BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
A.Kajian Pustaka 1. Teori Sinyal Menurut Jama’an (2008) Signaling Theory mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain. Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk mengurangi asimetri informasi. Manajer memberikan informasi melalui laporan keuangan bahwa mereka menerapkan kebijakan akuntansi konservatisme yang menghasilkan laba yang lebih berkualitas karena prinsip ini mencegah perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan laba dan membantu pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva yang tidak overstate. Teori signaling menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja akan memberikan sinyal pada pasar, dengan demikian pasar diharapkan dapat membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan buruk (Hartono,2005).
8 http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
Agar sinyal tersebut baik maka harus dapat ditangkap pasar dan dipresepsikan baik serta tidak mudah ditiru oleh perusahaan yang memliki kualitas yang buruk (Mengginson dalam Hartono,2005). 2. Teori Agensi Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan hubungan keagenan sebagai suatu kontrak dimana satu atau lebih orang (prinsipal) memerintah orang lain (agen) untuk melakukan suatu jasa atas nama prinsipal serta memberi wewenang kepada agen untuk membuat keputusan yang terbaik bagi prinsipal. Jika kedua belah pihak tersebut mempunyai tujuan yang sama untuk memaksimumkan nilai perusahaan, maka diyakini agen akan bertindak dengan cara yang sesuai dengan kepentingan prinsipal. Dalam teori keagenan muncul permasalahan yang dikenal sebagai konflik kepentingan. Konflik kepentingan terjadi karena manajer cenderung mengambil keputusan bisnis untuk mengejar tujuan pribadi seperti optimalisasi bonus. Hal ini dapat mengakibatkan manajer cenderung
untuk
mengoptimalisasi
laba
jangka
pendek
guna
mensejahterakan diri sendiri daripada memaksimalkan kesejahteraan para pemegang saham melalui investasi dan proyek yang menguntungkan dalam jangka panjang.
1. Pengertian piutang Piutang merupakan kekayaan perusahaan yang timbul dari penjualan secara kredit. Menurut Warren (2012:404) menyatakan bahwa “Piutang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan dan organisasi lainnya”. Berdasarkan dari definisi di atas dapat dilihat bahwa piutang merupakan pos penting karena piutang merupakan alat likuid perusahaan. Menurut Thomas Sumarsan (2013:21) mengatakan bahwa “piutang (receivables) merupakan klaim terhadap sejumlah uang yang diharapkan dapat diperoleh pada masa yang akan datang”. Dengan kata lain, piutang dapat diartikan sebagai tagihan yang belum diterima dari seseorang atas pekerjaan yang telah diselesaikan, atas jasa atau barang yang telah diserahkan atau Penjualan Kredit atas produk perusahaan. Oleh karena itu, setiap perusahaan harus memiliki manajemen piutang dan pengelolaan piutang yang baik dalam mempergunakan kebijakan sistem piutang
yang
berlaku
untuk
dapat
menciptakan keuntungan yang
diharapkan oleh perusahaan. 2. Klasifikasi Piutang Menurut Thomas Sumarsan (2013:22), piutang dalam sebuah perusahaan dapat dikategorikan sebagai berikut : a. Piutang dagang (account receivable). Piutang dagang adalah piutang yang terjadi karena kegiatan utama perusahaan seperti penyelesaian pekerjaan, penjualan produk perusahaan, dan kegiatan usaha pokok lainnya. b. Wesel tagih (notes receicable).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
Wesel tagih adalah surat pengakuan hutang yang di terbitkan oleh pelanggan sehingga wesel tagih bersifat lebih lancar dari pada piutang dagang. Penempatan wesel tagih adalah di atas piutang dagang karena wesel tagih lebih mudah diuangkan. c. Piutang lain-lain (other receivable). Piutang lain-lain terdiri dari piutang karyawan, piutang bunga, piutang dividen, dan piutang antar perusahaan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2007:451) “Piutang digolongkan ke dalam dua (2) kategori yaitu: piutang usaha dan piutang lain-lain. Piutang usaha timbul karena penjualan produk atau jasa dalam rangka kegiatan normal usaha, sementara piutang yang timbul di luar kegiatan normal usaha digolongkan sebagai piutang lain-lain”. 3. Akuntansi Piutang Dagang : a. Pengakuan Piutang Dagang Dalam setiap transaksi Penjualan Kredit
sering dikenal adanya
kesepakatan dalam perubahan harga antara penjual dan pembeli. Menurut Kieso (2014: 300), perubahan harga diajukan oleh konsumen atau pembeli dapat digolongkan menjadi 2 (dua) macam, yaitu : 1) Pengajuan berupa discount, seperti a) Potongan Perdagangan atau trade discount. Berlaku bagi pembeli dalam skala besar atau distributor yang biasanya dinyatakan dalam kisaran persentasi. Misalnya 10 (sepuluh) kendaraan di beli oleh PT. A, dengan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
hargatotal
Rp.
