BAB III METODE PENELITIAN 3.1
Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian Pada sub judul seting dan karakteristik subjek penelitian akan diuraikan
menjadi tiga sub judul yaitu seting tempat, seting waktu dan karakteristik subjek penelitian. Seting tempat akan membahas tempat dimana penelitian ini dilakukan, seting waktu akan membahas tanggal dan bulan dilaksanakannya penelitian, sedangkan karakteristik subjek penelitian akan membahas tentang kondisi siswa kelas 5 saat pembelajaran IPA. 3.1.1 Seting Tempat Penelitian dilakukan di SDN 1 Ngropoh yang terletak di Dusun Ngabean Desa Ngropoh Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung. Lokasi SDN 1 Ngropoh sangat strategi karena terletak di pinggir jalan dan dekat dengan pemukiman warga. Lokasi yang strategis memudahkan siswa untuk menjangkau sekolah. Sarana dan prasarana di SDN 1 Ngropoh sudah cukup lengkap. Prasarana fisik yang dimiliki sekolah ini, yaitu 6 ruang kelas, 1 ruang kantor guru, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang perpustakaan dengan buku penunjang pembelajaran yang lengkap serta buku bacaan, 1 rumah dinas penjaga sekolah, dan terdapat pula kantin sekolah. SDN 1 Ngropoh sangat sejuk karena terdapat pepohonan yang rindang serta terdapat pula taman. Halaman sekolah sangat luas dan bersih sehingga siswa nyaman saat bermain.
3.1.2 Seting Waktu Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan yaitu bulan Februari - Mei 2014. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah karena penelitian ini memerlukan beberapa siklus penelitian sedangkan setiap siklus membutuhkan minimal 3 kali pertemuan. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus yang masing-masing siklus dilakukan dalam 4 kali pertemuan. Penelitian ini juga disesuaikan dengan SK dan KD yang diajarkan yaitu tentang sifat-sifat cahaya. Rincian alokasi waktu dalam penelitian dapat dilihat pada table, sebagai berikut: 28
29
Table 3.1 Alokasi Waktu Penelitian No 1.
Pelaksanaan Penelitian Proposal PTK
2.
Februari 1 2 3 4
Maret 1 2 3 4
April 1 2 3 4
1
Mei 2 3
4
SIKLUS I Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi
3.
4.
SIKLUS II Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi Pelaporan Berdasarkan tabel 3.1 pada bulan Februari digunakan untuk penyusunan
proposal dan penyusunan instrument yang akan digunakan dalam penelitian. Pada bulan Maret minggu ke 1, 2, 3 digunakan untuk perencanaan penelitian. Penelitian/tindakan dilakukan pada minggu ke 4 bulan Maret setelah kegiatan UTS semester II dan kegiatan jeda. Tindakan dan observasi dilakukan pada waktu yang bersamaan. Hasil refleksi pada siklus I dijadikan panduan dalam perencanaan siklus II yang dilakukan pada minggu ke 1 bulan April. Pelaksanaan siklus II dilakukan pada minggu ke 2 bulan April. Pada bulan April minggu ke 3, 4 sampai bulan Mei digunakan untuk mengolah data hasil penelitian, menyusun laporan penelitian, konsultasi laporan serta persiapan ujian.
3.1.3 Karakteristik Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 5 SDN 1 Ngropoh yang berjumlah 18 siswa, terdiri dari dari 10 siswa perempuan dan 8 siswa laki-laki. Karakteristik siswa kelas 5 berumur antara 11-13 tahun, setiap siswa memiliki tingkat pengetahuan dan kemampuan yang bervariasi ada yang diatas rata-rata, sedang dan ada yang kurang. Masing-masing siswa berasal dari latar belakang orang tua
30
yang berbeda sebagian besar orang tua bekerja sebagai petani dan buruh pabrik sehingga sebagian besar waktunya dipergunakan untuk bekerja, kondisi yang seperti ini membuat siswa kurang mendapat perhatian khususnya dalam jam belajar dirumah. Kurangnya perhatian orang tua terhadap jam belajar siswa sehingga waktu yang digunakan untuk bermain lebih banyak dari pada waktu untuk belajar. Di dalam kelas siswa masih kurang aktif, kurangnya kerja sama antarsiswa, siswa hanya mendengarkan, mencatat kemudian mengerjakan LKS sehingga berdampak pada perolehan hasil belajar yang masih rendah. Penelitian dilakukan pada mata pelajaran IPA kelas 5 karena hasil belajar IPA masih rendah. Berdasarkan data nilai ulangan harian pada semester II sebagian besar masih memperoleh nilai di bawah KKM mata pelajaran IPA yang ditentukan oleh sekolah. Rata-rata hasil belajar IPA siswa kelas 5 yaitu 60,67 sedangkan KKM mata pelajaran IPA kelas 5 yang ditentukan yaitu ≥ 67, sehingga rata-rata hasil belajar IPA siswa kelas 5 masih dibawah KKM.
3.2
Jenis dan Desain Penelitian Pada sub judul jenis penelitian dan desain penelitian ini akan diuraikan
menjadi dua sub judul yaitu jenis penelitian dan desain penelitian. Jenis penelitian akan membahas tentang penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, sedangkan desain penelitian adalah model/rancangan yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian. 3.2.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang sering disingkat dengan PTK. PTK adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/ meningkatkan mutu praktik pembelajaran (Arikunto, 2012:58). Salah satu ciri khas PTK adalah adanya kolaborasi (kerja sama) antara praktisi (guru, kelapa sekolah, siswa) dan peneliti. Dalam pelaksanaan tindakan di kelas kerja sama (kolaborasi) antarguru dengan peneliti menjadi hal yang sangat penting. Peran kerja sama (kolaborasi) sangat menentukan keberhasilan PTK terutama pada
31
kegiatan mendiagnosis masalah, menyusun usulan, melaksanakan penelitian (melaksanakan tindakan, observasi, merekam data, evaluasi, dan refleksi), menganalisis data dan menyususn laporan akhir (Arikunto, 2012:63).
