BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN dan HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Manajemen Pemasaran a.
Definisi Pemasaran Menurut American Marketing Association yang dikutip oleh Kotler dan Keller (2007) Pemasaran adalah satu fungsi yang organisasi
dan
seperangkat
proses
untuk
menciptakan,
pengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya. Menurut Drucker seorang ahli teori manajemen terkemuka dikutip oleh Kotler dan Keller (2007) orang dapat mengasumsikan akan selalu ada kebutuhan penjualan. Akan tetapi, tujuan pemasaran bukan untuk memperluas penjualan hingga kemana–mana. Tujuan pemasaran adalah mengetahui dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk atau jasa itu cocok dengan pelanggan dan selanjutnya menjual diri sendiri. Idealnya, pemasaran hendaknya menghasilkan seorang pelanggan yang siap untuk membeli. Semua yang dibutuhkan selanjutnya adalah menyediakan produk atau jasa itu. Dengan demikian bahwa pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat dan juga memenuhi kebutuhan secara menguntungkan. Jangkauan 12
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
13
pemasaran sangatlah luas. Berbagai tahapan kegiatan harus dilalui oleh barang-barang dan jasa sebelum sampai ke tangan konsumen. b. Manajemen Pemasaran Menurut Kotler & Keller (2007) manajemen pemasaran sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga dan menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menyerahkan dan mengomunikasikan nilai pelnggan yang unggul. Menurut Kotler & Amstrong (2008) manajemen pemasaran adalah seni dan ilmu memilih target pasar dan membangun hubungan yang menguntungkan dengan target pasar itu. Tujuan manajemen pemasaran adalah untuk mempengaruhi tingkat,
jangakauan
waktu,
komposisi
permintaan,
sehingga
bukunya
marketing
membantu organisasi mencapai sasarannya. c.
Bauran Pemasaran Menurut
Kotler
dan
Keller
dalam
management (2012), Mendefinisikan bauran pemasaran sebagai seperangakat
alat pemasaran
perusahaan
menggunakan untuk
mengejar tujuan pemasarannya dipasar sasaran. Bauran pemasaran merupakan kombinasi dari empat variabel yaitu produk, harga, promosi, dan sistem distribusi (Dharmmesta 2010) keempat unsur bauran pemsaran tersebut saling berhubungan dan berpengaruh satu sama lain, sehingga harus diupayakan untuk menghasilkan suatu kebijakan pemasaran yang mengarahkan kepada efektivitas layanan dan kepuasan konsumen.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
14
2. Creative Tourism Creative tourism identik dikaitkan dengan wisata budaya. Raymond dan Richards mengidentifikasikan pertumbuhan creative tourism sebagai perluasan dari pariwisata kebudayaan. Konsep kreatifitas merupakan suatu hal yang menarik dalam pariwisata. Konsep tersebut pertama kali diperkenalkan oleh Richards dan Raymond (2007) sebagai sebuah bentuk pariwisata yang menawarkan kesempatan untuk mengembangkan potensi kreatif melalui partisipasi aktif dalam pelatihan dan pengalaman belajar yang disesuaikan dengan karakteristik tempat liburan dimana mereka berada. Creative tourism secara eksplisit menyediakan tujuan wisata dengan kesempatan untuk terlibat dengan budaya lokal mereka dalam rangka untuk menawarkan pengalaman yang unik. Catriona Campbell mendefinisikan creative tourism sebagai kegiatan wisata yang menawarkan pengunjung suatu pengajaran kreatif (termasuk seni, kerajinan dan lokakarya masakan), dengan kesempatan untuk tinggal di akomodasi berkualitas tinggi, dan untuk berhubungan dengan orang lokal di tempat tujuan yang berbeda. Berdasarkan beberapa definisi mengenai creative tourism yang telah dikemukakan oleh para ahli di atas, Novika Bellani dan Gitasiswhara (2012) menyimpulkan bahwa creative tourism merupakan sebuah kegiatan pariwisata dimana para wisatawan dapat mengembangkan potensi kreatif mereka melalui partisipasi aktif di dalam pengalaman belajar seni, warisan atau karakter khusus dari tempat yang dikunjungi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
15
Definisi-definisi creative tourism berdasarkan pendapat dari beberapa ahli tersebut dapat membedakan creative tourism dengan jenis pariwisata lain. Creative tourism muncul dari adanya produk-produk pariwisata yang memiliki potensi tinggi dan memiliki perbedaan dengan produk-produk wisata lainnya yang serupa, sehingga produk tersebut dapat dikatakan kreatif dan menjadi pelengkap dari sektor pariwisata yang mampu menambah pendapatan devisa bagi suatu daerah. Richards dan Raymond (Ozen Kirant Yozcu dan Orhan Icoz, 2010) pun medefinisikan creative tourism sebagai belajar keterampilan pada hari libur yang merupakan bagian dari budaya negara atau masyarakat yang dikunjungi. Wisatawan kreatif mengembangkan potensi kreatif mereka dan lebih dekat dengan masyarakat setempat melalui partisipasi informal di workshop interaktif dan pengalaman belajar budaya yang menarik dari tujuan liburan mereka (http://creativetourism.co.nz/aboutus_ourstory). Raymond menunjukkan bahwa workshop interaktif yang terjadi di kelompok-kelompok kecil di rumah pendidik dan tempat kerja, memungkinkan pengunjung untuk mengeksplorasi kreativitas mereka untuk lebih dekat dengan masyarakat setempat. Workshop ini biasanya termasuk dari nilai tujuan seperti seni, budaya, dan alam (Raymond, 2007). Berbagai
cara
penerapan
kreatifitas
dalam
membantu
