BAB 3 OBYEK PENELITIAN
3.1 Sejarah Unit Community Development Center (CDC) Corporate Social Responsibility (CSR) sudah menjadi bagian dari investasi sebuah perusahaan dalam menjalin hubungan dengan masyarakat sekitar. Corporate Social Responsibility (CSR) dapat menjadi jembatan yang kokoh sebagai penghubung antara perusahaan dengan masyarakat sekitar. Dalam implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) sebenarnya tidak ada kewajiban bahwa setiap perusahaan harus melakukan Corporate Social Responsibility (CSR) karena sebenarnya bentuk implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) itu sendiri merupakan tindakan sukarela. PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk sebagai perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki kewajiban untuk menyisihkan labanya oleh peraturan menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-05/MBU/2007 tentang Program Kemitran Badan Usaha Milik Negara dengan usaha kecil dan program bina lingkungan, dengan Penyisihan laba setelah pajak maksimal sebesar 2% (dua persen). Oleh karena itu untuk menjawab tantangan tersebut PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk akhirnya membentuk sebuah unit CDC (Community Development Center) untuk menangani program Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Secara historis, Unit Community Development Center (CDC) berawal dari adanya Proyek Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PPUKK) pada tahun 2001 dan seiring dengan perubahan regulasi pemerintah dan tuntutan bisnis yang terus berkembang kemudian 32
33
mengalami perubahan menjadi Community Development Center (CDC) pada tahun 2003 melalui Keputusan Direksi Nomor: 61/PS150/CTG-10/2003 tentang Organisasi Community Development Center (CDC) dan terakhir diperbaharui dengan KD. 12/PS150/COP-B0030000/2008 tanggal 5 Februari 2007 tentang Organisasi Pusat Pengelolaan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Community Development Center (CDC). PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Community Development Center (CDC) memiliki visi untuk menjadi perusahaan terbaik di dunia dalam membangun komunitas demi keberlanjutan bisnis dan reputasi perusahaan. Misinya adalah membentuk atau memberdayakan komunitas yang berhubungan dengan bisnis telecommunication, information, media dan edutaiment, serta membentuk atau memberdayakan komunitas sosial, ekonomi dan lingkungan. Perjalanan Unit Community Development Center (CDC) sejak tahun 2003 hingga saat ini terus mengalami transformasi, baik dalam paradigma hingga pengelolaan organisasi, ruang lingkup tugas, wewenang dan tanggung jawabnya. Lingkup Peran Community Development Center (CDC) hingga saat ini, telah berkembang menjadi lebih luas sesuai dengan pada Keputusan Direksi Nomor : KD. 18/PS180/COP-B0030000/2009 tanggal 12 Juni 2009 tentang Tambahan Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Organisasi Pusat Pengelolaan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan (CDC) terkait dengan Corporate Social Responsibility (CSR), Community Development Center (CDC) sebagai unit bisnis yang mendukung bisnis utama PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk, memiliki posisi strategis terhadap unit bisnis lainnya dalam hal pemberdayaan komunitas. Pada posisi strategis tersebut Community Development Center (CDC)
34
mengemban dua peran, yaitu sebagai pemegang mandat pelaksana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dan sebagai pelaksanaan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Corporate Social Responsibility (CSR). Berdasarkan Visi dan Misi Community Development Center (CDC), maka tujuan strategis yang ingin dicapai dalam lima tahun ke depan antara lain : •
Mengelola Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) secara efektif dan efisien untuk mendukung keberhasilan bisnis TIME.
•
Mengelola Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dalam periode 5 tahun ke depan dalam rangka membangun Komunitas Bisnis PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
•
Menjadikan Community Development Center (CDC) bagian penting dari PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk dalam mendukung tercapainya tujuan perusahaan.
•
Menjadikan Corporate Social Responsibility (CSR) bagian strategi yang tertuang di dalam Corporate Strategy Scenario.
•
Menjadikan Community Development Center (CDC), sebagai bagian penting dalam membangun Corporate Reputation PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk
35
3.1.1 Alamat pengelolaan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Community Development Center (CDC)
Gambar 3.1 DIVISI
REGIONAL
IJl Prof H M Yamin SH No: 2 - Medan 20111. Telp.
1 SUMATRA
(061) 4103048 JL. Sa Machmudsyah No. 10 - Banda Aceh. Telp.
2 Kandatel ACEH (0651) 636693 Jl. Asahan KM 4,5 - Pematangsiantar 21136. Telp. 3 Kandatel SUMUT (0622) 398298 JL. Prof HM Yamin SH 13 - Medan 20234. Telp. 4 Kandatel MEDAN (061) 4514801
36
Jl. KH Ahmad Dahlan 17 - Padang. Telp. (0751) 5 Kandatel SUMBAR 7057457 6 Kandatel RIDAR
Jl. Jenderal Sudirman No. 199 - Pekan Baru Jl. Jaksa Agung R Soeprapto SH Sekupang - Batam
7 Kandatel RIKEP 29422. Telp. (0778) 322000 Jl. Sudirman 459 - Palembang 30129. Telp. (0711) 8 Kandatel SUMBAGSEL 361139 Jl. Majapahit 14 - Bandarlampung 35118. Telp. 9 Kandatel LAMPUNG (0721) 257143 DIVISI
REGIONAL
IIGed. Graha Citra Caraka lt 10 Jl. Gatot Subroto 52 -
10 JAKARTA DIVISI
REGIONAL
Jakarta. Telp. (021) 5224225 IIIJL. WR Supratman 66 A - Bandung. Telp. (022)
11 JABAR & BANTEN 12 Kandatel BANDUNG
4521840 Jl. Lembong 11- Bandung. Telp. (022) 4540099 Jl. Kartawigenda 27 - Subang 41211. Telp. (0266)
13 Kancatel SUBANG 215454 14 Kandatel CIREBON
Jl. Suryanegara 11 - Cirebon 45118. Telp. (0231)
37
255300 Jl. Merdeka 23 - Tasikmalaya 46112. Telp. (0265) 15 Kandatel TASIKMALAYA 237676 16 Kandatel CIANJUR
Jl. Ir H Juanda 19 - Cianjur 43211.