3.2.2 Desain Penelitian Penelitian tindakan kelas ini mengambil desain yang dikembangkan oleh Arikunto yang terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Tahap menyusun perencanaan peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Tahap peleksanaan merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan. Tahap pengamatan dilakukan oleh pengamat untuk mengamati guru yang sedang melakukan tindakan. Tahap refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali kegiatan yang sudah dilakukan. Desain bagan dalam penelitian ini menurut Arikunto (2012:16) adalah sebagai berikut: Perencanaan Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan Hasil
Gambar 3.1 Tahapan Pelaksanaan PTK Menurut Arikunto (2012:16)
32
3.3
Variabel Penelitian Menurut Sugiyono (2010:2) “Variable penelitian pada dasarnya adalah
segala sesuatu dalam bentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”. Penelitian ini menggunakan 2 variabel yaitu variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat). Variabel penelitian tindakan kelas di SDN 1 Ngropoh kelas 5 pada mata pelajaran IPA adalah sebagai berikut: 3.3.1 Variabel Bebas (X) Menurut Sugiyono (2010:4) “Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat)”. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model Group Investigation. Pembelajaran menggunakan model Group Investigation menekankan adanya interaksi antarsiswa. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok secara heterogen. Siswa memilih sendiri materi yang akan dipelajari dalam kelompok. Dengan pembelajaran yang bervariasi seperti itu akan menumbuhkan keaktifan siswa dalam belajar dan juga kerja sama antarsiswa dapat terjalin dengan baik. 3.3.2 Variabel Terikat (Y) Menurut Sugiyono (2010:4) “Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, kerena adanya variable bebas. Variabel teriakat dalam penelitian ini adalah kerja sama dan hasil belajar IPA siswa kelas 5. Kerja sama merupakan suatu kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh beberapa orang atau pihak untuk mencapai tujuan bersama. Hasil belajar adalah perubahan perilaku atau kemampuan siswa setelah menerima pengalaman belajar, hasil belajar dapat berupa nilai yang diperoleh siswa pada akhir kegiatan pembelajaran sehingga dapat diketahui keberhasilan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
3.4
Rencana Tindakan Rencana tindakan akan diuraikan menjadi dua sub judul yaitu rencana
tindakan siklus I siklus II. Rancana tindakan diuraikan sebagai berikut:
33
3.4.1 Rencana Tindakan Siklus I Rencana tindakan pada siklus I terdiri atas empat tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi, dan tahap refleksi. Rencana tindakan siklus I yang dilakukan di kelas 5 SDN 1 Ngropoh akan diuraikan sebagai berikut: 1) Tahap perencanaan (Planing) Tahap perencanaan merupakan rencana kegiatan berupa langkah-langkah yang dilakukan oleh penulis dalam upaya meningkatkan kerja sama dan hasil belajar IPA. Langkah-langkah dalam tahap perencanaan, yaitu: (1) menganalisis kompetensi IPA yaitu Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator dari pokok bahasan yang dipilih yaitu tentang sifat-sifat cahaya, (2) merumuskan tujuan pembelajaran sesuai dengan SK, KD dan indikator, (3) menyusun RPP sesuai dengan SK, KD, indikator, tujuan serta model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model Group Investigation, (4) mempersiapkan sumber, alat dan media pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran, (5) menyusun LKK (Lembar Kerja Kelompok), (6) menyusun lembar observasi model Group Investigation untuk guru dan siswa dan lembar observasi kerja sama belajar siswa, (7) menyusun alat evaluasi untuk mengetahui hasil belajar IPA. 2) Tahap pelaksanaan tindakan (Acting) Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenai tindakan di kelas. Pada tahap ini dilakukan dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan skenario yang telah direncanakan dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation. Pelaksanaan tindakan skenario pembelajaran berlangsung selama delapan kali 35 menit atau empat kali pertemuan. Pertemuan pertama dalam kegiatan pembelajaran terdiri atas kegiatan awal, inti, dan penutup. Kegiatan awal meliputi kegiatan memberikan apersepsi dan motivasi terkait dengan materi yang akan dipelajarai, menyampaikan tujuan pembelajaran sesuai dengan materi yang akan dipelajari yaitu tentang mengidentifikasi cahaya dapat merambat lurus dan mengidentifikasi benda-benda yang dapat ditembus oleh cahaya. Kegiatan inti yang dilakukan siswa meliputi (1)
34
menyimak sebuah permasalahan yang disampaikan guru, mengusulkan sejumlah topik sesuai dengan materi yang akan dipelajari (2) berada kelompok secara heterogen yang masing-masing kelompok beranggotakan 2-6 siswa (3) bergabung dalam kelompoknya untuk mempelajari topik yang sudah mereka pilih, (4) membuat perencanaan tugas yang akan dipelajari, (5) melakukan investigasi, menganalisis dan mengumpulkan informasi dari percobaan yang dilakukan, (6) mengerjakan LKS sesuai topik yang dipilih berdasarkan data hasil percobaan yang dilakukan, (7) membuat kesimpulan berdasarkan hasil percobaan, (8) berdiskusi menyiapkan hasil percobaan yang telah dilakukan, (9) menyusun laporan hasil percobaan yang telah dilakukan, (10) mempresentasikan hasil diskusinya, (11) memberikan penilain terhadap kelompok penyaji, (12) memberikan umpan balik dari hasil presentasi yang disajikan (13) mendengarkan evaluasi seluruh hasil percobaan yang telah dilakukan masing-masing kelompok. Kegiatan penutup meliputi siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan tentang cahaya dapat merambat lurus dan benda yang dapat ditembus oleh cahaya, siswa bersama guru melakukan kegiatan refleksi, guru menyampaikan materi pembelajaran untuk perteman berikutnya, guru mengakhiri pembelajaran. Pertemuan kedua dalam kegiatan pembelajaran terdiri atas kegiatan awal, inti, dan penutup. Kegiatan awal meliputi kegiatan memberikan apersepsi dan motivasi terkait dengan materi yang akan dipelajarai, menyampaikan tujuan pembelajaran sesuai dengan materi yang akan dipelajari yaitu tentang mengidentifikasi bahwa cahaya dapat dipantulkan dan mengidentifikasi sifat bayangan yang dibenyuk oleh cermin datar, cekung dan cembung. Kegiatan inti yang dilakukan siswa meliputi (1) menyimak sebuah permasalahan yang disampaikan guru, mengusulkan sejumlah topik sesuai dengan materi yang akan dipelajari (2) berada kelompok secara heterogen yang masing-masing kelompok beranggotakan 2-6 siswa (3) bergabung dalam kelompoknya untuk mempelajari topik yang sudah mereka pilih, (4) membuat perencanaan tugas yang akan dipelajari, (5) melakukan investigasi, menganalisis dan mengumpulkan informasi dari percobaan yang dilakukan, (6) mengerjakan LKS sesuai topik yang dipilih berdasarkan data hasil percobaan yang dilakukan, (7) membuat kesimpulan
35