mengembangkan pariwisata budaya menjadi creative tourism telah ditunjukkan oleh Richards dan Raymond (2006:131). Creative tourism merupakan sebuah keterlibatan yang lebih aktif para wisatawan, tidak
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
16
hanya melihat atau menonton tapi berinteraksi secara aktif. creative tourism lebih tergantung pada partisipasi aktif wisatawan pada suatu objek wisata Indikator Creative Tourism menurut Richards dan Raymond dalam Novika Bellani & Gitasiswhara (2012 ) di pengaruhi oleh dua faktor : a. Experience yang terdiri dari : 1. Tingkat kegiatan seni interaktif pada saat pertunjukan 2. Tingkat pengetahuan yang didapatkan b. Co-makership yang terdiri dari : 1. Tingkat interaksi dalam pembuatan produk 2. Tingkat kemenarikan pada saat interaksi pembuatan produk 3. Tingkat pengetahuan instruktur pada saat interaksi pembuatan produk. 3. Fasilitas Fasilitas merupakan suatu jasa pelayanan yang disediakan oleh suatu obyek wisata untuk menunjang atau mendukung aktivitas-aktivitas wisatawan yang berkunjung di suatu objek wisata. Apabila suatu objek wisata memiliki fasilitas yang memadai serta memenuhi standar pelayanan dan dapat memuaskan pengunjung maka dapat menarik wisatwan lebih banyak lagi melalui kesan-kesan baik dari pengunjung sebelumnya. Menurut Tjiptono (2008) fasilitas adalah sumber daya fisik yang harus ada sebelum jasa ditawarkan kepada konsumen. Fasilitas merupakan sesuatu yang sangat penting dalam usaha jasa, oleh karena itu fasilitas yang ada
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
17
yaitu kondisi fasilitas, kelengkapan desain interior dan eksterior serta kebersihan fasilitas harus dipertimbangkan terutama yang berkaitan erat dengan apa yang dirasakan konsumen secara langsung. Menurut Lupiyoadi, (2008:148) Fasilitas merupakan penampilan, kemampuan sarana prasarana dan keadaan lingkungan sekitarnya dalam menunjukan eksistensinya kepada eksternal yang meliputi fasilitas fisik (gedung) perlengkapan dan peralatan. Yang termasuk fasilitas dapat berupa alat, benda benda, perlengkapan, uang, ruang tempat kerja. Sumayang
(2008:124)
menjelaskan
bahwa
fasilitas
adalah
penyediaan perlengkapan fisik yang memberikan kemudahan kepada konsumen untuk melakukan aktivitasnya sehingga kebutuhan konsumen dapat terpenuhi. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa fasilitas adalah perlengkapan fisik yang disediakan oleh penyedia jasa untuk dapat digunakan oleh konsumen dalam melakukan aktivitasnya. Sumayang menjelaskan beberapa indikator yang perlu diperhatikan dalam penyediaan fasilitas antara lain: a. Kelengkapan, kebersihan, dan kerapian fasilitas yang ditawarkan adalah keadaan fasilitas perusahaan yang dilengkapi oleh atribut yang menyertainya dan didukung dengan kebersihan dan kerapian saat konsumen menggunakan fasilitas tersebut. b. Kondisi dan fungsi fasilitas yang akan ditawarkan adalah fasilitas yang berfungsi dengan baik dan tidak mengalami kerusakan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
18
c. Kemudahan menggunakan fasilitas yang ditawarkan adalah fasilitas yang ditawarkan kepada konsumen adalah fasilitas yang sudah familier bagi konsumen sehingga konsumen dapat menggunakannya dengan mudah. d. Kelengkapan alat yang digunakan adalah alat yang digunakan oleh konsumen sesuai dengan spesifikasinya. 4. Strategi Promosi a. Pengertian promosi Promosi menurut Kotler (2010:426) promosi merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan antar perusahaan untuk mengkomunikasikan manfaat dari produknya dan untuk meyakinkan konsumen sasaran agar membelinya. Promosi merupakan semua kegiatan yang ditujukan untuk memacu tingkat permintaan terhadap produk yang dipasarkan dengan komunikasi antara produsen dan konsumen. Komunikasi pemasaran perlu dilakukan guna memberitahukan produk yang akan dipasarkan. Menurut Swasta dan Irawan (2008:349) promosi pada hakikatnya adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran yang bertujuan mendorong permintaan, yang dimaksud komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan pada produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
19
Sunyoto (2012:154) menyatakan, “Promosi adalah salah satu variabel dalam bauran pemasaran yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produk”, kegiatan promosi bukan saja berfungsi sebagai alat kemunikasi antara perusahaan dengan konsumen, melaikan juga sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian atau penggunaan produk sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya. Promosi adalah semua jenis kegiatan pemasaran yang ditujukan untuk mendorong permintaan, promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Promosi penjualan merupakan aktivitas pemasaran yang mengusulkan nilai tambah dari suatu produk dalam jangka waktu tertentu guna untuk mendorong pembelian konsumen, efektivitas penjualan, atau mendorong upaya yang dilakukan oleh tenaga penjualan (Agus Hermawan 2012:129). Iklan, promosi penjualan, dan public relations adalah alat komunikasi massa yang tersedia untuk pemasar. Seperti namanya, komunikasi massa menggunakan pesan yang sama untuk semua orang di penonton. Banyak definisi mengenai iklan, dimana iklan didefinisikan sebagai proses komunikasi, proses pemasaran, proses ekonomi dan sosial, proses informasi dan persuasi (Arens, dalam Abideen, 2011:57).
