BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Menurut
Undang-Undang
Dasar
1945
Pasal
32
Tentang
Kebudayaan ayat 1 bahwa Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya. Dan Pasal 2 menyatakan bahwa Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional. Dari kedua pasal tersebut dapat diketahui bahwa Negara melindungi budaya Indonesia dari kebudayaan asing yang dengan cepatnya meluas ke Negara Indonesia. Kebudayaan adalah setiap usaha untuk memanusiakan manusia sesungguhnya, disusul dengan penjelasan tentang perkembangan definisi kebudayaan, wujud dan unsur-unsur kebudayaan, tujuan kebudayaan, peranan dan fungsi kebudayaan, sifat kebudayaan, dan terakhir memahami makna peradaban (Liliweri, 2014: 1). Modernisasi yang dibarengi dengan globalisasi menciptakan banyak sekali hal baru yang memperbarui maupun menggantikan suatu budaya yang lama. Modernisasi yang berupa perkembangan teknologi dengan semakin canggihnya gadget seperti handphone, laptop dan perangkat canggih lainnya dan diiringi dengan globalisasi berupa penyebaran informasi antar negara yang semakin mudah diakses menyebabkan
semakin
mudahnya
seseorang
untuk
mengetahui
perkembangan yang sedang terjadi di negara lain. Salah satu akibat dari munculnya modernisasi dan globalisasi ini adalah terciptanya suatu budaya populer yang merupakan suatu kebudayaan yang muncul dan digemari oleh banyak orang yang tersebar
ke penjuru dunia. Suatu kebudayaan baru yang masih asing untuk masyarakat umum menciptakan suatu keingintahuan untuk sebuah masyarakat tertentu yang selalu mengikuti perkembangan kemajuan berita. Negara Indonesia yang terdiri dari berbagai suku budaya, agama dan etnis mampu bergabung dalam satu negara yakni Negara Indonesia meski terdapat banyak perbedaan diantara masyarakatnya. Budaya luar yang diproduksi secara massal dan dipasarkan ke Indonesia membawa hal baru yang menarik minat masyarakat. Budaya populer merupakan budaya yang diproduksi secara massal dan menarik minat masyarakat. Budaya Indonesia dan keanekaragaman Indonesia yang didasari dengan Pancasila yang menyatukan berbagai perbedaan tidak mampu tergoyahkan oleh masuknya budaya populer yang terus menggempur Indonesia dengan perkembangan teknologi modern dan dibarengi dengan globalisasi yang melanda seluruh dunia. Budaya populer yang beberapa tahun ini sedang melanda Indonesia baru-baru ini adalah budaya populer yang berasal dari Korea. Pada mulanya adalah ketika masuknya drama Korea di TV Indonesia. Dahulu drama Korea hanya bisa dinikmati oleh penontonnya ketika tayangan tersebut
ditayangkan
di
TV
Indonesia.
Namun
karena
dengan
perkembangan jaman yang sekarang ini, drama Korea bisa langsung ditonton melalui tayangan online ataupun melalui TV kabel. Tidak hanya itu, budaya populer Korea yang masuk ke Indonesia yang sedang banyak diminati masyarakat Indonesia adalah dengan kemunculan boyband maupun girlband Korea yang sedang menjamur di negeri gingseng itu. Kemudahan teknologi memudahkan masyarakat untuk mencari dan mendapatkan berita tentang artis Korea yang penggemar Korea sukai. Kaum remaja adalah golongan masyarakat yang paling banyak mengkonsumsi budaya populer Korea. Mereka terkumpul menjadi suatu masyarakat homogen yang memiliki suatu kesamaan hobi atau kesukaan. Masyarakat subkultur budaya Korea hanya sebagian orang saja yang
memiliki perasaan yang sama. Dengan awal kemunculan drama Korea ini, masyarakat subkultur budaya pop Korea mulai merambah untuk mempelajari bahasa Korea. Dengan seringnya kpopers menonton drama Korea, mereka mulai ketertarikan untuk memperlajari bahasanya. Tidak hanya itu, kpopers mulai menghafalkan lagu yang muncul di dalam drama itu. Ketertarikan dengan soundtrack drama merambah ke dunia penyanyi artis Korea. kpopers mulai mencari tahu penyanyi-penyanyi Korea. Tidak hanya penyanyi Solo, penyanyi duo dan grup pun mereka hafalkan. Berawal dari ketertarikan dengan artis Korea ini menyebabkan para subkultur Korea ini mulai untuk tertarik dengan fashion, style, makeup dan semua apa yang ada di artis Korea itu. Fashion Korea sekarang sedang sangat diminati oleh para remaja karena style yang mereka pakai cenderung simple dan mudah untuk diikuti oleh kaum remaja. Wajah orang Korea yang menarik juga merupakan salah satu faktor remaja Indonesia tertarik untuk terus mengikuti perkembangan mereka. Dan juga dengan menonton tayangan drama Korea yang disuguhkan dengan pemandangan