Palem Raja Barat(perumahan Palem Bintang)
Foto 18. Jl.Palem Botol
Rusun Susun Sewa Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta
48
Berdasarkan keberadaan bangunan sekitar yang didominasi oleh perumahan(landed house) serta lokasi yang dikelilingi jalan yang tidak terlalu ramai, ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan: • Akses utama keluar masuk kendaraan yang difokuskan di bagian timur tapak dekat mengingat arah sirkulasi kendaraan didominasi di arah tersebut baik yang menuju atau keluar dari wilayah sekitar. • Keberadaan lahan kosong berupa rawa yang luas di sebelah utara tapak memungkinkan arus angin datang dari tempat itu, maka perlu diberikan area hijau pada pojok tapak untuk meneruskan arus angin yang datang. • Terdapatnya perumahan di bagian barat tapak yang memiliki sistem keamanan tersendiri membuat akses di bagian barat mendapat perhatian khusus dalam peruntukannya untuk menjaga privasi perumahan yang sudah ada.
IV.1.2. Analisis Kebisingan Gambar 9. Analisis kebisingan dan solusinya melalui perletakan Lokasi Sumber bising yang dapat dihasilkan dari dalam kompleks agar tidak mengganggu pemukiman bangunan
Service dan Penunjang Private Public
BINUS University Jakarta
Rusun Susun Sewa Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta
49
Kebisingan dari lokasi tidak signifikan dikarenakan letak lokasi yang cukup terpencil dan tidak banyak dilalui kendaraan serta dekat dengan hunian. Sumber bising dari luar bangunan yang paling utama pada perempatan di arah selatan tapak. Titik pertemuan antara penghuni perumahan Palem Bintang dan Citra 6 Residence. Karena kebisingan minoritas berasal dari arah utara, maka solusi untuk mengurangi kebisingan yang akan dihasilkan dari dalam tapak yaitu dengan penempatan ruang yang dapat menimbulkan kebisingan (ruang service, lapangan,dll) pada bagian utara tapak, sehingga kebisingan tidak mengganggu pemukiman warga di bagian barat tapak.
IV.1.3. Analisis Pencapaian ke Tapak Tabel 5.Tabel alternatif pola sirkulasi memasuki tapak : ALTERNATIF POLA SIRKULASI
KETERANGAN
Pola Jalan Masuk Tunggal
Pejalan kaki dan kendaraan memasuki tapak melalui satu jalur utama karena tidak adanya perbedaan sirklasi jalan masuk antar penghuni, pengelola dan servis.
Pola Jalan Masuk Ganda
Terdapat perbedaan jalur masuk antara penghuni, pengelola dan servis karena alur sirkulasi yang dipisah.
Pola Jalan Masuk Gabungan
Ada perbedaan jalur masuk penghuni, pengelola dan servis serta sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki karena jalur yang dipisah, namun di sisi lain tersedia pula jalur masuk bersama.
BINUS University Jakarta
Rusun Susun Sewa Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta
50
Pola yang dipilih adalah pola sirkulasi gabungan karena lebih efektif dan fleksibel tetapi tetap memisahkan jalur pedestrian dan sirkulasi kendaraan. Keberadaan pintu masuk yang dapat digunakan untuk pejalan kaki dan kendaraan bersama-sama juga sesuai dengan konsep keterbukaan dan kebersamaan pada arsitektur betawi. Tabel 6. Alternatif Entrance dan Pola Sirkulasi Untuk Kendaraan Alternatif 1
Alternatif 2 Side entrance
Side entrance Main entrance Side entrance
Side entrance Main entrance
Side entrance
Side entrance
Kelebihan : Main Entrance terletak di Jalan Palem Raja Utara yang cukup lebar dan jauh dari pertigaan yang sering menimbulkan kemacetan. Side Entrance terletak di Jalan Palem Botol, Jalan Palem Raja Barat dan jalan diutara tapak yang dilalui kendaraan di daerah pemukiman
BINUS University Jakarta
Main Entrance terletak di Jalam Palem Raja Barat yang dilalui penghuni sekitar, jalan yang lebih lebar, dan dekat dengan sirkulasi keramaian utama. Side Entrance terletak di Jalan Palem Raja Utara yang cukup lebar dan jauh dari pertigaan yang sering menimbulkan kemacetan. Jl Palem Botol dan Jalan diutara tapak yang tidak ramai
Rusun Susun Sewa Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta
51
Kekurangan
Main Entrance berada di jalan yang lebih jauh untuk dicapai dari pusat keramaian dibandingkan dengan jalan lain disekitar tapak.
Main Entrance berada di jalan yang lebih ramai dibandingkan jalan Palem Raja Utara sehingga beresiko menghambat akses kendaraan masuk karena kemacetan dan mengganggu ketenangan pemukiman
Tabel 7. Alternatif Entrance Untuk Sirkulasi Pejalan Kaki Alternatif 1 Alternatif 2
Jalur pedestrian yang terpotong dan tidak seluruhnya mengelilingi bangunan sehingga membuat batas akses sirkulasi manusia terhadap bangunan. Privasi penghuni lebih terjaga pada bagian yang tidak dilewati pedestrian
Akses pedestrian yang terdapat pada sekeliling bangunan untuk memudahkan pencapaian ruang dan akses sirkulasi yang fleksibel terhadap pejalan kaki
Berdasarkan analisis entrance(pintu masuk) tersebut dan dikaitkan dengan kebutuhan penghuni rumah susun, maka alternatif yang dipilih untuk sirkulasi kendaraan dan untuk sirkulasi pejalan kaki adalah alternatif 2. Hal ini mengingat akses pada alternatif 2 lebih dapat menjaga privasi dan
BINUS University Jakarta
Rusun Susun Sewa Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta
52
keamanan penghuni ataupun tamu yang membawa kendaraan .Pertimbangan dimana penghuni rumah susun mayoritas tidak menggunakan kendaraan pribadi, maka akses pencapaian pejalan kaki yang berada di sepanjang keliling tapak akan memudahkan penghuni untuk keluar masuk tapak. Konsep keterbukaan namun terarah ini sangat berkaitan dan mencitrakan konsep keterbukaan dan orientasi akses pada arsitektur betawi, dimana pada arsitektur betawi akses pejalan kaki mendapatkan pelayanan utama dikarenakan adanya pemisahan jalur yang jelas antara untuk pejalan kaki dan untuk jalur sirkulasi kendaraan. Akses utama pejalan kaki akan disambut oleh adanya ruang penerima (teras) yang menjadi jiwa dari arsitektur betawi.