berdasarkan hasil percobaan, (8) berdiskusi menyiapkan hasil percobaan yang telah dilakukan, (9) menyusun laporan hasil percobaan yang telah dilakukan, (10) mempresentasikan hasil diskusinya, (11) memberikan penilain terhadap kelompok penyaji, (12) memberikan umpan balik dari hasil presentasi yang disajikan (13) mendengarkan evaluasi seluruh hasil percobaan yang telah dilakukan masingmasing kelompok. Kegiatan penutup meliputi siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan tentang cahaya dapat dipantulkan dan sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar, cekung dan cembung, siswa bersama guru melakukan kegiatan refleksi, guru menyampaikan materi pembelajaran untuk perteman berikutnya, guru mengakhiri pembelajaran. Pertemuan ketiga dalam kegiatan pembelajaran terdiri atas kegiatan awal, inti, dan penutup. Kegiatan awal meliputi kegiatan memberikan apersepsi dan motivasi terkait dengan materi yang akan dipelajarai, menyampaikan tujuan pembelajaran sesuai dengan materi yang akan dipelajari yaitu tentang mengidentifikasi bahwa cahaya dapat dibiaskan dan mengidentifikasi bahwa cahaya dapat diuraikan menjadi berbagai warna. Kegiatan inti yang dilakukan siswa meliputi (1) menyimak sebuah permasalahan yang disampaikan guru, mengusulkan sejumlah topik sesuai dengan materi yang akan dipelajari (2) berada kelompok secara heterogen yang masing-masing kelompok beranggotakan 2-6 siswa (3) bergabung dalam kelompoknya untuk mempelajari topik yang sudah mereka pilih, (4) membuat perencanaan tugas yang akan dipelajari, (5) melakukan investigasi, menganalisis dan mengumpulkan informasi dari percobaan yang dilakukan, (6) mengerjakan LKS sesuai topik yang dipilih berdasarkan data hasil percobaan yang dilakukan, (7) membuat kesimpulan berdasarkan hasil percobaan, (8) berdiskusi menyiapkan hasil percobaan yang telah dilakukan, (9) menyusun laporan hasil percobaan yang telah dilakukan, (10) mempresentasikan hasil diskusinya, (11) memberikan penilain terhadap kelompok penyaji, (12) memberikan umpan balik dari hasil presentasi yang disajikan (13) mendengarkan evaluasi seluruh hasil percobaan yang telah dilakukan masing-masing kelompok. Kegiatan penutup meliputi siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan tentang cahaya dapat merambat lurus dan benda yang dapat ditembus oleh cahaya,
36
siswa bersama guru melakukan kegiatan refleksi, guru menyampaikan materi pembelajaran untuk perteman berikutnya, guru mengakhiri pembelajaran. Pertemuan keempat terdiri atas kegiatan awal, inti, dan penutup. Kegiatan awal meliputi kegiatan memberikan apersepsi kepada siswa dengan mengingatkan kembali materi tentang sifat-sifat cahaya, memberikan motivasi kepada siswa untuk mengerjakan soal evaluais dengan sungguh- sungguh. Kegiatan inti meliputi kegiatan siswa (1) memperhatikan tata tertib dan alokasi waktu yang ditentukan dalam mengerjakan soal evaluasi, (2) menerima lembar soal dan lembar jawab, (3) mengerjakan soal evaluasi, (4) siswa yang telah selesai mengerjakan soal evaluasi mengumpulkan hasil pekerjaannnya kepada guru, (5) menyimak pembahasan soal evaluasi yang disampaikan oleh guru. Kegiatan penutup meliputi kegiatan tanya jawab tentang soal-soal yang belum dipahami dan guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan salam peutup. 3) Tahap Pengamatan (Observing) Pengamatan dilakukan oleh pengamat (observer), pengamat bertugas untuk mengamati proses belajar mengajar secara menyeluruh dari kegiatan awal inti dan penutup. Kegiatan pengamatan dan pelaksanakan tindakan dilakukan pada waktu yang bersamaan. Pengamatan dilakukan sebagai sarana pengumpulan data yang berkaitan dengan pelaksanaan tindakan penelitian. Tahap pengamatan merupakan tahap mengamati kerja sama antarsiswa di dalam kelompok, aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam proses pembelajaran dengan menerapkan model Group Investigation. Dalam pengamatan penulis penulis dibantu oleh guru kelas I. Pelaksanaan tahap observasi meliputi: (1) mengamati dan mencatat aktivitas guru dan siswa dalam implementasi langkah-langkah dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation dengan menggunakan lembar observasi, (2) mengamati dan mencatan kerja sama belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan lembar observasi, (3) mencatat hal-hal penting berkaitan dengan implementasi model pembelajaran Group Investigation dan kerja sama belajar siswa dalam pembelajaran. Peneliti selain menggunakan lembar pengamatan juga menggunakan dokumentasi foto sebagai bukti nyata aktivitas guru, aktivitas siswa dan kerja sama belajar siswa dalam proses pembelajaran.
37
4) Tahap Refleksi (Reflecting) Setelah pelaksanaan tindakan dan observasi, penulis bersama observer, guru dan siswa melaksanakan tahap refleksi. Kegiatan refleksi dilakukan untuk mengaji dan menganalisis hasil tindakan berdasarkan dokumentasi, lembar pengamatan dan tes evaluasi yang telah dilakukan. Tahap refleksi meliputi: (1) menganalisis hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer, (2) menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan model Group Investigation dalam pembelajaran, (3) menganalisis aktivitas siswa dan kerja sama siswa dalam pembelajaran, (4) menyusun daftar permasalahan yang terjadi pada siklus I, (5) melakukan perencanaan siklus II untuk memperbaiki model yang diterapkan pada siklus I.
3.4.2
Rencana Tindakan Siklus II Tindakan pada siklus II merupakan kelanjutan dari silkus I. Siklus II
dilaksanakan dengan memperhatikan hasil refleksi siklus I. Siklus II merupakan penyempurnaan dari kelemahan dan kekurangan siklus I. Kegiatan pembelajaran pada siklus II sama seperti siklus I hanya saja materi pembelajaran dan waktu pelaksanaan yang berbeda. Rencana tindakan siklus II yang dilakukan di kelas 5 SDN 1 Ngropoh dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Tahap perencanaan (Planing) Tahap perencanaan yang dilakukan siklus II sama seperti tahap perencanaan siklus II, namun dalam perencanaan siklus II perencanaan dilakukan dengan mempertimbangkan hasil refleksi pada siklus I sebagai usaha perbaikan tindakan pada siklus II. Tindakan pada Siklus II ini disertai dengan penambahan/penyesuaian kegiatan yang diperkirakan dapat mengatasi masalah pada Siklus I. pelaksanaan tahap perencanaan siklus II meliputi: (1) menganalisis kompetensi IPA yaitu Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator dari pokok bahasan yang dipilih yaitu tentang sifat-sifat cahaya, (2) merumuskan tujuan pembelajaran sesuai dengan SK, KD dan indikator, (3) menyusun RPP sesuai dengan SK, KD, indikator, tujuan serta model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model Group Investigation, (4) mempersiapkan sumber, alat dan
38
media pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran, (5) menyusun LKK (Lembar Kerja Kelompok), (6) menyusun lembar observasi model Group Investigation untuk guru dan siswa dan lembar observasi kerja sama belajar siswa, (7) menyusun alat evaluasi untuk mengetahui hasil belajar IPA. 2) Tahap Pelaksanaan tindakan (Acting) Pelaksanaan tindakan siklus II merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan yang telah disusun pada tahap perencanaan siklus II. Pada tahap ini dilakukan dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan skenario yang telah direncanakan dengan menggunakan medel pembelajaran Group Investigation. Pelaksanaan tindakan skenario pembelajaran berlangsung selama delapan kali 35 menit atau empat kali pertemuan. Pertemuan pertama dalam kegiatan pembelajaran terdiri atas kegiatan awal, inti, dan penutup. Kegiatan awal meliputi kegiatan memberikan apersepsi dan motivasi terkait dengan materi yang akan dipelajarai, menyampaikan tujuan pembelajaran sesuai dengan materi yang akan dipelajari yaitu tentang membuat periskop dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya dan menguji cara kerja periskop yang dibuat. Kegiatan inti yang dilakukan siswa meliputi (1) menyimak sebuah permasalahan yang disampaikan guru, mengusulkan sejumlah topik sesuai dengan materi yang akan dipelajari (2) berada kelompok secara heterogen yang masing-masing kelompok beranggotakan 2-6 siswa (3) bergabung dalam kelompoknya untuk mempelajari topik yang sudah mereka pilih, (4) membuat perencanaan tugas yang akan dipelajari, (5) melakukan investigasi, menganalisis dan mengumpulkan informasi dari percobaan yang dilakukan, (6) mengerjakan LKS sesuai topik yang dipilih berdasarkan data hasil percobaan yang dilakukan, (7) membuat kesimpulan berdasarkan hasil percobaan, (8) berdiskusi menyiapkan hasil percobaan yang telah dilakukan, (9) menyusun laporan hasil percobaan yang telah dilakukan, (10) mempresentasikan hasil diskusinya, (11) memberikan penilain terhadap kelompok penyaji, (12) memberikan umpan balik dari hasil presentasi yang disajikan (13) mendengarkan evaluasi seluruh hasil percobaan yang telah dilakukan masing-masing kelompok. Kegiatan penutup meliputi siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan tentang periskop
