BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
A.
Kajian Pustaka
1.
Teori Sinyal (Signaling Theory) Menurut Butarbutar (2011) Signalling theory menekankan kepada
pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar perusahaan. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi. Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk mengurangi asimetri informasi. Manajer memberikan informasi melalui laporan keuangan bahwa mereka menerapkan kebijakan akuntansi konservatisme yang menghasilkan laba yang lebih berkualitas karena prinsip ini mencegah perusahaan meningkatkan laba dan membantu pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva yang tidak overstate. Integritas informasi laporan keuangan yang mencerminkan nilai perusahaan merupakan sinyal positif yang dapat memengaruhi opini investor dan kreditor atau pihak-pihak lain yang berkepentingan. Laporan keuangan seharusnya memberikan
12
13
informasi yang berguna bagi investor dan kreditor untuk membuat keputusan investasi, kredit dan keputusan sejenis. Dalam signaling 11 theory, pengeluaran investasi memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga meningkatkan harga saham sebagai indikator nilai perusahaan. “Peningkatan hutang diartikan oleh pihak luar tentang kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban di masa yang akan datang atau adanya risiko bisnis yang rendah, hal tersebut akan direspon secara positif oleh pasar” (Brigham, 1999). Perusahaan yang melakukan publikasi laporan keuangan auditan akan memberikan informasi kepada pasar dan diharapkan pasar dapat merespon informasi sebagai suatu sinyal yang baik atau buruk. Sinyal yang diberikan pasar kepada publik akan mempengaruhi pasar saham khususnya harga saham perusahaan. Jika sinyal perusahaan menginformasikan kabar baik pada pasar, maka dapat meningkatkan harga saham sebaliknya jika sinyal perusahaan menginformasikan kabar buruk maka harga saham perusahaan akan mengalami penurunan. Dengan demikian, semakin panjang jangka waktu audit laporan keuangan menyebabkan pergerakan harga saham tidak stabil, sehingga investor mengartikannya
sebagai
audit
delay
karena
perusahaan
tidak
segera
mempublikasikan laporan keuangan, yang kemudian berdampak pada penurunan harga saham perusahaannya. Esterini (2013). B.
Teori Investasi Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan
dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu
14
bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan dimasa depan. Terkadang, investasi disebut juga sebagai penanaman modal. Berdasarkan teori ekonomi investasi berarti pembelian (dan produksi) dari modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang. Beberapa cara dalam berinvestasi menurut Fahmi dan Hadi
(2011:7)
dibedakan menjadi 2 yaitu, investasi dalam aktiva riil (real assets) dan investasi dalam bentuk aktiva keuangan (financial assets)”. Jenis investasi aktiva riil merupakan jenis investasi yang memiliki karakteristik yang kurang likuid jika dibandingkan dengan aktiva keuangan, contohnya seperti perak, intan, barangbarang seni dan real estate. Arti dari aktiva keuangan adalah surat-surat berharga yang pada dasarnya merupakan klaim dari aktiva riil yang dikuasa oleh suatu entitas. Investor bisa memanfaatkan pasar uang dan pasar modal suatu negara jika ingin berinvestasi. Sebelum melaksanakan suatu investasi di pasar modal, seorang investor yang rasional pasti akan memperhitungkan segalanya terlebih dahulu, dari mulai keuntungan serta resiko dari suatu investasi yang akan ditanamkannya. Pertimbangan dalam menilai tingkat keuntungan dan resiko dapat dianalisis dari laporan keuangan perusahaan yang akan dijadikan lahan untuk berinvestasi. Aktifitas mempelajari data-data industri perusahaan, penjualan, kekayaan, pendapatan produk dan penyerapan pasar, evaluasi manajemen perusahaan, membandingkan dengan pesaingnya, memperkirakan nilai intrinsik dari saham perusahaan
disebut analisis fundamental (Ahmad, 2011:81). Berbeda dengan
analisis teknikal yang terbatas pada suatu penawaran dan permintaan sekuritas
15
dalam bentuk harga. Faktor-faktor fundamental tersebut berasal dari dalam perusahaan (emiten), industri maupun keadan ekonomi makro. Faktor-faktor ekonomi makro akan mempengaruhi kinerja perusahaan dalam memperoleh profitabilitas yang diinginkan. C. Pasar Modal 1.
Pengertian Pasar Modal Menurut Undang – undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995, Pasar
Modal didefinisikan sebagai berikut : Pasar Modal sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, Perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal menurut Didit (2010:5) adalah : Pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti(saham), reksadana, instrumen derifatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal menurut Fahmi dan Hadi (2011:41) adalah Tempat dimana berbagai pihak khususnya perusahaan menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai tambahan dana atau untuk memperkuat dana perusahaan. Dalam pengertian ini, pasar modal memiliki tujuan normatif mencapai keuntungan yang optimal. Namun demikian, sebagai salah satu pelaku ekonomi
16
nasional pasar modal memiliki fungsi intermediasi yaitu menjembatani antara pihak yang membutuhkan dengan pihak yang memberikan modal. Pasar modal mempunyai peran penting bagi pembagunan ekonomi sekaligus salah satu sumber pembiayaan eksternal. Bagi dunia usaha, selain pasar modal juga merupakan wahana investor dalam maupun luar negeri. Jadi dapat disimpulkan tujuan pasar modal yaitu : “menunjang pelaksanaan pembagunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas ekonomi nasional kearah penigkatan kesejahteraan rakayat” (UU No. 88 Th. 1995). D.