= Ruang Penerima Utama = Ruang Penerima Samping = Unit Hunian = Jalur Sirkulasi Kendaraan = Jalur Sirkulasi Pejalan kaki
Gambar 10. Analisa Zoning Berdasarkan Entrance dan Pola Sirkulasi Untuk Kendaraan dan Pejalan Kaki
BINUS University Jakarta
Rusun Susun Sewa Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta
53
IV.1.4. Analisis View dan Orientasi Bangunan Gambar 11. Analisa View Rawa-rawa
Perumahan Palem Bintang
Perumahan Citra 6
Ruko dan Rumah
Untuk view dari dalam tapak keluar tapak, tidak ada yang cukup baik atau menarik untuk dapat menjadi point of view bagi bangunan rumah susun yang ada didalam tapak. View yang ada disekitar tapak didominasi oleh pemandangan hunian bertingkat rendah seperti perumahan warga dan rukoruko. View terluas yang dapat dilihat dari dalam tapak adalah view diutara yaitu rawa-rawa. Untuk view dari luar tapak kedalam tapak, bagian yang paling menarik perhatian atau sering dilihat atau dilalui adalah bagian selatan tapak, karena pada bagian tersebut lebih banyak orang yang mengakses sirkulasinya. Dikarenakan sisi pada tapak yang paling menjadi point of view dari luar tapak adalah di sisi selatan tapak, maka orientasi utama bangunan yang baik sesuai dengan konsep arsitektur betawi, yang mendesain ruang penerima sebagai bagian terluar yang terlihat dari bangunan dan selalu menghadap kearah luar serta menjadi point of view dari bangunan, orientasi BINUS University Jakarta
Rusun Susun Sewa Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta
54
bangunan yang didesain akan cenderung mengarah kearah selatan tapak, dengan arah orientasi bangunan kearah luar. Pada kondisi tapak yang memang dikelilingi oleh jalanan sebagai akses sirkulasi pejalan kaki dan kendaraan diluar tapak, arah orientasi bangunan tidak bisa hanya menuju ke satu arah. Hal itu akan menyebabkan pengabaian view di sisi-sisi lainnya, dimana akan membuat konsep keterbukaan pada arsitektur betawi menjadi tidak tercapai seutuhnya. Untuk itu orientasi pada sisi lain tapak tetap ada, namun dengan intensitas yang lebih kecil (tidak terlalu diutamakan seperti pada arah sekitar selatan tapak). Solusinya adalah dengan meletakan bangunan service atau penunjang di bagian yang tidak mendapat fokus orientasi.
Rawa-rawa
Perumahan Citra 6 service
hunian
Ruang penerima Perumahan Palem Bintang
Ruko dan Rumah
Gambar 12. Analisa Zoning Berdasarkan View dan Orientasi yang Sesuai Konsep Space Penerima
BINUS University Jakarta
Rusun Susun Sewa Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta
55
IV.1.5. Analisis Orientasi Matahari dan Arah Angin Tabel 8. Alternatif orientasi bangunan Alternatif 1
Alternatif 2
Pk 12.00
Pk 12.00
Pk.09.00
Pk 15.00
Pk.09.00
Pk 15.00
Kelebihan :
Unit hunian di sisi timur mendapat sinar matahari pagi yang menyehatkan. Arah angin dan posisi bangunan sangat mendukung terjadinya cross-ventilation.
Tidak ada unit hunian yang mendapat sinar matahari sore yang tidak menyenangkan dan menyehatkan. Suhu bangunan relatif tidak terlalu tinggi.
Kekurangan :
Unit hunian di sisi timur mendapat sinar matahari sore yang tidak menyenangkan dan menyehatkan. Suhu bangunan relatif tinggi.
Tidak ada unit hunian yang mendapat sinar matahari pagi yang menyehatkan. Arah angin dan posisi bangunan kurang mendukung terjadinya
Berdasarkan analisis orientasi matahari dan angin, alternatif orientasi bangunan yang dipilih adalah alternatif 2. Pertimbangannya adalah bangunan rumah susun ini harus mengutamakan kenyamanan penghuni, khususnya dari faktor termal(suhu udara). Orientasi bangunan utara-selatan akan membuat tidak ada unit hunian yang terkena sinar matahari sore yang
BINUS University Jakarta
Rusun Susun Sewa Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta
56
tidak menyenangkan. Suhu bangunan pun juga akan lebih rendah bila dibandingkan dengan orientasi timur-barat. Hal ini dikarenakan luas bidang bangunan yang terkena sinar matahari sepanjang hari lebih kecil. Jakarta berada di sebelah selatan garis khatulistiwa, hal ini aka membuat terjadinya perbedaan intensitas matahari pada sisi utara dan selatan bangunan. Sisi utara akan lebih banyak terkena sinar matahari.
service
hunian Ruang penerima
Gambar 13. Analisa Zoning Berdasarkan Orientasi Matahari
Pada Arsitektur Lokal Betawi, untuk mengurangi penyerapan panas sinar matahari pada bangunan biasanya menggunakan canopy atau pemanjangan atap, ataupun dengan pembuatan sun screen alami dari kayu. Pemberian sejumlah pohon pada pinggir bangunan membuat angin dapat dibelokan sehingga arah angin yang kurang menunjang terjadinya crossventilation dapat teratasi.
BINUS University Jakarta
Rusun Susun Sewa Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta
57
Gambar 14. Sisi bangunan yang menerima panas
Gambar 15. Sun Screen
IV.1.6. Analisis Topografi, Jaringan Pembuangan dan Utilitas Topografi tapak cenderung rata atau tidak berkontur. Jaringan pembuangan dan utilitas diarahkan ke utara karena pada bagian utara tidak terdapat akses atau keramaian yang berlebihan, sehingga cocok untuk ditempatkan area service dan area Sistem Pengolah Limbah (STP). Saluran pembuangan air kotor, bekas, air hujan, dan air kotor dari kloset akan dialirkan menuju STP ini. Pada bagian ini juga terdapat sumur resapan.
STP
Gambar 16. Zoning dan Jaringan pembuangan dan utilitas BINUS University Jakarta
Rusun Susun Sewa Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta
58
IV.1.7. Zoning Tapak Zoning dalam tapak adalah penentuan letak area private, area umum, dan area servis yang mampu menciptakan keteraturan dan kenyamanan bagi penghuni dan pengunjung. Area-area tersebut berupa pengelompokkan bangunan hunian, bangunan penunjang, bangunan servis, dan penyediaan fasilitas-fasilitas. Faktor yang mempengaruhi proses zoning diantaranya posisi entrance, kebisingan, view sekitar tapak, dan lain-lain. Berdasarkan analisis entrance dan kebisingan pada pembahasan sebelumnya, maka dihasilkan suatu zoning tapak yang mengutamakan kenyamanan dan aksesibilitas penghuni.
Gambar 17. Zoning tapak Zoning Hunian Betawi service
Service
private Main entrance
public
Area keluarga dan area Private
Teras/Public Penempatan area servis sangat penting di dalam tapak agar keberadaannya tidak mengganggu kenyamanan penghuni dan pengunjung bangunan. Area private merupakan area dimana calon para penghuni, staf pengelola, ataupun pengunjung tertentu dapat berada. Dalam hal ini yang BINUS University Jakarta
Rusun Susun Sewa Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta
59
menjadi acuan utama orientasi adalah Main Entrance yang terletak pada Jalan Palem Raja Utara. Akses beberapa bangunan dan fasilitas yang terletak dalam area private ini dapat dengan mudah dilakukan bagi para pengunjung dengan keperluan khusus ataupun para calon penghuni yang ingin menuju kantor pengelola (terletak dalam area semi publik). Pembagian akses dan zoning ini mencerminkan wujud pembagian ruang pada bangunan arsitektur betawi, dimana area private masih dapat dimasuki tamu yang memang memiliki keperluan dengan penghuni atau pemilik bangunan.
IV.2. Analisis Aspek Manusia IV.2.1. Analisis Pelaku Kegiatan Pelaku kegiatan dari sebuah rumah susun adalah penghuni/pemilik unit, staf pengelola, pelaku bisnis, dan pengunjung/tamu. Penghuni rumah susun adalah orang yang secara sah telah memiliki atau menyewa unit rumah susun dan memperoleh hak penuh untuk menggunakan fasilitas-fasilitas yang disediakan, dalam peruntukan bangunan ini adalah anggota Dinas Pemadam kebakaran. Staf pengelola adalah orang yang bertugas mengurus administrasi kepemilikan atau sistem penyewaan unit hunian rumah susun. Pelaku bisnis adalah orang yang mempunyai kepentingan menjalankan usahanya seperti retail shop, , kios, dan lain-lain. Pengunjung/tamu dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:
BINUS University Jakarta
Rusun Susun Sewa Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta
60
• Tamu umum adalah pengunjung yang datang ke kompleks rumah susun untuk menggunakan fasilitas umum ataupun untuk berjual beli di toko/kios yang disediakan di rumah susun. • Tamu khusus adalah pengunjung yang mempunyai kepentingan dengan penghuni untuk datang ke dalam unit penghuni ataupun pengunjung yang berkepentingan dengan staf pengelola rumah susun.