12
1.000.000, dan memperoleh potongan sebesar 5 (lima) persen dari Rp. 1.000.000 yaitu sebesar Rp. 50.000 Jadi total harga yang tercantum dalam nvoice setelah trade discount adalah
sebesar Rp. 1.000.000-Rp. 50.000
yaitu sebesar Rp 950.000. b) Potongan Tunai atau cash discount. Pemberian potongan ini diberikan apabila pembayaran dilakukan lebih cepat dari jangka waktu kredit yang disepakati. Biasanya potongan ini dinyatakan 2/10, n/30. Maksudnya potongan pembelian 2% akan berlaku jika pembayaran dilakukan dalam waktu sepuluh hari setelah tanggal transaksi yaitu 30 hari. 2) Lamanya waktu antara saat penjualan dan saat pengajuan pembayaran. Hal ini berhubungan dengan realisasi pembayaran. Menurut Kieso (2011:431), masalah pengakuan piutang dagang meliputi dua masalah pokok, yaitu : a. Kapan piutang diakui. Piutang diakui saat terjadi pemindahan hak serah terima atas barang atau jasa yang dijual antara pembeli dan penjual. b. Berapa nilai piutang dagang yang diakui. Biasanya diakui berdasarkan nilai tukar, yaitu nilai yang akan dibayar oleh debitur pada saat yang telah ditentukan. Berdasarkan kemungkinan di atas, terdapat dua metode pencatatan piutang yaitu :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
a. Piutang Dagang dicatat Kotor (Gross Method) Metode kotor mengakui jumlah piutang sebesar penjualan tanpa dipengaruhi oleh potongan yang akan diberikan. Apabila ternyata debitur mengambil potongan, maka akan diakui sebagai pengurang jumlah penjualan bukan sebagai pengurang jumlah piutang. b. Piutang Dagang dicatat Bersih (Net Method) Metode
bersih
mengakui jumlah piutang setelah dikurangi dengan potongan penjualan, bila ternyata potongan penjualan tidak dimanfaatkan oleh debitur, maka akan mengakibatkan timbulnya kelebihan pembayaran atas jumlah piutang dan kelebihan tersebut sebagai penghasilan lain-lain. b. Metode Pencatatan Untuk Kerugian Piutang Menurut Kieso (2011:350) pencatatan untuk kerugian piutang dapat dilakukan dengan 2 (dua) metode, yaitu: 1) Metode Penghapusan Langsung Penggunaan metode ini dipergunakan ketika piutang dagang benar-benar diyakini tidak dapat ditagih lagi. Kelebihan dari metode ini perusahaan dapat dapat mengetahui kapan piutang adalah
dagang benar-benar tidak dapat ditagih. Kekurangannya apabila jumlah yang dihapus pada
periode penghapusan
piutang memiliki nilai yang besar sehingga jumlah Laba menjadi tidak stabil dengan periode-periode sebelumnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
2) Metode Penyisihan Metode ini dilakukan dengan cara mengestimasi jumlah piutang yang tidak tertagih pada akhir setiap periode. Hal ini akan memberikan kesesuaian pembebanan di laporan Laba/Rugi dan memastikan penilaian piutang berdasarkan nilai realisasi kas bersih (Net Realizable Value of Cash) di neraca. Nilai realisasi kas (bersih) adalah jumlah bersih piutang yang diperkirakan dapat diterima secara tunai.
