ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN HURUF KAPITAL PADA NASKAH PIDATO SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 TANGERANG SELATAN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh Apriani Alpaujiah NIM 1112013000009
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017
ABSTRAK Apriani Alpaujiah, NIM 1112013000009, Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital pada Naskah Pidato Siswa Kelas X SMA Negeri 8 Tangerang Selatan. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dosen pembimbing Dra. Mahmudah Fitriyah Z.A, M.Pd. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesalahan penggunaan huruf kapital pada naskah pidato siswa kelas X di SMA Negeri 8 Tangerang Selatan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode kualitatif deskriptif. Adapun pengumpulan data yang diambil ialah dokumen berisi teks pidato siswa dengan menggunakan teknik simple random sampling serta wawancara. Teknik pengolahan data yang digunakan ialah pengumpulan data, pengkodean, pengidentifikasian kesalahan, pengelompokan kesalahan, pernyataan frekuensi aspek kesalahan serta penginterpretasian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari jumlah kalimat yang dianalisis sebanyak 142 kalimat. Kesalahan terbesar terdapat pada aspek kesalahan nomor 1, yaitu huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat sebanyak 87 kesalahan atau 61,27%, sedangkan kesalahan terkecil terdapat pada aspek kesalahan nomor 3, yaitu huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung sebanyak 1 kesalahan atau 0,70% dan nomor 6, yaitu huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat sebanyak 1 kesalahan atau 0,70% serta tidak ditemukan kesalahan penggunaan huruf kapital pada aspek kesalahan penggunaan huruf kapital nomor 10, yaitu huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna) dalam negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk dan aspek nomor 12, yaitu huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan.
Kata kunci: Analisis Kesalahan, Huruf Kapital, Naskah Pidato, SMA Negeri 8 Tangerang Selatan.
i
ABSTRACK Apriani Alpaujiah, 1112013000009, The Error of The Use of Capital Letter on Speech Script is a Class X Students of Senior High School 8 Tangerang Selatan, Departement of Indonesian Language dan Literature, Faculty of Tarbiyah and Teacher Learning, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. Advisor: Dra. Mahmudah Fitriyah Z.A., M.Pd. The aim of this research was to know the error of the use of capital letter on speech script is a Class X Students of Senior High 8 Tangerang Selatan. The research method used in this research was descriptive qualitative method. The technique of data collecting were documents which were students’ speech text by using simple random sampling technique and also interview. Technique of data analysis were collecting the data, decoding, identifying the error, grouping the error, stating the frequent of error aspect and also interpreting. The result of this research showed the total of sentences whih was analyzed was 142 sentences. The most error was on number 1 of error aspect, which was capital letter used as the first letter in beginning of a sentence, there were 87 errors or 61,27%, meanwhile the least error was on number 3 of error aspect, which was capital letter used as in beginning of direct quotation, there was 1 error or 0,70% and on number 6 of error aspect, which was capital letter used as the first letter of job position and rank position followed by name of person or used as substitution of particular person’s name, name of institute, or name of place, it was about 0,70%, and there was not found an error of using capital letter on error aspect of using capital letter number 10, which was capital letter used as the first letter of all words (including all elements of perfect repetition form) on country, institute, corporation, organization, or document, except word of order like in, to, from, and, is, dan for and error aspect number 12, which was capital letter used as the first letter of abbreviation of name of degree, rank, or greeting. Keywords: Error Analysis, Capital Letter, Speech Script, SMA State 8 South Tangerang.
ii
KATA PENGANTAR Alhamdulillahirobbil alamin, segala puji dan syukur kepada Allah SWT. atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital pada Naskah Pidato Siswa Kelas X SMA Negeri 8 Tangerang Selatan. Shalawat serta salam tak lupa penulis curahkan kepada Nabi Muhammad saw. beserta keluarga, sahabat serta para pengikutnya hingga akhir zaman. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar sarja pendidikan Strata 1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Proses penulisan skripsi ini tentu saja tidak akan berjalan dengan lancar tanpa adanya doa, usaha, dukungan serta semangat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah melancarkan penyelesaian skripsi ini; 2. Dr. Makyun Subuki, M.Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah melancarkan penyelesaian skripsi ini; 3. Dra. Mahmudah Fitriyah Z.A, M.Pd., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membantu, membimbing,
mengarahkan serta memberikan inspirasi
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini; 4. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis; 5. Kedua orang tuaku tersayang yang telah memberikan kasih sayang, semangat, motivasi dukungan, serta doa yang menjadi sumber kekuatan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Serta adikku Septianti Mardiah yang senantiasa mendukung dan mendoakan penulis; 6. Seluruh mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), khususnya kelas A angkatan 2012 atas dukungan serta pengalaman yang tak pernah terlupakan bagi penulis;
iii
7. Sahabat-sahabat tercinta Serlinda Nurmala Shinta, Ismawati, Cahya Yuga Ningsih,
dan Nur
Aini
yang selalu mengingatkan penulis
untuk
menyelesaikan skripsi ini serta memberikan semangat dan dukungan kepada penulis; 8. Rakhmat Syukur yang telah memberikan nasihat, semangat serta motivasi kepada penulis agar segera menyelesaikan skripsi ini; 9. Seluruh keluarga besar SMA Negeri 8 Tangerang Selatan yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian terkait skripsi ini; 10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga kalian yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, mendapat pahala yang besar dari Allah SWT. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Tangerang Selatan, 2 Desember 2016 Penulis
Apriani Alpaujiah
iv
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SKRIPSI SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK
i
KATA PENGANTAR
iii
DAFTAR ISI
v
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1
B. Identifikasi Masalah
4
C. Batasan Masalah
4
D. Rumusan Masalah
4
E. Tujuan Penelitian
4
F. Manfaat Penelitian
5
BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori
6
1. Ejaan
6
a. Pengertian Ejaan
6
b. Jenis Ejaan yang Pernah Berlaku di Indonesia
7
c. Pengertian Huruf Kapital
9
d. Kaidah Penulisan Huruf Kapital
10
2. Pidato
17
a. Pengertian Pidato
17
b. Metode-metode Pidato
18
c. Pengertian Naskah Pidato
19
v
d. Sistematika Penyusunan Naskah Pidato
19
e. Penyuntingan Naskah Pidato
21
f. Penyempurnaan Naskah Pidato
21
g. Penyampaian Pidato
21
h. Ciri-ciri Pidato yang Baik
22
3. Analisis Kesalahan
22
a. Pengertian Analisis Kesalahan
22
b. Tujuan Analisis Kesalahan
23
B. Penelitian yang Relevan
23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian
26
B. Tempat dan Waktu Penelitian
26
C. Metode Penelitian
26
D. Teknik Pengumpulan Data
28
E. Teknik Pengolahan Data
29
F. Analisis Data
30
G. Instrumen Penelitian
32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah
36
B. Deskripsi Data
40
C. Analisis Data
40
D. Interpretasi Data
129
BAB V PENUTUP A. Simpulan
131
B. Saran
133
DAFTAR PUSTAKA
134
vi
LAMPIRAN-LAMPIRAN BIODATA PENULIS
vii
DAFTAR TABEL 1. Tabel 3.1
: Instrumen Penelitian
2. Tabel 4.1
: Visi SMA Negeri 8 Tangerang Selatan
3. Tabel 4.2
: Misi SMA Negeri 8 Tangerang Selatan
4. Tabel 4.3
: Keadaan Guru SMA Negeri 8 Tangerang Selatan
5. Tabel 4.4
: Tata Usaha SMA Negeri 8 Tangerang Selatan
6. Tabel 4.5
: Keadaan dan Rombongan Belajar Siswa SMA Negeri 8 Tangerang Selatan
7. Tabel 4.6
: Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital dalam Naskah Pidato Siswa Aditya Ayu Putri
8. Tabel 4.7
: Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital dalam Naskah Pidato Siswa Annisa Rafida
9. Tabel 4.8
: Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital dalam Naskah Pidato Siswa Azura Zuhri
10. Tabel 4.9
: Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital dalam Naskah Pidato Siswa Diana Fermata Sari
11. Tabel 4.10
: Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital dalam Naskah Pidato Siswa Diana Tri Wulandari
12. Tabel 4.11
: Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital dalam Naskah Pidato Siswa Difa Fadhila
13. Tabel 4.12
: Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital dalam Naskah Pidato Siswa Fidella Azaria
14. Tabel 4.13
: Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital dalam Naskah Pidato Siswa Kencana Rahma Dewi
15. Tabel 4.14
: Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital dalam Naskah Pidato Siswa Latifa Dewi Prameswari
16. Tabel 4.15
: Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital dalam Naskah Pidato Siswa Layla Azizah Ditha Sari
17. Tabel 4.16
: Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital dalam Naskah Pidato Siswa Meta Bellina
viii
18. Tabel 4.17
: Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital dalam Naskah Pidato Siswa Miftah Afifah Zahrani
19. Tabel 4.18
: Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital dalam Naskah Pidato Siswa Muhammad Sulaeman
20. Tabel 4.19
: Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital dalam Naskah Pidato Siswa Qatrunnada Fara Rizkiana
21. Tabel 4.20
: Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital dalam Naskah Pidato Siswa Qur’aeni Hajizah Tardiah
22. Tabel 4.21
: Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital dalam Naskah Pidato Siswa Rahmatullah Ramadhan
23. Tabel 4.22
: Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital dalam Naskah Pidato Siswa Randifta Salva Az Zahra
24. Tabel 4.23
: Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital dalam Naskah Pidato Siswa Rizkya Amalia Putri
25. Tabel 4.24
: Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital dalam Naskah Pidato Siswa Veronica Romauli
26. Tabel 4.25
: Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital dalam Naskah Pidato Siswa Via Arsita Sari
ix
DAFTAR LAMPIRAN 1. Lampiran 1
: Lembar Uji Referensi
2. Lampiran 2
: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
3. Lampiran 3
: Naskah Pidato Siswa
4. Lampiran 4
: Daftar Hasil Wawancara Guru Bahasa Indonesia
5. Lampiran 5
: Surat Bimbingan Skripsi
6. Lampiran 6
: Surat Permohonan Izin Penelitian
7. Lampiran 7
: Surat Keterangan Penelitian
x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Dengan adanya bahasa, masyarakat dapat menyampaikan ide serta gagasan kepada orang lain. Bahasa akan membuat orang mengerti maksud serta tujuan yang disampaikan oleh orang lain. Tanpa adanya bahasa, kehidupan masyarakat tidak akan berjalan dengan baik, oleh karena itu bahasa sangat penting dalam kegiatan berkomunikasi, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Chaer mengatakan bahwa: “Bahasa lisan memang penting dan dianggap primer dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan bahasa tulis merupakan sekunder. Meskipun demikian, tetapi peranan atau fungsi bahasa tulis di dalam kehidupan modern sangat besar sekali. Bahasa tulis bisa menembus ruang dan waktu, selain itu bahasa tulis juga dapat disimpan lama sampai waktu yang tak terbatas. Karena itulah kita bisa memperoleh informasi dari masa lalu atau dari tempat yang jauh melalui bahasa tulis, tetapi tidak melalui bahasa lisan”.1 Mengingat pentingnya bahasa tulis, maka siswa dituntut untuk memiliki keterampilan menulis. Menulis merupakan salah satu aspek penting dalam keterampilan berbahasa. Menulis merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki siswa untuk digunakan dalam kehidupan seharihari. Heaton mengungkapkan bahwa: “Sebagai bagian dari keterampilan berbahasa, menulis merupakan keterampilan yang sukar dan kompleks. Oleh karena itu, keterampilan menulis dikuasai seseorang sesudah menguasai keterampilan berbahasa yang lain. Dengan demikian, keterampilan menulis merupakan salah satu dari keterampilan berbahasa yang dikuasai seseorang sesudah menguasai keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca”.2
1
Abdul Chaer, Linguistik Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), h. 82-83. Kundharu Sadhono dan St. Y. Slamet, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia (Teori dan Aplikasi), (Bandung: Karya Putra Darwati, 2012), h. 96. 2
1
2
Hal
ini
menunjukkan
bahwa
setiap
keterampilan
saling
berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Selain itu, seseorang dapat menulis dengan baik setelah menguasai ketiga keterampilan berbahasa tersebut karena memang tidak mudah seseorang dapat menulis dengan baik dan benar yang sesuai dengan kaidah Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Suatu tulisan atau karangan dapat dikatakan baik apabila terdapat keterpaduan antara kata per kata, hingga paragraf per paragraf. Selain itu dilihat pula dari segi bahasa yang digunakan, isi tulisan atau karangan serta bentuk dan cara penyampaiannya lalu penggunaan kalimat efektif serta diksi yang tepat. Begitu pula siswa dalam keterampilan menulis naskah pidato harus memperhatikan kaidah penulisannya. Dalam berpidato ada beberapa metode yang digunakan, di antaranya metode impromtu, menghafal, naskah dan ekstemporan. Metode naskah digunakan dengan cara membaca naskah yang telah dipersiapkan. Hal ini berarti seseorang yang akan berpidato harus membuat naskah pidato terlebih dahulu yang kemudian akan dibacakan. Dalam menulis naskah pidato, siswa perlu mengetahui bagaimana sistematika penyusunan naskah pidato yang benar. Selain itu, dalam menulis naskah pidato siswa juga harus memperhatikan penerapan penulisan yang baik dan benar, khususnya pada penggunaan huruf kapital. Menulis tulisan atau karangan khususnya pada naskah pidato yang sesuai dengan penerapan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) sudah selayaknya mampu diterapkan oleh siswa SMA karena sebelumnya mereka sudah mempelajari cara menulis yang baik dan benar di sekolah menengah pertama. Oleh sebab itu, siswa SMA sudah mampu memahami cara menulis yang baik dan benar. Pada kegiatan menulis, seseorang harus mengikuti kaidah-kaidah yang berlaku dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) yang merupakan pergantian dari Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD). Kaidah-kaidah tersebut ialah pemakaian huruf,
3
penulisan kata, pemakaian tanda baca, serta penulisan unsur serapan. Bagi para pengguna bahasa, penerapan penggunaan huruf kapital pada tulisan diharuskan agar bentuk tulisan terlihat rapi dan teratur. Dengan demikian, pembaca dapat mengerti maksud yang ingin disampaikan oleh penulis. Di dalam menulis suatu tulisan atau karangan, penggunaan huruf kapital perlu ditingkatkan dan dimengerti oleh setiap pemakai bahasa Indonesia, khususnya bagi para siswa. Namun, pada kenyataannya penulis melihat bahwa masih banyak terdapat kesalahan dalam menerapkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) khususnya pada penggunaan huruf kapital. Seperti pengalaman penulis pada saat mengajar murid-murid di kelas X SMA Negeri 8 Tangerang Selatan, bahwa masih banyak terdapat kesalahan dalam penggunaan huruf kapital yang terdapat pada tulisan siswa. Hal ini terlihat pada buku catatan maupun latihan mereka. Ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam memahami penggunaan huruf kapital masih tergolong rendah. Mereka seolah-olah terbiasa dengan kesalahan tersebut tanpa menghiraukan bagaimana penulisan yang baik dan benar. Kesalahan penggunaan huruf kapital dalam tulisan siswa, memang tidak terlalu menjadi masalah besar, namun apabila dibiasakan, para siswa akan terbiasa dan menjadi suatu kebiasaan. Mengingat pentingnya keterampilan menulis sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) khususnya pada penggunaan huruf kapital hendaknya guru menjelaskan terlebih dahulu mengenai penggunaan huruf kapital tersebut sebelum meminta siswa untuk mengerjakan tugas menulis serta memberikan motivasi kepada para siswa agar dapat menulis sesuai dengan kaidah penulisan yang baik dan benar. Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital pada Naskah Pidato Siswa Kelas X SMA Negeri 8 Tangerang Selatan.
4
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis menemukan beberapa identifikasi masalah sebagai berikut: 1. Pentingnya pengetahuan bagi siswa mengenai sistematika penyusunan naskah pidato yang benar. 2. Penerapan penggunaan huruf kapital pada tulisan siswa, bertujuan agar bentuk tulisan terlihat rapi dan teratur. 3. Pentingnya keterampilan menulis sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) khususnya pada penggunaan huruf kapital. 4. Kesalahan penggunaan huruf kapital dalam tulisan siswa, memang tidak terlalu menjadi masalah besar, namun apabila dibiasakan, maka akan menjadi suatu kebiasaan.
C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis membatasi masalah pada kesalahan penggunaan huruf kapital pada naskah pidato siswa kelas X di SMA Negeri 8 Tangerang Selatan.
D. Rumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimanakah kesalahan penggunaan huruf kapital pada naskah pidato siswa kelas X di SMA Negeri 8 Tangerang Selatan?”.
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kesalahan penggunaan huruf kapital pada naskah pidato siswa kelas X di SMA Negeri 8 Tangerang Selatan.
5
F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi guru Dengan adanya penelitian ini guru mendapatkan wawasan mengenai penggunaan huruf kapital yang sesuai dengan kaidah Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) khususnya pada penggunaan huruf kapital.
Selain
itu,
dapat
mengingatkan
kepada
guru
agar
menggunakan metode maupun strategi yang lebih bervariasi dalam pelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada materi menulis naskah pidato. 2. Bagi siswa Dengan adanya penelitian ini dapat memudahkan siswa dalam memahami penggunaan huruf kapital yang sesuai dengan kaidah Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) khususnya pada materi menulis naskah pidato.
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Ejaan a. Pengertian Ejaan Menurut Chaer, “Pada hakikatnya ejaan itu tidak lain dari konvensi grafis, perjanjian di antara anggota masyarakat pemakai suatu bahasa untuk menuliskan bahasanya”.1 Menurut Kuntarto, “Ejaan adalah seperangkat aturan atau kaidah yang mengatur cara melambangkan bunyi, cara memisahkan atau menggabungkan kata, dan cara menggunakan tanda baca”.2 Arifin dan Tasai mengatakan bahwa, “Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana atarhubungan antara lambang-lambang itu (pemisahan dan penggabungannya dalam suatu bahasa). Secara teknis, yang dimaksud dengan ejaan adalah penulisan huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca”.3 Gani dan Fitriyah Z.A mengungkapkan bahwa, “Ejaan adalah sistem tulis-menulis yang dibakukan (distandarisasikan). Ejaan berarti pula lambang ujaran. Dengan kata lain, ejaan adalah lambang dari bunyi bahasa”.4 Menurut Tim Dosen Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan
Daerah
Universitas
Muhammadiyah
Malang,
“Ejaan
merupakan keseluruhan peraturan penggambaran lambang-lambang bunyi ujar suatu bahasa dan hubungan lambang satu dengan 1
Abdul Chaer, Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia, (Jakarta:Rineka Cipta, 2011), h.
36. 2
Niknik M. Kuntarto, Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berpikir, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2010), h. 31. 3 Zaenal Arifin dan Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Akademika Pressindo, 2009), h. 164. 4 Ramlan A. Gani dan Mahmudah Fitriyah Z.A., Pembinaan Bahasa Indonesia, (Ciputat, Lembaga Penelitian UIN Jakarta Press, 2007), h. 17.
6
7
lambang yang lain, baik dalam penggabungan ataupun dalam pemisahannya.”.5 Berdasarkan beberapa pemaparan mengenai pengertian ejaan, penulis dapat menyimpulkan mengenai ejaan. Ejaan ialah keseluruhan aturan atau kaidah yang berlaku mengenai lambanglambang bunyi ujaran. b. Jenis-jenis Ejaan yang Pernah Berlaku di Indonesia 1. Ejaan Van Ophuijsen Pada tahun 1901 ditetapkan ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin, yang disebut Ejaan van Ophuijsen. Van Ophuijsen merancang ejaan itu dibantu oleh Engku Nawawi Gelar Soetan Ma‟moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Hal-hal yang menonjol dalam ejaan van Ophuijsen adalah sebagai berikut: a. Huruf j dipakai untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang. b. Huruf oe dipakai untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer. c. Tanda diakritik, seperti koma, ain dan tanda trema, dipakai untuk menuliskan kata-kata ma’moer, ‘akal, ta’, pa’, dinamai’.6 2. Ejaan Soewandi Pada tanggal 19 Maret 1947 Ejaan Soewandi diresmikan untuk menggantikan Ejaan van Ophuisen. Ejaan baru itu oleh masyarakat diberi julukan Ejaan Republik. Hal-hal yang perlu diketahui sehubungan dengan pergantian ejaan adalah sebagai berikut: a. Huruf oe diganti dengan u, seperti pada guru, itu, umur.
