KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM MENUNJANG PARIWISATA DAERAH Oleh: Armida S. Alisjahbana Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas
Disampaikan pada Konferensi Pariwisata Nasional
“Pembangunan Pariwisata Daerah untuk Mendukung Pariwisata Nasional dan Peningkatan Ekonomi Daerah” Jakarta, 6 Desember 2011
KERANGKA PRESENTASI
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
Perkembangan Pariwisata secara Regional dan Global
Permasalahan dan Tantangan Pembangunan Kepariwisataan Nasional
Arah Kebijakan Kepariwisataan Nasional
Tujuan Pembangunan Kepariwisataan Nasional Sasaran Pembangunan Kepariwisataan Nasional Strategi Pembangunan Kepariwisataan Nasional Upaya Percepatan Pembangunan Kepariwisataan Daerah
Saran Bagi Pengembangan Pariwisata Di Daerah
Slide-2
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
PENINGKATAN SECARA CEPAT PARIWISATA REGIONAL DAN GLOBAL DALAM 60 TAHUN TERAKHIR ...
Mengapa ? o Pendapatan masyarakat semakin meningkat. Dengan semakin bertambahnya jumlah “middle class” terutama di emerging countries People have more disposable income. o Companies give more paid holidays than they used to. o Biaya perjalanan menjadi lebih murah karena adanya deregulasi dalam industri penerbangan o Penggunaan ICT untuk menjual produk wisata secara langsung kepada wisatawan sehingga menjadi lebih cepat dan murah.
o Globalisasi dan cross-border business operations telah mendorong peningkatan perjalanan bisnis dan rekreasi. Slide-3
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
BEBERAPA WILAYAH JUGA MENJADI LEBIH POPULER
Mengapa? o Perbaikan transportasi (misalnya peningkatan pelayanan penerbangan) telah membuat perjalanan ke berbagai tempat menjadi lebih cepat dan mudah.
o Negara-negara tujuan wisata yang sebelumnya tidak populer, seperti Timur Tengah (Dubai) dan Afrika, telah mempromosikan diri secara lebih baik sebagai tempat wisata, yang membuat lebih dikenal banyak orang. o Banyak negara telah berinvestasi dalam peningkatan infrastruktur pariwisata secara signifikan untuk membuat lebih menarik wisatawan (peningkatan daya saing objek wisata).
Slide-4
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
PARIWISATA PENTING UNTUK PEMBANGUNAN EKONOMI DAN SOSIAL DI BANYAK NEGARA ...
Mengapa?
o Pariwisata menciptakan lapangan kerja (hotel, restoran, nightclubs, taxi, penjualan souvenir, dsb) secara langsung pada tahun 2010 sebesar 96 juta dan bila memperhitungkan multiplier effect menyediakan lapangan kerja 250 juta (7 % dari total lapangan kerja di dunia)*
o Pariwisata juga meningkatkan pendapatan bisnis lain (US $ 1,1 Tn GDP Dunia, 2010)* yang memasok kebutuhan industri dan jasa pariwisata.
o Pariwisata penting untuk perekonomian baik negara kaya maupun negara miskin. Sektor pariwisata merupakan penyumbang terbesar terhadap GDP dunia sebesar US $ 5.7 Tn (9%)* tahun 2010 diatas sektor otomotif, minyak dan gas, industri kimia.
o Sektor pariwisata dapat mendorong pemerintah daerah membangun dan memelihara infrastruktur (jalan, air minum, sanitasi, listrik, telepon, dan jaringan transportasi umum) yang dapat meningkatkan quality of life masyarakat lokal. * Sumber : World Travel & Tourism Council, Travel & Tourism Economic Impact, 2011
Slide-5
TOURISM IS A GROWING INDUSTRY
Arrivals (Millions)
Arrivals (millions)
Receipts ($ billions)
900 800
800
700 600
600
500 400
400
700 500 300
300 200
200 100
100 0
0 1950
•
•
Receipts ($ billions)
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
1960
1970
1980
1990
2000
2006
Pertumbuhan kedatangan turis internasional di dunia 1950 - 2010 rata-rata per tahun 6.5% dari 25 juta menjadi 934 juta turis, dan pada tahun 2021 menjadi 1,3 milliar turis. Pada periode yang sama, belanja wisatawan internasional tumbuh dari US $ 2 milliar menjadi US $ 1,1 trilliun (rata-rata US$ 3 milliar per hari). Pada tahun 2021 menjadi US $ 1,9 trilliun (rata-rata US$ 5 milliar per hari).