Kancatel 17
Jl. Multatuli No. 4 - Rangkasbitung 42311 RANGKASBITUNG
18 Kancatel GARUT
Jl. Pramuka 32 - Garut 44117. Telp. (0266) 215454
19 Kandatel SUKABUMI
Jl. Mesjid 17 - Sukabumi 43111. Telp. (0266) 215454
KANTOR DIVRE IV JAWAJl. Pahlawan 10 - Semarang 50241. Telp. (024) 20 TENGAH
8302543 Jl. Arif Rahman 1 A - Semarang 50138. Telp. (024)
21 Kandatel SEMARANG 3545187 22 Kandatel PEKALONGAN
Jl. Merak 2 - Pekalongan 51115. Telp. (0285) 432243 Jl. Merdeka 26 - Purwokerto 53116. Telp. (0281)
23 Kandatel PURWOKERTO 645225 24 Kandatel YOGYAKARTA
Jl. Kom L Yos Sudarso 9 - Yogyakarta 55224. Telp.
38
(0274) 577129 Jl. May Kusmanto 1 - Solo 571132. Telp. (0271) 25 Kandatel SOLO 634872 DIVISI
REGIONAL
V
26
Jl. Ketintang 156 - Surabaya. Telp. (031) 3502221 JAWA TIMUR Kandatel
SURABAYA
27
Jl. Mergoyoso 1-3 - Surabaya 60231. BARAT Kandatel
SURABAYAJl. Ketintang 156 GD OPMC - Surabaya. Telp. (031)
28 TIMUR
8283700 Jl. Ahmad Yani No. 11 - Malang. Telp. (0341)
29 Kandatel MALANG 499630 30 Kandatel MADIUN
Jl. Panajaitan No. 11 - Madiun. Jl. Jend Sudirman 182-184 - Jember. Telp. (0331)
31 Kandatel JEMBER 353204 DIVISI
REGIONAL
VIJl. MT Haryono 169 - Balikpapan 76114. Telp.
32 KALIMANTAN 33 Kandatel BALIKPAPAN
(0542) 556444
Jl. MT Haryono 169 - Balipapan 76114. Telp. (0542)
39
873500 34 Kandatel SAMARINDA
Jl. Awang Long No. 31 - Samarinda 75121.
35 Kandatel PONTIANAK
Jl. Teuku Umar 2 - Pontianak 78117.
Kandatel 36
Jl. Jend A Yani 45 - Palangkaraya 73111. PALANGKARAYA
37 Kandatel BANJARMASIN Jl. P Samudera 42/11- Banjarmasin 70111. 38 Kandatel TARAKAN DIVISI
REGIONAL
Jl. Mulawarman - Tarakan 77111 VIIJL. AP Petterani 2 - Makasar 90221. Telp. (0411)
39 NANGURA KAMURI
874274 Jl.
Veteran
Utara
206
-
Makasar.
Telp.
40 Kandatel MAKASAR 865000/5061550 41 Kandatel KENDARI
Jl. Jend A Yani 8 - Kendari. Telp. (0401) 321500 Jl. KH Ahmad Dahlan 7 - Palu 94111. Telp.(0451)
42 Kandatel PALU 428121 43 Kandatel PARE-PARE
Jl. Andi Isa 7 - Pare-pare 91114. Telp. (0421) 381801
44 Kandatel LUWUK
Jl. Dr Sutoyo 1 - Luwuk 94711. Telp. (0461) 22100
40
Jl. Jend Urip Sumoharjo 3-4 - Poso 94600. Telp. 45 Kandatel POSO (0452) 21060 46 Kandatel MANADO
Jl. WR Supratman 5 - Manado. Telp. (0431) 846733 Jl. 23 Januari 35 - Gorontalo 96111. Telp. (0435)
47 Kandatel GORONTALO 829300 48 Kandatel DENPASAR
Jl. Teuku Umar 6 - Denpasar 80114. Jl. Pendidikan 23 - Mataram 83125. Telp.(0370)
49 Kandatel MATARAM 600907 50 Kandatel KUPANG
Jl. WL Lalamentik 93 - Kupang. Telp. (0380) 840370
51 Kandatel AMBON
Jl. JB Sintala 9 - Ambon 97115. Jl. Kapt Pattimura 124 - Ternate 97721. Telp. (0921)
52 Kandatel TERNATE 25280/29134 53 Kandatel SORONG
Jl. Ahmad Yani 16 - Sorong. Telp. (0951) 333707 Jl. Kayu Batu Base G - Jayapura . Telp.(0967)
54 Kandatel PAPUA 542570 55 Kandatel FAK-FAK
Jl. Cendrawasih 1 - Fak-fak. Telp. (0956) 22712
41
56 Kandatel MERAUKE
Jl. Postel 2 - Merauke 99616. Telp. (0971) 325400
57 Kandatel MANUKWARI
Jl. Merdeka 66 - Manokwari. Telp. (0986) 213531 Jl. Kom L Yos Sudarso 1 - Biak 98111. Telp. (0951)
58 Kandatel BIAK 333707
3.2 Struktur Organisasi PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk
Gambar 3.2 (Sumber : PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk)
42
3.2.1 Struktur PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Community Development Center (CDC)
Gambar 3.3 (sumber : PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk)
Senior
General
Manager
(SGM)
bertanggung
jawab
atas
pengelolaan
penyelenggaraan aktifitas Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) secara efektif, efisien dan terkontrol. SGM memiliki kewajiban untuk menyusun rencana kerja dan anggaran PKBL dan operasional, menetapkan sasaran Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) di wilayah operasi perusahaan serta merumuskan
strategi
pencapaian dan mensuspervisi implementasinya, melakukan evaluasi dan seleksi atas kelayakan usaha dan menetapkan calon mitra binaan secara langsung, menyiapkan dan menyalurkan dana program kemitraan kepada mitra binaan dan dana program Bina
43
Lingkungan kepada masyarakat, mengendalikan anggaran biaya Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dan operasional. Manager Sekretariatan bertanggung jawab atas kelancaran dan efektifitas dukungan kesekretariatan, administrasi dan logistik. Untuk melaksanakan tanggung jawabnya Manager sekretariatan menjalankan proses utama sebagai penyelenggaran peran kesekretariatan dan dukungan administrasi perkantoran dan kepegawaian, termasuk aktifitas komunikasi internal dan eksternal dan sebagai penyelenggara fungsi logistik. Senior Manager bidang perencanaan dan pengendalian bertanggung jawab atas perumusan, pemanduan penerapan, serta pengendalian strategi bisnis Community Development Center (CDC), serta memastikan terlaksananya kegiatan yang mengacu pada bussiness plan , dan hasilnya sesuai dengan Kontrak Manajemen. Untuk melaksanakan tanggung jawab tersebut Senior Manager bidang perencanaan dan pengendalian menjalankan proses utama, yaitu perencanaan dan pengembangan bisnis, evaluasi program dan performansi, dukungan pengelolaan sistem informasi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), penyusunan proses bisnis, evaluasi implementasi proses bisnis. Senior Manager Keuangan bertanggung jawab atas penyelenggaraan pengelolaan keuangan Community Development Center (CDC). Untuk melakukan tanggung jawab tersebut Senior manager menjalankan proses utama yaitu menyusun anggaran, melakukan
