BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka 1. Kajian Teori a. Teori Keagenan (Agency theory) Menurut Jama’an, 2008 dalam Mutiara Tresna dan Agus Purwanto agency theory menjelaskan mengenai hubungan antara dua pihak yaitu principal dan agen. Menurut Anthony dan Govindarajan (2005), teori agensi adalah hubungan atau kontrak antara principal dan agent. Seperti Hendriksen (2001: 206) dalam Isasari, 2012 yang memandang teori keagenan (agency theory) merupakan hubungan manajer (agent) dan pemilik (principal) sebagai hubungan dua individu untuk lebih memahami informasi ekonomi. Pemilik (principal) disebut sebagai evaluator informasi, sedangkan manajer (agent) disebut sebagai pengambil keputusan. Berdasarkan dari penjelasan teori keagenan (agency theory) di atas, hubungan kerjasama antara manajer (agent) dan pemilik (principal) membutuhkan pihak ketiga yang independen untuk menyeimbangkan masing-masing kepentingan. Pihak ketiga yang independen tersebut adalah auditor eksternal. Dengan diauditnya laporan keuangan yang dikeluarkan perusahaan oleh auditor eksternal, maka informasi yang dihasilkan akan berkualitas.
b. Signalling Theory Teori signalling menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja akan memberikan sinyal pada pasar yang berupa informasi, dengan demikian pasar diharapkan dapat membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan buruk. Agar sinyal tersebut efektif, maka harus dapat ditangkap pasar dan dipersepsikan baik, serta tidak mudah ditiru oleh perusahaan yang berkualitas buruk (Megginson, 1987 dalam Astohar, 2012). Menurut Wolk dalam Thiono (2006: 4), Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Teori sinyal mengemukakan bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Signalling theory menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar perusahaan. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi. Menurut Jogiyanto, 2003 dalam Muhammad Husni dan Zulaikha, 2013 informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan sinyal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh
pasar. Pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima
informasi
tersebut,
pelaku
pasar
terlebih
dahulu
menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai sinyal baik (good news) atau sinyal buruk (bad news). Jika pengumuman informasi tersebut sebagai sinyal baik bagi investor maka terjadi perubahan dalam volume perdagangan saham, jika menjadi sinyal buruk maka investor akan menahan investasi untuk perusahaan tersebut.
2. Analisis Investasi a. Investasi Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber dana lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang (Eduardus Tendelilin, 2010: 2). Seorang investor membeli saham saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham ataupun sejumlah dividen di masa yang akan datang, sebagai imbalan atas waktu dan risiko yang terkait dengan investasi tersebut. Pihak-pihak yang melakukan investasi disebut investor. Investor pada umumnya bisa digolongkan menjadi dua, investor individual (individual retail investors) dan investor institusional (institutional investors). Investor individual terdiri dari individu-individu yang melakukan aktivitas investasi. Sedangkan investor institusional biasanya terdiri dari perusahaan-perusahaan asuransi, lembaga penyimpan dana,
lembaga dana pensiun maupun perusahaan investasi (Eduardus Tendelilin, 2010: 2-3). Keputusan investasi seorang investor merupakan keputusan yang telah dipertimbangkan dengan bantuan informasi-informasi penting mengenai pasar dan perusahaan. Investor yang tertarik dengan suatu perusahaan akan mencari informasi mengenai perusahaan yang bersangkutan dan menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut, salah satunya dengan membeli saham. Dari dalam perusahaan, penjualan saham merupakan indicator untuk mengukur keputusan investasi atas perusahaan yang dilakukan oleh para investor.
