AR 40Z0 – Studio Tugas Akhir Stasiun Kereta Api Penumpang Gedebage, Bandung _______________________________________________________________________
BAB III ANALISIS 3.1
Analisis Tapak Wilayah Gedebage terletak pada dataran rendah Kota Bandung dengan
ketinggian antara 650-700 m di atas permukaan laut (dpl). Pada umumnya wilayah ini bertopografi landai dengan kemiringan lahan doniman antara 0-5%.
Gambar 3-1 Analisa Kawasan Gedebage
Khaerani Adenan 152 03 050
43
AR 40Z0 – Studio Tugas Akhir Stasiun Kereta Api Penumpang Gedebage, Bandung _______________________________________________________________________
Gambar 3-2 Ilustrasi Area Pengembangan Gedebage
Gambar 3-3 Foto – foto kondisi Eksisting
Khaerani Adenan 152 03 050
44
AR 40Z0 – Studio Tugas Akhir Stasiun Kereta Api Penumpang Gedebage, Bandung _______________________________________________________________________
3.1.1
Analisis Keadaan Bangunan Stasiun terhadap Keadaan Sekitarnya Stasiun Kereta Api Penumpang Gedebage termasuk dalam rencana
pengembangan terminal terpadu, sehingga fungsi dan letaknya berintegrasi dengan terminal terpadu. Dalam rencana pengembangan wilayah Gedebage , wilayah stasiun di sebelah utara berbatasan dengan kawasan Depot Pertamina, di sebelah selatan berbatasan dengan kawasan pengembangan wilayah komersial besar sejenis mall, di sebelah timur berbatasan dengan kawasan pengembangan terminal terpadu, sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan kawasan RTH publik, sungai , jalan tol layang, dan jalan raya. Lahan yang termasuk sempadan rel kereta api menurut UU RI No. 13 Tahun 1992 tentang perkeretaapian adalah: •
DAMAJA, yaitu manfaat jalan kereta api yang panjangnya dari sumbu rel kereta api, digunakan untuk melindungi jalan atau lahan PT Kereta Api dari gangguan berupa pembongkaran atau gangguan langsung terhadap badan rel kereta api seperti melindungi dari bahaya banjir.
•
DAMIJA, Daerah Milik Jalan rel yang panjangnya 11 meter dari poros rel kereta api.
•
DAWASJA, Daerah Pengawasan Jalan kereta api panjangnya 23 meter dari poros rel kereta api.
Pada kenyataannya, di lapangan sudah banyak bangunan yang menempati sempadan sampai jarak 3 meter, sehingga kawasan tersebut sudah melampaui sempadan yang telah ditetapkan. Hal ini dapat sehingga akan mengganggu keselamatan jiwa manusia. Selain itu dan dari segi penampilan akan mengganggu keindahan kota.
Khaerani Adenan 152 03 050
45
AR 40Z0 – Studio Tugas Akhir Stasiun Kereta Api Penumpang Gedebage, Bandung _______________________________________________________________________
3.1.2
Potensi lahan
Beberapa potensi keberadaan site : •
Terletak dekat dengan daerah yang akan dikembangkan menjadi kawasan terminal terpadu, dan wilayah komersial.
•
Terletak dekat dengan kawasan perumahan.
•
Terletak dekat dengan daerah yang nantinya akan dijadikan RTH publik, dan taman kota.
•
3.1.3
Terletak dekat kawasan perkantoran dan area stadion.
Keadaan lalu lintas Saat ini jalan yang direncanakan akan dibuat di depan wilayah stasiun
belum ada, namun seiring perkembangan kawasan dan pembangunan fasilitas di sekitarnya dapat diasumsikan jalan baru tersebut akan ramai, terutama oleh kendaraan umum yang menuju dan dari kawasan terminal terpadu, dan kendaraan pribadi yang menuju ke kawasan komersial.
Khaerani Adenan 152 03 050
46
AR 40Z0 – Studio Tugas Akhir Stasiun Kereta Api Penumpang Gedebage, Bandung _______________________________________________________________________
3.2
Analisis Kegiatan
Kegiatan yang diwadahi dalam perancangan ada dua macam, yaitu kegiatan pengunjung dan pengelola. Jadwal kereta komuter menurut PT KAI (Persero) pada tahun 2009 keberangkatan kereta pada jam sibuk menjadi 2-6 menit. Tabel 3-1 Analisa Kegiatan penumpang
NO FASILITAS FASILITAS UTAMA : 1. • Sarana Transit
2.
•
•
3.
• •
Pimpinan Karyawan
• •
Karyawan Petugas keamanan
Bagian Pelayanan Penumpang Kereta
• • •
Penumpang Karyawan Petugas keamanan
Pelayanan Perjalanan Kereta
• • • • • •
Penumpang Karyawan Petugas Keamanan Petugas PPKA Pengunjung Pengelola
• •
Pengunjung Pengelola
FASILITAS PENUNJANG : • Administrasi dan Manajemen
•
Operasional
FASILITAS PELENGKAP : • Restaurant
•
PELAKU • Pengunjung
Parkir
Khaerani Adenan 152 03 050
KEGIATAN UTAMA • Melakukan perpindahan/naik/ turun antar moda transportasi • Mengelola • Menerima tamu • Mengadakan pertemuan • Menyimpan uang • • • • • • •
Mengontrol keadaan platform Mengontrol mesin karcis Menjaga R. Informasi Hall pemesanan/ loket karcis Councorse Area pintu karcis
• •
Peron / platform Emplasemen jalur kereta
• •
Makan/minum Menyiapkan pesanan pengunjung Memarkirkan kendaraan Menaikkan dan menurunkan penumpang
• •
47
AR 40Z0 – Studio Tugas Akhir Stasiun Kereta Api Penumpang Gedebage, Bandung _______________________________________________________________________
Jadwal Keberangkatan Kereta Tabel 3-2 Jadwal Keberangkatan KRD Bandung Raya (asumsi)
Padalarang - Cicalengka Tiba Berangkat 06.55 06.57 07.28 07.30 08.19 08.21 09.28 09.30 10.48 10.51 11.28 11.30 12.05 12.09 13.08 13.10 14.21 14.23 15.38 15.40 16.42 16.44 17.28 17.30 18.15 18.18 19.27 19.30 20.30 20.33
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Cicalengka – Padalarang Tiba Berangkat 05.56 06.00 06.43 06.45 08.30 08.33 09.06 09.10 09.41 09.44 10.58 11.00 12.04 12.06 13.28 13.30 14.52 14.54 15.28 15.30 15.52 15.54 16.57 17.00 18.04 18.06 18.42 18.45 19.28 19.31
Tabel 3-3 Jadwal Keberangkatan KRD Patas (asumsi)
Bandung - Cicalengka Tiba Berangkat 05.10 05.12 06.45 06.47 07.30 07.32 08.50 08.52 11.35 11.37 13.50 13.52 15.50 15.52 17.50 17.52 -
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Cicalengka – Bandung Tiba Berangkat 05.30 05.32 06.20 06.22 07.26 07.28 08.48 08.50 10.09 10.11 12.39 12.41 14.33 14.35 16.48 16.50 18.38 18.40
KA Api Ekonomi : •
Purwakarta – Cibatu ( 2 pemberangkatan / hari)
•
PASUNDAN ( 2 pemberangkatan/ hari)
•
KA Kahuripan ( 2 pemberangkatan / hari)
Khaerani Adenan 152 03 050
48
AR 40Z0 – Studio Tugas Akhir Stasiun Kereta Api Penumpang Gedebage, Bandung _______________________________________________________________________
Jadi dalam sehari Stasiun KA Penumpang Gedebage menangani 53 pemberangkatan kereta api. Diasumsikan di masa depan jumlah pemberangkatan akan lebih banyak, mengingat kawasan Gedebage akan dikembangkan dengan berbagai fasilitas seperti Stadion Olahraga, Pusat perkantoran dan lain-lain.