pengawasan,
pengendalian
dan
evaluasi
penyerapan
anggaran,
penyelenggaraan Cash Management dan Financial Management, melakukan analisa keuangan, dukungan informasi financial, melakukan penyusunan laporan keuangan.
44
Senior Manager bidang Kemitraan bertanggung jawab untuk menemukenali turbulensi lingkungan, penetapan sasaran layanan dan melakukan supervisi pelaksanaan program kemitraan serta pengintegrasian dan penyelarasan kapabilitas Community Development area. Untuk menjalankan Senior Manager bidang Kemitraan menjalankan proses utama dalam perencanaan program kemitraan, pengembangan sistem dan prosedur program kemitraan, implementasi program Kemitraan, Implementasi program hibah kemitraan, pengelolaan komunitas kemitraan, evaluasi dan pengawasan program kemitraan serta memonitoring dan pelaporan. Senior Manager bidang Bina Lingkungan bertanggung jawab atas pengelolaan dan penyelenggaraan akitfitas program Bina Lingkungan di wilayah operasi perusahaan secara sistematik, efektif dan efisien. Untuk menjalankan tanggung jawab tersebut Senior bidang Bina Lingkungan menjalankan proses utama untuk melakukan perencanaan program Bina Lingkungan, pengembangan sistem dan prosedur program Bina Lingkungan, implementasi program Bina Lingkungan, pengelolaan komunitas Bina Lingkungan, evaluasi dan pengawasan program Bina Lingkungan serta memonitoring dan pelaporan. Manager Community Development Area bertanggung jawab atas efektifitas dan kelancaran pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) di wilayahnya dan dalam pelaksanaan operasionalnya, manager CD area bertanggung jawab langsung kepada Senior General Manager Community Development Center. Unutk melaksanakan perannya Manager Community Development area ditugaskan untuk melaksanakan aktifitas dengan lingkup melaksanakan survey dan evaluasi terhadap
45
calon penerima Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), menyalurkan dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), melakukan pembinaan terhadap mitra binaan, melakukan kegiatan collection/ penagihan kepada mitra binaan, mengadministrasikan piutang dan tunggakan serta membuat laporan.
3.2.2 Struktur Organisasi Public Relation
Gambar : 3.4 (Sumber PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk CDC)
Public Relation mempunyai peran penting dalam menjaga, mempertahankan bahkan meningkatkan image perusahaan, sehingga aktifitas Public Relation (PR) menjadi sangat penting bagi sebuah perusahaan begitu juga dengan Public Relation (PR) di PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Public Relation (PR) PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk memegang peranan penting dalam segala bentuk aktifitas, kegiatan
46
maupun program dalam bentuk segala publikasi maupun memberikan informasi kepada seluruh publik perusahaan baik publik internal maupun eksternal. Public Relation (PR) Induk mempunyai tugas untuk merubah, menambah bahkan menghapus segala peraturan atau kegiatan yang berhubungan dengan kebijakan dan regulasi. Media Relation merupakan salah satu kegiatan Public Relation (PR) dalam melakukan publikasi yang berhubungan dengan media massa baik media cetak maupun elektronik. Internal Relation merupakan kegiatan Public Relation (PR) dalam melakukan segala kegiatan publikasi yang berhubungan dengan pihak internal, seperti melalui buletin bulanan, surat edaran dan portal internal. Communication merupakan bagian yang memiliki peranan besar dalam mengkomunikasikan segala kegiatan yang akan dipublikasi bagi publik eksternal maupun internal yang didapat dari setiap masing-masing Public Relation (PR) area seperti area JABODETABEK, KTI (Kawasan Timur Indonesia), Sumatera, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Jawa Barat. News and Information Management, bagian ini memberikan segala informasi mengenai laba perusahaan ataupun segala informasi yang berguna bagi para pemegang saham dan orang-orang yang memiliki peranan penting dalam perusahaan. Dalam kegiatan melakukan publikasi untuk program Corporate Social Responsibility (CSR) didaerah Pesanggrahan pada hutan Sangga Buana dilakukan oleh internal relation dimana kegiatan Bina Lingkungan di daerah Pesanggrahan diupload dan dipublikasikan melalui media internal PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk yaitu portal dan website resmi PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
47
Gambar 3.5 (sumber : Telkom.co.id)
3.2.3
Visi Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Community Development Center (CDC) •
Menjadi pelopor dalam penerapan tanggung jawab sosial perusahaan di Asia.
