ANALISIS TERHADAP MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMAN11 TANGERANG SELATAN Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)
Oleh: NAHROWI NIM: 208011000062
JURUSAN PENDIDIKAN AGAM ISLAM FAKUSTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013 M / 1434 H
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur penulis hanturkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat, hidayah serta inayahnya Nya.penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul ”ANALISIS MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMAN 11 TANGERANG SELATAN”. Tujuan dalam pembuatan skripsi ini adalah merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa yang akan menempuh ujian akhir Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah. Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini dengan rendah hati disertai rasa tulus yang mendalam dan ikhlas penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Dra. Nurlena Rifa’i, MA. Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak. Bahrissalim, M.Ag., selaku Kepala Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak. Sapiuddin Siddiq, M.Ag., selaku Sekretaris dan penguji Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bapak. Drs. Masan AF, M.Pd, selaku dosen penguji Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Bapak. Ahmad Irfan Mufid, MA., selaku dosen pembimbing yang senantiasa memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis.
iii
6. Para dosen dan seluruh staf, yang telah banyak memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis selama mengikuti kegiatan kuliah di Fakultas Ilmu Tarbiyahdan
Keguruan
Universitas
Islam
Negeri
(UIN)
Syarif
Hidayatullah Jakarta. 7. Bapak. Rodani., selaku Kepala SMAN 11 Tangerang Selatan beserta seluruh staf dan karyawan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian skripsi serta banyak membantu dalam memberikan data kepada penulis. 8. Ayah (alm) dan Ibunda tercinta yang tidak pernah bosan memberikan semangat dan bantuan baik moril maupun materil secara tulus dan ikhlas sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dan kuliah di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 9. Kakak tercinta Atikah , yang selalu memberikan motivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 10. Sahabat-sahabat tercinta kebaikan kalian takkan pernah penulis lupakan. 11. Rekan-Rekan Mahasiswa
Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Akhir kata penulis hanya berdo’a semoga mereka semua diberikan balasan yang setimpal oleh Allah SWT dan selalu sukses dalam cita-citanya, dan harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya. Jakarta, September 2013
Penulis
iii
iii
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN
i
LEMBAR PERSETUJUAN/PENGESAHAN
ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
iii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI
iv
ABSTRAK
v
KATA PENGANTAR
vi
DAFTAR ISI
viii
DAFTAR TABEL
x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1
B. Identifikasi Masalah
7
C. Pebatasan Masalah
7
D. Perumusan Masalah
7
E. Tujuan Penelitian
7
F. Manfaat penelitian
7
BAB II DESKRIFSI TEORI DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Teoritis
9
a. Motivasi
9
1. Pengertian Motivasi
9
2. Teori-teori Motivasi
10
3. Jenis-jenis Motivasi
11
4. Prinsip Motivasi
12
5. Fungsi Motivasi dalam Belajar
12
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi
13
x
7. Cara Memotivasi Siswa b. Belajar
13 14
1. Pengertian Belajar
14
2. Teori Belajar
15
3. Tujuan Belajar
16
4. Prinsip-Prinsip Belajar
16
5. Metode-Metode Belajar
17
6. Masalah-Masalah Belajar Internal dan Eksternal
18
c. Pendidikan Agama Islam
19
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
19
2. Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam
22
3. Fungsi Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam
24
4. Tujuan Pendidikan Agama Islam
24
5. Pentingnya Pendidikan Agama Islam bagi Peserta Didik
25
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
26
C. Kerangka Berpikir
27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian
29
B. Metode Penelitian
29
C. Populasi dan Sampel
29
D. Tehnik dan Pengumpulan Data
30
E. Instrumen Penelitian
31
F. Tehnik Pengolahan Data
32
G. Tehnik Analisis Data
33
x
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum Sman 11 tangerang selatan
36
1. Latar Belakang Berdirinya SMAN 11 Tangerang Selatan
36
2. Visi dan Misi
37
3. Tujuan Sekolah
38
4. Identitas Kepala Sekolah
39
5. Daftar Nama Tenaga Pendidik
40
6. Peserta Didik
43
7. Keadaan Sarana dan Prasarana
46
8. Kurikulum dan Kegiatan Pembelajaran
47
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan
52
C. Interpretasi Data
70
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
76
B. Saran
77
DAFTAR PUSTAKA
78
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 2.1 Bagan Kerangka Berpikir
27
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Indikator, dan Kisi-Kisi Instrumen Motivasi Belajar Siswa
31
Tabel 3.2
Kriteria penskoran Linkert
32
Tabel 3.3
Kriteria Analisis Deskriptif Persentase
35
Tabel 4.1
Daftar Nama Tenaga Pendidik
40
Tabel 4.2
Daftar tenaga kependidikan
42
Tabel 4.3
Keadaan Siswa
44
Tabel 4.4
Keadaan Siswa yang Mengulang
45
Tabel 4.5
Keadaan Sarana dan Prasarana
46
Tabel 4.6
Keadaan Sarana dan Prasarana Penunjang
46
Tabel 4.7
Kelas X
48
Tabel 4.8
Kelas XI dan XII IPA/IPS
50
Tabel 4.9
Saya sangat perlu belajar PAI karena bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari
52
Tabel 4.10
Saya akan merasa bangga jika nilai PAI saya yang bagus
53
Tabel 4.11
Saya belajar PAI dahulu sebelum pelajaran PAI dimulai
53
Tabel 4.12
Saya yakin memperoleh nilai PAI yang bagus jika saya rajin belajar 54
Tabel 4.13
Saya mengerjakan tugas yang diberikan guru sesegera mungkin
Tabel 4.14
Saya akan banyak membaca dan berlatih mengerjakan soal, demi mendapat nilai PAI yang memuaskan
Tabel 4.15
54
55
Saya selalu mengerjakan tugas tepat waktu dan dikerjakan di rumah 55
Tabel 4.16
Dengan pengetahuan PAI yang saya miliki, saya lebih memahami belajar PAI
Tabel 4.17
56
Setiap pelajaran PAI berlangsung, saya malas mengikuti pelajaran 56
xii
Tabel 4.18
Saya tidak yakin akan memperoleh nilai PAI karena saya merasa sulit dalam mempelajarinya
57
Tabel 4.19
Saya ingin nilai PAI saya bagus, tapi saya malas belajar
57
Tabel 4.20
Materi-materi pelajaran PAI yang diajarkan merasa membosankan
58
Tabel 4.21
Saya mudah menyerah apabila menghadapi sosl-soal yang tidak dapat saya kerjakan
Tabel 4.22
Saya selalu melihat tugas teman, jika ada tugas PAI yang diberikan guru
Tabel 4.23
60
Saya tidak ingin memperoleh nilai PAI yang terlalu tinggi karena bagi saya itu sia-sia
Tabel 4.27
60
Saya tidak akan merasa bangga, meskipun memperoleh nilai PAI yang bagus
Tabel 4.26
59
Dengan mengerjakan latihan soal-soal, saya lebih mengerti materi PAI yang diajarkan
Tabel 4.25
59
Saya selalu memperhatiakan masalah-masalah yang ada kaitannya dengan pelajaran PAI
Tabel 4.24
58
61
Saya merasa tidak tertuntut tanggung jawab terhadap tugas PAI yang diberikan guru
61
Tabel 4.28
Saya tidak pernah belajar PAI di rumah
62
Tabel 4.29
Saya merasa ragu dengan nilai yang akan diperoleh dalam pelajaran PAI
62
Tabel 4.30
Saya akan merasa puas jika berhasil mengerjakan soal-soal
63
Tabel 4.31
Saya selalu menyerahkan tugas kepada teman yang lebih rajin
63
Tabel 4.32
Saya tidak perlu belajar PAI karena tidak bermanfa’at bagi kehidupan sehari-hari
Tabel 4.33
Saya akan selalu belajar lebih giat lagi agar saya memperoleh nilai PAI yang memuaskan
Tabel 4.34
Tabel 4.35
64
64
Latihan soal-soal PAI yang saya kerjakan, terasa menyulitkan dan membosankan
65
Saya tidak merasa bangga jika pengetahuan PAI saya bagus
65
xii
Tabel 4.36
Saya akan merasa senang jika mendapat nilai atas tugas yang saya kerjakan dengan baik
Tabel 4.37
66
saya yakin akan mendapat nilai PAI yang bagus jika saya banyak membaca dan memahami
66
Tabel 4.38
Saya akan merasa bangga jika pengetahuan PAI saya bertambah
67
Tabel 4.39
saya selalu mengerjakan tugas agama Islam yang diberikan guru
67
Tabel 4.40
Saya tidak senang, jika guru memberikan tugas agama Islam
68
Tabel 4.41
Saya rajin mengerjakan soal-soal latihan materi agama Islam
68
Tabel 4.42
Dengan pengtahuan agam Islam yang saya miliki, saya merasa lebih baik untuk membaca buku-buku agama Islam
Tabel 4.43
69
Saya tidak sesegera mungkin mengerjakan tugas agama Islam yang diberikan guru karena saya malas mengerjakannya
69
Tabel 4.44
Skor Jawaban Responden dan Persentasi Butir
71
Tabel 4.45
Kriteria Motivasi Indikator
45
xii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul, Analisis Motivasi Pembelajaran Siswa terhadap Pendidikan Agama Islam di SMAN 11 Tangerang Selatan disusun oleh Nahrowi, NIM.208011000062, Jurusan pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, 23 April 2013
Yang mengesahkan,
xii
Pembimbing
Ahmad Irfan Mufid, MA NIP. 19740318 200312 1002
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini pendidikan agama dijadikan jalan khusus untuk mencapai tujuan pendidikan agar dapat membentuk manusia yang berkepribadian muslim yaitu agar mempunyai moral dan mental yang sesuai dengan ajaran Islam, membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, dan dapat menyelaraskan antara kehidupan dunia dan akhirat dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional berbunyi: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.1 “Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, ajaran agama Islam, dibarengi untuk menghormati agama lain dalam
1
Undang-Undang RI No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Fokusmedia, 2003), h. 6-7.
2
hubungannya dalam kerukunan antar umat beragama hingga terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa”.2 Pendidikan Islam merupakan amanat yang harus dikenalkan oleh suatu generasi ke generasi berikutnya, terutama dari orang tua atau pendidik kepada anak-anak dan murid-muridnya. Dan kecelakaanlah yang akan menimpa orang yang menghianati pendidikan agama Islam 3. Untuk itu pendidikan agama Islam adalah dasar yang harus diperkenalkan kepada anak-anak sebelum anak tersebut belajar yang lainya. Manusia merupakan mahluk yang paling tinggi dan paling mulia yang diciptakan oleh Allah SWT untuk menjadi khalifah di muka bumi ini, sebagai firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Isra ayat 70:
Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baikbaik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. (Q.S. Al-Isra :70)4 Demikian pula, Agama Islam adalah agama yang universal, yang mengajarkan kepada umat manusia mengenai berbagai aspek kehidupan, baik duniawi maupun ukhrawi. Salah satu di antara ajaran Islam tersebut adalah, mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan pendidikan. Karena menurut ajaran Islam, pendidikan adalah juga merupakan kebutuhan hidup manusia yang mutlak yang harus dipenuhi, demi mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.
2
Abdul Majid, Diyan Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kopetensi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 3, h. 130. 3 Abdurrahman An-Nawawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan Masyarakat (Jakarta: Gema Insani Pers, 1995), Cet. 1, h.26. 4 Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2008) Cet. 4, h. 88.
3
Dengan pendidikan itu pula manusia akan mendapatkan berbagai macam ilmu pengetahuan untuk bekal dan kehidupannya. Lebih-lebih Islam adalah merupakan agama ilmu dan agama akal. Karena Islam selalu mendorong umatnya untuk mempergunakan akal dan menuntut ilmu pengetahuan, agar dengan demikian mereka bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah, dapat menyelami hakikat alam, dapat menganalisa segala pengalaman yang dialami oleh umat-umat yang telah lalu dengan pandangan ahli-ahli filsafat yang menyebutkan manusia mahluk Homo Sapien, yaitu segala mahluk yang mempunyai kemampuan untuk berilmu pengetehuan, dan dengan dasar itu manusia ingin selalu mengetahuai dengan apa yang ada di sekitarnya. Bertolak dari itu pula manusia dapat dididik dan diajar. Apabila kita memperhatikan ayat-ayat yang pertama kali diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad, maka nyatalah bahwa Allah telah menekankan perlunya belajar baca tulis dan belajar ilmu pengetahuan. Firman Alllah dalam surat Al-Alaq ayat 1-5.
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, (1) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.(2) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, (3) Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, (4) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (5)5 Islam di samping menekankan kepada umatnya untuk belajar juga menyuruh umatnya untuk mengajarkan ilmu kepada orang lain. Jadi Islam mewajibkan umatnya belajar dan mengajar. Surat At-Taubah ayat 122.
5
Muzayyin Arifin, Ibid., h. 98.
4
Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. (122)6 Dalam hal belajar menuntut ilmu, Islam tidak membedakan laki-laki dan perempuan, sebagai sabda Nabi Muhammad SAW: ()واه ابن عبد الرب.
ِ ُّل َى ك َل ٌ ع َة ِيض َر ِ ف ْم ِل ْع ُ ال َب َل ط َة ٍ ِم ْل ُس َ م ٍ و ِم ْل ُس م
“Menuntut ilmu pengetahuan itu adalah kewajiban bagi setiap muslim pria dan awanita.” (HR. Ibnu Abdil Bar). Tanpa ada perbedaan, Agama Islam menganjurkan setiap laki-laki belajar serta menggunakan ilmu yang di milikinya serta berjihad untuk menyebarkan ilmu tersebut. Islam tidak saja mencukupkan pada anjuran supaya belajar, bahkan menghendaki supaya seseorang itu terus melakukan pembahasan.7 “Belajar adalah perubahan tingkah laku berkat latihan dan pengalaman. Belajar yang dilakukan manusia merupakan bagian dari hidupnya, berlangsung seumur hidup, kapan saja, dan di mana saja, baik di sekolah, di kelas, di jalanan dalam waktu yang tak dapat di tentukan sebelumnya”.8 “Manusia tidak hanya mempelajari bahasa, ilmu pengetahuan, profesi maupun keahlian tertentu saja. Sesungguhnya dia juga mempelajari berbagai macam tradisi, etika, moral dan kepribadian, oleh karena itu, belajar memiliki peran penting dalam kehidupan manusia”.9 “Sikap minat dan motivasi merupakan faktor internal psikologis yang sangat berperan dalam proses belajar. Seseorang siswa akan mau dan tekun
6
Muzayyin Arifin, Ibid, h. 99. Muhmmad Athiyah Al-Abrasi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, h. 47. 8 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. 8, h. 154. 9 Fadhilah, dkk., Psikologi Pendidikan dalam Persepektif Islam (Jakarta: Pers, 2005) Cet. 1, h. 5. 7
5
belajar atau tidak sangat tergantung pada sikap, minat dan motivasi yang ada pada dirinya”.10 “Tindakan memotivasi akan lebih dapat berhasil jika tujuannya jelas dan disadari oleh yang dimotivasi serta sesuai dengan kebutuhan orang yang dimotivasi. Oleh karena itu, setiap orang yang akan memberikan motivasi harus mengenal dan memahami benar-benar latar belakang kehidupan, kebutuhan, dan kepribadian orang yang akan dimotivasi”.11 “Guru sejak merencanakan kegiatan pembelajaran sudah memikirkan prilakunya terhadap siswa sehingga dapat menarik perhatian dan menimbulkan motivasi siswa dan tidak berhenti pada rencana pembelajaran nya. Sedangkan siswa dituntut selalu aktif mencari, memperoleh, dan mengolah perolehan belajarnya”.12 Bagi seorang guru, tujuan motivasi adalah untuk menggerakan atau memacu para siswanya agar timbul keinginan dan kemauannya untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang di harapkan dan di tetapkan dalam kurikulum sekolah.13 Dalam hal ini guru menempati posisi yang sangat strategis dalam mengembangkan potensi peserta didik. Sebagai pengajar guru seyogyanya membantu perkembangan siswa untuk dapat menerima dan memahami serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk itu guru harus memotivasi siswa agar senantiasa belajar dalam berbagai kesempatan. Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 39 ayat (3) yang berbunyi: “Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat”.
