PERSEPSI SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi kasus di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan)
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pdi)
Oleh
RAHMAH NIM: 105011000113
Di Bawah Bimbingan:
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Dra. Zikri Neni Iska, M.Psi
Dr. Sururin, MA
( 19690206 1995032001)
(19710319 1998032001)
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H / 2010 M
PERSEPSI SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( Di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan)
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pdi)
Oleh
RAHMAH NIM : 105011000113
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H / 2010 M
LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama
: Rahmah
Nim
: 105011000113
Fakultas/Jurusan
: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan/ PAI
Judul Skripsi
: Persepsi Siswa Terhadap Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (Di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan)
Dosen Pembimbing
: Pembimbing I : Dra. Zikri Neni Iska, M.Psi Pembimbing II : Dr. Sururin, MA
Dengan ini menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya dengan sebenar-benarnya untuk diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana (S.Pdi) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skrispsi telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya, maka saya pun bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 18 Maret 2010
Rahmah 105011000113
ABSTRAK Rahmah 105011000113 “Persepsi Siswa Terhadap Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, (Studi Kasus di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan)”. Lingkungan sekolah merupakan tempat berkumpulnya siswa yang berlatar belakang berbeda-beda. Ditinjau dari segi psikologis, setiap siswa akan mempunyai persepsi yang berbeda, hal ini disebakan karena beberapa factor yang mempengaruhinya. Proses persepsi ini berkaitan erat dengan panca indera karena persepsi terjadi setelah siswa melihat, mendengar atau merasakan kemudian di organisasi serta diinterpretasikan. Setiap siswa akan mempunyai persepsi yang berbeda terhadap setiap mata pelajaran. Persepsi siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam perlu diketahui dengan pertimbangan bahwa siswa adalah sasaran utama dari proses belajar mengajar di sekolah, sehingga dapat dilakukan upaya agar Pendidikan Agama Islam mendapat apresiasi yang menarik oleh siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan Pendidikan Agama Islam dan persepsi siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Penelitian ini memakai metode deskriptif analisis yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan keadaan sebenarnya, dan menggunakan instrument kuesioner serta wawancara sebagai sumber datanya. Dari penelitian yang telah dilakukan kepada sejumlah siswa yang menjadi sampel, maka dilakukan analisa data yang merupakan bagian penting dalam metode ilmiah untuk menjawab masalah penelitian. Dalam menganalisa data, maka dapat diambil kesimpulan bahwa persepsi siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam terlihat baik. Selain itu pelaksanaan PAI di sekolahpun juga mendukung segala kegiatan yang berkaitan dengan PAI, diantaranya kegiatan rohis, keputriaan, shalat zuhur berjamaah, dll. Ini merupakan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuh kembangkan agama siswa. Hal ini dapat dilihatdari hasil wawancara yang dilakukan oleh pihak guru agama dan kepala sekolah.
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Segala puji bagi Allah SWT, Dzat Yang Maha Penyayang diantara penyayang, yang menanamkan cinta dan kasih sayang-Nya kepada seluruh hambanya, sehingga penulis pun dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam tetap terukir indah atas Nabiullah tercinta, Nabi Muhammad SAW, teladan bagi seluruh umat hingga akhir zaman. Begitu pula kepada keluarga, sahabat-sahabatnya serta umatnya, semoga kelak kita mendapatkan syafaat di hari pembalasan. Sungguh suatu karunia terbesar yang telah Allah titipkan. Kendala, ujian dan cobaan tak menyurutkan penulis pada kehendak Tuhan. Bila kita telah berusaha dan berdo'a, Allah pasti akan menyediakan jalan yang baik. Dalam waktu yang cukup lama penulis menyelesaikan yang berjudul “ PERSEPSI SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN
skripsi
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM”. Do’a dan dorongan dari berbagai pihak banyak memberikan kontribusi dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3. Dra. Zikri Neni Iska, M.Psi Sebagai Pembimbing I, dan Dr. Sururin, MA Sebagai Pembimbing II yang telah banyak membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini dan telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan fikirannya untuk memberikan petunjuk dan pengarahan kepada penulis. 4. Pimpinan seluruh Staff Akademik Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah membantu penulis sehingga terselesaikannya penulisan skripsi ini. 5. Pimpinan dan seluruh staff karyawan perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu dengan meminjamkan buku-buku yang penulis butuhkan selama penyusunan skripsi ini.
6. Kepala SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan beserta jajaran yang telah membantu penulis dengan memberikan izin untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut. 7. Ayahanda H.Niman dan Ibunda Hj. Maghfurah, serta nenek yang penulis sayangi dan cintai Hj. Zaenab Hanafi, yang selalu memberikan dukungan baik dari segi moril maupun materiil. 8. Kakak serta adik-adikku yang aku sayangi dan telah memberikan bantuan dan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi. 9. Ka Sadat, sahabat hati yang memberikan semangat dan kontribusinya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi. 10. Abang Anto yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis. Semoga kita meraih kesuksesan bersama. Amin. 11. Sahabat-sahabat terbaikku Via, Awalina, Rani, Isti, May, Yona, Eer, Mahsun, Oli, dan seluruh sahabatku PAI-C/2005 yang tiada hentinya memberikan motivasi, Semoga Allah melindungi kalian semua. 12. Teman-Teman PPKT angkatan 2005, Okti, Sartika, Sony, Agus, Amar, yang telah memberikan motivasi dan bantuannya kepada penulis. 13. Ka Wawan, teman terbaikku yang selalu siap sedia meluangkan waktu dan tenaga kepada penulis di sela-sela kesibukannya. Semoga Allah membalas segala kebaikan kakak. Akhirnya penulis hanya bisa memanjatkan doa kepada Allah SWT semoga budi baik dan bantuan-bantuan yang tak ternilai dibalas olehNya sebagai amal kebaikan. Amin yaa rabbal’alamin. Penulis juga menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi semua pihak yang membacanya. amin
Jakarta, Maret 2010 Penulis
Rahmah
DAFTAR ISI
ABSTRAK......................................................................................................i KATA PENGANTAR ....................................................................................ii DAFTAR ISI ..................................................................................................iii DAFTAR TABEL ..........................................................................................iv DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................v BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................
1
B. Permasalahan ......................................................................
6
1. Identifikasi Masalah ......................................................
6
2. Pembatasan Masalah .....................................................
7
3. Perumusan Masalah.......................................................
7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................
7
1. Tujuan Penelitian...........................................................
7
2. Manfaat Penelitian.........................................................
8
DESKRIPSI TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoritis 1. Hakikat Persepsi a. Pengertian Persepsi.....................................................
9
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi .............. 12 c. Proses Terjadinya Persepsi ......................................... 15 2. Hakikat Pendidikan Agama Islam a. Pengertian Pendidikan Agama Islam........................... 18 b. Tujuan Pendidikan Agama Islam ................................ 23 c. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam ................... 27
d. Faktor-Faktor Penghambat dan Penunjang Pendidikan Agama Islam ...................................................................................... 32 B. Kerangka Berpikir ............................................................... 36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian................................................................ 37 B. Tempat dan Waktu Penelitian.............................................. 37 C. Populasi dan Sampel ........................................................... 37 D. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 38 E. Instrument Penelitian........................................................... 39 F. Teknik Pengolahan Data...................................................... 43 G. Teknik Analisis Data ........................................................... 43
BAB IV
HASIL PENELITIAN A. Profil SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan ..................... 45 1. Sejarah Berdiri dan Letak SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan ......................................................................................45 2. Visi, Misi, dan Tujuan SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan ......................................................................................46 3. Struktur Organisasi SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan
48
4. Sumber Daya................................................................. 50 5. Bidang Pelayanan .......................................................... 55 6. Kegiatan Ekstra Kurikuler ............................................. 56 B. Pelaksanaan PAI di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan
57
1. Kurikulum yang digunakan di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan........................................................................... 57 2. Faktor-faktor penghambat dan penunjang pelaksanaan PAI di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan. ............................... 57 C. Analisa dan Interpretasi Data............................................... 58 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ......................................................................... 76 B. Saran-saran ......................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 79 LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL Tabel 1
Kisi-kisi Instrument Penelitian ( Sebelum divalidasi) ...................... 40
Tabel 2
Kisi-kisi Instrument Penelitian (Sesudah divalidasi)........................ 41
Tabel 3
Ketentuan Skala Prosentase ............................................................ 44
Table 4
Keterangan Struktur Organisasi SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan .......................................................................................................49
Tabel 5
Keadaan Guru SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan ................. 50
Tabel 6
Keadaan Staf Tata Usaha ............................................................... 53
Tabel 7
Keadaan Sarana dan Prasarana SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan menurut jumlah dan kondisi.......................................................................... 54
Tabel 8
Keadaan siswa-siswi SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan ....... 56
Tabel. 9
Siswa mengikuti pelajaran PAI dengan baik.................................... 58
Tabel 10 Saya suka membaca materi PAI sebelum diterangkan guru ............. 59 Tabel 11 Apabila tidak mengerti, saya bertanya pada guru PAI ..................... 59 Tabel 12 Saya melihat, mendengarkan serta memahami penjelasan guru PAI
60
Tabel 13 Saya yakin mampu mengerjakan tugas PAI, walaupun dianggap sukar oleh .......................................................................................................61 Tabel 14 Aktif bertanya ketika pelajaran PAI ............................................... 61 Tabel 15 Sebagai orang Islam saya meyakini akan adanya hari akhir oleh karena itu saya selalu beribadah dengan sungguh-sungguh...................................... 62 Tabel 16 Saya meyakini bahwa setiap musibah adalah cobaan oleh karena itu saya bersabar dalam menghadapinya dan berusaha keluar dari masalah dan musibah itu. .......................................................................................................63 Tabel 17 Saya yakin Allah akan merubah nasib saya, jika saya berusaha. ...... 64 Tabel 18 Sebagai orang Islam saya yakin bahwa Allah mendengar segala doa-doa .......................................................................................................64 Tabel 19 Sebagai orang Islam saya meyakini akan adanya malaikat Rakib oleh karena itu saya selalu berbuat baik .................................................................. 65 Tabel 20 Al-Qur’an adalah kitab suci orang Islam, oleh karena itu saya wajib membacanya. ....................................................................................................... 66
Tabel 21 Shalat lima waktu wajib dilaksanakan oleh setiap muslim yang sudah baligh/dewasa ................................................................................. 66 Tabel 22 Puasa di bulan Ramadhan adalah wajib, oleh karena itu saya berusaha menjalankannya walaupun berat untuk dilaksanakan....................... 67 Tabel 23 Saya melakukan shalat karena kesadaran saya sendiri. .................... 68 Tabel 24 Pergi haji merupakan kewajiban bagi orang yang mampu ............... 69 Tabel 25 Zakat fitrah pada bulan ramadhan wajib dikeluarkan bagi orang yang mampu .......................................................................................................69 Tabel 26 Shalat merupakan kewajiban umat Islam, maka saya melaksanakan shalat tanpa keterpaksaan. .................................................................................. 70 Tabel 27 Saya selalu memberi salam jika bertamu di rumah orang lain.......... 71 Tabel 28 Menjawab salam adalah wajib hukumnya oleh karena itu saya wajib menjawabnya apabila ada orang yang memberi salam..................... 71 Tabel 29 Saya berusaha menolong teman yang sedang dalam kesulitan, karena tolong menolong adalah kewajiban sesama manusia. ................................. 72 Tabel 30 Sesama teman tidak boleh saling bermusuhan. ................................ 73 Tabel 31 Sikap bergotong royong adalah sikap yang terpuji........................... 73 Tabel 32 Jika teman kamu bersalah, maka kamu akan memaafkannya ........... 74 Tabel 33 Terhadap orang tua dan guru saya harus hormat.............................. 75
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Instrumen Penelitian Persepsi Siswa Terhadap Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Untuk Uji Validasi Instrument Lampiran 2 : Analisis Item Uji Coba Validitas (Persepsi Siswa Terhadap Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam ) Lampiran 3 : Data Hasil Uji Coba Validitas Item Persepsi Siswa Terhadap Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Lampiran 4 : Analisis Item Untuk Perhitungan Reliabilitas Instrument Persepsi Siswa Terhadap Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Lampiran 5 : Data Hasil Uji Coba Reliabilitas Instrument Persepsi Siswa Terhadap Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Lampiran 6 : Instrument Penelitian Persepsi Siswa Terhadap Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Setelah Uji Coba Validitas Instrument Lampiran 7 : Data Hasil Penelitian Persepsi Siswa Terhadap Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Lampiran 8 : Berita Wawancara Kepala Sekolah Lampiran 9 : Berita Wawancara Guru Bidang Study Pendidikan Agama Islam
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada Rasul-Nya yaitu Muhammad SAW, untuk disampaikan kepada umat manusia. Agama Islam memberikan pedoman yang menyeluruh, mencakup segala aspek kehidupan. Ajaran agama diwahyukan Tuhan untuk kepentingan manusia. Dengan bimbingan agama ini diharapkan manusia mendapatkan pegangan yang pasti dan benar dalam menjalani hidupnya dan membangun peradabannya. Dengan kata lain agama diwahyukan untuk manusia, bukan manusia tercipta untuk kepentingan agama. Agama merupakan sebuah jalan, dengan bimbingan agama itulah manusia berjalan mendekati Tuhan dan mengharap ridhaNya melalui amal kebajikan yang berdimensi vertical (ritual keagamaan) dan horizontal (pengabdian sosial). Islam merupakan syariat Allah yang diturunkan kepada umat manusia di muka bumi agar mereka beribadah kepada-Nya. Penanaman keyakinan terhadap Tuhan hanya bisa dilakukan melalui proses pendidikan baik di rumah, sekolah maupun lingkungan. Pendidikan Agama Islam merupakan kebutuhan manusia, karena sebagai makhluk pedagogis manusia dilahirkan dengan membawa potensi dapat dididik dan mendidik sehingga mampu menjadi khalifah di bumi, serta pendukung dan pemegang kebudayaan.1 Pendidikan agama mempunyai kedudukan yang tinggi dan paling utama karena pendidikan agama menjamin untuk memperbaiki akhlak anak-anak dan mengangkat mereka ke derajat yang tinggi, serta berbahagia dalam hidup dan kehidupannya. 2 Pendidikan Agama Islam harus ditanamkan sejak kecil, sebab pendidikan pada masa kanak-kanak merupakan dasar yang menentukan pendidikan selanjutnya. Oleh sebab itu, seharusnyalah Pendidikan Agama Islam ditanamkan dalam pribadi anak sejak ia lahir bahkan sejak ia dalam kandungan dan dilanjutkan pembinaan pendidikan ini di sekolah. Dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional, Pendidikan Agama Islam di sekolah memegang peranan yang sangat penting. Oleh karena itu Pendidikan Agama Islam di 1
Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h.
2
Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1983),Cet. Ke-11, h. 7
130
Indonesia dimasukkan ke dalam kurikulum nasional yang wajib diikuti oleh semua anak didik mulai dari SD sampai dengan perguruan tinggi. Pendidikan Agama Islam sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah umum mempunyai peranan yang sangat strategis, dan signifikan dalam pembentukan moral, akhlak, dan etika peserta didik.3 Bagi umat Islam tentunya pendidikan agama yang wajib diikutinya adalah Pendidikan Agama Islam.4 Dalam hal ini Pendidikan Agama Islam mempunyai tujuan kurikuler yang merupakan penjabaran dari tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang termaktub dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, yaitu: “ Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.5 Dalam Pendidikan Agama Islam di sekolah, terdapat beberapa factor pelemah, misalnya: soal keterbatasan waktu dan metode pembelajaran. Bagaimana membelajarkan agama dengan durasi waktu 2 jam perminggu. Siswa yang hanya memperoleh Pendidikan Agama hanya dari bangku sekolah kemungkinan siswa akan mengabaikan ajaran agama yang diterimanya sama sekali, karena kalah dengan lingkungan. Oleh karena itu mereka perlu diberi pelajaran Pendidikan Agama Islam sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan, serta keluarga harus mendukung, membantu, dan melengkapi pendidikan agama yang diperoleh di sekolah.6 Jika siswa tidak diberikan pelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah dan di dalam keluarga niscaya siswa tersebut jiwanya akan kosong dengan pengetahuan agama, tidak tahu tentang baik dan buruk atau tidak mengerti norma-norma agama dan susila yang kemungkinan nantinya akan cenderung menjadi orang yang tidak taat menjalankan agama dan bahkan acuh tak acuh terhadap ajaran agama. Mengingat pentingnya Pendidikan Agama Islam dalam mewujudkan harapan setiap orang tua, masyarakat, dan membantu terwujudnya tujuan pendidikan nasional, maka
3
Departemen Agama RI, Kendali Mutu pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Derektorat Jend Pembinaan Kelembagaan Islam, 2001), h. 1 4 Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi…..h. 140 5 UU SISDIKNAS, h. 9 6 Departemen Agama, Pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional, (Jakarta: 2005),h. 41
Pendidikan Agama Islam harus diberikan dan dilaksanakan di sekolah dengan sebaikbaiknya. 7 Setiap orang tua berkeinginan mempunyai anak yang berkepribadian baik, dan setiap orang tua bercita-cita mempunyai anak yang shaleh yang senantiasa membawa harum nama orang tuanya, karena baik buruknya kelakuan akan mempengaruhi nama baik orang tuanya. Anak yang saleh yang senantiasa mendoakan orang tuanya merupakan amal baik bagi orang tua yang akan mengalir terus menerus pahalanya walaupun orang itu sudah meninggal dunia, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW :
َتَ اْ!ِﻥَُْن# اِذَا:م. اَِ هََُْةَ رَِ اُ َُْ اَن رَُ ْلَ اِ ص ْ ََو ٍ.َِﻝ0 ٍ1َُ ِِ اَوْ وَﻝ+َ2َ3َْ ٍ4ْ)ِ ٍْ اَو5ََِر6 ٍ5َ7َ1َ0 :ٍِْ (َ'َث# !َِ َ*َ)ُُ ا+َ,َ-ْاِﻥ (4)# 9 )روا.َُُْ ْﻝ1َ Artinya : Dari Abu Hurairah ra. Bahwasanya Rasulullah saw, bersabda: “Jikalau manusia itu sudah meninggal dunia, maka putuslah semua amalnya, kecuali tiga macam : yaitu shadaqah jariyah (yang mengalir kemanfaatannya), ilmu yang bermanfaat, dan anak yang soleh (yang baik kelakuannya) yang senantiasa mendoakan terhadap orang tuanya”.8 Untuk mendukung suksesnya Pendidikan Agama Islam di sekolah, peran guru agama pun sangat penting dalam membina dan mendidik siswa agar menjadi manusia yang taat dalam beragama.
