BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyelenggarakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Pelayanan yang paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif (Pemerintah Republik Indonesia, 2004a). Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Bangka Tengah merupakan rumah sakit satu-satunya yang ada di Kabupaten Bangka Tengah yang diresmikan pada tanggal 14 April 2007 dan beroperasi berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 188.4/05/Dinkes/2007.
Berdasarkan Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit No.
KARS-SERT/505/V/2012 tanggal 22 Mei 2012, RSUD Bangka Tengah ditetapkan lulus Akreditasi tingkat dasar yaitu memenuhi standar pelayanan rumah sakit untuk bagian Administrasi dan Manajemen, Pelayanan Medis, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Keperawatan dan Rekam Medis (RSUD Bangka Tengah, 2015). Dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan yang optimal kepada masyarakat, RSUD Bangka Tengah mempunyai visi yaitu RSUD Bangka Tengah sebagai rumah sakit pilihan utama masyarakat dengan pelayanan yang optimal dan bermutu. Untuk melaksanakan visi tersebut, RSUD Bangka Tengah mempunyai misi yaitu meningkatkan kualitas sumber daya manusia, menyediakan sarana dan prasarana pelayanan yang optimal, memberikan pelayanan prima dan meningkatkan angka kesembuhan (RSUD Bangka Tengah, 2015). RSUD Bangka Tengah merupakan rumah sakit rujukan untuk wilayah kabupaten Bangka Tengah dan Kabupaten Bangka Selatan. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.03/I/3366/2014 tanggal 23 Oktober 2014, RSUD Bangka Tengah merupakan Rumah Sakit Umum kelas C dengan
1
2
kapasitas tempat tidur yang aktif sebanyak 84 buah. Pelayanan rawat jalan yang ada di RSUD Kabupaten Bangka Tengah meliputi Poliklinik Kebidanan dan Kandungan, Poliklinik Laktasi, Poliklinik Umum, Poliklinik Gigi dan Mulut serta Klinik VCT (Voluntary Counselling and Testing), dengan pelayanan penunjang medis yaitu pelayanan farmasi, pelayanan laboratorium, pelayanan radiologi dan fisioterapi (RSUD Bangka Tengah, 2015). Kinerja pelayanan kesehatan RSUD Bangka Tengah tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Kinerja pelayanan kesehatan RSUD Bangka Tengah tahun 2015 Nama pelayanan Kunjungan Rawat Jalan
Jumlah 2.104 pasien
Kunjungan Rawat Inap
842 pasien
BOR (Bed Ocupancy Rate) / angka penggunaan tempat tidur
62,0 %
LOS (Length Of Stay) /lama hari perawatan
2,79 hari
TOI (Turn Over Internal)/interval penggunaan tempat tidur
3,36 hari
Sumber : Profil RSUD Bangka Tengah, 2015 RSUD Bangka Tengah memiliki tenaga kesehatan yang terdiri dari tenaga medis sebanyak 23 orang dengan dokter spesialis sebanyak 6 orang (spesialis penyakit dalam, spesialis anak, spesialis mata, spesialis kandungan, spesialis bedah dan spesialis anestesi), tenaga medis keperawatan sebanyak 129 orang, tenaga medis non keperawatan sebanyak 75 orang dan tenaga non medis sebanyak 37 orang (RSUD Bangka Tengah, 2015). RSUD Kabupaten Bangka Tengah telah melaksanakan pelayanan kesehatan pada pasien Jaminan Kesehatan Nasional sejak tanggal 1 januari 2014. Jaminan kesehatan Nasional merupakan jaminan perlindungan kesehatan untuk memeperoleh manfaat
pemeliharaan kesehatan dan perlindungan
dalam
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah. Seiring dengan dimulainya program JKN pada 1 Januari 2014, semua program jaminan kesehatan
3
yang telah dilaksanakan pemerintah sebelumnya (Askes PNS, Jamsostek, dan Jamkesmas) berubah nama menjadi JKN dan dikelola oleh satu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan). Program JKN dimaksudkan
untuk
memberikan
manfaat
pemeliharaan
kesehatan
dan
perlindungan akan pemenuhan kebutuhan dasar kesehatan masyarakat secara menyeluruh.
