BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Nyeri punggung bawah adalah nyeri yang dirasakan di daerah punggung bawah, dapat merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikular atau keduanya (Meliala dkk., 2000). Nyeri punggung bawah atau sering juga disebut dengan Low Back Pain (LBP) merupakan keluhan nyeri yang sering banyak dijumpai dalam praktek seharihari. Hampir 70-80% penduduk di negara maju pernah mengalami Low Back Pain. LBP sangat umum dijumpai pada usia 35-55tahun (dr. Tjokorda G.B Mahadewa dkk, 2009). Dalam masyarakat keluhan nyeri punggung bawah tidak mengenal umur, jenis kelamin dan status sosial.Nyeri punggung bawah dilaporkan terjadi setidaknya 1 kali dalam 85% populasi pada usia kurang dari 50 tahun. Nyeri punggung bawah merupakan salah satu keluhan yang dapat menurunkan produktivitas manusia. Kurang lebih 50-80% pekerja di negara industri pernah mengalami nyeri punggung bawah, sehingga dampaknya jelas pada keadaan sosio ekonomi keluarga, berkurangnya hari kerja dan produktifitas. Di Indonesia, menurut Setyawati (2008) bahwa dari para pegawai yang datang berobat ke Poliklinik, pada suatu perusahaan lebih daripada 57% pekerjanya mengeluh nyeri punggung bawah. Makanya diperkirakan bahwa lebih 57% tenaga kerja di Indonesia menderita penyakit tersebut menyebabkan gangguan pada ekonomi, seterusnya secara kaskade mengganggu bidang- bidang lainnya, menggugat ekonomi tempatan. Nyeri punggung bawah adalah nyeri yang dirasakan didaerah punggung bawah, dapat merupakan nyeri lokal (inflamasi), maupun nyeri radikuler atau keduanya. Nyeri yang berasal dari punggung bawah dapat berujuk ke daerah lain atau sebaliknya yang berasal dari daerah lain dirasakan di daerah punggung bawah (referred pain).Walaupun nyeri punggung bawah jarang fatal namun nyeri yang dirasakan menyebabkan penderita mengalami suatu kekurang mampuan (disabilitas) yaitu keterbatasan fungsional dalam aktifitas sehari-hari dan banyak kehilangan jam kerja terutama pada usia produktif, sehingga merupakan alasan terbanyak dalam 1
mencari pengobatan. Nyeri punggung adalah rasa sakit, ketegangan otot atau kekakuan otot di daerah punggung antara sudut bawah costa sampai lipatan glutea inferior (Ehrlich, 2003) Nyeri punggung bawah adalah nyeri pada pinggang bagian bawah yang dapat diakibatkan oleh berbagai sebab. Antara lain karena beban berat otot-otot pinggang yang berperan untuk mempertahankan keseimbangan seluruh tubuh, luka atau iritasi pada diskus intervertebralis dan akibat penekanan diskus terhadap saraf yang melalui antar vertebra (Suzilawati, 2005). Di AS nyeri ini merupakan penyebab paling sering dari pembatasan aktivitas pada penduduk dengan usia <45 tahun, urutan ke 2 untuk alasan paling sering berkunjung ke dokter, urutan ke 5 alasan perawatan di rumah sakit, dan alasan penyebab yang paling sering untuk tindakan operasi. Penelitian kelompok studi nyeri Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) Mei 2002 menunjukkan jumlah penderita nyeri punggung bawah sebesar 18,37% dari seluruh pasien nyeri. Studi populasi di daerah pantai utara Jawa Indonesia ditemukan insidensi 8,2% pada pria dan 13,6% pada wanita. Di rumah sakit Jakarta, Yogyakarta dan Semarang insidensinya sekitar 5,4 – 5,8%, frekuensi terbanyak pada usia 45-65 tahun. Faktor penyebab nyeri punggung bawah adalah 20 % dari trauma atau injury juga aktivitas yang berlebihan dan sekitar 80 % tanpa diketahui penyebabnya (adanya proses degenerasi), kesalahan posisi dan gerakan yang terjadi tiba-tiba dalam aktivitas pekerjaan merupakan resiko terjadinya trauma pada discus intervertebralis, sendi facet, otot dan ligament. Kondisi ini menyebabkan nyeri hebat dan spasme otot-otot erector spine sehingga menghambat gerak dan fungsi lumbal dalam aktivitas kegiatan sehari-hari. Jika nyeri punggung bawah sudah terjadi selama lebih dari 6 minggu, maka perlu ditegakkan red flag atau tanda bahanya pada nyeri punggung bawah. Karena 80-90% kasus nyeri punggung bawah dapat sembuh selama kurang dari 6 minggu. (David Della-Giustina, 2013) Red flag adalah tanda-tanda bahaya yang muncul pada penderita nyeri punggung bawah yang harus diperhatikan. Menurut David Della-Giustina, ada beberapa red flag yang harus diperhatikan seperti durasi nyeri yang berlangsung lebih dari 6 minggu, onset nyeri pada usia kurang dari 18 tahun atau lebih dari 50 tahun,