Bagi guru Pendidikan Agama Islam tugas dan kewajiban merupakan
amanat yang diterima oleh guru atas dasar pilihannya untuk memangku jabatan guru.9 Amanat tersebut wajib dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Allah menjelaskan :
⌧ ()*+,
%&'
!" #$
7"8 4+56 .#0☺2(3 -!
7
?
<=0>(;86
9:☺ 2;
Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi…..h. 137 Al-Imam Abi Zakariah Yahya bin Syarof An-Nawawi, Riyadhus Shalihin, Penerjemah Achmat Sunarto, (Jakarta: Pustaka Amani, 1996), h. 89 9 Suparta, MA, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Amissco, 2003), cet ke-2, h. 3 8
2 EF36 6 2CD @AB MNO "JKL6 ☺HE⌧I G⌧ Artinya: “ Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (meyuruh kamu) apabila menetapkan hokum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. (QS. Al-Nisa’, 4:58)10 Oleh sebab itu guru seharusnya mengamalkan ilmu yang diajarkannya dan berpegang teguh dengan ajaran agama. Guru agama pun sebagai contoh dan teladan bagi peserta didik dalam akhlak, kelakuan adat kebiasaan, perkataan, perbuatan dan semua gerak-geriknya. Maka jelaslah bahwa pegaruh guru agama besar sekali dalam pendidikan agama di sekolah. Sekolah merupakan tempat berkumpulnya siswa yang berlatar belakang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, baik dari segi keadaan keluarga, ekonomi, adat istiadat, agama maupun dari segi psikologis seperti persepsi, bakat dan minatnya. Maka akan memunculkan persepsi yang berbeda-beda terhadap pelajaran yang diterima. Dilihat dari segi psikologis, menurut penulis perbedaan persepsi pada siswa merupakan hal yang menarik, karena setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda terhadap objek yang sama. Hal ini dikarenakan berbagai macam factor yang mempengaruhinya. Persepsi merupakan proses awal dari interaksi manusia dengan lingkungan sekitarnya. Persepsi merupakan proses subjektif pengolahan bagaimana manusia dapat menilai suatu objek. Dalam arti luasnya persepsi merupakan pandangan atau pengertian bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu.11 Persepsi merupakan hal yang penting karena pandangan seseorang berperilaku terhadap suatu objek atau individu lain tidaklah sama. Persepsi siswa terhadap pendidikan agama Islam ini perlu diketahui dengan pertimbangan bahwa siswa adalah sasaran utama dari proses belajar mengajar di sekolah, sehingga dengan demikian dapat dilakukan beberapa penyesuaian yang tepat agar Pendidikan Agama Islam ini mendapat apresiasi yang menarik oleh siswa. Berkaitan dengan Pendidikan Agama Islam banyak persepsi negatif yang berkembang di kalangan sebagian siswa, berdasarkan pengamatan penulis, persepsi tersebut antara lain:
10 11
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, ( Bandung: Syaamil Cipta Media), h. 87 Alex Sobur, Psikologi Umum, (Bandung: pustaka Setia, 2003), h. 445
Pendidikan Agama Islam tidak menarik, tidak menyenangkan, membosankan, dan lebih memperhatikan pelajaran umum lainnya. Meski demikian, terdapat pula sebagian siswa yang mempunyai persepsi positif bahwa Pendidikan Agama Islam itu sangat penting, bahkan pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah telah diaplikasikan dikehidupan sehari-hari. Seharusnya agama bukan hanya sekedar ritualitas atau hanya memenuhi kewajiban akademis saja bagi siswa, namun Pendidikan Agama Islam pelaksanaannya harus benar-benar dirasakan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengetahui persepsi siswa terhadap Pendidikan Agama Islam, yang akan diuji kebenarannya melalui penelitian. Adapun judul penelitian ini adalah: “PERSEPSI SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM”. (Studi Kasus di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan).
B. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut : a. Bagaimana peran guru Pendidikan Agama Islam di sekolah? b. Apakah mata pelajaran Pendidikan Agama Islam penting untuk dipelajari di sekolah? c. Apakah tujuan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam diadakan di sekolah? d. Apa sajakah yang menjadi faktor pelemah dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam? e. Bagaimana Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di sekolah? f. Bagaimana Persepsi siswa di sekolah terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam?
2. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan dalam penelitian ini lebih terarah dan operasional, penulis membatasi masalah kepada : a. Persepsi siswa di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam, Persepsi disini yaitu tanggapan atau penerimaan siswa terhadap sesuatu melalui panca indera. b. Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan, kelas XI tahun ajaran 2008/2009, yang meliputi: 1. Kurikulum yang digunakan di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan. 2. Faktor-faktor penghambat dan penunjang pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan.
3. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan masalahnya sebagai berikut : a. Bagaimana pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan? b. Bagaimana persepsi siswa di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan. b. Untuk mengetahui persepsi siswa di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam.
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang berkenaan dengan persepsi siswa terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan, ini diharapkan memberikan manfaat antara lain: a. Teoritis Diharapkan dapat memperkaya khazanah kepustakaan kependidikan, khususnya mengenai persepsi siswa terhadap Pendidikan Agama Islam, serta dapat menjadi bahan masukan bagi mereka yang berminat untuk menindak lanjuti hasil penelitian yang berbeda dan dengan sample penelitian yang lebih banyak. b. Praktis Hasil penelitian ini diharapkaan memberikan masukan bagi kepala sekolah dan guru untuk dapat meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam guna meningkatkan mutu lembaga pendidikan. Bagi siswa manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan sikap dan pandangan positif terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam, karena begitu pentingnya pelajaran Pendidikan Agama Islam sehingga dapat diaplikasikan di dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II DESKRIPSI TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Deskripsi Teoritis 1. Hakikat Persepsi a. Pengertian Persepsi Kata persepsi berasal dari kata “perception” yang berarti “penglihatan, tanggapan, daya memahami atau menanggapi sesuatu yang diawali dengan penginderaan kemudian di transfer ke otak”.12 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia persepsi adalah “Proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya”.13 Persepsi dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu.14 Sedangkan menurut para ahli
mendefinisikan persepsi yang bermacam ragam
diantaranya menurut Alisuf Sabri, persepsi adalah “proses dimana individu dapat mengenali objek, dan fakta-fakta objektif dengan menggunakan alat-alat indera”.15 Jalaludin Rahmat memaknai bahwa persepsi merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa, pengalaman atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan”.16 Persepsi menurut Abdul Rachman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab adalah “proses yang menggabungkan dan mengorganisasikan data-data indera seseorang (penginderaan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga dapat menyadari di sekelilingnya termasuk sadar akan dirinya sendiri. Definisi lain menyebutkan bahwa persepsi adalah kemampuan membedakan, mengelompokkan, memfokuskan perhatian terhadap satu
12
Jhon M. Echols dan Hasan Sadily, Kamus Inggris-Indonesia (Jakarta: Gramedia, 1995),
h.105. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h.863. 14 Alex Sobur, Psikologi Umum, (Bandung: Pustaka Setia, 2003) h. 445 15 Alisuf Sabri, Psikologi Umum dan Perkembangan (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1999), h.46. 16 Jalaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000), h.51. 13
objek rangsang, dalam proses pengelompokkan dan membedakan ini persepsi melibatkan interpretasi berdasarkan pengalaman terhadap satu peristiwa atau objek”.17 Di dalam buku Psikologi Umum yang dikarang oleh Alex Sobur, banyak pengertian persepsi menurut para ahli, diantaranya : Menurut DeVito, persepsi adalah proses ketika seorang menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang memengaruhi indra orang tersebut. Yusuf menyebut persepsi sebagai pemaknaan hasil pengamatan. Berbeda dengan Gulo yang menyebut persepsi sebagai proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya. Bagi Atkinson, persepsi adalah proses saat seseorang mengorganisasikan dan menafsirkan pola stimulus dalam lingkungan. Menurut Rudolph F. Verderber persepsi adalah proses menafsirkan informasi indrawi. Menurut Jhon R. Wenburg, persepsi dapat didefinisikan sebagai cara organisme memberi makna.18 Persepsi menurut Matlin yang dikutip oleh Prof.Dr, Suharnan,M.S di dalam bukunya yang berjudul Psikologi Kognitif,
merupakan suatu proses penggunaan
pengetahuan yang telah dimiliki (yang disimpan didalam ingatan) untuk mendeteksi atau memperoleh dan menginterpretasi stimulus (rangsangan) yang diterima oleh alat indera seperti mata, telinga, dan hidung.19 Melalui persepsi inilah manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat inderanya, yaitu indera penglihat, pendengar, peraba, perasa dan pencium.20Aktifitas jiwa manusia mengenali rangsangan-rangsangan yang sampai melalui alat-alat indera dengan kemampuan manusia mengenali lingkungan hidupnya disebut persepsi.21
Abdul Rachman Shaleh, Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam (Jakarta: Kencana,2004), cet. Ke-1, Ed, Ke-1, h. 88-89 18 Alex Sobur, Psikologi Umum, h. 446 19 Suharnan, M. S, Psikologi Kognitif (Surabaya: Srikandi, 2005), h. 23. 20 Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), cet. Ke-4, h. 102. 21 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan (Jakarta: Kizi Brother, 2008), h. 66. 17
Dalam perspektif ilmu komunikasi, persepsi bisa dikatakan sebagai inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti dari persepsi, yang identik dengan penyandian balik (decoding) dalam proses komunikasi.22 Seseorang menangkap berbagai gejala di luar dirinya melalui lima indera yang dimiliki. Proses penerimaan rangsang ini disebut penginderaan (sensation). Tetapi pengertian akan lingkungan atau dunia disekitarnya bukan sekedar hasil penginderaan saja. Ada unsur interpretasi terhadap rangsang-rangsang yang diterima. Interpretasi ini menyebabkan seseorang menjadi subjek dari pengalamannya sendiri. Rangsang-rangsang yang diterima dan inilah yang menyebabkan seseorang mempunyai suatu pengertian terhadap lingkungan. Proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun peristiwa) sampai rangsang itu disadari dan dimengerti disebut persepsi. Persepsi
bukan
sekedar
penginderaan,
karena
persepsi
terjadi
setelah
suatu
penginderaan.23 Dari beberapa perspektif mengenai persepsi, maka penulis dapat menyimpulkan bahwasanya persepsi bukan sekedar proses penginderaan saja, tetapi ada unsur interpretasi di dalamnya. Persepsi juga merupakan sebuah proses pengamatan individu terhadap segala sesuatu yang ada dilingkungan dengan menggunakan indera yang dimilikinya. Hasil proses pengamatan tersebut menjadikan individu sadar terhadap segala sesuatu yang ada didalam lingkungannya. Disamping itu persepsi individu muncul karena adanya aktivitas mengindera, menginterpretasikan dan memberi penilaian terhadap objek-objek fisik maupun sosial yang ada dilingkungannya. Secara singkat persepsi merupakan proses menginterpretasi atau menafsirkan informasi yang diperoleh melalui system alat indera manusia.
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan persepsi seseorang terhadap suatu objek yang sama diantaranya menurut Dirga Gunarsa yaitu:
22
23
71.
Alex Sobur, Psikologi Umum, h. 446 Irwanto, dkk., Psikologi Umum Buku Panduan Mahasiswa (Jakarta: Gramedia, 1989), h.
a. Motif, adalah faktor internal yang dapat merangsang perhatian. Adanya motif menyebabkan munculnya keinginan individu melakukan sesuatu dan sebaliknya. b. Kesediaan dan Harapan, hal ini akan menentukan pesan yang mana, yang akan dipilih untuk diterima selanjutnya sebagaimana pesan yang dipilih itu akan ditata dan diinterpretasi. c. Intensitas rangsang, kuat lemah rangsang yang diterima, akan sangat berpengaruh bagi individu. d. Pengulangan suatu rangsang yang muncul atau terjadi secara berulang-ulang akan menarik perhatian sebelum mencapai titik jenuh.24 Sedangkan menurut Bimo Walgito mengemukakan tiga faktor yang berpengaruh terhadap persepsi yaitu : a. Stimulus yang cukup kuat, stimulus yang melampaui lambang stimulus kejelasan akan banyak berpengaruh terhadap persepsi. b. Fisiologis dan Psikologis, jika sistem fisiologisnya terganggu hal ini akan berpengaruh dalam persepsi seseorang. Segi psikologis yang mencakup pengalaman, perasaan kemampuan berpikir dan sebagainya. Juga akan berpengaruh bagi seseorang dalam mempersepsi. c. Faktor Lingkungan, situasi yang melatarbelakangi stimulus juga akan mempengaruhi persepsi.25 Menurut Zikri Neni, faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah sebagai berikut : a. Perhatian yang Selektif Dalam kehidupan manusia setiap saat kita akan banyak menerima banyak sekali rangsang dari lingkungan. Meskipun demikian ia tidak harus menanggapi semua rangsang yang diterimanya untuk itu, individualnya memusatkan perhatian pada rangsang-rangsang tertentu saja, dengan demikian objek-objek atau gejala lain tidak akan tampil kemuka sebagai objek pengamatan. b. Ciri-ciri Rangsang
24
Singgih Dirga Gunarsa, Pengantar Psikologi (Jakarta: Sumber Widya, 1992), cet. Ke-4,
25
Bimo Walgito, Psikologi Sosial (Yogyakarta: Andi Offset, 1991), h.54
h.107.
Rangsang yang bergerak diantara rangsang yang diam akan lebih menarik perhatian. Demikian juga rangsang yang paling besar diantaranya yang kecil, yang kontras dengan latar belakangnya dan intensitas rangsangnya paling kuat. c. Nilai dan Kebutuhan Individu Seorang seniman tentu punya pola dan cita rasa yang berbeda dalam pengamatannya dibanding seorang yang bukan seniman. d. Pengalaman Dahulu Pengalaman-pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi bagaimana seseorang mempersepsi dunianya.26 Prof. Dr. Suharnan menyebutkan beberapa factor yang mempengaruhi persepsi, yaitu : a. Familiaritas, Objek-objek yang sudah dikenal akrab akan lebih mudah dipersepsi dari pada objek-objek yang baru atau masih asing. b. Ukuran, Objek-objek yang ditampilkan dengan ukuran besar akan lebih mudah dipersepsi atau dikenali daripada yang berukuran kecil. c. Intensitas, Objek-objek yang memiliki warna tajam atau mencolok akan lebih mudah dikenali. d. Konteks Objek (gerak), Objek-objek yang bergerak cenderung lebih mudah dipersepsi daripada objek yang pasif.27
Menurut Sarlito Wirawan Sarwono, persepsi disebabkan oleh : a. Perhatian : Biasanya seseorang tidak menangkap seluruh rangsang yang ada disekitarnya sekaligus, tetapi memfokuskan perhatian pada satu objek saja atau dua objek. Perbedaan focus antara satu orang dengan orang lainnya, menyebabkan perbedaan persepsi antara mereka. b. Set : adalah harapan seseorang akan rangsang yang akan timbul. Misalnya, pada seorang pelari yang siap di garis “start” terdapat set bahwa akan terdengar bunyi pistol da saat mana ia harus mulai berlari.
26 27
Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan ... h.68 Suharnan, M. S, Psikologi Kognitif,…h. 56
c. Kebutuhan : Kebutuhan-kebutuhan sesaat maupun yang menetap pada diri seseorang, akan mempengaruhi persepsi orang tersebut. Kebutuhan-kebutuhan yang berbeda akan menyebabkan pula perbedaan persepsi. Misalnya, A dan B berjalanjalan di pertokoan. A yang kebetulan sedang lapar, mempersepsikan kompleks itu sebagai penuh dengan restoran, sedangkan B yang sedang ingin membeli arloji, mengamati kompleks itu sebgai deretan toko kelontong. d. Sistem Nilai : Sistem nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat berpengaruh terhadap persepsi. Contohnya: bahwa anak-anak yang berasal dari keluarga miskin mempersepsi mata uang logam lebih besar dari pada ukuran yang sebenarnya. Gejala ini tidak terdapat pada anak-anak yang berasal dari keluarga kaya. e. Ciri Kepribadian : Ciri kepribadian akan mempengaruhi persepsi. Misalnya, A dan B bekerja disatu kantor yang sama di bawah pengawasan satu orang atasan. A yang pemalu dan penakut, akan mempersepsi atasannya sebagai tokoh yang menakutkan dan perlu dijauhi, sedangkan B yang punya lebih banyak kepercayaan diri, menganggap atasannya sebagai tokoh yang dapat diajak bergaul seperti orang biasa lainnya. f. Gangguan Kejiwaan : Gangguan kejiwaan dapat menimbulkan kesalahan persepsi yang disebut halusinasi.28
c. Proses Terjadinya Persepsi Tahap awal dari proses persepsi ini adalah sensasi. Sensasi adalah kesadaran akan adanya suatu rangsang. Sensasi sama dengan penginderaan. Semua rangsang masuk dalam diri seseorang melalui panca indera, yang kemudian diteruskan ke otak yang menjadikan sadar akan adanya rangsang tersebut. Rangsang yang sekedar masuk dalam diri seseorang tetapi hanya menyadarinya tanpa mengerti atau memahami rangsang tersebut disebut sensasi. Tetapi jika disertai dengan pemahaman atau pengertian tentang rangsang tersebut dinamakan persepsi. 29
28
Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), h.
