BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini di laksanakan di SD Negeri Gesengan 02 khususnya kelas 6 yang
terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. SD ini merupakan SD terpencil yang letaknya di Desa gesengan Kecamatan Cluwak, Kabupaten Pati. Jawa Tengah. Dari jalan raya sampai ke SD di butuhkan waktu hanya sekitar 15 menit dengan menaiki sepeda motor. Tapi jalannya lumayan rusak parah. Kondisi fisik SD cukup baik, bangunannya terdiri dari enam ruang kelas, satu ruang kantor, satu wc guru dan satu wc murid. Tiap kelas sudah menggunakan whiteboard. Pada siang hari di musim kemarau banyak sekali debu yang beterbangan terbawa angin karena hutan didepan sekolah yang gundul. Penelitian yang di lakukan di kelas 6 ini berfokus pada metode pembelajaran Team Assisted Individualy (TAI). Terjemahan bebas dari metode TAI adalah bantuan individual dalam kelompok (bidak), dengan karakteristik bahwa tanggung jawab belajar adalah pada siswa. Oleh karena itu siswa harus membangun pengetahuan, tidak menerima bentuk jadi dari guru. Pola komunikasi guru-siswa adalah negosiasi dan bukan imposisi-intruksi. Proses PTK ini direncanakan berlangsung dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Jadwal pelaksaanaan pembelajaran dalam proses PTK untuk siklus I dan silus II pada tabel 3.1 berikut: Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan PTK No 1 2
Siklus I II
Waktu Tahapan perencanaan
Pelaksanaan
Observasi
Refleksi
Senin,
Rabu s/d jum’at
sabtu
Sabtu
5-11-2012
7s/d 9 -11-2012
10-11-2012
10-11-2012
Senin,
Rabu s/d jum’at
sabtu,
Sabtu ,
19-11-2012
21s/d23 -11-12
24-11-2012
24-11-2012
21
22
3.2. Variabel yang Diselidiki Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) adapun yang dimaksudkan: 1.
Variabel bebas (X) yaitu penggunaan metode pembelajaran TAI ini merupakan metode pengajaran secara berkelompok. Dimana terdapat seorang siswa yang lebih, berperan sebagai asisten yang bertugas membantu secara individu siswa lain yang kurang mampu dalam suatu kelompok. Dalam hal ini pendidik hanya bertugas sebagai fasilitator. Pengajaran moddel TAI ini dapat menghemat waktu presentasi guru, sehingga waktu pembelajaran lebih efektif dan di titik beratkan pada keaktifan siswa.
2.
Variabel terikat (Y) adalah peningkatan hasil belajar matematika. Dalam penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila dalam pembelajaran matematika sebanyak 75% siswa telah mendapatkan nilai di atas kriteria ketuntasan minimal.
3.3
Prosedur Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian tindakan kelas.
Penelitian tindakan kelas didefinisikan sebagai bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan seseorang dari tindakantindakan mereka. Proses PTK ini direncanakan berlangsung dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi atau pengamatan, dan refleksi. Jika pada siklus I nilai rata-rata siswa belum mencapai target yang telah ditentukan maka akan dilakukan tindakan siklus 2. Untuk memperjelas prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat digambarkan sebagai berikut.
23
SIKLUS I
SIKLUS 2
PERENCANAAAN
PERENCANAAAN
REFLEKSI
TINDAKAN
REFLEKSI
TINDAKAN
OBSERVASI
OBSERVASI
Bagan 3.1. Desain Alur Penelitian Tindakan Kelas
Rancangan tindakan ini adalah penelitian tindakan kelas, yang terdapat 4 tahapan penting yaitu sebagai berikut: 1. perencanaan Menurut Arikunto (2006: 98) perencanaan menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan itu dilaksanakan. Dalam tahap perencanaan ini, kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. menelaah materi kelas 6 pokok bahasan menghitung volume prisma segi tiga dan tabung lingkaran, serta menentukan indikator keberhasilan bersama tim kolaborasi. b. menyusun RPP sesuai indikator yang telah ditetapkan dengan skenario metode pembelajaran TAI. c. menyediakan media pembelajaran yang ditetapkan. d. menyediakan alat evaluasi berupa instrumen tes tertulis dan lembar kerja siswa. e. menyediakan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran matematika tentang menghitung volume bangun ruang, terutama menentukan volume prisma segitiga dan tabung lingkaran.