5
Tim Dosen Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Universitas Muhammadiyah Malang, Bahasa Indonesia untuk Karangan Ilmiah, (Malang, UPT Penerbitan Muhammadiyah Malang, 2013), h. 133. 6 Gani dan Mahmudah Fitriyah Z.A., op. cit., h. 164-165
8
b. Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k, seperti pada kata-kata tak, pak, maklum, rakjat. c. Kata ulang boleh ditulis dengan angka-2, seperti anak2, berjalan2, ke-barat2-an. d. Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, seperti kata depan di pada, dirumah, dikebun, disamakan dengan imbuhan di- pada ditulis, dikarang.7 3. Ejaan Melindo Pada akhir 1959 sidang perutusan Indonesia dan Melayu (Slametmulyana-Syeh Nasir bin Ismail, Ketua) menghasilkan konsep ejaan bersama yang kemudian dikenal dengan nama Ejaan Melindo (Melayu-Indonesia). Perkembangan politik selama tahun-tahun berikutnya mengurungkan peresmian ejaan itu.8 4. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) Pada tahun 16 Agustus 1972 Presiden Republik Indonesia meresmikan pemakaian Ejaan Bahasa Indonesia. Peresmian Ejaan baru itu berdasarkan Putusan Presiden No. 57, Tahun
1972.
Departemen
Pendidikan
dan
Kebudayaan
menyebarkan buku kecil yang berjudul Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, sebagai patokan pemakaian ejaan itu. Oleh karena penuntunan itu perlu dilengkapi, Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia, Departemen Pendidkan dan Kebudayaan, yang dibentuk oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannya tanggal 12 Oktober 1972, No. 156/P/1972 (Amran Halim, Ketua), menyusun buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan 7 8
Ibid., h. 165. Ibid.
9
yang berupa pemaparan kaidah ejaan yang lebih luas. Setelah itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannya No. 0196/1975 memberlakukan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Pada tahun 1987 kedua pedoman tersebut direvisi. Edisi revisi dikuatkan dengan surat Putusan Menteri Pendidikan dan kebudayaan No. 0543a/U/1987, tanggal 9 September 1987.9 5. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) Penyempurnaan terhadap ejaan bahasa Indonesia telah dilakukan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Penyempurnaan tersebut menghasilkan naskah yang pada tahun 2015 telah ditetapkan menjadi Peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Pada tahun 2016 berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Dr. Anis Baswedan, Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan (PUEYD) diganti dengan nama Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) yang penyempurnaan
naskahnya
disusun
oleh
pusat
Pusat
Pengembangan dan Pelindungan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.10 c. Pengertian Huruf Kapital Menurut Sugono, “Huruf kapital merupakan huruf besar, biasanya digunakan pada huruf pertama dari kata pertama dalam kalimat atau huruf pertama nama, seperti A, B, dan C”.11
9
Ibid., h. 165-166. Tim Pengembangan Pedoman Bahasa Indonesia, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, (Jakarta, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2016), h. viii-ix. 11 Dendy Sugono, dkk., Kamus Bahasa Indonesia Sekolah Dasar, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2010), Cet ke-1, hlm. 112. 10
10
Tarigan mengatakan bahwa, “Istilah huruf besar bersinonim dengan huruf kapital. Dalam bahasa Inggris, kedua istilah itu disebut capital letter. Bagi orang tertentu huruf besar bersifat ambiguitas, mengandung makna taksa atau berarti dua. Harus disadari benar bahwa tidak semua huruf besar merupakan huruf besar atau huruf kapital. Walaupun berbentuk kecil, suatu huruf dapat juga merupakan huruf kapital atau huruf besar.12 Dari beberapa pemaparan mengenai pengertian huruf kapital, penulis dapat menyimpulkan mengenai pengertian huruf kapital. Huruf kapital ialah huruf besar yang biasa digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. d. Kaidah Penulisan Huruf Kapital Peneliti dalam hal ini merujuk kepada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) yang merupakan pergantian dari Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD). Penulisan huruf kapital yang kita jumpai dalam tulisantulisan resmi kadang-kadang menyimpang dari kaidah-kaidah yang berlaku. Kaidah penulisan huruf kapital itu adalah sebagai berikut: 1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat. Misalnya: Apa maksudnya? Dia membaca buku. Kita harus bekerja keras. Pekerjaan itu akan selesai dalam satu jam. 2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan. Misalnya: Amir Hamzah Dewi Sartika 12
Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Ejaan Bahasa Indonesia, (Bandung: Angkasa, 2009), h. 47-48.
11
Wage Rudolf Supratman Jenderal Kancil Dewa Pedang Alessandro Volta André-Marie Ampère Mujair Catatan: a. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang merupakan nama jenis atau satuan ukuran. Misalnya: ikan mujair mesin diesel 5 ampere 10 volt b. Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata yang bermakna anak dari„, seperti bin, binti, boru, dan van, atau huruf pertama kata tugas. Misalnya: Abdul Rahman bin Zaini Siti Fatimah binti Salim Indani boru Sitanggang Charles Adriaan van Ophuijsen Ayam Jantan dari Timur 3. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung. Misalnya: Adik bertanya, "Kapan kita pulang?" Orang itu menasihati anaknya, "Berhati-hatilah, Nak!" "Mereka berhasil meraih medali emas," katanya. "Besok pagi," kata dia, "mereka akan berangkat."
12
4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan. Misalnya: Islam
Alquran
Kristen
Weda
Hindu Allah Tuhan Allah akan menunjukkan jalan kepada hamba-Nya. Ya, Tuhan, bimbinglah hamba-Mu ke jalan yang Engkau beri rahmat. 5. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang. Misalnya: Sultan Hasanuddin Mahaputra Yamin Haji Agus Salim Imam Hambali Nabi Ibrahim Raden Ajeng Kartini Doktor Mohammad Hatta Agung Permana, Sarjana Hukum b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan. Misalnya: Selamat datang, Yang Mulia. Semoga berbahagia, Sultan.
13
Terima kasih, Kiai. Selamat pagi, Dokter. Silakan duduk, Prof. Mohon izin, Jenderal. 6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat. Misalnya: Wakil Presiden Adam Malik Profesor Supomo Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara Proklamator Republik Indonesia (Soekarno-Hatta) Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa. Misalnya: bangsa Indonesia suku Dani bahasa Bali Catatan: Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan tidak ditulis dengan huruf awal kapital. Misalnya: pengindonesiaan kata asing keinggris-inggrisan kejawa-jawaan 8. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya. Misalnya:
14
tahun Hijriah
tarikh Masehi
bulan Agustus
bulan Maulid
hari Jumat
hari Galungan
hari Lebaran
hari Natal
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah. Misalnya: Konferensi Asia Afrika Perang Dunia II Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Catatan: Huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama tidak ditulis dengan huruf kapital. Misalnya: Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia. Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia. 9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi. Misalnya: Jakarta
Asia Tenggara
Pulau Miangas
Amerika Serikat
Bukit Barisan
Jawa Barat
Dataran Tinggi Dieng
Danau Toba
Jalan Sulawesi
Gunung Semeru
Ngarai Sianok
Jazirah Arab
Selat Lombok
Lembah Baliem
Sungai Musi
Pegunungan Himalaya
Teluk Benggala
Tanjung Harapan
Terusan Suez
Kecamatan Cicadas
Gang Kelinci
Kelurahan Rawamangun
15
Catatan: a. Huruf pertama nama geografi yang bukan nama diri tidak ditulis dengan huruf kapital. Misalnya: berlayar ke teluk
mandi di sungai
menyeberangi selat
berenang di danau
b. Huruf pertama nama diri geografi yang dipakai sebagai nama jenis tidak ditulis dengan huruf kapital. Misalnya: jeruk bali (Citrus maxima) kacang bogor (Voandzeia subterranea) nangka belanda (Anona muricata) petai cina (Leucaena glauca) Nama yang disertai nama geografi dan merupakan nama jenis dapat dikontraskan atau disejajarkan dengan nama jenis lain dalam kelompoknya. Misalnya: Kita mengenal berbagai macam gula, seperti gula jawa, gula pasir, gula tebu, gula aren, dan gula anggur. Kunci inggris, kunci tolak, dan kunci ring mempunyai fungsi yang berbeda. Contoh berikut bukan nama jenis. Dia mengoleksi batik Cirebon, batik Pekalongan, batik Yogyakarta, dan batik Madura. Selain film Hongkong, juga akan diputar film India, film Korea, dan film Jepang, Kalimantan Timur, dan tarian Sulawesi Selatan. 10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk.
16
Misalnya: Republik Indonesia Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2010 tentang Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Pidato Presiden dan/atau Wakil Presiden serta Pejabat Lainnya Perserikatan Bangsa-Bangsa Kitab Undang-Undang Hukum Pidana 11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal. Misalnya: Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma. Tulisan itu dimuat dalam majalah Bahasa dan Sastra. Dia agen surat kabar Sinar Pembangunan. Ia menyajikan makalah "Penerapan Asas-Asas Hukum Perdata". 12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan. Misalnya: S.H. sarjana hukum
Dg. daeng
S.K.M. sarjana kesehatan masyarakat
Dt. datuk
S.S. sarjana sastra
R.A. raden ayu
M.A. master of arts
St. sutan
M.Hum. magister humaniora
Tb. tubagus
M.Si. magister sains
Dr. doktor
K.H. kiai haji
Prof. profesor
17
Hj. hajah
Tn. tuan
Mgr. monseigneur
Ny. nyonya
Pdt. pendeta
Sdr. saudara
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan. Misalnya: “Kapan Bapak berangkat?” tanya Hasan. Dendi bertanya, “Itu apa, Bu?” “Silakan duduk, Dik!” kata orang itu. Surat Saudara telah kami terima dengan baik. “Hai, Kutu Buku, sedang membaca apa?” “Bu, saya sudah melaporkan hal ini kepada Bapak.” Catatan a. Istilah kekerabatan berikut bukan merupakan penyapaan atau pengacuan. Misalnya: Kita harus menghormati bapak dan ibu kita. Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga. b. Kaga ganti Anda ditulis dengan huruf awal kapital. Misalnya: Sudahkah Anda tahu? Siapa nama Anda? 13 2. Pidato a. Pengertian Pidato Menurut
Tarigan,
“Pidato
didefinisikan
sebagai
(i)
pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan
13
Tim Pengembangan Pedoman Bahasa Indonesia, op.cit., h. 5-13.
18
kepada orang lain, dan (ii) wacana yang disiapkan secara tertulis untuk diucapkan di depan khalayak ramai.”14 Arifin dan Tasai mengemukakan bahwa, “Berpidato merupakan salah satu wujud kegiatan berbahasa lisan. Oleh sebab itu, berpidato memerlukan dan mementingkan ekspresi gagasan dan penalaran dengan menggunakan bahasa lisan yang didukung oleh aspek nonbahasa, seperti ekspresi wajah, kontak pandang, dan intonasi suara”.15 Dari
beberapa
pemaparan
di
atas,
penulis
dapat
menyimpulkan mengenai pengertian pidato. Pidato ialah suatu kegiatan berbicara di depan umum untuk mengungkapkan pikirannya dengan didukung oleh ekspresi wajah, kontak pandang serta intonasi suara. b. Metode-metode Pidato Macam-macam metode pidato sebagai berikut: 1) Metode Impromtu Metode pidato berdasarkan kebutuhan sesaat, tidak ada persiapan.
Orang
berbicara/berpidato
yang
berpidato
berdasarkan
secara
sertamerta
pengetahuan
dan
kemahirannya. 2) Metode Menghafal Metode pidato yang terlebih dahulu ditulis naskahnya dengan mengikuti aturan-aturan penulisan naskah pidato, setelah itu naskah pidato tersebut dihafalkan kata demi kata. 3) Metode Naskah Metode pidato yang dilakukan dengan cara membaca naskah yang telah dipersiapkan. Cara atau metode ini biasanya dilakukan dalam pidato-pidato resmi. 4) Metode Ekstemporan
14
Djago Tarigan, dkk, Pendidikan Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2005), h. 4.63. 15 Zaenal Arifin dan Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia, (Jakarta: Akademika Pressindo, 2010), h. 228.
19
Metode pidato yang dilakukan dengan menggunakan catatancatatan kecil yang isinya berupa catatan-catatan penting sejenis kerangka sebagai pedoman.16 c. Pengertian Naskah Pidato Arifin dan Tasai mengatakan bahwa, “Menulis naskah pidato pada hakikatnya adalah menuangkan gagasan ke dalam bentuk bahasa tulis yang siap dilisankan. Pilihan kosa kata, kalimat, dan paragraf dalam menulis sebuah pidato sesungguhnya tidak jauh berbeda dengan kegiatan menulis naskah yang lain. Situasi resmi akan menentukan kosakata dalam menulis.”.17 Sadhono dan Slamet mengatakan bahwa, “Naskah pidato adalah sejenis karangan. Oleh karena itu persyaratan yang berlaku untuk suatu karangan berlaku juga untuk naskah pidato. Naskah pidato bertolak dari suatu ide atau gagasan. Ide tersebut dikembangkan dengan berbagai penjelasan, uraian, dan contoh-contoh agar mudah dipahami”.18 Bagi mereka yang masih belajar berpidato, naskah tertulis ini dibaca dengan bersuara. Naskah pidato adalah sebuah karangan yang berisi tulisan yang memuat segala masalah yang akan diuraikan di dalam pidato.19 Dari beberapa pemaparan mengenai pengertian naskah pidato, penulis dapat menyimpulkan mengenai pengertian naskah pidato. Naskah pidato ialah karangan yang berisi ide atau gagasan penulis dalam bentuk tulisan yang nantinya akan disampaikan secara lisan. d. Sistematika Penyusunan Naskah Pidato 1. Pembukaan Pidato biasanya diawali dengan kata atau salam pembuka, misalnya: “Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh” “Salam Sejahtera bagi Kita” 16
Tarigan, dkk, op. cit., h. 8. 29-8.30. Arifin dan Amran Tasai, op. cit, h. 229. 18 Sadhono dan ST. Y. Slamet, op. cit., h. 112. 19 Ibid. 17
20
“Merdeka” dan sebagainya. Untuk acara-acara yang bersifat keagamaan biasanya didahului oleh pembacaan beberapa ayat suci. 2. Pendahuluan Pendahuluan berupa ucapan terima kasih yang disampaikan kepada para undangan atas/waktu/kesempatan yang telah diberikan, dan juga sedikit penjelasan mengenai pokok masalah yang akan kita uraikan dalam pidato. 3. Simpulan Dalam naskah pidato faktor simpulan ini sangat penting, karena dengan menyimpulkan segala sesuatu yang telah dibicarakan, ditambah dengan penjelasan dan anjuran, hadirin dapat menghayati maksud dan tujuan semua yang dibicarakan oleh si pembicara, karena apa yang terakhir dikatakan biasanya lebih mudah dan lebih lama diingat. 4. Harapan Harapan merupakan sebagian dari simpulan, tetapi biasanya merupakan suatu dorongan agar hadirin menaruh minat dan memberikan kesan terhadap pembicaraannya, misalnya: “... dengan tuntutan serta perkembangan zaman yang sangat maju serta dalam era globalisasi hendaknya orang tua selalu memperhatikan kegiatan yang dilakukan putra-putrinya, baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat, agar jangan....”. 5. Penutup Setiap naskah pidato biasanya diakhiri dengan penutup. Ini merupakan ucapan terima kasih atas kesediaan hadirin untuk memperhatikan isi pidato disertai salam penutup kepada hadirin, misalnya: “Sebagai akhir kata kami ucapkan terima kasih...”
21
“Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh”.20 e. Penyuntingan Naskah Pidato Seperti halnya naskah makalah atau artikel, naskah pidato pun perlu disunting. Melalui penyuntingan itu, naskah pidato itu akan menjadi lebih sempurna. Hal yang disunting adalah isi, bahasa, dan penalaran dalam naskah pidato itu. Isinya dicermati kembali apakah telah sesuai dengan tujuan pidato, sesuai dengan calon pendengar, dan sesuai dengan kegiatan yang digelar. Selain itu, isinya juga dipastikan apakah benar, representatif, dan mengandung informasi yang relevan dengan konteks pidato. Kemudian, penyuntingan terhadap bahasa diarahkan kepada pilihan kosakata, kalimat, dan paragraf. Ketepatan pilihan kata, kalimat dan satuan-satuan gagasan dalam paragraf menjadi perhatian utama. Lalu, penalaran dalam naskah pidato juga disunting untuk memastikan apakah isi dalam naskah pidato telah dikembangkan dengan menggunakan penalaran yang tepat, misalnya dengan pola induktif, deduktif, atau campuran.21 f. Penyempurnaan Naskah Pidato Penyempurnaan aspek bahasa dilakukan dengan mengganti kosakata yang lebih tepat dan menyempurnakan kalimat dengan memperbaiki struktur dan gagasannya. Sementara itu, penambahan kalimat, penyempurnaan kalimat, atau penghilangan kalimat perlu dilakukan.22 g. Penyampaian Pidato Menyampaikan pidato berarti melisankan naskah pidato yang telah disiapkan. Akan tetapi, menyampaikan pidato bukan sekadar membacakan naskah pidato di depan hadirin, tetap perlu juga menghidupkan dan menghangatkan suasana dan menciptakan interaksi yang hangat dengan audiensi. Untuk itu, seseorang yang 20
Ibid., h. 113-114. Zaenal Arifin dan Amran Tasai, op cit., h. 229-230. 22 Ibid., h. 230. 21
22
akan menyampaikan pidato harus mampu menganalisis situasi dan memanfaatkan hasil analisisnya itu menghidupkan suasana dalam pidato yang akan dilakukan.23 h. Ciri-ciri Pidato yang Baik 1. Mengandung tujuan yang jelas 2. Isi pidato mengandung kebenaran 3. Cara penyampaiannya sesuai dengan kondisi pendengar serta 4. Penyampaian jelas dan menarik.24 3. Analisis Kesalahan a. Pengertian Analisis Kesalahan Menurut Tarigan, “Analisis kesalahan adalah suatu prosedur kerja, yang biasa digunakan oleh para peneliti dan guru bahasa yang meliputi pengumpulan sampel, pengidentifikasian kesalahan yang terdapat dalam sampel, penjelasan kesalahan tersebut, pengklasifikasian kesalahan itu berdasarkan penyebabnya, serta pengevaluasian atau penilaian taraf keseriusan kesalahan itu”.25 Duskova dan Rosaipal berpendapat bahwa, “Analisis kesalahan juga harus dapat (1) menganalisis sumber kesalahan (seperti interferensi, ketidakmantapan dalam ujaran atau sistem bahasa ujaran) dan (2) penentuan tingkat kekacauan yang disebabkan oleh kesalahan dalam hubungan dengan komunikasi dan norma-norma pemakaian”.26 Menurut Tarigan, “Analisis kesalahan (anakes) adalah pengkajian segala aspek kesalahan”.27 Dawud menjelaskan bahwa, “Perbedaan kesalahan (error) dan kekeliruan (mistake), secara teknis kesalahan merupakan penyimpangan penggunaan bahasa karena pelajar bahasa tidak mengetahui norma yang benar. Kesalahan merupakan perwujudan kekurangmampuan atau belum memiliki kompetensi berbahasa. Dengan kata lain, kesalahan merupakan fenomena kompetensi. Sebaliknya kekeliruan 23 24
Ibid. Suparno, Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h.
171. 25
Henry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan, Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 1988), h. 68. 26 Jos Daniel Parera, Linguistik Edukasional: Metodologi Pembelajaran Bahasa, Analisis Kontrastif Antarbahasa, Analisis Kesalahan Berbahasa, ( Jakarta: Erlangga, 1997), h. 145. 27 Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Remedi Bahasa, (Bandung: Angkasa, 2009), h. 6
23
terjadi jika pelajar bahasa gagal mengungkapkan kompetensinya, padahal sebenarnya dia sudah menguasai norma bahasa tersebut”.28 Analisis kesalahan atau anakes mempunyai langkahlangkah kerja sebagai berikut: 1. Pengumpulan sampel kesalahan 2. Pengidentifikasian kesalahan 3. Penjelasan kesalahan 4. Pengklasifikasian kesalahan 5. Pengevaluasian kesalahan.29 b. Tujuan Analisis Kesalahan Analisis kesalahan dapat membantu guru untuk mengetahui jenis kesalahan yang dibuat, daerah kesalahan, sifat kesalahan, dan sumber serta penyebab kesalahan.30 Analisis kesalahan juga bertujuan untuk menemukan kesalahan, mengklasifikasikan, dan terutama untuk melakukan tindakan perbaikan. Kesalahan si terdidik mungkin saja disebabkan oleh si terdidik sendiri, tetapi mungkin pula disebabkan oleh guru, bahan, metode atau barangkali teknik mengajar guru. Dengan analisis kesalahan, guru dapat merencanakan pengajaran remedial dan dengan demikian dapat pula menentukan bahan yang akan diujikan.31 B. Penelitian yang Relevan Yeti Puspitasari (1110018300008) lulusan tahun 2014. Ia merupakan mahasiswi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, mengambil judul penelitian Analisis Kesalahan Huruf Kapital dan Tanda Baca pada Paragraf Deskriptif Siswa Kelas V SD Negeri Sampay-Bogor.
28
143.
29
Dawud, Perspektif Pembelajaran Bahasa Indonesia, (Malang: UM PRESS, 2008), h.