3.3
Analisis Pengguna Stasiun
Tabel 3-4 Analisa Pengguna Stasiun
No Pengguna 1. Penumpang
•
• • • •
• • •
Kecenderungan Ingin berjalan sependek mungkin dan mengeluarkan energi sesedikit mungkin. Mencari tempat duduk jika menunggu. Berjalan sambil melihatlihat. Perlu informasi yang mengarahkan alur pergerakan. Jika menunggu terlalu lama akan mencari pertokoan yang menjual buku-buku, majalah, atau makanan. Mudah mencari teman jika berjanji untuk bertemu. Mudah membawa barang. Budaya masyarakat Indonesia yang tidak menyukai antrian.
•
•
•
• • •
•
Khaerani Adenan 152 03 050
Analisa Penghubung antarmoda transportasi yang jelas dan dekat. Disediakan ruangruang yang mengalir dan dalam jarak tertentu harus ada pengarah. Disediakan tempat duduk yang dirancang untuk jangka waktu menunggu panjang dan sebentar, ditempatkan pada ruang tunggu. Perlu ada ruang utama dengan inti ruang yang jelas. Disediakan jalur bagi penyandang cacat. Menyediakan jumlah loket dengan perhitungan jumlah penumpang terbanyak pada jam sibuk. Butuh tanda-tanda yang jelas dan menarik dengan ketinggian skala manusia.
49
AR 40Z0 – Studio Tugas Akhir Stasiun Kereta Api Penumpang Gedebage, Bandung _______________________________________________________________________
No Pengguna 2. Pengantar
• •
•
3.
Pegawai stasiun
• • • •
4.
Pedagang/ penyewa ruang
5.
Pengunjung umum
• • • •
• • •
Khaerani Adenan 152 03 050
Kecenderungan Kemudahan memperoleh informasi. Kemudahan melihat arah kedatangan dan keberangkatan penumpang. Ingin mengantarkan sampai kereta atau kendaraan umum berangkat. Saat istirahat mencari tempat makan. Bisa melihat pergerakan moda transportasi. Bisa mengontrol penumpang yang datang ataupun pergi. Bekerja dengan kenyamanan tinggi. Berada di tempat yang banyak dilewati pengunjung. Bisa mengawasi pembeli. Butuh orientasi atau penanda pada pintu masuk. Jika menunggu terlalu lama akan mencari tempat yang menjual buku, majalah, atau makanan. Ingin melihat-lihat moda transportsi yang datang dan pergi. Ingin melihat-lihat pemandangan ke lingkungan sekitar Mudah membawa barang.
•
•
•
Analisa Tersedia tempat menunggu yang nyaman.
Disediakan semacam pusat makanan atau kantin. Ruang-ruang kantor yang efisien.
•
Berada di jalur sirkulasi atau tempat tunggu.
•
Olahan pintu masuk yang menarik. Butuh tanda-tanda yang jelas dan menarik dengan ketinggian skala manusia. Penciptaan sekuensial atas pemandangan setempat. Mengolah pemandangan ke potensi alam . Perlu adanya pemisahan yang jelas antara free dengan paid area.
•
•
• •
50
AR 40Z0 – Studio Tugas Akhir Stasiun Kereta Api Penumpang Gedebage, Bandung _______________________________________________________________________
3.4
Analisis Ruang dan Bentuk
Dilihat dari tipologi bangunan stasiun, bedasarkan posisi vertikal stasiun terhadap rel kereta, Stasiun Kereta Api Penumpang Gedebage termasuk jenis stasiun At grade, yaitu bangunan stasiun dan rel keretanya berada pada level tanah yang sama. Pencapaian penumpang untuk menuju kereta api yang sering digunakan stasiun-stasiun di Indonesia selama ini adalah dengan menyeberangi peron. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasikan waktu tempuh dan biaya. Namun hal ini sangat berbahaya, karena banyak timbul kecelakaan. Oleh karena itu di negaranegara yang sudah maju, sirkulasi pencapaian penumpang untuk menuju peron selalu dipisahkan, dan sudah menjadi standar untuk stasiun - stasiun yang berpenumpang cukup banyak. Penyelesaian pencapaian penumpang untuk stasiun at grade ada 2, yaitu dengan membuat jembatan atau membuat terowongan ke bawah tanah.