43 MIF Baihaqi, Dkk, Psikiatri (Konsep Dasar dan Gangguan-gangguan), (Bandung: RefikaAditama, 2005), h. 63 29
Proses terjadinya persepsi yaitu objek yang menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai alat indera atau reseptor. Proses stimulus mengenai alat indera merupakan proses kealaman atau proses fisik. Stimulus yang diterima oleh alat indera diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak. Proses ini disebut proses fisiologis. Kemudian terjadilah proses di otak sebagai pusat kesadaran sehingga individu menyadari apa yang dilihat, atau apa yang didengar, atau apa yang diraba, yaitu stimulus yang diterima melalui alat indera. Dalam proses persepsi perlu adanya perhatian sebagai langkah persiapan dalam persepsi. Hal tersebut karena keadaan menunjukan bahwa individu tidak hanya dikenai oleh satu stimulus saja, tetapi individu dikenai berbagai macam stimulus yang ditimbulkan oleh keadaan sekitarnya. Namun tidak semua stimulus mendapat respon individu untuk dipersepsi. Stimulus mana yang akan dipersepsi atau mendapat respon dari individu tergantung pada perhatian individu yang bersangkutan. 30 Dalam proses persepsi, terdapat tiga komponen utama, yaitu: 1. Seleksi,
adalah
proses penyaringan
oleh
indera
terhadap
rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit. 2. Interpretasi, yaitu proses mengorganisasikan
informasi sehingga
mempunyai arti bagi seseorang. 3. Interpretasi dan persepsi kemudian diterjemahkan dalam bentuk jadi tingkah laku sebagai reaksi. Proses persepsi adalah melakukan seleksi, interpretasi, dan pembulatan terhadap informasi yang sampai. Bagi hampir semua orang, sangatlah mudah untuk melakukan perbuatan melihat, mendengar, membau, merasakan, dan menyentuh, yakni proses-proses yang sudah ada semestinya ada. Namun, informasi yang datang dari organ-organ indera, perlu terlebih dahulu diorganisasikan dan diinterpretasikan sebelum dapat dimengerti, dan proses ini dinamakan persepsi.
Menurut Pareek proses persepsi terbagi menjadi 5, sebagai berikut : 30
Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum (Yogyakarta: Andi Offset), h. 71
1. Proses menerima rangsangan, menerima rangsangan atau data dari berbagai sumber. Kebanyakan data diterima melalui pancaindera. 2. Proses menyeleksi rangsangan, setelah diterima rangsangan atau data diseleksi. Tidaklah mungkin untuk memperhatikan semua rangsangan yang telah diterima. Rangsangan-rangsangan itu disaring dan diseleksi untuk diproses lebih lanjut. 3. Proses mengorganisasian, rangsangan yang diterima selanjutnya diorganisasikan dalam bentuk pengelompokan. 4. Proses penafsiran, setelah rangsangan atau data diterima, si penerima lalu menafsirkan data itu. Dikatakan bahwa telah terjadi persepsi setelah data itu ditafsirkan. Pada dasarnya persepsi memberikan arti pada berbagai data dan informasi yang diterima. 5. Proses pengecekan, setelah data ditafsirkan, si penerima mengambil beberapa tindakan untuk mengecek, artinya bahwa data atau kesan-kesan itu dapat dicek denngan menanyakan kepada orang lain mengenai persepsi mereka. 31
Jadi dapat disimpulkan proses persepsi dari berbagai pendapat, bahwa persepsi merupakan komponen pengamatan yang di dalam proses ini melibatkan pemahaman dan penginterpretasian sekaligus. Adapun
Indikator
persepsi
yang
diukur
ada
tiga:
1.Seleksi(selection) Seleksi adalah tindakan memperhatikan rangsangan tertentu dalam lingkungan. Hal ini merujuk pada pesan yang dikirimkan ke otak lewat penglihatan, pendengaran, pada saat proses pembelajaran pendidikan agama Islam.
2.Organisasi(organization) Setelah menyeleksi informasi dari lingkungan, kita mengorganisasikannya dengan merangkainya sehingga menjadi bermakna.
3.Interpretasi(interpretation) Interpretasi adalah proses subjektif dari menjelaskan persepsi ke dalam cara yang 31
Alex Sobur, Psikologi Umum,…h. 451
dimengerti. Dalam hal ini bisa berupa tindakan atau reaksi yang muncul
berupa
tindakan-tindakan yang menunjang kearah tercapainya kemampuan dalam pembelajaran Pendidikan
Agama
Islam,
seperti
mudah
menghafal,
menguasai
materi,
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari apabila seorang siswa mempunyai persepsi positif, akan tetapi jika siswa itu mempunyai persepsi negative terhadap Pendidikan Agama Islam muncul berupa tindakan acuh dan tidak peduli terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam, dll.
2. Hakikat Pendidikan Agama Islam a. Pengertian Pendidikan Agama Islam Secara alamiah, manusia tumbuh dan berkembang sejak dalam kandungan sampai meninggal dunia, mengalami proses tahap demi tahap. Pola perkembangan manusia yang berproses demikian adalah berlangsung di atas hukum Allah yang ditetapkan oleh Allah SWT sebagai sunatullah. Pendidikan sebagai usaha dalam membina dan mengembangkan pribadi manusia dari aspek-aspek rohaniah dan jasmaniah juga harus berlangsung secara bertahap. Tidak ada satupun makhluk ciptaan Tuhan di muka bumi ini yang dapat mencapai kesempurnaan atau kematangan hidup tanpa melalui proses. Pendidikan yang berlangsung melalui proses bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia, dilihat dari prinsip pandangan Islam adalah bersifat tabi’iyah artinya sesuai dengan tabiat hidup manusia, oleh karena itu tidak bertentangan dengan sunatullah yang ditetapkan Allah atas manusia. Akan tetapi suatu proses yang diinginkan dalam usaha kependidikan adalah proses yang terarah dan bertujuan mengarahkan anak didik (manusia) kepada titik optimal kemampuannya agar terbukti kepribadian yang utuh sebagai manusia. Untuk mencapai titik optimal perkembangan dan pertumbuhan, manusia harus menempuh proses kependidikan yang berlangsung secara progresif diatas kemampuan dasar masing-masing yang dipelancar dan dipengaruhi factor lingkungan, baik yang disengaja seperti alam sekitar atau pergaulan sosialnya.
Untuk mendapatkan pemahaman yang jelas tentang pengertian pendidikan agama Islam, terlebih dahulu penulis akan menjelaskan arti pendidikan itu sendiri agar pembahasan mengenai arti Pendidikan Agama Islam bisa lebih terarah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa pendidikan adalah “Proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses, perbuatan, cara mendidik”.32 Kedewasaan yang dimaksud adalah ia harus dapat menentukan diri sendiri dan bertanggung jawab sendiri.33 Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003 bab 1 Pasal 1 Ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah “Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.34 Dalam arti luas makna pendidikan adalah suatu usaha yang sadar yang teratur dan sistematis, yang dilakukan oleh orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengarui anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan. Sedangkan definisi yang kiranya lebih tegas yaitu pendidikan merupakan bantuan yang diberikan dengan sengaja kepada anak dalam pertumbuhan jasmani mapun rohaninya untuk mencapai tingkat dewasa.35 Kenyataannya, pengertian pendidikan ini selalu mengalami perkembangan, meskipun secara esensial tidak jauh berbeda. Berikut ini dikemukakan sejumlah pengertian pendidikan yang diberikan oleh para ahli, menurut Langeveld, pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu. Pengaruh datangnya dari orang dewasa seperti sekolah, buku, putaran hidup sehari-hari, yang ditujukan kepada orang yang belum dewasa. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), cet. Ke-2. h.263. 33 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000), cet. Ke-13, h.19. 34 Undang-Undang SISDIKNAS NO. 20 Tahun 2003 35 Amir Daien Indrakusuma, Ilmu pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 1973), h.27 32
Ahmad D. Marimba mendefinisikan pendidikan yang dikutip oleh Hasbullah merupakan bimbingan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Ada beberapa unsur yang terdapat dalam pendidikan antara lain yaitu, usaha yang dilakukan secara sadar, ada pendidik, ada yang dididik, mempunyai dasar dan tujuan, dan ada alat-alat yang dipergunakan. 36 Pendidikan menurut Prof. S. Brojonegoro yang dikutip oleh Uyoh Sadulloh, adalah memberi tuntutan kepada manusia yang belum dewasa dalam pertumbuhan dan perkembangan, sampai tercapainya kedewasaan dalam arti rohani dan jasmani.37 Dari beberapa pengertian pendidikan yang diberikan para ahli tersebut, meskipun berbeda secara redaksional, namun secara essensial terdapat kesatuan unsur-unsur atau faktor-faktor yang terdapat di dalamnya, yaitu bahwa pengertian pendidikan tersebut menunjukan suatu proses bimbingan, tuntunan atau pimpinan yang didalamnya mengandung unsur-unsur seperti pendidik, anak didik, tujuan, dan sebagainya. Penulis dapat menyimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang di lakukan manusia untuk membantu perkembangan jasmani dan rohani anak didik dalam rangka membentuk kepribadian yang berkualitas menuju arah pendewasaan. Setelah penulis uraikan pengertian di atas tentang pendidikan secara umum, langkah selanjutnya di bawah ini penulis uraikan pengertian Pendidikan Agama Islam menurut para ahli. Menurut Prof. Dr. Zakiah Daradjat, Pendidikan Agama Islam “Suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup”.38 Ahmad D. Marimba menjelaskan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah suatu bimbingan baik jasmani maupun rohani yang berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran dalam Islam. Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Raja Grafindo Persada: Jakarta, 1999), Cet ke- 1, h. 2 37 Uyoh Sadulloh, Mpd, Pengantar Filsafat Pendidikan (Alfabeta: Bandung, 2006), Cet ke3, h.54. 38 Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Bandung: Remaja rosda Karya, 2006), Cet ke- 3, h. 130. 36
Prof. H.M. Arifin mengatakan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah usaha orang dewasa Muslim yang bertakwa secara sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta perkembangan fitrah (kemampuan dasar) anak didik melalui ajaran Islam ke arah titik maksimal pertumbuhan dan perkembangan. 39 Tayar Yusuf mengartikan Pendidikan Agama Islam sebagai usaha sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan dan keterampilan kepada generasi muda agar kelak menjadi manusia bertakwa kepada Allah SWT, sedangkan menurut A. Tafsir pendidikan Agama Islam adalah bimbingan yang diberikan seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.40 Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertakwa berakhlak mulia, mengamalkan ajaran Agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-qur’an dan Al-hadis
melalui
kegiatan
bimbingan,
pengajaran
latihan,
serta
penggunaan
pengalaman.41 Sedangkan pengertian Pendidikan Agama Islam secara formal dalam kurikulum berbasis kompetensi dikatakan bahwa “Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran Agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an dan Hadis melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman. Dibarengi tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dalam masyarakat hingga terwujudnya kesatuan dan persatuan bangsa.”42
Dari sekian banyak pengertian Pendidikan Agama Islam di atas pada dasarnya saling melengkapi dan memiliki tujuan yang tidak berbeda, yakni agar siswa dalam aktivitas kehidupannya tidak lepas dari pengamalan agama, berakhlak mulia dan berkepribadian utama, berwatak sesuai dengan ajaran agama Islam. Dengan demikian Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama & Pembangunan Watak Bangsa, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2005), h. 6 40 Abdul Majid, S.Ag, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi ....h. 130. 41 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), h. 21 42 Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama & Pembangunan Watak Bangsa, ….h. 7 39
bahwa penididkan Agama Islam yang diselenggarakan pada semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan menekankan bukan hanya pada pengetahuan tehadap Islam, tetapi juga terutama pada pelaksanaan dan pengamalan agama peserta didik dalam seluruh kehidupannya. Dengan demikian dapat penulis simpulkan bahwa pendidikan agama Islam merupakan bimbingan terhadap anak didik agar berkembang fitrah keberagamaannya melalui pengajaran Agama Islam sehingga anak didik dapat memahami, menghayati dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari dan ajaran agama tersebut dijadikannya sebagai pedoman hidupnya atau pandangan hidupnya. Dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam, yaitu: a. Usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup (way of life) b. Pendidikan yang dilaksanakan berdasarkan ajaran Islam.
b. Tujuan Pendidikan Agama Islam Sebelum lebih jauh menjelaskan tujuan pendidikan Islam terlebih dahulu dijelaskan apa sebenarnya makna dari tujuan tersebut. Secara etimologi, tujuan adalah “Arah, maksud atau haluan,” Dalam Bahasa Arab “tujuan” diistilahkan dengan “ahdaf ”. Sementara dalam bahasa Inggris diistilahkan dengan “ purpose ”. Secara terminology tujuan berarti sesuatu yang diharapkan tercapai setelah sebuah usaha atau kegiatan selesai.43 Dalam melakukan suatu kegiatan dan baiknya selalu terarah dan tertuju. Apa yang dicita-citakan membuahkan tujuan. Tujuan adalah sesuatu yang diharapkan akan dicapai setelah sesuatu usaha atau kegiatan telah selesai dilaksanakan. Tujuan Pendidikan Agama Islam berisi nilai-nilai ideal yaitu nilai-nilai keislaman. Artinya tertanamnya nilai-nilai Islam ke dalam diri manusia kemudian terwujud dalam tingkah laku. Tujuan pendidikan di Indonesia di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003, yaitu :
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pres, 2002), cet ke- 1. h, 15 43
“Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab” 44 Indikator-indikator tujuan pendidikan diatas dapat dikelompokan menjadi empat, yaitu : a. Hubungan dengan Tuhan, ialah beriman dan bertkwa kepada Tuhan Yang Maha Esa b. Pembentuk pribadi, mencakup berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif. c. Bidang usaha, mencakup terampil, berdisiplin, beretos kerja,
profesional,
bertanggung jawab, produktif. d. Kesehatan, yang mencakup kesehatan jasmani dan rohani.45 Tujuan pendidikan berfungsi memberikan arah terhadap pelaksanaan pendidikan, sehingga diharapkan terhindar dari segala bentuk penyimpangan, dan tindakan yang kurang efektif dalam pelaksanaan pendidikan. Tujuan pendidikan juga merupakan faktor yang sangat penting, karena merupakan arah yang hendak dituju oleh pendidikan itu. Demikian pula halnya dalam pendidikan agama, maka tujuan pendidikan agama itu lah yang hendak dicapai dalam kegiatan atau pelaksanaan pendidikan agama. Secara umum Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dari tujuan tersebut dapat ditarik beberapa dimensi yang hendak ditingkatkan dan dituju oleh kegiatan pembelajaran PAI, yaitu (1) dimensi keimanan peserta terhadap ajaran agama Islam; (2) dimensi pemahaman atau penalaran (intelektual) serta keilmuan peserta didik terhadap ajaran agama Islam; (3) dimensi penghayatan atau pengalaman batin yang dirasakan peserta didik dalam menjalankan ajaran Islam; dan (4) dimensi pengamalannya, dalam arti bagaimana ajaran Islam yang telah diimani, dipahami dan dihayati atau diinternalisasi oleh pesrta didik itu mampu menumbuhkan motivasi dalam
44 45
Undang-Undang SISDIKNAS, h. 9 Made Pidarta, Landasan Kependidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), cet.ke-1, h. 11
dirinya untuk menggerakkan, mengamalkan, dan menaati ajaran agama dan nilai-nilainya dalam kehidupan pribadi, sebagai manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta mengaktualisasikan dan merealisasikannya dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara.46 Ahmad Tafsir menyatakan bahwa, tujuan Pendidikan Agama Islam itu harus meliputi tiga aspek (daerah binaan, domain), yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.47 Untuk aspek kognitif, tujuannya adalah mengembangkan atau membina pemahaman agama Islam agar siswa paham akan ajaran Islam, mengembangkan kemampuan baca tulis al-Qur’an dan tarikh Islam. Pada aspek afektif, tujuan yang ingin dicapai adalah agar siswa menerima ajaran Islam tersebut. Sedangkan pada aspek psikomotorik, tujuan yang ingin dicapai adalah agar siswa terampil melakukan ajaran Islam dalam kehidupan seharihari.48 Pendidikan Agama Islam di sekolah bertujuan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan siswa tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.49 Pendidikan Agama Islam sebagai mata pelajaran yang diajarkan di sekolah umum adalah segala upaya penyampaian ilmu pengetahuan agama Islam tidak hanya untuk dipahami dan dihayati, tetapi juga diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya kemapuan siswa dalam melaksanakan wudhu, shalat, puasa, dan ibadah-ibadah lain yang sifatnya hubungan dengan Allah dan juga kemampuan siswa dalam beribadah yang sifatnya hubungan antara sesama manusia, misalnya zakat, shadaqah, dan lain-lain yang termasuk ibadah dalam arti luas.50 Adapun tujuan Pendidikan Agama Islam di SMA yaitu untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan,
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan PAI di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), cet ke-3. h. 78 47 Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1997), cet. Ke-3, h. 86 48 Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam,...h. 86 49 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam ....h. 22 50 Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama & Pembangunan Watak Bangsa, ….h. 38 46
pengamalan, serta pengalaman peserta didik tentang agama islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.51 Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam adalah meningkatkan keimanan, pemahaman, pengetahuan, pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat dan bernegara. Dengan kata lain dapat dikatakan juga bahwa tujuan akhir dari pendidikan agama Islam adalah membentuk manusia muslim yang bertaqwa kepada Allah yang selalu mengerjakan perinyah-Nya dan meninggalkan segala larangannya.
c. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam Ruang lingkup bahan pelajaran Pendidikan Agama Islam meliputi lima unsur pokok, yaitu : Al-qur’an, aqidah, syariah, akhlak, dan tarikh. 52 Pada tingkat Sekolah Dasar (SD) penekanan diberikan kepada empat unsur pokok, yaitu: Keimanan, ibadah, Al-Qur’an. Sedangkan pada Sekolah Lanjut Tingkat Pertama (SLTP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) disamping keempat unsur pokok diatas maka unsur pokok syariah semakin dikembangkan. Unsur pokok tarikh diberikan secara seimbang pada setiap satuan pendidikan.53 Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam di SMA meliputi keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara : a. Hubungan manusia dengan Allah SWT b. Hubungan manusia dengan sesama manusia c. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri d. Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya
Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama & Pembangunan Watak Bangsa, ….h. 92 Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama & Pembangunan Watak Bangsa, ….h. 53 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam ....h. 22
51
52
Dalam mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam maka ruang lingkup materi PAI (kurikulum 1994) pada dasarnya mancakup tujuh unsur pokok, yaitu, Al-Qur’an Hadist, keimanan, syariah, ibadah, muamalah, akhlak, dan tarikh (sejarah Islam) yang menekankan pada perkembangan politik. Pada kurikulum tahun 1999 dipadatkan menjadi lima unsur pokok, yaitu Al-qur’an, keimanan, akhlak, fiqh dan bimbingan ibadah, serta tarikh/sejarah yang lebih menekankan pada perkembangan ajaran agama, ilmu pengetahuan dan kebudayaan.54 Didalam KTSP ruang lingkup Pendidikan agama Islam dan akhlak mulia yaitu kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama. Standar kompetensi kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia bertujuan membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Tujuan tersebut dicapai melalui muatan atau kegiatan agama, kewarganegaraan, kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olahraga, dan kesehatan. Adapun Standar kompetensi kelompok mata pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk tingkat SMA adalah : 1. Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan perkembangan remaja. 2. Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, golongan social ekonomi, dan budayadalam tatanan global 3. Berpartisipasi dalam penegakkan aturan-aturan social 4. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat. 5. Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain. 6.
Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun melalui berbagai cara termasuk pemanfaatan teknologi informasi yang mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.
54
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan PAI di Sekolah....h. 79
7.
Menjaga kebersihan, kesehatan, ketahanan dan kebugaran
jasmani dlam
kehidupan sesuai dengan tuntunan agama. 8.
Memanfaatkan lingkungan sebagai makhluk ciptaan Tuhan
secara
55
bertanggung jawab.
Agama Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada rasul Muhammad SAW untuk disampaikan kepada seluruh manusia, yang mengandung ketentuan-ketentuan (akidah), ibadah dan muamalah (Interaksi Sosial) dan akhlak yang menentukan proses berpikir, merasa, berbuat dan terbentuknya kata hati. Dengan demikian, secara sistematis bahwa dalam Islam terdapat ajaran yang disebut dengan pokok-pokok ajaran Islam. Yaitu 3 pokok ajaran yang telah disyariatkan Allah kepada rasul Muhammad SAW adalah sebagai berikut, yaitu : akidah/tauhid, syariat dan akhlak (moral).56
a. Akidah Akidah secara bahasa berarti ikatan, secara terminology berarti landasan yang mengikat, yaitu keimanan. Ajaran Islam sebagaimana dicantumkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah adalah merupakan ketentuan-ketentuan dan pedoman keimanan. Keimanan adalah suatu sikap jiwa yang diperoleh karena pengetahuan yang berproses demikian rupa sehingga membentuk tata nilai (norma) maupun pola perilaku seseorang.57 Pengertian akidah dari segi istilah sering disamakan dengan pengertian keimanan. Sayyid Sabiq ketika mendefinisikan keimanan atau akidah mengatakan bahwa akidah itu terdiri dari enam perkara, yaitu: 1) Ma’rifat kepada Allah, Ma’rifat dengan nama-nama-Nya yang mulia dan sefatsifat-Nya yang tinggi. 2) Ma’rifat terhadap alam dan yang ada dibalik alam ini. 3) Ma’rifat terhadap kitab-kitab Allah. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007, h. 20 dan 97 56 Supriadi, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Grafika Karya Utama, 2001), cet. Ke-2, h.89 57 Abu Ahmadi, Noor Salimi, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Bumi aksara, 2004)Ed.1.Cet.4, h. 255 55
4) Ma’rifat dengan nabi-nabi dan Rasul-rasul. 5) Ma’rifat terhadap hari akhir dan peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan itu. 6) Ma’rifat kepada takdir.58 Aqidah adalah awal dan akhir seruan Islam. Ia merupakan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai konsekuensi dari keyakinan ini, maka hanya Allah satu-satunya zat yang wajib disembah, dimohon petunjuk dan pertolongan, dan harus dipatuhi. Aqidah merupakan ajaran yang berlaku sepanjang sejarah manusia, yang dibawa oleh setiap Nabi dan Rasul Allah.
b. Syari’at Secara harfiah syariat adalah jalan yang harus dilalui oleh setiap muslim. Selain aqidah (pegangan hidup), akhlak (sikap hidup), syariat (jalan hidup) adalah salah satu bagian agama Islam. Menurut ajaran Islam syariat ditetapkan Allah menjadi patokan jidup setiap muslim. Sebagai jalan hidup, ia merupakan the way of life umat Islam. Menurut imam Syafii dalam kitab ar-Risalah, syariat adalah peraturan-peraturan lahir yang bersumber dari wahyu itu mengenai tingkah laku manusia. Dalam rumusan Imam Syafii ada dua hal yang disatukan. Bagian pertama “peraturan-peraturan yang bersumber pada wahyu Allah” menunjuk kepada syariah, sedang bagian kedua “ kesimpulan-kesimpulan yang berasal dari wahyu itu”menunjuk pada fikih. Sebagai ketetapan Allah baik berupa larangan maupun dalam bentuk suruhan, syariat mengatur jalan hidup dan kehidupan manusia. Dilihat dari segi ilmu hukum, syariat adalah norma hukum dasar yang diwahyukan Allah, yang wajib diikuti oleh orang Islam, baik dalam berhubungan dengan Allah maupun dalam berhubungan dengan sesama manusia dan benda dalam masyarakat. 59 Dalam syari’at ini terdapat ketentuan-ketentuan Agama yang merupakan suatu fasilitas untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dalam rangka mencapai
Sayyid sabiq, Aqidah Islam Pola Hidup Manusia Beriman, (Penterjemah A. Faqih), (Bandung: CV Diponegoro, 1987), cet.I, h. 16-17 59 Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1998), h. 235 58
kebahagiaan di dunia dan di akhirat dengan jalan melaksanakan dan berpegang di bidang ubudiyah dan muamalah. Ibadah dalam Islam merupakan puncak segala kepatuhan dan inti dari perasaan tentang keagungan zat yang wajib disembah. Ibadah adalah media komunikasi langsung dan integral antara makhluk dan khaliqnya.ibadah juga merupakan sarana konsultatif yang memberi pengaruh sangat dalam antara manusia dengan Tuhan, alam sekitar dan sesama manusia.60 Dalam sejarah Islam ibadah juga memberikan latihan rohani yang diperlukan manusia. Semua ibadah dalam Islam seperti sholat, puasa, haji dan zakat bertujuan membuat roh manusia agar senantiasa tidak lupa kepada Tuhan, bahkan senantiasa dekat pada-Nya, karena dengan demikian dapat mempertajam rasa kesucian yang kuat akan menjadi pengendali hawa nafsu sehingga tidak melanggar nilai-nilai moral, peraturan dan hukum yang berlaku dalam hukum Islam.
c. Akhlak Akhlak secara etimologi (arti bahasa) berasal dari kata khalaqa, yang kata asalnya khuluqun, yang berarti : perangai, tabiat, adat atau khalqun yang berarti kejadian, buatan, ciptaan. Jadi secara etimologi akhlak itu berarti perangai, adat, tabiat atau system perilaku yang dibuat.61 Secara terminologis ( arti istilah) yang didefinisikan oleh imam Ghazali, akhlak sebagai sifat yang tertanam di dalam jiwa yang menimbulkan bermacam-macam perbuatan dengan gampang/mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Setiap perbuatan manusia yang muncul dari kesadaran jiwa seseorang merupakan akhlak, tanpa pengecualian perbuatan baik maupun perbuatan buruk. Jadi akhlak mencakup semua perbuatan manusia. Perbuatan manusia yang berniali baik disebut akhlak yang mulia/ akhlak terpuji, sedangkan perbuatan manusia yang bernilai buruk disebut akhlak jelek/ akhlak tercela.
Fathi Yakan, Sifat dan Sikap Seorang Muslim, (Penterjemah: Jamaludin Kafi), (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1982), cet. I, h. 13 61 Abu Ahmadi, Noor Salimi, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam…h. 198 60
Akhlak diartikan sebagai sikap yang melahirkan perbuatan (perilaku, tingkah laku) mungkin baik, mungkin buruk. Akhlak adalah suatu bentuk dari keadaan jiwa yang benar-benar telah meresap. Dari sini timbul keadaan jiwa berbagai perbuatan secara spontan, mudah, terus menerus, tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pemikiran suatu perenungan dan angan-angan.62
d. Faktor-Faktor Penghambat dan Penunjang Pendidikan Agama Islam Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam yang berlangsung di sekolah masih mengalami banyak kelemahan. Mengutip dari Maftuh Basyuni bahwa Pendidikan Agama Islam yang berlansung saat ini cenderung lebih mengedepankan aspek kognisi (pemikiran) dari pada afeksi (rasa) dan psikomotorik (tingkah laku). Menurut Towaf yang dikutip oleh Muhaimin bahwa adanya factor penghambat dalam Pendidikan Agama Islam di sekolah, antara lain: (1). Pendekatan masih cenderung normative, dalam arti pendidikan agama menyajikan norma-norma yang sering kali tanpa ilustrasi konteks social budaya, sehingga peserta didik kurang menghayati nilai-nilai agama sebagai nilai yang hidup dalam keseharian; (2) Kurikulum Pendidikan Agama Islam yang dirancang di sekolah sebenarnya lebih menawarkan minimum kompetensi atau minimum informasi, tetapi pihak guru PAI sering kali terpaku padanya, sehingga semangat untuk memperkaya kurikulum dengan pengalaman belajar yang bervariasi kurang tumbuh; (3) Sebagai dampak yang menyertai situasi tersebut di atas, maka guru PAI kurang berupaya menggali berbagai metode yang mungkin bisa dipakai untuk pendidikan agama, sehingga pelaksanaan pembelajaran cenderung monoton; (4) Keterbatasan sarana/prasarana, sehingga pengelolaan cenderung seadanya. Pendidikan agama yang diklaim sebagai aspek yang penting sering kali kurang diberi prioritas dalam urusan fasilitas.63 Faktor pelemah lainnya misalnya masalah keterbatasan waktu dan metode pembelajaran. 62Supriadi,
64
Mengingat pendidikan agama yang diberikan sekolah hanya dua jam
Pendidikan Agama Islam....h. 95-96 Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah dan Perguruan Tinggi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada) , 2007, h. 23 64 Departemen Agama, Pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional,…….h. 41 63
pelajaran dalam satu minggu, yang sesungguhnya merupakan hambatan, tetapi ini dapat diatasi oleh semua penanggung jawab pendidikan, antara lain melalui keluasan, kedalaman atau penambahan jumlah jam pelajaran oleh sekolah atau juga degan dasar integrasi tanggung jawab pendidikan agama, yaitu bukan hanya oleh guru agama, tetapi juga oleh kepala sekolah, dan semua guru di sekolah yang bersangkutan. Demikian pula perlunya kerja sama antara keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam rangka melaksanakan prinsip keterpaduan. 65 Telah dipaparkan beberapa factor pelemah atau penghambat dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah, selain factor penghambat terdapat pula factor penunjang. Artinya bahwa hal-hal yang berhubungan dengan unsur-unsur yang dapat mempengaruhi pelaksanaan keberhasilan Pendidikan Agama Islam. Faktor-faktor penunjang itu diantaranya adalah: 1. Hasil yang diharapkan Kompetensi dasar pendidikan agama sebagai hasil yang diharapkan secara eksplisit terhadap dalam rumusan-rumusan yang tercantum dalam kurikulum persekolahan, yaitu kompetensi dasar, hasil belajar, indikator, dan materi pokok. 2. Materi dan Alokasi Waktu Materi dan alokasi waktu yang disediakan untuk mencapai kompetensi diperlukan materi. Makin jelas kompetensi pendidikan agama itu, maka makin jelas pula materi yang diperlukan. 3. Metode Salah satu factor yang berkaitan dengan hasil belajar materi adalah metode dan teknik pengajaran yang dipilih secara tepat dan strategis. 4. Siswa sebagai peserta didik Pengalaman empirik menunjukan bahwa kondisi awal siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah sangat beragam, terutama dilatarbelakangi oleh asal sekolah dan pendidikan orang tua di lingkungan keluarga, serta dari pengalaman keagamaan yang dijalaninya. 5. Orang tua siswa
65
AbdulRahmah Shaleh, Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak Bangsa,….h. 41
Orang tua atau dewasa lainnya merupakan pendidik di dalam keluarga. Pendidikan di sekolah juga memerlukan bantuan keluarga, apalagi untuk pendidikan agama. 6. Lingkungan Pendidikan Pendidikan agama secara langsung menyentuh esensi yang sangat mendasar pada diri anak, terutama dari segi nilai, sikap, dan pengamalan agamanya. Dapat dipastikan sekolah akan memberikan nilai, sikap, dan tuntutan perilaku serta contoh keagamaan yang positif. Dengan demikian, keberhasilan pendidikan agama atau juga bahkan sebaliknya, kegagalannya akan dipengaruhi berbagai factor lingkungannya, antara lain kontribusi dari teman sejawat, keluarga, media massa dan lainnya. Namun sekarang bagaimana menciptakan agar lingkungan dapat diwujudkan sebagai lingkungan yang menunjang secara positif bagi pendidikan agama. 7. Guru Agama Keberhasilan atau kegagalan pendidikan agama sering dialamatkan kepada guru agama sebagai sumber utama. Serta guru agama menjalankan tugasnya secara professional dan menjadi panutan bagi peserta didik.66
Jadi dapat disimpulkan bahwa kelemahan dari pelaksanaan pendidikan agama Islam lebih banyak bermuara pada aspek metodologi pembelajaran PAI dan orientasinya yang lebih bersifat normative, teoritis, dan kognitif, termasuk di dalamnya aspek gurunya yang kurang mampu mengaitkan dan berinteraksi dengan mata pelajaran dan guru non-pendidikan agama. Aspek lainnya yang banyak disoroti adalah menyangkut aspek muatan kurikulum atau materi pendidikan agama, sarana pendidikan agama, termasuk di dalamnya buku-buku dan bahan-bahan ajar pendidikan agama. Adapun factor penunjang Pendidikan Agama Islam diantaranya: Hasil yang diharapkan, materi dan alokasi waktu, metode, siswa sebagai peserta didik, orang tua siswa, lingkungan pendidikan, dan guru agama.
66
Abdulrahman Saleh, Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak Bangsa,…h. 61
B. Kerangka Berfikir Persepsi
merupakan
aktifitas
mengindera,
mengorganisasi,
dan
menginterprestasikan serta menilai stimulus yang ada dalam lingkungan. Dalam hal ini stimulus yang sama belum tentu membuat seseorang mempunyai persepsi yang sama terhadap suatu hal. Berdasarkan pengertian persepsi di atas dapat diketahui bahwa persepsi terkait erat dengan panca indera karena persepsi terjadi setelah objek yang bersangkutan melihat, mendengar atau merasakan sesuatu dan kemudian mengorganisasi serta menginterpretasi sehingga timbullah persepsi. Proses yang sama juga terjadi pada persepsi siswa terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam. Siswa akan membuat persepsi mengenai pelajaran Pendidikan Agama Islam dari apa yang ditangkap oleh inderanya, kemudian dari hasil persepsinya itu siswa akan bereaksi. Reaksi yang muncul dapat berupa tindakan-tindakan yang menunjang kearah tercapainya kemampuan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam, seperti mudah menghafal, menguasai materi, mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, dll. Oleh karena itulah persepsi siswa mempunyai hubungan dengan pelajaran Pendidikan Agama Islam, karena persepsi yang berbeda-beda untuk setiap individu, maka pembelajaran pendidikan agama Islam sangat tergantung kepada persepsinya, sehingga dapat dikatakan ada persepsi yang positif dan persepsi yang negative terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskkriptif analitis, yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan keadaan sebenarnya. Untuk memperoleh data yang obyektif, maka dapat diperoleh melalui penelitian lapangan (Field research), yakni pengumpulan data dengan cara langsung turun ke lapangan dengan melakukan wawancara dengan kepala sekolah dan guru Pendidikan Agama Islam, observasi serta penyebaran kuesioner atau angket kepada siswa-siswi SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan.
B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan yang terletak di Jl. Benda timur 11. Pamulang 2. Adapun penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2010 sampai dengan Februari 2010, dengan tahapan sebagai berikut : Melihat keadaan sekolah, membuat proposal penelitian, studi pustaka, penyusunan instrument, dan mengadakan penelitian.
C. Populasi dan Sampel Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi.67 Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan yang berjumlah 325 orang. Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel sebanyak 15 % dari populasi yang ada, dengan demikian populasinya berjumlah 50 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara random sampling, yang dalam hal ini peneliti tidak mengendalikan salah satu variabel tersebut dan setiap Ir. M. Iqbal Hasan,M.M, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian & Aplikasinya, (Bogor: Ghalia Indonesia), h. 58 67
responden akan diberikan kesempatan yang sama. Dengan perincian bahwa sampel tersebut telah mewakili dan sesuai dengan perbandingan frekuensi di dalam populasi secara keseluruhan.
D. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang peneliti gunakan dalam memperoleh data adalah dengan dua cara yaitu: 1. Observasi, sebagai metode ilmiah observasi biasa diartikan dengan pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki. Melalui observasi ini maka penulis memperoleh data mengenai kondisi sekolah, guru, karyawan, sarana dan prasarana di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan. 2. Wawancara (Interview), yaitu sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. 68 Dalam hal ini penulis mengadakan komunikasi langsung dengan kepala sekolah, guru bidang studi Pendidikan Agama Islam, untuk mendapatkan data mengenai masalah yang menjadi objek penelitian. 3. Study Dokumentasi, adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subyek penelitian, namun melalui dokumen.69 Melalui dokumen-dokumen tersebut peneliti mengambil data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, seperti dokumen sekolah, daftar inventaris, daftar jumlah siswa. 4. Angket (Questionaire), yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.70 Cara angket, angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, yakni angket yang ada pada setiap itemnya telah tersedia alternatif-alternatif jawaban sehingga responden dapat dengan mudah memilih salah satu jawaban dari jawaban alternatif yang telah tersedia. Urutan penyusunan angket terdiri dari beberapa aspek. Aspek yang pertama adalah aspek identitas. Aspek yang kedua adalah aspek petunjuk pengisian, dan aspek yang ketiga aspek daftar pernyataan, yang peneliti gunakan untuk mengetahui tentang Persepsi siswa terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam pada aspek aqidah, akhlak, dan syariat. 68
Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 2002),cet.12,
69
Hasan, Pokok-pokok Materi..., h.87. Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, … h.128
h.132 70
E. Instrument Penelitian Insrtument penelitian yang digunakan berupa kuesioner (angket). Angket yang digunakan dalam pengambilan data yaitu angket persepsi siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Tabel berikut memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai penyebaran butirbutir item dari tiap-tiap variabel penelitian.