Dalam pelaksanaan JKN pemerintah menerbitkan Formularium
Nasional sebagai acuan dalam pelayanan kesehatan. Dalam pelayanan kesehatan khususnya pelayanan obat bagi pasien JKN, penggunaan obat sesuai Formularium Nasional sangat penting. Sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan nomor 159 tahun 2014 bahwa Formularium Nasional merupakan obat terpilih yang dibutuhkan dan harus tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan sebagai acuan dan pengendali dalam penggunaan obat dalam pelaksanaan JKN (Kementerian Kesehatan, 2014). Penerapan formularium penting dilaksanakan di rumah sakit, karena dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan efisiensi biaya pengobatan. Peresepan obat yang tidak sesuai formularium menyebabkan penggunaan obat yang tidak terkendali sehingga dapat menyebabkan meningkatnya biaya pengobatan dan menyebabkan kerugian bagi rumah sakit tersebut. Formularium rumah sakit memberikan informasi penggunaan obat yang aman dan efektif sehingga dengan adanya formularium rumah sakit, biaya pengobatan pasien dapat dikurangi (Mahendara et al, 2013). Sesuai dengan kebijakan pemerintah tentang penerapan program JKN, RSUD Bangka Tengah telah melaksanakan pelayanan kesehatan bagi pasien JKN sejak Januari 2014. Pada tahun 2015 jumlah resep obat yang diterima di Instalasi Farmasi RSUD Bangka Tengah sebanyak 38.355 lembar resep, sedangkan jumlah resep untuk pasien JKN adalah sebanyak 14.373 lembar resep. Pelayanan obat pada pasien JKN di RSUD Bangka Tengah belum sepenuhnya menerapkan peresepan sesuai Formularium Nasional. Salah satu faktor yang mempengaruhi penerapan Formularium Nasional di RSUD Kabupaten Bangka Tengah adalah sistem pengelolaan obat (proses perencanaan dan pengadaan obat) yang tidak berpedoman pada Formularium Nasional, sehingga hal tersebut mempengaruhi
4
ketersediaan obat yang sesuai Formularium Nasional di rumah sakit tersebut. Ketersediaan obat dapat mempengaruhi peresepan obat sesuai Formularium Nasional dan peresepan obat rasional. Kurangnya ketersediaan obat di RSUD Kabupaten Bangka Tengah akan berpengaruh pada peresepan obat rasional dan penerapan peresepan obat sesuai Formularium Nasional. Di RSUD Kabupaten Bangka Tengah belum pernah dilakukan evaluasi penerapan Formularium Nasional pada pasien JKN, untuk itu perlunya dilakukan penelitian mengenai penerapan Formularium Nasional dalam peresepan pada pasien JKN di RSUD Kabupaten Bangka Tengah tahun 2015. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Bagaimana penerapan Formularium Nasional dalam peresepan pada pasien JKN di RSUD Kabupaten Bangka Tengah tahun 2015? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui penerapan Formularium Nasional dalam peresepan pasien JKN di RSUD Kabupaten Bangka Tengah tahun 2015 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui persentase peresepan obat sesuai Formularium Nasional di RSUD Kabupaten Bangka Tengah tahun 2015 b. Untuk mengetahui kerasionalan peresepan obat berdasarkan indikator peresepan c. Untuk mengetahui ketersediaan obat
sesuai Formularium Nasional di
RSUD Kabupaten Bangka Tengah d. Untuk mengetahui pengetahuan provider kesehatan tentang pentingnya Formularium Nasional sebagai pengendali peresepan D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam menambah kajian ilmiah dalam penerapan Formularium Nasional di Rumah Sakit dan dapat
4
5
menjadi bahan masukan bagi RSUD untuk mengembangkan kebijakan dalam penerapan Formularium Nasional pada peresepan pada pasien JKN serta sebagai bahan masukan dalam pembuatan Formularium Rumah Sakit. E. Keaslian Penelitian Penelitian tentang evaluasi penerapan Formularium Nasional dalam peresepan pada pasien JKN di RSUD Kabupaten Bangka Tengah tahun 2015, sepengetahuan penulis belum pernah dilakukan. Penelitian yang hampir sama yang pernah dilaksanakan adalah sebagai berikut : 1. Evaluasi penerapan formularium dalam peresepan di Instalasi rawat inap RSUD Kabupaten Merauke tahun 2012 oleh Wulandari tahun 2014 dengan rancangan penelitian deskriptif analitik dengan data retrospektif. Hasil penelitiannya adalah persentase obat yang sesuai dengan formularium sebesar 94%-96%. Persentase ketersediaan obat indikator di Instalasi rawat inap anak sebesar 100%. Penerapan formularium dalam peresepan di instalasi rawat inap anak sudah dilakukan dengan baik karena ketaatan peresepan terhadap formularium sudah baik. 2. Evaluasi pemanfaatan formularium dan penggunaan obat pada poli anak di instalasi rawat jalan RSUP Pemerintah DR. Wahidin Sudirohusodo Makasar Provinsi Sulawesi Selatan oleh Arfah, T tahun 2011 dengan menggunakan metode deskriptik analisis dengan rancangan penelitian studi kasus. Hasil penelitiannya adalah persentase rata-rata penulisan resep berdasarkan Formularium RSUP Pemerintah DR. Wahidin Sudirohusodo Makasar adalah 52% dan penggunaan obat antibiotik di poliklinik anak adalah 73%. Penerapan formularium dipengaruhi adanya ketidaksesuian obat-obatan dalam pedoman pengobatan dengan formularium rumah sakit dan adanya perubahan pola peresepan (tren penggunaan obat tertentu dan pola penyakit). 3. Evaluasi penerapan formularium di rumah sakit umum daerah Prambanan Daerah Istimewa Yogyakarta tahun tahun 2012 oleh Setyoningrum, P.W., dengan menggunakan rancangan penelitian studi kasus. Hasil penelitiannya adalah persentase rata-rata kesesuaian obat yang diresepkan dengan
5
6
formularium di RSUD Prambanan triwulan 2-4 untuk rawat jalan adalah 78,86% dan rawat inap adalah 87,475. Manajemen pengelolaan obat dan dukungan manajemen (sistem informasi dan keuangan) memilki peranan yang sangat penting untuk meningkatkan usaha penerapan formularium. 4. Evaluasi kesesuaian resep dengan standar pelayanan media (SPM) dan Formularium Jamkesmas pada pasien rawat jalan Jamkesmas di RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2012 oleh Medisa, D menggunakan
rancangan
penelitian
observasi
cross-sectional.
