BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori 1. Permainan Bola Basket a. Perngertian Bola Basket Permainan bola basket merupakan permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu baik putra maupun putri yang masing-masing regu terdiri dari lima orang pemain. Dimainkan di lapangan berbentuk persegi panjang dengan ukuran tertentu yang bertujuan memasukkan bola kearah keranjang lawan dan menahan lawan agar tidak memasukkan bola. Kemenangan suatu regu ditentukan oleh banyaknya bola yang dimasukkan ke dalam keranjang lawan. Menurut Agus Margono (2010:6) menyatakan bahwa “Permainan bola basket pada dasarnya merupakan permainan beregu. Pada awalnya masing-masing regu terdiri dari 9 orang yaitu 3 orang pemain depan, 3 orang sebagai pemain tengah dan 3 orang sebagai pemain belakang. Hal ini mengalami perkembangan dimana setiap regu terdiri dari 7 orang pemain, dan selanjutnya mengalami perubahan lagi menjadi 5 orang pemain disetiap regu sampai sekarang. Namun demikian akhir ini telah dikembangkan permainan bola basket 3 lawan 3 yang sering disebut three on three, dengan menggunakan separo lapangan permainan bola basket dan menggunakan satu keranjang (basket) sebagai sasaran kedua regu secara bergantian. Namun yang lazim dan populer di dunia hingga saat ini yang dipertandingkan serta dikompetisikan yaitu 5 melawan 5.” Menurut Nuril Ahmadi (2007:2) menyatakan bahwa “Permainan yang sederhana, mudah dipelajari dan dikuasai dengan sempurna yang juga menuntut perlunya melakukan suatu latihan baik (disiplin) dalam rangka pembentukan kerja sama tim. Permainan ini juga menyuguhkan kepada penonton banyak hal seperti dribbling sembari meliuk-liuk dengan lincah, tembakan yang bervariasi, terobosan yang fantastik, gerakan yang penuh tipu daya dan silih bergantinya mencetak poin dari regu yang bertanding.” Menurut Danny Kosasih (2008:2) menyatakan bahwa “Bola basket adalah permainan yang menggunakan kecepatan (kaki dan tangan) dalam waktu yang tepat. Hal tersebut harus dilatihkan saat mengembangkan serta melatih skill individu pemain, fisik, emosi dan team balance, baik dalam posisi defense maupun offense.”
6
7
Dari pengertian bola basket yang telah dikemukakan oleh beberapa para ahli maka dapat ditarik kesimpulan bahwa bola basket adalah suatu permainan yang di lakukan antara dua kelompok yang saling berhadapan dengan tiap kelompok terdiri dari lima orang untuk memasukan bola ke dalam keranjang.
b. Teknik Dasar Permainan Bola Basket Bola basket merupakan olahraga permainan yang menuntut keterampilan yang tinggi. Pelaksanaan permainannya selalu berubah –ubah yang menuntut keterampilan memainkan macam-macam teknik dasar yang ada didalamnya. Sebagai dasar agar mampu bermain bola basket adalah menguasai teknik dasar bola basket. Teknik dasar permainan bola basket merupakan faktor yang fundamental dan harus dikuasai setiap pemain. Penampilan seorang pemain atau tim dikatakan baik jika para pemainnya menguasai teknik dasar dengan baik pula. Menurut Nuril Ahmadi (2007:13-21) mengatakan bahwa “Teknik dasar permainan bola basket terdiri atas : (A) teknik dasar mengoper bola, (B) teknik dasar menerima bola, (C) teknik dasar menggiring bola, (D) teknik dasar menembak, (E) teknik latihan olah kaki (F) teknik latihan pivot.” 1) Passing (melempar bola) Menurut Nuril Ahmadi (2007:13) mengemukakan bahwa “Passing berarti mengoper bola.” Passing adalah mengoper atau melempar bola kepada teman. Passing ini terbagi menjadi tiga yaitu chest pass (lemparan dari depan dada), bounce pass (lemparan pantul), dan overhead pass (lemparan dari atas kepala). Ada 3 jenis passing dalam bola basket : a) Mengoper Bola Setinggi Dada (Chest Pass) Mengoper bola dengan dua tangan dari depan dada merupakan operan yang sering dilakukan dalam suatu pertandingan bola basket. Operan ini berguna untuk jarak pendek. Mengoper bola
8
dengan cara ini akan menghasilkan kecepatan, ketepatan, dan kecermatan. Jarak lemparan adalah 5-7 meter. Menurut Nuril Ahmadi (2007:14) mengatakan bahwa “Caracara melakukan operan bola setinggi dada adalah sebagai berikut: (1) Bola di pegang sesuai dengan teknik memegang bola basket. (2) Sikut dibengkokan ke samping sehingga bola dekat dengan dada. (3) Sikap kaki dapat dilakukan sejajar atau kuda-kuda dengan jarak selebar bahu (4) Lutut ditekuk, badan condong ke depan, dan jaga keseimbangan. (5) Bola didorong ke depan dengan kedua tangan sambil meluruskan lengan dan diakhiri dengan lecutan pergelangan tangan sehingga telapak tangan menghadap ke luar. (6) Bagi yang baru belajar, gerakan pelurusan dapat di bantu dengan melangkahkan salah satu kaki ke depan. (7) Arah operan setinggi dada, atau antara pinggang dan bahu penerima. (8) Bersamaan dengan gerak pelepasan bola, berat badan dipindahkan ke depan.” Untuk lebih jelas perhatikan gambar berikut :
Gambar 2.1. Teknik Melempar Bola dari Depan Dada (Chest Pass) (Nuril Ahmadi 2007: 14)
b) Mengoper Bola dari Atas Kepala (Overhead Pass) Lemparan ini biasanya dilakukan oleh pemain-pemain yang berbadan tinggi sehingga melampaui daya raih lawan. Lemparan ini juga bisa digunakan untuk operan cepat.