Tarigan, loc. cit. Mansoer Pateda, Analisis Kesalahan, (Flores: Nusa Indah, 1989), h. 35. 31 Ibid., h. 37. 30
24
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesalahan huruf kapital dan tanda baca yang dibuat oleh siswa dalam menulis paragraf deskriptif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriprif. Dari hasil penelitiannya, kesalahan terbanyak terdapat pada penulisan huruf pertama kata awal kalimat, baik awal kalimat maupun pergantian kalimat sebanyak 48%. Penelitian yang dilakukan oleh penulis berbeda dengan penelitian Yeti Puspitasari yang meneliti kesalahan huruf kapital dan tanda baca pada paragraf deskriptif siswa kelas V. Penelitian penulis hanya fokus pada kesalahan penggunaan huruf kapital pada naskah pidato siswa. Wiwi Kartiwi (1811013000016) lulusan tahun 2015. Ia merupakan mahasiswi jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, mengambil judul Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital pada Karangan Narasi Siswa Kelas VII Madrasah Tsanawiyah Darul Abror, Jatisampurna, Bekasi. Dari hasil penelitiaannya, kesalahan terbanyak terdapat pada penggunaan huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama pada awal kalimat, sebanyak 58,70%. Ini menunjukkan bahwa hampir setengah dari jumlah siswa kelas VII belum memahami penggunaan huruf kapital pada aspek ini. Metode yang digunakan ialah kualitatif deskriptif. Adapun perbedaan penelitian Wiwi Kartiwi dengan penelitian penulis yaitu terletak pada objek yang diteliti. Objek yang diteliti oleh Wiwi Kartiwi ialah pada karangan narasi siswa kelas VII, sedangkan objek yang penulis teliti ialah naskah pidato siswa kelas X. Agung Setiawan (208013000035) lulusan tahun 2012.
Ia
merupakan mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, mengambil judul Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital dalam Karangan Narasi Siswa Kelas X SMK Bintang Nusantara Pondok Aren, Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012.
25
Metode
yang
digunakan
ialah
metode
kualitatif
deskriptif
dan
pengumpulan data yang penulis gunakan adalah teknik tes menulis karangan secara langsung. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, ditemukan bentukbentuk kesalahan huruf kapital dalam karangan narasi yang dilakukan oleh siswa kelas X SMK Bintang Nusantara. Kesalahan terbanyak yaitu kesalahan penggunaan huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat, sebanyak 59,19%.
Ini menunjukkan
bahwa hampir setangah dari jumlah siswa kelas X, belum memahami semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna). Berdasarkan pemaparan tersebut, maka terdapat perbedaan antara penelitian Agung Setiawan dengan penulis. Perbedaannya terdapat pada objek yang diteliti. Objek yang diteliti oleh Agung Setiawan ialah karangan narasi siswa kelas X, sedangkan objek penelitian penulis yaitu naskah pidato siswa kelas X. Berdasarkan tinjauan pustaka, penelitian ini merupakan penelitian terkini yang berusaha memperkaya khazanah penelitian. Dengan demikian hasilnya diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah huruf kapital yang terdapat pada naskah pidato siswa kelas X. Objek dalam penelitian ini ialah naskah pidato yang ditulis oleh siswa kelas X SMA Negeri 8 Tangerang Selatan.
B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Negeri 8 Tangerang Selatan yang beralamat di jalan Cirendeu Raya No. 5, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini dilakukan sejak bulan Juli hingga Desember 2016.
C. Metode Penelitian Penelitian ini berjudul Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital pada Naskah Pidato Siswa Kelas X SMA Negeri 8 Tangerang Selatan, bentuk yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Menurut Denzin dan Licoln, “Kata kualitatif menyiratkan penekanan pada proses dan makna yang tidak dikaji secara ketat atau belum diukur dari sisi kuantitas, jumlah, intensitas, atau frekuensinya. Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti menekankan sifat realitas yang terbangun secara sosial, hubungan serta antara peneliti dan subjek yang diteliti”. 1 Creswell menyatakan bahwa, “Penelitian kualitatif sebagai suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami”.2
1
Juliasnyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h. 34. 2 Ibid.
26
27
Strauss dan Corbin mengatakan bahwa, “Penelitian kualitatif ialah jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya”.3 Emzir mengatakan bahwa, “Penelitian kualitatif adalah deskriptif. Data yang dikumpulkan lebih mengambil bentuk kata-kata atau gambar daripada angka-angka. Hasil penelitian tertulis berisi kutipan-kutipan dari data untuk mengilustrasikan dan menyediakan bukti presentasi”. 4 Putra mengatakan bahwa, “Penelitian kualitatif bersifat deskriptif. Artinya hasil eksplorasi atas subjek penelitian atau para partisipasi melalui pengamatan dengan semua variannya, dan wawancara mendalam serta FGD (Focus Group Desain) harus dideskripsikan dalam catatan wawancara, catatan pribadi, catatan metodologis, dan catatan teoritis”.5 Moleong mengungkapkan bahwa, “Salah satu ciri dari kualitatif ialah deskriptif yakni laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya”.6 Menurut Nazir, “Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”.7 Noor mengatakan bahwa, “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang. Melalui penelitian deskriptif, peneliti berusaha
3
Anselm Strauss dan Juliet Corbin, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2009), h. 4. 4 Emzir, Metodologi penelitian Kualitatif Analisis Data, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 3. 5 Nusa Putra, Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), h. 71 6 Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005), h. 11. 7 Moh. Nazir, Metode Penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h. 54.
28
mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakuan khusus terhadap peristiwa tersebut”.8 Menurut Narbuko dan Ahmadi bahwa, “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data, jadi ia juga menyajikan data, menganalisis dan menginterpretasi”.9 Menurut Muktar, “Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai subjek penelitian dan perilaku subjek penelitian pada suatu periode tertentu. Penelitian kualitatif deskriptif berusaha mendeskripsikan seluruh gejala atau keadaan yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan”.10 Penelitian deskriptif tidak memerlukan administrasi yang rigit atau kaku, seperti keharusan pengontrolan terhadap suatu perlakuan. Dalam penelitian deskriptif kebanyakan tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tapi lebih menggambarkan “apa adanya” tentang suatu subjek dalam social setting.11
D. Teknik Pengumpulan Data 1. Dokumentasi Dokumentasi merupakan salah satu prosedur pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis. Pengumpulan dokumentasi, diperlukan seperangkat alat atau instrumen yang memandu untuk pengambilan data-data dokumen. Ini dilakukan, agar dapat menyeleksi dokumen mana yang dipandang dibutuhkan secara langsung dan mana yang tidak diperlukan.12 Data yang dimaksud oleh penulis ialah seluruh hasil tulisan siswa dalam naskah pidato. Data yang digunakan dalam penelitian ini ialah data primer dan data sekunder. Data primer 8
Noor, op. cit., h. 34-35. Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h. 44. 10 Muktar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, (Ciputat: REFERENSI (GP Press Group), 2013), h. 10-11. 11 Ibid., 12 Ibid., h. 101. 9
29
ialah data yang menjadi sumber utama yang akan diteliti oleh peneliti, yaitu naskah pidato siswa. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik simple random sampling, dikatakan simpel (sederhana) karena pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.13 Peneliti mengumpulkan hasil tulisan siswa dalam bentuk naskah pidato sebanyak 40 siswa kemudian peneliti mengambil secara acak naskah pidato menjadi sebanyak 20 siswa yang selanjutnya data tersebut akan diolah dan dianalisis sehingga dapat diketahui adanya kesalahan penggunaan huruf kapital pada naskah pidato siswa. Sedangkan data sekunder ialah data tambahan seperti profil sekolah dan data-data pendukung lainnya. 2. Wawancara Dalam penelitian ini, peneliti juga melakukan wawancara dengan guru Bahasa Indonesia. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui metode serta strategi yang digunakan oleh guru dalam mengajar Bahasa Indonesia khususnya pada pembelajaran menulis naskah pidato dengan memperhatikan penulisan yang sesuai dengan kaidah Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) khususnya pada penggunaan huruf kapital.
E. Teknik Pengolahan Data Pengolahan data dalam penelitian ini ialah sebagai berikut: a. Mengumpulkan data, yaitu mengumpulkan kesalahan penggunaan huruf kapital yang terdapat dalam naskah pidato yang dibuat oleh siswa. b. Memberikan kode, yaitu memberikan kode berupa angka-angka sesuai dengan urutan kaidah penggunaan huruf kapital yang sesuai dengan PUEBI. 13
Muslich Ansori dan Sri Iswati, Buku Ajar Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Surabaya: Airalngga University Press, 2009), h. 103.
30
c. Mengidentifikasi
kesalahan,
yaitu
menentukan
kesalahan-
kesalahan penggunaan huruf kapital yang terdapat dalam naskah pidato siswa. d. Mengelompokkan
kesalahan,
yaitu
mengelompokkan
jenis
kesalahan penggunaan huruf kapital yang terdapat dalam naskah pidato siswa. e. Membuat pernyataan tentang frekuensi aspek kesalahan; yaitu membuat pernyataan mengenai jumlah terbanyak aspek kesalahan penggunaan huruf kapital yang dibuat oleh siswa. f. Menginterpretasikan, yaitu memberikan kesimpulan berupa saran dan pendapat mengenai kesalahan penggunaan huruf kapital dalam naskah pidato siswa.
F. Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah dengan dengan cara memberikan kode berupa angka-angka pada setiap data sesuai dengan urutan kaidah penulisan huruf kapital sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Setelah memberikan kode barulah peneliti mendeskripsikan jenis kesalahan serta memberikan perbaikan pada setiap kesalahan penggunaan huruf kapital yang dibuat oleh siswa. Adapun aspek kesalahan pada penggunaan huruf kapital penulis menggunakan kode angka, berikut ini merupakan kode kesalahan yang terdapat dalam kaidah penggunaan huruf kapital yang sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI): 1. Kesalahan penggunaan huruf kapital sebagai huruf pertama awal kalimat. 2. Kesalahan penggunaan huruf kapital sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan. 3. Kesalahan penggunaan huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.
31
4. Kesalahan penggunaan huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan. 5. a. Huruf besar atau huruf kapital sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang. b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan, dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan. 6. Kesalahan penggunaan huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat. 7. Kesalahan penggunaan huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa. 8. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya. b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama peristiwa sejarah. 9. Kesalahan penggunaan huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi. 10. Kesalahan penggunaan huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk kata ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk. 11. Kesalahan penggunaan huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.
32
12. Kesalahan penggunaan huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan. 13. Kesalahan penggunaan huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan. Setelah diketahui jenis kesalahan yang dibuat oleh siswa, maka selanjutnya peneliti membuat tabel frekuensi aspek kesalahan dilengkapi dengan penjabaran kesalahan serta perbaikan kesalahan. Langkah selanjutnya ialah menghitung persentase mengenai jumlah kesalahan yang dibuat oleh siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan: F
= Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N
= Number of Case (jumlah frekuensi/banyaknya individu)
P
= Angka persentase.14
G. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini, yang bertindak sebagai instrumen ialah peneliti sendiri. Selain sebagai instrumen, peneliti juga betindak sebagai pengumpul data. Peneliti bersama dengan pihak sekolah, guru Bahasa Indonesia serta para siswa bekerja sama dalam membantu proses penelitian analisis kesalahan penggunaan huruf kapital pada naskah pidato siswa kelas X-8. Para siswa diminta untuk membuat naskah pidato yang
14
40-41.
Anas Sudijono, Pengantar Statistika Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 1997), h.
33
nantinya akan dianalisis penggunaan huruf kapital yang sesuai dengan PUEBI. Penggunaan huruf kapital yang akan dianalisis berupa, huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat, huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan, huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung, huruf kapital sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan (ku, mu, dan nya), huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang maupun profesi serta nama jabatan dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat, huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa, huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya dan nama peristiwa sejarah, huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi, huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk kata ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal, huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan, huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan
34
paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan. Berdasarkan teknik pengumpulan data serta analisis data, instrumen yang dibuat ialah sebagai berikut: Tabel 3.1 Instrumen Penelitian No
Kalimat
Aspek Kesalahan Huruf Kapital (1-13)
Perbaikan
Jumlah
Keterangan: 1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. 2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan. 3. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung. 4. Huruf kapital sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan (ku, mu, dan -nya). 5. a. Huruf besar atau huruf kapital sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang. b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan, dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan.
35
6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat. 7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa. 8. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya. b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama peristiwa sejarah. 9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi. 10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk kata ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk. 11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal. 12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan. 13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah 1. Sejarah Singkat Sekolah SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan merupakan penjelmaan (reinkarnasi) dari SMA Negeri Cireundeu yang pernah berdiri berdasarkan SK Kepala Kantor Wilayah Depdikbud Provinsi Jawa Barat Tahun 1986. Namun karena ketiadaan lahan, maka SMA Cireundeu menghilang dan sebagai gantinya berdiri SMA Negeri 2 Ciputat di Komplek Pamulang Permai II. Namun karena status wilayah Pamulang berubah menjadi kecamatan, maka nama SMA Negeri 2 Ciputat berubah menjadi SMA Negeri 1 Pamulang. Akhirnya pada tahun 2006 niat masyarakat Cireundeu dan sekitarnya untuk memiliki SMA Negeri akhirnya tercapai juga setelah berdirinya SMA Negeri 3 Ciputat pada tanggal 26 April 2006 berdasarkan SK Bupati Tangerang Nomor 421/Kep.134-Huk/2006, dan sekarang telah berganti nama menjadi SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan berdasarkan Perwal No.10 Tanggal 25 Mei 2009. Secara geografis SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan berada di Kecamatan Ciputat Timur, dan mempunyai lokasi yang strategis karena terletak pada jalur lalu lintas utama yang menghubungkan daerah Provinsi DKI Jakarta dengan Kota Tangerang Selatan yaitu langsung berbatasan dengan Kelurahan Lebak Bulus Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan dan Kelurahan Limo Kecamatan Cinere Kota Depok. Sehingga sekolah ini diharapkan akan menjadi sekolah kebanggaan masyarakat Kecamatan Ciputat Timur dan sekitarnya.
36
37
2. Visi dan Misi Sekolah a. Visi “Unggul dalam prestasi, terampil, mandiri yang dilandasi iman dan taqwa”. Tabel 4.1 Visi SMA Negeri 8 Tangerang Selatan Visi Unggul dalam prestasi
Terampil
Mandiri
Beriman dan bertaqwa
Indikator (Visi) Unggul dalam bahasa. Unggul dalam sains. Unggul dalam lomba karya ilmiah. Unggul dalam lomba seni budaya. Unggul dalam lomba olahraga. Unggul dalam persaingan melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi favorit lokal maupun internasional. Terampil dalam mengaplikasikan alat musik. Terampil mengoperasikan IT. Mandiri untuk menentukan pilihan ke jenjang yang lebih tinggi. Mandiri dalam kewirausahaan. Unggul dalam disiplin. Unggul dalam aktivitas keagamaan. Unggul dalam kepedulian sosial dan lingkungan.
b. Misi Tabel 4.2 Misi SMA Negeri 8 Tangerang Selatan Misi
Indikator (Misi)
Menciptakan lulusan Melaksanakan pembelajaran dan yang kompetitif, bimbingan secara efektif sehingga berbudaya berlandaskan peserta didik dapat dapat berkembang secara optimal.
38
iman dan taqwa.
Menjadikan/mendorong lulusan yang mandiri dalam bidang kewirausahaan sehingga dapat diterima di dunia usaha/dunia industri dan masyarakat. Menjadikan/mendorong lulusan yang terampil dalam mengaplikasikan alat musik sehingga dapat mengembangkan potensi dirinya. Menjadikan/mendorong lulusan yang siap bersaing dijenjang pendidikan yang lebih tinggi baik lokal maupun internasional. . Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga sekolah. Menumbuhkan semangat profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan. Mendorong dan membantu setiap peserta didik untuk mengenali potensi dirinya sehingga dapat dapat dikembangkan secara optimal. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan budaya bangsa sehingga menjadi kearifan dalam bertindak. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah dan kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah. Menyiapkan peserta didik menjadi kader generasi yang berkualitas baik moral, mental, spiritual, intelektual, emosional maupun fisik dan keterampilan.
39
3. Keadaan Guru, Pegawai/Personil Tahun Pelajaran 2015/2016 a. Keadaan Guru Tabel 4.3 Keadaan Guru SMA Negeri 8 Tangerang Selatan No
Jenis Guru
Jumlah
Ket PNS
1.
Kepala Sekolah
1
2.
Guru Negeri
32
3.
Guru Tidak Tetap
14
Jumlah
47
b. Tata Usaha Tabel 4.4 Tata Usaha SMA Negeri 8 Tangerang Selatan No.
Jenis Tata Usaha
Jumlah
1
Tata Usaha Tetap/PNS
2
2
Tata Usaha Tidak Tetap
5
3
Penjaga dan Kebersihan
8
Jumlah
Keterangan
15
4. Keadaan Siswa dan Rombongan Belajar Tahun Pelajaran 2016/2017 Tabel 4.5 Keadaan Siswa dan Rombongan Belajar Tahun Pelajaran 2016/2017 No 1 2 3 4 5
Kelas X XI IPA XI IPS XII IPA XII IPS Jumlah
Rombel 8 5 3 4 3 24
Jumlah Siswa 132 169 76 99 67 83 81 92 44 52 400 495
Jumlah Total 301 175 150 173 96 895
Keterangan
40
B. Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan dilakukan di SMA Negeri 8 Tangerang Selatan. Penelitian dilakukan selama kurang lebih satu minggu. Dimulai pada tanggal 26-30 September 2016. Peneliti mulai melakukan penelitian di kelas X-8 pada hari Rabu tanggal 28 September 2016 dengan memberikan sekilas materi mengenai pidato serta penulisan naskah pidato yang baik dan benar, setelah itu, barulah para siswa diminta untuk membuat naskah pidato untuk kemudian dikumpulkan kepada peneliti guna mengetahui kesalahan penggunaan huruf kapital yang terdapat pada naskah pidato siswa. Dari total keseluruhan jumlah siswa di kelas X-8 berjumlah 40 siswa, kemudian peneliti mengambil sampel secara acak sebanyak 20 siswa. Alasan peneliti hanya mengambil sampel sebanyak 20 siswa ialah karena setelah peneliti mengecek naskah pidato siswa terdapat beberapa kesamaan antara judul serta isi dari naskah pidato yang dibuat oleh siswa, oleh sebab itu, peneliti mengambil data secara acak dari beberapa naskah pidato yang sama, hingga akhirnya peneliti hanya meneliti sebanyak 20 siswa. Data tersebut selanjutnya akan diteliti dan dianalisis kesalahan penggunaan huruf kapital sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Dalam penelitian ini, peneliti tidak hanya menggunakan tes berupa tulisan siswa yang terdapat pada naskah pidato, tetapi juga melakukan wawancara dengan guru Bahasa Indonesia yang mengajar mereka.
C. Analisis Data Tabel 4.6 Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital dalam Naskah Pidato Siswa Aditya Ayu Putri No
Kalimat
Aspek Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital (1-13)
Perbaikan
Jumlah
41
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
serta teman-temanku yang saya banggakan... (Paragraf ke-1) pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT... (paragraf ke-1) pada kesempatan kali ini... (Paragraf ke-2) seperti yang kita tahu bahwa disiplin adalah taat... (Paragraf ke-2) ... sesuai dengan apa yang kita Inginkan. (Paragraf ke- 2) kedisiplinan merupakan sesuatu yang sangat penting... (Paragraf ke-2) peraturan sekolah bertujuan untuk membina.... (Paragraf ke- 2) ... apabila timbul keperluan Tambahan Ini akan diumumkan dan dikuatkuasakan Adalah tanggung jawab setiap pelajar... (Paragraf ke- 2) pihak sekolah berhak mengenakan sanksi... (Paragraf ke-2) seorang siswa dalam mengikuti kegiatan tata tertib... (Paragraf ke-3)
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Serta temantemanku yang saya banggakan... Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT... Pada kesempatan kali ini... Seperti yang kita tahu bahwa disiplin adalah taat... ... sesuai dengan apa yang kita inginkan. Kedisiplinan merupakan sesuatu yang sangat penting... Peraturan sekolah bertujuan untuk membina.... ... apabila timbul keperluan tambahan ini akan diumumkan dan dikuatkuasakan adalah tanggung jawab setiap pelajar... Pihak sekolah berhak mengenakan sanksi... Seorang siswa dalam mengikuti kegiatan tata tertib...
14
42
11
12
13
14
15
16
17
pelaku kriminal yang terjadi di kalangan siswa... (Paragraf ke3) ... keterlibatan dalam Narkoba dan berbagai tindakan... (paragraf ke- 3) keuntungan yang membuat diri kita lebih baik... (Paragraf ke-6) Agar kita selalu mendapatkan apa yang kita Inginkan. (Paragraf ke-6) Yang terhormat, bapak Ade Irwan setiawan... (Paragraf ke-1) Teks Pidato tentang kedisiplinan di sekolah (Paragraf ke- 1) ...bapak Ade Irwan setiawan selaku guru bidang studi Bahasa Indonesia. (Paragraf ke-1)
1
1
1
1
2
11
13
Pelaku kriminal yang terjadi di kalangan siswa... ... keterlibatan dalam narkoba dan berbagai tindakan... Keuntungan yang membuat diri kita lebih baik... Agar kita selalu mendapatkan apa yang kita inginkan. Yang terhormat, Bapak Ade Irwan Setiawan... Teks Pidato tentang Kedisiplinan di Sekolah Bapak Ade Irwan Setiawan selaku guru bidang studi Bahasa Indonesia
Jumlah Total
1
1
1
17
Jumlah frekuensi kesalahan penggunaan huruf kapital yang dilakukan oleh Aditya Ayu Putri sebanyak 17 kali, yaitu terdapat pada aspek kesalahan penggunaan huruf kapital nomor 1, 2, 11 dan 13. 1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat Kesalahan nomor satu pada kalimat, “serta teman-temanku yang saya banggakan...”. Penulisan huruf “S” pada kata “serta” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena berada di awal
43
kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Serta teman-temanku yang saya banggakan...”. Kesalahan nomor dua pada kalimat, “pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT...”. Penulisan huruf “P” pada kata “pertama” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena
ditulis
menggunakan
huruf
kecil,
seharusnya
ditulis
menggunakan huruf kapital karena berada di awal kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT...”. Kesalahan nomor tiga pada kalimat, “pada kesempatan kali ini...”. Penulisan huruf “P” pada kata “pada” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena berada di awal kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Pada kesempatan kali ini...”. Kesalahan nomor empat pada kalimat, “seperti yang kita tahu...”. Penulisan huruf “S” pada kata “seperti” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena berada di awal kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Seperti yang kita tahu...”. Kesalahan nomor lima pada kalimat, “... sesuai dengan apa yang kita Inginkan.”. Penulisan huruf “I” pada kata “Inginkan” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kapital, seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena berada di akhir kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “... sesuai dengan apa yang kita inginkan.”. Kesalahan nomor enam pada kalimat, “kedisiplinan merupakan sesuatu yang sangat penting...”. Penulisan huruf “K” pada kata “kedisiplinan” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf
44
kapital karena berada di awal kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Kedisiplinan merupakan sesuatu yang sangat penting...”. Kesalahan nomor tujuh pada kalimat, “peraturan sekolah bertujuan untuk membina....”. Penulisan huruf “P” pada kata “peraturan” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena berada di awal kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Peraturan sekolah bertujuan untuk membina....”. Kesalahan nomor delapan pada kalimat, “... apabila timbul keperluan Tambahan Ini akan diumumkan dan dikuatkuasakan Adalah tanggung jawab setiap pelajar...”. Penulisan huruf “T”, “I” dan “A” pada kata “Tambahan”, “Ini” dan “Adalah” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kapital, seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena berada di tengah kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “... apabila timbul keperluan tambahan ini akan diumumkan dan dikuatkuasakan adalah tanggung jawab setiap pelajar...”. Kesalahan nomor sembilan pada kalimat, “pihak sekolah berhak mengenakan sanksi...”. Penulisan huruf “P” pada kata “pihak” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena berada di awal kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Pihak sekolah berhak mengenakan sanksi...”. Kesalahan nomor sepuluh pada kalimat, “seorang siswa dalam mengikuti kegiatan tata tertib...”. Penulisan huruf “S” pada kata “seorang” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena berada di awal kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah
45
melakukan perbaikan menjadi, “Seorang siswa dalam mengikuti kegiatan tata tertib...”. Kesalahan nomor sebelas pada kalimat, “pelaku kriminal yang terjadi di kalangan siswa...”. Penulisan huruf “P” pada kata “pelaku” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena berada di awal kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Pelaku kriminal yang terjadi di kalangan siswa...”. Kesalahan nomor dua belas pada kalimat, “... keterlibatan dalam Narkoba dan berbagai tindakan...”. Penulisan huruf “N” pada kata “Narkoba” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kapital, seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena berada di tengah kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “... keterlibatan dalam narkoba dan berbagai tindakan...” Kesalahan nomor tiga belas pada kalimat, “keuntungan yang membuat diri kita lebih baik...”. Penulisan huruf “K” pada kata “keuntungan” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena berada di awal kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Keuntungan yang membuat diri kita lebih baik...”. Kesalahan nomor empat belas pada kalimat, “Agar kita selalu mendapatkan apa yang kita Inginkan.”. Penulisan huruf “I” pada kata “Inginkan” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kapital, seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena berada di akhir kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Agar kita selalu mendapatkan apa yang kita inginkan.” 2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan.
46
Kesalahan nomor lima belas pada kalimat, “Yang terhormat, bapak Ade Irwan setiawan...”. Penulisan huruf “S” pada kata “setiawan” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena kata “setiawan” merupakan lanjutan nama lengkap seseorang. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Yang terhormat, Bapak Ade Irwan Setiawan...”. 3. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 4. Huruf kapital sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan (ku, mu, dan nya). Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 5. a. Huruf besar atau huruf kapital sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang. b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan, dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 7. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya. b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama peristiwa sejarah. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini.
47
9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk kata ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal. Kesalahan nomor enam belas pada kalimat, “Teks Pidato tentang kedisiplinan di sekolah.”. Penulisan huruf “S” pada kata “sekolah” dan “K” pada kata “kedisiplinan ”dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena kata “kedisiplinan” dan “sekolah” merupakan lanjutan kata dari judul naskah pidato. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Teks Pidato tentang Kedisiplinan di Sekolah”. 12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan. Kesalahan nomor tujuh belas pada kalimat, “Yang terhormat, bapak Ade Irwan setiawan...”. Penulisan huruf “B” pada kata “bapak” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena kata “bapak” merupakan kata penunjuk hubungan kekerabatan. Jadi kalimat
48
yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Yang terhormat, Bapak Ade Irwan Setiawan...”.
Tabel 4.7 Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital dalam Naskah Pidato Siswa Annisa Rafida No
1
2
3
4
Kalimat
Aspek Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital (1-13)
seperti 1 sekolahnya menjadi terbengkalai... (Paragraf ke-4) oleh karena itu 1 kita harus menjauhi perbuatan tersebut... (Paragraf ke- 4) semoga pidato 1 yang telah saya sampaikan kali ini... (Paragraf ke4) ... puji syukur 4 kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya kepada kita semua... (Paragraf ke-1) Jumlah Total
Perbaikan
Jumlah
Seperti sekolahnya menjadi terbengkalai... Oleh karena itu kita harus menjauhi perbuatan tersebut...
3
Semoga pidato yang telah saya sampaikan kali ini... ... puji syukur kepada Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua...
1
4
Jumlah frekuensi kesalahan penggunaan huruf kapital yang dilakukan oleh Annisa Rafida sebanyak 4 kali, yaitu terdapat pada aspek kesalahan penggunaan huruf kapital nomor 1 dan 4. 1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat
49
Kesalahan nomor satu pada kalimat, “seperti sekolahnya menjadi terbengkalai...”. Penulisan huruf “S” pada kata “seperti” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena berada di awal kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Seperti sekolahnya menjadi terbengkalai...”. Kesalahan nomor dua pada kalimat, “oleh karena itu kita harus menjauhi perbuatan tersebut...”. Penulisan huruf “O” pada kata “oleh” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena berada di awal kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Oleh karena itu kita harus menjauhi perbuatan tersebut...”. Kesalahan nomor tiga pada kalimat, “semoga pidato yang telah saya sampaikan kali ini...”. Penulisan huruf “S” pada kata “semoga” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena berada di awal kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Semoga pidato yang telah saya sampaikan kali ini...”. 2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 3. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 4. Huruf kapital sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan (ku, mu, dan nya). Kesalahan nomor empat pada kalimat, “... puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya kepada kita semua...”. Penulisan kata “rahmatnya” dalam kalimat tersebut kurang tepat, seharusnya penulisan huruf pertama pada akhiran –nya ditulis menggunakan huruf kapital karena merupakan kata ganti untuk Tuhan.
50
Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “... puji syukur kepada Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat- Nya kepada kita semua...”. 5. a. Huruf besar atau huruf kapital sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang. b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan, dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 8. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya. b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama peristiwa sejarah. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk kata ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan
51
makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini.
Tabel 4.8 Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital dalam Naskah Pidato Siswa Azura Zuhri No
Kalimat
Aspek Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital (1-13)
Perbaikan
Jumlah
1
ada beberapa pola hidup sehat yang perlu diperhatikan... (Paragraf ke-2) tidak terlalu banyak mengkonsumsi karbohidrat dan lemak. (Paragraf ke3) mencukupi kebutuhan makanan berserat. (Paragraf ke-3) menghindari bahan makanan yang memicu kanker. (Paragraf ke-3) mencukupi minum
1
Ada beberapa pola hidup sehat yang perlu diperhatikan... Tidak terlalu banyak mengkonsumsi karbohidrat dan lemak. Mencukupi kebutuhan makanan berserat. Menghindari bahan makanan yang memicu kanker. Mencukupi
13
2
3
4
5
1
1
1
1
52
kebutuhan air putih. (Paragraf ke-3) 6
7
8
9
10
11
12
13
14
memenuhi asupan buah dan sayur setiap hari. (Paragraf ke-3) menghindari minum berlebih pada saat makan. (Paragraf ke3) istirahat yang cukup akan memulihkan tubuh kita... (Paragraf ke-4) optimisme juga berdampak baik bagi kesehatan tubuh. (paragraf ke-4) pertama pantang mengkonsumsi apapun... (Paragraf ke-5) cukup sekian yang dapat saya sampaikan... (Paragraf ke-6) maaf apabila ada kesalahan. (Paragraf ke-6) ... membuat badan sehat, Juga dapat membuat kita terhindar dari penyakit. (Paragraf ke-2) ... tercurah kepada junjungan kita nabi Muhammad saw... (Paragraf ke- 2)
1
1
1
1
1
minum kebutuhan air putih. Memenuhi asupan buah dan sayur setiap hari. Menghindari minum berlebih pada saat makan. Istirahat yang cukup akan memulihkan tubuh kita... Optimisme juga berdampak baik bagi kesehatan tubuh. Pertama pantang mengkonsumsi apapun...
1
Cukup sekian yang dapat saya sampaikan...
1
Maaf apabila ada kesalahan.
1
... membuat badan sehat, juga dapat membuat kita terhindar dari penyakit. ... tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw...
5
Jumlah Total
1
14
53
Jumlah frekuensi kesalahan penggunaan huruf kapital yang dilakukan oleh Azura Zuhri sebanyak 14 kali, yaitu terdapat pada aspek kesalahan penggunaan huruf kapital nomor 1 dan 5. 1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat Kesalahan nomor satu pada kalimat, “ada beberapa pola hidup sehat yang perlu diperhatikan”. Penulisan huruf “A” pada kata “ada” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena berada di awal kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Ada beberapa pola hidup sehat yang perlu diperhatikan”. Kesalahan nomor dua pada kalimat, “tidak terlalu banyak mengkonsumsi karbohidrat dan lemak.”. Penulisan huruf “T” pada kata “tidak”
dalam
kalimat
tersebut
kurang
tepat
karena
ditulis
menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena berada di awal kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Tidak terlalu banyak mengkonsumsi karbohidrat dan lemak.”. Kesalahan nomor tiga pada kalimat, “mencukupi kebutuhan makanan berserat.”. Penulisan huruf “M” pada kata “mencukupi” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena berada di awal kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Mencukupi kebutuhan makanan berserat.”. Kesalahan nomor empat pada kalimat, “menghindari bahan makanan yang memicu kanker.”. Penulisan huruf “M” pada kata “menghindari” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena berada di awal kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Menghindari bahan makanan yang memicu kanker.”.
54
Kesalahan nomor lima pada kalimat, “mencukupi minum kebutuhan air putih.”. Penulisan huruf “M” pada kata “mencukupi” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena berada di awal kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Mencukupi minum kebutuhan air putih.” Kesalahan nomor enam pada kalimat, “memenuhi asupan buah dan sayur setiap hari.”. Penulisan huruf “M” pada kata “memenuhi” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena berada di awal kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Memenuhi asupan buah dan sayur setiap hari”. Kesalahan nomor tujuh pada kalimat, “menghindari minum berlebih pada saat makan.”. Penulisan huruf “M” pada kata “menghindari” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena berada di awal kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Menghindari minum berlebih pada saat makan.”. Kesalahan nomor delapan pada kalimat, “istirahat yang cukup akan memulihkan tubuh kita...”. Penulisan huruf “I” pada kata “istirahat” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena berada di awal kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Istirahat yang cukup akan memulihkan tubuh kita...”. Kesalahan nomor sembilan pada kalimat, “optimisme juga berdampak baik bagi kesehatan tubuh.”. Penulisan huruf “O” pada kata “optimisme” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena berada di awal kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah
55
melakukan perbaikan menjadi, “Optimisme juga berdampak baik bagi kesehatan tubuh.”. Kesalahan nomor sepuluh pada kalimat, “pertama pantang mengkonsumsi apapun...”. Penulisan huruf “P” pada kata “pertama” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena berada di awal kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Pertama pantang mengkonsumsi apapun...”. Kesalahan nomor sebelas pada kalimat, “cukup sekian yang dapat saya sampaikan...”. Penulisan huruf “C” pada kata “cukup” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena berada di awal kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Cukup sekian yang dapat saya sampaikan...”. Kesalahan nomor dua belas pada kalimat, “maaf apabila ada kesalahan.”. Penulisan huruf “M” pada kata “maaf” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena berada di awal kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Maaf apabila ada kesalahan.”. Kesalahan nomor tiga belas pada kalimat, “... membuat badan sehat, Juga dapat membuat kita terhindar dari penyakit.”. Penulisan huruf “J” pada kata “Juga” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kapital, seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena berada di tengah kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “... membuat badan sehat, juga dapat membuat kita terhindar dari penyakit.”. 2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 3. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.
56
Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 4. Huruf kapital sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan (ku, mu, dan nya). Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 5. a. Huruf besar atau huruf kapital sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang. Kesalahan nomor empat belas pada kalimat, “... tercurah kepada junjungan kita nabi Muhammad saw...”. Penulisan huruf “N” pada kata “nabi” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena kata “nabi” merupakan gelar keagamaan. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “... tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw...”. b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan, dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 8. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya. b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama peristiwa sejarah. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi
57
Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk kata ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini.
Tabel 4.9 Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital dalam Naskah Pidato Siswa Diana Fermata Sari No
Kalimat
1
... puji syukur kita kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmatnya berupa kesehatan... (Paragraf ke-2)
Aspek Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital (1-13) 4
Perbaikan
Jumlah
... puji syukur kita kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan nikmat-Nya berupa kesehatan...
1
58
2
.... berkumpul 8 disini dalam rangka memperingati hari sumpah pemuda. (Paragraf ke-2) ... saya akan 8 memberikan pidato tentang sumpah pemuda. (Paragraf ke-3) Bapak/ibu guru 13 yang saya hormati. (Paragraf ke-1) Jumlah Total
3
4
.... berkumpul disini dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda. ... saya akan memberikan pidato tentang Sumpah Pemuda. bapak/ibu guru yang saya hormati.
2
1
4
Jumlah frekuensi kesalahan penggunaan huruf kapital yang dilakukan oleh Diana Fermata Sari sebanyak 4 kali, yaitu terdapat pada aspek kesalahan penggunaan huruf kapital nomor 4, 8 dan 13. 1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 3. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 4. Huruf kapital sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan (ku, mu, dan nya). Kesalahan nomor satu pada kalimat, ... “puji syukur kita kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmatnya berupa kesehatan....”. Penulisan kata “nikmatnya” dalam kalimat tersebut kurang tepat, seharusnya penulisan huruf pertama pada akhiran –nya ditulis menggunakan huruf kapital karena merupakan kata ganti untuk Tuhan. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi,
59
“puji syukur kita kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan nikmatNya berupa kesehatan....”. 5. a. Huruf besar atau huruf kapital sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang. b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan, dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 8. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya. b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama peristiwa sejarah. Kesalahan nomor dua pada kalimat, “.... berkumpul disini dalam rangka memperingati hari sumpah pemuda.”. Penulisan huruf “S” dan “P” pada kata “sumpah” dan “pemuda” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena kata tersebut termasuk ke dalam nama peristiwa sejarah. Jadi kalimat yang benar setelah diperbaiki menjadi, “.... berkumpul di sini dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda.”. Kesalahan nomor tiga pada kalimat, “... saya akan memberikan pidato tentang sumpah pemuda.”. Huruf
“S” dan “P” pada kata
“sumpah” dan “pemuda” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan
60
huruf kapital karena kata tersebut termasuk ke dalam nama peristiwa sejarah. Jadi kalimat yang benar setelah diperbaiki menjadi, “... saya akan memberikan pidato tentang Sumpah Pemuda.”. 9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk kata ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan. Kesalahan nomor empat pada kalimat, “Bapak/ibu guru yang saya hormati.”. Penulisan huruf “B” pada kata “Bapak” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kapital, seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena kata “Bapak” dalam kalimat tersebut bukan merupakan penyapaan atau pengacuan. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “bapak/ibu guru yang saya hormati.”.
61
Tabel 4.10 Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital dalam Naskah Pidato Siswa Diana Tri Wulandari No
1
2
3
4
5
Kalimat
Aspek Kesalahan Huruf Kapital (1-13) 1
... junjungan kita nabi besar Muhammad SAW. Beserta keluarganya, para sahabat, dan kita selaku umatnya... (Paragraf ke- 2) ... puji syukur atas 4 kehadirat Allah SWT yang telah memerikan kita nikmat dan karunianya... (Paragraf ke-2) Yang terhormat 13 bapak Ade Irwan Setiawan, S.Pd. (Paragraf ke-1) Bapak Ibu guru 13 yang saya hormati... (Paragraf ke- 3) Bapak Ibu guru 13 yang saya hormati... (Paragraf ke-5) Jumlah Total
Perbaikan
Jumlah
... junjungan kita nabi besar Muhammad saw. beserta keluarganya, para sahabat, dan kita selaku umatnya...
1
... puji syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah memerikan kita nikmat dan karuniaNya...
1
Yang terhormat Bapak Ade Irwan Setiawan, S. Pd. bapak ibu guru yang saya hormati...
3
bapak ibu guru yang saya hormati...
5
Jumlah frekuensi kesalahan penggunaan huruf kapital yang dilakukan oleh Diana Tri Wulandari sebanyak 5 kali, yaitu terdapat pada aspek kesalahan penggunaan huruf kapital nomor 1, 4 dan 13. 1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat Kesalahan nomor satu pada kalimat, “... junjungan kita nabi besar Muhammad SAW. Beserta keluarganya, para sahabat, dan kita selaku
62
umatnya...”. Penulisan huruf “B” pada kata “Beserta” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kapital, seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena berada di pertengahan kalimat. Tanda titik tersebut bukan merupakan akhir kalimat, tetapi digunakan karena ditulis setelah singkatan. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “... junjungan kita nabi besar Muhammad saw. beserta keluarganya, para sahabat, dan kita selaku umatnya...”. 2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 3. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 4. Huruf kapital sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan (ku, mu, dan nya). Kesalahan nomor dua pada kalimat, “... puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memerikan kita nikmat dan karunianya...”. Penulisan kata “karunianya” dalam kalimat tersebut kurang tepat, seharusnya penulisan huruf pertama pada akhiran –nya ditulis menggunakan huruf kapital karena merupakan kata ganti untuk Tuhan. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “... puji syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah memerikan kita nikmat dan karunia- Nya...”. 5. a. Huruf besar atau huruf kapital sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang. b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan, dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini.
63
6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 8. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya. b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama peristiwa sejarah. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk kata ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan. Kesalahan nomor lima pada kalimat, “Yang terhormat bapak Ade Irwan Setiawan, S.Pd.”. Penulisan huruf “B” pada kata “bapak” dalam
64
kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena kata “bapak” merupakan kata penunjuk hubungan kekerabatan. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Yang terhormat Bapak Ade Irwan Setiawan, S.Pd.”. Kesalahan nomor enam pada kalimat, “Bapak Ibu guru yang saya hormati...”. Penulisan huruf “B” dan “I” pada kata “Bapak” dan “Ibu” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kapital, seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena kata “Bapak” dan “Ibu” dalam kalimat tersebut bukan merupakan penyapaan atau pengacuan. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “bapak ibu guru yang saya hormati...”. Kesalahan nomor tujuh pada kalimat, “Bapak Ibu guru yang saya hormati...”. Penulisan huruf “B” dan “I” pada kata “Bapak” dan “Ibu” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kapital, seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena kata “Bapak” dan “Ibu” dalam kalimat tersebut bukan merupakan penyapaan atau pengacuan. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “bapak ibu guru yang saya hormati...”.
Tabel 4.11 Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital dalam Naskah Pidato Siswa Difa Fadhila No
Kalimat
1
... dari situlah kita harus menJaga pergaulan kita... (Paragraf ke-4) Narkoba adalah salah satu Jenis
2
Aspek Kesalahan Huruf Kapital (1-13) 1
Perbaikan
Jumlah
... dari situlah kita harus menjaga pergaulan kita... 5
1
Narkoba adalah salah satu jenis
65
3
4
5
6
obat psikotropika. (Paragraf ke-5) ... saat ini 1 narkoba diJadikan sebagai penghilang stres, bahkan menJadi tren masa kini dalam dunia remaJa. (Paragraf ke-5) ... bila sudah 1 menJadi pecandu... (Paragraf ke-6) kita isi 1 kemerdekaan dengan selalu belajar dan menJunJung tinggi harkat... (Paragraf ke-6) ... puji serta 4 syukur kehadirat Allah yang maha esa... (Paragraf ke-1) Jumlah Total
obat psikotropika. ... saat ini narkoba dijadikan sebagai penghilang stres, bahkan menjadi tren masa kini dalam dunia remaja.
... bila sudah menjadi pecandu... kita isi kemerdekaan dengan selalu belajar dan menjunjung tinggi harkat... ... puji serta syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa...
1
6
Jumlah frekuensi kesalahan penggunaan huruf kapital yang dilakukan oleh Difa Fadhilah sebanyak 6 kali, yaitu terdapat pada aspek kesalahan penggunaan huruf kapital nomor 1 dan 4. 1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat Kesalahan nomor satu pada kalimat, “... dari situlah kita harus menJaga pergaulan kita...”. Penulisan huruf “J” pada kata “menJaga” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kapital, seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena berada di pertengahan kata dalam kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “... dari situlah kita harus menjaga pergaulan kita...”.
66
Kesalahan nomor dua pada kalimat, “Narkoba adalah salah satu Jenis obat psikotropika.”. Penulisan huruf “J” pada kata “Jenis” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kapital, seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena berada di tengah kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Narkoba adalah salah satu jenis obat psikotropika.”. Kesalahan nomor tiga pada kalimat, “... saat ini narkoba diJadikan sebagai penghilang stres, bahkan menJadi tren masa kini dalam dunia remaJa”. Penulisan huruf “J” pada kata “diJadikan”, “menJadi”, dan “remaJa” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kapital, seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena berada di pertengahan kata dalam kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “... saat ini narkoba dijadikan sebagai penghilang stres, bahkan menjadi tren masa kini dalam dunia remaja”. Kesalahan nomor empat pada kalimat, “... bila sudah menJadi pecandu...”. Penulisan huruf “J” pada kata “menJadi” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kapital, seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena berada di pertengahan kata dalam kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “... bila sudah menjadi pecandu...”. Kesalahan nomor lima pada kalimat, “... kita isi kemerdekaan dengan selalu belajar dan menJunJung tinggi harkat...”. Penulisan huruf “J” pada kata “menJunJung” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kapital, seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena berada di pertengahan kata dalam kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “... kita isi kemerdekaan dengan selalu belajar dan menjunjung tinggi harkat....”. 2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan.
67
Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 3. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 4. Huruf kapital sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan (ku, mu, dan nya). Kesalahan nomor enam pada kalimat “... puji serta syukur kehadirat Allah yang maha esa...”. Penulisan huruf “Y” pada kata “yang”, “M” pada kata “maha” dan “E” pada kata “esa” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena berhubungan dengan Tuhan. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “... puji serta syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa...”. 5. a. Huruf besar atau huruf kapital sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang. b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan, dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 8. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya. b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama peristiwa sejarah. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini.
68
9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk kata ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal. Tidak terdapat kesalahan pada spek ini. 12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini.
Tabel 4.12 Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital dalam Naskah Pidato Siswa Fidella Azaria No
Kalimat
1
... nikmat berupa kesehatan Jasmani dan rohani sehingga kita dapat berkumpul pada hari ini. (Paragraf
Aspek Kesalahan Huruf Kapital (1-13) 1
Perbaikan
... nikmat berupa kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita dapat berkumpul pada hari ini.
Jumlah
7
69
2
3
4
5
6
7
ke- 2) pada hari ini saya 1 akan membacakan pidato tentang kebersihan lingkungan. (Paragraf ke-2) Alangkah tidak 1 bijaknya Jika lingkungan.... (Paragraf ke-3) setiap kelas 1 seharusnya sudah memiliki kedisiplinan... (Paragraf ke-3) Dan setiap kelas 1 harus mempunyai Jadwal piket... (Paragraf ke- 5) ... seperti yang 1 diajarkan oleh Agama... (Paragraf ke-6) ... menanamkan 1 perilaku hidup bersih dan Juga bisa mendorong... (Paragraf ke-7) Jumlah Total
Pada hari ini saya akan membacakan pidato tentang kebersihan lingkungan.
Alangkah tidak bijaknya jika lingkungan.... Setiap kelas seharusnya sudah memiliki kedisiplinan... Dan setiap kelas harus mempunyai jadwal piket... ... seperti diajarkan agama...
yang oleh
... menanamkan perilaku hidup bersih dan juga bisa mendorong... 7
Jumlah frekuensi kesalahan penggunaan huruf kapital yang dilakukan oleh Fidella Azaria sebanyak 7 kali, yaitu terdapat pada aspek kesalahan penggunaan huruf kapital nomor 1. 1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat Kesalahan nomor satu pada kalimat, “... nikmat berupa kesehatan Jasmani dan rohani sehingga kita dapat berkumpul pada hari ini.”. Penulisan huruf “J” pada kata “Jasmani” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kapital, seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena berada di tengah kalimat. Jadi
70
kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “... nikmat berupa kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita dapat berkumpul pada hari ini.”. Kesalahan nomor dua pada kalimat, “pada hari ini saya akan membacakan pidato tentang kebersihan lingkungan.”. Penulisan huruf “P” pada kata “pada” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena berada di awal kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Pada hari ini saya akan membacakan pidato tentang kebersihan lingkungan.”. Kesalahan nomor tiga pada kalimat, “Alangkah tidak bijaknya Jika lingkungan....”. Penulisan huruf “J” pada kata “Jika” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kapital, seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena berada di tengah kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Alangkah tidak bijaknya jika lingkungan....”. Kesalahan nomor empat pada kalimat, “setiap kelas seharusnya sudah memiliki kedisiplinan...”. Penulisan huruf “S” pada kata “setiap” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena berada di awal kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Setiap kelas seharusnya sudah memiliki kedisiplinan...”. Kesalahan nomor lima pada kalimat, “Dan setiap kelas harus mempunyai Jadwal piket...”. Penulisan huruf “J” pada kata “Jadwal” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kapital, seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena berada di tengah kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Dan setiap kelas harus mempunyai jadwal piket...” Kesalahan nomor enam pada kalimat, “... seperti yang diajarkan oleh Agama...”. Penulisan huruf “A” pada kata “Agama” dalam kalimat
71
tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kapital, seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena berada di tengah kalimat, bukan di awal kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “... seperti yang diajarkan oleh agama...”. Kesalahan nomor tujuh pada kalimat, “... menanamkan perilaku hidup bersih dan Juga bisa mendorong...”. Penulisan huruf “J” pada kata “Juga” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kapital, seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena berada di tengah kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah diperbaiki menjadi, “... menanamkan perilaku hidup bersih dan juga bisa mendorong...”. 2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 3. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 4. Huruf kapital sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan (ku, mu, dan nya). Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 5. a. Huruf besar atau huruf kapital sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang. b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan, dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
72
Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 8. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya. b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama peristiwa sejarah. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk kata ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini.
73
Tabel 4.13 Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital dalam Naskah Pidato Siswa Kencana Rahma Dewi No
1
2
3
4
Kalimat
Aspek Kesalahan Huruf Kapital (1-13) 1
saudara-saudara sebangsa dan setanah air... (Paragraf ke- 4) ... rasa syukur 4 kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat yang ia berikan... (Paragraf ke-2) ... dapat berkumpul 8 bersama dalam rangka peringatan hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia. (paragraf ke-2) saudara-saudara 13 sebangsa dan setanah air... (Paragraf ke- 4) Jumlah Total
Perbaikan
Jumlah
Saudara-saudara sebangsa dan setanah air...
1
... rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat yang Ia berikan...
1
... dapat berkumpul bersama dalam rangka peringatan hari ulang tahun Kemerdekaan Republik Indonesia.
1
Saudara-saudara sebangsa dan setanah air...
1
4
Jumlah frekuensi kesalahan penggunaan huruf kapital yang dilakukan oleh Kencana Rahma Dewi sebanyak 4 kali, yaitu terdapat pada aspek kesalahan penggunaan huruf kapital nomor 1, 4, 8, dan 13. 1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat Kesalahan
nomor satu
pada kalimat,
“saudara-saudara
sebangsa dan setanah air...”. Penulisan huruf “S” pada kata “saudara” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena berada di awal kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Saudara-saudara sebangsa dan setanah air...”.
74
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 3. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung. Tidak terdapat kesalahan pada spek ini. 4. Huruf kapital sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan (ku, mu, dan nya). Kesalahan nomor dua pada kalimat, “... rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat yang ia berikan...”. Penulisan huruf “I” pada kata “ia” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena merupakan kata ganti untuk Tuhan. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “... rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat yang Ia berikan...”. 5. a. Huruf besar atau huruf kapital sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang. b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan, dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 8. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya.
75
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama peristiwa sejarah. Kesalahan nomor tiga pada kalimat, “... dapat berkumpul bersama dalam rangka peringatan hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia”. Penulisan huruf “K” pada kata “kemerdekaan” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena kata tersebut termasuk ke dalam nama peristiwa sejarah. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “... dapat berkumpul bersama dalam rangka peringatan hari ulang tahun Kemerdekaan Republik Indonesia”. 9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk kata ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal. Tidak terdapat kesalahan pada spek ini. 12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan. Kesalahan nomor empat pada kalimat, “saudara-saudara sebangsa dan setanah air...”. Penulisan huruf “S” pada kata “saudara” bukan ditulis menggunakan huruf kecil, melainkan huruf kapital karena
76
merupakan kata penunjuk hubungan kekerabatan. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Saudara-saudara sebangsa dan setanah air...”.
Tabel 4.14 Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital dalam Naskah Pidato Siswa Latifa Dewi Prameswari No
1
2
3
Kalimat
Aspek Kesalahan Huruf Kapital (1-13) 1
Aspek berikutnya Fashion. (Paragraf ke-6) ... puji dan syukur 4 saya ucapkan kepada Allah yang telah memberikan hidayahnya... (Paragraf ke-2) Yang terhormat 13 bapak Ade Irwan Setiawan.. (Paragraf ke-1) Jumlah Total
Perbaikan
Jumlah
Aspek berikutnya fashion.
1
... puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah yang telah memberikan hidayah-Nya...
1
Yang terhormat Bapak Ade Irwan Setiawan..
1
3
Jumlah frekuensi kesalahan penggunaan huruf kapital yang dilakukan oleh Latifa Dewi Prameswari sebanyak 3 kali, yaitu terdapat pada aspek kesalahan penggunaan huruf kapital nomor 1, 4 dan 13. 1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat Kesalahan nomor satu pada kalimat, “Aspek berikutnya Fashion.”. Penulisan huruf “F” pada kata “Fashion” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kapital, seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena berada di akhir kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah diperbaiki menjadi, “Aspek berikutnya fashion.”.
77
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 3. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 4. Huruf kapital sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan (ku, mu, dan nya). Kesalahan nomor dua pada kalimat, “... puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah yang telah memberikan hidayahnya...”. Penulisan kata “hidayahnya” dalam kalimat tersebut kurang tepat, seharusnya penulisan huruf pertama pada akhiran –nya ditulis menggunakan huruf kapital karena merupakan kata ganti untuk Tuhan. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “... puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah yang telah memberikan hidayah- Nya...”. 5. a. Huruf besar atau huruf kapital sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang. b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan, dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini.
78
8. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya. b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama peristiwa sejarah. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk kata ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan. Kesalahan nomor tiga pada kalimat, “Yang terhormat bapak Ade Irwan Setiawan...”. Penulisan huruf “B” pada kata “bapak” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena kata “bapak” merupakan kata penunjuk hubungan kekerabatan. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi,“Yang terhormat Bapak Ade Irwan Setiawan...”.
79
Tabel 4.15 Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital dalam Naskah Pidato Siswa Layla Azizah Ditha Sari No
1
2
3
Kalimat
Aspek Kesalahan Huruf Kapital (1-13) 1
... puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas berkat rahmat dan hidayah-Nya.... (Paragraf ke-2) Pentingnya 11 Pendidikan Bagi Pelajar. Yang terhormat 13 bapak Ade Irwan Setiawan... (Paragraf ke-1) Jumlah Total
Perbaikan
Jumlah
... puji syukur kehadirat Allah SWT. atas berkat rahmat dan hidayahNya....
1
Pentingnya Pendidikan bagi Pelajar. Yang terhormat Bapak Ade Irwan Setiawan...
1
1
3
Jumlah frekuensi kesalahan penggunaan huruf kapital yang dilakukan oleh Layla Azizah Ditha Sari sebanyak 3 kali, yaitu terdapat pada aspek kesalahan penggunaan huruf kapital nomor 1, 11,`13. 1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat Kesalahan nomor satu pada kalimat, “... puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas berkat rahmat dan hidayah-Nya....”. Penulisan huruf “A” pada kata “Atas” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kapital, seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena berada di pertengahan kata dalam kalimat. Tanda titik tersebut bukan merupakan akhir kalimat, tetapi digunakan karena ditulis setelah singkatan. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “... puji syukur kehadirat Allah SWT. atas berkat rahmat dan hidayah-Nya....”. 2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan.
80
Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 3. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 4. Huruf kapital sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan (ku, mu, dan nya). Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 5. a. Huruf besar atau huruf kapital sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang. b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan, dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 8. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya. b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama peristiwa sejarah. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk kata ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk.
81
Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal. Kesalahan nomor dua pada kalimat, “Pentingnya Pendidikan Bagi Pelajar”. Penulisan huruf “B” pada kata “Bagi” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kapital, seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena kata “Bagi” merupakan kata depan untuk menanyakan tujuan. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Pentingnya Pendidikan bagi Pelajar”. 12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan. Kesalahan nomor tiga pada kalimat, “Yang terhormat bapak Ade Irwan Setiawan...”. Penulisan huruf “B” pada kata “bapak” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena kata “bapak” merupakan kata penunjuk hubungan kekerabatan. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Yang terhormat Bapak Ade Irwan Setiawan...”.
Tabel 4.16 Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital dalam Naskah Pidato Siswa Meta Bellina No
Kalimat
Aspek Kesalahan Huruf
Perbaikan
Jumlah
82
1
2
3
4
5
6
Kapital (1-13) 1
oleh sebab Itu teman-teman dalam kesempatan yang berbahagia Ini... (Paragraf ke-4) ... yang telah 7 diberikan oleh para pejuang Bangsa kita... (Paragraf ke3) ... penjajah kolonial 7 yang menggerogoti Bangsa kita. (Paragraf ke-3) ... demi kemajuan 7 dan kejayaan Bangsa dan Negara... (Paragraf ke-4) Dirgahayu Bangsa 7 Indonesia! (Paragraf ke-5) .... demi Nusa dan 7 Bangsa... (Paragraf ke-5) Jumlah Total
oleh sebab itu teman-teman dalam kesempatan yang berbahagia ini...
1
... yang telah diberikan oleh para pejuang bangsa kita... ... penjajah kolonial yang menggerogoti bangsa kita ... demi kemajuan dan kejayaan bangsa dan negara...
Dirgahayu Indonesia!
5
bangsa
.... demi nusa dan bangsa... 6
Jumlah frekuensi kesalahan penggunaan huruf kapital yang dilakukan oleh Meta Bellina sebanyak 6 kali, yaitu terdapat pada aspek kesalahan penggunaan huruf kapital nomor 1 dan 7. 1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. Kesalahan nomor satu pada kalimat, “oleh sebab Itu temanteman dalam kesempatan yang berbahagia Ini...”. Penulisan huruf “I” pada kata “Itu” dan “Ini” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kapital, seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena berada di tengah kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “oleh sebab itu teman-teman dalam kesempatan yang berbahagia ini...”.
83
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 3. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 4. Huruf kapital sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan (ku, mu, dan nya). Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 5. a. Huruf besar atau huruf kapital sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang. b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan, dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa. Kesalahan nomor dua pada kalimat, “... yang telah diberikan oleh para pejuang Bangsa kita...”. Penulisan huruf “B” pada kata “Bangsa” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kapital, seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena tidak terdapat nama bangsanya. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “... yang telah diberikan oleh para pejuang bangsa kita...”. Kesalahan nomor tiga pada kalimat, “... penjajah kolonial yang menggerogoti Bangsa kita.”. Penulisan huruf “B” pada kata “Bangsa”
84
dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kapital, seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena tidak terdapat nama bangsanya. Jadi kalimat yang benar setelah diperbaiki menjadi, “... penjajah kolonial yang menggerogoti bangsa kita.”. Kesalahan nomor empat pada kalimat, “... demi kemajuan dan kejayaan Bangsa dan Negara...”. Penulisan huruf “B” dan “N” pada kata “Bangsa” dan “Negara” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena
ditulis
menggunakan
huruf
kapital,
seharusnya
ditulis
menggunakan huruf kecil karena tidak terdapat nama negara dan bangsanya. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “... demi kemajuan dan kejayaan bangsa dan negara...”. Kesalahan nomor lima pada kalimat, “Dirgahayu Bangsa Indonesia!”. Penulisan huruf “B” pada kata “Bangsa” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kapital, seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena yang seharusnya ditulis huruf kapital ialah hanya kata Indonesia saja. Sehingga kata “Bangsa”
seharusnya ditulis menjadi “bangsa”. Jadi kalimat yang
benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Dirgahayu bangsa Indonesia!”. Kesalahan nomor enam pada kalimat, “.... demi Nusa dan Bangsa...”. Penulisan huruf
“N” dan “B” pada kata “Nusa” dan
“Bangsa” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kapital, seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena tidak terdapat nama bangsanya. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “.... demi nusa dan bangsa...”. 8. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya. b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama peristiwa sejarah. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini.
85
10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk kata ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini.
Tabel 4.17 Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital dalam Naskah Pidato Siswa Miftah Afifah Zahrani No
Kalimat
1
kebanyakan mereka telah terjerumus ke dalam suatu perbuatan... (Paragraf ke-4) ketiadaan ilmu agama membuat para remaja... (Paragraf ke-6) oleh karena itu
2
3
Aspek Kesalahan Huruf Kapital (1-13) 1
Perbaikan
Jumlah
Kebanyakan mereka telah terjerumus ke dalam suatu perbuatan...
1
Ketiadaan ilmu agama membuat para remaja...
1
Oleh
karena
itu
3
86
marilah kita mencegah pergaulan bebas... (Paragraf ke-9) Jumlah Total
marilah kita mencegah pergaulan bebas... 3
Jumlah frekuensi kesalahan penggunaan huruf kapital yang dilakukan oleh Miftah Azizah Zahrani sebanyak 3 kali, yaitu terdapat pada aspek kesalahan penggunaan huruf kapital nomor 1. 1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat Kesalahan nomor satu pada kalimat, “kebanyakan mereka telah terjerumus ke dalam suatu perbuatan...”. Penulisan huruf “K” pada kata “kebanyakan” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena berada di awal kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Kebanyakan mereka telah terjerumus ke dalam suatu perbuatan...”. Kesalahan nomor dua pada kalimat, “ketiadaan ilmu agama membuat para remaja...”. Penulisan huruf “K” pada kata “ketiadaan” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena berada di awal kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Ketiadaan ilmu agama membuat para remaja...”. Kesalahan nomor tiga pada kalimat, “oleh karena itu marilah kita mencegah pergaulan bebas...”. Penulisan huruf “O” pada kata “oleh”
dalam
kalimat
tersebut
kurang
tepat
karena
ditulis
menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena berada di awal kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Oleh karena itu marilah kita mencegah pergaulan bebas....”. 2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini.
87
3. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 4. Huruf kapital sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan (ku, mu, dan nya). Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 5. a. Huruf besar atau huruf kapital sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang. b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan, dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 8. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya. b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama peristiwa sejarah. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk kata ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini.
88
11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini.
Tabel 4.18 Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital dalam Naskah Pidato Siswa Muhammad Sulaeman No
Kalimat
1
yang saya hormati... (Paragraf ke-1) mari kita panjatkan puji serta syukur... (Paragraf ke-2) kekerasan adalah suatu tindak kekerasan... (Paragraf ke-3) ia tidak bisa mengontrol emosi... (paragraf ke-3) biasanya sanga korban kekerasan akan mengalami gangguan... (Paragraf ke-3)
2
3
4
5
Aspek Kesalahan Huruf Kapital (1-13) 1
Perbaikan
Jumlah
Yang saya hormati...
1
Mari kita panjatkan puji serta syukur...
1
Kekerasan suatu kekerasan...
adalah tindak
1
Ia tidak bisa mengontrol emosi...
1
Biasanya sanga korban kekerasan akan mengalami gangguan...
10
89
6
7
8
9
10
11
12
Fisik: bully, 1 Penyiksaan, kekerasan. (Paragraf ke-3) Seksual: pelecehan, 1 Pemerkosaan. (Paragraf ke-3) mari kita hindari 1 kekerasan di lingkungan sekitar. (Paragraf ke-4) sekian pidato dari 1 saya... (Paragraf ke4) apabila ada kata1 kata yang kurang berkenan... (Paragraf ke-4) ... Bapak Ade 2 IRWAN SETiAWAN... (Paragraf ke-1) ... puji serta syukur 4 kepada allah swt... (Paragraf ke-2) Jumlah Total
Fisik: penyiksaan, kekerasan.
bully,
Seksual: pelecehan, pemerkosaan. Mari kita hindari kekerasan di lingkungan sekitar. Sekian pidato dari saya... Apabila ada katakata yang kurang berkenan... ... Bapak Ade Irwan Setiawan...
... puji serta syukur kepada Allah SWT...
1
1 12
Jumlah frekuensi kesalahan penggunaan huruf kapital yang dilakukan oleh Muhammad Sulaeman sebanyak 12 kali, yaitu terdapat pada aspek kesalahan penggunaan huruf kapital nomor 1, 2 dan 4. 1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat Kesalahan nomor satu pada kalimat, “yang saya hormati...”. Penulisan huruf “Y” pada kata “yang” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena berada di awal kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Yang saya hormati...”. Kesalahan nomor dua pada kalimat, “mari kita panjatkan puji serta syukur...”. Penulisan huruf “M” pada kata “mari” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil,
90
seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena berada di awal kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Mari kita panjatkan puji serta syukur...”. Kesalahan nomor tiga pada kalimat, “kekerasan adalah suatu tindak kekerasan...”. Penulisan huruf “K” pada kata “kekerasan” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena berada di awal kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Kekerasan adalah suatu tindak kekerasan...”. Kesalahan nomor empat pada kalimat, “ia tidak bisa mengontrol emosi...”. Penulisan huruf “I” pada kata “ia” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena berada di awal kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi,
“Ia tidak bisa
mengontrol emosi...”. Kesalahan nomor lima pada kalimat, “biasanya sang korban kekerasan akan mengalami gangguan...”. Penulisan huruf “B” pada kata “biasanya” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena berada di awal kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Biasanya sang korban kekerasan akan mengalami gangguan...”. Kesalahan nomor enam pada kalimat, “Fisik: bully, Penyiksaan, kekerasan.”. Penulisan huruf “P” pada kata “Penyiksaan” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kapital, seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena berada di tengah kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Fisik: bully, penyiksaan, kekerasan.”. Kesalahan nomor tujuh pada kalimat, “Seksual: pelecehan, Pemerkosaan.”. Penulisan huruf “P” pada kata “Pemerkosaan” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kapital,
91
seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena berada di akhir kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Seksual: pelecehan, pemerkosaan”. Kesalahan nomor delapan pada kalimat, “mari kita hindari kekerasan di lingkungan sekitar.”. Penulisan huruf “M” pada kata “mari”
dalam
kalimat
tersebut
kurang
tepat
karena
ditulis
menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena berada di awal kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Mari kita hindari kekerasan di lingkungan sekitar.”. Kesalahan nomor sembilan pada kalimat, “sekian pidato dari saya...”. Penulisan huruf “S” pada kata “sekian” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena berada di awal kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Sekian pidato dari saya...”. Kesalahan nomor sepuluh pada kalimat, “apabila ada kata-kata yang kurang berkenan...”. Penulisan huruf “A” pada kata “apabila” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena berada di awal kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Apabila ada kata-kata yang kurang berkenan...”. 2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan. Kesalahan nomor sebelas pada kalimat, “... Bapak Ade IRWAN SETiAWAN...”. Penulisan kata “IRWAN SETiAWAN...” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena seharusnya huruf kapital ditulis pada awal kata saja, bukan secara keseluruhan. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “... Bapak Ade Irwan Setiawan...”. 3. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini.
92
4. Huruf kapital sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan (ku, mu, dan nya). Kesalahan nomor dua belas pada kalimat, “... puji serta syukur kepada allah swt...”. Penulisan huruf “A” pada kata “allah” dalam kalimat tersebut kurang tepat, karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena kata “allah” merupakan nama Tuhan. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “... puji serta syukur kepada Allah SWT...”. 5. a. Huruf besar atau huruf kapital sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang. b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan, dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 8. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya. b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama peristiwa sejarah. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk kata ulang sempurna) dalam nama negara,
93
lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini.
Tabel 4.19 Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital dalam Naskah Pidato Siswa Qatrunnada Fara Rizkiana No
1
2
3
Kalimat
Aspek Kesalahan Huruf Kapital (1-13) 1
sholawat serta salam tidak lupa kita sanjungkan... (Paragraf ke-2) ... kepada nabi kita 5 nabi Muhammad saw... (Paragraf ke2) ...bapak Ade selaku 13 guru bidang studi Bahasa Indonesia. (Paragraf ke- 1) Jumlah Total
Perbaikan
Jumlah
Sholawat serta salam tidak lupa kita sanjungkan...
1
... kepada nabi kita Nabi Muhammad saw...
1
...Bapak Ade selaku guru bidang studi Bahasa Indonesia.
1
3
94
Jumlah frekuensi kesalahan penggunaan huruf kapital yang dilakukan oleh Qatrunnada Fara Rizkiana sebanyak 3 kali, yaitu terdapat pada aspek kesalahan penggunaan huruf kapital nomor 1, 5, dan 13. 1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat Kesalahan nomor satu pada kalimat, “sholawat serta salam tidak lupa kita sanjungkan...”. Penulisan huruf “S” pada kata “sholawat” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena berada di awal kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi “Sholawat serta salam tidak lupa kita sanjungkan...”. 2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 3. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 4. Huruf kapital sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan (ku, mu, dan nya). 5. a. Huruf besar atau huruf kapital sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang. Kesalahan nomor dua pada kalimat, “... kepada nabi kita nabi Muhammad saw...”. penulisan huruf “N” pada kata “nabi” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena merupakan gelar keagamaan yang diikuti nama orang. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “... kepada nabi kita Nabi Muhammad saw...”.
95
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan, dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 8. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya. b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama peristiwa sejarah. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk kata ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini.
96
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan. Kesalahan nomor tiga pada kalimat, “...bapak Ade selaku guru bidang studi Bahasa Indonesia.”. Penulisan huruf “B” pada kata “bapak”
dalam
kalimat
tersebut
kurang
tepat
karena
ditulis
menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena kata “bapak” merupakan kata penunjuk hubungan kekerabatan. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “...Bapak Ade selaku guru bidang studi Bahasa Indonesia....”.
Tabel 4.20 Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital dalam Naskah Pidato Siswa Qur’aeni Hajizah Tardiah No
Kalimat
Aspek
Perbaikan
Jumlah
Kesalahan Huruf Kapital (1-13) 1
2
3
4
... Ade Irwan Setiawan Selaku guru... (Paragraf ke1)
1
... harus diajarkan Kepada generasi sekarang ini... (Paragraf ke-3)
1
... seringkali kita Jumpai bahkan terkadang... (Paragraf ke-3)
1
.... dalam tingkat sekolah formal, Justru sering diabaikan. (Paragraf ke-3)
1
...
Ade
Irwan
Setiawan
selaku
guru... ...
harus
kepada
diajarkan generasi
sekarang ini... ...
seringkali
jumpai
kita
bahkan
terkadang... ....
dalam
sekolah justru
tingkat formal, sering
9
97
diabaikan. 5
6
7
8
9
10
... maka Jawabannya pasti pengetahuan. (Paragraf ke-5) Hal itu tentulah dapat diJadikan koreksi... (Paragraf ke-5) Bagi generasi muda, Jangan lelah menggapai cita. (Paragraf ke-6)
1
... kobarkan persatuan dan Jaga nama baik... (Paragraf ke-6)
1
... nama baik Negara kita Indonesia. (Paragraf ke-6) ... puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya... (Paragraf ke-2)
1
... maka jawabannya pasti pengetahuan.
1
Hal itu tentulah dapat dijadikan koreksi...
1
Bagi generasi muda, Jangan
lelah
menggapai cita. ...
kobarkan
persatuan dan jaga nama baik... ... nama baik negara kita Indonesia. 4
... puji dan syukur kehadirat
Allah
SWT,
telah
yang
1
memberikan rahmat dan hidayah-Nya...
11
yang terhormat, bapak Ade Irwan Setiawan... (Paragraf ke-1)
13
yang Bapak
terhormat, Ade
1
Irwan
Setiawan...
Jumlah Total
11
Jumlah frekuensi kesalahan penggunaan huruf kapital yang dilakukan oleh Qur’aieni Hajizah Tardiah sebanyak 11 kali, yaitu terdapat pada aspek kesalahan penggunaan huruf kapital nomor 1, 4 dan 13. 1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat Kesalahan nomor satu pada kalimat, “... Ade Irwan Setiawan Selaku guru...”. Penulisan huruf “S” pada kata “Selaku” dalam kalimat
98
tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kapital, seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena berada di tengah kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “... Ade Irwan Setiawan selaku guru...”. Kesalahan nomor dua pada kalimat, “... harus diajarkan Kepada generasi sekarang ini...”. Penulisan huruf “K” pada kata “Kepada” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kapital, seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena berada di tengah kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “... harus diajarkan kepada generasi sekarang ini...” Kesalahan nomor tiga pada kalimat, “... seringkali kita Jumpai bahkan terkadang...”. Penulisan huruf “J” pada kata “Jumpai” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kapital, seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena berada di tengah kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “... seringkali kita jumpai bahkan terkadang...”. Kesalahan nomor empat pada kalimat, “.... dalam tingkat sekolah formal, Justru sering diabaikan.”. Penulisan huruf “J” pada kata “Justru” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kapital, seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena berada di tengah kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “.... dalam tingkat sekolah formal, justru sering diabaikan.”. Kesalahan nomor lima pada kalimat, “... maka Jawabannya pasti pengetahuan.”. Penulisan huruf “J” pada kata “Jawabannya” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kapital, seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena berada di tengah kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “... maka jawabannya pasti pengetahuan.”. Kesalahan nomor enam pada kalimat, “Hal itu tentulah dapat diJadikan koreksi...”. Penulisan huruf
“J” pada kata “diJadikan”
99
dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kapital, seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena berada di tengah kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Hal itu tentulah dapat dijadikan koreksi...”. Kesalahan nomor tujuh pada kalimat, “Bagi generasi muda, Jangan lelah menggapai cita”. Penulisan huruf
“J” pada kata
“Jangan” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kapital, seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena berada di tengah kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Bagi generasi muda, jangan lelah menggapai cita”. Kesalahan nomor delapan pada kalimat, “... kobarkan persatuan dan Jaga nama baik...”. Penulisan huruf “J” pada kata “Jaga” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kapital, seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena berada di tengah kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “... kobarkan persatuan dan jaga nama baik...”. Kesalahan nomor sembilan pada kalimat, “... nama baik Negara kita Indonesia.”. Penulisan huruf
“N” pada kata “Negara” dalam
kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kapital, seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena berada di tengah kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “... nama baik negara kita Indonesia.”. 2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 3. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 4. Huruf kapital sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan (ku, mu, dan nya).
100
Kesalahan nomor sepuluh pada kalimat, “... puji dan syukur kehadirat
Allah
SWT,
yang
telah
memberikan
rahmat
dan
hidayahnya...”. Penulisan kata “hidayahnya” dalam kalimat tersebut kurang tepat, seharusnya penulisan huruf pertama pada akhiran –nya ditulis menggunakan huruf kapital karena merupakan kata ganti untuk Tuhan. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “... puji dan syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya...”. 5. a. Huruf besar atau huruf kapital sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang. b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan, dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 8. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya. b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama peristiwa sejarah. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk kata ulang sempurna) dalam nama negara,
101
lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan. Kesalahan nomor sebelas pada kalimat, “yang terhormat, bapak Ade Irwan Setiawan...”. Penulisan huruf “B” pada kata “bapak” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena kata “bapak” merupakan kata penunjuk hubungan kekerabatan. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “yang terhormat, Bapak Ade Irwan Setiawan...”.
Tabel 4.21 Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital dalam Naskah Pidato Siswa Rahmatullah Ramadhan No
Kalimat
1
... kepada tuhan yang maha esa atas Nikmat yang diberikan kepada
Aspek Kesalahan Huruf Kapital (1-13) 1
Perbaikan
Jumlah
... kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat yang diberikan kepada
1
102
2
3
4
5
6
kita... (Paragraf ke-1) ... rasa syukur 4 kita kepada tuhan yang Maha Esa... (Paragraf ke-1) ... disisi Tuhan 4 yang Maha Esa dengan bukti perjuangan... (Paragraf ke-3) ... dalam rangka 8 memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia ini... (Paragraf ke-6) saudara-saudara 13 yang saya hormati. (Paragraf ke-1) Oleh sebab itu 13 saudarasaudara... (Paragraf ke-6) Jumlah Total
kita... ... rasa syukur kita kepada Tuhan Yang Maha Esa...
... disisi Tuhan Yang Maha Esa dengan bukti perjuangan... ... dalam rangka memperingati hari Kemerdekaan Republik Indonesia ini...
2
1
Saudara-saudara yang saya hormati.
Oleh sebab itu Saudara-saudara...
2
6
Jumlah frekuensi kesalahan penggunaan huruf kapital yang dilakukan oleh Rahmatullah Ramadhan sebanyak 6 kali, yaitu terdapat pada aspek kesalahan penggunaan huruf kapital nomor 1, 4, 8 dan 13. 1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat Kesalahan nomor satu pada kalimat, “... kepada tuhan yang maha esa atas Nikmat yang diberikan kepada kita...”. Penulisan huruf “N” pada kata “Nikmat” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kapital, seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena berada di tengah kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “... kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat yang diberikan kepada kita...”.
103
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 3. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 4. Huruf kapital sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan (ku, mu, dan nya). Kesalahan nomor dua pada kalimat “... rasa syukur kita kepada tuhan yang Maha Esa...”. Penulisan huruf “T” dan “Y” pada kata “Tuhan” dan “Yang” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena berhubungan dengan Tuhan. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “... rasa syukur kita kepada Tuhan Yang Maha Esa...”. Kesalahan nomor tiga pada kalimat “... disisi Tuhan yang Maha Esa dengan bukti perjuangan...”. Penulisan huruf “Y” pada kata “yang”
dalam
kalimat
tersebut
kurang
tepat
karena
ditulis
menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena berhubungan dengan Tuhan. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “... disisi Tuhan Yang Maha Esa dengan bukti perjuangan...”. 5. a. Huruf besar atau huruf kapital sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang. b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan, dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini.
104
6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 8. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama peristiwa sejarah. Kesalahan nomor empat pada kalimat, “... dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia ini...”. Penulisan huruf “K” pada kata “kemerdekaan” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena kata tersebut termasuk ke dalam nama peristiwa sejarah. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “... dalam rangka memperingati hari Kemerdekaan Republik Indonesia ini...”. 9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk kata ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini.
105
12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan. Kesalahan nomor lima pada kalimat, “saudara-saudara yang saya hormati.”. Penulisan huruf “S” pada kata “saudara” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena kata “saudara” merupakan kata penunjuk hubungan kekerabatan. Jadi kalimat yang benar setelah diperbaiki menjadi, “Saudara-saudara yang saya hormati.”. Kesalahan nomor enam pada kalimat, “Oleh sebab itu saudarasaudara...”. Penulisan huruf “S” pada kata “saudara” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena kata “saudara” merupakan kata penunjuk hubungan kekerabatan. Jadi kalimat yang benar setelah diperbaiki menjadi, “Oleh sebab itu Saudara-saudara...”.
Tabel 4.22 Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital dalam Naskah Pidato Siswa Randifta Salva Az Zahra No
Kalimat
1
Kepada Yang Terhormat Kepala Sekolah... (Paragraf ke-1) puji syukur kehadirat Allah SWT... (Paragraf
2
Aspek Kesalahan Huruf Kapital (1-13) 1
Perbaikan
Kepada terhormat Sekolah...
Jumlah
yang Kepala 2
1
Puji syukur kehadirat Allah SWT...
106
3
4
ke-2) ... merayakan 9 Kelulusan dan Perpisahan Murid SMAN 8 Tangsel angkatan 2018. (Paragraf ke-2) ... teman akrab saat 9 bersekolah di SMAN 8 Tangsel. (Paragraf ke-4) Jumlah Total
... merayakan Kelulusan dan Perpisahan Murid SMAN 8 Tangerang Selatan angkatan 2018. ... teman akrab saat bersekolah di SMAN 8 Tangerang Selatan.
2
4
Jumlah frekuensi kesalahan penggunaan huruf kapital yang dilakukan oleh Randifta Salva Az Zahra sebanyak 4 kali, yaitu terdapat pada aspek kesalahan penggunaan huruf kapital nomor 1 dan 9. 1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat Kesalahan nomor satu pada kalimat, “Kepada Yang Terhormat Kepala Sekolah...”. Penulisan huruf “Y” dan “T” pada kata “Yang” dan “Terhormat” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kapital, seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena berada di tengah kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Kepada yang terhormat Kepala Sekolah...”. Kesalahan nomor dua pada kalimat, “puji syukur kehadirat Allah SWT...”. Penulisan huruf “P” pada kata “puji” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena berada di awal kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Puji syukur kehadirat Allah SWT...”. 2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 3. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini.
107
4. Huruf kapital sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan (ku, mu, dan nya). Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 5. a. Huruf besar atau huruf kapital sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang. b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan, dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 8. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya. b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama peristiwa sejarah. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi Kesalahan nomor tiga pada kalimat, “... merayakan kelulusan dan Perpisahan Murid SMAN 8 Tangsel angkatan 2018.”. Kata “tangsel” dalam kalimat tersebut kurang tepat. Penulisan huruf “T” pada kata “tangsel” ditulis dengan menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena kata “tangsel” merupakan bagian dari nama geografi, selain itu, penulisan kata “tangsel” juga salah karena ditulis dengan cara mengakronimkan. Jadi kata “tangsel” seharusnya ditulis menjadi “Tangerang Selatan”.
108
Penulisan kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “... merayakan Kelulusan dan Perpisahan Murid SMAN 8 Tangerang Selatan angkatan 2018”. Kesalahan nomor empat pada kalimat, “... teman akrab saat bersekolah di SMAN 8 Tangsel.”. Penulisan huruf “T” pada kata “tangsel” ditulis dengan menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena kata “tangsel” merupakan bagian dari nama geografi, selain itu, penulisan kata “tangsel” juga salah karena ditulis dengan cara mengakronimkan. Jadi kata “tangsel” seharusnya ditulis menjadi “Tangerang Selatan”. Penulisan kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “... teman akrab saat bersekolah di SMAN 8 Tangerang Selatan”. 10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk kata ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini.
109
Tabel 4.23 Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital dalam Naskah Pidato Siswa Rizkya Amalia Putri No
Kalimat
1
... berdirinya saya disini saya Ingin menyampaikan... (Paragraf ke-2) bahkan sekarang banyak disainer... (Paragraf ke-5) ... biasanya geng Ini menjurus kepada kekerasan... (Paragraf ke-6) selalu meminta pendapat orang tua... (Paragraf ke7) ... apa yang Ingin diinginkan. (Paragraf ke-7) ... pasti selalu ditanya “mau kondangan kemana”... (Paragraf ke-5) ... pada JunJungan nabi besar kita nabi Muhammad saw... (paragraf ke-2) ... kepala sekolah sman 8 tangsel. (Paragraf ke-1) ... kepala sekolah sman 8 tangsel. (Paragraf ke-1) ... sebuah pidato yang berjudul pengaruh dunia globalisasi
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Aspek Kesalahan Huruf Kapital (1-13) 1
Perbaikan
Jumlah
... berdirinya saya disini saya ingin menyampaikan...
1
Bahkan sekarang banyak desainer...
1
... biasanya geng ini menjurus kepada kekerasan...
5
1
Selalu meminta pendapat orang tua...
1
... apa yang ingin diinginkan.
3
... pasti ditanya, kondangan kemana?”...
selalu “Mau
1
5
... pada junjungan nabi besar kita Nabi Muhammad saw...
1
6
... Kepala Sekolah SMAN 8 Tangerang Selatan. ... kepala sekolah SMAN 8 Tangerang Selatan. ... sebuah pidato yang berjudul Pengaruh Dunia Globalisasi Terhadap
1
9
11
1
1
110
11
12
terhadap remaja Indonesia. (Paragraf ke-2) ... berkenan di hati 13 bapak Ibu guru dan teman-teman. (Paragraf ke-8) Yang terhormat 13 bapak Ibu guru (Paragraf ke-1) Jumlah Total
Remaja Indonesia.
... berkenan di hati bapak ibu guru dan teman-teman. 2 Yang terhormat bapak ibu guru 12
Jumlah frekuensi kesalahan penggunaan huruf kapital yang dilakukan oleh Rizkya Amalia Putri sebanyak 12 kali, yaitu terdapat pada aspek kesalahan penggunaan huruf kapital nomor 1, 3, 5, 6, 9, 11 dan 13. 1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat Kesalahan nomor satu pada kalimat, “... berdirinya saya disini saya Ingin menyampaikan...”. Penulisan huruf “I” pada kata “Ingin” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kapital, seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena berada di tengah kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “... berdirinya saya disini saya ingin menyampaikan...”. Kesalahan nomor dua pada kalimat, “bahkan sekarang banyak disainer...”. Penulisan huruf “B” pada kata “bahkan” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena berada di awal kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Bahkan sekarang banyak disainer...”. Kesalahan nomor tiga pada kalimat, “... biasanya geng Ini menJurus kepada kekerasan...”. Penullisan huruf “I” dan “J” pada kata “Ini” dan “menJurus” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kapital, seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena berada di tengah kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “... biasanya geng ini menjurus kepada kekerasan...”.
111
Kesalahan nomor empat pada kalimat, “selalu meminta pendapat orang tua...”. Penulisan huruf “S” pada kata “selalu” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena berada di awal kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Selalu meminta pendapat orang tua...”. Kesalahan nomor lima pada kalimat, “... apa yang Ingin diinginkan.”. Penulisan huruf “I” pada kata “Ingin” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kapital, seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena berada di tengah kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “... apa yang ingin diinginkan”. 2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 3. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung. Kesalahan nomor enam pada kalimat, “... pasti selalu ditanya “mau kondangan kemana”. Penulisan huruf “M” pada kata “mau” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena berada di awal kalimat dalam petikan langsung. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “... pasti selalu ditanya, “Mau kondangan kemana?”. 4. Huruf kapital sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan (ku, mu, dan nya). Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 5. a. Huruf besar atau huruf kapital sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang.
112
Kesalahan nomor tujuh pada kalimat, “... pada JunJungan nabi besar kita nabi Muhammad saw...”. Penulisan huruf “N” pada kata “nabi”
dalam
kalimat
tersebut
kurang
tepat
karena
ditulis
menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena merupakan unsur nama gelar keagamaan. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “... pada junjungan nabi besar kita Nabi Muhammad saw...”. b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan, dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat. Kesalahan nomor delapan pada kalimat, “kepala sekolah sman 8 tangsel”. Penulisan huruf “K” dan “S” pada “kepala sekolah” kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena “kepala sekolah” merupakan nama jabatan. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Kepala Sekolah SMAN 8 Tangerang Selatan”. 7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 8. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya. b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama peristiwa sejarah. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi Kesalahan nomor sembilan pada kalimat, “... kepala sekolah sman 8 tangsel.”. Penulisan huruf “T” pada kata “tangsel” ditulis dengan menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan
113
huruf kapital karena kata “tangsel” merupakan bagian dari nama geografi, namun penulisannya tetap salah karena ditulis dengan cara mengakronimkan huruf. Jadi kata “tangsel” seharusnya ditulis menjadi “Tangerang Selatan”. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “... Kepala Sekolah SMAN 8 Tangerang Selatan”. 10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk kata ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal. Kesalahan nomor sepuluh pada kalimat, “... sebuah pidato yang berjudul pengaruh dunia globalisasi terhadap remaja Indonesia”. Penulisan huruf “P”, “D”, “T”,“G”, dan “R” pada kata “pengaruh” “dunia” “globalisasi”, “terhadap” dan “remaja” kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena merupakan penulisan judul naskah pidato. Jadi kalimat yang benar menjadi “... sebuah pidato yang berjudul Pengaruh Dunia Globalisasi Terhadap Remaja Indonesia”. 12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan. Kesalahan nomor sebelas pada kalimat, “... berkenan di hati bapak Ibu guru dan teman-teman.”. Penulisan huruf “I” pada kata “Ibu” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan
114
huruf kapital, seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena kata “Ibu” dalam kalimat tersebut bukan merupakan penyapaan atau pengacuan. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “... berkenan di hati bapak ibu guru dan teman-teman.” Kesalahan nomor dua belas pada kalimat, “Yang terhormat bapak Ibu guru”. Penulisan huruf “I” pada kata “Ibu” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kapital, seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena kata “Ibu” dalam kalimat tersebut bukan merupakan penyapaan atau pengacuan. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Yang terhormat bapak ibu guru”.
Tabel 4.24 Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital dalam Naskah Pidato Siswa Veronica Romauli No
Kalimat
1
Yang Terhormat Bapak Ade Irwan Setiawan... (Paragraf ke-1) ... guru Bahasa Indonesia dan Juga teman-teman... (Paragraf ke-1) ... setidaknya 25 Jenis penyakit. (Paragraf ke-3) ... namun Indonesia Justru menjadi surga bagi industri rokok. (Paragraf ke3) ... warga negara yang baik dan Juga peduli... (Paragraf
2
3
4
5
Aspek Kesalahan Huruf Kapital (1-13) 1
Perbaikan
Jumlah
Yang terhormat Bapak Ade Irwan Setiawan...
1
... guru Bahasa Indonesia dan juga teman-teman...
1
... setidaknya jenis penyakit.
25
1
... namun Indonesia justru menjadi surga bagi industri rokok.
1
... warga negara yang baik dan juga peduli...
7
115
6
7
ke-4) ... yang akhirnya 1 memicu penyakit Jantung. (Paragraf ke-5) hal ini disebabkan 1 karena di dalam rokok... (Paragraf ke-5) Jumlah Total
... yang memicu jantung.
akhirnya penyakit
Hal ini disebabkan karena di dalam rokok... 7
Jumlah frekuensi kesalahan penggunaan huruf kapital yang dilakukan oleh Veronica Romauli sebanyak 7 kali, yaitu terdapat pada aspek kesalahan penggunaan huruf kapital nomor 1. 1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat Kesalahan nomor satu pada kalimat, “Yang Terhormat Bapak Ade Irwan Setiawan...”. Penulisan huruf “T” pada kata “Terhormat” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kapital, seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena berada di tengah kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Yang terhormat Bapak Ade Irwan Setiawan...”. Kesalahan nomor dua pada kalimat, “... guru bahasa Indonesia dan Juga teman-teman...”. Penulisan huruf
“J” pada kata “Juga”
dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kapital, seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena berada di tengah kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “... guru Bahasa Indonesia dan juga teman-teman...”. Kesalahan nomor tiga pada kalimat, “... setidaknya 25 Jenis penyakit.”. Penulisan huruf
“J” pada kata “Jenis” dalam kalimat
tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kapital, seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena berada di tengah kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “... setidaknya 25 jenis penyakit.”. Kesalahan nomor empat pada kalimat, “... namun Indonesia Justru menjadi surga bagi industri rokok.”. Penulisan huruf “J” pada
116
kata “Justru” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kapital, seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena berada di tengah kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “... namun Indonesia justru menjadi surga bagi industri rokok.”. Kesalahan nomor lima pada kalimat, “... warga negara yang baik dan Juga peduli...”. Penulisan huruf “J” pada kata “Juga” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kapital, seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena berada di tengah kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “... warga negara yang baik dan juga peduli...”. Kesalahan nomor enam pada kalimat, “... yang akhirnya memicu penyakit Jantung.”. Penulisan huruf “J” pada kata “Jantung” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kapital, seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena berada di akhir kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “... yang akhirnya memicu penyakit jantung.” Kesalahan nomor tujuh pada kalimat, “hal ini disebabkan karena di dalam rokok...”. Penulisan huruf “H” pada kata “hal” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena berada di awal kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Hal ini disebabkan karena di dalam rokok...”. 2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 3. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 4. Huruf kapital sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan (ku, mu, dan nya).
117
Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 5. a. Huruf besar atau huruf kapital sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang. b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan, dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 8. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya. b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama peristiwa sejarah. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk kata ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini.
118
12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini.
Tabel 4.25 Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital dalam Naskah Pidato Siswa Via Arsita Sari No
Kalimat
1
... berkumpul di tempat ini dalam keadaan sehat Walafiat. (Paragraf ke-2) kita semua tahu dengan belajar... (Paragraf ke-6) ... puji sayukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya... (Paragraf ke-2) Nabi kita Nabi Muhammad saw, berserta keluargaNya, para sahabatNya, dan kita selaku umat-Nya... (paragraf ke-3) ... kepada junjungan Nabi kita Nabi Muhammad saw... (Paragraf ke-
2
3
4
5
Aspek Kesalahan Huruf Kapital (1-13) 1
Perbaikan
... berkumpul di tempat ini dalam keadaan sehat walafiat.
Jumlah
2
1
Kita semua tahu dengan belajar...
4
... puji sayukur kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya...
4
Nabi kita Nabi Muhammad saw, berserta keluarganya, para sahabatnya, dan kita selaku umatnya...
2
5
... kepada junjungan nabi kita Nabi Muhammad saw...
1
119
6
7
8
9
10
3) Jika suatu Negara 9 ingin maju dibidang teknologi maka warga Negaranya harus dibimbing... (Paragraf ke-5) ... pendidikan 9 merupakan kewajiban bagi semua warga Negara... (Paragraf ke-5) ... masa depan 9 Negara kita tercinta ini. (Paragraf ke-7) ... pidato dengan 11 judul pentingnya pendidikan di era globalisasi. (Paragraf ke-4) Yang terhormat 13 bapak Ade Irwan Setiawan, S. Pd... (Paragraf ke-1) Jumlah Total
Jika suatu negara ingin maju dibidang teknologi maka warga negaranya harus dibimbing... ... pendidikan merupakan kewajiban bagi semua warga negara.
3
... masa depan negara kita tercinta ini.
... pidato dengan judul Pentingnya Pendidikan di Era Globalisasi.
1
Yang terhormat Bapak Ade Irwan Setiawan, S. Pd...
1
10
Jumlah frekuensi kesalahan penggunaan huruf kapital yang dilakukan oleh Via Arsita Sari sebanyak 10 kali, yaitu terdapat pada aspek kesalahan penggunaan huruf kapital nomor 1, 4, 9, 11 dan 13. 1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat Kesalahan nomor satu pada kalimat, “... berkumpul di tempat ini dalam keadaan sehat Walafiat.”. Penulisan huruf
“W” pada kata
“Walafiat” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kapital, seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena berada di akhir kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “... berkumpul di tempat ini dalam keadaan sehat walafiat.”.
120
Kesalahan nomor dua pada kalimat, “kita semua tahu dengan belajar...”. Penulisan huruf
“K” pada kata “kita” dalam kalimat
tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena berada di akhir kalimat. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Kita semua tahu dengan belajar...”. 2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 3. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 4. Huruf kapital sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan (ku, mu, dan nya). Kesalahan nomor tiga pada kalimat, “... puji sayukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya...”. kata “karunianya” dalam kalimat tersebut kurang tepat, seharusnya penulisan huruf pertama pada akhiran –nya ditulis menggunakan huruf kapital karena berhubungan merupakan kata ganti untuk Tuhan. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “... puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya...”. Kesalahan nomor empat pada kalimat, “Nabi kita Nabi Muhammad saw. berserta keluarga-Nya, para sahabat-Nya, dan kita selaku umat-Nya...”. kata “keluarga-Nya”, “sahabat-Nya”, dan umatNya dalam kalimat tersebut kurang tepat, seharusnya penulisan huruf pertama pada akhiran –Nya ditulis menggunakan huruf kecil karena akhiran –Nya dalam kalimat tersebut mengacu kepada Nabi Muhammad, bukan mengacu kepada Tuhan. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “nabi kita Nabi Muhammad
121
saw. berserta keluarganya, para sahabatnya, dan kita selaku umatnya...”. 5. a. Huruf besar atau huruf kapital sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang. Kesalahan nomor lima pada kalimat, “... kepada junjungan Nabi kita Nabi Muhammad saw...”. Penulisan huruf “N” pada kata “nabi” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kapital, seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena tidak terdapat nama nabi sesudah kata nabi tersebut. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “... kepada junjungan nabi kita Nabi Muhammad saw...”. b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan, dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 8. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari dan hari besar atau hari raya. b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama peristiwa sejarah Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi Kesalahan nomor enam pada kalimat, “Jika suatu Negara ingin maju dibidang teknologi maka warga Negaranya harus dibimbing...”.
122
Penulisan huruf “N” pada kata “Negaranya” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kapital, seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena tidak terdapat nama geografi. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Jika suatu negara ingin maju dibidang teknologi maka warga negaranya harus dibimbing..”. Kesalahan nomor tujuh pada kalimat, “... pendidikan merupakan kewajiban bagi semua warga Negara...”. Penulisan huruf “N” pada kata “Negara” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kapital, seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena tidak terdapat nama geografi. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “... pendidikan merupakan kewajiban bagi semua warga negara...”. Kesalahan nomor delapan pada kalimat, “... masa depan Negara kita tercinta ini”. Penulisan huruf “N” pada kata “Negara” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kapital, seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena tidak terdapat nama geografi. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “... masa depan negara kita tercinta ini”. 10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk kata ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal. Kesalahan nomor sembilan pada kalimat, “... pidato dengan judul pentingnya pendidikan di era globalisasi”. Penulisan huruf “P” pada kata “pentingnya”, “P” pada kata “pendidikan”, “E” pada kata
123
“era” dan “G” pada kata “globalisasi” pada kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena merupaka judul dalam naskah pidato. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “... pidato dengan judul Pentingnya Pendidikan di Era Globalisasi”. 12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan. Tidak terdapat kesalahan pada aspek ini. 13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan. Kesalahan nomor sepuluh pada kalimat, “Yang terhormat bapak Ade Irwan Setiawan, S.Pd...”. Penulisan huruf “B” pada kata “bapak” dalam kalimat tersebut kurang tepat karena ditulis menggunakan huruf kecil, seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena merupakan kata penunjuk hubungan kekerabatan. Jadi kalimat yang benar setelah melakukan perbaikan menjadi, “Yang terhormat Bapak Ade Irwan Setiawan, S.Pd...”. Setelah peneliti membuat frekuensi data dari tiap-tiap siswa, selanjutnya akan dibuat rekapitulasi data. Hal ini bertujuan untuk mempermudah pembaca dalam memahami data. Tabel 4.26 Rekapitulasi Frekuensi Kesalahan Siswa No 1
Nama
Aditya
1
2 3
4
Aspek Kesalahan 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Jumlah
Ayu
Putri
14 1
-
0
-
-
-
-
-
-
1
-
1
17
2
Annisa Rafida
3
0
-
1
-
-
-
-
-
-
0
-
0
4
3
Azura Zuhri
13
-
-
0
1
-
-
-
-
-
0
-
-
14
4
Diana
0
-
-
1
-
0
-
2
-
-
0
-
1
4
124
Fermata Sari 5
Diana
Tri
Wulandari
1
0
-
1
-
-
-
-
-
-
0
0
3
5
6
Difa Fadhila
5
0
0
1
-
-
-
-
-
-
0
-
0
6
7
Fidella Azaria
7
-
0
0
-
-
-
0
-
-
0
-
0
7
8
Kencana 1
0
-
1
-
-
-
1
-
0
-
-
1
4
1
0
-
1
-
-
-
-
-
-
0
-
1
3
1
0
-
1
-
-
-
-
-
-
1
-
1
4
1
0
-
0
-
-
5
-
-
-
0
-
0
6
3
0
-
0
0
-
-
-
-
-
0
-
0
3
10 1
-
1
-
-
-
-
-
-
0
-
0
12
1
0
-
0
1
-
-
0 0
-
0
-
1
3
9
0
-
1
-
-
-
-
-
-
0
-
1
11
1
-
-
2
-
-
0
1
-
0
-
-
2
6
2
-
0
0
-
0
-
-
2
-
0
-
-
4
5
-
1
0
1
1
-
-
1
-
1
-
2
12
7
0
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
0
7
Rahma Dewi 9
Latifa
Dewi
Prameswari 10
Layla Azizah Ditha Sari
11
Meta Bellina
12
Miftah Afifah Zahrani
13
Muhammad Sulaeman
14
Qatrunnada Fara Rizkianana
15
Qur’aeni Hajizah Tardiyah
16
Rahmatullah Ramadhan
17
Randifta Salva
Az
Zahra 18
Rizkya Amalia Putri
19
Veronica
125
Romauli 20
Via
Arsita 2
Sari Total
0
-
2
1
87 2
1
13 4
-
-
1 5
-
3
0
1
0
1
10
4 6
-
4
-
15
142
Berdasarkan tabel rekapitulasi kesalahan siswa, terlihat bahwa masingmasing siswa melakukan kesalahan penggunaan huruf kapital. Tanda (-) menyatakan bahwa siswa tersebut tidak menuliskan aspek kesalahan penggunaan huruf kapital, sedangkan angka 0 berarti bahwa siswa menuliskannya dengan benar sesuai dengan kaidah Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), jadi tidak terdapat kesalahan pada aspek tersebut. Setelah peneliti melakukan rekapitulasi kesalahan siswa, kemudian akan dihitung jumlah persentase. Persentase digunakan agar memudahkan pembaca dalam mengetahui jumlah kesalahan yang dibuat oleh siswa. Berikut merupakan persentase kesalahan siswa: Tabel 4.27 Persentase Kesalahan Siswa No
Aspek Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital
Jumlah Kesalahan
1
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar
2
3
4
5
Persentase
87
Jumlah Kalimat yang Dianalisis 142
2
142
1,41%
1
142
0,70%
13
142
9,15%
4
142
2,82%
61,27%
126
6
7
8
9
10
kehormatan, keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang. b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya. b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna) dalam negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari,
1
142
0,70%
5
142
3,52%
4
142
2,82%
6
142
4,23%
0
0
0
127
11
12
13
dan, yang, dan untuk. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, makalah, serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, untuk, yang tidak terletak pada posisi awal. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan.
4
142
2,82%
0
0
0
15
142
10,56%
Berdasarkan tabel persentase kesalahan siswa di atas, dapat disimpulkan bahwa: Kesalahan terbanyak pertama terdapat pada aspek kesalahan penggunaan huruf kapital nomor 1, yaitu huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat sebanyak 87 kesalahan atau 61,27%, kesalahan terbanyak kedua terdapat pada aspek kesalahan penggunaan huruf kapital nomor 13, yaitu huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan sebanyak 15 kesalahan atau 10,56%, kesalahan terbanyak ketiga terdapat pada aspek kesalahan penggunaan huruf kapital nomor 4, yaitu huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan sebanyak 13 kesalahan atau 9,15%, kesalahan terbanyak keempat terdapat pada aspek kesalahan
128
penggunaan huruf kapital nomor 9, yaitu huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi sebanyak 4 kesalahan atau 4,23%, kesalahan terbanyak kelima terdapat pada aspek kesalahan penggunaan huruf kapital nomor 7, yaitu huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa sebanyak 5 kesalahan atau 3,52%. Kesalahan terbanyak keenam terdapat pada aspek kesalahan penggunaan huruf kapital nomor 5, yaitu huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang dan huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan, nomor 8, yaitu huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya dan huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah, dan nomor 11, yaitu huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, makalah, serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, untuk, yang tidak terletak pada posisi awal sebanyak 4 kesalahan atau 2,82%, kesalahan terbanyak ketujuh terdapat pada aspek kesalahan penggunaan huruf kapital nomor 2, yaitu huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan sebanyak 2 kesalahan atau 1,41%, kesalahan terbanyak kedelapan terdapat pada aspek kesalahan penggunaan huruf kapital nomor 3, yaitu huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung dan nomor 6, yaitu huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat sebanyak 1 kesalahan atau 0,70%. Pada aspek kesalahan nomor 10, yaitu huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna)
129
dalam negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk tidak terdapat kesalahan karena beberapa siswa menuliskannya dengan benar dan tidak semua siswa menuliskan aspek tersebut. Pada aspek kesalahan nomor 12, yaitu huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan juga tidak terdapat kesalahan karena hampir semua siswa tidak menuliskan aspek tersebut, hanya satu siswa yang menuliskannya, dan ia menuliskan dengan benar.