Gambar 3-4 Sirkulasi Vertikal Untuk Stasiun At Grade (Sumber : Griffin, 2004)
Khaerani Adenan 152 03 050
51
AR 40Z0 – Studio Tugas Akhir Stasiun Kereta Api Penumpang Gedebage, Bandung _______________________________________________________________________
Gambar 3-5 Skema Pergerakan Penumpang di Stasiun (Sumber : Griffin, 2004)
Gambar 3-6 Skema Keberangkatan Penumpang di Stasiun
Gambar 3-7 Skema Kedatangan Penumpang di Stasiun
Khaerani Adenan 152 03 050
52
AR 40Z0 – Studio Tugas Akhir Stasiun Kereta Api Penumpang Gedebage, Bandung _______________________________________________________________________
Tabel 3-5 Analisa Sirkulasi Vertikal Stasiun
1.
SIRKULASI Jembatan
KELEBIHAN - Penumpang bisa melihat kereta sudah datang / belum. - Tidak ada penumpukkan antrian. - Lebih mudah diawasi, sehingga lebih aman.
KEKURANGAN - Bangunan lebih terlihat, karena. - Harus membuat struktur penopang jembatan. - Ketika kereta lewat, jembatan akan terasa lebig bergetar.
2.
Terowongan
- Penumpang merasa lebih aman, karena getaran kerta di terowongan tidak terlalu terasa.
- Biaya perawatan mahal. - Penumpang tidak dapat melihat kereta sudah datang/belum. - Bangunan tidak terlihat. - Lebih mahal untuk membuat struktur penopang tanah dan jalur kereta.
Kesimpulan Sirkulasi Vertikal : Berdasarkan Pertimbangan di atas, maka sirkulasi yang dipilih untuk Stasiun KA Penumpang Gedebage adalah dengan jembatan. Jika ada sirkulasi vertikal, maka yang menjadi masalah sebagai bangunan umum adalah penyediaan sirkulasi vertikal untuk difable. Tabel 3-6 Analisa Sirkulasi Vertikal Untuk Difable Stasiun
1.
SIRKULASI Ramp
KELEBIHAN - Biaya perawatan mudah - Tidak perlu menunggu sehingga tidak ada penumpukkan antrian
2.
Lift Hydraulic
- Akan lebih mudah dan lebih cepat untuk pengguna kursi roda.
Khaerani Adenan 152 03 050
KEKURANGAN - Dengan kemiringan 12 % , untuk mencapai ketinggian 6 m, akan memakan banyak ruang, sehingga banyak ruang-ruang mati tidak terpakai di bawah ramp - Biaya pembangunan mahal. - Untuk pemakai kursi roda akan menghabiskan terlalu banyak waktu untuk mecapai peron dan sebaliknya. - Jika pengguna-nya banyak akan terjadi penumpukkan - Biaya perawatan relatif mahal.
53
AR 40Z0 – Studio Tugas Akhir Stasiun Kereta Api Penumpang Gedebage, Bandung _______________________________________________________________________
Kesimpulan Sirkulasi Vertikal : Berdasarkan Pertimbangan di atas, maka sirkulasi yang dipilih untuk difable adalah Lift Hydraulic.
3.4.1
Sirkulasi Horisontal Dalam Bangunan
1. Lobby / Hall Utama : Sebagai ruang transisi. Pola ruang pada lobby menyebar. 2. Fasilitas Penunjang : Pada fasilitas penunjang, sifat ruangannya adalah optional, hanya digunakan oleh orang yang membutuhkan, dan biasanya tidak akan terjadi penumpukkan dan diusahakan agar penumpang juga tidak bertumpuk atau berhenti terlalu lama di area-area tersebut.. Oleh karena itu, digunakan pola sirkulasi linier. 3. Peron : Pada peron juga digunakan pola sirkulasi linier, karena bentuk peron dan rel kereta yang berada di sisisinya
3.4.2
Bentuk Massa Bangunan
Terdapat dua jenis pola massa bangunan, yaitu : 1. massa tunggal, yaitu bangunan yang hanya terdiri dari satu massa. 2. massa majemuk, yaitu bangunan yang terdiri lebih dari satu massa. Berdasarkan kondisi pada tapak yang ada dan pertimbangan jalur moda transportasi, maka dipilih jenis massa majemuk dengan 1 bangunan utama dan beberapa bangunan penunjang, tetapi berhubungan.
Khaerani Adenan 152 03 050
54
AR 40Z0 – Studio Tugas Akhir Stasiun Kereta Api Penumpang Gedebage, Bandung _______________________________________________________________________
3.5
Analisis Struktur
Fungsi dari struktur bangunan adalah untuk melindungi suatu ruang terhadap iklim, bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh alam dan menyalurkan semua beban ke dalam tanah. Penentuan struktur yang tepat, kuat dan ekonomis akan dapat menambah keindahan arsitektur.
3.5.1
Pondasi
Penentuan jenis pondasi bangunan berdasarkan beberapa kriteria, antara lain : Karakteristik tanah Kedalaman tanah keras Beban yang akan dipikul Kemudahan pelaksanaan Waktu pelaksanaan (pengaruh terhadap masa konstruksi proyek) Pengaruh lingkungan sekitar proyek
Alternatif penggunaan sistem pondasi:
Pondasi Tiang Pancang
Tiang pondasi dibuat terlebih dahulu dengan metoda pre-fabrikasi untuk mendapatkan standarisasi yang baik, kemudian penempatannya dilakukan dengan alat pemancang.
Pondasi Bored Pile
Pada tahap awal dibuat lubang lebih dahulu, dengan cara di bor untuk kemudian diisi oleh konstruksi pondasi dicor di lokasi proyek.
Pondasi Rakit ( Raft Fondation )
Prinsip kerjanya dengan membuat galian pada tanah seluas area bangunan dengan kedalaman pondasi yang telah diperhitungkan sesuai dengan daya dukung tanah di lokasi, sehingga akan terlihat seperti mangkok.
