BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Yogyakarta menjadi kota pelajar dan tempat berkumpulnya para mahasiswa dari berbagai daerah, propinsi maupun negara (Sumarni, 1991). Pada jenjang perguruan tinggi, Provinsi DIY memiliki 10 PTN dan 112 PTS dengan jumlah mahasiswa S1 sebanyak 69.680 orang untuk PTN dan 57.402 orang untuk PTS (BPS, 2013). Salah satu universitas yang paling diminati di Yogyakarta adalah Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan jumlah mahasiswa S1 sebanyak 30.127 orang, S2 sebanyak 8.735 orang dan S3 sebanyak 2087 orang pada tahun 2012 (DAA UGM, 2013). Pada tahun akademik 2012/2013, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta menerima 7.131 mahasiswa baru dari berbagai jalur penerimaan untuk jenjang S1 yang tersebar dalam 18 fakultas dan 68 jurusan (BPS, 2013). Para mahasiswa tersebut berasal dari 295 kabupaten/kota dan 1.492 SMA/SMK. Sementara 52 dari total 348 mahasiswa Program Internasional dan mahasiswa asing berasal dari Kirgistan, Korea, dan Malaysia (Puspitarini, 2012). Banyaknya jumlah mahasiswa dan meningkatnya jumlah pendatang dari luar Yogyakarta maupun mancanegara, dari tahun ke tahun mengakibatkan pertumbuhan ekonomi di sekitar kampus ikut meningkat, begitu juga dengan kebutuhan yang paling mendasar yaitu kebutuhan akan makanan. Konsumsi makanan yang terus bertambah mengakibatkan semakin berkembangnya usaha kuliner seperti Pedagang Kaki Lima (PKL) yang menjual makanan di sekitar kampus maupun tempat tinggal mahasiswa dan dijajakan di pinggir-pinggir jalan atau biasa dikenal dengan sebutan „street food‟. Berdasarkan hasil survey pendahuluan, diketahui bahwa terdapat 250 PKL yang menjual menu utama, 135 PKL menjual kudapan, 85 PKL menjual minuman dan 32 PKL menjual buahbuahan. Makanan dan minuman yang dijual pun beraneka ragam, mulai dari makanan dan minuman tradisional hingga fast food seperti fried chicken, burger, pizza, dan lain sebagainya. 1
2
Food and Agricultural (FAO) mendefinisikan street food sebagai makanan dan minuman siap konsumsi yang dipersiapkan dan/atau dijual di jalan atau ditempattempat umum lainnya (Fellows dan Hilmi, 2011). Kemudahan mengakses street food, membuat mahasiswa memilih untuk mengkonsumsi makanan ini. Akan tetapi, sering kali mereka melupakan masalah kesehatan dan keamanan dari makanan dan minuman yang dikonsumsi. Menurut Thaheer (2005), memelihara kesehatan dapat dilakukan dengan mengkonsumsi makanan yang aman, yaitu dengan cara memastikan bahwa makanan yang akan dikonsumsi dalam keadaan bersih dan terhindar dari wholesomeness (penyakit). Makanan yang dijual oleh pedagang kaki lima beresiko 3,5 kali lipat terhadap terjadinya kontaminasi makanan dibandingkan dengan usaha jasaboga, restoran dan rumah makan (Djaja, 2003). Hal ini disebabkan oleh sanitasi dapur pengolahan makanan dan tempat penyajian makanan belum memenuhi persyaratan kesehatan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Syaifulina (2007) terhadap para pedagang kaki lima di Jalan Kaliurang Yogyakarta menyatakan bahwa seluruh PKL tidak mencuci tangan sebelum menjamah makanan dan tidak menggunakan kelengkapan khusus saat bekerja. Oleh karena