BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1
Setting Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di TK Melati Molutabu Kabupaten Bone Bolango dalam waktu 2 bulan. 3.1.2
Karakteristik Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah anak kelompok B TK Melati Molutabu Kabupaten Bone Bolango, yang berusia rata-rata 5-6 tahun yang berjumlah 20 anak terdiri dari laki-laki 9 anak dan perempuan 11 anak. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian di mana ada perlakuan yang terdapat variabel dependen yakni perilaku mandiri pada anak kelompok B di TK Melati Molutabu Kabupaten Bone Bolango. 3.2 Variabel Penelitian 3.2.1
Variabel
Yang menjadi variabel penelitian untuk menjawab permasalahan yang telah dikemukakan adalah input, proses, output yaitu sebagai berikut: 1. Variabel Input mengacu kepada perencanaan, memilih anak yang akan diberikan tindakan, merancang kegiatan pemberian teknik modeling. Tema digunakan adalah “Kebutuhanku”, dengan sub tema: mengenakan celana/rok, kemeja/baju, kaus kaki, sepatu.
27
28
2. Variabel Proses merupakan kegiatan inti dimana siswa diberikan tindakan yang telah direncanakan sebelumnya. Dengan mengacu pada langkahlangkah teknik modeling yaitu: -
Attentional, yaitu proses dimana observer/individu menaruh perhatian terhadap perilaku atau penampilan model. Dalam hal ini sesorang cenderung memperhatikan model yang menarik, berhasil, atraktif, dan populer.
-
Retention, yaitu proses yang merujuk pada upaya individu untuk memasukkan infomasi tentang model. Baik verbal maupun gambar dan imajinasi.
-
Production, yaitu proses mengontrol tentang bagaimana anak dapat mereproduksi respons atau tingkah laku model. Kemampuan mereproduksi dapat berbentuk ketrampilan fisik atau kemampuan mengidentifikasi perilaku model.
-
Motivational, yaitu proses pemilihan tingkah laku model. Dalam proses ini terdapat faktor penting yang mempengaruhinya, yaitu reinforcement dan punishment.
3.
Variabel Output meliputi pengembangan perilaku mandiri dengan indikator sebagai berikut: 1) Faktor internal (emosi dan inteligensi) 2) Faktor Eksternal: Lingkungan keluarga 3) Faktor Eksternal: Lingkungan sekolah
29
3.2.2
Proses Bimbingan dengan menggunakan teknik modeling dalam pembelajaran di TK
Bimbingan
dengan menggunakan
teknik modeling dalam konseling
merupakan variabel X (variabel bebas) dilaksanakan untuk mengembangkan perilaku mandiri (variabel Y/ variabel terikat) siswa pada anak kelompok B di TK Melati Molutabu. Kecamatan kabila bone, Kabupaten Bone bolango. Proses pemberian bimbingan melalui teknik modeling dimulai dengan pengamatan perilaku mandiri yang ditunjukkan siswa di sekolah, kemudian guru menganalisis perilaku-perilaku mandiri siswa yang dinilai kurang baik. Selanjutnya guru mengadakan pemberian teknik modeling sesuai dengan perilaku mandiri yang diharapkan.
3.3 Tahapan-tahapan Penelitian 3.3.1
Tahap Persiapan
Dalam rangka penelitian tindakan kelas ini peneliti melaksanakan persiapan-persiapan sebagai berikut: a. Menghubungi kepala sekolah guna memperoleh izin untuk melaksanakan kegiatan penelitian ini, dan berkonsultasi tentang guru yang menjadi mitra. b. Mendiskusikan rencana kegiatan dan kegiatan yang akan dilakukan bersama di sekolah dengan guru mitra. c. Melakukan observasi awal terhadap subyek penelitian
30
d. Pengkajian masalah sekaligus pembuatan alat observasi dan evaluasi, mendesain situasi kelas dan pembelajaran sesuai dengan teknik yang telah ditetapkan, serta menetapkan waktu pelaksanaan kegiatan tindakan. 3.3.2
Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan penelitian dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru-guru lainnya yang berkompeten di kelompok B TK Melati Molotabu. Agar pelaksanaan tindakan dapat berjalan lancar, maka diperlukan kegiatan sebagai berikut: a. Mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan pada kegiatan pemberian teknik modeling dalam bimbingan dan konseling di sekolah b. Menyusun prosedur pelaksanaan, yaitu urutan kegiatan yang dilaksanakan c. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi, agar tidak terjadi penyimpangan prosedur d. Jika terjadi penyimpangan segera diadakan modifikasi. Prosedur penelitian tindakan kelas terdiri atas 2 siklus, setiap siklus dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. 1. Siklus I Berdasarkan topik pada teknik modeling, yakni untuk menunjukkan terjadinya proses belajar melalui pengamatan dari orang lain dan perubahan yang terjadi karenanya melalui peniruan. Adapun langkah-langkah pelaksanaan tindakan, yakni: 1) Guru meminta anak untuk memperhatikan apa yang harus ia pelajari sebelum model didemonstrasikan.