39
yang dibuat dari bahan sederhan dengan menerapkan sifat-sifat cahaya dan menguji periskop yang dibuat, siswa bersama guru melakukan kegiatan refleksi, guru menyampaikan materi pembelajaran untuk perteman berikutnya, guru mengakhiri pembelajaran. Pertemuan kedua dalam kegiatan pembelajaran terdiri atas kegiatan awal, inti, dan penutup. Kegiatan awal meliputi kegiatan memberikan apersepsi dan motivasi terkait dengan materi yang akan dipelajarai, menyampaikan tujuan pembelajaran sesuai dengan materi yang akan dipelajari yaitu tentang membuat kaleidoskop dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya dan menguji cara kerja kaleidoskop yang dibuat. Kegiatan inti yang dilakukan siswa meliputi
(1) menyimak sebuah permasalahan
yang disampaikan
guru,
mengusulkan sejumlah topik sesuai dengan materi yang akan dipelajari (2) berada kelompok secara heterogen yang masing-masing kelompok beranggotakan 2-6 siswa (3) bergabung dalam kelompoknya untuk mempelajari topik yang sudah mereka pilih, (4) membuat perencanaan tugas yang akan dipelajari, (5) melakukan investigasi, menganalisis dan mengumpulkan informasi dari percobaan yang dilakukan, (6) mengerjakan LKS sesuai topik yang dipilih berdasarkan data hasil percobaan yang dilakukan, (7) membuat kesimpulan berdasarkan hasil percobaan, (8) berdiskusi menyiapkan hasil percobaan yang telah dilakukan, (9) menyusun laporan hasil percobaan yang telah dilakukan, (10) mempresentasikan hasil diskusinya, (11) memberikan penilain terhadap kelompok penyaji, (12) memberikan umpan balik dari hasil presentasi yang disajikan (13) mendengarkan evaluasi seluruh hasil percobaan yang telah dilakukan masing-masing kelompok. Kegiatan penutup meliputi siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan tentang kaleidoskop yang dibuat dari bahan sederhan dengan menerapkan sifatsifat cahaya dan menguji kaleidoskop yang dibuat, siswa bersama guru melakukan kegiatan refleksi, guru menyampaikan materi pembelajaran untuk perteman berikutnya, guru mengakhiri pembelajaran. Pertemuan ketiga dalam kegiatan pembelajaran terdiri atas kegiatan awal, inti, dan penutup. Kegiatan awal meliputi kegiatan memberikan apersepsi dan motivasi terkait dengan materi yang akan dipelajarai, menyampaikan tujuan
40
pembelajaran sesuai dengan materi yang akan dipelajari yaitu tentang membuat lup dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya dan menguji cara kerja lup yang dibuat. Kegiatan inti yang dilakukan siswa meliputi (1) menyimak sebuah permasalahan yang disampaikan guru, mengusulkan sejumlah topik sesuai dengan materi yang akan dipelajari (2) berada kelompok secara heterogen yang masing-masing kelompok beranggotakan 2-6 siswa (3) bergabung dalam kelompoknya untuk mempelajari topik yang sudah mereka pilih, (4) membuat perencanaan tugas yang akan dipelajari, (5) melakukan investigasi, menganalisis dan mengumpulkan informasi dari percobaan yang dilakukan, (6) mengerjakan LKS sesuai topik yang dipilih berdasarkan data hasil percobaan yang dilakukan, (7) membuat kesimpulan berdasarkan hasil percobaan, (8) berdiskusi menyiapkan hasil percobaan yang telah dilakukan, (9) menyusun laporan hasil percobaan yang telah dilakukan, (10) mempresentasikan hasil diskusinya, (11) memberikan penilain terhadap kelompok penyaji, (12) memberikan umpan balik dari hasil presentasi yang disajikan (13) mendengarkan evaluasi seluruh hasil percobaan yang telah dilakukan masing-masing kelompok. Kegiatan penutup meliputi siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan tentang lup yang dibuat dari bahan sederhan dengan menerapkan sifat-sifat cahaya dan menguji lup yang dibuat, siswa bersama guru melakukan kegiatan refleksi, guru menyampaikan materi pembelajaran untuk perteman berikutnya, guru mengakhiri pembelajaran. Pertemuan keempat terdiri atas kegiatan awal, inti, dan penutup. Kegiatan awal meliputi kegiatan memberikan apersepsi kepada siswa dengan mengingatkan kembali materi tentang membuat karya/model (periskop, kaleidoskop, lup) yang dibuat dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya dan menguji cara kerja karya/model yang dibuat, memberikan motivasi kepada siswa untuk mengerjakan soal evaluais dengan sungguh- sungguh. Kegiatan inti meliputi kegiatan siswa (1) memperhatikan tata tertib dan alokasi waktu yang ditentukan dalam mengerjakan soal evaluasi, (2) menerima lembar soal dan lembar jawab, (3) mengerjakan soal evaluasi, (4) siswa yang telah selesai mengerjakan soal evaluasi mengumpulkan hasil pekerjaannnya kepada guru, (5) menyimak pembahasan soal evaluasi yang disampaikan oleh guru. Kegiatan penutup meliputi kegiatan tanya
41
jawab tentang soal-soal yang belum dipahami dan guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan salam peutup. 3) Tahap pengamatan (Observing) Pengamatan dilakukan oleh pengamat (observer), pengamat bertugas untuk mengamati proses belajar mengajar secara menyeluruh dari kegiatan awal inti dan penutup. Kegiatan pengamatan dan pelaksanakan dilakukan pada waktu yang bersamaan. Pengamatan dilakukan sebagai sarana pengumpulan data yang berkaitan dengan pelaksanaan tindakan penelitian. Tahap pengamatan merupakan tahap mengamati kerja sama antarsiswa di dalam kelompok, aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam proses pembelajaran dengan menerapkan model Group Investigation. Dalam pengamatan penulis penulis dibantu oleh guru kelas I. Pelaksanaan tahap observasi meliputi: (1) mengamati dan mencatat aktivitas guru dan siswa dalam implementasi langkah-langkah dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation dengan menggunakan lembar observasi, (2) mengamati dan mencatan kerja sama belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan lembar observasi, (3) mencatat hal-hal penting berkaitan dengan implementasi model pembelajaran Group Investigation dan kerja sama belajar siswa dalam pembelajaran. Peneliti selain menggunakan lembar pengamatan juga menggunakan dokumentasi foto sebagai bukti nyata aktivitas guru, aktivitas siswa dan kerja sama belajar siswa dalam proses pembelajaran. 4) Tahap Refleksi (Reflecting) Setelah pelaksanaan tindakan dan observasi, penulis bersama observer, guru dan siswa melaksanakan tahap refleksi. Kegiatan refleksi dilakukan untuk mengaji dan menganalisis hasil tindakan berdasarkan dokumentasi, lembar pengamatan dan tes evaluasi yang telah dilakukan. Tahap refleksi meliputi: (1) menganalisis hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer, (2) menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan model Group Investigation dalam pembelajaran, (3) menganalisis aktivitas siswa dan kerja sama siswa dalam pembelajaran, (4) menyusun daftar permasalahan yang terjadi pada siklus II. Tahap refleksi pada siklus II untuk mengetahui apakah pemberian tindakan pada siklus II sudah berhasil dan mengalami peningkatan.