10
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya 2007), Cet. 3, h.
83. 11
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya 2010)
Cet. 24, h. 74. 12
Yatim Riyanto, Paradgma Baru Pembelajaran (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup) Cet. 3, h. 78-79. 13 Ngalim Purwanto, loc cit, h. 73.
6
Ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, jarang sekali seorang guru mengetahui siswanya mempunyai motivasi atau tidak dalam mempelajari mata pelajaran pendidikan agama Islam yang sedang diajarkannya. Sehingga pada saat ujian berlangsung terdapat beberapa siswa yang belum mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan mata pelajaran tersebut. Jika terdapat siswa yang kurang termotivasi belajar maka secara langsung dapat mempengaruhi kepada hasil belajarnya. Pada akhirnya, guru sebagai pendidik berinteraksi dengan peserta didik yang mempunyai potensi beragam. Untuk itu, pembelajaran hendaknya lebih diarahkan pada proses belajar kreatif dengan menggunakan (proses berpikir ke macam-macam arah dan menghasilkan banyak alternatif penyelesaian) maupun proses berpikir konvergen (proses berpikir mencari jawaban tunggal yang paling tepat) dalam kontek ini guru lebih banyak berperan sebagai fasilator dari pada pengarah yang menentukan segala-galanya bagi peserta didik. Sebagai fasilator guru lebih banyak mendorong peserta didik (motivator) untuk mengembangkan inisiatif dalam menjajagi tugas-tugas baru. Guru harus lebih terbuka gagasan peserta didik dan lebih berusaha menghilangkan ketakutan dan kecemasan peserta didik yang menghambat pemikiran dan pemecahan masalah secara kreatif.14 Dari hasil pengamatan di SMAN 11 Tangerang Selatan, di dapatkan hasil bahwa pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang sedang berlangsung, masih banyak siswa yang tidak memperhatikan pelajaran, tidak mencatat materi pelajaran, bahkan ada yang bercanda dan bermain dan sebagainya. Oleh karena itu masalah pokok yang dihadapi mengenai belajar adalah bahwa proses belajar tidak dapat diamati secara langsung dan kesulitan untuk menentukan kepada terjadinya perubahan tingkah laku tersebut setelah dilakukan penilaian. Itulah sebabnya pengotrolan proses belajar dapat dilakukan bila proses belajar tersebut telah direncanakan dan disain sistem belajar secara cermat.
14
Hamzah B. Uno dan Masri Kuadrat, Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran (Bumi Perkasa, 2009). Cet. 2, h. 25-26.
7
Berdasarkan situasi tersebut, dilakukan penelitian untuk mengetahui bagaimanakah motivasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa di SMAN 11 Tangerang Selatan.
B. Identifikasi Masalah Dari hasil pengamatan selama pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang berlangsung di SMAN 11 Tangerang Selatan, didapat identifikasi bahwa : 1. Banyak siswa yang tidak memperhatikan pelajaran PAI 2. Siswa kurang termotivasi dan bermain ketika pelajaran Pendidikan Agama Islam. 3. Sarana dan prasarana yang kurang mendukung C. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini tidak menyimpang dari judul penelitian, maka masalah yang akan diteliti hanya dibatasi pada analisis seberapa besar motivasi belajar Pendidikan Agama Islam. D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang diuraikan di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1.
Seberapa besar motivasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa di SMAN 11 Tangerang Selatan?
E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui motivasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMAN 11Tangerang Selatan. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini di harapkan dapat memberikan hasil yang bermanfaat bagi semua pihak, antara lain :
8
1.
Bagi siswa, memberikan pengalaman tentang pentingnya motivasi belajar terhadap konsep Pendidikan Agama Islam dan senantiasa meningkatkan pengetahuan tentang Pendidika Agama Islam.
2.
Bagi guru, memberikan informasi kepada guru tentang motivasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa sehingga guru senantiasa meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan berbagai metode yang efektifdan relevan.
3.
Bagi sekolah, di peroleh informasi mengenai motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
4.
Bagi
peneliti,
menambah
pengalaman
dan
wawasan
mengenai
pengembangan motivasi belajar siswa dan proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam.
29
BAB II KAJIAN TEORI
A. MOTIVASI 1.
Pengertian Motivasi Motif berasal dari bahasa Latin “movere”, yang berarti menggerakan.1 Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang “mengaktifkan,
menggerakan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan prilaku individu belajar”.2 Kata motivasi diartikan dari kata motivation yang berarti daya batin atau dorongan.3 Dalam kamus besar bahasa indonesia, istilah motivasi (motif) adalah “sebab-sebab yang menjadi dorongan tindakan seseorang; dasar pikiran atau pendapat sesuatu yang menjadi pokok”.4 “Motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya perilaku seseorang kearah suatu tujuan tertentu. Motivasi berkaitan dengan
1
Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), Cet. 1, h. 49. 2 Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), h. 80 3 Jhon M Echol dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia, 2005), h. 386. 4 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Phoenik, 2007), h.588.
29
dengan apa yang di inginkan manusia (tujuan), mengapa ia menginginkan hal tersebut (motif), dan bagaimana ia mencapai tujuan tersebut (proses)”.5 Berdasarkan beberapa pengertian mengenai motivasi yang telah dikutip dari beberapa sumber di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu dorongan atau usaha yang menggerakan, mengarah dan menjaga tingkah laku seseorang untuk melakukan sesuatu tindakan dengan tujuan dan arah tertentu.
2.
Teori-Teori Motivasi a) Teori Hedonisme Hedonisme suatu aliran dalam filsafat yang memandang dalam tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenangan (hedone) yang bersifat duniawi. b) Teori Naluri Pada dasarnya manusia memiliki tiga dorongan hawa nafsu pokok disebut juga naluri yaitu: 1.
Dorongan nafsu (naluri) mempertahankan diri
2.
Dorongan nafsu (naluri) mengembangkan diri
3.
Dorongan nafsu (naluri) mengembangkan / mempertahankan jenis
Menurut teori ini, untuk memotivasi seseorang harus berdasarkan naluri mana yang akan dituju dan perlu dikembangkan c) Teori Reaksi yang dipelajari Teori ini memandang bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak berdasarkan naluri-naluri, melainkan berdasarkan tingkah laku yang dipelajari dari kebudayaan di tempat tersebut. oleh karena itu di sebut juga dengan teori lingkungan kebudayaan. d) Teori Daya Pendorong Teori daya pendorong merupakan perpaduan dari teori naluri dan teori reaksi yang dipelajari. Daya dorong adalah semacam naluri, tetapi hanya sesuatu dorongan kekuatan luas terhadap suatu arah yang umum. 5
H. E . Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara 2009), h. 195.
29
e) Teori kebutuhan Teori ini beranggapan beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikis.6
3.
Jenis-Jenis Motivasi Motivasi dapat dibedakan menjadi motivasi instristik dan motivasi
ekstrintik : a) Motivasi instriktik adalah motivasi yang berasal dari dalam individu tanpa adanya rangsangan dari luar. b) Motivasi ekstrintik adalah motivasi yang berasal dari luar misalnya pemberian pujian, pemberian nilai sampai pada pemberian hadiah dan faktor-faktor eksternal yang memiliki daya dorong motivasional.7 Para ahli mengadakan pembagian jenis-jenis motivasi menurut teorinya masing-masing. Dari teori ini, dapat diajukan tiga pendekatan untuk menentukan jenis-jenis motivasi, yaitu: 1. Pendekatan kebutuhan Abrahahm H. Maslow melihat motivasi dari segi kebutuhan manusia yaitu: a. Kebutuhan pisiologis, kebutuhan primer yang harus dipenuhi dahulu, yang terdiri dari kebutuhan pangan, sandang dan tempat berlindung. b. Kebutuhan keamanan, baik keamanan batin maupun keamanan barang atau benda. c. Kebutuhan pungsional, yang terdiri dari kebutuhan yang diterima orang lain, perasaan dihormati, kebutuhan untuk berprestasi, dan kebutuhan berpartisipasi. d. Kebutuhan berprestise, yaitu kebutuhan yang erat hubungannya dengan status seseorang. 2. Pendekatan fungsional, pendekatan ini berdasarkan pada konsep-konsep motivasi, yaitu: penggerak, harapan dan insentif.
6 7
M . Ngalim Purwanto, Op Cit , h. 74-76. Eveline Siregar dan Hartini Nara, op. cit, h. 50.
29
3. Pendekatan deskriptif, masalah motivasi ditinjau dari pengertian-pengertian deskriptif yang menunjuk pada kejadian-kejadian yang dapat diamati dan hubungan matematik. Masalah motivasi ini dilihat berdasarkan kegunaan dalam rangka mengendalikan tingkah laku manusia.8
4.
Prinsip-Prinsip Motivasi Beberapa prinsif yang ada di dalam motivasi: a) Peserta didik mempunyai prinsip yang berbeda-beda sesuai dengan pengaruh lingkungan internal dan eksternal. b) Pengalaman belajar masa lalu yang sesuai dan dikaitkan dengan pengalaman belajar yang baru akan menumbuh kembangkan motivasi belajar peserta didik. c) Motivasi belajar akan berkembang jika disertai pujian dari pada hukuman. d) Motivasi instrinsik peserta didik dalam belajar akan lebih baik dari pada motivasi ekstrisik, meskipun keduanya saling menguatkan. e) Motivasi belajar yang satu dapat merambah kepada motivasi yang lain. f) Motivasi belajar peserta didik akan berkembang jika disertai dengan tujuan yang jelas.9
5.
Fungsi Motivasi dalam Belajar Motivasi sangat berperan dalam proses belajar dan dengan motivasi itu
pulalah hasil belajar siswa kemungkinan akan terwujud. Siswa yang dalam belajarnya mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun dan berhasil dalam belajarnya. Hal ini disebabkan karena adanya ketiga fungsi motivasi sebagai berikut: a. Pendorong orang untuk berbuat dalam mencapai suatu tujuan. 8
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010), Cet. 10, h. 111-112. 9 Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana, Konsep Srtategi Pembaelajaran (Bandung: PT. Refika Aditama , 2009), Cet. 1, h. 27.
29
b. Penentu arah pembuat yakni kearah yang hendak dicapai c. Penyeleksi perbuatan sehingga perbuatan orang yang mempunyai motivasi senantiasa selektif dan tetap terarah pada tujuan yang ingin dicapainya.10
6.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Ali Imraon (1996) mengemukakan enam unsur atau faktor yang mempengaruhi motivasi dalam proses pembelajaran yaitu : 1. Cita-cita / aspirasi pembelajaran. 2. Kemampuan pembelajaran. 3. Kondisi pembelajaran. 4. Kondisi lingkungan pembelajaran. 5. Unsur-unsur dinamis belajar / pembelajaran. 6. Upaya guru dalam membelajarkan pembelajaran.11
7. Cara Memotivasi Siswa Memotivasi belajar penting artinya dalam proses belajar siswa, karena fungsinya yang mendorong, menggerakan, dan kegiatan belajar. Di bawah beberapa prisif belajar dan motivasi: 1.
Kebermaknaan Siswa akan suka dan termotivasi belajar apabila hal-hal yang dipelajari mengandung makna tertentu baginya.
2.
Modelling Siswa akan suka memperoleh tingkah laku baru bila disaksikan dan ditirunya.
3.
Komunikasi Terbuka Siswa akan suka bila penyajian terstruktur supaya pesan-pesan guru terbuka terhadap pengawasan siswa.
4.
Prasyarat Apa yang dipelajari oleh siswa mungkin merupakan faktor penting yang menentukan berhasil atau gagalnya siswa belajar.
5. 10 11
Novelti
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan,(Jakrta: Pedoman Ilmu Jaya ,1995), h.86. Eveline Siregar dan Hartini Nara, op. cit, 53-53.
29
Siswa akan lebih senang bila perhatiannya ditarik oleh penyajianpenyajian yang baru (novelty) atau masih asing. 6.
Latihan/Praktek yang Aktif dan Bermanfaat Siswa akan lebih senang belajar jika mengambil bagian yang aktif dalam latihan atau praktek untuk mencapai tujuan pengajaran.
7.
Latihan Terbagi Siswa lebih senang jika latihan dibagi-bagi menjadi kurun waktu yang pendek.
8.
Kurangi Secara Sistematik Paksaan Belajar Pada waktu mulai belajar, siswa perlu diberikan paksaan atau pemompaan.
9.
Kondisi yang menyenangkan siswa lebih senang melanjutkan belajarnya jika pengajaran menyenangkan. 12.
Dalam rangka mengupayakan agar motivasi belajar siswa tinggi, seorang guru menurut Winkel (1991) dan Dimyati (1994) hendaknya selalu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1.
2.
3.
Seorang guru hendaknya mampu mengoptimalisasikan penerapan prinsip belajar. Guru pada prinsipnya harus memandang bahwa dengan kehadiran siswa di kelas merupakan suatu motinasi belajar yang datang dari siswa. Guru hendaknya mampu mengoptimalisasikan unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran. Dalam hal belajar seorang siswa terkadang dapat terhambat oleh berbagai permasalahan. Guru mengoptimalisasikan pemanfaatan pengalaman dan kemampuan siswa. 13
B. BELAJAR 1.
Pengertian Belajar “Secara umum belajar merupakan tahapan perubahan secara tingkah
laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif”1.14 12
Oemar Hamalik, op. cit. h. 156-161. Buchari Alma, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru- Karyawan dan Peneliti Pemula (Bandung: Alfabeta, 2011), Cet. 11, h. 202. 13
29
Belajar ialah perubahan prilaku dan pribadi.15 “Belajar merupakan suatu aktifitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas”.16 Hilgari dan bower, dalam buku Theorises of Learning (1975) mengemukakan: Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecendrungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seseorang(misalnya kelelahan, pengaruh obat dan sebagainya).17 Berdasarkan beberapa definisi yang telah di uraikan di atas, secara umum belajar dapat dipahami bahwa belajar merupakan tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.18
2.
