PERSEPSI SISWA KELAS XI TERHADAP PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NEGERI 8 TANGERANG SELATAN
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
LOLA NURHIDAYATY NIM: 1112011000035
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017 M
ABSTRAK Lola Nurhidayaty (NIM: 1112011000035). Persepsi Siswa Kelas XI Terhadap Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 8 Tangerang Selatan. Skripsi: Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016. Kata Kunci: Persepsi Siswa, Profesionalisme, Guru PAI.
Penelitian ini dilatarbelakangi karena tidak sedikitnya skala prioritas guru dalam mengajar ialah aktifitas dan peran guru itu sendiri, padahal pembelajaran yang sesungguhnya adalah siswa aktif dalam setiap proses kegiatan belajar mengajar. Selain itu, persepsi siswa yang kurang baik terhadap profesionalisme guru dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya di sekolah, salah satunya yaitu menanamkan nilai dan norma serta ajaran agama kepada siswa sehingga siswa mampu menerapkan nilai-nilai tersebut di kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi siswa tentang profesionalisme guru PAI yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, dan kompetensi profesional sehingga siswa dapat menjadikan guru PAI sebagai teladan yang baik, karena guru adalah cermin bagi generasi bangsa di masa depan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode penelitian analisis deskripsi. Teknik pengumpulan data diperoleh dengan menggunakan: 1) observasi yaitu untuk mengetahui sikap siswa selama proses pelaksanaan pembelajaran di kelas pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 8 Tangerang Selatan, 2) angket, yaitu berupa pernyataan yang berkaitan dengan profesionalisme guru PAI yang disebarkan kepada siswa kelas XI di SMA Negeri 8 Tangerang Selatan, 3) wawancara, yaitu untuk mengetahui persepsi siswa secara langsung dan mengetahui kebenaran atas hasil angket, dan 4) dokumentasi, yaitu berupa data tentang sekolah dan dokumen selama penelitian berlangsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kelas XI SMA Negeri 8 Tangerang Selatan memiliki persepsi yang baik terhadap profesionalisme guru PAI adalah tergolong baik dengan rata-rata skor persentase sebesar 77,60%. Adapun persepsi siswa yang baik terhadap kompetensi pedagogik guru PAI, kompetensi sosial guru PAI, dan kompetensi profesional guru PAI. Selain itu, persepsi siswa terhadap kompetensi kepribadian guru PAI dinyatakan sangat baik.
i
ABSTRACT
Lola Nurhidayaty (NIM: 1112011000035). Students Perception of Islamic Teacher Professionalism in State High School 8 South Tangerang. Thesis: Islamic Education Department. Faculty of Tarbiya and Teaching Science, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016. Key Words: Perception, Student, Profesionalism, Islamic Teacher.
This research is conducted based on several backgrounds including; priority on learning is how to teaching, but actually the learning is how to make student active in class room every level. Besides, there is not good perception throughout students of Islamic Teacher Professionalism for being responsibility of role, including; comprehend of values and norms, also dogma in order to student can implementing those values etc in every single day. This research aims to understand student perception of Islamic teacher professionalism that including; pedagogic competence, social competence, personality competence, and professional competence. That is why teacher can be a good model for students, because he/she is the best model for next generation. This research is classified as qualitative field research with descriptive research method. The data are collected through: 1) observation, which aims to know students attitude as long as learning process in Islamic Education learning at State High School 8 South Tangerang, 2) questioner, which several statements about Islamic teacher professionalism for students in class 11th at State High School 8 South Tangerang, 3) interview, which to find out students perception and the truth of their answer in questioner, the last 4) documentation, which to collect data related about the research and school. The result of this research shows that students in class 11th have the good perception about Islamic teacher professionalism with percentage mean 77,60%. This is known that students have good perception of pedagogic competence Islamic teacher, social competence Islamic teacher, and professional competence Islamic teacher, also they have very good perception of personality competence Islamic teacher.
ii
KATA PENGANTAR
�ﺴﻢ ﷲ اﻟﺮﲪﻦ اﻟﺮﺣﲓ اﻟﺴﻼم �ﻠﯿﲂ و رﲪﺔ ﷲ و �ﺮﰷﺗﻪ Segala puji hanya bagi Allah Ta’ala, Rabb Semesta Alam yang senantiasa memberikan rahmat, hidayah, dan kasih sayang-Nya sehingga atas kehendak-Nya pula penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Persepsi Siswa Kelas XI terhadap Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 8 Tangerang Selatan”. Shalawat serta salam semoga senantiasa penulis sanjungkan kepada Rasulullah, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, keluarga, para sahabat, para tabi’in, dan kepada seluruh umatnya yang insya Allah istiqamah dalam menjalankan sunnah-nya sehingga selamat dan bahagia dunia akhirat. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini terdapat banyak kekurangan dan belu mencapai hasil yang sempurna. Oleh karena itu penulis banyak mendapatkan bimbingan, saran, dan bantuan selama penulisan skripsi ini dari berbagai pihak yang secara langsung maupun tidak langsung sehingga penulisan skripsi ini terselesaikan. Maka dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, selaku rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti bimbingan dan arahan beliau pada kelas Mata Kuliah Pengembangan Profesi Keguruan. 2. Prof. Ahmad Thib Raya, MA selaku dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Dr. Abdul Majid Khon, M.Ag, selaku ketua jurusan program studi Pendidikan Agama Islam atas bimbingan dan arahan yang selalu menjadi motivasi. 4. Marhamah Saleh, MA, selaku sekretaris jurusan program studi Pendidikan Agama Islam atas bimbingan dan arahan yang selalu menjadi motivasi.
iii
5. Dr. H. Sapiudin Shidiq, M.Ag, selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 6. Dr. Ahmad Gholib, MA selaku dosen penasihat akademik yang memberikan motivasi dan bimbingan serta arahan selama 4 tahun penulis menempuh pendidikan UIN Syarif Hidayatullah. 7. Dosen dan staf jurusan Pendidikan Agama Islam yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, khususnya yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan dan bimbingan selama penulis menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah. 8. Bapak Imam Supingi, S.Pd, MM, selaku kepala sekolah yang telah memberikan izin kepada penulis dalam melaksanakan penelitian di SMA Negeri 8 Tangerang Selatan. 9. Ibu Asni S. Lubis, S.Pd selaku wakil kepala sekolah bidang kesiswaan yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penelitian di SMA Negeri 8 Tangerang Selatan. 10. Bapak Ahmad Zaenuddin, S.Pd.I selaku guru Pendidikan Agama Islam yang telah meluangkan waktu untuk penulis agar penelitian tetap berjalan sesuai dengan prosedur sekolah, dan atas segala informasi terkait penelitian yang penulis lakukan. 11. Siswa siswi kelas XI SMA Negeri 8 Tangerang Selatan yang mendukung penulis mengumpulkan data-data untuk penelitian. 12. Teristimewa, orang tua (ibu Supartini dan bapak Badrudin Dedi Permana) yang selalu mendoakan, menginspirasi, memotivasi, dan memberikan kasih sayang kepada penulis dalam setiap keadaan. 13. Seluruh keluarga dan sahabat penulis yang senantiasa mendukung dan mendoakan serta memberikan motivasi kepada penulis. 14. Keluarga besar PAI angkatan 2012, khususnya Annisa Khanza Fauziyah, Karimah, Rina Winarni, dan Rizky Wahyuning Esa, terima kasih atas kebersamaan dan pengalaman yang telah kita jalani bersama. 15. Keluarga besar Bidikmisi UIN Jakarta angkatan 2012, terima kasih atas kebersamaan dan pengalaman yang telah kita jalani bersama.
iv
16. Keluarga besar LTTQ Masjid Fathullah UIN Jakarta, yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk mempelajari ilmu Al-Qur’an, khususnya atas mendampingi penulis dalam menghafal Kalam Ilahi. 17. Murabbi, ustazah Ervin, dan khususnya teman-teman sejawat halaqah; Dwi Fitria Astari Lubis, Rizky Noor Aulia, dan Puspa. 18. Alumni Pendidikan Agama Islam, khususnya kak Albert Ferdinand Donggala, terima kasih atas ilmu dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi. 19. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu penulis. Semoga Allah Ta’ala membalas kebaikan kalian dengan kehidupan yang penuh berkah dan kebahagiaan. Akhir kata mohon maaf atas segala kekurangan skripsi ini, untuk itu penulis sangat mengharapkan adanya kritikan dan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
اﶵﺪ � رب اﻟﻌﺎﳌﲔ و اﻟﺴﻼم �ﻠﯿﲂ و رﲪﺔ ﷲ و �ﺮﰷﺗﻪ
Jakarta, Januari 2017
Penulis
v
DAFTAR ISI ABSTRAK ............................................................................................................ i KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ viii DAFTAR TABEL ................................................................................................ viii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ........................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 6 C. Pembatasan Masalah .................................................................................. 6 D. Perumusan Masalah ................................................................................... 6 E. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 7 F. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 7
BAB II KAJIAN TEORITIS A. Persepsi ...................................................................................................... 8 1. Pengertian Persepsi ............................................................................. 8 2. Proses Pembentukan Persepsi ............................................................ 9 3. Faktor-Faktor Persepsi ....................................................................... 10 B. Profesionalisme Guru ................................................................................. 12 1. Pengertian ............................................................................................ 12 2. Kompetensi Guru ................................................................................ 16 3. Prinsip Profesionalisme Guru ............................................................. 22 C. Guru Pendidikan Agama Islam .................................................................. 24 1. Pengertian ............................................................................................ 24 2. Syarat Guru PAI ................................................................................... 25 3. Tugas dan Tanggung Jawab Guru PAI ................................................ 28 D. Penelitian yang Relevan ............................................................................. 30 E. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 31
vi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 33 B. Metode Penelitian ..................................................................................... 33 C. Populasi dan Sampel .................................................................................. 34 D. Instrumen Penelitian .................................................................................. 35 E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 37 F. Teknik Analisis Data .................................................................................. 38
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................................... 41 B. Deskripsi Data ............................................................................................ 54 C. Analisis dan Interpretasi Data .................................................................... 81 D. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 85
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................................ 86 B. Saran .......................................................................................................... 87
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 88
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proses Pembentukan Persepsi ....................................................................... 9 Gambar 2.2 Segitiga Profesionalisme .............................................................................. 13
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Ilustrasi Perbandingan Sikap Profesional dengan Amatir ................................. 14 Tabel 2.2 Kompetensi dan Subkompetensi Dasar Guru ................................................... 17 Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen ........................................................................................... 35 Tabel 4.1 Kepala Sekolah SMA Negeri 8 Tangerang Selatan .......................................... 42 Tabel 4.2 Keadaan Guru .................................................................................................... 43 Tabel 4.3 Kondisi Guru ..................................................................................................... 44 Tabel 4.4 Keadaan Tata Usaha .......................................................................................... 44 Tabel 4.5 Keadaan Siswa dan Rombongan Belajar .......................................................... 44 Tabel 4.6 Jumlah Ruangan dalam Bangunan Sekolah ...................................................... 45 Tabel 4.7 Visi SMA Negeri 8 Tangerang Selatan ............................................................. 46 Tabel 4.8 Misi SMA Negeri 8 Tangerang Selatan ............................................................ 47 Tabel 4.9 Daftar Guru SMA Negeri 8 Tangerang Selatan ................................................ 49 Tabel 4.10 Prestasi Siswa .................................................................................................. 51 Tabel 4.11 Prestasi Guru ................................................................................................... 53 Tabel 4.12 Skor Masing-Masing Responden dalam Angket ............................................. 81
viii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lembar Angket Siswa Lampiran 2 Lembar Observasi Aktifitas Pembelajaran Lampiran 3 Pedoman Wawancara Siswa Lampiran 4 Pedoman Wawancara Guru PAI Lampiran 5 Rekapitulasi Skor Angket Lampiran 6 Perhitungan Persentase dari tiap Sub Variabel Lampiran 7 Hasil Wawancara dengan Siswa Lampiran 8 Hasil Wawancara dengan Guru PAI Lampiran 9 Hasil Observasi Aktifitas Pembelajaran Lampiran 10 Foto Kegiatan Penelitian di SMA Negeri 8 Tangerang Selatan Lampiran 11 Struktur Organisasi SMA Negeri 8 Tangerang Selatan Lampiran 12 Struktur Organisasi Tata Usaha SMA Negeri 8 Tangerang Selatan Lampiran 13 Struktur Organisasi Pelayanan BK SMA Negeri 8 Tangerang Selatan Lampiran 14 Surat Keterangan Penelitian di SMA Negeri 8 Tangerang Selatan Lampiran 15 Surat Bimbingan Skripsi Lampiran 16 Biodata Penulis
ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan mempunyai suatu keunikan, di satu sisi merupakan bagian dari kebudayaan, namun di sisi lain merupakan bentuk proses pembudayaan (enculturation) yang bersifat spesifik, berbeda antara satu masyarakat dengan yang lainnya. Kajian pendidikan pun menembus batas kurikulum dan strategi pembelajaran, dalam hal ini diartikan interaksi yang baik antara para guru, siswa dan orang tua serta seluruh cara sekolah dalam mengkonseptualisasikan sifat-sifat belajar dan mengajar. 1 Lembaga pendidikan formal atau dikenal dengan sekolah memiliki peran penting dalam perkembangan siswa, karena sekolah memberikan pengaruh sejak dini sesuai dengan perkembangan konsep dirinya. Sekolah pun memberikan kesempatan kepada siswa untuk meraih sukses, dan memerikan kesempatan pertama kepada siswa untuk menilai dirinya dan kemampuannya secara realistik. 2 Hal ini tidak terlepas dari peran seorang guru yang mampu menjalankan tugas dan tanggung jawabnya di sekolah. Guru merupakan bagian komponen pendidikan yang strategis, pendidikan pun tidak dapat berjalan tanpa peran seorang guru. Guru juga biasa disebut tombak proses pendidikan, yang mengantarkan anak didiknya menuju kesuksesan bagi pembangunan bangsa. Karena pentingnya peran guru, salah satu pakar pendidikan Nana Syaodih Sukmadinata berpendapat, “andaikata tidak ada kurikulum secara tertulis, tidak ada ruang kelas dan prasarana belajar mengajar lainnya, namun ada guru, maka pendidikan masih dapat berjalan.” 3
1
Dadang Supardan, “Peluang Pendidikan dan Hubungan Antar Etnik”, Sosio Didaktika, Vol. I, No 1, Juni 2014 , h. 13-14. 2 Masri Mansoer, “Perilaku Religiusitas Remaja”, Refleksi: Jurnal Kajian Agama dan FIlsafat, Vol. X, No 3, 2008, h. 307. 3 Abuddin Nata, Pendidikan dalam Perspektif Al-Qur’an, (Jakarta: Proyek Pengadaan Buku Daras/Ajar, 2005), h. 127.
1
2
Di samping itu pula, guru adalah pribadi yang dapat menentukan maju atau tidaknya sebuah bangsa dan peradaban manusia. Di tangannya, seorang anak yang awalnya tidak tahu apa-apa menjadi pribadi jenius, dan melalui bimbingannya lahir generasi unggul. 4 Perkembangan zaman pun mempengaruhi tugas dan peran profesi keguruan, yang pada awalnya bersifat transfer of knowledge (menyampaikan ilmu pengetahuan), kini juga bersifat transfer of values and norms (menyampaikan nilai dan norma) yang menjadikan tugas guru sebagai mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. 5 Namun seringkali terdengar bahwa tidak sedikit guru yang masih terjebak dengan skala prioritas atau fokus pada aspek pengajaran saja. Pengertian pengajaran dipahami sebagai 1) proses, cara, perbuatan mengajar/mengajarkan, 2) perihal mengajar; segala sesuatu mengenai mengajar, 3) peringatan (tentang pengalaman, peristiwa yang dialami atau dilihatnya). Sedangkan kata kerja mengajar, dalam hal ini tersirat makna bahwa yang berperan aktif adalah guru, dengan kata lain proses dan seluruh aktifitasnya cenderung berpusat pada guru (teacher centered). Maka impelementasi pendidikan yang harus diprioritaskan adalah pembelajaran. Kata pembelajaran mengandung makna bahwa guru dituntut untuk membuat para muridnya aktif dalam proses pendidikan; mengajar, membimbing, dan melatih, karena seluruh aktifitas berpusat pada siswa (student centered). 6 Seorang guru dikatakan ideal ketika ia mampu membaca dan memprediksi kemampuan murid-muridnya, yaitu mengetahui gaya belajar setiap murid yang berbeda-beda, serta memahami karakter murid-muridnya sehingga guru mampu memposisikan diri dengan baik dalam menghadapi murid-muridnya sesuai dengan gaya belajar dan karakter mereka secara tepat. Seorang guru harus mampu 4
Asef Umar Fakhruddin, Menjadi Guru Favorit, (Yogyakarta: Diva Press, 2010), cet. II, h. 8. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, 2016, h. 2, (sumberdaya.ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2016/02/uu-nomor-14-tahun-2005-tentang-guru-dandosen.pdf). 6 Tanenji, “Menjadi Guru yang Inspiratif”, Tahdzib: Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. III, 2009, h. 92-93. 5
3
menarik perhatian murid-muridnya dengan berbagai strategi dan metode pembelajaran agar proses kegiatan belajar mengajar berlangsung secara efektif dan efisien. Kelayakan mengajar seorang guru sangat berhubungan dengan tingkat pendidikan guru itu sendiri. Oleh karena itu, pemerintah telah merancang dan menetapkan Undang-Undang terkait standar kompetensi, kualifikasi dan sertifikasi guru sebagai usaha untuk menghasilkan guru profesional agar tercapai fungsi dan tujuan pendidikan pada umumnya, khususnya bangsa yang beragama. Dapat diidentifikasikan beberapa karakteristik guru yang dinilai kompeten secara profesional: (1) mampu mengembangkan tanggung jawab dengan baik, (2) mampu melaksanakan peran dan fungsinya dengan tepat, (3) mampu bekerja untuk mewujudkan pendidikan di sekolah, (4) mampu melaksanakan peran dan fungsinya dalam pembelajaran di kelas. 7 Di samping itu, khususnya bagi masyarakat muslim memasuki abad ke-15 Hijriyah ini dengan penuh harapan, tetapi juga penuh dengan rasa cemas. Harapan karena ada kemajuan yang dicapai, namun cemas sebab kemajuan tersebut telah membawa pula masalah-masalah baru yang penyelesaiannya belum diketahui. Mengutip dari Ronald Higgins (1978) seorang ahli ekonomi di dalam bukunya “The Seventh Enemy”, Hasan Langgulung menyimpulkan tujuh ancaman yang mencemaskan manusia seluruh dunia di masa yang akan datang, yaitu: 1. Ledakan penduduk yang telah mengancam dunia. 2. Kelaparan dan kekurangan zat makanan mengancam jutaan penduduk di negara-negara berkembang dan belum terdapat tanda-tanda bahwa krisis ini bisa diatasi di masa datang. 3. Semakin berkurang sumber daya alam berhadapan dengan kebutuhan yang semakin meningkat, seperti minyak, mineral, kayu dan sebagainya. 4. Menurunnya kualitas lingkungan sehingga semakin sukar menopang kehidupan manusia. 5. Ancaman nuklear yang berkembang di tangan beberapa negara tanpa kendali.
7
Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), cet. VII, h. 38.
4
6. Pertumbuhan ilmu dan teknologi yang pesat di luar kendali manusia. Bahkan sebaliknya, manusia cenderung dikendalikan oleh ilmu dan teknologi. 7. Hancurnya moral manusia dengan kadar kesadaran yang rendah, tanpa melibatkan diri untuk memecahkan tantangan ini secara sungguh-sungguh dan tanpa dorongan semangat keperluan yang mendesak. 8 Selain penjelasan tersebut, dapat ditemukan pula dalam sebuah hadits Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bahwa beberapa poin di atas merupakan tanda-tanda hari kiamat. Sebagaimana hadits tersebut berbunyi:
ِ ﻮل ُ ﻗَﺎ َل َر ُﺳ: ﺎ� ﻗَﺎ َل ٍ ِ َ� �ﺪﺛَﻨَﺎ َﺷيْ َب ُﺎن ْ� ُﻦ ﻓَ �ﺮوخَ َ� �ﺪﺛَﻨَﺎ َﻋ ْﺒﺪُ اﻟْ َﻮ ِار ِث َ� �ﺪﺛَﻨَﺎ �أﺑُﻮ اﻟﺘ� �ﯿﺎحِ َ� �ﺪﺛَ ِﲎ �أ� َ ُﺲ ْ� ُﻦ َﻣ ﷲ ُ ﷲ َﺻ �ﲆ 9 (ُﴩ َب اﻟْ َﺨ ْﻤ ُﺮ َو ﯾ َ ْﻈﻬ ََﺮ ّ ِاﻟﺰ�َ )رواﻩ ﻣﺴﲅ َ ْ � اﻟﺴﺎ�َ ِﺔ �أ ْن �ُ ْﺮﻓَ َﻊ اﻟْ ِﻌ ْ ُﲅ َو ﯾَﺜْبُ َﺖ اﻟْ َﺠﻬْ ُﻞ َو َ ْ �َﻠَ ْﯿ ِﻪ َو َﺳ � َﲅ ِﻣ ْﻦ �أ � ﴍ ِاط “Syaiban bin Farrukh telah memberitahu kepada kami, Abdul Warits telah memberitahu kepada kami, Abu At-Tayyah telah memberitahu kepada kami, Anas bin Malik telah memberitahu kepadaku, ia berkata: Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Di antara tanda-tanda hari kiamat adalah diangkatnya ilmu, munculnya kebodohan, banyak meminum arak, dan timbulnya perzinaan yang dilakukan secara terang-terangan.’” (HR Muslim) Maka untuk memecahkan permasalahan ini, Higgins mencari jawaban di bidang pengembangan rohani. Ia berkesimpulan bahwa suatu etika kesadaran baru harus ditumbuhkan dengan dimensi kehidupan rohani yang (1) mampu mematahkan pemujaan manusia terhadap “tuhan-tuhan sekuler” (secular gods), (2) mampu membangkitkan kesadaran bahwa manusia tidak tergantung pada bumi ini (artinya beriman pada hari akhirat), dan (3) perlu menjalin persaudaraan rohaniah yang kukuh antara sesama manusia untuk memecahkan tantangan permasalahan ini. 10 Adapun beberapa syarat yang harus dimiliki seorang guru, yaitu 1) guru harus mengerti ilmu mendidik dengan sebaik-baiknya sehingga seluruh tindakannya dalam mendidik disesuaikan dengan jiwa murid-muridnya, 2) guru harus memiliki bahasa yang baik sehingga segala perkataannya dapat membuat murid-murid 8
Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan: Suatu Analisa Psikologi, Filsafat dan Pendidikan, (Jakarta: PT Al-Husna Zikra, 1995), cet. III, h. 265-266. 9 Imam Muslim, Sahih Muslim, Terj. Mahmoud Matraji, (Beyrouth: Dar El Aker, 1993), h. 442. 10 Langgulung. loc. cit.
5
tertarik dengan materi yang diajarkannya, 3) guru mencintai muridnya, dalam hal ini menjadikan murid-muridnya sebagaimana anak sendiri yang harus dijaga dan dididik dengan sebaik-baiknya karena mereka adalah titipan Tuhan, 4) guru bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, 5) guru harus berilmu, 6) guru harus sehat jasmani, 7) guru harus berakhlak mulia, dan 8) guru memiliki jiwa nasional. 11 Guru Agama harus memahami benar dan merealisasikan nilai-nilai Islam dan menginternalisasikan dalam kehidupannya, sehingga tercermin oleh murid untuk meneladani sikap sang guru. Di sisi lain, karena menjadi tokoh yang dipatuhi dan ditiru, maka dalam memerankan status kedudukannya, tenaga pendidik harus berusaha merealisasikan nilai dan norma kependidikan di dalam dirinya. Dengan kata lain, ia pun terikat dengan kode etik. Dengan berusaha mewujudkan nilai dan norma kependidikan di dalam dirinya, seorang pendidik menjadi berwibawa terhadap muridnya. Di samping itu pula, sifat-sifat guru yang disukai oleh murid-muridnya yaitu guru yang menjelaskan materi dengan jelas dan mendalam, memiliki humor, bersikap akrab seperti sahabat, menunjukkan simpati dan empati terhadap muridmuridnya, memahami kebutuhan dan keinginan murid-muridnya, membangkitkan semangat belajar di kelas, menguasai ruang kelas dalam proses belajar mengajar, bersikap adil di dalam kelas, tidak suka marah, dan memiliki kepribadian yang menyenangkan. 12 Sementara pada kenyataannya di lapangan masih ada guru yang belum bisa dijadikan sebagai panutan bagi murid-muridnya. Hal ini disebabkan karena guru tersebut terkadang bolos dalam mengajar sehingga banyak materi pembelajaran yang tertinggal bahkan berbeda-beda di setiap kelas. Tidak sedikit pula guru yang sangat minim dalam menggunakan media pembelajaran sehingga murid kurang berminat dalam belajar di kelas. Kemudian dalam kepribadian guru yang bersikap tidak adil, memiliki anak emas, kurang tegas dalam mengendalikan kelas, kurang memahami keadaan dan karakteristik murid-muridnya, bahkan adapula guru yang bersikap kasar terhadap murid-muridnya.
11 12
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: CV Pustaka Setia, 2005), h. 71. Nasution, Diktat Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), h. 15.
6
Hal tersebut peneliti ketahui dari hasil observasi dan wawancara terhadap beberapa murid. Jika hal ini terus berlanjut maka bukan hanya kualitas guru saja yang akan buruk, tetapi suatu lembaga pendidikan itu akan tercemar akibat kualitas pendidik yang tidak kompeten dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Dengan dasar inilah penulis tertarik untuk membahas dan menuangkan masalah ini dalam bentuk skripsi dengan judul: “PERSEPSI SISWA KELAS XI TERHADAP
PROFESIONALISME
GURU
PENDIDIKAN
AGAMA
ISLAM DI SMA NEGERI 8 TANGERANG SELATAN”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disebutkan di atas, maka dapat didentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut: 1. Tugas dan peran guru bukan hanya transfer of knowledge tetapi juga transfer of values and norms yang menjadikan guru harus bisa menanamkan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat pada umumnya. 2. Tidak sedikit skala prioritas guru dalam mengajar ialah aktifitas dan peran guru itu sendiri, padahal pembelajaran yang sesungguhnya adalah murid aktif dalam seluruh kegiatan pengajaran, pembimbingan, dan pelatihan di sekolah. 3. Adanya persepsi siswa yang kurang baik terhadap profesionalitas guru dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya di sekolah.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi di atas selanjutnya peneliti memfokuskan dan membatasi penelitian pada persepsi siswa tentang profesionalisme guru Agama Islam, yaitu meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, dan kompetensi profesional.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian yang akan diteliti yaitu, “Bagaimana persepsi siswa SMA Negeri 8 Tangerang Selatan terhadap profesionalisme guru PAI yang meliputi kompetensi
7
pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, dan kompetensi profesional?”
E. Tujuan Penelitian Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan jawaban atas permasalahan penelitian yang telah tersusun dalam bentuk rumusan masalah. Maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi siswa kelas XI terhadap profesionalisme guru PAI di SMA Negeri 8 Tangerang Selatan.
F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat antara lain: 1. Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah kependidikan, khususnya tentang persepsi siswa terhadap profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam serta dapat menjadi pertimbangan bagi mereka yang berminat untuk menindaklanjuti hasil penelitian ini. 2. Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi kepala sekolah dan guru untuk meningkatkan profesionalitas dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Manfaat bagi siswa diharapkan dapat memberikan sikap dan pandangan positif terhadap profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam, sehingga dapat meneladani guru-guru PAI sebagai panutan yang baik dalam berkehidupan.
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Persepsi 1. Pengertian Persepsi Persepsi (perception) dalam arti sempit adalah penglihatan atau cara bagaimana seseorang melihat sesuatu. Sedangkan dalam arti luas adalah pandangan seseorang tentang bagaimana ia mengartikan dan menilai sesuatu. Maka persepsi itu bersifat selektif. Karena setiap individu memiliki persepsi yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan beberapa faktor, di antaranya yaitu kebutuhan, harapan, dan minat yang dimiliki oleh setiap individu. 1 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), persepsi merupakan tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu. 2 Dalam Kamus Psikologi, persepsi adalah proses untuk mengingat atau mengidentifikasikan sesuatu; biasanya dipakai dalam persepsi rasa, bila benda yang diingat atau diidentifikasikan merupakan objek yang mempengaruhi organ perasaan. 3 Atau dapat dikatakan proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui pancainderanya. Disebutkan pula, persepsi diartikan sebagai suatu proses pengamatan seseorang terhadap lingkungan dengan menggunakan indra yang dimiliki sehingga ia menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada di lingkungannya. M. Alisuf Sabri mendefinisikan persepsi atau pengamatan adalah aktivitas jiwa yang memungkinkan manusia mengenali rangsangan-rangsangan yang sampai kepadanya melalui alat inderanya, dengan kemampuan inilah kemungkinan manusia mengenali lingkungan hidupnya. 4 Persepsi merupakan suatu proses identifikasi dan interpretasi terhadap suatu stimulus berdasarkan informasi yang diterima. Stimulus tersebut diterima melalui lima panca indera yaitu penglihatan, pendengaran, perasa, peraba dan penciuman. Setelah tubuh mendapatkan stimulus, pada tahap 1
Akyaz Azhari, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Teraju Mizan Publika, 2004), h. 107. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2012), cet. IV, h. 1061. 3 Nancy Simanjutak, Terj, Kamus Psikologi, (Penguin Books Ltd., 1988), cet. II, h. 338-339. 4 M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 2006), h. 45. 2
8
9
selanjutnya terjadi seleksi yang berinteraksi dengan tahap interpretasi. Proses seleksi terjadi pada saat seseorang memperoleh informasi sehingga akan berlangsung proses penyeleksian pesan yang dianggap penting dan tidak penting. Hasil seleksi tersebut kemudian akan disusun menjadi satu kesatuan yang berurutan dan bermakna. 5 Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi ialah pandangan seseorang terhadap sesuatu berdasarkan pancaindera, pengalaman, dan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya sehingga ia secara sadar mengenal dan memahami lingkungan sekitarnya.
