BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN
Aspek
Aspek Estetika
Aspek Teknis
Aspek Ekonomis
Fungsi T-shirt
Unsur
Bahan
vintage
Jahitan
Logogram
Ukuran
Layout
Desain
Warna
Pra produksi
Framing
shirt Produksi
Lattering Stencil
Pemilihan t-
Produsen :
pemasaran
Sablon DTG
Pasca produksi :
Keuntungan dari penjualan
Sablon manual
Harga
Konsumen :
Target pemasaran
Hantage
yang digunakan
Label
untuk
semua
kalangan Tabel 1. Tabel data dan analisa perancangan
A. ASPEK FUNGSI PRODUK PERANCANGAN Keperluan manusia akan t-shirt sudah menjadi kebutuhan pokok seharihari dan seiring dengan perkembangan zaman kebutuhan pakaian bermacam-macam dengan berbagai gaya desain, gaya hidup dan mode sekarang ini. Dengan hal ini t-shirt berfugsi sebagai trend yang banyak digemari dan digunakan oleh semua kalangan karena dapat digunakan untuk berbagai aktivitas sehari-hari, selain itu t-shirt dapat digunakan sebagai merchandise suatu grup musik atau komunitas lainnya. Dengan munculnya berbagai macam fungsi kaos sekarang ini diproduksilah berbagai macam jenis t-shirt sesuai dengan kandungan seratnya. Dengan membedakannya sesuai angka seperti 20s, 30s, 24s dan 40s, angka-angka tersebut digunakan untuk menunjukkan jenis benang yang digunakan dalam rajutan.
15
Gambar 7. Cotton combed 30s Sumber:http://archive.kaskus.co.id/thread/16740831/0/kaosraglansweterhoodiejumperhrg-grosir
Dalam hal pemilihan bahan untuk t-shirt harus diperhatikan agar kualitas bahan yang digunakan baik dan bagus sehingga membuat pemakainya merasa nyaman, dapat menyerap dan ketebalan kaosnya dapat diperhatikan. Selain itu harus memperhatikan jahitan yang digunakan untuk t-shirt agar t-shirt terlihat lebih rapi yaitu dengan menggunakan jahitan rantai, karena jahitan rantai sebagai standar clothing dan membuat t-shirt lebih awet.
Gambar 8. Jahitan rantai untuk kaos Sumber: http://grosirkaospolos.indonetwork.co.id/1712545/kaos-polos-jahit-rantai.htm
Selain fungsi t-shirt, pemilihan bahan dan jahitan harus juga memperhatikan ukuran agar pemakai t-shirt merasa nyaman saat memakainya dan dapat terlihat lebih panjang dibagian bawah sehingga tidak terlihat terlalu pendek. Untuk t-shirt clothing memiliki ukuran yang
16
relatif besar dibandingkan dengan t-shirt lokal. Oleh karena itu dari data fungsi diatas maka penulis ingin membuat merchandise yang baik dan nyaman saat digunakan oleh konsumen.
Gambar 9. Ukuran kaos Sumber: http://kaospolosandalas.com/ukuran
Fungsi desain dari data riset yang di lakukan oleh penulis tentang desain yang simple pada produk RSCH (Ouval Research) yang menampilkan desain layout simple dan pewarnaan yang baik dapat mempengaruhi mood pengguna dan memberikan sugesti atau vibrasi psikologis pada manusia. Oleh sebab itu, penulis ingin membuat desain dengan mengangkat kebudayaan dari sudut sejarah, ciri khas dan kebiasaan dari komunitas tersebut dengan desain gaya baru yang menampilkan layout ilustrasi, latering tipografi, logogram, vektor stencil dan framing yang berkonsep
vintage
modern.
memberikan
pengetahuan
tentang
Keroncong Tugu “Cafrinho” terhadap masyarakat luas dari sebuah desain t-shirt, mengangkat Keroncong Tugu “Cafrinho” dengan mempromosikan melalui sebuah media merchandise t-shirt dari situlah pengguna merchandise t-shirt Keroncong Tugu “Cafrinho” ikut berperan untuk mempromosikan komunitas musik Keroncong Tugu “Cafrinho” agar lebih dikenal oleh masyarakat luas.
