1
AUDIT OPERASIONAL ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN SIKLUS PENGELUARAN PADA METRO HOTEL Annisa Pandu Arizka Tjhin Tjiap Lung, S.E.,MM.,Ak Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Jakarta Barat 11530, Indonesia Telp: (62-21) 534 5830/ email:
[email protected]
ABSTRAK Tujuan penelitian ini ialah untuk menilai peranan audit operasional dan pengendalian internal dalam menunjang efektif, efisien, dan ekonomis pada siklus pendapatan dan siklus pengeluaran. Metode penelitian ini adalah kualitatif. Objek dari penelitian ini adalah perusahaan Metro Hotel yang bergerak di bidang penyewaan unit dan penjualan produk untuk para penyewa unit kamar. Metode penelitian yang digunakan adalah wawancara, observasi, penelusuran dokumen, kuisioner, dan studi kepustakaan. Hasil yang dicapai adalah perusahaan masih memiliki kelemahan dalam siklus pendapatan seperti kurangnya pengawasan pada peralatan dan koordinasi dalam promosi. Pada siklus pengeluaran kurangnya kebijakan yang ditetapkan perusahaan. Simpulan berdasarkan penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan perlu melakukan perbaikan dengan menetapkan prosedur dan kebijakan tertulis atas penerimaan kas dan pengeluaran kas. Kata Kunci:
Audit Operasional, Pengendalian Internal, Penjualan, Pembelian, Prosedur.
ABSTRACT The purpose of this study was to assess the role of operational audits and internal controls in supporting effective, efficient, and economical in the revenue cycle and discharge cycles. This is a qualitative research method. The object of this study is a company engaged in the rental and sales unit to the tenant is Metro Hotel room unit. The method used was interviews with relevant parties, observation, document tracking related revenue and expenditure cycle, making the questionnaire relating to internal control, and literature study. While the result is the company still has a weakness in the revenue cycle such as the lack of coordination in the promotion, the opportunity for guests in the payment meanfaatkan. And if the expenditure cycle lack of policy set by the company. Conclusions based on this research shows that companies need to make improvements to establish written policies and procedures over cash receipts and cash disbursements. Key Words:Operational Audit, Internal Control, Sales, Purchase, Procedure
PENDAHULUAN Dalam era globalisasi seperti saat ini persaingan di dunia industri berjalan semakin ketat. Perusahaan dituntut untuk dapat bertahan dan terus tumbuh ditengah kerasnya persaingan tersebut dengan berusaha untuk dapat mencapai tujuan utama perusahan yaitu meningkatkan nilai-nilai perusahaan khususnya dari segi pendapatan dan pengeluaran. Kegiatan perusahaan yang menghasilkan pendapatan pada umumnya adalah dalam bidang penjualan, baik dalam hal penjualan jasa maupun barang sesuai dengan bidang perusahaannya masing-masing. Dalam penjualan tersebut harus adanya alat dalam melakukan pemeriksaan terhadap perusahaan tersebut. Audit operasional
2 digunakan sebagai alat pemeriksaan terhadap kegiatan operasional perusahaan atau bagian tertentu dari perusahaan untuk melakukan evaluasi atas sistem, pengendalian, dan kinerja, sesuai dengan tujuan yang dirancang oleh manajemen perusahaan. Untuk menunjang sistem yang baik tersebut, maka dibutuhkanlah suatu audit operasional dan sistem pengendalian internal agar kinerja dan kegiatan berjalan dengan efisien, efektif, dan ekonomis (3E). Audit operasional merupakan evaluasi atas berbagai kegiatan operasional perusahaan. Sedangkan sasarannya adalah untuk menilai apakah pelaksanaan kegiatan operasional telah terlaksana secara efektif, efisien, dan ekonomis. Pengendalian internal adalah suatu teknik pengawasan yaitu mengawasi dan memonitor seluruh kegiatan dan kinerja perusahaan meliputi sistem, kebijakan, aturan, penilaian agar perusahaan berjalan dengan baik. Siklus-siklus yang akan dibahas dalam penelitian ini antara lain;
a.
b.
Siklus pendapatan terdiri dari aktivitas yang berkaitan dengan pertukaran barang dan jasa dengan pelanggan, penagihan pendapatan dalam bentuk kas, kemudian berkaitan dengan perolehan bukti kompeten yang mencakup tentang setiap asersi laporan keuangan, saldo, dan transaksi pada siklus pendapatan. Perusahaan yang berbeda juga memiliki pendapatan yang berbeda seperti judul yang akan dibahas yaitu jasa servis di apartemen. Siklus pengeluaran terdiri dari aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan akuisisi, pembayaran atas pembelian barang serta jasa, pembayaran utang, dan pengeluaran kas. Aktivitas utama dari siklus pengeluaran adalah membeli barang dan jasa, melakukan pembayaran utang, dan transaksi pengeluaran kas. Pembelian dan pengeluaran kas mempunyai pengaruh pervasif (dapat menjalar) terhadap laporan keuangan.
Pada penelitian ini, peneliti akan membahas mengenai audit operasional dengan salah satu anak perusahaan yang berada di PT Jababeka Tbk yaitu pada salah satu hotel yang berada di kawasan jababeka dalam menjalankan aktivitas pendapatan terhadap efektifitas, efesiensi, dan ekonomis. Metro Hotel dalam menghasilkan laba yang tinggi atau sesuai dengan tujuannya, tidak hanya dengan menggunakan kemampuan keuangan saja, tetapi juga harus mampu memperhatikan dan meningkatkan kemampuan aktivitas operasional yang ada di dalam hotel.Menyadari tumbuh rasa ketidakpuasan dan adanya tuntutan yang meningkat terhadap akuntabilitas manajemen, mengakibatkan perlunya mempertimbangkan kemungkinan audit operasional sebagai sebuah mandatori. Oleh karena itu pentingnya tujuan dari kegiatan audit operasional akan mempengaruhi kinerja operasi perusahaan. Dengan bermodalkan suatu sistem yang kuat disertai dengan dilakukannya audit operasional yang mampu mengidentifikasi kelemahan-kelemahan dan memberikan rekomendasirekomendasi, maka sebuah fungsi yang terdapat pada suatu perusahaan pun akan berjalan dengan efektif, efisien, dan ekonomis. Dalam hal ini adalah peneliti dapat mengetahui secara mendalam mengenai audit operasional penjualan jasa sewa kamar dan restaurant yang diterapkan oleh Metro Hotel pada saat ini, apakah sudah efektif, efisien, dan ekonomis untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Audit operasional atas siklus pendapatan dan pengeluaran perlu dilakukan untuk menentukan apakah nilai pendapatan dan pengeluaran sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan apakah prosedur yang terkait dengan kebijakan yang berlaku telah dilaksanakan sebaik-baiknya dengan efektif dan efisien. Efisiensi dalam mengelola perusahaan sangat diperlukan untuk mencapai hasil yang optimal. Salah satu sarana yang dapat digunakan untuk mengetahui efisiensi dan efektivitas kegiatan operasi adalah melalui audit operasional. Seperti kebanyakan perusahaan lainnya, setiap perusahaan pasti selalu memiliki permasalahan yang dialaminya. Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka judul yang tepat dibuat yaitu “AUDIT OPERASIONAL ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN SIKLUS PENGELUARAN PADA METRO HOTEL” Landasan Teori Menurut Mayangsari S dan Wandanarum Puspa (2013:7) menyatakan pengertian audit adalah sebagai berikut: “Auditing adalah suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan menilai bukti-bukti secara objektif, yang berkaitan dengan asersi-asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Menurut Boynton, Johnson, dan Kell dalam bukunya berjudul ModernAuditing edisike tujuh jilid 1 yang telah diterjemahkan oleh Paul A, Rajoe, Gina Gania, Ichsan Setyo Budi (Tahun 2003). Terdapat tiga jenis audit yang ada umumnya menunjukkan karakteristik kunci yang tercakup dalam definisi
3 auditing yang telah disampaikan di atas, jenis-jenis audit tersebut adalah laporan keuangan, audit kepatuhan, dan audit opearsional. Sifat dasar dari setiap jenis audit akan diuraikan secara singkat berikut ini: 1. Audit Laporan Keuangan Audit laporan keuangan (financial statement audit) berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti tentang laporan-laporan entitas dengan maksud agar dapat memberikan pendapat apakah laporan-laporan tersebut telah disajikan secara wajar sesuai kriteria yang telah ditetapkan, yaitu prinip-prinsip akuntansi yang berlaku secara umum (GAAP). 2. Audit Kepatuhan Audit kepatuhan (compliance) berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan memeriksa buktibukti untuk menetapkan apakah kegiatan keuangan atau operasi suatu entitas telah sesuai dengan persyaratan, ketentuan, atau peraturan tertentu. 3. Audit Operasional Audit operasional (operational audit) berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti tentang efisiensi dan efektivitas kegiatan operasional entitas dalam hubugannya dengan pencapaian tujuan tertentu. Definisi dari audit operasional sama dengan audit manajemen. Terkadang audit jenis ini juga dapat disebut sebagai audit kinerja atau audit manajemen. Menurut Agoes Soekrisno (2012, h.11) audit operasional merupakan suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan manajemen, untuk mengetahui apalah kegiatan operasi tersebut sudahdilakukan secara efektif, efisiensi dan ekonomis. COSO menyatakan mengenai unsur unsur pengendalian internal sebagai berikut: 1.
2.
Lingkungan Pengendalian(Control Invironment) Lingkungan pengendalian menciptakan suasana pengendalian dalam suatu organisasi dan mempengaruhi kesadaran personal organisasi tentang pengendalian.Lingkungan pengendalian merupakan landasan untuk semua komponen pengendalian internal yang membentuk disiplin dan struktur. Berdasarkan rumusan COSO, bahwa lingkungan pengendalian didefinisikan sebagai seperangkat standar, proses, dan struktur yang memberikan dasar untuk melaksanakan pengendalian internal di seluruh organisasi. Selanjutnya, COSO menyatakan, bahwa terdapat lima prinsip yang harus ditegakkan atau dijalankan dalam organisasi untuk mendukung lingkungan pengendalian agar dapat terwujud dengan baik, yaitu: Organisasi yang terdiri dari dewan direksi, manajemen, dan personil lainnya menunjukkan komitmen terhadap integritas dan nilai-nilai etika. Dewan direksi menunjukkan indenpendensi dari manajemen dan dalam mengawasi pengembangan dan kinerja pengendalian internal. Manajemen dengan pengawasan dewan direksi menetapkan struktur, jalur pelaporan, wewenang-wewenang dan tanggung jawab dalam mengejar tujuan. Organisasi menunjukkan komitmen untuk menarik, mengembangkan, dan mempertahankan individu yang kompetensi sejalan dengan tujuan. Organisasi meyakinkan individu bertanggung jawab atas tugas dan tanggung jawab pengendalian internal mereka dalam mengejar tujuan. Penilaian Risiko (Risk Assessment) Menurut COSO, penilaian risiko melibatkan proses yang dinamis dan interaktif untuk mengidentifikasi dan menilai risiko terhadap pencapaian tujuan. Risiko itu sendiri dipahami sebagai suatu kemungkinan bahwa suatu peristiwa akan terjadi dan mempengaruhi pencapaian tujuan entitas, dan risiko terhadap pencapaian seluruh tujuan dari entitas ini dianggap relatif terhadap toleransi risiko yang ditetapkan. Oleh karena itu, penilaian risiko membentuk dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola oleh organisasi. Prinsip-prinsip yang mendukung penilaian risiko menurut COSO sebagai berikut: Organisasi menetapkan tujuan dengan kejelasan yang cukup untuk memungkinkan identifikasi dan penilaian risiko yang berkaitan dengan tujuan. Organisasi mengidentifikasi risiko terhadap pencapaian tujuan di seluruh entitas dan analis risiko sebagai dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola.
4
3.
4.
5.
Organisasi mempertimbangkan potensi kecurangan dalam menilai risiko terhadap pencapaian tujuan. Organisasi mengidentifikasi dan menilai perubahan yang signifikan dapat mempengaruhi sistem pengendalian internal. Aktivitas Pengendalian (Control Activities) Menurut COSO, aktivitas pengendalian adalah tindakan-tindakan yang ditetapkan melalui kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang membantu memastikan bahwa arahan manajemen untuk mengurangi risiko terhadap pencapaian tujuan dilakukan. Aktivitas pengendalian dilakukan pada semua tingkat entitas, pada berbagai tahap dalam proses bisnis, dan atas lingkungan teknologi. Aktivitas pengendalian memiliki berbagai macam tujuan dan diterapkan dalam berbagai tindakan dan fungsi organisasi. Aktivitas pengendalian meliputi kegiatan yang berbeda,seperti: otorisasi, verifikasi, rekonsiliasi, analisis, prestasi kerja, menjaga keamanan harta perusahaan dan pemisahan fungsi. COSO menegaskan mengenai prinsip prinsip dalam organisasi yang mendukung aktivitas pengendalian yaitu sebagai berikut: Organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian yang berkontribusi terhadap mitigasi risiko pencapaian sasaran pada tahap yang dapat diterima. Organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian umum atas teknologi untuk mendukung tercapainya tujuan. Organisasi menyebarkan aktivitas pengendalian melalui kebijakan kebijakan yang menetapkan apa yang diharapkan, dan prosedur-prosedur yang menempatkan kebijakan kebijakan ke dalam tindakan. Informasi Dan Komunikasi (Information And Communication) COSO menjelaskan bahwa informasi sangat penting bagi setiap entitas untuk melaksanakan tanggung jawab pengendalian internal guna mendukung pencapaian tujuan-tujuannya.Informasi yang diperlukan manajemen adalah informasi yang relevan dan berkualitas baik yang berasal dari sumber internal maupun eksternal dan informasi yang digunakan untuk mendukung fungsi komponen-komponen lain pengendalian internal. Informasi diperoleh ataupun dihasilkan melalui proses komunikasi antar pihak internal maupun eksternal yang dilakukan secara terus- menerus, berulang, dan berbagi. Kebanyakan organisasi membangun suatu sistem informasi untuk memenuhi kebutuhan informasi yang andal, releva,n dan tepat waktu. Ada 3 prinsip yang mendukung komponen informasi dan komunikasi dalam pengendalian internal menurut COSO, yaitu: Organisasi memperoleh atau menghasilkan dan menggunakan informasi yang berkualitas dan yang relevan untuk mendukung fungsi pengendalian internal. Organisasi secara internal mengkomunikasikan informasi, termasuk tujuan dan tanggung jawab untuk pengendalian internal dalam rangka mendukung fungsi pengendalian internal. Organisasi berkomunikasi dengan pihak internal mengenai hal-hal yang mempengaruhi fungsi pengendalian internal. Aktivitas Pemantauan(Monitoring Activities) Aktivitas pemantauan menurut COSO merupakan kegiatan evaluasi dengan beberapa bentuk apakah yang sifatnya berkelanjutan, terpisah maupun kombinasi keduanya yang digunakan untuk memastikan apakah masing-masing dari kelima komponen pengendalian internal mempengaruhi fungsi fungsi dalam setiap komponen, ada dan berfunsi. Evaluasi berkesinambungan ,(terus menerus) dibangun ke dalam proses bisnis pada tingkat yang berbeda dari entitamenyajikanyajikan informasi yang tepat waktu. Evaluasi terpisah dilakukan secara periodik, akan bervariasi dalam lingkup dan frekuensi tergantung pada penilaian risiko, efektifitas evaluasi yang sedang berlangsung, bahan pertimbangan manajemen lainnya. Temuantemuan dievaluasi terhadap kriteria yang ditetapkan oleh pembuat kebijakan, lembaga-lembaga pembuat standar yang diakui atau manajemen dan dewan direksi, dan kekurangan kekurangan yang ditemukan dikomunikasikan kepada manajemen dan dewan direksi. Kegiatan pemantauan meliputi proses penilaian kualitas kinerja pengendalian internal sepanjang waktu, dan memastikan apakah semuanya dijalankan seperti yang diinginkan serta apakah telah disesuaikan dengan perubahan keadaan. Pemantauan seharusnya dilakukan oleh personal yang semestinya melakukan pekerjaan tersebut, baik pada tahap desain maupun pengoperasian pengendalian pada waktu yang tepat, guna menentukan apakah pengendalian internal beroperasi sebagaimana yang diharapkan dan untuk menentukan apakah pengendalian internal tersebut telah disesuaikan dengan perubahan keadaan yang selalu dinamis.
5 Secara singkat dapat dikatakan bahwa pemantauan dilakukan untuk memberikan keyakinan apakah pengendalian internal telah dilakukan secara memadai atau tidak. Dari hasil pemantauan tersebut dapat ditemukan kelemahan dan kekurangan pengendalian sehingga dapat diusulkan pengendalian yang lebih baik. Menurut Krismiaji (2010:299), siklus pendapatan adalah serangkaian kegiatan bisnis yang terjadi secara berulang dan kegiatan pengolahan informasi, yang berhubungan dengan penyerahan barang dan jasa tersebut kepada pelanggan dan penerimaan kas dari hasil penjualan tersebut. Menurut Boynton (2003), Siklus pendapatan (revenue cycle) perusahaan terdiri dari aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan pertukaran barang dan jasa dengan pelanggan dan penagihan pendapatan dalam bentuk kas. Siklus pendapatan ini mencatat 4 aktivitas kejadian ekonomi, yaitu : 1. Penerimaan pesanan barang atau jasa dari pelanggan. 2. Pengiriman barang atau jasa kepada pelanggan. 3. Penagihan kepada pelanggan. 4. Penerimaan kas dari pembeli (baik dari penjualan tunai maupun kredit). Menurut Marshall B. Roomney (2000), siklus pengeluaran adalah rangkaian kegiatan bisnis dan pemprosesan data operasional terkait yang berhubungan dengan pembelian serta pembayaran barang dan jasa. Tujuan utama dalam sistem pengeluaran adalah untuk meminimalkan biaya total, memperoleh dan memelihara persediaan, perlengkapan, dan berbagai layanan yang dibutuhkan organisasi. Sebagai tambahan, pihak manajemen harus mampu mengawasi dan mengevaluasi efisiensi serta efektivitas proses siklus pengeluaran yang membutuhkan kemudian akses ke data terinci mengenai sumber daya yang di gunakan dalam siklus pengeluaran. Aktivitas Dalam Siklus Pengeluaran
1.
2.
3.
4.
Ada lima Aktivitas dasar dalam siklus pengeluaran (Gelinas 1998:474) yaitu sebagai berikut : Aktivitas permintaan pembelian barang atas kebutuhan barang dan jasa. Aktivtas permintaan pembelian barang dan jasa dilakukan dengan menggunakan dokumen Purchase Requisition. Dokumen ini berisi daftar pemesanan yang meliputi tujuan pengiriman barang, tanggal pemesanan, nama dan jenis barang, dan kuantitas pemesanan. Aktivitas pemesanan barang dan jasa yang akan dibeli. Aktivitas pemesanan barang dan jasa yang akan dibeli dilakukan dengan menggunakan dokumen Purchase Order. Dokumen ini berisi tentang permintaan atas barang dan jasa ke Supplier sekaligus pengirimannya. Prosedurnya adalah departemen pembelian barang mencari supplier dari beberapa supplier yang ada yang memiliki harga terendah, kualitas barang dan jasa yang terbaik dan sistem pengiriman yang tepat, departemen pembelian akan melakukan pemesanan dengan mengirimkan Purchase Order. Aktivitas penerimaan barang dan jasa yang telah dibeli. Aktivitas penerimaan barang dan jasa yang telah dibeli dilakukan dengan menggunakan dokumen Receiving Report.Dokumen ini berisi tentang pengakuan penerimaan barang dan jasa, yang meliputi tanggal diterimanya barang, jenis dan kuantitas barang yang telah diterima, asal pengiriman (Supplier), dan nomor Purchase Order. Pada aktivitas ini dilakukan pencocokan Faktur dengan Purchase Order dengan tujuan untuk mengetahui apakah barang yang diterima telah sesuai dengan yang dikirim melebihi kuantitas yang dipesan, atau bahkan telah terjadi salah.pengiriman, maka barang yang bersangkutan akan langsung dikembalikan kepada Supplier yang bersangkutan. Pada aktivitas ini juga mungkin dilakukan adanya retur atau pengembalian atas barang yang rusak saat diterima. Setelah itu, Bagian gudang akan membuat dokumen Receive Report untuk mengakui pertambahan persediaan di gudang berdasarkan faktur. Dalam hal mengakui pertambahan persediaan di gudang berdasarkan faktur.Dalam hal ini, hanya barang-barang yang terdapat dalam Purchase Order saja yang boleh diakui, sedangkan yang tidak sesuai langsung dikembalikan. Hal ini merupakan pengendalian perusahaan agar dapat mengetahui barang apa saja yang telah diterima dan yang belum dikirim oleh Supplier. Aktivitas persetujuan faktur dari pemasok. Aktivitas persetujuan dari Supplier dalam rangka pembayaran atas pembelian.Dilakukan dengan menggunakan dokumen Voucher Package.Dokumen ini berisi tanggal pembuatannya, tanggal pembayaran, serta jumlah harga barang dan jasa yang telah diterima berdasarkan Source Document yang ada meliputi Faktur, Purchase Order, dan Receiving Report.Pada aktivitas ini dilakukan pencocokan Receiving Report dengan Purchase Order dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua barang yang dipesan sedah diterima atau dikirim semua.Kemudian
6
5.
dibuatlah Voucher Package untuk memastikan jumlah harga yang harus dibayar kepada Supplier. Hal ini merupakan pengendalian perusahaan agar dapat mengetahui berapa jumlah yang harus dibayar sesuai dengan jumlah barang yang telah diterima sesuai dengan kenyataannya Aktivitas pembayaran atas pembelian barang dan jasa. Pembayaran atas pembelian barang dan jasa yang telah dilakukan dengan menggunakan dokumen pengeluaran kas. Dokumen ini berisi tanggal pembayaran, jumlah harga yang harus dibayar, beserta nomor Faktur. Pada saat jatuh tempo pembayaran, pihak Supplierakan menagih perusahaan sesuai dengan dokumen voucher Package. Hal ini merupakan pengendalian perusahaan agar dapat mengetahui jumlah pengeluaran kas perusahaan.
METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan oleh penulis yaitu ; 1. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Merupakan penelitian yang dilakukan dengan membaca dan mempelajari teori-teori dari buku, jurnal ilmiah, catatan perkuliahan, artikel, maupun sumber tertulis lainnya serta mengumpulkan referensi dari buku-buku dan literatur lainnya yang berhubungan dengan topik yang akan dibahas. 2. Studi lapangan (Field Research) Penelitian yang digunakan dengan data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Yaitu pengumpulan data secara langsung dari perusahaan yang diteliti, dengan menggunakan teknik sebagai berikut: a. Wawancara Penulis melakukan wawancara terhadap pihak yang bersangkutan langsung terhadap kegiatan operasionalatas pengelolaan siklus pendapatan dan siklus pengeluaran pada Metro Hotel. Dalam wawancara tersebut, penulis memberikan pertanyaan seputar kegiatan atas siklus pendapatan dan pengeluaran pada Metro Hotel serta pembahasan yang akan dilakukan oleh penulis untuk mendapatkan data secara langsung. b. Observasi Penulis melakukan pengamatan langsung terhadap kegiatan operasional atassiklus pendapatan dan siklus pengeluaran perusahaan agar dapat mengetahui bagaimana kinerja yang sebenarnya terjadi pada Metro Hotel. c. Dokumentasi Penulis melakukan penulusuran terhadap bukti bukti yang ada pada Metro Hotel mengenai kegiatan operasional atas siklus pendapatan dan siklus pengeluaran dengan melampirkan bukti-bukti yang terkait. d. Kuisioner Menyebarkankuesioneryangberisipertanyaan-pertanyaanuntukmemperoleh gambaran mengenai pengendalian internal yang berlangsung dalamperusahaan terkait dengan pendapatan.
HASIL DAN BAHASAN Laporan Pemeriksaan atas Siklus Pendapatan dan Pengeluaran di Metro
Hotel
Berdasarkan hasil penelitian audit operasional yang dilakukan terhadap siklus pendapatan dan pengeluaran di Metro Hotel, terdapat kelemahan-kelemahan dalam pelaksaan kegiatan atas siklus tersebut. Temuan-temuan yang ditemukan yaitu : 1.
Sering terjadi keterlambatan pembayaran kepada pemasok mengakibatkan pengiriman barang menjadi terhambat. Kondisi yang dihadapi bahwadari data yang telah didapat dari hasil wawancara dengan bagian keuangan yang didukung dengan observasi perbandingan antara bukti pembayaran dengan tanggal jatuh tempo pembayaran dalam faktur, ditemukan masalah berupa seringnya keterlambatan pembayaran dari pihak hotel terhadap pemasok. Kriteria pada pembayaran seharusnya selalu dilakukan tepat waktu sesuai dengan batas waktu atau jatuh tempo atau sebelum tanggal yang sudah diberikan oleh pemasok.
7
2.
3.
Sebab bagian keuangan yang mengurusi faktur harus meminta persetujuan dahulu dalam pengeluaran kas yang akan diterima oleh pemasok sedangkan direktur keuangan yang berhak memberikan wewenang mengenai pengeluaran kas kadang tidak hadir di kantor dan tidak ada orang lain yang diberi wewenang oleh perusahaan untuk memberikan wewenang. Kemudian selain itu adanya hubungan yang sangat baik antara pemasok dengan hotel, dimana kadang apabila hotel kelupaan membayar utangnya, pemasok pun kadang tidak mengenakan denda, oleh karena itu hotel seperti tidak terlalu mengkhawatirkan masalah tersebut. Akibatnya pemasok akan menunda pengiriman barang kepada hotel. Yang mengakibatkan terganggunya operasional persedian barang yang akan digunakan untuk kelangsungan kegiatan hotel. Kemudian ini memungkinkan suatu saat pihak hotel akan kehilangan kepercayaan dari pemasok dan pemasok pun akan ragu untuk memberikan kredit kepada hotel di masa yang akan datang. Apabila ini terjadi maka persediaan barang di dalam hotel akan terganggu apabila ada barang yang harus digunakan atau dipakai untuk kelangsungan kegiatan hotel dan akan sulit untuk mencari pemasok untuk rekan bisnis hotel, karena pemasok yang sekarang memiliki hubungan yang baik dan dapat memberi harga yang bagus. Rekomendasinya dalam mencegah hal tersebut, hotel harus lebih memperhatikan jatuh tempo tagihan-tagihan yang terdapat dalam faktur pembelian dengan sistem yang terkompurisasi dengan baik yang dapat meng-update tanggal jatuh tempo dari masing-masing pemasok sehingga pelunasan utang berjalan tepat pada waktunya dan kemudian menjelaskan kepada direktur keuangan apabila bagian keuangan mau melakukan pembelian ataupun pembayaran secara mendadak atau tiba-tiba, bagian keuangan hanya butuh untuk menjelaskan dan menginformasikan secara lisan, kemudian setelah melakukan pembayaran, bagian keuangan hanya tinggal meminta pengesahaan bukti tersebut kepada direktur keuangan sehingga kegiatan ini dapat berjalan secara efisien dan efektif. Pencatatan cost tidak sesuai dengan jumlah fisik yang digunakan. Kondisi ini pada bagian cost control melakukan permintaan untuk keperluan amenities pada hotel dengan jumlah yang cukup banyak tetapi pada nyatanya hanya digunakan kurang dari jumlah yang ditentukan. Kriteria Seharusnya keperluan amenities ditentukan dalam jumlah yang telah diperhitungkan dengan benar dan tidak menimbulkan kelebihan yang akhirnya barang tersebut tidak memadai. Sebab pada bagian cost control tidak dilakukan pemeriksaan secara detail dan kurang teliti. Semua keperluan amenities yang digunakan untuk hotel jumlahnya harus ditentukan sesuai dengan keberadaan unit didalamnya. Dan keperluan tersebut seharusnya diperhitungkan sesuai dengan berapa jumlah yang ditentukan untuk digunakan dalam keperluan amenities hotel. Akibatnya hotel dapat mengalami kerugian atas biaya-biaya yang keluar untuk pembelian keperluan amenities dalam jumlah yang berlebihan. Maka didalam pencatatan cost tersebut akan tidak sesuai dengan jumlah fisik yang ditentukan. Dan pastinya barang tersebut menjadi sia-sia karena penggunaan yang tidak sesuai dengan jumlahnya. Rekomendasinya ialah bagian cost control dalam melakukan pemeriksaan pada keperluan amenities dilakukan secara teliti dan detail apa saja yang akan digunakan dan berapa banyak jumlah yang diperlukan. Agar tidak banyak pengeluaran yang tidak sia-sia. Dimana biaya yang keluar dapat di manfaatkan untuk kegunaan lainnya. Dan pemakaian biaya tersebut menjadi ekonomis. Kurangnya koordinasi dalam sosialisasi iklan dan promosi program dalam suatu unit kamar di hotel. Kondisi hotel ini dipromosikan dan diiklankan dengan tidak ditangani secara khusus oleh bagian pemasaran hotel, dimana kurangnya koordinasi terhadap bagian pemasaran dalam hal sosialisasi iklan dan promosi program penyewaan unit kamar di metro hotel. Kriteria idealnya didalam suatu bisnis, hotel tersebut seharusnya mempunyai bagian pemasaran yang lebih fokus dalam menawarkan iklannya ke para customer dan programnya terkoordinasi dengan baik. Sebab kurangnya persiapan dalam melakukan suatu program pelaksanaan promosi, pemasaran unit terhadap dunia maya dan terjun langsung ke perusahaan dan ke masyarakat. Akibatnya bagian pemasaran terlambat menerima informasi mengenai penyewaan yang berlaku, sehingga penyewaan unit kadang tidak berjalan sesuai program yang ditetapkan, banyak masyarakat yang tidak mengetahui bahwa hotel ini juga menyewakan suatu tempat untuk latihan ruang kebugaran dan lain-lain, dan kebanyakan yang mengetahuinya hanya masyarakat atau perkantoran yang berdiri atau tinggal tidak jauh dari hotel tersebut berada. Rekomendasinya manager hotel perlu meningkatkan koordinasi pada bagian pemasaran, mempunyai bagian pemasaran yang khusus terhadap hotel tersebut. Kemudian meningkatkan
8 pemasaran melalui media online, memasarkan melalui kampus atau universitas, karena banyak mahasiswa yang apabila orangtua nya datang dari suatu daerah yang jauh dari tempat tinggalnya. Kemudian memberikan promosi-promosi harga untuk suatu ketentuan atau acara tertentu untuk menarik simpati masyarakat. 4. Pengawasan dalam pemeliharaan peralatan yang tidak efetif. Kondisi didalam kegiatan pengawasan pemeliharaan peralatan masih sering tidak sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh bagian Housekeeping. Kepala bagian housekeeping telah membuat jadwal untuk melakukan atas perawatan atas peralatan yang digunakan untuk pelayanan jasa dan seharusnya bagian Housekeeping melakukan perawatan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Kriteria seharusnya melakukan pengawasan didalam pemeliharaan peralatan dilaksanakan tiap waktu dan sesuai jadwal yang ditentukan oleh kepala bagian untuk para karyawan Housekeeping. Sebab ketersediaan karyawan yang cukup memadai namun hasil kerja yang masih kurang efektif dan banyak pegawai housekeeping yang kurang peduli dengan adanya pengawasan terhadap peralatan di hotel. Akibatnya pemeliharaan yang tidak dilakukan dengan baik mengakibatkan kerusakan peralatan sebelum waktunya. Peralatan yang tidak dirawat menjadi cepat rusak sehingga perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk melakukan perbaikan dan penggantian peralatan dan membuat pengeluaran perusahaan menjadi tidak ekonomis. Rekomendasinya Metro Hotel perlu membuat peraturan kepada para pegawai Housekeeping yang melakukan pemeliharaan atas peralatan yang digunakan untuk pelayanan jasa dengan menerapkan sanksi bagi pegawai housekeeping yang bekerja tidak sesuai dari jadwal atau mundur dari jadwal untuk menjaga kedisiplinan dari pegawai tersebut. 5. Pelanggan tidak mendapatkan sanksi atas keterlambatan pembayaran piutang yang telah jatuh tempo secara efektif. Kondisinya pada bagian penagihan seringkali tidak diterapkan pemberian sanksi atas keterlambatan pembayaran piutang yang telah jatuh tempo. Kriteria padaperusahaan seharusnya memiliki kebijakan pemberian sanksi atas keterlambatan piutang yang telah jatuh tempo. Bagi perusahaan yang melakukan transaksi penjualan kredit, umumnya memiliki kebijakan mengenai syarat pembayaran yang mencakup sistem punishment didalamnya, karena hal tersebut diberlakukan dengan tujuan supaya pelanggan dapat segera melunasi hutangnya pada saat jatuh tempo. Sebab hal ini dikarenakan perusahaan beranggapan bahwa keterlambatan dalam pembayaran piutang merupakan hal yang masih dapat diterima selama pelanggan menunjukkan itikad baik untuk tetap memenuhi kewajibannya. Pemberlakuan punishment dianggap dapat menyulitkan perusahaan dalam mempertahankan pelanggan. Hal ini menunjukan lenturnya kebijakan penagihan piutang perusahaan dalam menyikapi penundaan pembayaran piutang oleh pelanggan. Akibatnya terdapat pelanggan yang belum melunasi piutangnya. Dari beberapa invoice/tagihan terhadap pelanggan setidaknya ada beberapa invoice yang pembayarannya melebihi jatuh tempo dalam 1 bulan pembayaran yang memiliki jangka waktu keterlambatan lebih dari bulan yang ditentukan oleh kebijakan perusahaan. Dan akan mengakibatkan menghambatnya pemasukan/pendapatan kas pada perusahaan. Rekomendasinya untuk menyiasati banyaknya keterlambatan pembayaran piutang iini, perusahaan seharusnya menetapkan kebijakan baru mengenai syarat pembayaran piutang untuk memancing pelanggan agar segera melunasi hutangnya. Dengan diberlakukannya kebijakan tersebut diharapkan tidak ada lagi keterlambatan pembayaran piutang dan pelanggan membayar hutangnya tepat waktu sehingga dapat meningkatkan kolektifitas piutang perusahaan. 6. Budget yang dimiliki perusahaan tidak memadai. Kondisinya dimana perusahaan banyak melakukan permintaan yang dilakukan oleh para user/pengguna untuk kebutuhan perusahaan. Dengan itu perusahaan harus mengeluarkan uang untuk memenuhi permintaan tersebut.Akan tetapi pendapatan perusahaan tidak memungkinkan untuk mengeluarkan biaya yang berlebihan. Kriteria yang dimilikinya bagian user seharusnya melihat kondisi keuangan didalam perusahaan, dengan memastikan apakah tersedia uang yang lebih untuk memaksimalkan permintaan tersebut dengan tidak memaksakan keadaan biaya perusahaan untuk keluar.Dan apabila permintaan tersebut masih bisa diatasi maka seharusnya bagian user dapat meminimalkan permintaannya.
9 Sebab banyaknya para user yang melakukan permintaan terhadap bagian purchasing untuk memenuhi kebutuhan hotel tersebut juga. Akan tetapi jika memangn barang yang masih bisa diminimalkan seharusnya user dapat mengatasinya. Akibatnya apabila tidak dapat memenuhi kebutuhan permintaan tersebut maka bagian user pun tidak dapat melakukan perbaikan apabila hal tersebut dalam perbaikan terhadap kebutuhan hotel. Dan jika dipaksakan juga pengeluaran yang terjadi akan mengakibatkan pencapaian keuangan akan menurun didalam perusahaan tersebut. Kemudian perusahaan mengalami kerugian akibat dari terlalu banyaknya permintaan yang harus dijalani dengan tidak melihat apakah kondisi keuangan sedang stabil atau tidak. Rekomendasinya perusahaan harus mempunyai kebijakan untuk membatasi permintaanpermintaan yang terjadi pada bagian user. Dan memberitahukan dengan jelas apakah keuangan perusahaan sedang mengalami kenaikan atau penurunan. Dan apabila permintaan tersebut bersifat urgent maka dipilih dahulu salah satu permintaan yang penting untuk kebutuhan hotel, karena itu juga akan mempengaruhi pendapatan dalam hotel tersebut. Akan tetapi jika permintaan tersebut tidak bersifat urgent maka disesuaikan dengan kebijakan purchasing. 7. Menyetujui tamu menginap dengan fasilitas discount yang diberikan kepada langganan tertentu, namun dimintakan tip oleh setiap tamu. Kondisi yang ada biasanya dilakukan oleh para langganan tertentu untuk mendapatkan discount sesuai kebijakan yang diberikan oleh manager, karena adanya kerjasama dengan tamu, agar mendapatkan tip dari tamu tersebut. Kriterianya, hotel seharusnya melakukan pembayaran sesuai dengan harga yang ditetapkan oleh menejemen hotel tersebut. Dan tidak melihat apakah tamu tersebut adalah kerabat dekat/tidak. Sebab jika tidak dilakukan discount apabila tamu menginap dengan jangka waktu yang cukup lama, akan terlalu mahal untuk pembayarannya. Dan manajer tersebut membuat pernyataan sendiri untuk memberi discount kepada tamu, dan mendapatkan tip sebagai acuan agar manager dapat memberi potongan harga sesuai dengan kebijakannya saja. Akibatnya biaya yang seharusnya memadai, maka tidak memadai karena adanya kebijakan tersendiri yang dibuat oleh manager untuk kepentingannya sendiri. Maka yang seharusnya pendapatan tersebut mengalami peningkatan, menjadi tidak stabil akibat dari pengurangan biaya yang tidak signifikan. Rekomendasinya dengan adanya pengawasan yang lebih ketat terhadap para manger yang membuat keputusan tersendiri untuk kepentingannya. Dan menetapkan sistem otoritas atau pemberi wewenang pada prosedur yang dibuatnya agar tercapai pengawasan tersebut. 8. Operasional perusahaan yang digunakan untuk keperluan pribadi, seperti pemakaian telepon, peralatan dapur, kendaraan operasional dan sebagainya. Kondisi yang terdapat pada hotel bahwa pemakaian telepon, peralatan dapur,dan pemakaian kendaraanpun digunakan untuk keperluan pribadi. Kriteria yang sesuai dengan hal ini menggunakan telepon, peralatan dapur, pemakaian mobil serta lainnya sebaiknya tidak digunakan untuk kepentingan sendiri, karena pada umumnya penggunaan telepon, peralatan dapur, dan pemakaian kendaran hanya digunakan untuk operasional perusahaan. Sebab para pengguna telah merasa bahwa tidak adanya pengawasan yang ketat dari perusahaan. Maka sewenangnya saja dalam menggunakan telepon, peralatan dapur, dan pemakaian kendaraan. Akibatnya akan mengurangi cost diperusahaan, pembayaran telepon, peralatan dapur, serta pemakaian mobil dapat menambah beban cost yang akan berpengaruh besar terhadap cost diperusahaan apabila pemakaian tersebut dengan sewenangnya. Rekomendasinya adalah perusahaan seharusnya mempunyai peraturan dalam pemakaianpemakaian operasional agar mengantisipai bahwa adanya kecurangan yang terjadi didalam perusahaan dan ada bagian yang memberikan kebijakan dalam penggunaan kendaraan, dengan mengetahui siapa yang ingin memakai dan tujuannya kemana agar jelas arahannya dan kegunaanya.
10
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Setelah telah dilakukan berbagai tahap audit operasional atas siklus pendapatan dan pengeluaran di Metro Hotel pada bab sebelumnya, maka ditarik kesimpulan bahwa hotel telah melakukan prosedur dan kebijakan secara efektif, efisien, dan ekonomis. 1.
Siklus pendapatan dan pengeluaran telah berjalan baik dengan masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut ; a. Prosedur Reservasi Hotel Telah menjalankan prosedur reservasi, check-in dan check-out secara benar dan sesuai dengan SOP yang tertulis sehingga tidak terjadi masalah dan telah mencapai ekonomis, efisiensi, dan efektivitas. b. Pembuatan Guest Folio dan Guest Registration Form Telah dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh pihak hotel. Dimana setiap tamu yang menginap akan dibuatkan dokumen secara tertulis agar mengetahui berapa banyak jumlah tamu yang menjadi pelanggannya. Dan prosedur ini sudah dilakukan dengan baik dan benar. c. Pembuatan Surat Jalan, Faktur Penjualan, dan Pajak Telah dibuat sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan hotel secara tertulis. Dokumen sesuai berdasarkan pemesanan penjualan dan pemesanan pembelian pelanggan. Surat jalan telah dibuat pada saat melakukan pengiriman barang dari pemasok ke hotel sesuai kebutuhan yang dibutuhkan, faktur penjualan juga dibuat pada saat penagihan dilakukan oleh bagian accounting dihotel atas piutang yang hotel lakukan. Kemudian pajak juga diurus sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Dan semua telah dilakukan sesuai prosedur yang ditetapkan oleh perusahaan.
d. Pengiriman Barang Pada pengiriman barang terdapat tandatangan pengesahan sebagai bukti bahwa pemilik telah menerima barang tersebut sesuai dengan permintaan barangnya. Barang yang diminta dipastikan kembali untuk dilihat bagaimana barang tersebut apakah sesuai atau tidak dengan permintaan pihak hotel. Dan apabila barang tersebut sesuai maka akan diterima oleh pihak yang menerimanya dan akan ditandatangani. e. Pemesanan Pembelian Dilengkapi dengan formulir pemesanan pembelian dan pemesanan tersebut disesuaikan berdasarkan dokumen tersebut. f. Permintaan Penawaran Harga Terdapat formulir penawaran harga saat melakukan pembelian.Penawaran-penawaran harga selalu dilakukan secara ekonomis dan up to date kepada setiap pemasok-pemasoknya sesuai harga pasar pada saat ini untuk setiap transaksi pembelian dan sebelum terdapat kebutuhan hotel. g. Permintaan Pembelian dan Transaksi Pembelian Penerimaan Barang Telah dilakukan secara ekonomis dengan memperhitungkan kebutuhan hotel. Keterangan : Semua proses-proses diatas telah dilakukan sesuai dengan kebijakan dan prosedur tertulis. Dan semua dokumen diatas telah diotorisasi oleh pihak yang berwenang, disimpan, diarsip dengan baik dan benar. 2. Namun pada Metro Hotel masih terdapat kekurangan yang dapat mengakibatkan kerugian, kecurangan, dan mengurangi kinerja hotel di masa yang akan datang. Berikut ini adalah beberapa kelemahan dalam siklus pendapatan maupun pengeluaran yang dimiliki oleh hotel yang secara khusus perlu diperhatikan : a. Sering terjadi keterlambatan pembayaran kepada pemasok mengakibatkan pengiriman barang menjadi terhambat. b. Pencatatan cost tidak sesuai dengan jumlah fisik yang digunakan. c. Kurangnya koordinasi dalam sosialisasi iklan dan promosi program dalam suatu unit kamar di hotel, kebanyakan orang atau perusahaan yang mengetahui fasilitas, jasa dan
11
d. e. f.
unit yang disewakan hanyalah mereka yang berada di sekitar atau ditidak terlalu jauh dari hotel. Kurangnya pengawasan dalam pemeliharaan peralatan yang tidak efektif. Pelanggan tidak mendapatkan sanksi atas keterlambatan pembayaran piutang yang telah jatuh tempo secara efektif. Terlalu banyaknya permintaan atau pengeluaran, tetapi budget yang dimiliki perusahaan tidak memadai.