Teori Belajar a. Aliran Behavioristik Pandangan tentang belajar menurut aliran tingkah laku adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimuls dan respon (Gredler, 1986: 42). Menurut behaviorisme reaksi yang begitu komplek akan menimbulkan tingkah laku. b. Aliran Kognitif Teori belajar kognitif merupakan suatu teori belajar yang lebih mementingkan proses belajar itu sendiri. Belajar tidak hanya sekedar melibatkan proses berfikiryang sangkat komplek. Menurut teori ini ilmu
14 15
Muhibin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), h. 68. Syaiful Salaga, Konsepdan Makna Pengajaran, (Bandung: Alpabeta, 2010), Cet. 8
h.50. 16
W.S Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta: Media Abadi,2004), h.59. M. Ngalim Purwanto, op. cit, h. 84. 18 Fadhilah dkk, op. cit, h. 63. 17
29
pengetahuan dibangun dalam seorang individu melalui proses interaksi yang berkesinambungan dalam lingkungan dengan lingkungan. c. Aliran Humanistis Proses belajar harus bermuara pada amnesia itu sendiri. Teori ini lebih tertarik pada ide belajar dalam bentuknya yang paling ideal dari pada belajar secara apa adanya, wajar kalau teori ini sangat bersifat elektik. Teori apa pun dapat dimanfaatkan asal tujuan untuk memanusiakan manusia dapat tercapai.19
3. Tujuan Belajar Setiap manusia dimana saja berada tentu melakukan kegiatan belajar. Seorang siswa yang ingin mencapai cita-cita tentunya harus belajar dengan giat, untuk mencapai cita-cita tidak bisa dengan bermalas-malas, tetapi harus rajin, gigih dan tekun belajar. Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan: a. Belajar adalah suatu usaha. Perbuatan yang dilakukan secara sunggunhsungguh, dengan sistematis, mendayagunakan semua potensi yang ada yang dimiliki, baik fisik, mental serta dana, panca indera, otak dan angota tubuh lainya, demikian pula aspek-aspek kejiwaan seperti inteligensi, bakat, motivasi, minat, dan sebagainya. b. Belajar bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri antara
tingkah
laku. c. Belajar bertujuan mengubah dari yang buruk menjadi yang baik. d. Belajar bertujuan mengubah sikap, dari negatif menjadi positif, tidak hormat menjadi hormat, benci menjadi sayang dan sebagainya. e. Belajar bertujuan dapat mengubah ketrampilan. f. Belajar bertujuan menambah pengetahuan dalam berbagai bidang ilmu.20
19 20
Yatim Riyanto, op. cit, h. 6-17. M. Dalyono, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2007) h. 48-50.
29
4.
Prinsip-Prinsip Belajar a. Kematangan Jasmani dan Rohani Salah satu prinsif utama belajar adalah harus mencapai kematangan jasmani dan rohani sesuai dengan tingkatan yang harus dipelajarinya. b. Memiliki Kesiapan Setiap orang yang hendak melakukan kegiatan belajar harus memiliki kesiapan yakni dengan kemampuan yang cukup baik fisik, mental maupun perlengkapan belajar. c. Memahami Tujuan Setiap orang yang belajar harus memahami apa tujuanya, kearah mana tujuan itu dan apa manfaat bagi dirinya. d. Memiliki Kesungguhan orang yang belajar harus memiliki kesungguhan untuk melaksanakanya. e. Ulangan dan Latihan Prinsip yang tak kalah pentingnya adalah ulangan dan latihan.21
5.
Metode-Metode Belajar Belajar merupakan suatu usaha untuk mendapatkan pengetahuan baru,
dengan menggunakan suatu metode tertentu. Untuk melaksanakan suatu metode tersebut Allah telah membekali manusia dengan alat (indera), dimana dengan perangkat tersebut diharapkan kelak mampu menjadi seorang hamba yang pandai bersyukur kepadaNya dengan penuh kesabaran. Menurut Muhammad Toumy al-Syahbany metode mengajar bermakna sebagai kegiatan yang terarah yang dikerjakan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran ciri ciri perkembangan murid-muridnya. Dalam al-Qur’an disebutkan tentang metode belajar pembiasaan, bimbingan dan keteladanan yaitu: 1. Pembiasaan, para pendidik selaku manusia pendahulunya diharapkan memberikan perintah, larangan, etika, akhlak untuk kemudian didengar oleh anak untuk kemudian ia simpan sebagai bekal pada tahap 21
Ibid, h. 48-54.
29
perkembangan
berikutnya.
Pembiasaan
merupakan
suatu
upaya
pengulangan untuk suatu tujuan tertentu. Dari ungkapan tersebut, maka dapat dipahami bahwa penerapan metode pembiasaan diterapkan disemua pendidikan, hampir dipastikan akan lahir generasi-generasi yang memeiliki kepribadian yang mantap. 2. Bimbingan Bimbingan membutuhkan suatu arahan yang lebih dalam yang dilakukan secara intentif terhadap suatu pembiasaan dengan harapan meningkatkan efektivitas materi pembiasaan pada pemahaman peserta didik.
3. Teladan Yaitu suatu upaya untuk membumikan segenap teori yang dipelajari kedalam diri seorang pendidik, yang tadinya hanya berupa goresan tinta atau pikiran menjadi terintegrasi dengan prilaku keseharian. Uraian ini dapat disimpulkan keutamaan ahlak yang dimanifestasikan dalam keteladanan yang baik, adalah faktor yang terpenting dalam upaya yang memberikan pengaruh terhadap hati dan jiwa. 4. Metode nasihat Metode ini dapat membukakan mata anak-anak hakikat sesuatudan mendorongnya menuju situasi yang luhur, menghiasinya dengan akhlak yang mulia serta membekalinya dengan prinsip-prinsip Islam. Oleh karena itu, tidak heran jika banyak ayat Al Qur’an yang mengisyaratkan penggunaan metode ini dalam proses pendidikan. Diantaranay ucapan Lukman kepada anaknya:
ۚ Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah
29
akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.(Q.S Lukman:16. 22 Dengan
demikian,
dapat
dipahami
bahwa
nasihat
hendaknya
disampaikan dengan cara menyentuh hati, itu tidak mudah, akan tetapi, dengan panutan atau keteladanan serta keikhlasan dan berulang-ulang, akhirnya nasihat itu akan dirasakan menyentuh hati pendengarnya.
6.
Masalah-Masalah Belajar Internal dan Eksternal Secara
umum,
kondisi
belajar
internal
dan
eksternal
akan
mempengaruhi belajar, kondisi itu pertama, lingkungan fisik yang ada dalam proses dan di sekitar proses pembelajaran memberi pengaruh bagi proses belajar, kedua, suasana emosional siswa. Suasana emosional siswa akan emberi pengaruh dalam proses pembelajaran siswa. Oleh karena itu belajar sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal yaitu: a. Faktor Internal Faktor internal adalah faktor yang timbul dalam diri siswa baik kondisi jasmani maupun rohani siswa. Adapun faktor internal dibedakan menjadi faktor fisiologis dan psikologis: 4. Faktor fisiologis adalah sesuatu yng kondisi yang berhubungan dengan keadaan jasmani. 5. Faktor psikologis adalah suatu kondisi yang berhubungan dengan keadaan kejiwaan siswa. Faktor psikologis dapat ditinjau dari aspek, intelegensi, dan motivasi. b. Faktor Eksternal Faktor ekternal adalah faktor yang timbul dari luar diri siswa. Fakktor ekternal dibagi menjadi dua macam yaitu: 1. Faktor sosial yaitu lingkungan keluarga, guru dan masyarakat. 2. Faktor non sosial yaitu sarana dan prasarana sekolah, waktu belajar, rumah alam.23 22 23
Fadhilah dkk, op. cit, h. 87-91. Eveline Siregar dan Hartini Nara, op. cit, 172-181.
29
C. PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 1.
Pengertian Pendidikan Agama Islam Sebelum penulis mengemukakan pengertian pendidikan agama Islam
terlebih dahulu penulis akan kemukakan pendidikan agama Islam secara terpisah ditinjau dari segi etimologi dan terminologi. Kata “pendidikan” merupakan kata benda dan kata dasarnya adalah “didik” dan kemudian mendapat awalan “pe” dan akhiran “an”. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia pendidikan artinya “proses pengubahan sikap atau tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan”.24 Menurut
al-Gojali
pendidikan merupakan
“ibadah dan upaya
peningkatan kualitas diri. Pendidikan yang baik merupakan jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mendapat kebahagiaan dunia-akhirat”.25 Mortimer J, Adler pendidikan yaitu: “Proses dengan mana semua kemampuan manusia bakat dan kemampuan yang diperoleh) yang dapat dipengaruhi oleh pembiasaan, disempurnakan dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik melalui sarana yang secara artistik dibuat dan dipakai oleh siapapun untuk membantu orang lain atau dirinya sendiri mencapai tujuan yang ditetapkan, yaitu kebiasaan yang baik”.26 Sedangkan menurut M. Ngalim Purwanto merumuskan pendidikan adalah
“sebagai
suatu
usaha
orng
dewasa
untuk
membimbing
dan
mengembangkan kepribadian serta kemampuan dasar anak didik, baik dalam bentuk formal dan non formal”.27
24
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia , (Jakarta : Balai Pustaka, 1990), h.
25
Samsul Nizar, Fillsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), Cet. 1, h.
26
Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara 2010), Cet.
27
M. Ngalim Purwanto, Ilmu Teoritis dan Praktis,(Bandung: Remaja Rosda Karya
2004. 87. 5, h. 13. 1992), h. 195.
29
Menurut Hasan Langgulung, pendidikan dalam arti luas adalah, “usaha untuk mengubah dan memindahkan nilai kebudayaan kepada setiap individu dalamsuata masyarakat”.28 Dalam undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Bab I pasal I menyatakan bahwa: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasan belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta ketrampilan yang dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”.29 Lebih lengkap lagi pengertian pendidikan diungkapkan oleh seorang tokoh pendidikan yang sangat mempunyai peranan penting dalam dunia pendidikan yaitu pendapat Ki Hajar Dewantara yang mengartikan pendidikan dalam bukunya. Hasbullah memeparkan bahwa pendidikan adalah tuntunan didalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.30 Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha sadar dan bantuan yang diberikan oleh si pendidik dalam membantu perkembangan jasmani dan rohani peserta didik agar bertanggung jawab dan dapat memenuhi pungsi hidupnya serta menghantarkan anak pada cita-cita yang diharapkan. Pengertian pendidikan ajaran Islam adalah usaha sadar untuk mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan anak dengan segala potensi yang dianugrahkan Allah kepadanya agar mampu mengemban amanat dan tanggung jawab sebagai khalifah Allah di bumi dalam pengabdian kepada Allah Swt.31
28
Jalaludin, Usman Said, Filsapat Pendidikan Islam (Konsep dan Perkembangan Pemikiran), (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999), Cet. 3, h.12. 29 Indonesia, Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI ( Jakarta: 2006), h. 5. 30 Ahmad D. Marimba, Penghantar Filsafat Islam, (Bandung,: PT AI-Ma’arif, 1989), Cet. 6, h. 19. 31 Abdul Rachman Shaleh, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa,(Visi, Misi dan Aksi), (Jakarta : Raja Grafindo, 2004) Cet. 1, h. 6.
29
Abdul Rahman an-Nawawi (1989:41) menyatakan bahwa pendidikan Islam adalah “penataan individu dan sosial dapat menyebabkan seseorang tunduk ta’at pada Islam dan menerapkannya secara sempurna di adalam kehidupan individu dan masyarakat”. Menurut Oemar Mumammad al-Toumy al-al-Syaebani dalam Arifin menyatakan bahwa pendidikan dalam Arifin Menyatakan (1987:16) menyatakan bahwa pendidikan Islam adalah “usaha mengubah tingkah laku induvidu dilandasi oleh nilai-nilai islami dalam kehidupan pribadinyaatau kehidupan kemasyarakatan nyadan kehidupan dalam sekitarnyamelalui proses kependidikan”.32 Menurut Muhammad Fadil al-Djamaly, pendidikan Islam adalah “proses yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang baik dan yang mengangkat derajat kemanusiaannya sesuai dengan kemampuan dasar (fitrah) dan kemampuan ajarnya” (pengaruh dari luar). Pendapat ini didasarkan atas firman Allah dalam Surat Ar-Rum 30 dan An-Nahl ayat 78 sebagai berikut:
(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.(Q.S.ar-Rum: 30)
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati(an-Nahl:78) Menurut Arifin bahwa pendidikan agama Islam “adalah pendidikan melalui ajaran-ajaran Islam. Yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan yang mencakup seluruh aspek
32
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,(Jkarta: PT. Raja Grafindo, 2005 ) h. 9.
29
yang dibutuhkan oleh seorang hamba Allah, sebagaimana Islam menjadi pedoman bagi seluruh aspek kehidupan manusia, baik duniawi maupun ukhrawi”.
33
Menurut Zakiyah Darajat bahwa, pendidikan agama Islam adalah pendidikan malalui ajaran-ajaran Islam, yaitu “berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam yang telah diyakini secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran Islam sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat.”34
2.
Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam Pelaksanaan pendikdikan agam Islam di sekolah mempunyai dasar yang
kuat. Dasar tersebut menurut zuhairini dan dkk, dapat ditijau dari berbagai segi: a.
Dasar yuridis/hukum Dasar pelaksanaan pendidikan agama berasal dari perundang-undangan yang secara tidak langsung menjadi pegangan dalam melaksanakan agama islam disekolah secara formal. Dasar yuridis formal tersebut terdiri tiga macam yaitu: 1. Dasar ideal, yaitu dasar falsapah negara pancasila, sila pertama: ketuhanan yang maha Esa. 2. Dasar strukulral/konstitusional, yitu UUD 45dalam bab XI pasal 29 ayat 1dan 2, yang berbunyi: 1) Negara berdasarkan atas ketuhanan yang maha Esa: 2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu. 3. Segi Religius Yang dimaksud dengan dasar religius adalah dasar yang bersumber dari ajaran Islam yaitu: a. Q.S. Al-Nahl 125: serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan 33
.M. Arifin,. Ilmu Pedidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara 2006 ), edisi revisi, h. 10 Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara 1996), Cet. 3, h. 25
34
29
hikmah dan pelajaran yang baik. b. Q.S. Al-Imran 104: dan hendaklah diantar kamu ada segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar. c. Al-Hadist: sampaikanlah ajaran kepada orang lain walaupun hanya sedikit. 4. Aspek Psikologis Psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan kehidupan bermasyarakat. Sebagaimana dikemukakan oleh zuhairi dkk (1983:25) bahwa semua manusia di dunia ini selalu membutuhkan adanya pegangan hidup yang disebut agama. Mereka merasakan bahwa dalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui adanya Zat yang Maha Kuasa, tempat mereka berlindung dan tempat mereka memohon pertolongan Nya. 5. Dasar operasional yaitu, undang-undang SNP/No.19 Tahun 2005 dan undang-undang No. 14 Tahun 2005.35
3.
