BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
A. KAJIAN PUSTAKA 1. Teori Signal (Signalling Theory) Teori kedua yang menjelaskan pentingnya pengukuran kinerja adalah teori signal (signalling theory). Teori signal membahas bagaimana seharusnya sinyal β sinyal keberhasilan atau kegagalan manajemen (agen) disampaikan kepada pemilik (principal). Teori signal menjelaskan bahwa pemberian signal dilakukan oleh manajemen untuk mengurangi informasi asimetris. Menurut Sari dan Zuhrotun (2006), teori signal (signalling theory) menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan kepada pihak eksternal. Dorongan tersebut timbul karena adanya informasi asimetris antara perusahaan (manajemen) dengan pihak luar, dimana manajemen mengetahui informasi internal perusahaan yang relatif lebih banyak dan lebih cepat dibandingkan pihak luar seperti investor dan kreditor. Kurangnya informasi yang diperoleh pihak luar tentang perusahaan menyebabkan pihak luar melindungi diri dengan memberikan nilai rendah untuk perusahaan tersebut. Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan mengurangi informasi asimetris, salah satu caranya adalah dengan memberikan signal kepada pihak luar berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya sehingga dapat mengurangi ketidak
13 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
14
pastian mengenai prospek perusahaan pada masa yang akan datang. Laporan tentang kinerja perusahaan yang baik akan meningkatkan nilai perusahaan. Pada signalling theory, adapun motivasi manajemen menyajikan informasi keuangan diharapkan dapat memberikan signal kemakmuran kepada pemilik ataupun pemegang saham. Publikasi laporan keuangan tahunan yang disajikan oleh perusahaan akan dapat memberikan signal pertumbuhan deviden maupun perkembangan harga saham perusahaan. 2. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan pertama kali dinyatakan oleh Jensen and Mecking (1976) pada teori keagenan dijelaskan bahwa pada sebuah perusahaan terdapat dua pihak yang saling berinteraksi. Pihak-pihak tersebut adalah pemilik perusahaan (pemegang saham) dan manajemen perusahaan. Pemegang saham disebut sebagai prinsipal, sedangkan manajemen orang yang diberi kewenangan oleh pemegang saham untuk menjalankan perusahaan yang disebut agen. Perusahaan yang memisahkan fungsi pengelolaan dan kepemilikan akan rentan terhadap konflik keagenan (agency conflict) yang disebabkan karena masing - masing pihak mempunyai kepentingan yang saling bertentangan, yaitu berusaha mencapai kemakmurannya sendiri. Untuk meminimalkan konflik antara mereka, maka pemilik dan manajemen melakukan kesepakatan kontrak kerja dengan cara mengatur
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
15
proporsi hak dan kewajiban masing-masing guna mencapai utilitas yang diharapkan. Lambert (2001) menyatakan bahwa dalam kesepakatan tersebut diharapkan dapat memaksimumkan utilitas pemilik, dan dapat memuaskan serta menjamin manajemen untuk menerima reward atas hasil pengelolaan perusahaan. Adapun manfaat yang diterima oleh kedua belah pihak didasarkan atas kinerja perusahaan. Hubungan antara pemilik dan manajemen sangat tergantung pada penilaian pemilik tentang kinerja manajemen. Untuk itu, pemilik menuntut pengembalian atas investasi yang dipercayakan untuk dikelola oleh manajemen. Oleh karenanya, manajemen harus memberikan pengembalian yang memuaskan kepada pemilik perusahaan, karena kinerja yang baik akan berpengaruh positif pada kompensasi yang diterima, dan sebaliknya kinerja yang buruk akan berpengaruh negatif. 3. Kinerja Keuangan 1. Pengertian Kinerja Keuangan Kinerja perusahaan merupakan hasil dari banyak keputusan individu yang dibuat secara terus menerus oleh pihak manajemen suatu perusahaan. Kinerja berarti pula bahwa dengan masukan tertentu untuk memperoleh keluaran tertentu. Secara implisit definisi kinerja mengandung suatu pengertian adanya suatu efisiensi yang dapat diartikan secara umum sebagai rasio atau perbandingan antara masukan dan keluaran. Kinerja perusahaan sebagai emiten di pasar modal
merupakan
prestasi
yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