Tabel 1 Kisi-kisi Instrument Penelitian (sebelum divalidasi) Variabel
Aspek
Indikator
No. Item
Jumlah item
Persepsi
Persepsi
siswa
siswa
terhadap
1. Menyeleksi stimulus lewat panca indera 2. Mengorganisasi
mata
informasi sehingga
pelajaran
1,2,3,4,5,6 ,7,8, 9,10,11,12
3. Menginterpretasikan
Agama Islam
dalam bentuk tindakan
8
,13,14,15,
bermakna bagi siswa
Pendidikan
8
16 17,18,19,
8
20,21,22, 23,24
Pelaksanaan
1. Dimensi Akidah
25,26,27,2
Pendidikan
(Keyakinan)
8,29,30,31
Agama Islam
8
,32 2. Dimensi Syariat
33,34,35,
(Peribadatan)
36,37,38
3. Dimensi Akhlak
39,40,41,
6
7
(Pengamalan)
42,43,44, 45
Untuk mengetahui apakah item yang digunakan dalam penelitian ini telah mengukur apa yang seharusnya diukur dan dapat diandalkan konsistensinya, maka harus dilakukan uji Validitas dan Reliabilitas terlebih dahulu, untuk memenuhi persyaratan seperti dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto bahwa : instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel.71
1. Validitas Suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya di ukur. Untuk menganalisis validitas butir angket mengenai Persepsi Siswa Terhadap Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, maka digunakan rumus72: rxy =
N (ΣXY ) − (ΣX ) (ΣY ) ( NΣX 2 − (ΣX ) 2 ( NΣY 2 ) − (ΣY ) 2 )
Berdasarkan data hasil uji coba validitas butir angket persepsi siswa terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam yang terdiri dari 45 item yang disebarkan kepada responden try out sebanyak 30 orang siswa diketahui 25 butir pernyataan yang valid yaitu nomor 1,4,5,7,14,24,26,27, 28,29,30,31,33,34,35,36,37,38,39,40,41,42,43,44,45, sisanya sebanyak 20 butir pernyataan yang tidak valid. Selanjutnya disusun kembali instrumen yang digunakan, sehingga kisi-kisi instrumen sesudah di validasi adalah sebagai berikut: Tabel 2 Kisi-kisi Instrument Penelitian (sesudah divalidasi) Variabel
Aspek
Indikator
No. Item
Jumlah item
Persepsi
Persepsi
1. Menyeleksi stimulus
1,4,5,7
4
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik( Jakarta: Rineka Cipta), 2006. h. 102 72 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi), (Jakarta, Bumi Aksara, 2005), Cet 5, h. 72 71
siswa
siswa
terhadap
lewat panca indera 2. Mengorganisasi
mata
14
1
24
1
6
informasi sehingga
pelajaran
bermakna bagi siswa
Pendidikan
3. Menginterpretasikan
Agama Islam
dalam bentuk tindakan Pelaksanaan
1. Dimensi Akidah
26,27,28,2
Pendidikan
(Keyakinan)
9,30,31
2. Dimensi Syariat
33,34,35,
(Peribadatan)
36,37,38
3. Dimensi Akhlak
39,40,41,
(Pengamalan)
2,43,44, 45
Agama Islam
6
7
2. Reliabel Suatu instrumen penelitian disebut reliabel apabila instrumen tersebut konsisten dalam memberikan penilaian atas apa yang diukur. Dalam instrumen penelitian ini untuk mengetahui reliabilitas butir soal mengenai persepsi siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, penulis menggunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut73 : K Σσ b2 α = 1 − 2 σt (k − 1)
Ket:
73
α
= Koefisien alpha
k
= Banyaknya butir pernyataan
Σσ b2
= Jumlah varians butir
σ t2
= Varians total
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik…, h. 196
Selanjutnya dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabilitas pada umumnya digunakan patokan sebagai berikut: Apabila α sama dengan atau lebih besar daripada 0,70 maka instrumen yang sedang diuji reliabilitansya dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang tinggi (reliabel). Tetapi apabila α lebih kecil daripada 0,70 maka instrumen yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang tinggi (unreliabel). Berdasarkan perhitungan reliabilitas, penulis mendapatkan angka koefisien (α) sebesar 0,926 untuk angket persepsi siswa terhadap mata pelajaran pendidikan Agama Islam dengan demikian angket ini reliabel, karena α lebih besar daripada 0,70.
F. Teknik Pengolahan Data Setelah semua data selesai dikumpulkan dengan lengkap, maka tahap selanjutnya adalah tahap pengolahan data. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut : 1. Editing, semua angket harus diteliti satu persatu tentang kelengkapan dan kebenaran pengisian sehingga terhindar dari kekeliruan dan kesalahan. 2. Scoring, setelah melalui tahap editing, maka selanjutnya adalah memberikan skor terhadap item-item pernyataan yang terdapat pada angket dalam bentuk pilihan ganda. Untuk memudahkan perhitungan masing-masing diberi bobot nilai yang bergerak dari 4 sampai 1 sesuai dengan kualitas jawabannya yang disusun sebagai berikut : a. Alternatif jawaban A, dengan bobot nilai 4 b. Alternatif jawaban B, dengan bobot nilai 3 c. Alternatif jawaban C, dengan bobot nilai 2 d. Alternatif jawaban D, dengan bobot nilai 1 3. Tabulating yaitu mentabulasi data jawaban yang telah diberikan ke dalam bentuk tabel selanjutnya dinyatakan dalam bentuk frekuensi dan prosentase
G. Teknik Analisis Data Data-data yang telah terkumpul, selanjutnya dilakukan penyeleksian dan untuk kemudian disusun. Dalam hal ini data yang dikumpulkan peneliti adalah data yang bersifat kualitatif yang kemudian diubah menjadi data kuantitatif. Untuk mengambil kesimpulan. Pelaksanaannya menggunakan model prosentase dengan rumus sebagai berikut:
P=
F x 100% N
Keterangan: P
: Prosentase
F
: Frekuensi jawaban responden
N
: Jumlah responden
Data yang didapat dari setiap item pernyataan akan dibuatkan satu tabel yang di dalamnya terdapat frekuensi dan prosentase, kemudian peneliti menganalisa dan menginterpretasikan data-data tersebut.
Dengan ketentuan skala prosentase sebagai sebagai berikut:
Tabel 3 Ketentuan Skala Prosentase No
Prosentase
Penafsiran
1
60-99%
Sebagian besar
2
51-59%
Lebih dari setengahnya
3
50%
Setengahnya
4
40% - 49%
Hampir setengahnya
5
1% - 39%
Sebagian kecilnya
BAB IV HASIL PENELITIAN
D. Profil SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan 7. Sejarah Berdiri dan Letak SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan Pada sekitar tahun 1987-an wilayah Pamulang masih termasuk bagian wilayah kecamatan Ciputat (belum merupakan suatu kecamatan tersendiri). Saat itu pula sedang dibangun pemukiman penduduk berskala luas yaitu perumahan pamulang permai II. Pertambahan kepadatan penduduk kecamatan Ciputat khususnya di sekitar wilayah Pamulang menuntut bertambahnya pula sarana pendidikan khususnya Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. Atas bantuan berbagai pihak dan rekomendasi dari pemerintah kabupaten Tangerang (surat Persetujuan Penggunaan Tanah Fasilitas Sosial No. 593.3/1515_UM/ 1988 tertanggal 2 Juli 1988 ) akhirnya pihak pengembang perumahan pamulang permai II menyetujui sebagian tanahnya untuk dibangun sebuah sekolah. Di atas tanah seluas 4870 m2 mulailah dibangun sebuah sekolah dan pada tanggal 17 Oktober 1991 bernama SMA Negeri 2 Ciputat filial (kelas jauh) dipimpin oleh Ibu Hj.Siti Aisyah, BA (alm) dengan pelaksana hariannya adalah Bapak Drs. A.Rifaie' Sirath. Waktu itu baru berjumlah 12 kelas yaitu 4 kelas I, 4 Kelas II dan 4 kelas III. Pada sekitar tahun 1991-1992 terjadi pemekaran wilayah dimana wilayah Pamulang telah menjadi kecamatan tersendiri yaitu kecamatan Pamulang. Nama SMA Negeri 2 Ciputat filial menjadi tidak cocok lagi karena berada di wilayah kecamatan Pamulang. Berkat bantuan berbagai pihak akhirnya berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0216/O/1992 tertanggal 5 Mei 1992, SMA Negeri 2 Ciputat filial berubah namanya menjadi SMA Negeri 1 Pamulang, namun SK ini ditandatangani baru pada bulan Juni 1992 dan dijadikan landasan berdirinya SMA Negeri 1 Pamulang yaitu bulan Juni 1992, dan kembali mengalami perubahan pada juni 2009 menjadi SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan. Berstatus akreditasi "A" (94,9), BAS-Banten No. 02/BAS/MN/IV/2005 dan Menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000, Sertifikat TUV Rheinland No. 01 100 086096, sejak 26 Februari 2009. Para kepala sekolah yang pernah bertugas di SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan mulai tahun 1991 adalah sebagai berikut:
-
Dra. Hj. Aisyah, BA (1987 s.d 1992)
-
Saeran. BA (1992 s.d 1995)
-
Dra. Sudarsih, MM (1996 s.d 1998)
-
Drs. Suhaya, MM (1998 s.d 2001)
-
Drs. Suparjo (2001 s.d 2003)
-
Drs. Dedi Rafidi (2003 s.d 2008)
-
Drs. H. Sudjana, M.Pd (Nopember 2008 s.d sekarang)
8. Visi, Misi, dan Tujuan SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan a. Visi SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan Sekolah terunggul berwawasan nasional dan bersaing secara internasional. b. Misi SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan 1) Menumbuhkan proses internalisasi ajaran agama dan budaya bangsa serta implementasinya dalam kehidupan nyata. 2) Menumbuhkan semangat prestasi kepada semua warga sekolah. 3) Menumbuhkan sikap belajar sepanjang hayat bagi warga sekolah. 4) Melaksanakan rasa aman dan menyenangkan dalam lingkungan sekolah. 5) Melaksanakan proses pembelajaran secara efektif dan efisien yang berbasis global (berbasis ICT) yang berpijak pada budaya bangsa. 6) Menumbuhkan pribadi yang berkualitas, mandiri dan bertanggung jawab terhadap tugas. 7) Menumbuhkan semangat kepedulian terhadap lingkungan sosial, fisik, dan kultural budaya nasional. 8) Mengembangkan potensi dan kreativitas warga sekolah yang unggul dan mampu bersaing baik di tingkat regional, nasional maupun internasional. 9) Mengembangkan kurikulum berbasis lingkungan. 10) Menumbuhkan kebiasaan membaca, menulis dan menghasilkan karya. 11) Menerapkan Information and Communication Technology (ICT) dan Bahasa Internasional dalam proses pembelajaran dan pengelolaan sekolah. 12) Menyediakan sarana prasarana yang berstandar internasional.
13) Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah dan lembaga terkait. c. Tujuan SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan Menjadi pusat pendidikan yang berorientasi mutu pada semua persyaratan untuk menyiapkan lulusan yang mampu bersaing secara global.
9. Struktur Organisasi SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan Struktur organisasi SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan dapat dilihat dalam bagan sebagai berikut:
STRUKTUR ORGANISASI SMA NEGERI 3 KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN AJARAN 2009-2010
1
2
3 4
5
6
7
8
9
11
10
12
13
17
14
15
18
16
: Garis Komando : Garis Koordinasi
Table 4 KETERANGAN STRUKTUR ORGANISASI SMA NEGERI 3 KOTA TANGERANG SELATAN NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
BIDANG TUGAS DAN NAMA Kepala Sekolah Drs. H. Sudjana, M.Pd Komite Sekolah H. Wahyu Wibisana Wakil Manajemen Mutu Eny Suryani M.Pd Kaur Tata Usaha Syamlani Wakasek Bidang Kurikulum Wiwin Purwi, M.Pd Wakasek Bidang Sarana Prasarana Lina Nurlina S, Pd Wakasek Bidang Kesiswaan Suherman, M.Pd Wakasek Bidang Humas Dra. Aan Sri Analia Ketua Program Pengembangan Pendidikan Dra. Yuniati Ketua Program Pengembangan ICT Uswatun Hasanah Koordinator Lab. Bahasa Ahmad. H, S. Pd. Koordinator Olimpiyade Rani Anggraeni, S.Si
13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.
Koordinator Perpustakaan Dra. K. Henilawati Koordinator BP/BK Dra. Evi Rosita Pembina OSIS Liman, S.Pd Koordinator Radio Beni Tresnadi Wali Kelas 26 Guru Guru Pamong Guru
Sumber: Dokumen SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan 2008-2009 10. Sumber Daya SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan memiliki sumber daya manusia sebanyak 86 orang yang terdiri dari 68 tenaga Educatif dan 18 orang tenaga Tata Usaha yang profesional. Dari tenaga educatif terdiri dari 65 orang guru mata pelajaran, dan 3 orang guru BP. Latar belakang pendidikan tenaga educatif terdiri dari 2 orang S2, dan 66 orang S1 yang telah mendapat pelatihan sesuai dengan mata pelajarannya, 17orang telah lulus sertifikasi pada tahun 2007. Tenaga tata usaha terdiri dari 5 orang S1, dan 13 orang SLTA. Fasilitas yang dimiliki antara lain lahan seluas 0,5 Ha dengan gedung 2 lantai yang terdiri dari 28 ruang teori, 2 ruang lab. IPA, 1 ruang lab. Komputer, 1 ruang TRRC, 1 ruang perpustakaan, 3 ruang ketua bidang, 1 ruang kepsek, 1 ruang pembina OSIS, 1 ruang BP, 1 ruang koperasi, 1 ruang UKS/PMR, 1 ruang manajemen mutu, 1 ruang SATPAM, 1 ruang Tata Usaha, 1 ruang bendahara, dan 1 ruang guru. 1 ruang MCK Kepala Sekolah, 2 ruang MCK guru, 1 ruang MCK TU, 8 ruang MCK siswa, 1 bangunan kantin, 1 ruang musholah, 1 rumah penjaga, 2 ruang pos satpam, 1 gudang, 1 lapangan parkiran.Sedangkan sarana olah raga yang dimiliki antara lain lapangan voli, bulu tangkis, dan basket. Tenaga pengajar di SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan berjumlah 68 orang sebagai berikut :
Tabel 5 Keadaan Guru SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan No
Nama Guru
Pendidikan
Mata Pelajarann
Terakhir 1.
Drs. H. Sudjana
S2
Bahasa Indonesia
2.
Dra. K. Henilawati
S1
Bahasa Indonesia
3.
Dra. Mardiati
S1
Matematika
4.
Dra. Lia Ribawati
S1
Bahasa Inggris
5.
Dra.Laela Rochayati
S1
Ekonomi
6.
Dra. Hartati
S1
Pkn
7.
Dra. Emma R.
S1
Ekonomi
8.
Dra. Yuniati
S1
Matemetika
9.
Juriah, S.Pd
S1
Biologi
10. Dra. Suwarti
S1
Geografi
11. Dra. Eny Suryani, M.Pd
S2
Matematika
12. Dra. Aan Sri Analia
S1
Sejarah
13. Aisyah, S.Pd
S1
Matematika
14. Wiwin P. I. M.Pd
S2
Kimia
15. Lina Nurlina, S.Pd
S1
Matematika
16. Sri Hermin N, S.Pd
S1
Fisika
17. Ratih, S.Pd
S1
Fisika
18. Junaedi, S.Ag
S1
Pend. Agama Islam
19. Dra. Harsining
S1
Bahasa Inggris
20. Dra. Unayah
S1
Sosiologi
21. Siti M, S.Pd
S1
Matematika
22. Tati Erayati, S.Pd
S1
Bahasa Inggris
23. Ir. Shanty Chaerani
S1
Biologi
24. Emin Salimin, S.Pd
S1
Sosilogi
25. Sularno, S.Pd
S1
Penjaskes
26. Maulana Panuju, S.Pd
S1
Bahasa Inggris
27. Dra. Sri Haryatmi
S1
BP/BK
28. Dra. Evi Rosita
S1
BP/BK
29. Suherman, S.Pd
S1
BP/BK
30. Dra. Ellia Doniati
S1
Sejarah
31. Sri Mulyati, S.Pd
S1
Bahasa Indonesia
32. Siti Umayah, S.Pd
S1
Bahasa Inggris
33. Sri Wahyuni, S.Pd
S1
Bahasa Inggris
34. Susi Rosita, S.Pd
S1
Bahasa Indonesia
35. Nimrah, S.Pd
S1
Bahasa Inggris
36. Dra. Dyah Katiyuwati
S1
Pkn
37. Wahyu Kumalawati, S.Pd
S1
Pkn
38. Dra. Wara Gawatiningsiah
S1
Kimia
39. Rani Anggraini, S.Si
S1
Biologi
40. Nellyta Basri, S.Pd
S1
Biologi
41. Dra. Wiwi Widaningsih
S1
Bahasa Indonesia
42. Arie Budiningsih, S.Pd
S1
Kimia
43. Adi Ruchyadi, S.Pd
S1
Mulok
44. Sri Redjeki, S.Pd
S1
Ekonomi
45. Bambang Setiabudi
S1
Penjaskes
46. M. Muhjidin, S.Ag
S1
Pend. Agama Islam
47. Abdul Aziz, S.Ag
S1
Pend. Agama Islam
48. Tri Wuryanti, SE
S1
Ekonomi
49. Siti Nursyamsiah, S.Pd
S1
Sejarah
50. Tarsiah, S.Ag
S1
Pend. Agama Islam
51. Rusmanelly
S1
Pend. Seni
52. Dedi Suryaman, ST
S1
Mulok
53. Nawang, S.Pd
S1
Bahasa Jepang
54. Drs. Amin Faris Pane
S1
Bahasa Jepang
55. Drs. Digi Susandi
S1
Penjaskes
56. Siti Amaliza, S.Ps
S1
Pend. Seni
57. Ainul Wardah, M.Pd
S2
Pend. Seni
58. Uswatun Hasanah, S.Kom
S1
Tek. Informasi
59. Deni Tresnadi
D3
Tek. Informasi
60. Fuad Ahmad Jawari
D3
Tek. Informasi
61. Budi Sudarsono
D3
Tek. Informasi
62. Liman, S.Pd
S1
Bahasa Indonesia
63. Afand Kartawinata, S. Kom
S1
Tek. Informasi
64. Dewi Marhelly
S1
Kimia
65. Ahmad Syukron
S1
Fisika
66. Ahmad Hasanudin, S.Pd
S1
Bahasa Inggris
67. Roni Purwansyah, S.Thi
S1
Bahasa Arab
68. Gunadi, S.Pd
S1
Geografi
Sumber: Dokumen SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan 2008-2009
Karyawan SMA Negeri 3 Kota tangerang Selatan berjumlah 18 orang meliputi : Tabel 6 Keadaan Staf Tata Usaha No
NAMA
JABATAN
1. Syamlani
Staf TU
2. Riza Asfahani
Staf TU
3. Misna Mirwahati
Staf TU
4. Rodiyah
Staf TU
5. Suyati
Staf TU
6. Maryanah
Staf TU
7. Dinar Purbasari
Staf TU
8. Hayu Citra H.
Staf TU
9. Rahmawati Basri
Staf TU
10. P. Joko Pamungkas 11. Ono Suryono
SATPAM Petugas kebersihan
yang
12. Erdy Bahrudin
Petugas kebersihan
13. Wahir
Petugas kebersihan
14. Namin Enju
Petugas kebersihan
15. Andy Chandra
SATPAM
16. Mulyati
Petugas kebersihan
17. Ayi Mustari
Petugas kebersihan
18. Ali Naca
SATPAM
Sumber: Dokumen SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan 2008-2009 Tabel 7 Keadaan Sarana dan Prasarana SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan menurut jumlah dan kondisi No
Jenis
Jumlah
Kondisi
1.