Saran Setelah melakukan analisis terhadap Audit Operasional atas Siklus Pendapatan dan Pengeluaran pada Metro Hotel, maka akan dapat dikemukakan beberapa saran dan rekomendasi yang dapat meningkatkan kinerjanya secara efektif, efisien, dan ekonomis. Dengan harapkan yang dapat berguna untuk perusahaan dalam rangka melakukan perbaikan dalam kinerja perusahaan, sebagai berikut ;
1.
2. 3. 4.
5.
6.
7.
Hotel harus lebih memperhatikan jatuh tempo tagihan-tagihan yang terdapat dalam faktur pembelian dengan sistem yang terkompurisasi dengan baik yang dapat meng-update tanggal jatuh tempo dari masing-masing pemasok sehingga pelunasan utang berjalan tepat pada waktunya. Hotel seharusnya mempunyai kejelasan dalam membuat suatu perencanaan dan prosedur mengenai kapan pengeluaran dibayarkan melalui uang kas, bank, giro, dan cek. Pada bagian cost control seharusnya melakukan pemeriksaan secara detail mengenai permintaan barang yang dibutuhkan, agar tidak mengeluarkan cost yang berlebihan. Dengan semakin banyak marketing/bagian pemasaran maka pelanggan mendapatkan informasi melalui bagian pemasaran tersebut, sehingga pendapatan hotel semakin memadai. Karena banyak masyarakat yang tidak mengetahui bahwa hotel ini juga menyewakan suatu tempat untuk latihan ruang kebugaran dan lain-lain, dan kebanyakan yang mengetahuinya hanya masyarakat atau perkantoran yang berdiri atau tinggal tidak jauh dari hotel tersebut berada. Adanya pengawasan dalam peralatan-peralatan hotel yang harus terus dilakukan secara rutin sesuai dengan standarnya dan melakukan perbaikan-perbaikan terhadap barang yang sudah tidak layak pakai. Pada Metro Hotel masih terdapat adanya keluhan dari tamu yang merasa tidak puas terhadap pemberian pelayanan jasa yang telah diberikan oleh pihak perusahaan karena kurangnya pegawai yang dimiliki dan peralatan yang digunakan dalam pelayanan jasa tidak memadai sehingga pelayanan jasa terhambat. Didalam banyaknya permintaan dan pengeluaran yang dapat mengurangi cost perusahaan, seharusnya bagian keuangan perusahaan dapat meminimalkan keuangan perusahaan agar tidak terjadi pengurangan cost. Maka dengan adanya permintaan / pengeluaran atas kebutuhan hotel perusahaan mempunyai budget yang cukup. Hotel seharusnya mempunyai kebijakan dalam mengatur penggunaan operasional perusahaan.
REFERENSI Agoes, S. (2012). Auditing. Jakarta : Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Agoes, S. (2012). Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik. Jakarta: Salemna Empat. Agoes, S., & Hoesada , J. (2012). Bunga Rampai Auditing. Jakarta : Salemba Empat. Arens , A., Elder, R., & Beasley, M. (2010). Auditing and Assurance Service : an Integrated Approach (13th ed). United of Kingdom : Prentice Hall. Arens, A., Randal J, E., Mark S, B., & Amir , A. J. (2011). Jasa Audit dan Assurance Pendekatan Terpadu (Adaptasi Indonesia) Buku 1. Jakarta : Salemba Empat. Bayangkara, I. (2008). Audit Manajemen : Prosedur dan Implementasi. Jakarta : Salemba Empat. Bodnar. (2010). Accounting Information System. Pearson.
12
Boynton C William, R., Johnson, W., & Kell. (2003). Modern Auditing Jilid 1 Edisi Ketujuh. Jakarta : Penerbit Erlangga: Penerbit Erlangga. Boynton, W. C., Johnson, R. N., & Kell. (2011). Assurance Service and the Integrity of Financial Reporting. Jakarta : Wiley. Hasudungan, D. (2013). Audit Operasional Atas Siklus Pendapatan dan Siklus Pengeluaran di Apartemen Istana Sahid. Jurnal Ilmiah : Bina Nusantara. Krismiaji. (2010). Sistem Informasi Akuntansi edisi 3. Jakarta : AMP YKPN. Marshall B, R. (2000). Accounting Information System. Prentice Hall. Marshall B, R. (2009). Accounting Information System. Prentice Hall. Mulyadi. (2010). Auditing Buku 1, Jilid 3, edisi keenam. Jakarta : Salemba Empat. Natalia, J. (2014). Audit Manajemen Atas Pelayanan Jasa Pada Blue Sky Pandurata Hotel. Jurnal Ilmiah : Universitas Bina Nusantara. Randal J, E., Mark S, B., Alvin A, A., & Amir, A. J. (2011). Jasa Audit dan Assurance Buku 1. Jakarta : Salemba Empat. Razy, N. F. (2011). Analisis Pengendalian Internal Atas Siklus Pendapatan Jasa (Studi Kasus Pada Hotel Griyadi Montana Malang). Jurnal Ilmiah : Universitas Brawijaya. Sekar, M., & Puspa , W. (2013). Pendekatan Sektor Publlik dan Privat, Buku 1. Jakarta : Media Bangsa. Tunggal, A. W. (2010). Dasar-Dasar Audit Operasional. Jakarta. Tunggal, A. W. (2011). Jasa Audit and Assurance .Jakarta : Penerbit Salemba Empat. Tunggal, A. W. (2012). Pedoman Pokok Operational Auditing. Jakarta : Harvindo. Warren. (2008). Pengantar Akuntansi.Jakarta : Erlangga.
RIWAYAT PENULIS Annisa Pandu Arizka lahir di kota Tanggerang 17 Januari 1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Akuntansi pada tahun 2015. Penulis aktif di Perusahaan PT Ica Teknik Mandiri sebagai Accounting.