Gambar 18. Kegiatan tamu umum rumah susun : Jual/Beli di retail store
Menggunakan Fasilitas
Cek Security
Parkir
Parkir
Masuk/ Keluar melalui Main/Side Entrance Gambar 19. Kegiatan tamu khusus penghuni rumah susun : Berkunjung ke Unit hunian yang dituju
Cek Security
Parkir
Bersosialisasi,dll
Masuk/ Keluar melalui Main/Side Entrance
BINUS University Jakarta
Rusun Susun Sewa Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta
61
Gambar 20. Kegiatan tamu khusus staf pengelola rumah susun : Kantor/Ruang pengelola
Security
Kegiatan lain
Parkir
Main/Side Entrance
IV.2.2. Analisis Penghuni (Dinas Pemadam Kebakaran) Rumah susun akan diperuntukkan kepada dinas pemadam kebakaran cabang Jakarta Pusat untuk semua golongan dari golongan 1-4. Memiliki 3 type unit : •
24 (kmr tidur 2) staff biasa
•
42 (kmr tidur 3) kasudin&excelon 3
•
48 (kmr tidur 3 ) pejabatnya
Dalam satu kompleks terdiri dari 300 kepala keluarga, tiap 1 RW memiliki 9 RT. Peruntukannya 8 unit untuk pejabat, 6 unit untuk kasudin dan excelon 3. para istri 80% ibu rumah tangga, 20% bekerja (guru,pns,swasta). Jakarta pusat memiliki 518 anggota distrik. Rusunawa dapat ditempati bagi yang masih PTT (pegawai tidak tetap) yang jumlahnya 230 orang asalkan telah menikah. Daerah jakarta barat memiliki 8
BINUS University Jakarta
Rusun Susun Sewa Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta
62
kecamatan(sektor) dimana tiap sektor memiliki 2-3 unit mobil pemadam kebakaran, sedangkan yang dekat dengan tapak terdapat 2 pos di Palem dan Cengkareng. Setelah pensiun mereka diberi waktu 3 bulan untuk meninggalkan rusunawa tersebut. Sesuai rencana Dinas Perumahan akan disediakan 6 blok bangunan dengan jumlah 600 unit. Perbedaan mendasar rusun untuk Dinas Pemadam kebakaran ini dengan rusun lain adalah kebutuhan ruang –ruang olahraga baik didalam maupun luar ruangan untuk menjaga kebugaran para petugas pemadam kebakaran (area olahaga,jogging track) IV.2.3. Analisis Kegiatan Pelaku dan Kebutuhan Ruang Jenis penghuni yang menjadi sasaran unit rumah susun : •
Menikah, belum memiliki anak
•
Menikah, sudah memiliki anak
Gambar 21. penghuni rumah susun pada bangunan:
Menggunakan fasilitas umum
Makan, mandi, bekerja, tidur, memasak, beraktifitas dan lainlain
Menuju Hunian
Parkir
Menggunakan retail/kios/toko Security /mencari informasi
Masuk/Keluar melalui Main/Side Entrance BINUS University Jakarta
Rusun Susun Sewa Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta
63
Gambar 22. Kegiatan penghuni rumah susun pada unit tipe 24:
Balkon Jemur
MCK
Tidur
Duduk/Bersantai
Memasak/ menyiapkan makanan
Masuk/ Keluar (Melalui Teras)
Gambar 23. Kegiatan penghuni rumah susun pada unit tipe 42:
Balkon Jemur
MCK
Tidur
Duduk/Bersantai, Berkumpul, Menonton TV
Memasak/ menyiapkan makanan
Masuk/ Keluar (Melalui Teras)
BINUS University Jakarta
Rusun Susun Sewa Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta
64
Gambar 24. Kegiatan penghuni rumah susun pada unit tipe 48:
Balkon Jemur
MCK
Tidur
Duduk/Bersantai, Berkumpul, Menonton TV
Memasak/ menyiapkan makanan
Masuk/ Keluar (Melalui Teras)
Tabel 9. Kegiatan sehari-hari penghuni Suami (Anggota Dinas Pemadam Kebakaran) 06.00-07.30 Bangun,mandi, sarapan, persiapan berangkat ke dinas 07.3007.30(esoknya) bekerja Bila sedang tidak piket, masuk kerja pk 11.00/bebas
Istri(Rumah Tangga)
Istri(PNS, guru,swasta)
Anak
05.00-06.30 Bangun,mandi, menyiapkan sarapan, menyiapkan suami dan anak
05.00-06.30 Bangun,mandi, sarapan, persiapan berangkat kerja
05.00-06.30 Bangun,mandi, sarapan, persiapan sekolah
06.30-15.00 Pekerjaan rumah tangga
07.00-15.00 Bekerja
07.00-12.30 Belajar
15.00-18.00 15.00-18.00 Mengurus Mengurus makan,anak,berinteraksi, makan,anak,berinteraksi, beristirahat beristirahat 18.00-21.00 18.00-21.00 Mandi, makan, bersantai Mandi, makan, bersantai, memeriksa pekerjaan 21.05-05.00 21.05-05.00 Tidur Tidur
13.00-18.00 Pulang sekolah,makan, istirahat, bermain 18.00-21.00 Mandi, makan, berinteraksi, belajar 21.05-05.00 Tidur
Shift : 1 group dari jam 07.30 pagi s/d jam 07.30 esok harinya. Sistemnya jaga, lepas, cadangan. Disaat mereka sedang tidak piket/kerja hanya sampai jam 11 siang saja, mereka suka mencari objekan lain.1 group memiliki 32 unit mobil dimana 1 unit mobilnya terdiri dari 6 orang, antara lain supir, kepala regu, dan 4 anggota.