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
20
b. Tujuan Promosi Menurut Nickels, dkk (2008:10), Promosi bertujuan untuk mempengaruhi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembelian. Promosi juga bertujuan untuk memotivasi masayarakat untuk membeli produk atau jasa sebuah perusahaan, serta menjadi sarana untuk membangun hubungan dengan pelanggan. Tujuan utama promosi adalah modifikasi tingkah laku konsumen, menginfomasikan, mempengaruhi dan membujuk serta mengingatkan konsumen sasaran tentang perusahaan dan produk atau jasa yang dijualnya (Swasta & Irawan, 2008:353). Secara rinci dapat dijabarkan sebagi berikut: 1) Menginformasikan Kegiatan promosi ditujukan untuk memberitahukan pasar yang dituju tentang penawaran dari perusahaan. 2) Membujuk pelanggan sasaran Promosi yang sifatnya membujuk umumnya kurang disenangi masyarakat namun demikian promosi ini diarahkan untuk mendorong pembelian. 3) Mengingatkan Promosi yang bersifat mengingatkan dilakukan terutama untuk mempertahankan merk produk dalam masa kedewasaan produk. 4) Modifikasi tingkah laku konsumen Promosi
diarahkan
untuk
merubah
konsumen.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
kebiasaan
pembelian
21
c. Indikator Promosi Bauran promosi adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-variabel periklanan, personal selling, dan alat promosi yang lain, yang kesemuannya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan (Swasta & Irawan, 2008:349). Lupiyoadi (2008:120), mengatakan promosi bukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi antara pemberi jasa dengan konsumen, melainkan juga sebagi alat untuk mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian. Menurut Lupiyoadi & Hamdani, (2008:121-122) dalam bauran promosi terdapat beberapa komponen yang secara rinci dapat dijabarkan sebagi berikut : 1) Periklanan (Advertising) Periklanan
merupakan
suatu
bentuk
dari komunikasi
impersonal yang digunakan oleh perusahaan untuk membangun kesadaran terhadap keberadaan jasa yang ditawarkan, menambah pengetahuan
konsumen
akan
jasa
yang
ditawarkan
serta
membedakan diri perusahaan dengan para kompetitornya. Terdapat beberapa tujuan periklanan, diantaranya: a) Iklan yang memberikan informasi b) Iklan membujuk c) Iklan pengingat d) Iklan pemantapan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
22
2) Penjualan Personal (Personal Selling) Penjualan personal merupakan suatu bentuk interaksi langsung dengan suatu calon pembeli atau lebih untuk melakukan persentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesan dari satu calon pembeli. Penjualan personal mempunyai peranan yang penting dalam pemasaran jasa, karena memiliki kekuatan unik yaitu wiraniaga dapat mengumpulkan pengetahuan tentang konsumen dan mendapatkan umpan balik dari konsumen. 3) Promosi penjualan (Sales Promotion) Promosi penjualan adalah kegiatan promosi selain periklanan, penjualan perorangan maupun publisitas yang bersifat jangka pendek dan tidak dilakukan secara berulang serta tidak rutin, yang ditujukkan untuk mendorong penjualan, serta lebih mempercepat respon pasar yang ditargetkan. 4) Publisitas dan Hubungan Masyarakat (Publicity and Public Relation) Publisitas dan hubungan masyarakat merupakan stimulasi non personal terhadap permintaan barang, jasa, ide, dan sebagainya dengan berita komersial yang berarti dalam media masa dan tidak dibayar untuk mempromosikan dan atau melindungi citra perusahaan atau produk individualnya. 5) Informasi dari mulut ke mulut (Word of mouth) Dalam hal promosi jasa, peranan orang sangat penting. Pelanggan dekat dengan penyampaian pesan, dengan kata lain
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
23