Jumlah tersebut dapat diketahui melalui pengurangan akun
piutang tak tertagih dari nilai piutang. Berikut ini ada 3 (tiga) hal yang berkaitan dengan metode penyisihan : a) Piutang tak tertagih merupakan estimasi. Nilai estimasi ini diperlakukan sebagai beban dan ditandingkan terhadap pendapatan
pada
periode
yang sama dimana pendapatan
dicatat. b) Piutang yang diperkirakan tidak dapat ditagih akan di debet
ke
beban
piutang tak tertagih dan di
penyisihan piutang tak tertagih
kredit ke
melalui jurnal penyesuaian
pada setiap akhir periode. c) Jika ada sejumlah nilai
piutang yang dihapuskan
karena
memang tidak dapat ditagih, maka akan di debet ke penyisihan piutang tak tertagih dan di kredit ke piutang usaha. c. Perputaran Piutang Menurut Munawir (2010:75), perputaran piutang adalah “posisi piutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
menghitung tingkat perputaran piutang turn over receivable yaitu, dengan membagi total Penjualan Kredit neto dengan piutang rata-rata”. Menurut Warren
(2012:407), perputaran
“usaha (account receivable turn over) untuk
piutang merupakan mengukur seberapa
sering piutang usaha berubah menjadi kas dalam setahun”. Dari pendapat para ahli tersebut di atas maka, dapat dibuatkan kesimpulan bahwa perputaran piutang merupakan suatu indikator untuk melihat
kelancaran
piutang dari suatu perusahaan. Piutang yang
merupakan efek dari penjualan secara kredit penting untuk mengetahui berapa kali perusahaan melakukan penagihan terhadap piutangnya dan berapa kali perusahaan mengumpulkan piutangnya dalam satu periode tertentu. Semakin pendek umur piutang maka akan semakin cepat pula perputaran piutangnya. d. Pengalihan Piutang Dagang Menurut perusahaan
M.Smith
(2008:57),
pengalihan
piutang
adalah
mengalihkan piutang usaha yang dimilikinya kepada pihak
lain (lembaga keuangan, bank dan pegadaian piutang) dengan tujuan untuk mempercepat
penerimaan kas dari piutangnya.
Alasan perusahaan menjual ataupun mengalihkan piutangnya karena: 1) Situasi dan kondisi perusahaan yang sedang mengalami kesulitan dalam memperoleh pinjaman dan tingginya tingkat bunga sehingga piutang yang dimiliki perusahaan sedapat dan secepat mungkin harus dapat dirubah menjadi kas.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
2) Penagihan piutang seringkali memakan waktu yang cukup lama dan terkadang juga memerlukan biaya sehingga perusahaan bersedia menerima kas yang lebih kecil jumlahnya dari jumlah yang seharusnya diterima dari piutang, asalkan kas dapat diterima lebih cepat. Menurut M.Smith (2008:63), terdapat 3 (tiga) jenis pengalihan piutang antara lain : 1) Penjualan piutang. Piutang usaha dapat dijual kepada bank atau lembaga keuangan lainnya. Pada saat menjual piutang perusahaan harus memberitahu perusahaan debitur (yang berutang) agar membayar utangnya kepada pembeli piutang. Resiko tidak tertagihnya piutang ditanggung oleh pihak pembeli piutang. Pembeli piutang biasanya akan menahan sebagian dari harga beli piutang untuk menjaga kemungkinan adanya retur penjualan, potongan penjualan dan lain-lain yang akan mengurangi hasil penagihan piutang. 2) Penggadaian atau penjaminan piutang. Piutang usaha dapat dijaminkan untuk memperoleh pinjaman ung dari bank atau lembaga keuangan lainnya. Penagihan piutang usaha yang dijaminkan tetap dilakukan oleh perusahaan peminjam. Hasil penagihan tersebut kemudian digunakan untuk membayar pinjaman ke bank. Jika pinjaman sudah lunas sisa piutang usaha menjadi milik peminjam.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