9
Menurut Nuril Ahmadi (2007:14) mengatakan bahwa “Caracara melakukan operan dari atas kepala sebagai berikut : (1) Cara memegang bola sama dengan lemparan dari depan dada, hanya saja posisi permulaan bola di atas kepala sedikit di depan dahi dan siku agak di tekuk. (2) Bola dilemparkan dengan senyum lekukan pergelangan tangan yang arahnya agak menyerong ke bawah disertai dengan meluruskan lengan. (3) Lepasnya bola dari tangan menggunakan jentikan ujung jari tangan. (4) Posisi kaki berdiri tegak, tetapi tidak kaku. Bila berhadapan dengan lawan, maka untuk mengamankan bola dapat dilakukan dengan meninggikan badan, yaitu dengan mengangkat kedua tumit.” Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut :
Gambar 2.2. Teknik Mengoper dari Atas Kepala (Over Head Pass) (Nuril Ahmadi 2007: 15)
Menurut Nuril Ahmadi (2007:15) mengatakan bahwa “Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan saat melakukan operan bola dari atas kepala dengan dua tangan antara lain: (1) Dalam mengatur posisi, bola berada tepat di atas kepala dengan dua tangan. (2) Pada waktu melakukan operan, bola berada di belakang kepala. Seharusnya, bola berada di atas dan agak kebelakang dari kepala. (3) Tidak mengangkat tumit sehingga tidak bisa melambungkan bola dengan bebas.” c) Mengoper Bola Pantulan (Bounce Pass) Operan pantulan dengan dua tangan dilakukan dalam posisi bola di depan dada. Operan ini sangat baik dilakukan untuk menerobos lawan yang tinggi. Bola dipantulkan di samping
10
kiri atau kanan lawan dan teman sudah siap menerimanya di belakang lawan. Lemparan ini harus dilakukan dengan cepat agar tidak tertahan/terserobot lawan. Lemparan pantulan dapat juga dilakukan dengan jalan menipu lawan kesamping kanan, padahal bola dilemparkan ke sebelah kiri atau sebaliknya. Menurut Nuril Ahmadi (2007:15) mengatakan bahwa “Caracara melakukan lemparan pantulan dengan kedua tangan sebagai berikut : (1) Metode pelaksanaannya (sikap permulaan) sama dengan operan setinggi dada. (2) Bola dilepaskan atau didorong dengan tolakan dua tangan menyerong ke bawah dari letak badan lawan dengan jarak kira-kira 1/3 dari penerima. (3) Pandangan mata kearah bola yang dipantulkan, kemudian ke penerima. (4) Bila berhadapan dengan lawan, maka sasaran pantulan bola berada di samping kanan atau kiri kaki lawan.” Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan ilustrasi rangkaian pelaksanaan melempar bola pantulan sebagai berikut :
Gambar 2.3. Bounce Pass (Danny Kosasih 2008: 29) Menurut Nuril Ahmadi (2007:16) mengatakan bahwa “Kesalahan – kesalahan yang dilakukan saat melempar bola pantulan dengan dua tangan sebagai berikut : (1) Titik pantulan terlalu dekat atau terlalu jauh dengan penerima. (2) Banyak memberikan putaran pada bola, sehingga mengakibatkan tolakan (pantulan) yang salah. (3) Gerakannya menolak bola tetapi membantingnya.”
11
Menurut Danny Kosasih (2008:26) mengatakan bahwa “Passing & catching adalah fundamental bola basket yang sering terabaikan untuk dilatih. Adalah sangat penting bagi seorang pemain untuk mengembangkan skill passing demi kesuksesan timnya. Salah satu poin yang harus ditekankan pada pemain adalah bahwa passing adalah skill yang tercepat dan terbaik untuk merubah arah serangan.” Menurut
Danny
Kosasih
(2008:105)
dalam
bukunya
Fundamental Basketball mengatakan bahwa “Passing adalah teknik untuk mengoper bola antar pemain dalam satu tim”.