3.2.4 Misi Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Community Development Center (CDC) •
Mengambil peran aktif dalam menciptakan masyarakat yang lebih cerdas melalui pendidikan teknologi InfoComm.
•
Mengambil peran aktif dalam meningkatkan kualitas hidup dalam kehidupan masyarakat
•
Mengambil peran aktif dalam memelihara keseimbangan alam.
48
3.2.5 Tujuan strategis yang ingin dicapai •
Mengelola Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) secara efektif dan efisien untuk mendukung keberhasilan bisnis TIME.
•
Mengelola Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dalam periode 5 tahun ke depan dalam rangka membangun Komunitas Bisnis PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
•
Menjadikan CDC bagian penting dari PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk
Corporate Social
Responsibility (CSR) dalam
mendukung
tercapainya tujuan perusahaan. •
Menjadikan Corporate Social Responsibility (CSR)bagian strategi yang tertuang di dalam Corporate Strategy Scenario.
•
Menjadikan CDC sebagai bagian penting dalam membangun Corporate Reputation PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
3.3
Standar Operating Procedure (SOP) Kegiatan Bina Lingkungan
Gambar 3.6( Sumber : Telkom.co.id)
49
Dalam pelaksanaan sebuah Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Community Development Center (CDC) tentu melalui beberapa proses atau tahapan dari awal sampai terlaksananya
sebuah
kegiatan.
Program
bantuan
yang diberikan
PT.
Telekomunikasi Indonesia, Tbk dapat bersifat aktif dan proaktif itulah yang dikatakan Pak Jaeneudin. Program yang bersifat aktif disini berarti PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk secara aktif mencari calon penerima bantuan. Pada program aktif pengajuan proposal di serahkan dari Senior Manager CD area kepada Senior General Manager Community Development Center (CDC) untuk mendapatkan persetujuan jika telah disetujui maka dari Senior General Manager Community Development Center (CDC) akan diberikan kepada masing-masing bidang apabila program tersebut untuk bidang kemitraan maka akan diberikan kepada Senior Manager Kemitraan untuk dievaluasi dan dilaksanakan sedangkan apabila program bersifat Bina Lingkungan maka akan diberikan kepada Senior Manager Bina Lingkungan untuk dilakukan evaluasi setelah dari Senior Manager Kemitraan dan Senior Manager Lingkungan maka akan diberikan perencanaan keuangan dan diserahkan kepada Senior Manager keuangan untuk pengucuran dana dan untuk pelaksanaan nya maka akan diawasi oleh Senior Manager Perencanaan dan Pengendalian (PRANDAL). Pada program proaktif adalah dimana calon penerima bantuan mengajukan proposal kepada team Community Development Center (CDC) selanjutnya proposal yang masuk akan dicatat dan dilakukan evaluasi selengkapan nya oleh staff Community Development Center
50
(CDC). Biasanya calon penerima bantuan dapat mengajukan proposal karena telah
melihat
website
Community
Development
Center
(CDC)
PT.
Telekomunikasi Indonesia, Tbk dan tertarik untuk mengajukan proposal. Proposal yang telah dicatat dan dievaluasi memiliki indikato-indikator yang harus dipenuhi biasanya team survey tidak akan langsung melakukan survey pada setiap proposal yang datang karena terkadang ada proposal yang tidak benar begitulah yang dikatakan Pak Jaenudin. Team Community Development Center (CDC) akan melakukan survey ketempat calon penerima bantuan jika kelayakan dan kelengkapan proposal sesuai sehingga akan ada team khusus survey yang akan turun ke lapangan dan memberikan evaluasi. Penilaian evaluasi akan diumumkan di Community Development area terlebih dahulu baru dari Community Development area akan langsung ditetapkan persetujuan oleh Community Development Center (CDC) pusat dalam arti Senior General Manager Community Development Center (CDC) pusat yang akan memberikan persetujuan untuk pengucuran dana terhadap program yang akan dilaksanakan. Setelah dana keluar baru team Community Development area dapat melaksanakan bantuan nya kepada penerima bantuan.
3.3.1 Kebijakan Corporate Social Responsibility (CSR) PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk
Kebijakan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Corporate Social Responsibility (CSR) diintegrasikan dalam suatu keputusan direksi yang menjadi
51
dasar bagi pengelolaan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Corporate Social Responsibility (CSR) sehingga pelaksanaannya sejalan dengan visi dan misi perusahaan, serta sesuai dengan ketentuan perundangan dan norma yang berlaku di masyarakat. Untuk itu telah dikeluarkan
KD 41/2006 Tentang PT.
