BAB 3 OBYEK PENELITIAN
3.1
Sejarah PDAM Tirta Mangutama Berdasarkan profil perusahaan PDAM Tirta Mangutama Kabupaten Badung, keberadaan sistem penyediaan air minum di Kabupaten Badung telah ada sejak jaman Belanda, tepatnya pada sekitar tahun 1932. Sistem penyediaan air minum pada jaman itu dikenal dengan nama Perusahaan Air Minum Negara dengan menggunakan sumber air baku dari mata air Riang Gede yang terletak di Kabupaten Tabanan. Kemudian pada tahun 1945 atau era kemerdekaan Perusahaan Air Minum Negara berubah menjadi Perusahaan Air Minum yang kemudian dikelola langsung oleh Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik Propinsi Daerah Tingkat I Bali. Dalam rangka Colombo Plan pada tahun 1971, pemerintah Australia memberikan bantuan dana yang kemudian digunakan untuk membuat Pipa Transmisi, Resevoir, Pipa Distribusi dan Sambungan Rumah serta sepuluh buah sumur bor dengan kapasitas keseluruhannya mencapai 425 L/dtk. Selanjutnya pada tahun 1975, Perusahaan Air Minum berubah nama menjadi Perusahaan Air Minum Daerah Tingkat II Badung sesuai dengan Surat Keputusan Direktorat Teknik Penyehatan Nomor 93/KPTS/1975 tertanggal 21 Oktober 1975.
37
38
Penggunaan nama Perusahaan Air Minum Daerah Tingkat II Badung kemudian diubah secara resmi pada tahun 1976 menjadi PDAM Kabupaten Daerah Tingkat II Badung berdasarkan Peraturan Daerah No. 5/Perda/1976. Pada saat ini sesuai dengan Otonomi Daerah, PDAM Kabupaten Daerah II Badung diubah menjadi Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Badung.
3.1.1
Profile Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Mangutama Nama
: Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Mangutama
Kategori
: Perusahaan Daerah Air Minum
Alamat
: Jl. Bedahulu No. 3 Denpasar – Bali, Indonesia 80111
Kota/Negara : Bali 80111/ Indonesia Telepon
: (0361) 421845
Fax
: (0361) 423964
Website
: www.pdam-badung-bali.co.id
E-mail
:
[email protected]
39
3.1.2
Wilayah Pelayanan Distribusi air bersih dilakukan dengan sistem pemompaan dan gravitasi mencakup wilayah antara lain: a. Kecamatan Petang Kecamatan Petang meliputi Desa Sulangai, Desa Petang, Desa Pangsan, Desa Getasan dan Desa Carang Sari. b. Kecamatan Abiansemal Kecamatan Abiansemal meliputi Desa Sangeh, Desa Blahkiuh, Desa Abiansemal, Desa Taman, Desa Punggul, Desa Bongkasa, Desa Ayunan, Desa Mambal, Desa Jagapati, Desa Angantaka, Desa Sedang dan Desa Penarungan. c. Kecamatan Mengwi Meliputi Desa Kuwum, Desa Sembung, Desa Baha, Desa Mengwi, Desa Mengwitani, Desa Werdhibuana, Desa Gulingan, dan Desa Kekeran. d. Badung Kota Wilayah pelayanan Badung Kota meliputi Desa Darmasaba, Desa Lukluk, Desa Sading, Desa Sempidi, Desa Kapal, Desa Abianbase, Desa Buduk, Desa Munggu, Desa Cemagi, Desa Dalung, Kelurahan
40
Kerobokan, Kelurahan Kerobokan Kaja, Desa Canggu, Kelurahan Legian, dan Kelurahan Seminyak.