Khaerani Adenan 152 03 050
55
AR 40Z0 – Studio Tugas Akhir Stasiun Kereta Api Penumpang Gedebage, Bandung _______________________________________________________________________
Tabel 3-7 Tabel Analisis Jenis Pondasi
Jenis Pondasi
Kelebihan
Kekurangan
Pengerjaan
Pondasi Tiang Pancang
Bored Pile
Rakit
tiang Pada saat dibuat dipabrik penanaman tiang Standar dan mutu pancang, terjaga baik menimbulkan Mudah diperoleh getaran pada dalam jumlah yang lingkungan banyak sekitar tapak Pekerjaan lebih cepat Memerlukan biaya tambahan untuk pengangkutan Perlu teknik penyambungan yang baik bila kedalaman tanah kerasnya cukup (Sumber : Merrit, 2000) jauh Tidak menimbulkan Berdiameter getaran yang keras besar sehingga Kekuatan menahan biaya lebih besar beban sama dengan Membutuhkan tiang pancang alat bantu Dipergunakan untuk khusus mulai segala jenis tanah dari alat bor Kurang praktis (Sumber : Merrit, 2000) Lubang galian dapat Perlu biaya digunakan sebagai tambahan untuk basement menggali tanah Sangat berguna dan digunakan pada mengangkutnya banguan yang berada di tapak yang daya dukung (Sumber : Merrit, 2000) tanahnya lemah.
Kesimpulan : Dengan berdasarkan keuntungan dan kerugian, maka pondasi yang digunakan pada bangunan adalah pondasi tiang pancang, dengan pertimbangan karena proyek berada pada tanah yang tergolong labil dan kemampuan pondasi tersebut menahan beban berat di kondisi tanah labil dengan beban yang cukup berat (karena adanya beban dan pergerakan kereta api ).
Khaerani Adenan 152 03 050
56
AR 40Z0 – Studio Tugas Akhir Stasiun Kereta Api Penumpang Gedebage, Bandung _______________________________________________________________________
3.5.2
Sistem Struktur Bangunan
Alternatif jenis sistem struktur yang dapat diterapkan pada bangunan adalah :
Tabel 3-8 Tabel Analisis Alternatif Sistem Struktur
Sistem Struktur
Kelebihan Kekakuan cukup tinggi Ruang yang dihasilkan bebas kolom Dapat meredam bising
Portal (kolom dan balok)
Kekurangan Kurang fleksibel
dalam penataan ruang dalam Pemakaian biaya cukup besar (lebih cocok digunakan untuk bangunan tingkat tinggi)
(Sumber : Merrit, 2000)
Kekakuan cukup tinggi Ruang yang dihasilkan bebas kolom Dapat meredam bising
Kurang fleksibel
Dapat membentuk ruang yang bebas kolom Kuat mendukung gaya dari berbagai arah Tidak memerlukan finishing karena tampilan strukturnya
Biaya relatif mahal Tidak ada ruang
Dinding Pemikul (Sumber : Merrit, 2000)
Wafel
dalam penataan ruang dalam Pemakaian biaya cukup besar (lebih cocok digunakan untuk bangunan tingkat tinggi)
untuk penempatan sarana utilitas Tidak dapat diadakan penambahan sarana utilitas
(Sumber : Merrit, 2000)
Kesimpulan : Berdasarkan Analisis diatas, untuk bangunan stasiun lebih baik menggunakan sistem portal, yang bersifat fleksibel dengan bentang relatif panjang.
Khaerani Adenan 152 03 050
57
AR 40Z0 – Studio Tugas Akhir Stasiun Kereta Api Penumpang Gedebage, Bandung _______________________________________________________________________
3.5.3
Jenis Bahan Struktur
Jenis bahan sebaiknya disesuaikan dengan situasi kondisi yang diperlukan bagi suatu bangunan, maka kriteria yang dibutuhkan antara lain :
Kuat menahan beban dan getaran terutama akibat dari pergerakan kereta api pada area stasiun kereta.
Bahan struktur yang digunakan harus mampu menahan beban yang terjadi pada bangunan, disesuaikan dengan kemampuan bahan material struktur.
Tabel 3-9 Tabel Analisis Alternatif Bahan Struktur
Bahan Struktur Beton
(Sumber : Merrit, 2000)
Kelebihan Kekakuan cukup tinggi Dapat menahan gaya yang besar Mudah dalam pengaturan (fleksibel) Tahan terhadap panas/kebakaran Pelaksanaan relatif cepat Fleksibilitas tinggi Ekonomis waktu
Kekurangan Pelaksaan relatif lama
Tidak tahan terhadap panas yang tinggi Biaya relatif tinggi
Baja (Sumber : Merrit, 2000)
Komposit
Tahan terhadap bahaya kebakaran dan gempa Pemeliharaan mudah
Biaya relatif tinggi
(Sumber : Merrit, 2000)
Kesimpulan : Untuk menunjang fungsi dan kegiatan yang berlangsung didalam bangunan, maka bahan struktur bangunan yang digunakan adalah struktur beton bertulang.
Khaerani Adenan 152 03 050
58
AR 40Z0 – Studio Tugas Akhir Stasiun Kereta Api Penumpang Gedebage, Bandung _______________________________________________________________________
3.5.4
Struktur Lantai
Pemilihan struktur untuk lantai bangunan berdasarkan pertimbangan :
Fasilitas pendukung dan stasiun membutuhkan utilitas yang lengkap dan baik sehingga harus disediakan ruang sebagai tempat sarana utilitas ditempatkan.
Kemampuan daya bentang
Kemampuan untuk mendukung beban yang bekerja diatasnya.
Getaran yang dirasakan pada saat kereta api lewat.
Kesimpulan : Sistem struktur lantai bangunan untuk menggunakan plat lantai balok satu/dua arah dengan konstruksi beton bertulang, dimana ruang antara plat lantai dan plat pondasi digunakan untuk instalasi utilitas, selain itu jika menggunakan baja, getaran yang dirasakan penumpang, terutama pada saat di jembatan akan terlalu terasa. 3.5.5
Struktur Atap
Untuk struktur penopang atap digunakan struktur yang mengikuti fungsi bangunan stasiun dengan pertimbangan : •
Dapat memenuhi kebutuhan akan ruang yang bebas kolom pada area peron dan
dengan
maksud
agar
pandangan
tidak
terhalang
(dapat
melihat/mengetahui kedatangan kereta terutama keperluan petugas PPKA). •
Sirkulasi pergerakan manusia di peron tidak terhalang.
•
Struktur atap cukup tinggi mengingat banyaknya jumlah penumpang yang berada di peron pada waktu bersamaan, tetapi tidak terlalu tinggi sehingga masih dapat menaruh berbagai utilitas stasiun.