2. Proses Pembentukan Persepsi Proses pembentukan persepsi dapat digambarkan dalam skema berikut ini:
(Gambar 2.1. Proses pembentukan persepsi)
6
a. Proses penerimaan rangsangan Proses pertama dalam pembentukan persepsi adalah penerimaan rangsangan data dari berbagai sumber. Sumber-sumber diterima individu melalui panca indera yang dimiliki dan akan diberikan respon sesuai dengan penilaian dan pendirian arti terhadap rangsangan lain.
5
Valentina Rosa Manihuruk, “Persepsi Tentang Konseling Pranikah Pada Siswa Tingkat Akhir”, Skripsi pada Sarjana FIK UI, Jakarta, 2012, h. 25-26, tidak dipublikasian. 6 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: Kiki Brother’s, 2006), cet. I, h. 70.
10
b. Proses menyeleksi rangsangan Dengan banyaknya rangsangan dapat beragam yang masuk dan diterima, maka proses kedua adalah proses penyeleksian terhadap rangsangan-rangsangan yang diterima. Hal ini terjadi karena tidak memungkinkan untuk memperhatikan keseluruhan rangsangan yang datang dan diterima. c. Proses pengorganisasian Setelah penyeleksian maka dilanjutkan dengan proses penyusunan data atau rangsangan yang telah diterima ke dalam suatu bentuk. d. Proses interpretasi Setelah data atau rangsangan diterima dan disusun, proses selanjutnya adalah individu menafsirkan data yang diterima dengan berbagai cara. Dikatakan bahwa telah terjadi persepsi setelah rangsangan atau data tadi ditafsirkan. Persepsi pada prinsipnya adalah memberikan arti kepada berbagai data, dan ada beberapa persepsi yang dapat mempengaruhi penafsiran.
3. Faktor-Faktor Persepsi Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
persepsi
seseorang
dapat
dikelompokkan menjadi dua kategori, internal dan eksternal. a. Faktor personal 1) Kebutuhan atau motif. Contohnya seperti orang yang kesehariannya kurang makan akan memberi perhatian ekstra terhadap informasi tentang makanan. Atau seorang karyawan percetakan akan memilih membaca berita tentang kelangkaan kertas ketika membaca koran di pagi hari daripada berita lainnya. 2) Sikap, nilai, preferensi, dan keyakinan. Contohnya: Seorang siswa yang memiliki kegemaran di bidang musik akan memilih berita tentang pertunjukan musik di televisi, sedangkan siswa yang memiliki minat di bidang sastra akan lebih memilih untuk membaca buku. 3) Tujuan. 4) Kapabilitas, dalam hal ini yang dimaksud ialah tingkat intelegensia.
11
5) Gaya komunikasi. Contoh: siswa yang introvert atau pemalu cenderung memilih bertanya kepada teman sebangku daripada bertanya langsung kepada guru. 6) Pengalaman dan kebiasaan. Hal ini terbentuk dari pendidikan dan budaya.
b. Faktor eksternal 1) Karakter fisik. Contohnya: ukuran, warna, intensitas, dan sebagainya. 2) Pengorganisasian pesan, yaitu cara bagaimana pesan diatur atau diorganisasikan mempengaruhi persepsi seseorang. 3) Novelty (kebaruan, keluarbiasaan). Hal-hal yang baru atau luar biasa akan lebih dapat menyedot perhatian seseorang bahkan suatu kelompok, dibandingkan dengan hal-hal yang rutin atau biasa saja. 4) Mode, yaitu bagaimana informasi itu diserap oleh panca indera (bisa melalui
penglihatan,
pendengaran,
penciuman,
perabaan,
atau
pengecapan). 5) Asal mula informasi. Asal informasi mempengaruhi seseorang dalam menyerap pesan. Ada informasi yang berasal dari lingkungan fisik, dari diri sendiri, dari orang lain (melalui komunikasi antarpribadi), dari media massa, dan lain-lain. 7 Adapun faktor-faktor berbedanya persepsi setiap orang, disebabkan oleh beberapa hal diantaranya: a. Perhatian, biasanya kita tidak menangkap seluruh rangsangan yang ada di sekitar kita secara sekaligus, tetapi kita memfokuskan perhatian pada satu atau dua objek saja. b. Set adalah harapan seseorang tentang rangsangan yang akan timbul. Misalnya, pada seorang pelari yang siap di garis start terdapat set bahwa akan terdengar bunyi pistol disaat ia harus mulai lari. c. Kebutuhan, termasuk kebutuhan sesaat dan kebutuhan yang menetap pada diri seseorang mempengaruhi persepsi orang tersebut. d. Sistem nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat berpengaruh pula terhadap persepsi. Suatu eksperimen di Amerika Serikat menunjukkan 7
Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: Kiki Brother’s, 2006), cet. I, h. 63.
12
bahwa anak-anak yang berasal dari keluarga miskin mempersepsikan mata uang logam lebih daripada uang yang sebenarnya. e. Ciri kepribadian juga mempengaruhi persepsi. Contohnya A dan B bekerja di kantor yang sama di bawah pengawasan seorang atasan. A yang pemalu dan penakut mempersepsikan atasannya sebagai tokoh yang menakutkan, sedangkan B yang memiliki kepercayaan diri menganggap atasannya sebagai tokoh yang dapat diajak bergaul seperti orang biasa lainnya. f. Gangguan kejiwaan dapat menimbulkan kesalahan persepsi yang disebut halusinasi. 8
B. Profesionalisme Guru 1. Pengertian Profesionalisme bersal dari bahasa Inggris ‘Profession’ yang berarti mata pencaharian atau pekerjaan yang memerlukan keahlian yang diperoleh melalui pendidikan atau latihan khusus. 9 Ketika seseorang bekerja sesuai dengan keahliannya dan mencapai hasil yang bagus maka dikatakan bahwa ia adalah seorang yang profesional. Maka dalam hal ini ia patut mendapatkan jaminan dan tunjangan (feedback) atas prestasi yang telah ia capai dalam bidangnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, profesionalisme ialah mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang profesional. Profesionalisme menunjuk kepada komitmen, teori, dan atau paham para anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus-menerus mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya. 10 Ahmad Tafsir memberikan pengertian profesionalisme sebagai paham yang mengajarkan bahwa setiap pekerjaan harus dilakukan oleh orang yang profesional. 11
8
Akyaz Azhari, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Teraju Mizan Publika, 2004), h. 108-109. M. Jhons Echols, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia, 1996), cet. XXIII, h. 499. 10 Ali Mudlofir, Pendidik Profesional: Konsep, Strategi dan Aplikasinya dalam Peningkatan Mutu Pendidik di Indonesia, (Jakarta: Rajawali Press, 2012), h. 17. 11 Ibid., h. 6. 9
13
Profesional (professional) merupakan sebutan terhadap kualitas sikap para anggota suatu profesi terhadap profesinya serta derajat pengetahuannya dan keahlian yang mereka miliki untuk dapat melakukan tugas-tugasnya. Suatu profesi umumnya berkembang dari pekerjaan yang kemudian menjadi matang. Selain itu, dalam bidang apapun profesionalisme seseorang ditunjang oleh tiga hal, yaitu keahlian, komitmen, dan keterampilan. Ketiga hal tersebut dikembangkan melalui pendidikan pra-jabatan dan selanjutnya ditingkatkan melalui pengalaman dan pendidikan/latihan dalam jabatan. 12
(Gambar 2.2. Segitiga Profesionalisme)
Dalam bahasa populer, profesionalisme dikontraskan dengan amatiran. Seorang amatir dianggap belum mampu bekerja secara terampil, cekatan, dan baru taraf belajar. Secara sosiologis, suatu profesi merupakan refleksi dari adanya tuntutan dalam masyarakat akan proses dan hasil kerja yang bermutu, penuh tanggung jawab, bukan sekedar asal dilaksanakan. Sebagaimana persepsi Vollmer, yang dikutip oleh Ali Mudlofir dalam bukunya berjudul Pendidik Profesional: Konsep, Strategi dan Aplikasinya dalam Peningkatan Mutu Pendidik di Indonesia (2012: 4) menyatakan bahwa dalam kajian sosiologik, profesi itu sesungguhnya hanya merupakan suatu jenis model atau tipe pekerjaan ideal saja, karena dalam realitasnya bukanlah hal yang mudah untuk mewujudkannya. Namun demikian, bukan hal yang mustahil pula untuk mencapai perwujudannya dengan upaya yang sungguh-sungguh. Berikut ilustrasi perbandingan sikap profesionalitas guru dan sikap amatir. 12
Ali Mudlofir, Pendidik Profesional: Konsep, Strategi dan Aplikasinya dalam Peningkatan Mutu Pendidik di Indonesia, (Jakarta: Rajawali Press, 2012), h. 5.
14
Tabel 2.1. (Ilustrasi Perbandingan Sikap Profesional dengan Amatir) 13 PROFESIONAL
AMATIR
Guru memandang tugas sebagai Guru memandang tugas sematabagian ibadah Guru
mata bekerja
memandang profesi guru Guru memandang profesi guru biasa
adalah mulia dan terhormat
saja
Guru menganggap kerja adalah Guru amanah Guru
memandang
kerja
hanya
profesi
guru
mencari nafkah
memandang profesi guru Guru
sebagai panggilan jiwa
memandang
sebagai keterpaksaan
Guru menganggap kerja itu nikmat Guru memandang kerja itu beban dan menyenangkan
dan membosankan
Guru menganggap kerja itu sebagai Guru memandang kerja itu murni bentuk pengabdian
mencari penghasilan
Guru memiliki rasa/ruhul jihad Guru dalam mengajarnya
mengajar
menggugurkan kewajiban
Guru mempelajari setiap aspek dari Guru tugasnya Guru
sekedar
mengabaikan
untuk
mempelajari tugasnya akan
secara
cermat Guru menganggap sudah merasa
menemukan apa yang diperlukan cukup apa yang diperlukan dan dan diinginkan
diinginkan
Guru memandang, berbicara, dan Guru berpenampilan dan berbicara berbusana secara sopan dan elegan
semaunya
Guru akan menjaga lingkungan Guru kerjanya selalu rapi dan teratur
tidak
memperhatikan
lingkungan kerjanya
Guru bekerja secara jelas dan Guru bekerja secara tidak menentu terarah
dan tidak teratur
Guru tidak membiarkan terjadi Guru kesalahan
mengabaikan
atau
menyembunyikan kesalahan
Guru berani terjun kepada tugas Guru menghindari pekerjaan yang 13
Ibid, h. 111-112.
15
sulit Guru
dianggap sulit akan
mengerjakan
tugas Guru
secepat mungkin
akan
membiarkan
pekerjaannya terbengkalai
Guru akan senantiasa terarah dan Guru bertindak tidak terarah dan optimistik
pesimis
Guru akan memanfaatkan dana Guru akan menggunakan dana tidak secara cermat
menentu
Guru bersedia menghadapi masalah Guru menghindari masalah orang orang lain
lain
Guru menggunakan nada emosional Guru menggunakan nada emosional yang lebih tinggi seperti antusias, rendah gembira, penuh minat, bergairah
seperti
marah,
sikap
permusuhan, ketakutan, penyesalan, dan sebagainya
Guru akan bekerja sehingga sasaran Guru tercapai Guru
akan
berbuat
tanpa
memedulikan ketercapaian sasaran menghasilkan
sesuatu Guru
melebihi dari yang diharapkan
menghasilkan
sekedar
memenuhi persyaratan
Guru menghasilkan suatu produk Guru menghasilkan produk atau atau pelayanan bermutu
pelayanan dengan mutu rendah
Guru mempunyai janji untuk masa Guru tidak memiliki masa depan depan
yang jelas
Berdasarkan dari tabel di atas, dapat dikatakan bahwa suatu profesi yang yang sesungguhnya adalah suatu jabatan yang dijalani seseorang dengan berlandaskan amanat dari Sang Pencipta, sehingga dia menjalankan tugas dan tanggung
jawab
atas
profesinya
dengan
bersungguh-sungguh
dan
mengembangkan seluruh potensi maupun kemampuan yang dimilikinya. Maka sudah seharusnya bagi seorang guru dalam menjalankan tugasnya harus sesuai dengan keahliannya dan menjunjung tinggi kode etik serta profesional dalam bekerja. Hal ini sebagaimana diungkapkan pula dalam sebuah hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berikut.
16
ﴇﷲ َ ِ َ� �ﺪﺛَﻨَﺎ ُﻣ َﺤ �ﻤﺪُ ْ� ُﻦ ِﺳ�ﻨَ ٍﺎن َ� �ﺪﺛَﻨَﺎ ﻓُﻠَ ْﯿ ُﺢ ْ� ُﻦ ُﺳﻠَ ْﯿ َﻤ َﺎن َ� �ﺪﺛَﻨَﺎ ِﻫ َﻼ ُل ْ� ُﻦ �َ ِ ٍ ّﲇ َﻋ ْﻦ َﻋ َﻄﺎ ِء ْ� ِﻦ � ََﺴ ٍﺎر َﻋ ْﻦ �أ ِﰊ ﻫ َُﺮْ� َﺮ َة َر ِ ﻗَﺎ َل َر ُﺳ ْﻮ ُل: َﻋ ْﻨ ُﻪ ﻗَﺎ َل �َ َﻛ ْﯿ َﻒ اﺿَ ﺎ َﻋﳤُ َﺎ: ﻗَﺎ َل. اﻟﺴﺎ�َ َﺔ ا َذا ﺿُ ِ ّﯿ َﻌ ْﺖ ْ �ا� َﻣﺎﻧ َ ُﺔ ﻓَﺎﻧْ َﺘ ِﻈ ِﺮ: ﷲ �َﻠَ ْﯿ ِﻪ َو َﺳ � َﲅ ُ ﷲ َﺻ َﲆ � � � ِ َر ُﺳ ْﻮ َل14 (اﻟﺴﺎ�َ َﺔ )رواﻩ اﻟﺒ�ﺎرى � �ا َذا �أ ْﺳ� ِﻨﺪَ ْ �ا� ْﻣ ُﺮ �ا َﱃ �َ ْ ِﲑ �أﻫ ِ ِْ� ﻓَﺎﻧْ َﺘ ِﻈ ْﺮ: ﷲ ؟ ﻗَﺎ َل “Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: ‘Jika amanat telah disia-siakan, tunggu saja kehancuran terjadi.’ Seorang sahabat bertanya: ‘Bagaimana maksud amanat disia-siakan?’ Nabi menjawab: ‘Jika suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancuran itu.’” (HR Bukhari)
2. Kompetensi Guru Kompetensi adalah seperangkat tindakan intelegen penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat agar dianggap mampu untuk melaksanakan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu. 15 Dalam pengertian lain disebutkan bahwa kompetensi merupakan peleburan dari pengetahuan (daya pikir), sikap (daya kalbu), dan keterampilan (daya fisik) yang terwujud dalam bentuk perbuatan. 16 Berdasarkan UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, juga Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007, dan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008, standar kompetensi guru merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Kompetensi Guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) PP 74/2008 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Empat kompetensi guru tersebut bersifat holistik, artinya merupakan satu kesatuan yang utuh yang saling terkait. Khusus untuk guru PAI berdasarkan Permenag , ﻧﯿﺖ اﻷﻓﻜﺎر اﻟﺪوﻟﯿﺔ ﻟﻠﻨﺸﺮ و اﻟﺘﻮزﯾﻊ: )اﻟﺮﯾﺎض, ﺻﺤﯿﺢ اﻟﻨﺨﺎري, اﻹﻣﺎم ﻋﺒﺪ اسّ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ إﺳﻤﺎﻋﯿﻞ اﻟﺒﺨﺎري14 .۱۲۴۵ ص,(۱۹۹۸ 15 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h. 5. 16 Syaiful Sagala, Kemampuan Peofesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 23.
17
Nomor 16/2010 Pasal 16 ditambah satu kompetensi lagi, yaitu kompetensi kepemimpinan. 17
Tabel 2.2. (Kompetensi dan Subkompetensi Dasar Guru) 18 Kompetensi
Subkompetensi Memahami peserta didik secara mendalam.
Kompetensi pedagogik
Merancang
pembelajaran,
termasuk
landasan
pendidikan
untuk
memahami kepentingan
pembelajaran. Melaksanakan pembelajaran. Merancang
dan
melaksanakan
evaluasi
pembelajaran. Mengembangkan
peserta
didik
untuk
mengaktualisasikan berbagai potensinya. Kepribadian yang mantap dan stabil. Kompetensi
Kepribadian yang arif.
kepribadian
Kepribadian yang berwibawa. Berakhlak mulia dan dapat menjadi tauladan.
Kompetensi profesional
Menguasai struktur keilmuan/mapel yang diajarkan. Memahami kurikulum, silabus, dan RPP mapel yang diajarkan. Mampu berkomunikasi dan bergaul dengan peserta didik. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif
Kompetensi sosial
dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.
17
Ali Mudlofir, Pendidik Profesional: Konsep, Strategi dan Aplikasinya dalam Peningkatan Mutu Pendidik di Indonesia, (Jakarta: Rajawali Press, 2012), h. 106. 18 Ali Mudlofir, Pendidik Profesional: Konsep, Strategi dan Aplikasinya dalam Peningkatan Mutu Pendidik di Indonesia, (Jakarta: Rajawali Press, 2012), h. 115-116.
18
Menguasai struktur dan metode keilmuan.
Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. 19 Hal ini sebagaimana dimaksud pada Permenag Nomor 16/2012 ayat (1) meliputi: a. pemahaman karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual; b. penguasaan teori dan prinsip belajar pendidikan agama; c. pengembangan kurikulum pendidikan agama; d. penyelenggaraan kegiatan pengembangan pendidikan agama; e. pemaanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan agama; f. pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki dalam bidang pendidikan agama; g. komunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik; h. penyelenggaraan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar pendidikan agama; i. pemanfaatan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran pendidikan agama; dan j. tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran pendidikan agama. 20 Kompetensi kepribadian yaitu kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik. 21 Hal ini sebagaimana dimaksud pada Permenag Nomor 16/2010 ayat (1) meliputi: a. tindakan yang sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia; b. penampilan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat;
19
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, 2016, h. 41, (sumberdaya.ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2016/02/uu-nomor-14-tahun-2005-tentang-gurudan-dosen.pdf). 20 Ibid., h. 106-107. 21 Ibid., h. 9.
19
c. penampilan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa; d. kepemilikian etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri; serta e. penghormatan terhadap kode etik profesi guru. 22 Berdasarkan
kompetensi
tersebut,
sebagaimana
Imam
Al-Ghazali
menyebutkan bahwa guru harus memberi contoh yang baik dan teladan yang indah di mata murid sehingga anak senang. Kemudian guru juga harus berjiwa halus, sopan serta lapang dada (tasamuh), murah hati, dan terpuji. Dalam hal ini, Al-Ghazali memandang pemberian teladan sebagai sesuatu yang harus dilakukan oleh pendidik karena peserta didik senang dan mudah meniru. Ayat Al-Qur’an pun menyebutkan hal tersebut yang berbunyi: 23
ِ ِﻟَﻘَﺪْ َﰷ َن ﻟَ ُ ْﲂ ِ ْﰲ َر ُﺳ ْﻮل ﷲ َﻛ ِﺜ ْ َﲑا َ ﷲ َو اﻟْ َﯿ ْﻮ َم ْ �ا� ِﺧ َﺮ َو َذ َﻛ َﺮ َ ﷲ �أ ْﺳ َﻮ ٌة َﺣ َﺴ�ﻨَ ٌﺔ ِﻟ ّ َﻤ ْﻦ َﰷ َن �َ ْﺮ ُﺟﻮا (۲۱ : )ا ٔ�ﺣﺰاب “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah suri tauladan yang baik bagi kamu, (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat. Dan dia banyak menyebut Allah.” (QS AlAhzab/33: 21) Selanjutnya
kompetensi
sosial
yaitu
kemampuan
guru
untuk
berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat. 24 Hal ini sebagaimana dimaksud pada Permenag Nomor 16/2010 ayat (1) meliputi: a. sikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif berdasarkan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi; b. sikap adaptif dengan lingkungan sosial budaya tempat bertugas; dan
22
Op. cit. Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), h. 226-227. 24 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, 2016, h. 40, (sumberdaya.ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2016/02/uu-nomor-14-tahun-2005-tentang-gurudan-dosen.pdf). 23
20
c. sikap komunikatif dengan komunitas guru, warga sekolah dan warga masyarakat. 25 Kompetensi Profesional yaitu kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. 26 Hal ini sebagaimana dimaksud pada Permenag Nomor 16/2010 ayat (1) meliputi: a. penguasaan materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran pendidikan agama; b. penguasaan standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran pendidikan agama; c. pengembangan materi pembelajaran mata pelajaran pendidikan agama secara kreatif; d. pengembangan profesionalitas secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif; dan e. pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri. 27 Kompetensi kepemimpinan yaitu kompetensi yang dikhususkan kepada guru Pendidikan Agama. Kompetensi ini memberikan perhatian khusus kepada seorang pendidik Agama agar dapat menjalankan fungsi, tugas, dan tanggung jawabnya untuk masyarakat luas. Selain itu, guru Pendidikan Agama memberikan
kontribusi
yang
sangat
besar
dalam
mengembangkan
perencanaan dan pelaksanaan proses belajar yang sesuai berdasarkan ajaran agama yang dianut dan keharmonisan budaya Indonesia. Hal ini sebagaimana dimaksud pada Permenag Nomor 16/2010 ayat (1) meliputi: a. kemampuan membuat perencanaan pembudayaan pengalaman ajaran agama dan perilaku akhlak mulia pada komunitas sekolah sebagai bagian dari proses pembelajaran agama; b. kemampuan mengorganisasikan potensi unsur sekolah secara sistematis untuk mendukung pembudayaan pengamalan ajaran agama pada komunitas sekolah; c. kemampuan menjadi inovator, motivator, fasilitator, pembimbing dan konselor dalam pembudayaan pengamalan ajaran agama pada komunitas
25
Ibid., h. 10. Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), h. 226-227. 27 Op. Cit. 26
21
sekolah dan menjaga keharmonisan hubungan antar pemeluk agama dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. 28
Guna mencapai kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang profesi ahli Guru, menurut Undang Undang Guru dan Dosen No 14 Tahun 2005 Pasal 11, diwajibkan bagi seluruh angkatan lulusan dari program Diploma IV atau Sarjana 1 untuk melaksanakan Sertifikasi Guru, sehingga guru dapat menjalankan kewajiban profesinya dan mempertanggungjawabkan setiap tugasnya serta mendapatkan hak yang layak sebagaimana yang telah diatur oleh UU Pemerintah. Keutamaan profesi seorang guru sangatlah besar sehingga Allah Ta’ala menjadikan sebagai tugas yang diemban oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebagaimana sabdanya:
َو, ُﳇ� ُ ْﲂ َراعٍ َو ُﳇ� ُ ْﲂ َﻣ ْﺴ ُﺆ ْو ٌل َﻋ ْﻦ َر ِﻋ �ﯿ ِﺘ ِﻪ: ﷲ �َﻠَ ْﯿ ِﻪ َو َﺳ � َﲅ ﻗَﺎ َل ُ ﴇ ُ ﷲ َﻋﳯْ ُ َﻤﺎ َﻋ ِﻦ اﻟﻨ� ِﱯ َﺻ َﲆ َ ِ َو َﻋ ِﻦ ا ْ� ِﻦ ُ َﲻ َﺮ َر َو �اﻟﺮ ُ� ُﻞ َراعٍ �َ َﲆ �أ ْﻫﻞِ ﺑَيْ ِت ِﻪ َو اﻟْ َﻤ ْﺮ �أ ُة َرا ِﻋﯿ� ِﺘ ِﻪ �َ َﲆ ﺑَي ِْﺖ َز ْو ِ�َﺎ َو َو َ ِ� ِﻩ ﻓَ ُﳫ� ُ ْﲂ َﻣ ْﺴ ُﺆ ْو ٌل َﻋ ْﻦ َر ِﻋﯿ� ِﺘ ِﻪ )ﻣتﻔﻖ, ٍْ �ا� ِﻣ ْ ُﲑ َراع ( �ﻠﯿﻪ29 “Dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘Anhuma dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: ‘Ketahuilah bahwa setiap orang adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan ditanya tentang apa yang dipimpinnya. Seorang Amir (penguasa) adalah pemimpin bagi rakyatnya, dan akan ditanya kepemimpinannya. Dan seorang laki-laki adalah pemimpin bagi istri dan anaknya dan akan ditanya tentang keluarganya. Camkanlah bahwa kalian adalah pemimpin dan akan ditanya tentang apa yang dipimpinnya.’” (HR Bukhari)
Bukhari Umar menjelaskan didalam bukunya yang berjudul Ilmu Pendidikan Islam (2010), menyatakan bahwa keberhasilan pendidik dalam menjalankan tugasnya berdasarkan pada kompetensi berikut ini: a. Kompetensi personal-religius
28
Umar, loc. cit. , ﻧﯿﺖ اﻷﻓﻜﺎر اﻟﺪوﻟﯿﺔ ﻟﻠﻨﺸﺮ و اﻟﺘﻮزﯾﻊ: )اﻟﺮﯾﺎض, ﺻﺤﯿﺢ اﻟﻨﺨﺎري, اﻹﻣﺎم ﻋﺒﺪ اسّ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ إﺳﻤﺎﻋﯿﻞ اﻟﺒﺨﺎري29 29 .۱۲۴۵ ص,(۱۹۹۸
22
Kemampuan yang menyangkut kepribadian agamis; artinya, pada dirinya melekat nilai-nilai lebih yang hendak ditransinternalisasikan kepada peserta didik. Misalnya nilai kejujuran, amanah, keadilan, kecerdasan, tanggung jawab, musyawarah, kebersihan, keindahan, kedisiplinan, ketertiban, dan sebagainya. Nilai tersebut perlu dimiliki pendidik sehingga akan dihayati oleh peserta didik secara langsung maupun tidak langsung. b. Kompetensi sosial-religius Kemampuan yang menyangkut kepedulian terhadap masalah-masalah sosial selaras dengan ajaran dakwah Islam. Sikap gotong royong, tolong menolong, egalitarian (persamaan derajat antara manusia), sikap toleransi, dan sebagainya juga perlu dimiliki oleh pendidik muslim dalam rangka proses pemindahan penghayatan nilai-nilai sosial antara pendidik dan peserta didik. c. Kompetensi profesional-religius Kompetensi ini menyangkut kemampuan untuk menjalankan tugas keguruannya secara profesional, dalam arti mampu membuat keputusan keahlian atas beragamnya kasus dan dapat mempertanggungjawabkannya berdasarkan teori dan wawasan keahliannya dalam perspektif Islam. 30
3. Prinsip Profesionalisme Guru Asean Programme of Educational Innovation for Development (APEID) pada tahun 1976 di Tokyo yang membahas tentang pendidik, menyebutkan bahwa walaupun setiap orang memiliki sudut pandang yang berbeda, tetapi terdapat beberapa indikator yang merupakan karakteristik dari guru profesional, yaitu: a. Menghubungkan murid dengan kebudayaan lingkungan. b. Membimbing ke arah berpikir ilmiah. c. Merupakan sumber ilmu pengetahuan tertentu dengan belajar seumur hidup. d. Mengorganisasi belajar murid, sebagai promotor, fasilitator, organisator, korektor, dan manager belajar murid. e. Sebagai pembimbing atau penghubung murid terhadap lingkungannya yang masih kabur. 30
Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), h. 93-94.