dicapai
perusahaan
yang
16
menerbitkan saham yang mencerminkan kondisi keuangan dan hasil operasi (operating result) perusahaan tersebut dan biasanya diukur dalam rasio-rasio keuangan (Siregar,2010). Menurut Standar Akuntansi keuangan, pengertian kinerja perusahaan terkait dengan tujuan laporan keuangan, yaitu : Penghasilan bersih (laba) seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain seperti imbalan investasi (return on investment) atau penghasilan per saham (earnings per share). Unsur yang langsung berkaitan dengan pengukuran penghasilan bersih (laba) adalah penghasilan dan beban. Pengakuan dan pengukuran penghasilan dan beban, dan karenanya juga penghasilan bersih (laba), tergantung sebagian pada konsep modal dan pemeliharaan modal yang digunakan perusahaan dalam penyusunan laporan keuangannya.(Ikatan Akuntan Indonesia, 2009:17). Kinerja keuangan merupakan suatu hal atas prestasi yang telah dicapai oleh perusahaan dalam menjalankan fungsinya dan pengelolaan dana perusahaan secara efektif dan efisien selama periode tertentu. Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu dasar penilaian terhadap kondisi keuangan perusahaan yang dapat dilakukan berdasarkan analisis terhadap rasio-rasio keuangan peruasahaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
17
Untuk mengevaluasi kinerja keuangan suatu perusahaan, diperlukan ukuran tertentu. Ukuran yang sering kali digunakan adalah rasio atau indeks yang menunjukan hubungan antara dua data keuangan. Analisa kinerja keuangan didasarkan pada data keuangan yang dipublikasikan, seperti tercermin dalam laporan keuangan yang dibuat
sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi
yang
lazim
Per
Share
digunakan. 2. Pengukuran Kinerja Keuangan 1. Earning Per Share (EPS) Menurut
Rusdin
(2006:145)
Earning
menggambarkan jumlah laba bersih setelah pajak pada satu tahun buku yang dihasilkan untuk setiap lembar saham.
Earning Per Share =
πΏπππ π΅πππ πβ πππ π’ππβ πππππ π½π’πππβ π πβππ ππππ π π¦πππ πππ‘πππππ‘πππ
2. Operating Profit Margin (OPM) Menurut Lukman (2009:62)
Operating Profit Margin
(OPM), rasio ini menggambarkan beban β beban operasional perusahaan serta harga pokok penjualannya. Menurut Lukman semakin tinggi OPM akan lebih baik pula operasi suatu perusahaan. ππππππ‘πππ ππππππ‘ ππππππ =
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
πΏπππ ππππππ π πππππ’ππππ π΅πππ πβ
18
3. Current Ratio (CR) Menurut Sofyan (20011:301) Current Ratio merupakan rasio yang menunjukan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar
dengan utang
lancar
semakin tinggi kemampuan
perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.
πΆπ’πππππ‘ π
ππ ππ =
π΄ππ‘ππ£π πΏπππππ πΎππ€ππππππ πΏπππππ
4. Inventory Turnover Ratio (ITR) Menurut Syahyunan (2004:83) Inventory Turnover Ratio merupakan perputaran persediaan adalah rasio antara harga pokok penjualan terhadap persedian rata-rata menunjukkan seberapa cepat persediaan tersebut dapat dijual. πππ£πππ‘πππ¦ ππ’ππππ£ππ π
ππ‘ππ =
πππππ’ππππ ππππ ππππππ
5. Harga Saham Menurut Jogiyanto (2010:130) Harga Saham adalah harga suatu saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang di tentukan oleh
mekanisme
pasar
berupa
permintaan dan
penawaran saham tersebut. Harga saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah Harga saham penutupan (Closing Price)
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
19
yang di indekskan atau sering disebut
Index Harga Saham
Individual (IHSI). IHSI dapat diukur dengan rumus. πΌπ»ππΌ =
π»ππππ πππ ππ ππππ’πππ‘ πππππ π·ππ ππ ππππ’πππ‘
1. Jenis- jenis saham Secara garis besar, saham dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu saham preferen dan saham biasa. a. Saham Preferen Menurut Darmadji dkk (2006:6-7) saham Preferen adalah saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor. Saham preferen dipandang sebagai surat berharga dengan pendapatan tetap saham preferen memiliki karakteristik sebagai berikut : 1) Memeiliki berbagai tingkat, dapat diterbitkan dengan karakteristik yang berbeda. 2) Tagihan terhadap aktiva dan pendapatan, memeiliki prioritas lebih tinggi dari saham biasa dalam hal pembagian deviden.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