Ruang belajar
28 ruang
Baik
2
Ruang kepala sekolah
1 ruang
Baik
3
Ruang Tata Usaha
1 ruang
Baik
4
Ruang Guru
1 ruang
Baik
5
Ruang BP/BK
1 ruang
Baik
6
Ruang Perpustakaan
1 ruang
Baik
7
Ruang Laboratorium Komputer
1 ruang
Baik
8.
Ruang Laboratorium IPA
2 ruang
Baik
8
Ruang Osis dan Ekstrakurikuler 1 ruang
Baik
(Paskibra, PMR, Kesenian dll)
Baik
9
Ruang Koperasi
1 ruang
Baik
10
Ruang Ketua Bidang
3 ruang
Baik
11
Ruang Manajemen Mutu
1 ruang
Baik
11
Ruang TRRC
1 ruang
Baik
12
Ruang UKS
1 ruang
Baik
10
MCK Kepala Sekolah
1 ruang
Baik
11
MCK Guru
2 ruang
Baik
12
MCK Tata Usaha
1 ruang
Baik
13
MCK Siswa
8 ruang
Baik
14
Bangunan Kantin
1 ruang
Baik
15
Mushollah
1 bangunan
Baik
16
Rumah penjaga
1 bangunan
Baik
17
Pos Satpam
2 ruang
Baik
18
Gudang
1 ruang
Baik
19
Pemarkiran
1 bangunan
Baik
20
Lapangan Bola Volley
1 buah
Baik
21
Lapangan Basket
1 buah
Baik
22
Lapangan Futsal
1 buah
Baik
11. Bidang Pelayanan SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan memberikan layanan jasa pendidikan, pelaksanaan kegiatan pendidikan berdasarkan kurikulum 2006 (KTSP) dan kurikulum adaptasi Cambridge dalam hal pemenfaatan internet untuk memperoleh informasi dan komunikasi, secara global. Jasa pendidikan yang diberikan yang diberikan di SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan kepada siswa terdiri dari 3 (tiga) jenis kelas layanan: a. Kelas Reguler, kelas yang pembelajarannya dilaksanakan sesuai dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan tahun 2006. b. Kelas Inovasi Akselerasi, Program layanan belajar yang diperuntukkan bagi siswa yang diidentifikasikan memiliki ciri-ciri keberbakatan intelektual tinggi melalui program yang dirancang khusus, kelas yang khusus menampung anak-anak Cerdas Istimewa dan Berbakat Istimewa (CIBI) yang masa pendidikannya dipercepat dari 3 tahun manjadi 2 tahun namun tetap menggunakan kurikulum tingkat satuan pendidikan tahun 2006. c. Kelas Inovasi R SMA BI yang berstandar internasional yang menggunakan kurikulum adaptasi antara kurikulum tingkat satuan pendidikan dengan kurikulum Cambridge. Yang terdiri dari dua program: Program layanan belajar yang dirancang guna menghasilkan profil lulusan siswa yang memiliki kompetensi dan ijazah sederajat dengan lulusan sekolah luar negeri,
sehingga tidak memerlukan kembali program matrikulasi jika ingin melanjutkan studi ke luar negeri. Proses pembelajaran menggunakan bahasa Inggris (bilingual). Program layanan belajar yang dirancang guna menghasilkan profil lulusan siswa yang memiliki ijazah SMA program plus memiliki ijazah dan kompetensi di bidang IT Support, Database dan Programming.
Dengan rincian jumlah siswa sebagai berikut: Tabel 8 Keadaan siswa-siswi SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan Tingkat Kelas X
Rincian 165 Siswa Laki-laki
Jumlah Siswa 300 Siswa
135 Siswa Perempuan Kelas XI
179 Siswa Laki-laki
325 Siswa
146 Siswa Perempuan Kelas XII
171 Siswa Laki-laki
323 Siswa
152 Siswa Perempuan Jumlah Siswa
948 Siswa
Sumber: Dokumen SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan 2008-2009 12. Kegiatan Ekstra Kurikuler SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan memiliki berbagai kegiatan ekstra kurikuler yang diadakan untuk menyalurkan dan mengembangkan bakat, potensi, dan kreativitas siswa. Adapun kegiatan ekstra kurikuler ini berada langsung dibawah koordinator pembina OSIS dan koordinator Radio. Kegiatan ekstrakurikuler tersebut meliputi: -
Rohis
-
Paskibraka
-
Nepala
-
Olahraga
-
Koperasi Siswa
-
English Club
-
Seni Budaya
-
Sablon
-
Keputeriaan
E. Pelaksanaan PAI di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan 3. Kurikulum yang digunakan di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan Kurikulum yang digunakan di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang berdasarkan kurikulum SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan. Maksudnya kurikulumnya dibuat oleh guru sendiri dimana datanya dari KTSP nasional melalui MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), Dengan mengacu pada kurikulum nasional. 4. Faktor-faktor penghambat dan penunjang pelaksanaan PAI di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan. Faktor-Faktor Penghambat Pelajaran PAI ketika siswa tersebut tidak punya dasar baca Al-Qur’an, dan tidak memperhatikan penjelasan guru ketika di dalam kelas. Kemudian factor penghambat lainnya dari pihak sekolah yaitu alat praktek yang tidak tersedia, seperti halnya ketika materi perawatan jenazah, pihak sekolah tidak menyediakan perlengkapan yang menunjang praktek tersebut. Faktor Penunjang keberhasilan PAI di SMA Negeri 3 kota Tanggerang Selatan adalah guru memberikan tugas kepada siswa baik tugas individu ataupun kelompok, agar siswa lebih memahami pelajaran PAI. Kemudian adanya kerja sama antara orang tua dan pihak sekolah, artinya bahwa siswa tidak hanya memperoleh PAI hanya dari lingkungan sekolah, tetapi dari pihak orang tua dan lingkungan pun juga harus mendukung. Selain itu juga untuk melengkapi kelengkapan alat-alat praktek, siswa diperintahkan untuk masingmasing membawa alat praktek dari rumah, baik perindividu ataupun perkelompok.
F. Analisa dan Interpretasi Data Data yang akan disajikan dalam skripsi ini adalah data hasil penyebaran angket tentang persepsi siswa tehadap mata pelajaran pendidikan Agama Islam kelas XI SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan yang disebarkan kepada 50 siswa-siswi. Setiap angket terdiri dari 25 pernyataan yang terbentuk pilihan dan harus dijawab siswa dengan memberi tanda (√). Data yang dikumpulkan dari hasil angket yang disebarkan diolah dengan menggunakan rumus analisis ststistik deskriptif dengan rumus : P=
F x 100% N
Maksud dari pengolahan tersebut agar data yang diperoleh dapat memberikan arti dan penjelasan. Untuk memudahkan menganalisa dari hasil penelitian tersebut, maka setiap item dibuatkan satu tabulasi sehingga dengan demikian lebih focus penjelasannya.
Tabel. 9 Siswa mengikuti pelajaran PAI dengan baik N= 50 No
Alternatif Jawaban
F
% (P)
1
Sangat setuju
19
38%
2
Setuju
28
56%
3
Tidak Setuju
2
4%
4
Sangat Tidak Setuju
1
2%
50
100%
Jumlah
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian kecil siswa menyatakan sangat setuju mereka mengikuti pelajaran PAI dengan baik (38%), Sedangkan lebih dari setengah siswa menyatakan sangat setuju mereka mengikuti pelajaran PAI dengan baik (56%), sebagian kecil lainnya menyatakan tidak setuju (4%) dan sangat tidak setuju (2%) yang meyatakan bahwa mereka mengikuti pelajaran PAI dengan baik. Dengan demikian, mereka setuju banwa mereka mengikuti pelajaran PAI dengan baik.
Tabel 10
Saya suka membaca materi PAI sebelum diterangkan guru N= 50 No
Alternatif Jawaban
F
% (P)
1
Sangat setuju
7
14%
2
Setuju
24
48%
3
Tidak Setuju
18
36%
4
Sangat Tidak Setuju
1
2%
50
100%
Jumlah
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian kecil siswa menyatakan sangat setuju mereka membaca materi PAI sebelum diterangkan guru (14%), Sedangkan hampir setengah dari mereka menyatakan setuju mereka membaca materi PAI sebelum diterangkan guru (48%), sebagian kecil lainnya menyatakan tidak setuju (36%) dan sangat tidak setuju (2%) yang meyatakan bahwa mereka membaca materi PAI sebelum diterangkan guru. Dengan demikian, mereka setuju bahwa mereka membaca materi PAI sebelum diterangkan guru. Tabel 11 Apabila tidak mengerti, saya bertanya pada guru PAI N= 50 No
Alternatif Jawaban
F
% (P)
1
Sangat setuju
13
26%
2
Setuju
33
66%
3
Tidak Setuju
4
8%
4
Sangat Tidak Setuju
0
0%
50
100%
Jumlah
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian kecil siswa menyatakan sangat setuju apabila mereka tidak mengerti, mereka bertanya pada guru PAI (26%), Sedangkan sebagian besar dari mereka menyatakan setuju apabila mereka tidak mengerti, mereka bertanya pada guru PAI (66%), sebagian kecil lainnya menyatakan tidak setuju apabila mereka tidak mengerti, mereka bertanya pada guru PAI (8%) dan tidak ada seorang pun menyatakan sangat tidak setuju apabila mereka tidak mengerti, mereka bertanya pada guru PAI (0%),
Dengan demikian mereka setuju bahwa apabila mereka tidak mengerti, mereka bertanya pada guru PAI.
Tabel 12 Saya melihat, mendengarkan serta memahami penjelasan guru PAI N= 50 No
Alternatif Jawaban
F
% (P)
1
Sangat setuju
10
20%
2
Setuju
38
56%
3
Tidak Setuju
2
4%
4
Sangat Tidak Setuju
0
0%
50
100%
Jumlah
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian kecil siswa menyatakan sangat setuju bahwa mereka melihat, mendengarkan serta memahami penjelasan guru PAI (20%), Sedangkan lebih dari setengahnya menyatakan setuju bahwa mereka melihat, mendengarkan serta memahami penjelasan guru PAI (56%),
sebagian kecil lainnya menyatakan tidak
setuju bahwa mereka melihat, mendengarkan serta memahami penjelasan guru PAI (4%) dan tidak ada seorang pun menyatakan sangat tidak setuju bahwa mereka melihat, mendengarkan serta memahami penjelasan guru PAI (0%), Dengan demikian mereka setuju bahwa mereka melihat, mendengarkan serta memahami penjelasan guru PAI.
Tabel 13 Saya yakin mampu mengerjakan tugas PAI, walaupun dianggap sukar oleh teman-teman N= 50 No
Alternatif Jawaban
F
% (P)
1
Sangat setuju
13
26%
2
Setuju
28
56%
3
Tidak Setuju
8
16%
4
Sangat Tidak Setuju
1
2%
50
100%
Jumlah
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian kecil siswa menyatakan sangat setuju bahwa mereka mampu mengerjakan tugas PAI, walaupun dianggap sukar oleh teman-teman (26%), Sedangkan lebih dari setengahnya menyatakan setuju bahwa mereka mampu mengerjakan tugas PAI, walaupun dianggap sukar oleh teman-teman (56%), sebagian kecil lainnya menyatakan tidak setuju bahwa mereka mampu mengerjakan tugas PAI, walaupun dianggap sukar oleh teman-teman (16%) dan sebagian kecil lainnya menyatakan sangat tidak setuju bahwa mereka mampu mengerjakan tugas PAI, walaupun dianggap sukar oleh temanteman (2%), Dengan demikian mereka setuju bahwa mereka mampu mengerjakan tugas PAI, walaupun dianggap sukar oleh teman-teman. Tabel 14 Aktif bertanya ketika pelajaran PAI N= 50 No
Alternatif Jawaban
F
% (P)
1
Sangat setuju
12
24%
2
Setuju
30
60%
3
Tidak Setuju
7
14%
4
Sangat Tidak Setuju
1
2%
50
100%
Jumlah
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian kecil siswa menyatakan sangat setuju bahwa mereka Aktif bertanya ketika pelajaran PAI (24%), Sedangkan sebagian besar dari mereka menyatakan setuju bahwa mereka Aktif
bertanya ketika pelajaran PAI (60%),
sebagian kecil lainnya menyatakan tidak setuju bahwa mereka Aktif
bertanya ketika
pelajaran PAI (14%) dan sebagian kecil lainnya menyatakan sangat tidak setuju bahwa mereka Aktif bertanya ketika pelajaran PAI (2%), Dengan demikian mereka setuju bahwa mereka Aktif bertanya ketika pelajaran PAI. Tabel 15 Sebagai orang Islam saya meyakini akan adanya hari akhir oleh karena itu saya selalu beribadah dengan sungguh-sungguh N= 50
No
Alternatif Jawaban
F
% (P)
1
Sangat setuju
26
52%
2
Setuju
23
46%
3
Tidak Setuju
1
2%
4
Sangat Tidak Setuju
0
0%
50
100%
Jumlah
Tabel di atas menunjukkan bahwa lebih dari setengah siswa menyatakan sangat setuju bahwa mereka meyakini akan adanya hari akhir oleh karena itu mereka selalu beribadah dengan sungguh-sungguh (52%), Sedangkan hampir setengah dari mereka menyatakan setuju bahwa mereka meyakini akan adanya hari akhir oleh karena itu mereka selalu beribadah dengan sungguh-sungguh (46%), sebagian kecil lainnya menyatakan tidak setuju bahwa mereka meyakini akan adanya hari akhir oleh karena itu mereka selalu beribadah dengan sungguh-sungguh (2%) dan tidak ada satu orang pun yang menyatakan bahwa mereka tidak meyakini akan adanya hari akhir oleh karena itu mereka tidak beribadah dengan sungguhsungguh (0%), Dengan demikian mereka sangat setuju bahwa mereka meyakini akan adanya hari akhir oleh karena itu mereka selalu beribadah dengan sungguh-sungguh
Tabel 16 Saya meyakini bahwa setiap musibah adalah cobaan oleh karena itu saya bersabar dalam menghadapinya dan berusaha keluar dari masalah dan musibah itu. N= 50 No
Alternatif Jawaban
F
% (P)
1
Sangat setuju
32
64%
2
Setuju
17
34%
3
Tidak Setuju
1
2%
4
Sangat Tidak Setuju
0
0%
50
100%
Jumlah
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menyatakan sangat setuju bahwa setiap musibah adalah cobaan oleh karena itu mereka bersabar dalam menghadapinya
dan berusaha keluar dari masalah dan musibah itu. (64%), Sedangkan hampir setengah dari mereka menyatakan setuju bahwa setiap musibah adalah cobaan oleh karena itu mereka bersabar dalam menghadapinya dan berusaha keluar dari masalah dan musibah itu. (34%), sebagian kecil lainnya menyatakan tidak setuju bahwa setiap musibah adalah cobaan oleh karena itu mereka bersabar dalam menghadapinya dan berusaha keluar dari masalah dan musibah itu. (2%) dan tidak ada satu orang pun yang menyatakan sangat tidak setuju bahwa setiap musibah adalah cobaan oleh karena itu mereka bersabar dalam menghadapinya dan berusaha keluar dari masalah dan musibah itu (0%). Dengan demikian siswa sangat setuju bahwa setiap musibah adalah cobaan oleh karena itu mereka bersabar dalam menghadapinya dan berusaha keluar dari masalah dan musibah itu.
Tabel 17 Saya yakin Allah akan merubah nasib saya, jika saya berusaha. N=50 No
Alternatif Jawaban
F
% (P)
1
Sangat setuju
37
74%
2
Setuju
10
20%
3
Tidak Setuju
3
6%
4
Sangat Tidak Setuju
0
0%
50
100%
Jumlah
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menyatakan sangat setuju bahwa Allah akan merubah nasib saya, jika saya berusaha. (74%), Sedangkan sebagian kecil dari mereka menyatakan setuju bahwa Allah akan merubah nasib saya, jika saya berusaha. (20%), sebagian kecil lainnya menyatakan tidak setuju bahwa Allah akan merubah nasib saya, jika saya berusaha (6%) dan tidak ada satu orang pun yang menyatakan sangat tidak setuju bahwa Allah akan merubah nasib saya, jika saya berusaha (0%). Dengan demikian siswa sangat setuju bahwa Allah akan merubah nasib saya, jika saya berusaha.