b. Saham Saham adalah dasar dari investasi lain seperti reksadan, unit link, index dan option. Oleh karena itu kita harus memahai dengan baik dari mana saham itu berasal, siapa yang menerbitkan saham, di mana saham itu di Indonesia diperdagangkan, dan lain sebagainya (Ryan Filbert Wijaya, 2012: 1). Bursa Efek Indonesia, 2010 dalam Mutiara Tresna, 2011 menjelaskan bahwa saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrument investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat
keuntungan yang menarik. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Saham (stock atau share) adalah tanda kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas dalam bentuk selembar kertas yang diterbitkan oleh suatu perusahaan sebagai surat berharga. Porsi kepemilikan investor bergantung pada seberapa besar penyertaan yang ditanamkan pada suatu perusahaan. Keuntungan bagi investor yang membeli saham adalah mendapatkan dividend dan capital gain. Salah satu syarat sebuah Perseroan Terbatas (PT) sesuai dengan Undang-Undang PT No. 1 Tahun 1995 adalah memiliki sejumlah saham dan sesuai dengan klasifikasinya. Saham adalah sebuah bukti investasi/ kepemilikan seseorang dalam usaha perusahaan tersebut. Saham sesuai dengan klasifikasinya terbagi menjadi 2 jenis (Ryan Filbert Wijaya, 2012: 2), yaitu: i) Saham Biasa Adalah saham yang tidak memiliki hak lebih selain hak umum yaitu mendapatkan pembagian keuntungan sesuai dengan jadwal
pembagian keuntungan yang akan dirapatkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). ii) Saham Khusus Adalah saham yang memiliki hak khusus dalam perusahaan (misalnya: mendapat pembagian keuntungan perusahaan terlebih dahulu dibandingkan pemilik saham lainnya). Saham
biasa
(selanjutnya
akan
disebut-saham)
memiliki
keunggulan dibandingkan saham khusus, yaitu dapat dipindah tangankan secara bebas kepada pihak lain sehingga dapat diperjual belikan dalam suatu wadah yang disebut bursa saham (Pada perusahaan Tbk). Di Indonesia saat ini hanya terdapat satu bursa, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI). Di BEI terjadi mekanisme jual dan beli saham-saham yang hanya dimiliki oleh perusahaan Perseroan Terbatas dengan status terbuka. Terbuka (Tbk) adalah perusahaan dengan bentuk perseroan terbatas serta berstatus perusahaan public (Go Public).
c. Return Saham Return saham adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atau suatu investasi yang dilakukan (Ang, 1997 dalam Desy dan Astohar, 2012). (Husnan, 1994 dalam Desy dan Astohar, 2012) juga menyatakan bahwa return saham merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Investasi harus benar-benar menyadari bahwa di samping akan memperoleh keuntungan tidak menutup kemungkinan mereka akan mengalami kerugian.
Keuntungan atau kerugian tersebut sangat dipengaruhi oleh kemampuan investor menganalisis keadaan harga saham rnerupakan penilaian sesaat yang dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk diantaranya kondisi (performance) dari perusahaan, kendala-kendala eksternal, kekuatan penawaran dan permintaan saham di pasar, serta kemampuan investor dalam menganalisis investasi saham. Return saham merupakan kelebihan harga jual saham di atas harga belinya. Semakin tinggi harga jual saham di atas harga belinya, maka semakin tinggi pula return yang di peroleh investor. Apabila seorang investor menginginkan return yang tinggi maka ia harus bersedia menanggung
risiko
lebih
tinggi,
demikian
pula
sebaliknya
bila
menginginkan return rendah maka risiko yang akan ditanggung juga rendah (Desy dan Astohar, 2012). Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan dimasa mendatang. Return realisasi merupakan return yang telah terjadi, dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return historis ini berguna sebagi dasar penentuan return ekspektasi dan risiko di masa mendatang (Ang, 1997 dalam Desy dan Astohar, 2012). Investasi yang dilakukan investor diasumsikan selalu didasarkan pada pertimbangan yang rasional sehingga berbagai jenis informasi diperlukan untuk pengambilan keputusan investasi (Sakti, 2010). Menurut Jogiyanto
(2009:199), return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Dengan demikian, rumus return saham menurut Jogiyanto (2009: 201) : (Rt) = Pt – Pt-1 Pt-1 Dimana : Rt = Return saham perusahaan pada waktu (t) Pt = Price, yaitu harga untuk waktu (t) Pt-1 = Price, yaitu harga untuk waktu sebelumnya (t – l)
3. Opini Auditor, Kualitas Audit dan Laba Bersih a. Opini Audit Laporan audit penting sekali dalam suatu proses audit karena laporan audit menginformasikan bagi pemakai informasi mengenai apa yang dilakukan auditor dan kesimpulan apa yang diperolehnya. Laporan audit berisi opini audit yang menilai kewajaran laporan keuangan perusahaan. Salah satu manfaat opini audit bagi pengguna laporan keuangan dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk pengambilan keputusan investasi oleh investor dan pemberian kredit oleh kreditur serta keputusan lain dari pengguna laporan keuangan lainnya (Vivin, Bambang dan Zaki, 2013). Untuk opini yang digunakan dalam penelitian ini adalah Unqualified opinion/ Wajar tanpa pengecualian (WTP) dan Unqualified Opinion with explanatory language / Tanpa Pengecualian dengan Bahasa
Penjelas seperti penelitian Meiden tahun 2008 yang meneliti dengan judul pengaruh pendapat auditor wajar tanpa pengecualian dan pendapat auditor wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan terhadap return dan volume perdagangan saham pada industri non-manufaktur yang terdaftar di BEI dalam (Arie Wicaksono, 2012). Menurut Standar Profesional Akuntan Publik per 31 Maret 2011 (PSA 29 SA Seksi 508), ada lima jenis pendapat akuntan, yaitu: (Sukrisno Agoes, 2012:75) i) Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion) yaitu jika auditor telah melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan standar auditing yang ditentukan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, seperti yang terdapat dalam stndar professional akuntan publik, dan telah mengumpulkan bahan-bahan pembuktian (audit evidence) yang cukup untuk mendukung opininya, serta tidak menemukan adanya kesalahan material atas penyimpangan dari SAK/ETAP/IFRS, maka
auditor
dapat
memberikan
pendapat
wajar
tanpa
pengecualian. Dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, auditor menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar , dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas suatu entitas sesuai dengan SAK/ETAP/IFRS. ii) Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelas yang Ditambahkan dalam laporan Audit Bentuk Baku (Unqualified
Opinion with explanatory language) yaitu pendapat ini diberikan jika terdapat keadaan tertentu yang mengharuskan auditor menambahkan paragraph penjelas (atau bahasa penjelas lain) dalam laporan audit meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian yang dinyatakan oleh auditor. iii)Opini Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion) yaitu kondisi tertentu mungkin memerlukan pendapat wajar dengan pengeculian. Pendapat wajar dengan pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas sesuai dengan SAK/ETAP/IFRS, kecuali untuk dampak hal yang berkaitan dengan yang dikecualikan. iv) Opini Tidak Wajar (Adverse Opinion) yaitu suatu pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas sesuai dengan SAK/ETAP/IFRS. Apabila auditor menyatakan pendapat tidak wajar, ia harus menjelaskan dalam paragraph terpisah sebelum paragraf pendapat dalam laporannya (a) semua alasan yang mendukung pendapat tidak wajar, dan (b) dampak utama hal yang menyebabkan pemberian pendapat tidak wajar terhadap posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas, jika secara praktis untuk
dilaksanakan. Jika dampak tersebut tidak dapat ditentukan secara beralasan, laporan audit harus menyatakan hal itu. v) Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer of opinion) yaitu suatu pernyataan tidak memberikan pendapat menyatakan bahwa auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Auditor dapat tidak menyatakan suatu pendapat bilamana ia tidak dapat merumuskan atau tidak merumuskan suatu pendapat tentang kewajaran laporan keuangan sesuai SAK/ETAP/IFRS. Jika auditor menyatakan tidak memberikan pendapat, laporan auditor harus memberikan pendapat, laporan auditor harus memberikan semua alasan substantif yang mendukung pernyataannya tersebut.
a) Jenis –jenis Auditor Auditor dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu (Wikipedia.org): (i) Auditor Pemerintah adalah auditor yang bertugas melakukan audit atas keuangan pada instansi-instansi pemerintah. Di Indonesia, auditor pemerintah dapat dibagi menjadi dua yaitu: (a) Auditor Eksternal Pemerintah yang dilaksanakan oleh Badan Pemeriksa keuangan (BPK) sebagai perwujudan dari Pasal 23E ayat (1) Undang-undang Dasar 1945 yang berbunyi Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan satu badan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri.. ayat (2) Hasil pemeriksa keuangan negara
diserahkan
kepada
Perwakilan Daerah,sesuai
Dewan
Daerah, dengan
dan
Perwakilan Dewan
Rakyat,
Dewan
Perwakilan
Rakyat
kewenangannya.
Badan
Pemeriksa
Keuangan merupakan badan yang tidak tunduk kepada pemerintah, sehingga diharapkan dapat bersikap independen. (b)Auditor Internal Pemerintah atau yang lebih dikenal sebagai Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah (APFP) yang dilaksanakan
oleh
Badan
Pengawasn
Keuangan
dan
Pembangunan (BPKP), Inspektorat Jenderal Departemen/LPND, dan Badan Pengawasan Daerah.
ii) Auditor Intern merupakan auditor yang bekerja pada suatu perusahaan dan oleh karenanya berstatus sebagai pegawai pada perusahaan tersebut. Tugas utamanya ditujukan untuk membantu manajemen perusahaan tempat dimana ia bekerja.
iii)Auditor Independen atau Akuntan Publik adalah melakukan fungsi pengauditan atas laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan. Pengauditan ini dilakukan pada perusahaan terbuka, yaitu perusahaan yang go public, perusahaan-perusahaan besar dan juga perusahaan kecil serta organisasi-organisasi yang tidak bertujuan mencari laba. Praktik akuntan publik harus dilakukan melalui suatu Kantor Akuntan Publik (KAP).
b. Kualitas Audit Seorang auditor memiliki prinsip etika yang harus ditaati, seperti tanggung
jawab
profesi,
integritas,
obyektivitas,
independensi,
kerahasiaan, dan lain-lain. Tanggung jawab profesi adalah sikap auditor yang selalu bertanggung jawab untuk mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat, dan tanggung jawab mengatur diri sendiri. Integritas adalah sikap auditor yang jujur sesuai dengan tujuan profesionalnya (Isasari Kurniani, 2012) Obyektivitas adalah sikap auditor yang bebas dari benturan kepentingan dan mengambil keputusan berdasarkan fakta. Independensi adalah sikap auditor yang tidak mudah dipengaruhi dan tidak memihak. Kerahasiaan adalah sikap auditor yang menghormati informasi klien dan tidak mengungkapkan informasi tanpa persetujuan klien. Sikap-sikap ini harus dimiliki oleh seorang auditor. Auditor mengungkapkan kualitasnya sebagai akuntan publik jika dapat memegang prinsip etika dengan baik dalam melaksanakan jasa auditnya. Banyak indikator untuk mengukur kualitas audit. Salah satunya dengan mengetahui ukuran kantor akuntan publik. Kantor akuntan publik yang termasuk di dalam Big4 dipercaya merupakan kantor akuntan public yng berkualitas karena pengalaman dan profesinalitasnya. Kantor akuntan public yang besar memiliki jumlah klien dan jumlah penghasilan yang besar pula. Kualitas audit dalam penelitian ini merupakan proses audit yang dilakukan oleh KAP Big Four maupun KAP non Big Four
periode saat ini. Pengukuran kualitas audit dalam penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh (Hussainey, 2009 dalam Muhammad Husni Nurrohman dan Zulaikha, 2013) yaitu menggunakan variabel dummy. Variabel dummy adalah variabel yang berukuran kategori dengan member kode 0 (nol) untuk kelompok yang disebut dengan excluded group dan memberi kode 1(satu) untuk kelompok yang disebut dengan included group (Ghozali, 2013:178). Excluded group merupakan kelompok yang tidak termasuk dalam kategori yaitu kantor akuntan publik non Big Four, sedangkan included group merupakan kelompok yang termasuk dalam kategori yaitu kantor akuntan publik Big Four. Perusahaan yang ada merupakan perusahaan yang bervariasi. Perusahaan memiliki kegiatan operasionalnya masing-masing yang tentu saja memiliki segmen pasar yang berbeda-beda. Prosedur audit yang harus dilakukan saat mengaudit pun berbeda-beda. Auditor yang menerima perikatan audit dari perusahaan-perusahaan yang berbeda operasional harus memilik kemampuan menyesuaikan prosedur audit sesuai dengan kegiatan operasional perusahaan.
c. Laba Bersih Laba bersih adalah kelebihan seluruh pendapatan atas seluruh biaya untuk suatu periode tertentu setelah dikuarangi pajak penghasilan yang disajikan dalam bentuk laporan laba rugi. Para akuntan menggunakan istilah net income untuk menyatakan kelebihan pendapatan atas biaya dan
istilah net loss untuk menyatakan kelebihan biaya atas pendapatan (Ama Perdana, 2011). Laba bersih yang meningkat dapat menginformasikan bahwa perusahaan berhasil meningkatkan kinerja manajemennya dimana hal tersebut akan memberikan good news pada perusahaan, maka harga saham pun ikut meningkat, sehingga return yang didapat perusahaan lebih tinggi dari sebelumnya (Ni Putu Putriani, 2014). Hasil laba merupakan bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada satu periode akuntansi yang menjelaskan unsur – unsur pendapatan dan beban perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba atau rugi bersih. Untuk menentukan keputusan investasinya, calon investor perlu menilai perusahaan dari segi kemampuan untuk memperoleh laba bersih sehingga
diharapkan
perusahaan
dapat
memberikan
tingkat
pengambalian yang tinggi. Laba bersih (net income) dapat dijadikan ukuran kinerja perusahaan selama satu periode tertentu. Earning merupakan suatu ukuran berupa besar harta yang masuk (pendapatan dan keuntungan) melebihi harta yang keluar (beban dan kerugian).
4. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu oleh Vivin Fitryani, Bambang Subroto, Zaki Baridwan tahun 2013 dengan judul “Persepsi Pengguna Laporan Keuangan atas Opini Audit” yang menggunakan variabel dummy untuk variabel opini audit dan opini yang digunakan pada penelitian tersebut adalah wajar tanpa pengecualian (WTP) dengan opini wajar dengan pengecualian (WDP) karena kedua opini tersebut merupakan opini yang paling serinng muncul di kenyataannya (Carcello dan Palmrose 1994 dalam Vivin 2013). Dan mempunyai hasil kesimpulan dalam penelitiannya yaitu Berdasarkan konsep dan teori yang telah dikembangkan untuk menurunkan hipotesis dan hasil pengujian serta pembahasan, didapatkan simpulan pertama, bahwa ada perbedaan persepsi investor terhadap laporan keuangan yang tanpa opini audit dan laporan keuangan dengan opini audit di Indonesia. Penelitian terdahulu lainnya oleh Arnold Schneider *, Bryan K. Church tahun 2007 dengan judul “The effect of auditors’ internal control opinions on loan decisions” dengan hasil kesimpulan yang menyatakan bahwa pendapat pengendalian internal yang merugikan dapat merusak jaminan disediakan oleh pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan secara keseluruhan dan memiliki negatif mempengaruhi penilaian pemberi pinjaman. Penelitian terdahulu oleh Isasari Karuniani Gusti, Endang Kiswara tahun 2012 dengan judul penelitian “Analisis Hubungan Antara Opini Auditor dan Kualitas Audit dengan Penjualan Saham Institusonal” dengan
menggunakan indikator kualitas audit yaitu ukuran KAP, lama perikatan, dan spesialisasi auditor dan yang menjadi acuan disini yaitu variabel opini auditor dan kualitas audit dengan ukuran KAP. Hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa pada uji Fhit 0.355 dengan signifikansi 0.841 yang berarti bahwa H0 tidak dapat ditolak dan hasil ukuran KAP pada uji beda t dengan menggunakan uji leven’s test mendapatkan hasil Fhit
9.216 dengan
signifikansi 0.03 dan T-test for equality of Means Fhit -2.079 dengan signfikansi 0.038 yang berarti bahwa H0 ditolak. Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa opini auditor tidak membuat perbedaan terhadap penjualan saham dan kualitas audit ukuran KAP membuat [erbedaan terhadap penjualan saham. Penelitian terdahulu oleh Ni Putu Putriani dan I Made Sukartha dengan penelitiannya “Pengaruh Arus Kas dan Laba Bersih Pada Return Saham Perusahaan LQ-45” tahun 2014 dengan kesimpulan bahwa Penelitian ini memiliki kesimpulan, yaitu laba bersih berpengaruh positif dan signifikan pada return saham perusahaan LQ-45 yang terdaftar di BEI selama tahun 2009-2011. Penelitian oleh Muhammad Husni Nurrohman, Zulaikha tahun 2013 dengan judul “Pengaruh Earning Per Share, Return Saham, Kualitas Audit dan Hasil Laba terhadap Return Saham Satu Tahun ke Depan” mendapakan hasil kesimpulan yang menyatakan bahwa EPS dan laba operasional tidak berpengaruh signnifikan terhadap return saham satu tahun ke depan dan
kualitas audit berpengaruh positif terhadap return saham satu tahun ke depan. Penelitian terdahulu dengan judul “Pengaruh Arus Kas dan Laba Bersih terhadap Retrun Saham Pada Perusahaan LQ 45 Yang Terdaftar di BEI” oleh Fani Nurul tahun 2013, menyatakan hasil penelitian bahwa Laba Bersih tidak berpengaruh terhadap return saham. Dan juga dalam penelitian terdahulu dengan judul “The Effect of Auditors Opinions on Share Prices and Return in Tehran Stock Exchange” oleh Saeid Anvarkhatibi, Mohammadreza Safashur dan Jamal Mohammadi tahun 2012 dengan menyatakan kesimpulan bahwa dalam penelitian ini bahwa opini auditor berpengaruh terhaap harga saham dan return saham (This research was done with the purpose of showing the effect of auditor’s opinions on shares and stock prices and the conclusion is auditors opinion have effects on share prices and share return). Beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh peneliti lain digambarkan pada table di bawah ini :
Table 2.1 Penelitian Terdahulu No 1
Penelitian Persepsi Pengguna Laporan Keuangan atas Opini Audit Vivin Fitryani, Bambang Subroto, Zaki Baridwan (2013)
Variabel x: pengguna laporan keuangan y: opini audit
Hasil Penelitian Berdasarkan konsep dan teori yang telah dikembangkan untuk menurunkan hipotesis dan hasil pengujian serta pembahasan, didapatkan simpulan pertama, bahwa ada perbedaan persepsi investor terhadap laporan keuangan yang tanpa opini audit dan laporan keuangan dengan opini audit di Indonesia
2
3
4
5
6
7
The effect of auditors’ internal control opinions on loan decisions Arnold Schneider *, Bryan K. Church (2007)
Analisis Hubungan Antara Opini Auditor dan Kualitas Audit dengan Penjualan Saham Institusonal. Isasari Karuniani Gusti, Endang Kiswara (2012) Pengaruh Kas Bebas dan laba Bersih pada Return Saham Perusahaan LQ45 Ni Putu Putriana, I Made Sukartha (2014)
Pengaruh Earning Per Share, Return Saham, Kualitas Audit dan Hasil Laba terhadap Return Saham Satu Tahun ke Depan Muhammad Husni Nurrohman, Zulaikha (2013) The Effect of Auditors Opinions on Share Prices and Return in Tehran Stock Exchange Saeid Anvarkhatibi, Mohammadreza Safashur, dan Jamal Mohammadi (2012) Pengaruh Arus Kas dan Laba Bersih terhadap Return Saham pada Perusahaan LQ 45 Fani Nurul (2013)
x : opini auditor internal y : keputusan peinjaman atau kredit
Kami menyarankan bahwa pendapat pengendalian internal yang merugikan dapat merusak jaminan disediakan oleh pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan secara keseluruhan dan memiliki negatif mempengaruhi penilaian pemberi pinjaman.
x: oipni auditor, kualitas audit y: penjualan saham
Hasil analisis ini menunjukkan bahwa kualitas audit yang menggunakan indicator ukuran KAP membuat perbedaan terhadap keputusan investasi investor. Sedangkan opini audit tidak membuat perbedaan terhadap penjualan saham.
x: arus kas, laba bersih y: Return Saham
x: EPS, return saham, kualitas audit, hasil laba y: return saham
Penelitian ini memiliki dua kesimpulan yaitu, arus kas bebas tidak berpengaruh pada return saham perusahaan LQ-45 yang terdaftar di BEI selama tahun 20092011 dan laba bersih berpengaruh positif dan signifikan pada return saham perusahaan LQ-45 yang terdaftar di BEI selama tahun 2009-2011. Hasil penelitian menunjukan bahwa EPS dan laba operasional tidak berpengaruh signnifikan terhadap return saham satu tahun ke depan dan kualitas audit berpengaruh positif terhadap return saham satu tahun ke depan.
x: Auditors Opinions y: Share Prices and Return
Hasil penelitian menyatakan bahwa opini auditor mempunyai pengaruh terhadap harga dan return saham
x: Arus Kas dan Laba Bersih y: Return Saham
Hasil penelitian menyatakan bahwa laba bersih tidak mamiliki pengaruh terhadap Return Saham
Sumber: Dari beberapa jurnal
B. Rerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis 1. Rerangka Penelitian dan Pengembangan Hipotesis a) Opini Auditor terhadap Return Saham Tujuan perusahaan mengaudit laporan keuangannya adalah untuk mendapatkan pendapat wajar dari auditor eksternal yang tidak terlibat dalam operasional perusahaan dan berada dalam posisi netral. Laporan audit juga bertujuan untuk menjaga citra perusahaan di mata publik. Semakin baik citra perusahaan di mata masyarakat semakin banyak pihak yang ingin menanamkan modalnya di perusahaan tersebut semakin banyak investor yang tertarik menanamkan modalnya dan semakin besar return yang akan diterima oleh para investor (Isasari Kurniani Gusti dan Endang Kiswara, 2012). Sesuai dengan penelitian terdahulu dengan judul Analisis Hubungan Opini Auditor dan Kualitas Audit dengan “Penjualan Saham Institusional” oleh Isasari Kurniani Gusti dan Endang Kiswara tahun 2012 dengan hasil penelitian bahwa opini auditor tidak membuat perbedaan terhadap penjualan saham atau opini auditor tidak berpengaruh terhadap penjualan saham. Dan juga dalam penelitian terdahulu dengan judul “The Effect of Auditors Opinions on Share Prices and Return in Tehran Stock Exchange” oleh Saeid Anvarkhatibi, Mohammadreza Safashur dan Jamal Mohammadi tahun 2012 dengan menyatakan kesimpulan bahwa dalam penelitian ini bahwa opini auditor berpengaruh terhaap harga saham dan return
saham (This research was done with the purpose of showing the effect of auditor’s opinions on shares and stock prices and the conclusion is auditors opinion have effects on share prices and share return). Dengan didasarkan penelitian terdahulu dengan variabel yang akan di uji adalah opini auditor dengan menyatakan hasil penelitian bahwa opini audit terhadap penjualan saham tidak membuat perbedaan dan tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap return saham atau bisa dikatakan bahwa dengan dasar penelitianpenelitian terdahulu di atas, maka di sini penulis ingin meneliti dengan variabel yang sama yaitu opini auditor terhadap return saham. Apakah hasil penelitian nanti akan memiliki hasil yang sama atau memiliki hasil yang berbeda. Maka rumusan hipotesisnya adalah : H1: Opini auditor berpengaruh terhadap return saham
b) Kualitas Audit terhadap Return Saham Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah badan usaha yang telah mendapatkan izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi akuntan public dalam memberikan jasanya. Klien dan pihak ketiga pun akan mempercayai kantor akuntan public berdasarkan kualitas yang diberikan oleh kantor akuntan public tersebut. Kantor akuntan public yang mengaudit laporan keuangan suatu perusahaan dengan berkualitas akan menjadi daya tarik bagi investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan yang bersangkutan karena informasi
keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan lebih dipercaya (Isasari Kurniani Gusti dan Endang Kiswara, 2012). Hussainey, 2009 dalam Muhammad Husni Nurrohman dan Zulaikha, 2013 menyatakan bahwa kantor akuntan besar menyediakan kualitas laporan keuangan yang lebih tinggi daripada kantor akuntan kecil. Dengan demikian, investor dapat mengantisipasi laba masa depan hingga satu tahun ke depan untuk perusahaan yang laporan keuangannya diaudit oleh kantor akuntan publik Big Four. Hal ini berarti bahwa kualitas audit kantor akuntan publik Big Four mempunyai kemampuan yang lebih tinggi untuk menghasilkan informasi laba yang berkualitas yaitu informasi laba yang tidak terlambat dilaporkan dan wajar dalam penyajiannya. Penelitian terdahulu dengan penelitian “Pengaruh Earning Per Share, Return Saham, Kualitas Audit dan Laba Terhadap Return Saham Satu Tahun Ke Depan” oleh Muhammad Husni Nurrohman dan Zulaikha tahun 2013 dengan menyatakan hasil bahwa kualitas audit berpengaruh positif terhadap return saham satu tahun ke depan. Dan hasil penelitian terdahulu lainnya dengan “Analisis Hubungan Opini Auditor dan Kualitas Audit dengan Penjulan Saham” oleh Isasari Kurninani Gusti dan Endang Kiswara tahun 2012 yang mendapatkan hasil penelitian dengan variabel kualitas audit adalah bahwa
kualitas
audit
dengan
mempengaruhi penjualan saham.
indicator
ukuran
KAP
tidak
Dengan didasarkan penelitian-penelitan terdahulu dengan variabel yang akan di uji adalah kualitas audit dengan menyatakan hasil penelitian ada yang menyatakan hasil positif atau berpengaruh dan ada menyatakan hasil penelitian negatif, maka di sini penulis ingin meneliti dengan variabel yang sama yaitu kualitas audit terhadap return saham. Apakah hasil penelitian nanti akan memiliki hasil yang sama atau memiliki hasil yang berbeda. Maka rumusan hipotesisnya adalah: H2: Kualitas audit berpengaruh terhadap return saham
c) Laba Bersih terhadap Return Saham Laba bersih yang terkandung dalam laporan laba rugi merupakan komponen yang sangat berpengaruh pada saham. Hal ini dikarenakan saham dipengaruhi oleh kinerja keuangan suatu emiten. Jika laba perusahaan meningkat , maka saham perusahaan tersebut pun akan naik, sebaliknya jika perusahaan merugi, maka sham perushaan tersebut akan turun (Ni Putu Putriani dan I Made Sukartha, 2014) Laba
bersih
memengaruhi
minat
para
investor
dalam
menanamkan investasi suatu perusahaan tersebut. Hal ini dikarenakan, jika laba suatu perusahaan tinggi, maka pembagian dividen perusahaan itu cenderung meningkat, maka investor pun akan lebih berminat dalam menanamkan investasinya, seperti misalnya dalam
bentuk saham. Laba bersih yang meningkat dapat menginformasikan bahwa perusahaan berhasil mengingkatkan kinerja manajemennya dimana hal tersebut akan memberikan good news pada pelaku pasar. Jadi, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi laba bersih yang dimiliki perusahaan, maka harga saham pun ikut meningkat, sehingga return yang didapat perusahaan lebih tinggi dari sebelumnya. Sesuai dengan penelitian terdahulu dengan judul “Pengaruh Arus Kas dan Laba Bersih pada Return Saham Perusahaan LQ45” oleh Ni Putu Putriani dan I Made Sukartha tahun 2014 dengan hasil penelitian bahwa laba bersih berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Dan juga penenlitian terdahulu dengan penelitian “Pengaruh Earning Per Share, Return Saham, Kualitas Audit dan Laba Terhadap Return Saham Satu Tahun Ke Depan” oleh Muhammad Husni Nurrohman dan Zulaikha tahun 2013 dengan menyatakan hasil bahwa laba bersih terhadap return saham berpengaruh positif terhadap return saham. Tetapi dalam penelitian dengan judul “Pengaruh Arus Kas dan Laba Bersih terhadap Retrun Saham Pada Perusahaan LQ 45 Yang Terdaftar di BEI” oleh Fani Nurul tahun 2013, menyatakan hasil penelitian bahwa Laba Bersih tidak berpengaruh terhadap return saham. Dengan didasarkan penelitian-penelitian terdahulu dengan variabel yang akan di uji adalah laba bersih dengan menyatakan hasil penelitian bahwa laba bersih terhadap return saham berpengaruh
positif dan signifikan, maka di sini penulis ingin meneliti dengan variabel yang sama yaitu laba bersih terhadap return saham. Apakah hasil penelitian nanti akan memiliki hasil yang sama atau memiliki hasil yang berbeda. Maka rumusan hipotesisnya adalah: H3: Laba bersih tidak berpengaruh terhadap return saham
2. Model Penelitian Penelitian ini meneliti mengenai pengaruh Opini Auditor, kualitas audit dan laba bersih terhadap return saham pada perusahaan manufaktur dalam bidang food and beverage untuk mencari tahu seberapa besar pengaruh yang dimiliki oleh opini auditor dan laporan auditan terhadap return saham, kualitas audit yang dilihat dari ukuran KAP yang digunakan oleh perussahaan terhadap return saham serta laba bersih yang dilihat dari laporan keuangan di posisi laporan ekuitas terhadap return saham. Maka penulis melakukan penelitian ini dengan melakukan analisis laporan keuangan yang sudah diaudit untuk melihat laporan auditan yaitu oipini audit, ukuran KAP serta laporan ekuitas untuk menganalisis laba bersih perusahaan. Dan meneliti jumlah lembar saham yang diterbitkan oleh perusahaan serta harga saham untuk mengukur pengembalian saham menanamkan sahamnya.
(return
saham) bagi
para investor
yang
Dan rerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Opini Auditor
Kualitas Audit
Laba Bersih
H1
H2
Return Saham
H3
Gambar 2.1 Model Konseptual Penelitian
H2