24
2. pelaksanaan tindakan Menurut Muslich (2009: 204) pelaksanaan tindakan yaitu deskripsi tindakan yang akan digelar, skenario kerja tindakan perbaikan, dan prosedur tindakan yang akan diterapkan. Dalam pelaksanaan PTK ini direncanakan dengan 2 siklus, dengan kompetensi dasar menghitung volume prisma segitiga dan tabung lingkaran pada siklus I dan mengumpulkan dan membaca data pada siklus 2. 3. observasi Menurut Arikunto (2006: 99) observasi (pengamatan) yaitu pelaksanaan pengamatan oleh pengamat. Pelaksanaan observasi dan pelaksanaan tindakan berlangsung dalam waktu yang sama. Pada kegiatan observasi ini dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru pengamat untuk mengamati keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran matematika dan aktivitas siswa dalam pembelajaran mengukur bangun datar. Kegiatan observasi dilakukan oleh 2 orang dengan rincian 1 orang mengamati ketrampilan guru dalam mengelola kelas dan 1 orang mengamati aktivitas siswa. Pengamatannya dilakukan dengan cara 1 orang yaitu guru kelas mengamati cara peneliti mengelola pembelajaran dengan model TAI dan 1 orang yaitu teman sejawat mengamati aktivitas siswa. Pengamatan aktivitas siswa dilakukan dengan cara pengamat mengamati aktifitas siswa. 4. refleksi Menurut Arikunto (2006: 99) refleksi atau pantulan yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi. Istilah refleksi sebetulnya tidak tepat dikenakan ketika guru pelaksanaan sudah selesai melaksanakan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti, untuk bersama-sama mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Peneliti mengaji masalah seberapa besar peningkatan kualitas pembelajaran matematika melalui metode demontrasi dan diskusi pada siswa kelas 6 SDN Gesengan 02 Kecamatan Cluwak Kabupaten Pati yang disesuai dengan sasaran indikator yang tercapai. Apakah proses pembelajaran itu sudah efektif. Jika belum maka peneliti melanjutkan pada siklus berikutnya dengan pencapaian indikator
25
yang diinginkan. Peneliti melakukan perubahan strategi pada tahapan siklus 2 agar pelaksanaannya lebih efektif. 3.3.1. Pelaksanaan Pra Siklus a. Pelaksanaan Tindakan Pada tahap pelaksanaan tindakan ini peneliti mengikuti pembelajaran biasa. b. Pengamatan Peneliti
sebagai
pembelajaran.Peneliti
pengamat dalam
mengamati tahap
ini
cara
kerja
menanyakan
peserta
didik
dalam
masalah-masalah
dalam
pembelajaran sehingga diketahui kesulitan-kesulitan yang dialami peserta didik. Kesulitankesulitan tersebut dicatat untuk melakukan tindakan pada siklus I. c. Refleksi Pada pra siklus yang dilakukan diadakan refleksi yang diperoleh dari pengamatan. Temuan tentang kekurangan maupun kelebihan dijadikan perbaikan pada siklus I.