2) Dribbling (menggiring bola) Salah satu sisi yang menarik dari permainan bola basket yaitu dilakukannya dribbling yang bervariasi baik arah maupun kecepatannya untuk menerobos pertahanan lawan, dan selanjutnya memasukan bola ke dalam keranjang. Banyak angka tercipta karena diawali dengan dribble yang baik dan di akhiri dengan tembakan yang akurat. Menurut Nuril Ahmadi (2007:17) mengatakan bahwa “Menggiring bola adalah membawa lari bola ke segala arah sesuai dengan peraturan yang ada.” Dari kutipan tersebut berarti menggiring bola memiliki aturan yaitu membawa bola dengan memantul-mantulkan bola ke lantai dengan satu tangan. Menggiring bola dalam permainan bola basket dapat dibagi menjadi dua cara, yaitu menggiring bola rendah dan menggiring bola tinggi. Menggiring bola rendah bertujuan untuk melindungi bola dari jangkauan lawan. Menggiring bola tinggi dilakukan untuk mengadakan serangan yang cepat ke daerah pertahanan lawan. Berdasarkan pengertian dribble yang dikemukakan tersebu di atas dapat disimpulkan bahwa, dribble merupakan suatu cara membawa bola ke depan dengan memantul-mantulkan bola ke lantai dengan satu tangan atau dua tangan secara bergantian baik dengan berjalan maupun berlari. Menurut Nuril Ahmadi (2007:18) mengatakan bahwa “Cara-cara menggiring bola adalah sebagai berikut:
12
(1) Pegang bola dengan kedua tangan. Lakukan secara rileks dengan posisi tangan kanan di tatas bola dengan tangan kiri di bawah bola. Salah satu kaki melangkah ke depan berlawanan dengan tangan yang melakukan giringan, dan lutut sedikit ditekuk. (2) Condongkan badan ke depan, berat badan diantara dua kaki. (3) Bola dipantul-pantulkan, dengan pandangan mata ke depan, tetapi untuk pemula boleh melihat bola. (4) Lakukan gerakan sambil berjalan maju mundur atau di tempat. (5) Setelah menguasai gerakan di atas, lanjutkan gerakan menggiring sambil berlari ke depan. (6) Lakukan gerakan kombinasi antara mengoper, menggiring, dan menembak dengan gerakan yang cepat.”
Gambar 2.4. Menggiring Bola Rendah dan Tinggi (Dribbling) (Nuril Ahmadi 2007: 18)
3) Shooting (menembak bola) Menembak merupakan sasaran akhir setiap bermain. Menurut Nuril Ahmadi (2007:18) mengatakan bahwa “Usaha memasukan bola ke keranjang diistilahkan dengan menembak, dapat dilakukan dengan satu tangan, dua tangan, dan lay-up.” Dari kutipan tersebut dapat diartikan shooting adalah usaha memasukkan bola ke dalam keranjang atau ring basket lawan dengan tujuan untuk meraih poin, serta shooting ini dilakukan dengan berbagai macam misalnya one hand shoot (tembakan satu tangan), two hand shoot (tembakan dua tangan), free throw (tembakan bebas), jump shoot (tembakan sambil melompat), three point (tembakan tiga angka), hook shoot (tembakan mengkait), lay up shoot (tembakan dengan langkah dan melompat).
13
Menurut
Nuril
Ahmadi
(2007:18-20)
mengatakan
bahwa
“Menembak dapat dilakukan dengan satu tangan, dua tangan dan lay up.” Untuk penjelasannya dari lay up adalah sebagai berikut : Tembakan lay up Tembakan lay up adalah tembakan yang dilakukan dengan jarak dekat sekali dengan keranjang basket, hingga seolah-olah bola di letakkan ke dalam keranjang basket yang didahului dengan gerak gerak dua langkah. Tembakan ini disebut gaya tembakan langkah tiga. Gerakan melangkah dapat dilakukan dari menerima operan atau gerakan menggiring bola. Melangkahkan kaki dua kali, mengoper, atau menembakkan bola merupakan unsur yang sangat penting dalam gerakan lay up. Menurut Nuril Ahmadi (2007:19) mengatakan bahwa “Tiga hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan tembakan lay-up, yaitu : (1) Saat menerima bola, badan harus dalam keadaan melayang. (2) Saat melangkah, langkah pertama harus lebar atau jatuh guna mendapatkan jarak maju sejauh mungkin, langkah kedua pendek untuk memperoleh awalan tolakan agar dapat melompat setinggi-tingginya. (3) Saat melepaskan bola, bola harus dilepas dengan kekuatan kecil.”