17
B. ESTETIKA FUNGSI PRODUK RANCANGAN Dalam pembuatan desain t-shirt merchandise Keroncong Tugu “Cafrinho” ini mengunakan perpaduan vintage modern, tipografi, layout, warna, jenis desain latering tipografi dan vektor. The styles of art, including objective accuracy, formal order, emotion, and fantasy, are considered. A discussion of the structure of art is divided into three sections--grammar, design, and aesthetics, Feldman “Varieties of Visual Experience; Art as Image and Idea” Dalam buku “Tipografi dalam Desain Grafis” oleh Danton Sihombing, huruf merupakan bagian terkecil dari strktur bahasa tulis dan merupakan elmen dasar untuk membangun sebuah kata atau kalimat. Rangkaian huruf dalam sebuah kata atau kalimat bukan saja dapat memberikan suatu makna yang mengacu pada sebuah objek ataupun gagasan, tetapi juga memiliki kemampuan untuk menyuarakan suatu citra ataupun kesan secara visual. Menurut artikel Architectaria dalam website Architectaria.com, Vintage identik dengan zaman kuno atau jadul. Vintage adalah gaya era 60an, Vintage masa kini lebih menekankan kombinasi antara model kuno antik dengan
model
masa
kini.
Vintage adalah
sebuah
gaya
yang
mempengaruhi seni dan budaya. Dalam dunia desain juga sama, ada typografer yang membuat font bergaya vintage. Ada yang membuat Logo ataupun Poster bergaya vintage, dan lain sebagainya. Vintage adalah sebuah gaya, yang mempengaruhi aspek – aspek kehidupan masa kini. Logogram menurut artikel desaincampur.blogspot.com, adalah simbol atau karakter yang digunakan untuk menyampaikan suatu kata, yang menggambarkan bidang usaha dari suatu bisnis perusahaan atau organisasi. Logogram digunakan untuk mempromosikan produk atau jasa dari suatu komunitas. Tipografi merupakan suatu ilmu yang memilih dan menata huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan tertentu, sehingga dapat menolong
18
pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin. Layout menurut artikel dalam website www.satriamultimedia.com, adalah penyusunan dari elemen-elemen desain yang berhubungan kedalam sebuah bidang sehingga membentuk susunan artistik. Hal ini bisa juga disebut manajemen bentuk dan bidang. Tujuan utama layout adalah menampilkan elemen gambar dan teks agar menjadi komunikatif dalam sebuah cara yang dapat memudahkan pembaca menerima informasi yang disajikan. Most automatic layout facilities take a purely combinatorial description of a graph and produce a layout of the graph. For interactive systems, another kind of layout is needed: a facility which can adjust a layout after a change is made by the user or by the application. Misue, “Layout Adjustment and the Mental Map Journal of Visual Languages & Computing”. Dalam buku “Teori Dasar Desain Komunikasi Visual “ oleh Kusmiati, dalam suatu desain memerlukan warna yang digunakan untuk memberikan kesan yang menarik dan makna yang terdapat dalam desain. Warna merupakan hal yang paling utama dan terpenting untuk dilihat pembaca, dalam pemilihan warna dapat memilih warna yang mempresentasikan tujuan sebuah publikasi. Sabhrina , dalam artikel “Belajar Hand Lettering” dalam web revi.us, Lettering adalah seni menggambar huruf sedangkan tipografi sama halnya dengan karya hand lettering yang menggunakan huruf sebagai elemen utama, namun perbedaannya terletak pada medium yang digunakan, yaitu software digital. Stencil dalam artikel website bebazine.blogspot.com, adalah template yang digunakan untuk menggambar atau mewarnai identitas dari tulisan, simbol, shapes, atau pattern. Pada pembuatan template pada stencil,
19
gambar direkatkan pada template, kemudian dipotong sesuai dengan kebutuhan. Framing adalah membingkai sebuah peristiwa, atau dengan kata lain framing digunakan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan. Grafis desain vektor adalah objek gambar yang menggunakan titik-titik koordinat dan rumus-rumus tertentu. Pemakaian grafis vektor akan lebih irit dari segi volume file, tetapi dari segi pemakaian prosessor akan memakai banyak memori. Program aplikasi grafis vektor, antara lain CorelDraw, Macromedia Freehand, Adobe
Illustrator, Micrografx
Designer.