itu, untuk terhindar dari kontaminasi sebaiknya penjamah makanan selalu memelihara kebersihan perseorangan dan terbiasa untuk berperilaku sehat selama bekerja (Marsaulina, 2004). Makanan dan minuman yang telah terkontaminasi dapat menyebabkan makanan tersebut dapat menjadi media bagi suatu penyakit. Penyakit yang ditimbulkan oleh makanan yang terkontaminasi disebut penyakit bawaan makanan (foodborned diseases) (Susanna, 2003). Lebih dari 90% penyakit yang terjadi pada manusia disebabkan oleh kontaminasi mikroorganisme melalui makanan (foodborne diseases) antara lain yaitu penyakit tifus, disentri bakteri/amuba, botulism dan intoksikasi bakteri lainnya, serta hepatitis A dan trichinellosis (Winarno, 2004). Pada akhir bulan Juni 2008, Dinkes Provinsi DIY mendapatkan laporan adanya peningkatan kasus hepatitis A. Gambaran epidemiologi terhadap KLB ini yang berhasil dihimpun oleh bagian Field Epidemiology Training Program
3
(FETP) Universitas Gadjah Mada adalah 89% diderita oleh kelompok usia produktif (16 – 45 tahun). Sementara itu, 45% dari penderita tersebut adalah mahasiswa. Faktor resiko kebiasaan makan di luar rumah menyumbang 50% dari total penyebab kasus hepatitis A tersebut (Dinas Kesehatan Propinsi DIY, 2008). Globalisasi berperan terhadap perubahan pola konsumsi masyarakat, khususnya mahasiswa. Hal ini didukung oleh banyaknya pedagang kaki lima yang menjual berbagai jenis street food tidak jauh dari lingkungan kampus. Street food yang dijual pun beraneka ragam, mulai dari jajanan pasar, penyetan, angkringan, makanan cepat saji, camilan, dan sebagainya. Dalam mengkonsumsi makanan, seseorang akan banyak dipengaruhi oleh kebiasaan dan preferensi terhadap makanan tersebut (Winarno, 1993). Tiga faktor yang mempengaruhi preferensi makan yaitu karakteristik individu, makanan, dan lingkungan (Suhardjo, 1989). Menurut Drewnowski dan Hann (1999), terdapat korelasi antara preferensi makan dengan konsumsi makan. Pada laki-laki obesitas menyukai makanan yang berprotein dan berlemak seperti daging sedangkan perempuan obesitas menyukai makanan yang berkarbohidrat dan berlemak seperti donat, biskuit dan kue serta gula (Drewnowski et al., 1992). Menurut Boek et al. (2012), jenis kelamin dan ras berperan penting sebagai penentu pemilihan makanan pada mahasiswa. Laki-laki secara signifikan lebih cenderung memilih makanan dengan pertimbangan harga dan rasa dengan kualitas rendah dan kandungan gizi yang lebih sedikit. Mahasiswa kulit putih secara signifikan memilih makanan dari segi harga, kenyamanan, rasa serta nutrisi yang lebih rendah daripada mahasiswa dari ras lain. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Martiani (2000), makanan yang dikonsumsi oleh mahasiswa tidak selalu yang disukai namun mereka memilih makanan karena harganya yang murah. Menurut Soriano (2007), kualitas makanan adalah atribut paling penting bagi pelanggan untuk kembali ke suatu tempat makan kemudian diikuti kualitas layanan, harga, dan tempat/lingkungan. Pendapatan tinggi dan keragaman pangan subtitusi mendorong seseorang untuk mengikuti preferensinya. Peningkatan pendapat memberikan dampak pada perubahan pola makan (Galler, 1984).