3) Penjualan dengan kartu kredit. Terdapat tiga pihak yang terlibat yaitu penjual, penerbit kartu kredit dan pembeli. Penjualan dengan kartu kredit bagi penjual diperlakukan sebagai Penjualan Kredit. Piutang yang timbul bukan kepada pembeli tetapi kepada penerbit kartu kredit. 4. Pengertian Pembelian Pembelian merupakan kegiatan utama untuk menjamin kelancaran transaksi penjualan yang terjadi dalam suatu perusahaan. Dengan adanya pembelian, perusahaan dapat secara mudah menyediakan sumber daya yang diperlukan organisasi secara efisien dan efektif. Adapun pengertian pembelian menurut para ahli sebagai berikut : Menurut Mulyadi (2010:316), pembelian adalah serangkaian tindakan untuk mendapatkan barang dan jasa melalui pertukaran, dengan maksud untuk digunakan sendiri atau dijual kembali. Menurut Soemarso .S.R (2009:208), Pembelian adalah (purchasing) akun yang digunakan untuk mencatat semua pembelian barang dagang dalam suatu periode. Menurut Sofjan Assauri (2008:223), pembelian merupakan salah satu fungsi yang penting dalam berhasilnya operasi suatu perusahaan. Fungsi ini dibebani tanggung jawab untuk mendapatkan kuantitas dan kualitas bahanbahan yang tersedia pada waktu dibutuhkan dengan harga yang sesuai dengan harga yang berlaku. Pengawasan perlu dilakukan terhadap pelaksanaan fungsi ini, karena pembelian menyangkut investasi dana dalam persediaan dan kelancaran arus bahan ke dalam pabrik.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pembelian sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan atas barang atau jasa yang diperlukan oleh perusahaan dan dapat diterima tepat pada waktunya dengan mutu yang sesuai serta harga yang menguntungkan. a. Saat pemesanan. Saat pemesanan sangatlah tergantung pada kualitas barang yang masih ada, rata-rata tingkat pemakaiannya dan jangka waktu pemesanan. b. Jumlah yang dipesan. Jumlah yang dipesan ditetapkan secara matematis dan juga menurut kebijaksanaan untuk mendapatkan kuantitas pesananpesanan ekonomis. c. Rekanan. Dalam menetapkan pilihan rekanan mesti dikaitkan pada harga, syarat pembayaran, kualitas keandalan lokasi saat penyerahan yang dijanjikan
a. Prinsif Pembelian Menurut Indrajit dan Djokopranoto (2009:314) yang dimaksud dengan prinsip-prinsip pembelian adalah hal-hal pokok dalam pelaksanaan fungsi pembelian yang perlu dijadikan pedoman atau acuan. Fungsi pembelian atau bagian pembelian diadakan dalam suatu organisasi perusahaan bukan untuk dirinya sendiri, tetapi terutama untuk organisasi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
lain, yaitu organisasi produksi, atau pabrikasi, atau marketing atau lainnya. Fungsi pembelian diadakan untuk melayani atau menunjang organisasi lain tersebut. Oleh karena itu, prinsip-prinsip kerjanya harus sedemikian rupa sehingga juga berorientasi pada aktivitas penunjang seperti yang ditugaskan tersebut dan prinsip kerja dari fungsi pembelian harus diatur supaya mampu memberikan kontribusi yang besar bagi keberhasilan perusahaan. Menurut Indrajit dan Djokopranoto (2009:94), terdapat 6 (enam) prinsip yang berkaitan dengan pembelian yaitu: 1.
The Right Price. The Right Price adalah merupakan nilai suatu barang yang dinyatakan dalam mata uang yang layak atau yang umum berlaku pada saat dan kondisi pembelian dilakukan.
2.
The Right Quantity. The Right Quantity adalah Jumlah yang tepat dapat dikatakan sebagai suatu jumlah yang benar-benar diperlukan oleh suatu perusahaan atau perhotelan pada saat tertentu.
3.
The Right Time. The Right Time adalah menyangkut pengertian bahwa barang tersedia setiap kali diperlukan. Dalam hal ini persediaan barang haruslah diperhitungkan karena jika ada persediaan barang tentunya ada biaya perawatan barang tersebut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
4.
The Right Place . The Right Place adalah mengandung pengertian bahwa barang yang dibeli dikirimkan atau diserahkan pada tempat yang dikehendaki oleh pembeli.
5.
The Right Quality. The Right Quality adalah mutu barang yang diperlukan oleh suatu perusahaan sesuai dengan ketentuan yang sudah dirancang yang paling menguntungkan perusahaan.
6.
The Right Source. The Right Source adalah mengandung pengertian bahwa barang berasal dari sumber yang tepat.