BINUS University Jakarta
Rusun Susun Sewa Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta
65
Tabel 10. Kebutuhan ruang tiap kegiatan penghuni utama
Pelaku
Istri (bekerja)
Istri (ibu rumah tangga)
Anak (pelajar)
Perhitungan luas unit tiap tipe Rusun Sederhana Hunian Tipe Kecil adalah rusun yang mewadahi fungsi dan aktivitas keluarga yang dilaksanakan secara sederhana, guna memenuhi kebutuhan dasar yang paling pokok, mempunyai luas SATUAN RUSUNA sekurang-kurangnya 18 m² sampai dengan 36 m², terdiri dari 1(satu) atau lebih ruang tidur dan ruang penunjang sekurang-kurangnya kamar mandi, kakus dan dapur yang dapat berada di dalam atau di luar satuan rusuna, diperuntukan bagi golongan masyarakat berpenghasilan rendah. (Perencanaan dan pengelolaan rumah susun Puslitbang Permukiman. 1995. Penelitian dan Pengembangan Dasar Perencanaan Desain Rumah Susun Serta Lingkungannya. Bandung: Puslitbang Permukiman- Balitbang PU- Dep. Pekerjaan Umum)
BINUS University Jakarta
Rusun Susun Sewa Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta
66
• Tipe studio (24 m2) Diperuntukan bagi staff biasa ( menikah/memiliki anak) Tabel 11. Kebutuhan ruang unit tipe studio
Konfigurasi ruang pada unit: R.Jemur
K,Mandi
K.Tidur
Ruang Duduk dan Ruang Bersama
Dapur/Pantry
Teras • Tipe 2 bedrooms (42 m2) Diperuntukan bagi
petugas kasudin dan excelon 3
(menikah/memiliki anak) Tabel 12. Kebutuhan ruang unit tipe 3 kamar tidur(42)
BINUS University Jakarta
Rusun Susun Sewa Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta
67
Konfigurasi ruang pada unit: K.Mandi
R.Jemur K. Tidur Anak K. Tidur Utama
Ruang keluarga dan Ruang tamu
Dapur/Pantry
Teras
• Tipe 2 bedrooms (48 m2) Diperuntukan bagi pejabat (menikah/memiliki anak) Tabel 13. Kebutuhan ruang unit tipe 3 kamar tidur (48)
Konfigurasi ruang pada unit:
R.Jemur
K.Mandi
K. Tidur Anak K. Tidur Utama
Ruang keluarga dan Ruang tamu
Dapur/Pantry
Teras BINUS University Jakarta
Rusun Susun Sewa Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta
68
Gambar 25. Kegiatan staf pengelola rumah susun : Melakukan kegiatan manajemen dan administrasi rumah susun
Istirahat, makan, buang air
Kantor pengelola Parkir
Masuk/Keluar melalui Main/Side Entrance
Tabel 14. Kebutuhan ruang staf pengelola
BINUS University Jakarta
Rusun Susun Sewa Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta
69
IV.3. Analisis Aspek Bangunan IV.3.1. Analisis Perhitungan Luas Bangunan Data tapak berdasarkan data Dinas Tata Kota Kecamatan Kalideres : Luas Tapak
: ±28.000 m2
Batas Ketinggian Bangunan
: 5 Lantai
KDB
: 45 %
KLB
: 2.5
GSB
: 8 m & 10 m
H
Gambar 26. Lokasi
BINUS University Jakarta
Rusun Susun Sewa Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta
70
Program Ruang Tabel 15. Program Ruang Jenis
Hunian
Kebutuhan Ruang
Standart
Sumber
Hall/Lobby R.Penjaga R.Kotak Surat dan Penerima Unit 24
340 m2 20 m2 2x2 m2 24 m2
Kantor Pengelola
Jenis Penunjang
Jenis
Servis
Luas Ruang 340 m2 60 m2 12 m2
-
586
1
14.064 m2 84 m2 252 m2 360 m2 43 m2 15.215 m2 Luas Ruang 6 m2 4 m2 4 m2 4 m2 18 m2 36 m2 Luas Ruang 576 m2 120 m2 48 m2 24 m2 60 m2 40 m2 868 m2 Luas Ruang 30 m2 20,4 m2 51,6 m2 24 m2 66 m2
42 m2 42 m2 45 m2 1 m2 AS Total Luas Pelayanan Hunian
Unit Diffable Unit 42 Unit 45 Shaft Sampah
Jenis
AS AS AS
Kapasitas/Jum lah 1 3 3
Kebutuhan Ruang
Standart
Sumber
2 m2 /orang NAD 2 m2 /orang NAD 2 m2 /orang NAD 2 m2 /orang AS 1,5 m2 /orang AS Total Luas Pelayanan Hunian Kebutuhan Ruang Standart Sumber R.Administrasi R.Keuangan R.Maintenance R.Marketing R.Rapat
Retail Kios 4x6 m2 /1 unit AS Ruang Serba Guna 1 m2 /orang TS Mushola 48 m2 AS Toilet Umum 2 m2 /orang NAD Klinik 60 m2 AS Pos Penjagaan dan 40 m2 AS Gudang Perlengkapan Total Luas Pelayanan Hunian Kebutuhan Ruang Standart Sumber R.Genset R.Panel R.Pompa GWT Area Penampungan Shaft TPA
2 6 8 42
Kapasitas/Ju mlah 1 1 1 1 12 Kapasitas/Jum lah 24 120 10 12
30 m2 4 x 1,7 m2 4 x 4,3 m2 4 x 6 m2 2 x 3 m2
AS AS AS AS AS
Kapasitas/Jum lah 1 3 3 4 11
2,8 x 2,8 m2
AS
2
Total Luas
15,68 m2 72 m2 48 m2 327,68 m2 16.466,68 m2
Sirkulasi 20%
3.289,34 m2
Total Luas dengan Sirkulasi
19.756,01 m2
Gudang Gudang Sewa
4 x 6 m2 AS 1 x 1,5 m2 AS Total Luas Pelayanan Hunian
3 28
Keterangan : NAD = Neufert Architect Data, AS = asumsi, TS = Time Saver Standar
BINUS University Jakarta
Rusun Susun Sewa Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta
71
KDB = Lantai dasar bangunan 45% x 28.000 m2 = 12.600 m2 Lantai dasar bangunan diperuntukkan bagi area komersil (retail dan kios) sedangkan lantai 2, 3, 4, 5 diperuntukkan bagi hunian. 1 lantai = 26 unit type 24 = 26 x 24 = 624 m2 5 Blok +1 Block Kecil= 5 x 624 m2 + (14 x 24)= 3.456 m2 R.Pengelola+Penunjang+Service = 36m2 + 868 m2 + 327,68 m2 = 1.231,68 m2 Total Bangunan 3. 456 m2 + 1.231,68 m2 = 4.687,68 m2 Sirkulasi 15 % = 4.687,7 m2 x 15 % = 703,1 m2 Total = 4.687,68 m2 + 703,1 m2 = 5.390,78 m2 < 12.600 m2 (OK) KLB = Luas Total bangunan yang diizinkan 2,5 x 28.000 m2 = 70.000 m2 Banyaknya unit yang direncanakan (analisa anggota dinas pemadam kebakaran) = 600 unit Sesuai dengan peruntukan dari Dinas Pemadam Kebakaran: Banyaknya unit tipe 21
=
586 unit
Banyaknya unit tipe 36
=
6 unit
Banyaknya unit tipe 45
=
8 unit
Sesuai dengan table program ruang maka: Total luas Dengan Sirkulasi = 19.756,01m2 < 70.000 m2 (OK!)