Saham
1.
Pengertian Saham Menurut Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal, menyatakan : Saham merupakan penyertaan modal pemegang saham dalam suatu perseroan terbatas, pemegang saham merupakan pemilik perseroan terbatas, besarnya kepemilikan pemegnag saham atas perseroan ditentukan besarnya penyertaan bersangkutan terhadap modal perseroan. Menurut Joko (2010:64) Saham adalah bukti kepemilikan seseorang terhadap sebuah perusahaan. Menurut (Fahmi dan Hadi, 2011:68) Saham yaitu tanda bukti penyertaan kepemilikan modal/dana pada suatu perusahaan.
17
Kepemilikan saham oleh investor berarti bahwa investor tersebut mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan, setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban perusahaan. 2.
Jenis-Jenis Saham Saham merupakan instrumen yang paling dominan diperdagangkan dalam
transaksi jual beli di bursa efek. Saham dapat diterbitkan dengan cara atas nama atau atas unjuk. Ada beberapa tipe dari saham : a.
Saham Biasa (Common Stock) saham ini biasanya saham biasa hanya memiliki satu jenis tapi dalam beberapa kasus terdapat lebih dari satu, tergantung dari kebutuhan perusahaan. Saham biasa memiliki beberapa jenis seperti kelas A, kelas B, dan kelas C. Masing-masing kelas dengan keuntungan dan kerugiannya sendiri-sendiri dan simbol huruf tidak memiliki arti apa-apa.
b.
Saham Preferen (Prefered Stock) saham ini biasanya disebut sebagai saham campuran karena memiliki karakteristik hampir sama dengan saham biasa.
3.
Karakteristik Saham 1. Karakteristik saham biasa a.
Hak suara pemegang Saham, dapat memilih Dewan Komisaris.
b.
Hak didahulukan, bila organisasi penerbit menerbitkan saham baru.
c.
Tanggung jawab terbatas, pada jumlah yang diberikan saja.
18
2. Karakteristik Saham Preferen a. Memiliki berbagai tingkat, dapat diterbitkan dengan karakteristik yang berbeda. b. Tagihan terhadap aktiva dan pendapatan, memiliki prioritas lebih tinggi dari saham biasa dalam hal pembagian deviden. c. Deviden Kumulatif, bila belum dibayarkan dari periode sebelumnya maka dapat dibayarkan pada periode berjalan dan lebih dahulu dari saham biasa. d. Konvertibilitas, dapat diukur dengan saham biasa bila kesepakatan antara pemegang saham dan organisasi penerbit terbentuk. 4.
Kategori Saham Bila ditijau dari kinerja perusahaan, saham dapat dikelompokkan menjadi : a.
Blue Chip Stocks, saham biasa yang memiliki reputasi tinggi, sebagai pemimpin dalam industrinya, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar deviden.
b.
Income Stocks, saham suatu emiten dengan kemampuan membayar deviden lebih tinggi dari rata-rata deviden yang dibanyarkan pada tahun sebelumnya.
c.
Growth Stocks, terdiri dari well-known dan lesser-known.
d.
Speculative stocks, saham secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang, namun belum pasti.
19
e.
Cyclical stocks, saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum.
f.
Emerging Growth Stocks, saham yang dikeluarkan oleh emiten yang relatif kecil dan stabil meskipun dalam kondisi ekonomi yang kurang mendukung.(sumber :www.en.wikipedia.org).
g.
Defensive Stocks, saham yang tetap stabil dari suatu periode atau kondisi yang tidak menentu dan resesi.
E.
Nilai Tukar
1.
Pengertian Nilai Tukar Menurut wikipedia bahasa Indonesia, nilai tukar atau dikenal pula sebagai
kurs dalam keuangan adalah : Sebuah perjanjian yang dikenal sebagai nilai tukar mata uang terhadap pembayaran saat kini atau kemudian hari, antara dua mata uang masing-masing negara atau wilayah. Kurs menunjukkan banyaknya uang dalam negeri yang diperlukan untuk membeli satu unit valuta asing tertentu. Menurut Sugeng (2010) kurs valuta asing adalah salah satu alat pengukur lain yang digunakan dlama menilai kekuatan perekonomian. Salah satu faktor penting yang mempengaruhi kurs valuta asing adalah Neraca Perdagangan Internasional. Menurut Salvatore (2008) Nilai Tukar adalah perdagangan antar negara dimana masing-masing negara mempunyai alat tukarnya sendiri mengharuskan adanya angka perbandingan nilai suatu mata uang dengan mata uang lainnya.