Telekomunikasi Indonesia, Tbk Corporate Social Responsibility (CSR). Strategi dan kebijakan pengelolaan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Corporate Social Responsibility (CSR) jangka panjang ditetapkan dalam Corporate Strategic Scenario (CSS) yang selanjutnya
dituangkan dalam rencana tahunan dalam
Rencana Kerja dan Anggaran (RKA), serta ditetapkan Kontrak Manajemen pada tingkat kantor perusahaan, unit bisnis, dan anak perusahaan. Selain dilakukan secara mandiri, PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk juga melakukan sinergi melalui PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Group, lembaga, atau perusahaan lain nya, mengikutsertakan partisipasi seluruh karyawan dan keluarganya, membentuk satuan tugas, serta melibatkan peran dari seluruh lapisan masyarakat, termasuk Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
3.3.2 Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai satu bentuk perusahaan yang seluruh atau sebagian modalnya berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan, memiliki peran sebagai pelopor atau perintis disektor-sektor usaha yang belum diminati oleh swasta dalam upaya mewujudkan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga memiliki peran yang strategis sebagai pelaksana
52
pelayanan publik, penyeimbang kekuatan-kekuatan swasta besar, dan turut membantu pengembangan usaha kecil/koperasi. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang signifikan dalam bentuk pajak, dividen, dan hasil privatisasi. Pengurusan dan pengawasan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) harus dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola yang baik (Good Corporate Governance). Sebagai korporasi, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pun dituntut memberikan kontribusi nyata terhadap masyarakat sekitar. Pasal 88 UU RI No. 19 tahun 2003 menyebutkan bahwa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dapat menyisihkan sebagian laba bersihnya untuk keperluan pembinaan usaha kecil atau koperasi serta pembinaan masyarakat sekitar Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN), sebagai lembaga pemerintah yang menaungi dan mengayomi institusi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), turut menindaklanjuti Pasal 88 UU RI No. 19 tahun 2003 tersebut dengan diterbitkan nya Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. Per-05/MBU/2007 tentang program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan Usaha Kecil dan program Bina Lingkungan (PKBL) yang ditetapkan pada tanggal 27 april 2007.
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) merupakan program Pembinaan Usaha Kecil dan pemberdayaan kondisi lingkungan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melalui pemanfaatan dana dari bagian laba Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sumber pendanaan program Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) adalah sebagai berikut :
53
a.
Sumber dana program kemitraan : •
Penyisihan laba setelah pajak maksimal 2%
•
Jasa administrasi pinjaman, bunga deposito, atau jasa giro dari dana program kemitraan dan pelimpahan dana program kemitraan dari BUMN lain, jika ada.
b. Sumber Dana Program Bina Lingkungan : •
Penyisihan laba setelah pajak maksimal 2%
•
Hasil bunga deposito atau jasa giro dari dana program kemitraan dan pelimpahan dana program kemitraan dari BUMN lain, jika ada.
3.3.3 Program Bina Lingkungan daerah Pesanggrahan (Hutan Sangga Buana)
Menjaga lingkungan merupakan tanggung jawab semua makhluk bumi didunia ini karena alam bukanlah warisan nenek moyang melainkan titipan anak cucu itulah kata-kata yang diucapkan oleh seorang Bang Idin. Bang Idin adalah seorang pecinta lingkungan yang memiliki hati besar untuk menjaga lingkungan untuk generasi mendatang. Bang Idin merasa miris melihat sungai-sungai yang kotor dan sangat parah di Jakarta, sehingga ia bertekad untuk melakukan perjalanan menyusuri sungai dari Mandalawangi sampai Pesanggrahan, dan di
54
daerah Pesanggrahan inilah Bang Idin melakukan sesuatu untuk lingkungan yang masih berbentuk gundukan bekas TPA sampah. Hutan Sangga Buana merupakan hasil dari kerja keras Bang Idin dan kelompok tani nya selama ini. Hutan Sangga Buana yang dulunya merupakan gundukan TPA sampah dan sekarang masyarakat sudah bisa menikmati keasrian hutan ditengah kota Jakarta. Kerja keras Bang Idin akhirnya mendapat sorotan media dan disaat itulah team Community Development Center (CDC) yang melihat kegiatan Bang Idin akhirnya tergerak dan merasa perlu membantu tokoh masyarakat ini dalam pelestarian lingkungan apalagi dikota Jakarta ini yang lingkungannya semakin tercemar. Akhirnya PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk Community Development Center (CDC) datang dan melakukan survey ke hutan Sangga Buana untuk bertemu dengan Bang Idin dan RT setempat. PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk tergerak untuk memberikan bantuan sejumlah dana untuk keperluan konservasi bantaran kali Pesanggrahan. Bantuan pertama yang diberikan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk pada tahun 2009 saat itu adalah pemberian dua buah perahu karet serta PC, WEB serta pembangunan kandang kambing. PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk Community Development Center (CDC) memberikan perahu karet karena pada saat itu yang paling dibutuhkan Bang Idin untuk menyusuri sungai dalam mengumpulkan sampah adalah menggunakan perahu karet, lalu ada juga WEB dan PC. Bantuan lainnya diberikan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk setelah itu adalah pembangunan pendopo dan mushola serta pembuatan papan-papan perhatian bagi pengunjung yang dibuatkan PT Telekomunikasi
55