•
Bahannya tidak terlalu berat
•
Kesesuaian dengan tampilan bangunan (estetika eksterior)
•
Sesuai dengan iklim setempat
•
Kebutuhan fungsi ruang - ruang dengan struktur bentang yang bervariasi.
Khaerani Adenan 152 03 050
59
AR 40Z0 – Studio Tugas Akhir Stasiun Kereta Api Penumpang Gedebage, Bandung _______________________________________________________________________
Tabel 3-10 Tabel Analisis Alternatif Penutup Atap
Jenis Penutup Atap
KELEBIHAN Kuat dan kokoh
DAK BETON
Insultasi bunyi baik sekali
KEKURANGAN Dapat terjadi
keretakan Beban besar
(masif)
(Sumber : Merrit, 2000)
Kuat Ekonomis
Bentang
lebih
kecil Terbatas dalam
RANGKA BIDANG
bentuk
(Sumber : Merrit, 2000)
Dapat digunakan RANGKA RUANG
Biaya
relatif
dengan bentangan
tinggi
(tidak
yang cukup panjang
ekonomis)
Bobot ringan
(Sumber : Merrit, 2000)
Kesimpulan : Karena fungsi yang dinaunginya banyak terdapat aktifitas yang membutuhkan bentang lebar dan bebas kolom, maka dipilih rangka bidang sebagai struktur atap.
Khaerani Adenan 152 03 050
60
AR 40Z0 – Studio Tugas Akhir Stasiun Kereta Api Penumpang Gedebage, Bandung _______________________________________________________________________
3.6
Analisis Utilitas
Utilitas dan kelengkapan bangunan ini berisi sistem dan prinsip-prinsip utilitas yang digunakan serta persyaratannya pada sebuah bangunan.
3.6.1
Sumber Daya Listrik Untuk Bangunan Sebagai sumber listrik utama berasal dari jaringan PLN dan sebagai
cadangan digunakan generator set ( dengan tenaga diesel ) apabila listrik dari jaringan PLN terputus yang dilengkapi dengan switch otomatis yang akan berfungsi 10 detik setelah listrik padam. Genset Jaringan PLN
3.6.2
Gardu
Central Panel
Stasiun
Penghawaan Suhu udara di kawasan Gedebage relatif panas pada siang hari. Sehingga
untuk meningkatkan kenyamanan di stasiun ini di ruang tertentu diperlukan pengkondisian udara buatan. Untuk penghawaan di stasiun ini terdiri dari dua macam, yaitu : 1. Penghawaan alami : Karena sifat ruang yang menuntut untuk selalu berhubungan dengan langsung ruang luar, maka pada stasiun ini ruang-ruang yang berhubungan dengan ruang luar adalah emplasemen , peron dan hall.
2. Penghawaan buatan : Untuk mencapai temperatur yang diinginkan, diperlukan pengkondisian udara buatan, umumnya digunakan pada ruang-ruang yang memerlukan kenyamanan, antara lain : Ruang administrasi dan manajemen, Operasional, Fasilitas Penunjang (komersil).
Khaerani Adenan 152 03 050
61
AR 40Z0 – Studio Tugas Akhir Stasiun Kereta Api Penumpang Gedebage, Bandung _______________________________________________________________________
Alternatif pengkondisian udara buatan yang digunakan adalah AC Split yang digunakan pada ruangan yang relatif kecil dan tidak dipakai terus menerus.Terutama pada ruang komputer, suhu udara yang dibutuhkan harus konstan 20ºC.Pada toilet dan ruang khusus lainnya seperti ruang mesin AC, ruang genset, sirkulasi udara yang ada perlu dibantu dengan exhaust fan.
3.6.3
Instalasi Air Bersih
Kebutuhan air tidak hanya untuk pengguna bangunan tetapi juga diperlukan bagi kereta api.
Sistem Down Feed Yaitu sistem pensuplaian air dengan memanfaatkan gravitasi bumi. Air dipompa ke atas dari tangki bawah, kemudian ditampung dalam tangki atas yang kemudian disuplai tanpa menggunakan pompa. Keuntungannya adalah apabila pompa mati atau rusak mendadak, masih terdapat cadangan persediaan air di tangki sampai waktu tertentu. Tangki Atas
Tangki Bawah
Gambar 3-8 Sistem Down Feed
Khaerani Adenan 152 03 050
62
AR 40Z0 – Studio Tugas Akhir Stasiun Kereta Api Penumpang Gedebage, Bandung _______________________________________________________________________
3.6.4
Instalasi Air Kotor
Air kotor yang berasal dari kloset atau wc, dan urinoir ditampung ke dalam septic tank yang ada pada bangunan, sedangkan air kotor yang berasal dari limbah kendaraan, dapur dan lain-lain dapat disalurkan melalui pipa saluran air kotor menuju instalasi pengolahan limbah. Air limbah: KM WC/toilet Dapur
Air Hujan
Saluran Pembuangan
Saluran Pembuangan
Septic Tank
Bak Kontrol
Rembesan
Saluran Pembuangan Riol Kota
3.6.5
Pembuangan Sampah Sampah dapat berasal dari kegiatan bangunan itu sendiri dan penumpang
atau pengunjung. Pada waktu kegiatan relatif sepi, sampah dikumpulkan dengan menggunakan kereta dorong di setiap lantai, lalu ditampung di pool-sampah, untuk selanjutnya diangkut dengan truk kebersihan kota.
3.6.6
Sistem Pengamanan Bangunan Sistem pengamanan bangunan terdiri atas sistem pengamanan terhadap
bahaya kebakaran dan terhadap gangguan keamanan.