31
2) Guru memilih model yang serupa dengan anak dan memilih siapa yang bisa mendemonstrasikan tingkah laku yang menjadi tujuan dalam bentuk tiruan. 3) Guru menyajikan demonstrasi model tersebut dalam urutan skenario yang memperkecil stress bagi konseli. Konseli bisa terlibat dalam demonstrasi perilaku ini. 4) Guru meminta siswa menyimpulkan apa yang ia lihat setelah demonstrasi tersebut. 5) Adegan yang dilakukan oleh guru bisa jadi lebih dari satu. 2. Siklus II Pada siklus II yang menjadi topik pada teknik modeling yakni: “Perilaku Mandiri” dengan tujuan pemahaman. Adapun langkah-langkah pelaksanaan layanan sarana dengan siklus I. Pada siklus II, siswa lebih diarahkan pada bagaimana menerapkan perilaku mandiri terutama dalam kegiatan siswa pada proses pembelajaran. 3.3.3
Tahap Pemantauan dan Evaluasi
Pemantauan dan evaluasi berlangsung dalam setiap siklus, dimana peneliti dibantu oleh anggota tim peneliti untuk mengamati setiap pelaksanaan siklus yang dilakukan, dan hasil tersebut dibahas pada tahap analisis dan refleksi. Pedoman dalam pelaksanaan pemantauan dan evaluasi adalah sebagai berikut: a. Semua aspek yang menjadi indikator dari perilaku mandiri siswa b. Proses bimbingan yang menerapkan teknik modeling dalam konseling di sekolah
32
c. Alat pengumpul data yang telah disiapkan yakni: -
Lembar observasi tentang kegiatan bimbingan
-
Lembar observasi tentang perilaku mandiri siswa di sekolah
d. Bukti fisik pelaksanaan kegiatan yang didokumentasikan melalui alat visual. 3.3.4
Analisis dan Refleksi
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah menganalisis hasil yang diperoleh pada tahap observasi dan hasilnya digunakan untuk merefleksi dari seluruh proses kegiatan. Dalam hal ini akan diketahui kekuatan dan kelemahan yang terjadi pada proses yang telah berlangsung kemudian ditindak lanjuti pada kegiatan berikutnya serta menjadi bahan untuk menyusun laporan penelitian. Adapun proses pengolahan data yang diperoleh melalui lembar observasi dari kedua pengamat masing-masing. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik observasi.
Jenis yang digunakan adalah observasi
partisipatif, yakni dengan cara seorang peneliti melakukan pengamatan (observasi) sambil ikut serta dalam kegiatan penelitian yang sedang berjalan. Data tertulis berupa catatan anekdot anak di sekolah, pedoman observasi, dan riwayat pribadi siswa yang didapatkan ketika anak masuk sekolah. Teknik wawancara digunakan untuk mengumpulkan data perilaku mandiri anak di rumah, yang menjadi sumber adalah orang tua siswa.
33
3.5 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif. Huberman, dalam HB Sutopo, (1996: 186) mengemukakan bahwa analisis data dalam penelitian
adalah model analisi interaktif yang
mempunyai tiga komponen yaitu : 1) sajian data, 2) reduksi data dan
3)
penarikan kesimpulan atau verifikasi data masih berlangsung. Untuk jelasnya proses analisis interaktif dapat digambarkan dengan skema berikut : PENGUMPULAN DATA SAJIAN DATA
REDUKSI DATA PENARIKAN SIMPULAN/ VERIFIKASI DATA
Langkah-langkah analisis: a) Melakukan analisis awal bila data yang didapatkan di kelas sudah cukup maka dapat dikumpulkan; b) Mengembangkan bentuk sajian data, dengan menyusun koding dan matrik yang berguna untuk penelitian lanjutan; c) Melakukan analisis data dikelas dan mengembangkan matrik antar kasus; d) Melakukan verifikasi, pengayakan dan pendalaman data. Apabila dalam persiapan analisis ternyata ditemukan data yang kurang lengkap atau
34
kurang jelas, maka perlu dilakukan pengumpulan data lagi secara lebih terfokus; e) Melakukan analisis antar kasus, dikembangkan struktur sajian datanya bagi susunan laporan; f) Merumuskan kesimpulan akhir sebagai temuan penelitian; g) Merumuskan implikasi kebijaksanaan sebagai bagian dari pengembangan saran dalam akhir penelitian.