20
3) Deviden kumulatif, bila belum dibayarkan dari periode sebelumnya maka dapat dibayarkan pada periode berjalan dan lebih dahulu dari saham biasa. 4) Konvertibilitas, dapat ditukar menjadi saham biasa, bila kesepakatan antara pemegang saham dan organisasi penerbit terbentuk. b. Saham Biasa Menurut Darmadji dkk (2006:6-7) saham yang menempatkan
pemiliknya
paling
yunior
terhadap
pembagian deviden, hak atas kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. Saham biasa memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) Hak suara pemegang saham dapat memilih dewan komisaris. 2) Hak didahulukan, bila organisasi penerbit menerbitkan saham baru. 3) Tanggung jawab terbatas, pada jumlah yang diberikan saja. 2. Faktor β faktor yang mempengaruhi harga saham Faktor β faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga saham dapat berasal dari internal dan eksternal. Harga saham yang terjadi di pasar modal selalu berfluktuasi dari waktu ke waktu. Fluktuasi harga saham tersebut akan di tentukan oleh
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
21
kekuatan penawaran dan permintaan. Jika jumlah penawaran lebih besar dari jumlah permintaan, pada umumnya kurs harga saham akan turun. Sebaliknya jika jumlah permintaan lebih besar dari jumlah penawaran terhadap suatu efek maka harga saham
cendrung
akan
naik.
Faktor
β
faktor
yang
mempengaruhi fluktuasi harga saham dapat berasal dari internal dan eksternal perusahaan. Menurut Alwi (2008:87) faktor β faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham yaitu : a.
Faktor Internal 1) Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan seperti pengiklanan, rincian kontrak, perubahan harga, penarikan produk baru, laporan produksi, laporan keamanan produk dan laporan penjualan. 2) Pengumuman pendanaan (financing announcements), seperti pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan hutang. 3) Pengumuman badan redaksi manajemen (management board of director announcements) seperti perubahan dan pergantian direktur, manajemen, dan struktur organisai.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
22
4) Pengumuman pengambil alihan diversifikasi, seperti laporan marger, investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisian dan diakuisisi. 5) Pengumuman diinvestasi (investment announcerments), seperti melakukan ekspansi pabrik, pengembangan riset dan penutup usaha lainnya. 6) Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcements), seperti negosiasi baru, kontrak baru, pemogokan dan lainnya. 7) Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba seperti akhir tahun fiskal dan setelah akhir tahun fiskal, Earning Per Share (EPS), Deviden Per Share (DPS), Price Earning Ratio (PER), Net Profit Margin (NPM) Return On Assets (ROA), dan lain β lain. b. Faktor Eksternal 1) Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga tabungan dan deposito, kurs valuta asing, inflasi serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah. 2) Pengumuman hukum (Legal announcements), seperti tuntunan karyawan terhadap perusahaan ata terhadap manajemennya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
23
3) Pengumuman
industri
sekuritas
(securities
announcements), seperti laporan pertemuan tahunan, insider
tranding,
volume
atau
harga
saham
perdagangan, pembatasan/penundaan tranding. 4) Gejolak politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga merupakan faktor yang berpengaruh signifikan pada terjadinya pergerakan harga saham di bursa efek suatu negara. 5) Berbagai isu baik dari dalam dan luar negeri. Berdasarkan ini maka peneliti akan melakukan penelitian dengan menggunakan Earning Per Share (EPS), Operating Profit Margin (OPM), Current Ratio (CR) dan Inventory Turnover Ratio (ITR) sebagai variabel dependen, karena merupakan salah satu faktor yang berpengaruh harga saham yang termasuk dalam faktor internal, dan harga saham sebagai variabel independen karena keempat variabel dependen tersebut memiliki pengaruh terhadap harga saham. 3. Hubungan Rasio Keuangan dengan Harga Saham Informasi akuntansi dalam bentuk laporan keuangan banyak memberikan manfaat bagi perusahaan apabila laporan tersebut dianalisa lebih lanjut agar berguna dalam pengambilan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