D. Interpretasi Data Berdasarkan analisis data di atas, menunjukkan bahwa para siswa masih belum memahami penggunaan huruf kapital yang sesuai dengan kaidah Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Terbukti masih banyak terdapat kesalahan dalam menggunakan huruf kaiptal, terutama pada aspek kesalahan nomor pertama, yaitu huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat. Faktor yang menyebabkan kesalahan penggunaan huruf kapital pada tulisan siswa tidak hanya disebabkan dari siswa, namun juga terdapat dari guru Bahasa Indonesia yang megajar mereka. Beberapa faktor yang menyebabkan kesalahan penggunaan huruf kapital pada tulisan siswa khususnya pada naskah pidato ialah karena kurangnya motivasi belajar serta rendahnya minat belajar mereka, para siswa malas untuk membaca buku pedoman Ejaan yang Disempurnakan (EYD) yang kini menjadi Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonnesia (PUEBI), selain itu karena kebiasaan mereka yang menulis tanpa memperhatikan cara menulis yang benar. Hasil wawancara peneliti dengan guru Bahasa Indonesia yang mengajar mereka bahwa faktor yang menyebabkan terjadinya kesalahan penggunaan huruf kapital ialah karena tingginya rasa ketidakpedulian mereka terhadap cara menulis yang benar, artinya walaupun mereka sudah
130
mengetahui tentang penggunaan huruf kapital, namun mereka tidak menghiraukan benar atau salahnya. Faktor yang menyebabkan kesalahan penggunaan huruf kapital pada tulisan siswa khususnya pada naskah pidato, tidak hanya berasal dari siswa, namun juga berasal dari guru. Guru kurang menjelaskan secara detail mengenai penggunaan huruf kapital karena menurutnya para siswa SMA sudah mengetahui tentang penggunaan huruf kapital, selain itu juga kurangnya variasi dalam menggunakan metode serta strategi dalam pembelajaran menulis khususnya penggunaan huruf kapital serta kurangnya perhatian guru untuk memperhatikan penulisan yang benar pada setiap tulisan siswa. Cara yang dapat digunakan untuk mengurangi kesalahan penggunaan huruf kapital pada tulisan siswa khususnya pada naskah pidato siswa ialah guru harus menuntut siswa untuk mempelajari buku pedoman Ejaan yang Disempurnakan (EYD) yang kini menjadi Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) serta membahasnya pada pembelajaran menulis, selain itu guru juga harus meningkatkan motivasi belajar pada siswa, serta guru harus
menggunakan
metode
serta
strategi
yang
variatif
guna
membangkitkan semangat belajar Bahasa Indonesia khususnya pada penggunaan huruf kapital. Tidak hanya berasal dari guru, para siswa pun harus berupaya untuk mengurangi kesalahan penggunaan huruf kapital, yaitu dengan cara terus belajar mengenai cara menulis yang benar khususnya penggunaan huruf kapital, selain itu tidak malu untuk bertanya kepada guru ataupun teman menangani materi yang kurang dipahami.
BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan
hasil
penelitian
mengenai
analisis
kesalahan
penggunaan huruf kapital pada naskah pidato siswa Kelas X SMA Negeri 8 Tangerang Selatan, maka dapat disimpulkan bahwa: Terdapat kesalahan penggunaan huruf kapital pada naskah pidato siswa kelas X SMA Negeri 8 Tangerang Selatan, yakni dari jumlah kalimat yang dianalisis sebanyak 142 kalimat. Kesalahan terbanyak pertama terdapat pada aspek kesalahan penggunaan huruf kapital nomor 1, yaitu huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat sebanyak 87 kesalahan atau 61,27%, kesalahan terbanyak kedua terdapat pada aspek kesalahan penggunaan huruf kapital nomor 13, yaitu huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan sebanyak 15 kesalahan atau 10,56%, kesalahan terbanyak ketiga terdapat pada aspek kesalahan penggunaan huruf kapital nomor 4, yaitu huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan sebanyak 13 kesalahan atau 9,15%, kesalahan terbanyak keempat terdapat pada aspek kesalahan penggunaan huruf kapital nomor 9, yaitu huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi sebanyak 4 kesalahan atau 4,23%, kesalahan terbanyak kelima terdapat pada aspek kesalahan penggunaan huruf kapital nomor 7, yaitu huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa sebanyak 5 kesalahan atau 3,52%. Kesalahan terbanyak keenam terdapat pada aspek kesalahan penggunaan huruf kapital nomor 5, yaitu huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, atau
131
132
akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang dan huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan, nomor 8, yaitu huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya dan huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah, dan nomor 11, yaitu huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, makalah, serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, untuk, yang tidak terletak pada posisi awal sebanyak 4 kesalahan atau 2,82%, kesalahan terbanyak ketujuh terdapat pada aspek kesalahan penggunaan huruf kapital nomor 2, yaitu huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan sebanyak 2 kesalahan atau 1,41%, kesalahan terbanyak kedelapan terdapat pada aspek kesalahan penggunaan huruf kapital nomor 3, yaitu huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung dan nomor 6, yaitu huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat sebanyak 1 kesalahan atau 0,70%. Pada aspek kesalahan nomor 10, yaitu huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna) dalam negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk tidak terdapat kesalahan karena beberapa siswa menuliskannya dengan benar dan tidak semua siswa menuliskan aspek tersebut. Pada aspek kesalahan nomor 12, yaitu huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan juga tidak terdapat kesalahan karena hampir semua siswa tidak menuliskan aspek tersebut, hanya satu siswa yang menuliskannya, dan ia menuliskan dengan benar.
133
B. Saran Berdasarkan simpulan yang telah dipaparkan di atas, terdapat beberapa saran yang ingin disampaikan oleh peneliti: 1. Bagi Guru a. Harus lebih meningkatkan variasi dalam menggunakan metode serta strategi dalam pelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada pembelajaran menulis. b. Harus lebih menekankan kepada siswa agar menulis sesuai dengan kaidah yang benar terutama pada penggunaan huruf kapital yang sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). 2. Bagi Siswa a. Harus banyak mempelajari serta memahami penggunaan huruf kapital yang sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). b. Harus membiasakan diri agar menulis sesuai dengan kaidah yang baik dan benar terutama dalam penggunaan huruf kapital.
DAFTAR PUSTAKA Ansori, Muslich dan Sri Iswati. Buku Ajar Metodologi Penelitian Kuantitatif. Surabaya: Airalngga University Press, 2009. Arifin, Zaenal dan Amran Tasai. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo, 2008. -------------------------------------------. Cermat Berbahasa Indonesia Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo, 2010.
untuk
Chaer, Abdul. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta, 2012. -----------------. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta, 2011. Daniel Parera, Jos. Linguistik Edukasional: Metodologi Pembelajaran Bahasa, Analisis Kontrastif Antarbahasa, Analisis Kesalahan Berbahasa. Jakarta: Erlangga, 1997. Dawud. Perspektif Pembelajaran Bahasa Indonesia. Malang: UM PRESS, 2008. Emzir. Metodologi penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta, Rajawali Pers, 2010. Gani, Ramlan A. dan Mahmudah Fitriyah Z.A. Pembinaan Bahasa Indonesia. Ciputat, Lembaga Penelitian UIN Jakarta Press, 2007. Kuntarto, Niknik M. Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berpikir. Jakarta: Mitra Wacana Media, 2010. Moleong, Lexi J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005. Muktar. Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Ciputat: REFERENSI (GP Press Group), 2013. Narbuko, Cholid dan Abu Ahmadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara, 2004. Nazir, Moh. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia, 2011. Noor, Juliasnyah. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011. Pateda, Mansoer. Analisis Kesalahan. Flores: Nusa Indah, 1989.
134
135
Putra, Nusa. Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012. Sadhono, Kundharu dan St. Y. Slamet. Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia (Teori dan Aplikasi). Bandung: Karya Putra Darwati, 2012. Strauss, Anselm dan Juliet Corbin. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009 Sudijono, Anas. Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo, 1997. Sugono, Dendy, dkk. Kamus Bahasa Indonesia Sekolah Dasar. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2010. Suparno. Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA. Jakarta: Bumi Aksara, 2009. Tarigan, Djago, dkk. Pendidikan Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Universitas Terbuka, 2005. Tarigan, Henry Guntur dan Djago Tarigan. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung: Angkasa, 1988. Tarigan, Henry Guntur. Pengajaran Ejaan Bahasa Indonesia. Bandung: Angkasa, 2009a. -----------------------------. Pengajaran Remedi Bahasa. Bandung: Angkasa, 2009b. Tim Dosen Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Universitas Muhammadiyah Malang. Bahasa Indonesia untuk Karangan Ilmiah. Malang, UPT Penerbitan Muhammadiyah Malang, 2013. Tim Pengembangan Pedoman Bahasa Indonesia. “Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia”, https://drive.google.com/drive/folders/0B2RJ4tG4sxtvaVJYTEpFWHNRd GM, diunduh pada tanggal 25 Agustus 2016 pukul 13.50.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah
:
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: X/2 (dua)
Waktu
: 4x45
A. Aspek Pembelajaran Menulis B. Standar Kompetensi 1.
Mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan naskah pidato
C. Kompetensi Dasar 1.1. Menulis naskah pidato D. Indikator -
Membuat kerangka naskah pidato.
-
Menyusun naskah pidato berdasarkan kerangka yang sudah dibuat dengan memperhatikan kaidah penulisan naskah pidato.
-
Menulis naskah pidato sesuai dengan kaidah penulisan yang baik dan benar sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) khususnya mengenai penggunaan huruf kapital.
E. Tujuan Pembelajaran: 1.
Siswa dapat membuat kerangka naskah pidato.
2.
Siswa dapat menyusun naskah pidato berdasarkan kerangka yang sudah dibuat dengan memperhatikan kaidah penulisan naskah pidato.
3.
Siswa dapat menulis naskah pidato sesuai dengan kaidah penulisan yang baik dan benar sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) khususnya mengenai penggunaan huruf kapital.
F. Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya (trustworthines), rasa hormat dan perhatian (respect), tekun (diligence), tanggung jawab (responsibility), berani (courage) dan ketulusan (Honesty). G. Materi Pokok Pembelajaran -
Kerangka naskah pidato
-
Penggunaan bahasa dalam naskah pidato
-
Kaidah menulis yang sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
H. Metode Pembelajaran 1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Demonstrasi I. Strategi Pembelajaran Tatap Muka
Terstruktur
Mandiri
Menulis naskah
Contoh naskah pidato
pidato
Kerangka
naskah
pidato
Penggunaan
bahasa
Siswa
dapat
menulis
naskah
pidato
dengan
kaidah
penulisan
dalam naskah pidato
yang
Kaidah menulis yang
benar sesuai dengan
sesuai
Pedoman
dengan
baik
dan
Umum
Pedoman Umum Ejaan
Ejaan
Bahasa
Indonesia (PUEBI)
(PUEBI).
Indonesia
khususnya mengenai
Bahasa
penggunaan
huruf
kapital. J. Kegiatan Pembelajaran Nilai Budaya Tahap
Kegiatan Pembelajaran
Dan Karakter Bangsa
PEMBUKA (Apersepsi)
Memberi salam dan menanyakan
Bersahabat/ komunikatif
kabar siswa. Mengajak semua siswa berdoa sesuai
dengan
kepercayaannya
agama
dan
masing-masing
untuk mengawali pelajaran. Mengabsen siswa Guru
membacakan
indikator
pelajaran.
INTI
Kreatif
Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi: Guru
menjelaskan
pengertian
pidato Guru menjelaskan metode-metode dalam pidato Guru
menjelaskan
teknik
penyusunan naskah pidato yang terdiri
dari
pembuka,
isi
dan
penutup Guru
menjelaskan
kaidah
penggunaan huruf kapital yang terdapat dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
Guru menjelaskan cara menulis naskah
pidato
sesuai
dengan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) dengan cara memberi dua contoh naskah pidato yang terdiri dari satu naskah pidato yang sesuai dengan kaidah PUEBI dan satu naskah pidato yang tidak sesuai dengan kaidah PUEBI. Guru
memancing
bertanya-jawab
siswa
terkait
untuk dengan
materi menulis naskah pidato. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi: Guru
meminta
menyimak mengenai
siswa
beberapa naskah
untuk topik
pidato
yang
terdapat pada powerpoint. Guru
meminta
siswa
untuk
memilih salah satu topik berkaitan dengan pidato. Guru
meminta
siswa
untuk
naskah
pidato
sesuai
menulis
dengan topik yang mereka pilih dan menulis sesuai dengan aturan yang
terdapat
pada
Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi:
Mandiri
Guru bertanya jawab tentang halhal yang belum diketahui siswa Guru jawab
bersama
siswa
bertanya
meluruskan
pemahaman,
kesalahan memberikan
penguatan dan penyimpulan Bersama-sama PENUTUP
didik
atau
peserta
Bersahabat/
membuat
komunikatif
dengan sendiri
rangkuman/simpulan pelajaran. Siswa manfat
diajak dan
merefleksikan nilai-nilai
serta
kecakapan hidup (live skill) yang bisa dipetik dari pembelajaran. Menyampaikan pembelajaran
rencana pada
pertemuan
berikutnya. K. Alat dan Sumber Belajar: -
Alat: Papan tulis, spidol, powerpoint
-
Bahan: Buku paket Bahasa Indonesia kelas X
-
Buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)
L. Penilaian : Indikator Pencapaian
Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Instrumen
Membuat kerangka Tes tertulis/unjuk kerja
naskah pidato.
Menyusun naskah
Uraian/uji peraktik kerja
pidato berdasarkan yang Tes tertulis/unjuk
kerangka
dibuat kerja
sudah
Uraian/uji
dengan
peraktik
memperhatikan
kerja
kaidah
Terlampir
penulisan
naskah pidato.
Menulis
naskah
pidato
sesuai Tes tertulis/kinerja
Uji peraktik
dengan
kaidah
kerja
penulisan
yang
baik
benar
dan
sesuai
dengan
Pedoman
Umum
Ejaan
Bahasa
Indonesia (PUEBI) khususnya mengenai penggunaan huruf kapital. Catatan: ....................................................................................................................................
FORMAT KRITERIA PENILAIAN No
Aspek yang Diberi Skor
Nilai
Keterangan
Maksimal 1
Kesesuaian sapaan dan salam pidato
20
dengan konteks 2
Kesesuaian pembuka pidato dengan
10
konteks 3
Kesesuaian garis besar isi pidato dengan
30
konteks 4
Kesesuaian penutup dan salam pidato
20
dengan konteks 5
Ketetapan penulisan ejaan Jumlah skor
30 100
Tangerang Selatan, 1 Desember 2016 Mengetahui, Kepala Sekolah
(...........................)
Guru Bahasa Indonesia
(................................)
DAFTAR HASIL WAWANCARA GURU BAHASA INDONESIA SMA NEGERI 8 TANGERANG SELATAN Narasumber : Ade Irwan Setiawan, S.pd. Bidang
Studi : Bahasa Indonesia
Hari/Tanggal : Rabu, 29 September 2016
l. Apakah bapak sudah mengetahui bahwa sekarang EyD sudah digantikan dengan PUEBI?
Jawaban
: Ya,
Bapak sudah mengetahui tentang perubahan
EyD menjadi
PUEBI. 2.
Apakah bapak mengajarkan tentang cara menulis yang baik dan benar khususnya pada materi tentang penulisan huruf kapital pada tulisan siswa di kelas?
Jawaban : Untuk keterampilan menulis Bapak mengajarkan minimal mereka bisa mengolah gagasan, untuk ejaan mereka bisa membaca sendiri kira-kira kalau huruf kapital itu digunakan untuk apa,lagi pula mereka bisa membaca sendiri, mungkin saya hanya penerapannya saja, itu pun hanya klasikal tidak individual. J.
Bagaimana metode yang bapak gunakan untuk menyampaikan materi tentang penulisan huruf kapital yang sesuai dengan PUEBI?
Jawaban : Pertama Bapak jelaskan dahulu apa saja fungsi huruf kapital itu, tapi tidak semua, mungkin hanya beberapa nanti mereka bisa baca sendiri dan mereka mulai menulis dan nantinya ketahuan apa kesalahan yang mereka buat setelah baru diperbaiki. Itu metodenya berbasis masalah. Ada kesalahan baru dianalisis. 4.
Menurut bapak, faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya kesalahan dalam penulisan huruf kapital pada tulisan siswa?
Jawaban : Pertama sudah pasti karena mereka belum tahu penggunaan huruf kapital itu untuk apa saja, yang kedua mereka tidak peduli dalam arti saat
mereka menulis, mereka menulis saja tidak peduli benar atau salah, yang ketiga mereka belum mau belajar bagaimana cara menulis yang benar berdasarkan EYD. 5.
Apakah bapak selalu memeriksa tulisan siswa?
Jawaban : Ya, Bapak selalu memeriksa tulisan siswa. Tapi tidak seintensif mungkin, mungkin beberapa orang saya jadikan contoh, nanti yang lain bisa mengikuti. 6.
Bagaimana cara bapak memperbaiki kesarahan penulisan khususnya penulisan huruf kapital pada tulisan siswa?
Jawaban
:
pad,a
Pertama saya ambil dua kasus yang banyak ditemukan lalu
dibahas di kelas. 7.
Menurut bapak, bagaimana cara mengurangi kesalahan penulisan huruf kapital yang terjadi pada tulisan siswa?
Jawaban
:
cara mengurangi kesalahan: pertama mereka harus punya buku tentang pedoman EYD mereka bisa baca kemudian pada saat pembelajaran bisa disisipkan karena kalau khusus pemberajaran tentang huruf kapital di SMA tidak ada, jadi itu sudah terintegrasi.
Yang Diwawancarai,
Ade Irwan Setiawan" S.Pd. NIP.
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK
Tgl.
: Terbit :
No.
Revisi: :
No.
FoRM (FR)
Jl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 lndonesia
Dokumen
Hal
FITK-FR-AKD-081 1 Maret 2010 01
1t1
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI Nomor : Un.0 l/F 1/KM
Lamp.
Hal
.Ot.Z
t.\!.*tZOrc
Jakarta,2l Jlu]i2016
:-
:Bimbingan Skripsi
Kepada Yth. Dra. Mahmudah Fitriyah, Z.A, M.Pd.
Pembimbing Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. As s alamu' al aikum wnw b.
Dengan
ini
diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing I
(materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa: Nama
Apriani Alpaujiah
NIM
11
Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Semester
IX (Sembilan)
Judul Skripsi
12013000009
Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital pada Naskah idato Siswa Kelas X SMA Negeri 8 Tangerang Selatan.
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan padatanggal 22 Jlni 2016, abstraksiloutline terlampir. Saudari dapat melakukan perubahan redaksional pada judul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungi Jurusan terlebih dahulu.
Bimbingan skripsi
ini
diharapkan selesai dalam waktu
6
(enam) bulan, dan dapat
diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnyatanpa surat perpanjangan.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. Was
s
al amu' alaikum wr.w b. :
:: /,Y '$. ir'r ; . di
* M.Hum 200901 1 015 Tembusan: Dekan FITK Mahasiswa ybs.
1. 2.
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK
: Terbit :
FORM (FR)
No. Dokumen Tgl. No. Revisi:
01
Hal
1t1
Jl. k- H. Juanda No 95 Ciputat 15412 lndonesia
FITK-FR-AKD-082
1 Maret 2010
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN Nomor : Un.01/F. 1 /KM.01 .St.l'l.V.kZOtA Lamp. . Outline/Proposal : Permohonan lzin Penelitian
Jakarta, 20 September 2016
Hal
Kepada Yth. Kepala SMA Negeri 8 Tangerang Selatan di
Tempat Assal am u' al ai ku m wr.wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa, Nama
:
NIM
: 1112013000009
Jurusan
: Pendidikan Bahasa dan Sastra lndonesia
Semester
: 9 (Sembilan)
Judul
Skripsi
AprianiAlpaujiah
: Analisis Kesalahan
Penggunaan Huruf Kapital pada Naskah
Pidato Siswa Kelas X SMA Negeri 8 Tangerang Selatan
adalah benar mahasiswa/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang
sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset)
di
instansiisekolah/madrasah yang Saudara pimpin.
Untuk
itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan
mahasiswa tersebut
melaksanakan penelitian dimaksud.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. Wassal am u' al ai ku m wr.wb. .,:':., ?'rl'!i:lQekan
C**,::o;,';trfigi1q- Pepd.
B ahas a
dan S astra In d on e s i a
---______-_-__ Subuki, M. Hum 305200901 1015 Tembusan: Dekan FITK Pembantu Dekan Bidang Akademik Mahasiswa yang bersangkutan
1. 2. 3.
Biodata Penulis Apriani Alpaujiah biasa dipanggil Apri. Penulis lahir di Cianjur pada tanggal 20 April 1994. Penulis merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Penulis telah menempuh pendidikan pertama kali di SDN Karawaci 14 lulus pada tahun 2006. Melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 20 Tangerang lulus pada tahun 2009. Melanjutkan pendidikannya di MAN Tangerang lulus pada tahun 2012. Setelah itu, penulis melanjutkan pendidikan S1 di perguruan tinggi sejak tahun 2012 melalui jalur Penelusuran Minat dan Bakat (PMDK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis telah tercatat sebagai mahasiswi di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia hingga tahun 2017.
PF'MERINTAH KOTA TANGT',RANG SELATAN DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 8 KOTA TANGERANG SELATAN
Jl. cireundeu Raya No. 5 ciputat Kode pos 15419 Telp. (021) 7445375,7445401 website : www.srla.nEta.ngsel. sch.id, e-mail : qmanFianssel@ gmgii.com
SURAT KETBRANGAN Nomor : 07 I I 559 lKurikulum
Yang bertanda tangan menerangkan bahwa
di
bawah
ini, Plt Kepala SMA Negeri 8 Kota Tangerang
Selatan
:
Nama
APRIANI ALPAUJIAH
NIM
I 1 12013000009
Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jenjang Pendidikan
Strata Satu (S1)
Fakultas
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Syarif Hidayatullah UIN Jakarta
Benar telah melaksanakan penelitian (riset) di SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan pada tanggal 26 s.d 30 September 2016, guna memperoleh data dalam rangka penyusunan skripsi
dengan judul "Analisis Kesalahan Pengganaan Huruf Kapital pada Naskah pidato Siswa Kelas X SMA Negeri 8 Tangerang Selatan,'. Demikian surat keterangan ini kami berikan, agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya
Tangerang Selatan, 5 Desember 2016