Fungsi Pendidikan Agama Islam Kurikulum pendidikan agama Islam untuk sekolah/madrasah berpungsi
sebagai berikut: 1. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. 2. Penanaman nilai, sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup dunia dan di akhirat. 3. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkunganya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial adn dapat mengubah lingkungannyan sesuai dengan ajaran agama Islam.
35
Abdul Majid dan Dian Andayani, op. cit, h. 134.
29
4. Perbaiakan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangankekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari. 5. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkunganya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembanganya menuju manusia Indonesia seutuhnya. 6. Pengajaran, tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum, sistem dan fungsionalnya. 7. Penyaluaran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain.36
4.
Tujuan Pendidikan Agama Islam Pendidikan agama Islam di sekolah/madarasah bertujuan untuk
menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang berkembang dalam keimanan, ketakwaanya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan jenjang penidikan yang lebih tinggi (Kurikulum PAI: 2002). Oleh karena itu berbicara pendidikan agama Islam, baik makna maupun tujuannya haruslah mengacu pada penanaman nilai-nilai Islam dan tidak dibenarkan melupakan etika sosial atau moralitas sosial. Penanaman nilai-nilai ini juga dalam rangka menuail keberhasilan hidup (hasanah) didunia bagi anak didik yang kemudian akan mampu membuahkan kebaikan (hasanah) di akhirat kelak.37 Kongres se-Dunia Ke II tentang Pendidikan Agama Islam tahun 1980 di Islamabad, menyatakan bahwa : Tujuan pendidikan Islam adalah untuk mencapai keseimbangan pertumbuhan kepribadian manusia (peserta didik). Secara menyeluruh dan seimbang yang dilakukan melalui latihan jiwa, akal pikiran 36 37
Ibid, h. 132-134. Ibid, 135-136.
29
(intelektual), diri manusia yang rasional, perasaan dan indera. Karena itu, pendidikan hendaknya mencakup pengembangan seluruh aspek fitrah peserta didik, aspek akal, intelektual, imajinasi, fisik, ilmiah, dan bahasa, baik individual maupun kolektif dan mendorong semua aspek untuk berkembang kearah kebaikan dan kesempurnaan, pendidikan muslim terletak pada perwujudan kedudukan yang sempurna kepada Allah, baik secara pribadi, komunitas maupun seluruh umat manusia.38 5.
Pentingnya Pendidikan Agama Islam bagi Peserta Didik Manusia lahir tidak mengetahui satu apaun, tetapi ia dianugrahi oleh
Allah SWT panca indera, pikiran, dan rasa sebagai modal untuk menerima ilmu pengetahuan, memiliki ketrampilan dan mendapatkan sikap tertentu melalui proses kematangan belajar terlebih dahulu. Mengenai pentingnya belajar menurut A. R. Shaleh dan Soependi Soeryadinata (1971:9): “anak manusia tumbuh dan berkembang, baik pikiran, rasa kemauan, sikap dan tingkah lakunya. Dengan demikian sangat pital adanya faktor belajar”. Untuk mencapai hal yang dinginkan itu dapat diusahakan melalui pendidikan, baik pendidikan dalam keluarga, pendidikan di sekolah maupun pendidikan dimasyarakat. Jadi, pendidikan agama Islam adalah ihtiyar manusia dengan jalan bimbingan dan pimpinan untuk membantu dan mengarahkan fitrah agama si anak didik menuju terbentuknya kepribadian utama sesuai dengan ajaran agama.39
38
Nizar dkk, Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, Teoristis dan Praktis (Ciputat Pers 2002) Cet. I, h. 37-38. 39 Ibid, 137-138.
29
D. HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN
Penelitian mengenai motivasi belajar, telah banyak dilakukan antara lain : Djarudin, Kusnadi dan Riri Fatmasari (2006) telah melakukan penelitian penerapan strategi penbelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar sosial, dan hasilnya motivasi selama pembelajaran yang menggunakan langkahlangkah pemecahan maslah mengalami peningkatan dari siklus pertama sampai siklus ketiga. Norlia Abdul Azis. T. Subahan M. meerah, lilia Halim dan Kasimah Osman telah melakukan tentang hubungan antara motivasi, gaya pembelajaran dengan pencapaian matematik tambahan pelajar tingkatan 4. Halimah Harun telah melakukan mengenai minat, motivasi, dan kemahiran mengajar guru pelatih, hasil penelitiannya yaitu prestasi mereka yang berminat lebih tinggi berbanding mereka yang tidak berminat dan golongan ini menujukan sikap negatif dan kurang bermotivasi dalam pelajaran, yang menghasilkan pengalaman.
29
1.
KERANGKA BERFIKIR Prosess Belajar
Prosess Belajar Dipengaruhi
a. Motivasi
1. Faktor Internal
b. Intelegensi
2. Faktor Eksternal
c. Sikap
3. Faktor Pendekatan Belajar
d. Minat
1.Faktor Internal a.Kebutuhan b.kegelisahan c.Perhatian Dipengaruhi
2.Faktor Eksternal a.Penghargaan b.Dorongan c.Ancaman
1) Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar Cara Membangkitkan Motivasi belajar siswa 2) menjelaskan secara kongkret kepada anak didik apa yang dapat dilakukan pada akhir pengajaran 3) Memberikan ganjaran terhadap prestasi yang di capai anak didik sehingga dapat merangsang untuk mendapat prestasi yang lebih baik di kemudian hari 4) Membentuk kebiasaan belajar yang baik 5) Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok 6) Menggunakan metode yang bervariasi. Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir
29
Dalam proses pendidikan, peserta didik/siswa merupakan sentral dalam proses pendidikan. Mereka adalah sumber daya manusia
yang harus
dikembangkan potensinya. Dari proses belajar, akan diperoleh hasil belajar. Hasil belajar akan dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya faktor internal , dan faktor eksternal. Motivasi belajar siswa merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi hasil belajar siswa . Motivasi belajar yang tinggi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal seperti kebutuhan, kegelisahan dan perhatian, serta faktor eksternal seperti penghargaan, dorongan dan ancama. Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa diperlukan penerapan strategi belajar oleh guru. Oleh karena itu sikap, minat dan motivasi memainkan peranan penting dalam menentukan tahap pencapaian masing-masing. Guru dan pelajar harus belajar untuk menentukan sikap, minat dan motivasi supaya proses pengajaran dan pembelajaran sesuai dengan tujuan. Dengan adanya motivasi belajar siswa yang baik, pada akhirnya diharapkan akan berdampak positif pada pemahaman konsep dan hasil belajar siswa itu sendiri.
36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu adn Tempat Penelitian Bulan Desember 2012-Januari 2013 Semester II dan Tahun Ajaran 2012/2013. Penelitian dilakukan di SMAN 11 Tangerang Selatan, Jln. Sumatera I Gg Alpukat Rt. 002/06 Rawa Lele Jombang.
B. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yaitu mendeskripsikan data apa adanya dan menganalisis data angket siswa dengan kalimat-kalimat penjelasan secara kuantitatif.
C. Populasi dan Sampel 1.
Populasi adalah keseluruhan nilai yang mungkin, hasil pengukuran ataupun perhitungan, kualitatif maupun kuantitatif mengenai karakteristik tertentu dari
36
semua anggota kumpulan yang menjadi jawaban terbaik dari permasalahan tersebut.1 a. Populasi target: seluruh siswa SMAN 11 Tangerang Selatan yang berjumlah 505 siswa. b. Populasi terjangkau: siswa kelas XI yang terdiri dari 3 (tiga) kelas yang berjumlah 91 siswa di SMAN 11 Tangerang Selatan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. c. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI yang terdiri dari 3 (tiga) kelas dengan jumlah siswa sebanyak 91 orang, dan orang yang dijadikan sampel 49 orang siswa sekitar 54% dari jumlah populasi Tehnik pengambilan sampel menggunakan dengan sampling ramdom sederhana (simple random sampling).
D. Tehnik dan Pengumpulan Data a. Observasi Sebagai alat pengumpulan data yang dilakukan dengan mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki. Jadi dalam penelitian ini peneliti langsung terjun ke lapangan untuk mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap masalah yang diselidiki, terutama yang berkaitan dengan pembelajaran PAI, dan data observasi ini hanya sebagai data tambahan tidak menjadi penentu hasil. b. Angket Dalam penelitian ini, tehnik pengumpulan datanya bersifat kuisioner atau angket skala motivasi siswa. Tujuan penggunaan kuisioner dalam kegiatan pengajaran adalah untuk memperoleh mengenai latar belakang siswa sebagai bahan dalam menganalisis tingkah laku hasil dan proses belajarnya yang dicapainya dan proses belajar yang ditempuhnya, untuk memperoleh
1
3, h. 12.
Iqbal Hasan , Pokok-Pokok Materi Statistik 1(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005), Cet.
36
data bahan sebagai bahan dalam menyusun kurikulum dan program belajar mengajar.2 Kuisioner skala motivasi digunakan siswa ini digunakan untuk mengukur bagaimanakah motivasi belajar siswa dalam pelajaran PAI siswa kelas XI SMAN 11 Tangerang Selatan tahun ajaran 2012/2013.
E. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalan penelitian ini berupa kuisioner skala motivasi belajar siswa yang terdiri dari pertanyaan-pertanyaan tertulis 35 item. Adapun langkah-langkah yang ditempuh oleh penulis dalam penyusunan skala motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut: 1. Menentukan variabel yang akan diteliti, yaitu motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran PAI di SMAN 11 Tangerang Selatan. 2. Menentukan dimensi dan indikator dari variabel. 3. Menyusun skala motivasi. 4. Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang disertai alternatif jawaban yaitu dengan menggunakan skala likert dengan empat jawaban alternatif yaitu sangat setuju(SS), setuju(S), tidak setuju(TS), dan sangat tidak setuju(STS)
Tabel 3.1 Indikator dan Kisi-Kisi Instrumen Motivasi Belajar Siswa Indikator
No. Item
Jumlah
(+)
(-)
a. Kebutuhan
1, 15
9, 24
4
b. Keyakinan diri
4, 29
10, 21
4
c. Tujuan yang ingin dicapai
6, 25
11, 18
4
3, 22, 33
13, 20
5
e. Kebanggaan
2, 30
17, 27
4
f. Menerima tugas
5, 28
14, 32,35
5
d. Keuletan
2
Nana Sujana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya),Cet.14, h. 72.
36
g. Tanggung jawab terhadap tugas h. Umpan balik Jumlah
7,31
19, 23
4
8, 16, 34
12, 26
5
17
35
18
F. Tehnik Pengolahan Data Untuk memudahkan dalam mengelola data, data dari hasil kuisioner atau angket penulis menggunakan tehnik sebagai berikut: 1. Editing, yaitu memeriksa kelengkapan dan pengisian angket atau kuesioner yang dikumpulkan. 2. Skoring, yaitu memeriksa nilai pada setiap jawaban angket sebagai berikut: Tabel 3.2 Kriteria Pensekoran Likert No
Alternatif jawaban
Skor Untuk pilihan (+)
Untuk pilihan (-)
1.
Sangat Setuju (SS)
4
1
2.
Setuju (S)
3
2
3.
Tidak Setuju (TS)
2
3
4.
Sangat Tidak Setuju (STS)
1
4
Dari data hasil kuisioner atau angket pada umumnya dicari frekuensi jawaban responden untuk setiap alternatif yang ada pada setiap soal. Frekuensi yang paling tinggi ditafsirkan sebagai kecendrungan jawaban alat ukur tersebut.sebaiknya frekuensi yang paling rendah dapat ditafsirkan sebagai kecendrungan jawaban yang tidak mengambarkan pendapat kebanyakan responden. Kuesioner atau angket yang telah disi oleh siswa terhadap setiap pertanyaan tersebut. Data diolah dengan mencari presentase jawaban yang paling banyak atau modus jawaban siswa.3 3
Ibid., h.128-130.
36
Selanjutnya data yang diperoleh dari hasil angket diolah dengan dicari presentasinya dan dianalisis. Persentase dihitung dengan rumus:
P=
x 100%
Keterangan S : jawaban siswa terhadap pertanyaan (skor rata-rata) N : jumlah siswa P : angka poresentase.4
G. Tehnik Analisis Data Analisis data dilakukan dengan menyederhanakan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan interrprestasikan agar data yang telah terkumpul dapat dianalisis dan diambil kesimpulan. Dalam penelitian ini, peneliti akan mengukur bagaimana dan seberapa besarkah motivasi belajar PAI di SMAN 11 Tangerang Selatan. Dengan menggunakan skala sikap, peneliti mengumpulkan data dan membuat kriteria intrerpretasi data sebagai berikut: -
Motivasi belajar PAI siswa tinggi
-
Motivasi belajar PAI siswa sedang
-
Motivasi belajar PAI siswa rendah
Kriteria diatas diperoleh dengan tehnik analisis data sebagai berikut: 1.
Menghitung skor tertinggi Skor tertinggi = jumlah butir soal x skor butir tertinggi (sangat setuju)
2.
Menghitung skor terendah Skor terendah = jumlah butir soal x skor butir terrendah (sangat tidak setuju)
3.
Menentukan angka persentase tertinggi x 100%
4
22, h. 43.
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Jajawali Pres, 2010),Cet.
36
4.
Menentukan angka persentase terendah x 100%
5.
Menentukan Rentang = angka persentase - angka persentase terendah
6.
Menentukan interval =
Untuk mengetahui tingkat kriteria tersebut selanjutnya skor yang diperoleh (dalam %) dengan analisis deskriptif persentase dikonsultasikan dengan tabel kriteria sebagai berikut :
Tabel 3.3 Kriteria Analisis Deskriptif Persentase
7.
No
Interval
Kriteria
1.
76 – 100
Tinggi
2.
51 – 75
Sedang
3
25 – 50
Rendah
Persentase butir x 100
Penarikan kesimpulan diperoleh dengan menggunakan rumus:
% Rata-rata =
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM SMAN 11 KOTA TANGERANG SELATAN 1.
Latar Belakang Berdirinya SMAN 11 Tangerang Selatan SMA Negeri 6 Ciputat didirikan pada tanggal 27 Juni 2006, dengan
Keputusan
Bupati
Kepala
Daerah
Kabupaten
Tangerang
mengeluarkan
Nomor:421/Kep.208-Huk/2006 yang berisi tentang pendirian sekolah negeri baru dikecamatan Ciputat. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa tanggal 27 Juni 2006 sebagai hari lahirnya SMA Negeri 6 Ciputat . Sebagai sekolah baru , tentu saja SMA Negeri 6 Ciputat belum memiliki gedung sendiri. Untuk sementara SMA Negeri 6 Ciputat melaksanakan kegiatan Pembelajaran di SMP Negeri 3 Ciputat
(sekarang SMPN 6 Kota
Tangerang Selatan) yang terletak di Jalan Sumatera I Komplek Villa Bintaro Indah Desa Jombang, Ciputat Tangerang 15414. Pada tahun pertama berdiri (2006/2007) SMA Negeri 6 Ciputat menerima siswa baru sejumlah 160 siswa yang dibagi dalam 4 rombongan belajar, sedangkan pada tahun kedua (2007/2008) diterima sejumlah 96 siswa yang dibagi dalam 3 rombongan belajar. Staf pengajar pada tahun pertama banyak didatangkan dari SMA Negeri 2 Ciputat sebagai sekolah pembinanya.1
1
Sumber Data: Setyarto Edy Cahyono, Wakasek Kurikulum SMAN 11
Pada tanggal 8 Pebruari 2008, SMAN 6 Ciputat pindah ke gedung baru yang terletak di Kelurahan Jombang Ds. Rawa Lele , Kec. Ciputat. Sejak saat itu alamat SMAN 6 Ciputat mengalami perubahan yaitu : Jl Sumatera I gg. Alpukat Rt. 002/06 Rawa Lele, kel. Jombang kec. Ciputat. Pada tahun pelajaran 2008/2009 SMAN 6 Ciputat menerima 98 siswa (3 kelas). Pada tahun pelajaran 2009/2010 SMAN 6 Ciputat menerima 62 siswa (2 kelas). Pada tahun pelajaran 2010/2011 SMAN 6 Ciputat menerima 67 siswa (2 kelas). Pada tahun pelajaran 2011/2012 SMAN 6 Ciputat menerima 98 siswa (3 kelas). Seiring berdirinya Kota Tangerang Selatan yang memisahkan diri dari Kabupaten Tangerang, maka bulan Juni 2009 terjadi pula perubahan nama SMA Negeri 6 Ciputat menjadi SMA Negeri 11 Kota Tangerang Selatan. Latar Belakang Berdirinya SMAN 11 Tangerang Selatan Tujuan pendidikan
menengah
adalah
meningkatkan
kecerdasan,
pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Tujuan pendidikan sekolah meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, cerdas, terampil, kuat kepribadian serta dapat membangun diri sendiri dan bangsa. menghasilkan lulusan yang memiliki integritas, berwawasan dan bermoral serta mampu bersaing dengan dunia global, serta memiliki kepribadian berakhlak mulia, berketrampilan untuk hidup mandiri dan melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.
2.
Visi Dan Misi Visi Sekolah SMA Negeri 11 Kota Tangerang Selatan, unggul dalam IMTAQ, IPTEK, Ekstra Kurikuler, Santun dalam bersikap dan tepat dalam bertindak, berpikir kreatif, inovatif sehingga melahirkan Generasi Muda yang berkwalitas dan berguna bagi Masyarakat, Bangsa dan Negara.2
2
Ibid
Misi Sekolah a. Meningkatkan Iman dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. b. Meningkatkan kompetensi dan prestasi siswa dalam IMTAQ, IPTEK dan Ekstrakurikuler. c. Mewujudkan komunitas sekolah sebagai Institusi Pendidikan yang kondusif. d. Membina dan meningkatkan kepekaan, kepedulian sosial, baik terhadap warga sekolah maupun terhadap lingkungan masyarakat. e. Membuka diri terhadap perubahan dan kemajuan dalam berbagai aspekkehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, termasuk perubahan globalisasi. f. Membentuk kulture/budaya lingkungan bersih, sehat. menyenangkan, kekeluargaan tinggi sebagai wadah untuk mengembangkan kreativitas. g. Mewujudkan ketrampilan (life skill) siswa dalam komunitas global yang dapat diberdayakan dikemudian hari.Menciptakan lingkungan yang bersih, hijau, nyaman serta aman.
3. Tujuan Sekolah a. Tujuan jangka pendek Pada akhir tahun pelajaran 2012/2013 tujuan yang ingin dicapai : 1.
Sekolah mampu meraih prestasi akademik dan non akademik di tingkat Kota;
2.
Kegiatan
siswa
lebih
mencerminkan
penguasaan
pengalaman Imtaq serta Olahraga; 3.
Sarana pembelajaran semakin reprensif;
4.
75 % kualitas dan kreativitas guru meningkat;
5.
Program pengembangan sekolah semakin terarah.3
3
Ibid
Iptek
dan
b. Tujuan jangka menengah Untuk tiga tahun kedepan tahun 2013/2014 tujuan yang ingin dicapai : 1. Peningkatan prestasi akademik dan non akademik terbaik di kota; 2. Penguasaan Iptek dan pengalaman Imtaq serta Olahraga; 3. Penambahan sarana pembelajaran yang representatif; 4. Peningkatan kualitas dan kreativitas guru terukur.
c. Tujuan jangka panjang 1. Pada akhir tahun pelajaran 2014/2015 dapat meningkatkan prestasi dalam perolehan rata-rata nilai UAN untuk Tiga Mata Pelajaran Umum yaitu : Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris dan Tiga Mata Pelajaran IPA yaitu: Fisika, Biologi dan Kimia serta Tiga Mata Pelajaran IPS yaitu : Ekonomi, Sosiologi, dan Geografi. 2. Memiliki kelompok siswa yang dapat menjuarai lomba sains di tingkat Provinsi; 3. Memiliki tim olahraga yang handal dan mampu menjuarai tingkat Kota dan atau Provinsi; 4. Memiliki kelompok-kelompok seni yang berprestasi di tingkat Kota; 5. Pada akhir tahun pelajaran 2012/2013 mempunyai siswa yang mahir mengoperasikan teknologi informasi dan komunikasi sebanyak 80 %; 6. Terselenggaranya kegiatan keagamaan dalam rangka mempertebal keimanan dan ketaqwaan.4
4. Identitas Kepala Sekolah Nama Lengkap
: Drs. RODANI
NIP
:19640105 198811 1001
Pendidikan Terakhir : S1/A.IV Jurusan
: PendidikanFisika
Email
:
[email protected]
No. HP
: 0813102214055
4
Ibid
5.
Daftar Nama Tenaga Pendidik Sma Negeri 11 Kota Tangerang Selatan a. Keadaan Guru SMAN 11 Tangerang Selatan adalah suatu lembaga pendidikan di
mana setiap guru yang mengajar harus memiliki persyaratan formal dan kredibilitas serta kepribadian yang tinggi, karena seorang guru akan merelakan dirinya untuk menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidik yang semestinya harus ditunaikan oleh orang tuanya. Tabel 4.1
Mata
No Nama Guru
NIP / NUPTK
1
Drs.Rodani
196401051988111001 Fisika
PNS
2
Nurmayanti, S.Pd
197207131998022001 B. Indonesia
PNS
3
4
5
Neni
Sukmawati, 19720504 200003 2
S.Pd
005 19760217 200604 2
Syurianti, S.Sos
Setyarto
005 Edi 19820404 200604 1
Cahyono, S.Pd
6
Sumiyati, S.Pd
7
Nahyudin, S.Pd
8
Tedi Gumulya, SH
012 19710223 200604 2 007 19670615 200701 1 020
Pelajaran
Ket
Ekonomi
PNS
Sosiologi
PNS
Penjaskes
PNS
Matematika
PNS
Fisika
PNS
19641119 200701 1 PKn
PNS
012
9
Dalilah Siska Y, S.Pd
10
Siti Julianah, S.Pd
11
Dra. Suryani
12
Siti Romiati, S.Pd
13
14
15
16
17
Eny
006 19760210 200801 2 008 19680522 200801 2 004 19760730 200801 2 008
Sulistyowati, 19710802 200801 2
S.Pd
007
Tomy Chandra, S.Pd
Abu
19700516 200801 2
Yazid,
19740822 200801 1 007
B. Inggris
PNS
Geografi
PNS
B. Indonesia
PNS
Kimia
PNS
B. Indonesia
PNS
Biologi
PNS
S.Ag, 19730819 200801 1 Pend. Agama /
M.Pd.
Sukarlin, S.Pd
003 19760704 201001 2 006
Gina Intana Dewi, 19821220 201001 2 S.Pd
009
PNS
Bhs Arab
Biologi
PNS
Bhs. Jepang
PNS
Pend. Agama / 18
Lukman, S.Ag
1946749649200002
Sukwan Bhs Arab
19
Yati Rochayati, S.Pd
5357754656300003
20
Yulita Puji Lestari, 4045759660300003
Eko./Akuntansi
Sukwan
PKn
Sukwan
SH 21
Juhaeriah, S.Pd
2147753654300003
Sejarah
Sukwan
22
Muhasan, S.Pd.I
7158744646200023
Pend. Seni
Sukwan
TIK/ 23
Samsoni, S.Kom
6563753656200073
Sukwan Desain Grafis
24
Bustomi, S.Pd
853450653200032
Bhs. Inggris
Sukwan
25
Antoni, S.Pdi
-
Budi Pekerti
Sukwan
26
Dedi Auron
4849762663200032
Matematika
Sukwan
TIK/ 27
Izal Afrizal, SE.
1758753653200002
Sukwan Desain Grafis TIK/
28
Rinaldo Rosyadi Nur
-
Sukwan Desain Grafis
Tabel 4.2 6.
Daftar Tenaga Kependidikan (Tata Usaha, Pesuruh Dan Keamanan )
No
Nama
1.
Ali Hanafi
2.
Pangkat/
Jabatan
Ket
Pengatur Tk.1-
Ka. Tata Usaha
PNS
Ferawati, SE
-
Staf Tata Usaha
Honor
3.
Izal Afrizal, SE
-
Staf Tata Usaha
Honor
4.
Isrodiah
-
Staf Tata Usaha
Honor
Golongan
5.
Murniyati Arsyad
-
Staf Tata Usaha
Honor
6.
Nani Maryani, A.Md
-
Staf Tata Usaha
Honor
7.
Mesa Maulyani, SE
-
Staf Tata Usaha
Honor
8.
Imam
-
Caraka
Honor
9.
Ipul
-
Caraka
Honorer
10.
Mami
-
Caraka
Honorer
9.
Syahril
-
Keamanan
Honor
7.
Peserta didik Anak didik merupakan salah satu faktor yang sangat penting di dalam
proses belajar mengajar, sebab anak didik merupakan subyek yang mendukung keberhasilan pendidikan di samping penunjang lainnya. Dalam pendidikan Islam anak didik dipandang sebagai anak yang tumbuh dan sedang berkembang, baik secara fisik maupun secara psikologis untuk mencapai tujuan pendidikan melalui lembaga pendidikan. Anak didik merupakan anak yang belum dewasa yang memerlukan orang lain untuk menjadikan dewasa. Murid-murid SMAN 11 Tangerang Selatan berasal dari sekitar daerah tangerang, ada juga pendatang. Sedangkan latar belakang sosial ekomomi bermacam-macam, yaitu ada siswa yang berasal dari keluarga pedagang, pegawai negeri, buruh dan lain-lain.6
6
Ibid
Tabel 4.3
a.
Keadaan Siswa di SMA Negeri 11 Kota Tangerang Selatan Kelas
No Tahun Pelajaran
Jumlah X
XI
XII
1.
2006/2007
156
-
-
156
2.
2007/2008
92
156
-
248
3.
2008/2009
92
92
156
340
4.
2009/2010
60
92
92
244
5
2010/2011
67
63
96
226
6
2011/2012
94
70
66
230
7
2012/2013
336
70
66
505
b.
Keadaan Siswa Yang Mengulang di SMA Negeri 11 Kota Tangerang Selatan Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah siswa di SMA Negeri
11 Tangerang Selatan setiap tahunnya naik turun, mulai ada penaikan tahun pelajaran 2012/2013, melihat hal tersebut dapat diperkirakan bahwasannya masyarakat sudah mulai percaya untuk menyekolahkan putra putrinya di sekolah SMA Negeri 11 Kota Tangerang Selatan.7
7
Ibid
Tabel 4.4
Tahun
Kelas
Perkir
Kelas
Perkir
Kelas
Perkir
No
Pelajaran
I
aan
II
aan
III
aan
1.
2006/2007
1
-
-
-
-
-
2.
2007/2008
-
-
-
-
-
-
3.
2008/2009
1
-
-
-
-
-
4.
2009/2010
-
-
-
-
-
-
5.
2010/2011
-
-
-
-
-
-
6.
2011/2012
-
-
-
-
-
-
7
2012/2013
1
-
-
-
-
-
Kelas No Tahun Pelajaran
Jumlah X
XI
XII
1.
2006/2007
156
-
-
156
2.
2007/2008
92
156
-
248
3.
2008/2009
92
92
156
340
4.
2009/2010
60
92
92
244
5
2010/2011
67
63
96
226
6
2011/2012
94
70
66
230
Ket
7
2012/2013
336
70
66
505
Tabel 4.5 8.
Keadaan Sarana Dan Prasarana Sma Negeri 11 Kota Tangerang Selatan a.
No
Bangunan dan Gedung
Nama Ruang
Jumlah
Luas (M2)
Ket
20
1000 M2
-
1.
Ruang Kelas
2.
Ruang Serba Guna
-
-
-
3.
Mushollah
-
-
-
4.
Pos Satpam
-
5.
Ruang Kepala Sekolah
1
12 M2
-
6.
Ruang Tata Usaha
1
12 M2
-
7.
Kamar Mandi / WC
5
10 M2
-
8.
Ruang Guru
-
-
-
9.
Lap. Olah Raga/Upacara
1
1000 M2
-
10.
Kantin
-
-
-
-
Tabel 4.6 b. Sarana Prasarana Penunjang ( Laboratorium ) Alat-alat No
Nama
Juml ah
IPA
KOMPU TER
BUKU
Satuan
Ket
1.
Lab. IPA
1
-
-
-
-
Diajuka n
2.
Lab. Komputer
1
-
15
-
-
Diajuka
n 3.
Lab. Bahasa
-
-
-
-
-
-
4.
Perpustakaan
1
-
-
-
-
Diajuka n
6
Masjid sekolah
1
-
-
-
-
Diajuka n
Peran sarana dan prasarana dalam suatu lembaga sangat dibutuhkan sekali dalam menunjang tercapainya proses belajar mengajar yang efektif. Secara umum gedung SMAN 11 Tangerang Selatan seperti tabel 4.45. ruang belajar dilengkapi dengan peralatan belajar mengajar
seperti kursi, ruang kantor
dilengkapi dengan alat kantor, data pegawai yang memuat nama-mana guru, latar belakang pendidikan dan tentang siswa. Dalam ruangan terdapat pula jadwal pelajaran. 9.
Kurikulum dan Kegiatan Pembelajaran a. Kurikulum Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai pendidikan tertentu. Tujuan tersebut meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi, potensi daerah, satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi daerah.8 Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri dari standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dan kedelapan standar nasional pendidikan tersebut yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi 8
Ibid
Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 (PP 19/2005) tentang Standar Nasional Pendidikan Mengamanatkan kurikulum tingkat satuan pendidikan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu pada SI dan SKL serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh BNSP. Tujuan penyusunan KTSP ini digunakan sebagai acuan pendidikan SMA Negeri 11 Kota Tangerang Selatan dalam menyusun dan mengembangkan kurikulum yang akan dilaksanakan pada tingkat sekolah di SMA Negeri 11 Kota Tangerang Selatan.9 b. Kegiatan Pembelajaran Pembelajaran yang ditempuh dalam jenjang selama 3 tahun untuk Kelas Reguler. Kelas terdiri dari Kelas X, XI program IPA/IPS dan Kelas XII Program IPA/IPS. Pembelajaran setiap mata pelajaran adalah 1 x 45 menit,
dengan
perincian sebagai berikut : Tabel 4.7 Kelas X A. Komponen
Alokasi Waktu
Semester 1
Semest er 2
A. Mata Pelajaran 1.
Pendidikan Agama
2
2
2.
Pendidikan Kewarganegaraan
2
2
9
Ibid
A. Komponen
Alokasi Waktu
Semester 1
Semest er 2
3.
Bahasa Indonesia
4
4
4.
Bahasa Inggris
4
4
5.
Matematika
4
4
6.
Fisika
2
2
7.
Biologi
2
2
8.
Kimia
2
2
9.
Sejarah
2
2
10.
Ekonomi
2
2
11.
Sosiologi
2
2
12.
Seni Budaya
2
2
2
2
2
2
Baca Tulis Al Quran (BTQ)
2
2
b. Keterampilan Bahasa Asing /
2
2
13.
14.
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Teknologi Informasi dan Komunikasi a. Keterampilan /
15.
Bhs. Jepang
A. Komponen
Alokasi Waktu
Semester 1
Semest er 2
B. Muatan Lokal a. Desain Grafis
2
2
b. Kewirausahaan
1
1
2*)
2*)
1
1
44
44
C. Pengembangan Diri BP/BK Jumlah
Tabel 4.8 Kelas XI dan XII program IPA/IPS
Alokasi Waktu Komponen
Kelas XI
Kelas XII
Smt 1
Smt 2
Smt 1
Smt 2
A. Mata Pelajaran 1.
Pendidikan Agama
2
2
2
2
2.
Pendidikan Kewarganegaraan
2
2
2
2
3.
Bahasa Indonesia
4
4
4
4
4.
Bahasa Inggris
4
4
4
4
5.
Matematika
4
4
4
4
6.
Fisika
4
4
4
4
7.
Kimia
4
4
4
4
8.
Biologi
4
4
4
4
9.
Sejarah
2
2
2
2
10.
Seni Budaya
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
Baca Tulis Al Quran ( BTQ)
2
2
2
2
b. Keterampilan/Bahasa Jepang
2
2
2
2
a. Desain Grafis
2
2
2
2
b. Kewirausahaan
1
1
1
1
2*)
2*)
2*)
2*)
1
1
1
1
44
44
44
44
11.
12.
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Teknologi Informasi dan Komunikasi a. Keterampilan/
13.
B. Muatan Lokal
14.
C. Pengembangan Diri 15.
BP/BK Jumlah
B. Hasil penelitian dan pembahasan Dalam bab ini penulis menjelaskan hasil dari pengolahan data penelitian mengenai motivasi belajar siswa pada mata pelajaran agama Islam di SMAN 11 Tangerang Selatan. Pengolahan data didasarkan pada beberapa aspek yaitu: a.
Kebutuhan untuk belajar agama Islam
b.
Keyakinan diri
c.
Tujuan yang ingin di capai
d.
Keuletan
e.
Kebanggaan
f.
Menerima tugas
g.
Tanggung jawab terhadap tugas
h.
Umpan balik
Deskripsi selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.9 Saya merasa sangat perlu belajar agama Islam karena bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari Kategori
Frekuensi
Persentasi (%)
Sangat Setuju
40
81,63%
Setuju
9
18,37%
Tidak Setuju
-
-
Sangat Tidak Setuju
-
-
Jumlah
49
100 %
Berdasarkan Tabel 4.9, dapat diketahui bahwa menurut sebagian besar siswa merasa sangat perlu belajar pendidikan agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Tabel 4.10 Saya akan merasa bangga jika memperoleh nilai agama Islam yang bagus. Kategori
Frekuensi
Persentasi (%)
Sangat Setuju
38
77,5 %
Setuju
11
22,45 %
Tidak Setuju
-
-
Sangat Tidak Setuju
-
-
Jumlah
49
100 %
Berdasarkan Tabel 4.10, dapat diketahui bahwa hampir seluruh siswa merasa sangat bangga dan senang, jika memperoleh nilai pendidikan agama Islam yang bagus.
Tabel 4.11 Saya belajar agama Islam terlebih dahulu sebelum belajar agama Islam dimulai. Kategori
Frekuensi
Persentasi (%)
Sangat Setuju
7
14,29%
Setuju
30
61,22%
Tidak Setuju
11
22,45%
Sangat Tidak Setuju
1
2,04%
jumlah
49
100%
Berdasarkan Tabel 4.11, dapat diketahui bahwa menurut sebagian besar siswa belajar terlebih dahulu sebelum pelajaran pendidikan agama Islam dimulai.
Tabel 4.12 Saya yakin akan memperoleh nilai agama Islam yang bagus jika saya rajin belajar. Kategori
Frekuensi
Persentasi (%)
Sangat Setuju
42
85,71%
Setuju
7
14,29%
Tidak Setuju
-
-
Sangat Tidak Setuju
-
-
jumlah
49
100%
Berdasarkan Tabel 4.12, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa sangat yakin akan memperoleh nilai agama Islam yang bagus jika rajin belajar.
Tabel 4.13 Saya mengerjakan tugas yang diberikan guru sesegera mungkin. Kategori
Frekuensi
Persentasi (%)
Sangat Setuju
9
18,37%
Setuju
33
67,35%
Tidak Setuju
6
12,24%
Sangat Tidak Setuju
1
2,04%
Jumlah
49
100%
Berdasarkan Tabel 4.13, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa akan mengerjakan tugas yang diberikan guru sesegera mungkin.
Tabel 4.14 Saya akan banyak membaca dan berlatih mengerjakan soal, demi mendapat nilai pendidikan agama Islam yang memuaskan. Kategori
Frekuensi
Persentasi (%)
Sangat Setuju
20
40,82%
Setuju
27
55,1%
Tidak Setuju
2
4,08%
Sangat Tidak Setuju
-
-
Jumlah
49
100%
Berdasarkan Tabel 4.14, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa akan membaaca dan berlatih mengerjakan soal, demi mendapatkan nilai pendidikan agama Islam yangmemuaskan.
Tabel 4.15 Saya selalu mengerjakan tugas rumah tepat waktu dan dikerjakan dirumah. Kategori
Frekuensi
Persentasi (%)
Sangat Setuju
6
12,24%
Setuju
31
63,27%
Tidak Setuju
10
20,41%
Sangat Tidak Setuju
2
4,08%
Jumlah
49
100%
Berdasarkan Tabel 4.15, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa mengerjakan tugas rumah tepat waktu dan dikerjakan dirumah, namun sebagian lainnya tidak mengerjakan tugas rumah tepat waktu dan dikerjakan dirumah .
Tabel 4.16 Dengan pengetahuan agama Islam yang saya miliki, saya lebih memahami manfaat belajar agama Islam. Kategori
Frekuensi
Persentasi (%)
Sangat Setuju
16
32,65%
Setuju
27
55,1%
Tidak Setuju
6
12,24%
Sangat Tidak Setuju
-
-
Jumlah
49
100%
Berdasarkan Tabel 4.16, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa merasa dengan pengetahuan agama Islam yang dimiliki, lebih memahami manfaat belajar agama Islam.
Tadel 4.17 Setiap pelajaran agama Islam berlangsung, saya merasa malas mengikuti pelajaran. Kategori
Frekuensi
Persentasi (%)
Sangat Setuju
-
-
Setuju
1
2,04%
Tidak Setuju
31
63,27%
Sangat Tidak Setuju
17
34,69%
Jumlah
49
100%
Berdasarkan Tabel 4.17, dapat diketahui bahwa saat pelajaran pendidikan agama Islam berlansung, sebagian besar siswa merasa malas mengikuti pelajaran
Tadel 4.18 Saya tidak yakin akan memperoleh nilai agama Islam yang bagus, karena saya merasa sulit dalam mempelajarinya. Kategori
Frekuensi
Persentasi (%)
Sangat Setuju
1
2,04%
Setuju
7
14,29%
Tidak Setuju
28
57,14%
Sangat Tidak Setuju
13
26,53%
Jumlah
49
100%
Berdasarkan Tabel 4.18, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa merasa yakin akan memperoleh nilai pendidikan agama Islam yang bagus karena merasa tidak sulit dalam mempelajarinya.
Tabel 4.19 Saya ingin nilai pendidikan agama Islam saya bagus, tapi saya malas belajar. Kategori
Frekuensi
Persentasi (%)
Sangat Setuju
-
-
Setuju
9
18,37%
Tidak Setuju
22
44,9%
Sangat Tidak Setuju
18
36,73%
Jumlah
49
100%
Berdasarkan Tabel 4.19, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa ingin nilai pendidikan agama Islam saya bagus, tapi rajin belajar.
Tabel 4.20 Materi-materi agama Islam yang diajarkan terasa membosankan dan menjenuhkan. Kategori
Frekuensi
Persentasi (%)
Sangat Setuju
2
4.08%
Setuju
5
10,2%
Tidak Setuju
28
57,14%
Sangat Tidak Setuju
14
28,57%
Jumlah
49
100%
Berdasarkan Tabel 4.20, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa Materi-materi pendidikan agama Islam yang diajarkan tidak membosankan dan menjenuhkan.
Tabel 4.21 Saya mudah menyerah jika menghadapi soal-soal yang tidak dapat saya kerjakan . Kategori
Frekuensi
Persentasi (%)
Sangat Setuju
-
-
Setuju
9
18,37%
Tidak Setuju
30
61,22%
Sangat Tidak Setuju
10
20,41%
Jumlah
49
100%
Berdasarkan Tabel 4.21, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa tidak mudah menyerah jika menghadapi soal-soal yang tidak dapat kerjakannya
Tabel 4.22 Saya selalu melihat tugas teman, jika ada tugas agama Islam yang diberikan guru. Kategori
Frekuensi
Persentasi (%)
Sangat Setuju
1
2,04%
Setuju
8
16,33%
Tidak Setuju
28
57,14%
Sangat Tidak Setuju
12
24,49%
Jumlah
49
100%
Berdasarkan Tabel 4.22, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa tidak melihat tugas teman, jika ada tugas agama Islam yang diberikan guru.
Tabel 4.23 Saya selalu memperhatikan masalah-masalah yang ada kaitannya dengan pelajaran agama Islam . Kategori
Frekuensi
Persentasi (%)
Sangat Setuju
7
14,29%
Setuju
30
61,22%
Tidak Setuju
12
24,49%
Sangat Tidak Setuju
-
-
Jumlah
49
100%
Berdasarkan Tabel 4.23, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa sering memperhatikan masalah-masalah yang ada kaitannya dengan pelajaran agama Islam.
Tabel 4.24 Dengan mengerjakan latihan soal-soal, saya merasa lebih mengerti materi agama Islam yang diajarkan. Kategori
Frekuensi
Persentasi (%)
Sangat Setuju
18
36,73%
Setuju
27
55,1%
Tidak Setuju
4
8,16%
Sangat Tidak Setuju
-
-
Jumlah
49
100%
Berdasarkan Tabel 4.24, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa sering mengerjakan latihan soal-soal, karena merasa lebih mengerti materi agama agama Islam yang diajarkan.
Tabel 4.25 Saya tidak merasa bangga, meskipun memperoleh nilai agama Islam yang bagus. Kategori
Frekuensi
Persentasi (%)
Sangat Setuju
9
18,37%
Setuju
12
24,49%
Tidak Setuju
26
53,06%
Sangat Tidak Setuju
2
4,08%
Jumlah
49
100%
Berdasarkan Tabel 4.25, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa merasa bangga, meskipun memperoleh nilai agama Islam yang bagus, namun ada sebagian tidak bangga, meskipun memperoleh nilai agama Islam yang bagus .
Tabel 4.26 Saya tidak ingin memperoleh nilai agama Islam yang terlalu tinggi, karena bagi saya hal itu sia-sia saja.
Kategori
Frekuensi
Persentasi (%)
Sangat Setuju
1
2,04%
Setuju
-
-
Tidak Setuju
31
63,27%
Sangat Tidak Setuju
17
34,69%
Jumlah
49
100%
Berdasarkan Tabel 4.26, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa ingin memperoleh nilai agama Islam yang terlalu tinggi, karena baginya hal itu tidak sia-sia.
Tabel 4.27 Saya merasa tidak tertuntut tanggung jawab terhadap tugas pendidikan agama Islam yang diberikan guru. Kategori
Frekuensi
Persentasi (%)
Sangat Setuju
5
10,2%
Setuju
9
18,37%
Tidak Setuju
26
53,06%
Sangat Tidak Setuju
9
18,37%
Jumlah
49
100%
Berdasarkan Tabel 4.27, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa tanggung jawab terhadap tugas pendidikan agama Islam yang diberikan guru.
Tabel 4.28 Saya tidak pernah belajar agama Islam di rumah. Kategori
Frekuensi
Persentasi (%)
Sangat Setuju
2
4.08%
Setuju
9
18,37%
Tidak Setuju
24
48,98%
Sangat Tidak Setuju
14
28’57%
Jumlah
49
100%
Berdasarkan Tabel 4.28, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa pernah belajar agama Islam di rumah.
Tabel 4.29 Saya merasa ragu dengan nilai yang akan diperoleh dalam pelajaran agama Islam. Kategori
Frekuensi
Persentasi (%)
Sangat Setuju
2
4,08%
Setuju
16
32,65%
Tidak Setuju
24
48,98%
Sangat Tidak Setuju
7
14,29%
Jumlah
49
100%
Berdasarkan Tabel 4.29, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa tidak ragu dengan nilai yang akan diperoleh dalam pelajaran agama Islam, namun ada sebagian ragu dengan nilai yang akan diperoleh dalam pelajaran agama Islam.
Tabel 4.30 Saya akan merasa puas, jika berhasil mengerjakan soal-soal pendidikan agama Islam. Kategori
Frekuensi
Persentasi (%)
Sangat Setuju
26
53.06%
Setuju
18
36,73%
Tidak Setuju
5
10.2%
Sangat Tidak Setuju
-
-
Jumlah
49
100%
Berdasarkan Tabel 4.30, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa merasa puas, jika berhasil mengerjakan soal-soal pendidikan agama Islam.
Tabel 4.31 Saya selalu menyerahkan tugas kelompok kepada teman yang lebih rajin. Kategori
Frekuensi
Persentasi (%)
Sangat Setuju
-
-
Setuju
3
6,12%
Tidak Setuju
32
65,31%
Sangat Tidak Setuju
14
28,57%
Jumlah
49
100%
Berdasarkan Tabel 4.31, dapat diketahui bahwa sebagian besar hampir seluruh siswa tidak menyerahkan tugas kelompok kepada teman yang lebih rajin.