Gambar 2.5. Gerak dasar memasukan bola (Agus Margono 2010: 20)
14
Pada dasarnya pendapat yang dikemukakan ahli diatas secara garis besar mengelompokkan teknik dasar permainan bola basket terdiri atas dua macam yaitu teknik dasar tanpa bola dan teknik dasar dengan bola. Kedua teknik dasar tersebut merupakan komponen-komponen dalam permainan bola basket yang saling berkaitan terhadap keterampilan bermain bola basket. Dengan menguasai teknik dasar bola basket, maka akan membantu penampilannya baik secara individu maupun kolektif, sehingga mempunyai peluang untuk memenangkan pertandingan. Seorang pemain yang menguasai teknik dasar dengan baik maka akan dapat mendukung penampilannya baik secara individu maupun secara kolektif. Selain itu seorang pemain dapat mencapai prestasi yang maksimal bila teknik dasar ini diterapkan dalam satu kesatuan yang utuh, artinya berbagai teknik dasar bola basket tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain, karena sangat mendukung bagi keberhasilan untuk memenangkan suatu pertandingan disamping dibutuhkan kemampuan fisik, taktik dan mental guna mencapai prestasi maksimal.
2. Hakikat Belajar dan Pembelajaran a.
Pengertian Belajar Belajar merupakan proses perubahan, dari tidak tahu menjadi tahu, atau proses memperoleh pengetahuan. Pengetahuan (knowledge) atau a body of knowledge dilahirkan dari pengalaman yang terjadi berulang kali, menurut pemahaman sains konvensional, istilah pengalaman (experience) terjadi apabila ada kontak manusia dengan alam. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut Abdillah menyimpulkan dari beberapa ahli pendidikan yang di kutip Aunurrahman (2012:35) menyatakan bahwa “Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu.”
15
Menurut Suyono dan Hariyanto (2014:9) menyatakan bahwa “Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengkokohkan kepribadian.” Menurut Hilgard (1962) yang di kutip Suyono dan Hariyanto (2014:12) menyatakan bahwa “Belajar adalah suatu proses dimana perilaku muncul atau berubah karena adanya respon terhadap suatu situasi.” Menurut Skinner (1973) yang di kutip M.Sobry Sutikno (2013:3) menyatakan bahwa “Belajar sebagai proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progesif.” Dari pengertian belajar yang telah dikemukakan oleh beberapa para ahli maka dapat di tarik kesimpulan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang baru terhadap suatu situasi.
b. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran menurut makna berarti proses, cara, perbuatan mempelajari. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran sebagai suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa agar siswa dapat menguasai kompetensi yang diharapkan, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang dan disusun sedemikian rupa untuk mendukung dan mempengaruhi terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal. Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999) yang di kutip M.Sobry Sutikno (2013:31) meyatakan bahwa “Pembelajaran sebagai kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan siswa.” Menurut Winkel (1991) yang di kutip M.Sobry Sutikno (2013:31) meyatakan bahwa “Pembelajaran sebagai seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar peserta didik, dengan
16
memperhitungkan kejadian-kejadian eksternal yang berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian internal yang berlangsung di dalam peserta didik.” Dari pengertian pembelajaran yang telah dikemukakan oleh beberapa para ahli maka dapat di tarik kesimpulan bahwa pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri siswa.
c.
Prinsip - Prinsip Pembelajaran Banyak teori dan prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran yang dikemukakan oleh para ahli yang satu dengan yang lain memiliki persamaan dan juga perbedaan. Salah satu prinsip penting dalam pendidikan jasmani adalah partisipasi siswa secara penuh dan merata. Pengajaran pendidikan jasmani menekankan partisipasi aktif dari seluruh dan setiap siswa. Menurut Davies (1991:32) yang di kutip Aunurrahman (2012:113) mengatakan bahwa “Prinsip-prinsip pembelajaran adalah sebagai berikut: (1) Hal apapun yang dipelajari murid, maka ia harus mempelajarinya sendiri. Tidak seorangpun yang dapat melakukan kegiatan belajar tersebut untuknya. (2) Setiap murid belajar menurut tempo (kecepatannya) sendiri dan untuk setiap kelompok umur, terdapat variasi dalam kecepatan belajar. (3) Seorang murid belajar lebih banyak bilamana setiap langkah segera diberikan penguatan (reinforcement). (4) Penguasaan secara penuh dari setiap langkah-langkah pembelajaran, memungkinkan murid belajar secara lebih berarti. (5) Apabila murid diberikan tanggung jawab untuk mempelajari sendiri, maka murid lebih termotivasi untuk belajar, dan ia akan belajar dan mengingat lebih baik.” Prinsip-prinsip pembelajaran tersebut sangat penting untuk diperhatikan
oleh
seorang
guru
dalam
melaksanakan
kegiatan
pembelajaran. Pembelajaran yang didasarkan pada prinsip-prinsip belajar yang benar, maka akan diperoleh hasil belajar yang optimal.
17
d.