24
keputusan. Laporan keuangan seperti neraca dan laba rugi merupakan elemen penting yang dapat digunakan untuk menilai kinerja perusahaan pada periode tertentu. Tujuan investor melakukan analisis terhadap saham diminati adalah agar para investor mendapat gambaran yang lebih jelas terhadap kemampuan perusahaan tersebut untuk tumbuh dan berkembang di
masa yang akan datang serta
keuntungan yang akan diproses investor. Salah satu perhatian investor dalam menganalisis saham adalah harga saham itu sendiri. Menurut Harmono (2009:111) menyatakan bahwa: βKinerja fundamental perusahaan yang diproksikan melalui dimensi
profitabilitas
perusahaan
memiliki
hubungan
kausalitas terhadap nilai perusahaan melalui indikator harga saham dan struktur modal perusahaan berkenaan dengan besarnya komposisi utang perusahaanβ. Pengukuran kinerja perusahaan menggunakan analisis rasio keuangan sangat penting bagi investor karena apabila hasil dari analisis rasio keuangan menunjukan rasio keuangan yang baik akan mencerminkan kinerja yang baik pula. Hal ini akan menarik minat investor terhadap saham perusahaan dan besarnya tingkat pengembalian yang diharapkan, sehingga
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
25
permintaan
terhadap
saham
akan
meningkat
dan
mempengaruhi harga saham dipasar modal. 4. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Untuk mengetahui kinerja keuangan suatu perusahaan, diperlukan informasi
keuangan
dalam
bentuk
laporan
keuangan
yang
memungkinkan analisis untuk menelaah kondisi dan hasil dari suatu usaha. Laporan keuangan adalah data akuntansi yang dapat memberikan informasi yang relevan bagi investor, kreditur atau pihak lain dalam pengambilan keputusan ekonomi. Bagi para analis, laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomi suatu perusahaan. 2. Jenis Laporan Keuangan Laporan keuangan perusahaan merupakan salah satu sumber informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi lain seperti informasi industri, kondisi perekonomian, pangsa perusahaan, kualitas manajemen, dan informasi lainnya yang dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan. Suatu laporan keuangan (financial statement) akan lebih bermanfaat dalam pengambilan keputusan apabila informasi dalam laporan keuangan tersebut dapat dapat dijadikan prediksi atas apa yang akan terjadi di masa mendatang. Setiap perusahaan go public diwajibkan untuk mempublikasikan laporan keuangan yang telah
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
26
disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan dan telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) yang telah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pada umumnya laporan keuangan terdiri dari: a. Laporan Laba Rugi (Income Statement) Laporan laba rugi adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan atas total pendapatan dikurangi beban, tidak termasuk komponen-komponen pendapatan komprehensif lain (IAI, 2012). b. Laporan Perubahan Modal (Equity Statement) Laporan perubahan modal merekonsiliasi saldo awal dan akhir semua akun yang ada dalam akun ekuitas pemegang saham pada neraca. Beberapa perusahaan menyajikan laporan saldo laba, sering kali dikombinasikan dengan laporan laba rugi yang merekonsiliasi saldo awal dan akhir akun saldo laba (Fahmi, 2014). c. Laporan Posisi Keuangan/Neraca (Statement of Financial Position) Neraca adalah laporan keuangan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan berupa aktiva, liabilitas, dan ekuitas dari entitas tersebut (IAI, 2012). d. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement) Laporan arus kas adalah laporan yang berisi informasi arus kas memberikan dasar bagi pengguna laporan keuangan untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas dalam kebutuhan entitas untuk menggunakan arus kas tersebut (IAI, 2012).