20
Naik turunnya nilai tukar mata uang atau kurs valuta asing bisa terjadi dengan berbagai cara, yakni bisa dengan cara dilakukan secara resmi oleh pemerintah suatu negara yang menganut sistem managed floating exchange rate atau bisa juga karena tarik menariknya kekuatan-kekuatan permintaan dan penawaran di dalam pasar (market mechanism) dan lazimnya perubahan nilai tukar mata uang tersebut bisa terjadi karena empat hal, yaitu: 1) Depresiasi (depreciation), yaitu penurunan harga mata uang nasional terhadap berbagai mata uang asing lainnya, yang terjadi karena tarik menariknya kekuatan-kekuatan supply dan demand di dalam pasar (market mechanism). 2) Apresiasi (appreciation), yaitu peningkatan harga mata uang nasional terhadap berbagai mata uang asing lainnya, yang terjadi karena tarik menariknya kekuatan-kekuatan supply dan demand di dalam pasar (market mechanism). 3) Devaluasi (devaluation), yaitu penurunan harga mata uang nasional terhadap berbagai mata uang asing lainnya yang dilakukan secara resmi oleh pemerintah suatu negara. 4) Revaluasi (revaluation), yaitu peningkatan harga mata uang nasional terhadap berbagai mata uang asing lainnya yang dilakukan secara resmi oleh pemerintah suatu negara. Dalam dunia usaha valuta asing, faktor-faktor ketidakpastiaan merupakan faktor dominan. Oleh karena itu, para analis maupun dealer harus membuat prakiraan untuk mengatasinya. Perlu dipahami benar-benar bahwa parkiraan yang dilakukan belum tentu benar, paling tidak diharapkan akan dapat membantu untuk mengetahui kemana gerakan suatu valuta.
21
Jenis-jenis transaksi ataupun jual beli valuta asing terdiri dari : a.
Selling rate (kurs jual) adalah kurs yang ditentukan oleh suau bank atau pedagang valuta asing lainnya untuk penjualan valuta asing tertentu pada saat tertentu.
b.
Middle rate (kurs tengah) adalah kurs tengah antara kurs jual dan kurs beli valuta asing terhadap mata uang nasional, yang ditetapka oleh Bank Central pada suatu saat tertentu.
c.
Buying rate (kurs beli) adalah kurs yang ditentukan oleh suatu bank untuk pembelian valuta asing tertentu pada saat tertentu.
d.
Flat rate (kurs flat) adalah kurs yang berlaku dalam trasaksi jual beli bang notes dan traveler chaque, di mana dalam kurs tersebut terlah diperhitungkan promosi dan biaya lain-lain.
2.
Sistem Nilai Tukar Sistem nilai tukar suatu negara biasanya masuk ke dalam kategori antara
lain : 1) Sistem Tetap (fixed) Pada sistem nilai tukar tetap, nili tukar tetap dibuat konstan ataupun hanya diperbolehkan berfluktuasi dalam kisaran sempit. Bila suatu saat nilai tukar mulai berfluktuasi terlalu besar, maka pemerintah akan melakukan intervensi untuk menjaga agat fluktuasi tetap berada dalam kisaran yang iginkan. 2) Sistem Mengambang (freely floating) Pada sistem nilai tukar ditentukan sepenuhnya oleh pasar tanpa intervensi dari pemerintah. Bila pada sistem ini tetap tidak diperbolehkan adanya
22
fleksibilitas secara penuh. Pada kondisi nilai tukar yang mengambang, nilai tukar akan disesuaikan secara terus-menerus
sesuai dengan kondisi dan
permintaan dari mata uang tersebut. 3) Sistem Mengambang Terkendali (managed floating) Sistem nilai tukar ini berada diantara sistem tetap dan mengambang bebas. Nilai tukar dibiarkan mengambang dari hari ke hari dan tidak ada batasbatasan resmi. Hal ini hampir sama dengan sistem tetap akan tetapi pemerintah sewaktu-waktu dapat melakukan intervensi untuk menghindarkan fluktuasi yang terlalu jauh dari mata uangnya. 4) Sistem Terpatok (pagged) Sistem nilai tukar terikat (pagged exchange rate), di mana mata uang lokal diikatkan nilainya pada sebuah valuta asing atau pada sebuah jenis mata uang tertentu. Nilai mata uang lokal aka mengikuti fluktuasi dari nilai mata uang yang dijadikan ikatan tersebut.
Nilai tukar yang berdasarkan pada kekuatan pasar akan selalu berubah disetiap kali nilai-nilai salah satu dari dua komponen mata uang berubah. Sebuah mata uang akan cenderung menjadi lebih berharga bila permintaan menjadi lebih besar dari pasokan yang tersedia. Nilai akan menjadi berkurang bila permintaan kurang dari suplai yang tersedia.
Peningkatan permintaan terhadap mata uang adalah yang terbaik karena dengan meningkatnya permintaan untuk transaksi uang, atau mungkin adanya peningkatan permintaan uang yang spekulatif. Transaksi permintaan uang akan
23
sangat berhubungan dengan tingkat aktivitas bisnis negara berkaitan, produk domestik bruto (PDB), gross domestic product (GDP) atau gross domestic income (GDI), dan tingkat permintaan pekerja. Semakin tinggi tingkat menganggur pada suatu negara akan semakin sedikit masyarakatnya yang secara keseluruhan akan dapat menghabiskan uang pada belanja pengeluaran untuk pembelian barang dan jasa dan Bank Sentral, di Indonesia dalam hal ini dilakukan oleh Bank Indonesia biasanya akan sedikit kesulitan dalam melakukan penyesuaian pasokan uang yang dalam persediaan untuk mengakomodasi perubahan dalam permintaan uang berkaitan dengan transaksi bisnis.