dengan Hasil
penelitiannya adalah persentase resep yang ditulis dokter pada 10 penyakit terbanyak yang sesuai dengan SPM RSUD PS Bantul adalah 24,3 %-82% dan persentase resep yang ditulis yang sesuai Formularium Jamkesmas adalah 49%-96%.
Penggunaan obat rata-rata per lembar resep adalah 2,7 dan
penggunaan injeksi pada pasien rawat jalan Jamkesmas sebesar 22%. Ketersediaan obat yang sesuai dengan SPM RSUD PS Bantul dan Formularium Jamkesmas untuk 10 penyakit terbanyak sebesar 46,3%. Peresepan obat di luar Formularium Jamkesmas di RSUD PS Bantul dipengaruhi oleh prescriber dan pasien. 5. Evaluasi kesesuaian resep dengan formularium pada pasien umum rawat jalan di RSUD Tidar Kota Magelang tahun 2014 oleh Dianita, P.S dengan metode penelitian studi kasus yang bersifat deskriptik analitik. Hasil penelitiannya persentase kesesuaian resep dengan formularium rumah sakit berdasarkan zat aktif (generik) di RSUD Tidar Kota Magelang sebesar 98%-99,4% dan persentase kesesuaian resep dengan formularium rumah sakit berdasarkan nama dagang obat di RSUD Tidar Kota Magelang sebesar 67,4%-75%. Formularium rumah sakit di RSUD Tidar digunakan sebagai acuan dalam penggunaan obat dan pengadaan obat. Dalam
pelaksanakan penerapan
formularium rumah sakit di RSUD Tidar Kota Magelang, adanya kebijakan penggunaan obat sesuai formularium rumah sakit tersebut. Persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut :
6
7
Tabel 2. Persamaan dan perbedaan dengan penelitian sebelumnya No Peneliti 1. Arfah, T (2011)
Judul Evaluasi pemanfaatan formularium dan penggunaan obat pada poli anak di instalasi rawat jalan RSUP pemerintah DR. Wahidin Sudirohusodo Makasar Provinsi Sulawesi Selatan Evaluasi kesesuaian resep dengan formularium pada pasien umum rawat jalan di RSUD Tidar Kota Magelang
Metode Deskriptik analisis, studi kasus
Tempat RSUP pemerintah DR. Wahidin Sudirohusodo Makasar Provinsi Sulawesi Selatan
Sampel Resep dokter anak di apotek rawat jalan
Deskriptik analitik, studi kasus.
Resep rawat jalan pasien umum
Evaluasi kesesuaian resep dengan standar pelayanan media (SPM) dan Formularium Jamkesmas pada pasien rawat jalan Jamkesmas di RSUD Panembahan Senopati Bantul Evaluasi penerapan formularium di rumah sakit umum daerah Prambanan Daerah Istimewa Yogyakarta
Observasi, crosssectional.
RSUP pemerintah DR. Wahidin Sudirohusodo Makasar Provinsi Sulawesi Selatan RSUD Panembahan Senopati Bantul
Studi kasus
RSUD Prambanan Daerah Istimewa Yogyakarta
Resep rawat jalan dan rawat inap
2.
Dianita, P.S (2014)
3.
Medisa, D (2012)
4.
Setyoning rum, P.W (2012)
5.
Wulandari Evaluasi penerapan , N.P formularium dalam (2014) peresepan di Instalasi rawat inap RSUD Kabupaten Merauke
deskriptif analitik, data retrospektif
RSUD Kabupaten Merauke
Resep anak rawat inap
6.
Penelitian ini
Deskriptik analitik, studi kasus.
RSUD Kabupaten Bangka Tengah
Resep pasien JKN
Penerapan Fornas dalam peresepan pada pasien JKN di RSUD Kabupaten Bangka Tengah
7
Resep rawat jalan pasien Jamkesmas