Sumber dikatakan tepat apabila memenuhi prinsip-prinsip yang lain yaitu the right price, the right quantity, the right time, the right place, and the right quanlity. b. Tugas dan Tanggung Jawab Pembelian Menurut SofjanAssauri (2010:228), tanggung jawab bagian pembelian berbeda-beda dari setiap perusahaan tergantung pada luasnya aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Tanggung jawab bagian pembelian antara lain adalah: 1) Bertanggung jawab atas pelaksanaan pembelian bahan-bahan agar rencana operasi dapat dipenuhi dan pembelian bahan-bahan tersebut pada tingkat harga yang perusahaan akan mampu bersaing dalam memasarkan produknya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
2) Bertanggung jawab atas usaha-usaha untuk dapat mengikuti perkembangan bahan-bahan baru yang dapat mengguntungkan dalam proses produksi, perkembangan dalam desain, harga dan faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi produk perusahaan, harga dan desainnya. 3) Bertanggung
jawab
untuk
meminimalisasi
investasi
atau
meningkatkan perputaran (turn over) bahan, yaitu dengan penentuan skedul arus bahan kedalam perusahaan dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan produksi. 4) Bertanggung jawab atas kegiatan penelitian dengan menyelidiki data
dan
perkembangan
pasar,
perbedaan
sumber-sumber
penawaran (supply) dan memeriksa produk supplier untuk mengetahui kapasitasnya dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan perusahaan. 5) Sebagai tambahan, kadang bagian pembelian bertanggung jawab atas pemeliharaan bahan-bahan yang dibeli setelah diterima dan bertanggungjawab atas pengawasan persediaan. 5. Pengertian Penjualan Menurut Soemarso. SR (2010:215), penjualan adalah pada saat perusahaan menjual barang dagangannya, maka diperoleh pendapatan. Jumlah yang dibebankan kepada pembeli untuk barang dagangan yang diserahkan merupakan pendapatan perusahaan yang bersangkutan. Untuk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
perusahaan dagang, akun yang digunakan untuk mencatat panjualan barang dagangan disebut penjualan. Menurut Mulyadi (2010:202), penjualan adalah kenaikan aktiva yang berasal dari penjualan barang dagangan atau produksi selama periode tertentu yang merupakan kegiatan rutin perusahaan. Jadi penjualan adalah peningkatan jumlah aktiva atau penurunan jumlah kewajiban suatu badan usaha yang timbul dari penyerahan barang dagangan atau jasa atau aktivitas lainnya dalam suatu periode. Hal ini berhubungan dengan pencapaian tujuan perusahaan yaitu mendapat keuntungan berupa Pertumbuhan Laba yang berkesinambungan. 6. Pengertian Laba Menurut PSAK No.1 informasi Laba diperlukan untuk menilai perubahan
potensi
sumberdaya
ekonomis
yang
mungkin
dapat
dikendalikan di masa depan menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada, dan untuk perumusan pertimbangan tentang efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya (IAI 2007). Menurut Sofyan Syafri Harahap (2015:101), secara terminology Laba dapat didefinisikan sebagai jumlah yang berasal dari pengurangan harga pokok produksi, biaya lain, dan kerugian dari penghasilan atau penghasilan operasional. Menurut APB Statement dalam Sofyan Syafri Harahap (2015:101) mengartikan Laba (rugi) sebaga kelebihan (defisit) pengasilan di atas biaya selama satu periode akuntansi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