BINUS University Jakarta
Rusun Susun Sewa Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta
72
Analisis Kebutuhan Luas Parkir Kendaraan Kebutuhan luas 1 mobil + sirkulasi = 25 m2 Kebutuhan luas 1 motor + sirkulasi = 3 m2 Kebutuhan luas 1 mobil servis + sirkulasi = 35 m2 •
Kendaraan penghuni Untuk Pejabat 8 unit = 8 parkir mobil = 8 x 25 = 200 m2 Untuk staff,kasudin dan excelon 3 = 3:6 unit( 600) = 160 motor 160 x 3 = 480 m2
•
Kendaraan staf dan pengunjung (jumlah unit retail 24 unit) - mobil : unit = 1: 2 Jumlah mobil = 12 = 12 mobil Kebutuhan luas parkir mobil = 12 x 25 = 300 m2 - motor : unit =5 : 1 Jumlah motor = 14 x 5 = 70 motor Kebutuhan luas parkir motor = 70 x 3 = 210 m2 Total kebutuhan luas parkir kendaraan staf dan pengunjung + sirkulasi = 690 m2
•
Kendaraan servis - 2 bus shuttle = 2 (3,5 x 14 m) = 98 m2 Total kebutuhan luas parkir kendaraan servis + sirkulasi = 98 m2
Total luas kebutuhan parkir = 788 m2
BINUS University Jakarta
Rusun Susun Sewa Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta
73
IV.3.2. Hubungan Ruang Gambar 27. Hubungan ruang secara umum Unit Hunian Kantor Pengelola
Hall/Lobby Service Fasilitas Penunjang
Retail Area
Parkir/Plaza Service Entrance
Main/Side Entrance Skema hubungan antar ruang : •
Skema hubungan pelayanan hunian Hall/ Lobby
•
Foyer/ Security
Tangga/ Lift
Unit Hunian
Skema hubungan fasilitas penunjang Parkir Main Entrance (umum)
BINUS University Jakarta
Unit Hunian Hall/ Lobby
Fasilitas Penunjang (Lapangan basket, kios, mushola, taman, dll)
Rusun Susun Sewa Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta
74
IV.3.3. Zoning Bangunan Tabel 16. Alternatif zoning vertikal
Berdasarkan fungsi bangunan sebagai rumah susun sewa dan sifatnya sebagai hunian, zoning vertikal bangunan yang dipilih adalah alternatif zoning vertikal 2. Karena zona publik pada bangunan rumah susun tidak harus dimaksimalkan jumlah dan ragamnya, tetapi lebih kepada penunjang kebutuhan penghuni sehari-hari. Area servis (transportasi vertikal dan jalur pembuangan sampah) yang terletak pada ujung dan tengah bangunan akan lebih efisien penggunaannya.
BINUS University Jakarta
Rusun Susun Sewa Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta
75
IV.3.4. Pola Sirkulasi Bangunan Sistem sirkulasi dalam bangunan dapat dibedakan menjadi sirkulasi horizontal dan sirkulasi vertikal. •
Sistem sirkulasi horizontal Tabel 17. Jenis sirkulasi horizontal Jenis Sirkulasi
Kelebihan
Kekurangan
Linier
BINUS University Jakarta
• Menerus
• sesuai dengan bangunan rumah susun dalam hal efisiensi ruang
• cenderung statis
• Bertekuk
• cocok untuk bangunan yang mengutamakan perjalanan arsitektur
• tidak efisien pada koridor rumah susun
• Berpotongan
• cocok untuk bangunan dengan banyak klasifikasi ruang
• tidak cocok dengan bentuk rumah susun yang memanjang
• Bercabang
• sesuai dengan bangunan rumah susun dengan banyak unit hunian dan fasilitas
• perlunya penunjuk arah yang jelas
• Berbelok
• cocok untuk bangunan yang mengutamakan perjalanan arsitektur
• tidak efisien pada koridor rumah susun
Rusun Susun Sewa Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta
76
• Melingkar
Radial
• cocok untuk bangunan pameran atau museum
• tidak efisien untuk koridor rumah susun
• memusatkan kegiatan / orientasi • mudah untuk mencapai ke titik tertentu
• tidak cocok untuk sirkulasi rumah susun karena boros area untuk mengakses ruangan
Tabel 18. Jenis koridor Jenis Koridor
Kelebihan
• ventilasi silang pada hunian rusun dapat tercapai • koridor rusun dapat menjadi elemen estetika Double Loaded • ekonomis bagi rusun dalam jumlah unit • bangunan rusun menjadi tidak panjang dan tipis Single Loaded
Kekurangan • bangunan rumah susun menjadi terlalu panjang dan tipis
• ventilasi silang pada unit hunian sulit tercapai
Dari analisa diatas, maka sirkulasi yang akan diterapkan pada perancangan rumah susun adalah pola sirkulasi linear menerus dan linear bercabang untuk memudahkan pencapaian ke unit-unit hunian dan ruang-ruang penunjang. Untuk koridor yang digunakan adalah single loaded yang menghadap dalam. Hal ini dimaksudkan agar sirkulasi lebih efisien dan banguna tidak terlalu memanjang. Dengan
BINUS University Jakarta
Rusun Susun Sewa Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta
77
sistem double loaded maka jumlah penghuni dalam satu bangunan bisa lebih banyak dibandingkan dengan sistem single loaded. Hunian yang saling menghadap dalam sistem single loaded ini juga membuat para penghuni dapat berhadap-hadapan dengan penghuni didepannya. Hal ini sesuai dengan ciri arsitektur betawi yang berusaha menonjolkan sisi keterbukaan, keramahan, dan kekeluargaan dengan tetangga sekitarnya. Gambar 28. Konsep Sirkulasi Horizontal Single Loaded unit
VOID
unit •
Sistem sirkulasi vertikal Sistem sirkulasi vertikal pada bangunan meliputi tangga, lift, eskalator, dan ramp.
Jenis sirkulasi Tangga
BINUS University Jakarta
Tabel 19. Jenis sirkulasi vertikal Kelebihan Kekurangan • tidak menggunakan listrik • fleksibel dan murah, sesuai dengan bangunan rusun • dapat dipakai setiap saat • berguna di saat
• melelahkan bagi pengguna
Rusun Susun Sewa Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta
78
Eskalator
Lift
Ramp
kebakaran • fleksibel diletakkan di mana saja • perjalanan arsitektur lebih baik • efisien • daya angkut yang besar • tidak melelahkan • cocok untuk rusun saat mengangkut perabotan besar ke lantai atas • bernilai estetika • efisien bagi trolley
• butuh listrik dan space besar, tidak efisien bagi rusun • butuh listrik dan waktu tunggu
• butuh space besar, tidak efisien bagi rusun
Bangunan rumah susun yang akan dirancang terdiri dari 5 lantai. Oleh sebab itu, jenis sirkulasi yang sesuai adalah tangga dan lift. Hal ini juga sesuai untuk menunjuang efektifitas dan efisiensi kerja dari Dinas Pemadam Kebakaran.
IV.3.5. Analisis Konfigurasi dan Bentuk Massa Bangunan Tabel 20. Konfigurasi Dasar Bangunan Bentuk Massa Kelebihan Kekurangan • Orientasi ruang di • Bentuk statis dan Persegi panjang jejer sesuai dengan karakteristik rumah susun. • Layout ruang dalam (interior) baik dan mudah. • Ruang unit hunian memiliki efisiensi yang tinggi. • Zoning dan pembagian ruang lebih mudah
BINUS University Jakarta
dalam bangunan rumah susun cenderung statis. • View dari luar bangunan statis. • Kurang ekspresif. • Pencahayaan alami kurang maksimal untuk beberapa massa bangunan.
Rusun Susun Sewa Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta
79
Bentuk bercabang D a r i
Y Bentuk melingkar a n
• Bentuk ekspresif • Mampu mengekspresikan diri keluar tapak • Bentuk terorientasi ke main entrance pengunjung dan side entrance lainnya
• Pembagian ruang luar perlu pertimbangan khusus dikarenakan bentuk ruang luar yang tidak simetris • Konfigurasi tidak umum untuk rumah susun
• Bentuk ekspresif ke semua arah jalanan disekitar tapak • Memiliki inner space lebih besar
• Lebih bersifat private(orientasi ke dalam) • Zoning lebih sulit • Jarak antar massa lebih jauh
g
Yang akan diterapkan dalam perancangan rumah susun adalah bentuk “berjejer dengan variasi”. Dipilih karena massa bangunan yang banyak (6) dan memiliki kelebihan terutama dalam hal keterbukaan dengan orientasi dan ketersediaan space terbuka untuk menyambut tamu dari arah akses utama, sesuai dengan konsep adanya area penerima tamu(teras) sampai ke area yg lebih private
pada arsitektur betawi. Fungsi bangunan yang merupakan
sebuah hunian sedehana dimana penempatan perabotan harus diperhatikan agar ruang lebih fleksibel. Dari bentuk sejajar
ini kemudian akan
dikembangkan dan dapat digabungkan dengan bentuk-bentuk yang lain, sehingga tercipta suatu bentuk kesatuan massa hunian.