4
Khomsan (2000) menyatakan bahwa individu yang berpengetahuan gizi baik akan mempunyai kemampuan untuk menerapkan pengetahuan gizinya dalam pemilihan maupun pengetahuan pangan sehingga konsumsi pangan yang mencukupi lebih terjamin. Pemenuhan gizi yang cukup memadai akan menghasilkan sumber daya manusia dengan kualitas hidup yang tinggi (Harper, 1988). Satu macam makanan saja tidak dapat memenuhi semua kebutuhan tubuh akan zat gizi. Oleh karena itu, dianjurkan untuk mengkonsumsi beragam jenis makanan. Konsumsi makanan instan/cepat saji, minuman tinggi gula, kudapan tinggi kalori dan lemak mengakibatkan konsumsi serat menurun dan konsumsi tinggi kalori meningkat (Gibney et al., 2008). Sebanyak 57 % pencari kerja lulusan perguruan tinggi gagal dalam tes kesehatan karena mengidap penyakit kolesterol, jantung, dan diabetes mellitus (ECC UGM, 2010). Sesuai dengan pernyataan Purwanti (2002), akibat negatif pertama kali muncul dari kesalahan dalam memilih makanan seperti makanan yang tinggi kalori dan lemak adalah overweight yang berlanjut pada obesitas. Obesitas tidak saja mengganggu penampilan fisik seseorang, tetapi juga beresiko lebih besar untuk terserang penyakit jantung koroner, tekanan darah tinggi, diabetes mellitus dan stroke. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perlu adanya penelitian tentang faktor yang berhubungan terhadap preferensi konsumen street food pada mahasiswa Universitas Gadjah Mada. Dipilihnya Universitas Gadjah Mada sebagai lokasi penelitian karena UGM merupakan universitas terkemuka yang memiliki 18 fakultas dan 68 jurusan sehingga banyak mahasiswa dari luar Yogyakarta memilih melanjutkan pendidikannya di UGM. Hal ini mendorong para pedagang kaki lima menjual berbagai macam jenis makanan. Diharapkan dengan mengetahui faktor yang berhubungan dengan preferensi konsumen street food tersebut dapat dijadikan sebagai langkah awal untuk mencari alternatif penyelesaian kasus-kasus yang berkaitan dengan gizi dan kesehatan mahasiswa serta meningkatkan derajat kesehatan mahasiswa UGM oleh pihak universitas juga pemerintah Kabupaten Sleman, DIY.
5
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan preferensi konsumen street food kelompok menu utama, kudapan, minuman dan buah-buahan pada mahasiswa Universitas Gadjah Mada? 2. Apakah terdapat hubungan antara asal daerah dengan preferensi konsumen street food kelompok menu utama, kudapan, minuman dan buah-buahan pada mahasiswa Universitas Gadjah Mada? 3. Apakah terdapat hubungan antara pendapatan dengan preferensi konsumen street food kelompok menu utama, kudapan, minuman dan buah-buahan pada mahasiswa Universitas Gadjah Mada? 4. Apakah terdapat hubungan antara pengetahuan gizi dengan preferensi konsumen street food kelompok menu utama, kudapan, minuman dan buah-buahan pada mahasiswa Universitas Gadjah Mada? 5. Apakah terdapat hubungan antara harga makanan dengan preferensi konsumen street food kelompok menu utama, kudapan, minuman dan buah-buahan pada mahasiswa Universitas Gadjah Mada? 6. Apakah terdapat hubungan antara kualitas makanan dengan preferensi konsumen street food kelompok menu utama, kudapan, minuman dan buah-buahan pada mahasiswa Universitas Gadjah Mada? 7. Apakah terdapat hubungan antara higiene dan sanitasi dengan preferensi konsumen street food kelompok menu utama, kudapan, minuman dan buah-buahan pada mahasiswa Universitas Gadjah Mada? 8. Faktor apa saja yang berhubungan dengan preferensi konsumen street food pada mahasiswa Universitas Gadjah Mada? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan preferensi konsumen street food guna meningkatkan kesehatan pada mahasiswa Universitas Gadjah Mada.
6
2. Tujuan Khusus a. Menganalisis hubungan antara jenis kelamin dengan preferensi konsumen street food kelompok menu utama, kudapan, minuman dan buah-buahan pada mahasiswa Universitas Gadjah Mada. b. Menganalisis hubungan antara asal daerah dengan preferensi konsumen street food kelompok menu utama, kudapan, minuman dan buah-buahan pada mahasiswa Universitas Gadjah Mada. c. Menganalisis hubungan antara pendapatan dengan preferensi konsumen street food kelompok menu utama, kudapan, minuman dan buah-buahan pada mahasiswa Universitas Gadjah Mada. d. Menganalisis hubungan antara pengetahuan gizi dengan preferensi konsumen street food kelompok menu utama, kudapan, minuman dan buah-buahan pada mahasiswa Universitas Gadjah Mada. e. Menganalisis hubungan antara harga makanan dengan preferensi konsumen street food kelompok menu utama, kudapan, minuman dan buah-buahan pada mahasiswa Universitas Gadjah Mada. f. Menganalisis hubungan antara kualitas makanan dengan preferensi konsumen street food kelompok menu utama, kudapan, minuman dan buah-buahan pada mahasiswa Universitas Gadjah Mada. g. Menganalisis hubungan antara higiene dan sanitasi dengan preferensi konsumen street food kelompok menu utama, kudapan, minuman dan buahbuahan pada mahasiswa Universitas Gadjah Mada. h. Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan preferensi konsumen street food pada mahasiswa Universitas Gadjah Mada. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi dan menambah wawasan mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan preferensi konsumen street food pada mahasiswa.
