Bab 3 Analisis Data Pada bab ini penulis akan membahas mengenai pergeseran penerjemahan kata 他動 詞 (tadoushi) dalam Bahasa sumber (BSu) yaitu bahasa Jepang terhadap penerjemahan kata 自動詞 (jidoushi) bahasa sasaran (BSa) yaitu bahasa Indonesia yang terdapat dalam komik Doraemon jilid tiga puluh samapai dengan jilid tiga puluh empat. 3.1 Analisis Pergeseran Penerjemahan dari Tadoushi Dalam Bahasa Jepang ke Dalam Jidoushi pada Bahasa Indonesia Dalam subab ini penulis akan menganalisis pergeseran penerjemahan kata dari tadoushi (他動詞) dalam bahasa Jepang ke dalam penerjemahan kata jidoushi (自動 詞) pada bahasa Indonesia Data 1 1) Nobita ingin sekali melihat kejadian-kejadian seperti kecelakaan dan kebakaran secara langsung. Dia kemudian meminta pertolongan dari Doraemon untuk mengeluarkan alat ajaibnya yang bisa mengabulkan permintaan nya, Doraemon menjelaskan cara pemakaian alat tersebut, karena merasa tidak ada sinyal, Nobita menanyakan bagaimana jika radius serta waktunya diperluas. Lalu mereka terbang memakai baling-baling bambu ke tempat kejadian kecelakaan dan kebakaran tadi dengan Doraemon yang sedang memegang alat yang bisa mengetahui kejadian seperti kebakaran yang belum terjadi .
18
Tsu 時間と距離の範囲をひろげてみたら?(Fujiko, 1985: 27). Jikanto kyorino han i wo hirogetemitara? Tsa Kalau radius dan waktunya diperluas, bagaimana? (Reymon, 1994: 23). Analisis: Pergeseran penerjemahan yang terjadi dalam kalimat di atas terjad pada kata hirogete (ひろげて) dalam BSu, menjadi “diperluas” dalam BSa. Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat penjelasan tabel di bawah ini.
19
Bagan 3.1 Pergeseran Penerjemahan Tadoushi Bahasa Jepang ke Dalam Jidoushi Bahasa Indonesia pada Kata “hirogete”
Kalimat bahasa Jepang
Kalimat bahasa Indonesia
時間と距離の範囲をひろげてみたら? Jikanto kyorino han i wo hirogetemitara?
~をひろげて ~wo hirogete
Transitif
Sumber: Masahiro (2007: 263)
Kalau radius dan waktunya diperluas, bagaimana?
diperluas
Intransitif
Sumber: Alwi dan Moeliono (2003: 130)
Kata hirogete (ひろげて) yang berasal dari kata hirogeru (ひろげる) termasuk ke dalam kata kerja transitif. Kata “hirogeru” mempunyai arti dalam Matsura (1994: 287) mempunyai arti memperluas atau meluaskan yang merupakan kata kerja yang termasuk ke dalam tadoushi (他動詞). Sebagian besar kata kerja transitif atau tadoushi memilik
20
bunyi –eru, maka kata hirogeru termasuk ke dalam kata kerja transitif. kata kerja transitif dalam kalimat transitif memiliki objek ( Masahiro: 263). Sedangkan kata “ hirogeru” diartikan kedalam BSa menjadi “diperluas” yang dalam BSu mempunyai arti meluaskan. Kata “diperluas” termasuk ke dalam kata kerja intransitif, kata “diperluas” diawali dengan prefiks di- yang dimana sebagian besar kata kerja intransitif dalam suatu kalimat termasuk ke dalam kalimat pasif. Tanda kalimat pasif di awali dengan prefiks –di (Alwi dan Moeliono: 130) Tsu 時間と距離の範囲をひろげてみたら?(Fujio, 1985: 27). Jikanto kyorino han i wo hirogetemitara? Tsa Kalau radius dan waktunya diperluas, bagaimana? (Reymon, 1994: 23). Kata kerja yang bisa memiliki objek langsung disebut kata kerja transitif. Sebagian objek diikuti oleh kata depan o, wa, ni, atau ga. Meskipun demikian, objek yang terletak sebelum kata kerja transitif apapun dalam bahasa Jepang bisa dihilangkan (Masahiro: 262). Seperti yang dikatakan Ichikawa dan Ogawa ( 2000: 147) 他動詞は通常、「目 的語+を」をとり、自動詞とらない,yang dapat diartikan yaitu, katakerja tadoushi itu selalu memakai 「objek + を」sedangkan jidoushi tidak memakai objek .
21
Tabel 3.1.1 Penjelasan Kalimat Tadoushi pada Kata “hirogete” (目的語+を) 名詞(目的語)
時間と距離の範囲
Partikel
を
他動詞
時間と距離の範囲をひろげてみた
ら? Jikan to kyorino hani
Jikanto
kyorino
han
i
wo
hirogetemitara? Sumber: Ichikawa (2000: 147) Tabel 3.1.2 Pembentukkan Kalimat Tadoushi pada Kata “hirogete” 名詞(目的語)=
他動詞
時間と距離の範囲をひろげてみたら? Jikanto kyorino han i wo hirogetemitara
ひろげる Hirogeru
Sumber: Ichikawa (2000: 147)
Pada bahasa Jepang tadoushi biasanya ditandai dengan partikel 「を」yang diawali dengan kata benda atau nomina yang kita kenal dalam bahasa Jepang meishi (名詞) yang menghubungkan atau menjelaskan nomina tersebut (Tanaka: 111). Partikel 「を」termasuk dalam kakujoushi (格助詞). Menurut Masuoka dan Takubo (1990: 1) berpendapat mengenai kakujoshi, yaitu struktur dari sebuah kalimat yang terbentuk dari sebuah predikat dan beberapa nomina sebagai pelengkapnya, contoh pada 22
kalimat “Tarou memberitahukan hal tesebut kepada Hanako melalui telepon “, dibentuk dari sebuah predikat, yaitu “memberitahukan” dan empat buah nomina, yaitu “Tarou”, “Hanako”, “telepon”, “hal tersebut”. Dari contoh kalimat ini, partikel ga, ni, de, wo mempunyai fungsi menunjukkan hubungan yang seperti apa antara masing-masing nomina dan predikat. Kata-kata yang menunjkkan hubungan antara nomina dengan predikat inilah yang disebut dengan kakujoshi Dari pengertian tersebut dapat kita simpulkan bahwa partikel yang terletak di belakang nomina dan melekat pada predikat disebut dengan kakujoshi. Contoh-contoh kalimat kakujoshi, yaitu: 1. 私が電気を付けた
Sayalah yang menyalakan lampu.
Watashiga denki wo tsuketa 2. 誰が窓を開けた?
Siapa yang membuka jendela?
Darega mado wo aketa? 3. 電気を消す。
Mematikan lampu.
Denki wo kesu Dalam bahasa Indonesia verba transitif menyatakan peristiwa yang melibatkan dua wujud atau entitas: manusia, binatang atau hal yang dapat menjadi titik tolak untuk menunjukkan peristiwa itu, baik menggunakan verba aktif maupun verba pasif (Alwi dan Moeliono, 2003: 32). Ciri-ciri kalimat transitif yaitu dapat dirubah menjadi kalimat pasif dan pada umumnya berawalan me-, memper-, meng. Kata kerja atau verba yang mengenal oposisi aktif-pasif seperti contoh kata menemukan-ditemukan adalah verba transitif. Verba transitif dapat diturunkan melalui transposisi, afiksasi serta reduplikasi.