3.3.2. Prosedur Tindakan Kelas Siklus I Prosedur penelitian tindakan kelas pada siklus I terdiri atas empat tahap yaitu, perencanaan, tindakan, observasi, refleksi. Prosedur tindakan kelas dalam siklus I dapat diuraikan sebagai berikut. 1) perencanaan Tahap perencanaan ini berupa rencana kegiatan yaitu menentukan langkahlangkah yang akan dilakukan peneliti untuk memecahkan masalah. Rencana kegiatan yang akan dilakukan adalah (1) menyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan metode TAI, (2) membuat dan menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi dan pedoman dokumentasi untuk memperoleh data non tes, (3) menyiapkan perangkat evaluasi berupa kisi-kisi soal tes, pedoman penskoran, dan kriteria penilaian. Rencana pelaksanaan pembelajaran ini digunakan sebagai program kerja atau pedoman penelitian dalam melaksanakan proses pembelajaran agar tujan pembelajaran dapat tercapai. Dalam rencana pembelajaran ini, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan bangn ruang. Setelah menyusun rencana pembelajaran, peneliti menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi dan pedoman dokumentasi foto untuk
26
memperoleh data non tes. Setelah menyiapkan alat tes dan non tes, peneliti berkoordinasi dengan guru yang akan menjadi observer selama kegiatan pembelajaran akan dilaksanakan. 2) Tindakan Tindakan merupakan pelaksanaan rencana pembelajaranyang telah disiapkan. Tindakan yang dilakukan peneliti dalam pelaksanaan pembelajaran matematika pada siklus I ini sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Tindakan tersebut berlangsung selama dua kali pertemuan. Tindakan yang dilaksanakan pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga meliputi pendahuluan, inti dan penutup. Pertemuan pertama a. Pendahuluan Pada tahap pendahuluan, guru mengkondisikan siswa agar siap menerima pelajaran, kemudian guru melakukan apersepsi dengan tenya jawab mengenai macam-macam bangun ruang. Guru memberikan penjelasan tentang tujuan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan dan manfaat yang akan diperoleh siswa setelah mengikuti pelajaran tersebut. Guru memberi motifasi pada siswa untuk meningkatkan hasil belajar matematika. b. Kegiatan inti Pada tahap inti, yaitu tahap melaksanakan pembelajaran matematika. (1) peserta didik mengerjakan tes awal untuk menentukan kemampuan siswa, (2) siswa dibagi dalam beberapa kelompok heterogen sesuai dengan kemampuan siswa, (3) siswa mendapat bahan ajar berupa modul, (4) siswa belajar dalam kelompok, (5) siswa melakukan diskusi dan latihan dengan fasilitas soal-soal dari guru, (6) guru memberi bimbingan dengan cara bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. c. Penutup Pada tahap ini, guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran. guru dan siswa juga mengevaluasi jalannya proses pembelajaran khususnya saat diskusi kelompok sedang berlangsung. Kemudian guru memberikan tugas
27
kepada siswa untuk melakukan latihan mengerjakan soal-soal matematika yanng berhubungan dengan materi pelajaran di rumah. Pertemuan kedua a. Pendahuluan Pada tahap pendahuluan, guru mengkondisikan siswa agar siap menerima pelajaran. Guru bertanya kepada siswa tentang kesulitan materi pada pertemuan yang pertama. Guru menjelaskan kembali langkah-langkah untuk mencari volume bangun ruang. b. kegiatan inti Pada tahap inti, yaitu tahap pelaksanaan pembelajaran matematika, (1) peserta didik menempatkan diri sesuai dengan kelompoknya pada pertemuan pertama, (2) siswa bersama dengan kelompoknya berdiskusi menyelesaikan lembar tugas yang diberikan oleh guru, (3) siswa bersama-sama meneliti lembar jawaban dari kelompok lain, (5) guru memberi skor terhadap hasil kerja tiap kelomppok, (6) kelompok yang berhasil menyelesaikan tugas dan mendapat nilai paling bagus mendapat penghargaan dari guru dan teman-temannya, c. penutup Pada tahap ini, guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran dan melakukan evaluasi pada proses pembelajaran. Pertemuan ketiga a. pendahuluan pada tahap pendahuluan ini guru mengkondisikan siswa agar siap menerima pelajaran. Guru menjelaskan kembali rumus untuk menghitung volume bangun ruang. b. kegiatan inti pada tahap ini, yaitu pelaksanaan proses pembelajaran yaitu (1) siswa membaca kembali materi yang telah diajarkan, (2) Tiap siswa mengerjakan tes formatif atau soal evaluasi akhir secara individu, (3) siswa dan guru membahas soal evaluasi akhir, (4) guru memberi nilai untuk setiap hasil evaluasi yang telah dikerjakan siswa,tugas atau evaluasi akhir inilah yang akan menjadi nilai tes pada siklus I (5) guru memberi penghargaan pada prestasi siswa.
28
c. penutup pada tahap ini guru bersama siswa menyimpulkan kembali materi pembelajaran dan melaksanakan refleksiterhadap proses pembelajaran yang telah berlangsung. 3. observasi Observasi adalah mengamati kegiatan dan tingkah laku siswa selama penelitian berlangsung. Dalam melakukan pengamatan, peneliti dibantu oleh guru senior di SD Negeri Gesengan 02. Kegiatan siswa yang diamati pada saat pembelajaran meliputi (1) kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran, (2) perhatian dan sikap siswa saat mendapat penjelasan dari guru, (3) keaktifan siswa dalam melakukan diskusi, (4) partisipasi siswa dalam kelompok, (5) kesungguhan siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikanoleh guru. Selain dengan menggunakan lembar observasi, peneliti juga mennggunakan dokumentasi foto sebagai laporan yang berupa gambar aktifitas siswa selama mengikutipembelajaran dari awal sampai akhir. Dokumentasi berupa foto digunakan sebagai suatu bukti penguat dalam analisis penelitian dalam setiap siklusnya sehingga penjelaan lebih akurat. 4. refleksi Setelah pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan refleksi yaitu mengkaji, melihat, mempertimbangkan hasil dan dampak dari tindakan yang telah dilakukan. Datadata yang terkumpul baik dari hasil tes, pengamatan, dan dokumentasi foto dianalisis. Analisis ini untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan metode yang digunakan dalam pembelajaran.berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti dapat mengetahui hal apa saja yang harus menjadikan perhatian utuk rencana tindakan selanjutnya. Setelah pembelajaran matematika dilaksanakan dengan menggunaka metode TAI pada siklus I ternyata hasilnya tidak sesuai dengan harapan yang diinginkan oleh guru. Hasil yang dicapai pada siklus I ini belum membuat guru menjadi puas karena pencapaian nilai siswa belum mencapai nilai ketuntasan atau target yang
29
ditetapkan pada siklus I dan siklus II yaitu sebesar 75%. Hanya terdapat 12 anak yang mendapat nilai diatas nilai kriteria ketuntasan minimal, atau hanya 52,2% siswa yang mencapai nilai batas tuntas. Hasil tersebut menunjukkan bahwa perlu ditingkatkan lagi hasil belajar matmatika pada siswa kelas 6. Oleh karena itu perlu diadakan siklus II. Pada siklus I, kendala terbesar terletak pada kurangnya kematangan siswa dalam operasi hitung yaitu perkalian dan pembagian. Karena setelah dikoreksi ternyata siswa sebenarnya telah dapat menerapkan cara mencari volum bangun ruang, siswa telah dapat menurunkan rumusnya, memasukkan datanya, tetapi kebanyakan siswa selalu salah di hasil akhir penghitungan volum bangun ruang. Pada siklus II perlu diadakan tindakan untuk mematangkan kembali kemampuan siswa untuk operasi hitung khususnya perkalian dan pembagian. 3.3.3. Prosedur Tindakan Kelas Siklus II proses tindakan pada siklus II merupakan tindak lanjut dari siklus I. Perbaikan pada proses pembelajaran siklus II terletak pada persiapan pembelajaran. prosedur tindakan siklus II ini terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. 1. Perencanaan Perencanaan siklus II ini berdasakan pada siklus I. Adapun rencana yang akan dilakukan adalah (1) membuat perbaikan rencana pembelajaran matematika dengan materi berbeda dari siklus I, terutama materi yang erat kaitannya dengan pengoperasian perkalian dan pembagian, (2) peneliti memberi penjelasan mengenai kesalahan-kesalahan yang trjadi pada siklus I, (3) siswa diberi penjelasan dan pengarahan kembali untuk meningkatkan hasil belajar matematika (4) menyusun perbaikan instrumen penelitian yang berupa data non tes yaitu lembar observasi dan dokumentasi foto, (5) menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan dalam evaluasi hasil siklus II. 2. Tindakan. Tindakan merupakan pelaksanaan rencana pembelajaranyang telah disiapkan. Tindakan yang dilakukan peneliti dalam pelaksanaan pembelajaran matematika pada siklus II ini sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Tindakan
30
tersebut berlangsung selama dua kali pertemuan. Tindakan yang dilaksanakan pada pertemuan pertama dan kedua meliputi pendahuluan, inti dan penutup. Pertemuan pertama a.