Khaerani Adenan 152 03 050
63
AR 40Z0 – Studio Tugas Akhir Stasiun Kereta Api Penumpang Gedebage, Bandung _______________________________________________________________________
1. Terhadap bahaya kebakaran Pengamanan terhadap bahaya kebakaran ini terbagi atas beberapa tahap, yaitu tahap pencegahan, tahap penyelamatan, dan tahap pemadaman.
a. Tahap pencegahan : •
Heat detector (detektor panas), untuk area ± 46 m² - 60 m²
•
Smoke detector (detektor asap), untuk area ± 100 m²
Kedua alat mendeteksi bahaya kebakaran yang kemudian dihubungkan pada alarm kebakaran yang memberi isyarat bunyi, yang langsung berhubungan dengan panel indikator pada instalasi pemadam kebakaran. b. Tahap penyelamatan : Penyediaan sarana darurat bagi manusia dalam bangunan agar dapat segera keluar dari bangunan. dengan sirkulasi dalam bangunan dengan lebar koridor minimal 1,80 m dan jarak radius jangkauan maksimal 30 m. c. Tahap pemadaman : Tahap pemadaman ini ada yang bekerja secara manual, yaitu : •
Portable Fire Extinguisher Dapat melayani radius 250 m²/unit dengan jarak antar unit 20 – 25 m
•
Fire hydrant dan hose reel Diletakkan dalam bangunan dengan radius pelayanan 800 m²/unit, dengan jarak antar unit 20 – 25 m.
•
Hydrant pillar Diletakkan di halaman, sumber air disambungkan langsung dengan jaringan PAM di luar bangunan dengan jarak antar hydrant pillar 800 m.
Serta ada yang bekerja secara otomatis, yaitu : •
Sprinkler Jarak antar sprinkler 6 - 9 m dengan radius pelayanan 25 m²/unit.
Khaerani Adenan 152 03 050
64
AR 40Z0 – Studio Tugas Akhir Stasiun Kereta Api Penumpang Gedebage, Bandung _______________________________________________________________________
2. Terhadap Gangguan Keamanan Untuk system pengawasan pada antisipasi gangguan keamanan di dalam bangunan digunakan alat CCTV ( Close Circuit Television ). Sistem pengawasan dengan menggunakan kamera televisi untuk mengawasi keamanan melalui ruang keamanan. Biasanya diletakkan di ruang-ruang yang memerlukan pengawasan seperti hall, loket, dan lain-lain. Penempatannya diusahakan memperhatikan kenyamanan pengguna.
3.6.7
Sistem Komunikasi
Sistem komunikasi yang ada dalam bangunan stasiun adalah : Komunikasi Intern Yaitu sistem komunikasi yang digunakan untuk hubungan dalam bangunan. Disediakan intercome atau PABX yang menghubungkan antara bagian-bagian bangunan yang memerlukan. Disediakan juga sound-system yang digunakan untuk menyampaikan pengumuman dan pengaturan pengoperasian perjalanan kereta oleh PPKA di stasiun kereta. Komunikasi Extern Jaringan telepon dan internet
3.6.8
Sistem Sinyal Pada Jalur Kereta
Sistem sinyal yang digunakan pada pengaturan jalur kereta adalah sinyal elektronis yang bersifat saling mengunci dengan menggunakan sinyal berwarna. Terdapat beberapa jenis sinyal : Interlocking Device Yaitu suatu peralatan yang saling mengunci dengan tujuan saling menambah efisiensi operasional, menjamin keselamatan perjalanan kereta dan peralatan mesin yang digerakkan secara elektrik dan terkontrol.
Khaerani Adenan 152 03 050
65
AR 40Z0 – Studio Tugas Akhir Stasiun Kereta Api Penumpang Gedebage, Bandung _______________________________________________________________________
Signal Cable Untuk mengontrol sinyal lampu berwarna digunakan switching machine. Kabelkabel ini diletakkan di dalam tanah dan dilengkapi oleh sejumlah konduktor, kabel-kabel ini berfungsi meneruskan informasi sinyal yang ada. Block System Peralatan ini dipasang pada tempat antara 2 stasiun yang berdekatan. Signal Indicator dan Markers Dipasang dengan tujuan memberikan petunjuk kepada para masinis agar dapat mengendalikan kereta api dengan aman dan efektif, juga agar masinis dapat mengetahui situasi lapangan yang jelas tentang kereta api yang datang dan berangkat. Point Machine Merupakan peralatan yang dikendalikan oleh sistem yang saling mengunci, dpasang pada kompleks stasiun yag berfungsi untuk menjamin keselamatan kereta api pada saat berbelok, dan sejauh kereta api tersebut berjalan dengan kecepatan maksimum yang sudah ditentukan demi keselamatan perjalanan kereta.
Khaerani Adenan 152 03 050
66
AR 40Z0 – Studio Tugas Akhir Stasiun Kereta Api Penumpang Gedebage, Bandung _______________________________________________________________________
3.7
Kebutuhan Ruang
1.
Fasilitas Administrasi dan Manajemen Jumlah
Luas
No
Nama Ruang
Pemakai
1.
R. Kepala Stasiun
Kepala Stasiun
1
24 m2
2.
R. Wk. Ka. Stasiun
Wk. Ka. Stasiun
1
18 m2
3.
R. Tamu VIP
10
30 m2
4.
R. Rapat kecil
20
60 m2
5.
R. Tata Usaha/ Adm
10
50 m2
6.
Gudang Arsip
7.
R.
Bag
Peralatan
Pemakai
Staff
20 m2 dan
40 m2
Logistik TOTAL
2.
242 m2
Fasilitas Operasional Jumlah
Luas
No
Nama Ruang
Pemakai
1.
R. Ka. PPKA
Ka. PPKA
1
18 m2
2.
R. Wk. Ka.PPKA
Wk. Ka. PPKA
1
15 m2
3.
R. Sinyal
8
4 m2
4.
R. Telegraf
4
36 m2
5.
R. Komputer
6
54 m2
6.
Kondektur Ruang ganti dan loker
8.
Ruang Inap
10.
Staff
R. Istirahat Masinis dan Masinis
7.
9.
Pemakai
Kondektur
Complaint room/
Staff
customer Service
penumpang
Toilet Pengelola
Khaerani Adenan 152 03 050
5
dan
20 m2
-
30 m2
10
60 m2
5
20 m2
50 m2
67
AR 40Z0 – Studio Tugas Akhir Stasiun Kereta Api Penumpang Gedebage, Bandung _______________________________________________________________________
Staff
dan
5
8 m2
11.
Smoking room
12.
Gudang
teknisi
-
50 m2
13
Ruang Mekanikal Elektikal
Staff
-
180 m2
14.
R. Polsuska
Polisi Stasiun
8
32 m2
15.
R. Tahanan
4
8 m2
penumpang
TOTAL
3.