23
Kalimat intransitif adalah kalimat yang predikatnya berupa verba intransitif, yaitu verba yang tidak memiliki objek (Chaer, 1994: 250). Kalimat-kalimat intransitif tidak bisa dirubah menjadi kalimat aktif dan biasanya ditandai dengan prefiks di-. Makna verba intransitif dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu dasar data yang dipakai, wajib tidakya afiks, dan ciri khusus semantik dari dasar kata (Alwi dan Moeliono, 2003: 133). Verba intransitif ada yang berupa bentuk kata asal yang monomorfemis, polimorfemis, dan ada pula yang diturunkan. Penurunan verba intransitif sebagian kecil melalui penururnan transposisi. Sebagian verba intransitif berwujud verba asal dan ditambahkan prefiks di-. Makna verba intransitif asal harus kita lihat dari tiap kata secara leksikal. Selain verba intransitif yang monomorfemis, verba asal intransitif juga dapat dijadikan bentuk majemuk dengan menambahkan kata lain. Ada juga beberapa verba yang berbentuk perulangan dengan perubahan vokal. Makna verba intransitif majemuk sering bersifat idiomatik. Verba intransitif ada juga yang terbentuk melalui penurunan afiksasi meng-, ber-, ber-kan, ter, dan ke-an. Perbedaan besar antara verba transitif dengan intransitif yang sama-sama diturunkan dengan prefiks meng- adalah verba transitif prefiks ini bersifat sesukanya, sedangkan pada verba intransitif sifatnya wajib. Karena itulah pada verba transitif prefiks ini sering ditanggalkan dalam bahasa lisan, sedangkan pada verba intransitif verba itu tidak mungkin dihilangkan (Alwi dan Moeliono, 2003: 136). Verba yang dibentuk dengan dibentuk dengan prefiks ber- hanya ada tiga macam, yaitu: yang pertama ber- dengan kata dasar, kedua ber- yang diikuti oleh –kan, dan ber- yang harus diikuti oleh afiks –an. Pada Matsura (1994: 287), kata hirogeru (ひろげる) memiliki arti memperluas atau meluaskan yang merupakan kata kerja yang termasuk ke dalam tadoushi (他動詞).
24
Dalam bahasa Jepang partikel を menunjukkan sebagai partikel yang mengenai objek dalam suatu kalimat transitif (Tanaka, 1990: 46), dimana pada kalimat transitif itu adalah kalimat yang memerlukan objek. Kata dalam BSu yang diterjemahkan mengalami perubahan yang tadinya ひろげる itu memiliki arti memeperluas, berubah terjemahannya menjadi diperluas. Awalan di- menandakan ciri-ciri kalimat pasif. Dalam KBBI ( 2008: 323) awalan di-, adalah prefiks pembentuk verba yang dikenai sutu tindakan. Dilihat dari sudut pandang terjemahannya, karena verbanya berubah, kata hirogeru (ひろげる) dalam BSu ke dalam BSa mengalami pergeseran terjemahan dari tadoushi (他動詞) ke terjemahan jidoushi (自動詞)yang tadinya berarti “memperluas” menjadi “diperluas”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (disingkat KBBI), kata “memperluas” berasal dari kata kerja ‘luas’ yang dalam KBBI (2008: 844) memiliki arti 1) lapang, lebar; 2) umum; 3) merata; 4) ukuran panjang-lebarnya bidang; 5) banyak dan beragam; 6) dapat melihat lepas dan bebas; 7) besar atau banyak . Prefiks ‘mem’ yang dalam KBBI (2008: 899) memiliki arti 1) menjadi; 2) berfungsi sebagai; 3) makan atau minum; 4) meuju; 5) mencari atau mengumpulkan; 6) mengeluarkan bunyi; 7) menimbulkan kesan seperti seseorang atau sesuatu yang membisu; 8) dasar verba; 9) membuat, menghasilkan; 10) menyatakan serta sufiks ‘per’ dalam KBBI (2008: 1049) yang memiliki arti 1) menjadikan atau membuat menjadi; 2) membagi menjadi; 3) melakukan. Terlihat jelas bahwa yang ditegaskan oleh sang pengarang adalah ingin meluaskan jarak dan waktu kejadian kebakaran atau kecelakaan yang ingin dilihat oleh Nobita secara langsung. 25
Data 2 2) Nobita dan kawan-kawannya yang berda di taman sedang melukis pemandangan sekitar. Dekisugi salah satu teman Nobita yang cerdas memperlihatkan hasil lukisannya kepada teman-teman termasuk Nobita, dan mereka memuji hasil lukisan tersebut. Nobita yang malu dengan lukisannya yang tidak begitu bagus lalu ia segera pulang dan menemui Doraemon untuk meminta bantuannya. Sesampainya dirumah Nobita menceritakan hal yang terjadi barusan, dan ia memohon kepada Doraemon untuk mengeluarkan benda dari kantong ajaibnya yang dapat mengabulkan permintaanya yaitu ingin dapat melukis sesuai dengan gambar atau foto aslinya. Doraemonpun mengeluarkan benda yang diinginkan Nobita lalu alat tersebut di uji coba kepada ayah.
Tsu で、えんぴつとスケッチブックをもたせると... (Fujio, 1985: 48). De, enpitsuto sukecchi bukku wo motaseru to... Tsa Kalau ayah diberi pensil dan buku gambar ini... ( Reymon, 1994: 44). Pergeseran penerjemahan yang terjadi dalam kalimat di atas terjad pada kata “も たせる” (motaseru) dalam BSu, menjadi “diberi” dalam BSa. Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat penjelasan tabel di bawah ini.
26
Bagan 3.2 Pergeseran Penerjemahan Tadoushi Bahasa Jepang ke Dalam Jidoushi Bahasa Indonesia pada Kata “motaseru” Kalimat bahasa Jepang
Kalimat bahasa Indonesia
で、えんぴつとスケッチブックをもた せると... De, enpitsuto sukecchi bukku wo motaseru to...
~ をもたせる ~wo motaseru
Transitif Sumber: Masahiro (2007: 263)
Kalau ayah diberi pensil dan buku gambar ini...
diberi
Intransitif Sumber: Alwi dan Moeliono (2003: 130)
Kata motaseru ( も た せ る ) termasuk kedalam verba transitif. Kata “motaseru” mempunyai arti dalam Matsura (1994: 664) kata motaseru (もたせる) memiliki arti 1) memberi, 2) membawakan, 3) mempertahankan yang merupakan kata kerja yang
27
termasuk ke dalam tadoushi (他動詞). Sebagian besar kata kerja transitif atau tadoushi memilik bunyi –eru, maka kata motaseru termasuk ke dalam kata kerja transitif. kata kerja transitif dalam kalimat transitif memiliki objek ( Masahiro: 263). Sedangkan kata “ motaseru” diartikan kedalam BSa menjadi “diberi” yang dalam BSu mempunyai arti memberi. Kata “diberi” diawali dengan prefiks di- yang dimana sebagian besar kata kerja intransitif dalam suatu kalimat termasuk kedalam kalimat pasif. Tanda kalimat pasif di awali dengan prefiks –di (Alwi dan Moeliono, 2003: 130). Tsu で、えんぴつとスケッチブックをもたせると... (Fujio, 1985: 48) De, enpitsuto sukecchi bukku wo motaseru to... Tsa Kalau ayah diberi pensil dan buku gambar ini... ( Reymon, 1994: 44) Kata kerja transitif yaitu kata kerja yang memiliki objek langsung. Dalam bahasa Jepang objek yag letaknya sebelum kata kerja transitif dapat dihilangkan. Sebagian objek diikuti oleh kata depan o, wa, ni, atau ga (Masahiro, 2007: 262). Seperti yang dikatakan oleh Ichikawa dan Ogawa ( 2000: 147) 他動詞は通常、「目的語+を」を とり、自動詞とらな, yang dapat diartikan yaitu, biasanya tadoushi itu selalu memakai 「objek + を」sedangkan jidoushi tidak memakai objek .
28
Tabel 3.2.1 Penjelasan Kalimat Tadoushi pada Kata “motaseru” (目的語+を) 名詞(目的語)
えんぴつと スケッチブック Enptsu to sukecchi
Partikel
を
他動詞
で、えんぴつとスケッチブックを もたせると... De, enpitsuto sukecchi bukku wo motaseru to...
bukku Sumber: Ichikawa (2000: 147) Tabel 3.2.2 Pembentukkan Kalimat Tadoushi pada Kata “motaseru”
名詞(目的語)=
で、えんぴつとスケッチブックを もたせると... De, enpitsuto sukecchi bukku wo motaseru to...