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
27
e. Catatan Atas Laporan Keuangan (notes to the financial statement) Laporan keuangan dasar (laporan laba rugi, laporan perubahan modal, neraca, dan laporan arus kas) pada umumnya tidak dapat memberikan informasi secara menyeluruh yang dibutuhkan oleh pengguna laporan keuangan. Kreditor dan pemegang saham perlu mengetahui metode akuntansi yang digunakan oleh perusahaan dalam proses mencatat akun-akun laporan keuangan. Beberapa informasi tambahan yang dibutuhkan bersifat deskriptif dan dilaporkan dalam bentuk narasi. Untuk dapat menginterpretasikan angka-angka yang terkandung dalam laporan keuangan, pemakai harus dapat membaca catatan atas laporan keuangan (notes to the financial statements) dan memahami asumsi-asumsi yang dipakai dalam mencatat akun-akun laporan keuangan. 3. Tujuan Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2009:3), laporan keuangan bertujuan untuk Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan. 4. Pemakai Laporan Keuangan Para pemakai laporan keuangan menurut Harahap (2007:121) dapat dilihat dari penjelasan sebagai berikut :
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
28
a. Pemegang saham Pemegang
saham
ingin
mengetahui
kondisi
keuangan
perusahaan, asset, utang, modal, hasil, biaya dan laba. Pemegang saham juga ingin melihat prestasi perusahaan, jumlah deviden yang akan diterima, jumlah pendapatan persaham, jumlah laba yang ditahan dan juga perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu. b. Investor Investor berkepentingan terhadap prospek keuntungan di masa mendatang dan perkembangan perusahaan selanjutnya. Untuk mengetahui jaminan investasinya dan untuk mengetahui kondisi kerja atau kondisi keuangan jangka pendek perusahaan tersebut. c. Analis Pasar Modal Dalam laporan keuangan, analis pasar modal ingin mengetahui nilai perusahaan, kekuatan dan posisi keuangan perusahaan. Apakah layak disarankan untuk dibeli sahamnya, dijual atau dipertahankan. d. Manajer/Pemimpin Perusahaan Manajer ingin mengetahui situasi ekonomi perusahaan yang dipimpinnya. Seorang manajer selalu dihadapkan kepada seribu satu masalah yang memerlukan keputusan cepat dan setiap saat. Oleh karena itu, manajer harus mengetahui selengkap-lengkapnya kondisi keuangan perusahaan bagi posisi semua pos neraca.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
29
e. Karyawan dan Serikat Pekerja Karyawan perlu mengetaui kondisi keuangan perusahaan untuk menetapkan apakah ia masih terus bekerja diperusahaan tersebut atau sebaiknya pindah ke perusahaan lain. f. Instansi Pajak Perusahaan selalu memiliki kewajiban pajak. Semua kewajiban pajak kini mestinya akan tergambar dalam laporan keuangan, dengan demikian instansi pajak (fiskus) dalam hal dapat menggunkan laporan keuangan sebagai dasar menentukan kebenaran perhitungan pajak, pembayaran pajak, pemotongan pajak, restitusi, dan juga dasar penindakan. g. Pemberi Dana (Kreditur) Sebelum mengambil keputusan untuk memberi atau menolak permintaan kredit dari suatu perusahaan yang bersangkutan, kreditur akan melihat terlebih dahulu laporan keuangan perusahaan permintaan kredit tersebut. h. Supplier Hampir sama dengan kreditur, supplier menggunakan laporan keuangan untuk mengetahui apakah perusahaan layak diberikan fasilitas kredit, seberapa lama akan diberikan dan sejauh mana potensi resiko yang dimiliki perusahaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
30
i. Pemerintah/Lembaga Pengatur Resmi Pemerintah/lembaga pengatur resmi sangat membutuhkan laporan keuangan karena ingin mengetaui apakah perusahaan telah mengikuti peraturan yang telah ditetapkan. j. Lembaga Konsumen Dengan konsep ekonomi pasar dan ekonomi persaingan konsumen sangat diuntungkan. Ia berhak mendapat layanan memuaskan dengan harga equilibrium. Dalam kondisi ini kondisi konsumen terlindung dari kemungkinan praktek baik kualitas, harga, kuantitas dan sebagainya. k. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) membutuhkan laporan keuangan untuk menilai sejauh mana perusahaan merugikan pihak tertentu yang dilindunginya. l. Peneliti/Akademisi/Lembaga Peringkat Bagi peneliti maupun akademmisi, laporan keuangan sangat penting sebagai data primer dalam melakukan penelitian terhadap topic tertentu yang berkaitan dengan laporan keuangan setiap perusahaan. Laporan keuangan menjadi bahan dasar yang diolah untuk mengambil kesimpulan dari suatu hipotesa/penelitian yang dilakukan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
31
5. Penelitian Terdahulu Sebagai dasar pijakan dalam rangka penyusunan penelitian ini, sangat penting untuk mengetahui hasil yang dilakukan oleh penelitian terdahulu yang kaitannya dengan variable β variable yang mempunyai pengaruh terhadap Harga Saham dalam melakukan sebuah penelitian. Beberapa hasil penelitian sebelumnya dapat dilihat pada Tabel 2.1 sebagai berikut: Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu No. 1
2
Nama dan Tahun Judul Penelitian Penelitian Rizky (2013) Analisis Pengaruh Price Earnings Ratio (PER), Deviden Per Share (DPS), Earning Per Share (EPS), dan Return On Equity (ROE) terhadap harga saham studi pada perusahaan otomotif dan otopart pada periode 2008-2012.