Negara Korea yang sangat indah. Di dalam drama Korea juga merupakan salah satu promo gratis untuk mempromosikan negaranya. Hal ini mengakibatkan meningkatnya wisatawan yang berkunjung ke Negara Korea. Tidak sedikit juga wisatawan dari Negara Indonesia. Banyak pandangan sinis dan pandangan negatif untuk para penggemar Korea ini. Bagi sebagian orang yang belum pernah melihat apa yang ada dalam budaya Korea, tidak begitu memandang bahwa budaya Korea itu menarik. Akan tetapi bagi kpopers yang sudah melihat budaya Korea, banyak hal menarik yang mereka peroleh. Apa yang membuat masyarakat begitu mudah tertarik dengan budaya Korea? Akan terdapat banyak alasan untuk menjawab pertanyaan itu. Artis dan aktor yang memiliki wajah yang menarik, badan proposional, tatanan rambut yang indah, style yang keren, suara yang bagus dan masih banyak alasan lagi. Orang-orang yang jarang ditemui di Indonesia seperti itu membuat orang menjadi penasaran dan menimbulkan rasa ingin tahu yang lebih. Dan
dalam proses pencarian tersebut, masyarakat menemukan beberapa hal yang menarik yang membuat mereka menyukainya. Dengan kemajuan teknologi dan banyaknya media sosial, dengan mudahnya kpopers dapat menemukan update terbaru seputar kegiatan idol mereka. Kpopers rela mengeluarkan uang dari dompet mereka untuk membeli album, menonton konser dan bahkan mereka juga tidak segansegan untuk membeli barang-barang yang sama dengan apa yang dipakai oleh idol mereka seperti kaos, tas, jaket, dan lain sebagainya. Hal itu dipandang sedikit berlebihan untuk orang-orang yang tidak menyukai budaya pop Korea. Kata „kultur‟ dalam subkultur menunjukkan pada keseluruhan cara hidup yang bisa dimengerti oleh para anggotanya. Kata „sub‟ mempunyai arti konotasi yang khusus dan perbedaan dari kebudayaan dominan atau mainstream. Subkultur bisa juga diartikan sebagai kebudayaan yang menyimpang dari nilai-nilai kebudayaan dominan. Dalam sebuah penelitian yang berjudul Kebudayaan Populer Korea : Hallyu dan Perkembangannya di Indonesia oleh Nesya Amellita (2010) mengulas bahwa Korea sukses mengemas produk budaya mereka menjadi komoditas ekspor yang potensial. Padahal sebelumnya Korea hanyalah importir produk budaya negara lain. Kesuksesan invansi budaya pop Korea sampai ke luar batas-batas wilayah negara lain menjadi Korea sebagai pusat budaya pop baru di Asia, khususnya di Indonesia, yang dulu didominasi oleh Jepang. Keberhasilan Hallyu membuka peluang bagi Korea untuk meningkatkan investasi mereka di bidang pariwisata, pendidikan, hubungan diplomatik dengan negara lain serta kehidupan sosial. Kebijakan-kebijakan terbuka yang dilansir pemerintah Korea sangat membantu keberhasilan Hallyu. Manajemen serta strategi pemasaran pemerintah Korea menjadi penyebab utama Hallyu mampu menggeser posisi budaya pop yang sebelumnya pernah berkembang di Indonesia. Selain itu, konten serta teknik pengemasan budaya pop Korea yang berbeda dengan budaya pop lainnya membuat
Hallyu semakin
mendapatkan tempat di hati masyarakat Indonesia. Hallyu dengan mudah dapat diterima di Indonesia karena masyarakat Indonesia cenderung mampu beradaptasi dengan budaya asing yang masuk. Apalagi produkproduk budaya Korea dikemas dengan gaya global sehingga mudah dimengerti dan diterima oleh khalayak luar. Penelitian yang lain yang berjudul K-Pop Dan Identitas Diri : Studi Kasus Pembentukan Identitas Diri Dalam Fandom di Kalangan Penggemar K-Pop di Solo oleh Dhyanayu Luthfia (2013) mengulas tentang bagaimana penggemar K-Pop menggunakan konsep identitas “I” dan “Me” dalam kehidupan sehari-harinya. Dalam pembentukan identitas pribadi (I) penggemar K-Pop di Kota Solo ditemukan berbagai macam alas an mengapa mereka menyukai K-Pop. Berbagai alasannya antara lain adalah karena music, fisik, style dan fashion, kepribadian, proses training, konsep dan video klip. Dalam penelitian ini juga membahas mengenai pembentukan identitas kelompok (Me) di kalangan penggemar K-Pop di Kota Solo. Dalam pembahasan ini dapat disimpulkan bahwa para penggemar Korea ini melakukan berbagai kegiatan dengan fandom K-Pop yang mereka lakukan di tempat umum seperti restoran agar masyarakat menyaksikan berbagai konser K-Pop yang diadakan di Indonesia. Fandom atau kelompok pecinta Korea berdasarkan artis yang mereka sukai ini juga mengadakan berbagai kegiatan seperti gathering dan flash mob. Pada berbagai kegiatan ini biasanya para penggemar Korea memakai dress code atau property yang biasa idol mereka gunakan. Perilaku ini sebagai wujud dukungan penggemar terhadap idolanya. Pembahasan terakhir tentang penelitian ini adalah mengenai pergeseran antara identitas pribadi (I) dan identitas kelompok (Me). Ketika proses pembentukan identitas pribadi (I) dan identitas kelompok (Me) berlangsung terdapat pergeseran-pergeseran yang timbul. Berbagai aturan yang ada di dalam fandom ternyata menimbulkan ketidaknyamanan bagi beberapa penggemar Korea ini. Dengan aturan memakai dress code,