3.1.3
Logo PDAM Tirta Mangutama
Gambar 3.1 Logo Perusahaan
3.1.4
Visi dan Misi PDAM Tirta Mangutama Visi: “Terwujudnya kualitas pelayanan prima menuju PDAM Badung mandiri dan berkembang sehat” Misi: a. Meningkatkan kualitas dan cakupan pelayanan b. Menjadikan perusahaan sehat dan mandiri
41
c. Meningkatkan kesejahteraan dan professional karyawan d. Memberikan kontribusi bagi Pembangunan Daerah e. Menjadikan PDAM Badung terbaik di Bali 3.2
Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi PDAM Tirta Mangutama, dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Sumber : Company Profile PDAM Tirta Mangutama
42
Job Description Dari struktur organisasi PDAM Tirta Mangutama, maka yang berkaitan erat dengan fungsi Humas dalam menjalankan strateginya dalam melalukan kegiatan publikasi yaitu: 1. Direktur Utama : I Nyoman Sukanada, ST. MM Direktur utama memiliki tugas memimpin operasional harian perusahaan dan mengembangkan perusahaan sesuai sasaran sebagaimana program yang telah ditetapkan dalam program perusahaan. Direktur Utama berhak untuk memberikan usulan dan saran-saran atau pertimbangan-pertimbangan kepada Kepala Daerah tentang langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang perlu diambil dalam pengelolaan perusahaan karena dalam melaksanakan tugasnya, Ia bertanggung jawab kepada Kepala Daerah. Selain itu berkewajiban untuk melaksanakan penilaian kinerja terhadap karyawan atau pejabat bawahan. 2. Direktur Bidang Umum : I Made Surbagayasa, SE. MM. Direktur Bidang Umum merupakan pemimpin yang tertinggi dalam bagian pelanggan dan humas. Tugasnya adalah sebagai penanggung jawab atas keseluruhan pelaksanaan pekerjaan di bidang bagian umum, bagian pelanggan yang terdiri dari seksi pembaca meter dan seksi pelanggan dan humas serta bertanggung jawab atas bagian keuangan.
43
3. Kepala Bagian Pelanggan : Alit Sukadana, SE. MM. Kepala Bagian pelanggan mempunyai tugas yaitu: a. Bertanggung jawab terhadap kelancaran tugas di Bidang Pelanggan dan Kehumasan; b. Bertanggung jawab terhadap keputusan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan; c. Bertanggung jawab terhadap kinerja seluruh kegiatan di Bagian Pelanggan; d. Mengkoordinir dan mengawasi seluruh kegiatan bagian pelanggan yaitu pelayanan kepada masyarakat, pencatatan meter air dan pemeliharaan data perhitungan rekening; e. Menampung dan mengkoordinasikan dengan bagian terkait tentang pengaduan masyarakat atau pelanggan; f. Memberikan
penerangan
kepada
masyarakat
mengenai
penggunaan air minum secara hemat, menunjang program perluasan pelayanan air minum dan menginformasikan tentang ketentuan yang berlaku di perusahaan; g. Menjaga kesinambungan pelayanan air minum kepada masyarakat pelanggan;
44
h. Menganalisa masalah-masalah yang timbul baik yang bersifat internal maupun eksternal; i. Mengevaluasi
perkembangan
penggunaan
air
minum
oleh
masyarakat pelanggan; j. Mengadakan koordinasi baik intern maupun ekstern yg terkait dengan pelanggan. 4. Seksi Pelanggan dan Humas : Ida Ayu Ary Setiawati Seksi Pelanggan dan Humas mempunyai tugas yaitu : a. Bertanggung
jawab
atas
tugas
pelayanan
langganan
dan
kehumasan b. Menginventarisasi keluhan dan laporan pelanggan baik bersifat teknis maupun non teknis c. Menginventarisasi segala kebutuhan untuk seksi pelanggan dan kehumasan d. Menyampaikan
pemberitahuan
atau
pengumuman
kepada
pelanggan e. Melaksanakan
sosialisasi
pada
masyarakat
ketentuan yang berlaku di perusahaan
umum
tentang
45
3.3
Prosedur yang Berlaku Menurut Peraturan Bupati Badung Nomor 36 tahun 2006 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Mangutama, suatu kebijakan yang berlaku kepada Seksi Pelanggan dan Humas antara lain: a. Suatu perintah atau tugas baik dalam bidang internal maupun eksternal yang ditujukan oleh Seksi Pelanggan dan Humas oleh Direktur Utama, disampaikan melalui Direktur Bidang Umum. Lalu dikerjakan dengan jangka waktu yang diberikan dan dilaporkan melalui Direktur Bidang Umum untuk diolah datanya sebelum ditujukan kepada Direktur Utama. Tindakan selanjutnya adalah diskusi bersama melalui rapat perusahaan. b. Apabila Direktur Utama mengadakan rapat internal dengan diskusi program pengembangan, maka Humas PDAM Tirta Mangutama harus segera peka untuk merancang strateginya terkait dengan topik dan mendiskusikannya kepada Direktur Bidang Umum dan Kepala Bagian Pelanggan.