Abied (2013)
Pengaruh Earning Per Share (EPS) Price Earning Ratio (PER), Return On Asset (ROA), Debt To Equity (DTE), dan Market Value Added (MVA) terhadap
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Hasil Penelitian Price Earning Ratio (PER) dan Earning Per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan variabel devidend Per Share (DPS) dan Return On Equity (ROE) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Earning Per Share (EPS) Price Earning Ratio (PER), dan Market Value Added (MVA) yang berpengaruh
32
Harga Saham
3
Nanik (2013)
4
Indra (2014)
5
Kachchhy (2014)
Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Operating Profit Margin (OPM), Net Profit Margin (NPM), Stock Price pada sektor Perbankan yang terdaftar di BEI pada periode 20082012 Current Ratio (CR), Inventory Turnover Ratio (ITR), Time Interest Earned (TIE) dan Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham pada perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2009-2012
Pengaruh Earning Per Share (EPS), Operating Profit Margin (OPM), Current Ratio (CR), Inventory Turnover
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
positif signifikan terhadap Harga Saham, sedangkan Return On Asset (ROA) dan Debt To Equity (DTE) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Operating Profit Margin, Price Book Value, Firm Size berpengaruh signifikan terhadap harga saham
Current Ratio (CR), Time Interest Earned (TIE), Return On Equity (ROE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, Inventory Turnover Ratio (ITR) berpengaruh Negatif dan tidak signifikan terhadap Harga Saham Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga
33
Ratio (ITR), terhadap Harga Saham sampel yang digunakan sektor minyak dan gas dari semua perusahaan NSE periode 2013-2014.
6
Angrawit Kusumawardani (2011)
Pengaruh PER, ROE, DER, dan Current Ratio terhadap Harga Saham pada Perusahaan LQ45
7
(Ema 2013)
pengaruh price earning ratio (PER), earning per share (EPS), return on asset (ROA), dan debt to equity ratio (DER) terhadap harga saham pada industri textileperiode 20092011.
Saham, sedangkan variabel Operating Profit Margin (OPM) dan Inventory TurnOver Ratio (ITR) berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. PER berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, ROE berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, DER berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham dan Current Ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. menunjukkan bahwa ROA dan DER berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, sedangkan PER dan EPS tidak berpengaruh secara signifikan.
Sumber : Jurnal internasional dan Jurnal nasional yang di peroleh oleh penelti.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
34
B. RERANGKA PEMIKIRAN 1.
Pengaruh Earning Per Share terhadap Harga Saham Earning Per Share (EPS) biasanya digunakan untuk melihat keuntungan dengan dasar saham. Bagi investor informasi EPS merupakan informasi yang dianggap paling mendasar dan berguna, karena bisa menggambarkan prospek earning perusahaan di masa depan. Jadi semakin besar Earning Per Share (EPS) maka kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari setiap lembar saham juga akan semakin besar, keuntungan yang besar tersebut menarik investor untuk memiliki saham tersebut. Permintaan yang besar terhadap saham tersebut akan meningkatkan harga saham Hal itu sesuai dengan Signaling Theory (Teori Signal) dengan sinyal yang diberikan perusahaan maka investor dapat mengetahui bagaimana kondisi keuangan perusahaan, jika kondisi keuangan yang tercermin dalam Earning Per Share (EPS) menunjukan peningkatan maka minat investor untuk
menanamkan
modalnya
akan
semakin
besar
pula
dan
meningkatkan harga saham. Dengan begitu akan memberikan sinyal positif bagi investor (Tandelilin, 2010:365). Abied (2013), dalam penelitiannya menguji pengaruh earning per share, price earning ratio, return on asset, debt to equity ratio dan market value added terhadap harga saham dalam kelompok Jakarta Islamic Index pada periode 2008-2011. Dimana hasil dari penelitian pada variabel earning per share, price earning ratio dan market vanue edit
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
35
yang berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham, sedangkan return on asset dan debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 2.
Pengaruh Operating Profit Margin Terhadap Harga Saham Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sehubungan dengan aktivitas utama perusahaan. Jika terjadi efisiensi biaya operasional maka OPM akan semakin meningkat. Dengan kata lain OPM menunjukkan efisiensi perusahaan dalam mengelola biaya operasional. Apabila OPM semakin meningkat maka kinerja perusahaan semakin membaik dan dampak pada peningkatan harga saham (Munawir:2010). Dengan demikian OPM mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham. Rarasati Dewi 2009, Net Profit Margin (NPM) mempunyai pengaruh terhadap harga saham, Operating Profit margin (OPM) mempunyai pengaruh terhadap harga saham, Return On Equity (ROE) mempunyai pengaruh terhadap harga saham.
3.
Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Harga Saham Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Harga Saham Current Ratio menunjukkan seberapa besar nilai aktiva lancar dapat menutupi besarnya harta lancar. Current Ratio merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan. Jika likuiditas perusahaan lemah akan menghalangi perusahaan untuk mendapatkan keuntungan yang nantinya akan mengakibatkan menurunnya laba yang dihasilkan oleh
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
36
perusahaan. Jika Current Ratio rendah maka akan terjadi penurunan pada harga pasar saham pada perusahaan tersebut. Begitu juga sebaliknya, apabila Current Ratio yang terlalu tinggi, itu juga tidak terlalu baik, karena hal tersebut mengindikasikan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba kurang maksimal terbukti adanya akitivitas yang dilakukan oleh perusahaan sedikit. Dapat disimpulkan bahwa ketika Current Ratio yang tinggi dapat memperlihatkan bahwa harga saham juga akan tinggi dan sebaliknya jika Current Ratio yang semakin rendah mengindikasikan harga saham rendah (Munawir 2010). (Indra 2014), dalam penelitiannya menguji pengaruh current ratio, inventory turnover, time interest earned dan return on equity terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2009-2012. Dimana hasil dari penelitiannya pada variabel current ratio, time interest earned, return on equity berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, inventory turnover berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham. 4.
Pengaruh Inventory Turnover Ratio (ITR) terhadap Harga Saham Rasio perputaran persediaan merupakan rasio yang menunjukkan berapa kali pos penjualan dan persediaan berputar sepanjang tahun. Jika rasio perputaran pada suatu perusahaan lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan lain maka dapat dikatakan perusahaan tersebut terlalu banyak menyimpan persediaan. Kelebihan persediaan tersebut tentunya tidak produktif
dan dapat menjadikan patokan bahwa tingkat
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
37
pengembalian dari investasi tersebut rendah atau nol. ITR tinggi mengakibatkan harga saham akan naik dan sebaliknya jika ITR yang rendah mengakibatkan harga saham yang rendah (Harahap 2008). Dianti Muriani 2011, dalam tesisnya yang berjudul pengaruh Inventory
Turnover
Ratio
dan
ROE
terhadap
Harga
Saham
menggunakan sampel industri kontruksi terbuka yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia membuktikan bahwa variabel Inventory Turnover Ratio berpengaruh signifikan terhadap harga saham dan ROE mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham (Wild:2005).
Gambar 2.1 Skema Rerangka Pemikiran
Earning Per Share H1 Operating Profit Margin H2
Current Ratio
H3
H4
Inventory Turnover Ratio
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Harga Saham
38
C. HIPOTESIS Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang disajikan dalam bentuk pernyataan. Berdasarkan perumusan masalah, landasan teori, penelitian terdahulu, dan kerangka pemikiran teoritis yang telah diuraikan diatas maka hipotesis penelitian yang ditujukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : H1 : Earning Per Share Berpengaruh Terhadap Harga Saham. H 2: Operating Profit Margin Berpengaruh Terhadap Harga Saham. H3 : Current Ratio Berpengaruh Terhadap Harga Saham. H4 : Inventory Turnover Ratio Berpengaruh Terhadap Harga Saham.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z