pelanggan tersebut akan berbicara kepada pelanggan lain yang berpotensial tentang pengalamannya dalam menerima jasa tersebut. 6) Pemasaran Langsung (Direct marketing) Pemasaran ini merupakan unsur terakhir dalam bauran komunikasi promosi ada enam area pemasaran langsung direct mail, mail order, direct response, direct selling, telemarketing, digital marketing (Lupiyoadi & Hamdani, 2008:122). Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Tjiptono (dalam Hersona, dkk. 2013:1150) terdapat lima indikator yang dapat digunakan untuk mengukur promosi, yaitu : a) Personal selling b) Periklanan c) Promosi penjualan d) Hubungan masyarakat e) Pemasaran Langsung Berdasarkan uraian tersebut maka komponen bauran promosi digunakan sebagai indikator promosi pada penelitian ini meliputi : periklanan, penjualan personal, promosi penjualan, publisitas dan hubungan masyarakat, informasi dari mulut ke mulut, dan pemasaran langsung, 5. Keputusan berkunjung Keputusan berkunjung dalam penelitian ini diadaptasi dari keputusan pembelian karena tahap-tahap yang dilewati oleh wisatawan menentukan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
24
pilihan destinasi wisata sama dengan tahap keputusan pembelian pada umumnya. Buchari Alma (2008:63) mendefinisikan keputusan pembelian adalah suatu keputusan yang dilakukan oleh konsumen yang dipengaruhi oleh kebudayaan, kelas sosial, keluarga, dan referensi grup yang akan membentuk suatu sikap pada diri individu kemudian melakukan pembelian. Definisi keputusan pembelian menurut Kotler dan Amstrong (2008:457) bahwa keputusan pembelian merupakan proses keputusan dimana konsumen benar-benar memutuskan untuk membeli salah satu produk diantara berbagai macam alternatif pilihan. Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa keputusan berkunjung merupakan suatu proses wisatawan pada saat memutuskan untuk memilih menggunakan produk atau jasa melalui berbagai alternatif pilihan yang diberikan oleh perusahaan. Pada titik tertentu seorang wisatawan harus dapat memutuskan antara berkunjung atau tidak berkunjung. Bila perlu, dalam keputusan berkunjung wisatawan tersebut dapat memperoleh alternatif yang dipilih atau pengganti yang diterima. Menurut Cooper et.al dalam Ismayanti (2010:28) variabel eksternal dalam keputusan berkunjung berwisata terdiri dari kredibilitas biro perjalanan wisata, citra destinasi, pengalaman berwisata, tujuan berwisata, waktu dan biaya. Dalam penelitian ini hanya empat indikator yang akan diteliti yaitu citra destinasi, pengalaman berwisata, tujuan berwisata, waktu dan biaya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
25
Hollensen (2010:154) menjelaskan bahwa keputusan berkunjung wisatawan dipengaruhi oleh psychological variable diantaranya yaitu need, perception, memory dan attitude, dari variabel psikologis tersebut maka dapat diketahui minat wisatawan untuk berkunjung ke suatu destinasi karena wisatawan ingin berkunjung didasari dengan kebutuhan untuk berwisata, ingatan mengenai memori kunjungan sebelumnya, persepsi yang baik mengenai destinasi tersebut dan wisatawan berkunjung kembali dan merekomendasikan kepada kerabatnya apabila di suatu destinasi tersebut memiliki kesan yang baik. Menurut Kotler dan Amstrong (2008) keputusan pembelian adalah sebuah proses ketika konsumen mengenal masalahnya, mencari informasi mengenai produk atau merek tertentu dan mengevaluasi seberapa baik masing-masing
alternative
tersebut
sehingga
dapat
memecahkan
masalahnya. Dalam pemasaran kita tidak lepas dari pengarahan perilaku konsumen, seringkali kebutuhan konsumen ini tidak terpenuhi dan ia akan menunjukan perilaku kecewa. Proses keputusan pembelian konsumen yang dikemukakan Kotler dan Keller (2007) terdiri dari lima tahap yang dilakukan oleh seorang konsumen sebelum sampai pada keputusan pembelian dan selanjutnya pasca pembelian. Hal ini menunjukkan bahwa proses membeli yang dilakukan oleh konsumen dimulai jauh sebelum tindakan membelian dilakukan serta mempunyai konsekuensi setelah pembelian tersebut. dilakukan. Model lima tahap proses pembelian tersebut menjelaskan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
26
bahwa konsumen harus melalui lima tahap dalam proses pembelian sebuah produk. Namun hal ini tidak berlaku, terutama atas pembelian dengan keterlibatan yang rendah. Konsumen dapat melewatkan atau membalik beberapa tahap. Proses Pembelian Konsumen model lima tahap (Kotler & Keller 2007)
Pengenalan Masalah
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
Keputusan Pembelian
Perilaku PascaPembelian
Gambar 2.1 Proses Pembelian Konsumen Model Lima Tahap
a.
Dimensi Keputusan Pembelian 1) Pengenalan Masalah Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan,kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan
internal
atau
eksternal.