Sumber : World Travel & Tourism Council, Travel & Tourism Economic Impact, 2011
Slide-6
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
TOP 15 * NON-ASIAN COUNTRIES’ VS. ASIA’S SHARE OF GLOBAL INTERNATIONAL ARRIVALS (2002 - 2011) Note: the top four countries (France, Spain, U.S, and Italy) represented 31% of world visitors in 2002. Top 15 Non-Asian Countries
17%
China + Hong Kong + Malaysia + Thailand
10% * The top market share trend line includes the top 19 world destination countries excluding China (ranked 5), Hong Kong (ranked 12), Malaysia (ranked 15), and Thailand (ranked 18). The 4 Asian countries’ market share is forecasted to grow from 11.4% in 2002 to 16.2% in 2011, depicted in the lower trend line. Sources:
Office of Travel & Tourism Industries, International Trade Administration, U.S. Department of Commerce; Global Insight, Inc.
Terjadi pergeseran negara tujuan wisata internasional dari negara maju (antara lain: Perancis, Spanyol, Amerika Serikat, dan Italia) ke negara-negara di Asia (Cina, Hongkong, Malaysia, Thailand) Pergeseran ini bisa merupakan peluang besar bagi pengembangan pariwisata Indonesia Slide-7
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
BAGAIMANA DENGAN PERKEMBANGAN PARIWISATA INDONESIA?
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
PERINGKAT DAYA SAING PARIWISATA INDONESIA MASIH RENDAH
Indonesia memiliki objek wisata dan budaya yang lebih beragam tetapi dg peringkat daya saing lebih rendah dibanding Malaysia, Thailand dan Brunei. Slide-9
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
PENYEBAB RENDAHNYA DAYA SAING PARIWISATA INDONESIA
Daya saing Indonesia untuk sektor pariwisata masih rendah karena: 1. Dukungan Regulasi (regulasi yang belum kondusif, proteksi terhadap lingkungan, kebersihan) 2. Kepastian usaha dan dukungan infrastruktur terbatas (bandara, transportasi darat, pariwisata dan ICT) 3. Dukungan terbatas dari SDM, Budaya, dan SDA (SDM dan affinity for travel & tourism) Slide-10
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
KOTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA TERHADAP GDP
Kontribusi sektor pariwisata thd GDP Indonesia berada di peringkat 94 (dari 181 negara) berada di bawah rata-rata dunia dan Kamboja, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam Word Travel and Tourism Council, 2011 Slide-11
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
KONTRIBUSI PARIWISATA DALAM PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA DAN INVESTASI MASIH RENDAH
Share sektor pariwisata dalam penciptaan lapangan kerja di Indonesia berada di peringkat 108 (181) dan berada di bawah Kamboja, Malaysia, Thailand, dan Filipina Share sektor pariwisata dalam penciptaan investasi di Indonesia berada di peringkat 107(181) berada di bawah Kamboja, Malaysia, Thailand, Vietnam dan Filipina
Word Travel and Tourism Council, 2011 Slide-12
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
PERMASALAHAN DAN TANTANGAN YANG PERLU DIATASI (1) PERMASALAHAN
TANTANGAN
Pariwisata Indonesia belum dapat bersaing di tingkat global. Peringkat daya saing pariwisata nasional berada di posisi 74 berdasarkan WEF (World Economic Forum).
Meningkatkan kesiapan tujuan pariwisata nasional agar mampu bersaing di pasar global dan memenuhi kebutuhan wisatawan, dengan tetap memperhatikan prinsip pembangunan pariwisata berkelanjutan
Iklim investasi yang belum kondusif di bidang pariwisata dalam rangka meningkatkan investasi di bidang pariwisata di Indonesia
Meningkatkan iklim investasi yang kondusif di bidang pariwisata dalam rangka meningkatkan investasi di bidang pariwisata di Indonesia
Kondisi saat ini menunjukkan bahwa jumlah, Pembangunan SDM pariwisata untuk jenis, dan kualitas SDM di bidang pariwisata meningkatkan kualitas dan kuantitas serta masih terbatas. profesionalisme SDM pariwisata berbasis kompetensi dan berstandar internasional. Slide-13
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
PERMASALAHAN DAN TANTANGAN YANG PERLU DIATASI (2) PERMASALAHAN
TANTANGAN
Ketersediaan sarana ICTs, seperti internet, saluran telepon, broadband, untuk mendukung aktivitas online para wisatawan belum memadai baik untuk pemasaran pariwisata maupun memenuhi kebutuhan wisatawan dalam mendapatkan informasi kepariwisataan
Meningkatkan kemampuan dalam memanfaatkan kemajuan ICT untuk pemasaran pariwisata, pengembangan tujuan pariwisata, strategi pengembangan e-business dan e-marketing untuk menjangkau pasar yang jauh lebih luas dan tanpa batas
Kerjasama antara pemerintah dan swasta dalam pengembangan pariwisata belum optimal
Meningkatkan kerja sama dan kemitraan yang efektif dan efisien antara pemerintah, swasta, dan masyarakat.