F.
Indeks Harga Saham Luar Negri Dalam penelitian ini Indeks Saham Luar Negri yang diteliti oleh peneliti
adalah Indeks Dow Jones da Indeks Nikkei 225. 1.
Indeks Dow Jones Indeks Dow Jones Industrial Average merupakan indeks pasar saham
tertua di Amerika. Indeks Dow Jones Industrial Average dikeluarkan pertama kali pada tanggal 26 Mei 1896 oleh editor Wall Street Journal dan Dow Jones & company (en.wikipedia.org). Indeks ini digunakan untuk mengukur performa komponen industri di pasar saham Amerika Serikat, dimana Indeks Dow Jones Industrial Average pada awalnya terdiri dari 12 saham dari berbagai industri terpenting di Amerika Serikat. Sekarang ini pemilihan daftar perusahaan yang berhak tercatat dalam Indeks Dow Jones Industrial Average dilakukan oleh editor dari Wall Street Journal. Pemilihan ini didasarkan pada kemampuan perusahaan, aktivitas ekonomi, pertumbuhan laba dan lain-lain.
24
Perusahaan yang dipilih padaumumnya adalah perusahaan Amerika yang kegiatan ekonominya telah mendunia (en.wikipedia.org). Cara penghitungan indeks Dow Jones sebagai berikut : DJIA = Σ Ps Divisor Dimana Σ Ps adalah jumlah seluruh harga saham dan divisor adalah angka yang ditentukan oleh Dow Jones sebagai pembagi. Angka pembagi ini selalu diperbaharui dan disesuaikan dengan perkembangan pasar yang terjadi seperti stock split, pembayaran dividen, pengumuman bonus, dan berita ekonomi lain, hal ini bertujuan untuk menjaga agar nilai indeks tetap konsisten. Indeks Dow Jones merupakan salah satu dari tiga indeks utama di Amerika Serikat. Indeks yang lain adalah Nasdaq Composite dan Standard & Poor’s 500. Perusahaan yang tercatat di Indeks Dow Jones merupakan perusahaan besar yang telah beroperasi secara global. Sebagai salah satu negara tujuan ekspor Indonesia, pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat. Pengaruh Indeks Dow Jones terhadap IHSG diperkirakan positif dalam arti kenaikan indek Dow Jones akan mengakibatkan naiknya IHSG di Bursa Efek Indonesia hal ini disebabkan oleh adanya sentimen positif dari para investor terhadap kondisi ekonomi dunia. 2.
Indeks Nikkei 225 Pada awal berdirinya Tokyo Stock Exchange (TSE) telah menjadi aktifitas
stock market yang paling berpengaruh di Jepang.Pada masa itu telah
25
diperkenalkan Index Tokyo Stock Market average, yang merupakan hasil perhitungan dari keseluruhan perusahaan yang sahamnya tercatat di TSE. Perhitungan index stok market ini, telah dimulai sejak September 1950, yang pada waktu itu menggunakan metode kalkulasi sama seperti yang digunakan untuk menghitung stock Index Dow Jones. Tetapi pada tahun 1968, Chairman dari TSE yaitu Morinaga, menghentikan model perhitungan index average TSE, dan mencoba untuk mendapatkan model perhitungan yang lebih akurat. Hingga akhirnya pada Juli 1970 Nihon Keizai Shimbun, Inc. mengajukan sistem perhitungan index yang lebih baik, yang hingga kini dikenal dengan nama Nikkei 225 stock index. Index ini merupakan gabungan dari 225 perusahaan yang terpilih, dengan persyaratan tertentu. Perusahaan yang terpilih merupakan perusahaan yang memiliki asset yang besar dan memiliki kredibilitas yang baik di market. Sebagai perusahaan yang memiliki lisensi menghitung index stock market, Nihon Keizai pada tanggal 1 Juli 1971, mengawali perhitungan stock index TSE, yang pada awalnya di launching dengan nama Nihon Shortwave Broadcasting (NSB) 225 Adjusted average, dan lisensinya dimiliki oleh Nihon Shortwave Broadcasting Co., anak perusahaan dari Nihon Keizai Shimbun, Inc. Hinggaakhirnya pada 1 Mei 1985 namanya diubah menjadi Nikkei 225 Stock Average. Sebagai index dari cash market, tentunya Nikkei 225 stock index tidak dapat diperdagangkan, dan hanya menjadi indikator pergerakan index saham secara umum. Untuk itu agar dapat diperdagangkan, dibentuk juga Nikkei 225
26