他動詞
もたせる Motaseru
Sumber: Ichikawa (2000: 147)
Partikel 「 を 」 biasanya menandai kalimat tadoushi dalam bahasa Jepang, dan diawali dengan meishi (名詞) yang menghubungkan atau menjelaskan nomina tersebut (Tanaka: 111). Seperti yang sudah dijelaskan
Partikel 「 を 」 termasuk dalam
kakujoushi (格助詞) yaitu partikel yang terletak di belakang nomina dan melekat pada predikat (takahasi dan Yukinori,1993: 1). Ciri-ciri kalimat transitif yaitu dapat dirubah menjadi kalimat pasif dan pada umumnya berawalan me-, memper-, meng. Verba yang mengenal posisi aktif-pasif 29
seperti contoh kata menemukan-ditemukan adalah verba transitif. Kalimat transitif yaitu kalimat yang predikatnya berupa verba transitif yang biasanya diikuti dengan sebuh objek (Chaer, 1994: 249). Verba transitif dapat diturunkan melalui transposisi, afiksasi, dan reduplikasi. Transposisi adalah perpindahan kata dari satu kelas kata ke kelas kata yang lain tanpa merubah bentuk. Afiksasi adalah penambahan prefiks, infiks, atau sufiks pada dasar kata. Sedangkan reduplikasi adalah pengulangan dasar kata, baik dengan tambahan afiks atau tidak (Alwi dan Moeliono, 2003: 117). Kalimat intransitif adalah kalimat yang predikatnya berupa verba intransitif, yaitu kalimat yang tidak memiliki objek (Chaer, 1994: 250). Biasanya kalimat intransitif berupa kalimat pasif, dan tidak dapat dirubah menjadi kalimat aktif. Kalimat intransitif biasanya ditandai dengan awalan di-. Verba intransitif ada yang berupa bentuk kata asal yang monomorfemis, polimorfemis, dan ada pula yang diturunkan. Makna verba intransitif dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu dasar data yang dipakai, wajib tidakya afiks, dan ciri khusus semantik dari dasar kata (Moeliono, 2003: 133). Proses penurunan verba intransitif tidak jauh beda dengan verba transitif. Hal yang membedakan hanyalah sufiks dan prefiks yang dipakainya. Dalam Matsura (1998: 664) kata motaseru (もたせる) memiliki arti 1) memberi, 2) membawakan, 3) mempertahankan. Memberi termasuk kedalam verba transitif yang dalam bahasa Jepang disebut dengan tadoushi. Dalam bahasa Jepang partikel を menunjukkan sebagai partikel yang mengenai objek dalam suatu kalimat transitif (Tanaka, 1990: 46), dimana pada kalimat transitif itu adalah kalimat yang memerlukan objek. Kata dalam BSu yang diterjemahkan mengalami perubahan yang tadinya motaseru (もたせる) memiliki arti memberi berubah terjemahannya menjadi diberi 30
dalam BSa. Awalan di- menandakan ciri-ciri kalimat pasif. Dalam KBBI awalan di-, adalah ( 2008: 323) prefiks pembentuk verba yang dikenai suatu tindakan. Dilihat dari sudut pandang terjemahannya, kata motaseru (もたせる) dalam BSu terjadi perubahan menjadi “diberi” dalam BSa dan mengalami pergeseran terjemahan dari tadoushi (他動詞) ke dalam terjemahan jidoushi (自動詞). Menurut KBBI kata “memberi” berasal dari kata dasar ‘beri’ yang dalam KBBI (2008: 178) memiliki arti serahkan atau bagi sesuatu kepada orang lain. Kata “memberi” sendiri dalam (KBBI: 178) memilik arti 1) menyerahkan; membagikan, menyampaikan sesuatu, 2) menyediakan, 3) memperbolehkan; mengizinkan, 4) menyebabkan; menjadikan menderita, 5) menjadikan supaya, 6) membumbuhi, 7) mungucapkan; menyampaikan. Prefiks ‘mem’ yang dalam KBBI (2008: 899) memiliki arti 1) menjadi; 2) berfungsi sebagai; 3) makan atau minum; 4) meuju; 5) mencari atau mengumpulkan; 6) mengeluarkan bunyi; 7) menimbulkan kesan seperti seseorang atau sesuatu yang membisu; 8) dasar verba; 9) membuat, menghasilkan; 10) menyatakan. Terlihat jelas bahwa sang pengarang ingin menegaskan Doraemon yang memberikan alat ajaibnya kepada ayah yang sedang beristirahat siang.
Data 3 3) Nobita mendapat hadiah berupa uang yang sangat besar dari pamannya merasa sangat senang sekali. Tiba-tiba terdengar suara ibu dan ayah dari ruang keluarga yang sedang membicarakan kurs mata uang pada zaman dulu. Nobita yang menghayal ingin dapat hidup di zaman dulu itu tiba-tiba terbersit pikiran memohon kepada Doraemon untuk mengeluarkan salah satu benda ajaibnya dan mengubah
31
kurs mata uang zaman sekarang dengan yang jaman dulu, dan tiba-tiba Nobita mendadak kaya raya. Karena hal itu rumahnya pun banyak dikunjungi oleh wartawan, sehingga Nobita menjadi incaran para penjahat karena kekyaannya yang begitu melimpah ruah. TSu ばかやろ、おまえを誘拐して身代金をとるんだ。 (Fujio, 1985: 126) Bakayaro, omaewo yuukaishite minoshirokin wo torunda. TSa Bodoh, kamu diculik untuk dimata uang tebusan. (Metti S, 1994: 122) Pergeseran penerjemahan yang terjadi dalam kalimat di atas pada kata yuukai shite (誘拐して) dalam BSu, menjadi “diculik” dalam BSa. Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat penjelasan tabel di bawah ini.
32
Bagan 3.3 Pergeseran Penerjemahan Tadoushi Bahasa Jepang ke Dalam Jidoushi Bahasa Indonesia pada Kata “yuukaishite” Kalimat bahasa Jepang ばかやろ、おまえを誘拐して身代金を とるんだ。 Bakayaro, omaewo yuukaishite minoshirokin wo torunda.
Kalimat bahasa Indonesia Bodoh, kamu diculik untuk dimata uang tebusan
diculik
~ を誘拐して ~ wo yuukaishite
Transitif
Intransitif
Sumber: Masahiro (2007: 263)
Sumber: Alwi dan Moeliono (2003: 130)
Kata yuukai shite ( 誘 拐 し て )yang berasal dari kata yuukai suru ( 誘 拐 す る ) termasuk kedalam kata kerja transitif. Kata “yuukai suru” mempeunyai arti dalam Matsura (1994: 1197) kata
yuukai suru ( 誘 拐 す る ) memiliki arti menculik dan
33
merupakan kata kerja yang termasuk ke dalam tadoushi (他動詞). Kata yuukai suru termasuk kedalam kata kerja transitif. kata kerja transitif dalam kalimat transitif memiliki objek (Masahiro, 2007: 263). Sedangkan kata “ yuukai suru” diartikan kedalam BSa menjadi “diculik” yang dalam BSu mempunyai arti menculik. Kata “diculik” termasuk kedalam kata kerja intransitif, kata “diculik” diawali dengan prefiks di- yang dimana sebagian besar kata kerja intransitif dalam suatu kalimat termasuk kedalam kalimat pasif. Tanda kalimat pasif di awali dengan prefiks –di (Alwi dan Moeliono, 2003: 130). TSu ばかやろ、おまえを誘拐して身代金をとるんだ。 Bakayaro, omaewo yuukaishite minoshirokin wo torunda. Tsa Bodoh, kamu diculik untuk dimata uang tebusan Menurut yang dikatakan oleh (Ichikawa dan Ogawa, 2000: 147) 他動詞は通常、 「目的語+を」をとり、自動詞とらない。Dapat diartikan yaitu, biasanya tadoushi itu selalu memakai 「objek + を」sedangkan jidoushi tidak memakai objek.
34
Tabel 3.3.1 Penjelasan Kalimat Tadoushi pada Kata “yuukaishite” (目的語+を) Partikel
名詞(目的語)
おまえ Omae
を
他動詞
ばかやろ、おまえを誘拐して 身代金をとるんだ。 Bakayaro, omaewo yuukaishite minoshirokin wo torunda
Sumber: Ichikawa (2000: 147) Tabel 3.3.2 Pembentukkan Kalimat Tadoushi pada Kata “yuukaishite” 名詞(目的語)=
他動詞
ばかやろ、おまえを誘拐して 身代金をとるんだ。 Bakayaro, omaewo yuukaishite minoshirokin wo torunda.
誘拐する yuukai suru
Sumber: Ichikawa (2000: 147)
Dalam bahasa Jepang kalimat tadoushi biasanya ditandai dengan partikel 「を」 yang diawali dengan kata benda atau nomina yang kita kenal dalam bahasa Jepang meishi (名詞) yang menghubungkan atau menjelaskan nomina tersebut (Tanaka, 1990: 111). Kata-kata yang menunjkkan hubungan antara nomina dengan predikat disebut dengan kakujoshi (Masuoka dan Takubo, 1993: 1).
35
Verba transitif bahasa Indonesia yaitu menyatakan peristiwa yang melibatkan lebih dari satu wujud atau entitas: manusia, binatang atau hal yang dapat menjadi titik tolak untuk menunjukkan peristiwa tersebut, baik menggunakan verba aktif maupun verba pasif (Alwi dan Moeliono, 2003: 32). Dapat dirubahnya kalimat aktif ke kalimat pasif adalah ciri dari kalimat transitif, dan pada umumnya berawalan me-, memper-, meng. Kata kerja atau verba yang mengenal posisi aktif-pasif seperti contoh kata memukuldipukul adalah verba transitif. Verba transitif dapat diturunkan melalui transposisi, afiksasi serta reduplikasi. Verba intransitif merupakan predikat dari kalimat intransitf (Chaer, 1994: 250). Makna verba intransitif dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu dasar data yang dipakai, wajib tidakya afiks, dan ciri khusus semantik dari dasar kata (Alwi dan Moeliono, 2003: 133). Sebagian verba intransitif berwujud verba asal yang ditambahkan prefiks di-. Makna verba intransitif asal harus kita lihat dari tiap kata secara leksikal. Verba intransitif ada yang berupa bentuk kata asal yang monomorfemis, polimorfemis, dan ada pula yang diturunkan.penurunan verba intransitif sebagian kecil melalui penururnan transposisi. Selain itu verba asal yang monomorfemis, verba asal ini juga dapat dijadikan bentuk majemuk yang menambahkan kata lain. Jumlah verba majemuk ini juga terbatas. Makna verba intransitif majemuk ini sering bersifat idiomatik. Dalam Matsura (1994: 1197) kata yuukai suru (誘拐する) memiliki arti menculik dan merupakan kata kerja yang termasuk ke dalam tadoushi (他動詞). Dalam bahasa Jepang partikel を menunjukkan sebagai partikel yang mengenai objek dalam suatu kalimat transitif (Tanaka, 1990: 46), dimana pada kalimat transitif itu adalah kalimat yang memerlukan objek. Kata dalam BSu yang diterjemahkan mengalami perubahan 36
yang tadinya yuukai suru (誘拐する) memiliki arti menculik, berubah menjadi diculik . Awalan di- menandakan ciri-ciri kalimat pasif. Dalam KBBI ( 2008: 323) awalan di-, adalah prefiks pembentuk verba yang dikenai sutu tindakan. Dilihat dari sudut pandang terjemahannya, kata yuukai suru (誘拐する) dalam BSu mengalami perubahan menjadi “diculik” dalam BSa dan mengalami pergeseran terjemahan dari tadoushi ( 他 動 詞 ) yang tadinya “menculik” ke dalam terjemahan jidoushi (自動詞). Dalam KBBI ( 2008: 279) kata “menculik” berasal dari kata dasar ‘culik’ yang memiliki arti ambil (anak atau orang) untuk tujuan tertentu, sedangkan kata “menculik” itu sendiri memiliki arti mencuri atau melarikan orang lain dengan maksud tertentu. . Prefiks ‘men-‘ yang dalam KBBI (2008: 899) memiliki arti 1) menjadi; 2) berfungsi sebagai; 3) makan atau minum; 4) meuju; 5) mencari atau mengumpulkan; 6) mengeluarkan bunyi; 7) menimbulkan kesan seperti seseorang atau sesuatu yang membisu; 8) dasar verba; 9) membuat, menghasilkan; 10) menyatakan. Terlihat jelas bahwa yang ingin ditegaskan oleh sang pengarang adalah lebih menekankan misi sang penjahat menculik Nobita.
Data 4 4) Di lapangan tempat biasa Nobita, Suneo dan Giant berkumpul, Suneo yang ingin mendengarkan cerita baru dari Giant berbicara bahwa ia sudah tidak sabar untuk mendengarkannya, dan Nobita pun berbicara, akan tetapi ia malah kena pukul dari Giant. Akhirnya mereka berdua pulang kerumah, tetapi Nobita takut akan ibu yang mengetahui hasil ujiannya mendapatkan nilai jelek. Namun Suneo bersikap santai 37
walaupun ia juga bernasib sama, akan tetapi Suneo dapat merayu ibunya yang berniat memarahinya. Nobita yang beranggapan ingin seperti Suneo yang pandai berbicara meminta pertolongan Doraemon untuk mengeluarkan benda ajaibnya yang bisa membuat dirinya pandai berbicara.
TSu ロボットをとめると、ごまかしがばれるんだぞ。(Fujio, 1985: 143) Robotto wo tomeruto, gomakashigabarerundazo. TSa Jangan berbicara sembarangan kalau robot itu berhenti tipuanmu akan ketahuan. (Metti S, 1994: 139). Pergeseran penerjemahan yang terjadi dalam kalimat di atas terjad pada kata “とめ る” (tomeru) dalam BSu, menjadi “berhenti” dalam BSa. Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat penjelasan tabel di bawah ini.
38
Bagan 3.4 Pergeseran Penerjemahan Tadoushi Bahasa Jepang ke Dalam Jidoushi Bahasa Indonesia pada Kata “tomeru” Kalimat bahasa Jepang ロボットをとめると、ごまかしがば れるんだぞ。 Robotto wo tomeruto, gomakashigabarerundazo.
~をとめる ~wo tomeru
Transitif Sumber: Masahiro (2007: 263)
Kalimat bahasa Indonesia Jangan berbicara sembaranga kalau robot itu berhenti tipuanmu akan ketahuan.
berhenti
Intransitif Sumber: Alwi dan Moeliono (2003: 130)
Kata tomeru ( と め る ) termasuk kedalam kata kerja transitif. Kata “tomeru” mempeunyai arti dalam (Matsura, 1994: 1090), kata tomeru (とめる) memiliki arti menghentikan yang merupakan kata kerja yang termasuk ke dalam tadoushi (他動詞) Sebagian besar kata kerja transitif atau tadoushi memilik bunyi –eru, maka kata tomeru termasuk kedalam kata kerja transitif. kata kerja transitif dalam kalimat transitif memiliki objek (Masahiro 2007: 263). 39
Sedangkan kata “ tomeru” diartikan kedalam BSa menjadi “berhenti” yang dalam BSu mempunyai arti menghentikan. Kata “berhenti” termasuk ke dalam kata kerja intransitif, kata “berhenti” diawali dengan prefiks di- yang dimana sebagian besar kata kerja intransitif dalam suatu kalimat termasuk ke dalam kalimat pasif. Tanda kalimat pasif di awali dengan prefiks –di (Alwi dan Moeliono, 2003: 130) TSu ロボットをとめると、ごまかしがばれるんだぞ。 Robotto wo tomeruto, gomakashigabarerundazo. TSa Jangan berbicara sembaranga kalau robot itu berhenti tipuanmu akan ketahuan. Kata kerja yang bisa memiliki objek langsung disebut kata kerja transitif. Sebagian objek diikuti oleh kata depan o, wa, ni, atau ga. Meskipun demikian, objek yang terletak sebelum kata kerja transitif apapun dalam bahasa Jepang bisa dihilangkan (Masahiro, 2007: 262). Kalimat tadoushi itu selalu memakai 「objek + を」sedangkan jidoushi tidak memakai objek (Yasuko dan Ogawa,1993: 147).
40
Tabel 3.4.1 Penjelasan Kalimat Tadoushi pada Kata “tomeru” (目的語+を) 名詞(目的語)
ロボッ
Partikel
他動詞
を
ロボットをとめると、 ごまかしがばれるんだぞ。
Robotto
Robotto wo tomeruto, gomakashigabarerundazo.
(Ichikawa, 2000: 147) Tabel 3.4.2 Pembentukkan Kalimat Tadoushi pada Kata “tomeru” 名詞(目的語)=
他動詞
ロボットをとめると、
とめる
ごまかしがばれるんだぞ。
Tomeru
Robotto wo tomeruto, gomakashigabarerundazo.
(Ichikawa, 2000: 147)
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya partikel yang terletak di belakang nomina dan melekat pada predikat serta yang menunjukkan hubungan antara nomina dengan predikat disebut dengan kakujoshi ( Masuoka dan Takubo, 1993: 1). Kata kerja atau verba yang mengenal oposisi aktif-pasif
adalah verba transitif.
Verba transitif dalam bahasa Indonesia menyatakan peristiwa yang melibatkan dua 41
wujud atau entitas: manusia, binatang atau hal dapat menjadi titik tolak untuk penunjuk peristiwa, ada yang menggunakan verba aktif maupun verba pasif (Alwi dan Moeliono, 2003: 32). Dari segi makna, kedua wujud tersebut mempunyai peran yang berbeda dalam setiap peristiwa. Wujud yang pertma sebagai “sumber” peristiwa tersebut, sedangkan wujud yang kedua adalah yang “dikenai langsung” oleh peristiwa tadi. Kalimat-kalimat intransitif tidak bisa dirubah menjadi kalimat aktif dan biasanya ditandai dengan prefiks di-. Verba intransitif ada juga yang terbentuk melalui penurunan afiksasi meng-, ber-, ber-kan, ter, dan ke-an. verba intransitif juga dapat dijadikan bentuk majemuk dengan menambahkan kata lain, selain verba intransitif yang berbentuk monomorfemis dan polimorfemis. Matsura (1994: 1090), kata tomeru ( と め る ) memiliki arti menghentikan yang merupakan kata kerja yang termasuk ke dalam tadoushi (他動詞) pada bahasa Jepang partikel を menunjukkan sebagai partikel yang mengenai objek dalam suatu kalimat transitif (Tanaka, 1990: 46). Kata dalam BSu mengalami perubahan pada terjemahannya yang tadinya tomeru (とめる) memiliki arti menghentikan menjadi berhenti. Dalam KBBI (2008: 174) awalan ber- , adalah prefiks pembentuk verba 1) mempunyai, 2) menggunakan atau memakai, 3) menghasilkan, 4) jumlah atau kelipatan, 5) mengakui dan/atau memanggi sebagai, 6) bertindak atau bekerja sebagai, 7) berada, 8) menyatakan perbuatan timbal balik, 9) menyatakan perbuatan mengenai diri sendiri. Dilihat dari sudut pandang terjemahannya, kata tomeru (とめる)
dalam BSu
terjadi perubahan “berheti” dalam BSa, dan mengalami pergeseran terjemahan dari tadoushi (他動詞) ke dalam terjemahan jidoushi (自動詞).
42
KBBI (2008: 492) kata “menghentikan“ itu berasal dari kata dasar ‘henti’ yang memiliki arti keadaan tanpa bergerak, sedngkan “menghentikan” memiliki arti 1) meminta sesuatu berhenti, 2) mengakhiri, menyudahi. Prefiks ‘meng’ yang dalam (KBBI, 2008: 899) memiliki arti 1) menjadi; 2) berfungsi sebagai; 3) makan atau minum; 4) meuju; 5) mencari atau mengumpulkan; 6) mengeluarkan bunyi; 7) menimbulkan kesan seperti seseorang atau sesuatu yang membisu; 8) dasar verba; 9) membuat, menghasilkan; 10) menyatakan, serta sufiks –kan KBBI (2008: 615) memilik arti sufiks pembentuk verba 1) menjadikan, 2) sungguh-sungguh, 3) untuk; kepada orng lain. Terlihat jelas bahwa yang ingin ditegaskan oleh sang pengarang adalah bahwa ingin menghentikan aksi robot yang dapat membantu Nobita pandai berbicara.
Data 5 5) Nobita yang sedang bersantai dengan Doraemon dalam keadaan yang dingin tibatiba ibu masuk dan mematikan alat pemanas ruangan dan menyuruh Nobita menghangatkan dirinya di ruang tamu. Menghadapi situasi persediaan minyak bumi yang katanya semakin menipis, ibu mengurangi pemborosan dalam rumah. Nobita yang mendengarkan berita tentang menipisnya persediaan minyak bumi tersontk kaget dan merasa khawatir dengan hal tersebut. Doraemon mencoba untuk menenangkan Nobita mengeluarkan benda dari kantong ajaibnya, lalu menjelaskan bagaimana cara pakainya. Mereka berdua pergi ke bawah tanah untuk menggali batu yang lebih besar.
43
TSu ドアをきちんと閉めて、とけちゃうから。( Fujio, 1985: 27). Doa wo kichinto shimete, tokechau kara. TSa Pintunya harus ditutup rapat. (Lisa, 1994: 23). Pergeseran penerjemahan yang terjadi dalam kalimat di atas terjad pada kata shimete (閉めて) dalam BSu, menjadi “ditutup” dalam BSa. Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat penjelasan tabel di bawah ini.
44
Bagan 3.5 Pergeseran Penerjemahan Tadoushi Bahasa Jepang ke Dalam Jidoushi Bahasa Indonesia pada Kata “shimete” Kalimat bahasa Jepang
Kalimat bahasa Indonesia
ドアをきちんと閉めて、とけちゃうか ら。
Pintunya harus ditutup rapat.
Doa wo kichinto shimete, tokechau kara.
~を閉めて ~wo shimeru
Transitif Sumber: Masahiro (2007: 263)
ditutup
Intransitif Sumber: Alwi dan Moeliono (2003: 130)
Kata shimete (閉めて) yang berasal dari kata shimeru (閉める) termasuk kedalam kata kerja transitif. Kata “shimeru” mempeunyai arti dalam Matsura (1998: 916) kata shimeru (閉める) memiliki arti 1) menutup, 2) menyimpulkan yang merupakan kata kerja yang termasuk ke dalam tadoushi (他動詞). Sebagian besar kata kerja transitif atau tadoushi memilik bunyi –eru, maka kata shimeru termasuk kedalam kata kerja transitif. kata kerja transitif dalam kalimat transitif memiliki objek ( Masahiro, 2007: 263).
45
Sedangkan kata “shimeru” diartikan kedalam BSa menjadi “ditutup” yang dalam BSu mempunyai arti menutup. Kata “ditutup” termasuk ke dalam kata kerja intransitif, kata “ditutup” diawali dengan prefiks di- yang dimana sebagian besar kata kerja intransitif dalam suatu kalimat termasuk kedalam kalimat pasif. Tanda kalimat pasif di awali dengan prefiks –di (Alwi dan Moeliono, 2003: 130). TSu ドアをきちんと閉めて、とけちゃうから。 Doa wo kichinto shimete, tokechau kara. TSa Pintunya harus ditutup rapat. Seperti yang diungkapkan Iori (2003: 20) 変化するものを目的語にとり変化させ る 他 の 人 主 語 に す る 動 詞 を 他 動 詞 と い い ま , yang dapat diartikan yaitu verba transitif disebut juga dapat mengubah objek menjadi subjek. Tadoushi merupakan, kata kerja yang menggunakan subjek yang bersifat sebagai formalitas, yang berstruktur 「名 詞+ partikel を」.
46
Tabel 3.5.1 Penjelasan Kalimat Tadoushi pada Kata “ shimete” (目的語+を) 名詞(目的語)
Partikel
ドア
を
Doa
他動詞
ドアをきちんと閉めて、 とけちゃうから。 Doa wo kichinto shimete, tokechau kara.
Sumber: Ichikawa (2000: 147) Tabel 3.5.2 Pembentukkan Kalimat Tadoushi pada Kata “shimete” 名詞(目的語)=
他動詞
ドアをきちんと閉めて、 とけちゃうから。 Doa wo kichinto shimete, tokechau kara.
閉める Shimeru
Sumber: Ichikawa (2000: 147)
Partikel 「 を 」 biasanya menandai kalimat tadoushi dalam bahasa Jepang, dan diawali dengan meishi (名詞) yang menghubungkan atau menjelaskan nomina tersebut. Seperti yang sudah dijelaskan Partikel 「を」termasuk dalam kakujoushi (格助詞) yaitu partikel yang terletak di belakang nomina dan melekat pada predikat (Masuoka, 1993: 1). Kalimat transitif yaitu kalimat yang predikatnya berupa verba transitif yang biasanya diikuti dengan sebuah objek. Kalimat yang dapat dirubah dari kalimat aktif menjadi 47
kalimat pasif , itu merupakan ciri kalimat transitif. Verba transitif dapat diturunkan melalui transposisi, afiksasi, dan reduplikasi. Transposisi adalah perpindahan kata dari satu kelas kata ke kelas kata yang lain tanpa merubah bentuk. Afiksasi adalah penambahan prefiks, infiks, atau sufiks pada dasar kata. Sedangkan reduplikasi adalah pengulangan dasar kata, baik dengan tambahan afiks atau tidak (Alwi dan Moeliono, 2003: 117). Kata kerja yang tidak bisa memiliki objek langsung disebut dengan kata kerja itransitif. Verba intransitif ada yang berbentuk kata asal yang monomorfemis, polimorfemis, dan ada pula yang diturunkan. penurunan verba intransitif tidak jauh beda dengan verba transitif. Hal yang membedakan hanyalah sufiks dan prefiks yang dipakainya. Pada Matsura (1998: 916) kata shimeru (閉める) memiliki arti 1) menutup, 2) menyimpulkan dan termasuk kedalam verba transitif yang dalam bahasa jepang disebut dengan tadoushi. Dalam bahasa Jepang partikel を menunjukkan sebagai partikel yang mengenai objek dalam suatu kalimat transitif (Tanaka, 1990: 46). Kata dalam BSu yang diterjemahkan mengalami perubahan yang tadinya kata shimeru (閉める) memiliki arti menutup berubah menjadi ditutup dalam BSa. Dalam KBBI (2008: 323) awalan di-, adalah prefiks pembentuk verba yang dikenai suatu tindakan. Dilihat dari sudut pandang terjemahannya, kata shimeru ( 閉 め る ) terlihat jelas mengalami pergeseran terjemahan dari tadoushi ( 他 動 詞 ) ke dalam terjemahan jidoushi (自動詞), “menutup” dalam BSu berubah menjadi “ditutup” dalam BSa. KBBI (2008: 1510) kata “menutup” berasal dari kata dasar ‘tutup’ yang memiliki arti benda yang menjadi alat untuk membatasi suatu tempat sehingga tidak terlihat isinya, 48
tidak dapat dilewati, terjaga keamanannya, serta Prefiks ‘me-’ yang dalam KBBI (2008: 899) memiliki arti 1) menjadi; 2) berfungsi sebagai; 3) makan atau minum; 4) meuju; 5) mencari atau mengumpulkan; 6) mengeluarkan bunyi; 7) menimbulkan kesan seperti seseorang atau sesuatu yang membisu; 8) dasar verba; 9) membuat, menghasilkan; 10) menyatakan. Sehingga terlihat jelas bahwa sang pengarang ingin menegaskan Nobita untuk menutup rapat pintu itu.
3.2 Analisis Pergeseran Penerjemahan dari Jidoushi Dalam Bahasa Jepang ke Dalam Tadoushi pada Bahasa Indonesia Pada subab ini penulis akan menganalisis pergeseran penerjemahan kata dari jidoushi (自動詞) dalam bahasa Jepang ke dalam penerjemahan kata tadoushi (他動詞) pada bahasa Indonesia. Data 1 1) Ayah yang menanyakan kepada Nobita buku yang dibelikannya tahun lalu apa sudah dibaca atau belum, tapi ternyata Nobita belum membacanya membuat ayah marah dan pergi bersantai di ruang tamu. Tiba-tiba ibu yang membawa tangga datang menghampiri ayah, dan ayah bertanya kepada ibu ingin berbuat apa. Ayah yang terkejut mengetahui ibu yang ingin mengganti bingkai yang ada di ruang tamu tersebut memberi bantuan biar ayah saja yang mengerjaknnya, karena ayah takut ibu tahu tempat penyimpanan tabungan ayah.
49
TSu へそくりがみつかるところだったよ。(Fujio, 1985: 153). Hesokuri ga mitsukaru tokoro dattayo. TSa Menemukan tempat tabungan rahasia. (Metti S, 1994: 149). Pergeseran penerjemahan yang terjadi dalam kalimat di atas terjad pada kata mitsukaru (みつかる) dalam BSu, menjadi “menemukan” dalam BSa. Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat penjelasan tabel di bawah ini.
50
Bagan 3.6 Pergeseran Penerjemahan Jidoushi Bahasa Jepang ke Dalam Tadoushi Bahasa Indonesia pada Kata “mitsukaru” Kalimat bahasa Jepang
Kalimat bahasa Indonesia
へそくりがみつかるところだったよ。 Hesokuri ga mitsukaru tokoro dattayo.
~がみつかる ~ga mitsukaru
Intransitif
Sumber: Masahiro (2007: 263)
Kata mitsukaru ( み つ か る )
Menemukan tempat tabungan rahasia.
Menemukan
Transitif
Sumber: Alwi dan Moeliono (2003: 119)
termasuk kedalam kata kerja intransitif. Kata
“mitsukaru” mempeunyai arti dalam Matsura (1994: 646) kata mitsukaru (みつかる) memiliki arti kedapatan, ketahuan, bertemu atau ditemukan dan termasuk ke dalam kata kerja jidoushi (自動詞). Sebagian besar kata kerja intransitif atau kita kenal dalam bahasa Jepang jidoushi berakhiran bunyi –aru, maka kata mitsukaru termasuk kedalam
51
kata kerja intransitif. kata kerja intransitif dalam kalimat intransitif tidak memilik memiliki objek langsung (Masahiro: 263). Sedangkan kata “ mitsukaru” diartikan kedalam BSa menjadi “menemukan” yang dalam BSu mempunyai arti meluaskan. Kata “menemukan” termasuk ke dalam kata kerja transitif, kata “menemukan” diawali dengan prefiks meng- yang dimana sebagian besar kata kerja transitif dalam suatu kalimat termasuk kedalam kalimat aktif yang dapat dirubah menjadi kalimat pasif. Kalimat aktif di awali sebagian besar dengan prefiks – meng (Alwi dan Moeliono, 2003: 119). TSu へそくりがみつかるところだったよ。 Hesokuri ga mitsukaru tokoro dattayo. TSa Menemukan tempat tabungan rahasia. Kata kerja yang tidak atau tidak bisa memiliki objek langsung disebut dengan kata kerja intransitif atau yang kita kenal dalam bahasa Jepang yaitu jidoushi. menurut Tanaka ( 1990: 111 ) jidoushi adalah“「戸が開く」「水が流れる」の「開く」や 「流れる」はその語だけで主語自身の動作や作用を表しています。このような 動詞を自動詞と言います。” Dalam kalimat seperti “pintu terbuka”, “air mengalir”, dimana kata “ buka “ dan “mengalir”, menunjukkan pergerakan atau aktifitas dari subjek, inilah yang disebut dengan jidoushi. Pola kalimat intransitif 「主語+が」 seperti contoh ame ga furu (雨が降る), jidoushi tidak memerlukan objek (Sutedi, 2004: 72).
52
Tabel 3.6.1 Penjelasan Kalimat Jidoushi pada Kata “mitsukaru” (主語+が) 名詞(主語) へそくり
Partikel が
自動詞 へそくりがみつかるところだった
よ。 Hesokuri
Hesokuri ga mitsukaru tokoro dattayo. (Ichikawa, 2000: 153)
Tabel 3.6.2 Pembentukkan Kalimat Jidoushi pada Kata “mitsukaru” 名詞(主語)=
自動詞
へそくりがみつかるところだったよ。 Hesokuri ga mitsukaru tokoro dattayo.
みつかる mitsukaru
(Ichikawa, 2000: 153)
Dalam bahasa Jepang biasanya kalimat jidoushi ditandai dengan partikel 「が」 diawali dengan kata benda atau nomina yang kita kenal dalam bahasa Jepang meishi 「 名 詞 」 yang menghubungkan atau menjelaskan nomina tersebut. Partikel 「 が 」 termasuk dalam kakujoushi ( 格 助 詞 ) . Menurut Masuoka dan Takubo (1990: 1) berpendapat mengenai kakujoshi, yaitu struktur dari sebuah kalimat yang terbentuk dari sebuah predikat dan beberapa nomina sebagai pelengkapnya, seperti pada contoh kalimat “Tarou memberitahukan hal tersebut kepada Hanako melalui telepon “, dibentuk 53
dari sebuah predikat, yaitu “memberitahukan” dan empat buah nomina, yaitu “Tarou”, “Hanako”, “telepon”, “hal tersebut”. Dari contoh kalimat ini, partikel ga, ni, de, wo mempunyai fungsi menunjukkan hubungan yang seperti apa antara masing-masing nomina dan predikat. Kata-kata yang menunjkkan hubungan antara nomina dengan predikat inilah yang disebut dengan kakujoshi. Contoh-contoh kalimat kakujoshi berpartikel ga: •
目が回る
Mata saya berputar
Me ga mawaru •
手が動く
Tangan ku bergerak
Te ga ugoku •
子供が遊ぶ
Anak-anak bermai
Kodomo ga asobu Dalam bahasa Indonesia kalimat intransitif adalah kalimat yang predikatnya berupa verba intransitif, yaitu verba yang tidak memiliki objek (Chaer, 1994: 250). Kalimat intransitif ini sering kali kita temukan berupa kalimat pasif, dan tidak bisa dirubah menjadi kalimat aktif. Berbeda dengan kalimat transitif tadinya berupa kalimat aktif
yang dapat dirubah yang
berubah menjadi kalimat pasif. Seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya, makna kata kerja intransitif dipengaruhi tiga hal, yaitu dasar data yang dipakai, ciri khusus semantik dari dasar kata, dan wajib-tidaknya afiks. Verba transitif memerlukan objek dalam kalimatnya . Verba transitif dapat diturunkan dari berbagai dasar dengan menggunakan prefiks ‘meng-‘ yang dikombinasikan baik dengan sufiks ‘-kan’, ‘-i’, maupun gabungan dari prefiks-sufiks ‘per- -kan’ atau ‘per- -i’. 54
Pada
Matsura (1994: 646) kata mitsukaru ( みつかる ) memiliki arti kedapatan,
ketahuan, bertemu atau ditemukan dan termasuk ke dalam kata kerja jidoushi (自動詞). Menurut (Tanaka, 1990: 30) 「が」が対象を表す場合は、後に状態性言葉がきます。 Dapat diartikan partikel 「が」menunjukkan keadaan objek, setelah itu keadaan kata. Kata mitsukaru (みつかる) dalam BSu mengalami perubahan menjadi menemukan. Prefiks ‘me’ yang dalam KBBI (2008: 899) memiliki arti 1) menjadi; 2) berfungsi sebagai; 3) makan atau minum; 4) meuju; 5) mencari atau mengumpulkan; 6) mengeluarkan bunyi; 7) menimbulkan kesan seperti seseorang atau sesuatu yang membisu; 8) dasar verba; 9) membuat, menghasilkan; 10) menyatakan dan ditambahkan dengan sufiks ‘-kan’. Dilihat dari sudut pandang terjemahannya, kata
mitsukaru ( み つ か る ) terjadi
perubahan terjemahan “menemukan” dan dapat terlihat pergeseran penerjemahan dari terjemahan jidoushi (自動詞) ke dalam terjemahan tadoushi (他動詞). Dalam KBBI (2008: 1436) kata “ditemukan” berasal dari kata dasar ‘temu’ yang mempunyai arti sua, jumpa, dan ditambahkan prefiks ‘di-‘, dalam KBBI (2008: 323) awalan di-, adalah prefiks pembentuk verba yang dikenai satu tindakan. Dapat terlihat jelas bahwa yang ingin ditunjukkan oleh sang pengarang yaitu lebih menegaskan tempat penyimpanan tabungan ayah yang tidak ingin ditemukan oleh ibu.
55
Data 2 2) Nobita yang bermalas-malasan tidak ingin pagi-pagi untuk pergi ke sekolah, karena di sekolah ada lari maraton yang menyebabkan kenapa Nobita malas. Doraemon yang melihat Nobita seperti itu akhirnya mengeluarkan alat ajaibnya berupa sekering, lalu Doraemon memberi penjelasan tentang sekring tersebut. TSu 電気がとまる。(Fujio, 1985: 130). Denki ga tomaru TSa Untuk menghentikan aliran listrik. (Lisa, 1994: 126). Pergeseran penerjemahan yang terjadi dalam kalimat di atas terjad pada kata tomaru (と まる) dalam BSu, menjadi “menghentikan” dalam BSa. Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat penjelasan tabel di bawah ini.
56
Bagan 3.7 Pergeseran Penerjemahan Jidoushi Bahasa Jepang ke Dalam Tadoushi Bahasa Indonesia pada Kata “tomaru” Kalimat bahasaJepang
Kalimat bahasa Indonesia
電気がとまる。 Denki ga tomaru
Untuk menghentikan aliran listrik
Menghentikan
~がとまる ~ga tomaru
Intransitif
Sumber: Masahiro (2007: 263)
Transitif
Sumber: Alwi dan Moeliono (2003: 119)
Kata tomaru ( と ま る ) termasuk kedalam kata kerja intransitif. Kata “tomaru” mempunyai arti dalam Matsura (1994: 1090) adalah, 1) berhenti, 2) terhenti, 3) bertengger yang termasuk ke dalam kata kerja jidoushi
(自動詞). Sebagian besar kata
kerja intransitif atau kita kenal dalam bahasa Jepang jidoushi berakhiran bunyi –aru,
57
maka kata tomaru termasuk kedalam kata kerja intransitif. kata kerja intransitif dalam kalimat intransitif tidak memiliki objek langsung (Masahiro, 2007: 263). Sedangkan kata “ tomaru” diartikan kedalam BSa menjadi “menghentikan” yang dalam BSu mempunyai arti meluaskan. Kata “menghentikan” termasuk ke dalam kata kerja transitif, kata “menghentikan” diawali dengan prefiks meng- yang dimana sebagian besar kata kerja transitif dalam suatu kalimat termasuk ke dalam kalimat aktif yang dapat dirubah menjadi kalimat pasif. Kalimat aktif di awali sebagian besar dengan prefiks –meng (Alwi dan Moeliono, 2003: 119). TSu 電気がとまる。 Denki ga tomaru TSa Untuk menghentikan aliran listrik. Jidoushi yang sudah dijelaskan sebelumnya, seperti yang kita ketahui jidoushi yaitu menunjukkan pergerakkan atau aktifitas dari subjek, dan pada bahasa Jepang kalimat jidoushi biasanya di tandai dengan pertikel –ga.
58
Tabel 3.7.1 Penjelasan Kalimat Jidoushi pada Kata “tomaru” (主語+が) 名詞(主語)
電気
Partikel
が
Denki
自動詞
電気がとまる。 Denki ga tomaru
Sumber: Ichikawa (2000: 153) Tabel 3.7.2 Pembentukkan Kalimat Jidoushi pada Kata “tomaru” 名詞(主語)= 自動詞 電気がとまる。 Denki ga tomaru
とまる Tomaru
Sumber: Ichikawa (2000: 153)
Pada bahasa Jepang biasanya kalimat jidoushi ditandai dengan partikel 「 が 」 diawali dengan kata benda atau nomina yang kita kenal dalam bahasa Jepang meishi 「 名 詞 」 yang menghubungkan atau menjelaskan nomina tersebut. Partikel 「 が 」 termasuk dalam kakujoushi(格助詞). Kalimat jidoushi juga menunjukkan pergerakan atau aktifitas dari subjek. Kalimat intransitif dalam bahasa Indonesia yaitu kalimat yang predikatnya berupa verba intransitif, seprti contoh kata menari, datang, dan biasanya kalimat intransitif ini 59
berupa kalimat pasif dan tidak bisa dirubah ke dalam kalimat aktif. Kalimat aktif adalah kalimat yang predikatnya kata kerja aktif. Dalam bahasa Indonesia verba aktif sering kali ditandai dengan prefiks’ me-‘ atau ‘memper-‘. Kalimat aktif biasanya dipertentangkan dengan kalimat pasif, dimana kalimat pasif ciri dari kalimat intransitif. Kalimat pasif ini ditandai dengan prefiks’di-‘ atau’diper-‘. Berbeda dengan intransitif, transitif adalah kalimat yang predikatnya berupa verba transitif, yaitu verba yang biasanya diikuti oleh ojek jika verba tersebut bersifat monotransitif, seperti contoh kalimat “adik menendang bola”. Dalam bahasa Indonesia ada sejumlah verba transitif yang tidak perlu diikuti oleh objek. Verba yang seperti itu biasanya verba yang sudah menjadi kebiasaan atau biasa dilakukan terhadap objek tersebut, sehingga tanpa dengan disebutkannya objek pada kalimat tersebut dapat kita pahami (Chaer, 1994: 249). Dalam Matsura (1994: 1090) kata tomaru (とまる) memilik arti 1) berhenti, 2) terhenti, 3) bertengger yang termasuk ke dalam kata kerja jidoushi
(自動詞). Menurut
(Tanaka: 30) 「が」が対象を表す場合は、後に状態性言葉がきます。Dapat diartikan partikel 「が」menunjukkan keadaan objek, setelah itu keadaan kata. kata と まる (tomaru) dalam BSu terjadi perubahan terjemahan menjadi “menghentikan”. Jika dilihat dari sudut terjemahannya , terlihat jelas perubahan terjemahannya yang dalam Bsu kata tomaru (とまる) berarti “berhenti”, mengalami pergeseran terjemahan dari terjemahan jidoushi
(自動詞) ke dalam terjemahan tadoushi (他動詞) menjadi
“ menghentikan”. KBBI (2008: 492) kata “berhenti” berasal dari kata dasar ‘henti’ yag memiliki arti keadan tanpa gerak, halangan atau jeda, serta prefiks ‘ber-‘ yag merupakan turunan 60
intransitif, dalam KBBI (2008: 174) memiliki arti prefiks pembentuk kata kerja 1) mempunyai, 2) menggunakan atau memakai, 3) menghasilkan, 4) jumlah atau kelipatan, 5) mengakui dan/atau memanggil sebagai, 6) bertindak atau bekerja sebagai, 7) berada dalam keadaan, 8) menyatakan perbuatan timbal-balik, dan 9) menyatakan perbuatan yag mengenai diri sendiri. Terlihat jelas bahwa sang pengarang ingin menunjukkan dan menegaska aliran listrik nya terhenti atau berhenti, bukan untuk menghentikannya nya. Data 3 3) Nobita yang berjalan disekitar lapangan yag biasa tempat ia bermain dengan temantemannya merasa kesepian tidak ada yang menemani dirinya, ia hanya memandang teman-temannya dari kejauhan yang sedang asik bermain bola dengan yang lain. Ia sangat merasakan kesepeian, lalu ia terpikir oleh Shizuka, dan segera menghampiri rumah Shizuka. Sesampainya di sana Shizuka terlihat tergesa-gesa tidak mengiraukan Nobita, kejadian itu menambah rasa sedih pda diri nya, dan sepintas ia melihat Shizuka dengan teman perempuannya sedang berbicara, teman Shizuka yang ingin pindah ke Amerika itu membuat Shizuka sangat sedih. Nobita yang melihat kejadian itu mendapat ide jika ia seperti itu pasti semuanya akan memperhatikannya. Ia pun pulang dan menemui Doraemon memberitahu keinginannya itu dan dikabulkan oleh Doraemon.