42
3.5
Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Pada teknik dan instrument pengumpulan data akan diuraikan menjadi dua
sub judul yaitu teknik pengumpulan data dan instrument pengumpulan data. Teknik pengumpulan data akan memaparkan tentang cara yang dilakukan peneliti dalam mengumpulkan data-data dalam penelitian. Sedangkan instrumen akan memaparkan tentang alat-alat yang digunakan dalam penelitian seperti lembar observasi aktivitas siswa, guru, kerja sama belajar siswa dan soal evaluasi sebagai hasil belajar. Teknik dan instrument pengumpulan data adalah sebagai berikut: 3.5.1
Teknik Pengumpulan Data Peneliti melakukan pengumpulan data dengan menggunakan beberapa
teknik yaitu dengan teknik tes dan nontes yang disertai dengan kisi-kisi instrument pengumpulan data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini digunakan untuk meningkatkan kerja sama dan hasil belajar IPA siswa kelas 5 di SDN 1 Ngropoh Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung dengan menggunakan model Group Investigation. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Teknik Tes Menurut Arikunto (dalam Purwanto, 2013:64) “Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensia, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Sedangkan Sudjana (2011:35) berpendapat bahwa: “Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tertulis) atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan). Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.” Tes evaluasi dilakukan pada setiap akhir siklus I dan Siklus II. Bentuk instrument tes evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk tes pilihan ganda. Pemberian tes evaluasi bertujuan untuk mengetahui peningkatan
43
hasil belajar IPA pada tiap siklus melalui pembelajaran menggunkan model Group Investigation. 2) Teknik Nontes “Teknik nontes mengukur penampilan tipikal, dalam pengukuran penampilan tipikal peserta tidak didorong untuk menunjukkan penampilan maksimal
yang
mencerminkan
kemampuannya,
tetapi
didorong
untuk
memberikan respon secara jujur sesuai dengan keadaan, pikiran dan perasaanya” (Purwanto, 2013:63). Jenis teknik nontes dalam penelitian ini yaitu melalui observasi dan dokumentasi. “Observasi adalah kegiatan pengumpulan data melalui pengamatan atas gejala, fenomena dan fakta empiris yang terkait dengan masalah penelitian” (Musfiqon, 2012:120). Sedangkan “dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi bukubuku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan penelitian” (Riduwan, 2013:105).
3.5.2
Instrumen Pengumpulan Data Instrumen adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur dalam rangka
pengumpulan data (Purwanto, 2013:56). Instrument pengumpulan data digunakan adalah sebagai berikut: 1) Tes Dalam PTK yang dilakukan di kelas 5 SDN 1 Ngropoh, bentuk instrument tes yang digunakan adalah tes evaluasi formatif tertulis dan jenis instrument yang digunakan yaitu berbentuk tes pilihan ganda. “Tas formatif dimaksudkan sebagai tes yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti proses belajar mengajar” (Purwanto, 2013:67). Munthe (2009:115) mengungkapkan bahwa: Tes pilihan ganda adalah butir soal atau tugas yang jawabannya dipilih dari alternative yang lebih dari dua. Alternative jawaban kebanyakan berkisar antar 4 (empat) dan 5 (lima). Tes pilihan ganda terdiri dari dua bagian, yaitu (1) bagian pertama disebut stem yang dapat berbentuk pernyataan atau pertanyaan. (2) bagian kedua disebut options atau alternatif jawaban. Alternatif jawaban terdiri atas dua unsure yaitu kunci jawaban sebagai jawaban yang benar
44
dan alternatif bukan kunci disebut pengecoh atau distractors atau foils. Sedangkan menurut Sudjana (2011:48) soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang benar atau paling tepat. Sebelum soal pilihan ganda diberikan sebagai tes evaluasi pada akhir pembelajaran siklus I dan siklus II, terlebih dahulu soal tes pilihan ganda yang dibuat diuji cobakan pada sekolah lain dengan kelas yang sama, kemudian dihitung atau diproses menggunakan program SPSS 16.0 untuk mengetahui validitas dan reliabilitas pada tiap soal. Soal piliha ganda yang telah valid dan reliabel kemudian dijadikan tes evaluasi pada masing-masing siklus. Berikut ini adalah tabel kisi-kisi instrument soal evaluasi siklus I dan siklus II sebagai berikut: Table 3.2 Kisi-Kisi Evaluasi Siklus I Kompetensi Dasar
Indikator
6.1 Mendeskripsikan Mengidentifikasi bahwa sifat sifat-sifat cahaya merambat lurus. cahaya. Mengidentifikasi bendabenda yang dapat ditembus oleh cahaya. Mengidentifikasi bahwa cahaya dapat dipantulkan. Mengidentifikasi sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar. Mengidentifikasi sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung. Mengidentifikasi sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung. Mengidentifikasi bahwa cahaya dapat dibiaskan. Mengidentifikasi bahwa cahaya dapat diurakan menjadi berbagai warna. Jumlah
Nomor Soal 1, 2, 3, 4, 5, 6 7, 8, 9, 10, 11, 12
Bentuk Instrumen Pilihan ganda Pilihan ganda
13, 14, 15, 16, 17, 18 19, 20, 21, 22, 23
Pilihan ganda Pilihan ganda
24, 25, 26, 27
Pilihan ganda
28, 29
Pilihan ganda
30, 31, 32, 33, 34, 35 36, 37, 38, 39, 40
Pilihan ganda Pilihan ganda
40
45
Table 3.3 Kisi-Kisi Evaluasi Siklus II Kompetensi Dasar
Indikator
6.2. Membuat suatu karya/model,mis alnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya.
Membuat periskop dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya Menguji cara kerja periskop yang dibuat Membuat kaleidoskop dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya Menguji cara kerja kaleidoskop yang dibuat Membuat lup dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya Menguji cara kerja lup yang dibuat
Jumlah
Nomor Soal
Bentuk Instrumen
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,8
Pilihan ganda
9, 10, 11, 12, 13, 14 15, 16, 17, 18, 19, 20
Pilihan ganda Pilihan ganda
21, 22, 23, 24, 25 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31,32 33, 34, 35
Pilihan ganda Pilihan ganda Pilihan ganda
35
Pada setiap jawaban bentuk tes pilihan ganda, setiap jawaban yang benar dinilai dan diberi skor satu atau bergantung pada keinginan guru, namun pada umumnya diberi skor satu (Sudjana, 2011:54). Setiap jawaban benar pada soal tes evaluasi hasil belajar IPA siklus I dan siklus II diberi skor satu. Perhitungan nilai tes evaluasi hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN 1 Ngropoh berpedoman pada perhitungan dengan menggunakan rumus. Rumus untuk menghitung nilai tes evaluasi siswa adalah sebagai berikut: ∑ ∑
Keterangan: X
= nilai tes evaluasi
∑
= jumlah skor
∑
= jumlah skor maksimum KKM yang telah ditentukan oleh sekolah pada mata pelajaran IPA kelas 5
adalah sebesar 67. Berdasarkan perbandingan antara nilai KKM dan nilai tes
46
evaluasi siswa sebagai hasil belajar dapat diketahui bahwa siswa sudah tuntas atau belum tuntas. Kriteria ketuntasan belajar siswa adalah sebagai berikut: Tabel 3.4 Kriteria Ketuntasan Belajar Rentang x<67 x≥67
Kriteria Belum memenuhi KKM atau tidak tuntas Memenuhi KKM atau tuntas.