2
penurunan berat badan, adanya demam, berkeringat saat malam, dan nyeri memburuk sat batuk, duduk atau menelan. Untuk mendapatkan diagnosis dari nyeri punggung bawah dapat dilakukan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan radiologi dengan cara X-rays, CT scan, MRI, myelogram, atau dengan diskogram. CT scan dan MRI memiliki hasil yang bagus tetapi harganya juga relatif mahal. Pemeriksaan Myelogram juga dapat digunakan untuk nyeri punggung bawah. Foto polos lumbal adalah pemeriksaan penunjang untuk nyeri punggung bawah yang paling banyak digunakan karena alatnya sudah banyak dan harganya yang relatif murah. ( Ahidjo, A, dkk, 2012) B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut : 1. Apa saja yang menyebabkan nyeri punggung bawah? 2. Bagaimanakah gambaran radiologi pada kasus-kasus nyeri punggung bawah? C. MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui diagnosis klinis kasus nyeri punggung bawah. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja hasil dari pemeriksaan radiologi pada kasus nyeri punggung bawah pada bulan Juni – Juli tahun 2015. D. MANFAAT PENELITIAN Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai hasil pemeriksaan radiologis pada pasien dengan diagnosa Low Back Pain di RSUD Kebumen. Data tersebut diharapkan dapat menunjang cara-cara diagnosis dan terapi yang lebih dini dan tepat yang bertujuan untuk menurunkan atau mengurangi jumlah disabilitas akibat Low Back Pain. E. KEASLIAN PENELITIAN Penelitian mengenai gambaran radiologis pada pasien LBP sebelumnya sudah banyak diteliti baik di dalam negeri maupun diluar negeri. Namun untuk di RSUD Kebumen sendiri belum pernah ada yang meneliti mengenai hal ini. 3
No. 1
Judul Penelitian Gambaran foto lumbal pasien dengan gejala klinis nyeri punggung bawah di bagian/SMF Radiologi BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari 2012 – Desember 2012
Penulis Sri C. Mutmainna, Ramli Hadji Ali, Elvie Loho Tahun : 2014
1.
2. 3. 4. 5.
2
Common Radiographic Finding in Patients with LBP a Major Nigeria Teaching Hospital
Ahidjo A, Ayough S N, Nwobi I C, Garba I, Njiti M M, Abdullahi A Tahun : 2012
1.
2. 3.
4. 5.
3
Radiographic features of Pye SR, Reid lumbar disc degeneration and DM, Smith R, self-reported back pain Adams JE, Nelson K, Silman AJ, O’Neil TW Tahun : 2004
1. 2. 3.
4. 5.
Pembeda Tempat penelitian : RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Waktu penelitian : 2014 Jumlah sampel Metode penelitian : cross sectional Hasil : gambaran radiologis paling sering adalah spondilosis lumbal Tempat penelitian : Shika, Zaria Kaduna State Waktu penelitian : 2012 Jumlah sampel : 150 foto polos AP dan lateral Metode penelitian : studi retrospektif Hasil penelitian : gambaran radiologis yang paling sering ditemukan adalah spondilosis lumbal Tempat penelitian :Aberdeen, UK Waktu penelitian : 2004 Jumlah sampel : 268 laki-laki dan 299 perempuan Metode penelitian : Hasil penelitian : terjadi degeneratif diskus lumbar seiring dengan meningkatnya usia.
4
4
Gambaran Klinis dan Radiologi kasus Low Back Pain di rumah sakit Immanuel Bandung periode tahun 20022005
Winsa Husein, M.Sc, M.Kes ; Dedeh Supantini Yayha Sp.S : Irwan Suhadi Tahun : 2006
1. Tempat penelitian : RS Immanuel 2. Waktu peneletian : 2012 3. Jumlah sampel : 37 pasien 4. Metode penelitian : studi deskriptif retrospektif 5. Hasil penelitian : gambaran klinis adalah nyeri radikuler, gambaran radiologis ditemukan spondilosis lumbalis
Tabel 1. Keaslian Penelitian
5