46
3.4
Zona Air Minum Prima (ZAMP) Zona Air Minum Prima adalah zona atau wilayah khusus yang dirancang sebagai wilayah air bersih siap minum atau lebih jelasnya air yang disalurkan ke wilayah tersebut sudah memenuhi syarat untuk bisa diminum langsung tanpa harus dimasak terlebih dulu. Pada tahun 2008 PDAM Tirta Mangutama telah merealisasikan wilayah percontohan pelayanan air bersih siap minum di kawasan Kabupaten Badung-Bali meliputi kawasan Panglan, Kapal, Tangeb, Munggu, Cemagi dan Perumahan Green Lot. Sumber air baku yang digunakan berasal dari Air Tanah Dalan atau Sumur Bor (DP13) yang terletak di desa Penarungan Kecamatan Mengwi
dengan
pertimbangan sebagai berikut: a. Kualitas air secara fisik dan kimiawi sudah memenuhi syarat yang ditentukan untuk air minum yaitu sesuai dengan Permenkes 907 tahun 2002, sehingga tidak diperlukan adanya pengolahan lagi. b. Perbaikan kualitas secara bakteriologi dilakukan dengan hanya pembubuhan gas chlor di jaringan pipa (desinfeksi). Pipa yang digunakan untuk pelayanan air bersih siap minum ke kawasan Zona Air Minum Prima adalah pipa eksisting berdiameter 150mm dari bahan PVC. Agar memenuhi syarat pelayanan air minum maka dilakukan upaya-upaya sebagai berikut:
47
a. Melakukan flushing
pipa di jaringan induk maupun di jaringan kawasan
perumahan. b. Untuk menjaga atau mempertahankan kualitas air terutama dari segi bakteriologisnya dipasang chlorinator gas fider (untuk pembubuhan gas chlor) di jaringan pipa sebelum masuk kawasan pelayanan. c. Meningat pelayanan air minum terutama dari segi kualitas harus dipantau secara koninu (minimal setiap jam) telah dipasang alat elektronik yang mampu mencatat kualitas air secara otomatis di beberapa titik jaringan pipa distribusi. d. Khusus untuk jaringan pipa di kawasan pelayanan air minum, sebelum dioperasikan selain dilakukan flushing dilakukan juga desinfeksi pipa.
48
3.5
Metodologi Penelitian Bogdan dan Taylor dalam buku Moleong (2004:3) mengemukakan metode kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Miles and Huberman dalam Sukidin (2002:2) mendifinisikan, metode kualitatif berusaha mengungkap berbagai keunikan yang terdapat dalam individu, kelompok, masyarakat, dan/atau organisasi dalam kehidupan sehari-hari secara menyeluruh, rinci, dalam, dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. 3.5.1
Metode Pengumpulan Data 3.5.1.1 Data Primer Metode pengumpulan data primer meliputi: a. Wawancara semi-terstruktur (semi-structure interview) Menurut Haris Herdiansyah (2010:123) ciri wawancara semiterstruktur adalah sebagai berikut: 1. Merupakan wawancara dengan pertanyaan terbuka, namun ada batasan tema dan alur pembicaraan. Pertanyaan yang diajukan dalam wawancara semi-terstruktur adalah pertanyaan terbuka yang berarti bahwa jawaban yang diberikan oleh terwawancara tidak dibatasi sehingga subjek dapat
49
lebih bebas mengemukakan jawaban apapun sepanjang tidak keluar dari konteks pembicaraan. Walaupun subjek diberi kebebasan dalam memberikan wawancara, namun tetap dibatasi oleh tema dan jalur pembicaraan agar pembicaraan tidak melebar ke arah yang tidak diperlukan. 2. Kecepatan wawancara dapat diprediksi Walaupun ada kebebasan dalam menjawab pertanyaan wawancara, tetapi kecepatan dan waktu wawancara masih dapat diprediksi. 3. Fleksibel, tetapi terkontrol Pertanyaan yang diajukan bersifat fleksibel, tergantung situasi dan kondisi serta alur pembicaraan. 4. Ada pedoman wawancara yang dijadikan patokan dalam alur, urutan dan penggunaan kata. Isi yang tertulis pada pedoman wawancara hanya berupa topiktopik pembicaraan saja yang mengacu pada satu tema sentral yang telah ditetapkan dan disesuaikan dengan tujuan wawancara. 5. Tujuan wawancara adalah untuk memahami suatu fenomena. Tujuan dari wawancara semi-terstruktur adalah untuk memahami suatu fenomena atau permasalahan tertentu.
50
Dalam penulisan ini, penulis melakukan wawancara semi terstruktur kepada empat informan yang terlibat langsung dalam strategi yang dilakukan Humas PDAM Tirta Mangutama dalam mensosialisasikan air bersih siap minum ZAMP di Kabupaten Badung. Informan-informan dalam penelitian ini antara lain: 1. I Made Subargayasa, merupakan Direktur Bidang Umum PDAM Tirta Mangutama. Dipilih karena beliau bertanggung jawab atas terlaksananya program Zona Air Minum Prima. 2.
Alit Sukadana, merupakan Divisi Bagian Pelanggan yang memiliki keterlibatan langsung dengan hubungan pelanggan sekaligus sebagai penggerak dalam terjalannya program Zona Air Minum Prima.
3. Ida Ayu Ary Setiawati, merupakan Divisi Pelanggan dan Humas. Dipilih karena beliau memiliki keterlibatan penting dalam strategi Humas dalam melakukan aktivitas publikasi air bersih siap minum. 4. Masyarakat Kabupaten Badung antara lain Bapak Putu Atmaja dan Bapak Made Prama Krishnayaka.
51
b. Observasi Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bentuk observasi non partisipan yaitu observasi dimana peneliti hanya mengamati tingkah laku subjek tanpa ikut aktif dalam kegiatan subjek, karena peneliti hanya sebagai pengamat (Moleong, 2005:159).
3.5.1.2 Data Sekunder Data Sekunder berupa data-data yang sudah tersedia dan dapat diperoleh oleh peneliti dengan cara membaca, melihat atau mendengarkan. Termasuk dalam kategori data tersebut adalah data bentuk teks, data bentuk suara dan kombinasi teks (Sarwono, 2006:209-210). Metode pengumpulan data sekunder yang dilakukan oleh penulis antara lain: a. Studi Kepustakaan Segala usaha yang dilakukan oleh penulis untuk menghimpun informasi dengan menggunakan buku-buku penunjang yang berkaitan dengan topik penulisan seperti buku Pengantar Ilmu Komunikasi, Peranan Public Relations Teori dan Praktik, Peranan Humas dalam Perusahaan, Publication and Public Relations dan sebagainya.
52
b. Dokumen Dokumen yang digunakan oleh penulis dalam melakukan penelitian adalah berupa company profile, website perusahaan, memo perusahaan, brosur PDAM Tirta Mangutama serta pemberitaan Zona Air Minum Prima di media yang nantinya akan dilampirkan pada halaman lampiran.
3.5.2
Teknik Validitas Data Menurut kutipan dari Kriyantono (2006:70) mengatakan bahwa “Setiap riset harus bisa dinilai. Ukuran penelitian berbeda antara riset kualiatif dan kuantitatif. Ukuran kualitas sebuah riset terletak pada kesahihan atau validitas data yang dikumpulkan selama riset”. Penelitian yang dilakukan oleh penulis menggunakan validitas trustworthiness. Hal ini dikarenakan diperolehnya jawaban yang berbedabeda dari setiap informasi maka dari itu setiap informasi yang diperoleh perlu dikaji validitas datanya. Kriyantono (2006:71) mendefinisikan validitas trustworthiness yaitu menguji kebenaran dengan kejujuran subjek dalam mengungkap realitas menurut apa yang dialami, dirasakan atau dibayangkan
53
Dalam validitas trustworthiness, peneliti menggunakan analisis triangulasi karena setiap jawaban dari informan diuji sesuai kenyataannya. Menurut
Kriyantono
(2006:71),
anilisis
triangulasi
adalah
menganalisa jawaban subjek dengan meneliti kebenarannya dengan data empiris (sumber data lainnya yang tersedia). Selanjutnya penulis menggunakan jenis Triangulasi Metode dikarenakan
teknik
pengumpulan
datanya
lebih
dari
satu
jenis. Triangulasi metode adalah usaha mengecek keabsahan data atau mengecek temuan riset. Triangulasi metode dapat dilakukan dengan menggunkan lebih dari satu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan yang sama (Kriyantono, 2006:71). 3.6
Teknik Analisis Data Riset kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya. Riset ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling bahkan populasi atau samplingnya sangat terbatas. Jika data yang terkumpul sudah mendalam, maka tidak perlu mencari sampling lainnya. Disini yang lebih ditekankan adalah persoalan kedalaman (kualitas) data bukan banyaknya (kuantitas) data (Kriyantono, 2006:57). Hasil penelitian ini diperoleh dari teknik analisis data, dimana data-data yang diperoleh dari sumber informasi yang dikumpulkan melalui teknik
54
pengumpulan data akan dianalisa untuk menghasilkan suatu kesimpulan. Teknik analisis data yang digunakan adalah model Miles dan Huberman. Menurut Ardianto yang mengutip Emzir dengan model Miles dan Huberman, teknik yang digunakan peneliti untuk menganalisis data dibagi menjadi tiga langkah yaitu:
a. Reduksi data Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam, memilih, memfokuskan, membuang, menyusun data dalam suatu cara di mana kesimpulan
akhir
dapat
digambarkan.