Ciri – ciri dan Tujuan Belajar Belajar dapat didefinisikan sebagai setiap perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan dan pengalaman. Belajar merupakan proses internal yang kompleks. Hal yang terlibat dalam proses internal tersebut adalah seluruh mental, yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Ahli yang mendalami ranah-ranah kejiwaan adalah Bloom, Krathwohl, dan Simpson. Ketiga ahli tersebut menyusun penggolongan tingkatan jenis perilaku belajar yang terdiri dari tiga ranah atau kawasan, yaitu; 1) Ranah Afektif Berikut adalah bagan hirarkis perilaku belajar ranah afektif : TINGGI
5. PEMBENTUKAN POLA HIDUP Kemampuan menghayati nilai sehingga menjadi pedoman hidup 4. ORGANISASI Kemampuan membentuk sistem nilai sebagai pedoman hidup 3. PENILAIAN DAN PENENTUAN SIKAP Kemampuan memberikan nilai dan menentukan sikap
2. PARTISIPASI Kerelaan memperhatikan dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan 1. PENERIMAAN Kemampuan menjadi peka tentang sesuatu hal dan menerima sebagaimana adanya
RENDAH PRA-BELAJAR Gambar 2.6. Hirarkis Jenis Perilaku dan Kemampuan Internal menurut Taxonomi Krathwohl & Bloom,dkk. (Aunurrahman, 2012:51) Bagan di atas menunjukkan bahwa seseorang yang belajar adalah proses menuju perubahan internal berkenaan dengan aspek-aspek afektif. Perubahan itu bermula dari kemampuan-kemampuan yang lebih rendah pada kondisi pra-belajar, meningkat pada kemampuankemampuan yang lebih tinggi.
18
2) Ranah kognitif Perilaku-perilaku dalam ranah ini menggambarkan tingkatan kemampuan yang dimiliki seseorang. Perilaku terendah sebaiknya dimiliki terlebih dahulu sebelum mempelajari perilaku yang lebih tinggi. Jika dituangkan dalam bentuk bagan, hirarkis perilaku belajar adalah seperti berikut :
TINGGI
6. EVALUASI Kemampuan menilai berdasarkan norma, seperti menilai karangan, dsb. 5. SINTESIS Kemampuan menyusun, seperti karangan, rencana, program kerja, dsb. 4. ANALISIS Kemampuan memisahkan, membedakan, merinci bagian-bagian, hubungan , dsb. 3. PENERAPAN Kemampuan memecahkan masalah, membuat bagan, menunggu konsep, kaidah, prinsip, metode, dsb.
2. PEMAHAMAN Kemampuan menerjemahkan, menafsirkan, memperkirakan, memahami isi pokok, mengartikan tabel, dsb. 1. PENGETAHUAN Kemampuan mengetahui atau mengingat istilah, fakta, aturan, urutan, metode, dsb.
RENDAH PRA-BELAJAR Gambar 2.7. Hirarkis Jenis Perilaku dan Kemampuan Internal menurut Taxonomi Bloom, dkk. (Aunurrahman, 2012:50)
19
3) Ranah Psikomotor Dalam
bentuk
bagan
urutan
kemampuan-kemampuan
psikomotor sebagai berikut :
TINGGI
7. KREATIVITAS Kemampuan menciptakan pola baru 6. PENYESUAIAN Kemampuan mengubah dan mengatur kembali 5. GERAKAN KOMPLEK Keterampilan banyak tahap, luwes, gesit lincah 4. GERAKAN TERBIASA Keterampilan yang berpegang pada pola 3. GERAKAN TERBIMBING Kemampuan meniru contoh
2. KESIAPAN Kemampuan bersiap diri secara fisik 1. PERSEPSI Kemampuan memilah-milah dan kepekaan terhadap sesuatu hal
RENDAH PRA-BELAJAR Gambar 2.8. Hirarkis Jenis Perilaku dan Kemampuan Psikomotorik Taxonomi Simpson, dkk. (Aunurrahman, 2012:53)
Bagan di atas menunjukkan bahwa seseorang yang belajar terlibat dalam suatu proses menuju perubahan internal, bermula dari kemampuan-kemampuan yang lebih rendah pada kondisi pra-belajar, meningkat pada kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi. Proses ini merupakan suatu kegiatan yang dinamis, dimana siswa melalui keaktifannya akan dapat secara terus menerus mengembangkan kemampuan atau keterampilan motoriknya untuk mencapai tingkatan-
20
tingkatan kemampuan motorik yang lebih tinggi melalui proses belajar atau latihan yang dilakukan.