Masih menurut APB Statement dalam Sofyan Syafri Harahap (2015:101), mendefinisikan accounting income atau Laba akuntansi sebagai perubahan ekuitas (net asset) dari suatu ekuitas selama satu periode tertentu yang diakibatkan oleh transaksi dari suatu peristiwa yang berasal bukan dari pemilik. Dalam income termasuk seluruh perubahan dalam ekuitas selain dari pemilik dan pembayaran kepada pemilik. Dari de finisi pertama dan kedua dalam buku Sofyan Syafri Harahap dapat dilihat dengan jelas bahwa definisi itu cenderung kepada pendekatan revenue expenses approach, sedangkan definisi terakhir lebih cenderung kepada asset liability approach. a. Pertumbuhan Laba Laba merupakan salah satu indikator penting dalam mengukur keberhasilan kerja suatu perusahaan. Adanya pertumbuhan laba dalam suatu perusahaan dapat menunjukan bahwa pihak-pihak manajemen telah berhasil dalam mengelola sumber-sumber daya yang dimiliki perusahaan secara efektif dan efisien. Suatu perusahaan pada tahun tertentu bisa saja mengalami pertumbuhan laba yang cukup pesat dibandingkan dengan rata-rata perusahaan. Akan tetapi untuk taun berikutnya perusahaan tersebut bisa saja mengalami penurunan laba. Pertumbuhan laba dihitung dengan cara mengurangi laba periode sekarang dengan laba periode sebelumnya kemudian dibagi dengan laba pada periode sebelumnya (Warsidi dan Pramuka,2000). Rumus Pertumbuhan Laba:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
= Laba
Bersih Tahun t - Laba Bersih Tahun t-1 Laba Bersih Tahun t-1
Keterangan: Laba bersih tahun t= Laba bersih tahun berjalan Laba bersih tahun t-1= Laba bersih tahun sebelumnya
B. RERANGKA PEMIKIRAN Menurut Uma Sekaran 1992, dalam Sugiono (2014:88) mengemukakan bahwa, rerangka pemikiran merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Menurut
Sapto Haryoko 1999, dalam Sugiono (2014:89), rerangka
pemikiran dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih. Rerangka pemikiran yang baik akan menjelaskan secara teoritis antara variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antara variabel independent dan variabel dependent. Berdasarkan teori-teori yang telah dideskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti. Sintesa tentang hubungan variabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
Rerangka pemikiran merupakan ungkapan mengenai hubungan kausal yang logis antara perubahan atau variabel dalam bidang tertentu. Penetapan suatu kerangka teori merupakan suatu keharusan dalam penelitian. Adapun rerangka pemikiran tersebut dimanfaatkan dalam menganalisis permasalahan dalam penelitian ini, seperti : 1. Pengaruh perputaran piutang terhadap profit margin on sales. Piutang
merupakan
kekayaan
perusahaan
yang
timbul
dari
penjualan secara kredit, hal ini dilakukan untuk merangsang minat para pelanggan, memperluas pasar serta memperbesar hasil penjualan. Piutang muncul karena adanya penjualan secara kredit. Penjual biasanya lebih sering melakukan penjualan secara tunai karena uang hasil penjualan dapat segera diterima. Tetapi adanya persaingan memaksa
perusahaan
untuk menjual secara kredit. Kebijakan
penjualan secara kredit yang akan
menimbulkan piutang ini
sebenarnya menimbulkan biaya bagi perusahaan. Biaya tersebut antara lain adalah biaya administrasi piutang, biaya modal atas dana yang tertanam dalam piutang, biaya penagihan dan biaya piutang yang mungkin tidak tertagih. Namun demikian, karena kebijakan kredit ini akan meningkatkan penjualan. Penjualan yang meningkat pada perusahaan akan mempengaruhi besarnya profitabilitas dari suatu perusahaan. 2. Pengaruh perputaran Penebusan/Pembelian dan Penjualan BBM terhadap profit margin on sales.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
Penebusan/Pembelian dan Penjualan BBM merupakan hal yang penting dalam
menunjang jalannya proses tranasaksi kepada
konsumen. Sehingga memerlukan perhatian dalam mengembangkan dan
pengendalian
dengan
biaya
seminimal
mungkin.
Penebusan/Pembelian dan Penjualan BBM sesuatu hal yang sangat rentan terhadap penurunan harga pasar, pencurian dan kelebihan biaya akibat salah urus. Kehabisan dalam
Penebusan/Pembelian dan
Penjualan BBM apakah itu disebabkan oleh adanya kekurangan dalam dana cash, lambatnya perputaran piutang, keterlambatan pengiriman dari depot Pertamina hal tersebut tentunya aktivitas
perusahaan
akan
mengganggu
yang kemudian berakibat pada penurunan
keuntungan perusahaan. Menurut
Kasmir (2012:106), terdapat macam-macam rasio keuangan
yang dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan perusahaan dalam memperoleh keuntungan dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih. Adapun salah satu jenis dari rasio tersebut yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah rasio profitabilitas, merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau melihat Pertumbuhan Laba yang dihitung dengan membagi Laba bersih dengan penjualan. Dalam bahasa Indonesia, rasio ini sering di sebut sebagai margin Laba atas penjualan merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin Laba atas penjualan. Cara pengukuran rasio ini adalah dengan membandingan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
Laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih. Rasio ini juga terkenal dengan nama profit margin. Terdapat dua rumus dalam mencari profit margin yaitu sebagai berikut: 1. Untuk margin Laba kotor atau gross profit margin dengan rumus:
Profit Margin = Penjualan Bersih-Harga Pokok Penjualan Penjualan Bersih
X 100 %
Margin Laba kotor menunjukan Laba yang relatif terhadap perusahaan, dengan cara penjualan bersih dikurangi Harga Pokok Penjualan. Data dari beberapa periode akan dapat memberikan informasi tentang kecendrungan gross profit margin ratio yang diperoleh dan bila dibandingkan standar ratio akan diketahui apakah margin yang diperoleh perusahaan sudah tinggi atau sebaliknya. 2. Untuk margin Laba bersih atau net profit margin dengan rumus:
Profit Margin =
Margin
Laba
bersih
Laba Bersih Penjualan Bersih
merupakan
ukuran
X 100 %
keuntungan
dengan
membandingkan antara Laba setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan. Ratio ini menunjukan pendapatan perusahaan atas penjualan . Tabel 2.1 Jurnal Penelitian Sebelumnya Hasil
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
Nama Peneliti No
Judul
Lokasi
Metode
Variabel
Jurnal
Penelitian
Penelitian
Penelitian
Penelitian
Penelitian Berdasarkan hasil uji Pengaruh
1
parsial (uji T),
Inventory
Perusahaan
Deskriptif
hanya cash
Turnover,
manufaktur
Kuantitatif dan
turnover yang
Receivable
bidang aneka
Analis Regresi
memiliki
Turnover,
industri yang
Linier
pengaruh
Cash
terdaftar di
Berganda
Turnover dan
VI: Pengaruh
terhadap net
BEI pada
Inventory
profit margin.
Sales Growth
tahun 2011-
Turnover,
Namun
Terhadap Net
2013
Receivable
berdasarkan
Veda Almira
Profit
Turnover,
hasil uji
(2016).
Margin Ratio
Cash
simultan (uji
Pada
Turnover dan
F), Inventory
Perusahaan
Sales Growth.
Turnover,
Manufaktur
VD : Net
Receivable
Aneka
Profit Margin
Turnover,
Industri yang
Ratio.
Cash
Terdaftar di
Turnover dan
Bursa Efek
Sales Growth
Indonesia
berpengaruh
Periode
signifikan
2011-2013.
terhadap Net Profit Margin Ratio.
2
Lang Zhang,
A credit risk
Haiqing Hu
assessment
The
http://digilib.mercubuana.ac.id/
With SCF
29
and Dan Zhang
model based
Comparetive
Commercial
VI: A credit
(Supply Chain
(School of
on SVM
Analysis
bank in China,
risk
Finance),
Economic and
(Support
specially to
assessment
SME (Small
Administration,
Vector
expand a
model based
and Medium
Xi’an
Machine) for
variety of
Enterprises)
University of
small and
supply chain
can obtain
Technology,
medium
financial
loans from
China)
enterprises in
services..
banks.
(2015)
supply chain finance. Diperlukan Nikopol Faculty of
beragam cara -
dalam
Zaporizhzhya
memecahkan
National Ways to
3
VI: Ways to
University,
Yevtushenko
rational
Natalya
management
management
Olexandrivna
of accounts
of accounts
(2015)
receivable at
receivable at
enterprises.
enterprises.
rational
Ukraine
permasalahan kredit yang bersifat komersial (seperti: analisis tahun sebelumnya, prinsif kredit sesuai dengan produk konsumen).
Christian Richo
4
VI: Analisis
Manajemen
Singal dan
Analisis
pengendalian
perusahaan
Victoriana Z.
pengendalian
intern piutang
sebaikknya
Tirayoh
intern
Develover
Metode
usaha.
mengurangi
(2015)
piutang usaha
Grand
Deskriptif
http://digilib.mercubuana.ac.id/
penerimaan
30
pada
Kawanua
yaitu dengan
piutang lewat
Develover
International
mengumpulkan
kasir secara
Grand
City.
data untuk
tunai untuk
Kawanua
menjawab
menghidari
International
pertanyaan
resiko
City.
mengenai
kehilangan
status terakhir
dan pencurian
dari subjek
, sebaliknya
penelitian
perusahaan menggunakan sistem baru yang mengikuti perkembangan zaman.
Subowo 5
(2015)
Pengaruh
VI :
Berdasarkan
Pertumbuhan
Pengaruh
hasil uji
Penjualan,
Pertumbuhan
simultan (uji
Perputaran
Penjualan,
F), ke lima
Kas,
Perusahaan
Deskriptif
Perputaran
variabel
Perputaran
Food And
Kuantitatif dan
Kas,
independent
Piutang,
Beverage
Analisis Linier
Perputaran
berpengaruh
Perputaran
yang Listing
Berganda
Piutang,
signifikan
Persediaan
di BEI Tahun
Perputaran
terhadap laba
Dan
2009-2013).
Persediaan
usaha? Net
Perputaran
nan
Profit Margin.
Modal Kerja
Perputaran
Namun
Terhadap
Modal Kerja .
berdasarkan
Laba Usaha
VD : Laba
hasil uji
(Studi Kasus
Usaha/ Net
parsial ( uji
Pada
Profit
T), perputaran
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
Perusahaan
Margin.
kas dan
Food And
perputaran
Beverage
modal kerja
yang Listing
memiliki arah
di BEI Tahun
negatif
2009-2013).
terhadap Laba Usaha/ Net Profit Margin, sedangkan pertumbuhan penjualan, perputaran piutang dan perputaran persediaan memiliki arah yang positif terhadap Laba Usaha/ Net Profit Margin.
6
Rafiandi Nazar (2013)
Analisis Laba
VI: Analisis
Dari segi
berdasarkan
Laba.
profit margin,
penjualan
VD :
penjualan
tunai dan
Penjualan
tunai lebih
Penjualan
Kantor Pusat
Deskriptif
Tunai dan
besar
Kredit pada
PT.Colombus
Kuantitatif
Penjualan
menghasilkan
kantor pusat
Megah
dengan
Kredit Pada
keuntungan
PT.Colombus
Sentrasarana
menggunakan
Kantor Pusat
dari pada
Megah
di Berau.
data penjualan
PT.Colombus.
penjualan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
Sentrasarana
tunai dan
kredit.
di Berau.
penjualan
Sehingga
kredit.
penjualan tunai tetap harus ditingkatkan untuk menjamin kelancaran perputaran modal. Berdasarkan hasil uji simultan (uji
PT.Sermani
Deskriptif
F),
Analisis
Steel
Kuantitatif dan
menunjukan
pengaruh
Makasar .
Analisis Linier
VI : Pengaruh
pengaruh
Berganda
harga dan
harga dan
volume
Volume
volume secara
penjualan
Penjualan.
serempak
terhadap
VD :
sangat
kinerja
Terhadap
signifikan
keuangan
kinerja
terhadap
pada
keuangan.
kinerja
harga dan
Yizka V. 7
Pakiding (2012)
PT.Sermani
keuangan.
Steel
Namun
Makasar .
berdasarkan hasil uji parsial (uji T), menunjukan variabel harga
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
dan volume penjualan masing berpengaruh signifikan terhdapap kinerja keuangan.
C. HIPOTESIS Dalam rerangka pemikiran, terjadi hubungan antara Penjualan Kredit, Penebusan/Pembelian dan Penjualan BBM, maka dapat dibangun rerangka penelitian sebagai berikut: Gambar 2.1 Rerangka Penelitian
Penjualan Kredit (X1)
H1
r1
H2 Penebusan/ Pembelian BBM (X2)
Pertumbuhan Laba H3
Penjualan BBM (X3)
Berdasarkan
H4
rerangka
pemikiran
di
atas,
maka
penulis
merumuskan hipotesis yang akan diuji di dalam penelitian ini, sebagai berikut :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
H1: Penjualan Kredit berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba. H2: Penebusan/Pembelian BBM berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba. H3: Penjualan BBM berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba. H4: Penjualan Kredit, Penebusan/Pembelian BBM dan Penjualan BBM berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
http://digilib.mercubuana.ac.id/