23
f. Mengembangkan filsafat moral anak dan pandangan positif terhadap dunia. g. Mengembangkan kreativitas dan kepercayaan pada diri sendiri untuk menghadapi masa yang akan datang. h. Sebagai koordinator lembaga-lembaga non formal di luar sekolah. i. Sebagai petugas pendidikan sosial. j. Mengintegrasikan pengetahuan untuk kepentingan sekolah dan masyarakat. 31 Menurut Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 7 ayat (1) menerangkan bahwa: Profesi guru dan dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme; b. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia; c. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas; d. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai bidang tugas; e. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan; f. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja; g. Memiliki kesempatan kerja untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat; h. Memiliki jaminan perlindungan hokum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan; dan i. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur halhal yang berkaitan dengan keprofesionalan guru. 32
Prinsip-prinsip profesionalisme tersebut menempatkan guru sebagai sebuah profesi yang disamping memiliki kualitas akademik dan kompetensi kelimuan, guru juga harus mempunyai keikhlasan serta panggilan jiwa. Oleh karena itu, guru memainkan fungsi peranan penting dalam pendidikan yaitu,
31
Pupuh Fathurrohman dan Aa Suryana, Guru Profesional, (Bandung: PT Refika Aditama, 2012), cet. I, h. 130. 32 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, 2016, h. 9, (sumberdaya.ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2016/02/uu-nomor-14-tahun-2005-tentang-gurudan-dosen.pdf).
24
membina akhlak mulia, budi pekerti, dan kepribadian anak didik yang menjadi landasan utama dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
C. Guru Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal. 33 Dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, sebutan guru mencakup: (1) guru itu sendiri, baik guru kelas, guru bidang studi, maupun guru bimbingan dan konseling atau guru bimbingan karier; (2) guru dengan tugas tambahan sebagai kepala sekolah; dan (3) guru dalam jabatan pengawas. 34 Maka dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa guru Pendidikan Agama Islam, ialah orang yang beragama Islam dan ia mengamalkan ajaran Islam, serta memiliki peran sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, penilai, dan evaluator terhadap peserta didik pada lembaga pendidikan formal. Dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 39 (Ayat 2) jabatan guru dinyatakan sebagai jabatan profesional. Teks lengkap sebagai berikut: “Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.” 35 Dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 7 ayat 1, prinsip profesional guru mencakup karakteristik sebagai berikut: a. Memiliki bakat, minat, panggilan, dan idealisme.
33
Ali Mudlofir, Pendidik Profesional: Konsep, Strategi dan Aplikasinya dalam Peningkatan Mutu Pendidik di Indonesia, (Jakarta: Rajawali Press, 2012), h. 119. 34 Ibid., h. 120. 35 Undang Undang RI Sistem Pendidikan Nasional No 20 Th. 2003, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), h. 27.
25
b. Memiliki kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas. c. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas. d. Memiliki ikatan kesejawatan dan kode etik profesi. e. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan. f. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja. g. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan profesi berkelanjutan. h. Memiliki jaminan keprofesionalan.
perlindungan
hukum
dalam
melaksanakan
i. Memiliki organisasi profesi yang berkaitan dengan keprofesian. 36
2. Syarat Guru PAI Guru bukanlah pekerjaan yang mudah sebagaimana dibayangkan oleh sebagian orang. Profesi sebagai seorang guru bukanlah sebatas menyampaikan materi kepada siswa. Guru dituntut untuk memiliki berbagai keterampilan, kemampuan khusus, mencintai pekerjaannya, menjaga kode etik guru, dan sebagainya. Seorang guru dituntut dengan sejumlah persyaratan, antara lain: memiliki kualifikasi pendidikan profesi yang memadai, memiliki kompetensi keilmuan sesuai dengan bidang yang ditekuninya, memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik, mempunyai jiwa kreatif dan produktif, mempunyai etos kerja dan komitmen tinggi terhadap profesinya, dan selalu melakukan pengembangan diri secara terus menerus melalui organisasi profesi, internet, buku, seminar, dan semacamnya. Hasil studi beberapa ahli mengenai sifat atau karakteristik profesi guru menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: a. Kemampuan intelektual yang diperoleh melalui pendidikan, yaitu jenjang pendidikan tinggi yang di dalamnya termasuk pelatihan-pelatihan khusus yang berkaitan dengan keilmuan profesinya kelak.
36
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, 2016, h. 5, (sumberdaya.ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2016/02/uu-nomor-14-tahun-2005-tentang-gurudan-dosen.pdf).
26
b. Memiliki pengetahuan spesialisasi, penguasaan bidang keilmuan tertentu yang lebih khusus/spesialisasi seperti guru yang memiliki spesialisasi di bidang tertentu. c. Memiliki pengetahuan praktis yang dapat digunakan langsung oleh orang lain atau klien. d. Memiliki teknik kerja yang dapat dikomunikasikan, seorang guru harus mampu berkomunikasi supaya apa yang disampaikan dapat dipahami oleh siswa. e. Memiliki kapasitas mengorganisasikan kerja secara mandiri atau selforganization, pekerjaan yang dia lakukan dapat dikelola sendiri tanpa bantuan orang lain. f. Mementingkan kepentingan orang lain (altruism). Seorang guru harus siap memberikan layanan kepada anak didiknya pada saar dibutuhkan baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. g. Memiliki kode etik. h. Memiliki sanksi dan tanggung jawab komunitas. i. Mempunyai system upah. j. Budaya profesional. 37 Dalam perspektif agama, syarat menjadi guru yang ideal ada dua puluh macam seperti halnya yang disampaikan KH. Hasyim Asy’ari, yaitu: 38 a. Selalu istiqamah dalam muraqabah kepada Allah Ta’ala. Muraqabah yaitu melihat Allah Ta’ala dengan mata hati dan menghubungkan dengan perbuatan yang telah dilakukan selama ini; b. Senantiasa berlaku khauf (takut kepada Allah) dalam segala ucapan dan tindakan; c. Bersikap tenang; d. Bersikap wara’ yaitu keluar dari setiap perkara syubhat dan intropeksi diri dalam setiap keadaan; e. Selalu bersikap tawadhu, yaitu merendahkan diri dan melembutkan diri terhadap makhluk, atau patuh kepada kebenaran dan tidak berpaling dari hikmah, hukum dan kebijaksanaan; 37 38
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), cet. I, h. 71. Aris Shoimin, Excellent Teacher, (Semarang: Dahara Prize, 2013), h. 19-21.
27
f. Selalu bersikap khusyu’ kepada Allah Ta’ala; g. Menjadikan Allah sebagai tempat meminta pertolongan dalam setiap keadaan; h. Tidak menjadikan ilmu sebagai tangga mencapai keuntungan duniawi, baik jabatan, harta, popularitas, atau agar lebih maju dibanding dengan orang lain; i. Tidak diskriminatif terhadap murid; j. Bersikap zuhud dalam urusan dunia sebatas apa yang ia butuhkan, yang tidak membahayakan diri sendiri, keluarga, sederhana dan qana’ah; k. Menjauhkan diri dari tempat-tempat rendah dan hina menurut manusia, juga hal-hal yang dibenci adat setempat; l. Menjauhkan diri dari tempat kotor dan maksiat walaupun jauh dari keramaian; m. Selalu menjaga syiar Islam dan zhahir hukum, seperti salat berjama’ah di masjid, menyebarkan salam, amar ma’ruf nahi munkar dan senantiasa berlaku sabar terhadap musibah yang dihadapi; n. Menegakkan sunnah dan menghapus segala hal yang mengandung unsur bid’ah, menegakkan segala hal yang mengandung kemaslahatan dengan jalan yang dibenarkan; o. Membiasakan diri untuk melakukan sunnah yang bersifat syariat baik qauliyah atau fi’liyah; p. Bergaul dengan akhlak yang baik; q. Membersihkan hati dan tindakan dari akhlak jelek dan dilanjutkan dengan perbuatan baik; r. Senantiasa bersemangat untuk mengembangkan ilmu dan bersungguhsungguh dalam setiap aktivitas; s. Tidak boleh membeda-bedakan status, nasab, dan usia dalam mengambil hikmah dari semua orang; t. Membiasakan diri untuk menyusun dan merangkum pengetahuan. Dari poin yang telah disebutkan, dapat disimpulkan bahwa syarat menjadi guru harus memiliki landasan keagamaan yang kokoh dan disiplin, memahami visi misi pendidikan secara holistik dan integral, mempunyai kemampuan intelektual yang memadai, menguasai teknik pembelajaran yang kreatif.
28
Dari penjelasan tersebut pun, pada intinya guru yang profesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu membedah aspek profesioanlisme guru berarti mengkaji kompetensi yang harus dimiliki seorang guru. Kompetensi yang dimaksud telah penulis sebutkan sebelumnya pada poin kompetensi guru.
3. Tugas dan Tanggung Jawab Guru Ali Mudlofir mengemukakan tugas dan tanggung jawab pokok profesi guru dalam mengembangkan profesinya ada enam, yaitu: a. Guru bertugas sebagai pengajar, dalam hal ini lebih menekankan kepada tugas dalam merencanakan dan melaksanakan pengajaran. Untuk memenuhi tugas ini, guru dituntut memiliki seperangkat pengetahuan dan keterampilan teknis mengajar, di samping menguasai ilmu atau bahan yang akan diajarkannya. b. Guru bertugas sebagai pembimbing, dalam hal ini ditekankan kepada tugas memberikan bantuan kepada siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. Tugas ini merupakan aspek mendidik sebab tidak hanya berkenaan dengan penyampaian ilmu, tetapi juga menyangkut pembinaan kepribadian dan pembentukan nilai-nilai para siswa. c. Guru bertugas sebagai administrator kelas, yang pada hakikatnya merupakan jalinan antara ketatalaksanaan bidang pengajaran dan ketatalaksanaan pada umumnya. Namun yang lebih diutamakan pada profesi guru ialah ketatalaksanaan bidang pengajaran. d. Guru bertugas sebagai pengembang kurikulum, yang mana guru dituntut untuk selalu mencari gagasan baru, penyempurnaan praktik pendidikan, khususnya dalam praktik mengajar.
29
e. Guru bertugas untuk mengembangkan profesi,
yang dasarnya ialah
tuntutan dan panggilan untuk selalu mencintai, menghargai, menjaga, dan meningkatkan tugas dan tanggung jawab profesinya. f. Guru bertugas untuk membina hubungan dengan masyarakat, yang berarti guru harus dapat berperan menempatkan sekolah sebagai bagian integral dari masyarakat serta sekolah sebagai pembaru masyarakat. 39 Pendidik yang sebenarnya bukan hanya menjalankan tugas-tugas tersebut, tetapi juga bertanggung jawab atas pengelolaan (manager of learning), pengarah (director of learning), fasilitator, dan perencanaan (planner of future society). Maka fungsi dan tugas pendidik dalam pendidikan memiliki tiga bagian, yaitu: a. Sebagai pengajar (instruksional) yang bertugas merencanakan program pengajaran dan melaksanakan program yang telah disusun serta melaksanakan penilaian setelah program dilakukan. b. Sebagai pendidik (educator) yang mengarahkan peserta didik pada tingkat kedewasaan dan berkepribadian kamil seiring dengan tujuan Allah Ta’ala menciptakannya. c. Sebagai pemimpin (managerial) yang memimpin, mengendalikan diri sendiri, peserta didik dan masyarakat yang terkait, terhadap berbagai masalah
yang
menyangkut
upaya
pengarahan,
pengawasan,
pengorganisasian, pengontrolan, dan partisipasi atas program pendidikan yang dilakukan. 40
Peran dan tugas guru tersebut meminta agar guru menguasai metodologi pendidikan, baik untuk menciptakan suasana belajar maupun untuk mendidik murid. Guru juga diminta mampu mengelola sistem pengajaran dan mengembangkan materi pelajaran, hal ini menyangkut pengetahuan guru tentang pengembangan kurikulum. Selanjutnya, guru juga dituntut mampu mengorganisasi, hal ini pun sejalan dengan tugas guru agar dapat 39
Ali Mudlofir, Pendidik Profesional: Konsep, Strategi dan Aplikasinya dalam Peningkatan Mutu Pendidik di Indonesia, (Jakarta: Rajawali Press, 2012), h. 62. 40 Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), h. 92-93.
30
berkomunikasi dengan baik pada murid-murid dan masyarakat sekitar. Kemampuan komunikasi ini sekaligus akan meningkatkan kemampuan guru sebagai staf bimbingan di sekolah dan masyarakat dalam rangka pemikiran pendidikan seumur hidup. 41
D. Penelitian yang Relevan Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang (Deskripsi Analisis Penelitian Kualitatif). Oleh Bakrudin. Mahasiswa UIN Jakarta 2011. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Hasil penelitian diketahui bahwa: sebagian besar guru PAI SMP Islam Al-Fajar kurang professional, karena masih banyak kekurangan dalam beberapa kompetensi-kompetensi yang harus dikuasai, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi personal, maupun kompetensi profesional. 42 Profesionalisme Guru dalam Perspektif Al-Qur’an (Kajian Tematik AyatAyat Al-Qur’an). Oleh Rian Ariandi. Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2015. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Hasil penelitian diketahui bahwa seorang guru yang profesional tentunya menguasai berbagai macam kompetensi untuk menunjang kinerja yang baik dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Terdapat ayat Al-Qur’an yang menunjukkan pada kompetensi guru, antara lain:
1. Al-Muzakki, yaitu senantiasa membersihkan diri dan muridnya dari pengaruh negatif yang merusak akhlak, serta menjauhkan diri dari berbuat dosa dan maksiat, yang terdapat pada QS Al-Baqarah[2]:151. 2. Al-Mu’allim, paham terhadap murid, merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi pembelajaran yang dikembangkan sesuai dengan teori dan strategi belajar, yang terdapat pada QS AlBaqarah[2]:151.
41
Ibid. Bakrudin, “Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang (Deskripsi Analisis Penelitian Kualitatif)”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta, 2011). 42
31
3.
Ulul Albab, mengemban misi sebagai pembangun masa depan peradaban bangsa serta menjadi bagian dari masyarakat, yang terdapat pada QS Ali Imran[3]:190-191.
4. Ulama, senantiasa mempelajari ilmu dengan kegiatan penelitian, sehingga mengantarkan dirinya memiliki rasa takut menggunakan berbagai teori itu tujuan yang bertentangan dengan kehendak Allah Ta’ala, yang terdapat pada QS Faathir[35]:27-28. 43
E. Kerangka Berpikir Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang berfungsi untuk mencetak generasi yang berkembang dan madani di masa yang akan datang. Salah satu faktor keberhasilan suatu sekolah ialah guru yang berkualitas. Guru merupakan salah satu faktor yang sangat penting, khususnya dalam pendidikan formal untuk mewujudkan pencapaian tujuan pembelajaran yang tertuang dalam kurikulum. Selain itu pula guru merupakan kurikulum hidup yang memfungsikan
program
pembelajaran
serta
sebagai
ujung
tombak
keberhasilan pelaksanaan pembelajaran. Tujuan sekolah akan dapat tercapai jika guru yang mengajar di sekolah bersikap profesional dalam menjalankan tugasnya dan menunjung kode etik dalam menjalankan profesinya sebagai guru. Maka ada beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru agar dapat dikatakan sebagai tenaga pendidik profesional, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi personal, kompetensi profesional, serta khususnya kompetensi kepemimpinan bagi guru agama. Dalam proses pembelajaran, siswa akan memperhatikan sikap yang mencerminkan prinsip dan komitmen seorang guru dalam menjalankan tugasnya. Siswa akan mempersepsikan apa yang dilihatnya sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Persepsi siswa yang baik terhadap gurunya akan berdampak positif terhadap siswa tersebut dalam mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung. Begitu pun sebaliknya, persepsi siswa yang 43
Rian Ariandi, “Profeisonalisme Guru dalam Perspektif AL-Qur’an (Kajian Tematik Ayat-Ayat Al-Qur’an)”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta, 2015).
32
kurang baik terhadap gurunya dapat berdampak negatif terhadap siswa sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan akan sulit dicapai oleh siswa.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 8 Tangerang Selatan yang terletak di jalan Cirendeu Raya 5, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Banten. Adapun waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan Agustus hingga bulan November 2016.
B. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari fenomena objek yang diteliti. Adapun penelitian persepsi siswa kelas XI (sebelas) terhadap profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 8 Tangerang Selatan ini termasuk pada penelitian deskriptif (Descriptive Research), yaitu penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. 1 Tipe umum dari penelitian deskriptif meliputi penilaian sikap atau pendapat terhadap individu, organisasi, keadaan, atau prosedur. 2 Seltiz, Wrightsman, dan Cook mengatakan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian insight stimulating, peneliti terjun ke lapangan tanpa dibebani dan diarahkan oleh teori. 3 Di dalam penelitian kualitatif, tidak dirumuskan hipotesis, tetapi justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebut akan diuji oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kualitatif. 4 Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif karena peneliti ingin memberikan gambaran data secara jelas mengenai persepsi siswa terhadap 1
Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian: Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006),
h. 47. 2
Sugiono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: Alfabeta, 2006), cet. XI, h. 11. Nuraida dan Halid Alkaf, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Ciputat: Islamic Research Publishing, 2009), h. 24. 4 Ibid., h. 70. 3
33
34
profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam. Penelitian ini berhubungan erat dengan pendekatan yang bersifat interpretatif dari sudut informan.
C. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. 5 Dalam pengertian lain, populasi merupakan seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan. 6 Jadi populasi adalah wilayah yang terdiri dari subjek dan objek yang mempunyai karakteristik tertentu sehingga menjadi perhatian peneliti. Sampel diartikan sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh (master) yang diambil dengan cara-cara tertentu. Nurul Zuriah dalam bukunya Metodologi Penelitian: Sosial dan Pendidikan (2006) menyebutkan bahwa sampel diartikan sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh yang diambil dengan cara-cara tertentu. Sampel yang telah ditentukan merupakan perwakilan dari populasi yang ada. 7 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa reguler kelas XI SMA Negeri 8 Tangerang Selatan tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 325 yang terbagi dalam 8 kelas. Jumlah penelitian ini menetapkan besar sampel dengan menggunakan populasi terbatas yaitu: 𝑛𝑛 =
𝑁𝑁
1+𝑁𝑁 (𝑑𝑑)(𝑑𝑑)
325 1 + 325 (0,1)(0,1) 325 𝑛𝑛 = 4,25 𝑛𝑛 = 76,47 𝑛𝑛 =
Keterangan: n = jumlah sampel N = jumlah populasi d = derajat ketepatan (10%)
Peneliti menambah jumlah sampel sebanyak 10% dari jumlah sampel sebenarnya yaitu 76 menjadi 84 responden. Penambahan sampel ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya hal-hal yang tidak diinginkan dalam pengisian 5
Nuraida dan Halid Alkaf, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Ciputat: Islamic Research Publishing, 2009), h. 88. 6 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian: Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), h. 116. 7 Ibid., h. 119.
35
instrumen seperti cacat, robek, rusak, tidak diisi atau adanya responden yang mengundurkan diri. Adapun siswa yang dijadikan sampel penelitian dipilih secara acak dari masing-masing kelas dengan batas jumlah sampel ditentukan banyaknya sesuai dengan ketentuan di atas. Dengan demikian siswa memiliki kesempatan (peluang) yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Hal ini penulis menggunakan teknik penarikan sampel dengan menggunakan random sampling.
D. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan oleh penulis adalah angka dan dalam angket ini penulis memberikan pernyataan-pernyataan terkait dengan persepsi siswa terhadap profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel kisi-kisi instrumen penelitian di bawah ini: Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Persepsi Siswa Terhadap Profesionalisme Guru Agama Islam
No 1.
Dimensi
Butir
Indikator
Soal
Kompetensi Pedagogik 1.1.Memahami peserta didik secara mendalam.
− Mengidentifikasi bekal ajar siswa − Memahami
karakteristik
2
belajar 4
siswa 1.2.Merancang pembelajaran,
− Menentukan strategi pembelajaran
termasuk memahami landasan
sesuai dengan karakteristik siswa
pendidikan untuk kepentingan
dan kompetensi materi.
13
pembelajaran. 1.3.Melaksanakan pembelajaran. 1.4.Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran.
− Menata
latar
pembelajaran
dan
1
penilaian − Menganalisis hasil penilaian untuk perbaikan kualitas program
26, 27
36
1.5.Mengembangkan peserta
− Memfasilitasi
siswa
untuk
didik untuk
mengembangkan potensi akademik
mengaktualisasikan berbagai
dan non akademik
24, 15
potensinya. 2.
Kompetensi Sosial 2.1. Mampu berkomunikasi dan bergaul dengan peserta didik.
− Berinteraksi dengan siswa secara
16
komunikatif − Berinteraksi dengan siswa secara
3
efektif
2.2. Mampu berkomunikasi dan
− Berinteraksi secara komunikatif dan
bergaul secara efektif dengan
efektif dengan sesama pendidik dan
sesama pendidik dan tenaga
tenaga kependidikan.
25
kependidikan. 2.3. Mampu berkomunikasi dan
− Berkomunikasi secara efektif dengan
bergaul secara efektif dengan
orang tua/wali siswa dan masyarakat
orang tua/wali peserta didik dan
sekitar
17
masyarakat sekitar. 3.
Kompetensi Kepribadian 3.1. Kepribadian yang mantap dan stabil. 3.2. Kepribadian yang arif.
− Bersikap secara konsisten sesuai
18
dengan norma hokum − Terbuka
dalam
berpikir
dan
20
bertindak − Berpenampilan yang baik dalam menjalankan tugas 3.3. Kepribadian yang
− Bersikap positif dan disegani
berwibawa.
− Bertanggung jawab atas peran dan tugasnya
3.4. Berakhlak mulia dan dapat menjadi tauladan.
− Bertindak sesuai norma religious dan
6 7, 23
22, 5 21
memiliki perilaku yang diteladani siswa
4.
Kompetensi Profesional 4.1. Menguasai struktur
− Mengembangkan materi pelajaran
9, 8
37
keilmuan/mata pelajaran yang
secara kreatif
diajarkan.
− Menentukan sumber belajar
12
− Memahami struktur pengetahuan
11
− Menguasai
substansi
materi
pelajaran − Mengembangkan profesi dengan
4.2. Memahami kurikulum, silabus, dan RPP mata pelajaran
dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri
Instrumen tersebut menggunakan skala likert dan skor dengan ketentuan sebagai berikut: Sangat Sering (SS)
=5
Sering (S)
=4
Kadang-kadang (KK)
=3
Pernah (P)
=2
Tidak Pernah (TP)
=1
19
melakukan tindakan reflektif − Memanfaatkan teknologi informasi
yang diajarkan.
10
E. Teknik Pengumpulan Data Untuk memudahkan data, fakta dan informasi yang akan mengungkapkan dan menjelaskan permasalahan dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif analisis yaitu: melalui penelitian kepustakaan (library research) dan penelitian lapangan (field research). 1. Metode Library (penelitian kepustakaan) penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan mempelajari buku-buku dan literatur-literatur yang ada hubungan dengan objek yang diteliti. Riset kepustakaan ini ditunjukkan untuk mencari landasan teori yang berhubungan dengan penyusunan skripsi melalui membaca buku referensi serta dokumen-dokumen yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Metode ini dimaksudkan untuk
14
38
memperoleh pengertian secara teoritis sebagai bahan yang mendasari pengumpulan data dilapangan serta analisis yang dilakukan. 2. Metode Field Research (penelitian lapangan) Untuk
memperoleh
data
lapangan,
penulis
menggunakan
metode
pengumpulan data sebagai berikut: a. Angket atau kuesioner, yaitu suatu alat pengumpul informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden. 8 Angket atau disebut juga dengan kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data dari siswa. Teknik ini dipilih peneliti dengan pertimbangan efektivitas, waktu dan biaya. b. Wawancara (interview), yaitu alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan dan dijawab secara lisan pula. Maka ciri utamanya ialah adanya kontak langsung dengan tatap muka antara pencari informasi (interviewer) dan sumber informasi (interviewee). 9 Wawancara ini dilakukan kepada 10 orang siswa kelas IPA dan atau IPS secara random. Informan dalam hal ini diambil sebanyak 10% dari sampel yang telah ditetapkan sebelumnya. c. Observasi, yaitu dengan cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap keprofesionalan guru Pendidikan Agama Islam di sekolah. d. Dokumentasi, yaitu memperoleh data yang didokumentasikan oleh pihak sekolah. Data yang akan dikumpulkan melalui teknik dokumentasi meliputi: data tentang guru, siswa, pendidik dan tenaga kependidikan, serta sarana dan prasarana.
8
Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori - Aplikasi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), cet. I, h. 182. 9 Ibid, h. 179.
39
F. Teknik Analisis Data Analisis data dalam penelitian merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dan memerlukan ketelitian serta kekritisan dari peneliti. Teknik analisis data yang digunakan dalam hal ini yaitu untuk menguraikan keterangan atau data yang diperoleh agar data tersebut dapat dipahami bukan hanya oleh peneliti, tetapi juga orang lain. Adapun langkah-langkah yang ditempuh berdasarkan instrumen penelitian, adalah sebagai berikut: 1. Angket (Kuesioner) 10 Perlu diketahui sebelumnya instrumen kuesioner dalam penelitian ini merupakan bagian dari triangulasi data, yaitu dimana keabsahan data diuji dan kemudian dijadikan a) Editing, yaitu memeriksa kelengkapan dan pengisian angket atau kuesioner yang berhasil dikumpulkan. b) Scoring, yaitu memberikan nilai pada setiap jawaban angket. c) Tabulating, yaitu peneliti memindahkan jawaban responden ke dalam blanko yang tersusun rapi dan rinci dalam bentuk tabel. Dalam menghitung data-data yang didapat, peneliti menggunakan rumus prosentase, yaitu sebagai berikut:
𝑃𝑃 =
𝐹𝐹
𝑁𝑁
𝑥𝑥100%
Keterangan:
P = angka prosentase F = frekensi jawaban N = jumlah responden
Sedangkan untuk menyimpulkan tentang persepsi siswa terhadap profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam, penulis menggunakan statistik deskriptif yaitu melalui nilai mean (rata-rata) yang didapatkan melalui rumus prosentase sebagai berikut: 𝑀𝑀 =
𝑁𝑁𝑁𝑁
𝑁𝑁𝑁𝑁
𝑥𝑥100%
Keterangan:
M = nilai rata-rata NS = nilai skor NH = nilai harapan
10
Hadeli, Metode Penelitian Pendidikan, (Ciputat: PT Ciputat Press, 2006), cet. I, h. 91.
40
Nilai rentang interval yang diambil dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Prosentase Mean
Kategori
81 – 100 %
Sangat Baik
61 – 80 %
Baik
41 – 60 %
Cukup Baik
21 – 40 %
Kurang Baik
0 – 20 %
Tidak Baik
d) Display data (penyajian data), yaitu peneliti akan menyajikan data hasil penelitian dalam bentuk teks yang bersifat naratif. Hal ini bertujuan akan memudahkan dalam memahami apa yang telah terjadi dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. e) Conclusion
Drawing
Verification
(penarikan
kesimpulan),
yaitu
pemeriksaan yang dilakukan dengan cara meninjau hasil penelitian secara kritis dengan teori yang relevan dan informasi akurat yang diperoleh dari lapangan.
2. Wawancara a) Open Coding, fase pertama dalam analisis, dimana 8 pertanyaan telah direview untuk mengidentifikasikan jawabannya. b) Editing, yaitu dengan memeriksa kelengkapan data dari hasil wawancara tertulis yang telah dilakukan. c) Tabulating data, yaitu dengan memasukkan data-data wawancara ke dalam tabel sesuai dengan jumlah item pertanyaan berikut jawabannya.
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 8 Tangerang Selatan SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan merupakan penjelmaan (reinkarnasi) dari SMA Negeri Cireundeu yang pernah berdiri berdasarkan SK Kepala Kantor Wilayah Depdikbud Propinsi Jawa Barat Tahun 1986. Namun karena ketiadaan lahan, maka SMA Cireundeu menghilang dan sebagai gantinya berdiri SMA Negeri 2 Ciputat di Komplek Pamulang Permai II. Namun karena status wilayah Pamulang yang semula berupa Kemantren berubah menjadi Kecamatan, maka nama SMA Negeri 2 Ciputat berubah menjadi SMA Negeri 1 Pamulang. Akhirnya pada tahun 2006 niat masyarakat Cireundeu dan sekitarnya untuk memiliki SMA Negeri akhirnya tercapai juga setelah berdirinya SMA Negeri 3 Ciputat pada tanggal 26 April 2006 berdasarkan SK Bupati Tangerang Nomor 421/Kep.134-Huk/2006, dan sekarang telah berganti nama menjadi SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan berdasarkan Perwal No.10 Tanggal 25 Mei 2009. Secara geografis SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan berada di Kecamatan Ciputat Timur, dan mempunyai lokasi yang strategis karena terletak pada jalur lalu lintas utama yang menghubungkan daerah Provinsi DKI Jakarta dengan Kota Tangerang Selatan yaitu langsung berbatasan dengan Kelurahan Lebak Bulus Kecamatan Cilandak Jakarta selatan dan Kelurahan Limo Kecamatan Cinere Kota Depok. Sehingga sekolah ini diharapkan akan menjadi sekolah kebanggaan masyarakat Kecamatan Ciputat Timur dan sekitarnya. Beberapa Kepala Sekolah yang pernah memimpin SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan, antara lain:
41
42
Tabel 4.1 Kepala Sekolah SMA Negeri 8 Tangerang Selatan NO
1.