e. Komponen-Komponen Pembelajaran Sebagai suatu sistem tentu saja proses pembelajaran mengandung sejumlah komponen yang meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan pembelajaran, metode, alat dan sumber, serta evaluasi. Menurut M. Sobry Sutikno (2013:35) mengatakan bahwa “Komponen-komponen pembelajaran sebagai berikut: (1) Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran adalah kemampuan-kemampuan yang diharapkan dimiliki siswa setelah memperoleh pengalaman belajar. Dengan kata lain tujuan pembelajaran merupakan suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan pembelajaran. (2) Materi Pembelajaran Medium untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diperoleh oleh siswa. Karena itu, penentuan materi pembelajaran harus berdasarka tujuan yang hendak dicapai, misalnyaberupa pengetahuan, keterampilan, sikap, san pengalaman lainnya. (3) Kegiatan Pembelajaran Dalam kegiatan pembelajaran, guru dan siswa terlihat dalam sebuah interaksi dengan materi pembelajaran sebagai mediumnya. Dalam interaksi itu siswalah yang lebih aktif, bukan guru. Oleh karena itu interaksi dikatakan maksimal bila terjadi antara guru dengan semua siswa, antara siswa dengan guru, antara siswa dengan siswa, siswa dengan materi pembelajaran dan media pembelajaran. Bahka siswa dengan dirinya sendiri, namun tetap dalam kerangk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. (4) Metode Metode adalah suatu cara yang diprergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan pembelajaran, metode diperlukan guru dan penggunaanya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. (5) Media Media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. (6) Sumber Belajar Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana materi pelajaran terdapat. (7) Evaluasi Evaluasi adalah suatu tindaka atau proses untuk menentukan nilai dari suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Evaluasi merupakan aspek yang sangat penting, yang
21
berguna untuk mengukur dan menilai seberapa jauh tujuan pembelajaran telah dicapai atau hingga mana terdapat kemajuan belajar siswa, dan bagaimana tingkat keberhasilan sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut.” f. Hasil Belajar Bola Basket Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang di pelajari oleh siswa. Oleh karena itu apabila siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang di peroleh adalah berupa penguasaan konsep. Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Disamping faktor kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis. Tujuan pendidikan yang ingin dicapai dapat dikategorikan menjadi tiga bidang yakni bidang kognitif (penguasaan intelektual), bidang afektif (berhubungan dengan sikap dan nilai) serta bidang psikomotorik (kemampuan/keterampilan, bertindak/berperilaku). Ketiganya tidak berdiri sendiri, tapi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, bahkan membentuk hubungan hirarki. Menurut Nana Sudjana (1991:3) mengatakan bahwa “Hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku seperti telah dijelaskan di muka. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotoris.” Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar bola basket merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah terjadinya proses pembelajaran bola basket yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru yang mencakup aspek psikomotor, aspek afektif dan aspek kognitif setiap selesai memberikan materi pembelajaran bola basket.
22
3.
Media Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti “tengah”, “perantara” atau “pengantar”. Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi
yang membuat
siswa mampu memperoleh pengetahuan,
keterampilan, atau sikap. Menurut Azhar Arsyad (2011:4) mengatakan bahwa “Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media disebut media pembelajaran.” Menurut Gagne dan Briggs (1975) yang dikuti Azhar Arsyad (2011:4) mengatakan bahwa “media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri dari antara lain buku, film, foto, gambar, grafik, televisi.” Dari pengertian media pembelajaran yang telah dikemukakan oleh beberapa para ahli maka dapat di tarik kesimpulan bahwa media pembelajaran adalah suatu alat yang digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar.
b. Fungsi dan Tujuan Media Pembelajaran Media dapat digunakan dalam proses belajar mengajar dengan dua arah cara, yaitu sebagai alat bantu mengajar dan sebagai media yang dapat digunakan sendiri oleh siswa. Sebagai alat bantu, efektifitas media itu tergantung pada cara dan kemanpuan guru yang memakainya. Contohnya, sebuah gambar foto atau sebuah transparansi yang digunakan guru untuk menerangkan suatu konsep. Efektif dan tidaknya hal tersebut tergantung pada guru. Kalau guru dapat memanfaatkan dengan baik, siswa akan belajar dari gambar itu atau transparansi itu. Artinya, siswa akan memahami konsep yang sedang dipelajari itu karena bantuan gambar atau
23
transparansi itu. Tetapi kalau guru tak pandai atau tak banyak memanfaatkanya siswa tak akan belajar banyak dari media itu. Media itu dirancang, dikembangkan dan diproduksi secara sistematik serta dapat menyalurkan secara terarah untuk mencapai tujuan intruksional tertentu. Contohnya film bingkai bersuara, film rangkai bersuara, radio, TV, video film dan media tercetak seperti modul yang memang dirancang untukbelajar secara mandiri. Menurut Hamalik (1986) yang di kutip Azhar Arsyad (2011:15) mengemukakan bahwa “Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.” Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media
pembelajaran
juga
dapat
membantu
siswa
meningkatkan
pemahaman menyajikan data dengan menarik dan terpercaya dan memadatkan informasi.
c.
Jenis – Jenis Media Pembelajaran 1) Media Visual Yakni media yang dapat diterima oleh indra penglihatan. Adapun yang termasuk dalam media visual diantaranya: a) Media gambar diam, yanki media yang dituangkan dalam bentuk gambar, grafis, kata – kata atau symbol maupun gambaran. Jenis media gambar diam, antara lain : Grafik, Chart, Peta, Diagram, Poster, Karikatur, Objek, Komik, dll. b) Media papan, adalah media pembelajaran dengan papan atau board sebagai bahan baku utamanya, dan sebagai bahan penunjang berupa kapur tulis, spidol dsb. Jenis media papan diantaranya : Papan Tulis, Papan Flanel, Papan Tempel, Papan Pameran, dll.
24
c) Media dengan proyeksi, yakni media yang ditampilkan melalui proyeksi atau alat bernama proyektor yang ditampilkan melalui layar. Yang termasuk dalam media proyeksi diantarannya : Slide, Film strips, Overhead transparency, micro film, dll. 2) Media Audio Media audio merupakan media yang dapat diterima oleh indra pendengaran. contohnya, adalah : kaset, tape recorder, dll. 3) Media Audio – Visual Yakni media yang dapat diterima baik melalui indra pendengaran, maupun dindra penglihatan. Jenis media ini diantaranya : Televisi, Video, dll 4) Media Asli atau Orang Yakni media yang merupakan benda sebenarnya / sesungguhnya yang diperagaakan memalui sebuah model atau alat peraga. Macam dari media ini adalah : a) Speciment, merupakan bagian atau pecahan dari benda yang sebenarnya. b) Mock-Up, adalah model tiruan suatu benda yang menonjolkan bagian – bagian tertentu dari suatu benda asli dan menghilangkan bagian lain dengan maksud menghilangkan perhatian peserta didik terhadap bagian – bagian lain yang tidak dipentingkan, serta memusatkan perhatian pada bagian yang dimaksud. c) Diorama, adalah model pemandangan yang dibuat seperti keadaan aslinya. d) Museum, dll
d. Pemilihan Media Pembelajaran Pertimbangan dalam pemilihan media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran menjadi pertimbangan yang utama. Menurut Hujair AH Sanaky (2011:6) mengatakan bahwa “Dalam pemilihan media harus ada pertimbangan adalah sebagai berikut:
25
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) e.
Tujuan pengajaran, Bahan pelajaran, Metode mengajar, Tersedia alat yang dibutuhkan, Pribadi pengajar, Kondisi Siswa; minat dan kemampuan pembelajar, dan Situasi pengajaran yang sedang berlangsung.”
Media Audio Visual Media audio visual yakni suatu media yang dapat diterima baik melalui indra pendengaran, maupun indra penglihatan. Media audio visual ini semakin lama semakin popular dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan bisa bersifat fakta (kejadian/peristiwa penting, berita) maupun fiktif (misalnya seperti cerita), bisa bersifat informatif, edukatif maupun intruksional. Salah satu contoh media audio visual yang dapat digunakan sebagai pembelajaran adalah video. Sebagian besar tugas film dapat digantikan oleh video. Tetapi video tidak dapat menggantikan kedudukan film. Menurut Hujair AH Sanaky (2013:123) mengatakan bahwa “Media video, sebagai media pembelajaran memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) Gambar bergerak yang disertai unsur suara. (2) Dapat digunakan untuk sekolah jarak jauh. (3) Memiliki perangkat slow motion untuk memperlambat proses atau peristiwa yang berlangsung.” Menurut Basuki Wibawa dan Farida Mukti (2001:72) mengatakan bahwa “Video mempunyai kelebihan, yaitu: (1) Penyajiannya tidak memerlukan ruang gelap. (2) Program dapat diputar berulang-ulang. (3) Program sajian yang rumit atau berbahaya dapat direkam sebelumnya sehingga waktu mengajar guru bisa memusatkan perhatian pada penyajian. (4) Mudah dikontrol oleh guru. Sedangkan keterbatasannya adalah : (1) Daya jangkauannya terbatas. (2) Sifat komunikasinya satu arah. (3) Peralatannya cukup mahal.”
26
Dalam penelitian ini video yang digunakan sebagai media pembelajaran adalah video yang dibuat sendiri oleh si peneliti dengan menggunakan model yang sudah berpengalaman di bidangnya yakni bola basket.
4.
Pembelajaran Permainan Bola Basket Melalui Media Audio Visual Pada Siswa Kelas X-3 SMA Negeri Kebakkramat Setelah mempelajari jenis-jenis media dan mampu memilih media pengajaran yang diperlukan dengan tepat, maka langkah berikutnya adalah menggunakan media tersebut. Mengingat media pengajaran itu dapat digunakan untuk berbagai tatanan (setting), maka peneliti harus mengguasai pola-pola penggunaanya. Media pengajaran harus dipilih secara sistematik, agar dapat digunakan secara efektif dan efisien. Menurut Basuki Wibawa dan Farida Mukti (2001:117) mengatakan bahwa “Ada tiga langkah prosedur penggunaan media pengajaran yang perlu diikuti, yaitu : (a) persiapan, (b) pelaksanaan (penyajian, penerimaan), (c) tindak lanjut.” Penyajian video pembelajaran pada cabang olahraga bola basket dapat dilaksanakan sebelum pembelajaran bola basket dan bisa juga pada saat pembelajaran bola basket berlangsung. Prosedur penggunaan video pembelajaran pada bola basket adalah sebagai berikut : (1) Persiapan Sebelum melihat video pembelajaran bola basket, terlebih dahulu harus dipersiapkan hal-hal sebagai berikut : a) Menentukan video pembelajaran yang akan disajikan pada saat pembelajaran akan berlangsung. b) Menjelaskan kepada siswa tentang topik dan tujuan yang hendak dicapai dari program tersebut. c) Mengecek peralatannya, meliputi laptop, LCD, speaker dan lain-lain yang dibutu hkan saat penggunaan video pembelajaran berlangsung.
27
d) Menempatkan LCD dan speaker pada posisi yang memungkinkan seluruh siswa dapat melihat dan mendengar isi program dengan baik. e) Mengatur tata letak tempat duduk siswa sedemikian rupa sehingga siswa dapat dikontrol agar suasana kelas mampu mendukung penyajian program dengan baik.
(2) Pelaksanaan (penyajian) Pada saat penyajian video pembelajaran permainan bola basket berlangsung perlu diperhatikan : a) Agar siswa berada pada posisinya sehingga perhatian siswa fokus pada video pembelajaran. b) Agar siswa mengingat atau mencatat hal-hal yang kurang jelas dan belum dimengerti untuk ditanyakan atau didiskusikan setelah penyajian video pembelajaran berakhir. c) Agar dimungkinkan bagi penyaji untuk dapat menghentikan sementara video pembelajaran, untuk menjelaskan hal-hal yang perlu dapat mendapat penekanan. d) Agar menugaskan kepada siswa untuk mengerjakan tugas-tugas (bila ada) sesuai perintah dalam video pembelajaran tersebut.
(3) Tindak Lanjut Setelah video pembelajaran disajikan, dilanjutkan dengan kegiatankegiatan antara lain : a) Mendiskusikan isi dari video pembelajaran. b) Melakukan percobaan, penelitian, tes dan melatih keterampilan sesuai dengan topik video pembelajaran. c) Menulis laporan. d) Memberi balikan terhadap program.
28
B. Kerangka Berpikir Proses pembelajaran permainan bola basket bisa berlangsung dengan efektif dan optimal tergantung oleh beberapa faktor. Antara lain guru, media pembelajaran dan metode mengajar. Permasalahan yang sering terjadi dalam proses pembelajaran
pendidikan jasmani adalah media dan cara guru
menyampaikan materi pelajaran. Siswa seringkali kurang mampu memahami materi yang disampaikan oleh guru. Gerakan-gerakan dalam permainan bola basket yang dicontohkan oleh guru mungkin kurang ditangkap dan dipahami oleh siswa karena waktu menyampaikan materi terlalu singkat namun banyak juga dari siswa yang tidak memperhatikan guru saat guru memberikan penjelasan. Media pembelajaran yang digunakan adalah media audio visual yang berupa video pembelajaran. Video merupakan media yang dapat menghasilkan unsur suara dan gambar yang bergerak (audio visual). Dengan penggunaan video pembelajaran, siswa akan lebih tertarik terhadap materi yang diajarkan. Siswa yang melihat video akan mengetahui proses terjadinya suatu peristiwa berdasarkan materi yang diajarkan sehingga siswa dapat membayangkan serta memperkuat pemahaman terhadap materi ajar sehingga siswa mempunyai gambaran tentang gerakan teknik dasar bola basket dengan baik sebelum praktek langsung di lapangan. Perkembangan teknologi pembelajaran dengan media elektronik rata-rata sudah berkembang di sekolah. Namun guru pendidikan jasmani kurang memanfaatkan media yang sudah ada di setiap sekolah tersebut. Kurang mampunya guru dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani dapat mempengaruhi terhadap hasil belajar siswa. Bentuk alur kerangka berpikir dalam melaksanakan kegiatan penelitian dapat dilihat pada gambar :
29
Kondisi awal
Guru: Kurang mampu dalam proses pembelajaran penjas
Siswa: - Siswa kurang tertarik dan cepat bosan dengan pembelajaran permainan bola basket - Hasil belajar siswa rendah - Pemahaman teknik dasar bola basket rendah
Tindakan
Menerapkan model pembelajaran dengan menggunakan media bantu pembelajaran audio visual
Siklus I: Guru dan peneliti menyusun bentuk pengajaran dengan menggunakan media audio visual untuk meningkatkan hasil belajar permainan bola basket
Kondisi Akhir
Melalui penggunaan media bantu pembelajaran audio visual dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran permainan boala basket serta partisipasi aktif dan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran meningkat
Siklus II: Upaya perbaikan hasil belajar dari siklus I dikarenakan belum mencapai target yang telah ditentukan.
Gambar 2.9. Kerangka berpikir