Para
pemasar
perlu
mengidentifikasikan keadaan yang memicu kebutuhan tertentu, dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen. Mereka kemudian dapat menyusun strategi pemasaran yang mampu memicu minat konsumen. Ini sangat penting pada pembelian dengan kebebasaan memilih (discretionary), misalnya pada barang-barang mewah, paket liburan, dan opsi liburan. Motivasi konsumen perlu ditingakatkan sehingga pembeli potensial memberikan pertimbangan yang serius.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
27
2) Pencarian informasi Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Kita dapat membaginya kedalam dua level rangsangan. Situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan penguatan perhatian. Pada level ini, orang hanya sekedar lebih peka terhadap informasi produk. Pada level selanjutnya, orang itu mungkin mulai aktif mencari informasi: mencari bahan bacaan, menelpon teman, dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk dan jasa tertentu. Yang menjadi perhatian utama pemasar adalah sumbersumber informasi utama yang menjadi acuan konsumen dan pengaruh relative tiap sumber tersebut terhadap keputusan pembelian selanjutnya. Sumber informasi konsumen digolongkan ke dalam empat kelompok berikut ini. a)
Sumber pribadi. Keluarga, teman, tetangga, kenalan.
b)
Sumber komersial. Iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan toko.
c)
Sumber public. Media massa, organisasi penentu peringkat konsumen.
d)
Sumber
pengalaman.
Penanganan,
pengkajian,
dan
pemakaian produk. Jumlah dan pengaruh relatif sumber-sumber informasi berbeda-beda, tergantung pada kategori produk dan jasa serta
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
28
karakteristik pembelian. Secara umum, konsumen mendapatkan sebagaian besar informasi tentang produk tertentu dari sumber komersial yaitu, sumber yang didominasi oleh pemasar.Namun informasi yang paling efektif berasal dari sumber pribadi atau sumber publik yang merupakan wewenang independen. 3) Evaluasi Alternatif Bagaimana konsumen mengolah informasi merek yang bersaing dan membuat penilaian akhir? Tidak ada proses evaluasi tunggal sederhana yang digunakan oleh semua konsumen atau oleh satu konsumen dalam semua situasi pembelian. Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan, dan model- model terbaru yang memandang proses evaluasi konsumen sebagai proses yang berorientasi kognitif. Yaitu, model tersebut akan membantu perusahaan mempersiapkan komunikasi yang efektif dengan sangat sadar dan rasional. Beberapa konsep dasar akan membantu kita memahami proses
evaluasi
konsumen.
Pertama,
konsumen
berusaha
memenuhi kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen memandang masing–masing produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
29
Para konsumen akan memberikan perhatian besar pada atribut yang memberikan manfaat yang dicarinya. Pasar produk tertentu sering dapat disegmentasi berdasarkan atribut yang menonjol bagi kelompok konsumen yang berbeda- beda. Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merekmerek yang ada didalam kumpulan pilihan. Konsumen juga dapat membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai. Dalam melaksanakan
maksud pembelian, konsumen bisa
mengambil lima sub-keputusan: merek (merek A),
dealer
(dealer2), kauantitas (sebuah computer), waktu (akhir pekan), dan metode pemabayaran (kartu kredit). Dalam pembelian sehari-hari, keputusannya lebih kecil dan kebebasannya juga lebih kecil. Sebagai contoh, saat membeli gula, seorang konsumen tidak banyak berfikir tentang pemasok atau metode pembayaran. Dalam beberapa kasus, konsumen bisa mengambil keputusan untuk secara formal mengevaluasi setiap merek. Dalam kasus lain, factor-faktor yang mengintervensi bisa mempengaruhi keputusan final. 4) Keputusan Pembelian Keputusan untuk membeli di sini merupakan proses dalam pembelian yang nyata. Jadi, setelah tahap-tahap di muka dilakukan, maka konsumen harus mengambil keputusan apakah membeli atau tidak. Konsumen mungkin juga akan membentuk
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
30
suatu maksud membeli dan cenderung membeli merek yang disukainya. Namun, ada faktor-faktor lain yang ikut menentukan keputusan pembelian, yaitu sikap orang lain dan faktor-faktor situasional yang tidak terduga. Bila konsumen menentukan keputusan untuk membeli, konsumen akan menjumpai keputusan yang harus diambil menyangkut jenis produk, merek, penjual, kuantitas, waktu pelayanan, dan cara pembayarannya. 5) Perilaku pasca pembelian Setelah
pembelian,
konsumen
mungkin
mengalami
ketidaksesuaian karena memerhatikan fitur-fitur tertentu yang mengganggu atau mendengar hal- hal yang menyenangkan tentang merek lain, dan akan selalu siaga terhadap informasi yang mendukung
keputusannya.
Komunikasi
pemasaran
harus
memasok keyakinan dan evaluasi yang mengukuhkan pilihan konsumen dan membantu dia merasa nyaman dengan merek. Tugas pemasar tidak berakhir begitu saja ketika produk dibeli. Para pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian, dan pemakaian produk pasca pembelian. Kepuasan pasca pembelian, kepuasan pembelian adalah fungsi dari seberapa sesuainya harapan pembelian produk dengan kinerja yang dipikirkan pembeli atas produk tersebut. Jika kinerja produk lebih rendah daripada harapan, pelanggan akan kecewa:
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
31
jika ternyata sesuai harapan, pelanggan akan puas: jika melebihi harapan, pembeli akan sangat puas. Perasaan – perasaan itu akan membedakan apakah pembeli akan membeli kembali produk tersebut dan membicarakan hal- hal yang menguntungkan atau tidak menguntungkan tentang produk tersebut dengan orang lain. Tindakan pasca pembelian kepuasan dan ketidakpuasan terhadap
produk
akan
mempengaruhi perilaku konsumen
selanjutnya. Jika puas, ia akan menunjukan kemungkinan yang lebih tinggi untuk kembali membeli produk tersebut. Pemakaian dan pembuangan paca pembelian para pemasar juga harus memantau cara membeli memakai dan membuang produk tertentu. Pendorong utama frekuensi penjual adalah tingkat konsumsi produk semakin cepat pembeli mengkonsumsi produk, semakin cepat mereka bisa kembali ke pasar untuk membeli lagi. Satu peluang potensial untuk meningkatkan frekuensi penggunaan produk adalah ketika persepsi konsumen atas penggunaan mereka berbeda dari realitas. Konsumen bisa gagal menggantikan produk dengan rentang kehidupan yang relatif singkat dalam satu cara yang tepat waktu, karena ada kecenderungan untuk meremehkan kehidupan produk. Dari uraian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa keputusan pambelian suatu proses penilaian dan penerimaan dari informasi merek, pertimbangan bagaimana merek-merek yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
32
lain dapat memenuhi kebutuhan konsumen, serta tahapan tahapan konsumen dalam melakukan keputusan pembelian serta indikator keputusan pembelian. b. Indikator Keputusan Pembelian Indikator keputusan pembelian yang digunakan dalam penelitian ini menurut Kotler (2009) adalah : a. Prioritas pembelian pada produk tertentu. b. Mencari informasi c. Mengevaluasi terhadap produk d. Keputusan membeli e. Merekomendasikan kepada orang lain setelah melakukan pembelian.
B. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No 1
Nama Peneliti
Judul Penelitian
Hasil penelitian
Novika Bellani
Pengaruh Creative Tourism
Creative tourism di Saung
& Gitasiswhara
Saung Angklung Udjo
Angklung Udjo terdiri dari
(2012 )
Terhadap Keputusan
creative spectacles,
Berkunjung Wisatawan
creative spaces dan creative tourism. Dari aspek tersebut, creative tourism mendapatkan penilaian skor tertinggi dibandingkan dengan aspek lain. Keputusan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
33
berkunjung wisatawan di Saung Angklung Udjo terdiri dari citra destinasi, pengalaman berwisata, tujuan berwisata, waktu dan biaya. Creative tourism memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kunjungan wisatawan
2
Anjar Hari
Pengaruh Harga, Lokasi dan
Variabel harga
Kiswanto
Fasilitas Terhadap
berpengaruh terhadap
(2011)
Keputusan Berkunjung
keputusan berkunjung
Wisatawan di Objek Wisata
pada Objek Wisata
Dampo Awang Beach
Dampo Awang Beach
Rembang
Taman Rekreasi Pantai Kartini Rembang. Variabel lokasi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan berkunjung pada Objek Wisata Dampo Awang Beach Taman Rekreasi Pantai Kartini Rembang. Variabel fasilitas memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan berkunjung pada Objek Wisata Dampo Awang Beach Taman Rekreasi Pantai Kartini Rembang. Variabel harga,
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
34
lokasi dan fasilitas secara simultan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan berkunjung pada Objek Wisata Dampo Awang Beach Taman Rekreasi Pantai Kartini Rembang. 3
Agus Susanto
Pengaruh Promosi, Harga
Terbukti bahwa promosi
( 2013 )
dan Inovasi Produk
berpengaruh positif dan
Terhadap Keputusan
signifikan terhadap
Pembelian Pada Batik Tulis
keputusan pembelian batik
Karangmlati Demak.
tulis Karangmlati Demak. Terbukti bahwa harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian batik tulis Karangmlati Demak. Terbukti bahwa inovasi produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian batik tulis Karangmlati Demak. Terbukti bahwa promosi, harga dan inovasi produk berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap keputusan pembelian batik tulis Karangmlati Demak.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
35
4
Aprih Santoso & Pengaruh Kualitas
Kualitas pelayanan
Sri Yuni
Pelayanan, Fasilitas dan
mempunyai pengaruh
Widowati
Lokasi Terhadap Keputusan
terhadap keputusan
(2011)
Pembelian
pembelian, hal ini dibuktikan dengan nilai t hitung lebih besar dari t tabel, yaitu t hitung = 4,116 > t tabel= 1,661 atau siginifikasi = 0,000. Fasilitas mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian, hal ini dibuktikan dengan nilai t hitung lebih besar dari t tabel, yaitu t hitung =2,939 > t tabel = 1,661 atau signifikansi =0,004 < 0,05. Lokasi mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian, hal ini dibuktikan dengan nilai t hitung lebih besar dari t tabel, yaitu t hitung =5,942 > t tabel= 1,661 atau signifikansi = 0,000 <0,05. Besar variasi variabel keputusan pembeian (koefisien determinasi) yang dapat diterangkan oleh variasi variable kualitas pelayanan,
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
36
fasilitas dan lokasi terbukti sebesar 47,4 % sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. 5
Rachmady
Pengaruh Inovasi Produk
Hasil penelitian ini sejalan
Saputra
dan Promosi Terhadap
dengan penelitian maulana
(2015)
Keputusan Pembelian pada
et al (2014:1391) bahwa
Disto Klanrock House
variabel Promosi, Harga
Concept Store di Jember
dan Inovasi secara bersama-sama mempuanyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian sepatu Futsal Nike.
6
Dendi Supriatna, Analisis Faktor-Faktor
Secara umum faktor-faktor
Lili Adi
Dominan Dalam
dominana yang dapat
Wibowo &
Pembentukan Creative
membentuk creative
Yeni Yuniawati
Tourism Dan Pengaruhnya
tourism D.I. Yogyakarta
(2014).
Terhadap Keputusan
terdiri dari tujuh variabel
Berkunjung
laten dan 28 indikator,
(Survei Terhadap
variabel laten tersebut
Wisatawan Mancanegara
adalah creative
Asal Belanda, Jerman dan
architecture, creative
Perancis yang Berkunjung
design, creative fashion,
ke d.i. Yogyakarta).
creative culinary, creative music, creative performing art dan creative fine art.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
37
Setalah melakukan confirmatory factor analysis didapatkan hasil faktor yang paling dominan terdapat pada creative fashion yang terdiri dari tiga indikator yaitu diversity of traditional fashion, design of traditional fashion dan traditional fashion have good quality. Sedangkan faktor yang terendah dalam pembentuk creative tourism adalah creative music. 7
Veronica Puspa
Pengaruh Periklanan dan
Periklanan berpengaruh
Dewi
Promosi Penjualan
terhadap keputusan
( 2014 )
Terhadap Keputusan
pembelian konsumen di
Pembelian Konsumen di
pasar Swalayan Adi Pati.
Pasar Swalayan Adi Pati
Hal ini dapat dilihat dari Nilai signifikan untuk periklanan 0.031 yang lebih kecil dari pada 0.05 sehingga hipotesis diterima. Artinya semakin baik periklanan dilakukan maka akan semakin meningkatkan keputusan pembelian konsumen.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
38
8
Ari Budi Sulistiono ( 2010 )
Pengaruh Kualitas
Terdapat pengaruh secara
Pelayanan,
positif dan signifikan dari
Fasilitas dan Lokasi
variabel fasilitas terhadap
Terhadap
variabel keputusan
Keputusan Menginap
menginap. Hal ini
( Studi Pada Tamu Hotel
didasarkan pada analisis
Srondol Indah Semarang )
kuantitatif, di mana hasil t hitung (2,967) lebih besar dari t tabel (1,9913). Indikator kamar yang bersih dan nyaman penting dalam mempengaruhi seseorang untuk menginap. Pada dasarnya alasan seseorang menginap dihotel adalah untuk beristirahat, kamar yang bersih dan nyaman akan membuat seorang tamu merasa kerasan dan nyaman dalam beristirahat.
9
Sun Hong-Ling
The Promotion of Strategi
Analisi teoritis dan
( 2010 )
from Urbanization to
subtantif promosi strategi
Metropolis – In view of
tesis mengajukan beberapa
Construction and
usulan untuk
Development of Changsha –
mempromosikan
Zhuzhou – Xiangtan
pembangunan megalopolis
Megalopolis
dan urbanisasi modern.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
39
10
Glenn B Voss
Exploring the effect of retail
Penelitian ini meneliti
(2008)
sector and firm
berapa harga strategi
Characteristics on retail
promosi berfariasi di
price promotion strategy
berbagai sektor ritel dan di perusahaan-perusahaan dalam sektor.keputusan promosi mempengaruhi harga. Hasil penelitian menunjukkna bahwa berbagai heterogenitas moderat pengaruh positif dari rusaknnya kegiatan promosi harga.
11
Nancy Spears
Time Pressure and
Penelitian ini adalah untuk
( 2013)
Information in Sales
menyelidiki perbedaan
Promotion Strategy :
tekanan waktu dan
Conseptual Framework and
informasi antara dua kelas
Content Analysis
yang luas dari penawaran promosi “ canggih penerimaan “ di mana konsumen di dorong untuk mempercepat pembelian barang atau jasa.
12
Faizan Ali,
Influence Of Experiences on
Penelitian bertujuan untuk
Kisang Ryu &
Memories, Satisfaction and
menjembatani kesenjangan
Kashif Husain
Behavior Intentions : A
penelitian ini dengan
(2014)
study of Creative Tourism
memeriksa efek dari pengalaman turis kreatif pada kenangan mereka, kepusan dan niat
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
40
perilaku.data dikumpulkan dari 296 turis kreatif, di pilih melalui purposiv sampling, di hotel resort yang dipilih di Negara Bagian Malaysia dari Terengganu dan Keudah. 13
John Current &
A model to assess risk,
Penelitian ini bertujuan
Samual Ratick
equity and Efficiency in
untuk mempertimbangkan
(2010)
Facility location and
biaiya dan resiko yang
transportation of Hazardous terkait dengan meterial
pengangkutan bahan berbahaya serta yang berhungan dengan fasilitas yang menghasilkan, proses, atau membuang bahan-bahan tersebut. Sampai saat ini, sebagian besar literatur pemodelan telah mempertimbngkan kedua aspek dari masalah secara terpisah, baik menangani lokasi fasilitas sehubungan dangan pola transportasi tetap dan di routing bahan berbahaya atau dari fasilitas di lokasi tetap.
Sumber : olahan berbagai sumber pribadi peneliti (2017)
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
41
1.
Pengaruh Antara Variabel a) Pengaruh Creative Tourism terhadap Keputusan Berkunjung Wisata Halal di Aceh Creative Tourism dapat berpengaruh terhadap keputusan berkunjung wisatawan ke suatu destinasi namun hal tersebut harus didukung oleh beberapa industri yang terkait dalam memasarkan destinasi pariwisata melalui program creative tourism diantaranya yaitu proses memasarkan dengan tepat sasaran, merek yang kuat dari suatu destinasi tersebut apabila hal tersebut telah berjalan dengan baik maka telah dipastikan bahwa creative tourism dapat berpengaruh terhadap keputusan berkunjung (Richard and Wilson, 2007) Berdasarkan pendapat para ahli yang telah mengemukakan pengaruh creative tourism terhadap keputusan berkunjung, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa program creative tourism yang baik dapat berpengaruh terhadap keputusan berkunjung. Hipotesis1: Creative Tourism
Berpengaruh Terhadap Keputusan
Berkunjung Wisata Halal di Aceh. b) Pengaruh Fasilitas terhadap Keputusan Berkunjung Wisata Halal di Aceh. Menurut Tjiptono (2008) dengan fasilitas yang baik maka dapat membentuk persepsi di mata pelanggan. Di sejumlah tipe jasa, persepsi yang terbentuk dari interaksi antara pelanggan dengan fasilitas berpengaruh terhadap kualitas jasa di mata pelanggan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
42
Raharjani (2007) menyatakan bahwa apabila suatu perusahaan jasa
mempunyai
fasilitas
yang
memadai
sehinggga
dapat
memudahkan konsumen dalam menggunakan jasanya dan membuat nyaman konsumen dalam menggunakan jasanya tersebut tersebut maka akan dapat mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian jasa. Selain itu perusahaan yang memberikan suasana menyenangkan
dengan
desain
fasilitas
yang menarik
akan
mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian. Atas dasar pemikiran tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis. Hipotesis2 : Fasilitas berpengaruh terhadap Keputusan Berkunjung Wisata Halal di Aceh. c) Pengaruh Strategi Promosi terhadap Keputusan Berkunjung Wisata Halal di Aceh. Promosi penjualan merupakan suatu upaya yang dilakukan pemasaran untuk mendorong calon pembeli agar membeli lebih banyak dan lebih sering (Cummirs dan Mullen, 2008). Dalam situasi persaingan bisnis yang tinggi dimana konsumen mempunyai banyak pilihan tempat berbelanja, promosi penjualan yang baik akan membuat konsumen berhenti sejenak, membuat mereka berfikir tentang sebuah tempat berbelanja, dan bila pengaruh yang ditimbulkan tepat akan mengalihkan konsumen, sehingga membuat konsumen untuk memutuskan untuk mengikuti promosi penjualan yang di tawarkan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
43
Konsumen pada umumnya terbuka tehadap banyak rangsangan yang di terima melalui panca indra, dan rangsangan tersebut dapat menarik perhatian konsumen akan keberadaan sebuah tempat berbelanja. Oleh karena itu palaku usaha dapat memberikan rangsangan yang dapat menarik perhatian konsumen melalui alat alat promosi penjualan. Menurut Kotler (2010) bahwa perusahaan menggunkan alat-alat promosi penjualan untuk mendapatkan tanggapan pembelian yang lebih kuat dan lebih cepat. Seluruh alatalat promosi penjualan dapat berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Keterikatan antara periklanan terhadap keputusan pembelian pernah di kaji oleh Sejumlah peneliti. Kusuma (2007) Menentukan adanya pengaruh posistif yang sangat signifikan dari promosi penjualan terhadap keputusan pembelian di Swalayan golden Tulungangung. Klarisa et all (2013) mentukan adanya pengaruh positif yang signifikan dari promosi penjualan terhadap keputusan konsumen untuk membeli di Swalayan Maxi Balikpapan. Berdasarkan Uraian di atas maka dapat di ajukan Hipotesis Penelitian Sebagai Berikut : Hipotesis3 : Strategi Promosi berpengaruh terhadap Keputusan Berkunjung Wisata Halal di Aceh.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
44
C. Rerangka Pemikiran
Creative Tourism (X1)
H1
H2
Fasilitas (X2) H3
Strategi Promosi (X3)
Sumber : olahan berbagai sumber pribadi peneliti (2017)
Gambar 2.2 Rerangka Pemikiran
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Keputusan Berkunjung Wisata (y)
45
D. Hipotesis Hipotesis adalah suatu penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi. Hipotesis merupakan pertanyaan penelitian tentang pengaruh variabel–variabel dalam penelitian, serta merupakan pertanyaan yang sangat spesifik. Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Hipotesis 1 : Creative Tourism
berpengaruh terhadap Keputusan
Berkunjung Wisata Halal di Aceh. Hipotesis 2 :
Fasilitas
berpengaruh terhadap Keputusan Berkunjung
Wisata Halal di Aceh. Hipotesis 3 : Strategi
Promosi
berpengaruh
Berkunjung Wisata Halal di Aceh.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
terhadap
Keputusan