Tabel 4.32 Saya tidak perlu belajar pendidikan agama Islam karena saya tidak bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Kategori
Frekuensi
Persentasi (%)
Sangat Setuju
3
6,12%
Setuju
-
-
Tidak Setuju
20
40,82%
Sangat Tidak Setuju
26
53,06%
Jumlah
49
100%
Berdasarkan Tabel 4.32, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa merasa perlu belajar pendidikan agama Islam karena karena bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Tabel 4.33 Saya akan lebih belajar giat lagi, agar memperoleh nilai agama Islam yang memuaskan. Kategori
Frekuensi
Persentasi (%)
Sangat Setuju
27
55,1%
Setuju
21
42,86%
Tidak Setuju
1
2,04%
Sangat Tidak Setuju
-
-
Jumlah
49
100%
Berdasarkan Tabel 4.33, dapat diketahui bahwa sebagian besar hampir seluruh siswa akan belajar lebih giat lagi, agar memperoleh nilai agama Islam yang memuaskan.
Tabel 4.34 Latihan sosl-soal pendidikan agama Islam yang pernah saya kerjakan, terasa menyulitkan dan membosankan saya. Kategori
Frekuensi
Persentasi (%)
Sangat Setuju
1
2,04%
Setuju
10
20,41%
Tidak Setuju
25
51,02%
Sangat Tidak Setuju
12
24,49%
jumlah
49
100%
Berdasarkan Tabel 4.34, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa merasa tidak terasa menyulitkan dan membosankan terhadap latihan sosl-soal pendidikan agama Islam yang pernah kerjakan. Tabel 4.35 Saya tidak merasa bangga, jika pengetahuan pendidikana agama Islam saya bagus. Kategori
Frekuensi
Persentasi (%)
Sangat Setuju
5
10,2%
Setuju
11
22,45%
Tidak Setuju
23
46,94
Sangat Tidak Setuju
10
20,41%
jumlah
49
100%
Berdasarkan Tabel 4.35, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa merasa bangga, jika pengetahuan pendidikana agama Islam bagus, namun ada sebagian yang tidak bangga, jika pengetahuan pendidikana agama Islam bagus.
Tabel 4.36 Saya akan merasa senang, jika mendapat nilai atas tugas yang saya kerjakan dengan baik. Kategori
Frekuensi
Persentasi (%)
Sangat Setuju
28
57,14%
Setuju
20
40,82%
Tidak Setuju
1
2,04%
Sangat Tidak Setuju
-
-
jumlah
49
100%
Berdasarkan Tabel 4.36, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa merasa senang, jika mendapat nilai atas tugas yang saya kerjakan dengan baik. Tabel 4.37 Saya yakin akan mendapat nilai agama Islam yang bagus jika banyak membaca dan memahami. Kategori
Frekuensi
Persentasi (%)
Sangat Setuju
35
71,43%
Setuju
14
28,57%
Tidak Setuju
-
-
Sangat Tidak Setuju
-
-
jumlah
49
100%
Berdasarkan Tabel 4. 7, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa yakin akan mendapat nilai agama Islam yang bagus jika banyak membaca dan memahami.
Tabel 4.38 Saya merasa bangga, jika pengetahuan pendidikan agama Islam saya bertambah. Kategori
Frekuensi
Persentasi (%)
Sangat Setuju
32
65,31%
Setuju
16
32,65%
Tidak Setuju
-
-
Sangat Tidak Setuju
1
2.04%
jumlah
49
100%
Berdasarkan Tabel 4.38, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa merasa bangga, jika pengetahuan pendidikan agama Islamnya bertambah. Tabel 4.39 Saya selalu mengerjakan tugas agama Islam yang diberikan guru. Kategori
Frekuensi
Persentasi (%)
Sangat Setuju
10
20,41%
Setuju
31
63,27%
Tidak Setuju
8
16,33%
Sangat Tidak Setuju
-
-
jumlah
49
100%
Berdasarkan Tabel 4.39, dapat diketahui bahwa hampir seluruh siswa selalu mengerjakan tugas agama Islam yang diberikan guru.
Tabel 4.40 Saya tidak senang, jika guru memberikan tugas pendidikan agama Islam. Kategori
Frekuensi
Persentasi (%)
Sangat Setuju
2
4.08%
Setuju
4
8,16%
Tidak Setuju
23
46,94%
Sangat Tidak Setuju
20
40,82%
jumlah
49
100%
Berdasarkan Tabel 4.40, dapat diketahui bahwa hampir seluruh siswa senang, jika guru memberikan tugas pendidikan agama Islam. Tabel 4.41 Saya rajin mengerjakan soal-soal latihan materi pendidikan agama Islam. Kategori
Frekuensi
Persentasi (%)
Sangat Setuju
7
14,29%
Setuju
31
63,27%
Tidak Setuju
11
22,45%
Sangat Tidak Setuju
-
-
jumlah
49
100%
Berdasarkan Tabel 4.41, dapat diketahui bahwa hampir seluruh siswa rajin mengerjakan soal-soal latihan materi pendidikan agama Islam, namun ada sebagian yang tidak rajin.
Tabel 4.42 Dengan pengetahuan pendidikan agama Islam yang saya miliki, saya merasa lebih tertarik untuk membaca buku-buku pendidikan agama Islam. Kategori
Frekuensi
Persentasi (%)
Sangat Setuju
12
24,49%
Setuju
34
69,39%
Tidak Setuju
12
24,49%
Sangat Tidak Setuju
1
2.04%
jumlah
49
100%
Berdasarkan Tabel 4.42, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa dengan pengetahuan pendidikan agama Islam yang miliki, merasa lebih tertarik untuk membaca buku-buku pendidikan agama Islam. Tabel 4.43 Saya tidak sesegera mungkin mengerjakan tugas pendidikan agama Islam yang diberikan guru karena saya malas mengerjakannya. Kategori
Frekuensi
Persentasi (%)
Sangat Setuju
-
-
Setuju
10
20,41%
Tidak Setuju
26
53,06%
Sangat Tidak Setuju
13
26,53%
jumlah
49
100%
Berdasarkan Tabel 4.43, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa segera mungkin mengerjakan tugas pendidikan agama Islam yang diberikan guru.
D. Interpretasi Data Interpretasi data peneliti lakukan untuk menarik kesimpulan seberapa besar dan bagaimana motivasi belajar agama Islam di sman11 Tangerang Selatan, dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Skor maksimal Positif = jumlah butir soal x skor butir tertinggi (sangat setuju) = 35 x 4 = 140 Skor minimal Positif = jumlah butir soal x skor butir terendah (sangat tidak setuju) = 35 x 1 = 35 Skor maksimal Negatif = jumlah butir soal x skor butir tertinggi (sangat tidak setuju) = 35 x 4 = 140 Skor minimal Negatif = jumlah butir soal x skor butir tertinggi (sangat setuju) = 35 x 1 = 35 Persentase butir % butir = Penarikan kesimpulan %rata-rata =
x 100
Jumlah total % skor diperoleh dari pengolahan data dengan keterangan bahwa butir (+) berwarna hitam dan butir (-) berwarna merah, sebagai berikut: Tabel 4.44 Skorsing Jawaban Responden dan Persentasi Butir
Jumlah Jawaban Responden
Total
Persentase
Butir
SS
S
TS
STS
Skoring
Butir
1+
40
9
-
-
187
95 %
2+
38
11
-
185
94 %
3+
7
30
11
1
141
72 %
4+
42
7
-
-
189
96 %
5+
9
33
6
1
148
75 %
6+
20
27
2
-
165
84 %
7+
6
31
10
2
139
71 %
8+
16
27
6
-
167
85 %
9-
-
1
31
17
163
83 %
10 -
1
7
28
13
151
77 %
11 -
-
9
22
18
156
79 %
12 -
2
5
28
14
152
77 %
13 -
-
9
30
10
148
75 %
14 -
1
8
28
12
149
76 %
15 +
7
30
12
-
142
72 %
16 +
18
27
4
-
161
82 %
17 -
9
12
26
2
119
61 %
18 -
1
-
31
17
162
83 %
19 -
5
9
26
9
137
70 %
20 -
2
9
24
14
148
75 %
21 -
2
16
24
7
134
49 %
22 -
26
18
5
-
77
39 %
23 -
-
3
32
14
158
81 %
24 -
3
-
20
26
167
85 %
25 +
27
21
1
-
174
89 %
.26 -
2
10
25
12
145
74 %
27 -
5
11
23
10
136
69 %
28 +
28
20
1
-
174
89 %
29 +
35
14
-
-
182
66 %
30 +
32
16
-
1
177
90 %
31 +
10
31
8
-
149
76 %
32 -
2
4
23
20
159
81 %
33 +
7
31
11
-
143
73 %
34 +
12
34
2
1
155
57 %
35 -
-
10
26
13
150
76 %
Jumlah Total % Skor
2676
Dari data yang di peroleh, jika dibuat interpretasi mengenai motivasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa di SMAN 11 Tangerang Selatan, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa berdasarkan indikator motivasi belajar siswa yang ditentukan adalah sebagai berikut : Tabel 4.45 Kriteria Motivasi Indikator Indikator
a. Kebutuhan
b. Keyakinan diri
No. Butir
presentase
%
Kriteria Motivasi
Hitam (+)
rata-
Merah (-)
rata
1
95%
15
72%
9
83%
24
85%
4
96%
29
66%
84 %
Tinggi
10
77%
21
49%
6
84%
25
89%
11
79%
18
83%
3
72%
22
39%
33
73%
13
75%
20
75%
2
94%
30
90%
17
61%
27
69%
5
75%
28
89%
14
76%
32
81%
35
76%
g. Tanggung jawab
7
71%
terhadap tugas
31
76%
19
70%
23
81%
8
85%
16
82%
34
57%
12
77%
26
74%
c. Tujuan yang dicapai
d. Keuletan
e. Kebanggaan
f. Menerima tugas
h. Umpan balik
72%
Sedang
84%
Tinggi
67%
Sedang
78%
Tinggi
79%
Tinggi
74%
Tinggi
75%
Tinggi
Sedangkan untuk mengenai interpretasi motivasi belajar PAI siswa di SMAN 11Tangerang Selatan secara umum, maka penarikan kesimpulan didapatdengan menggunakan rumus: % Rata-rata =
= = 76% Dari hasil di atas, dapat di simpulkan bahwa motivasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa di SMAN 11Tangerang Selatan adalah tinggi . Sedangkan motivasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti (1) faktor internal, yaitu faktor yang timbul dalam diri individu itu sendiri. Adapun yang mempengaruhinya adalah berupa kebutuhan, kegelisahan, perhatian, rasa bersalah, dan sebagainya. (2) faktor eksternal, faktor yang timbul dari luar individu itu sendiri. Adapun faktor yang mempengaruhinya berupa penghargaan, dorongan masyarakat, bahaya, ancaman dan sebagainya. Faktor internal dikenal juga dengan istilah “elemen dari luar” yaitu tujuan yang ingin dicapai seseorang, namun mengarah tingkah laku seseorang untuk mencapainya. Motivasi memang merupakan faktor yang mempunyai arti penting bagi seseorng anak didik. Hanya dengan motivasilah anak didik dapat tergerak hatinya untuk belajar bersama teman-temannya yang lain. Bila tidak, sia-sialah bahan pelajaran yang guru sampaikan ketika itu. Dalam usaha untuk membangkitkan belajar anak didik, ada enam hal yang yang dapat dikerjakan oleh guru, yaitu: 1) Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar. 2) Menjelaskan secara kongkret kepada anak didik apa yang dapat dilakukan pada akhir pengajaran. 3) Memberikan ganjaran terhadap anak yang berprestasi yang dicapai anak didik sehingga dapat merangsang untuk mendapat prestasi yang lebih baik dikemudian hari.
4) Membentuk kebiasaan belajar yang lebih baik. 5) Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok. 6) Menggunakan metode yang bervariasi.
78
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: 1.
Nilai % rata-rata motivasi belajar pendidikan agama Islam di SMAN 11 Tangerang Selatan adalah 76 %.
2.
Motivasi belajar pendidikan agama Islam siswa di SMAN 11 Tangerang Selatan termasuk kategori tinggi.
B. Implikasi Berdasarkan kesimpulan di atas, pemberian motivasi dalam kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam perlu ditingkatkan yaitu: 1. Pemberian pujian kepada siswa lebih baik dari pada hukuman agar lebih termotivasi. 2. Pengembangan model-model pembelajaran. 3. Siswa akan lebih senang belajar jika mengambil bagian yang aktif dalam latihan atau praktek untuk mencapai tujuan. 4. Terus mempunyai komitmen untuk meningkatkan dan mempertahankan belajar yang menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis
78
5. Perbaikan dan pengembangan kompetensi guru yaitu pedagogik, kepribadian, sosial dan propesional.
C. Saran Saran penulis mengenai SMAN 11 Tangerang Selatan adalah : 1.
Bagi kepala sekolah, hendaknya terus meningkatkan kualitas pembinaan yang dapat menarik motivasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran
pendidikan
agama
Islam
seperti
kegiatan-kegiatan
ekstrakurikuler rohis dan lain-lain. Meningkatkan sistem kegiatan belajar mengajar serta memfasilitasi sarana dan prasarana demi menunjang keberhasilan belajar mengajar (motivasi siswa). 2.
Bagi guru, hendaknya menerapkan berbagai pendekatan dan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar pendidikan agama
Islam
siswa.
Meningkatkan
kualitas
pengajaran
serta
mengembangkan strategi pembelajaran yang lebih memotivasi siswa, misalnya penggunaan media LCD, media animasi dan lain-lain. 3.
Bagi siswa, hendaknya menjadi bagian yang aktif dalam belajar agar tujuan pembelajaran tercapai.
79
DAFTAR PUSTAKA
Nawawi, Abdul Rahman. Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat, Jakarta: Gema Insani Pers. 1995. Arifin, Muzayyin. Filsafat Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara, Cet.5, 2010. Athiyah al-Brasi, Muhammmad. Dasar-dasar Pokok Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Jamunu, 1970. Alma, Buchari. Belajar Mudah Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2008. Arifin. M. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: : PT.Bumi Aksara, 2006. B. Uno, Hamzah dan Kuadrat, Masri. Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, Cet. 2, 2009. Dalyono. M. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2007. Depdikbud. 1998., Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai pustaka, 1990. D. Marimba, Ahmad. Pengantar Filsafat Islam, Bandung: PT. Al-Ma’rifat, Cet, Ke.6, 1989. Hanafiah, Nanang dan Cucu Suhana. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Refika Aditama, Cet. 1, 2009. Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Bumi Aksara, Cet.10, 2010. . Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: PT. Bumi Aksara, Cet. 8, 2009. Hasan, Iqlal. Pokok-Pokok Materi Statistik, Jakarta: PT.Bumi Aksara, Cet.3, 2000. Indonesia. Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI, Jakarta: 2006. Jalaludin dan Said, Usman. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999.
79
Mulyasa, H.E. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, Cet.3, 2009. Majid, Abdul dan Andayani, Diyan. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet.3, 2006. Nizar, Samsul. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press, 2002. Purwanto, M. Ngalim. Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet.24, 2008. , Ilmu Teoristis dan Praktis, Jakarta: Bandung: Remaja Rosda Karya, 1992. Riyanto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran, Jakarta: Kencana, Cet. 3, 2012. Rahman Saleh, Abdul., Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa, Jakarta: Raja Grapindo, 2004. Suralaga, Fadhilah. dkk. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam. Jakarta: UIN Jakarta Prees, Cet.1, 2005. Sabri, M. Alisuf. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, Cet.3, 2007. Siregar, Eveline dan Nara Hartini., Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor: Ghalia Indonesia, Cet.1, 2010. Syah, Muhibin. Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Raja Grfindo Persada, 2003. Sujana,Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosda Karya, Cet.14, 2009.. Tohirin. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT. Raja Grapindo, 2005. Usman, Husaini dan Setiyadi Akbar, Purnomo. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta: Rajawali Pers, 2011. Umar, Husein., Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis, Jakarta: Rajawali Pers, 2011. Winkel, W.S. Psikologi Pengajaran, Yogyakarta: Media Abadi, 2004.
UJI REFERENSI
Nama
: Nahrowi
Nim
: 208011000062
Judul Skripsi : Analisis Terhadap Motivasi Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMAN 11 Tangerang Selatan
No 1
Nama pengarang dan Judul Abdul Majid dan Diyan Andayani. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet.3, 2006
2
Abdul Rahman An Nawawi. Pendidikan Islam di Rumah, Sekaolah dan Masyarakat, Jakarta: Gema Insani Pers. 1995.
3
Abdul Rahman Saleh. Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa, Jakarta: Raja Grapindo, 2004.
4
Ahmad D. Marimba., Pengantar Filsafat Islam, Bandung: PT. AlMa’rifat, Cet, Ke.6, 1989.
5
Buchari Alma., Belajar Mudah Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2008.
6
Depdikbud. 1998., Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai pustaka, 1990.
7
Eveline Siregar, dan Hartini Nara., Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor: Ghalia Indonesia, Cet.1, 2010.
8
Fadhilah Suralaga dkk., Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam. Jakarta: UIN Jakarta Prees, Cet.1, 2005.
9
H.E. Mulyasa., Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, Cet.3, 2009.
10
Hamzah B. Uno dan Masri Kuadrat., Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, Cet. 2, 2009.
TTD
11
Husaini Usman dan Purnomo Setiyadi Akbar., Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta: Rajawali Pers, 2011.
12
Husein Umar., Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis, Jakarta: Rajawali Pers, 2011.
13
Indonesia., Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI, Jakarta: 2006.
14
Iqlal Hasan., Pokok-Pokok Materi Statistik, Jakarta: PT.Bumi Aksara, Cet.3, 2000.
15
Jalaludin dan Usman Said., Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999.
16
M. Alisuf Sabri., Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, Cet.3, 2007.
17
M. Dalyono., Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2007.
18
M. Ngalim Purwanto., Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet.24, 2008.
19
M. Arifin., Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2006.
20
M. Ngalim Purwanto., Ilmu Teoristis dan Praktis, Jakarta: Bandung: Remaja Rosda Karya, 1992.
21
Muhibin Syah., Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Raja Grfindo Persada, 2003.
22
Muzayyin Arifin., Filsafat Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara, Cet.5, 2010.
23
Muhammmad Athiyah al-Brasi., Dasar-dasar Pokok Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Jamunu, 1970.
24
Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana., Konsep Srtategi Pembelajaran. Bandung: PT. Refika Aditama, Cet. 1, 2009.
25
Nana Sujana., Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: : Remaja Rosda Karya, Cet.14, 2009.
26
Oemar Hamalik., Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: PT.Bumi Aksara, Cet.10, 2010.
27
Oemar Hamalik., Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: PT. Bumi Aksara, Cet. 8, 2009.
28
Samsul Nizar., Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press, 2002.
29
Tohirin., Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta:PT. Raja Grapindo, 2005.
30
W.S. Winkel., Psikologi Pengajaran, Yogyakarta: Media Abadi, 2004.
31
Yatim Riyanto., Paradigma Baru Pembelajaran, Jakarta: Kencana, Cet. 3, 2012.
Jakarta, 23 April 2013 Dosen Pembinbing
Ahmad Irfan Mufid, MA NIP: 19740318 200312 1002
Lampiran. 1
Angket Penelitian Analisis Motivasi Belajar PAI Siswa Nama : Grade : Petunjuk pengisian Angket 1. 2. 3. 4.
Mulailah dengan membaca bismillah Tulislah nama dan kelas di tempat yang telah disediakan Jawablah pertanyaan dengan jujur dan ikhlas Berilah tanda cheklist( √ ) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan pengalaman anda selama belajai pendidikan agama islam, dengan keterangan sebagai berikut: SS : Sangat setuju S : Setuju TS : Tidak setuju STS : Sangat tidak setuju 5. Kerjakan setip nomor dan jangan terlewatkan satu nomor pun 6. Akhiri dengan membaca Alhamdulillah
No
pertanyaan SS
1. 2.
Saya sangat perlu belajar PAI karena bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari Saya merasa bangga jika nilai PAI yang bagus
3.
Saya belajar PAI dahulu sebelum pelajaran PAI dimulai
4.
Saya yakin memperoleh nilai PAI yang bagus jika saya rajin belajar 5. Saya mengerjakan tugas yang diberikan guru sesegera mungkin 6. Saya akan banyak membaca dan berlatih mengerjakan soal, demi mendapat nilai PAI yang memuaskan 7. Saya selalu mengerjakan tugas rumah tepat waktudan dikerjakan di rumah 8. Dengan pengetahuan PAI yang saya miliki, saya lebih memahami belejar PAI 9. Setiap pelajaran PAI berlangsung, saya malas mengikuti pelajaran 10. Saya tidak yakin akan memperoleh nilai PAI karena saya merasa sulit dalam mempelajarinya 11. Saya ingin nilai PAI saya bagus, tapi saya malas belajar
Alternatif pertanyaan S TS STS
12. Materi-materi pelajaran PAI yang diajarkan merasa membosankan 13. Saya mudah menyerah apabila menghadapi soal-soal yang tidak dapat saya kerjakan. 14. Saya selalu melihat tugas teman, jika ada tugas PAI yang diberikan guru 15. Saya selalu memperhatikan masalah-masalah yang ada kaitanya dengan pelajaran PAI 16. Dengan mengerjakan latihan soal-soal, saya lebih mengerti materi PAI yang di ajarkan 17. Saya tidak akan merasa bangga, meskipun memperoleh nilai PAI yang bagus 18. Saya tidak ingin memperoleh nilai PAI yang terlalu tinggi karena bagi saya hal itu sia-sia saja 19. Saya merasa tidak tertuntut tanggung jawab terhadap tugas PAI yang di berikan guru 20. Saya tidak pernah belajar PAI di rumah 21. Saya merasa ragu dengan nilai yang akan diperoleh dalam pelajaran PAI 22. Saya akan merasa puas jika berhasil mengerjakan soal-saol 23. Saya selalu menyerahkan tugas kepada teman yang lebih rajin 24. Saya tidak perlu belejar PAI karena tidak bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari 25. Saya akan belajar lebih giat lagi agar saya memperoleh nilai PAI yang memuaskan 26. Latihan soal-soal PAI yang saya kerjakan, terasa menyulitkan dan membosankan 27. Saya tidak merasa bangga, jika pengetahuan PAI saya bagus 28. Saya akan merasa senang jika mendapat nilai atas tugas yang saya kerjakan dengan baik 29. Saya yakin akan mendapat nilai PAI yang bagus jika saya banyak membaca dan memahami 30. Saya merasa bangga jika pengetahuan PAI saya bertambah 31.
Saya selalu mengerjakan tugas agama Islam yang diberikan guru. 32. Saya tidak senang, jika guru memberikan tugas agama Islam. 33. Saya rajin mengerjakan soal-soal latihan materi agama Islam. 34. Dengan pengetahuan gama Islam yang saya miliki, saya merasa lebih tertarik untuk membaca buku-buku agama Islam.
35.
Saya tidak sesegera mungkin mengerjakan tugas agama Islam yang diberikan guru karena saya malas mengerjakannya.
Penulis ucapkan terima kasih atas waktu dan kesediaanya untuk mengisi angket ini. Semoga Allah selalu memberikan hidayah dan inayahnya kepada kita semua, amiiin.
Lampiran. 2. Tabel Pengolahan Data Angket Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Responden No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10. 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
1
2
3
4
5
6
7
8
4 3 4 3 2 3 1 2 3 4 2 1 2 4 4 4 4 3 2 1 2 3 4 1 3 4 1 3 4 3 4 4 3 4 2
3 4 2 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 2 4 4 3 3 1 3 2 3 3 4 2 2 4 4 4 2 4 2 3 4
4 4 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 1 3 4 3 1 4 4 4 4 3 3 3 3 3
4 3 1 4 4 3 2 4 3 3 2 4 4 3 2 3 3 3 3 4 3 1 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 2
4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 2 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 2 4 4 4 3 1 3 4 3 3 1 4 3 3
3 4 2 4 3 2 3 4 4 1 3 3 3 3 3 2 1 3 3 3 1 2 3 3 4 4 2 4 4 4 2 4 3 3 4
4 4 3 4 4 4 3 2 4 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4
4 3 4 4 3 3 2 4 3 3 3 2 4 1 4 4 1 3 3 3 3 1 3 3 3 2 3 3 4 3 4 1 4 3 3
9 4 4 3 4 3 3 4 3 4 2 3 3 3 4 3 4 2 3 4 3 3 1 2 3 3 3 1 3 4 4 3 3 2 3 3 Jumlah Total
10
11
12
13
14
15
16
17
3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 2 3 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3 2 4 4 4 3 3 3 4 2
4 4 2 3 3 3 3 3 2 3 4 1 2 3 3 3 3 3 1 3 3 2 4 4 4 1 4 4 4 3 3 3 3 3 3
4 3 3 4 3 2 2 3 3 4 2 4 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 1 3 4 3 3 3 3 3 4
4 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 1 3 3 3 3 1 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3
4 4 2 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 4 1 4 2 2 4 3 4 3 4 2 4 2
4 4 3 4 4 3 3 3 4 2 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 1 1 4 4 4 3 2 4 3 4 3 3 2 4 3
4 3 4 4 3 4 2 3 3 3 4 2 3 3 3 4 3 3 3 2 3 1 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 2 4 3
3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 2 3 3 3 4 1 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 2 3 3
Responden 18
19
20
21
22
23
24
25
26
4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 4 2 3 1 2 3 2 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 2 3 4
4 4 3 3 4 3 2 4 3 2 4 4 2 4 4 4 2 4 2 4 2 2 4 3 3 2 1 3 3 4 4 2 4 4 3
4 3 3 4 1 4 3 3 4 3 3 3 4 3 2 3 1 3 4 3 3 1 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 2 3 4
4 4 2 4 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3
4 3 4 4 3 3 2 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 1 3 1 4 3 2 3 4 4 3 3 3 4 2
4 4 2 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 2 3 4 2 4 4 2 2 1 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3
4 4 3 4 2 4 1 3 3 3 3 4 2 4 2 3 3 4 3 3 4 2 3 3 3 2 4 4 4 3 4 2 4 3 3
4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 1 4 2 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4
4 4 3 4 3 3 3 4 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 1 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 2 3 3
27
28
3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 2 2 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 3 4 2 2 4 4 4 1 2 3 3 3 2 2 3 3 3 4 4 4 3 4 2 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 Jumlah Total
29
30
31
32
33
34
35
36
4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3
4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 2 3 1 3 3 4 2 4 4 4 3 3 3 3 4 2
4 4 3 4 2 3 3 3 4 3 3 2 3 2 4 2 3 4 2 3 2 1 3 3 4 4 2 4 4 4 3 4 3 3 3
4 3 2 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 1 4 3 3 3 1 3 4 3 4 2 3 4 4 2 4 3 3 4
4 4 2 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 1 4 3 3 2 2 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3
4 4 3 4 4 4 2 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 4 3 3 3 1 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3
3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3
4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 1 2 3 3 4 3 4 4 4 3 2 3 1 2
37
38
39
40
41
42
4 3 3 3 4 4 3 2 3 3 2 4 2 4 2 4 1 4 3 2 4 2 3 3 3 2 2 3 4 3 4 4 3 4 2
4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 2 3 2 4 2 1 2 4 3 3 4 4 3 4 2 3 4 3 4
4 4 4 4 3 4 2 3 3 3 4 3 3 2 4 2 3 3 4 4 2 1 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 2 4
4 3 2 4 3 4 4 3 4 2 4 3 3 4 2 4 2 3 3 4 2 1 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3
4 4 3 3 2 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 1 4 1 2 4 2 3 3 4 3 4 4 3 3 4 2 3 3 3
4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 2 2 4 3 4 3 3 3 4 3 2 3 4 3 2 3 3 4 3 2 3 3 4 2
Responden 43 44 4 3 4 4 2 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 2 3 4 4 3 2 1 1 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 Jumlah Total
45
46
47
48
49
Total
%
4 4 3 4 4 3 2 3 3 2 4 4 3 2 3 2 3 3 1 4 3 2 3 4 4 2 4 2 3 4 3 3 3 3 4
4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 2 3 2 4 2 1 3 4 4 2 3 3 4 3 4 3 2 3 3
3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 2 3 4 4 3 2 3 4 4 4 3 3 4 4 2 4 3 3 4
3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 2 1 3 4 3 4 3 4 4 4 2 4 3 3 2
4 4 3 4 2 3 4 3 4 4 2 3 3 2 3 3 3 1 4 2 2 2 3 4 2 4 3 4 4 1 3 4 4 3 3
187 185 141 189 148 165 139 167 163 151 156 152 148 149 142 161 119 162 137 148 134 77 158 167 174 145 136 174 182 177 149 159 143 155 150 5389
95% 94% 72% 96% 75% 84% 71% 85% 83% 77% 79% 77% 75% 76% 72% 82% 61% 83% 70% 75% 49% 39% 81% 85% 89% 74% 69% 89% 66% 90% 76% 81% 73% 57% 76% 2676%
RIWAYAT HIDUP
Nama
: Nahrowi
Tempat, Tanggal Lahir
: Tangerang, 06 Agustus 1980
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Agama
: Islam
Alamat
: Kp. Tajur Rt. 05/02 Kel. Tajur Ciledug-Tangerang Banten
Telepon / Hp
: 021. 96394453
Pendidikan Formal 1. Lulusan SDN Negeri Sudimara VIII, Tahun 1993 Ciledug-Tangerang 2. Lulusan SLTP Kosgoro 1996 Ciledug-Tangerang 3. Lulusan SMK Yupenyek IV 1999 Ciledug-Tangerang 4. Lulusan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam Program Strata Satu (S1) Tahun 2013.