Pendahuluan Pada tahap pendahuluan, guru mengkondisikan siswa agar siap menerima pelajaran, kemudian guru melakukan apersepsi dengan tenya jawab mengenai hasil perkalian dan pembagian. Guru memberikan penjelasan tentang tujuan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan dan manfaat yang akan diperoleh siswa setelah mengikuti pelajaran tersebut. Guru memberi motifasi pada siswa untuk meningkatkan hasil belajar matematika.
b.
Kegiatan inti Pada tahap inti, yaitu tahap melaksanakan pembelajaran matematika. (1) peserta didik mengerjakan tes awal untuk menentukan kemampuan siswa, (2) siswa dibagi dalam beberapa kelompok heterogen sesuai dengan kemampuan siswa, (3) siswa mendapat bahan ajar berupa modul, (4) siswa belajar dalam kelompok, (5) siswa melakukan diskusi dan latihan dengan fasilitas soal-soal dari guru, (6) guru memberi bimbingan dengan cara bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa, (7) siswa mengerjakan tugas dengaan kelompoknya, (8) tiap kelompok mengumpulkan hasil kerja yang sudah selesai.
c.
Penutup Pada tahap ini, guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran. guru dan siswa juga mengevaluasi jalannya proses pembelajaran khususnya saat diskusi kelompok sedang berlangsung. Kemudian guru memberikan tugas kepada siswa untuk melakukan latihan mengerjakan soal-soal matematika yanng berhubungan dengan materi pelajaran di rumah.
Pertemuan kedua a.
Pendahuluan Pada tahap pendahuluan, guru mengkondisikan siswa agar siap menerima pelajaran. Guru bertanya kepada siswa tentang kesulitan materi pada
31
pertemuan yang pertama. Guru menjelaskan kembali langkah-langkah untuk mencari volume bangun ruang. b. Kegiatan inti Pada tahap inti, yaitu tahap pelaksanaan pembelajaran matematika, (1) peserta didik menempatkan diri sesuai dengan kelompoknya pada pertemuan pertama, (2) siswa bersama-sama meneliti lembar jawaban dari kelompok lain, (3) guru memberi skor terhadap hasil kerja tiap kelomppok, (4) kelompok yang berhasil menyelesaikan tugas dan mendapat nilai paling bagus mendapat penghargaan dari guru dan teman-temannya, (5) siswa mengerjakan evaluasi akhir yang man hasilnya merupakan hasil dari siklus I. c. Penutup Pada tahap ini, guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran dan melakukan evaluasi pada proses pembelajaran. 3. Observasi Seperti halnya pada siklus I, pada siklus II ini pengamatan tetap dilakukan terhadap sisiwa selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas 6. Peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa dengan menggunakan lembar pengamatan/lembar observasi dan melakukan pengambilan gambar. Observasi yang dilakukan pada siklus II ini hampir sama dengan pelaksanaan observasi pada siklus I. Dalam observasi data diperoleh melalui beberapa cara, yaitu (1) Pretes untuk mengetahui kemampuan dasar tiap siswa dan untuk menentukan pembentukan kelmpok, (2) observasi untuk mengetahui tingkah laku dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung, (3) dokumentasi foto yang digunakan sebagai laporan yang berupa aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran. 4. refleksi Refleksi pada siklus II ini dimaksudkan untuk membuat simpulan dari pelaksanaaan kegiatan dan hasil belajar matematika siswa pada siklus II. Refleksi dilakukan dengan menganalisa hasil tes evaluasi akhir yang dilakukan pada siklus