BINUS University Jakarta
Rusun Susun Sewa Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta
80
Pada bangunan, kekhasan arsitektur betawi yang diwujudkan adalah penciptaan ruang imajiner pada bagian pintu masuk utama tapak yang menyerupai konsep teras pada bangunan hunian betawi. Konsep teras berupa ruang terbuka sebagai perantara antara ruang luar(lingkungan) dengan ruang dalam(unit hunian). Gambar 29. Konsep Ruang Penerima
Bentuk pada fasad bangunan yang dipakai untuk mewujudkan konsep arsitektur betawi adalah bentuk massa yang terbuka dimana pada bagian kulit bangunan didesain bentuk shading atau sun screen sebagai double layer. Bentuk ini selain dapat menahan sinar matahari langsung juga merupakan morfologi bentuk dari jendela bangunan betawi. Bentuk ini menunjukan BINUS University Jakarta
Rusun Susun Sewa Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta
81
keterbukaan khas betawi yang ditampilkan sejak bagian terluar bangunan kepada lingkungan sekitarnya.
Gambar 30. Morfologi Bentuk Massa Bangunan (1) Selain bentuk bangunan yang mencirikan keterbukaan pada bagian luar bangunan, untuk mencirikan adanya ruang penerima (teras) pada bentuk bangunan, terdapat perbedaan ketinggian
(split level) sebagai penanda
perbatasan area luar dengan area penerima. Pada bangunan betawi kuno dinamakan Bala Suji (berupa tangga/undakan)
Gambar 31. Morfologi Bentuk Massa Bangunan (2) BINUS University Jakarta
Rusun Susun Sewa Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta
82
IV.3.6. Analisis Struktur Bangunan Sistem
struktur
dapat
mempengaruhi
umur
bangunan
dan
ketahanannya terhadap elemen-elemen perusak bangunan seperti gempa bumi, angin ribut, faktor biologis (hewan perusak), dan lain-lain. Struktur bangunan dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu : • Sub Structure (struktur bawah) Merupakan bagian struktur yang berfungsi menyalurkan beban-beban yang bekerja dari atas ke bawah.
Jenis Pondasi Tiang Pancang
Bored Pile
BINUS University Jakarta
Tabel 21. Alternatif pondasi Kelebihan • • waktu pelaksanaan cepat • cocok untuk menahan beban vertikal
• pemasangan tidak berdampak buruk bagi lingkungan, cocok dengan konsep rusun • memiliki kekuatan yang cukup untuk bangunan bertingkat tinggi • cocok untuk segala jenis tanah
Kekurangan memerlukan banyak sambungan dan ketelitian yang tinggi, kurang ekonomis bagi rumah susun • menimbulkan bising dan getaran. • waktu pelaksanaan lebih lama • jika kadar air tinggi pengecoran akan beresiko
Rusun Susun Sewa Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta
83
Pondasi Rakit
Hydrolic Jack System
• tahan gempa • ruang pada pondasi dapat difungsikan sebagai basement/efisiensi lahan • kedalaman sebesar volume yang dipindahkan • waktu pelaksanaan cepat • cocok menahan beban vertikal • pemasangan tidak berdampak buruk bagi lingkungan
• boros dalam pemakaian bahan, kurang efisien bagi rumah susun • pelaksanaan sulit
• kurang ekonomis
• Upper Structure (struktur atas) Struktur utama dari bangunan yang berfungsi untuk menyalurkan beban dari atas berupa beban hidup dan beban mati ke pondasi baik secara vertikal maupun horizontal. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan sistem struktur ini adalah penyaluran beban vertikal dan horizontal yang diperlukan dan menghasilkan hubungan yang kaku, adanya pembuatan bukaan pada sisi dinding terluar bangunan, perletakkan ruang-ruang di dalam bangunan serta besaran ruang tersebut untuk menentukan modul struktur dari bangunan tersebut.
BINUS University Jakarta
Rusun Susun Sewa Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta
84
Tabel 22. Alternatif struktur atas Jenis Struktur Portal (kolom dan balok) Struktur rangka kaku
Kelebihan • kekakuan cukup • fleksibel dalam penataan interior unit rumah susun • struktur sederhana dan ringan
Kekurangan • dimensi relatif besar untuk bentang lebar • trafe kolom relatif kecil
Dinding pemikul
• kekakuan tinggi • material beton pada bidang datar dapat mereduksi suara • penampilan masif
• waktu pelaksanaan
Struktur gemuk (balok, rangka, grid, dan slab)
lama • boros air
• pemakaian bahan
• bahan baja kuat tarik
sedikit dan berupa prefab • waktu pengerjaan cepat • dapat digunakan untuk bentang lebar
relatif kurang ekonomis bagi rumah susun • pertimbangan korosi dari bahan baja • boros air
Berdasarkan analisa struktur pada tabel di atas ditarik kesimpulan yaitu penggunaan jenis pondasi bored pile pada bangunan rumah susun karena kemampuannya untuk menahan beban besar dan juga dampaknya yang relatif kecil terhadap lingkungan sekitar, yaitu getaran kecil yang ditimbulkan dan tidak seperti jenis pondasi tiang pancang. Untuk struktur atas, penggunaan sistem struktur portal lebih cocok dengan bangunan rumah susun ini karena lebih fleksibel dengan penataan ruang dalam setiap unit. Bahan struktur yang digunakan adalah konstruksi beton
BINUS University Jakarta
Rusun Susun Sewa Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta
85
bertulang dengan pertimbangan bahan ini lebih kuat, lebih fleksibel terhadap bentuk rancangan, dan tidak akan berkarat. Untuk bagian atap, akan digunakan bentuk atap miring pelana (rumah bapang betawi) yang landai memanjang kearah akses masuk dengan pertimbangan sesuai dengan kondisi iklim tropis di Jakarta dimana curah hujan relatif tinggi dan sebagai peredam panas matahari karena memiliki ruang antara unit hunian yang langsung berbatasan dengan atap. IV.3.7. Analisis Modul Bangunan •
Modul Struktur Modul struktur adalah modul yang digunakan berdasarkan ukuran struktur (sesuai kelipatan). Ukuran dan luas ruangan mengikuti modul struktur yang ada. Kelebihan : cocok untuk bangunan yang mementingkan bentuk dan kekokohan. Kekurangan : ruang-ruang menjadi tidak efisien karena mengikuti ukuran standar struktur.
•
Modul Perencanaan Modul perencanaan adalah modul yang digunakan dalam bangunan berdasarkan luas ruang yang dibutuhkan. Rancangan mengikuti ukuran-ukuran ruangan. Kelebihan : ruang-ruang dapat tercipta sesuai dengan kebutuhan.
BINUS University Jakarta
Rusun Susun Sewa Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta
86
Kekurangan : boros bahan struktur jika ruangan tidak sesuai dengan kelipatan ukuran struktur. Modul yang akan digunakan dalam bangunan rumah susun ini adalah modul struktur dan modul perencanaan. Ukuran unit pada rumah susun disesuaikan dengan modul struktur rangka sehingga kebutuhan luas ruang terpenuhi dan bahan struktur yang digunakan dapat dihemat.