Dukungan infrastruktur dalam pengembangan pariwisata masih sangat terbatas
Memperkuat konektivitas nasional, salah satunya untuk mendukung pengembangan pariwisata nasional Slide-14
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
TUJUAN PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN Kepariwisataan dikembangkan untuk: Meningkatkan pertumbuhan ekonomi Meningkatkan kesejahteraan rakyat Menghapus kemiskinan Mengatasi pengangguran Melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya Memajukan kebudayaan Mengangkat citra bangsa Memupuk rasa cinta tanah air Memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa, dan Mempererat persahabatan antar bangsa Sumber: Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Slide-16
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
SASARAN PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN
o Meningkatnya jumlah wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara sebesar 20 persen secara bertahap selama 2010 – 2014; o Meningkatnya kontribusi pariwisata terhadap penyerapan tenaga kerja nasional dari 7,70 juta orang pada tahun 2010 menjadi sebesar 9,20 juta orang pada tahun 2014; o Meningkatnya kontribusi pariwisata terhadap penerimaan PDB dari 4,80 persen pada tahun 2010 menjadi sebesar 5,25 persen pada tahun 2014;
o Meningkatnya nilai investasi di bidang pariwisata dari sebesar 5,19 persen pada tahun 2010 menjadi sebesar 6,43 persen pada tahun 2014; o Meningkatnya perolehan devisa dari USD 6,75 miliar pada tahun 2010 menjadi USD 8,95 miliar pada tahun 2014 yang diperoleh dari jumlah kunjungan wisatawan asing; dan o Meningkatnya pengeluaran wisatawan nusantara dari Rp.138,00 triliun pada tahun 2010 menjadi sebesar Rp. 207,00 triliun pada tahun 2014. Sumber: RPJMN 2009 - 2014
Slide-17
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
STRATEGI PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN
Pendekatan Pembangunan Pariwisata Pembangunan pariwisata bersifat lintas sektor dan lintas daerah, sehingga harus dilakukan dengan pendekatan: o Pengarusutamaan (mainstreaming) di sektor-sektor dan daerah terkait. o Dengan koordinasi dan sinergi: – Antarsumber pembiayaan
– Antara pusat dan daerah – Antarbidang pembangunan – Antardaerah
Slide-18
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
STRATEGI PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN
o Mengembangkan industri pariwisata dengan menciptakan iklim yang kondusif bagi pertumbuhan investasi dan peluang usaha; o Mengembangkan destinasi pariwisata dengan mendorong perbaikan dan peningkatan kualitas jaringan prasarana dan sarana pendukung pariwisata; o Mengembangkan pemasaran dan promosi pariwisata dengan meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara sebesar 20 (dua puluh) persen secara bertahap dalam 5 (lima) tahun (2010 – 2014) dan mempromosikan ke-10 (sepuluh) tujuan pariwisata Indonesia; dan o Meningkatkan kapasitas pemerintah dan pemangku kepentingan pariwisata lokal untuk mencapai tingkat mutu pelayanan dan hospitality management yang kompetitif. Sumber: RPJMN 2009 - 2014 Slide-19
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
UPAYA-UPAYA PERCEPATAN PEMBANGUNAN PARIWISATA DAERAH
Pengembangan Industri Pariwisata 1.
2.
Pengembangan Usaha, Industri, dan Investasi Pariwisata; dan Pengembangan Standardisasi Pariwisata.
Pengembangan Tujuan Pariwisata 1. 2. 3. 4.
Pengembangan Daya Tarik Pariwisata; Pemberdayaan Masyarakat di Tujuan Pariwisata; Peningkatan PNPM Mandiri Bidang Pariwisata; dan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis.
Pengembangan Pemasaran dan Promosi Pariwisata 1. 2. 3. 4. 5.
Peningkatan Promosi Pariwisata Dalam dan Luar Negeri; Pengembangan Informasi Pasar Pariwisata; Peningkatan Publikasi Pariwisata; Peningkatan Pertemuan, Perjalanan Insentif, Konferensi, dan Pameran (Meeting, Incentive Travel, Conference, and Exhibition/MICE); dan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis
Pengembangan Sumber Daya Pariwisata 1. 2. 3.