2.
3.
4.
NAMA
Drs. H. Enan Trivansyah Sastri, M.Si
MASA JABATAN / TMT 30 Juni 2006 s.d 13 Februari 2008
Dra. Hj. Ara Juhara, M.MPd
Dra.Hj.Yuliani, M.Pd
Imam Supingi, S.Pd,MM
13 Februari 2008 s.d 18 September 2012
18 September 2012 s.d 17 Oktober 2014
KET. Promosi dari SMAN 1 Ciputat Mutasi dari SMAN 1 Sepatan Mutasi dari SMAN 5 Tangsel
17 Oktober 2014 s.d
Plt Kepala
sekarang
Sekolah
2. Profil Sekolah a. Nama Sekolah
: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan
1)
NSS
: 301300410011
2)
NPSN
: 20613552
3)
Status Sekolah
: Negeri
4)
Tahun Mulai Berdiri
: 2006
5)
Tahun Mulai Berdiri Sendiri : 2008
6)
Pendirian
: SK Bupati Tangerang Nomor 421/Kep.134-Huk/2006
7)
Tahun berdiri
: 26 April 2006
8)
SK Perubahan Nama
: Perwal Kota Tangsel Tahun
2009 9)
Tahun Perubahan
: 25 Mei 2009
10)
Akreditasi
:A
11)
No.Akreditasi
: 73/BAP-S/M-SK/VIII/2014
12)
Tanggal Akreditasi
: 5 Agustus 2014
43
13)
Alamat
: Jl. Cireundeu Raya No. 5
RT.004/01 Kel. Cireundeu – Kec. Ciputat Timur 14)
No.Telepon/Fax
: (021) 7445375 / (021) 7445401
15)
Website
: http://sman8tangsel.sch.id
16)
E-mail
:
[email protected]
b. Lokasi Sekolah 1)
Jalan
: Jl. Cireundeu Raya No. 5 RT.004 RW.01
2)
Desa
: Cireundeu
3)
Kecamatan
: Ciputat Timur
4)
Kota
: Tangerang Selatan
5)
Provinsi
: Banten
6)
Kode Pos
: 15419
c. Nama Plt Kepala Sekolah
: IMAM SUPINGI, S.Pd,MM
1)
Pendidikan
: S.1
2)
Jenis Kelamin
: Laki - Laki
3)
Tempat/Tgl. Lahir
: Kediri 11 Agustus 1965
4)
Golongan / Ruang
: IV / a
5)
Alamat
:
Jl.
Cemara
No.
23
RT.04/11
Kel.Rengas, Kec. Ciputat Timur, Tangsel
d. Keadaan Guru, Pegawai / Personil Tahun Pelajaran 2016/2017 Tabel 4.2 Keadaan Guru No
Jenis Guru
Jumlah
Ket PNS
1.
Kepala Sekolah
1
2.
Guru Negeri
32
3.
Guru Tidak Tetap
14
Jumlah
47
44
Tabel 4.3 Kondisi Guru Jumlah
Ijazah Tertinggi
GURU TETAP
GURU TIDAK TETAP
S1
27
14
S2
5
1
D3/D2/D1
-
-
Tabel 4.4 Keadaan Tata Usaha No.
Jenis Tata Usaha
Jumlah
1
Tata Usaha Tetap / PNS
2
2
Tata Usaha Tidak Tetap
5
3
Penjaga dan Kebersihan
8
Jumlah
Keterangan
15
e. Keadaan Siswa Dan Rombongan Belajar Tahun Pelajaran 2016/2017 Tabel 4.5 Keadaan Siswa dan Rombongan Belajar No
Kelas
Rombel
1
X IPA
2
Jumlah Siswa
Jumlah
L
P
Total
4
63
94
157
X IPS
4
69
75
144
3
XI IPA
5
76
99
175
4
XI IPS
3
67
83
150
5
XII IPA
4
81
92
173
6
XII IPS
3
44
52
96
24
400
495
895
JUMLAH
Keterangan
45
f. Prasarana 1)
Pemilikan Tanah Status tanah
: Hak Milik Pemerintah Untuk SMA Negeri 8 Kota Tangerang
Selatan Luas
: 7.180 M2
Status Bangunan
: Milik Sendiri
Letak
:
Jl. Cireundeu Raya No. 5 RT.004
RW.01 Kel.Cireundeu – Kec. Ciputat Timur
2)
Keadaan Bangunan Tabel 4.6 Jumlah Ruangan dalam Bangunan Sekolah Ruang
Jml
Ruang
Jml
Teori/kelas
24
Ruang Kepala Sekolah
1
Laboratorium IPA
1
Ruang Guru
1
Laboratorium Bahasa
1
Ruang Tata Usaha
1
Lab. Komputer
1
Ruang Koperasi
1
Lab.Perpustakaan
1
Ruang Studio Musik
1
Lab. Multimedia
-
Ruang Seni
1
Ruang OSIS
1
Mushola
1
Ruang BK
1
3. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah a. Visi “ UNGGUL DALAM PRESTASI, TERAMPIL, MANDIRI YANG DILANDASI IMAN DAN TAQWA ”
46
Tabel 4.7 Visi Sekolah SMA Negeri 8 Tangerang Selatan VISI Unggul dalam prestasi
INDIKATOR (VISI) • Unggul dalam Bahasa • Unggul dalam Sains • Unggul dalam lomba Karya Ilmiah • Unggul dalam lomba Seni Budaya • Unggul dalam lomba Olah Raga • Unggul dalam persaingan melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi Favorit lokal maupun Internasional
Terampil
• Terampil dalam mengaplikasi-kan alat musik • Terampil mengoperasikan IT
Mandiri
• Mandiri untuk menentukan pilihan ke jenjang yang lebih tinggi • Mandiri dalam kewirausahaan • Mandiri dalam memasuki DUDI
Beriman dan bertaqwa
• Unggul dalam disiplin • Unggul dalam aktivitas keagamaan • Unggul dalam kepedulian sosial dan lingkungan
47
b. Misi Tabel 4.8 Misi Sekolah SMA Negeri 8 Tangerang Selatan MISI
INDIKATOR (MISI)
Menciptakan lulusan yang
• Melaksanakan
pembelajaran
kompetitif , berbudaya berlandaskan
bimbingan
efektif
iman dan taqwa
secara
dan
sehingga
peserta didik dapat dapat berkembang secara optimal • Menjadikan/ mendorong lulusan yang mandiri dalam bidang kewirausahaan sehingga dapat diterima
di dunia
usaha/ dunia industri dan masyarakat • Menjadikan/ mendorong lulusan yang terampil dalam mengaplikasikan alat musik sehingga dapat mengembangkan potensi dirinya. • Menjadikan/ mendorong lulusan yang siap bersaing dijenjang pendidikan yang lebih tinggi baik lokal maupun Internasional . • Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga sekolah. • Menumbuhkan
semangat
profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan. • Mendorong
dan
membantu
setiap
peserta didik untuk mengenali potensi dirinya
sehingga
dapat
dapat
dikembangkan secara optimal. • Menumbuhkan penghayatan terhadap
48
ajaran agama yang dianut dan budaya bangsa
sehingga
menjadi
kearifan
kearifan dalam bertindak • Menerapkan dengan
manajemen
melibatkan
partisipatif
seluruh
warga
sekolah dan kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah • Menyiapkan peserta didik menjadi kader generasi yang berkwalitas baik moral, mental, spiritual, intelektual, emosional
maupun
fisik
keterampilan.
c. Tujuan Dalam jangka waktu 4 tahun ke depan tujuan yang diharapkan adalah: 1) Terlaksananya etos kerja dan budaya belajar yang tinggi untuk menunjang tercapainya visi dan misi sekolah. 2) Terciptanya kondisi sekolah yang ber-Wawasan Wiyatamandala dengan sekolah sebagai pusat budaya 3) Terwujudnya lingkungan sekolah yang kondusif sehingga menunjang terlaksananya kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien. 4) Terwujudnya kondisi ruang belajar dan sarana prasarana pembelajaran yang memadai 5) Terwujudnya akses dalam menjalin jaringan kerjasama (network) dengan
berbagai
pihak
dalam
mencapai
benchmarking,
differentiation dan value added sekolah. 6) Meningkatnya kemampuan sumber daya personil sekolah 7) Terlaksananya program kegiatan ekstra kurikuler secara mandiri dan rutin
dan
49
8) Terwujudnya output peserta didik yang bermutu sesuai dengan tujuan pembangunan nasional dan visi misi SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan.
4. Data Guru Guru adalah sentral dalam pendidikan. Tugas guru dalam mengajar, mendidik, membimbing siswa merupakan bagian dari upaya dalam mencerdaskan manusia sebagai bekal pengetahuan dan penanaman nilainilai, seperti nilai agama, social, budaya, sampai kepribadian. Modal atau bekal menjadi guru tidak hanya cukup dengan pengetahuan akademis, tetapi juga pengalaman dan keterampilan, seperti kemampuan mengajar, mengelola proses pembelajaran, memiliki wawasan kependidikan, keterampilan komunikasi, juga peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di dunia pendidikan. Berikut adalah daftar guru di SMA Negeri 8 Tangerang Selatan: Tabel 4.9 Daftar Guru SMA Negeri 8 Tangerang Selatan No
Nama
1
IMAM SUPINGI, S.Pd, MM
2
Dra. SITTI SIRARIAH
3
Drs. ABDUL ROJAK, M.Pd
4
HAFIDI ASWAR DIREDJA, S.Pd
5
JEJEN MAELANI, S.Pd
6
Dra. TETI SUMIATI, M.Pd
7 8 9
ASNI SURYANI LUBIS,
Pendidikan S2/MANAJEMEN PENDIDIKAN S1/MATEMATIKA/1983 S2/TEKNOLOGI PEMBELAJARAN/2007
Bidang Studi MATEMATIKA MATEMATIKA BP/BTQ
S1/PPKN/2008
KEWARGANEGARAN
S1/PENDIDIKAN KIMIA/1993
KIMIA
S2/PENDIDIKAN MATEMATIKA/2010
MATEMATIKA
S1/PENDIDIKAN KIMIA/1995
KIMIA
ERIKA SUSIANTI, S.Pd
S1/PENDIDIKAN KIMIA/1997
KIMIA
RACHMAT PRIYANTO,
S2/PENELITIAN & EVALUASI
S.Pd, M.Pd
PENDIDIKAN/2004
S.Pd
FISIKA
50 10
MELLI YUNERTI, S.Si
S1/BIOLOGI/1999
11
NENI HANDAYANI, S.Pd
12
DERI RISMAYENTI, S.Pd
S1/PENDIDIKAN FISIKA/1998
FISIKA
13
MUHAMAD ISA, S.Pd
S1/MATEMATIKA/2002
MATEMATIKA
14
MARHAENI, S.Psi
S1/PSIKOLOGI/2003
BK/BP
15
Dra. ERNA ZUWIRNA
S1/FILSOSDIK/1988
SOSIOLOGI
16
Dra. ROSLAINI
S1/PENDIDIKAN BIOLOGI/1995
S1/PEND BHS & SASTRA INDONESIA/1990
BIOLOGI BIOLOGI
BHS INDONESIA
ANIK KRISTIANINGSIH,
S1/PDU ADM
S.Pd
PERKANTORAN/1990
18
Drs. TAUFIK IBNU HAJAR
S1/BHS INGGRIS/1992
19
Drs. SUDARNO
S1/ PEND GEOGRAFI/1992
GEOGRAFI
S1/PEND SEJARAH/1994
SEJARAH
17
20
ERNAWATI PURWANINGSIH, S.Pd
EKONOMI BHS INGGRIS, SENI BUDAYA
21
Dra. MARSIYEM
S1/ADM PENDIDIKAN/1989
BK/BP
22
IRMAWATI, S.Ag
S1/BHS INGGRIS/1994
BHS INGGRIS
23
TUTIK PURWANTI, S.Pd
24
Hj.SITI MUNAWARAH, M.Pd
S1/PEND BAHASA & SASTRA INDONESIA/1994 S1/FILSOSDIK/1994
BHS INDONESIA
SOSIOLOGI
S2/MAGISTER PENELITIAN & 25
SRI PURWANINGSIH, M.Pd
EVALUASI
FISIKA
PENDIDIKAN/2005 26
IMAM ASHARI, S.Pd
S1/SOMATOKINETIKA/2003
PENJASKES
27
AHMAD RIYADI, S.Pd
S1/PEND AKUNTANIS/2005
EKONOMI
28
NENI JUNAENI, S.Pd
S1/PPKN/2008
KEWARGANEGARAAN
29
KHAIRUL AMAL, S.Pd
30
HAQI AMRULLAAH, S.Pd
31
32
PUTRI
S1/PEND BHS & SASTRA INDONESIA/2006 S1/PEND GEOGRAFI/2005
BHS INDONESIA GEOGRAFIK, TIK, SEJARAH
S1/PEND SENI MUSIK/2008
SENI BUDAYA
SHEILA NUR CHANDRA
S2/PEND TEKNOLOGI &
TIK,
DEWI, M.Pd
KEJURUAN/2014
KEWARGANEGARAAN
OKTAVIANINGRUM, S.Pd
51 33
Drs. ARDILA
S1/FILSOSDIK/1994
SOSIOLOGI
34
CAMELIA, SE
S1/PEND EKONOMI/2001
ENTERPRENEURSHIP
35
36
ROCHMAH
S1/TEKNIK METALURGI/2004
WIRANINGSIH, ST ADE IRAWAN SETIAWAN,
S1/PEND BHS & SASTRA
S.Pd
INDONESIA/2006 S2/TEKNOLOGI
TIK, ENTERPRENEURSHIP BHS INDONESIA
37
SAMSUL BAHARI, M.Pd
38
ELITA SARI, S.Pd
S1/PEND BHS JEPANG/2004
BHS JEPANG
39
TRI AJI ANUGROHO, S.Pd
S1/PEND BHS INGGRIS/2005
BHS INGGRIS
40
RUZAYANA, S.Pd
S1/PEND BHS JEPANG/2004
BHS JEPANG
41
AHMAD ZAENUDIN, S.Pd.I
S1/ PEND AGAMA ISLAM
PEND AGAMA ISLAM
S2/PEND OLAHRAGA
OLAHRAGA
S1/PEND SENI TARI
SENI BUDAYA
S1/PEND OLAHRAGA
OLAHRAGA
S1/PEND BHS PRANCIS
BHS INGGRIS
S2/PEND MATEMATIKA
MATEMATIKA
42
43
MAULINA NOVRYLIANI, M.Pd CATUR FITRY ASTUTI, S.Pd
PEND AGAMA ISLAM
PEMBELAJARAN/2008
M. ZAECANO 44
ROMADONA DIREDJA, S.Pd
45 46 47
Dra. SALEHASTUTI DIDIT ADHIYATMA RAZAK, M.Pd IBRAHIM ADAM
BTQ
5. Prestasi Siswa yang pernah dicapai dalam 3 tahun terakhir Tabel 4.10 Prestasi Siswa No 1 2 3 4 5
Prestasi
Tingkat
Tahun
Juara I Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional Juara Harapan I Lomba Tata Upacara Bendera Juara III Lomba Speech Contest Juara II Lomba Cheersleader Nepal Cup 9 Juara III Lomba Sepak Bola "UPJ CUP I" Tahun 2013
antar SMA seJabodetabek antar SMA Tingkat Provinsi Banten se-Jabodetabek se-Jabodetabek antar SMA Jabodetabek
2013 2013 2013 2013
se-
2013
52
6
7 8
Juara I Traditional Dances Show 2013 Tingkat SMA/SMK dalam Acara Pekan Pendidikan Tinggi Jakarta ke-VI, Kampus-Kampus Favorit Jakarta 2013 Tanggal 6-8 Februari 2013 Juara I Lomba Pidato Festival Maulid Nabi”Taman Man1ts 2” pada tanggal 17 Februari 2013. Juara 2 dan 3 Kejuaraan Taekwondo Tahun 2013
9
Juara 3 Festival musikalisasi puisi
10
Juara 1 mini Soccer
11
Juara 3 LKTIN
12
13
14 15 16
17
18
19 20 21
Juara 1 Lomba nyanyi lagu Tangsel Dalam Rangka HUT Kota TangSel ke 5 Th 2013 Juara 1 Lomba olahraga Futsal "Back Bulls Cup" tgl 10 dan 17 November 2013 Juara 3 Lomba Video Lingkungan Hidup IPB Juara 3 Lomba PMR "Sehat Milik Kita Semua" Juara 3 Lomba Futsal "NEPAL 2013" tahun 2013 Juara 1,2 dan 3 Pertandingan Jakarta Taekwondo Festival yang dilaksanakan pada tanggal 1 s/d 2 Februari 2014 di gedung POPKI Cibubur.
Se-Jabodetabek
2013
antar SMA/SMK seKota Tangerang Selatan
2013
antar SMA tingkat Nasional antar SMA/SMK/MA se Kota Tangsel tgl 29 - 30 Agustus 2013 antar SMA seJabodetabek Tingkat SMA Sejabodetabek Dan Bandung 27 September 2013
2013 2013 2013
2013
Tingkat Kota Tangerang Selatan
2013
Tk. SMA/SMK se Jak Sel dan sekitarnya
2013
Tk. Nasional Th 2013
2013
Tingkat Kota Tangerang Selatan antar SMA/MA se Kota Tangerang Selatan
Jabodetabek
Tk. SMA/SMK se Juara 2 Lomba Traditional Dances Jabodetabek di istora Show 2014 Senayan Jakarta Juara 3 Lomba Futsal dalam antar SMA/MA se Kota rangka Porseni Nusantara Cup Tangerang Selatan 2014 Juara 1 Lomba Futsal SMA Se antar SMA seJabodetabek FIP CUP Jabodetabek Juara 2 FLS2N Kota Tangerang antar SMA/MA se Kota Selatan, "menyanyi solo" tahun Tangerang Selatan 2014
2013 2013
2014
2014
2014 2014 2014
53
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
36
Juara 3 FLS2N Kota Tangerang antar SMA/MA se Kota Selatan, "pidato" tahun 2014 Tangerang Selatan Juara 4 CHEERLEADERS COMPETITION grand final popmie instant basket ball 7th Place Rutin Wajib Junior ICC CUP Divisi SMA Juara 3 Halang Rintang Tingkat Wira Juara 4 Tandu Putra Tingkat Wira Sejabodetabek Juara 6 Tandu Putra Tingkat Wira Sejabodetabek Juara 2 Cerdas cermat Harumatsuri 10 FKIP UHAMKA Juara 1 Yakuta Photo Contest FKIP UHAMKA Juara 2 Mind maping Kana FKIP UHAMKA Juara 3 Traditional Dance HUT SMAN 8 Kota TangSel Terbaik ke 3 Pidato agama SMA/SMK/MA Putera MTQ pelajar ke 2 Tilawah Putri terbaik Tk. SMA/SMK Juara 1 Mini Soccer Charitas Cup XII Juara II dan Top Score Kejuaraan Futsal SMA Islam Dian Didaktika Juara II Lomba Gerak Langkah dan Formasi (GALAKSI VI) Tingkat SMP/MTs dan SMA/SMK/MA sederajat
Jabodetabek
2014 2015 2015
Jabodetabek
2015
Jabodetabek
2015
Jabodetabek
2015
Jabodetabek
2015
Jabodetabek
2015
Jabodetabek
2015
Se- Kota Selatan
Tangerang
Se- Kota Selatan
Tangerang
Kecamatan Timur
Ciputat
2015 2015 2015
Jabodetabek
2015
Jabodetabek
2015
Se- Kota Selatan
Tangerang
2015
6. Prestasi Guru Tabel 4.11 Prestasi Guru No
Nama
1
Jejen Maelani, S.Pd
2
Jejen Maelani, S.Pd
3
Neni Handayani, S.Pd
Prestasi Guru Berprestasi Tingkat Kab.Tangerang Guru Berprestasi Tingkat Kota Tangerang Selatan Juara II Guru Berprestasi Tingkat Kota Tangerang Selatan
Tahun 2007 2009
54
B. Deskripsi Data Hasil penelitian diperoleh dari angket yang telah diisi oleh responden. Angket yang penulis sebarkan kepada 88 responden meliputi variabel persepsi siswa kelas XI terhadap profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 8 Tangerang Selatan. Setelah data dari angket terkumpul, data tersebut diolah dengan cara memberi skor pada masing-masing alternatif pernyataan dan memberi skor pada masing-masing responden agar memudahkan penulis dalam menganalisis data hasil penelitian tersebut.
a. Variabel Persepsi Siswa Persepsi siswa terhadap profesioanlisme guru Pendidikan Agama Islam dapat diketahui dari hasil angket yang telah disebarkan kepada 88 siswa, dan hasil analisis dari wawancara dengan beberapa siswa. Adapun data-data yang telah penulis peroleh dari hasil penelitian melalui angket yang disebarkan kepada siswa, penulis menganalisisnya dalam bentuk deskripsi sebagai berikut.
1) Guru PAI menciptakan suasana yang kondusif dalam KBM di kelas No
Alternatif Jawaban
F
1
Sangat Sering (SS)
26
2
Sering (S)
38
3
Kadang-Kadang (KK)
17
4
Pernah (P)
6
5
Tidak Pernah (TP)
1
Jumlah
88
Diketahui dari hasil angket bahwa sebanyak 26 siswa menyatakan bahwa guru PAI sangat sering menciptakan suasana yang kondusif dalam proses mengajar di kelas. 38 siswa menyatakan bahwa guru PAI sering menciptakan suasana yang kondusif di kelas. 17 siswa menyatakan bahwa guru PAI kadang-kadang menciptakan suasana yang kondusif dalam proses mengajar di kelas. 6 siswa menyatakan bahwa guru PAI pernah menciptakan suasana yang kondusif dalam proses belajar di kelas, dan 1
55
siswa menyatakan bahwa guru PAI tidak pernah menciptakan suasana yang kondusif dalam proses mengajar di kelas. Hal ini menunjukkan bahwa guru Pendidikan Agama Islam sering menciptakan suasana yang kondusif dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas. Salah satu komponen proses belajar mengajar ialah siswa siap dalam menerima pelajaran. Hal ini akan berlangsung jika diarahkan oleh guru dengan menggunakan pendekatan strategi 1 agar tercipta suasana yang nyaman bagi siswa untuk memahami materi pelajaran yang akan dipelajari. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa diketahui bahwa guru PAI sering bercerita sebelum pelajaran dimulai sehingga membuat siswa bersemangat dalam memahami materi pelajaran yang akan disampaikan guru. 2
2) Guru PAI melakukan review materi sebelumnya No
Alternatif Jawaban
F
1
Sangat Sering (SS)
9
2
Sering (S)
29
3
Kadang-Kadang (KK)
40
4
Pernah (P)
10
5
Tidak Pernah (TP)
0
Jumlah
88
Diketahui bahwa sebanyak 9 siswa menyatakan bahwa guru PAI sangat sering melakukan review materi yang telah dipelajari sebelumnya. 29 siswa menyatakan bahwa guru PAI sering melakukan review materi pelajaran sebelumnya. 40 siswa menyatakan bahwa guru PAI kadangkadang melakukan review materi pelajaran sebelumnya, dan 10 siswa menyatakan bahwa guru PAI pernah melakukan review materi pelajaran sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa guru Pendidikan Agama Islam kadang-kadang melakukan review materi pelajaran sebelum melanjutan materi yang akan disampaikan dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar
1 2
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 142 Hasil Wawancara dengan Adam Setiawan, kelas XI IPA 4 pada 13 Oktober 2016
56
(KBM) di kelas. Selain itu, tidak ada siswa yang menyatakan bahwa guru tidak pernah melakukan review materi pelajaran sebelumnya. Kesiapan belajar siswa dapat diketahui dengan kematangan intelektual, artinya kondisi siswa yang dicapai melalui proses kematangan untuk kematangan intelektualisasi lanjutan. 3 Hal ini menjadi tanggung jawab sistem pendidikan, sehingga siswa siap menuju ke tingkat pemahaman yang lebih mendalam. 4
3) Guru PAI peduli dengan kesulitan belajar siwa No
Alternatif Jawaban
F
1
Sangat Sering (SS)
16
2
Sering (S)
49
3
Kadang-Kadang (KK)
17
4
Pernah (P)
6
5
Tidak Pernah (TP)
0
Jumlah
88
Diketahui bahwa sebanyak 16 siswa menyatakan bahwa guru PAI sangat sering peduli dengan kesulitan siswa dalam memahami pelajaran. Adapun siswa yang menyatakan guru PAI sering peduli dengan kesulitan siswa dalam memahami pelajaran sebanyak 49 siswa, dan sebanyak 17 siswa menyatakan bahwa guru PAI kadang-kadang peduli dengan kesulitan siswa dalam memahami pelajaran, serta sebanyak 6 siswa menyatakan bahwa guru PAI pernah peduli dengan kesulitan siswa dalam memahami pelajaran. Tidak ada siswa yang menyatakan bahwa guru PAI tidak pernah peduli dengan kesulitan siswa dalam memahami pelajaran. Hal ini dapat disimpulkan bahwa guru Pendidikan Agama Islam sering peduli dengan kesulitan yang dihadapi siswa dalam proses belajar di kelas. Perubahan dan perkembangan siswa di sekolah akan terlihat pada dimensi fisik dan psikis yang mampu menimbulkan masalah tertentu bagi 3
Sudarwan Danim, Khairil, Psikologi Pendidikan: Dalam Persepktif Baru, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 165 4 Ibid, h. 171
57
mereka. Maka tugas guru untuk memecahkannya ketika diperlukan. Keperluan yang dimaksud dalam kaitannya dengan diri siswa, atau dalam rangka melindungi siswa yang lain. 5 Dimensi psikis dapat diketahui dalam kegiatan belajar di kelas, dimana pengetahuan siswa akan tumbuh dan berkembang menjadi suatu kesatuan konsep pemahaman dirinya. Oleh karena itu tidak bisa dipungkiri jika terdapat kesulitan yang dihadapi oleh siswa masing-masing berbeda, maka tugas guru ialah bertanggung jawab untuk membuat siswa memahami pelajaran sesuai dengan kompetensi kelulusan yang harus dicapai.
4) Guru PAI memahami gaya belajar siswa di kelas No
Alternatif Jawaban
F
1
Sangat Sering (SS)
16
2
Sering (S)
46
3
Kadang-Kadang (KK)
21
4
Pernah (P)
4
5
Tidak Pernah (TP)
1
Jumlah
88
Diketahui dari hasil kuestioner bahwa sebanyak 16 siswa menyatakan bahwa guru PAI sangat sering memahami gaya belajar setiap siswa di kelas. 46 siswa menyatakan bahwa guru PAI sering memahami gaya belajar setiap siswa di kelas. 21 siswa menyatakan bahwa guru PAI kadang-kadang memahami gaya belajar setiap siswa di kelas. 4 siswa menyatakan bahwa guru PAI pernah memahami gaya belajar setiap siswa di kelas, dan 1 siswa yang menyatakan bahwa guru PAI tidak pernah memahami gaya belajar setiap siswa di kelas. Hal ini dapat disimpulkan bahwa guru Pendidikan Agama Islam
sering memahami gaya belajar
setiap siswa di kelas. Keberhasilan sebuah proses belajar dapat dilihar pada sejauh mana proses tersebut mampu menumbuhkan, membina, membentuk, dan memberdayakan segenap potensi yang dimiliki setiap orang, atau pada 5
Sudarwan Danim, Khairil, Psikologi Pendidikan: Dalam Persepktif Baru, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 89
58
sejauh mana ia mampu memberikan perubahan secara signifikan pada kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. 6 Hal ini menjadi tugas seorang guru untuk memahaminya, dan menyadari benar bahwa setiap siswa memiliki karakter belajar yang berbeda sehingga guru mampu memberikan arah dan tujuan yang sesuai melalui berbagai strategi dan metode.
5) Guru PAI antusias dalam menyampaikan materi No
Alternatif Jawaban
F
1
Sangat Sering (SS)
33
2
Sering (S)
33
3
Kadang-Kadang (KK)
19
4
Pernah (P)
3
5
Tidak Pernah (TP)
0
Jumlah
88
Diketahui dari hasil angket bahwa sebanyak 33 siswa menyatakan bahwa guru PAI sangat sering antusias dalam menyampaikan materi pelajaran, begitu pun 33 siswa menyatakan bahwa guru PAI sering antusias dalam menyampaikan materi pelajaran. Adapun sebanyak 19 siswa menyatakan bahwa PAI kadang-kadang guru antusias dalam menyampaikan materi pelajaran, dan 3 siswa menyatakan bahwa guru PAI pernah antusias dalam menyampaikan materi pelajaran. Tidak ada siswa yang menyatakan bahwa guru PAI tidak pernah menyampaikan materi pelajaran dengan antusias. Hal ini dapat disimpulkan bahwa guru Pendidikan Agama Islam sangat antusias dalam menyampaikan materi pelajaran di kelas. Kemampuan guru dalam berkomunikasi sangat penting, khususnya dalam menyampaikan materi pelajaran di kelas. Hal ini akan membuat siswa tertarik untuk mendengarkan apa yang disampaikan guru. 7 Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diketahui bahwa guru PAI 6
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 143 Suyanto, Asep Jihad, Menjadi Guru Profesional: Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global, (Bandung: Erlangga Group, 2013), h. 48 7
59
bersemangat dalam menyampaikan materi pelajaran di kelas, hal ini pun sangat disukai oleh siswa karena mampu membangun motivasi siswa untuk terus belajar. 8
6) Guru PAI berpenampilan bersih, berpakaian rapi, dan menutup aurat No
Alternatif Jawaban
F
1
Sangat Sering (SS)
46
2
Sering (S)
35
3
Kadang-Kadang (KK)
4
4
Pernah (P)
3
5
Tidak Pernah (TP)
0
Jumlah
88
Diketahui dari hasil angket bahwa sebanyak 46 siswa menyatakan bahwa guru PAI sangat sering berpenampilan bersih, berpaakaian rapi dan menutup aurat. Sebanyak 35 siswa menyatakan bahwa guru PAI sering berpenampilan bersih, berpakaian rapi dan menutup aurat. Adapun 4 siswa menyatakan bahwa guru PAI kadang-kadang berpenampilan bersih, berpakaian rapi dan menutup aurat, serta 3 siswa lainnya menyatakan bahwa guru PAI pernah berpenampilan bersih, berpakaian rapi dan menutup aurat. Tidak ada siswa yang menyatakan bahwa guru PAI tidak pernah berpenampilan bersih, berpakaian rapi dan menutup aurat. Hal ini dapat disimpulkan bahwa guru Pendidikan Agama Islam sangat sering berpenampilan bersih, berpakaian rapi dan menutup aurat. Dalam sebuah ayat Al-Qur’an disebutkan bahwa adanya perintah untuk selalu memakai pakaian yang indah, yaitu QS Al-A’raf [7] ayat 31 yang artinya: “Wahai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan jangan berlebihlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebihlebihan.”
8
Hasil wawancara dengan Hamzah, Zulham, Anita, Elsa, kelas XI IPA 4 pada 18 Oktober; Aisyah dan Adya kelas XI IPS 1 pada 13 Oktober 2016.
60
Dari ayat tersebut kata masjid dimaknai sebagai tempat ibadah. Maka dalam ajaran Islam, setiap pekerjaan adalah ibadah maka mengajar di sekolah adalah ibadah. Oleh karena itu, guru dalam menjalankan tugasnya sebagai ibadah harus menutup aurat dengan memakai pakaian yang indah. Pakaian yang indah dapat diartikan bahwa pakaian tersebut adalah pakaian sopan dan rapih. Hal ini pun menjadi standarisasi dalam keseragaman pakaian guru yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa diketahui bahwa guru PAI berpenampilan rapih dan sopan. 9 Maka dalam hal ini dapat dikatakan bahwa guru PAI telah mengamalkan ajaran agama sebagai salah satu bentuk ibadah serta menjadi teladan bagi murid-murid untuk mengikutinya.
7) Guru PAI berakhlak baik No
Alternatif Jawaban
F
1
Sangat Sering (SS)
35
2
Sering (S)
39
3
Kadang-Kadang (KK)
12
4
Pernah (P)
3
5
Tidak Pernah (TP)
0
Jumlah
88
Maka diketahui dari hasil angket bahwa sebanyak 35 siswa menyatakan bahwa guru PAI sangat sering berakhlak baik, ramah, tenang dan berwibawa di hadapan siswa. Sebanyak 39 siswa menyatakan bahwa guru PAI sering berakhlak baik, ramah, tenang, dan berwibawa di hadapan siswa. Adapun 12 siswa menyatakan bahwa guru PAI kadang-kadang berakhlak baik, ramah, tenang dan berwibawa di hadapan siswa, dan 3 siswa menyatakan bahwa guru PAI pernah berakhlak baik, ramah, tenang dan berwibawa di hadapan siswa. Tidak ada siswa yang menyatakan guru PAI tidak pernah berakhlak baik, ramah, tenang dan berwibawa di hadapan siswa. Hal ini dapat disimpulkan bahwa guru Pendidikan Agama Islam berakhlak baik, ramah, tenang dan berwibawa di hadapan siswa. 9
Hasil wawancara dengan Elsa, XI IPA 4 pada 21 Oktober 2016, Zulham IPA 4 18 oktober 2016, Azzahra IPS 2 pada 21 Oktober 2016, Adam dan Aisyah kelas XI IPS 1 pada 13 Oktober 2016.
61
Guru merupakan teladan bagi murid-muridnya. Setiap segala sesuatu yang dilakukan oleh guru tidak terlepas dari pandangan muridnya, yang sedang dalam proses pemahaman diri dan pendalaman ilmu pengetahuan. Maka guru harus bersikap sesuai dengan ajaran dan norma, tidak terlepas juga dari penampilan sebagai seorang teladan yang memberikan contoh baik kepada muridnya sehingga murid senang dan dapat mengikuti apa yang telah dilakukan oleh gurunya. 10 Salah satu bentuk sikap yang harus dimiliki seorang guru ialah berakhlak mulia. Akhlak mulia pun memiliki banyak lingkup, tetapi yang ditekankan dalam profesi guru adalah sebagai pribadi yang mantap dan dewasa serta berwibawa di hadapan muridnya. 11 Hal ini pun sejalan dengan kompetensi kepribadian yang harus dimiliki oleh setiap guru.
8) Guru PAI menyampaikan materi secara sistematis dan jelas No
Alternatif Jawaban
F
1
Sangat Sering (SS)
25
2
Sering (S)
37
3
Kadang-Kadang (KK)
22
4
Pernah (P)
3
5
Tidak Pernah (TP)
1
Jumlah
88
Diketahui dari hasil angket bahwa sebanyak 25 siswa menyatakan bahwa guru PAI sangat sering menyampaikan materi secara sistematis dan jelas. Sebanyak 37 siswa menyatakan bahwa guru PAI sering menyampaikan materi secara sistematis dan jelas. Sebanyak 22 siswa menyatakan bahwa guru PAI kadang-kadang menyampaikan materi secara sistematis dan jelas. Adapun 3 siswa menyatakan bahwa guru PAI pernah menyampaikan materi secara sistematis dan jelas, serta 1 siswa menyatakan bahwa guru PAI tidak pernah menyampaikan materi secara sistematis dan jelas. Hal ini dapat disimpulkan bahwa guru Pendidikan 10
Hasan Basri, Landasan Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), h. 90. Ali Mudlofir, Pendidik Profesional: Konsep, Strategi dan Aplikasinya dalam Peningkatan Mutu Pendidik di Indonesia, (Jakarta: Rajawali Press, 2012), h. 87. 11
62
Agama Islam sering menyampaikan materi secara sistematis dan jelas. Maka dapat dikatakan pula bahwa guru PAI telah mencapai indicator pencapaian kompetensi profesional. Seorang guru dapat dikatakan profesional apabila dia telah menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam. Salah satu indikatornya ialah dengan menyampaikan materi yang jelas dan sistematis kepada siswa sehingga
siswa
mampu
memahami
disiplin
ilmu
berdasarkan
tingkatannya. 12
9) Guru PAI menguasai teori materi pelajaran No
Alternatif Jawaban
F
1
Sangat Sering (SS)
35
2
Sering (S)
40
3
Kadang-Kadang (KK)
12
4
Pernah (P)
1
5
Tidak Pernah (TP)
0
Jumlah
88
Diketahui dari hasil angket bahwa sebanyak 35 siswa menyatakan bahwa guru PAI sangat menguasai teori materi pelajaran. 40 siswa menyatakan bahwa guru PAI menguasai teori materi pelajaran. 12 siswa menyatakan bahwa guru PAI kadang-kadang menguasai teori materi pelajaran, dan 1 siswa menyatakan bahwa guru PAI pernah menguasai teori materi pelajaran. Tidak ada siswa yang menyatakan bahwa guru tidak pernah menguasai teori materi pelajaran. Hal ini dapat disimpulkan bahwa guru PAI menguasai teori materi pelajaran. Seorang guru dapat diketahui penguasaan teori materi pelajaran dengan cara penyampaian, sehingga Bahasa yang digunakan dapat dengan mudah dipahami oleh siswa di kelas. Salah satu indicator pencapaian kompetensi profesional dalam profesi keguruan ialah penguasaan materi ajar secara luas dan mendalam, atau
12
Suyanto, Asep Jihad, Menjadi Guru Profesional: Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global, (Bandung: Erlangga Group, 2013), h. 43.
63
lebih tepat disebut dengan penguasaan sumber bahan ajar sesuai dengan bidang studi keahliannya. 13
10) Guru PAI menghubungkan materi dengan pengalaman siswa No
Alternatif Jawaban
F
1
Sangat Sering (SS)
28
2
Sering (S)
35
3
Kadang-Kadang (KK)
20
4
Pernah (P)
5
5
Tidak Pernah (TP)
0
Jumlah
88
Diketahui dari hasil angket bahwa sebanyak 28 siswa menyatakan bahwa guru PAI sangat sering menghubungkan pengalaman siswa dengan materi yang diajarkan. 35 siswa menyatakan bahwa guru PAI sering menghubungkan pengalaman siswa dengan materi yang diajarkan. 20 siswa menyatakan bahwa guru PAI kadang-kadang menghubungkan pengalaman siswa dengan materi pelajaran, dan 5 siswa menyatakan bahwa guru PAI pernah menghubungkan pengalaman siswa dengan materi pelajaran. Tidak ada siswa yang menyatakan guru PAI tidak pernah menghubungkan pengalaman siswa dengan materi pelajaran. Hal ini dapat disimpulkan bahwa guru PAI sering menghubungkan pengalaman siswa dengan materi yang dipelajari di kelas. Dengan demikian siswa dapat memahami dengan benar setiap materi pelajaran dan mengamalkan pengetahuan sesuai ajaran agama. Abuddin Nata dalam bukunya berjudul Ilmu Pendidikan Islam (2010) menyebutkan bahwa guru dapat diistilahkan sebagai Ulul Albab yang tercantum dalam QS Ali Imran [3] ayat 190 dan 191. Pengertian Ulul Albab pun tidak terbatas pada orang yang memiliki daya pikir dan daya nalar sjaa, melainkan juga daya zikir dan spiritual. Kedua daya ini digunakan secara optimal dan saling melengkapi sehingga terjadi 13
Ibid.
64
keseimbangan antara kekuatan penguasaan ilmu pengetahuan dan penguasaan terhadap ajaran-ajaran agama dan nilai-nilai spiritualitas, seperti keimanan kesabaran, ketulusan, ketakwaan, dan sebagainya. Maka sudah menjadi tanggung jawab guru untuk membantu siswa dalam memahami ilmu pengetahuan melalui pengalaman di kehidupan seharihari.
11) Guru PAI menjelaskan pelajaran dengan contoh No
Alternatif Jawaban
F
1
Sangat Sering (SS)
30
2
Sering (S)
39
3
Kadang-Kadang (KK)
17
4
Pernah (P)
2
5
Tidak Pernah (TP)
0
Jumlah
88
Diketahui dari hasil angket bahwa sebanyak 30 siswa menyatakan bahwa guru PAI sangat sering menjelaskan materi pelajaran dengan berbagai contoh. 39 siswa menyatakan bahwa guru PAI sering menjelaskan materi pelajaran dnegan berbagai contoh. 17 siswa menyatakan bahwa guru PAI kadang-kadang menjelaskan materi pelajaran dengan berbagai contoh, dan 2 siswa menyatakan bahwa guru PAI pernah menjelaskan materi pelajaran dnegan berbagai contoh. Tidak ada siswa yang menyatakan bahwa guru PAI tidak pernah menjelaskan materi pelajaran dengan berbagai contoh. Hal ini dapat disimpulkan bahwa guru PAI dalam menjelaskan materi pelajaran sering menggunakan berbagai contoh agar mudah dipahami oleh siswa. Belajar yang baik dapat melalui pengalaman orang lain, dari sana dapat diketahui hikmah dan pelajaran dari setiap kejadian yang ada. Maka sudah menjadi salah satu tugas guru untuk membimbing siswa dalam memahami sesuatu ilmu disertai dengan memahai makna, pesan ajaran, spirit, jiwa, kandungan, dan hakikatnya. Hal ini sejalan dengan istilah Al-Rasikhu
65
Fi’Ilm dalam QS Ali Imran [3] ayat 7 dan An-Nisa [4] ayat 162. 14 Dalam sebuah disiplin ilmu pasti akan bermanfaat dalam beberapa aspek kehidupan, contohnya ilmu Matematika yang dapat diterapkan oleh seorang insinyur dalam mengukur ketepatan bangunan. Oleh karena itu, guru PAI pun dituntut untuk bisa menjelaskan berbagai contoh minimal dalam kehidupan sehari-hari agar siswa mampu menerapkan ajaran-ajaran agama.
12) Guru PAI menganjurkan sumber lain No
Alternatif Jawaban
F
1
Sangat Sering (SS)
18
2
Sering (S)
36
3
Kadang-Kadang (KK)
31
4
Pernah (P)
3
5
Tidak Pernah (TP)
0
Jumlah
88
Diketahui dari hasil angket bahwa sebanyak 18 siswa menyatakan bahwa guru PAI sangat sering menganjurkan sumber belajar yang membantu dalam memahami materi yang dipelajari. 36 siswa menyatakan bahwa guru PAI sering menganjurkan sumber belajar yang membantu memahami materi pelajaran. 31 siswa menyatakan bahwa guru PAI kadang-kadang menganjurkan sumber belajar ynag membantu dalam memahami materi pelajaran, dan 3 siswa menyatakan bahwa guru PAI pernah menganjurkan sumber belajar yang membantu dalam memahami materi yang dipelajari. Tidak ada siswa yang menyatakan bahwa guru PAI tidak pernah mneganjurkan sumber belajar yang membantu dalam memahami materi pelajaran. Siswa dituntut untuk memiliki wawasan yang luas sehingga mampu memahami hakikat dari segala sesuatu dan ilmu pengetahuan. 15 Maka tugas guru ialah membimbing siswa agar pengetahuan siswa tidak sebatas pada sekolah saja, sumber belajar pun dapat siswa dapatkan dari kegiatan 14 15
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 161-162. Hasan Basri, Landasan Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), h. 91.
66
sosial di masyarakat ataupun dengan berkarya. Tetapi dalam memahami suatu konsep teori siswa harus mengetahui ilmu yang berkaitan dengannya. Contohnya, dalam mempelajari ilmu Fiqh dapat mengacu pada kitab mazhab yang merupakan pendapat para ulama terkenal dalam menerapkan berbagai hokum Islam dalam kehidupan. Dari hasil observasi dan wawancara diketahui pula bahwa guru PAI menganjurkan buku bacaan selain buku cetak. Hal ini dapat disimpulkan bahwa guru PAI sering menganjurkan sumber belajar yang lain untuk siswa agar siswa dapat dengan mudah memahami materi yang sedang dipelajari dan menambah wawasan tentang materi yang berkaitan dengannya.
13) Guru PAI menerapkan metode belajar kreatif No
Alternatif Jawaban
F
1
Sangat Sering (SS)
22
2
Sering (S)
32
3
Kadang-Kadang (KK)
26
4
Pernah (P)
6
5
Tidak Pernah (TP)
2
Jumlah
88
Diketahui bahwa sebanyak 22 siswa menyatakan bahwa guru PAI sangat sering menerapkan metode belajar yang kreatif sesuai dengan materi ajar. 32 siswa menyatakan bahwa guru PAI sering menerapkan metode belajar yang kreatif sesuai dengan materi ajar. 26 siswa menyatakan bahwa guru PAI kadang-kadang menerapkan metode yang kreatif sesuai dengan materi ajar. 6 siswa menyatakan bahwa guru PAI pernah menerapkan metode belajar yang kreatf sesuai dengan materi ajar, dan 2 siswa menyatakan bahwa guru PAI tidak pernah menerapkan metode pelajaran yang kreatif sesuai dengan materi ajar. Hal ini dapat disimpulkan bahwa guru PAI sering menerapkan metode pembelajaran yang kreatif sesuai dengan materi ajar, sehingga siswa tertarik untuk ikutserta aktif dalam proses kegiatan belajar di kelas.
67
Setelah memahami karakteristik setiap siswa dalam belajar maka diperlukan strategi dan metode yang tepat dalam menyampaikan materi pelajaran sehingga tercapai tujuan kompetensi yang ingin dicapai. 16 Seorang guru tidak hanya menerapkan suatu metode saja, tetapi juga dapat menerapkan beberapa metode dalam suatu pelajaran. Hal ini dapat membuat siswa senang belajar di kelas dan nyaman dengan suasana yang kondusif di kelas.
14) Guru PAI menggunakan teknologi yang berkembang untuk KBM No
Alternatif Jawaban
F
1
Sangat Sering (SS)
7
2
Sering (S)
17
3
Kadang-Kadang (KK)
31
4
Pernah (P)
18
5
Tidak Pernah (TP)
15
Jumlah
88
Diketahui dari hasil angket bahwa sebanyak 7 siswa menyatakan bahwa guru PAI sangat sering menggunakan media teknologi yang berkembang untuk kepentingan KBM. Sebanyak 17 siswa menyatakan bahwa guru PAI sering menggunakan media teknologi yang berkembang untuk kepentingan KBM. Sebanyak 31 siswa menyatakan bahwa guru PAI kadang-kadang menggunakan media teknologi yang berkembang untuk kepentingan KBM. Sebanyak 18 siswa menyatakan bahwa guru PAI pernah
menggunakan
media
teknologi
yang
berkembang
untuk
kepentingan KBM, dan 15 siswa menyatakan bahwa guru PAI tidak pernah
menggunakan
media
teknologi
yang
berkembang
untuk
kepentingan KBM. Hal ini dapat disimpulkan bahwa guru PAI kadangkadang menggunakan media teknologi yang sedang berkembang guna kepentingan KBM. Peran guru sangat besar dalam usaha penyelenggara KBM, maka guru harus mampu mencapai hasil belajar siswa yang optimal sesuai dengan 16
Suyanto, Asep Jihad, Menjadi Guru Profesional: Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global, (Bandung: Erlangga Group, 2013), h. 135.
68
perkembangan zaman dimana media dan teknologi semakin maju. Penggunaan teknologi ini pun harus disesuaikan dengan kemampuan dan daya nalar siswa sehingga tepat dalam proses KBM dalam mencapai kompetensi pembelajaran. 17 Kesimpulan tersebut telah dibuktikan dengan hasil wawancara beberapa siswa, bahwa guru PAI di kelas kurang menerapkan berbagai media teknologi yang berkembang. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pembelajaran di kelas PAI masih menerapkan dengan metode konvensional.
15) Guru PAI mengarahkan siswa untuk mengembangkan minat dan bakat No
Alternatif Jawaban
F
1
Sangat Sering (SS)
7
2
Sering (S)
35
3
Kadang-Kadang (KK)
36
4
Pernah (P)
10
5
Tidak Pernah (TP)
0
Jumlah
88
Diketahui bahwa sebanyak 7 siswa menyatakan bahwa guru PAI sangat sering mengarahkan siswa untuk mengembangkan potensi sesuai dengan minat dan bakat. Sebanyak 35 siswa menyatakan bahwa guru PAI sering mengarahkan siswa untuk mengembangkan potensi sesuai dengan minat dan bakat. Sebanyak 36 siswa menyatakan bahwa guru PAI kadangkadang mengarahkan siswa untuk mengembangkan potensi sesuai minat dan bakat, dan 10 siswa menyatakan bahwa guru PAI pernah mengarahkan siswa untuk mengembangkan potensi sesuai dengan minat dan bakat. Tidak ada siswa yang menyatakan bahwa guru PAI tidak pernah mengarahkan siswa untuk mengembangkan potensi sesuai dengan minat dan bakat. Hal ini dapat disimpulkan bahwa guru PAI kadang-kadang mengarahkan siswa untuk mengembangkan potensi dan minat yang dimilikinya. 17
Suyanto, Asep Jihad, Menjadi Guru Profesional: Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global, (Bandung: Erlangga Group, 2013), h. 108-109.
69
Salah satu tugas guru ialah memfasilitasi siswa untuk mengembangkan potensi akademik dan non-akademik. Hal ini merupakan salah satu indicator tercapainya kompetensi pedagogic yang harus dimiliki seorang guru. 18 Beberapa siswa memiliki pontesi yang berbeda sesuai dengan karakteristik yang dimilikinya, maka sudah sepatutnya bagi guru untuk membantu siswa dalam mengaktualisasikan potensi-potensi tersebut sehingga siswa mampu berkembang dan berkarya untuk kemajuan masyarakat dan bangsa.
16) Guru PAI bersedia konsultasi untuk siswa No
Alternatif Jawaban
F
1
Sangat Sering (SS)
27
2
Sering (S)
36
3
Kadang-Kadang (KK)
12
4
Pernah (P)
12
5
Tidak Pernah (TP)
1
Jumlah
88
Diketahui bahwa sebanyak 27 siswa menyatakan bahwa guru PAI sangat
sering
bersedia
mendengarkan
konsultasi
siswa
terkait
permasalahan yang dihadapi siswa dan mmeberikan solusi. Sebanyak 36 siswa menyatakan bahwa guru PAI sering bersedia mendengarkan konsultasi siswa terkait permasalahan yang dihadapi dan memberikan solusi. Sebanyak 12 siswa menyatakan bahwa guru PAI kadang-kadang bersedia mendengarkan konsultasi siswa terkait permasalahan yang dihadapi dan memberikan solusi, begitu pun 12 siswa menyatakan bahwa guru PAI pernah bersedia mendengarkan konsultasi siswa terkait permasalahan yang dihadapi dan memberikan solusi. Adapun 1 siswa menyatakan bahwa guru PAI tidak pernah bersedia mendengarkan konsultasi siswa terkait permasalahan yang dihadapi dan memberikan solusi. Hal ini dapat disimpulkan bahwa guru PAI sering mendengarkan
18
Ibid., h. 41
70
konsultasi siswa terkait permasalahan yang dihadapi dan memberikan solusi. Setiap siswa memiliki masalah dalam setiap proses pembelajaran. Maka tidak memungkinkan bahwa setiap pembelajaran dapat berlangsung sempurna. 19 Jika masalah terjadi pada siswa, fungsi utama guru adalah memfasilitasi siswa untuk berkonsultasi menyampaikan masalah yang dihadapi. Kemudian guru memberikan beberapa alternative solusi, selanjutnya siswa yang akan memilih solusi yang tepat bagi dirinya.
17) Guru PAI mengembangkan kegiatan sekolah No
Alternatif Jawaban
F
1
Sangat Sering (SS)
15
2
Sering (S)
33
3
Kadang-Kadang (KK)
25
4
Pernah (P)
10
5
Tidak Pernah (TP)
5
Jumlah
88
Diketahui dari hasil angket bahwa sebanyak 15 siswa menyatakan bahwa guru PAI sangat sering mengembangkan kegiatan sekolah bersama masyarakat sekitar. Sebanyak 33 siswa menyatakan bahwa guru PAI sering mengembangkan kegiatan sekolah bersama masyarakat sekitar. Sebanyak 25 siswa menyatakan bahwa guru PAI kadang-kadang mengembangkan kegiatan sekolah bersama masyarakat sekitar. 10 siswa menyatakan bahwa guru PAI pernah mengembangkan kegiatan sekolah bersama masyarakat sekitar, dan 5 siswa menyatakan guru PAI tidak pernah mengembangkan kegiatan sekolah bersama masyarakat sekitar. Hal ini dapat disimpulkan bahwa guru PAI sering mengembangkan kegiatan sekolah bersama masyarakat sekitar. Sekolah bukan sebatas lembaga untuk menuntut ilmu, tetapi juga menjadi tempat bagi generasi muda untuk memahami kebudayaan yang dimiliki oleh lingkungan sekitarnya dengan mempelajari berbagai norma 19
Sudarwan Danim, Khairil, Psikologi Pendidikan: Dalam Persepktif Baru, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 201.
71
dan hokum yang berlaku. Selain itu juga daoat mempelajari tingkah laku yang dapat diterima yang kemudian dapat diterapkan oleh siswa sebagai bagian dari anggota masyarakat. Dalam hal ini tugas guru membantu siswa dengan mengembangkan kegiatan sekolah. 20
18) Guru PAI menjunjung nilai kenegaraan dan norma masyarakat No
Alternatif Jawaban
F
1
Sangat Sering (SS)
25
2
Sering (S)
42
3
Kadang-Kadang (KK)
19
4
Pernah (P)
2
5
Tidak Pernah (TP)
0
Jumlah
88
Diketahui dari hasil angket bahwa sebanyak 25 siswa menyatakan bahwa guru PAI sangat sering memiliki sikap kepemimpinan yang baik dalam menjunjung nilai-nilai kenegaraan dan norma yang berlaku di masyarakat. 42 siswa menyatakan bahwa guru PAI sering memiliki sikap kepemimpinan yang baik dalam menjunjung nilai-nilai kenegaraan dan norma yang berlaku di masyarakat. 19 siswa menyatakan bahwa guru PAI kadang-kadang
memiliki
sikap
kepemimpinan
yang
baik
dalam
menjunjung nilai-nilai kenegaraan dan norma yang berlaku di masyarakat, dan 2 siswa menyatakan bahwa guru PAI pernah memiliki sikap kepemimpinan yang baik dalam menjunjung nilai-nilai kenegaraan dan norma yang berlaku di masyarakat. Tidak ada siswa yang menyatakan bahwa guru PAI tidak pernah memiliki sikap kepemimpinan yang baik dalam menjunjung nilai-nilai kenegaraan dan norma yang berlaku di masyarakat. Hal ini dapat disimpulkan bahwa guru PAI memiliki sikap kepemimpinan yang baik dalam menjunjung nilai-nilai kenegaraan dan norma yang berlaku di masyarakat. Dalam konteks pendidikan multicultural yang terjadi di Indonesia, perulu dihindari pandangan yang menyamakan kebudayaan dengan 20
Umar Tirtarahardja, La Sulo, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Rineka CIpta, 2005), h. 100-101.
72
kelompok etnik adalah sama. Aritnya seorang pendidik mengasosiasikan kebudayaan bukan dalam bentuk memandang siswa secara stereotip berdasarkan identitas etnik siswa tetapi meningkatkan eksplorasi pemahaman yang lebih besar mengenai kesamaan dan perbedaan di kalangan siswa dari berbagai kelompok etnik. 21 Oleh karena itu guru harus menjunjung nilai kenegaraan Bhinneka Tunggal Ika dan norma-norma hokum serta kebudayaan yang telah menjadi warisan negara, sehingga siswa dapat menjadikan hal tersebut sebagai cerminan bagi dirinya dalam menghadapi
persoalan
masyarakat
ketika
mereka
terjun
dalam
kemasyarakatan.
19) Guru PAI mengembangkan TIK untuk menjalankan tugas dan peningkatan diri No
Alternatif Jawaban
F
1
Sangat Sering (SS)
9
2
Sering (S)
43
3
Kadang-Kadang (KK)
24
4
Pernah (P)
10
5
Tidak Pernah (TP)
2
Jumlah
88
Diketahui bahwa sebanyak 9 siswa menyatakan bahwa guru PAI sangat sering mengembangkan teknologi dalam berkomunikasi dan meningkatkan diri dalam menjalankan tugasnya. 43 siswa menyatakan bahwa guru PAI sering mengembangkan teknologi dalam berkonumikasi dan meningkatkan diri dalam menjalankan tugasnya. 24 siswa menyatakan bahwa guru PAI kadang-kadang mengembangkan teknologi dalam berkomunikasi dan meningkatkan diri dalam menjalankan tugasnya. 10 siswa menyatakan bahwa guru PAI pernah mengembangkan teknologi dalam berkomunikasi dan meningkatkan diri dalam menjalankan tugasnya, dan 2 siswa menyatakan bahwa guru PAI tidak pernah mengembangkan
21
Hasan Basri, Landasan Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), h. 100.
73
teknologi dalam berkomunikasi dan meningkatkan diri dalam menjalankan tugasnya. Guru membutuhkan berbagai alat dan media sebagai salah satu bentuk dalam mengembangkan dirinya sesuai dengan perkembangan zaman dan berlandaskan kurikulum. 22 Maka tidak dapat dipungkiri lagi bahwa teknologi pada zaman sekarang dibutuhkan dalam berbagai macam kegiatan kehidupan sehari-hari, khususnya dalam menjalankan pekerjaan profesi sehingga dapat mengaktualisasikan sebagai seorang yang profesional. Hasil dari observasi dan wawancara diketahui bahwa dalam penugasan kepada siswa, guru PAI memanfaatkan email agar tugas semua siswa dapat terkumpul rapih dalam bentuk pendataan di google sehingga memudahkan dalam penilaian. Hal ini dapat disimpulkan bahwa guru PAI sering mengembangkan teknologi informasi yang berkembang untuk berkomunikasi dan meningkatkan diri dalam menjalankan tugasnya dalam mengajar.
20) Guru PAI terbuka menerima kritik dan saran No
Alternatif Jawaban
F
1
Sangat Sering (SS)
34
2
Sering (S)
42
3
Kadang-Kadang (KK)
11
4
Pernah (P)
1
5
Tidak Pernah (TP)
0
Jumlah
88
Diketahui bahwa sebanyak 34 siswa menyatakan bahwa guru PAI sangat sering terbuka dalam menerima kritik dan saran. Sebanyak 42 siswa menyatakan bahwa guru PAI sering terbuka dalam menerima kritik dan saran. 11 siswa menyatakan bahwa guru PAI kadang-kadang terbuka dalam menerima kritik dan saran, dan 1 siswa yang menyatakan bahwa guru PAI pernah terbuka dalam menerima kritik dan saran. Tidak ada 22
Hasan Basri, Landasan Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), h. 200.
74
siswa yang menyatakan bahwa guru PAI tidak pernah terbuka dalam menerima kritik dan saran. Hal ini dapat disimpulkan bahwa guru PAI memiliki sikap terbuka dalam menerima kritik dan saran. Guru adalah manusia yang tidak terlepas dari kesalahan. Maka sudah menjadi hal yang harus diakui dalam menjalankan tugas dan pekerjaan untuk menerima kritik dan saran yang membangun demi kepentingan bersama dan tujuan yang ingin dicapai, 23 yaitu terciptanya proses pembelajaran yang berkualitas.
21) Guru PAI memberikan teladan, dan menanamkan nilai moral No
Alternatif Jawaban
F
1
Sangat Sering (SS)
37
2
Sering (S)
37
3
Kadang-Kadang (KK)
12
4
Pernah (P)
2
5
Tidak Pernah (TP)
0
Jumlah
88
Diketahui dari hasil angket bahwa sebanyak 37 siswa menyatakan bahwa guru PAI sangat sering memberikan teladan dan menanamkan nilainilai moral, begitu pun 37 siswa berikutnya menyatakan bahwa guru PAI sering memberikan teladan dan menanamkan nilai-nilai moral. Sebanyak 12 siswa menyatakan bahwa guru PAI kadang-kadang memberikan teladan dan menanamkan nilai-nilai moral, dan 2 siswa menyatakan bahwa guru PAI pernah memberikan teladan dan menanamkan nilai-nilai moral. Tidak ada siswa yang menyatakan bahwa guru PAI tidak pernah memberikan teladan dan menanamkan nilai-nilai moral. Hal ini dapat disimpulkan bahwa guru PAI sering memberikan teladan yang baik dan menanamkan nilai-nilai moral sehingga siswa dapat menerapkan sikap yang baik dari gurunya dan berakhlak sesuai dengan ajaran agama. Guru merupakan teladan bagi murid-muridnya. Setiap segala sesuatu yang dilakukan oleh guru tidak terlepas dari pandangan muridnya, yang 23
Umar Tirtarahardja, La Sulo, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Rineka CIpta, 2005), h. 28.
75
sedang dalam proses pemahaman diri dan pendalaman ilmu pengetahuan. Maka guru harus bersikap sesuai dengan ajaran dan norma, tidak terlepas juga dari penampilan sebagai seorang teladan yang memberikan contoh baik kepada muridnya sehingga murid senang dan dapat mengikuti apa yang telah dilakukan oleh gurunya. 24 Salah satu bentuk sikap yang harus dimiliki seorang guru ialah berakhlak mulia. Akhlak mulia yang dimiliki oleh seseorang memiliki pengaruh besar bagi orang-orang di sekitarnya, termasuk akhlak mulia seorang guru akan berpengaruh pada siswa. Akhlak mulia dapat menjadikan seorang guru sebagai teladan bagi siswa, khususnya dalam menanamkan nilai-nilai ajaran. Seorang siswa dapat belajar tentang bagaimana bersikap sesuai dengan ajaran agama maupun nilai moral dari setiap tindakan dan perbuatan yang dilakukan oleh seorang guru Pendidikan Agama Islam. Hal inilah yang telah dipelajari oleh para sahabat dahulu terhadap Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dan juga dalam QS Al-Mumtahamah [60] ayat 6 yang artinya: “Sungguh, pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) terdapat suri tauladan yang baik bagimu.”
22) Guru PAI bertanggung jawab dalam mengajar dan membimbing No
Alternatif Jawaban
F
1
Sangat Sering (SS)
34
2
Sering (S)
39
3
Kadang-Kadang (KK)
15
4
Pernah (P)
0
5
Tidak Pernah (TP)
0
Jumlah
88
Diketahui dari hasil angket bahwa sebanyak 34 siswa menyatakan bahwa guru PAI sangat sering bertanggung jawab atas tugasnya dalam mengajar dan membimbing. Sebanyak 39 siswa menyatakan bahwa guru PAI sering bertanggung jawab atas tugasnya dalam mengajar dan 24
Hasan Basri, Landasan Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), h. 90.
76
membimbing, dan 15 siswa menyatakan bahwa guru PAI kadang-kadang bertanggung jawab atas tugasnya dalam mengajar dan membimbing. Tidak ada siswa yang menyatakan bahwa guru PAI pernah bertanggung jawab atas tugasnya dalam mengajar dan membimbing, dan tidak ada siswa yang menyatakan bahwa guru PAI tidak pernah bertanggung jawab atas tugasnya dalam mengajar dan membimbing. Hal ini dapat disimpulkan bahwa guru PAI bertanggung jawab atas tugasnya sebagai guru yang harus mengajar di kelas, dan membimbing siswa untuk menjadi pribadi yang baik. UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 39 (Ayat 2) jabatan guru dinyatakan sebagai jabatan profesional. Teks lengkap sebagai berikut: “Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.” 25 Tugas pokok utama guru ialah mengajar dan membimbing siswa untuk memahami pelajaran yang sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki guru. Maka sudah sepatutnya seorang guru bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
23) Guru PAI memiliki rasa humor No
Alternatif Jawaban
1
Sangat Sering (SS)
55
2
Sering (S)
22
3
Kadang-Kadang (KK)
6
4
Pernah (P)
5
5
Tidak Pernah (TP)
0
Jumlah
25
h. 27.
F
88
Undang Undang RI Sistem Pendidikan Nasional No 20 Th. 2003, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008),
77
Diketahui bahwa sebanyak 55 siswa menyatakan bahwa guru PAI sangat sering memiliki rasa humor. 22 siswa menyatakan bahwa guru PAI sering memiliki rasa humor. 6 siswa menyatakan bahwa guru PAI kadangkadang memiliki rasa humor, dan 5 siswa menyatakan bahwa guru PAI pernah memiliki rasa humor. Tidak ada siswa yang menyatakan bahwa guru PAI tidak pernah memiliki rasa humor. Hal ini dapat disimpulkan bahwa guru PAI sangat memiliki rasa humor terhadap siswa, khususnya dalam belajar. Rasa humor yang dimiliki oleh seorang guru akan menumbuhkan kenyamanan siswa dalam belajar dan menjadi salah satu faktor guru yang disegani oleh siswa. Kompetensi kepribadian yang harus dimiliki oleh seorang guru merupakan
serangkaian
karakteristik
dalam
seluruh
hidupnya,
merefleksikan tingkah laku yang bertahan lama, berulang-ulang, dan unik. 26 Kepribadian seorang guru yang berwibawa akan menjadikannya sebagai guru yang disegani oleh murid-muridnya. Maka sebagai seorang guru yang memahami karakteristik siswa perlu pendekatan untuk berkomunikasi dengan siswa, salah satunya dengan humor.
24) Guru PAI membimbing siswa dalam ekstrakurikuler No
Alternatif Jawaban
F
1
Sangat Sering (SS)
17
2
Sering (S)
23
3
Kadang-Kadang (KK)
30
4
Pernah (P)
13
5
Tidak Pernah (TP)
5
Jumlah
88
Diketahui bahwa sebanyak 17 siswa menyatakan bahwa guru PAI sangat sering membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler. 23 siswa menyatakan bahwa guru PAI sering membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler. 30 siswa menyatakan bahwa guru PAI kadang-kadang membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler. 13 siswa menyatakan 26
Suyanto, Asep Jihad, Menjadi Guru Profesional: Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global, (Bandung: Erlangga Group, 2013), h. 42.
78
bahwa
guru
PAI
pernah
membimbing
siswa
dalam
kegiatan
ekstrakurikuler, dan 5 siswa menyatakan bahwa guru PAI tidak pernah membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler. Hal ini dapat disimpulkan bahwa guru PAI kadang-kadang membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa guru PAI merupakan pembina dan pembimbing dalam kegiatan rohis di sekolah. 27 Kultur sekolah sangat kental dengan komitmen seorang guru dalam menjalankan perannya sebagai pengajar, pembina, pembimbing, dan penilai. Maka sudah menjadi efektifitas dalam pembelajaran di sekolah untuk memabngun komitmen bersama antara guru dan murid dalam mencapai suatu yang menarik dan positif, 28 salah satunya dengan kegiatan ekstrakurikuler. Selain itu, dalam kegiatan ekstrakurikuler pun siswa mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk terus berkarya.
25) Guru PAI berkomunikasi dengan pendidik lain dan staf sekolah No
Alternatif Jawaban
F
1
Sangat Sering (SS)
25
2
Sering (S)
38
3
Kadang-Kadang (KK)
18
4
Pernah (P)
6
5
Tidak Pernah (TP)
1
Jumlah
88
Diketahui dari hasil angket bahwa sebanyak 25 siswa menyatakan bahwa guru PAI sangat sering berkomunikasi secara efektif dengan sesama pendidik dan staf sekolah. 38 siswa menyatakan bahwa guru PAI sering berkomunikasi secara efektif dengan sesama pendidik dan staf sekolah. 18 siswa menyatakan bahwa guru PAI kadang-kadang berkomunikasi secara efektif dengan sesama pendidik dan staf sekolah. 6 siswa menyatakan bahwa guru PAI pernah berkomunikasi secara efektif 27
Hasil wawancara dengan Adya dan Aisyah kelas XI IPS 1 pada 13 Oktober 2016. Sudarwan Danim, Khairil, Psikologi Pendidikan: Dalam Persepktif Baru, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 225. 28
79
dengan sesama pendidik dan staf sekoah, dan 1 siswa yang menyatakan bahwa guru PAI tidak pernah berkomunikasi secara efektif dengan sesasma pendidik dan staf sekolah. Hal ini dapat disimpulkan bahwa guru PAI sering berkomunikasi dengan sesama pendidik dan staf sekolah secara efektif. Seorang guru harus mampu bergaul secara efektif, termasuk dengan sesama pendidik yang lain dan bahkan dengan tenaga kependidikan di sekolah. Hal ini akan tercermin sebagai guru yang dapat berkomunikasi dengan baik kepada siswa. 29 Artinya seorang guru dikatakan sebagai pribadi yang baik oleh teman sejawat maka akan dipandang sebagai guru yang dapat diandalkan bagi siswa.
26) Guru PAI mengevaluasi KBM secara objektif No
Alternatif Jawaban
F
1
Sangat Sering (SS)
22
2
Sering (S)
38
3
Kadang-Kadang (KK)
21
4
Pernah (P)
7
5
Tidak Pernah (TP)
0
Jumlah
88
Diketahui dari hasil angket bahwa sebanyak 22 siswa menyatakan bahwa guru PAI sangat sering melakukan evaluasi dari proses KBM secara objektif. Sebanyak 38 siswa menyatakan bahwa guru PAI sering melakukan evaluasi proses KBM secara objektif. Sebanyak 21 siswa menyatakan bahwa guru PAI kadang-kadang melakukan evaluasi proses KBM secara objektif, dan 7 siswa menyatakan bahwa guru PAI pernah melakukan evaluasi proses KBM secara objektif. Tidak ada siswa yang menyatakan bahwa guru PAI tidak pernah melakukan evaluasi proses KBM secara objektif. Hal ini dapat disimpulkan bahwa guru PAI sering melakukan evaluasi dari setiap proses KBM secara objektif dan transparan.
29
Suyanto, Asep Jihad, Menjadi Guru Profesional: Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global, (Bandung: Erlangga Group, 2013),, h. 72.
80
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa setiap nilai yang diperoleh siswa dalam mengerjakan tugas akan diberitahu oleh guru PAI. UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 39 (Ayat 2) jabatan guru dinyatakan sebagai jabatan profesional yang mampu merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Kemampuan dan mengevaluasi merupakan salah satu indicator terlaksananya kompetensi pedagogic guru. Hal ini dapat dilihat dari cara penilaian yang objektif terhadap semua siswa tanpa memandang latarbelakang siswa. Kemudian setelah mendapatkan data penilaian tersebut guru menganalisis hasilnya dilihat dari selama proses siswa belajar hingga ketuntasan siswa dalam belajar, sehingga memanfaatkan hasilnya untuk perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum. 30
27) Guru PAI mengadakan pengayaan dari hasil belajar siswa No
Alternatif Jawaban
F
1
Sangat Sering (SS)
25
2
Sering (S)
33
3
Kadang-Kadang (KK)
21
4
Pernah (P)
7
5
Tidak Pernah (TP)
2
Jumlah
88
Diketahui bahwa sebanyak 25 siswa menyatakan bahwa guru PAI sangat sering mengadakan pengayaan dari hasil belajar siswa. Sebanyak 33 siswa menyatakan bahwa guru PAI sering mengadakan pengayaan dari hasil belajar siswa. 21 siswa menyatakan bahwa guru PAI kadang-kadang mengadakan pengayaan dari hasil belajar siswa. 7 siswa menyatakan bahwa guru PAI pernah mengadakan pengayaan dari hasil belajar siswa, dan 2 siswa menyatakan bahwa guru PAI tidak pernah mengadakan 30
Suyanto, Asep Jihad, Menjadi Guru Profesional: Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global, (Bandung: Erlangga Group, 2013), h. 40-41.
81
pengayaan dari hasil belajar siswa. Hal ini dapat disimpulkan bahwa guru PAI sering mengadakan pengayaan dari hasil belajar siswa. Hasil tidak akan mengkhianati proses, merupakan sebuah ungkapan yang lazim di khayalak umum. Pada dasarnya penilaian dilakukan untuk mengukur tingkat penguasaan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. 31 Siswa yang telah mampu mencapai kompetensi lulusan bisa melanjutkan pembelajaran ke tingkat yang lebih tinggi. Sebaliknya, siswa yang
belum
mencapai
kompetensi
lulusan
dapat
menjalankan
pembelajaran ulang atas materi atau kompetensi yang belum dicapainya, atau disebut juga dengan remedial.
C. Analisis dan Interpretasi Data Berdasarkan data angket yang disebarkan oleh penulis dapat diketahui bahwa skor/penilaian terhadap pernyataan-pernyataan yang terkait dengan persepsi siswa terhadap profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam secara umum dapat digambarkan melalui tabel berikut: Tabel 4.12 Skor Masing-Masing Responden dalam Angket
1
135
122
𝑵𝑵𝑵𝑵 𝒙𝒙𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏% 𝑵𝑵𝑵𝑵 90,37%
Sangat Baik
2
135
78
57,78%
Cukup Baik
3
135
117
86,67%
Sangat Baik
4
135
114
84,44%
Sangat Baik
5
135
100
74,07%
Baik
6
135
96
71,11%
Baik
7
135
95
70,37%
Baik
8
135
108
80,00%
Baik
9
135
100
74,07%
Baik
10
135
119
88,15%
Sangat Baik
No
Nilai
Responden Harapan
31
Nilai Skor
Kategori
Asep Jihad, Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2012), h. 14.
82
11
135
119
88,15%
Sangat Baik
12
135
123
91,11%
Sangat Baik
13
135
122
90,37%
Sangat Baik
14
135
103
76,30%
Baik
15
135
119
88,15%
Sangat Baik
16
135
98
72,59%
Baik
17
135
121
89,63%
Sangat Baik
18
135
107
79,26%
Baik
19
135
116
85,93%
Sangat Baik
20
135
118
87,41%
Sangat Baik
21
135
114
84,44%
Sangat Baik
22
135
106
78,52%
Baik
23
135
106
78,52%
Baik
24
135
85
62,96%
Baik
25
135
101
74,81%
Baik
26
135
109
80,74%
Sangat Baik
27
135
112
82,96%
Sangat Baik
28
135
101
74,81%
Baik
29
135
114
84,44%
Sangat Baik
30
135
123
91,11%
Sangat Baik
31
135
129
95,56%
Sangat Baik
32
135
116
85,93%
Sangat Baik
33
135
92
68,15%
Baik
34
135
103
76,30%
Baik
35
135
76
56,30%
Cukup Baik
36
135
120
88,89%
Sangat Baik
37
135
100
74,03%
Baik
38
135
114
84,44%
Sangat Baik
39
135
100
74,07%
Baik
40
135
100
74,07%
Baik
41
135
110
81,48%
Sangat Baik
42
135
112
82,96%
Sangat Baik
83
43
135
107
79,26%
Baik
44
135
110
81,48%
Sangat Baik
45
135
108
80,00%
Baik
46
135
92
68,15%
Baik
47
135
97
71,85%
Baik
48
135
97
71,85%
Baik
49
135
105
77,78%
Baik
50
135
112
82,96%
Sangat Baik
51
135
124
91,85%
Sangat Baik
52
135
103
76,30%
Baik
53
135
94
69,63%
Baik
54
135
94
69,63%
Baik
55
135
127
94,07%
Sangat Baik
56
135
123
91,11%
Sangat Baik
57
135
86
63,70%
Baik
58
135
83
61,48%
Baik
59
135
101
74,81%
Baik
60
135
101
74,81%
Baik
61
135
99
73,33%
Baik
62
135
110
81,48%
Sangat Baik
63
135
111
82,22%
Sangat Baik
64
135
99
73,33%
Baik
65
135
122
90,37%
Sangat Baik
66
135
76
56,30%
Cukup Baik
67
135
97
71,85%
Baik
68
135
107
79,26%
Baik
69
135
100
74,07%
Baik
70
135
117
86,67%
Sangat Baik
71
135
82
60,74%
Cukup Baik
72
135
123
91,11%
Sangat Baik
73
135
98
72,59%
Baik
74
135
97
71,85%
Baik
84
75
135
101
74,81%
Baik
76
135
120
88,89%
Sangat Baik
77
135
116
85,93%
Sangat Baik
78
135
118
87,41%
Sangat Baik
79
135
103
76,30%
Baik
80
135
101
74,81%
Baik
81
135
98
72,59%
Baik
82
135
80
59,26%
Cukup Baik
83
135
107
79,26%
Baik
84
135
113
83,70%
Sangat Baik
85
135
81
60,00%
Cukup Baik
86
135
73
54,07%
Cukup Baik
87
135
96
71,11%
Baik
88
135
72
53,33%
Cukup Baik
Diketahui bahwa: ∑Skor
= 9219
∑Harapan = 11880
Maka, 𝑋𝑋� = 𝑋𝑋� =
∑𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆
∑𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻
9219
11880
𝑥𝑥100%
𝑥𝑥100% = 77,60%
Hasil perhitungan skor rata-rata persepsi siswa terhadap profesionalisme guru PAI yaitu sebesar 77,60%. Angka ini berada di antara 61 – 80% yang masuk dalam kategori “baik”, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa siswa kelas XI SMA Negeri 8 Tangerang Selatan memiliki persepsi (pandangan) yang baik terhadap profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam. Adapun hal-hal yang dapat dijadikan bukti/fakta bahwa siswa kelas 8 SMA Negeri 8 Tangerang Selatan memiliki persepsi yang baik terhadap profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam di antaranya sebagai berikut: 1. Persepsi siswa yang baik terhadap cara mengajar guru Pendidikan Agama Islam di kelas. Berdasarkan hasil wawancara, diketahui bahwa siswa menyukai metode mengajar guru PAI di kelas yang selalu dapat membuat suasana kelas menjadi hidup dengan guyonan di sela-sela aktifitas Kegiatan
85
Belajar Mengajar (KBM). Walaupun sering menerapkan metode ceramah, tetapi hal tersebut tidak mengurangi efektifitas belajar siswa di kelas. 2. Persepsi siswa yang baik dalam evaluasi belajar oleh guru Pendidikan Agama Islam di kelas. Berdasarkan hasil wawancara, diketahui bahwa evaluasi dengan ujian tulis menggunakan pertanyaan yang berhubungan dengan pengetahuan lainnya, sehingga memudahkan siswa dalam memahami teori yang telah dipelajari. Adapun penilaian yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam bukan sebatas Pekerjaan Rumah, Ulangan Harian, Ujian Tengah Semester, ataupun Ujian Akhir Semester, tetapi sikap siswa selama proses pembelajaran pun dijadikan sebagai tolak ukur evaluasi. 3. Persepsi siswa yang sangat baik terhadap kepribadian guru Pendidikan Agama Islam, yaitu bapak Ahmad Zainudin, S.Pd.I sehingga beliau dapat dijadikan guru teladan bagi siswa di SMA Negeri 8 Tangerang Selatan. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, diketahui bahwa sikap disiplin yang dimiliki guru Pendidikan Agama Islam dapat menjadikannya sebagai guru yang disegani oleh siswa. Selain itu, hubungan antara guru Pendidikan Agama Islam dengan siswa sangat erat karena terjalinnya komunikasi yang baik.
D. Keterbatasan Penelitian 1. Instrumen penelitian yang digunakan tanpa melalui proses validasi tetapi hanya melalui expert judgement atau penilaian ahli oleh dosen pembimbing dan bapak Ahmad Zaenudin, S.Pd.I selaku guru Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 8 Tangerang Selatan. 2. Pernyataan pada kuesioner yang digunakan tidak dikelompokkan berdasarkan karakteristik kompetensi guru, tetapi disusun dengan cara random (acak). 3. Penelitian ini hanya dilaksanakan selama 2 minggu. Hal ini dikarenakan pada saat penelitian bertepatan dengan Ujian Tengah Semester (UTS) sehingga
penulis
harus
menunggu
waktu
mempertimbangkan fokus siswa pada ujian tersebut.
luang
siswa
dan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Penelitian ini membahas tentang persepsi siswa kelas XI SMA Negeri 8 Tangerang Selatan terhadap profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam. Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini, yaitu berdasarkan pembahasan pada bab-bab terdahulu, maka dapat disimpulkan bahwa siswa kelas XI SMA Negeri 8 Tangerang Selatan memiliki persepsi yang baik terhadap profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam dengan rata-rata skor angket persepsi siswa yaitu 77,60%. Persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik guru Pendidikan Agama Islam yaitu tergolong baik. Hal ini diketahui dari pemahaman guru terhadap karakteristik belajar siswa, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, serta evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam di kelas. Adapun pelaksanaan pembelajaran yang sering dilakukan oleh guru PAI yaitu dengan menggunakan metode ceramah, sedangkan evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru PAI bukan sebatas ujian tulisan tetapi juga sikap siswa selama proses pembelajaran. Persepsi siswa terhadap kompetensi sosial guru Pendidikan Agama Islam tergolong baik. Hal ini diketahui bahwa guru Pendidikan Agama Islam, yaitu bapak Ahmad Zainudin, S.Pd.I mampu berkomunikasi yang baik kepada siswasiswa di SMA Negeri 8 Tangerang Selatan. Selain itu, beliau mampu menjalin komunikasi yang baik dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan, serta mampu mengembangkan kegiatan di sekolah guna menjalankan kebudayaan pengalaman ajaran agama siswa dengan menjadi Pembina ekstrakurikuler ROHIS. Persepsi siswa terhadap kepribadian guru Pendidikan Agama Islam, yaitu bapak Ahmad Zainudin, S.Pd.I adalah tergolong sangat baik. Dalam hal ini beliau
86
87
dapat dijadikan guru teladan bagi siswa di SMA Negeri 8 Tangerang Selatan. Sikap disiplin dan tanggung jawab yang dimiliki guru PAI dapat menjadikannya sebagai guru yang disegani oleh siswa. Selain itu, hubungan antara guru Pendidikan Agama Islam dengan siswa sangat erat dan selaras karena terjalinnya komunikasi yang baik. Persepsi siswa terhadap kompetensi profesional guru Pendidikan Agama Islam adalah tergolong baik. Hal ini dapat diketahui dari cara penyampaian materi oleh bapak Ahmad Zaenudin, S.Pd.I selaku guru Pendidikan Agama Islam, dilakukan secara sistematis dan jelas sehingga memudahkan siswa dalam memahami konsep teori yang diajarkan. Selain itu, dalam penjelasan materi pun tidak terlepas dari berbagai contoh dan menganalogikan teori dengan pengalaman siswa sehingga mampu membantu siswa dalam menerapkan materi ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari.
B. Saran Mengingat pentingnya peran guru Pendidikan Agama Islam dalam membentuk karakter dan menanamkan nilai-nilai keagamaan kepada siswa, dalam hal ini peneliti memberikan beberapa saran kepada pihak yang berkaitan dari penelitian di atas, yaitu pihak sekolah, sebagai berikut: 1. Profesionalitas guru PAI perlu ditingkatkan lagi melalui penerapan beberapa metode pembelajaran agar pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh guru PAI terus bertambah dan berkembang mengikuti kemajuan dunia pendidikan. 2. Guru PAI hendaknya selalu memberikan persepsi yang positif kepada siswa terhadap pentingnya mempelajari ajaran agama bagi seseorang agar dapat menjalankan kehidupan yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’anul Karim. Azhari, Akyaz. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Teraju Mizan Publika, 2004. Basri, Hasan. Landasan Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia, 2013. Danim, Sudarwan dan Khairil. Psikologi Pendidikan: Dalam Persepktif Baru. Bandung: Alfabeta, 2010. Echols, M. Jhons. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: PT Gramedia. Cet. XXIII, 1996. Fakhruddin, Asef Umar. Menjadi Guru Favorit. Yogyakarta: Diva Press, Cet. II, 2010. Fathurrohman, Pupuh dan Aa Suryana. Guru Profesional. Bandung: PT Refika Aditama, 2012. Hadeli. Metode Penelitian Pendidikan. Ciputat: PT Ciputat Press, 2006. Hamalik, Oemar. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: PT Bumi Aksara. Cet. VII, 2010. Iska, Zikri Neni. Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan. Jakarta: Kiki Brother’s, 2006. Jihad, Asep, dan Abdul Haris. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo, 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, Cet. IV, 2012. Langgulung, Hasan. Manusia dan Pendidikan: Suatu Analisa Psikologi, Filsafat dan Pendidikan, Jakarta: PT Al-Husna Zikra. Cet. III, 1995. Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012. Manihuruk, Valentina Rosa. “Persepsi Tentang Konseling Pranikah Pada Siswa Tingkat Akhir”, Skripsi pada Sarjana FIK UI. Jakarta, 2012. tidak dipublikasikan.
88
89
Mansoer, Masri. “Perilaku Religiusitas Remaja”. Refleksi: Jurnal Kajian Agama dan Filsafat, Vol. X, No 3, 2008. Mudlofir, Ali. Pendidik Profesional: Konsep, Strategi dan Aplikasinya dalam Peningkatan Mutu Pendidik di Indonesia. Jakarta: Rajawali Press, 2012. Muslim, Imam. Sahih Muslim, Terj. Mahmoud Matraji. Beyrouth: Dar El Aker, 1993. Nasution. Diktat Asas-Asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara, 2000. Nata, Abuddin. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana, 2010. Nata, Abuddin. Pendidikan dalam Perspektif Al-Qur’an. Jakarta: Proyek Pengadaan Buku Daras/Ajar, 2005. Nuraida dan Halid Alkaf. Metodologi Penelitian Pendidikan. Ciputat: Islamic Research Publishing, 2009. Sabri, Alisuf. Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan. Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya. Cet. IV, 2006. Sagala, Syaiful. Kemampuan Peofesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta, 2012. Shoimin, Aris. Excellent Teacher. Semarang: Dahara Prize, 2013. Simanjutak, Nancy. Kamus Psikologi. Penguin Books Ltd. Cet. IV, 1988. Sugiono. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Cet. XI, 2006. Supardan, Dadang. “Peluang Pendidikan dan Hubungan Antar Etnik”, Sosio Didaktika. Jakarta: Vol. I, No 1, Juni 2014. Suyanto, dan Asep Jihad. Menjadi Guru Profesional: Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global. Bandung: Erlangga Group, 2013. Tanenji. “Menjadi Guru yang Inspiratif”, Tahdzib: Jurnal Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Vol. III, 2009. Tasmara, Toto. Etos Kerja Pribadi Muslim. Jakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1995. Tirtarahardja, Umar, dan La Sulo. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka CIpta, 2005. Uhbiyati, Nur. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: CV Pustaka Setia, 2005. “Undang Undang RI No 14 Tahun 2005 sumberdaya.ristekdikti.go.id, 28 September 2016.
tentang
Guru
dan
Dosen”,
90
Umar, Bukhari. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Amzah, 2010. Undang Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Sinar Grafika, 2008. Zuriah, Nurul. Metodologi Penelitian: Sosial dan Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006. , ﻧﯿﺖ اﻷﻓﻜﺎر اﻟﺪوﻟﯿﺔ ﻟﻠﻨﺸﺮ و اﻟﺘﻮزﯾﻊ: اﻟﺮﯾﺎض. ﺻﺤﯿﺢ اﻟﻨﺨﺎري.اﻹﻣﺎم ﻋﺒﺪ اسّ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ إﺳﻤﺎﻋﯿﻞ اﻟﺒﺨﺎري .۱۹۹۸
LAMPIRAN
QUESTIONER TENTANG PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
1. IDENTITAS RESPONDEN Nama : …………………………………………………………… Kelas : …………………………………………………………… 2. PETUNJUK UMUM Bacalah terlebih dahulu dengan teliti sebelum menjawab. Pengisian angket ini tidak mempengaruhi nilai, maka jawablah dengan jujur dan sesuai dengan hati nurani. Berilah tanda (√) pada setiap pertanyaan dengan cara memilih salah satu jawaban yang paling sesuai menurut anda, dengan cara memilih angka (1-5) pada kolom skor. 1 = Tidak Pernah 2 = Pernah 3 = Kadang-kadang 4 = Sering 5 = Sangat Sering
No
Pernyataan
1
Menciptakan suasana yang kondusif dalam KBM.
2
Melakukan review materi yang sudah dipelajari sebelumnya.
3
Peduli dengan kesulitan siswa dalam memahami pelajaran.
4
Memahami gaya belajar setiap siswa di kelas.
5
Memerlihatkan antusiasme dalam menyampaikan materi pelajaran.
6
Berpenampilan bersih, berpakaian rapi dan menutup aurat.
7
Berakhlak baik, ramah, tenang, dan berwibawa di hadapan siswa.
8
Menyampaikan materi secara sistematis dan jelas.
9
Menguasai teori materi pelajaran.
Skor 1
2
3
4
5
LAMPIRAN 10
Menghubungkan pengalaman siswa dengan materi yang diajarkan.
11
Menjelaskan materi pelajaran dengan berbagai contoh.
12
Menganjurkan sumber belajar yang membantu memahami materi pelajaran.
13
Menerapkan metode belajar yang kreatif sesuai dengan materi ajar.
14
Menggunakan media teknologi yang berkembang untuk kepentingan KBM.
15
16 17 18
19
Mengarahkan siswa untuk mengembangkan potensi sesuai dengan minat dan bakat. Bersedia mendengarkan konsultasi siswa terkait permasalahan yang dihadapi dan memberikan solusi. Mengembangkan kegiatan sekolah bersama masyarakat sekitar. Memiliki sikap kepemimpinan yang baik dalam menjungjung nilai-nilai kenegaraan dan norma yang berlaku di masyarakat. Mengembangkan teknologi informasi dalam berkomunikasi dan meningkatkan diri dalam menjalankan tugas.
20
Memiliki sikap terbuka dalam menerima kritik dan saran.
21
Memberikan teladan dan menanamkan nilai-nilai moral.
22
Bertanggung jawab atas tugasnya dalam mengajar dan membimbing.
23
Memiliki rasa humor.
24
Membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler
25
Berkomunikasi secara efektif dengan sesama pendidik dan staf sekolah.
26
Melakukan evaluasi proses KBM secara objektif.
27
Mengadakan pengayaan dari hasil belajar siswa.
LAMPIRAN LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN PAI DI KELAS Instansi/Sekolah
: _________________________________________
Guru
: _________________________________________
Materi
: _________________________________________
Kelas/Semester
: _________________________________________
Hari/Tanggal
: _________________________________________
Waktu
: _________________________________________
No I
Aspek yang Diamati Kegiatan Awal 1. Mengkondisikan persiapan siswa untuk belajar 2. Melakukan pengecekan kehadiran 3. Melakukan apersepsi 4. Menjelaskan tujuan pembelajaran 5. Menyampaikan cakupan materi
II
Kegiatan Inti Eksplorasi 1. Mencari informasi yang luas dan dalam tentang materi yang dipelajari 2. Belajar dengan beragam pendekatan, metode, dan sumber 3. Interaksi antara peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber lain
Ya
Tidak
Deskripsi
LAMPIRAN 4. Terlibat secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran Elaborasi 1. Membaca dan menulis hal beragam melalui tugas yang bermakna 2. Mengerjakan tugas, diskusi untuk memunculkan gagasan baru secara lisan dan tulisan 3. Berpikir, menganalisis, menyelesaikan maslaah dan bertindak dengan sikap percaya diri dan bertanggung jawab 4. Berkompetisi secara sehat dalam keaktifan dan mengerjakan tugas 5. Membuat laporan hasil diskusi secara individu dan atau kelompok Konfirmasi 1. Memperoleh umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat atau lainnya. 2. Melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang dilakukan 3. Memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar dari guru III
Kegiatan Penutup 1. Bersama-sama merangkum dan menyimpulkan 2. Melakukan penilaian atau refleksi
LAMPIRAN terhadap kegiatan yang sudah dilakukan 3. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
LAMPIRAN Pedoman Wawancara Siswa Tentang Profesionalisme Guru di SMA Negeri 8 Tangerang Selatan No 1
2
Kisi-Kisi Mengajar di kelas
Mengevaluasi proses belajar
Soal Bagaimana tanggapan ananda terhadap cara mengajar guru PAI di kelas?
Jumlah 1
Bagaimana pendapat ananda tentang penilaian yang dilakukan guru PAI dalam
1
proses KBM? Bagaimana tanggapan ananda terkait
3
Penggunaan media
keterampilan guru PAI dalam menggunakan
teknologi
teknologi yang berkembang dalam proses
1
pembelajaran? 4
5
Penggunaan metode
Bagaimana pendapat ananda tentang metode
pembelajaran
belajar yang diterapkan guru PAI?
Penampilan/ busana
Bagaimana pandangan ananda tentang penampilan guru PAI di sekolah?
1
1
Bagaimana pendapat ananda mengenai 6
Bahasa
penggunaan bahasa verbal dan non verbal
1
yang dilakukan oleh guru PAI? 7
8
Sumber Belajar
Apa saja referensi atau sumber belajar yang dijadikan rujukan selama proses KBM?
Menjadi teladan/
Apakah guru PAI menginspirasi kehidupan
memotivasi siswa
ananda?
1
1
LAMPIRAN Panduan Wawancara dengan Guru PAI Interviewee
: …………………………………………………………
Hari/Tanggal : ………………………………………………………… Tempat
: …………………………………………………………
1. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar PAI di kelas a. Kurikulum apa yang diterapkan dalam mengajarkan pelajaran PAI? b. Pendekatan apa saja yang dilakukan dalam proses KBM PAI di kelas? c. Apa saja tindakan reflektif ketika mengakhiri pertemuan PAI di kelas? d. Menurut bapak/ibu, bagaimana cara menentukan metode pembelajaran yang tepat? 2. Tantangan yang dihadapi a. Kesulitan apa saja yang dihadapi dalam mengajar siswa di kelas? b. Kesulitan apa saja yang dihadapi dalam membimbing siswa di dalam dan di luar kelas? 3. Usaha apa saja yang dilakukan dalam meningkatkan profesionalisme guru dalam menjalankan tugas dan perannya?
REKAPITULASI SKOR ANGKET No Respon 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 5 2 5 4 4 4 3 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 3 3 5 5
2 5 3 4 5 4 4 3 4 4 3 3 5 5 3 5 3 3 4 4 4 5 3 4 2 3 4 4 2 4 4
3 3 2 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 2 5 4 4 4 5 4
4 3 2 4 5 4 4 5 4 4 5 5 3 5 4 3 3 5 4 5 4 4 4 4 2 5 2 4 3 4 4
5 4 2 3 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 3 5 5 4 4 5 4 4 3 3 4 5 3 5 5
6 5 4 5 4 4 4 5 3 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 3 4 5 4 5 4
7 5 4 5 5 4 4 4 2 4 5 5 5 5 4 3 4 5 4 5 3 4 4 5 4 3 4 4 5 5 5
8 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 3 5 4 4 5 3 4 3 2 3 4 4 3 5 5
9 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5
10 5 3 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 3 5 2 5 4 3 4 4 2 4 4 4 5 5 5
11 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 3 5 3 4 5 4 5 4 3 4 3 4 4 5 5 5 5
12 4 4 5 5 4 4 4 5 3 4 4 5 5 4 3 3 4 5 4 3 4 3 4 3 4 4 4 2 5 5
Pernyataan 13 14 15 5 5 4 4 2 2 4 1 4 3 2 3 4 1 4 4 2 3 4 1 3 1 4 4 2 2 4 5 1 2 5 1 2 5 3 4 5 1 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 2 3 5 2 2 3 2 4 3 4 4 5 5 3 3 3 4 3 3 4 3 5 3 5 3 3 5 2 4 4 3 3 4 1 4 4 1 3 5 3 4
16 4 2 4 4 4 3 3 4 2 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 2 4 4 2 5 2 5 5 5 5
17 5 3 4 3 1 3 3 4 2 4 4 5 4 4 4 3 4 2 5 4 4 4 4 4 2 2 3 4 4 3
18 4 3 5 4 4 3 3 4 4 5 5 3 5 3 4 4 5 5 4 5 5 4 4 3 3 4 4 3 5 5
19 5 3 5 3 4 3 3 4 3 2 2 3 4 3 4 4 2 4 4 4 5 3 4 2 3 4 4 1 1 4
20 5 4 5 5 4 3 3 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5
21 5 2 5 5 4 3 3 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 3 3 5 4 4 5 5
22 5 4 4 5 4 3 3 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 4 3 4 4 3 5 4 5 5 5
23 4 3 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 3 5 5 5 5 5 5 3 2 5 5 5 5 5 5
24 4 2 5 4 2 3 2 4 4 4 4 5 4 3 5 4 4 2 3 4 3 5 4 3 5 5 3 3 1 4
25 4 2 5 5 4 3 3 4 3 5 5 4 4 3 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 3 5 5 4 4 4
26 4 2 4 3 4 3 3 4 3 5 5 5 4 3 4 4 5 2 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5
27 5 2 4 4 4 3 3 4 4 5 5 5 4 3 5 4 5 4 5 5 5 5 4 3 3 5 5 4 3 5
∑ skor 122 78 117 114 100 96 95 108 100 119 119 123 122 103 119 98 121 107 116 118 114 106 106 85 101 109 112 101 114 123
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62
5 3 2 4 2 5 4 5 3 4 4 4 4 5 5 4 4 4 3 4 5 3 4 4 4 4 3 2 3 3 4 5
3 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 5 4 4 3 3 3 3 5 4 4 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3
4 4 3 4 3 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 5 3 3 3 5 5 3 3 4 4 3 4
4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 3 4 4 5 5 4 2 4 4 4 3
5 5 3 4 4 5 3 4 3 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 5 5 4 4 3 5 5 3 3 4 4 5 4
5 5 4 4 2 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 5
5 4 3 4 2 4 3 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 3 5 5 4 4 4 4 5 5
5 4 3 4 4 5 3 3 4 3 5 4 5 4 4 4 3 4 4 4 5 4 3 3 5 5 2 3 5 4 3 4
5 5 4 4 4 5 4 4 4 3 5 4 4 4 5 4 3 4 3 5 5 4 5 4 5 5 3 3 5 4 3 4
5 4 2 4 2 5 4 3 3 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 3 3 5 4 3 3
5 4 4 4 2 5 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 3 3 3 4 5 4 4 4 5 5 3 3 4 4 4 3
5 4 3 4 4 3 3 5 3 2 4 4 4 5 4 4 3 3 3 3 5 4 4 4 5 5 3 3 3 3 3 4
5 5 4 3 3 5 4 4 4 3 3 3 3 4 4 1 3 3 5 3 5 4 4 4 5 5 3 3 4 4 4 5
4 3 3 3 1 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 1 2 4 4 3 2 3 1 1 5 3 4 4 2 3 2 5
4 4 2 3 3 5 3 5 4 4 4 5 3 4 3 4 4 4 5 3 5 3 2 3 4 3 3 3 3 4 3 4
5 5 3 4 2 5 3 5 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 2 5 5 4 4 5 4 5 2 3 4 4 4 4
5 3 3 4 1 5 3 5 4 5 4 5 5 3 3 3 3 3 2 4 5 4 3 1 5 4 3 4 2 3 3 3
5 5 4 4 2 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 3 3 5 5 4 4 3 4 5 3 4 4 4 3 4
5 4 3 4 3 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 2 3 3 4 4 3 4 2 4 5 4 4 4 4 3 3 4
5 5 4 3 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 5 4 4 4 5 5 3 4 4 4 4 5
5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 3 4 4 4 5 4 5 5 5 4 3 4 5 5 3 3 4 4 4 5
5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 3 4 5 5 3 3 3 4 4 5
5 5 5 4 4 5 5 4 4 2 4 5 4 5 3 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5
5 5 4 4 1 5 3 3 4 5 3 4 4 4 3 2 3 3 3 5 4 3 2 3 4 3 3 1 3 4 3 3
5 4 4 4 4 3 5 3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 5 5 5 4 2 3 5 5 4 3 4 4 4 3
5 5 4 4 2 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 5 4 3 4 4 4 5 5 3 2 3 4 4 4
5 5 5 4 3 5 4 5 4 2 4 4 2 4 4 3 4 4 5 3 3 4 4 3 5 5 3 2 3 3 4 4
129 116 92 103 76 120 100 114 100 100 110 112 107 110 108 92 97 97 105 112 124 103 94 94 127 123 86 83 101 101 99 110
63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88
4 5 5 4 4 3 3 5 3 5 2 3 4 4 4 4 4 4 5 1 4 5 3 3 3 2
Jumlah
346
4 4 4 2 4 3 4 4 3 4 2 3 3 4 4 5 3 3 4 2 3 3 3 3 3 2
4 4 4 2 4 5 4 4 3 5 4 4 4 4 4 5 3 5 4 3 4 4 3 4 2 2
4 4 3 3 3 4 4 5 3 5 4 3 4 5 5 5 4 4 3 4 4 4 3 4 3 1
4 5 5 3 4 5 4 5 3 5 4 3 5 5 5 5 3 4 4 5 5 4 3 4 3 2
5 5 5 2 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 3 3 5 2
5 3 5 2 3 5 4 5 3 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 3 5 4 3 3 4 4
4 3 5 3 3 4 4 3 3 5 4 3 5 5 5 5 4 5 4 1 4 5 3 2 4 3
4 4 5 3 4 5 4 3 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 3 2 4 5 3 3 3 4
5 5 4 3 3 4 4 4 3 5 4 3 3 5 4 4 5 4 3 3 3 5 3 3 4 2
5 5 5 3 4 5 4 4 3 5 4 3 4 5 5 5 4 4 4 4 3 5 3 2 4 3
3 3 4 3 4 3 3 4 3 5 4 3 3 5 4 4 4 4 3 5 3 5 4 2 3 3
4 2 5 3 3 3 3 4 3 4 2 3 2 4 4 4 3 4 3 4 5 4 5 2 3 2
3 1 3 3 2 3 4 4 2 2 3 4 1 3 3 3 2 2 5 3 5 4 4 2 1 3
4 2 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 5 2 4 4 3 3 2 2
5 3 5 3 2 5 3 4 4 4 4 3 4 5 4 5 5 4 3 1 3 4 2 2 4 2
4 4 4 3 5 4 4 5 3 5 1 4 3 4 3 5 4 4 2 2 4 4 1 3 2 2
4 4 5 3 4 4 4 5 3 5 4 4 5 4 4 5 4 4 3 3 3 4 2 3 4 4
3 3 4 3 4 4 3 5 4 3 4 4 4 4 3 2 4 2 2 4 5 4 3 3 4 2
4 4 5 3 3 5 4 4 3 5 4 3 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 2 4 4
4 4 5 3 3 4 4 5 3 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 3 4 5 2 5 4
5 4 5 3 4 5 4 4 3 5 4 3 4 5 5 5 4 3 4 3 4 4 4 3 5 3
5 5 5 3 5 5 4 4 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 3 2 5 4
5 2 5 3 3 2 4 5 3 5 3 3 3 3 5 2 1 2 2 1 4 3 2 3 5 2
4 5 5 3 3 3 4 5 3 4 4 4 4 5 5 5 4 3 2 2 4 4 1 2 5 3
3 5 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 5 4 4 3 3 3 4 2 2 2 3
3 1 4 1 5 3 3 4 2 5 5 5 4 4 4 3 4 3 2 4 4 4 3 3 4 2
111 99 122 76 97 107 100 117 82 123 98 97 101 120 116 118 103 101 98 80 107 113 81 73 96 72 301 339 336 360 388 369 346 373 350 361 333 330 247 303 340 307 354 311 373 373 371 391 298 344 339 336 9219
LAMPIRAN
PERHITUNGAN PERSENTASE PERSEPSI SISWA DARI TIAP SUB VARIABEL PROFESIONALISME GURU PAI
No Pernyataan Sub Variabel
Indikator
dan Jumlah
Persentase
Kategori
79,66%
BAIK
75,57%
BAIK
Skor - Memahami siswa secara mendalam - Merancang pembelajaran Kompetensi Pedagogik
- Melaksanakan pembelajaran - Merancang dan melaksanakan evaluasi - Membantu siswa mengaktualisasi potensi - Berkomunikasi dan bergaul dengan siswa
2 = 301 4 = 336 13 = 330 1 = 346 26 = 339 27 = 336 15 = 303 24 = 298 3 = 339 16 = 340
- Berkomunikasi dan Kompetensi Sosial
bergaul dengan sesama pendidik dan tenaga
25 = 344
kependidikan - Berkomunikasi dan bergaul dengan wali siswa
17 = 307
dan masyarakat - Pribadi yang mantap dan Kompetensi Kepribadian
stabil - kepribadian yang arif - kepribadian yang berwibawa
18 = 354 6 = 388 20 = 373 5 = 360 7 = 369
91,66%
SANGAT BAIK
LAMPIRAN
22 = 371 23 = 391 - Berakhlak mulia dan menjadi tauladan
21 = 373 8 = 346
- Menguasai struktur ilmu Kompetensi
yang diajarkan
9 = 373 10 = 350 11 = 361 12 = 333
Profesional - Memahami kurikulum, silabus, RPP yang diajarkan
14 = 247 19 = 311
75,36%
BAIK
LAMPIRAN Interviewee
: Bpk. Ahmad Zaenudin, S.Pd.I
Waktu
: Selasa, 18 Oktober, 09:02 WIB
Tempat
: Ruang BK
Q
: Sebenernya untuk ngajar siswa di kelas, khususnya untuk kelas XI, adakah perbedaan antara siswa IPA dengan siswa IPS (dari gara belajar)?
A
: Beda suasana belajarnya. Sebenernya semua sama, tapi kalo IPA lebih mudah diarahkan dan dibimbing, artinya tidak terlalu membuang tenaga, amarah, emosi. Cukup diarahkan, sekali teriak ya ngikut gitu. Mungkin karena faktor usia, lingkungan, atau budaya. yang pasti Tapi kalo IPS, yang pasti tantangan lebih kepada IPA. Mungkin faktor kurang motivasi, yang penting masuk, minat dan semangat agak kurang daripada IPA. Dan anak IPA itu lebih kreatif, komunikatif lah. Ada siswa IPS, tapi di IPS1 hampir menyamai dengan siswa IPA, semnagat belajarnya banyak.
Q
: Strategi, bagaimana siswa agar mau tetap belajar?
A
: Oh iya lah, itu karena pertama pada jumlah rombel, jumlah kualitas siswanya lebih banyak ukurannya, idealnya kan satu kelas itu kuota standar ya sekitar 30. Sedangkan itu lebih, jadi tidak semuanya terpantau. Yang kedua, harus ada kontrak di awal pelajaran, seperti tidak boleh memainkan hape saat pelajaran, tidak boleh ngobrol, makanya kalo sekali mengingatkan dua kali mengingatkan, ya namanya j manusia, lebih banyak yang ga ngobrol daripada yang ngobrol. Makanya kalo banyak yang ngobrol ya sesekali dipanggil ke depan, kadang diingatkan saja, tapi kalo udah berkali-kali tetep ngeyel ya kita dikeluarin.
Q
: Kalo di kelas XI masih memakai KTSP ya pak, cara pembelajaran pun tetap dengan 3 langkah proses pembelajaran?
A
: Ya ada elaborasi, ada konfirmasi, ada eksplorasi, ya bagaimana bisa menggaitnya aja. Jadi ya tetep 3 itu.
LAMPIRAN Q
: Bapak mengajar di kelas X dengan K13 dan juga di kelas XI yang masih menerapkan KTSP, adakah perbedaan karakter dalam mengajar?
A
: Ya sebenernya ada. Tapi ya kembali kepada metode dan strategi gurunya ya, yang pasti untuk kelas X ditunjang lebih kepada siswa yang lebih aktif, sedangkan untuk kelas XI, guru lebih aktif. Ya artinya, kalo
kelas X kebanyakan dengan portofolio, proyek,
kerjasama, antara siswa, guru ke siswa, ya artinya kita sebagai pengamat. Adanya sikap sosial yang spiritual, yang berhubungan dengan tujuan kurtilas. Yang pasti kurtilas bagaimana membuat siswa lebih berbudidaya dan berkarakter. Sebenernya hakikatnya sama dalam penyampaian meteri, tetapi ada perbedaan dalam administrasinya untuk kelas sepuluh. Tapi kalo proses kembali kepada sistem, strategi dan metode, semua tergantung pada strategi. Q
: Setelah saya wawancara dengan siswa, ya banyak yang bilang kalo bapak jarang pake infocus/media itu kenapa pak?
A
: Ya saya jarang, karena pertama selain daripada ya mungkin tadi kan sudah saya jelasin yang tentang jumlah kelas ya, salah satunya yaitu harus mesen dulu, bilang dulu ke bagian TU, atau enggak datang lebih awal. Yang kedua, kalo infocus materinya, jadi siswa lebih untuk melihat sedangkan untuk agama itu dikatakan ceramah, dialog, diskusi, tanya jawab. Tapi kalo di power point itu kan next trus next ya itu kan sebenernya hanya bagian dari alat belajar. Saya jarang kalo pake infocus, kecuali kalo sifatnya nonton kayak sejarah atau yang lain, tapi ya tergantung kepada materi. Dan selanjutnya kalo pake infocus jadinya anak yang bikin. Ya artinya anak presentasi kan power point atau makalah, ya tergantung. Mereka yang bikin bahan ajar, presentasi, nanti saya yang meluruskan, yang menjelaskan, kira-kira yang mana yang belum pas yang belum paham
Q
: Nah trus kalo untuk sumber belajar sendiri itu bapak ngasih referensi yang lain ga, atau cuma dari buku paket aja?
A
: Ada buku paket, ada buku tahun kemaren, Al-Qur’an, terjemah, internet, ya tergantung.
LAMPIRAN Q
: Cara menanamkan nilai ajaran agama itu sendiri kan salah satunya sebelum pelajaran di kelas pagi itu membaca Al-Qur’an bersama gitu ya pak, lalu bagaimana di kelas siang pas belajar PAI?
A
: Kalo siang ya ga ada, paling lebih kepada ya berdoa aja. Sebelum masuk, ya kayak tadi aja, disiapin berdoa dulu bersyukur aja kalo proses belajar tuh mau dimulai, kan kalo langsung belajar nanti mereka kaget.
Q
: Biasanya untuk meningkatkan konsentrasi siswa biar fokus dalam belajar gimana tuh yang bapak terapkan?
A
: Ya kana da ice breaking, ada konfirmasi, ada communication apa yang belum paham, untuk tugas apakah ada yang sudah dikoreksi/dinilai apa belum, kalo sudah kita lanjutin ke materi selanjutnya. Tergantung sih, karena untuk ice breaking sendiri itu kembali kepada game, anak-anak sekarang tuh udah hal aneh gitu. Karena semua game dari dulu itu sama untuk ice breaking, jadi ada yang ikut ada yang enggak, dari dulu SD SMP SMA ya sama. Jadi ya komunikatif aja apa yang sudah dipelajari dan mau dipelajari
Q
: Lalu untuk evaluasi nih pak, dalam penilaian bapak terhadap siswa apakah transparansi gitu dikasih tau ke siswa?
A
: Transparansi ya, saya mah kalo setiap abis ulangan ya langsung dikasih lagi ke siswa. Ya tapi gitu, kalo ulangan ya gitu disebutin, kalo kira-kira remid, saya ga bakalan ulangan lagi, tetapi tes lisan, ulangan lisan, kayak yang ga ikut gitu ya ulangannya lisan. Ya adapun kalo tes tulis lagi ntar nyontek ke temennya kan. Ya begitu, bagi saya, siswa SMA itu harus dijadikan teman, karena kalo dijadiin siswa, musuh yang ada. Jadi teman aja, teman ngobrol, ya mungkin etikanya aja yang berbeda. Tangerang, 7 Desember 2016 Mengetahui,
Lola Nurhidayaty Interviewer
Ahmad Zainuddin, S.Pd.I Interviewee/Guru PAI
LAMPIRAN
Interviewee
: Adya
Kelas
: XI IPS 1
Hari/Tanggal : Kamis, 13 Oktober 2016 Tempat
: Ruang BK
1. Bagaimana tanggapan ananda tentang guru PAI di kelas? Orangnya itu… jadi dia tuh bisa bikin suasana kelas jadi lebih seru gitu dengan ceritacerita. Awalnya tuh gini, jadi dia tuh kalo ngajarin, nyampein materi dulu abis itu kalo udah misalnya salah satu materi yang disampein bisa, hmm contohnya, misalnya hari kiamat jadi disambung-sambungin ke mana gitu tapi bisa bikin ketawa. Ya pokoknya dia orangnya humoris. Dia juga orangnya tegas, tegas banget kalo udah tentang tugas. Kalo udah kita harus ngerjain tugas bab ini bab ini, nanti dinilai. Kalo ga dikerjain ga dapet nilai gitu. Dia tegas banget deh pokoknya kalo udah penilaian tugas gitu. 2. Bagaimana pendapat Ananda tentang penilaian yang dilakukan guru PAI dalam proses KBM? Khususnya sewaktu lalu Ujian, bagaimana penilaiannya? Penilaian uts pas kemaren udah dikasih tau, aku dapet nilai 100 alhamdulillah, hehe. Tapi kalo remid-remid gitu jarang deh kak, ya paling temen-temen rata-rata nilainya 80, ada yang 70, walaupun pas KKM tapi ga sampe remid. 3. Bagaimana tanggapan Ananda terhadap cara mengajar guru PAI di kelas? Menjadikan suasana kelas menjadi hidup, dengan cara mengajar yaitu menyampaikan materi terlebih dahulu kemudian dihubungkan dengan pembelajaran lainnya. 4. Bagaimana tanggapan ananda terkait keterampilan guru PAI dalam menggunakan teknologi yang berkembang dalam proses pembelajaran? Sebenernya media belajar di kelas ada, Cuma kalo pak Jay lebih enak dan bagus kalo nyampein materinya itu langsung. Dia ga pernah terpaku sama materi di power point ga pernah, jadi ya kita jarang make infocus gitu. 5. Apa saja referensi atau sumber belajar yang dijadikan rujukan selama proses KBM? Ya itu kak, kan ada buku paket... terus juga kalo presentasi gitu bikin makalah kita disuruh nyari dari internet hehe
LAMPIRAN
6. Apakah guru PAI menginspirasi kehidupan ananda? Apakah menurut Ananda bisa dijadikan teladan yang baik? Bisa, jadi tuh gimana ya… kan beliau di rohis, aku juga anggota rohis jadi tahu gimana dia. Dia juga kadang sering kayak, hmm pokoknya membuat kita saling kerjasama buat kayak, ayo dong, kita bagusin nama rohis. Waktu itu juga kan pas tahun baru Islam dia sempet buat bikin acara, kayak lomba azan, al-Qur’an, cuman emang karena mepet uts jadi belum dibicarain lagi.. jadi tuh dia kayak bisa, pembinanya tuh jadi bisa cocok dijadiin teladan.