IV.3.8. Analisis Material Bangunan Tabel 23. Alternatif material bangunan Lantai Keramik
Marmer
Granit
Dinding
• • • • • • • • •
Keuntungan ekonomis bagi rusun banyak pilihan mudah didapat kedap suara elegan kuat tahan cuaca elegan kuat Keuntungan
Kerugian • mudah pecah • mahal, tidak ekonomis bagi rusun • perawatan sulit • mahal, tidak ekonomis bagi rusun • sulit didapat Kerugian
Bata
• murah • kuat
• pemasangan lama • boros semen, tidak ekonomis
Batako
• murah, ekonomis bagi rusun • ringan
• kurang kuat
Bata ringan
• ringan • pemasangan cepat • hemat semen
• kurang kuat • mahal, kurang ekonomis bagi rusun
BINUS University Jakarta
Rusun Susun Sewa Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta
87
• kedap suara • fleksible • lebih menarik
Gypsum
Penutup Dinding Cat
• mahal, kurang ekonomis bagi rusun • pemasangan lama
Keuntungan
Kerugian
• banyak pilihan • ekonomis bagi rusun
• tidak tahan lama • mudah pudar
Wallpaper
• banyak pilihan • pemasangan cepat • bercorak / lebih menarik
• mahal, kurang ekonomis bagi rusun • sulit diperbaiki
Soft Board
• relatif murah • pemasangan cepat dan mudah
• perawatan sulit • tidak tahan cuaca
Penutup Plafond Triplek
GRC Board
Rangka Atap Kayu
Baja ringan
Penutup Atap Genteng Tanah Liat
BINUS University Jakarta
Keuntungan • • • • • •
ringan pemasangan mudah mudah didapat kedap suara murah tahan cuaca Keuntungan
Kerugian • • • • •
rawan rayap tidak tahan cuaca kurang menarik berat kurang menarik Kerugian
• kokoh
• mahal, kurang ekonomis bagi rusun • rawan rayap • pemasangan sulit
• • • • •
• terkesan rapuh
ringan ekonomis bagi rusun pemasangan cepat anti rayap tahan api dan air Keuntungan
• ekonomis bagi rusun • mudah didapat
Kerugian • mudah pecah
Rusun Susun Sewa Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta
88
Genteng aluminium
• ringan • tahan lama • banyak pilihan
• mahal, kurang ekonomis bagi rusun • menyerap panas, tidak sesuai dengan konsep kenyamanan
Asbes
• tahan lama • pemasangan mudah
• berat • berbahaya bagi kesehatan penghuni
Material yang dipilih dan sesuai dengan perancangan bangunan rumah susun ini adalah material yang banyak digunakan pada rumah betawi modern dan dirasa cocok dengan peruntukannya bagi staf sudin maupun pejabatnya yaitu lantai keramik, dinding batako, penutup dinding cat, rangka atap baja ringan, penutup atap genteng tanah liat. Setiap unit rumah susun ini tidak menggunakan penutup plafond karena untuk lebih menghemat biaya dan harga unit rumah susun ini. Jaringan utilitas akan terlihat di langit-langit setiap unit hunian. IV.3.9. Analisis Sistem Utilitas Bangunan a) Analisis Pencahayaan Ciri khas dari iklim tropis yaitu radiasi matahari yang cukup tinggi, maka pemanfaatan sinar matahari sebagai pencahayaan alami pada siang hari harus dioptimalkan. Caranya adalah dengan memberikan lebih banyak bukaan pada bangunan sebagai sumber masuknya cahaya matahari. Sistem tersebut membuat bangunan akan dapat menghemat energi dan pemakaian listrik.
BINUS University Jakarta
Rusun Susun Sewa Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta
89
Gambar 32. Sirkulasi Pencahayaan Alami
b) Analisis Penghawaan Ciri khas iklim tropis dimana suhu udara rata-rata yang relatif tinggi, maka bangunan rumah susun ini akan mengaplikasikan sistem ventilasi silang. Sistem ini membuat aliran udara yang lebih segar dari luar ruangan memasuki ruangan pada suatu sisi dan keluar pada sisi yang lain sehingga ruangan tidak terasa panas dan pengap. Caranya adalah dengan membuat
lebih banyak bukaan pada sisi ruangan yang
berlawanan agar udara dapat mengalir menyeberangi ruangan. Dengan sistem seperti itu, udara di dalam ruangan akan tetap sejuk dan tidak jenuh (tidak lembab), sehingga pengunaan kipas angin ataupun AC dapat diminimalisasi dan bangunan menjadi hemat energi. Sistem ini telah lama digunakan pada bangunan berasitektur betawi. Pada bagian teras terdapat ventilasi untuk menjaga keluar masuk udara. Gambar 33. Sirkulasi Pencahayaan Alami
BINUS University Jakarta
Rusun Susun Sewa Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta
90
c) Analisis Sistem Proteksi Kebakaran
Tabel 24. Perlakuan terhadap bahaya kebakaran Pencegahan Penyelamatan Pemadaman Penggunaan material Tangga kebakaran Penyediaan tabung tahan api pada maksimal berjarak pemadam kebakaran tangga kebakaran, 25 m dari unit hunian kimia yang diletakkan optimalisasi jumlah rusun, lebar koridor setiap 20 m pada bukaan pada rusun minimum 180 koridor rusun, bangunan rusun agar cm hydran yang diletakkan asap kebakaran tidak setiap 35 m, sprinkler terkumpul, memberi otomatis yang papan informasi yang diletakkan setiap 9 m berisi informasi dengan daya jangkau evakuasi saat 25 m2/unit kebakaran
d) Analisis Jalur Sirkulasi Utilitas Bangunan Gambar 34. Alternatif jalur sirkulasi utilitas
S, Jimmy Juwana. 2004. Panduan Sistem Bangunan Tinggi. Jakarta : Erlangga BINUS University Jakarta
Rusun Susun Sewa Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta
91
Jalur sirkulasi utilitas yang akan digunakan pada bangunan rumah susun ini berada pada jalur sirkulasi horizontal, yaitu pada langit-langit koridor dan didukung dengan adanya sejumlah shaft sebagai jalur sirkulasi utilitas vertikal.
e) Analisis Sistem Pembuangan Limbah Limbah yang berasal dari unit hunian rumah susun dapat dibedakan menjadi limbah sampah dan limbah kotoran manusia. • Limbah sampah Jalur sirkulasi pembuangan limbah sampah dapat berupa sistem pengangkutan door-to-door ataupun sistem shaft. Tabel 25. Alternatif sistem pembuangan sampah Sistem pengangkutan Sistem shaft door-to-door Keuntungan : • tidak membutuhkan ruang shaft Kekurangan : • pengangkutan pada jamjam tertentu saja • diletakkan di depan pintu unit hunian sehingga kebersihan akan sulit dijaga, tidak cocok bagi rusun
Keuntungan : • sampah dapat dibuang sewaktu-waktu • kebersihan terjaga • cocok untuk bangunan tinggi seperti rusun Kekurangan : • membutuhkan ruang secara vertikal dan menerus untuk shaft sampah
Sistem pembuangan sampah yang akan diaplikasikan pada bangunan rumah susun ini adalah sistem shaft. Hal ini dikarenakan bangunan memiliki lantai yang cukup banyak sehingga akan memboroskan waktu dan tenaga bila diaplikasikan sistem
BINUS University Jakarta
Rusun Susun Sewa Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta
92
pengangkutan door-to-door. Shaft sampah akan diletakkan di tepi bangunan agar tidak terlalu mengganggu kenyamanan penghuni bangunan. f) Analisis Sistem Penangkal Petir
Tabel 26. Alternatif sistem penangkal petir Pemasangan Keuntungan Kerugian • cocok untuk • segi estetis bangunan kurang tinggi, seperti menunjang rusun • jarak jangkauan luas Radio Aktif • tiang tidak • kurang terlalu tinggi ekonomis bagi rusun • jarak jangkauan luas • bersifat menolak petir sehingga dapat membahayakan lingkungan Franklin • pemasangan • daya jangkauan Rod praktis terbatas • biaya murah • antena akan semakin tinggi sesuai dengan bangunan Sistem Faraday
Sistem penangkal petir yang akan digunakan pada bangunan rumah susun ini adalah sistem Faraday karena jarak jangkauannya luas dan cocok untuk bangunan tinggi seperti rumah susun. Bangunan disekitar rusun adalah perumahan, oleh karena itu ketinggian penangkal petir tidak boleh terlalu tinggi.