7
2. Bagi Masyarakat Penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan mahasiswa dalam memilih makanan yang akan dikonsumsi. Bagi pedagang kaki lima, dapat digunakan sebagai gambaran bagaimana keinginan konsumen sehingga dapat memperbaiki kualitas dari makanan yang dijual dan diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat terutama di sekitar kampus. Selain itu dapat juga digunakan sebagai acuan pelaksanaan penelitian lainnya yang terkait. 3. Bagi Pemerintah Penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman oleh pemerintah (Dinas Kesehatan) untuk mengambil langkah-langkah yang tepat sesuai hasil penelitian, seperti menyelesaikan kasus kesehatan gizi mahasiswa, membuat kebijakan dan penyuluhan mengenai healthy eating dan pola hidup sehat. E. Keaslian Penelitian Tabel 1. Keaslian Penelitian Nama Peneliti Yang, Buys, Judd, Gower, Dan Locher (2013)
Judul
Favorite Foods of Older Adults Living in the Black Belt Region of the United States. Influences of Ethnicity, Gender, and Education Gender and Boek, Stephanie, Race are Significant Kenny, dan Keiko Determinants of Students (2012) Food Choices on a College Campus
Tujuan Menguji preferensi makanan orang dewasa yang tinggal di daerah Amerika Serikat dan sejauh mana preferensi makanan menurut etnis, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan.
Menguji hubungan dari jenis kelamin dan ras pada mahasiswa serta mengetahui pemilihan makanan pada mahasiswa.
Perbedaan dan Persamaan Penelitian Perbedaan: Lokasi penelitian yaitu Amerika Serikat dan sampel yang digunakan yaitu orang dewasa. Persamaan : Analisis statistik yaitu deskripsi dan chi square test, juga pada variabel penelitian yaitu preferensi makan, jenis kelamin, dan ras. Perbedaan: Lokasi penelitian yaitu Universitas di California dan jenis makanan pada penelitian yang berupa makanan yang telah disediakan di kantin kampus.
8
Tabel 1. Keaslian Penelitian (Lanjutan) Nama Peneliti
Judul
Martiani, D. Kebiasaan Jajan dan Preferensi (2000) terhadap Makanan Jajanan Pada Mahasiswa IPB di Wilayah Dermaga, Bogor.
Drewnowski Food Preferences and dan Hann Reported (1999) Frequencies of Food Consumption as Predictors of Current Diet in Young Women
Tujuan
Perbedaan dan Persamaan Penelitian Persamaan : Subjek penelitian yaitu mahasiswa dengan desain penelitian juga cross sectional, dan variabel penelitian yaitu preferensi makan, jenis kelamin, dan ras (suku). Mengetahui Perbedaan : Lokasi kebiasaan jajan penelitian di Bogor, uji dan preferensi statistik hanya uji terhadap makanan deskrispsi dan jenis jajanan (makanan makanan berbeda. lengkap, makanan kudapan, dan Persamaan : Variabel minuman) pada terikat yaitu preferensi mahasiswa IPB. makan, jenis dan desainnya yaitu observasional dengan desain cross sectional juga pada subjek penelitian yaitu mahasiswa. Mengetahui Perbedaan: subjek pada apakah preferensi penelitian ini hanya makan dan pola pada wanita dan lokasi konsumsi makan penelitian yaitu berhubungan Michigan, USA. dengan asupan gizi dari wanita Persamaan: terletak yang melakukan pada subjek penelitian diet. yaitu mahasiswa dan variabelnya yaitu preferensi makan.