Pengaruh Persepsi Siswa Pada Kompetensi Mata Pelajaran Adaptif Terhadap Kompetensi Mata Pelajaran Teknik Pengelasan Siswa Lukmanul Khakim (08320031) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Penelitian ini mencoba untuk mengetahui pengaruh dari kompetensi siswa pada mata pelajaran adaptif terhadap kompetensi siswa pada mata pelajaran produktif. Penelitian dilatar belakangi oleh kecenderungan adanya penurunan prestasi siswa khususnya pada para siswa tingkat menengah atas dan/ atau kejuruan. Kondisi yang terjadi pada para siswa di sekolah menengah kejuruan mengindikasikan adanya kecenderungan prestasi yang lebih bagus di mata pelajaran produktif dibandingkan pada mata pelajaran bidang adaptif. Kecenderungan serupa juga terjadi pada para siswa kelas X SMK NU Ma’arif 2 Kudus yang menjadi wilayah penelitian sehingga peneliti merasa perlu untuk melihat apakah ada pengaruh dari kompetensi siswa pada mata pelajaran adaptif terhadap kompetensi siswa pada mata pelajaran produktif. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kompetensi siswa kelas X pada mata pelajaran bidang adaptif yang terdiri dari mata pelajaran matematika, kimia dan fisika, untuk mengetahui kompetensi siswa pada mata pelajaran produktif yang pada penelitian ini ditentukan mata pelajaran teknik pengelasan, serta untuk mengetahui pengaruh dari kompetensi siswa pada mata pelajaran adaptif terhadap kompetensi siswa pada mata pelajaran produktif. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan teknik pendekatan analisis regresi linier untuk mengetahui besaran pengaruh yang diberikan oleh variabel bebas yaitu kompetensi siswa pada mata pelajaran adaptif terhadap variabel terikat yaitu kompetensi siswa pada mata pelajaran produktif. Jumlah populasi penelitian secara keseluruhan adalah yang ada sebanyak 160 siswa, dengan menggunakan tabel kierchy signifikansi 5% (α=0,05) didapatkan jumlah sampel penelitian sebanyak 132 orang. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan responden yang sesuai dengan kebutuhan penelitian, yaitu siswa kelas X SMK NU Ma’arif 2 Kudus. Hasil analisis memperlihatkan bahwa kompetensi siswa pada mata pelajaran adaptif berpengaruh secara positif terhadap kompetensi siswa pada mata pelajaran produktif. Dari analisis yang dilakukan, diketahui bahwa variabel kompetensi siswa pada mata pelajaran adaptif memberikan sumbangan pengaruh sebesar 0,56 atau sebesar 56% terhadap setiap perubahan kompetensi siswa pada mata pelajaran produktif. Hal ini berarti pengaruh kompetensi siswa pada mata pelajaran adaptif cukup kuat terhadap kompetensi siswa pada mata pelajaran produktif. Kesimpulan penelitian adalah kompetensi siswa pada mata pelajaran adaptif berpengaruh terhadap kompetensi siswa pada mata pelajaran produktif. Untuk itu, berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang didapat, disarakan agar dalam rangka meningkatkan kompetensi siswa pada setiap mata pelajaran yang ditempuh, maka prioritas utama peningkatan adalah pada mata pelajaran adaptif, karena dengan meningkatkan kompetensi siswa pada mata pelajaran ini dapat merangsang peningkatan kompetensi siswa pada mata pelajaran produktif. Kata kunci
: pengaruh, kompetensi, mata pelajaran adaptif, mata pelajaran produktif
Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013
77
PENDAHULUAN Pada masa kini hampir di seluruh dunia telah timbul pemikiran baru terhadap status pendidikan, pengetahuan diterima dan dihayati sebagai kekayaan yang sangat berharga dan benar-benar produktif, sebab pekerjaan produktif pada masa kini adalah pekerjaan yang didasarkan pada akal, bukan pada tangan. Pembentukan orang-orang terdidik karena merupakan pembentukan modal yang paling penting, sebab jumlah, mutu dan terutama pemanfaatnya adalah petunjuk yang paling berarti. Itulah sebabnya hampir di semua negara pada abad ke-20 ini membuat pendidikan sebagai perhatian. Bentuk perhatian dari pemerintah ini dapat dilihat pada negara kita ini yang mengatur pos anggaran dalam APBN dan APBD sebesar 30% untuk pendidikan. Sebagaimana pada umumnya, SMK dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip : (1) berpusat pada potensi, pengembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya, (2) beragam dan terpadu, (3) tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, (4) relevan dengan kebutuhan hidup, (5) menyeluruh dan berkesinambungan, (6) belajar sepanjang hayat, serta (7) seimbang antara kepentingan pusat dan kepentingan daerah. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum SMK ini mengindikasikan bahwa SMK harus dapat menciptakan siswa yang memiliki kompetensi yang memadai dalam rangka tanggap terhadap perkembangan IPTEK serta memiliki kemampuan yang memadai untuk dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu, sebagai satuan tingkat pendidikan yang menyelenggarakan pembelajaran keahlian bagi siswanya, disamping memberikan bekal keahlian SMK juga memiliki kewajiban untuk memberikan bekal pengetahuan dasar yang baik bagi peserta didiknya. Penguasaan ilmu pengetahuan dan bekal keahlian oleh para siswa dapat dilihat dari pencapaian prestasi belajar yang diraih oleh siswa. Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kecerdasan siswa, sekolah, keluarga, masyarakat, dan kebijakan pemerintah. Masing-masing faktor saling terkait dan tidak dapat berdiri sendiri dalam mempengaruhi prestasi belajar. Prestasi belajar merupakan tolak ukur yang mudah dikontrol untuk menentukan berhasil atau tidaknya proses pembelajaran. Para pakar pendidikan membicarakan masalah prestasi belajar dari berbagai sudut pandang sesuai dengan keahlian masing-masing. Perbincangan masalah prestasi belajar semakin tajam sejalan dengan kompleksitas permasalahan disekitar pembelajaran. Berbagai penelitian tentang prestasi belajar pernah dilakukan oleh berbagai pihak. Hasil penelitian Mangindaan dan Jiyono (Suryadi dan Tilar, 1993 : 164) menyimpulkan bahwa prestasi belajar siswa sekolah menengah masih sangat memprihatinkan. Rendahnya prestasi belajar siswa menjadi permasalahan nasional yang harus dicari jalan keluarnya. SMK NU Ma’arif Kudus merupakan institusi pendidikan menengah dengan spesialisasi pendidikan yang difokuskan pada pendidikan keahlian teknik mesin otomotif. Hal ini dapat dilihat pada jumlah kelas
Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013
78
dan program keahlian yang diselenggarakan oleh pihak sekolah dimana sebagian besar kelas merupakan kelas teknik mesin otomotif. Hasil wawancara dengan Bapak Agus Cholik, salah satu staf wali kelas mengemukakan adanya perbedaan tingkat prestasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif dengan mata pelajaran adaptif. Dari wawancara ini diketahui bahwa rata-rata prestasi siswa pada mata pelajaran produktif lebih baik dibandingkan prestasi mereka pada mata pelajaran adaptif. Kecenderungan ini berakibat pada menurunnya prestasi belajar siswa secara keseluruhan, karena walaupun sifat institusi SMK sebagai sekolah kejuruan, namun penguasaan pada mata pelajaran adaptif juga merupakan dasar pokok yang dijadikan penilaian untuk melihat apakah seorang siswa berprestasi atau tidak. Dari hasil observasi dan wawancara dengan beberapa siswa, diketahui bahwa sebagian siswa mengaku bahwa standar kompetensi yang diterapkan untuk mata pelajaran adaptif dirasa cukup berat. Dengan standar kompetensi yang diterapkan sekolah yang berat ini, mereka menjadi merasa enggan untuk hadir dan melaksanakan proses belajar dan mengajar di sekolah yang pada akhirnya berakibat pada menurunnya tingkat kedisiplinan siswa dalam belajar. Penurunan kedisiplinan siswa ini pada akhirnya akan berimbas pada penguasaan siswa terhadap mata pelajaran secara keseluruhan termasuk didalamnya mata pelajaran produktif. Mata pelajaran adaptif merupakan dasar ilmu pengetahuan mata pelajaran produktif, dapat dikatakan hubungan diantara kedua mata pelajaran ini sangat erat. Realitasnya siswa SMK kurang bersemangat mempelajari MP adaptif, oleh karenanya penelitian ini mengambil judul “Pengaruh Persepsi Siswa pada Kompetensi Mata Pelajaran Adaptif terhadap Kompetensi Mata Pelajaran Teknik Pengelasan Siswa Kelas X SMK NU Ma’arif Kabupaten Kudus”.