Indonesia, Tbk. Pembangunan pendopo baru dikarenakan pendopo lama sudah tidak layak serta adanya pembuatan kandang kambing karena kelompok tani disana sedang melakukan peternakan kambing sehingga PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk membantu dengan membuatkan kandang kambing yang lebih besar. Team Community Development Center (CDC) juga bersinergi dengan kelompok tani Sangga Buana untuk terus meningkatkan pemberdayaan yang berkualitas. Pada tahun 2010 bantuan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk lebih kepada program kemitraan dan pada tahun 2011 bulan februari, team Community Development Center (CDC) datang kembali dan memberikan 4400 pohon untuk ditanam dihutan Sangga Buana yang dengan total bantuan melebihi seratus enam puluh juta rupiah karena bantuan tersebut sudah termasuk pengadaan pupuk, proses penanaman dan pemeliharaan untuk enam bulan kedepan. Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam bentuk bina lingkungan di daerah Pesanggrahan oleh unit Community Development Center (CDC) cukup dirasakan manfaat dan kegunaan nya bagi masyarakat sekitar karena dillihat hasil wawancara dengan masyarakat daerah Pesanggrahan hampir semuanya mengatakan sangat puas dengan bantuan yang diberikan karena bantuan yang diberikan dapat memberikan kegunaan bagi masyarakat. Pemberian bibit pohon dikarenakan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk ingin terus mensukseskan program pemerintah dengan menanam satu milyar pohon, sehingga PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk ingin terus berkontribusi dalam menjaga lingkungan begitulah jawaban yang diberikan oleh Bapak Jaenudin selaku
56
manager area dua. Masyarakat sekitar terlihat sangat senang dengan berbagai bantuan yang diberikan oleh PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk, salah satunya adalah Bapak Zaenal, beliau mengatakan bahwa bantuan yang diberikan sangat membantu, seperti perahu karet yang diberikan sampai saat ini masih dapat digunakan oleh masyarakat sekitar sini untuk membersihkan bantaran kali. Lalu begitu juga dengan jawaban Ibu Hanun, beliau mengatakan sangat senang dengan bantuan yang diberikan seperti pendopo yang dibangun dapat digunakan ibu-ibu disini serta anak muda disini untuk kosidahan.
Gambar 3.7 ( Sumber PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk)
Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam bentuk bina lingkungan di daerah Pesanggrahan oleh unit Community Development Center (CDC) juga bersinergi dengan divisi Public Relation (PR) dimana saat akan melakukan kegiatan di daerah Pesanggrahan unit Community Development Center (CDC) akan menghubungi divisi Public Relation (PR) untuk ikut meliput program dan bentuk kegiatan yang ada didaerah Pesanggrahan, hampir setiap kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR ) yang dilakukan unit Community
57
Development Center (CDC) bersinergi dengan divisi Public Relation (PR). Namun pada kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR ) yang dilakukan didaerah Pesanggrahan sampai saat ini publikasi hanya sebatas pada portal dan website perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk belum adanya publikasi secara luas di media massa yang dilakukan oleh divisi Public Relation (PR) PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
Gambar 3.8 (sumber : Telkom.co.id)
3.4 Analisis Kompetitor •
PT Unilever Indonesia (Green and Clean)
Gambar 3.9
58
Program Green and Clean diawali di kota Surabaya pada tahun 2005 di Kelurahan Jambangan, Surabaya, dan kini telah berkembang ke enam kota besar lainnya di empat pulau yang ada di Indonesia yaitu pulau Jawa (Jakarta, Yogyakarta, Bandung), Sulawesi (Makassar), Sumatera (Medan) dan Kalimantan (Banjarmasin). Program ini bertumpu pada peran serta masyarakat sebagai agen perubahan (agent of change) dalam mengelola lingkungan di daerahnya secara mandiri, termasuk kegiatan pengelolaan sampah seperti pemilahan, pengomposan dan pendaurulangan.
Pendekatan
program
dilakukan
dengan
cara
memberdayakan peran pemimpin di masyarakat (fasilitator lingkungan) yang kemudian secara aktif mengajak warga masyarakat lainnya untuk berperan aktif dalam mengelola lingkungan (kader lingkungan). Tujuan dari program Green and Clean adalah mengedukasi masyarakat dalam mengatasi permasalahan lingkungan termasuk masalah sampah yang pada akhirnya dapat mengurangi volume sampah yang dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir (TPA). Program Green and Clean dipublikasikan dan terus disebarkan secara luas ke masyarakat sehingga terciptanya sebuah gerakan perubahan perilaku dalam masyarakat. Publikasi yang dilakukan Unilever dalam melakukan program Green and Clean dilakukan dan dipublikasikan secara luas. Publikasi dilakukan melalui iklan, spanduk bahkan diproduk Unilver sehingga masyarakat
59
dapat mengetahui lebih luas mengenai kegiatan program Green and Clean.
Gambar 3.10
60
•
Lifebouy ( Berbagi Sehat)
Gambar 3.11
PT. Unilever Indonesia yang merupakan salah satu perusahaan besar di Indonesia yang bergerak di bidang consumer goods juga merasakan bahwa kegiatan Corporate Social Responsibility sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan tidak hanya memikirkan diri sendiri namun juga harus memperhatikan masyarakat dan lingkungan sekitar. Oleh karena itu, melalui salah satu brand produknya yaitu Lifebuoy PT.Unilever melaksanakan kegiatan Corporate Social Responsibility dalam bentuk Corporate Social Responsibility "Lifebuoy Berbagi Sehat". Pada program Berbagi Sehat yaitu “gerakan mencuci tangan dengan sabun” ini dipublikasikan secara luas dan terus dilakukan terus dengan penyebaran iklan dan promosi yang luas dimana diharapkan program ini dapat menjadikan masyarakat Indonesia untuk lebih peduli dengan kebersihan tangan karena tangan adalah sumber kuman. Publikasi kegiatan Berbagi Sehat Lifebouy dilakukan Lifebouy
61
melalui iklan dimedia massa seperti televisi, spanduk besar dijalan-jalan mengenai gerakan mencuci tangan dengan sabun.