585 m2
Fasilitas Penjualan tiket
No
Nama Ruang
Pemakai
Jumlah
Luas
Pemakai
1
Kantor penjualan tiket
Staff penjual tiket
50 m2
2.
Counter penjualan tiket
Staff
30 m2
TOTAL
4.
80 m2
Fasilitas Penumpang
No
Nama Ruang
Pemakai
Jumlah
Luas (m2)
Pemakai
1.
Bussiness Lounge
Penumpang
2.
Toilet
Penumpang
50 m2
3.
Restoran
Penumpang
100 m2
4.
Retail
Penumpang
50 m2
5.
Smoking room
Penumpang
20 m2
6.
ATM Center
36 m2
7.
Telepon Umum
74 m2
8.
R. Kesehatan/P3K
50 m2
9.
Dapur/Pantry
20 m2
10.
R. Ibadah/Musholla
11.
R. Informasi TOTAL
Khaerani Adenan 152 03 050
-
20 m2
120 m2 8 m2 548 m2
68
AR 40Z0 – Studio Tugas Akhir Stasiun Kereta Api Penumpang Gedebage, Bandung _______________________________________________________________________
5.
Area Kereta Pemakai
Jumlah Pemakai
Luas (m2)
No
Nama Ruang
1.
HALL KA
2.
Concourse
150 m2
3.
emplasement KA
1200m2
4.
Peron penumpang
2400 m2
TOTAL
4050 m2
3406
300 m2
Jadi TOTAL KEBUTUHAN RUANG : 5.505 m2
Dasar Perhitungan Luas •
Rata- rata jumlah penumpang naik pada jam biasa : 200 orang
•
Jumlah penumpang turun 200
•
Peak hours : 400 orang
•
Jadi kira2 jumlah penumpang yang pergi dan datang : 2x 400 orang = 800 orang.
•
Jumlah pemberangkatan per hari = 53 pemberangkatan & kedatangan
•
Jadi jumlah total per hari = 53 x 400 = 21.200 orang
•
Dengan asumsi akan banyak penumpang pada saat penyelenggaraan sea games 2010, maka jumlah penumpang per hari di asumsikan 45.000 orang per hari.
•
Jumlah penumpang pada 1 hari 45.000 orang per hari
•
Jumlah penumpang pada 1 jam padat (peak hour) ratio 12.5 % = 5.625 org
•
Headway kereta (jarak antara satu rangkaian kereta dengan rangkaian kereta lain) = ± 10 menit – 30 menit
•
Kepadatan tiap 10 menit = 10/60 x 5.625 orang = 937.5 ~ 938 orang
•
Kebutuhan luasan per-orang
•
938 x 0.65 m2 = 609,7 ~ 610 m2
Khaerani Adenan 152 03 050
= 0,65 m2 (AJM)
69
AR 40Z0 – Studio Tugas Akhir Stasiun Kereta Api Penumpang Gedebage, Bandung _______________________________________________________________________
•
Sirkulasi 15% =15% x 610 m2 = 91.5 ~ 92 m2
•
Jumlah kebutuhan luas penumpang = 610 m2+ 92 m2 = 702 m2
Luas area peron penumpang kereta Lebar peron yang dipakai
= minimal 12 m
Panjang peron
= 150 m
Asumsi jumlah peron
= 2 buah
Total luas peron penumpang
= 12 x 150 x 3 = 5400 m2
Luas area emplasemen rel KA Lebar ruang bebas KA
=4m
Panjang lintasan KA terpanjang
= 150m
Jumlah lintasan penumpang
= 4 jalur KA
Luas emplasemen rel kereta = 4 x 150 x 4
= 2400 m2
Bagian Pelayanan Penumpang KA 1. Hall/ Lobby Stasiun S = a.n a = Jumlah penumpang kereta per jam = 5.625 orang/jam asumsi rasio 20% berada di lobby stasiun = 1125 orang n = Luas per orang = 0,65 – 0,95m2 S = 1125 x 0,65m2 = ~731.25 m2 ~732m2 2. Ruang Informasi S = a.n a = Jumlah karyawan : 4 orang n = Luas per orang = 4 m2(TSS) S = 4x4= 16 m2 3. Pelayanan Tiket/Karcis KA a. Jumlah Mesin Tiket N = T/B N = Jumlah Loket
Khaerani Adenan 152 03 050
70
AR 40Z0 – Studio Tugas Akhir Stasiun Kereta Api Penumpang Gedebage, Bandung _______________________________________________________________________
T= jumlah penumpang yang berangkat dari stasiun pada saat peak hour dalam 1 jam : 30 % x 5.625 = 1687.5 orang ~ 1690 orang B = kapasitas pelayanan mesin tiket. 1 orang dapat dilayani dalam 15 detik, jadi dalam 1 jam 240 orang Jadi jumlah mesin yang diperlukan adalah : Mesin Penjual karcis untuk kereta jarak jauh/menengah : 225 orang/jam
:
16 detik/orang
Yang dibutuhkan : 2 buah Mesin penjual karcis untuk kereta komuter : 300 orang/jam
:
12 detik/orang
Yang dibutuhkan : 6 buah Jadi jumlah mesin yang diperlukan adalah : 8 buah b. Hall pembelian tiket/ karcis S = L1 x L2 S= Luas area L1= Lebar tempat mengantri x Jumlah mesin tiket 1m x 8 mesin tiket = 8 m L2= Panjang antrian untuk 10 orang = 3-6 m S= 8 x 6 m = 48 m2 c. Ruang kantor tiket/ karcis S = a.n a = Jumlah karyawan : 4 orang n = Luas per orang = 4 m2(TSS) S = 2x4= 16 m2 4. Telepon umum L = luas jumlah pengguna + luas area box telepon Asumsi = Rasio jumlah pengguna : 1% dari jumlah penumpang pada 1 jam padat = 1% x 5.625 orang = 56 orang/ jam Khaerani Adenan 152 03 050
71
AR 40Z0 – Studio Tugas Akhir Stasiun Kereta Api Penumpang Gedebage, Bandung _______________________________________________________________________