stock index futures (Berjangka).Yang pada perkembangannya sangat diminati oleh para investor, dari Jepang sendiri maupun investor internasional. Pada tanggal 3 September 1986, secara resmi Singapore International Monetary Exchange (SIMEX) mulai memperdagangkan Nikkei Stock Average Futures trading. Menyusul Osaka Securities Exchange pada tanggal 3 September 1988, dan mulai 25 September 1990, Chicago Mercantile Exchange (CME) juga me-miliki lisensi untuk memperdagangkan Nikkei 225 stock index futures. Index Futures diperdagangkan untuk penyerahan dimasa yang akan datang, seperti kontrak Futures lainnya. Misalnya: bulan – bulan perdagangan untuk Nikkei Stock Index Futures 225 termasuk bulan saat itu (spot month), dan setiap triwulan yang akan datang. Futures tersebut diperdagangkan dengan margin yang berfungsi sebagai jaminan agar investor memenuhi kewajibannya.Pembeli diwajibkan terlebih dahulu untuk membayar sejumlah margin pada saat mereka telah mengambil suatu posisi. Sejak dibentuknya, ke-225 perusahaan yang menjadi indikator Nikkei tidaklah bersifat permanen dan dapat berubah, dan sebuah perusahaan yang terdaftar di Nikkei stock average dapat di hapus dan digantikan oleh perusahaan lain yang lebih memenuhi syarat. Dengan berbagai kritik dan saran dari market, dan perkembangan kondisi ekonomi dan moneter internasional, pada tanggal 14Desember 1990, diterapkan sistem seleksi yang lebih ketat dan akurat. Saat ini, Nikkei adalah indeks yang paling banyak digunakan sebagai panduan bagi investor ketika akan berinvestasi (www.en.wikipedia.org). Indeks ini dibuat untuk mencerminkan kondisi pasar saham, oleh karena itu pergerakan
27
setiap indeks sektor industri dinilai setara dan tidak ada pembobotan yang lebih untuk sektor-sektor industri tertentu (www.nni.nikkei.co.jp). Berbagai macam event yang terjadi di pasar saham Tokyo seperti stock splits, perpindahan dan penambahan dari saham yang beredar akan memberikan dampak atas perhitungan indeks dan bilangan pembaginya (divisor). Metode
Perhitungan
Indeks
Nikkei
225
menggunakan
rumus
sebagaiberikut: NIKKEI =
Σ Ps Divisor
Dimana Σp adalah jumlah seluruh harga saham yang tercatat di Indeks Nikkei 225 dan divisor adalah angka yang ditentukan oleh otoritas bursa sebagai bilangan pembagi (en.wikipedia.org). Untuk penggunaan harga, ditentukan berdasar prioritas sebagai berikut : 1. Harga khusus terbaru 2. Harga saat ini 3. Harga standar Perusahaan yang tercatat di Indeks Nikkei 225 merupakan perusahaan besar yang telah beroperasi secara global, termasuk di Indonesia. Dengan naiknya Indeks Nikkei 225 ini berarti kinerja perekonomian Jepang ikut membaik. Samsul (2008), mengungkapkan bahwa pergerakan indeks dipasar modal suatu negara dipengaruhi oleh indeks-indeks pasar modal dunia. Hal ini disebabkan aliran perdagangan antar negara, adanya kebebasan aliran informasi,
28
serta deregulasi peraturan pasar modal yang menyebabkan investor semakin mudah untuk masuk di pasar modal suatu negara. G.
Inflasi
1.
Pengertian Inflasi Pengertian Inflasi Menurut Pohan (2008), Inflasi adalah sebagai kenaikan
harga yang terjadi secara terus menerus dan kenaikan harga terjadi pada seluruh kelompok barang dan jasa. Inflasi merupakan kecenderungan kenaikan harga-harga umum barangbarang yang tidak sesaat.“Inflasi adalah kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan terus-menerus” Rahardja dan Manurung (2008:165). Inflasi merupakan kecenderungan harga naik secara terus menerus atau dapat diartikan sebagai penurunan nilai uang secara menyeluruh, makin tinggi kenaikan harga makin turun nilai uang. Inflasi yang sangat tinggi dapat menggangu perekonomian secara umum karena selain dapat menurunkan daya beli karena penurunan nilai mata uang juga dapat meningkatkan resiko penurunan pendapatan riil masyarakat. Dalam investasi, inflasi yang tinggi mengakibatkan investor lebih berhati-hati dalam memilih dan melakukan transaksinya, sehingga investor cenderung menunggu untuk berinvestasi sampai keadaan perekonomian kondusif untuk menghindari dari resiko- resiko yang mungkin ditimbulkan oleh inflasi yang tinggi. Dalam penelitian ini menggunakan data inflasi berdasarkan consumer price indeks. Indeks ini berdasarkan pada harga dari satu paket barang yang dipilih dan mewakili pola pengeluaran konsumen (Raharjo: 2010).
29
2.
Jenis – jenis Inflasi Menurut Silvanita (2008), dalam bukunya yang berjudul “Bank Dana
Lembaga Keuangan Lainnya” mendefinisikan jenis – jenis inflasi sebagai berikut : a.
Berdasarkan sumbernya inflasi dapat digolongkan menjadi : 1.