2) Observasi Pelaksanaan observasi bertujuan untuk mendapat skor kerja sama belajar IPA serta aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA menggunakan model Group Investigation. Kegiatan observasi dilakukan oleh pengamat (observer) bersamaan dengan pelaksanaan pembelajara. Lembar observasi berisi hal-hal yang dapat mengukur kerja sama serta aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA menggunakan model Group Investigation. Lembar observasi kerja sama belajar IPA siswa serta aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA melalui model Group Investigation berpedoman pada skala nilai angka (numerical rating scale). “Rating scale yaitu data mentah yang didapat berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif” (Riduwan, 2013:92). Lembar observasi diisi oleh observer dengan cara melingkari kolom skor pada setiap indikator penilaian kerja sama belajar IPA serta aktivitas guru dan siswa. Skor yang digunakan dalam lembar observasi yaitu skor 1-4 dengan ketentuan, skor 1 jika pernyatan pada masing-masing indikator dilakukan oleh guru atau siswa dengan kategori sangat kurang, skor 2 jika pernyatan pada masing-masing indikator dilakukan oleh guru atau siswa dengan kategori cukup, skor 3 jika pernyatan pada masing-masing indikator dilakukan oleh guru atau siswa dengan kategori baik, skor 4 jika pernyatan pada masing-masing indikator dilakukan oleh guru atau dengan kategori baik sekali. Kisi–kisi lember observasi aktivitas guru dalam pembelajaran IPA melalui model Group Investigation adalah sebagai berikut:
47
Table 3.5 Kisi-Kisi Aktivitas Guru Aspek Indikator No Pra 1) Guru memeriksa kesiapan ruang, alat dan media pembelajaran 1-2 Pembelajaran 2) Guru memeriksa kesiapan siswa untuk belajar Kegiatan Awal 1) Guru memberikan apersepsi 3-5 2) Guru memberikan motivasi dengan tanya jawab 3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai Kegiatan Inti Pengelompokan 1) Guru menyampaikan permasalahan 6-9 2) Guru membimbing siswa dalam mengusulkan topik yang akan dipelajarai 3) Guru membagi siswa dalam kelompok secara heterogen 4) Guru membimbing siswa bergabung dalam kelompok untuk mempelajari topik yang dipilih Perencanaan 1) Guru membimbing siswa menyusun perencanaan percobaan 10 Melaksanakan 1) Guru membimbing siswa melakukan percobaan 11-14 investigasi 2) Guru membimbing siswa melakukan investigasi, menganalisis data berdasarkan percobaan 3) Guru membimbing siswa berdiskusi mengerjakan LKK berdasarkan hasil percobaan 4) Guru membimbing siswa membuat kesimpulan percobaan Menyiapkan 1) Guru memantau hasil percobaan masing-masing kelompok 15-16 loporan akhir 2) Guru membimbing siswa menyusun laporan percobaan Mempresentasi- 1) Guru mengatur jalannya presentasi 17-19 kan laporan 2) Guru membimbing siswa dalam menyampaikan laporan Akhir 3) Guru membimbing dalam memberikan penilaian Tahap 1) Guru membimbing siswa melakukan umpan balik. 20-25 Evaluasi 2) Guru mengevaluasi hasil percobaan yang dilakukan siswa 3) Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya 4) Guru meluruskan miskonsepsi dan kesalahpahaman yang terjadi 5) Guru menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar 6) Guru menggunakan bahasa tulis dengan baik dan benar Kegiatan 1) Guru membimbing siswa membuat simpulan pembelajaran 26-30 Akhir 2) Guru melakukan kegiatan refleksi tentang materi yang telah dipelajari dengan melibatkan siswa 3) Guru memberikan soal evaluasi 4) Guru menyampaikan materi pembelajaran untuk pertemuan berikutnya 5) Guru menutup pembelajaran dengan salam penutup Jumlah 30
Kisi–kisi aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA melalui model Group Investigation sebagai berikut:
48
Table 3.6 Kisi-Kisi Aktivitas Siswa Aspek Pra Pembelajaran Kegiatan Awal
Indikator 1) Siswa mempersiapkan perlengkapan belajar
No 1
1) Siswa menjawab apersepsi dari guru 2) Siswa memperhatikan motivasi yang disampaikan guru 3) Siswa menyimak penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran
2-4
Kegiatan Inti Pengelompokan 1) Siswa mendengarkan dengan seksama permasalahan yang disampikan guru 2) Siswa mengusulkan sejumlah topik yang akan dipelajari 3) Siswa merasa antusias bergabung dalam kelompoknya Perencanaan 1) Siswa merdiskusi menyusun perencanaan percobaan 2) Siswa melakukan pembagian tugas kelompok Melaksanakan 1) Siswa aktif mengikuti proses percobaan investigasi 2) Siswa mengumpulkan informasi dan data 3) Siswa berdiskusi mengerjakan lkk berdasarkan hasil percobaan 4) Siswa menyusun kesimpulan percobaan Menyiapkan 1) Siswa berdiskusi menyiapkan laporan hasil percobaan loporan akhir 2) Siswa menyusun laporan akhir hasil percobaan 3) Siswa melakukan pembangian tugas untuk melaporkan hasil percobaan 4) Siswa mengoreksi kembali hasil laporannya Mempresentasi- 1) Siswa melaporkan hasil penelitian di depan kelas kan laporan 2) Siswa mendengarkan presentasi kelompok lain Akhir 3) Siswa mengajukan pertanyaan kepada kelompok yang presentasi 4) Siswa menjawab/menanggapi pertanyaan yang diajukan kelompok lain 5) Siswa memberikan penilaian kepada kelompok yang presentasi Tahap 1) Siswa memberikan umpan balik terhadap kelompok lain Evaluasi 2) Siswa mendengarkan dengan seksama hasil evaluasi yang diberikan guru 3) Siswa bertanya kepada guru tentang hal-hal yang belum diketahui Kegiatan 1) Siswa mampu membuat simpulan pembelajaran Akhir 2) Siswa melakukan kegiatan refleksi bersama dengan guru 3) Siswa mengerjakan soal evaluasi 4) Siswa mendengarkan ketika guru menyampaikan pembelajaran berikutnya 5) Siswa mendengarkan guru ketika menutup pembelajaran Jumlah
5-7
8-9 10-13
14-17
18-22
23-25
26-30
30
49
Skor minimal yang diharapkan pada aktivitas guru dan siswa adalah sebesar 66, Untuk mengetahui kriteria skor aktivitas guru dan siswa dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Sugiyono, 2010:36) dengan langkahlangkah sebagai berikut: 1) Menghitung rentang data R = skor maksimal – skor minimal Skor maksimal dihitung dengan mengalikan jumlah indikator observasi aktivitas guru atau siswa dengan skala penilaian tertinggi dalam observasi yaitu 4, sedangkan skor minimal diperoleh dengan mengalikan jumlah indikator observasi aktivitas guru atau siswa dengan skala penilaian terendah yaitu 1. 2) Menghitung jumlah kelas interval K = 1 + 3,3 log n n merupakan jumlah siswa yang dijadikan subjek penelitian 3) Menghitung panjang kelas P = Rentang : Kelas interval Berdasarkan rumus tersebut maka untuk mengetahui kriteria skor aktivitas guru dan siswa adalah: 1) Skor maksimal lembar observasi aktivitas guru dan siswa adalah 120, sedangkan skor minimal adalah 30, jadi R = 120 – 30 = 90 2) Jumlah siswa kelas 5 adalah 18, maka jumlah kelas interval yaitu: K = 1+ 3,3 log 18 K = 1+ 3,3 . 1,25 K = 5,125 Jadi diketahui bahwa jumlah kelas interval yaitu 5,125 dibulatkan menjadi 5. 3) Menghitung panjang kelas yaitu: P = rentang : jumlak kelas interval P = 90 : 5 = 18 Berdasarkan langkah-langkah tersebut maka kriteria aktivitas guru dan siswa adalah sebagai berikut:
50
Tabel 3.7 Kriteria Skor Aktivitas Guru dan Siswa Rentang 30 – 47 48 – 65 66 – 83 84 – 101 102 – 120
Kriteria Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi
Kisi–kisi kerja sama belajar siswa dalam pembelajaran IPA melalui model Group Investigation sebagai berikut: Table 3.8 Kisi-Kisi Kerja Sama Siswa Aspek Indikator Menggunakan 1) Menyampaikan pendapat dalam diskusi kesepakatan 2) Mengindahkan pendapat teman 3) Menyamakan pendapat sebagai hasil diskusi Menghargai 1) Menyimak permasalahan yang disampaikan guru kontribusi dan 2) Menghormati teman yang sedang mengusulkan topik perbedaan 3) Menghormati teman dalam kelompok individu 4) Mendengarkan dan menghormati pendapat teman 5) Mendengarkan presentasi kelompok lain 6) Menghormati teman yang mengajukan pertanyaan dalam presentasi 7) Mendengarkan evaluasi yang disampaikan guru Mengambil 1) Berpartisipasi dalam membuat perencanaan giliran dan 2) Membagi tugas dalam kelompok secara merata berbagi tugas 3) Membagi tugas dalam menyiapkan laporan hasil percobaan 4) Membagi tugas dalam menyampaikan presentasi 5) Mengambil giliran dalam menyampaikan presentasi Berada dalam 1) Berada dalam kelompok kerja selama kegiatan diskusi kelompok dan berlangsung tugas 2) Berada dalam kelompok selama kegiatan percobaan 3) Membantu anggota kelompok yang mengalami kesulitan 4) Melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya Mendorong 1) Memberi kesempatan orang lain untuk berbicara partisipasi 2) Ikut berpartisipasi dalam kegiatan percobaan 3) Memberikan penilaian terhadap kelompok penyaji 4) Memberikan umpan balik dari hasil presentasi yang disajikan 5) Membuat kesimpulan pembelajaran secara bersama dengan bimbingan guru 6) Membantu teman dalam kelompok menjawab pertanyaan Menyelesaikan 1) Menyelesaikan tugas dengan tepat waktu tugas Jumlah