Pengembangan SDM Kebudayaan dan Pariwisata; Penelitian dan Pengembangan Bidang Kepariwisataan; dan Pengembangan Pendidikan Tinggi Bidang Pariwisata. Slide-20
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
KORIDOR EKONOMI BALI-NUSA TENGGARA SEBAGAI PINTU GERBANG PARIWISATA NASIONAL
Slide-21
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Pengembangan Koridor Ekonomi Bali - Nusa Tenggara mempunyai tema Pintu Gerbang Pariwisata dan Pendukung Pangan Nasional. Tema ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di koridor ini.
STRATEGI o Meningkatkan keamanan di dalam Koridor Bali - Nusa Tenggara, antara lain melalui penerapan sistem keamanan yang ketat; o Melakukan pemasaran dan promosi yang lebih fokus dengan target pasar yang lebih jelas. Strategi pemasaran untuk setiap negara asal wisatawan perlu disesuaikan dengan menerapkan tema ”Wonderful Indonesia, Wonderful Nature, Wonderful Culture, Wonderful People, Wonderful Culinary, dan Wonderful Price”. Kegiatan pemasaran dan promosi ini diharapkan dapat membuat Bali menjadi etalase pariwisata dan meningkatkan citra Bali sebagai tujuan utama pariwisata dunia; Slide-22
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
STRATEGI (2) o Memberdayakan Bali Tourism Board untuk mengkoordinasikan usaha pemasaran dan promosi Bali; o Meningkatkan pengembangan destinasi pariwisata di Wilayah Bali Utara dalam rangka meningkatkan kualitas daya dukung lingkungan dan lama tinggal wisatawan; o Meningkatkan destinasi pariwisata di luar Bali (Bali and Beyond) dengan menjadikan Bali sebagai pintu gerbang utama pariwisata Indonesia seperti wisata pantai (Bali, Lombok, NTT), wisata budaya (Bali), wisata pegunungan (Jatim, Bali, Lombok), dan wisata satwa langka (Pulau Komodo). Kunci sukses dari strategi ini adalah dengan pengadaan akses seperti peningkatan rute penerbangan ke daerah-daerah pariwisata di sekitar Bali, yang disertai pemasaran yang kuat dan terarah; Slide-23
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
STRATEGI (3) o Meningkatkan kualitas dan kenyamanan tinggal para wisatawan dengan meningkatkan sarana dan prasarana seperti ketersediaan air bersih, listrik dan transportasi serta komunikasi; o Meningkatkan pemberdayaan masyarakat lokal terutama SDM pariwisata di NTB dan NTT, serta mengembangkan gerakan sadar wisata khususnya di wilayah Nusa Tenggara.
Slide-24
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
REGULASI DAN KEBIJAKAN o Dalam rangka melaksanakan strategi umum tersebut, diperlukan dukungan regulasi dan kebijakan berikut: 1) Kemudahan perluasan pemberian Visa Entry, Visa On Arrival dan Visa On Board bagi wisatawan mancanegara serta perpanjangan visa bagi pengguna kapal layar yacht asing; 2) Pengembangan standar pembangunan terminal cruise dan marina sekaligus sebagai port of entry; 3) Mempermudah pemberlakuan CAIT (Clearance Approval for Indonesian Territory) bagi wisatawan asing pengguna kapal layar yacht; 4) Mengurangi/menghilangkan biaya impor sementara bagi pelaku asing wisata bahari (kapal layar yacht) yang masuk ke dalam wilayah perairan Indonesia; 5) Meninjau kembali RTRW Bali, NTB dan NTT untuk mendukung rencana pengembangan pariwisata di Bali; 6) Penyusunan Standard Operating Procedure (SOP) percepatan perizinan dan penyediaan Pelayanan Terpadu Satu Atap untuk semua perizinan untuk pengembangan kawasan wisata. Slide-25
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
KONEKTIVITAS (INFRASTRUKTUR) o Selain hal di atas, pemenuhan kebutuhan infrastruktur dalam rangka peningkatan konektivitas untuk mendukung pengembangan kegiatan ekonomi utama pariwisata, dilakukan melalui: 1) Peningkatan kapasitas dan pelayanan bandar udara, seperti pengembangan bandar udara di Lombok yang dapat diberdayakan sebagai “matahari kembar” selain Bandara Ngurah Rai (untuk membagi beban lalu lintas penumpang yang ada di koridor ekonomi ini, karena jumlah pengunjung yang akan masuk ke koridor ini diproyeksikan akan melebihi kapasitas Bandar Udara Ngurah Rai pada tahun 2020); 2) Peningkatan kapasitas dan pembangunan infrastruktur jalan, seperti rencana pembangunan Jalan Tol Nusa Dua - Benoa; 3) Peningkatan akses jalan perlu ditingkatkan untuk menghubungkan daerah-daerah pariwisata di luar Bali bagian selatan dan di dalam wilayah NTB dan NTT; 4) Pembangunan Kereta Api Wisata Lingkar Bali (dalam rencana jangka panjang); 5) Peningkatan pelabuhan dan marina yang telah ada agar memenuhi standar (seperti kapal cruise dan kapal layar yacht); 6) Pembangunan pembangkit listrik baru yang dapat meningkatkan ketersediaan listrik bagi Bali dan Nusa Tenggara. Slide-26
