BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 1.
Jenis Penelitian Penelitian ini menerapkan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang
merupakan penelitian model Kemmis dan Mc Taggart yang dikembangkan dari pemikiran Kurt Lewin (penggagas awal penelitian tindakan). Kemmis dan Mc. Taggart, 1988, mengemukakan “PTK adalah studi yang dilakukan untuk memperbaiki diri sendiri, pengalaman kerja sendiri, yang dilaksanakan secara sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.”17 2.
Tempat Penelitian PTK ini dilaksanakan di SD Negeri Tlahap kecamatan Kledung kabupaten
Temanggung kelas IIIA pada mata pelajaran matematika pokok bahasan mengidentifikasi berbagai bangun datar sederhana menurut sifat dan unsurnya. 3.
Subjek Penelitian Pada PTK ini yang menjadi subjek penelitian adalah peserta didik kelas IIIA
SD Negeri Tlahap yang berjumlah 32 peserta didik, terdiri dari 15 peserta didik laki-laki dan 17 peserta didik perempuan. 4.
Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2011/2012,
yaitu bulan Maret 2012. Penelitian ini dilakukan dengan rencana jadwal sebagai berikut: 17
Masnur Muslich, 2011, Melaksanakan PTK Itu Mudah, Jakarta, Bumi Aksara, hal. 8.
24
25
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian pada Kelas IIIA Mata Pelajaran Matematika SD Negeri Tlahap Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 Siklus I Pertemuan ke
Hari
Tanggal
Jam ke
Keterangan
1
Kamis
22 Maret 2012
1-2
1 x pertemuan
2
Sabtu
24 Maret 2012
1-2
1 x pertemuan
Siklus II Pertemuan ke
Hari
Tanggal
Jam ke
Keterangan
1
Senin
26 Maret 2012
1-2
1 x pertemuan
2
Selasa
27 Maret 2012
1-2
1 x pertemuan
3.2. Rencana Tindakan PTK ini dilaksanakan melalui dua siklus, yang tujuannya untuk melihat peningkatan aktivitas dan hasil belajar peserta didik dalam mengikuti mata pelajaran matematika melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD. Adapun dua siklus tersebut dijabarkan sebagai berikut: 1. Siklus I A. Perencanaan Pada penelitian ini, peneliti melakukan analisis kurikulum untuk menentukan kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Peneliti membentuk tim kolaborasi dengan dua guru di SD Negeri Tlahap, yaitu Gunawan, A.Ma.Pd. selaku guru kelas IIIA dan Sugiyanti, S.Pd. sebagai observer II. Pada tahap perencanaan, peneliti mempersiapkan hal-hal seperti berikut:
26
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai. 2) Membuat format lembar observasi untuk guru dan peserta didik. 3) Menyiapkan lembar kerja tim, tugas pekerjaan rumah, lembar kerja individu, membuat bendera untuk tim, dan membuat soal test siklus I.
B. Pelaksanaan Tindakan Tindakan dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan sesuai RPP pada siklus I dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Tahap pelaksanaan dalam pembelajaran kooperatif metode STAD meliputi: 1) Presentasi kelas atau tahap Mengajar Guru menjelaskan tentang pembelajaran kooperatif STAD hanya pada pertemuan pertama, yaitu tugas-tugas yang harus dikerjakan peserta didik dalam pembelajaran kooperatif STAD. Antara lain peserta didik harus bekerja dalam kelompok, tidak boleh mengakhiri diskusi mereka sampai seluruh anggota kelompok mengerti apa yang didiskusikan, memastikan peserta didik bahwa LKS itu untuk belajar bukan untuk diisi dan dikumpulkan, peserta didik harus saling menjelaskan jawaban mereka pada teman-teman satu kelompoknya, jika ada pertanyaan dari peserta didik dianjurkan untuk menanyakan kepada teman satu kelompoknya sebelum menanyakan pada guru. Pada tahap ini guru menyampaikan materi yang akan dibahas. Kemudian dengan pertanyaan-pertanyaan, peserta didik diingatkan kembali pada sub materi
27
pokok yang telah dipelajari sebelumnya. Sebagai motivasi, guru menjelaskan manfaat mempelajari sub materi pokok yang akan dipelajari. 2) Tahap belajar dalam kelompok (tim) Guru membagi peserta didik dalam kelompok yang terdiri dari 4-5 orang peserta didik yang heterogen. Peserta didik bergabung masing-masing yang telah ditentukan. Kemudian
dengan kelompoknya
guru menjelaskan secara
singkat tentang sub materi pokok yang akan dipelajari oleh masing-masing kelompok dan membagikan lembar diskusi pada masing-masing kelompok. Peserta didik melakukan diskusi dengan kelompoknya sampai semua anggota kelompok mengerti apa yang didiskusikan. Selama peserta didik diskusi, guru berkeliling di dalam kelas, memberikan pujian pada kelompok yang bekerja dengan
baik
dan
secara
bergantian
duduk
bersama
kelompok
untuk
memperhatikan bagaimana anggota kelompok tersebut bekerja. 3) Tahap kuis Peserta didik mengerjakan tes individu/kuis. Setelah selesai, guru bersama peserta didik membahas tes individu sambil mengulang hal-hal yang dianggap sulit oleh peserta didik. 4) Tahap penskoran (skor kemajuan individual) Guru membuat skor individu dan skor kelompok. Setelah diketahui skor kelompoknya, dapat ditentukan kelompok mana yang layak mendapat penghargaan.