No 12 14 15 1 2 4 13 20 22 25 5 6 17 18 19 7 8 10 11 3 9 21 24 26 23 16 26
51
Skor minimal yang diharapkan pada kerja sama belajar IPA adalah sebesar 74 dengan kriteria tinggi, untuk mengetahui kriteria skor kerja sama belajar IPA dapat dihitung dengan menggunakan rumus seperti langkah-langkah menghitung kriteria skor aktivitas guru dan siswa. Kriteria skor kerja sama belajar IPA adalah sebagai berikut: Tabel 3.9 Kriteria Skor Kerja Sama Rentang 26-41 42-57 58-73 74-89 90-104
Kriteria Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi
3) Dokumentasi Dalam PTK yang dilakukan di kelas 5 SDN 1 Ngropoh, bentuk instrument non tes selain observasi yaitu dokumentasi. Dokumentasi merupakan cara memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis. Berdasarkan sumbernya dokumentasi dibedakan menjadi dua yaitu dokumentasi resmi dan dokumentasi tidak resmi (Sukadi, 20011:81). Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah surat ijin penelitian, surat keterangan telah melakukan penelitian, lember observasi, foto-foto penelitian.
3.6
Validitas dan Reliabilitas Pada validitas dan reliabilitas akan diuraikan menjadi dua sub judul yaitu
uji validitas dan uji reliabilitas. Suatu alat penilaian yang baik adalah jika alat penilaian tersebut memiliki ketepatan (validitas) dan keajegan (reliabilitas). Oleh karena itu, sebelum digunakan untuk mengumpulkan data instrument terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya.
52
3.6.1 Uji Validitas Arikunto (dalam Riduwan, 2013:109) berpendapat bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Validitas berkenaan dengan kecakupan dan kepantasan dari penginterpretasian dan penggunaan dari hasil penilaian (Suparman, 2012:216). Purwanto (2013:116) menjelaskan bahwa tingkat hubungan biasa dinotasikan r (relation) dan hubungan variabel X dan Y dinotasikan dengan
. Jika nilai
> r rtabel maka item instrument dinyatakan
valit atau dapat digunakan, namun jika
< rtabel maka item instrument
dinyatakan tidak valit atau tidak dapat digunakan. Besar rtabel sangat tergantung pada jumlah peserta (N) dan taraf kesalahannya (a). Peneliti melakukan uji validitas instrument di kelas 5 SD patemon 2 dan SD karangduren 02 dengan jumlah siswa 47 siswa. Peneliti menggunakan toleransi kesalahan sebesar 5% atau taraf kepercayaan sebesar 95% dengan jumlah siswa 47 siswa, maka nilai rtabel adalah sebesar 0,288 (Sugiyono, 2010:373). Nilai rxy ditentukan dengan menghitung nilai corrected item total correlation dengan menggunakan SPSS versi 16.0. Hasil dari uji validitas instrument siklus I yang dilakukan di SD Patemon 1 dan SD Karangduren 02 adalah sebagai berikut: Table 3.10 Hasil Validitas Item Soal Siklus I No. Item Valid 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 39, 40. 35
Tidak valid 10, 11, 21, 29, 38 5
Berdasarkan tabel 3.10 dapat diketahui bahwa dari hasil uji validitas 40 item soal terdapat 5 soal yang tidak valid yaitu soal no 10, 11, 21, 29 dan 38. Sedangkan soal yang valid terdapat 35 soal. Soal yang valid akan digunakan sebagai soal evaluasi pada siklus I. Hasil uji validitas instrument siklus II adalah sebagai berikut:
53
Table 3.11 Hasil Validitas Item Soal Siklus II No. Item Valid 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 26, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34. 30
Tidak valid 11, 14, 21, 27, 35 5
Berdasarkan tabel 3.11 dapat diketahui bahwa berdasarkan hasil uji validitas 35 item soal terdapat 5 soal yang tidak valid yaitu soal no 11, 14, 21, 27 dan 35. Sedangkan soal yang valid terdapat 30 soal. Soal yang valid akan digunakan sebagai evaluasi pada siklus II. 3.6.2 Uji Reliabilitas Keandalan (reliability) berasal dari kata rely yang artinya percaya dan reliabel yang artinya dapat dipercaya. Suatu instrument dikatakan dapat dipercaya apabila memberikan hasil pengukuran hasil belajar yang relative tetap secara konsisten (Purwanto, 2013:154). Sebagai alat ukur, instrument memenuhi persyaratan reliabilitas. Instrument yang tidak reliabel tidak dapat digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar karena tidak memberikan informasi apapun. Wardani (2012: 346) menjelaskan bahwa semakin tinggi reliabilitas suatu tes (mendekati 1), makin tinggi pula keajegan/ketepatanya. Tes yang memiliki konsistensi tinggi akan akurat terhadap kesempatan testing dan instrument tes lainya. Sebagai ancar-ancar koefisien reliabilitas berdasarkan nilai Alfa dapat diinterpretasikan sebagai berikut: Tabel 3.12 Rentang Indeks Reliabilitas Indeks 0,80 – 1,00 < 0,80 – 0,60 < 0,60 – 0,40 < 0,40 – 0,20 < 0,20
Interpretasi Sangat reliabel Reliabel Cukup reliable Agak reliable Kurang reliable
54
Hasil uji reliabilitas dapat menggunakan menggunakan SPSS versi 16.0 for Windows adalah sebagai berikut: Table 3.13 Hasil Uji Reliabilitas Siklus I Bentuk Instrumen Pilihan ganda
Koefisien Reliabilitas 0,911
Kategori Sangat reliabel
Table 3.14 Hasil Uji Reliabilitas Siklus II Bentuk Instrumen Pilihan ganda
Koefisien Reliabilitas 0,872
Kategori Sangat reliabel
Berdasarkan tabel 3.13 dan 3.14 dapat diketahui bahwa hasil uji reliabilitas dengan program SPSS 16,0 for Windows koefisien reliabilitas pada siklus I mencapai 0,911 dengan kategori sangat reliabel. Sedangkan, koefisien reliabilitas pada siklus II mencapai 0,872 dengan kategori sangat reliabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan adalah sangat reliabel karena nilai koefisien alpha lebih dari 0,80. 3.7
Uji Tingkat Kesukaran Croker dan Algina (Purwanto, 2013:99) mengatakan bahwa tingkat
kesukaran (difficulty index) didefinisikan sebagai proporsi siswa peserta tes yang menjawab benar. Tingkat kesukaran adalah jumlah peserta yang menjawab benar dibagi dengan jumlah peserta. Analisis tingkat kesukaran dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut: ∑
TK = ∑ Keterangan: TK = tingkat kesukaran ∑
= jumlah siswa yang menjawab benar
∑
= jumlah siswa peserta tes
55
Nilai TK butir merentang antara 0 sampai 1. TK sebuah butir sama dengan 0 (nol) apabila semua peserta tidak ada yang menjawab benar, sebaliknya TK sebuah butir sama dengan 1 (satu) apabila semua peserta menjawab benar. Semakin tinggi indeks TK maka butir soal semakin mudah. Jika butir soal terlalu mudah atau terlalu sukar bagi dua atau lebih peserta maka skor tidak lagi dapat membedakan kemampuan para peserta. Sebaiknya butir soal memiliki TK yang sedang (Purwanto, 2013:100). Kategori TK dibagai ke dalam tiga kelompok menurut Purwanto (2013:101), yaitu sebagai berikut: Tabel 3.15 Kategori tingkat kesukaran Rentang TK 0,00 – 0,32 0,33 – 0,66 0,67 – 1,00
Kategori Sukar Sedang Mudah
Berikut ini tabel hasil tingkat kesukaran soal siklus I yang berbentuk soal pilihan ganda dengan jumlah 35 soal yang telah di ujikan pada siswa uji coba adalah sebagai berikut: Table 3.16 Hasil Tingkat Kesukaran Soal Siklus I No. Rentang TK Kategori 1 0,00 – 0,32 Sukar 2 0,33 – 0,66 Sedang 3
0,67 – 1,00
Mudah
No Item Jumlah 6, 9, 16, 22, 24, 25, 31, 36, 39 9 2, 3, 5, 7, 12, 13, 14, 15, 18, 19, 18 20, 27, 28, 32, 33, 34, 35, 37 1, 4, 8, 17, 23, 26, 30, 40 8 Total 35
Berdasarkan table 3.16 dapat diuraikan bahwa untuk tingkat kesukaran soal pilihan ganda sebanyak 35 soal terdapat tiga kategori yaitu kategori sukar terdapat 9 soal, kategori sedang terdapat 18 soal dan kategori sukar terdapat 5 soal.
56
Berikut ini tabel hasil tingkat kesukaran soal siklus II yang berbentuk soal pilihan ganda dengan jumlah 30 soal yang telah di ujikan pada siswa uji coba adalah sebagai berikut: Table 3.17 Hasil Tingkat Kesukaran Soal Siklus II No. Rentang TK Kategori 1 0,00 – 0,32 Sukar 2 0,33 – 0,66 Sedang 3
0,67 – 1,00
Mudah
No Item Jumlah 9, 13, 23, 24, 30 5 2, 3, 5, 6, 8, 10, 12, 16, 17, 18, 19, 20 20, 22, 25, 26, 28, 31, 32, 33, 34 1, 4, 7, 15, 19 5 Total 30
Berdasarkan table 3.17 dapat diuraikan bahwa untuk tingkat kesukaran soal pilihan ganda sebanyak 30 soal terdapat tiga kategori yaitu kategori sukar terdapat 5 soal, kategori sedang terdapat 20 soal dan kategori sukar terdapat 5 soal.
3.8
Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil pelaksanaan PTK dalah data yang berupa
angka (data kuantitatif). Mahmud (2011:192) menjelaskan bahwa data kuantitatif yaitu data dalam bentuk jumlah dituangkan untuk menerangkan suatu kejelasan dari angka-angka atau memperbandingkan dari beberapa gambaran sehingga memperoleh gambaran baru, kemudian dijelaskan kembali dalam bentuk kalimat atau uraian. Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif dengan statistik deskriptif karena dari data mentah ditampilkan dalam bentuk tabel dan diagram. Data nilai hasil belajar IPA dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif untuk membandingkan hasil belajar IPA siklus I dan siklus II. Analisis hasil belajar IPA slakukan dengan menghitung persentase ketuntasan belajar IPA secara klasikal dan rata-rata hasi belajar IPA. KKM yang ditentukan oleh pihak sekolah untuk kelas 5 mata pelajaran IPA yaitu ≥
,
sehingga dengan menbandingkan KKM dengan hasil belajar IPA dapat diketahui bahwa siswa yang telah tuntas atau belum.
57
Sementara itu untuk menghitung nilai rata-rata hasil belajar IPA menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan: = nilai rata-rata = jumlah seluruh nilai yang diperoleh = jumlah siswa Untuk menghitung ketuntasan belajar siswa secara klasikal dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut: KB = Keterangan: KB = ketuntasan belajar NS = jumlah siswa diatas KKM (nilai ≥ 67) N
= jumlah seluruh siswa Berdasarkan nilai persentase yang diperoleh, ketuntasan belajar siswa
dalam pembelajaran IPA melalui model Group Investigation dijabarkan menjadi lima kriteria. Kriteria ketuntasan belajar sebagi berikut: Tabel 3.18 Kriteria ketuntasan belajar Rentang 1% - 20% 21% - 40% 41% - 60% 61% - 80% 81% - 100%
Kriteria Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi
Sementara itu untuk menghitung skor rata-rata hasil observasi aktivitas guru, aktivitas siswa dari seluruh pertemuan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
58
Keterangan: = skor rata-rata = jumlah seluruh skor yang diperoleh (pertemuan 1-3) = jumlah pertemuan Sedangkan untuk menghitung skor rata-rata hasil observasi kerja sama siswa masing-masing siklus dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan: = skor rata-rata klasikal = skor rata-rata masing-masing siswa = jumlah siswa Analisis hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa dilakukan dengan menghitung jumlah pencapaian skor minimal secara klasikal. Rumus persentase hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa adalah sebagai berikut:
Persentase =
x 100%
Keterangan: S
= skor yang diperoleh
SM = skor maksimal
Berdasarkan nilai persentase yang diperoleh, maka kriteria hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA melalui model Group Investigation dijabarkan menjadi lima kriteria. Kriteria hasil observasi secara klasikal sebagi berikut:
59
Tabel 3.19 Kriteria Hasil Observasi Klasikal Rentang 1% - 20% 21% - 40% 41% - 60% 61% - 80% 81% - 100%
3.9
Kriteria Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi
Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan dari penelitian yang dilakukan pada siswa kelas 5
SDN 1 Ngropoh dengan menggunakan model Group Investigation pada mata pelajaran IPA meliputi indikator proses dan hasil dijabarkan sebagai berikut: 3.9.1 Indikator Proses Indikator proses merupakan indikator keberhasilan dari proses tindakan yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam penerapan model Group Investigation pada pembelajaran IPA. Aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan model Group Investigation dapat dikatakan berhasil apabila terjadi peningkatan secara signifikan minimal 15%.
3.9.2 Indikator Hasil Indikator hasil dalam penelitan ini terdiri dari dua aspek yaitu kerja sama dan hasil belajar IPA. Penerapan model Group Investigation dikatakan dapat meningkatkan kerja sama dan hasil belajar IPA apabila: 1) Siswa mengalami ketuntasan belajar individual dengan nilai hasil belajar IPA ≥ 67 dan mengalami ketuntasan belajar klasikal dengan nilai rata-rata hasil belajar IPA meningkat minimal 7 nilai dari KKM yaitu ≥ 67 atau mengalami ketuntasan belajar IPA klasikal ≥ 80% dari 18 siswa (kriteria tinggi). 2) Siswa secara individu memperoleh skor kerja sama ≥ 74 dan rata-rata skor kerja sama meningkat minimal 5 skor dari rata-rata skor kerja sama yang ditentukan yaitu ≥ 74 atau mengalami ketuntasan kerja sama klasikal ≥ 80% dari 18 siswa (kriteria tinggi).
60