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
SARAN BAGI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI DAERAH
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
MINIMALKAN DAMPAK NEGATIF EKONOMI INDUSTRI PARIWISATA: LEAKAGE (BOCOR KE LUAR NEGERI)
Dua jenis leakage: 1. Import leakage: Biasanya ini terjadi ketika turis asing menuntut pelayanan standar internasional untuk memenuhi kebutuhan peralatan, makanan, dan produk lain yang tidak bisa disuplai/disediakan oleh negara tujuan (terutama di negara sedang berkembang Contoh: bahan makanan dan minuman termasuk buah-buahan dan sayur-sayuran harus di impor. 2. Export Leakage: investor asing (Trans National Companies /TNC’s) yang membangun dan memiliki resort dan hotel dan mengambil keuntungannya untuk di kirim ke negaranya. Contoh: Di Thailand 70 % pendapatan yang diperoleh wisatawan asing dikirim ke luar Thailand. Di negara-negara lain hal yang sama juga terjadi termasuk di Indonesia dengan range antara 40% (India) sampai 80 % (Caribbean). Untuk menghindari import leakage: Upayakan meningkatkan kualitas dan kuantitas supply kebutuhan pokok yang memenuhi standar internasional bagi pengembangan pariwisata dari dalam negeri Untuk menghindari export leakage: Mendorong dunia usaha lokal/domestik agar tertarik untuk berinvestasi pada usaha di bidang pariwisata (resort, hotel, dsb) Slide-28
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
HAL-HAL LAIN YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH (1) POSITIF
• Meningkatkan pendapatan ekonomi daerah • Meningkatkan pendapatan industri pendukung sektor pariwisata, misalnya pertanian (diversifikasi ekonomi) Dampak Ekonomi
• Pengembangan infrastruktur pariwisata membantu untuk merangsang perdagangan lokal dan industri
NEGATIF
• Keuntungan yang diperoleh dari sektor pariwisata lebih banyak dinikmati oleh perusahaan-perusahaan penyedia wisata besar dibandingkan yang diterima oleh masyarakat lokal/daerah. • Meningkatkan inflasi nilai tanah dan harga barang lokal dan layanan
• Menghasilkan devisa • Meningkatkan GDP • Menciptakan lapangan pekerjaan di daerah. • Menciptakan dan memperkenalkan citra/image daerah wisata ke seluruh dunia • Sebagian Pendapatan dari sektor pariwisata dapat diinvestasikan kembali dalam melindungi lingkungan.
Dampak Lingkungan • Dapat mendukung perlindungan dan peningkatan kualitas lingkungan
• Transportasi untuk kegiatan pariwisata dapat memberikan kontribusi terhadap pemanasan global • Pariwisata dapat meningkatkan sampah dan polusi • Degradasi lingkungan fisik alam Slide-29
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
HAL-HAL LAIN YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH (2) POSITIF
• Banyaknya lapangan kerja yang tercipta dapat menyebabkan tenaga kerja produktif bertahan di daerah tersebut Dampak Sosial
• Perbaikan jalan, infrastruktur dan komunikasi memberikan keuntungan kepada masyarakat setempat. • Pendapatan dari sektor pariwisata dapat diinvestasikan kembali pada proyek-proyek komunitas • Memfasilitasi proses modernisasi di daerah
NEGATIF
• Pekerjaan yang tersedia di sektor pariwisata untuk penduduk lokal sering dibayar rendah dan musiman. • Kemacetan lalu lintas yang disebabkan oleh wisatawan dapat menciptakan ketidaknyamanan kepada masyarakat lokal • Menciptakan masalah sosial dari perbedaan pendapatan, perbedaan sosial, prostitusi, perjudian, kejahatan, dan sebagainya • Dapat menimbulkan degradasi sosial budaya masyarakat
Memaksimalkan dampak positif dan meminimalkan dampak negatif pengembangan pariwisata daerah. Slide-30
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS