BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dari berbagai moda transportasi, sepeda motor merupakan yang paling banyak dipilih di Indonesia maupun di negara-negara berkembang lainnya. Hal ini yang menyebabkan populasi sepeda motor terus bertambah dari tahun ke tahun. Di Indonesia saat ini sepeda motor telah menjadi sarana transportasi yang dominan. Sepeda motor banyak dipilih oleh masyarakat sebagai moda angkutan karena selain harganya yang terjangkau, yang ditunjang dengan kemudahan kepemilikan dan pembayaran, sepeda motor juga mudah dikendarai serta unggul dalam kemampuan bermanuver di sela-sela kemacetan dan pencapaian akses. Tingginya angka pemakaian sepeda motor ini sejalan dengan tingginya angka kecelakaan yang melibatkan sepeda motor itu sendiri. Seperti yang diungkapkan dalam Acara Diskusi Sehari Forum Wartawan Perhubungan, bahwa data kecelakaan lalu lintas pada tahun 2011, terungkap bahwa 72% dari kecelakaan lalu lintas jalan di Indonesia melibatkan sepeda motor (Dephub, 2012). Dari berbagai kejadian kecelakaan yang melibatkan sepeda motor, penyebab tertinggi adalah faktor manusia. Tingginya angka korban kecelakaan yang meninggal dunia ini karena disiplin berlalu lintas masih rendah. Dari hasil analisis diketahui, 90 persen kecelakaan karena faktor manusia. Sebanyak 10 persen sisanya dibagi rata antara kondisi jalan dan rambu lalu lintas serta faktor kendaraan (Ditjendat, 2012).
1
2
Pengguna sepeda motor yang terlibat dalam kecelakaan umumnya mengalami tingkat fatalitas yang cukup tinggi. Hal ini karena kurangnya perlindungan keselamatan yang digunakan pengguna sepeda motor dibandingkan dengan moda kendaraan lainnya. Namun demikian dalam pengamatan sehari-hari diketahui bahwa jarang seorang pengguna sepeda motor menggunakan perlengkapan keselamatan tersebut secara lengkap seperti helm standard, jaket berwarna (memantulkan cahaya), sepatu, sarung tangan dan kacamata. Tabel 1.1 Data jumlah korban kecelakaan beserta kerugian materi yang diderita di Indonesia (Ditlantas Polri, 2012)
Tahun
Jumlah Kecelakaan
Korban
Luka
Luka
Kerugian Materi
Mati
Berat
Ringan
(Juta Rp)
2006
87,02
15,762
33,282
52,31
81,848
2007
49,553
16,955
20,181
46,827
103,289
2008
59,164
20,188
23,44
55,731
131,207
2009
62,96
19,979
23,469
62,936
136,285
2010
66,488
19,873
26,196
63,809
158,259
2011
108,696
31,195
35,285
108,945
217,435
Dari data diatas, diketahui bahwa terjadi kenaikan jumlah fatalitas yang dialami oleh pengguna sepeda motor. Hal ini membuktikan adanya keunikan pengguna sepeda motor di Indonesia. Kenaikan penggunaan sepeda motor, tidak dikuti dengan kesadaran akan bahaya fatalitas yang bisa ditimbulkan. Pengguna sepeda motor terkadang memiliki kesadaran mengenai pentingnya penggunaan perlengkapan keselamatan, namun tidak berperilaku memakai perlengkapan keselamatan tersebut. Hal ini dikarenakan kontrol penerimaan perilaku (perceived behaviour control) yang mereka miliki rendah.
3
Hal ini mengakibatkan mereka tidak berperilaku yang sesuai dengan apa yang diyakininya walaupun mereka sadar akan pentingnya perlengkapan keselamatan tersebut. Perilaku yang ditampilkan ini juga akan dipengaruhi oleh pemahaman mereka mengenai resiko kecelakaan yang bisa ditimbulkan. Pemecahan masalah atas permasalahan ini harus dilakukan meliputi keseluruhan aspek dan melibatkan banyak pihak. Aspek yang harus diperhatikan untuk meningkatkan pemahaman resiko kecelakaan meliputi aspek pendidikan (education), aspek perekayasaan (engineering), dan aspek penegakkan hukum (enforcement).
B. Perumusan Masalah Berdasarkan
adanya
permasalahan
penggunaan
perlengkapan
keselamatan dan perilaku berkendara yang didasari oleh pemahaman resiko kecelakaan, dapat disusun perumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana
perilaku
berkendara
terkait
penggunaan
perlengkapan
keselamatan? 2. Bagaimana pemahaman pengguna sepeda motor terhadap resiko kecelakaan ? 3. Hubungan tingkat pemahaman resiko kecelakaan terhadap penggunaan perlengkapan keselamatan dan perilaku berkendara.
C. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui gambaran perilaku berkendara pengguna sepeda motor di Yogyakarta.
4
2. Mengetahui penggunaan perlengkapan keselamatan pada pengguna sepeda motor di Yogyakarta. 3. Mengetahui tingkat pemahaman terhadap resiko kecelakaan
pada
pengguna sepeda motor di Yogyakarta. 4. Menganalisis
hubungan
pemahaman
resiko
kecelakaan
terhadap
penggunaan perlengkapan keselamatan. 5. Menganalisis hubungan pemahaman resiko kecelakaan terhadap perilaku berkendara. 6. Mengembangkan
usulan
program-program
untuk
meningkatkan
pemahaman resiko kecelakaan kepada pihak terkait yang mencakup aspek education, engineering, dan enforcement.
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu dimanfaatkan oleh para akademisi, pemerintah serta masyarakat. Khususnya bagi para penyusun program peningkatan pemahaman resiko kecelakaan dengan meningkatkan kesadaran penggunaan perlengkapan keselamatan yang lebih memperhatikan aspek-aspek psikologis pengguna sepeda motor di Yogyakarta. Sedangkan bagi peneliti, sebagai bahan pengembangan ilmu transportasi untuk penelitian selanjutnya.
E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian sebelumnya mengenai perilaku pengguna sepeda motor, perlengkapan keselamatan dan pemahaman resiko kecelakaan :
5
1.
Jonter Sihotang (2008), Analisis Tingkat Pengetahuan Pengendara Sepeda Motor Tentang Perlengkapan Keselamatan Hubungannya dengan Perilaku Berkendara dan Alasan Penggunaan Perlengkapan Keselamatan, Tesis MSTT, UGM. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan perilaku serta alasan penggunaan perlengkapan keselamatan bagi pengendara sepeda motor terutama para pengendara yang berusia muda. Teknik pengambilan sampel penelitian ini menggunakan purposive random sampling dengan instrumen penelitian kuesioner dalam skala likert. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif, korelasi dan regresi.
2.
Rianto Rili Prihatmantyo (2009), The Study of Safety Aspects for Motorcycle Traffic, Thesis MSTT, UGM. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perilaku pengendara sepeda motor dan sikap pengendara sepeda motor ketika berkendara. Pengumpulan data menggunakan observasi lapangan dan kuesioner survei serta dilengkapi juga dengan kamera video untuk melengkapi data. Dari penelitian ini diketahui beberapa pengendara sepeda motor melakukan pelanggaran yang membahayakan pengguna jalan lain. Cara berkendara juga berpengaruh terhadap pelanggaran terhadap peraturan yang dilakukan. Untuk mengurangi jumlah kecelakaan, perlu dilakukan perbaikan infrastruktur, penindakan terhadap pelanggaran, panduan untuk mengikuti lampu utama pada malam atau siang hari, dan menggunakan perlengkapan keselamatan yang lengkap.
6
3.
Muninggar (2010), Traffic Safety Analysis Based on Driver Behaviour (A Case Study In jakarta-Indonesia), Thesis MSTT, UGM. Penelitian ini merekomendasikan bahwa BDQ dapat digunakan di Indonesia walaupun tidak terlalu sama dengan BDQ aslinya, namun perlu adanya penelitian lanjutan dengan responden yang lebih banyak dan proporsi lakilaki dan wanita yang lebih seimbang. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah peneliti menganalisis pengaruh pemahamn resiko terhadap perilaku berkendara dan penggunaan perlengkapan keselamatan pada pengguna sepeda motor dengan instrumen observasi, kuesioner, dan wawancara untuk mengukur tingkat keselamatan lalu lintas.
4.
Ratih Libania (2012), Pemahaman dan Perilaku Pengguna Jalan Terkait dengan Konflik Lalulintas dan Risiko Kecelakaan, Tesis MSTT, UGM. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran perilaku pengguna sepeda motor dan kendaraan pribadi di Yogyakarta, serta mengetahui pemahaman mengenai resiko kecelakaan, serta mengetahui pemahaman mengenai keterlibatan konflik lalu lintas. Selanjutnya menganalisis hubungan pemahaman mengenai resiko kecelakaan terhadap perilaku berkendara dan menganalisis pengaruh perilaku berkendara terhadap keterlibatan konflik lalu lintas. Pengumpulan data menggunakan skala perilaku berkendara, skala pemahaman mengenai resiko kecelakaan dan skala keterlibatan konflik. Data dianalisis menggunakan analisis regresi untuk mengenai hubungan antara pemahaman mengenai resiko kecelakaan dengan perilaku berkendara dan hubungan
antara
perilaku
berkendara
dengan
keterlibatan
konflik.