Gambar 3.12
62
•
PT AQUA (satu untuk sepuluh)
Gambar 3.13
Masih banyak daerah di Indonesia yang kesulitan mendapat akses air bersih. Padahal, air bersih merupakan faktor penting untuk mewujudkan hidup sehat. Di beberapa daerah di Nusa Tenggara Timur masih banyak warganya yang mengalami kelangkaan air bersih. Untuk mendapatkan air bersih, tak jarang mereka harus berjalan kaki dengan jarak yang jauh. Alhasil, banyak anak-anak yang kehilangan waktu bermain karena harus mengambil air. Di salah satu desa di Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur, jarak sumber air dengan rumah penduduk sangat jauh. Akhirnya sebagai bentuk nyata PT Aqua mencanangkan kegiatan satu untuk sepuluh. Pihak Aqua menyediakan 10 liter air bersih bagi komunitas
untuk kebutuhan mencuci, memasak,
mandi dari setiap 1 liter botol Aqua berlabel khusus. Publikasi yang
63
dilakukan melalui iklan di televisi, radio, koran, bahkan spanduk-spanduk secara luas dijalan-jalan.
Gambar 3.14
Dilihat dari berbagai publikasi mengenai kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan-perusahaan besar diatas baik melalui iklan di televisi, radio ataupun banner dijalan. Semua perusahaan berlomba untuk melakukan publikasi mengenai kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan sehingga masyarakat dapat lebih aware dengan program yang perusahaan lakukan sehingga
64
perusahaan akan menjadi lebih lekat dengan masyarakat yang pada akhirnya akan meningkatkan citra perusahaan itu sendiri.
3.5 Prosedur yang berlaku dalam Publikasi yang dilakukan Public Relation PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk
Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk merupakan salah satu aktifitas Public Relation (PR). Pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Terdapat Public Relation (PR) induk yang membawahi media relation, internal relation, Communication, News and Information Management serta Public Relation (PR) area. Dalam pelaksanaan sebuah kegiatan atau program yang akan dipublikasikan dari setiap bagian area maka dari Public Relation (PR) area akan mengirimkan atau memberikan laporan apabila akan mengadakan kegiatan yang berhubungan dengan publikasi kepada bagian communication setelah itu bagian communication akan menelaah serta mengkategorikan informasi-informasi tersebut. Setelah ditelaah bagian communication akan mengkomunikasikan hal tersebut kepada bagian yang sesuai. Namun segala keputusan harus memiliki persetujuan dari bagian Public Relation (PR) induk walaupun bentuknya hanya sebagai konfirmasi. Setelah Public Relation (PR) area mendapatkan persetujuan atas publikasi maka kegiatan tersebut dapat dipublikasi baik internal relation maupun media relation sesuai keputusan dari communication. Public Relation (PR) induk biasanya memegang
65
peranan lebih besar seperti perubahan kebijakan maupun regulasi. berikan laporan ataupun evaluasi dari segala kegiatan Public Relation (PR). Dalam pengambilan keputusan akhir kegiatan PR tetap semua Public Relation (PR) area memiliki kewajiban untuk memberikan laporan berupa pengiriman surat kepada Public Relation (PR) pusat jika adanya kegatan yang ingin dilakukan dan ingin dilakukannya publikasi, karena Public Relation (PR) pusatlah yang memberikan persetujuan atau tidaknya sebuah kegiatan dipublikasikan karena adanya nilai pertimbangan dari Public Relation (PR) pusat. Jika kegiatan tersebut disetujui maka akan dikirimkan balik surat persetujuan kepada masing-masing area dan Public Relation (PR)
area yang akan melakukan publikasi. Kegiatan yang
dilakukan unit Community Development Center (CDC) di daerah Pesanggrahan Hutan Sangga Buana itu juga merupakan sinergi dari fungsi Public relation (PR) PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Ketika team Community Development Center (CDC) akan memberikan bantuannya Public relation (PR) area juga ikut melakukan publikasi serta dokumentasi terhadap bantuan dan kegiatan yang dilakukan team Community Development Center (CDC). Hasil dari kegiatan akan dipublikasi oleh Public relation (PR) area dan pada program Bina Lingkungan di daerah Pesanggrahan Public relation (PR) area mempublikasikan ke portal internal PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk serta adanya publikasi diwebsite resmi telkom.co.id. Publikasi yang dilakukan oleh Public relation (PR) area terhadap kegiatan Bina Lingkungan belum melibatkan media massa secara luas.
66
Gambar 3.15 (sumber : comdev2.blogspot.com)
3.6 Metode Pengumpulan Data
Metode penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, motivasi, tindakan, dan lain lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, L, 2010:6). Dalam penelitian kualitatif dikenal beberapa teknik atau metode pengumpulan data. Menurut Kriyantoro (2006:91), teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif terdiri dari: wawancara mendalam (intensive/depth interview), observasi atau pengamatan lapangan (field observation), wawancara kelompok (focus group discussion), dan studi kasus (case study). Dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan teknik pengumpulan data dengan
67
wawancara
mendalam
(intensive/indepth
interview)
dan
observasi
atau
pengamatan lapangan (field observation) serta penelusuran dokumen.