Tabel 18 Sebagai orang Islam saya yakin bahwa Allah mendengar segala doa-doa saya. No
Alternatif Jawaban
F
% (P)
1
Sangat setuju
33
66%
2
Setuju
12
24%
3
Tidak Setuju
5
10%
4
Sangat Tidak Setuju
0
0%
50
100%
Jumlah
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menyatakan sebagian besar sangat setuju bahwa Allah mendengar segala doa-doa saya.. (74%), Sedangkan sebagian kecil dari mereka menyatakan setuju bahwa Allah mendengar segala doa-doa saya (24%), sebagian kecil lainnya menyatakan tidak setuju bahwa Allah mendengar segala doa-doa saya.. (10%) dan tidak ada satu orang pun yang menyatakan sangat tidak setuju bahwa Allah mendengar segala doa-doa saya (0%). Dengan demikian siswa sangat setuju bahwa Allah akan merubah nasib saya, jika saya berusaha.
Tabel 19 Sebagai orang Islam saya meyakini akan adanya malaikat Rakib oleh karena itu saya selalu berbuat baik N= 50 No
Alternatif Jawaban
F
% (P)
1
Sangat setuju
24
48%
2
Setuju
24
48%
3
Tidak Setuju
2
4%
4
Sangat Tidak Setuju
0
0%
50
100%
Jumlah
Tabel di atas menunjukkan bahwa hampir setengah siswa menyatakan sebagian besar sangat setuju bahwa saya meyakini akan adanya malaikat Rakib oleh karena itu saya selalu
berbuat baik (48%), Sedangkan hampir setengah dari mereka menyatakan setuju bahwa saya meyakini akan adanya malaikat Rakib oleh karena itu saya selalu berbuat baik (48%), sebagian kecil lainnya menyatakan tidak setuju bahwa saya meyakini akan adanya malaikat Rakib oleh karena itu saya selalu berbuat baik (4%) dan tidak ada satu orang pun yang menyatakan sangat tidak setuju bahwa saya meyakini akan adanya malaikat Rakib oleh karena itu saya selalu berbuat baik (0%). Dengan demikian siswa sangat setuju bahwa saya meyakini akan adanya malaikat Rakib oleh karena itu saya selalu berbuat baik.
Tabel 20 Al-Qur’an adalah kitab suci orang Islam, oleh karena itu saya wajib membacanya. N= 50 No
Alternatif Jawaban
F
% (P)
1
Sangat setuju
30
60%
2
Setuju
20
40%
3
Tidak Setuju
0
0%
4
Sangat Tidak Setuju
0
0%
50
100%
Jumlah
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menyatakan sangat setuju bahwa Al-Qur’an adalah kitab suci orang Islam, oleh karena itu saya wajib membacanya.(60%), Sedangkan hampir setengah dari mereka menyatakan setuju bahwa AlQur’an adalah kitab suci orang Islam, oleh karena itu saya wajib membacanya. (40%), dan tidak ada satu orang pun yang menyatakan tidak setuju (0%) dan sangat tidak setuju (0%) bahwa Al-Qur’an adalah kitab suci orang Islam, oleh karena itu saya wajib membacanya. Dengan demikian siswa sangat setuju bahwa Al-Qur’an adalah kitab suci orang Islam, oleh karena itu saya wajib membacanya. Tabel 21 Shalat lima waktu wajib dilaksanakan oleh setiap muslim yang sudah baligh/dewasa N= 50 No
Alternatif Jawaban
F
% (P)
1
Sangat setuju
34
68%
2
Setuju
15
30%
3
Tidak Setuju
1
2%
4
Sangat Tidak Setuju
0
0%
50
100%
Jumlah
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menyatakan sangat setuju bahwa Shalat lima waktu wajib dilaksanakan oleh setiap muslim yang sudah baligh/dewasa.(68%), Sedangkan sebagian kecil dari mereka menyatakan setuju bahwa Shalat lima waktu wajib dilaksanakan oleh setiap muslim yang sudah baligh/dewasa (30%), dan sebagian kecil lainnya menyatakan tidak setuju bahwa Shalat lima waktu wajib dilaksanakan oleh setiap muslim yang sudah baligh/dewasa.(2%), Dan tidak ada seorang pun yang menyatakan sangat tidak setuju bahwa Shalat lima waktu wajib dilaksanakan oleh setiap muslim yang sudah baligh/dewasa.(0%). Dengan demikian siswa sangat setuju bahwa Shalat lima waktu wajib dilaksanakan oleh setiap muslim yang sudah baligh/dewasa.
Tabel 22 Puasa di bulan Ramadhan adalah wajib, oleh karena itu saya berusaha menjalankannya walaupun berat untuk dilaksanakan N= 50 No
Alternatif Jawaban
F
% (P)
1
Sangat setuju
32
64%
2
Setuju
14
28%
3
Tidak Setuju
3
6%
4
Sangat Tidak Setuju
1
2%
50
100%
Jumlah
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menyatakan sangat setuju bahwa Puasa di bulan Ramadhan adalah wajib, oleh karena itu saya berusaha menjalankannya walaupun berat untuk dilaksanakan (64%), Sedangkan hampir setengah dari mereka menyatakan setuju bahwa Puasa di bulan Ramadhan adalah wajib, oleh karena itu saya berusaha menjalankannya walaupun berat untuk dilaksanakan (28%), sebagian kecil
siswa menyatakan tidak setuju bahwa Puasa di bulan Ramadhan adalah wajib, oleh karena itu saya berusaha menjalankannya walaupun berat untuk dilaksanakan (6%),dan sebagian kecil lainnya menyatakan sangat tidak setuju bahwa Puasa di bulan Ramadhan adalah wajib, oleh karena itu saya berusaha menjalankannya walaupun berat untuk dilaksanakan (2%). Dengan demikian siswa sangat setuju bahwa Puasa di bulan Ramadhan adalah wajib, oleh karena itu saya berusaha menjalankannya walaupun berat untuk dilaksanakan.
Tabel 23 Saya melakukan shalat karena kesadaran saya sendiri. N= 50 No
Alternatif Jawaban
F
% (P)
1
Sangat setuju
26
52%
2
Setuju
23
46%
3
Tidak Setuju
1
2%
4
Sangat Tidak Setuju
0
0%
50
100%
Jumlah
Tabel di atas menunjukkan bahwa lebih dari setengah siswa menyatakan sangat setuju bahwa mereka melakukan shalat karena kesadaran mereka sendiri. (52%), Sedangkan hampir setengah dari mereka menyatakan setuju bahwa mereka melakukan shalat karena kesadaran mereka sendiri. (46%), dan sebagian kecil lainnya menyatakan tidak setuju bahwa mereka melakukan shalat karena kesadaran mereka sendiri. (2%) dan tidak ada satu orang pun yang menyatakan sangat tidak setuju bahwa mereka melakukan shalat karena kesadaran mereka sendiri. (0%) Dengan demikian siswa sangat setuju bahwa mereka melakukan shalat karena kesadaran mereka sendiri. Tabel 24 Pergi haji merupakan kewajiban bagi orang yang mampu N= 50 No
Alternatif Jawaban
F
% (P)
1
Sangat setuju
28
56%
2
Setuju
21
42%
3
Tidak Setuju
1
2%
4
Sangat Tidak Setuju
0
0%
50
100%
Jumlah
Tabel di atas menunjukkan bahwa lebih dari setengah siswa menyatakan sangat setuju bahwa Pergi haji merupakan kewajiban bagi orang yang mampu(56%), Sedangkan hampir setengah dari mereka menyatakan setuju bahwa Pergi haji merupakan kewajiban bagi orang yang mampu (42%), dan sebagian kecil lainnya menyatakan tidak setuju bahwa Pergi haji merupakan kewajiban bagi orang yang mampu. (2%) dan tidak ada satu orang pun yang menyatakan sangat tidak setuju bahwa Pergi haji merupakan kewajiban bagi orang yang mampu.(0%) Dengan demikian siswa sangat setuju bahwa Pergi haji merupakan kewajiban bagi orang yang mampu.
Tabel 25 Zakat fitrah pada bulan ramadhan wajib dikeluarkan bagi orang yang mampu N= 50 No
Alternatif Jawaban
F
% (P)
1
Sangat setuju
30
60%
2
Setuju
18
36%
3
Tidak Setuju
2
4%
4
Sangat Tidak Setuju
0
0%
50
100%
Jumlah
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menyatakan sangat setuju bahwa Zakat fitrah pada bulan ramadhan wajib dikeluarkan bagi orang yang mampu (60%), Sedangkan sebagian kecil dari mereka menyatakan setuju bahwa siswa menyatakan sangat setuju Zakat fitrah pada bulan ramadhan wajib dikeluarkan bagi orang yang mampu (36%), dan sebagian kecil lainnya menyatakan tidak setuju bahwa Zakat fitrah pada bulan ramadhan wajib dikeluarkan bagi orang yang mampu (4%) dan tidak ada satu orang pun yang menyatakan sangat tidak setuju bahwa Zakat fitrah pada bulan ramadhan wajib dikeluarkan
bagi orang yang mampu.(0%) Dengan demikian siswa sangat setuju bahwa. Zakat fitrah pada bulan ramadhan wajib dikeluarkan bagi orang yang mampu.
Tabel 26 Shalat merupakan kewajiban umat Islam, maka saya melaksanakan shalat tanpa keterpaksaan. N= 50 No
Alternatif Jawaban
F
% (P)
1
Sangat setuju
28
56%
2
Setuju
22
44%
3
Tidak Setuju
0
0%
4
Sangat Tidak Setuju
0
0%
50
100%
Jumlah
Tabel di atas menunjukkan bahwa lebih dari setengah siswa menyatakan sangat setuju Shalat merupakan kewajiban umat Islam, maka saya melaksanakan shalat tanpa keterpaksaan (56%), Sedangkan hampir setengah dari mereka menyatakan setuju bahwa Shalat merupakan kewajiban umat Islam, maka saya melaksanakan shalat tanpa keterpaksaan (44%), Dan tidak ada satu orang pun yang menyatakan tidak setuju (0%) dan sangat tidak setuju (0%) bahwa Shalat merupakan kewajiban umat Islam, maka saya melaksanakan shalat tanpa keterpaksaan Dengan demikian siswa sangat setuju bahwa. Zakat fitrah pada bulan ramadhan wajib dikeluarkan bagi orang yang mampu.
Tabel 27 Saya selalu memberi salam jika bertamu di rumah orang lain. N= 50 No 1
Alternatif Jawaban Sangat setuju
F
% (P)
24
48%
2
Setuju
24
48%
3
Tidak Setuju
2
4%
4
Sangat Tidak Setuju
0
0%
50
100%
Jumlah
Tabel di atas menunjukkan bahwa hampir setengah siswa menyatakan sangat setuju bahwa selalu memberi salam jika bertamu di rumah orang lain.(48%), Sedangkan hampir setengah dari mereka menyatakan setuju bahwa selalu memberi salam jika bertamu di rumah orang lain. (48%), sebagian kecil lainnya menyatakan tidak setuju bahwa selalu memberi salam jika bertamu di rumah orang lain (4%) dan tidak ada satu orang pun yang menyatakan sangat tidak setuju bahwa selalu memberi salam jika bertamu di rumah orang lain (0%). Dengan demikian siswa sangat setuju bahwa selalu memberi salam jika bertamu di rumah orang lain.
Tabel 28 Menjawab salam adalah wajib hukumnya oleh karena itu saya wajib menjawabnya apabila ada orang yang memberi salam. N= 50 No
Alternatif Jawaban
F
% (P)
1
Sangat setuju
30
60%
2
Setuju
20
40%
3
Tidak Setuju
0
0%
4
Sangat Tidak Setuju
0
0%
50
100%
Jumlah
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menyatakan sangat setuju bahwa Menjawab salam adalah wajib hukumnya oleh karena itu saya wajib menjawabnya apabila ada orang yang memberi salam (60%), Sedangkan hampir setengah dari mereka menyatakan setuju bahwa Menjawab salam adalah wajib hukumnya oleh karena itu saya wajib menjawabnya apabila ada orang yang memberi salam (40%), dan tidak ada satu orang pun yang menyatakan tidak setuju (0%) dan sangat tidak setuju (0%) bahwa Menjawab salam adalah wajib hukumnya oleh karena itu saya wajib menjawabnya apabila ada orang
yang memberi salam. Dengan demikian siswa sangat setuju Menjawab salam adalah wajib hukumnya oleh karena itu saya wajib menjawabnya apabila ada orang yang memberi salam.
Tabel 29 Saya berusaha menolong teman yang sedang dalam kesulitan, karena tolong menolong adalah kewajiban sesama manusia. N= 50 No
Alternatif Jawaban
F
% (P)
1
Sangat setuju
24
48%
2
Setuju
26
52%
3
Tidak Setuju
0
0%
4
Sangat Tidak Setuju
0
0%
50
100%
Jumlah
Tabel di atas menunjukkan bahwa hampir setengah dari siswa menyatakan sangat setuju bahwa menolong teman yang sedang dalam kesulitan, karena tolong menolong adalah kewajiban sesama manusia (48%), Sedangkan lebih dari setengahnya mereka menyatakan setuju bahwa menolong teman yang sedang dalam kesulitan, karena tolong menolong adalah kewajiban sesama manusia (52%), dan tidak ada satu orang pun yang menyatakan tidak setuju (0%) dan sangat tidak setuju (0%) bahwa menolong teman yang sedang dalam kesulitan, karena tolong menolong adalah kewajiban sesama manusia Dengan demikian siswa setuju menolong teman yang sedang dalam kesulitan, karena tolong menolong adalah kewajiban sesama manusia Tabel 30 Sesama teman tidak boleh saling bermusuhan. N= 50 No
Alternatif Jawaban
F
% (P)
1
Sangat setuju
20
40%
2
Setuju
30
60%
3
Tidak Setuju
0
0%
4
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Jumlah
50
100%
Tabel di atas menunjukkan bahwa hampir setengah siswa menyatakan sangat setuju bahwa Sesama teman tidak boleh saling bermusuhan (40%), Sedangkan sebagian besar dari mereka menyatakan setuju bahwa Sesama teman tidak boleh saling bermusuhan (60%), dan tidak ada satu orang pun yang menyatakan tidak setuju (0%) dan sangat tidak setuju (0%) bahwa Sesama teman tidak boleh saling bermusuhan. Dengan demikian siswa setuju Sesama teman tidak boleh saling bermusuhan.
Tabel 31 Sikap bergotong royong adalah sikap yang terpuji. N= 50 No
Alternatif Jawaban
F
% (P)
1
Sangat setuju
24
48%
2
Setuju
26
52%
3
Tidak Setuju
0
0%
4
Sangat Tidak Setuju
0
0%
50
100%
Jumlah
Tabel di atas menunjukkan bahwa hampir setengah siswa menyatakan sangat setuju bahwa Sikap bergotong royong adalah sikap yang terpuji (48%), Sedangkan lebih dari setenga mereka menyatakan setuju bahwa Sikap bergotong royong adalah sikap yang terpuji (52%), dan tidak ada satu orang pun yang menyatakan tidak setuju (0%) dan sangat tidak setuju (0%) bahwa Sikap bergotong royong adalah sikap yang terpuji. Dengan demikian siswa setuju Sikap bergotong royong adalah sikap yang terpuji.
Tabel 32 Jika teman kamu bersalah, maka kamu akan memaafkannya N=50 No 1
Alternatif Jawaban Sangat setuju
F
% (P)
19
38%
2
Setuju
30
60%
3
Tidak Setuju
1
2%
4
Sangat Tidak Setuju
0
0%
50
100%
Jumlah
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian kecil siswa menyatakan sangat setuju bahwa Jika teman kamu bersalah, maka kamu akan memaafkannya (38%), Sedangkan sebagian besar
menyatakan setuju bahwa Jika teman kamu bersalah, maka kamu akan
memaafkannya (60%), sebagian kecil lainnya menyatakan tidak setuju bahwa Jika teman kamu bersalah, maka kamu akan memaafkannya (2%) dan tidak ada seorang pun menyatakan sangat tidak setuju bahwa Jika teman kamu bersalah, maka kamu akan memaafkannya (0%), Dengan demikian mereka setuju bahwa Jika teman kamu bersalah, maka kamu akan memaafkannya.
Tabel 33 Terhadap orang tua dan guru saya harus hormat. N= 50 No
Alternatif Jawaban
F
% (P)
1
Sangat setuju
34
68%
2
Setuju
15
30%
3
Tidak Setuju
1
2%
4
Sangat Tidak Setuju
0
0%
50
100%
Jumlah
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menyatakan sangat setuju bahwa Terhadap orang tua dan guru saya harus hormat. (68%), Sedangkan sebagian kecil dari mereka menyatakan setuju bahwa Terhadap orang tua dan guru saya harus hormat. (30%), sebagian kecil lainnya menyatakan tidak setuju bahwa Terhadap orang tua dan guru
saya harus hormat.. (2%) dan tidak ada satu orang pun yang menyatakan sangat tidak setuju bahwa (0%) bahwa Terhadap orang tua dan guru saya harus hormat. Dengan demikian siswa sangat setuju bahwa Terhadap orang tua dan guru saya harus hormat.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah penulis melakukan penelitian terhadap siswa/siswi kelas XI SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan tentang “ Persepsi Siswa Terhadap Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam”, maka dari hasil data yang diperoleh melalui penyebaran angket, observasi, dan wawancara dapat di ambil kesimpulan bahwa : 1. Pelaksanaan PAI di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang selatan dilaksanakan dengan baik dan dilaksanakan dengan durasi 2 jam dalam seminggu, dan tidak ada penambahan jam mata pelajaran PAI bagi siswa yang tidak mengikuti atau tidak hadir dalam 2 jam mata pelajaran PAI tersebut. Untuk pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di luar jam sekolah SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan mengadakan kegitan Rohis, keputerian, shalat Zhuhur berjamaah, shalat Jum’at berjamaah, baca tulis Al-qur’an serta tajuwidnya, pengetahuan kajian keIslaman sejarah perkembangan Islam. Namun terdapat kekurangan dalam pelaksanaan PAI di sekolah ini seperti siswa tidak mempunyai dasar baca tulis AlQur’an serta tidak tersedianya alat-alat praktek, namun hal ini dapat diatasi oleh guru PAI dengan cara memberikan tugas-tugas kepada siswa baik individu maupun kelompok khususnya dalam hal baca tulis Al-Qur’an. Kemudian untuk kelengkapan alat praktek guru PAI memerintahkan setiap siswa untuk membawa alat-alat praktek baik secara individu ataupun kelompok. 2. Persepsi siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada garis besarnya para siswa mempunyai persepsi yang baik. Hal ini Nampak pada hasil angket yakni mereka mengikuti pelajaran PAI dengan baik. Pelajaran PAI terutama di SMA negeri 3 Kota Tanggerang Selatan perlu diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti shalat lima waktu wajib dilaksanakan oleh setiap muslim yang sudah baligh, zakat fitrah wajib dikeluarkan bagi orang muslim yang mampu, memberi salam ketika bertamu ke rumah orang lain, serta berbuat baik dan hormat kepada orang tua, guru dan tetangga.