KAJIAN PUSTAKA Pengertian Belajar Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dari pengertian-pengertian diatas juga dapat dismpulkan bahwa dalam kegiatan belajar terdapat tiga hal pokok, yaitu : a. Belajar sebagai proses; b. Belajar menghasilkan perubahan tingkah laku; c. Belajar terjadi karena adanya interaksi dengan lingkungan. Proses Belajar Mengajar Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No.20 Tahun 2003 menyatakan “Proses Belajar Mengajar (proses pembelajaran) adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013
79
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Dalam proses belajar mengajar, untuk mencapai tujuan pembelajaran perlu disusun strategi agar tujuan tersebut dapat dicapai dengan optimal. Hasil Belajar Hasil adalah sesuatu diadakan oleh usaha. Jadi hasil belajar merupakan hasil yang dicapai setelah seseorang. mengadakan suatu kegiatan belajar yang terbentuk dalam bentuk suatu nilai hasil belajar yang diberikan oleh guru. Hasil (prestasi) belajar adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah. Hasil belajar dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai, atau angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya. Evaluasi Belajar Evaluasi adalah sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai. Berdasarkan tujuan evaluasi tersebut, maka dapat dikatakan bahwa evaluasi sangat penting dantermasukdalam proses belajar mengajar, karena dengan adanya evaluasi maka dapat diketahui tingkat keberhasilan seseorang dalam belajar, dan dengan mengetahui tingkat keberhasilannya, maka orang tersebut akan lebih termotivasi untuk belajar lebih giat lagi.
METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kuantitatif, yaitu teknik penelitian yang menggunakan perhitungan analisis statistik dalam menarik kesimpulan penelitian. Penelitian ini memiliki dua variabel penelitian, yaitu variabel bebas kompetensi siswa pada mata pelajaran adaptif, dan variabel tak bebas kompetensi siswa pada mata pelajaran teknik pengelasan. Jenis asosiasi (hubungan) antara dua variabel yang diteliti adalah regresi linier, dimana variabel bebas akan berpengaruh terhadap variabel terikat penelitian. Jumlah populasi penelitian sebesar 210 orang dengan jumlah sampel sebanyak 132 orang, dimana teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah teknik random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel secara acak. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil wilayah penelitian di Sekolah Menengah Kejuruan NU Ma’arif 2 Kudus. Penentuan lokasi penelitian didasarkan pada kedekatan lokasi tempat tinggal peneliti dengan wilayah penelitian, sehingga peneliti berharap agar penelitian yang dilakukan dapat memberikan sumbangsih kepada lingkungan sekitarnya. Disamping itu, kesediaan dari pihak sekolah yang memberikan izin penelitian kepada peneliti menjadi pertimbangan tersendiri, dimana dengan adanya sikap kooperatif dari
Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013
80
pihak sekolah diharapkan proses pengumpulan data dan penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan lebih lancar.
Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan penelitian ini selama 3 (tiga) bulan, terhitung sejak Bulan September 2012 hingga Bulan November 2012. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas X Jurusan Keahlian Teknik Mesin Otomotif Sekolah Menengah Kejuruan Nu Ma’arif Kabupaten Kudus yang berjumlah 210 siswa. Batasan populasi adalah siswa kelas X SMK NU Ma’arif yang mengikuti program keahlian teknik mesin otomotif dan mengikuti mata pelajaran teknik pengelasan. Berdasarkan tabel teknik pengambilan sampel dan jumlah sampel yang diperlukan, dimana untuk mendapatkan penelitian yang memberikan tingkat kevalidan data yang memadai hanya diperbolehkan tingkat kesalahan sebesar 5%, maka jumlah sampel yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah sebanyak 132 siswa. Teknik penentuan sampel penelitian menggunakan teknik proporsional random sampling, yaitu sebuah teknik pengambilan sampel acak dimana sampel diambil dari beberapa kelompok yang jumlahnya disesuaikan dengan proporsi kelompok tersebut terhadap jumlah populasi secara keseluruhan, dimana teknik ini dipergunakan karena populasi penelitian dianggap homogen, yaitu sama-sama merupakan siswa kelas X dan sama-sama memiliki minat belajar pada bidang keahlian teknik mesin otomotif. HASIL PENELITIAN Kompetensi Siswa terhadap Mata Pelajaran Kimia Gambaran kompetensi siswa SMK NU Ma’arif 2 2 Kudus pada mata pelajaran kimia dapat dilihat pada tabel berikut : No. 1 2
Tabel 1. Kompetensi Siswa pada Mata Pelajaran Kimia Persepsi Frekuensi Prosentase (%) Kompeten 48 36,37 Tidak kompeten 84 63,63 JUMLAH 132 100
Gambar 1. Kompetensi Siswa pada Mata Pelajaran Kimia Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013
81
Dari data diatas diketahui bahwa sebagian besar siswa kelas XI SMK NU Ma’arif 2 tidak kompeten terhadap mata pelajaran kimia. Dari total 132 responden penelitian 63,63 % tidak mampu mencapai kompetensi yang diharapkan sehingga hanya 36,37 % saja yang mampu mencapai kompetensi. Rata-rata nilai yang didapat oleh siswa SMK NU Ma’arif 2 sebesar 5,61 dimana hal ini memperlihatkan belum tercapainya KKM yang dibutuhkan. Kompetensi Siswa pada Mata Pelajaran Fisika Persepsi siswa terhadap ketersediaan sarana prasarana yang ditinjau dari jumlah, jenis dan kondisinya secara umum dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2. Kompetensi Siswa pada Mata Pelajaran Fisika No. Persepsi Frekuensi Prosentase (%) 1 Kompeten 64 48,48 2 Tidak kompeten 68 51,52 JUMLAH 132 100
Gambar 2. Kompetensi Siswa Pada Mata Pelajaran Fisika Perbandingan antara siswa yang berkompeten dengan siswa yang tidak mampu memiliki kompetensi yang dibutuhkan pada mata pelajaran fisika seperti pada tabel diatas cukup berimbang, dimana jumlah siswa yang tidak kompeten sedikit lebih banyak (51,52%) dibandingkan siswa yang kompeten terhadap mata pelajaran fisika (48,48%). Rata-rata nilai yang didapat seluruh siswa sebesar 5,58, hal ini juga menandakan siswa SMK NU Ma’arif 2 belum mencapai KKM yang dibutuhkan. Kompetensi siswa pada Mata Pelajaran Matematika Tabel 3. Kompetensi Siswa pada Mata Pelajaran Matematika No. Minat belajar Frekuensi Prosentase (%) 1 Kompeten 65 49,25 2 Tidak kompeten 67 50,75 132 100 JUMLAH
Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013
82
Gambar 3. Kompetensi Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Untuk mata pelajaran matematika, seperti terlihat pada tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang kompeten dan yang tidak kompeten pada mata pelajaran tersebut berimbang, dimana jumlah siswa yang kompeten sebanyak 65 (49,25%) dan sisanya 50,75% tidak memiliki kompetensi yang dibutuhkan. Rata-rata nilai yang didapat oleh seluruh siswa untuk mata pelajaran matematika adalah 57,51 dimana hal tersebut membuktikan bahwa siswa kelas X SMK NU Ma’arif 2 belum mencapai KKM yang dibutuhan
Kompetensi Siswa pada Mata Pelajaran Adaptif Mata pelajaran adaptif yang ada di penelitian ini terdiri dari mata pelajaran kimia, fisika dan matematika, sehingga kompetensi siswa pada mata pelajaran adaptif diukur dengan melihat kompetensi siswa pada tiga mata pelajaran tersebut. No. 1 2
Tabel 4. Kompetensi Siswa pada Mata Pelajaran Adaptif Minat belajar Frekuensi Prosentase (%) Kompeten 64 48,48 Tidak kompeten 68 51,52 42 100 JUMLAH
Gambar 4. Kompetensi Siswa pada Mata Pelajaran Adaptif
Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013
83
Data diatas memperlihatkan bahwa secara keseluruhan, kompetensi siswa pada mata pelajaran adaptif yang merupakan gabungan dari kompetensi pada mata pelajaran kimia, fisika dan matematika cukup berimbang, dimana siswa yang berkompetensi sebesar 48,48% dan sisanya sebesar 51,52% tidak memiliki kompetensi untuk mata pelajaran adaptif. Tinjauan kompetensi siswa untuk masing-masing mata pelajaran dapat dilihat pada gambar dibawah ini. kompeten
tidak kompeten
65 67
64 68
matematika
fisika
84 48
kimia
Gambar 5. Kompetensi Siswa pada Setiap Mata Pelajaran Adaptif Pada gambar memperlihatkan bahwa kompetensi siswa pada setiap mata pelajaran memiliki indikasi yang hampir serupa, yaitu jumlah siswa yang kompeten untuk masing-masing mata pelajaran lebih sedikit dibanding yang tidak kompeten. Dari gambar diatas juga dapat dilihat bahwa penguasaan siswa paling rendah adalah pada mata pelajaran kimia dan tertinggi adalah pada mata pelajaran matematika. Tingginya kompetensi siswa pada mata pelajaran matematika lebih dikarenakan faktor kebiasaan, dimana mata pelajaran matematika diterima para siswa sejak mereka berada di level pendidikan tingkat dasar hingga saat ini. Kompetensi Siswa pada Mata Pelajaran Produktif Teknik Pengelasan Gambaran kompetensi siswa pada mata pelajaran produktif dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5. Kompetensi Siswa pada Mata Pelajaran Produktif Teknik Pengelasan No. Minat belajar Frekuensi Prosentase (%) 1 Kompeten 63 47,73 2 Tidak kompeten 69 52,27 JUMLAH 42 100
Gambar 6. Kompetensi Siswa pada Mata Pelajaran Produktif
Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013
84
Gambaran pada tabel diatas memperlihatkan bahwa siswa kelas XI SMK NU Ma’arif 2 baik antara yang memiliki kompetensi dan yang tidak kompeten terhadap mata pelajaran produktif teknik pengelasan cukup berimbang dengan perbandingan 47,73% (kompeten) : 52,27% (tidak kompeten). Rata-rata nilai yang didapat siswa untuk mata pelajaran teknik pengelasan sebesar 63,79 dimana nilai ini masih belum dapat mencapai KKM yang dibutuhkan.