C. ASPEK TEKNIS PRODUK RANCANNGAN a. Tahap Pra produksi Pada tahap pra produksi kegiatan yang dilakukan adalah riset tentang objek yang akan dibahas, hal ini guna mengetahui informasi awal untuk tahap selanjutnya. Riset bisa didapatkan dari hasil membaca jurnal, buku, majalah, wawancara dan sumber lain yang masih berhubungan dengan objek yang akan dibahas, kemudian membuat treatment sebagai panduan pada proses selanjutnya b. Produksi Cara pembuatan atau produksi pada t-shirt merchandise ini dengan menggunakan teknik sablon digital dan manual. Dimulai dari pembuatan desain t-shirt Keroncong Tugu “Cafrinho”, pemilihan warna yang sesuai hingga memproduksi merchandise tersebut. 1. Sablon Manual
20
Gambar 10. Sablon manual Sumber: http://www.sablonmanual.com/2010/11/tekhnik-sablon-3-warna-denganalat.html
Untuk Sablon Manual terlihat variasi warna yang dipergunakan adalah warna solid (warna blok) dan tidak ada warna gradasi. Pada sablon kaos di atas, hanya ada 2 warna yaitu Kuning dan Putih dimana kedua warna tersebut terlihat secara jelas batasannya (solid). Desainnya pun sederhana dan untuk variasi warnanya biasanya semakin banyak warna maka biayanya pun semakin mahal. Namun untuk tampilan
desainnya
bisa
fleksibel
tanpa
memerlukan
background pada gambar yang akan di cetak. Sablon Manual umunya ada minimum order antara 25 pcs sekali order dan desainnya pun harus sama. 2. Sablon DTG
Gambar 11. Sablon DTG Sumber : fifiekfirmansyah.wordpress.com
21
Untuk Sablon DTG merupakan solusi untuk menghilangkan background gambar jika kita menggunakan Sablon Digital, jadi hasil nya pun lebih fleksibel seperti Sablon Manual tanpa perlu memerlukan background gambar. Sablon DTG jika merupakan solusi dari Sablon Manual yang terbatas variasi warna dan sulit menggunakan gambar dengan warna gradasi. Jika dengan Sablon DTG ini, maka warna gradasi pun tidak menjadi masalah untuk di cetak. Sablon DTG pun bisa dipergunakan jika ingin mencetak Sablon Satuan atau mencetak lusinan dengan satu desain satu kaos tidak menjadi masalah. 3. T-shirt T-shirt adalah media komunikasi grafis yang dicetak di atas kain katun. Cara mencetaknya adalah dengan menggunakan teknik cetak saring atau sablon. Bagian yang tercetak biasanya bagian depan dan bagian belakang. Unsur-unsuryang digunakan meliputi warna, teks dan ilustrasi. T-shirt yang digunakan dalam produksi merchandise ini menggunakan bahan combed. KATUN (combed 20s, 24s, 30s) – Jenis-jenis Bahan Kain Kaos Bahan katun combed terbuat murni 100% dari serat kapas alami. Bahan combed berkarakteristik memiliki tekstur yang halus, dingin, nyaman, dan menyerap keringat, sehingga sangat nyaman dan cocok dipakai di Negara tropis seperti Indonesia. Kain Combed memiliki serat benang yang lebih halus dan rata sehingga penampilannya akan menjadi lebih halus , rata dan rapih. Ada beberapa jenis kain combed yang ada di pasaran. Hal ini dibedakan berdasarkan jenis benang yang digunakan serta setting gramasinya (gr/m2). Kami menyediakan 3 varian combed, Ada combed 20s, 24s, 30s. hal yang membedakan adalah ketebalan kain combed. Kain 30s memiliki ketebalan yang paling tebal, sedangkan combed 20s memiliki 22
ketebalan yang paling tipis. Kain Combed 30s merupakan kain yang paling banyak dipakai dan menjadi favorit kaos distro karena selain kenyamanan ketika digunakan, harganya juga tidak mahal. Dalam
proses
pembuatan
desain
t-shirt
merchandise
Keroncong Tugu “Cafrinho” ini penulis memilih bahan-bahan atau material yang berkualitas sehingga dapat membuat nyaman yang menggunakan t-shirt merchandise tersebut dan merasa puas dengan kualitasnya. Dalam pemilihan material mengunakan t-shirt cotton combed 30s dan 40s yang bahannya tidak panas, dapat menyerap keringat, tidak terlalu tebal karena cocok untuk iklim di Indonesia khususnya dataran rendah dan nyaman. Material cotton combed 100% ini terbuat dari serat kapas sehingga nyaman saat dipakai. c. Pasca produksi Pada tahap pasca produksi ini melakukan finishing dengan memasangkan hantage dan label pada t-shirt merchandise Keroncong Tugu “Cafrinho”
D. ASPEK EKONOMI PRODUK RANCANGAN Dengan desain yang simpel ini dan pemilihan beberapa warna dapat mempengaruhi harga produk dengan harga yang terjangkau dikarenakan penghematan dalam biaya produksi sablon manual yang tidak menggunakan banyak warna agar pengeluaran biaya produksi tidak tinggi dan mendapatkan penghasilan yang cukup bagi Keroncong Tugu “Cafrinho” yang keuntungan dapat difungsikan untuk dialokasikan bagi perkembangan Keroncong Tugu “Cafrinho” disekitar ekonomi kreatif yang turut bertumbuh dan terserap dalam perkembangan musik Keroncong itu sendiri serta t-shirt merchandise ini mempunyai kualitas yang standar dengan harga yang dapat terjangkau seperti pemilihan material t-shirt yang standar tetapi memiliki kenyamanan saat digunakan.
23
Sehubungan dengan hal tersebut penjualan produk dapat dijangkau untuk semua kalangan sehingga sesuai dengan harga pasar. Dalam pembuatan t-shirt merchandise ini diharapkan dapat mencapai target pasar untuk nasional dan internasional sehingga Keroncong Tugu “Cafrinho” dapat lebih dikenal. Struktur Kerjasama
Produsen
Marchendise
Grup Keroncong Tugu
Konsumen
Gambar 12. Struktur Kerjasama Sumber: Data Pribadi
Jobdesk kerjasama Produsen :
Keroncong Tugu “Cafrinho” :
Modal awal Desain Produksi
- Pemasaran (sebagai originalitas)
24
Keterkaitan kerjasama : Produsen memiliki modal awal, desain dan produksi sedangkan Keroncong Tugu “Cafrinho” memiliki sejarah, kebudayaan menarik untuk di angkat dan kebutuhan merchandise untuk penggemarnya. Produsen membuat merchandise untuk Keroncong Tugu “Cafrinho” dan Keroncong Tugu “Cafrinho” membutuhkan merchandise sebagai media promosi. Keroncong Tugu “Cafrinho” mendapat promosi dan materiil yang berfungsi untuk memajukan perkembangan grup Keroncong Tugu “Cafrinho” yang dialokasikan dalam perkembangan ekonomi kreatif. Produsen selain mendapatkan materiil juga mendapatkan ilmu pengalaman dan memperluas relasi serta membantu perkembangan kelompok musik Keroncong Tugu “Cafrinho”. Dari penjualan produk t-shirt Keroncong Tugu “Cafrinho” terdapat keuntungan dari hasil penjualan per pieces . Hasil di bagi antara pihak produsen t-shirt dan pihak Keroncong Tugu “Cafrinho”, pembagiannya yaitu : 60% = modal produksi produsen 20% = keuntungan produsen 20% = keuntungan pihak Keroncong Tugu “Cafrinho” Dan disini pihak Keroncong Tugu “Cafrinho” juga mencakup sebagai marketing dengan tujuan orisinalitas produk yang didapatkan langsung dari pihak Keroncong Tugu “Cafrinho”. Produsen juga ingin terus mengembangkan dan berinovasi dalam membuat macam – macam jenis merchandise. Agar kroncong tugu cafrinho semakin di kenal di kalangan remaja.
25