28
5) Tahap penghargaan (rekognisi tim) Penghargaan diberikan kepada kelompok/tim berdasarkan perolehan skor rata-rata yang dikategorikan menjadi kelompok baik, kelompok hebat dan kelompok super.
C. Observasi Selama proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Proses pembelajaran ini mengakibatkan perubahan tingkah laku atau aktivitas guru dan peserta didik. Pengamatan pada perubahan tingkah laku ini menunjukkan reaksi terhadap tindakan yang diberikan. Pengamatan dilakukan agar dapat diketahui apakah selama proses belajar mengajar sesuai dengan skenario dalam RPP. Penelitian ini melibatkan dua observer yaitu peneliti sendiri dan Sugiyanti, S.Pd. yang merupakan salah satu guru di SD Negeri Tlahap kecamatan Kledung kabupaten Temanggung.
D. Refleksi Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah data yang terkumpul dianalisis sejauh mana tindakan yang dilakukan. Hasil pengamatan dan hasil tes yang diperoleh selama proses belajar mengajar berlangsung kemudian dianalisis. Berdasarkan hasil analisis ini, peneliti melakukan refleksi untuk menentukan kekurangan selama siklus I dan merencanakan tindakan berikutnya yaitu pada siklus II.
29
2. Siklus II A. Perencanaan Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan untuk memperbaiki refleksi siklus pertama, berdasarkan informasi dari refleksi siklus I. Informasi yang diperoleh dari refleksi siklus 1 merupakan data yang digunakan untuk membuat perencanaan sikus II. B. Pelaksanaan Tindakan Seperti pada tahap pelaksanaan siklus I, pada siklus II guru menyampaikan kembali tujuan, garis besar materi, memberikan kuis, dan penghargaan tim. Selain itu guru membimbing peserta didik dalam pembelajaran. C. Observasi Sama seperti siklus 1, observer harus mengamati jalannya pembelajaran apakah sudah sesuai dengan skenario RPP. D. Refleksi Pada tahap ini dilakukan kembali dengan menganalisis lembar observasi dan hasil belajar. Jika tujuan dalam pembelajaran mengalami peningkatan yang signifikan maka penelitian dianggap berhasil.
30
3.3. Sumber Data Data dalam penelitian tindakan kelas ini diperoleh sumber dari: 1.
Peserta didik Untuk mendapatkan data tentang aktivitas peserta didik dan hasil belajar dalam proses belajar mengajar.
2.
Guru Untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam hal aktivitas dan hasil belajar peserta didik di dalam proses pembelajaran.
3.
Teman sejawat dan kolaborator Dimaksudkan sebagai sumber data untuk melihat implementasi PTK secara menyeluruh.
3.4. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 1.
Teknik Pengumpulan Data PTK ini menggunakan berbagai teknik pengumpulan data, diantaranya: a. Tes Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan menyelesaikan soal tentang berbagai bangun datar sederhana menurut sifat dan unsurnya untuk mendapatkan hasil belajar peserta didik, ini berarti tes sebagai alat ukur belajar. “Tes merupakan suatu cara yang berbentuk tugas atau serangkaian tugas yang harus diselesaikan oleh
31
peserta didik yang bersangkutan.”18 Tes dilaksanakan pada akhir siklus atau pada akhir pertemuan pada tiap siklusnya. b. Obsevasi Observasi dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran dan implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Karl Popper mengemukakan bahwa pada umumnya “observasi adalah tindakan yang merupakan penafsiran dari teori.”19 Tujuan dari observasi ini adalah untuk mengetahui apakah pembelajaran sesuai dengan skenario atau tidak serta mengidentifikasi hambatan-hambatan yang terjadi selama proses pembelajaran. Selain lembar observasi aktivitas guru dan peserta didik, lembar observasi juga digunakan untuk mengetahui kesiapan peserta didik dalam mengikuti pelajaran. c. Angket Angket digunakan untuk mengetahui tanggapan peserta didik terhadap penggunaan
model
pembelajaran
kooperatif
tipe
STAD
dalam
pembelajaran. Angket ini dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada peserta didik untuk dijawabnya. d. Wawancara Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Menurut Hopkins “wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang 18
Ibid, hal.146. Rochiati Wiriaatmadja, 2010, Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen, Bandung, Remaja Rosdakarya, hal. 104. 19
32
lain.”20 Wawancara digunakan untuk memperoleh informasi yang tepat dan objektif, serta mencari tahu kesan guru dan peserta didik tentang metode pembelajaran yang digunakan. e. Catatan Lapangan Catatan lapangan digunakan untuk mencatat data yang tidak bisa masuk ke dalam lembar observasi. f. Dokumentasi Dokumentasi berupa foto untuk memberikan gambaran secara lebih nyata mengenai suasana kelas selama proses pembelajaran berlangsung. g. Diskusi antara guru dan kolaborator untuk refleksi hasil siklus PTK.
2.
Instrumen Pengumpulan Data a. Butir soal tes Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes kemampuan mengerjakan tes matematika tentang bangun datar sederhana. b. Lembar pengamatan Lembar pengamatan digunakan untuk mengamati aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung dan akhir pembelajaran. c. Lembar angket Instrumen atau alat pengumpulannya disebut angket berisi sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh responden.
20
Ibid, hal. 117.
33
3.5. Teknik Analisis Data Dalam penelitian tindakan kelas, ada dua jenis data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti, yaitu : 1.
Data kuantitatif (nilai hasil belajar peserta didik) Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis statistik diskriptif dengan
mencari persentase keberhasilan belajar. a. Data hasil observasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: % Pencapaian = Σ Skor yang diperoleh Skor maksimum
x 100 %
b. Data hasil tes dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Nilai = Σ Skor yang dijawab benar Skor maksimum
x 100 %
c. Nilai yang diperoleh dari hasil observasi merupakan hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik. d. Hasil observasi dapat dihitung dengan menghitung keberhasilan kelas yaitu persentase peserta didik yang tuntas sesuai dengan indikator keberhasilan yang dihitung dengan rumus: % ketuntasan belajar peserta didik =Σpeserta didik yang tuntas belajar
x 100
Banyaknya peserta didik dalam satu kelas %
34
2.
Data kualitatif digunakan untuk menganalisis data-data non tes, yaitu data
observasi, data angket dan data wawancara. Data observasi dan angket digunakan untuk peserta didik yang mengalami kesulitan dalam wawancara. Sedangkan data wawancara pada penelitian ini bertujuan untuk mengatasi peserta didik yang mengalami kesulitan dalam proses belajar mengajar. Data kualitatif dapat dianalisis dengan reduksi data, penyajian teks dan penarikan kesimpulan: a. Reduksi data Reduksi data merupakan penyederhanaan data yang telah diperoleh dari observasi, angket, dan wawancara. Data yang didapat dirangkum dan dipilih sesuai dengan tema yang ada. Data reduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah dalam pengumpulan data. b. Penyajian data Setelah dilakukan penyederhanaan (direduksi) maka langkah selanjutnya yaitu mendisplay data. Data display dilakukan dengan cara menyajikan hasil data dalam bentuk kalimat dan tabel. c. Penarikan kesimpulan Tahap terakhir yaitu kesimpulan dari data yang telah disederhanakan dan disajikan.
3.6. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan proses dikatakan berhasil bila: 1.
Rata-rata aktivitas belajar peserta didik dan guru sudah mencapai skor lebih
dari atau sama dengan 75%.
35
2.
Nilai pada keterampilan sosial peserta didik dan toleransi terhadap adanya
keragaman sudah mencapai skor lebih dari atau sama dengan empat atau kategori baik. a. Keterampilan sosial ditandai dengan peserta didik berdikusi dan bekerja sama dalam pembelajaran, mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan berkomunikasi dengan peserta didik lain yang dapat dilihat dari observasi aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran. b. Toleransi terhadap adanya keragaman ditandai dengan peserta didik menerima peserta didik lain sebagai rekan dalam bekerja dan menghargai pendapat peserta didik lain yang dapat dilihat dari observasi aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran. Indikator keberhasilan belajar dalam penelitian tindakan kelas ini adalah apabila peserta didik yang nilainya tuntas belajar sudah lebih dari atau sama dengan 75%. Batas tuntas belajar 75% mengacu pada KTSP SD, yang menyatakan bahwa “kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator 75%.”21
Peserta didik dikatakan mencapai tuntas belajar kognitif apabila peserta didik mampu menguasai kompetensi atau tujuan pembelajaran yang mengacu pada KKM mata pelajaran matematika yang telah ditetapkan sekolah, yaitu untuk ketuntasan individu 63, sedangkan batas ketuntasan klasikal adalah 75% dari jumlah peserta didik yang mengikuti tes.
21
Jumadi, Pengertian KTSP dan Pengembangan Silabus Dalam KTSP,pdf, hal.5. (diunduh 1 Maret 2012 pukul 21.12)