Luas 1 orang = 0, 65 m2 Luas jumlah pengguna = 56 x 0,65 = ~ 36.4 m2 = 37 m2 Luas @ Box Telepon = 1x1 m, asumsi 4 box telepon Jadi luas = ~ 40 m2 5. Kios / Toko Retail Restorant Fast Food Jumlah pengunjung :10 % dari jumlah pengunjung pada 1 jam padat. Jumlah pengunjung = 10 % x 5.625 orang/jam = 563 orang Kepadatan pengunjung selama 10 menit = 10/60 x 56 = 98.3 ~100 org Diasumsikan hanya ada 3 buah restorant fast food @ kapasitas 30 org. Luas 1 orang pada restaurant = 1, 4 m2 Kebutuhan Luas = 90 x 1, 4 m2 = 126 m2 Dapur dan Sirkulasi = 20 % x 84 m2= 25.2 m2 Kebutuhan Luas TOTAL = 151.2 m2 ~ 150 m2 Retail : kios pulsa, kios minuman, kios makanan, Jumlah pembeli = 20 % jumlah penumpang kereta / hari 20 % x 45.000 = 9000 orang/ hari = 600 orang/jam Waktu pelayanan 1 pembeli oleh penjual = 2 menit Jumlah pelayan tiap kios = 2 orang Pelayanan dalam 1 jam : 60 menit/ 2 menit x 2 orang = 60 orang Jumlah kios yang dibutuhkan = 600 / 60 = ~ 10 kios. Asumsi luas kios
= 10 m2
Luas kebutuhan kios total
= 100 m2
Toko Buku Jumlah Toko diasumsikan 2 buah Luas 1 toko 12 m2 Total Kebutuhan luas = 2 x 12m2 = 24 m2
Khaerani Adenan 152 03 050
72
AR 40Z0 – Studio Tugas Akhir Stasiun Kereta Api Penumpang Gedebage, Bandung _______________________________________________________________________
Toko Cinderamata Jumlah Toko diasumsikan 2 buah Luas 1 toko 12 m2 Total Kebutuhan luas = 2 x 12m2 = 24 m2 6. ATM Center Asumsi : 1 unit ATM = 1,5 mx 1 m = 1, 5 m2 Jumlah mesin ATM = 4 unit Panjang antrian untuk 10 orang = 3-6 m Luas ATM Center = 1, 5 m 2 x 4 x 6 m = 36 m2 7. P3K dan Ruang Kesehatan Asumsi : Kapasitas 5 orang, luas untuk 1 orang = 5 m2 Luas = 5 x 5 m2= 25 m2 FASILITAS SERVIS DAN UTILITAS 8. Toilet Umum Jumlah pengunjung terpadat = 2.250 orang/ jam Pemakaian toilet diperkirakan = 5 menit Kepadatan 5 menit = 5 / 60 x 2.250 orang = 188 orang Perbandingan wanita : pria = 852 : 852 Kebutuhan toilet pria Toilet = 4 buah x ( 1 toilet = 3 m2)
=12 m2
Urinoir = 3 buah x (1 urinoir = 1,3 m2) = 3,9m2 Wastafel = 3 buah x ( 1 wastafel = 1,5 m2) = 4,5 m2 TOTAL = 20,4 ~ 25 m2 Kebutuhan toilet wanita Toilet = 4 buah x ( 1 toilet = 3 m2)
=12 m2
Wastafel = 3 buah x ( 1 wastafel = 1,5 m2) = 4,5 m2 TOTAL = 20 m2 TOTAL luas = 25 m2 +20 m2
Khaerani Adenan 152 03 050
= 45 m2
73
AR 40Z0 – Studio Tugas Akhir Stasiun Kereta Api Penumpang Gedebage, Bandung _______________________________________________________________________
9. Toilet Karyawan Kebutuhan toilet pria Toilet = 3 buah x ( 1 toilet = 3 m2)
= 12 m2
Urinoir = 3 buah x (1 urinoir = 1,3 m2) = 3,9m2 Wastafel = 3 buah x ( 1 wastafel = 1,5 m2) = 4,5 m2 TOTAL = 20,4 ~ 25 m2 Kebutuhan toilet wanita Toilet = 4 buah x ( 1 toilet = 3 m2)
=12 m2
Wastafel = 3 buah x ( 1 wastafel = 1,5 m2) = 4,5 m2 TOTAL = 20 m2 TOTAL luas = 25 m2 +20 m2
= 45 m2
10. Musholla Asumsi Jumlah pengguna = 100 orang Kebutuhan ruang per orang @ 1 m2 = 100 orang x 1 m2 = 100 m2 Ruang Wudhu = 20 % x 100 = 20 m2 Total 120 m2
11. Gudang = 50 m2 12. Dapur / Pantry = 20 m2 13. Mekanikal dan Elektrikal Asumsi : R. Gardu PLN = 120 m2 R. Genset, 2 buah @ 40 m2, total = 80 m2 R. Panel Listrik, 1 buah @ 30 m2, total= 30 m2 R. Pompa, 1 buah @ 40 m2, total = 40 m2 R. Mesin, 1 buah @ 30 m2, total = 30 m2 TOTAL = 180 m2
Khaerani Adenan 152 03 050
74
AR 40Z0 – Studio Tugas Akhir Stasiun Kereta Api Penumpang Gedebage, Bandung _______________________________________________________________________
Parkir
1. Kendaraan Pribadi Asumsi Jumlah kendaraan = 10 % dari Jumlah penumpang terpadat 10 % x 5.625 / jam = 562.6 orang dengan perbandingan 60 % naik mobil, 40 % naik motor. Yang naik mobil= 60 % x 563 orang = 337.2 orang = 338 orang Parkir mobil yang dibutuhkan= (1 mobil @ 3 orang) = 338/3 =~ 112 mobil pribadi. Luas Parkir Mobil Pribadi = 112 x 12.5 m2 = 1400 m2 Parkir Motor = 40 % x 563 orang = ~ 225 motor pribadi. Luas Parkir Motor = 225 x 2,5 m2= 562.5 m2
2. Kendaraan Karyawan Asumsi jumlah Karyawan = 100 orang Yang membawa Kendaraan = 40 % = 40 % x 100 orang = 40 kendaraan pribadi Mobil = 60 % x40 = 48 mobil = 24 x 15m2 = 360 m2 Motor = 40 % x 40 = 16 motor = 16 x 2,5 m2 = 40 m2 TOTAL untuk kendaraan karyawan = 400m2
Khaerani Adenan 152 03 050
75