Inflasi yang berasal dari dalam negri, inflasi yang berasal dari dalam negri misalnya : terjadi akibat terjadinya defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru serta gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi mahal.
2.
Inflasi yang berasal dari luar negri, adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat naiknya harga barang impor. Hal ini bisa terjadi sebagai akibat biaya produksi barang diluar negri terlalu tinggi atau adanya kenaikan tarif terhadap impor barang.
b.
Berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga 1.
Inflasi tertutup (Colsed Inflation) yaitu inflasi yang terjadi ketika kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu atau dua barang tertentu.
2.
Inflasi terbuka (Open Inflation) yaitu inflasi yang terjadi apabila kenaikan harga terjadi pada semua barang secara umum.
c.
Berdasarkan tingkat keparahannya inflasi dapat dibedakan : 1.
Inflasi ringan, Inflasi yang belum membahayakan belum begitu mengganggu keadaan ekonomi, tetapi belum menimbulkan krisis dibidang ekonomi. Inflasi ringan dibawah kurang dari 10 % per tahun.
30
2.
Inflasi sedang, Inflasi yang belum membahayakan kegiatan ekonomi, tetapi inflasi ini sudah menurunkan tingkat kesejahteraan orang – orang yang berpenghasilan tetap. Inflasi ini berkisar antara 10 – 30 % per tahun.
3.
Inflasi berat, Inflasi ini sudah mengacaukan kegiatan perekonomian. Pada inflasi ini, orang-orang cenderung untuk menyimpan barag dan umumnya orang-orang enggan untuk menabung karena bunga tabungan lebih rendah dari laju inflasi. Inflasi ini berkisar 30 – 100 % per tahun.
4.
Hyperinflation, Inflasi ini sudah mengacaukan kondisi perekonomian dan susah untuk dikendalikan waluaupun dengan kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Inflasi berat ini berada lebih dari 100 % per tahun.
3.
Metode Perhitungan Inflasi Menurut Prasetyo (2009), “inflasi dapat diukur dengan menghitung
perubahan tingkat persentase perubahan sebuah indeks harga”. Indeks harga tersebut yaitu : 1.
Indeks Harga konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI) adalah indeks yang mengukur rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh konsumen.
2.
Indeks Biaya hidup atau Cost of Living Index (COLI) merupakan indeks untuk mengetahui perkembangan biaya hidup suatu masyarakat pada umumnya.
3.
Indeks Harga Produsen (IHP) adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang-barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan proses
31
produksi. IHP sering digunakan untuk meramalkan tingkat IHK dimasa depan karena perubahan harga bahan baku meningkatkan biaya produksi, yang kemudian akan meningkatkan harga barang-barang konsumsi. 4.
Indeks Harga komoditas, adalah indeks yang mengukur harag komoditas – komoditas tertentu.
5.
Deflator PDB menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua barang baru, barang produksi local, barang jadi dan jasa.
H.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
1.
Pengertian IHSG Indeks
harga
saham adalah suatu indikator
yang menunjukkan
pergerakkan harga saham (www.idx.co.id), dimana indeks berfungsi sebagai indikator trend pasar, artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada suatu saat, apakah pasar sedang aktif atau lesu (Christiawan, 2010). Indeks Harga Saham Gabungan (disingkat IHSG, dalam Bahasa Inggris disebut juga Jakarta Composite Index, JCI, atau JSX Composite) merupakan salah satu indeks pasar saham yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Diperkenalkan pertama kali pada tanggal 1 April 1983, sebagai indikator pergerakan harga saham di BEI, indeks ini mencakup pergerakan harga seluruh saham biasa dan saham preferen yang tercatat di BEI (www.idx.co.id). Hari dasar untuk perhitungan IHSG adalah tanggal 10 Agustus 1982. Pada tanggal tersebut, Indeks ditetapkan dengan nilai dasar 100 dan saham tercatat pada saat itu berjumlah 13 saham.
32
IHSG menggunakan semua Perusahaan Tercatat sebagai komponen perhitungan Indeks. Agar IHSG dapat menggambarkan keadaan pasar yang wajar, Bursa Efek Indonesia berwenang mengeluarkan dan atau tidak memasukkan satu atau
beberapa
Perusahaan
Tercatat
dari
perhitungan
IHSG.