32
II. Hasil non tes yang berupa observasi dan dokumentasi foto juga dianalisis untuk mengetahi perubahan tingkah laku siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. pada bagian ini peneliti diharapkan dapat mengetahui jawaban tentang peningkatan hasil belajar matematika pada siswa kelas 6 di SD Negeri Gesengan 02. Setelah dilakukan tindakan siklus II, Hanya 17 anak yan mendapat nilai diatas KKM, atau sekitar 73,9%. Dan sekitar 6 anak yang mendapat nilai kurang dari KKM atau sekitar 26,1%. Meski adap kenaikan persentase tentang hasil belajar matematika siswa dari siklus I ke siklus II. Tapi hal itu belum bisa pembelajaran ini dakatakan berhasil karena target ketuntasan belajar adalan 75% siswa yang mendapat nilai diatas KKM. 3.5. Indikator Kinerja. Penelitian ini dinyatakan berhasil apabila pembelajaran matematika dengan menggunakan metode TAI dapat
meningkatkan jumlah siswa yang menguasai dan
memehami komsep-konsep matematika lebih baik. Target yang hendak dicapai hendaknya ditunjukkan oleh indikator sekurang-kurangnya nilai pada evaluasi akhir menunjukkan minimal 75% siswa yang mendapatkan nilai > 62. Untuk menghitung prosentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:
3.6 Data dan Cara pengumpulan Data 3.6.1 Sumber Data a. Siswa Sumber data siswa diperoleh dari lembar observasi respon siswa dalam pembelajaran matematika, hasil belajar, dan hasil wawancara yang dilakukan secara sistematis selama pelaksanaan siklus I sampai siklus 2 b. Guru Sumber data guru diperoleh dari lembar observasi keterampilan guru dalam melakukan pembelajaran dengan metode demontrasi dan diskusi. c. Data Dokumen Sumber data dokumen berupa hasil tes siswa sebelum dilaksanakannya proses pembelajaran dengan metode demontrasi dan diskusi.
33
d. Catatan Lapangan Sumber data yang berupa catatan lapangan, diperoleh dari catatan selama proses pembelajaran dilaksanakan, yaitu berupa data aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika, data keterampilan guru dalam mengondisikan kelas. e. Foto Sumber data yang berupa foto, diperoleh dari dokumentasi ketika pelaksanaan penelitian berlangsung. 3.6.2 Jenis Data a. Data Kuantutatif Menurut Purwanto dan Sulistyastuti (2007: 21) data kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka. Data kuantitatif dalam penelitian ini diwujudkan dengan hasil belajar matematika siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode demontrasi dan diskusi. b. Data Kualitatif Menurut Purwanto dan Sulistyastuti (2007: 20-21) data kualitatif adalah data yang berupa kalimat/ peryataan bukan berupa angka. Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi dengan menggunakan lembar pengamatan keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran, lembar pengamatan aktivitas siswa, wawancara, dan catatan lapangan dalam pembelajaran matematika bangun datar dengan metode demontrasi dan diskusi. 3.7 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Metode observasi Observasi merupakan metode pengumpulan data dimana peneliti atau kolabaratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian (Gulo, 2007: 116). Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengamati keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran dan aktivitas siswa sesuai dengan skenario.
34
2. Catatan Lapangan Menurut (Wiriaatmadja, 2008: 125) sumber informasi yang sangat penting dalam penelitian adalah catatan lapangan (field notes) yang dibbuat oleh peneliti yang melakukan pengamatan atau observasi. Kekayaan data dalam catatan lapangan ini, yang memuat secara deskriptif berbagai kegiatan, suasana kelas, iklim sekolah, kepemimpinan, berbagai bentuk interaksi sosial dan nuansa-nuansa lainnya. Catatan lapangan dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui keadaan lapangan ketika dilakukan pembelajaran matematika menggunakan metode demontrasi dan diskusi serta memperjelas hasil observasi. 3. Wawancara Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan responden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya jawab dalam hubungan tatap muka, sehingga gerak dan mimik responden merupakan pola media yang melengkapi kata-kata secara verbal (Gulo, 2007: 119). Metode wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan informasi langsung dari guru pengamat (kolaborator) tentang pelaksanaan pembelajaran matematika dan dari siswa tentang kegiatan yang dilaksanakan dalam pembelajaran. 4. Tes (evaluasi) Tes merupakan seperangkat tugas yang harus dikerjakan atau sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik untuk mengukur tingkat pemahaman dan penguasaannya terhadap cakupan materi yang dipersyaratkan dan sesuai dengan tujuan pengajaran tertentu (Poerwanti, dkk, 2008:5). Metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar matematika bangun datar siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode demontrasi dan diskusi. 3.8 Teknik Analisis Data Teknik analissi data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
35
3.8.1 Kuantitatif Data kuantitatif berupa hasil belajar kognitif, dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dengan menentukan rerata/mean dan modus. Penyajian data kuantitatif dipaparkan dalam bentuk presentase. Nilai dari tiap-tiap siklus dihitung jumlahnya dalam satu kelas, selanjutnya dihitung dalam persentase dengan rumus sebagai berikut.
∑f
NP = x 100%
Keterangan: NP : Nilai persentase tiap interval ∑f : Jumlah frekuensi tiap interval n : Jumlah responden dalam satu kelas Untuk mencari rata-rata kelas dapat menggunakan rumus sebagai berikut: M =
∑
Keterangan: M ∑ N
Nilairata rata kelas Jumlah seluruh nilai Jumlah siswa (Sudjana, 2009: 125) Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar, digunakan rumus sebagai berikut: ∑
%
∑
Keterangan: ∑ ∑
= Jumlah siswa yang tuntas belajar = Jumlah siswa = Persentase frekuensi (Aqib, 2010: 40)
36
Hasil penghitungan dikonsultasikan dengan kriteria ketuntasan belajar siswa yang dikelompokkan ke dalam dua kategori tuntas atau tidak tuntas, dengan ketentuan sebagai berikut : Kriteria ketuntasan
Kualifikasi
≥ 62
Tuntas
< 62
Tidak tuntas
Tabel 3.2. Kriteria Ketuntasan Minimal Matematika 3.8.2 Kualitatif Hasil perhitungan matematika dari masing-masing siklus kemudian dibandingkan. Hasil ini akan memberikan gambaran mengenai persentase peningkatan hasil belajar matematika dengan metode TAI. Teknik kualitatif dipakai untuk menganalisis data nontes yang diperoleh dari siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Data kualitatif ini diperoleh dari data nontes, yaitu observasi dan dokumentasi foto. Analisis data secara kualitatif dilakukan dengan langkah-langkah, yaitu (a) menelaah/menganalisis seluruh data dari hasil nontes, (b) menyusunnya dalam satuan-satuan, dan (c) dikategorisasikan. Analisis data secara kuantitatif digunakan untuk mengetahui perubahan perilaku siswa dalam menulis karangan narasi pada siklus I dan siklus 2 dan juga untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap metode yang digunakan.