Tangerang, 7 Desember 2016 Interviewee
Interviewer
Adya
Lola Nurhidayaty
LAMPIRAN
Interviewee
: Adam Setiawan
Kelas
: XI IPS 1
Hari/Tanggal : Kamis, 13 Oktober 2016 Tempat
: Ruang BK
1. Bagaimana tanggapan ananda terhadap cara mengajar guru PAI di kelas? Masuk kak belajarnya, materinya. Iya mudah dipahami, dan lebih asik. Cara ngajarnya dia tuh jadi dibikin mood-nya dulu gitu, jadi dilihat dulu oh anak-anak kayak gini, jadi terus nanti ngikutin dia maunya gimana gitu. Kalo jelasin materi suka pake contohcontoh juga sih. 2. Bagaimana pendapat ananda tentang penilaian yang dilakukan guru PAI dalam proses KBM? Nilai uts yang kemaren bags bagus semua, jadi kalo bikin soal ulangan itu kebanyakan kayak pengetahuan umum. Jadi kayak dilihat dulu gitu pemahaman temen-temen di kelas, udah berapa banyak pengetahuan di luarnya gitu. 3. Bagaimana pendapat Ananda tentang metode belajar yang diterapkan guru PAI? Hmm biasa aja sih, soalnya jarang banget pake alat-alat gitu.. jadinya kita fokus sama penjelasan dia, jadinya kita paham.. 4. Bagaimana pendapat ananda tentang penampilan guru PAI di sekolah? Hmm ya standar sih sama guru lainnya, rapih, sopan gitu... 5. Apakah guru PAI menginspirasi kehidupan ananda? Apakah menurut Ananda bisa dijadikan teladan yang baik? Lumayan bisa dijadikan teladan. Sikap sosialis, jadi hubungan antara manusia juga lebih baik, jadi juga model-modelnya asik aja gitu. Ya orangnya juga rajin, jarang telat. Jadi kalo udah telat 15 menit dia ga bakal masuk ngajar di kelas. Jadi peraturan itu sama berlaku untuk murid dan dia juga. Tangerang, 7 Desember 2016 Interviewee
Interviewer
Adam Setiawan
Lola Nurhidayaty
LAMPIRAN
Interviewee
: Fathurrohman
Kelas
: XI IPS 1
Hari/Tanggal : Kamis, 13 Oktober 2016 Tempat
: Ruang BK
1. Bagaimana tanggapan ananda terhadap cara mengajar guru PAI di kelas? Cepet sih dia kalo ngajar, jelas banget. Sesuai dengan buku. Jadi yang inti-intinya dipelajari dulu, terus dibahas. Terus yang ga tau ditanyain gitu. 2. Bagaimana pendapat ananda tentang evaluasi/penilaian yang dilakukan guru PAI dalam proses KBM? Tugas-tugas di latihan buku paket, pg dan essai trus dinilai. Udah gitu aja. Kalo praktik belum ada praktik, di semester berikutnya ada nanti jenazah. 3. Bagaimana pendapat ananda tentang metode belajar yang diterapkan guru PAI? Penjelasan gitu, abis itu diskusi juga di kelas. 4. Apa saja referensi atau sumber belajar yang dijadikan rujukan selama proses KBM? Buku paket aja dari sekolah. 5. Bagaimana tanggapan ananda terkait keterampilan guru PAI dalam menggunakan teknologi yang berkembang dalam proses pembelajaran? Di papan tulis terus, tapi dia ngajarnya enak kayak gitu, mudah dipahami 6. Apakah guru PAI menginspirasi kehidupan ananda? Apakah menurut Ananda bisa dijadikan teladan yang baik? Iya menginspirasi. Iya bisa dijadikan teladan, dari sikap disiplinnya, disiplin waktu. Gaya pembicaraanya juga jelas, enak dipahami. Tangerang, 7 Desember 2016 Interviewee
Interviewer
Fathurrohman
Lola Nurhidayaty
LAMPIRAN
Interviewee
: Azzahra
Kelas
: XI IPS 2
Hari/Tanggal : Jumat, 21 Oktober 2016 Tempat
: Ruang BK
1. Bagaimana tanggapan ananda terhadap cara mengajar guru PAI di kelas? Bagus sih. ya pokoknya dijelasin dulu gitu, terus kadang langsung ngerjain tugas latihan di setiap evaluasi bab materi di buku cetak trus dinilai. Kalo masuk kelas sih ya ga pernah telat, selalu ontime. kadang juga pernah ga masuk biasanya kalo lagi ada urusan atau apa gitu. 2. Bagaimana pendapat ananda tentang evaluasi/penilaian yang dilakukan guru PAI dalam proses KBM? Iya dikasih nilai kalo abis latihan soal gitu. Ada juga yang diremid kalo abis ujian. Hm tapi kadang tergantung juga sih. kalo tugasnya full, banyak gitu, pasti jarang dikasih tau gitu… jadi dinilai sikap juga sih. 3. Bagaimana pendapat ananda mengenai penggunaan bahasa verbal dan non verbal yang dilakukan oleh guru PAI? Bagus, bahasanya ga terlalu baku…. jadi kayak biasa aja. 4. Bagaimana pendapat ananda tentang metode belajar yang diterapkan guru PAI? Kebanyakan nulis sih, ngerangkum, trus dia ngejelasin, tanya jawab juga tapi jarang. Sering juga ceramah.. jadi ceramah gitu, ngejelasin materi, abis itu ngerjain tugas. Kadang suka ngerasa bosen sih dari cara ngajarnya hehe. 5. Bagaimana pandangan ananda tentang penampilan guru PAI di sekolah? Ya bagus sih, sudah mencerminkan guru kan juga rapih pokoknya. 6. Apa saja referensi atau sumber belajar yang dijadikan rujukan selama proses KBM? Yang utama buku paket, kadang disuruh nyari ke internet juga. Kemaren juga baru ngasih tugas per kelompok nyari materi dari internet, bikin makalah gitu, katanya nanti dipresentasiin. Jadi ngikut kurikulum dua ribu tiga belas juga sih hehe
LAMPIRAN
7. Apakah guru PAI menginspirasi kehidupan ananda? Apakah menurut Ananda bisa dijadikan teladan yang baik? Iya, bisa dijadikan teladan. Karena dia kalo jelasin pelajaran itu ya penyampaiannya cepet. Kalo jelasin itu jelas, jadi ga ribet, jadi mudah dipahami. Tapi kurang menginspirasi sih, biasa aja, karena kalo belajar terlalu santai, hehe.
Tangerang, 7 Desember 2016 Interviewee
Interviewer
Azzahra
Lola Nurhidayaty
LAMPIRAN
Interviewee
: Vito
Kelas
: XI IPS 3
Hari/Tanggal : Jumat, 21 Oktober 2016 Tempat
: Ruang BK
1. Bagaimana tanggapan ananda terhadap cara mengajar guru PAI di kelas? Bagus sih. enak.. alhamdulillah mudah dipahami, ya pokoknya santai haha 2. Bagaimana pendapat ananda tentang evaluasi/penilaian yang dilakukan guru PAI dalam proses KBM? Ya gitu, kan suka disuruh ngafalin ayat trus abis itu ada latihan-latihan, terus nanti dinilai seperti biasa. Ntar kita dikasih tau nilainya berapa juga, gitu. 3. Bagaimana pendapat ananda mengenai penggunaan bahasa verbal dan non verbal yang dilakukan oleh guru PAI? Ya bagus sih, 4. Bagaimana pendapat ananda tentang metode belajar yang diterapkan guru PAI? Hmm apa ya, karena seringnya ceramah jadi ya santai aja gitu, tapi bagus karena dia bisa membuat suasana nyaman jadi ya mudah dipahami kok 5. Bagaimana pandangan ananda tentang penampilan guru PAI di sekolah? Ya bagus. 6. Apa saja referensi atau sumber belajar yang dijadikan rujukan selama proses KBM? Ya pastinya buku paket sih, pas kemaren disuruh nyari di internet buat tugas juga 7. Apakah guru PAI menginspirasi kehidupan ananda? Apakah menurut Ananda bisa dijadikan teladan yang baik? Ya bisa. Tangerang, 7 Desember 2016 Interviewee
Interviewer
Vito
Lola Nurhidayaty
LAMPIRAN
Interviewee
: Aisyah
Kelas
: XI IPS 1
Hari/Tanggal : Jumat, 13 Oktober 2016 Tempat
: Ruang BK
1. Bagaimana tanggapan ananda terhadap cara mengajar guru PAI di kelas? Enak, nyaman, bagus deh pokoknya.. soalnya tuh kak, pas di awal pelajaran kita baca doa bersama trus baca Al-Qur’an bareng-bareng jadi seru. Nah abis itu nanti dikasih tau materi yang mau dipelajari, kadang juga bapak suka ngasih kata-kata mutiara gitu biar kita semangat belajarnya 2. Bagaimana pendapat ananda tentang evaluasi/penilaian yang dilakukan guru PAI dalam proses KBM? Hmm penilaian selalu kok kak, apalagi kalo ada tugas tuh biasanya banyak nanti dikumpulin pas terakhir trus dinilai… kalo UTS dan UAS juga sama, di kelas aku jarang banget yang remid hehe 3. Bagaimana pendapat ananda mengenai penggunaan bahasa verbal dan non verbal yang dilakukan oleh guru PAI? Hmm kalo Bahasa sih ya bagus aja sih kak, seru kok kak, soalnya bapak suka becanda sama kita jadi gaul gitu hehe… Tapi tetep kalo lagi serius di kelas sikap dan Bahasa bapak ya bagus lah jadi kita di kelas bisa ngebedain kalo lagi becanda sama bapak hehe 4. Bagaimana pendapat ananda tentang metode belajar yang diterapkan guru PAI? Sebenernya sering nya ceramah mulu, jarang banget pake media in focus gitu… eh tapi kayaknya pernah sih kak pake media gitu, tapi di kelas nyaman kok soalnya bapak nerangin materi itu ga bikin bosen 5. Bagaimana pandangan ananda tentang penampilan guru PAI di sekolah? Penampilannya bagus kok selalu rapih seperti guru lainnya hehe 6. Apa saja referensi atau sumber belajar yang dijadikan rujukan selama proses KBM? Referensi yang pastinya buku cetak sih kak, tapi kadang-kadang pake sumber lain, kayak nyari di internet gitu atau dari buku bacaan lain
LAMPIRAN
7. Apakah guru PAI menginspirasi kehidupan ananda? Apakah menurut Ananda bisa dijadikan teladan yang baik? Hmm menginspirasi ya, bisa dijadikan teladan juga… soalnya dia orangnya disiplin dan bisa bercanda juga sama kita murid-murid di kelas sama di luar kelas. Apalagi dia pembina di ROHIS, jadi bisa dijadikan pemimpin yang baik juga dan teladan deh pokoknya.
Tangerang, 7 Desember 2016 Interviewee
Interviewer
Aisyah
Lola Nurhidayaty
LAMPIRAN
Interviewee
: Zulham
Kelas
: XI IPA 3
Hari/Tanggal : Selasa, 18 Oktober 2016 Tempat
: Ruang BK
1. Bagaimana tanggapan ananda terhadap cara mengajar guru PAI di kelas? Santai tapi serius. Kalo lagi becanda ya gitu, tapi kalo lagi serius ya serius belajar. 2. Bagaimana pendapat ananda tentang evaluasi/penilaian yang dilakukan guru PAI dalam proses KBM? Gimana ya, jadi tuh setiap kita dinilai selama di kelas… sikap, tugas individu, kelompok, jadi semua dinilai. Ujian juga, alhamdulillah bagus semua sih jarang banget remid hehe 3. Bagaimana pendapat ananda tentang metode belajar yang diterapkan guru PAI? Hmm ceramah aja sih, hehe… palingan tulisan di papan tulis juga 4. Bagaimana pandangan ananda tentang penampilan guru PAI di sekolah? Rapih, bersih, ya kayak standar guru lainnya 5. Apa saja referensi atau sumber belajar yang dijadikan rujukan selama proses KBM? Buku… cetak. Jadi ya belajar apa yang ada di buku cetak aja hehe, kadang juga bikin makalah dari berbagai sumber tapi materi utama tetep di buku cetak. 6. Bagaimana pendapat ananda mengenai penggunaan bahasa verbal dan non verbal yang dilakukan oleh guru PAI? Ya lumayan bagus sih, hmm mungkin agak gaul juga ya kalo lagi becanda jadi santai aja.. walaupun di kelas juga kadang gitu, tapi kalo serius belajar ya Bahasa nya formal . 7. Apakah guru PAI menginspirasi kehidupan ananda? Apakah menurut Ananda bisa dijadikan teladan yang baik? Teladan ya, pastinya… bapak tuh orangnya bisa membuat suasana jadi seru gitu. Kalo menginspirasi ya mungkin sedikit hehe Tangerang, 7 Desember 2016 Interviewee
Interviewer
Zulham
Lola Nurhidayaty
LAMPIRAN
Interviewee
: Hamzah
Kelas
: XI IPA 3
Hari/Tanggal : Selasa, 18 Oktober 2016 Tempat
: Ruang BK
1. Bagaimana tanggapan ananda terhadap cara mengajar guru PAI di kelas? Serius kadang becanda, nyaman sih di kelas, mudah dipahami juga kalo nyampein pelajaran… 2. Bagaimana pendapat ananda tentang evaluasi/penilaian yang dilakukan guru PAI dalam proses KBM? Kalo penilaian ya objektif, sesuai dengan kemampuan kita gitu hasilnya 3. Bagaimana pendapat ananda tentang metode belajar yang diterapkan guru PAI? Bagus, metode ceramah yang sering dipake sih… kalo media in focus gitu jarang banget, tapi tetep seru walaupun ga pake begituan. Jadi tuh kita fokus gitu belajar di kelas hhe 4. Apa saja referensi atau sumber belajar yang dijadikan rujukan selama proses KBM? Banyak, buku cetak sih biasanya… kemaren tugas makalah sumber utamanya dari buku cetak tapi tetep nyari sumber lainnya kayak di internet gitu hehe 5. Bagaimana pendapat ananda mengenai penggunaan bahasa verbal dan non verbal yang dilakukan oleh guru PAI? Hmm ya bagus 6. Apakah guru PAI menginspirasi kehidupan ananda? Apakah menurut Ananda bisa dijadikan teladan yang baik? Ya bisa bisa, teladan kok… jadi tuh dia kayak ngajarin kita untuk belajar tapi ga kaku belajar mulu.
Tangerang, 7 Desember 2016 Interviewee
Interviewer
Hamzah
Lola Nurhidayaty
LAMPIRAN
Interviewee
: Aldy
Kelas
: XI IPS 3
Hari/Tanggal : Selasa, 18 Oktober 2016 Tempat
: Ruang BK
1. Bagaimana tanggapan ananda terhadap cara mengajar guru PAI di kelas? Hmm santai sih belajarnya, seru juga.. 2. Bagaimana pendapat ananda tentang metode belajar yang diterapkan guru PAI? Apa ya, bingung… hehe soalnya ceramah mulu, terus nulis-nulis gitu di papan tulis. Jadi kadang suka bosen, tapi kadang seru juga karena diceritain hal-hal yang bisa diambil pelajaran. 3. Apa saja referensi atau sumber belajar yang dijadikan rujukan selama proses KBM? Buku panduan itu sih buku cetak dari sekolah seperti biasa hhe 4. Bagaimana pendapat ananda tentang evaluasi/penilaian yang dilakukan guru PAI dalam proses KBM? Hmm ya sesuai sih, bagus bagus, hehe.. setiap tugas dan ujian dinilai, sikap juga. 5. Bagaimana pendapat ananda mengenai penggunaan bahasa verbal dan non verbal yang dilakukan oleh guru PAI? Bagus sih bahasanya, jadi menyesuaikan sama kita jadi asik aja gitu kalo becanda juga. sikapnya juga bagus, berwibawa.. 6. Apakah guru PAI menginspirasi kehidupan ananda? Apakah menurut Ananda bisa dijadikan teladan yang baik? Hmm bisa dijadiin teladan Tangerang, 7 Desember 2016 Interviewee
Interviewer
Aldy
Lola Nurhidayaty
LAMPIRAN
Interviewee
: Annita
Kelas
: XI IPS 3
Hari/Tanggal : Selasa, 18 Oktober 2016 Tempat
: Ruang BK
1. Bagaimana tanggapan ananda terhadap cara mengajar guru PAI di kelas? Cara mengajarnya tuh seru sih, santai juga, serius juga… ya intinya kalo di kelas lagi ngajar ya disiplin, tapi ntar kadang becanda juga gitu 2. Bagaimana pendapat ananda tentang metode belajar yang diterapkan guru PAI? Seru ya walaupun kadang bosen, soalnya penjelasan gitu ceramah hehe 3. Apa saja referensi atau sumber belajar yang dijadikan rujukan selama proses KBM? Buku cetak aja sih, kadang juga disuruh cari dari internet buat makalah 4. Bagaimana pendapat ananda tentang evaluasi/penilaian yang dilakukan guru PAI dalam proses KBM? Hmm penilaian ya adil, objektif, semua ujian dan tugas, sikap selama di kelas juga dinilai 5. Bagaimana pendapat ananda mengenai penggunaan bahasa verbal dan non verbal yang dilakukan oleh guru PAI? Hmm ya bagus sih jadi bisa menyesuaikan ketika berbicara di kelas formal sama kalo lagi ngobrol biasa di luar kelas… 6. Apakah guru PAI menginspirasi kehidupan ananda? Apakah menurut Ananda bisa dijadikan teladan yang baik? Ya bisa dijadiin guru teladan Tangerang, 7 Desember 2016 Interviewee
Interviewer
Annita
Lola Nurhidayaty
LAMPIRAN
Interviewee
: Atahalah
Kelas
: XI IPS 3
Hari/Tanggal : Selasa, 18 Oktober 2016 Tempat
: Ruang BK
1. Bagaimana tanggapan ananda terhadap cara mengajar guru PAI di kelas? Bagus sih, serius ya serius, disiplin juga, tapi kadang becanda juga. 2. Bagaimana pendapat ananda tentang metode belajar yang diterapkan guru PAI? Hm ceramah iya, kalo pake media pernah. 3. Apa saja referensi atau sumber belajar yang dijadikan rujukan selama proses KBM? Buku cetak, buku perpus kadang, internet baru-baru ini bikin makalah hehe 4. Bagaimana pendapat ananda tentang evaluasi/penilaian yang dilakukan guru PAI dalam proses KBM? Peniliannya tuh objektif gitu, jadi bukan cuma pengetahuan kita aja gitu, tapi sikap kita dinilai… 5. Bagaimana pendapat ananda mengenai penggunaan bahasa verbal dan non verbal yang dilakukan oleh guru PAI? Seperti biasa hehe, ada saatnya formal pas ngajar di kelas, kadang juga selingan gitu sama becanda… kalo sikap ya bagus, mencerminkan seorang guru pastinya. 6. Apakah guru PAI menginspirasi kehidupan ananda? Apakah menurut Ananda bisa dijadikan teladan yang baik? Bisa bisa, bisa dijadiin teladan buat kita sebagai murid.
Tangerang, 7 Desember 2016 Interviewee
Interviewer
Atahalah
Lola Nurhidayaty
LAMPIRAN
Interviewee
: Elsa
Kelas
: XI IPS 3
Hari/Tanggal : Jumat, 21 Oktober 2016 Tempat
: Ruang BK
1. Bagaimana tanggapan ananda terhadap cara mengajar guru PAI di kelas? Bagus bagus aja sih kak hhe, nyaman aja gitu... hmm gimana ya, jadi dia tuh bikin suasana kelas jadi rame gitu. 2. Bagaimana pendapat ananda tentang evaluasi/penilaian yang dilakukan guru PAI dalam proses KBM? Nilai... kalo nilai uts kemaren sih alhamdulillah bagus, ini juga lagi persiapan materi uas. Hmm penilaiannya sih biasanya juga dari tugas di buku paket. 3. Bagaimana pendapat ananda mengenai penggunaan bahasa verbal dan non verbal yang dilakukan oleh guru PAI? Hmm lumayan hhe, gimana ya.. soalnya dia tuh suka becanda juga kadang jadi suka pake bahasa gaul gitu. Tapi kalo lagi serius belajar di kelas ya formal, kita juga menghormati sikap dia di kelas. Karena kan dia guru kita. 4. Bagaimana pendapat ananda tentang metode belajar yang diterapkan guru PAI? Jadi tuh penjelasan gitu kak, sama diskusi.. agak bosen juga sih kadang karena ceramah mulu hhe 5. Bagaimana pandangan ananda tentang penampilan guru PAI di sekolah? Rapih kok kak, sopan juga ya. 6. Apa saja referensi atau sumber belajar yang dijadikan rujukan selama proses KBM? Buku paket biasanya sih kak 7. Apakah guru PAI menginspirasi kehidupan ananda? Apakah menurut Ananda bisa dijadikan teladan yang baik? Hmm ya bisa aja sih kalo dijadiin teladan, kalo menginspirasi hmm ya agak kurang ya kak hhe
LAMPIRAN
Tangerang, 7 Desember 2016 Interviewee
Interviewer
Elsa
Lola Nurhidayaty
LAMPIRAN LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN PAI DI KELAS
Instansi/Sekolah
: SMA Negeri 8 Tangerang Selatan
Guru
: bpk. Ahmad Zaenuddin, S.Pd.I
Materi
: 1. Harta dan Modal 2. Perbankan 3. Turki Usmani
Kelas/Semester
: XI IPA
Hari/Tanggal
: Selasa, 18 Oktober 2016
Waktu
: 7.30 wib – selesai
No I
Aspek yang Diamati
Ya
Tidak
Keterangan
Kegiatan Awal 1. Mengkondisikan persiapan siswa
Tempat duduk telah diatur sebelum
untuk belajar
siswa masuk ke dalam kelas. √
Kemudian dilanjutkan oleh ketua kelas memimpin doa, dan membaca surat-surat pendek di juz ‘Amma.
2. Melakukan pengecekan kehadiran
√
3. Melakukan apersepsi
Guru menanyakan siswa yang tidak hadir di kelas. Guru dan siswa berinteraksi dua arah
√
mengenai yang telah lalu kemudian dikaitkan dengan materi yang akan dipelajari.
LAMPIRAN 4. Menjelaskan tujuan pembelajaran
Guru menjelaskan tujuan √
pembelajaran untuk mencapai kompetensi pada materi yang akan disampaikan di kelas dengan singkat.
5. Menyampaikan cakupan materi
Guru menjelaskan secara umum √
materi yang akan dipelajari dan langkah-langkah yang akan dilakukan siswa ketika proses KBM.
II
Kegiatan Inti Eksplorasi 1. Mencari informasi yang luas dan dalam tentang materi yang dipelajari
Siswa menelusuri berbagai sumber √
untuk memahami materi yang akan dipelajari.
2. Belajar dengan beragam pendekatan, metode, dan sumber
√
3. Interaksi antara peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan dan
presentase dan diskusi. Siswa berinteraksi dengan guru dan
√
sumber lain
siswa lainnya saat ada hal yang kurang dimengerti.
4. Terlibat secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran
Siswa belajar dengan metode
Siswa mempresentasikan materi √
pelajaran di depan kelas, kemudian diskusi bersama dengan guru tentang hal yang belum dipahami.
Elaborasi 1. Membaca dan menulis hal beragam melalui tugas yang bermakna
Siswa membuat peta konsep dari √
internet/materi yang berkaitan dengan yang dipelajari.
2. Mengerjakan tugas, diskusi untuk
Siswa berdiskusi kelompok setelah
memunculkan gagasan baru secara lisan dan tulisan
mendapatkan materi dari internet, √
kemudian menyimpulkan dan mempresentasikan bersama tim kelompok.
LAMPIRAN 3. Berpikir, menganalisis, menyelesaikan maslaah dan bertindak dengan sikap percaya diri dan
Siswa bersama tim kelompok maju √
bertanggung jawab
ke depan kelas untuk mempresentasikan materi yang telah didiskusikan sebelumnya.
4. Berkompetisi secara sehat dalam
Siswa presentasi secara bergantian
keaktifan dan mengerjakan tugas
dengan teman kelompoknya sesuai dengan sub-materi yang dikuasainya. √
Sebagian siswa yang menjadi audience memperhatikan dan bertanya atas materi yang belum dipahami.
5. Membuat laporan hasil diskusi secara individu dan atau kelompok
Setiap siswa membuat ringkasan dari √
hasil presentasi bersama dengan tim kelompoknya.
Konfirmasi 1. Memperoleh umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat atau lainnya.
Guru menjelaskan beberapa hal yang √
belum dipahami oleh siswa dan meluruskan pemahaman siswa dari hasil presentasi kelompok.
2. Melakukan refleksi untuk
Siswa bersama guru melakukan
memperoleh pengalaman belajar yang dilakukan
refleksi tentang pengalaman yang √
didapatkan melalui kekurangan dan manfaat dalam proses kegiatan belajar yang telah dilakukan.
3. Memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai
Guru sebagai fasilitator dan √
kompetensi dasar dari guru III
narasumber dalam setiap proses KBM yang berlangsung.
Kegiatan Penutup 1. Bersama-sama merangkum dan menyimpulkan
Guru menyimpulkan materi yang √
disampaikan terkait dengan aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan.
LAMPIRAN 2. Melakukan penilaian atau refleksi
Guru melakukan penilaian atas
terhadap kegiatan yang sudah
presentasi setiap kelompok dan
dilakukan
√
merencanakan kegiatan tindak lanjut untuk pertemuan selanjutnya serta memberikan tugas secara individu kepada siswa secara tertulis.
3. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
Guru memotivasi siswa dengan √
beberapa nasihat dan hikmah serta menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
Tangerang, 7 Desember 2016 Mengetahui, Observer
Guru PAI
Lola Nurhidayaty
Ahmad Zaenudin, S.Pd.I
LAMPIRAN
Papan profil sekolah
Beberapa siswa menuju ruang kelas
Siswa berdiskusi di perpustakaan
Wawancara dengan guru PAI, pak Ahmad Zainuddin, S.Pd.I
Papan visi misi sekolah
Suasana sekolah
Suasana presentasi siswa di kelas
Wawancara siswa
Lorong kelas
Wawancara siswa
Wawancara siswa
LAMPIRAN
STRUKTUR ORGANISASI SMA NEGERI 8 KOTA TANGERANG SELATAN Ketua Komite
Kepala Sekolah
Drs.H. Mujitaba
Imam Supingi, S.Pd,MM
Kepala TU Karyati,S.Pd
Wks. Kurikulum
Wks. Kesiswaan
Wks. Humas
Jejen Maelani. S.Pd
Asni S Lubis,S.Pd
Hafidi A Diredja, S.Pd
Dewan Guru
BP/BK Siswa
LAMPIRAN
STRUKTUR ORGANISASI TATA USAHA SMA NEGERI 8 KOTA TANGERANG SELATAN
Kepala Sekolah Imam Supingi, S.Pd, MM
Kepala TU Karyati,S.Pd
Kepegawaian
Kesiswaan
Keuangan/Pentor
Inventaris
Umum
Budi Asmarinda,SE
Tri Setyowati
Intan Maulianti,SE
Agung Kurniawan
Hendra M
Keamanan
Kebersihan
Syarifudin Ashar
Syamsudin
Indra Gunawan
Darsono Nusik Rumsiah
LAMPIRAN
STRUKTUR ORGANISASI PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING SMA NEGERI 8 TANGERANG SELATAN
KOMITE
KEPALA
WAKASEK KEPALA TATA USAHA
WALI KELAS
GURU MAPEL
KOORDINATOR BK
GURU BK
SISWA KETERANGAN : (Garis Instruksi/Komando) (Garis Koordinasi)
Koordinator BP Penanggung Jawab BP Kelas XI Penanggung Jawab BP Kelas X
: Dra. Marsiyem : Drs. A. Rojak,M.Pd : Marhaeni,S.Psi
Tangerang Selatan, Plt Kepala SMAN 8 Kota Tangerang Selatan,
IMAM SUPINGI, S.Pd,MM NIP. 19650811 199201 1 001
BIODATA PENULIS
Penulis lahir di Bekasi, 29 Juli 1994 anak ke-empat dari lima bersaudara, sebagai anak perempuan pertama keluarga Bapak Badrudin Dedi Permana dan Ibu Supartini. Alamat rumah di Jln. Pulo Sirih Utara 3 Blok D/D No 119 RT 02/RW 14 Perumahan Pekayon Indah, Pekayon, Jatiasih, Bekasi Selatan, 17148. Penulis menyelesaikan pendidikan di tempat kelahirannya yaitu mulai dari TK Salsabila selama 2 tahun selesai pada tahun 2000. Kemudian penulis melanjutkan di SD Negeri Pekayon Jaya VII dan lulus pada tahun 2006. Selanjutnya penulis memilih untuk menempuh pendidikan di asrama selama 6 tahun, yaitu SMP IT Tashifia Boarding School (lulus pada tahun 2009) dan SMA IT YAPIDH (lulus pada tahun 2012). Penulis kemudian melanjutkan perkuliahan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) angkatan 2012, dan dinyatakan lulus Sarjana pada awal tahun 2017. Selama duduk di bangku perkuliahan penulis pernah aktif mengikuti program tahfiz di LTTQ (Lembaga Ta’lim dan Tahfiz al-Qur’an) Masjid Fathullah yang bertepatan di depan kampus UIN Jakarta pada tahun 2013-2014. Pada tahun yang sama, penulis dipercaya menjadi guru bimbel (bimbingan belajar) Bahasa Arab untuk tingkat Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab di Bekasi. Kemudian pada tahun 2015 penulis mendapat kesempatan untuk menimba ilmu dan penerapan ilmu pendidikan di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan dalam Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT). Demikian biodata penulis ini dibuat dengan sebenar-benarnya. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui email
[email protected].