BINUS University Jakarta
Rusun Susun Sewa Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta
93
IV.3.10 Analisis Tema Lokalitas Betawi Bangunan rumah betawi tradisional memiliki beberapa tipologi rumah yang memiliki ciri dan kelebihan-kekurangan masing-masing. Pembagiannya antara lain:
I. Tabel 27. Rumah Gadang
Ciri-ciri
Denah Atap Struktur Atap Kekhasan
II.
Berbentuk segi empat memanjang dari depan kebelakang Pelana atau perisai Kerangka kuda-kuda dan jurai Di bagian depan rumah terdapat sepenggal atap miring yang disebut “dak”
Tabel 28. Rumah Joglo
Ciri-ciri
Pengaruh Arsitektur Struktur atap Denah
BINUS University Jakarta
Kebudayaan Jawa Rangka kuda-kuda Bujur Sangkar
Rusun Susun Sewa Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta
94
III. Tabel 29. Rumah Bapang / Kebaya
Ciri-ciri
Atap
Pelana tapi berbeda dengan gadang, bentuk pelana tidak penuh
IV. Tabel 30. Rumah Panggung
Ciri-ciri
Peruntukan Bagian depan Serambi Ruang Tidur Dinding
Mengatasi banjir atau karena didirikan diatas aliran sungai Bala Suji (tangga) Dinamakan Amben untuk menerima tamu Dinamakan Pangkeng, diberi sekat Disebut Grade, membatasi Pangkeng dan Amben
Struktur Bangunan Betawi 1. Konstruksi rumah betawi diawali dengan Umpak, yaitu batu yang menahan beratnya Dinding 2. Pada bagian tengah kekuatan bertumpu pada Penglari dan pada bagian atas, aksentuasi konstruksi pada kuda-kuda
BINUS University Jakarta
Rusun Susun Sewa Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta
95
3. Secara garis besar sistem struktur banguan yang secara keseluruhan berbeda, unsur-unsur struktur maupun lihat dari tata letak fungsi-fungsi atau ruang-ruangnya, pola yang dimiliki oleh rumah tradisional betawi cenderung bersifat simetris walaupun bukan hal yang mutlak. 4. Secara umum, tradisional betawi mempunyai tata ruang yang sederhana dan terdiri dari 3 kelompok yaitu Ruang depan/Teras yang selalu ada dan menjadi ciri khas yang membedakannya dengan arsitektur tradisional Indonesia lainnya, Tengah dan Belakang.
Foto 21.Sisi-sisi rumah betawi
Menurut
Probo
Hindarto
(http://probohindarto.wordpress.com
/2008/09/20/ traditional-and-modern-betawi-house-concept/) , salah seorang arsitek yang meneliti tentang rumah Betawi, perbedaan utama konsep rumah Betawi dan rumah modern dapat dilihat dari dua sisi;
BINUS University Jakarta
Rusun Susun Sewa Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta
96
•
Sisi denah dan penataan ruang. Rumah Betawi mengenal hierarki atau
pembagian ruangan yang diatur, yaitu beranda atau ruang tamu diluar (publik), ruang tengah atau ruang keluarga (semi publik), ruang tidur dan dapur (privat). Ruang publik adalah ruang yang bisa dimasuki siapa saja, ruang semi publik adalah ruang yang bisa dimasuki orang-orang tertentu saja, sedangkan ruang privat cukup terbatas bagi penghuni saja atau tamu dekat. Pada penataan rumah modern, pembagian ruang tersebut tidak lagi ada karena sifatnya lebih bebas dan tidak terikat adat. Rumah modern masih dapat mengikuti penataan rumah Betawi jika masih ada hierarki tersebut. •
Sisi tampilan. Rumah Betawi kuno terbuat dari kayu dan bambu yang
menjadikannya sangat dekat dengan alam. Kealamian tersebut juga menjadikan kesan ramah dan kesan menyegarkan dari rumah Betawi. Sedangkan pada rumah modern, kesan modern hadir lewat penggunaan material baru seperti seluruhnya tembok, kaca, alumunium, dan sebagainya. Tampilan 'bergaya etnik' Betawi dapat dihadirkan, dengan menggunakan elemen bahan kayu tradisional yang diukir dengan gaya Betawi.
Rumah Betawi pada dasarnya terletak menyebar didalam satu kawasan dan tidak memiliki tingkat/susun. Hal ini cukup bertolak belakang dengan konsep rumah susun dimana hunian diletakan secara vertikal demi pemenuhan kebutuhan unit hunian dan pemanfaatan lahan.
BINUS University Jakarta
Rusun Susun Sewa Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta
97
Foto 22 & 23 Rumah Betawi adik Hj.Marni (2003),Jakarta (1 dan 2)
Foto 24 & 25 Rumah Betawi adik Hj.Marni (2003),Jakarta (3 dan 4)
Menurut Probo Hindarto, untuk mengadopsi konsep rumah Betawi dalam konteks modern, perlu direncanakan sejauh mana konsep ini muncul, Penggunaan AC harus menggunakan dinding tembok atau dinding material baru lainnya. Bentuk atap dapat sama dengan bentuk atap khas rumah Betawi, seperti bentuk Joglo, tapi materialnya bisa menggunakan konstruksi baja ringan, misalnya. Atap genteng sedapat mungkin dipertahankan sebagai ciri khas rumah Betawi. Penataan ruang rumah tetap ada mengikuti hierarki ruang terbuka, ruang keluarga dan kamar, serta dapur, sehingga nilai-nilai
BINUS University Jakarta
Rusun Susun Sewa Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta
98
ruang dalam tradisi Betawi tetap terjaga. Demikian pula didepan rumah sebaiknya ada pelataran yang cukup luas sebagai ciri khas rumah Betawi. Ciri-ciri lain yang bisa hadir dalam rumah Betawi atau bangunan lain yang modern adalah bukaan jendela yang cukup besar, kesan terbuka dari teras dan penggunaan material alami.
Pembeda utama interior dan ornament bangunan betawi dan bangunan arsitektur lainnya adalah adanya beranda atau teras depan yang terbuka, menunjukkan betapa terbukanya kebudayaan orang Betawi. Pembeda lainnya seperti atap tradisional yang berhubungan dengan arsitektur Jawa yaitu Joglo, dan komponen lain seperti penataan ruang dalam rumah. Hal yang menarik diperhatikan dalam interior adalah onamen atau hiasan khas Betawi. Ornamen ini biasanya muncul pada pintu dan jendela, pada lubang angin dan bagian lain dari rumah. Ornamen tersebut terpengaruh oleh kebudayaan dari Arab, Portugis, Cina dan Belanda. Keberadaan hiasan ini termasuk salah satu karakter paling unik dari rumah Betawi.
Foto 26. Gigi Bajing pada Rumah Betawi BINUS University Jakarta
Rusun Susun Sewa Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta
99