61
TSu うわさが広まるのを、まったほうがいい。 ( Fujio, 1985: 184) Uwasa ga hiromarunowo, matta hougaii. TSa Sebaiknya tunggu saja sampai desas desus itu menyebar. (Metti S, 1994: 180). Pergeseran penerjemahan yang terjadi dalam kalimat di atas terjad pada kata hiromaru (広まる) dalam BSu, menjadi “menyebar” dalam BSa. Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat penjelasan tabel di bawah ini.
62
Bagan 3.8 Pergeseran Penerjemahan Jidoushi Bahasa Jepang ke Dalam Tadoushi Bahasa Indonesia pada Kata “hiromaru” Kalimat bahasa Jepang
Kalimat bahasa Indonesia Sebaiknya tunggu saja sampai desas desus itu menyebar.
うわさが広まるのを、まったほうがい い。 Uwasa ga hiromarunowo, matta hougaii.
Menyebar
~が広まる ~ga hiromaru
Intransitif
Sumber: Masahiro (2007: 263)
Transitif
Sumber: Alwi dan Moeliono (2003: 119)
Kata hiromaru (広まる) termasuk ke dalam kata kerja intransitif. Kata “hiromaru” mempunyai arti dalam Matsura (1994: 288) kata hiromaru (広まる) memiliki arti meluas dan termasuk ke dalam kata kerja jidoushi
(自動詞). Sebagian besar kata kerja
intransitif atau kita kenal dalam bahasa Jepang jidoushi berakhiran bunyi –aru, maka
63
kata hiromaru termasuk kedalam kata kerja intransitif. kata kerja intransitif dalam kalimat intransitif tidak memilik memiliki objek langsung (Masahiro, 2000: 263). Sedangkan kata “ hiromaru” diartikan ke dalam BSa menjadi “menyebar” yang dalam BSu mempunyai arti meluaskan. Kata “menyebar” termasuk ke dalam kata kerja transitif, kata “menyebar” diawali dengan prefiks meng- yang dimana sebagian besar kata kerja transitif dalam suatu kalimat termasuk kalimat aktif yang dapat dirubah menjadi kalimat pasif. Kalimat aktif di awali sebagian besar dengan prefiks –meng (Alwi dan Moeliono: 119). TSu うわさが広まるのを、まったほうがいい。 Uwasa ga hiromarunowo, matta hougaii. TSa Sebaiknya tunggu saja sampai desas desus itu menyebar. Masalah yag timbul pada jidoushi seperti yang diungkapkan oleh Ichikawa (2000: 151) adalah 自動詞の問題は、格助詞を正しく使えるかということにも大きくか か っ て い る と 言 い え る 。 Dapat diartikan masalah yang ada pada jidoushi yaitu semakin banyak pemakaian benar atau tidaknya kakujoshi. Partikel yang terletak di belakang nomina dan melekat pada predikat disebut dengan kakujoshi (Masuoka dan Takubo, 1993: 1).
64
Tabel 3.8.1 Penjelasan Kalimat Jidoushi pada Kata “hiromaru” (主語+が) 名詞(主語) うわさ Uwasa
Partikel が
自動詞 うわさが広まるのを、 まったほうがいい。 Uwasa ga hiromarunowo, matta
hougaii. Sumber: Ichikawa (2000: 153) Tabel 3.8.2 Pembentukkan Kalimat Jidoushi pada Kata “hiromaru” 名詞(主語)=
自動詞
うわさが広まるのを、 まったほうがいい。 Uwasa ga hiromarunowo, matta hougaii.
広まる Hiromaru
Sumber: Ichikawa (2000: 153)
Salah satu yang menandakan kalimat jidoushi dalam bahasa Jepang biasanya diikuti dengan partikel 「 が 」 , berbeda dengan kalimat tadoushi yang memakai partikel 「を」. Kedua partikel tersebut masuk ke dalam kakujoshi. Kalimat intaransitif dalam bahasa Jepang yaitu kalima yang kata kerjanya tidak bisa memiliki objek langsung (Masahiro: 262) . kalimat intransitif ini bersifat kalimat pasif yang biasanya ditandai dengan awalan ‘di-‘, dan tidak dapat dirubah menjadi kalimat aktif seperti kalimat transitif. Bentuk kata kerja intransitif ini ada yang berupa kata asal, 65
dan ada pula yang diturunkan. Penurunan kata kerja atau verba intransitif tidak jauh beda dengan verba transitif, yang membedakannya hanyalah prefiks dan sufiks yang di pakai dalam suatu kalimat. Pada bahasa Indonesia kalimat transitif biasanya berwalan ‘me-‘, dan dapat dirubah menjadi kalimat pasif, karena pada dasarnya kalimat transitif berupa kalimat aktif. Perbedaan besar antara verba transitif dengan verba intransitif yang mengalami penurunan pada prefiks ‘meng-‘, adalah bahwa verba transitif nya bersifat semaunya, sedangkan pada verba intrasitif sifatnya wajib. Matsura (1994: 288) kata hiromaru (広まる) memiliki arti meluas dan termasuk ke dalam kata kerja jidoushi (自動詞) atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan kata kerja intransitif yang mengalami penurunan afiksasi. Penurunan verba intransitif dengan berawaln ‘meng-‘ ini membentuk verba intransitif. Kebanyakan verba ransitif yang mengalami penurunan prefiks’meng-‘ ini diturunkan dari nomina atau adjektiva (Moeliono, 2003: 134). Seperti kata “meluas” jika dilihat dari sudut terjemahannya dalam KBBI (2008: 844) berasal dari kata dasar ‘luas’ yang merupakan adjektiva, dn memilik arti 1) lapang, 2) umum, 3) rata, 4) ukuran panjang-lebarnya suatu bidang, 5) banyak dan beragam, 6) dapat melihat bebas dan lepas, 7) besar atau banyak, kata “meluas” dalam KBBI (2008: 844) memiliki arti bertmbah luas. Jelas terlihat bahwa pergeseran intransitif dalam bahasa Jepang ke dalam transitif bahasa Indonesia.
66
Berdasarkan hasil analisis data pada komik Doraemon jilid 30 sampai dengan jilid 34, dalam bahasa Jepang maupun berbahasa Indonesia, ditemukan pergeseran penerjemahan jidoushi dan tadoushi sebanyak 20 data. Berikut perincian data tersebut.
Tabel Data Pembuktian Pergeseran Penerjemahan Jidoushi dan Tadoushi Pada Komik Doraemon Jilid 30 Sampai Dengan Jilid 34 Jepang (BSu)
Indonesia (BSa)
Jumlah
Jidoushi
→ Tadoushi
3
Tadoushi
→ Jidoushi
17
67