penggemar merasa kehilangan jati dirinya. Mereka menolak untuk mengikuti aturan tersebut. Dilihat dari hasil penelitian ini, identitas kelompok (Me) akan lebih kuat dan mengikat ketika mereka berkumpul bersama di dalam fandom. Saat berada di luar fandom, identitas kelompok yang mereka pertahankan akan lebih rapuh. Mereka akan lebih mudah berubah dan kembali pada identitas pribadi (I) ketika berada di luar fandom. Perasaan yang sama tanpa kekhawatiran dipandang aneh oleh orang lain bisa kpopers temukan di dalam komunitas budaya Korea ini. Kpopers tidak perlu menjaga image untuk mengeluarkan reaksi mereka ketika mereka melihat hal-hal yang berbau Korea. Kpopers memiliki perasaan yang sama dan bisa melakukan hal yang sama-sama mereka sukai. Di Kota Surakarta sendiri terdapat salah satu komunitas yang memfokuskan pada Korean Pop yang bernama Universe Cover Ease Entry (U-CEE). Dalam komunitas ini berisikan anggota yang memiliki latar belakang menari dan menyanyi ala artis Korea yang mereka idolakan. Anggota komunitas ini merepresentasikan kembali apa yang mereka sukai dengan gaya mereka masing-masing. Komunitas ini sering berkumpul di kawasan Sriwedari untuk berlatih menari atau menyanyi bersama maupun hanya sekedar berkumpul sesama anggota. Penggemar budaya Korea yang cukup banyak di Kota Surakarta dimanfaatkan oleh komunitas ini dengan diselenggarakannya acara Korean Festival. Apa yang mereka sukai memiliki peran yang penting dalam hidupnya. Apakah itu memiliki dampak yang positif atau bahkan memiliki dampak yang negatif. Disinilah penulis tertarik untuk meneliti lebih dalam bagaimana representasi budaya pop Korea dalam masyarakat subkultur di Kota Surakarta yang sebelumnya telah mampu menggeser budaya Jepang, Taiwan dan Tiongkok ini.
B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, skripsi ini akan membahas tentang representasi subkultur budaya pop Korea di Kota Surakarta. Berdasarkan topik
tersebut, penulis merumuskan masalah
berikut sebagai : Bagaimanakah representasi budaya pop Korea dalam masyarakat subkultur di Kota Surakarta?
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian skripsi ini adalah : 1. Tujuan Umum : Untuk mengetahui representasi budaya pop Korea dalam masyarakat subkultur di Kota Surakarta. 2. Tujuan Khusus : a. Untuk mengetahui representasi budaya pop Korea dalam masyarakat subkultur di Kota Surakarta. b. Untuk mengetahui perwujudan gagasan budaya pop Korea melalui cover dance dalam komunitas U-CEE. c. Untuk mengetahui simbol budaya pop Korea yang ditampilkan masyarakat subkultur di Kota Surakarta. d. Untuk mengetahui dimensi internal dan eksternal yang menyebabkan representasi budaya pop Korea dalam komunitas U-CEE.
Manfaat dari penelitian ini dapat dikemukakan menjadi dua sisi : 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis sekurang-kurangnya dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Penulis Menambah wawasan penulis mengenai wacana nilai pendidikan
khususnya
pendidikan
sosiologi,
untuk
selanjutnya dijadikan sebagai acuan dalam bersikap dan berperilaku. b. Bagi Lembaga Pendidikan 1) Sebagai
masukan
yang
membangun
guna
meningkatkan kualitas lembaga pendidikan yang ada, termasuk para pendidik yang ada di dalamnya, dan penentu kebijakan dalam lembaga pendidikan, serta pemerintah secara umum. 2) Dapat menjadi pertimbangan untuk diterapkan dalam dunia pendidikan pada lembaga-lembaga pendidikan yang ada di Indonesia sebagai solusi terhadap permasalahan pendidikan yang ada. c. Bagi Ilmu Pengetahuan 1) Menambah khazanah keilmuan tentang nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam ilmu sosiologi. 2) Sebagai bahan referensi dalam ilmu pendidikan sehingga
dapat
memperkaya
dan
menambah
wawasan. d. Bagi Peneliti Berikutnya Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan atau dikembangkan lebih lanjut, serat referensi terhadap penelitian yang sejenis.