1. Observasi
Observasi lapangan adalah kegiatan yang setiap saat dilakukan, dengan kelengkapan pancaindra yang dimiliki. Kegiatan observasi merupakan salah satu kegiatan untuk memahami lingkungan. Namun, tidak semua observasi bisa disebut sebagai suatu metode penelitian karena metode pengumpulan data melalui observasi memerlukan syarat-syarat tertentu agar bermanfaat bagi kegiatan pengumpulan data. (Kriyantono, 2006: 10). Selama 3 bulan peneliti mengamati kegiatan-kegiatan yang Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk dan kegiatan tersebut memiliki peran penting dalam meningkatkan citra perusahaan terhadap masyarakat namun publikasi yang dilakukan untuk publik eksternal masih sangat dirasakan kurang.
2. Metode Wawancara Mendalam (Indepth Interview)
Wawancara
mendalam
(intensive/depth
interview) adalah
teknik
mengumpulkan data atau informasi dengan cara bertatap muka langsung dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam. (Ardianto, Elvinaro, 2010:178). Dalam kegiatan wawancara ini penulis mengambil Pak Atang Suwanda Manager Perencanaan dan Pengembangan
68
Community Development Center (CDC) dan Pak Jaenudin Manager CD area II sebagai informan perusahaan dan kegiatan Bina Lingkungan didaerah Pesanggrahan.
Peneliti
juga
mengambil
masyarakat
sekitar
daerah
Pesanggrahan untuk ditanyakan mengenai manfaat dan kepuasan terhadap bantuan yang diberikan untuk daerah mereka. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara unstructured, yaitu wawancara yang berfokus namun tidak mempunyai struktur tertentu tapi terpusat pada satu pokok.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan data melalui catatan perusahaan yang berhubungan dengan masalah penelitian. Dokumentasi adalah instrument pengumpulan data yang sering digunakan dalam berbagai metode pengumpulan data. Metode observasi, kuesioner, atau wawancara sering dilengkapi dengan kegiatan penelusuran dokumentasi ,tujuan nya untuk mendapatkan informasi yang mendukung analisis dan interpretasi data. Peneliti mengambil beberapa informasi mengenai program di Kali Pesanggrahan yang ada dalam laporan keberlanjutan Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk serta pengambilan gambar di daerah Pesanggrahan serta dengan unit Community Development Center (CDC).
69
3.7 Permasalahan yang ada. PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk merupakan perusahaan BUMN yang memiliki kewajiban untuk melaksanakan program Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai tanggung jawab sosial perusahaan dan diharapkan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk tidak hanya Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai kewajiban namun harus benar-benar melaksanakan sebagai tanggung jawab sosial dan menganggap program Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan bagian inti dari perusahaan karena merupakan investasi jangka panjang bagi perusahaan yang melaksanakan Corporate Social Responsibility (CSR). Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh perusahaan sedapat mungkin dipublikasikan karena dengan adanya publikasi dan masyarakat tahu mengenai kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan tentu akan lebih dapat meningkatkan citra perusahan. PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk memiliki satu unit khusus yang menangani kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) yaitu unit Community Development Center (CDC) yang tentu akan bekerja bersama Public Relation (PR) dalam melakukan publikasi mengenai kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan. Namun yang menjadi masalah disini adalah kurangnya publikasi terhadap kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk sehingga masih banyak kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan hanya dilakukan publikasi diwebsite dan portal internal. Setelah itu penulis menanyakan kembali ke salah satu staf, menurutnya Public Relation (PR) pada masing-masing divisi masih dirasakan
70
sangat kurang kontributornya sehingga pekerjaan Public Relation (PR) area yang menangani satu area yang begitu luas tidak dapat bekerja maksimal karena kurangnya kontributor Public Relation (PR) dari divisi-divisi lainnya sehingga tidak ada yang menjembatani antara Public Relation (PR) area dengan divisi lainnya, menurut staff tersebut setidaknya diperlukan Public Relation (PR) officer dari masing-masing divisi. Kurangnya kontributor disini akhirnya sangat dirasakan karena tidak adanya bagian humas pada divisi-divisi perusahaan.
3.8 Altenatif Pemecahan Masalah Salah satu Aktifitas Public Relation (PR) adalah kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR). Public Relation (PR) memiliki fungsi untuk menjaga nama baik perusahaan dengan melakukan segala aktifitas Public Relation (PR) yang diharapkan dapat meningkatkan image perusahaan yang salah satunya dengan melakukan publikasi secara luas mengenai kegiatan yang akan memiliki dampak baik bagi perusahaan. Namun yang terjadi disini justru kurangnya publikasi dalam melibatkan media secara luas sehingga kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan justru tidak mendapat publikasi secara luas. Sehingga diharapkan dapat bekerja dengan media massa agar terciptanya hasil yang baik dari kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh perusahaan. Ketika peneliti tanyakan solusi untuk menghadapi kurangnya publikasi terhadap kegiatan yang dilakukan informan menjawab bahwa sebenarnya begitulah PT Telekomunikasi
Indonesia,
Tbk
berbeda
dengan
perusahaan
lain,
PT
71
Telekomunikasi Indonesia, Tbk lebih memberikan pada masyarakat yang mendapatkan bantuan yang menilai tanpa perlu adanya publikasi secara luas.jika kontributor Public Relation (PR) teryata dirasakan kurang sehingga pekerjaan Public Relation (PR) area dirasakan kurang maksimal. Sehingga staff tersebut menyarankan untuk dibaginya kontributor Public Relation (PR) dari masingmasing divisi sehingga dapat menjadi jembatan untuk ke Public Relation (PR) area dengan begitu akan lebih maksimal hasil yang didapat.