Dasar
pertimbangannya antara lain, jika jumlah saham Perusahaan Tercatat tersebut yang dimiliki oleh publik (free float) relatif kecil sementara kapitalisasi pasarnya cukup besar, sehingga perubahan harga saham Perusahaan Tercatat tersebut berpotensi mempengaruhi kewajaran pergerakan IHSG. IHSG adalah milik Bursa Efek Indonesia. Bursa Efek Indonesia tidak bertanggung jawab atas produk yang diterbitkan oleh pengguna
yang mempergunakan IHSG sebagai acuan
(benchmark). Bursa Efek Indonesia juga tidak bertanggung jawab dalam bentuk apapun atas keputusan investasi yang dilakukan oleh siapapun Pihak yang menggunakan IHSG sebagai acuan (benchmark), (www.idx.co.id). Ada dua metode penghitungan IHSG yang umum dipakai (Ang, 1997): 1) Metode rata-rata (Average Method) Merupakan metode dimana harga pasar saham-saham yang masuk dalam indeks tersebut dijumlah kemudian dibagi dengan suatu faktor pembagi (Ang, 1997). IHSG =
ΣPs
Divisor Keterangan: IHSG
= Indeks Harga Saham Gabungan
ΣPs
= Total harga saham
Divisor
= Harga dasar saham
33
2) Metode rata-rata tertimbang (Weighted Average Method) Merupakan suatu metode yang menambahkan bobot dalam perhitungan indeks disamping harga pasar saham-saham yang tercatat dan harga dasar saham. Pembobotan yang dilakukan dalam perhitungan indeks pada umumnya adalah jumlah saham yang dikeluarkan (Ang, 1997). Ada dua metode untuk menghitung metode rata-rata tertimbang: 1) Paasche Metode ini memperbandingkan kapitalisasi pasar seluruh saham dengan nilai dasar seluruh saham yang tergantung dalam sebuah indeks (Ang, 1997). Dalam hal ini makin besar kapitalisasi suatu saham, maka akan menimbulkan pengaruh yang sangat besar jika terjadi perubahan harga pada saham yang bersangkutan. Penghitungan IHSG menurut Paasche adalah sebagai berikut (Ang, 1997):
Σ (Ps x Ss) IHSG = Σ (P........ x Ss) Keterangan: Ps
= Harga saham sekarang
Ss
= Jumlah saham yang beredar
Pbase
= Harga dasar saham Dalam penelitian ini menggunakan data Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) karena IHSG adalah salah satu indeks harga saham di BEI yang juga digunakan sebagai indikator perekonomian Indonesia di pasar modal. Berbeda
34
dengan indeks lain memberikan gambaran keadaan harga saham secara khusus untuk kelompok perusahaan tertentu, IHSG merupakan cerminan kinerja sahamsaham seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI. I.
Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena
penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian di Indonesia, diantaranya sebagai berikut :
35
Tabel 2.1 Penelitian terdahulu
Nama Peneliti (Tahun) Ajao, Mayowa Gabriel (2012)
Stuart Hyde (2007)
Syamsudin (2010)
Aditya Novianto (2011)
Variabel yang digunakan
Hasil Penelitian
Inflasi, Keterbukaan Keuangan, Nilai Tukar
Inflasi dan Nilai Tukar memiliki Daya Prediksi yang signifikan terhadap Volatilitas Pasar Saham.
Nilai tukar, suku bunga, manajemen risiko, return saham
Inflasi dan Suku Bunga dan Return Saham dan Manajemen Resiko Terhadap industry memiliki pengaruh yang signifikan.
Makroekonomi, Indeks Saham Luar Negri, dan Pasar Modal. Nilai Tukar Kurs, Jumlah Saham beredar, Inflasi, dan Suku Bunga.
Bahwa Variabel Indeks Dow Jones berpengaruh positif dan signifikan terhadap IHSG. Nilai tukar dolar Amerika, tingkat suku bunga,mempunyai pengaruh negatif terhadap (IHSG) inflasi, Jumlah Uang beredar mempunyai pengaruh yang positif terhadap (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Inflasi, Nilai Tukar Ni Gusti Putu Wirawati Rupiah, Suku bunga SBI. (2013)
Semua Variabel berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap IHSG dan yang paling dominan pengaruhnya adalah Nilai Tukar.
Variabel Makroekonomi dan IHSG.
Kurs yang berpengaruh secara signifikan terhadap IHSG, sedangkan tingkat inflasi, suku bunga SBI dan pertumbuhan PDB tidak berpengaruh terhadap IHSG. Variabel DJIA, dan Indeks Nikkei 225 berpengaruh positif terhadap IHSG. Sementara variabel kurs berpengaruh negatif terhadap IHSG
Suramaya Suci Kewal (2012)
Tisa Yuanisa (2013)
Anis Wijayanti (2013)
IHSG, variabel makroekonomi, integrasi pasar modal dunia, ARCH/GARCH Makroekonomi, Indeks Pasar Modal Dunia.
GDP, Inflasi, Djia berpengaruh positif dan SBI, Nikkei dan Nilai Tukar berpengaruh Negatif.
36
J.
RerangkaPemikiran Ketiga variabel independen dalam penelitian tersebut akan dianalisis
apakah mempunyai pengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia. Adapun variabel makroekonomi yang diprediksikan berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)\ adalah nilai tukar (kurs) dolar Amerika/Rp, Indeks Dow Jones Industrial Average, Indeks Saham Nikkei dan Inflasi.Berdasarkan uraian di atas, hubungan masing-masing variabel independen (variabel makroekonomi) terhadap IHSG dapat dijelaskan sebagai berikut: a.
Hubungan Nilai Tukar (Kurs) Dolar Amerika/Rp terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Kurs rupiah adalah nilai tukar sejumlah rupiah yang diperlukan untuk
membeli satu US$ (Kuncoro, 1996). Muharam dan Nurafni (2008) menjelaskan jika nilai tukar rupiah terhadap US$ menguat, ini berarti nilai tukar sejumlah rupiah yang diperlukan untuk membeli satu US$ rendah maka harga saham semakin tinggi. Sebaliknya jika nilai tukar rupiah terhadap US$ melemah, ini berarti nilai tukar sejumlah rupiah yang diperlukan untuk membeli satu US$ tinggi maka harga saham semakin rendah. Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Aditya Novianto (2011),Gede Budi Satrio dalam jangka pendek (2006) serta Dedy Pratikno (2006) telah membuktikan bahwa nilai tukar rupiah berpengaruh negatif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
37
b. Hubungan Indeks Dow Jones terhadap Indeks Saham Gabungan (IHSG) Sebagai salah satu kekuatan ekonomi terbesar, pengaruh Amerika Serikat sangat besar bagi negara-negara lain, hal ini juga termasuk pengaruh dari perusahaan-perusahaan dan investornya. Sehingga pergerakan Indeks Dow Jones yang merupakan salah satu Indeks dalam NYSE (New York Stock Exchange) akan berpengaruh pada pergerakan Indeks saham negara-negara lain. Salah satu contoh pada tahun 2008, dimana saat itu krisis mortgage di Amerika Serikat yang akhirnya juga menyeret IHSG turun hingga sebesar 50%, padahal dampak krisis itu terhadap perekonomian Indonesia relatif kecil (finance.detik.com).Selain itu, Indeks ini dapat menggambarkan mengenai bagaimana performa perekonomian di Amerika Serikat.Dengan naiknya Indeks Dow Jones ini berarti kinerja 78 perekonomian Amerika Serikat ikut membaik. Karim, et al (2009) mengemukakan bahwa pasar modal Indonesia sudah terintegrasi dengan pasar modal dunia. Hal ini menimbulkan konsekuensi bahwa pergerakan pasar modal Indonesia akan dipengaruhi oleh pergerakan pasar modal dunia baik secara langsung maupun tidak langsung (Samsul, 2008). Penelitian yang dilakukan oleh Ruhendi dan Arifin (2003), Witjaksono (2010) dan Sari (2012) menunjukkan bahwa Indeks Dow Jones berpengaruh positif dan signifikan terhadap IHSG. c.
Hubungan Indeks Nikkei 225 terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Menurut Yuono
(2011),
Indeks Nikkei 225
merupakan
indeks
perdagangan saham di negara Jepang. Keterkaitan antara Jepang dan Indonesia
38
dapat dikatakan sangat kuat. Hal ini dikarenakan aktivitas perekonomian, terutama dari sisi ekspor.Jepang adalah negara tujuan ekspor terbesar Indonesia. Negara Jepang merupakan konsumen nomor satu ekspor material energi seperti minyak bumi dan batu bara yang berasal dari Indonesia. Selain itu, Perusahaan yang tercatat di Indeks Nikkei 225 merupakan perusahaan besar yang telah beroperasi secara global, termasuk di Indonesia.Dengan naiknya Indeks Nikkei 225 ini berarti kinerja perekonomian Jepang ikut membaik. Karim, et al (2009) mengemukakan bahwa pasar modal Indonesia sudah terintegrasi dengan pasar modal dunia. Hal ini menimbulkan konsekuensi bahwa pergerakan pasar modal Indonesia akan dipengaruhi oleh pergerakan pasar modal dunia baik secara langsung maupun tidak langsung (Samsul, 2008). Penelitian yang dilakukan oleh Witjaksono (2010) menunjukkan bahwa Indeks Nikkei 225 berpengaruh positif dan signifikan terhadap IHSG. d. Hubungan Inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Inflasi didefenisikan juga sebagai suatu keadaan perekonomian dimana harga-harga secara umum mengalami kenaikan. Kenaikan harga itu berlangsung dalam jangka waktu yang cukup panjang. Inflasi secara umum terjadi karena jumlah uang yang beredar lebih banyak darpada yang diperlukan. Inflasi merupakan suatu gejala ekonomi yang tidak pernah dapat dihilangkan secara tuntas. Usaha yang dilakukan biasanya hanya sampai sebatas mengurangi dan mengendalikan inflasi. Harga yang membumbung tinggi tergambar dalam inflasi yang tinggi, sementara harga yang relative stabil tergambar dalam angka inflasi yang rendah.
39
Penelitian yang dilakukan oleh Aditya Novianto (2010) menunjukkan bahwa Inflasi mempunyai pengaruh yang positif terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG).
Nilai Tukar (Kurs)
Nila
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Indeks Saham Luar Negri (Indeks Dow Jones dan Indeks Nikkei) Inflasi
Gambar 2.1 Model Analisis Nilai Tukar, Indeks Harga Saham Luar Negeri, Dan Inflasi, Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Di Bursa Efek Indonesia.
K. Hipotesis Dari Uraian diatas dapat dirumuskan Hipotesis sementara bahwa : Ha₁ : Nilai Tukar berpengaruh negatif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Ha₂ : Indeks Dow Jones berpengaruh positif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Ha₃ : Indeks Nikkei 225 berpengaruh positif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Ha₄ : Inflasi berpengaruh positif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan.