23
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting Dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian
3.1.1.1 Lokasi Tempat penelitian adalah SD 6 Gondangmanis Kecamatan Bae Kabupaten Kudus yang terletak di jalan Gondangmanis. Desa Gondangmanis Kecamatan Bae Kabupaten Kudus. 3.1.2 Karakteristik Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa-siswa kelas V yang berjumlah 20 siswa, terdiri dari 13 siswa perempuan dan 7 siswa laki-laki SD 6 Gondangmanis Kecamatan Bae Kabupaten
Kudus pada tahun pelajaran 2012/2013 3.2 Variabel Penelitian Variabel terikat dalam Penelitian ini adalah hasil belajar, sedangkan variabel bebas (penentu) adalah model pembelajaran kooperatif jigsaw. 3.3 Rencana Tindakan Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus yang masing-masing melalui empat tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan tahap refleksi. 3.3.1 PRA SIKLUS a. Perencanaan Rencana pembelajaran tahap awal dilaksanakan pada tanggal 31 Oktober 2012 dengan mata pelajaran Matematika di kelas V semester I tahun pelajaran 2012/2013 tentang Menggunakan Faktor Prima untuk menentukan FPB dan KPK. Perencanaan pembelajaran dengan pokok materi di atas ditetapkan setelah peneliti mengadakan diskusi dengan teman sejawat dan kepala sekolah.
b. Pelaksanaan dan Observasi Pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini sesuai dengan rencana yang telah disusun yaitu dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober 2012 dengan langkahlangkah sebagai berikut. -
Setelah berdoa dan mengadakan appersepsi serta penyampaian pengantar materi yang akan dipelajari guru memberi tugas pada siswa untuk membaca materi tentang Menggunakan Faktor Prima untuk menentukan FPB dan KPK di buku LKS masing-masing.
-
Siswa dikelompokkan masing-masing beranggotakan 4 anak.
-
Setiap siswa dalam tim diberi materi yang berbeda dan selanjutnya membaca materi yang ditugaskan.
-
Masing-masing anggota dari tim yang berbeda berkumpul dengan wakil tim ahli kelompok lain yang sama materinya melakukan pembahasan.
-
Langkah berikutnya para tim ahli kembali ke kelompok semula dan melakukan diskusi.
-
Masing-masing wakil tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi.
-
Guru dan siswa membahas hasil diskusi dan membuat kesimpulan materi.
-
Untuk menguji pemahaman dan kemampuan siswa guru mengadakan evaluasi. Kegiatan observasi pada rencana pembelajaran tahap awal ini
dilakukan oleh guru dan juga dibantu teman sejawat. Pengamatan dilakukan dengan mengisi lembar pengamatan untuk siswa dan guru sebagai pengajar dalam proses pembelajaran yang telah disediakan. Hasil pengamatan baik kegiatan siswa maupun guru dijelaskan secara lengkap dalam lembar pengamatan kekurangan ataupun kelebihan dalam pembelajaran. Dari hasil observasi pada proses pembelajaran di tahap awal ini untuk kegiatan siswa masih terlihat kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran, kurang memperhatikan penjelasan guru, serta masih takut dan ragu-ragu untuk bertanya. Hal ini juga terlihat pada saat melakukan diskusi masih ada beberapa
siswa yang malu untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Sehingga suasana diskusi berjalan dengan baik. Untuk kegiatan guru dalam proses pembelajaran kurang optimal dalam penggunaan alat peraga serta masih banyak menggunakan metode caramah, sehingga siswa kurang memahami materi yang dipelajari. Selain itu guru juga sangat kurang dalam memberikan penjelasan yang berkaitan dengan isi pembelajaran serta pemberian motivasi juga jarang dilakukan. c. Refleksi Mencermati dan menganalisis kembali hasil observasi yang dilakukan teman sejawat tentang kegiatan siswa dan guru di awal pembelajaran masih terlihat banyak kekurangan dalam proses pembelajaran serta dalam evaluasi banyak siswa yang mencapai hasil nilai di bawah KKM yang telah ditetapkan. Guru juga kurang dalam memotivasi siswa untuk memahami materi maka melihat hal ini peneliti memutuskan untuk melanjutkan pada perbaikan pembelajaran siklus I sampai siswa mencapai nilai ketuntasan yang maksimal (100%). 3.3.2. PERENCANAAN SIKLUS I a. Perencanaan Perencanaan perbaikan pembelajaran pada siklus ini peneliti lakukan pada tanggal, 7 Oktober 2012 atas saran dan masukan dari teman sejawat yang dalam pengamatan pada pembelajaran sebelumnya masih terdapat banyak kekurangan dan perbaikan pembelajaran di siklus ini difokuskan pada permasalahan: -
Memperbaiki skenario pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran yang sesuai.
-
Menjelaskan materi secara sistematis dan jelas serta penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi sehingga materi pembelajaran dapat dipahami dengan baik oleh siswa.
-
Memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami.
-
Pemberian motivasi kepada siswa agar lebih bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran.
b. Pelaksanaan dan Observasi Pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini sesuai dengan rencana yang telah disusun oleh peneliti dan dibantu teman sejawat dengan cara mengisi lembar pengamatan yang sudah disediakan. Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I pada tanggal 8 Oktober 2012 dengan langkah-langkah sebagai berikut. -
Pada awal pembelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran serta materi yang akan dipelajari yaitu tentang Menggunakan Faktor Prima untuk menentukan FPB dan KPK secara sistematis dan jelas sambil bertanya jawab dengan siswa.
-
Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami.
-
Siswa melakukan diskusi setelah guru memberikan petunjuk dengan jelas dalam pelaksanaan diskusi serta tugas yang diberikan.
-
Pada akhir diskusi, wakil tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.
-
Guru bersama siswa membahas hasil diskusi dan membuat rangkuman materi.
-
Untuk menguji kemampuan dan pemahaman siswa tentang materi yang dipelajari guru mengadakan evaluasi. Pelaksaan observasi yang dilakukan oleh guru dan dibantu teman
sejawat dalam proses perbaikan pembelajaran siklus I ini pada pembelajaran mengalami peningkatan dalam kegiatan siswa dan guru dari pembelajaran sebelumnya. Keaktifan siswa sudah lebih aktif dapat dilihat dengan adanya antusias siswa yang sudah berani untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan dari guru. Dalam kegiatan diskusi berjalan dengan baik, ini dikarenakan adanya pemberian petunjuk yang jelas dalam pelaksanaan diskusi serta pemberian motivasi yang selalu diberikan guru pada siswa untuk lebih memahami materi
yang dipelajari. Penggunaan media pembelajaran sudah optimal tetapi untuk penerapan metode pembelajaran masih kurang sesuai meskipun sudah ada peningkatan. c. Refleksi Dalam skenario perbaikan pembelajaran untuk materi Menggunakan Faktor Prima untuk menentukan FPB dan KPK dapat disampaikan secara sistematis, keaktifan siswa mengalami peningkatan dalam pembelajaran, penggunaan media pembelajaran dan metode dapat membangkitkan daya pikir siswa sehingga pencapaian prestasi siswa meningkat. Ini dapat dilihat dari hasil evaluasi yang diberikan guru dari 20 siswa 15 anak yang belum mencapai standar ketuntasan yang telah ditetapkan. Oleh Karen itu proses perbaikan pembelajaran ini akan peneliti lanjutkan pada perbaikan pembelajaran siklus II sampai semua siswa mencapai nilai ketuntasan maksimal (100%). 3.3.3. PERENCANAAN SIKLUS II a. Perencanaan Dalam proses perbaikan pembelajaran siklus II ini difokuskan pada peningkatan pemahaman dan kemampuan siswa terhadap materi Menggunakan Faktor Prima untuk menentukan FPB dan KPK dengan metode Kooperatif jigsaw melalui kegiatan: -
Memberikan penjelasan tentang materi yang dipelajari dengan penggunaan media pembelajaran yang sesuai yaitu Faktor Prima untuk menentukan FPB dan KPK Memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami.
-
Pemberian latihan-latihan soal.
-
Langkah-langkah perbaikan pembelajaran selengkapnya dapat dilihat pada lampiran (Rencana Perbaikan Siklus II).
b. Pelaksanaan dan Observasi Pelaksaan perbaikan pembelajaran ini sesuai dengan rencana yang telah disusun oleh peneliti bersama teman sejawat dengan cara mengisi lembar pengamatan yang sudah disediakan. Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II pada tanggal 15 Oktober 2012 dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut. -
Guru menyampaikan materi pelajaran tentang Menggunakan Faktor Prima untuk menentukan FPB dan KPK dengan didukung alat peraga yang sesuai.
-
Member kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami.
-
Siswa melakukan kegiatan diskusi dengan bimbingan guru.
-
Guru bersama siswa membahas hasil diskusi dan membuat kesimpulan materi.
-
Untuk menguji kemampuan dan pemahaman siswa guru mengadakan evaluasi. Dalam pelaksanaan observasi yang dilakukan guru dan teman sejawat
dengan menggunakan lembar pengamatan, hal yang diamati adalah kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Hasil pengamatan dalam siklus II ini untuk kegiatan siswa dan guru mengalami banyak peningkatan antara lain keaktifan siswa lebih meningkat, siswa aktif mendengarkan dan mencatat penjelasan guru serta mau membantu teman yang kesulitan dalam belajar. Kegairahan dan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran juga meningkat. Hal ini dapat dilihat dalam kegiatan diskusi yang dilakukan siswa sudah tidak ada kesulitan dan diskusi berjalan baik dan lancar. Ini semua dikarenakan siswa sudah mulai memahami materi yang dipelajari dan tugas yang diberikan. Untuk kegiatan guru juga mengalami banyak kemajuan terutama dalam penggunaan metode dan media pembelajaran sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran, pemberian petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan isi pembelajaran serta selalu memotivasi siswa untuk memahami materi yang dipelajari dan telibat aktif dalam pembelajaran. Peningkatan ini membuat
pembelajaran lebih menyenangkan dan membuat siswa lebih tertarik dan bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga kegiatan pembelajaran berjalan sesuai yang direncanakan. Instrument dan hasil pengamatan kegiatan siswa dan guru secara lengkap dapat dilihat pada lampiran lembar pengamatan. c. Refleksi Dalam kegiatan perbaikan pembelajaran siklus II ini materi pelajaran disampaikan secara urut, jelas dan sistematis. Metode Kooperatif Jigsaw yang diterapkan dalam pembelajaran sangat membantu siswa untuk memahami materi yang dipelajari terutama bagi siswa-siswa yang kurang dalam penerimaan pelajaran dapat lebih termotivasi dan tertarik mengikuti pembelajaran. Dengan adanya perubahan dalam pembelajaran siklus II yang lebih menyenangkan, maka pada akhir pembelajaran dalam hal ketuntasan sudah mencapai nilai ketuntasan yaitu 90%. Dari 20 siswa hanya 2 anak yang belum tuntas. Dengan demikian hasil yang diperoleh pada akhir siklus II sudah sesuai dengan apa yang diharapkan pada tujuan perbaikan pembelajaran. Dari penjelasan di atas dapat digambarkan sebagai berikut.
PTK Pendekatan Spiral dari Kemmis S. Dan MC Taggart, R.
3.4 Data Dan Cara Pengumpulannya 3.4.1
Sumber Data
1) Siswa Sumber data siswa diperoleh dari hasil observasi aktivitas siswa pada siswa kelas V SD 6 Gondangmanis yang diperoleh selama pelaksanaan siklus pertama sampai siklus kedua, serta hasil evaluasi pada pembelajaran Matematika. 2) Guru Sumber data guru berasal dari lembar observasi keterampilan guru oleh obsever selama pelaksanaan siklus pertama sampai siklus dua pada pembelajaran Matematika. 3) Data Dokumen Sumber data dokumen berasal dari data awal hasil tes, hasil pengamatan, catatan lapangan selama proses pembelajaran dan hasil foto. 3.4.2
Jenis Data Arikunto, dkk. (2009:131) dalam pelaksanaan tindakan kelas ada dua jenis data
yang dapat dikumpulkan peneliti yaitu: 1) Data Kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) yang dapat dianalisis secara deskriptif. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis statistik deskriptif. Misalnya, mencari nilai rerata, presentase keberhasilan belajar, dan lain-lain. Data kuantitatif diwujudkan dari hasil belajar Matematika yang diperoleh siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif Jigsaw. 2) Data Kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa tentang tingkat pemahaman pada suatu mata pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar yang baru (afektif), aktivitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar dan sejenisnya, dapat dianalisis secara kualitatif. Data kualitatif diwujudkan dari keterampilan guru dan aktivitas siswa dalam belajar Matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif Jigsaw.
3.4.3 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik tes,observasi dan dokumen. dengan penjelasan sebagai berikut (Arikunto, 2006: 150) 1) Observasi Observasi sering diartikan sebagai suatu aktivitas sempit, yaitu memperhatikan sesuatu menggunakan mata. Observasi meliputi kegiatan perhatian terhadap sesuatu objek menggunakan seluruh alat indra. Jadi observasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap. Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa dan keterampilan
guru
dalam
pembelajaran
Matematika
menggunakan
model
pembelajaran kooperatif Jigsaw. 2) Tes Tes adalah serentetan pertanyaan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal evaluasi dalam pembelajaran Matematika. 3) Dokumentasi Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Dalam melaksanakan dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya. Sumber dokumentasi dalam penelitian ini adalah semua data yang diperoleh dari SD 6 Gondangmanis Kudus mengenai pembelajaran Matematika, misalnya: nilai awal hasil belajar siswa, foto, dan lain-lain. 3.5 Indikator Kinerja Model pembelajaran kooperatif Jigsaw
dapat meningkatkan hasil belajar
matematika pada siswa kelas V SD 6 Gondangmanis kecamatan Bae Kabupaten Kudus dengan indikator sebgai berikut :
90% siswa SD 6 Gondangmanis Kecamatan Bae Kabupaten Kudus mendapat nilai ≥ 65 dalam pelajaran Matematika 3.6 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 3.6.1
Data Kuantitatif Data kuantitatif berupa hasil belajar yang mengukur tingkat kognitif siswa. Analisis
tingkat keberhasilan diperoleh setelah proses belajar mengajar pada setiap siklusnya, dengan cara memberikan tes tertulis pada tes akhir siklus dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 1) Data Hasil Belajar Siswa Poerwanti, dkk. (2008:6.3) menyebutkan bahwa cara penskoran terhadap tes adalah sebagai berikut:
Skor =
𝐵 𝑁
x 100
Keterangan: B = Jumlah benar N = banyaknya butir soal (skor maksimal) 2) Data Nilai Rata-Rata Belajar Siswa ∑
X = ∑ x 100% Keterangan : X
: nilai rata-rata
∑
: jumlah semua nilai siswa
∑
: jumlah siswa (Aqib, 2010: 40)
3) Data Ketuntasan Belajar Siswa P=
∑ ∑
x 100%
Keterangan: P= persentase (Aqib, 2010:41)
Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan kriteria ketuntasan belajar siswa yang dikelompokkan kedalam dua kategori tuntas dan tidak tuntas, dengan kriteria sebagai berikut: Tabel 3.1 KKM SD 6 Gondangmanis Mata Pelajaran Matematika kelas V Kriteria ketuntasan
Kualifikasi
≥65
Tuntas
≤65
Tidak tuntas
Sumber: Kurikulum SD 6 Gondangmanis
Aqib, dkk. (2010:41) menjelaskan kriteria tingkat keberhasilan siswa dalam % adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Kriteria Tingkat Keberhasilan Siswa Tingkat keberhasilan %
Arti
> 80%
Sangat tinggi
60 ─ 79%
Tinggi
40 ─ 59%
Sedang
20 ─ 39%
Rendah
<20 %
Sangat rendah
Sumber: Aqib, 2010
3.6.2
Kualitatif Analisis soal secara kualitatif dilaksanakan berdasarkan kaidah penulisan soal ( tes tertulis dan sikap) dilakukan sebelum soal di ujikan