B. Saran-saran
Berdasarkan pengamatan penulis secara langsung terjun ke lapangan maka ada beberapa saran-saran yang penulis sampaikan, berikut diantaranya: 1. Bagi para orang tua hendaknya membantu serta mendukung anak dalam pembelajaran PAI baik di rumah ataupun di sekolah. Artinya bahwa tidak menyerahkan anak seutuhnya pada pihak sekolah saja, tetapi para orang tua di rumah mengarahkan anaknya dalam bidang agama. 2. Bagi para guru hendaknya lebih ditingkatkan lagi kreatifitasnya dalam menyampaikan pelajaran agama sehingga anak berminat dan mau belajar agama serta mereka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Guru juga harus bisa menjadi tauladan bagi siswa-siswinya sehingga sikap tauladan tersebut ditiru oleh siswa-siswinya. 3. Guru PAI hendaknya menyampaikan materi dengan berbagai macam metode, agar tidak monoton. Manfaatkan media yang menunjang pembelajaran PAI agar daya serap siswa lebih tinggi. 4. Bagi pihak sekolah, pelajaran PAI di sekolah perlu dipertinggi mutunya, dengan disediakan kelengkapan alat-alat praktek ibadah, guna mempermudah proses belajar mengajar. 5. Hendaknya pemerintah memperhatikan status guru PAI di sekolah SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan, karena dari empat guru PAI yang ada di sekolah tersebut hanya ada satu yang PNS, dari ketiga guru PAI tersebut salah satu yang sudah hampir mengabdi 10 tahun di sekolah itu, namun statusnya masih honorer.
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu, Noor Salimi, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Bumi aksara, 2004, Ed.1.Cet.4, h. 255 Ali, Muhammad Daud, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1998 Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pres, 2002, cet ke- 1 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, cet.12 ________, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi), (Jakarta, Bumi Aksara, 2005), Cet 5 Baihaqi, MIF, Dkk, Psikiatri RefikaAditama, 2005
(Konsep Dasar dan Gangguan-gangguan), Bandung:
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Bandung: Syaamil Cipta Media Departemen Agama RI, Kendali Mutu pendidikan Agama Islam, Jakarta: Derektorat Jend Pembinaan Kelembagaan Islam, 2001 Departemen Agama, Pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional, Jakarta: 2005 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002, cet. Ke-2 Echols, Jhon M. dan Sadily, Hasan, Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta: Gramedia, 1995 Gunarsa, Singgih Dirga, Pengantar Psikologi, Jakarta: Sumber Widya, 1992, cet. Ke-4 Hasan, M. Iqbal, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian & Aplikasinya, Bogor: Ghalia Indonesia Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Raja Grafindo Persada: Jakarta, 1999), Cet ke- 1 Indrakusuma, Amir Daien, Ilmu pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1973 Irwanto, dkk., Psikologi Umum Buku Panduan Mahasiswa, Jakarta: Gramedia, 1989 Iska, Zikri Neni, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, Jakarta: Kizi Brother, 2008 Majid, Abdul, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi ; Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004 _______, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung: Remaja rosda Karya, 2006, Cet ke- 3
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan PAI di Sekolah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004, cet ke-3 _______, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah dan Perguruan Tinggi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada) , 2007 Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007 Pidarta, Made, Landasan Kependidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1997, cet.ke-1 Purwanto, Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000, cet. Ke-13 Rahmat, Jalaludin, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2005 Sabiq, Sayyid, Aqidah Islam Pola Hidup Manusia Beriman, (Penterjemah A. Faqih), Bandung: CV Diponegoro, 1987, cet.I Sabri, Alisuf, Psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1999 Sadulloh, Uyoh, Pengantar Filsafat Pendidikan, Alfabeta: Bandung, 2006, Cet ke-3 Sarwono, Sarlito Wirawan, Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: Bulan Bintang, 1976 Shaleh, Abdul Rachman, Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, Jakarta: Kencana,2004, cet. Ke-1, Ed, Ke-1 Shaleh, Abdul Rachman, Pendidikan Agama & Pembangunan Watak Bangsa, Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2005 Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2003), cet. Ke-4 Sobur, Alex, Psikologi Umum, Bandung: pustaka Setia, 2003 Suharnan, M. S, Psikologi Kognitif, Surabaya: Srikandi, 2005 Suparta, Muhammad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Amissco, 2003, cet ke-2 Supriadi, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Grafika Karya Utama, 2001, cet. Ke-2 Tafsir, Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1997, cet. Ke-3 Undang-Undang SISDIKNAS NO. 20 Tahun 2003 Walgito, Bimo, Psikologi Sosial, Yogyakarta: Andi Offset, 1991
Yahya, Al-Imam Abi Zakariah bin Syarof An-Nawawi, Riyadhus Shalihin, Penerjemah Achmat Sunarto, Jakarta: Pustaka Amani, 1996 Yakan, Fathi, Sifat dan Sikap Seorang Muslim, Penterjemah: Jamaludin Kafi), Surabaya: PT Bina Ilmu, 1982, cet. I Yunus, Mahmud, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Jakarta: Hidakarya Agung, 1983,Cet. Ke11
Lampiran 1 ANGKET UNTUK SISWA MENGENAI PERSEPSI SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Kasus di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan) Nama : Kelas : Asal Sekolah : Jenis Kelamin : P / L PETUNJUK PENGISIAN : a. Tulislah identitas anda pada tempat yang sudah disediakan. b. Bacalah dengan teliti seluruh pernyataan di bawah ini. c. Berilah tanda check list (√) pada kolom jawaban yang tersedia dengan alternative jawaban yaitu :
SS
: Untuk jawaban Sangat Setuju.
S
: Untuk jawaban Setuju.
TS
: Untuk jawaban Tidak Setuju.
STS
: Untuk jawaban Sangat Tidak Setuju.
d. Jawablah dengan sejujur-jujurnya KETERANGAN: Jawaban anda pada daftar isian ini tidak mempengaruhi nilai, ujian atau kenaikan kelas
NO.
PERNYATAAN
1.
Saya selalu mengikuti pelajaran PAI dengan baik.
2.
Pelajaran PAI bagi saya mudah dipahami.
3.
Saya senang membaca buku pelajaran PAI
4.
Saya suka membaca materi PAI sebelum diterangkan guru.
5.
Apabila tidak mengerti, saya bertanya pada guru PAI
6.
Saya senang mendengar nasihat-nasihat guru PAI
7.
Saya melihat, mendengarkan serta memahami penjelasan guru PAI.
8.
Saya memperhatikan penjelasan guru PAI
9.
Dalam belajar PAI, apabila tidak mengerti bagi saya sebuah masalah
10.
Bila saya mempunyai masalah keagamaan, saya curhat dengan guru PAI.
11.
Berprestasi baik pada pelajaran PAI suatu cita-cita bagi saya.
12.
Saya tidak merasa kesulitan mengerjakan tugas PAI
13.
Setelah belajar PAI saya merasa ilmu agama saya bertambah.
14.
Saya yakin mampu mengerjakan tugas PAI, walaupun dianggap sukar oleh teman-teman.
15.
PAI sangat bermanfaat bagi saya.
16.
Pelajaran PAI tidak membosankan
17.
Saya selalu mempelajari PAI di rumah walaupun tidak ada ulangan/ ujian.
18.
Pelajaran PAI perlu diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
19.
Mengamalkan pelajaran PAI dalam kehidupan
SS
S
TS
STS
sehari-hari dapat mencapai kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. 20.
Belajar PAI kegiatan yang menyenangkan bagi saya.
21.
Datang tepat waktu pada saat mengikuti pelajaran PAI
22.
Mampu menguasai materi dalam pelajaran PAI
23.
Saya berkeinginan kuat untuk mencapai prestasi belajar PAI yang tinggi demi masa depan saya sendiri.
24.
Aktif bertanya ketika pelajaran PAI
25.
Allah Maha melihat akan segala perbuatan yang saya lakukan.
26.
Sebagai orang Islam saya meyakini akan adanya hari akhir oleh karena itu saya selalu beribadah dengan sungguh-sungguh.
27.
Saya meyakini bahwa setiap musibah adalah cobaan oleh karena itu saya bersabar dalam meghadapinya dan berusaha keluar dari masalah dan musibah itu.
28.
Saya yakin Allah akan merubah nasib saya, jika saya berusaha.
29.
Sebagai orang Islam saya yakin bahwa Allah mendengar segala doa-doa saya.
30.
Sebagai orang Islam saya meyakini akan adanya malaikat Rakib oleh karena itu saya selalu berbuat baik.
31.
Al-Qur’an adalah kitab suci orang Islam, oleh karena itu saya wajib membacanya.
32.
Saya selalu berdoa kepada Allah ketika saya menghadapi kesulitan agar saya mendapat petunjukNya.
33.
Shalat lima waktu wajib dilaksanakan oleh setiap muslim yang sudah baligh/dewasa
34.
Puasa di bulan Ramadhan adalah wajib, oleh karena itu saya berusaha menjalankannya walaupun berat untuk dilaksanakan. Saya melakukan shalat karena kesadaran saya
35.
sendiri. 36.
Pergi haji merupakan kewajiban bagi orang yang mampu
37.
Zakat fitrah pada bulan ramadhan wajib dikeluarkan bagi orang yang mampu
38.
Shalat merupakan kewajiban umat Islam, maka saya melaksanakan shalat tanpa keterpaksaan.
39.
Saya selalu memberi salam jika bertamu di rumah orang lain.
40.
Menjawab salam adalah wajib hukumnya oleh karena itu saya wajib menjawabnya apabila ada orang yang memberi salam.
41.
Saya berusaha menolong teman yang sedang dalam kesulitan, karena tolong menolong adalah kewajiban sesama manusia.
42.
Sesama teman tidak boleh saling bermusuhan.
43.
Sikap bergotong royong adalah sikap yang terpuji.
44.
Jika teman kamu bersalah, maka kamu akan memaafkannya
45.
Terhadap orang tua dan guru saya harus hormat.
Lampiran 2
Lampiran 3 ANALISISITEM UJI COBA INSTRUMENT PERSEPSI SISWA TERHADAP PAI NO RESPONDEN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA AB AC AD
1 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 1 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2
3 3 3 4 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 1 2 3 3 2 2 3
4 2 3 4 2 2 3 2 2 2 1 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2
5 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 2 4 3 4 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 2 2 4 2 2 2
6 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3
7 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3
8 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3
9 10 11 4 3 4 3 3 3 4 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 4 2 2 3 2 2 2 2 1 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 1 3 3 2 2 2 1 4 3 2 3 1 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 3 1 3 3 1 4 3 2 3 2 1 3 3 2 3 2 2 3
12 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 2 4 3 2 2 3 3 4 3 2 2 3 2
13 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3
14 3 4 3 3 2 2 3 2 3 3 4 3 1 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 1 3 3 3 3 2 3
15 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4
16 3 3 2 3 2 3 2 4 2 1 3 3 2 1 2 1 2 3 2 3 3 3 3 1 1 2 1 3 3 3
17 4 3 2 2 2 3 2 3 2 4 1 3 2 1 1 4 1 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 3 3
18 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4
19 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
No. Item 20 21 22 23 24 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 2 3 4 2 4 2 4 4 2 3 2 4 3 1 3 2 3 4 2 3 2 3 4 2 3 2 2 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 1 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 1 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 2 3 1 4 1 3 2 2 4 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 1 3 2 2 3 2 3 3 2 4 2 3 3 1 4 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 Jumlah
25 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3
26 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4
27 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 2 3 3 4 4 3 4
28 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4
29 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4
30 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
31 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4
32 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4
33 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4
34 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4
35 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 2 3 3 4 4 3 4
36 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4
37 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4
38 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 2 3 3 3 4 3 4
39 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
40 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4
41 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
42 4 4 4 4 4 3 3 4 4 2 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3
43 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4
44 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 2 2 3 3 3 3 4
45 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4
Σy 166 163 151 149 140 133 143 146 146 147 152 150 136 148 147 143 143 150 141 139 136 128 143 119 126 134 149 137 134 150 4289
DATA VALIDITAS PERSEPSI SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN PAI NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
ΣX 96 85 75 66 89 99 86 84 78 58 91 87 103 78 105 70 69 113 108 87 77 76 100 65 114 106 106 109 111 104 108 110 108 112 107 108 106 101 103 107 104 102 107 101 110
ΣX² 312 253 199 156 279 333 252 242 216 122 283 265 363 218 375 184 181 431 396 259 205 210 342 157 438 382 384 403 417 368 396 410 396 424 391 396 382 349 361 389 368 356 389 351 410
ΣY 4289
ΣY² 616067
ΣX.Y 13785 12199 10786 9506 12831 14195 12371 12038 11192 8339 13022 12452 14679 11280 15059 10068 9923 16190 15445 12471 11024 10939 14319 9395 16340 15237 15263 15672 15955 14958 15536 15815 15529 16098 15397 15495 15214 14510 14789 15380 14957 14665 15393 14561 15795
thitung 0,511 0,250 0,344 0,397 0,514 0,306 0,604 0,205 0,208 0,278 0,084 0,072 -0,823 0,614 0,323 0,247 0,229 0,279 0,031 0,092 0,106 0,327 0,141 0,473 0,355 0,562 0,656 0,625 0,635 0,609 0,663 0,355 0,614 0,659 0,605 0,378 0,405 0,437 0,435 0,566 0,602 0,505 0,655 0,682 0,495
ttabel 0,361
Status valid
valid valid valid
valid
valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
9216 9025 8100 8464 6561 5476 6241 6400 7744 7744 8100 8281 6241 8100 7056 7569 7921 8836 6241 6400 5625 5041 7056 4489 5041 5329 7921 6561 5329 8100 210208
ΣY²
Lampiran 4
Lampiran 5 DATA RELIABILITAS PERSEPSI SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN PAI N0 1 4 5 7 14 24 26 27 28 29 30 31 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
96 2 30 = 0,16 30
ΣX 96 66 89 86 78 65 106 106 109 111 104 108 108 112 107 108 106 101 103 107 104 102 107 101 110
ΣX² 312 156 279 252 218 157 382 384 403 417 368 396 396 424 391 396 382 349 361 389 368 356 389 351 410
ΣY 2500
312 −
σ (21) =
σ (24 )
66 2 156 − 30 = 0,36 = 30
ΣY² 210208
108 2 30 = 0,24 30
396 −
σ (231) =
σ (233 )
108 2 396 − 30 = 0,24 = 30
279 −
σ (25 ) =
30
89 2 30 = 0,49
252 −
σ (27 ) =
30
σ (214 ) =
σ (234 ) =
86 2 30 = 0,18
σ (235 )
78 2 30 = 0,50
σ (236 )
218 −
30
65 2 30 = 0,54 30
107 2 30 = 031 = 30 108 2 396 − 30 = 0,24 = 30 391 −
157 −
σ 242 =
106 2 30 = 0,25 30
σ (227 )
106 2 384 − 30 = 0,31 = 30 109 2 30 = 0,23 30
σ (237 ) =
1112 30 = 0,21 30
σ (238 ) =
σ (239 )
103 2 361 − 30 = 0,24 = 30
104 2 30 = 0,25 30
σ (240 ) =
107 2 30 = 0,24 30
σ (241) =
σ (245 )
110 2 410 − 30 = 0,22 = 30
102 2 30 = 0,30 30
356 −
σ (242 ) =
389 −
σ (243 ) =
104 2 30 = 0,25 30
368 −
368 −
σ (230 ) =
107 2 30 = 0,24 30
389 −
417 −
σ (229 ) =
1012 30 = 0,29 30
349 −
403
σ (228 ) =
106 2 30 = 0,25 30
382 −
382 −
σ (226 ) =
112 2 30 = 0,19 30
424 −
1012 30 = 0,36 30
351 −
σ (244 ) =
∑σ
2 b
= 0,16 + 0,36 + 0,49 + 0,18 + 0,50 + 0,54 + 0,25 + 0,31 + 0, 23 + 0, 21 + 0,25 + 0,24 +
0,24 + 0,19 + 0,31 + 0,24 + 0,25 + 0,29 + 0, 24 + 0,24 + 0,25 + 0,30 + 0,24 + 0,36 + 0, 22 = 7,09
σ c2 =
∑
2 ( skor total ) kuadratskor −
N
N
K ∑σ α= 1 − σ 2 (k − 1) t
2 b
2 ( 2500) 210208 −
=
30
30
=
210208 − 208333,3 = 62, 4 30
25 7,09 25 × 1 − 0,11 = 1,041 × 0,89 = 0,926 = = 1 − 25 − 1 62,4 24
NO
RESPONDEN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK AL AM AN AO AP AQ AR AS AT AU AV AW AX
1 4 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 2 4 1 3 3 3
2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 4 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 2 4 2 3 3 3
3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 4 3 3 2 3 4 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3
4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4
5 4 4 4 4 2 3 3 4 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4
6 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 1 3 3 3 2 3 3 4 2 3 2 2 4 4 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4
7 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 2 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3
8 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 2 4 4
9 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 2 4 2 3 4 2 4 4 3 4 3
10 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 2 4 3 2 4 3 2 3 3 4 3 4 4 3 4 4
NO BUTIR 11 12 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 2 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 2 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4
ANGKET 13 14 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 2 2 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 2 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4
15 4 4 4 4 3 2 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3
16 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 2 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4
17 4 3 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 2 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3
18 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4
19 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 2 2 4 4 4 3 3 4 3 3 3
20 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3
21 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3
22 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3
23 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4
24 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4
25 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4
Σ
94 91 89 92 86 82 76 84 85 86 79 86 81 81 87 90 89 91 84 89 88 71 88 88 78 89 94 92 91 87 78 84 83 88 83 84 85 86 85 86 85 86 88 81 82 88 85 84 89 88 4286
Lampiran 7
DATA HASIL PENELITIAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN PAI