Reduksi
data
terjadi
secara
berkelanjutan hingga laporan akhir. Bahkan sebelum data secara aktual dikumpulkan, reduksi data antisipasi terjadi sebagaimana diputuskan oleh peneliti (sering tanpa kesadaran penuh). Sebagaimana pengumpulan data berproses, terdapat beberapa bagian selanjutnya dari reduksi data (membuat rangkuman,
membuat
tema-tema,
membuat
gugus-gugus,
membuat
pemisahan-pemisahan, menulis memo-memo). b.
Model data (data display) Mendefinisikan model data sebagai suatu kumpulan informasi yang tersusun yang membolehkan pendeskripsian kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk yang paling sering dari model data kulitatif selama ini adalah teks naratif.
55
c.
Penarikan kesimpulan (verifikasi kesimpulan) Dari permulaan pengumpulan data, peneliti mulai memutuskan apakah makna sesuatu, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi yang mungkin, alur sebab-akibat, dan proporsisi-proporsisi (Ardianto, 2010:223).
3.7
Teknik Pengumpulan Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2011:62). Teknik pengumpulan sampel dalam penelitian ini menggunakan Nonprobability Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsure (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2011:66). Teknik Nonprobability Sampling yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini menggunakan Teknik Purposive Sampling yaitu adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu yakni sumber data dianggap paling tahu tentang apa yang diharapkan, sehingga mempermudah peneliti menjelajahi obyek atau situasi sosial yang sedang diteliti (Sugiyono, 2008:218).
56
3.8
Permasalahan yang Ada Permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan adalah bahwa Zona Air Minum Prima yang merupakan program air bersih siap minum dari PDAM Tirta Mangutama belum banyak diketahui oleh masyarakat. Oleh karena itu, Humas PDAM Tirta Mangutama harus menjalankan fungsi dan perannya dengan baik dalam menjalankan strateginya untuk perusahaan. Dengan demikian, dilakukan sosialisasi terhadap masyarakat khususnya Kabupaten Badung-Bali. Untuk mengetahui apakah strategi yang dilakukan Humas berjalan dengan sukses maka ditemukan perumusan antara lain bagaimana strategi Humas PDAM Tirta Mangutama dalam mensosialisasikan air bersih siap minum Zona Air Minum Prima di Kabupaten Badung-Bali? Serta apakah Humas PDAM Tirta Mangutama sudah mampu mencapai tujuan dan harapan yang diinginkan dalam melakukan kegiatan publisitas terhadap Zona Air Minum Prima?
3.9
Alternatif Pemecahan Masalah Dari uraian permasalahan yang dipaparkan diatas, penulis memberikan alternatif pemecahan masalah melalui metode penelitian data yang digunakan oleh penulis selama melakukan penelitian. Diantaranya adalah dengan melakukan wawancara semi-terstruktur dengan informan-informan yang terlibat langsung mengenai berjalannya sosialisasi terhadap Zona Air Minum Prima, melakukan observasi non partisipan yang bersifat deskriptif artinya penulis tidak langsung
57
terjun ke lapangan melihat secara nyata berlangsungnya Zona Air Minum Prima tetapi penulis melakukan pengamatan secara langsung di kantor PDAM Tirta Mangutama selama kurang lebih tiga bulan. Selain itu penulis melakukan teknik pengumpulan data sekunder melalui dokumentasi yaitu penulis mengumpulkan data atau informasi dengan cara membaca surat-surat, pengumuman, pernyataan tertulis kebijakan tertentu dan bahan-bahan tulisan lain yang terdapat di perusahaan.