KESIMPULAN Penelitian tentang pengaruh kompetensi siswa pada mata pelajaran adaptif terhadap kompetensi siwa pada mata pelajaran produktif yang dilakukan oleh penulis mendapatkan kesimpulan sebaga berikut: 1. Hasil analisis deskripsi variabel penelitian mendapatkan kesimpulan bahwa secara keseluruhan siswa SMK NU 2 Ma’arif Kudus memiliki tingkat penguasaan mata pelajaran yang cukup rendah. Dari total 132 siswa yang menjadi responden penelitian, sebesar 63,63% tidak lulus kompetensi mata pelajaran kimia, 51,52% tidak lolos kompetensi mata pelajara fisika dan 50,75% tidak lulus kompetensi mata pelajaran matematika. Secara keseluruhan, siswa yang memiliki kompetensi pada mata pelajaran adaptif adalah sebanyak 48,48%. 2. Hasil analisis deskripsi untuk variabel kompetensi mata pelajaran produktif mendapatkan kesimpulan bahwa 52,27% siswa tidak lulus kompetensi mata pelajaran produktif. Kondisi ini tidak ideal, apalagi posisi SMK sebagai institusi sekolah yang mengajarkan mata pelajaran produktif sebagai fokus utama pendidikan. 3. Dari hasil uji analisis yang sudah dilakukan, diketahui bahwa terdapat pengaruh dari kompetensi siswa pada mata pelajaran adaptif terhadap kompetensi siswa pada mata pelajaran produktif. 4. Besaran pengaruh yang diberikan oleh kompetensi siswa pada mata pelajaran adaptif adalah sebesar 0,56 atau 56% dari seluruh pengaruh yang ada, artinya kompetensi siswa pada mata pelajaran adaptif memberikan pengaruh yang sangat kuat dan hanya menyisakan 44% pengaruh dari variabel-lain, selain dari kompetensi mata pelajaran adaptif.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2007. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka cipta. Asngari, P.S. 1984. Persepsi Direktur Penyuluhan Tingkat Karesidenan dan Kepala Penyuluh Pertanian terhadap Peranan dan Fungsi Lembaga Penyuluh Pertanian di Negara bagian Texas Amerika Serikat . Media Peternakan Vol 9 No. 2 Fakultas Peternakan. Bogor: Institut Pertanian Bogor Chaplin, J.P. 2004. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : Rajawli Press Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013
85
Dinas Pendidikan Nasional. 2003. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.20. Kementerian Pendidikan Nasional Donnelly, James H., Gibson, James L., and Ivancevich, John, 1994, Fundamental of Management. Texas: Business Publication. Poerwadarminta. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka, 2003. Rakhmat, Jalaludin. 1998. Psikologi Komunikasi. Bandung : Remaja rosda karya Slameto. 2003 . Belajar dan faktor – faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka cipta. Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta Bandung Sunyoto, Hasto. 2010. Pengaruh Kemampuan dalam Mata Pelajaran Adaptif terhadap Kemampuan pada Mata Pelajaran Produktif Siswa Kelas XI SMK Penabur Jakarta. Jakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pancasila Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru. Bandung : Remaja Rosdakarya. Tjiptono, Fandy. 2000. Manajemen jasa, Edisi Pertama. Andi offset, Yogyakarta Tulus Tu’u (2004). Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo
Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013
86