PENGARUH PEGGUNAAN MEDIA GRAFIS (GAMBAR) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Quasi Eksperimen SMP PGRI 1 Ciputat )
Disusun oleh: Nurul Fitri (109011000152)
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2014
PENGESAHAN PANITIA UJIAN MUNAQASAH Skripsi berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Grafis Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam” (Quasi Eksperimen SMP PGRI 1 Ciputat ) disusun oleh Nurul Fitri, NIM 109011000152 telah disajikan dalam Sidang Munaqasah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dinyatakan LULUS pada ujian munaqasah tanggal 14 April 2014 Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana S1 (S.Pd.I) pada jurusan Pendidikan Agama Islan (PAI).
Jakarta, 27 April 2014 Panitia Ujian Munaqasah Tanggal
Tanda Tangan
Ketua Panitia (Ketua Jurusan PAI) Abdul Majid Khon, M.Ag NIP. 19580707 198703 1 005 Sekertaris (Sekertaris Jurusan PAI) Marhamah Saleh, Lc, M.A NIP. 19720313 200801 2 010 Penguji I A.Basuni, M.Ag NIP. 19491126 197901 1 001 Penguji II Dra. Manerah NIP. 19680323 199403 2 002
Mengetahui Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Dra. Nurlena, MA, Ph.D
NIP. 19591020 198603 2 001
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
: Nurul Fitri
NIM
: 109011000152
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Alamat
: Kp. Jambu Ds. Sampir Kec. Waringinkurung Kab. Serang
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GRAFIS TERHADAP
HASIL
BELAJAR
SISWA
PADA
MATA
PELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen :
Nama Pembimbing
: Siti Khadijah, M.A
NIP
: 19700727 199703 2 004
Demikian Surat Pernyataan Ini Saya Buat Dengan Sesungguhnya dan Saya Siap Menerima Segala Konsekuensi Apabila Terbukti Bahwa Skripsi Ini Bukan Hasil Karya Sendiri.
Jakarta, 8 April 2014 Yang Menyatakan
Nurul Fitri NIM : 109011000152
ABSTRAK
Nurul Fitri (109011000152): Pengaruh Penggunaan Media Grafis terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (Quasi Eksperimen Di SMP PGRI 1 Ciputat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan perbedaan hasil belajar siswa antara yang menggunakan Media Grafis dengan yang tidak menggunakan media pada materi pelajaran PAI tentang Perilaku Tercela. Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih dua bulan, yang bertempat di SMP PGRI 1 Ciputat, Tangerang Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian quasi eksperimen. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 43 siswa yang diambil secara purposive sampling dari seluruh siswa kelas VIII Tahun Ajaran 2013/2014. Dari 43 Siswa tersebut dibagi menjadi 2 Kelompok, yaitu 22 siswa untuk kelompok eksperimen dan 21 siswa untuk kelompok kontrol. Untuk mengetahui pengaruh dan perbedaan hasil belajar siswa antara yang menggunakan Media Grafis dengan siswa yang tanpa menggunakan Media, diambil dari hasil pretest dan posttest yang diberikan kepada siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Instrumen yang digunakan adalah tes objektif bentuk pilihan ganda sebanyak 20 soal. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang signifikan antara yang menggunakan media Grafis dengan siswa yang tanpa menggunakan media pada materi pelajaran PAI tentang Perilaku Tercela (Ananiah, Ghadab, Hasad, Ghibah dan Namimah). Perbedaan hasil belajar siswa kelompok eksperimen dan kontrol tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata yaitu kelompok eksperimen sebesar 78.2 dan kelompok kontrol sebesar 69. Sehingga dari perolehan nilai rata-rata yang didapat masing-masing kelompok, dapat dikatakan terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan media grafis dengan siswa yang tanpa menggunakan media. Kata kunci: Media Grafis, Tanpa Media, Pengaruh, dan Hasil Belajar.
ABSTRACT Nurul Fitri (109011000152): Effect the Graphics Media use on Student Results in Islamic Education Subjects (Quasi-Experiments In SMP PGRI 1 Ciputat) This researh aims to know the effect of student learning outcomes and the difference between the use of media that do not use the media graphics on the subject PAI Disgraceful Behavior. The research was conducted for approximately two months, which is housed in the SMP PGRI 1 Ciputat, South Tangerang. The method used in this research is a quasi-experimental research methods. Subjects in this research amounted to 43 students were taken by purposive sampling of all eighth grade students in Academic Year 2013/2014. 43 students were divided into 2 groups, namely 22 students for the experimental group and 21 students for the control group. To know the effect of student learning outcomes and the difference between the use of Media Graphics with students without the use of media, taken from the results of the pretest and posttest were given to the students the experimental group and the control group. The instrument used is an objective test of 20 multiple choice questions. This research shows that there are differences in student learning outcomes significantly between the use of media graphics with students without the use of the media on the subject PAI Disgraceful Behavior (Ananiah, Ghadab, Hasad, Ghibah and Namimah). The difference in student learning outcomes experimental and control groups can be seen from the average value of the experimental group and the control group was 78.2 at the 69th So from the acquisition of the average value obtained each group, it can be said there are significant differences between the results of learning students who use graphic media with students without the use of media. Keywords: Media Graphics, without Media, effect, and Learning Outcomes.
KATA PENGANTAR
Segala puji penulis panjatkan ke hadirat Alla SWT yang telah memberikan taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua, shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi besar Muhamad SAW, Keluarga, Sahabat dan pengikutnya yang setia dan istiqomah. Laporan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Pada jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta. Laporan skripsi ini membahas tentang Pengaruh Penggunaan Media Grafis terhadap Hasil Belajar Siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (Quasi Eksperimen di SMP PGRI 1 Ciputat). Selanjutnya, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit kesulitan yang dihadapi selama penulisan skripsi ini. Namun atas bimbingan-Nya dan Motivsi dari berbagai pihak penulis menyadari bahwa keberhasilan dan kesempurnaan merupakan sebuah proses yang harus dijalani. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang berjasa dalam penulisan skripsi ini, diantaranya: 1. Prof. Komaruddin Hidayat, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Majid Khon, M.Ag., Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam. 3. Marhamah Shaleh, Lc, M.A., Wakil Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam. 4. Khadijah M.A., Pembimbing skripsi yang telah memberikan waktu, tenaga untuk membimbing, mengarahkan, dan mengembangkan pemikiran kepada penulis demi terselesakannya penyusunan skripsi ini dengan baik. Terima kasih ibu atas bimbingannya. 5. Pimpinan perpustakaan Utama beserta staf-stafnya dan pimpinan perpustakaan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan UIN Jakarta beserta staf-stafnya, yang juga telah memberikan fasilitas untuk mencari atau mengadakan studi kepustakaan. 6. Segenap Dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam, yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi diri pribadi penulis dan para mahasiswa pada umumnya.
7. Kepala SMP PGRI 1 Ciputat, Bapa Ibu guru beserta staf Tata Usaha dan Humas SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di SMP PGRI 1 Ciputat. 8. Siswa dan Siswi SMP PGRI 1 Ciputat yang telah bersedia menjadi subyek penelitian. 9. Teruntuk Bapakku tercinta Bapak Saefuddin dan ibuku tercinta Holisah terima kasih atas kasih sayang yang tercurah semenjak penulis kecil sampai sekarang, yang tak henti-hentinya memberikan Do’a kepada penulis, serta dorongan dan Motivasi baik moral maupun material sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa pula kedua adiku Fikri Zufri dan Agung Diki Maulan yang kadang suka bikin sebel penulis tapi tetep teteh sayang. 10. Teruntuk kekasihku Mukhlis yang tak henti-hentinya menyuport penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 11. Teruntuk sahabat-sahabatku Septara Putri dan Khaleda Zia Rajak yang telah memberikan motivasi support, do’a, yang selalu mendukung, menyemangati dan mendampingi penulis selama ini. 12. Teruntuk semua teman-teman PAI angkatan 2009 yang selalu bersama-sama baik suka maupun duka, terimakasih atas support dan motivasinya. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, mudah-mudahan bantuan, bimbingan, semangat, dan do’a yang telah diberikan menjadi pintu datangnya ridha dan kasih sayang Allah SWT di dunia dan akhirat kelak. Smoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi khazanah ilmu pengetahuan pada umumnya.
Jakarta, 8 April 2014
Nurul Fitri
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1
B. Identifikasi Masalah
4
C. Pembatasan Masalah
5
D. Perumusan Masalah
5
E. Tujuan Penelitian
5
F. Manfaat Penelitian
6
BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat Media a. Pengertian Media Pembelajaran
7
b. Fungsi Penggunaan Media
9
c. Pengertian Media Gambar
10
d. Fungsi Media Grafis (Gambar)
10
e. Karakteristik Media Grafis (Gambar)
12
f.
Kelebihan dan Kelemaha Media Grafis (Gambar)
14
2. Hakekat Hasil Belajar PAI a. Pengertian Hasil Belajar
16
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
17
c. Klasifikasi Hasil Belajar
21
3. Pendidikan Agama Islam a. Pengertian Pendidikan Agama Islam
24
B. Hasil penelitian yang Relevan
25
C. Kerangka Berfikir
26
D. Hipotesis Penelitian
27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian
30
B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian
30
C. Populasi dan Sample
31
D. Prosedur Penelitian
32
E. Teknik Pengumpulan Data
34
F. Instrumen Penelitian
35
G. Teknik Pengolahan Data
38
H. Teknik Analisis Data Hasil Belajar
44
I. Hipotesis Statistik
48
BAB VI HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMP PGRI 1 Ciputat
49
B. Hasil Penelitian
54
C. Pembahasan
63
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
65
B. Saran
66
DAFTAR TABEL Tabel Tabel 3.1 Desain Penelitian
31
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrument Hasil Belajar
36
Tabel 3.3 Kriteria Indeks Korelasi
40
Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas
41
Tabel 3.5 Indekstaraf Kesukaran Soal
43
Tabel 3.6 Klarifikasi Daya Pembeda
44
Tabel 3.7 Kategorisasi Perolehan Nilai Gain
47
Tabel 4.1 Rekapitulasi Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Prettest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 59 Tabel 4.2 Uji Normalitas
60
Tabel 4.3 Uji Homogenitas
60
Tabel 4.4 Hasil Uji-t
61
Tabel 4.5 Uji Kesamaan Dua Rata-rata Normal Gain
62
Tabel 4.6 Data Rata-rata N-gain Tes Hasil Belajar Siswa
63
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Kegiatan pengajaran tersebut diselenggarakan pada semua satuan dan jenjang pendidikan yang meliputi wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pengajaran sebagai aktifitas oprasional kependdikan dilaksanakan oleh para tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajara. Menurut undang-undang No 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional, tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar itu adalah guru untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah dan dosen untuk jenjang pendidikan tinggi. 1 Dalam proses belajar mengajar, guru berusaha untuk mentransfer pesan kepada siswa. Namun untuk menghasilkan perubahan perilaku sebagaimana yang diharapkan dalam proses pembelajaran tidaklah mudah. Karena untuk mendapatkan pemahaman yang sama antara guru dengan siswa tentang makna pesan yang disampaikan bukanlah suatu hal yang mudah. Oleh karena itu, guru sebagai ujung tombak dalam pencapaian tujuan pendidikan perlu memilih strategi pembelajaran yang efektif dan efisien agar mudah diterima oleh siswa. Proses pembelajaran yang terjadi selama ini di sekolah dinilai monoton atau membosankan karena guru menyampaikan informasi kepada anak didik hanya dengan berbicara
(verbalisme).
Keterbatasan
komunikasi
dengan
kata-kata
sering
menimbulkan kesulitan dalam menyampaikan bahan pelajaran kepada anak didik. Kadang guru tidak sadar sehingga maju terus dengan kata-kata yang diucapkannya tanpa memperhatikan murid. Hal ini dapat mengakibatkan murid-murid menjadi pasif, bahkan tidak jarang terjadi murid “mimpi di siang bolong”, mata dan telinga mengikuti pelajaran, sedangkan ingatan mereka melayang-layang tidak menentu. Proses belajar mengajar murid tidak hanya mempelajari hal-hal yang ada sekarang ini tetapi juga 1
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar Cet-1 (Jakarta: PT LOGOS, 1991), h.1.
1
2
peristiwa-peristiwa masa lampau. Penyampaian materi yang berasal dari pengalaman nyata itu diperlukan pengganti yakni dengan mengikut sertakan media pengajaran dalam proses belajar mengajar.2 Komunikasi memegang peranan penting dalam pengajaran. Agar komunikasi antara guru dan siswa berlangsung baik dan informasi yang disampaikan guru dapat diterima siswa, guru perlu menggunakan media pengajara. Kegiatan belajar mengajar melalui media terjadi bila ada komunikasi antara guru (sumber) dan murid (penerima). Tugas media bukan hanya sekedar mengkomunikasikan hubungan antara sumber (pengajar) dan si penerima (siswa), namun lebih dari itu merupakan bagian yang integral dan saling mempunyai keterkaitan antara komponen yang satu dengan lainnya, saling berinteraksi dan saling mempengaruhi.3 Dalam pembelajaran menggunaiakn media menuntut guru relative berbeda dari pembelajaran konvensional. Agnew dan Kellram (1996) yang dikutip oleh Munir mengemukakan bahwa elemen gambar digunakan untuk mendeskrpsikan sesuatu lebih jelas. Gambar digunakan dalam presentasi atau penyajian multimedia karena lebih menarik perhatian dan dapat mengurangi kebosanan dibandingankan dengan teks.4 Gambar sebagai media pendidikan akan berhasil dengan efektif, apabila disesuaikan dengan faktor kematangan anak, tujuan yang akan dicapai dan teknik penggunaan dalam situasi belajar.5 Grafis atau gambar merupakan alat visual yang penting dan mudah didapat. Dikatakan penting sebab ia dapat mengganti kata verbal, mengkonkritkan yang abstrak, dan mengatasi pengamatan manusia. Gambar membuat orang dapat menangkap ide atau informasi yang terkandung di dalamnya dengan jelas, lebih jelas daripada yang diungkapka dengan kata-kata. Hasil belajar seseorang ditentukan oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor yang ada di luar individu adalah tersedianya media pembelajaran yang memberi kemudahan bagi individu untuk mempelajari materi pembelajaran, sehingga 2
Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, Cet. 1 (Jakarta: Ciputat Press, Juni
2002), h.5. 3 4
h.17
Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran…, h.7-8. Munir, Multimedia Konsep & Apliksi dalam Pendidikan, (Bandung: ALFABETA CV. 2012), .
5
Oemar Hamalik, Media Pendidikan, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1994), h.68
3
menghasilkan belajar yang lebih baik. Selain itu juga gaya belajar atau learning style merupakan suatu karakteristik kognitif, afektif dan perilaku psikomotoris, sebagai indikator yang bertindak yang relatif stabil bagi pembelajar yang merasa saling berhubungan dan bereaksi terhadap lingkungan belajar. 6 Selanjutnya hasil belajar digambarkan sebagai tingkat penguasaan siswa terhadap sasaran belajar pada topik bahasan yang dieksperimenkan, yang diukur berdasarkan pada jumlah skor jawaban benar pada soal yang disusun sesuai dengan sasaran belajar. Ada kemungkinan rendahnya nilai kompetensi siswa disebabkan oleh strategi penyampaian pelajaran kurang tepat.Dalam hal ini guru mungkin kurang atau tidak memanfaatkan sumber belajar secara optimal. Diantaranya guru dalam menyampaikan pengajaran sering mengabaikan penggunaan media, padahal media itu berfungsi untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan pada gilirannya akan meningkatkan mutu pendidikan siswa. Berdasarkan hasil observasi awal yang penulis lakukan di SMP PGRI 1 Ciputat, diketahui bahwa model pembelajaran yang sering digunakan guru PAI adalah ceramah dan pemberian tugas. Model pembelajaran ini menekankan peran guru yang lebih dominan dibandingkan siswa selama proses belajar, sehingga siswa cenderung pasif dan jenuh dalam belajar. Hal ini selanjutnya akan menyebabkan kurang optimalnya hasil belajar siswa. Melihat kondisi tersebut, hendaknya guru menerapkan model pembelajaran yang lebih variatif dan menuntut keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar untuk meningkatkan hasil belajarnya. Oleh karena itulah dari latar belakang diatas, penulis merasa berminat dan tertarik untuk meneliti bagaiman Pengaruh Penerapan Media Grafis terhadap Hasil Belajar Siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP PGRI 1 Ciputat. Dengan demikian penulis mengangkat permasalahan tersebut dalam bentuk karya ilmiah dengan judul “PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GRAFIS (GAMBAR)
TERHADAP
HASIL
BELAJAR
SISWA
PADA
MATA
PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Quasi Eksperimen kelas VIII-1 dan VIII-5 PGRI 1 Ciputat )
6
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), h.89.
4
B. Identifikasi Masalah Dari uraian latar belakang masalah diatas, masalah-masalah yang muncul,dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Kurangnya Minat siswa dalam belajar PAI 2. Pembelajaran PAI belum menggunakan Media. 3. Kurangnya komunikasi yang jelas antara Murid dan Guru
C. PembatasanMasalah Agar lebih terarah dan terfokus, penulis membatasi permasalahan pada dua titik fokus yaitu: 1. Hasil belajar siswa diukur dari hasil belajar pada ranah kognitif. 2. Penggunaan media grafis disini Pokok bahasan yang diukur hanya pada pembahasan Perilaku Tercela.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka permasalahan ini dapat dirumuskan: 1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan media gambar dan yang tidak menggunakan media dalam mata pelajaran PAI
pada pokok
bahasan Perilaku Tercela. 2. Apakan penggunaan media gambar berpengaruh terhadap hasil belajar?
E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk menguji apakah ada perbedaan hasil belajar siswa yang belajar menggunakan media grafis dengan siswa yang tidak belajar dengan media pada pelajaran PAI. 2. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media gambar pada mata pelajaran PAI terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP PGRI 1 Ciputat.
5
F. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah: 1. Menarik perhatian siswa supayah lebih giat membaca pelajaran PAI yang disajikan berbentuk gambar. 2. Sebagai suatu kajian ilmiah yang dapat menambah khasanah pengetahuan khususnya pagi penulis sendiri dan pada umumnya bagi para praktisi dunia pendidikan. 3. Menyajikan suatu wawasan tentang pengaruh media grafis terhadap prestasi belajar siswa. 4. Bagi guru, sebagai bahan masukan dalam upaya meningkatkan profesionalisme khususnya dalam memanfaatkan metode dan media pembelajaran. 5. Memberikan peluang bagi siapa saja untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan mendalam tentang hal yang sama dengan menggunakan teori-teori yang belum digunakan dalam penelitian ini. 6. Dapat menjadi sumbangsih bagi para guru dan calon guru dalam mengajar pendidikan agama terutama pada mata peajaran pendidikan Islam.
BAB II KAJIAN TEORITIS
1. Hakikat Media Pembelajaran 1. Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin “Medius” yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.1 Tetapi secara lebih khusus, pengertian media dalam proses pembelajaran diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Media juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa, sehingga dapat terdorong terlibat dalam proses pembelajaran. Menurut Heinich, dan kawan-kawan yang dikutip oleh Azhar Arsyad mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gamabar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media itu mebawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran.2 AECT
(Assosiation
of
Education
and
Communication
Technology,)
memberikan batasan media sebagai segala bentuk saluran yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Sedangkan NEA (National Education Assosiation) memberikan batasan media sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak, audio visual, serta peralatanya. Adapun batasan yang diberikan, ada persamaan diantara batasan tersebut yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran,
1
Arief Sadiman, dkk. Media pendidikan pengertian, pengembangan, dan pemanfaatannya,
(Jakarta: PT.RajaGrafindo), 2003, h.6 2
Azhar Arsyad, media pembelajaran,( Jakarta : Rajawali Pres, 2011),h.4.
6
7
perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.3 Pada tahun 1975 Gagne dan Briggs yang dikutip oleh Azhar Arsyad mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari buku, tape recorder, Kaset, Video Kamera, Video Recorder, Film, Slide, Foto, Gambar Grafik, Televisi dan Komputer. Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instrksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.4 Oleh karena itu penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar sangat dianjurkan untuk mempertinggi kualitas pengajaran. Rudi Bertz yang dikutip oleh Arief Sadiman mengidentifikasi ciri utama dari media menjadi tiga unsur pokok yaitu: 1. Suara 2. Visual dan 3. Gerak Visual sendiri dibedakan menjadi tiga golongan yaitu: 1. Gambar atau grafis, 2. Garis (line graphic) 3. Symbol.5 Beberapa jenis media pembelajaran yang biasa digunakan: a. Gambar, diantaranya: sketsa, lukisan, dan photo. b. Grafik diantaranya: grafik garis, grafik batang, grafik lingkaran dan grafik simbol. c. Diagram d. Bagan e. Peta 6
3
Arief Sadiman, dkk. Media pendidikan pengertian, pengembangan, dan pemanfaatannya,…,
4
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, …,h.5.
5
Arief Sadiman, dkk, Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatanya …, h.
6
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran,… h. 85.
h.7
20.
8
Dari berbagai Penjelasan di atas dapat dirumuskan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, dapat membangkitkan semangat, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa.
2. Fungsi Penggunaan Media a. Sebagai penyaji stimulus informasi, sikap, dll b. Untuk meningkatkan keserasiaan dalam penerimaan informasi c. Juga untuk mengatur langkah-langkah kemajuan d. Untuk memberikan umpan balik. Menggunakan media dalam proses belajar mengajar mempunyai nilai-nilai praktis sebagai berikut: 1. Media dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa atau mahasiswa. 2. Media dapat mengatasi ruang kelas. 3. Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungan. 4. Media menghasilkan keseragamaan pengamatan. 5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis. 6. Media dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru. 7. Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsiang siswa untuk belajar. 8. Media dapat memberikan pengalaman yang integral dari suatu yang konkrit sampai kepada yang abstrak. 7
3. Pengertian Media Grafis (Gambar) Media Grafis termasuk media visual. Sebagaimana halnya media yang lain media grafis berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indra penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual. Secara khusus media grafis berfungsi pula untuk menarik perhatian memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau
7
Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran …,.h. 13.
9
menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan. 8
4. Fungsi Media Grafis (Gambar) Pemanfaatan media pembelajaran ada dalam komponen metode mengajar sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru-siswa dan interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya. Oleh sebab itu fungsi utama dari media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang dipergunakan guru. Secara garis besar fungsi utama penggunaan media gambar adalah : a. Fungsi edukatif, artinya mendidik dan memberikan pengaruh positif pada pendidikan b. Fungsi sosial, artinya memberikan informasi yang autentik dan pengalaman berbagai bidang kehidupan dan memberikan konsep yang sama kepada setiap orang. c. Fungsi ekonomis, artinya memberikan produksi melalui pembinaan prestasi kerja secara maksimal. d. Fungsi politis, berpengaruh pada politik pembangunan. e. Fungsi seni budaya dan telekomunikasi, yang mendorong dan menimbulkan ciptaan baru, termasuk pola usaha penciptaan teknologi kemediaan yang modern. Fungsi-fungsi tersebut diatas terkesan masih bersifat konseptual. Fungsi praktis yang dijalankan oleh media pengajaran adalah sebagai berikut : 1. Mengatasi perbedaan pengalaman pribadi pesrta didik, misalnya kaset video rekaman kehidupan di luar sangat diperlukan oleh anak yang tinggal didaerah pegunungan. 2. Mengatasi batas ruang dan kelas, misalnya gambar tokoh pahlawan yang dipasang diruang kelas. 3. Mengatasi keterbatasan kemampuan indera 4.
Mengatasi peristiwa alam, misalnya rekaman peristiwa letusan gunung berapi untuk menerangkan gejala alam.
8
h.29.
Arief Sadiman dkk, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya …,
10
5. Menyederhanakan kompleksitas meteri. 6. Memungkinkan siswa mengadakan kontak langsung dengan masyarakat atau alam sekitar.9 Gamabar yang bisa Digunkan tentu yang ada hubungannya dengan pelajaran atau permasalahan yang sedang dihadapi. Guru harus dapat mengarahkan minat siswa yang sedang melihat gambar untuk mendaptkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam pikirannya. Gambar harus dapat merangsang perhatian siswa agar siswa dapat memahami dan mampu menciptakan gambar dapat lahir ide-ide kreatif siswa tentang permasalahan yang dibicarakan.
5. Karakteristik Media Grafis (Gambar) Gambar secara garis besar dapat dibagi pada tiga jenis: a. Sketsa atau biasa disebut sebagai gambar garis (stick figura), yakni gambar sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian-bagian pokok suatu objek tanpa detail. b. Lukisan merupakan gambar hasil representasi simbolis dan artistik seseorang tentang suatu objek atau situasi. c. Photo yakni gambar hasil pemotretan atau photografi. 10 Menurut blogspot Muhammad Faiq Jenis-Jenis Media Gambar dalam Pembelajaran diantaranya adalah: 1. Poster Poster
adalah
media
pembelajaran
berbentuk
ilustrasi
gambar
yang
disederhanakan, dibuat dengan ukuran besar, bertujuan menarik perhatian, dan isi atau kandungannya berupa bujukan, memotivasi, atau mengingatkan suatu gagasan pokok, fakta atau peristiwa tertentu. Gagasan tadi disampaikan dengan kata-kata singkat namun padat dan jelas. 2. Kartun 9
Budiono, dkk, http://tpcommunity05.blogspot.com/2008/05/strategi-memanfaatkan-media-
gambar.html, 05 oktoer 2013. 10
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), h. 85.
11
Kartun merupakan sebuah media unik untuk mengemukakan gagasan. Kartun dapat digunakan sebagai media pembelajaran karena dapat dipakai untuk memotivasi siswa dan memberikan ilustrasi secara komunikatif. Kartun dibuat dalam bentuk lukisan atau karikatur. 3. Komik Komik adalah media pembelajaran berbentuk gambar selain kartun yang juga bersifat unik. Bedanya, pada komik terdapat karakter yang memerankan suatu cerita dalam urutan (rangkaian seri). Komik memiliki keunggulan tersendiri sebagai media pembelajaran dalam bentuk gambar, karena komik sangat akrab dengan keseharian siswa. 4. Gambar Fotografi Gambar fotografi merupakan media pembelajaran yang sangat mudah dibuat pada era digital sekarang ini. Berbagai macam gadget yang ada di sekitar kita biasanya dilengkapi dengan fitur kamera yang memungkinkan kita membuat gambar fotografi. Gambar fotografi karena langsung berisi foto nyata objek atau situasi atau peristiwa, maka ia merupakan media pembelajaran gambar yang sangat realistik (konkret). 5. Bagan Bagan adalah kombinasi media grafis dan foto yang dirancang untuk memvisualisasikan suatu fakta pokok atau gagasan dengan cara yang logis dan teratur. Fungsi utama bagan sebagai media gambar adalah untuk memperlihatkan hubungan, perbandingan, jumlah relatif, perkembangan, proses, klasifikasi, dan organisasi. 6. Diagram Diagram adalah gambar yang digunakan untuk media pembelajaran dalam bentuk gambaran sederhana yang dibuat dengan tujuan memperlihatkan bagian-bagian, atau hubungan timbal balik, biasanya dengan menggunakan garis-garis dan keterangan bagian atau hubungan yang ingin ditunjukkan. 7. Grafik
12
Grafik adalah media gambar untuk tujuan penyajian data berupa angka-angka. Grafik memberikan informasi inti suatu data, berupa hubungan antar bagian-bagian data. Ada bermacam-macam bentuk media gambar grafik yang dapat disajikan sebagai media pembelajaran kepada siswa, misalnya grafik garis, grafik batang, grafik lingkaran, dan grafik bergambar. Setiap jenis grafik mempunyai kekhususan dalam hal jenis data yang ditampilkan.11
6. Kelebihan dan Kelemahan Media Grafis (Gambar) Kelebihan Media Grafis adalah: a. Sifatnya konkrit b. Gambar dapat membatasi ruang dan waktu. c. Gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan panca indera kita. d. Memperjelas suatu sajian masalah dalam bidang apa saja dan untuk usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahan pemahaman. e. Media gambar, lebih murah harganya, mudah didapat dan digunakan. f. Dapat mempermudah dan mempercepat pemahaman siswa terhadap pesan yang disajikan. g. Dapat dilengkapi dengan warna-warna sehingga lebih menarik perhatian siswa. Kelemahan Media Grafis adalah: 1. Gambar hanya menekankan persepsi indra mata 2. Gambar benda yang terlalu komplek kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran 3. Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.
11
A.k.a.
Suhadi
Mukhan
(Guru
IPA
SMPN
4
Amuntai,
Kalimantan
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/01/media-gambar-dalam-pembelajaran.html 05/12/1013.
Selatan),
13
4. Membutuhkan keterampilan khusus dalam pembuatannya, terutama untuk grafis yang lebih kompleks.12 Media cetakan dan grafis di dalam proses belajar mengajar paling banyak dan paling sering digunakan. Media ini termasuk kategori media visual non proyeksi yang berfungsi untuk menyalurkan pesan dari pemberi ke penerima pesan (dari guru kepada siswa). Pesan yang dituangkan dalam bentuk tulisan, huruf-huruf, gambar-gambar dan simbol. Menurut Oemar Hamalik penggunaan media gambar akan efektif apabila gambar disesuikan dengan tingkatan anak, baik dalam hal besarnya gambar, detail, warna, dan latar belakang yang perlu untuk penafsiran dijadikan alat untk pengalamaan kreatif untuk memperkaya fakta dan memperbaiki kekurang jelasan. Ini merupakan kelebihan media gambar. Akan tetapi ada juga kelemahannya yaitu media gambar menjadi tidak efektif apabila terlalu sering digunakan dalam satu waktu tertentu. Gambar sebaiknya disusun menurut urutan tertentu dan dihubungkan dengan masalah yang luas. Gambar-gambar dapat digunakan untuk suatu maksud dalam hubungan dengan suatu pembelajaran, memberikan pengalaman dalam bahasa, ilustrasi, menjelaskan konsep-konsep dan sebagainya. 13
B. Hakekat Hasil Belajar PAI 1. Pengertian Hasil Belajar Menurut Dimyati dan Mujiono, hasil belajar merupakan proses untuk menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian dan/atau pengukuran hasil belajar. Tujuannya adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, dimana tingkat keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau kata atau simbol. 14
12
Arief Sadiman dkk, Media Pendidikan pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya …,
13
Oemar Hamalik, Media Pendidikan,…h.66.
14
Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta:PT Rineka Cipta,2002), h.200.
h.29.
14
Tes hasil belajar kadang-kadang disebut juga tes prestasi belajar, mengukur hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dalam kurun waktu tertentu. Menurut waktunya dibedakan dalam rentang: satu pertemuan (tes akhir pertemuan), satu pokok bahasan (tes akhir pokok bahasan), satu minggu (tes mingguan), setengah catur wulan/semester (tes akhir catur wulan/ tengah semester), satu cawu atau satu semester (tes akhir catur wulan/ akhir semester), satu jenjang pendidikan (tes atau ujian akhir pendidikan). Tes hasil belajar juga dibedakan menurut materi yang diukur, sesuai dengan nama-nama mata pelajaran atau bidang studi yang dipelajari, seperti tes: matematika, kimia, biologi, bahasa, sejarah, geografi, dll. Menurut tujuan atau fungsinya tes hasil belajar ini juga dibedakan antara tes diagostik, penempatan, formatif, dan sumatif. Tes diagnostik ditujukan untuk mengukur/mendiagnosis kelemahan atau kekurangan siswa dan digunakan untuk memberikan perbaikan. Tes penempatan mengukur penguasaan atau keunggulan siswa, digunakan untuk menempatkan siswa sesuai dengan tingkat penguasaan atau keunggulannya. Tes formatif mengukur tingkat penguasan siswa dan posisinya baik antar teman sekelas maupun dalam penguasaan target materi. Hasil tes formatif digunakan untuk perbaikan program atau proses pembelajaran. Tes sumatif ditujukan mengukur penguasaan siswa pada akhir periode pendidikan, akhir cawu, semester atau tahun, dan digunakan untuk mengukur keberhasilan belajar siswa dalam periode waktu tersebut. 15 Dari penjelasan diatas dapat saya simpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menenrima pengalaman belajar. Hasil belajar ini digunakan guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini biasa tercapai apa bila siswa sudah memahami belajar kemudian diiringi dengan perubahan tingkah laku yang lebih baik. . 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Berhasil atau tidaknya belajar itu tergantung pada beberapa faktor, adapun faktor-faktor tersebut dapat dibedakan menjadi golongan.
15
h. 223.
Nana Syaodih S, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2012),
15
a. Faktor internal (faktor dalam dari diri siswa), yakni kondisi atau kondisi jasmani dan rohani siswa. b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa ), yakni kondisi lingkungan disekitar siswa c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan model yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi pelajaran.16 Menurut Yudhi Munadi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar diantaranya: 1) Faktor Internal a. Faktor fisiologis Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani dan sebagainya, semuanya akan membantu dalam hasil belajar. Siswa yang kekurangan gizi misalnya, ternyata kemampuan belajarnya berada di bawah siswa-siswa yang tidak kekurangan gizi, sebab mereka yang kekurangan gizi pada umumnya cenderung cepat lelah dan capek, cepat ngantuk dan akhirnya tidak mudah dalam menerima pelajaran. Demikian juga kondisi saraf pengontrol kesadaran dapat berpengaruh pada hasil belajar siswa. Misalnya, seorang yang minum minuman keras akan kesulitan untuk melakukan proses belajar, karena saraf pengontrol kesadarannya terganggu. Bahkan, perubahan tingkah laku akibat pengaruh minuman keras tersebut, tidak bisa dikatakan perubahan tingkah laku hasil belajar.17
a. Faktor Psikologis Setiap manusia atau anak didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda. Beberapa faktor psikologis yang dapat diuraikan diantaranya meliputi intelegensi, perhatian, minat, dan bakat, motif dan motivasi, dan kognitif dan daya nalar.
16
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), h. 130.
17
Yudhi Munadi. Media Pembelajaran,… h. 24.
16
Pertama, intelegensi. Mengartikan intelegensi sebagai kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan efektif, kemampuan menggunakan konsep abstrak secara efektif dan kemampuan memahami pertalian-pertalian dan belajar dengan cepat sekali. Kedua, Perhatian. Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa semata-mata tertuju kepada suatu obyek ataupun sekumpulan obyek. Ketiga minat dan bakat. Minat diartikan oleh Higard sebagai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Keempat, motif dan motivasi. Motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam konsep pembelajaran, motivasi berarti seni mendorong siswa untuk melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Kelima, kognitif dan daya nalar. Pembahasan mengenai hal ini meliputi tiga hal, yakni persepsi, mengingat dan berpikir. Persepsi adalah penginderaan terhadap suatu kesan yang timbul dalam lingkungannya. Mengingat adalah suatu aktivitas kognitif, dimana seseorang menyadari bahwa pengetahuannya berasal dari masa yang lampau atau berdasarkan kesan-kesan yang diperoleh melalui pengalamannya di masa lampau. Sedangkan nalar adalah kekuatan mental yang berkaitan dengan pembentukan kesimpulan dan penilaian.
2) Faktor Eksternal a. Faktor Lingkungan Kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan hasil belajar. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik atau alam dan dapat pula berupa lingkungan sosial. Lingkungan alam misalnya keadaan suhu, kelembaban, kepengapan udara, dan sebagainya. Lingkungan sosial baik berupa wujud manusia maupun hal-hal lainnya, juga dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar. Seringkali guru dan para siswa terganggu oleh obrolan orang-orang yang berada di luar, hiruk pikuk lingkungan sosial seperti suara mesin pabrik, lalu lintas, gemuruhnya pasar dan lainlain juga akan berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar.
17
b. Faktor instrumental Faktor-faktor
instrumental
adalah
faktor
yang
keberadaan
dan
penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktorfaktor instrumental ini dapat berupa kurikulum, sarana dan fasilitas, dan guru.18 Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar yang meliputi faktor internal dan eksternal diatas bila dikemukakan akan tampak seperti pada bagan berikut:
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar
(Sumber: Yudhi Munadi, 2008)
3. Klasifikasi Hasil Belajar
18
Yudhi Munadi. Media Pembelajaran .., h. 26-32.
18
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya dalam tiga ranah, yakni ranah kogtiitif,
ranah afektif, dan ranah psikomotoris.
1. Ranah Kogintif Ranah kognitif yang berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. a. Tingkat Pengetahuan (Knowledge). Pengetahuan di sinі diartikan kemampuan seseoarng dalam menghafal atau mengingat kembali atau mengulang kembali pengetahuan yang pernah diterimanya. Contoh. Siswa dapat menyebutkan kembali bagan-bagan geometri yang berdimensi tiga. b. Tingkat Pemahaman (Comprehension). Pemahaman di sini diartikan kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan menerjemahkan atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya. Contoh: Siswa dapat menjelaskan dengan kata-katanya sendiri tentang perbedaan bangun geometri yang berdimensi dua dan berdimensi tiga. c. Tingkat Penerapan (Application). Penerapan di sini diartikan kemampuan seseorang dalam memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari. Contoh. Siswa dapat menentukan salah satu sudut dari suatu segitiga jika diketahui sudut-sudut lainnya. d. Tingkat Analisis (Analysis). Analisis di sini diartikan kemampuan seseorang dalam menggunakan pengetahun dalam memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari. Contoh. Siswa dapat mengolah data mentah melalui statistik, sehingga dapat diperoleh harga-harga range, interval kelas dan standar deviasinya. e. Tingkat Sintesis (Synthesis). Sintesis di sini diartikan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh. Contoh. Siswa dapat menyusun rencana belajar masing-masing sesuai dengan kebijakan yang berlaku di sekolah.
19
f. Tingkat Evaluasi (Evaluation). Evaluasi di sini diartikan kemampuan seseorang dalam membuat perkiraan atau keputusan yang tepat berdasarkan kriteria atau pengetahuan yang dimilikinya. Contoh. Siswa dapat menilai kualitas kemampuan pemikiran temannya berdasarkan kemampuan dirinya.
2. Ranah Afektif Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Secara lebih rinci akan dijelaskan pada pembahasan dibawah ini : a. Penerimaan, yang mencakup kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan
memperhatikan hal tersebut. Misalnya, kemampuan mengakui adanya perbedaanperbedaan. b. Partisipasi, yang mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan, dan berpartisipasi
dalam suatu kegiatan. Misalnya, mematuhi aturan, dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan. c. Penilaian dan penentuan sikap, yang mencakup menerima suatu nilai, menghargai,
mengakui, dan menentukan sikap. Misalnya, menerima suatu pendapat orang lain. d. Organisasi, yang mencakup kemampuan membentuk suatu sistem nilai sebagai
pedoman dan pegangan hidup. Misalnya, mendapatkan nilai dalam suatu skala nilai dan dijadikan pedoman bertindak secara bertanggung jawab. e. Pembentukan pola hidup, yang mencakup kemampuan menghayati nilai dan
membentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi. Misalnya, kemampuan mempertimbangkan dan menunjukkan tindakan yang berdisiplin.
3. Ranah Psikomotorik Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yakni : a. Persepsi, berkenaan dengan penggunaan indera dalam melakukan kegiatan. Seperti mengenal keruskan mesin dari suaranya yang sumbang, atau menghubungkan suara musik dengan tarian tertentu.
20
b. Kesiapan, yang mencakup kemampuan penempatan diri dalam keadaan di mana akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan. Kemampuan ini mencakup jasmani dan rohani. Misalnya, posisi star lomba lari. c.
Gerak terbimbing,
mencakup kemampuan melakukan gerakan sesuai contoh, atau
gerakan peniruan. Misalnya, meniru gerak tari, membuat lingkaran di atas pola. d.
Gerakan yang terbiasa,
mencakup kemampuan melakukan gerakan-gerkan tanpa
contoh. Misalnya, melakukan lompat tinggi dengan tepat. e.
Gerakan
kompleks,
yang mencakup
kemampuan
melakukn
gerakan
atau
keterampilan yang terdiri dari banyak tahap, secara lancar, efisien, dan tepat. Misalnya, bongkar-pasang peralatan secara tepat. f.
Penyesuaian pola gerakan,
yang mencakup kemampuan mengadakan perubahan dan
penyesuaian pola gerak-gerik dengan persyaratan khusus yang berlaku. Misalnya, keterampilan bertanding. g.
Kreativitas,
mencakup kemampuan melahirkan pola gerak-gerak yang baru atas
dasar prakarsa sendiri. Misalnya, kemampuan membuat tari kreasi baru.19 C.
Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam Untuk mengetahui tentang pengertian Pendidikan Agama Islam terlebih dahulu dikemukakan pengertian pendidikan dari segi etimologi dan terminologi. Dari segi etimologi atau bahasa, kata pendidikan berasal kata “didik” yang mendapat awalan pedan akhiran -an sehingga pengertian pendidikan adalah sistem cara mendidik atau memberikan pengajaran dan peranan yang baik dalam akhlak dan kecerdasan berpikir.20 Pendidikan Agama Islam berkenaan dengan tanggung jawab bersama. Oleh sebab itu usaha yang secara sadar dilakukan oleh guru mempengaruhi siswa dalam rangka pembentukan manusia beragama yang diperlukan dalam pengembangan
19
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), h.49-
59. (bisa dilihat juga di Sukardi Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Oprasionalnya h.74-78). 20
h. 250.
W.J.S. Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : PN Balai Pustaka,1984),
21
kehidupan beragama dan sebagai salah satu sarana pendidikan nasional dalam rangka meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.21 Tayar Yusuf yang dikutip oleh Abdul Majid dkk mengartikan pendidikan agama sebagai usaha sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan dan keterampilan kepada generasi muda agar kelak menjadi manusia bertakwa kepada Allah SWT.22 Omar Muhammad al-toumy al-syaibany menyatakan bahwa dasar pendidikan islam identik dengan dasar tujuan islam. Keduanya berasal dari sumber yang sama yaitu al-Quran dan Hadis. 23 Dalam buku Muhaimin pendidikan islam adalah sistem pendidikan yang islami, yang memiliki komponen-komponen yang secara keseluruhan mendukung terwujudnya sosok muslim yang diidealkan, atau pendidikan yang teori-teorinya disusun berdasarkan Al-Quran dan Hadis. 24 Dari beberapa definisi di atas, maka dapat diambil pengertian bahwa yang dimaksud Pendidikan Agama Islam adalah suatu aktivitas atau usaha-usaha tindakan dan bimbingan yang dilakukan secara sadar dan sengaja serta terencana yang mengarah pada terbentuknya kepribadian anak didik yang sesuai dengan norma-norma yang ditentukan oleh ajaran agama. Pendidikan Agama Islam juga merupakan upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, bertaqwa, dan ber akhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya yaitu kitab suci Al-Quran dan Al-Hadits, melalui kegiatan bimbingan pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.
21
Zakiah Daradjad, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1995),
22
Abdul Majid dkk, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung, PT. Remaja
h. 172.
Rosdarya, 2004) h.130. 23 24
Jalaluddin, Teologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002) h. 82. Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2009) h. 6.
22
D. Hasil penelitian yang Relevan
Sebagai bahan penguat penelitian tentang pengaruh media grafis terhadap hasil belajar PAI siswa, penulis mengutip beberapa penelitian yang relevan di antaranya: 1. Nur Hikmah (2008) dalam skripsinya yang berjudul pengaruh penggunaan media grafis kartun terhadap hasil belajar matematika siswa. Memberikan kesimpulan bahwa hasil belajar matematika antara siswa yang diajar dengan menggunakan media grafis kartun lebih baik dari hasil belajar matematika siswa yang diajar tidak menggunakan media grafis kartun. 2. Lina Rahmawati (2008) dalam skripsinya yang berjudul pengaruh penggunaan media gambar kartun terhadap hasil belajar siswa. Memberikan kesimpulan pembelajaran menggunakan media gambar kartun dalam pembelajara fisika dalam sub pokok bahasan usaha dan daya pada kelompok eksperimen ada pengaruhnya dalam meningkatkan hasil belajar siswa dibanding kelompok kontrol yang dalam pembelajaran tidak menggunakan media gambar kartun. Artinya, pemberian media gambar dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.
E. Kerangka Berfikir
Berdasarkan kajian teoritis sebagaiman telah dipaparkan dimuka, maka dalam penyusunan penelitian ini penulis mengajukan anggapan dasar atau kerangka pemikiran sebagi berikut: Proses pembelajaran PAI yang tidak menarik membuat siswa merasa jenuh dan bosan. Hal tersebut tentunya menjadi bahan evaluasi bagi para guru atau pengajar untuk memberikan bentuk pengajaran yang berbeda dalam rangka meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam belajar PAI. Dalam hal ini guru memiliki peran yang cukup penting, bagaimana mengidentifikasi masalah menjadi lebih spesifik dan menemukan solusi yang terbaik dalam pnyelesaian masalah tersebut. Di era modern seperti ini perkembangan ilmu teknologi sangat pesat. Ada beragam media yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan mutu pendidikan secara khusus pembelajaran PAI. Tentunya pemilihan media tersebut haruslah tepat dan
23
efektif. Guru harus betul-betul memahami media pembelajaran yang digunakan dan memiliki kemampuan mengolah media tersebut. Agar tujuan pembelajaran benar-benar tercapai. Proses pembelajaran yang disesuaikan dengan perkembangan teknologi yang terus berkembang diharapkan dapat memberi pengaruh yang besar terhadap proses penyerapan materi atau pemahaman siswa, sehingga diharapakan hasil belajar PAI siswa semakin baik. Pembelajaran PAI berbentuk media Grafis diharapkan mampu menjadi referensi bentuk pengajaran yang baru sesuai dengan perkembangan zaman dengan tetap mengedepankan pemahaman siswa akan materi pelajaran PAI namun menyenangkan, dinamis dan interaktif sehingga pada akhirnya mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
F. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian dalam deskripsi teoritis dan kerangka berfikir, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah hipotesis alternative (Ha) dan Hipotes nihil (Ho) dengan: 1. Hipotesis Alternative (Ha): Pembelajaran Menggnakan Media Grafis berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar PAI pada konsep Perilaku Tercela. 2. Hipotes Nihil (Ho): Pembelajaran Menggunakan Media Garfis tidak berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar PAI pada konsep Perilaku Tercela.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan antara bulan Agustus sampai Oktober 2013, kemudian Tempat Penelitiannya adalah Sekolah SMP PGRI 1 Ciputat. B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi Experimen (eksperimen semu)
dimana dalam
rancangan ini melibatkan 2
kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan, pengaruh dari perlakuan diukur dari perbedaan antara pengukur awal dan pengukur akhir. Dalam metode ini terdapat dua kelompok, yaitu kelompok kontrol diberi perlakuan tanpa menggunakan media sedangkan kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan media grafis.
Tabel 3.1 Desain Penelitian Kelompok
Pre-tesT
Treatmen
PostesT
Eksperimen
O1
X1
O2
Kontrol
O1
X2
O2
Keterangan: O1 = Pre-test diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum diberikan perlakuan.
24
25
O2 = Post-test diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sesudah diberikan perlakuan. X1 = Perlakuan terhadap kelas eksperimen berupa pembelajaran PAI dengan menggunakan media grafis. X2 = Perlakuan terhadap kelas kontrol berupa pembelajaran PAI tanpa menggunakan media.
C. Populasi dan Sample 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, gejala nilai tes atau peristiwa sebagai sumber data yang mewakili karakteristik tertentu dalam suatu penelitian. Populasi penelitian ini menggunakan seluruh siswa
SMP PGRI 1 Ciputat
Tahun Pelajaran
2012/2013.
2. Sample Sample adalah bagian dari populasi, menurut Suharsimi Arikuto, sample adalah sebagian atau wakil dari populasi yang terpilih. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dilakukan atas pertimbangan peneliti.1 Yakni pengambilan sampel berdasarkan waktu atau jadwal pelajaran PAI yang ada di sekolah yang memungkinkan penulis untuk melakukan eksperimen. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIII-5 Sebanyak 22 siswa sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan Media Grafis dan kelas VIII-1 sebanyak 21 siswa sebagai kelas kontrol tanpa menggunakan Media.
1
Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,(Jakarta :PT Rineka Cipta, 1987)
h.139.
26
D. Prosedur Penelitian 1. Tahap persiapan sebelum penelitian Sebelum melakukan penelitian, penulis melakukan beberapa persiapan awal, yaitu: a. Langkah awal yang penulis lakukan pada tahap persiapan sebelum melaksanakan penelitian adalah pengurus surat izin penelitian dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kegurua (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. b. Langkah selanjutnya adalah melihat karakteristik populasi yang akan diteliti. c. Menentukan sampel penelitian dengan menggunakan teknik
purposive
sampling. d. Menyusun
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
PAI
dengan
menggunakan media grafis pada materi Perilaku Tercela. e. Menyusun kisi-kisi soal untuk instrument penelitian. f. Menyusun instrument penelitian berdasarkan kisi-kisi soal yang telah dibuat. g. Melakukan konsultasi kepada dosen pembimbing mengenai RPP dan instrumen yang telah dibuat. h. Setelah RPP dan Instrumen penelitian telah disusun, langkah selanjutnya adalah melakukan koordinasi dengan pihak sekolah untuk uji coba di luar kelas eksperimen dan kelas kontrol. i. Setelah melakukan uji coba, mengolah data dengan hasil uji coba dengan mencari validitas, daya pembeda, tingkat kesukaran butir soal, dan reabilitas instrument. j. Menentukan butir soal yang layak untuk dijadikan instrument penelitian.
2. Tahap pelaksanan penelitian a. Langkah awal tahap pelaksanan penelitian adalah menentukan dua kelompok sampel yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, selanjutnya diadakan tes awal (pretest) kepada kedua kelompok penelitian menggunakan soal-soal hasil analisis data uji coba instrument penelitian.
27
b. Setelah tes awal (pretest) dilaksanakan pada kedua kelompok penelitian, kegiatan belajar mengajar dapat dilaksanakan untuk kelompok eksperimen diberi perlakukan berupa penggunaan media grafis, sedangkan kelompok kontrol diajarkan tanpa menggunakan media. c. Setelah dari perlakukan diadakan tes akhir (postest) untuk kedua kelompok penelitian menggunakan soal-soal yang sama ketika dilakukan tes awal (pretest).
3. Tahap akhir penelitian Setelah tahap pelaksanaan kegiatan berhasil dilakukan, tahap selanjutnya adalah mengolah hasil penelitian dengan melakukan beberapa kegiatan, yaitu: a. Melakukan analisis data hasil tes awasl (pretest) kedua kelompok penelitian dengan menggunakan uji statistik. b. Menganalisis data hasil tes akhir (postest) kedua kelompok penelitian dengan menggunakan uji statistik c. Setelah itu dilakukan penarikan kesimpulan berdasarkan hasil uji statistik yang telah dilakukan sebelumnya. Penarikan kesimpulan merupakan langkah paling akhir dalam prosedur penelitian.
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data. Dalam pengumpulan data terdapat beberapa tahapan, diantaranya: a. Persiapan 1. Menganalisis Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata pelajaran PAI SMP PGRI 1 Ciputat Kelas VIII. 2. Menentukan materi pembelajaran yang dapat diintegrasikan dengan media grafis. Pada penelitian ini konsepnya Perilaku Tercela. b. Pelaksanaan 1. Memberikan pretest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.
28
2. Memberikan perlakuan berupa pembelajaran PAI menggunakan media grafis pada konsep Perilaku Tercela untuk kelompok eksperimen dan pembelajaran tanpa menggunakan media pada kelompok kontrol. 3. Pemberian posttest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. c. Tahap pengolaha data Mengolah data hasil belajar siswa yang telah dilakukan.
F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian merupakan alat pengumpul data. Penelitian yang dapat menunjang sejumlah data yang diasumsikan dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dan menguji hipotesis penelitian. Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa tes pilihan ganda yang berjumlah 30 soal untuk mengukur kemampuan pembelajaran PAI siswa. Langkah-langkah yang ditempuh dalam menyusun instrumet penelitian adalah sebagai berikut: a. Menentukan konsep dan sub konsep berdasarkan kurikulum satuan pendidikan untuk tingkat SMP b. Membuat kisi-kisi instrumen penelitian berdasarkan indikator pembelajaran PAI. c. Membuat soal-soal instrumen sesuai dengan kisi-kisi instrument. d. Instrumen yang telah di buat oleh peneliti kemudian dikonsultasikan dengan dosen pembimbing skripsi. e. Melaksanakan uji coba instrumen penelitian. f. Analisis validitas dan reabilitas. Alat ukur tes sebelum diberikan kepada siswa perlu diketahui terlebih dahulu apakah tes tersebut baik dan sudah siap diberikan kepada siswa untuk diambil datanya. Pada penelitian ini sebelum digunakan soal (tes) tersebut diuji cobakan, guna mengetahui apakah soal-soal tersebut memenuhi standar persyaratan validitas dan reabilitas. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis. Tes berperan untuk menjaring konsep awal dan konsep akhir siswa sebelum dan sesudah pembelajaran yang dilakukan. Kisi-kisi untuk soal dibuat berdasarkan
29
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) disesuaikan dengan materi yang diajarkan pada aspek Perilaku Tercela pada semester 1 tahun pelajaran 2012-2013, Penjabaran konsep untuk menjadi butir-butir soal memperhatikan kompetensi dasar, materi dan indikatornya.
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrument Tes Hasil Belajar
No.
Kompetensi Dasar
Materi
Indikator
No Butir soal
1. Menjelaskan
perilaku tercela
pengertian Ananiah,
1. Siswa
mampu 1, 30, 23, 24
Memilih gadab,
pengertian
hasad, gibah, dan
Ananiah,
gadab,
namimah
hasad, gibah, dan namimah
2. Siswa
mampu 3, 16, 6, 22
mengidentifikasi ciri-ciri Ananiah, gadab,
hasad,
gibah,
dan
namimah.
2. Menampilkan contoh perilaku tercela Ananiah, hasad,
gadab, gibah,
namimah
dan
1. Siswa
mampu 2,12,13,
memilih contoh- 21 contoh Ananiah,
perilaku gadab,
hasad, gibah, dan namimah
9
30
2.
Siswa
mampu
menunjukkan
20,19, 25,29,15
sebab-sebab perbuatan Ananiah,
gadab,
hasad, gibah, dan namimah
3. Siswa
mampu 4, 14, 10, 26
mengetahui akibat Ananiah,
buruk gadab,
hasad, gibah, dan namimah
dalam
kehidupan seharihari.
4. Menghindari perilaku perilaku tercela Ananiah, hasad,
1.
gadab, gibah,
namimah
Siswa
mampu 5, 7,11, 27,8
mengidentifikasi
dan
cara Menghindari
dalam
perilaku Ananiah,
kehidupan sehari-hari
gadab,
hasad,
gibah,
dan
namimah
dalam
kehidupan seharihari.
2.
Siswa
mampu 17, 18, 28
mengetahuni cara
31
mengatasi Ananiah,
sifat gadab,
hasad, gibah, dan namimah.
G. Teknik Pengolahan Data
1. Uji Validitas Menurut iqbal hasan Validitas berarti kesucian alat ukur dengan apa yang hendak diukur, artinya alat ukur yang digunakan dalam pengukuran dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Jadi validitas adalah seberapa jauh alat dapat mengukur hal atau subjek yang ingin diukur.2 Rumus yang digunakan untuk menguji validitas tes objek adalah rumus korelasi product moment dengan angka kasar dibantu dengan software anates. Rumus ini digunakan karena skor tiap item sama yaitu item benar diberi skor satu dan item salah diberi skor nol.
Rumus korelasi product moment adalah sebagai berikut :
=
n xy x y
n x x n y y 2
2
2
2
Keterangan : rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Variabel Y n
= Jumlah siswa
∑x = Skor tiap butir soal ∑y = Skor total ∑xy= Jumlah hasil kali skor x dan y yang berpasangan ∑x2 = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran x 2
Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2004), h.15.
32
∑y2 = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran y. 3
Untuk menguji signifikan tidaknya koefisien korelasi validitas digunakan distribusi kurva normal dengan menggunakan uji skor-t t hitung =
√ √
keterangan: t hitung = Nilai hitung koefisien validitas rxy
= Koefisien korelasi tiap butir soal
N
= Jumlah siswa uji coba Kemudian hasil diatas dibandingkan dengan t dari tabel pada signifikan 5 % (ɑ =
0,05) dan derajat kebebasan (dk = n-2) kaidah keputusannya jika t valid. Sebaliknya jika t
hitung
tabel
hitung
>t
tabel
berarti
berarti tidak Valid. Jika instrument itu valid, maka
dapat dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasi (r) sebagai berikut: Tabel 3.3 Kriteria Indeks Korelasi
Rentang
Keterangan
0.80 < r < 1.00
Sangat tinggi
0.60< r < 0.80
Tinggi
0.40 < r < 0.60
Sedang
0.20 < r < 0.40
Rendah
0.00 < r < 0.20
Sangat rendah
2. Uji Reabilitas
3
Sumarna Surapranata, Analisis, Validitas, Reabilitas dan Interpretasi Hasil Tes Implementasi
Kurikulum 2004, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2006), h.58.
33
Reabilitas artinya memiliki sifat dapat dipercaya. Suatu alat ukur dikatakan memiliki reliabilitas apabila dipergunakan berkali-kali oleh peneliti yang sama atau oleh peneliti yang lain tetapi akan memberikan hasil yang sama. Jadi, reliabilitas adalah seberapa jauh konsistensi alat ukur untuk dapat memberikan hasil yang sama dalam mengukur hal dan subjek yang sama.
4
Untuk mengukur reabilitas soal rumus
yang digunakan adalah Kuder Richardson-20 (KR-20) dengan bantuan software anates: r11 = [
][
]
keterangan: r 11 = Koefisien reliabilitas instrument p
= Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q
= Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah
∑pq = Jumlah hasil perkalian antara p dan q n
= Banyakanya item
s
= Standar deviasi dari tes Untuk mengetahui keberartian koefisien reabilitas dilakukan uji-t dengan rumus: t hitung = √
√
keterangan: t hitung = Nilai hitung koefisien validitas rxy
= Koefisien korelasi tiap butir soal
N
= Jumlah siswa uji coba Kemudian hasil diatas dibandingkan dengan t dari tabel pada signifikan 5 % (ɑ =
0,05) dan derajat kebebasan (dk = n-2) kaidah keputusannya jika t
hitung
>t
tabel
maka
instrument dikatakan baik dan dapat dipercaya. Jika instrument itu reliabel, maka dilihat kriteria penafsiran indeks reliabilitasnya sebagai berikut: 4
Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, …, h. 15.
34
Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas Rentang
Keterangan
0.80 < r 11 < 1.00
Sangat tinggi
0.60< r 11 < 0.80
Tinggi
0.40 < r 11 < 0.60
Sedang
0.20 < r 11 < 0.40
Rendah
0.00 < r 11 < 0.20
Sangat rendah
3. Taraf Kesukaran Anas Sudijono mengatakan, butir-butir item hasil belajar dapat dinyatakan baik apabila butir-butir item tersebut tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah.5 Taraf kesukaran dihitung dengan menggunakan rumus dengan bantuan software anates: P= Keterangan: P = Indeks kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab benar N = Jumlah seluruh siswa peserta tes Kriteria yang digunakan adalah semakin kecil indeks yang diperoleh, maka soal tersebut tergolong sukar. Sebaliknya semakin besar indeks yang diperoleh, maka soal tergolong mudah. Adapun Kriteria indeks taraf kesukaran soal tersebut adalah: Tabel 3.5 Indeks Kesukaran
5
Anas Sudijono, pengantar evaluasi pendidikan, …, h.370.
35
Indeks
Keterangan
0,00 – 0,30
Soal kategori Sukar
0,31 – 0,70
Soal kategori Sedang
0,71 - 1,00
Soal kategori Mudah
4. Daya Pembeda Pengujian daya pembeda soal digunakan untuk mengetahui kemampuan soal dalam membedakan siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai. Indeks daya pembeda dihitung atas dasar pembagian kelompok menjadi dua bagian, yaitu kelompok atas yang merupakan kelompok peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan kelompok bawah yaitu kelompok peserta tes yang berkemampuan rendah.6 Rumus yang digunakan dengan bantuan software anates: D=
-
Keterangan: D = Daya pembeda soal JA = Banyaknya peserta kelompok atas JB = Banyaknya peserta kelompok bawah BA= Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar BB= Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar. Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda 6
Sumarna Surapranata, Analisis, Validitas, Reabilitas dan Interpretasi Hasil Tes implementasi
kurikulum 2004,…h.23.
36
Rentang
Keterangan
0,00 – 0,20
Buruk
0,21 – 0,40
Cukup
0,41 – 0,71
Baik
0,71 – 1,00
Baik Sekali
H. Teknik Analisis Data Hasil Belajar Analisis Data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan ke dalam suatu pola kategori dan satuan uraian dasar. Dalam teknik analisis data dilakukan beberapa pengujian dengan urutan sebagai berikut: 1. Uji normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdidtribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan yaitu uji liliefors.7 Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah: 1. Urutkan data sampel dari yang terkecil hingga terbesar 2. Menentukan nilai Z dari tiap-tiap data dengan rumus Z= 3. Menentukan besar peluang untuk masing-masing nilai Z berdasarkan tabel Z dan sebut dengan F (Z) = 0,5± Z 4. Menghitung frekuensi kumulatif dari masing-masing nilai Z dan disebut dengan S (Z) 5. Tentukan nilai Lo dengan rumus Lo = F (Z) – S(Z) 6. Ambil nilai terbesar dari selisih tersebut sehingga diperoleh nilai Lo 7. Memberikan interpretasi Lo dengan membandingkan dengan Lt (nilai yang diambil dari tabel harga kritis uji liliefors) dengan aturan: 7
Nana Sudjana, Metode Statistik, Cet. Ke-3 (Bandung: Tarsito, Mei 2005), hal.466.
37
a. Hipotesis Ho = sampel berdistribusi normal HI = sampel berdistribusi tidak norml b. Jika L o< L t maka sampel berdistribusi normal Jika L o > L t maka sampel berdistribusi tidak normal 2. Uji Homogenitas Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah data sampel tersebut homogeny (sama) atau tidak. Pengujian homogenitas dalam penelitian ini adalah pengujian mengenai sama tidaknya variasi-variasi dari dua buah distribusi.8 Uji homogenitas dilakukan setelah data persyaratan normalitas terpenuhi, yakni data dinyatakan berdistribusi normal. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Fisher. rumus: F=
=
Keterangan: S12 x = Nilai standar deviasi pretest yang nilainya paling besar S22 x = Nilai standar deviasi posttest yang nilainya paling besar Tentukan Kriteria pengujian: a. Jika Fhitung< Ftabel, maka Ho diterima, kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen. b. Jika Fhitung< Ftabel, maka Hi diterima, kedua kelompok dapat dikatakan berasal dari populasi yang tidak homogen.
8
Ruseffendi, Statistik Dasar: untuk penelitian pendidikan Cet.1 (Bandung: IKIP Bandung Press,
Mei 1998) h. 294.
38
Untuk taraf signifikan (ɑ) = 0,05 dan derajat kebebasan pembilang dk = nb-1 serta penyebut dk = nk-1, dengan nb merupakan ukuran sampel yang variansya besar dan nk merupakan ukuran sampel yang variansnya kecil. 3. Uji Hipotesis Menganalisis data pretest dan posttes secara statistik untuk mengetahui apakah kenaikan hasil belajar PAI tersebut signifikan atau tidak. Dalam hal ini digunakan uji-t karena data tersebut berdistribusi normal dengan taraf signifikasi ɑ = 0,05 untuk itu menguji kebenaran hipotesis dalam penelitian menggunakan rumus sebagai berikut: t hitung =
̅
√
dengan dsg = √
(
)
(
)
Keterangan: x1 = Nilai rata-rata kelompok eksperimen x2 = Nilai rata-rata kelompok kontrol n1 = Jumlah siswa kelas eksperimen n2 = Jumlah siswa kelas kontrol v1 = Standar deviasi nilai posttest kelas eksperimen yang dikuadratkan v2 = Standar deviasi nilai posttest kelas kontrol yang dikuadratkan. Adapun kriteria ttabel jika: t hitung < ttabel maka Ho diterima dan Ho ditolak t hitung > ttabel maka Ho diterima dan Ho diterima
4. Uji Normal Gain
39
Gain adalah selisih antara posttest dan pretest, gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau pengusaha konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan guru. 9 Untuk menghindari hasil kesimpulan yang akan menimbulkan bias penelitian, karena pada nilai pretest kedua kelompok penelitian sudah berbeda, digunakan uji normalitas gain. Rumus normal Gain menurut Meltzer, yaitu: Ngain = Tabel 3.7 Kategorisasi Perolehan nilai Gain Rentang nilai
Keterangan
1 > 0,70
G-Tinggi
0,70 ≥ 0,30
G-Sedang
0 < 0.30
G-Rendah
Untuk mengetahui apakah ada perbedaan normal gain atara dua kelompok dilakukan uji-t sebagai berikut: t hitung =
̅
√
dengan dsg = √
(
)
(
)
kemudian hasil t-hitung diatas dibandingkan dengan nilai t tabel pada signifikasi 5 % (ɑ = 0,05) dan derajat kebebasan (dk) = (n1-1)+(n2-2). Jika ttabel < t hitung
maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan norml gain antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Jika t
hitung
≤t
tabel
atau t
tabel
≤t
hitung,
maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan normal gain antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
9
Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Tindakan Sains, (Jakarta: Jurusan Pendidikan
IPA,FITK,UIN Syarif Hidayatullah, 2006). Hal.70.
40
I. Hipotesis Statistik Hiptesis Statistik yang digunakan adalah: Ha : Pemebelajaran Menggunakan Media Grafis berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar siswa Pada pembelajaran PAI pada konsep Perilaku Tercela. Ho : Pemebelajaran Menggunakan Media Grafis tidak berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar siswa Pada pembelajaran PAI pada konsep Perilaku Tercela.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum SMP PGRI 1 Ciputat 1. Sejarah Sekolah SMP PGRI 1 Ciputat yang beralamat di Jalan pendidikan No.30 Ciputat. dipelopori oleh Bapak Drs. Sukandi Kuswara, Bapak A. Mursyidi, B.A. dan Bapak S. Danuwardoyo serta Bapak R.A. Sakri Gandadipura (Kepala Sekolah Kelas Pembangunan) yang berdiri tahun 1970 tetapi hingga akhir 1974 siswanya semakin berkurang hanya satu kelas kecil. Maka beliau berempat sepakat untuk mendirikan sekolah Menengah Pertama Persiapan (SMPP) pada tahun 1975 yang selanjutnya berubah menjadi sekolah Menengah Pertama Persatuan Guru Republik Indonesia (SMP PGRI Ciputat) dengan Kepala Sekolah yang pertama yaitu Bapak R.A. Sakri Gandadipura.
41
42
Sampai sekarang SMP PGRI 1 CIPUTAT telah mengalami tiga kali pergantian kepala sekolah antara lain: a. Pada Tahun 1975 -1980
: R.A. Sakri Gandadipura
b. Pada tahun 1980 - 2000
: Drs. Sukandi Kuswara
c. Pada tahun 2000 – Sekarang : Cartam, S.Pd., M.Pd.
Visi
: Menjadi Sekolah Unggulan yang didasari oleh IMTAQ dan IPTEK, serta Berwawasan Lingkungan Budaya.
Misi
: 1. Tersusunnya Kurikulum Satuan Pendidikan yang adaptif terhadap perkembangan IPTEKS (Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni). 2. Terlaksananya proses pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning. 3. Menyiapkan generasi muda yang menguasai ilmu pengetahuan dan Teknologi dengan landasan iman dan taqwa. 4. Meningkatkan pengetahuan peserta didik yang cerdas, terampil dan berbudi luhur. 5. Menjadikan lulusan sebagai calon pemimpin masa depan yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. 6. Terpenuhinya pendidik dan tenaga kependidikan yang kompeten dalam bidangnya. 7. Terpenuhinya sarana prasarana pendidikan secara proporsional. 8. Terwujudnya lulusan yang prestatif, kreatif dan kompetitif, yang berakhlaqul karimah, berkarakter dan berbudaya bangsa. 9. Terwujudnya manajemen sekolah yang kolaboratif, transparan dan akuntabel.
43
Prestasi yang dicapai oleh SMP PGRI 1 Ciputat dapat dilihat dari presentase lulusan siswa di bawah ini : 2010/2011
2011/2012
2012/2013
100%
100%
100%
2. Gambaran Siswa Gambaran siswa SMP PGRI 1 Ciputat tahun pengajaran 2012/2013 dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini.
Data Jumlah Kelas, Robel dan Siswa Tahun Pelajaran 2012/2013 Jml Total Siswa Kelas VII
Kelas VIII
Kelas IX
(Kelas I+II+ II)
Tahun Pelajaran Jml
Jml
Siswa Rombel
Jml Siswa
Jml
Jml
Jml
Rombel Siswa Rombel
Siswa
Rombel
Tahun 2009/2010
334
8
330
8
357
9
1023
25
Tahun 2010/2011
458
10
335
8
323
8
1.116
26
Tahun 2011/2012
383
8
364
8
428
10
1157
26
Tahun 2012/2013
394
9
378
8
355
8
1175
25
3. Gambaran Guru Untuk mengetahui gambaran guru SMP PGRI 1 Ciputat dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini.
44
Jenjang Pendidikan Dan Status Guru a. Kepala Sekolah
Jabatan
Jenis Kelamin
Nama
LL Kepala Sekolah
Cartam,S.Pd.M. Pd.
Usia
Pend.akhir
46 Thn
S2
Masa Kerja
PP
L
23 H
b. Guru Kualifikasi Pendidikan, Status, Jenis Kelamin dan Jumlah Jumlah dan status Guru Jumlah NO
Tingkat Pendidikan
GT / PNS L
1
S3/S2
2
S1
3
D3/Sarmud
4
D2
5
D1
6
SMA/Sederajat Jumlah
4
P
5
GTT/GTY L
P
1
1
2
14
10
33
1
1
2
1 4
5
17
1 12
38
Dari Tabel di atas dapat dilihat jenjang pendidikan guru SMP PGRI 1 Ciputat mayoritas telas menempuh jenjang pendidikan S1 bahkan ada guru yang menempuh jenjang S2 Dan S3. Adapun jumlah guru dan statusnya dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini :
45
Jumlah Guru dengan Tugas mengajar sesuai dengan latar belakang Pendidikan ( Keahlian) Jumlah guru dengan latar
Jumlah guru dengan
belakang pendidikan sesuai
latar belakang
dengan tugas mengajar
pendidikan yang tidak sesuai dengan tugas
No
Bid.Studi
JML
mengajar
D1/D
D3
2
S1/D
S2
4
D1/D
D3
S1
S2
2
1
IPA
4
2
Matematika
2
3
Bahasa Indonesia
2
4
Bahasa Inggris
5
Pendidikan Agama
1
6
IPS
6
6
7
Penjaskes
2
2
8
Seni Budaya
2
2
9
PKn
2
1
10
TIK/Ketermpilan
1
2
11
BK
2
4
2
5
1
1
5
1
5
1
4
4
3
1
Lainnya PKK Jumlah
2
15
2
4
2
2
2 1
1
10
39
46
B. Hasil Penelitian Sesuai dengan judul yang digarap oleh peneliti, peneliti telah terjun langsung ke lapangan (kelas) dalam proses belajar mengajar di kelas VIII-5 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII-1 sebagai kelas kontrol, dengan bidang studi pendidikan agama islam. Penelitian eksperimen ini berlangsung selama kurang lebih dua bulan lamanya dengan lima kali pertemuan. Dan aspek yang diambil adalah aspek aqidah akhlak pada materi bab: perilaku tercela (ananiah, ghadab, hasad, ghibah, dan namimah). Disini peneliti bertindak sebagai pelaku eksperimen yang terjun langsung ke kelas
untuk
melaksanakan
proses
pembelajaran
yang telah
direncanakan.
Sebelumnya, seluruh siswa kelas VIII-1 dan VIII-5 telah diberikan soal pretest. Lalu kedua kelas tersebut dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen diberikan perlakuan dengan Media Grafis. Sedangkan kelompok kontrol diberikan perlakuan tanpa menggunakan media. Kemudian kedua kelompok tersebut diberikan perlakuan sebanyak tiga kali pertemuan.Untuk kelompok eksperimen, pada pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga diberikan perlakuna dengan Media Grafis. Sedangkan untuk kelompok kontrol tidak menggunakan media. Kemudian pada pertemuan berikutnya, kedua kelompok diberikan soal posttest yang sama dan pada waktu yang sama (soal pretest dan posttest adalah soal yang sama dengan jumlah yang sama). Selama penelitian ini berlangsung terdapat pula kendala-kendala dalam penerapan media grafis, seperti: 1. Kurangnya watu pembelajaran, terbatasnya media, dan sikap siswa belum terbiasa dengan media grafis. 2. Oleh karena itu, masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan pada penelitian ini dan harus ditinjau kembali lebih lanjut.
47
a. Hasil pretest kelas Eksperimen dan Kelas Kontol Hasil pretest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat dalam bentuk diagram batang sebagai berikut : eksperimen
kontrol
8 6
6
5
5
4 3 2
2 1
1 0
15-22
23-30
31-38
39-46
47-54
55-62
Gamabar 4.1 Diagram Batang Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Dari diagram batang diatas, hasil pretest untuk kelas eksperimen yaitu sebanyak 5 siswa mendapat sekor terendah pada interval 15-22. Skor terbanyak berada pada interval 23-30 dan 31-38 yaitu berjumlah 6 siswa dan skor tertingi pada interval 55 -62 sebanyak 1 siswa. Sedangkan untuk kelas kontrol sebanyak 4 siswa mendapat skor terendah pada interval 15-22. Sebanyak 8 siswa mendapat skor terbanyak pada interval 23-30 dan sebanyak 2 siswa mendapat skor tertinggi pada interval 47-54. Ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol berupa rata-rata (mean), nilai tengah (median), skor terbanyak yang
48
diperoleh siswa (modus), dan simpangan baku, dapat dilihat pada diagram batang dibawah ini: 60 60
50
50 32 32
40
26
30
15 15
20
12 10
30 10,7 10
10 0
eksperimen
kontrol
Gambar 4.2 Diagram Batang Ukuran Pemusatan dan Penyebaran data Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan diagram diatas, ukuran pemusatanan penyebaraan data hasil pretest untuk kelas eksperimen memperoleh nilai maksimum 60 dan nilai minimum 15. Mean sebesar 32 mediansebesar 12 modus sebesar 26dan SD sebesar 10,7. sedangkan hasil pretest untuk kelas kontrol memperoleh nilai maksimum 50, nilai minimum 15. Mean sebesar 32 median sebesar 10 modus sebesar 30.1 dengan simpangan baku sebesar 10.
49
b. Hasil posttest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol Hasil posttest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat dalam bentuk diagram batang berikut ini: 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
9 7 6
6 5
4
4
1
1
0
0
0
45-53
54-62
63-71 eksperimen
72-80
81-89
90-98
kontrol
Gamabar 4.3 Diagaram Batang Hasil Posttest Kelas Ekspermen dan Kelas Kontrol Dari diagaram batang diatas, hasil posttest untuk kelas eksperimen yaitu sebanyak 6 siswa mendapat skor terendah pada interval
63-71. Skor terbanyak
berada pada interval 72-80 yaitu berjumlah 7 siswa dan skor tertinggi berada pada interval 90-98 sebanyak 4 siswa. Sedangkan untuk kelas kontrol sebanyak 1 siswa mendapat skor terendah pada interval 45-53
Sebanyak 9 siswa mendapat skor
terbanyak pada interval 63-71 dan sebanyak 1 siswa mendapat skor tertinggi pada interval 81-89. Ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol berupa rata-rata (mean), nilai tengah (median), skor terbanyak yang
50
diperoleh siswa (modus), dan simpangan baku, dapat dilihat pada diagram batang dibawah ini:
100
90 85
80
78,2 65
60
69
76
69
69
58 45
40 8,5 8,7
20 0 Nilai Nilai Tertinggi Terendah
Mean
Median
eksperimen
Modus
SD
kontrol
Gambar 4.4 Diagram Batang Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan diagram diatas, ukuran pemusatanan penyebaraan data hasil posttest untuk kelas
eksperimen
memperoleh nilai maksimum 90 dan
nilai
minimum 65. Mean sebesar 78.2, median sebesar 69, modus sebesar 76 dan SD sebesar 8.5, sedangkan hasil posttest untuk kelas kontrol
memperoleh nilai
maksimum 85, nilai minimum 45. Mean sebesar 69, median sebesar 58, modus sebesar 69 dengan simpangan baku sebesar 8,7. Berikut ini adalah tabel rekapitulasi ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil pre-test dan post-tes kelas eksperimen dan kontrol.
51
Tabel 4.1 Rekapitulasi Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil pretest dan posttest kelas eksperimen dan kontrol
DATA
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Pre-test
Post-test
Pre-test
Post-test
Nilai Terggi
60
90
50
85
Nilai Terendah
15
65
15
45
Mean
32
78.2
32
69
Median
12
69
10
58
Modus
26
76
30
69
10.7
8.5
10
8.7
Standar Deviasi
C. Uji Analisis Data Hasil Belajar 1. Uji Normalitas Pengujian uji normalitas dilakukan terhadap dua buah data yaitu data posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dalam penelitian ini, uji normalitas didapat dengan menggunakan uji Lilliefors. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak, dengan ketentuan bahwa data berdistribusi normal bila memenuhi kriteria Lhitung< Ltabeldengan taraf signifikansi α = 0,05. untuk lebih jelas, hasil uji normalitas kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel:
52
Tabel 4.2 Uji Normalitas Deskripsi
Lo
Lt
Eksperimen Pre-test
Kontrol
Post-test
Pre-test
Post-test
ɑ = 0,05
0,01
-0,19
-0,15
0,05
Kesimpulan
Normal
Normal
Normal
Normal
0,190
Karena Lo pada kedua hasil pengujian diatas lebih kecil dari L tabel, maka dapat disimpulkan bahwa data kelompok kontrol dan eksperimen berjalan normal.
2. Uji Homogenitas Uji Homogenitas kedua kelompok dilakukan dengan uji fisher. Dari hasil perhitungan ternyata menunjukkan bahwa kedua kelompok mempunyai kemampuan awal yang sama dan bersifat homogeny. Hal ini dapat dilihat dari tabel 4.3 berikut ini: Tabel 4.3 Uji Homogenitas Deskrpsi
Fhitung
Ft
Pre-test
Post-test
ɑ = 0,05
1,15
0,95
Kesimpulan
Homogen
Homogen
2,05
Dari hasil pengujian untuk hasil belajar pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol dperoleh harga F
hitung
= 1,15 dari tabel harga distribusi F dengan Taraf
53
signifikan ɑ = 0,05 maka di dapat harga Ftabel= 2,05 karena harga Fhitung< Ftabel maka dapat disimpulkan bahwa data populasi bersifat homogen. Sedangkan pada hasil belajar post-test diperoleh Fhitung = 0,95 dengan taraf signifikasi yang sama dan harga Ftabel yang sama pula yaitu 2,05 maka dapat disimpulkan bahwa data populasi bersifat homogen.
3. Uji Hipotesis Dari hasil pengujian persyaratan analisis yang meliputi uji homogenitas dan uji normalitas diketahui kedua kelompok berada pada distribusi normal dan homogen, sehingga dapat diuji hipotesis penelitian dengan menggunakan uji-t berikut tabel hasil uji-t: Tabel 4.4 Hasil Uji-t Kelompok
N
T hitung
T tabel
Kesimpulan
Eksperimen
22
2,95
2.08
Ho ditolak
Kontrol
21
Hasil perhitungan perbedaan rata-rata kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh harga t-hitung sebesar 2,95 dan harga t-tabel sebesar 2,08. Karena thitung > t-tabel makan Ha diterima dan Ho ditolak. Artinya, terdapat pengaruh yang signifikan pada penerapan pembelajaran PAI berbentuk media Grafis terhadap hasil belajar siswa pada materi menghindari perilaku tercela.
4. Uji Normal Gain
54
Data penelitian diperoleh dengan menggunakan alat pengukur data berupa tes objektif pilihan ganda. Untuk mengetahui hasil penelitian yang dilakukan, maka perlu diadakan perbandingan hasil pre-test dengan pos-test dari kedua kelompok. Serta membandingkan normal gain dari kedua kelompok tersebut. Dari hasil perhitungan untuk normal gain, diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.5 Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Normal Gain Keterangan
Keleompok
Kelompok kontrol
eksperimen Jumlah sampel Rata-rata N-gain Kesimpulan
22
21
0,67
0,54
Pemahaman tinggi
Pemahaman sedang
Peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep Perilaku Tercela siswa diperoleh dari nilai normal gain. Adapun nilai rata-rata normal gain dari pemahaman konsep menghindari perilaku tercela kelompok ekseperimen sebesar 0,67 dan kelompok kontrol sebesar 0,54. Dari nilai tersebut dapat dikatakan bahwa rata-rata normal gain pada kelompok eksperimen lebih besar jika dibandingkan dengan kelompok kontrol. Kategori peningkatan pemahaman konsep PAI siswa pada kelompok eksperimen secara umum termasuk kategori tinggi (0,67), sedangkan pada kelompok kontrol peningkatan pemahaman konsep PAI siswa termasuk kategori sedang (0,54).
55
Tabel 4.6 Data Rata-rata N-Gain Tes Hasil Belajar Siswa
Kelompok
Rata-rata
Kategori
Gain
Gain
Sampel
normal
peningkatan
terendah
Tertinggi
gain
pemahaman
Eksperimen
0,67
Tinggi
0,30
0,86
Kontrol
0,54
Sedang
0,21
0,72
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara normal gain kelompok eksperimen dengan normal gain kelompok kontrol.
D. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian, nilai rata-rata pre-test yang diperoleh kelas eksperimen 32 dan kelas kontrol 32 Hal tersebut menunjukkan pemahaman siswa akan konsep Perilaku Tercela masih sangat minim namun masih bisa difahami karena konsep Perilaku Tercela tersebut belum diajarkan oleh guru dan pre-test yang dilakukan hanya mengandalkan ingatan dan pemahaman siswa secara umum berdasarkan sedikit pengetahuan yang diperolehnya. Baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol perolehan nilai rata-rata pre-testnya tidak memiliki perbedaan. Untuk itu, tingkat kognitif atau pemahaman siswa dianggap sama dan tepat untuk dijadkan sampel penelitian.
Untuk nilai rata-rata pos-test, kelas eksperimen memperoleh nilai lebih tinggi dari nilai rata-rata kelas kontrol, yakni 78.2 dan 69. Setelah dikurang dengan nilai
56
pre-test masing-masing kelas diperoleh selisih nilai atau disebut peningkatan nilai rata-rata sebesar 46.2 Untuk kelas eksperimen dan 37 Untuk kelas kontrol. Hal tersebut menunjukan adanya pengaruh dari penerapan pembelajaran PAI berbentuk media grafis. Peningkatan hasil belajar PAI siswa yang di uji dengan uji gain diperoleh nilai rata-rata N-gain untuk kelas eksperimen sebesar 0,67 Yang termasuk pada kategori pemahaman tinggi, artinya siswa di kelas eksperimen yang diberiak perlakuan pembelajaran PAI berbentuk media grafis cukup memahami materi yang di tampilkan oleh guru melalui proses pemebelajaran tersebut. Sedangakan kelas kontrol memperoleh nilai N-gain sebesar 0,54 yang termasuk pada kategori pemahaman sedang, artinya siswa di kelas kontrol yang diberikan perlakuan pembelajaran PAI tanpa menggunakan media belum cukup memahami materi yang diajarkan oleh guru, hal tersebut dimungkinkan karena proses pembelajaran PAI tanpa media cenderung monoton, kurang menarik, dan mendorong siswa pasif dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran PAI berbentuk media grafis siswa ditekankan mampu belajar kreatif, aktif,dinamis, dan eksploratif. Siswa mempelajari materi PAI khususnya konsep Perilaku Tercela dengan bentuk pembelajaran yang baru yang sesuai dengan perkembangan teknologi lebih baik. Terbukti siswa yang belajar dengan pembelajaran berbentuk media grafis lebih aktif dalam proses belajar. Dalam pelaksanaannya pembelajaran berbentuk media grafis sangat ditentukan oleh partisipasi siswa. Hal tersebut sangat bergantung pada peran guru dalam memotivasi siswa untuk ikut berpartisipasi dalam melakukan proses pembelajaran. Jika proses ini gagal maka keseluruhan dalam proses pembelajaran akan gagal dilakukan.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat dipaparkan beberapa kesimpulan sebagi berikut: 1. Terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang belajar dengan pembelajarn berbentuk media grafis dengan siswa yang belajar tanpa menggunakan media, hal tersebut dapat dinilai dari hasil uji N-gain dengan nilai rata-rata N-gain untuk kelas eksperimen sebesar 0,67 dan nilai rata-rata N-gain untuk kelas kontrol sebesar 0, 54.
Hal ini membuktikan bahwa hasil belajar siswa setelah belajar dengan
pembelajaran berbentuk media grafis mengalami peningkatan yang signifikan. 2. Pembelajaran berbentuk media grafis berpengaruh terhadap hasil belajar PAI pada materi Perilaku Tercela. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil perhitungan uji hipotesis penggunaan uji-t pada taraf signifikasi 0,05 dengan hasil t-hitung> t-tabel yaitu 2,95> 2,08 sehingga hipotesisnol (Ho) ditolak dan hipotesis alternative (Ha) diterima. B. Saran
Berdasarkan kesimpulan atau hasil penelitian yang telah di peroleh, peneliti dapat memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi guru, disarankan guru bidang stud PAI dapat menggunakan model pembelajaran PAI berbentuk media grafis sebagai suatu alternatif proses pembelajaran PAI yang menarik. Guru wajib meningkatkan kemampuan menggunakan media
grafis sebagai sarana learning transfer yang efektif,
menguasai strategi, metode, atau teknik bembelajaran berbasist eknologi informasi dan komunikasi guna mengantisipasi era teknologi yang berkembang sangat cepat dimasa yang akan datang.
65
66
2. Bagi sekolah, mengupayakan pengembangan pendekatan pengajaran belajar aktif dengan menitik beratkan pada pemberdayaan peserta didik agar kreativitas peserta didik semakin berkembang, dan penyediaan sarana dan prasarana yang memadai. 3. Penelitian ini masih memiliki banyak kelemahan, oleh sebab itu disarankan untuk penelitian selanjutnya agar lebih baik dan melengkapi kekurangan dari penelitian ini. Salah satu kekurangan dari penelitian ini adalah kelas kontrol yang di bandingkan dengan kelas eksperimen sebaiknya sama-sama menggunakan media. Hal tersebut dilakukan untuk mencari media pembelajaran yang paling tepat dalam meningkatkan minat dan motivasi siswa khususnya dalam pelajaran PAI.
DAFTAR PUSTAKA
A.k.a. Suhadi Mukhan (Guru IPA SMPN 4 Amuntai, Kalimantan Selatan), http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/01/media-gambar-dalampembelajaran.html
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011.
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1987.
Arsyad Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Pres, 2011.
Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Press, 2002.
Budiono,
dkk,
http://tpcommunity05.blogspot.com/2008/05/strategi-memanfaatkan-media-
gambar.html.
Daradjad Zakiah, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995.
Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta,2002.
Hajar Ibnu, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1999.
Hamalik Oemar, Media Pendidikan, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1994.
67
68
Hasan Iqbal, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, Jakarta: PT Bumi Aksara,2004.
Herlanti Yanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Tindakan Sains, Jakarta: jurusan pendidikan IPA,FITK,UIN Syarif Hidayatullah, 2006.
Jalaluddin, Teologi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002.
Majid Abdul dkk, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung: PT. Remaja Rosdarya, 2004.
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009.
Munadi Yudhi, Media Pembelajaran, Jakarta: Gaung Persada Press, 2008.
Munir, Multimedia konsep & Aplikasi dalam pendidikan, Bandung: ALFABETA CV. 2012.
Ruseffendi, Statistik Dasar untuk penelitian pendidikan, Bandung: IKIP Bandung Press, 1998.
Sadiman Arief dkk. Media pendidikan pengertian, pengembangan, dan pemanfaatannya, Jakarta: PT. Raja Grafindo. 2003.
Sudijono Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011.
Sudjana Nana, Metode Statistik, Bandung: Tarsito, 2005.
69
Surapranata Sumarna, Analisis, Validitas, Reabilitas dan Interpretasi Hasil Tes Implementasi Kurikulum 2004, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006.
Suyono, Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011.
Syah Muhibbin, psikologi belajar, Jakarta: PT Logos, 1991.
Syaodih Nana S, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012.
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta: Kencana, 2010.
W.J.S. Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: PN Balai Pustaka,1984.
LAMPIRAN
Kisi-Kisi Soal PAI No.
Kompetensi Dasar
Materi
Indikator
No Butir soal
1.
Menjelaskan
Perilaku Tercela
1. Siswa
pengertian Ananiah,
mampu 1, 30, 23, 24
Memilih gadab,
pengertian
hasad, gibah, dan
Ananiah,
gadab,
namimah
hasad, gibah, dan namimah 2. Siswa
mampu 3, 16, 6, 22
mengidentifikasi ciri-ciri Ananiah, gadab,
hasad,
gibah,
dan
namimah. 2.
Menampilkan contoh Perilaku Tercela Ananiah, hasad,
1. Siswa
gadab, gibah,
mampu 2,12,13, 9, 21
memilih contoh-
dan
contoh
namimah
perilaku
Ananiah,
gadab,
hasad, gibah, dan namimah 2.
Siswa
mampu
menunjukkan
20,19, 25,29,15
sebab-sebab perbuatan Ananiah,
gadab,
hasad, gibah, dan namimah 3. Siswa
mampu 4, 14, 10, 26
mengetahui akibat
buruk
Ananiah,
gadab,
hasad, gibah, dan namimah
dalam
kehidupan seharihari. 4.
Menghindari perilaku Perilaku Tercela Ananiah, hasad,
1.
gadab, gibah,
namimah
Siswa
mampu 5, 7,11, 27,8
mengidentifikasi
dan
cara Menghindari
dalam
perilaku Ananiah,
kehidupan sehari-hari
gadab,
hasad,
gibah,
dan
namimah
dalam
kehidupan seharihari. 2.
Siswa
mampu 17, 18, 28
mengetahuni cara mengatasi Ananiah,
sifat gadab,
hasad, gibah, dan namimah.
Nama : Kelas : Soal Uji Coba Instrumen
A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang tepat! 1. Ananiah adalah sifat manusia yang … a. mementingkan urusan orang lain b. mementingkan urusan diri sendiri c. mementingkan urusan orang banyak d. Mementingkan urusan orang tua 2. Di bawah ini yang merupakan contoh ananiah adalah … a. Memfitnah teman b. Menyalakan musik dengan suara yang keras c. Membuat keributan dalam masyarakat d. Menghasud teman untuk menjauhi orang lain 3. Menceritakan aib teman kepada orang lain termasuk sifat … a. Namimah b. Ghadab c. Hasad d. Ghibah 4. Berikut ini adalah dampak negatif sifat ananiah, kecuali … a. Sombong b. Rakus c. Tawadu d. Tamak
5. Menyadari bahwa manusia sama dan mempunyai hak yang sama merupakan salah satu cara menghimdari sifat … a. Ananiah b. Hasad
c. Namimah d. Ghadab 6. Perilaku namimah sama dengan … a.
Menggunjing
b. Dengki c. Khianat d. Fitnah 7. Berusaha belajar sikap lapang dada dan mudah memaafkan orang lain termasuk cara menghindari sifat … a. Ghibah b. Ananiah c. Ghadab d. Hasad 8. Di bawah ini yang termasuk cara menghindari sifat ghadab, adalah … a. Membaca istighfar b. Membiasakan diri bershadaqah c. Selalu beramal shaleh d. Meningkatkan sifat qana’ah 9. Berikut ini yang merupakan contoh sikap ghibah adalah … a. Sekar mengatakan bahwa besok senin tidak ada upacara b. Bella mengatakan bahwa hari ini dia diberi uang saku banyak c. Egi menceritakan kalau pertandingan kemarin berakhir sepi d. Ikhsan menceritakan kepada teman-temannya bahwa anak baru itu suka menipu
10. Berikut ini yang merupakan akibat namimah adalah … a. Membuat orang lain merasa terasingkan b. Menumbuhkan perasaan sedih c. Menimbulkan persaingan tak sehat d. Menimbulkan rasa permusuhan 11. Apabila kita melihat orang yang berghibah, maka kita harus bersikap … a. Menyingkirkanya b. Mengikutinya c. Mendiamkannya
d. Mengingatkannya 12. Suka membanggakan diri sendiri, merasa diri paling benar, menganggap orang lain salah, termasuk contoh sifat … a. Namimah b. Ghibah c. Ananiah d. Hasad 13. Santi berkata kepada yuni tentang putri, bahwa putri adalah orang yang tamak, rakus, lalu yuni tanpa tabayyun (klarifikasi) menyampaikan kepada putri perkataan santi dengan tujuan agar putri marah dan benci kepada santi, sehingga dengan demikian yuni telah bersikap … a. Ananiah b. Ghadab c. Namimah d. Hasad 14. Salah satu akibat dari perbuatan ghibah ialah … a. Menimbulkan perasaan sedih b. Menimbukan perasaan takut c. Menimbukan perasaan benci d. Menimbukan perasaan khawatir 15. Sengaja untuk menghina dan menjelekkan orang lain adalah salah satu sebab dari sifat … a. Hasad b. Ghibah c. Ghadab d. Ananiah 16. Salah satu ciri orang yang mempunyai sifat ananiah adalah … a. Merasa mau menang sendiri b. Susah melihat orang lain senang c. Selalu membuat kekacauan d. Membicarakan kejelekan orang
17. Begitu melihat baju seragamnya kurang bersih, dinda langsung marah-marah kepada pembantunya, bahkan dia meminta ibunya agar memecat pembantunya tersebut. Dinda perlu dinasehati karena dia bersifat … a. Ghibah b. Namimah c. Ghadab d. Hasad 18. Obat dari orang yang bersifat namimah adalah … a. Berteman dengan orang-orang yang shaleh b. Berteman dengan orang-orang yang suka berbohong c. Berteman dengan orang-orang yang suka bergosip d. Berteman dengan orang-orang yang cepat marah 19. Orang yang suka bertengkar dengan orang lain merupakan sebab dari perilaku a. Ghibah b. Namimah c. Ghadab d. Hasad 20. Ingin menunjukkan kesucian dan kemuliaan dirinya dengan menyebutkan aib atau kekurangan orang lain merupakan sebab dari perbuatan … a. Ghibah b. Namimah c. Ghadab d. Hasad 21. Contoh dari perilaku hasad adalah “kecuali” … a. Menjelek-jelekkan orang lain karena iri b. Mencemarkan nama baik orang lain c. Berteman dengan baik d. Suka Memusuhi orang lain 22. Ciri-ciri orang yang sedang ghadab (marah) adalah “kecuali”… a. Jika berbicara meninggikan suaranya b. Wajahnya memerah c. Mengeluarkan kata-kata kasar d. Wajahnya terlihat bahagia dan bibirnya tersenyum
23. Membicarakan aib seseorang di hadapan orang lain … a. Hasad b. Ghibah c. Namimah d. Ananiah 24. Mengadu domba atau menyebarkan fitnah antara seseorang dengan orang lain merupakan sifat dari … a. Ananiah b. Hasad c. Namimah d. Ghibah 25. Sebab adanya sifat namimah adalah… a. Iri dan dengki yg menyebabkan seseorang menyebarkan fitnah b. Senang terhadap keberhasilan orang lain c. Kecewa terhadap teman d. Marah karena dimarahi oleh orang tua 26. Akibat dari sifat hasad adalah … a. Merusak iman seseorang b. Jauh dari rahmat Allah dan sesama manusia c. Menimbulkan kekecewaan pada orang lain d. Timbulnya kekacawan dalam masyarakat 27. Cara menghindari perilaku hasad … a. Meningkatkan keimanan kepada Allah b. Membahagiakan kehidupan orang lain c. Membeci sesama manusia karena sirik d. Menceritakan kebagusan orang lain 28. Cara mengobati sifat ghibah adalah dengan cara … a. Mengetahui bahwa ghibah dapat memindahkan kebaikan-kebaikan kepada orang yeng digunjingkannya b. Mengetahui bahwa ghibah dapat memberikan kebahagiaan c. Mengetahui bahwa ghibah dapat memperbanyak teman d. Mengetahui bahwa ghibah dapat mendatangkah uang 29. Apa yang menyebabkan sifat hasad …
a. Sombong b. Miskin c. Cinta dunia, baik harta, jabatan dan pujian d. Kecewa terhadap orang lain 30. Arti dari ghadab adalah … a. Orang yang gampang marah b. Orang yang gampang lapar c. Orang yang gampang senyum d. Orang yang gampang menangis
KUNCI JAWABAN UJI COBA INSTRUMEN
1
B
11
D
21
C
2
B
12
C
22
D
3
D
13
C
23
B
4
C
14
C
24
C
5
A
15
A
25
A
6
D
16
A
26
B
7
C
17
C
27
A
8
D
18
A
28
A
9
D
19
C
29
C
10
D
20
A
30
A
Nama : Kelas :
Soal Pretest Eksperimen dan Kontrol
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang tepat! 1. Ananiah adalah sifat manusia yang … a. mementingkan urusan orang lain b. mementingkan urusan diri sendiri c. mementingkan urusan orang banyak d. Mementingkan urusan orang tua 2. Berikut ini adalah dampak negatif sifat ananiah, kecuali … a. Sombong b. Rakus c. Tawadu d. Tamak 3. Menyadari bahwa manusia sama dan mempunyai hak yang sama merupakan salah satu cara menghimdari sifat … a. Ananiah b. Hasad c. Namimah d. Ghadab 4. Berusaha belajar sikap lapang dada dan mudah memaafkan orang lain termasuk cara menghindari sifat … a. Ghibah b. Ananiah c. Ghadab d. Hasad 5. Berikut ini yang merupakan contoh sikap ghibah adalah … a. Sekar mengatakan bahwa besok senin tidak ada upacara b. Bella mengatakan bahwa hari ini dia diberi uang saku banyak c. Egi menceritakan kalau pertandingan kemarin berakhir sepi
d. Ikhsan menceritakan kepada teman-temannya bahwa anak baru itu suka menipu 6. Berikut ini yang merupakan akibat namimah adalah … a. Membuat orang lain merasa terasingkan b. Menumbuhkan perasaan sedih c. Menimbulkan persaingan tak sehat d. Menimbulkan rasa permusuhan 7. Apabila kita melihat orang yang berghibah, maka kita harus bersikap … a. Menyingkirkanya b. Mengikutinya c. Mendiamkannya d. Mengingatkannya 8. Suka membanggakan diri sendiri, merasa diri paling benar, menganggap orang lain salah, termasuk contoh sifat … a. Namimah b. Ghibah c. Ananiah d. Hasad 9. Sengaja untuk menghina dan menjelekkan orang lain adalah salah satu sebab dari sifat … a. Hasad b. Ghibah c. Ghadab d. Ananiah
10. Salah satu ciri orang yang mempunyai sifat ananiah adalah … a. Merasa mau menang sendiri b. Susah melihat orang lain senang c. Selalu membuat kekacauan d. Membicarakan kejelekan orang 11. Obat dari orang yang bersifat namimah adalah … a. Berteman dengan orang-orang yang shaleh b. Berteman dengan orang-orang yang suka berbohong c. Berteman dengan orang-orang yang suka bergosip
d. Berteman dengan orang-orang yang cepat marah 12. Orang yang suka bertengkar dengan orang lain merupakan sebab dari perilaku ... a. Ghibah b. Namimah c. Ghadab d. Hasad 13. Ingin menunjukkan kesucian dan kemuliaan dirinya dengan menyebutkan aib atau kekurangan orang lain merupakan sebab dari perbuatan … a. Ghibah b. Namimah c. Ghadab d. Hasad 14. Contoh dari perilaku hasad adalah “kecuali” … a. Menjelek-jelekkan orang lain karena iri b. Mencemarkan nama baik orang lain c. Berteman dengan baik d. Suka Memusuhi orang lain 15. Ciri-ciri orang yang sedang ghadab (marah) adalah “kecuali”… a. Jika berbicara meninggikan suaranya b. Wajahnya memerah c. Mengeluarkan kata-kata kasar d. Wajahnya terlihat bahagia dan bibirnya tersenyum 16. Membicarakan aib seseorang di hadapan orang lain … a. Hasad b. Ghibah c. Namimah d. Ananiah 17. Sebab adanya sifat namimah adalah… a. Iri dan dengki yg menyebabkan seseorang menyebarkan fitnah b. Senang terhadap keberhasilan orang lain c. Kecewa terhadap teman d. Marah karena dimarahi oleh orang tua 18. Cara menghindari perilaku hasad …
a. Meningkatkan keimanan kepada Allah b. Membahagiakan kehidupan orang lain c. Membeci sesama manusia karena sirik d. Menceritakan kebagusan orang lain 19. Cara mengobati sifat ghibah adalah dengan cara … a. Mengetahui bahwa ghibah dapat memindahkan kebaikan-kebaikan kepada orang yeng digunjingkannya b. Mengetahui bahwa ghibah dapat memberikan kebahagiaan c. Mengetahui bahwa ghibah dapat memperbanyak teman d. Mengetahui bahwa ghibah dapat mendatangkah uang 20. Arti dari ghadab adalah … a. Orang yang gampang marah b. Orang yang gampang lapar c. Orang yang gampang senyum d. Orang yang gampang menangis
Nama : Kelas :
Soal Postest Eksperimen dan Kontrol
A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang tepat! 1. Menyadari bahwa manusia sama dan mempunyai hak yang sama merupakan salah satu cara menghimdari sifat … a. Ananiah b. Hasad c. Namimah d. Ghadab 2. Berusaha belajar sikap lapang dada dan mudah memaafkan orang lain termasuk cara menghindari sifat … a. Ghibah b. Ananiah c. Ghadab d. Hasad 3. Ananiah adalah sifat manusia yang … a. mementingkan urusan orang lain b. mementingkan urusan diri sendiri c. mementingkan urusan orang banyak d. Mementingkan urusan orang tua 4. Berikut ini adalah dampak negatif sifat ananiah, kecuali … a. Sombong b. Rakus c. Tawadu d. Tamak 5. Berikut ini yang merupakan contoh sikap ghibah adalah … a. Sekar mengatakan bahwa besok senin tidak ada upacara b. Bella mengatakan bahwa hari ini dia diberi uang saku banyak c. Egi menceritakan kalau pertandingan kemarin berakhir sepi
d. Ikhsan menceritakan kepada teman-temannya bahwa anak baru itu suka menipu 6. Sengaja untuk menghina dan menjelekkan orang lain adalah salah satu sebab dari sifat … a. Hasad b. Ghibah c. Ghadab d. Ananiah 7. Salah satu ciri orang yang mempunyai sifat ananiah adalah … a. Merasa mau menang sendiri b. Susah melihat orang lain senang c. Selalu membuat kekacauan d. Membicarakan kejelekan orang 8. Cara menghindari perilaku hasad … a. Meningkatkan keimanan kepada Allah b. Membahagiakan kehidupan orang lain c. Membeci sesama manusia karena sirik d. Menceritakan kebagusan orang lain 9. Cara mengobati sifat ghibah adalah dengan cara … a. Mengetahui bahwa ghibah dapat memindahkan kebaikan-kebaikan kepada orang yeng digunjingkannya b. Mengetahui bahwa ghibah dapat memberikan kebahagiaan c. Mengetahui bahwa ghibah dapat memperbanyak teman d. Mengetahui bahwa ghibah dapat mendatangkah uang
10. Arti dari ghadab adalah … a. Orang yang gampang marah b. Orang yang gampang lapar c. Orang yang gampang senyum d. Orang yang gampang menangis 11. Obat dari orang yang bersifat namimah adalah … a. Berteman dengan orang-orang yang shaleh b. Berteman dengan orang-orang yang suka berbohong c. Berteman dengan orang-orang yang suka bergosip
d. Berteman dengan orang-orang yang cepat marah 12. Orang yang suka bertengkar dengan orang lain merupakan sebab dari perilaku a. Ghibah b. Namimah c. Ghadab d. Hasad 13. Berikut ini yang merupakan akibat namimah adalah … a. Membuat orang lain merasa terasingkan b. Menumbuhkan perasaan sedih c. Menimbulkan persaingan tak sehat d. Menimbulkan rasa permusuhan 14. Apabila kita melihat orang yang berghibah, maka kita harus bersikap … a. Menyingkirkanya b. Mengikutinya c. Mendiamkannya d. Mengingatkannya 15. Suka membanggakan diri sendiri, merasa diri paling benar, menganggap orang lain salah, termasuk contoh sifat … a. Namimah b. Ghibah c. Ananiah d. Hasad 16. Membicarakan aib seseorang di hadapan orang lain … a. Hasad b. Ghibah c. Namimah d. Ananiah 17. Ingin menunjukkan kesucian dan kemuliaan dirinya dengan menyebutkan aib atau kekurangan orang lain merupakan sebab dari perbuatan … a. Ghibah b. Namimah c. Ghadab d. Hasad
18. Contoh dari perilaku hasad adalah “kecuali” … a. Menjelek-jelekkan orang lain karena iri b. Mencemarkan nama baik orang lain c. Berteman dengan baik d. Suka Memusuhi orang lain 19. Ciri-ciri orang yang sedang ghadab (marah) adalah “kecuali”… a. Jika berbicara meninggikan suaranya b. Wajahnya memerah c. Mengeluarkan kata-kata kasar d. Wajahnya terlihat bahagia dan bibirnya tersenyum 20. Sebab adanya sifat namimah adalah… a. Iri dan dengki yg menyebabkan seseorang menyebarkan fitnah b. Senang terhadap keberhasilan orang lain c. Kecewa terhadap teman d. Marah karena dimarahi oleh orang tua
Kunci Jawaban Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol 1
B
11
A
2
C
12
C
3
A
13
A
4
C
14
C
5
D
15
D
6
D
16
B
7
D
17
A
8
C
18
A
9
A
19
A
10
A
20
A
Kunci Jawaban Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol 1
A
11
A
2
C
12
C
3
B
13
D
4
C
14
D
5
D
15
C
6
A
16
B
7
A
17
A
8
A
18
C
9
A
19
D
10
A
20
A
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Eksperimen dan Kontrol Pertemuan Ke-1)
NAMA SEKOLAH
: SMP PGRI 1 CIPUTAT
MATA PELAJARAN
: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
KELAS/SEMESTER
: VII/2
WAKTU
: 2 X 40 menit (1 x pertemuan)
A. Standar Kompetensi 1. Perilaku Tercela
B. Kompetensi Dasar 1. Menjelaskan pengertian ananiah, ghadab, hasad, ghibah, dan namimah
C. Indikator 1. Siswa mampu memilih pengertian ananiah, ghadab, hasad, ghibah, dan namimah 2. Siswa mampu mengidentifikasi ciri-ciri ananiah, ghadab, hasad, ghibah, dan namimah D. Materi pokok Perilaku Tercela E. Uraian Materi 1. Perilaku Ananiah a. Pengertian Ananiah Ananiah berasal dari kata ana artinya ‘aku’.Ananiah berarti ‘keakuan’. Ananiah adalah sikap seseorang yang selalu cenderung memikirkan dirinya sendiri. Perilaku ananiah berarti perilaku seseorang yang selalu cenderung memikirkan dirinya sendiri. Istilah yang sama dengan pengertian ananiah adalah egoistis atau sikap mementingkan diri sendiri. b. Cirri-ciri ananiah
Orang yang berperilaku ananiah memiliki ciri-ciri antara lain sebagai berikut: 1. Sulit diajak berbagi rasa, suka semaunya sendiri, dan tidak mau memikirkan penderitaan orang lain. 2. Memiliki perilaku yang cenderung tidak mengenal kompromi (dalam arti negatif). 3. Memiliki perilaku cuek, masa bodoh, tidak mau tahu urusan orang. 4. Memiliki perilaku yang selalu cenderung tidak mau rugi. 5. Merasa dirinya paling hebat. 6. Menilai sesuatu baik dan buruk, atau benar dan salah, menurut dirinya sendiri. Perilaku ananiah akan melahirkan perilaku egosentris. Artinya mengutamakan kepentingan dirinya di atas kepentingan segalagalanya. Perilaku ananiah hanya melihat dengan sebelah mata. 2. Perilaku Ghadab a. Pengertian Ghadab Gadab secara bahasa berarti ”marah”. Gadab atau marah adalah melimpahkan suatu emosi terhadap orang lain sehingga gejolak perasaan berontak dalam dirinya terlepas dari kendali. Seseorang berperilaku gadab berarti memiliki akhlak mazmumah atau budi pekerti tercela. Perilaku gadab yang dimiliki seseorang maka menunjukkan bahwa dirinya sakit royaninya. b. Ciri-ciri Ghadab Adapun cirri-ciri orang yang berprilaku ghadab adalah: 1. Jika berbicara meninggikan suaranya. 2. Wajahnya memerah 3. Mengeluarkan kata-kata kasar 4. Terkadang menyakiti orang lain. 3. Peilaku hasad a. Pengertian Hasad Hasad atau hasud menurut bahasa adalah iri hati atau dengki. Menurut istilah, hasad adalah merasa tidak senang melihat orang lain memperoleh kenikmatan. Ia berusaha supaya orang itu menjadi marah serta berharap agar kenikmatan itu terlepas darinya. Hasad disebabkan adanya permusuhan, iri kepada sesuatu yang
dimiliki seseorang atau saling bersaing tapi untuk menjatuhkan. Hasad merupakan penyakit hati yang sangat berbahaya. Hasad sulit diobati apabila telah merasuk kepada jiwa seseorang. Hasad akan menjadi penyakit masyarakat yang akan merusak persaudaraan. Firman Allah swt: “Dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki.” (Q.S. Al-Falaq/113:5) Sabda Rasulullah saw: Dari Anas bin Malik r.a.bahwasanya Rasulullah saw bersabda: “Janganlah kamu sekalian saling membenci, saling menghasud, dan saling membelakangi. Tetapi jadilah kamu sekalian itu hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim tidak diperbolehkan mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari.” (H.R. Muslim, Sahih Muslim, IV:2189). b. Ciri-ciri Hasad Adapun cirri-ciri perilaku hasad antara lain: 1. Senang terhadap kesalahan saudaranya. 2. Senang apabila saudara/ temannya tidak hadir apabila temanya itu sama-sama berbagi (temannya berbagi), karena dia berharap apabila temannya tidak hadir maka dia yang akan mendapatkan kekuasaan. 3. Senang apabila temannya diperolok-olok/ dicela /diejek oleh orang lain bahkan dia tidak mencegah orang yang memperolok/ mengejek temannya itu, atau dia tidak membantu temannya yang di ejek. 4. Menta’rif (meremehkan dengan cara halus) temannya. 5. Merasa sempit hati (dada) apabila pertanyaan tidak diajukan kepada dia/ tetapi temannya yang disuruh berbicara. 6. Mengesampingkan/ meremehkan ilmu yang dibawa oleh temanya. 7. Berusaha membantah / mengkritisi ucapan/ jawaban temanya/ mencari kesalahan / menakwil jawaban temannya. 8. Tidak mengembalikan faedah kepada temannya yang memberikan. 4. Perilaku Ghibah a. Pengertian Ghibah Gibah atau menggunjing adalah membicarakan aib atau keburukan orang di depan orang lain. Dalam masalah ini Rasulullah saw bersabda: Dari Abu Hurairah r.a. katanya Rasulullah saw bersabda: “Tahukah kalian apakah gibah itu? Mereka menjawab : Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui”. Beliau bersabda : Gibah, yaitu engkau menyebut saudaramu dengan sesuatu yang dibencinya”. Ditanyakan,
bagaimana jika yang aku katakan itu (memang) terdapat pada saudaraku? Beliau menjawab: “Jika apa yang kamu katakan terdapat pada saudaramu maka kamu telah menggunjingnya (melakukan gibah) dan jika ia tidak terdapat padanya maka engkau telah berdusta atasnya.” (H.R. Muslim, Sahih Muslim, IV:2219) b. Ciri-ciri Ghibah Yang menjadi ciri khas ghibah antara lain: 1. Objek yang dibicarakan tidak ada di tempat pembicaraan 2. Membicarakan kejelekan orang lain 3. Tidak mau menceritakan kepada siapapun ketika orang yang dibicarakan ada.
5. Perilaku Namimah a. Pengertian Namimah Namimah atau mengadu domba adalah usaha atau perbuatan seseorang baik berupa ucapan atau perbuatan yang bertujuan untuk mengadu domba. Adu domba antara satu orang dengan orang yang lain, satu golongan dengan golongan yang lain, satu etnis dengan etnis yang lain, dan sebagainya. Perbuatan namimah dapat berupa mengutip suatu perkataan dengan tujuan untuk mengadu domba antara seseorang dengan si pembicara. Namimah dapat berbentuk tindakan membeberkan perkataan atau perbuatan seseorang yang berupa aib. Akibatnya sehingga orang yang dibicarakan tersebut tidak suka jika perilaku dirinya dibeberkan orang lain. Akhirnya orang tersebut marah dan berbalik tidak menerimanya. Terjadilah percekcokan karena adanya adu domba tersebut. b. Ciri-ciri Namimah Adapun Ciri-ciri Namimah 1. Mempunyai tujuan merusak hubungan baik 2. Menambah-nambahkan pembicaraan.
F. MetodePembelajaran Kelas eksperimen
: Media Grafis
Kelas kontrol
: Tanpa Media
G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Langkah KBM Pendahuluan
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Memberi
Waktu
menjawab salam
20 menit
salam Membuka
membaca
pelajaran
Al-Quran
sebelum mulai belajar
dengan membaca Alquran Membaca
menyimak
dan
mengacungkan tangan
absen siswa Mengamati kesiapan dan
Menjawab
menanyakan
guru
keadaan siswa
pengetahuan
Memberikan
pertanyaan dengan yang
dimiliki.
apersepsi dan motivasi Melakukan penjajagan
Mendengarkan
pengetahuan
mengikuti
siswa, terkait
diperintahkan
apa
dan yang
dengan materi
yang
akan
Guru
dan
mendengarkan
disampaikan
Kegiatan Inti
Menyimak
Murid
mendengarkan 45
menjelaskan
dan memperhatikan apa menit
Pelajaran
yang dijelaskan guru.
menggunakan media gambar
1. Guru
Murid dan
menunjukan
memperhatikan menanyakan
apa
yang belum dipahami
gambar
dalam gambar.
tetang pengertian ananiah, ghadab,hasad, ghibah,dan namimah.
Berkompetisi
secara sportif dan positif
2. Guru
dalam
mengidentifik asi
Murid
merespon
dan
menyerap pengetahuan
ananiah,
yang disampaian guru.
ghadab, hasad, ghibah, dan namimah dengan menunjukan gambar.
Menanyakan seberapa jauh tingkat pemahanan pelajaran yang
telah
diserap siswa.
Murid menanyakan apa yang belum dipahami tentang perilaku tercela.
Mengapresiasi
kegiatan
Terlibat dalam kegiatan apresiasi
proses pembelajaran yang dilakuan bersama
Memberikan penguatan atau
reward
dalam
bagi
siswa
materi
yang
aktif
Memberikan penilaian sesuai
aspek
penilaian yang sudah ditentukan Memberikan simpulan tentang pembelajaran yang
telah
berlangsung
H. Sumber Belajar
guru
menyimpulkan pelajaran
dan
mencatat hal-hal yang penting
pembelajaran
Memperhatikan
berupa pujian
dalam
Buku LKS PAI Kelas VIII Media Grafis Al-Qur’an I.
Penilaian Prosedur
: Test
Jenis penilaian : Tes Tulisan Bentuk Instrumen
: essay
1. Instrumen tes uraian
No.
Butir Soal
Kunci Jawaban
1. Jelaskan pengertian Ananiyah! 2. Jelakan pengertian ghadab! 3. Tulislah dalil naqli tentang ghadab! 4. Jelaskan pengertian namimah ! 5. Sebutkan cirri khas dari sifat namimah!
Skor penilaian : tiap pertanyaan mempunyai bobot 2 Ciputat, 2013 Guru Mapel PAI NurulFitri (Calon Guru Matpel PAI)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Eksperimen dan Kontrol Pertemuan Ke-2)
NAMA SEKOLAH
: SMP PGRI 1 CIPUTAT
MATA PELAJARAN
: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
KELAS/SEMESTER
: VII/2
WAKTU
: 2 X 40 menit (1 x pertemuan)
A. Standar Kompetensi 1. Perilaku Tercela
B. Kompetensi Dasar 1. Menyebutkan contoh perilaku ananiah, ghadab, hasad, ghibah, dan namimah C. Indikator 1. Siswa mampu memilih contoh perilaku ananiah, ghadab, hasad, ghibah, dan namimah 2. Siswa mampu menunjukkan sebab-sebab perbuatan ananiah, ghadab, hasad, ghibah, dan namimah 3. Siswa mampu mengetahui akibat dari perilaku ananiah, ghadab, hasad, ghibah, dan namimah
D. Materi pokok Perilaku Tercela E. Uraian Materi 1. Perilaku Ananiah a. Contoh Ananiah Perhatikan contoh perilaku ananiah berikut ini! Ida, Hani, dan Umi mereka satu kelas di SMP. Ketiganya berkreasi ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta dalam rangka mengisi liburan akhir tahun.
Mereka memilih TMII dengan harapan dapat melihat Indonesia lebih dekat lagi, sehingga timbul rasa cinta tanah air dan bangga sebagai bangsa Indonesia. Selain itu di TMII terdapat pula Al-Qur’an raksasa dan museum Islam. Selesai rekreasi, Hani mengajak kedua temannya untuk singgah di rumah saudaranya di dekat TMII. Sesampainya di sana, mereka disambut oleh pak Kadir, isterinya dan seorang anak bungsunya, Tari namanya. Sedangkan Meta anak pertama pak Kadir tidak menampakkan diri. Ia asyik bermain games dengan Laptop di kamar tidurnya. Ibu Kadir memanggil-manggil Meta agar keluarga menemui saudaranya yang datang dari Bandung itu. Namun Meta tidak menyahut panggilan ibu dan tetap asyik bermain games serta cuek dengan kehadiran saudaranya itu. ”Datang bikin ganggu saja kesenangan orang”, demikian Meta menanggapi panggilan ibunya dengan menggerutu dan masih tetap bertahan di dalam kamar. Karena berkali-kali ibu dan bapaknya memanggil, akhirnya Meta keluar kamar sambil bersungut-sungut keasyikannya merasa terganggu. Hani menyodorkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Meta dan diikuti pula kedua temannya. Tapi roman muka Meta kurang bersahabat sore itu, ia menerima uluran tangan Hani dan kedua temannya itu dengan rasa malas dan enggan untuk menemuinya. Meta kurang mempedulikan kehadiran Hani dan kedua temannya itu; suasana yang semestinya menggembirakan, ternyata justru seperti di pekuburan, mereka berdiam diri tanpa banyak kata. Dalam waktu singkat, Meta bangkit dari tempat duduknya dan dengan semaunya sendiri, ia ngeloyor pergi dan masuk kembali ke kamar untuk meneruskan bermain games. Nah, dari cerita singkat di atas, kamu dapat memahami sifat yang dimiliki Meta, itulah salah satu contoh perilaku ananiah atau egois. Egois artinya perilaku yang didasarkan dorongan untuk kepentingan diri sendiri daripada memikirkan keuntungan orang lain. Egois ini termasuk salah satu sifat tercela yang tidak disukai Rasulullah saw. Apakah kamu ingin meniru sifat Meta itu? Tentu jawabannya tidak, bukan? Jadilah anak yang mempunyai sifat empati, yaitu mampu merasa bahwa dirinya dalam keadaan seperti orang lain. b. Dampak negatif dari sifat Ananiah Sifat ananiah dapat menimbulkan dampak negatif dalam kehidupan sehari-hari antara lain:
1. Jauh dari pertolongan dan rahmat Allah, sebab orang egois tidak suka menolong orang lain. 2. Menumbuh suburkan sifat rakus, tamak, dan sombong. 3. Menimbulkan kebencian dan permusuhan, sehingga merugikan diri sendiri. Sifat ananiah akan melahirkan sifat egosentris, artinya mengutamakan kepentingan segala-galanya. Mereka melihat hanya dengan sebelah mata bersikap dan mengambil tindakan hanya didorong oleh kehendak nafsu. Nafsulah yang menjadi kendali dan mendominasi seluruh tindakanya. Standar kebenaranpun ditentukan oleh kepentingan dirinya. Hal semacam ini dilarang. 2. Perilaku Ghibah a. Contoh sifat Ghibah Perhatikan contoh perilaku gadab berikut ini! Udin dibangunkan ibunya untuk segera makan sahur karena waktu imsak hampir tiba, namun ia tidak beranjak dari tempat tidurnya. Berkali-ali ibu dan bapaknya mengingatkan agar segera bangun karena waktu makan sahur hampir habis. Dasar anak, ia tetap saja molor, dan tiap diingatkan hanya mengatakan nanti nanti nanti terus. Akhirnya tiba waktu imsak di mana kita sudah harus mulai menahan makan dan minum karena telah tiba saatnya mulai berpuasa, waktu subuh tiba. Udin sayup-sayup mendengar suara imsaaak, imsaaak, imsaaaak, dari arah masjid. Tentu saja Udin uring-uringan. Di marah kepada siapa saja yang ada di rumah itu. Selain marah, ia juga menangis karena dengan datang imsak atau subuh, berarti ia tidak boleh lagi makan sahur. Perilaku yang ditunjukkan Udin tersebut merupakan contoh gadab yaitu melimpahkan emosi kepada orang lain. sebaiknya Udin segera bangun dan menyadari keteledorannya karena berlarut-larut tidak segera bangun. b. Sebab-sebab Perbuatan Ghadab Adapun sebeb-sebab Perbuatan Ghadab antara lain: 1. Rasa bangga dan kesombongan 2. Tidak sabar 3. Terheran-heran kepada diri sendiri karena merasa banyak jasa dan amalnya. 4. Bersenda gurau yang melebihi batas 5. Menghabiskan waktu untuk berlengah-lengah
6. Mencemooh dan mencela orang lain 7. Suka berbantah dan bertengkar, menipu, sangat rakus untuk memperoleh harta atau pangkat dan tamak pada makanan dan lain-lainnya. c. Akibat buruk perilaku Ghadab Akibat buruk perilaku Ghadab atau pemarah antar lain: 1. Dibenci Allah, Rasul dan Manusia 2. Dapat merusak iman seseorang 3. Menimbulkan dendam dan sakit hati 4. Menimbulkan
rasa
kebencian
dan
permusuhan
sehingga
merusak
persahabatan dan persaudaraan. 3. Perilaku Hasad a. Contoh Perilaku Hasad
Perhatikan contoh perilaku hasad berikut ini! Ketika penerimaan rapor kenaikan kelas yang lalu, Dude mendapatkan nilai yang bagus sehingga menjadi juara 1 di kelasnya. Dude pun mengucap syukur Alhamdulillah berkat semangatnya yang rajin belajar disertai doa setelah melaksanakan salat lima waktu, akhirnya ia menjadi juara. Ayah dan ibunya pun bangga kepada Dude. Sebagai hadiahnya, Dude dibelikan sebuah notebook untuk keperluan dalam menunjang belajarnya. Suatu sore, teman-temannya bermain ke rumah Dude. Mereka tahu bahwa Dude mempunyai notebook baru yang dibelikan ayahnya. Beberapa teman Dude merasa senang karena diizinkan untuk memakai notebook tersebut. Berbeda denganTiton. Ia merasa iri terhadap Dude yang memiliki notebook baru. Ia pun membuat cerita bohong bahwa notebook milik Dude itu hasil korupsi ayahnya yang bekerja sebagai pegawai negeri. Hal ini dilakukan Titon karena rasa irinya terhadap Dude. Perilaku yang dimiliki Titon seperti itu biasa disebut hasad. Hasad mempunyai arti iri atau dengki terhadap kenikmatan yang diterima oleh orang lain. Sebagai anak muslim yang baik, tentunya kamu dapat menjauhkan diri dari sifat hasad ini karena termasuk sifat tercela. b. Sebab Perilku Hasad
Sumber dan penyebab hasad adalah cinta dunia, baik cinta harta benda, kedudukan, jabatan, maupun pujian disisi mereka. c. Akibat Perilaku Hasad Akibat buruk yang ditimbulkan dari perilaku hasad antara lain: 1. Orang yang memiliki sifat hasad akan dibenci orang lain dan hidupnya tidak akan tenang dan tenteram. 2. Menimbulkan rasa dendam dan keinginan untuk membalasnya bagi orang yang dirugikan. 3. Menimbulkan perasaan tertekan dan kegelisahan bagi pelakunya, apabila belum bisa melampiaskan keinginan dan maksudnya. 4. Dapat menyebabkan seseorang bersikap sombong atau takabur, dan tidak mau menerima kebenaran. 5. Merusak keimanan seseorang dan semakin menjauhkan hubungannya dengan Allah swt. 6. Perbuatan hasud dapat menghapus amal kebajikan seseorang yang telah dilakukannya. 7. Merusak tali persaudaraan dan silaturahmi, akibatnya hubungan yang terbina baik menjadi retak atau terputus.
4. Perilaku Ghibah a. Contoh sifat ghibah Perhatikan contoh perilaku gibah berikut ini! Dalam agama Islam, gibah termasuk perilaku yang tercela dan dilarang. Gibah termasuk perbuatan tercela yang memakan kebaikan, mendatangkan keburukan, serta membuang-buang waktu secara sia-sia. Gibah biasanya dalam bentuk membicarakan orang lain dengan hal yang tidak disenanginya bila ia mengetahuinya, baik kekurangan yang ada pada badan, nasab, tabiat, ucapan maupun agama hingga pada pakaian, rumah atau harta miliknya yang lain. Menyebut kekurangannya yang ada pada badan seperti mengatakan ia pendek, hitam, kurus, dan sebagainya. Atau pada agamanya seperti mengatakan ia pembohong, fasik, munafik dan lain-lain. Kadang
orang
melakukan
gibah
dengan
cara
pujian
dengan
mengatakan,”Betapa baik orang itu, tidak pernah meninggalkan kewajibannya.
Namun sayang, ia mempunyai perangai seperti kita, kurang sabar.” Ia menyebut juga dirinya dengan maksud mencela orang lain dan mengisyaratkan dirinya termasuk golongan orangorang saleh yang selalu menjaga diri dari gibah. Bentuk gibah yang lain misalnya mengucapkan,”Saya kasihan terhadap teman kita yang selalu diremehkan ini. Saya berdoa kepada Allah agar dia tidak lagi diremehkan.” Ucapan semacam ini bukanlah doa. Jika ia menginginkan doa untuknya, tentu ia akan mendoakannya dalam kesendiriannya dan tidak mengatakan semacam itu.
b. Sebab-sebab perbuatan ghibah Menurut Imam Ghazali sebab-sebab seseorang melakukan ghibah adalah sebabgai berikut: 1. Sebagai pelampiasan rasa bengis dan marah. 2. Karena ingin mengambil hati dan teman dalam pergaulan tau karena pengaruh teman bicara. 3. Karena ingin menarik perhatian orang lain 4. Ingin menunjukkan kesucian dan kemuliaan dirinya dengan menyebutkan aib atau kekurangan orang lain. 5. Dengki 6. Senda gurau 7. Sengaja untuk menghina dan mengejek orang lain. c. Akibat buruk perbuatan Ghibah Salah satu perbuatan yang bisa menghapuskan pahala puasa Ramadhan adalah bergunjing (Ghibah) di siang hari. Perbuatan ini berakibat dosa sekaligus menghilangkan pahala (kebaikan) dari puasa orang yang melakukannya. Berkumpulnya beberapa orang di waktu yang kosong atau suasana santai sering kali membuka peluang untuk terjadinya pergunjingan. Biasanya
objek
pergunjingan sedang tidak berada di tempat tersebut, sehingga para penggunjing dengan leluasa menggunjingkan. 5. Perilaku Namimah a. Contoh sifat Namimah
Siang itu Pak Hidayat menghadiri undangan rapat di Balai Desa. Pak Hidayat selaku Ketua RT di kampungnya mendapat undangan rapat dari Bapak Kepala Desa untuk membahas rencana kegiatan ”bersih desa” dalam rangka mengikuti lomba desa bersih se-kabupaten. Tepat pukul 13.00 rapat dimulai. Pak Hidayat ditunjuk menjadi moderator dalam rapat tersebut. Rapat dibuka oleh Bapak Kepala Desa dengan menyampaikan tujuan diadakannya rapat tersebut. Selanjutnya, selaku moderator, Pak Hidayat mempersilakan peserta rapat lainnya untuk mengajukan pertanyaan, saran, atau pendapatnya. Pak Komar mengusulkan agar setiap keluarga mewakilkan anggota keluarganya untuk mengikuti kerja bakti. Pak Rusdi mengusulkan agar semua anggota keluarga bersama-sama mengikuti kerja bakti. Lain lagi pendapat Pak Agus. Ia mengusulkan agar setiap keluarga ditarik iuran untuk membayar orang agar mau kerja bakti di lingkungan desanya. Selain itu, masih ada pendapat dan usulan lainnya yang berbeda-beda. Secara bijaksana, Bapak Kepala Desa mengambil jalan tengah dengan memutuskan berbagai pendapat tersebut. Bapak Kepala Desa tidak ingin memihak pada salah satu pendapat warganya, karena cenderung mengadu domba warganya. Tentunya kalian paham, bukan, bahwa mengadu domba termasuk perbuatan tercela? Untuk itu, sifat suka mengadu domba perlu dihindari demi tercipta kerukunan terhadap sesama. b. Sebab-sebab perilaku Namimah Sebab-sebab yang mengantarkan orang berprilaku namimah adalah: 1. Karena kejahilan terhadap bahaya yang ditimbulkannya, atau dalam kata lain tidak mengerti ilmu syar’I, sehingga dengan seenaknya tanpa merasa berdosa ia mau melakukan hal tersebut. 2. Disebabkan hasad atau iri dan dengki yang akan menyebabkan seseorang mencari jalan untuk menyebarkan fitnah. 3. Hati yang kotor jauh dari bimbingan syariat, sehingga tidak tampak baginya kebenaran. Ia merasa puas kalau sekiranya orang lain saling bermusuhan, saling membenci. Oleh karena itu, bagi orang yang kotor dan sakit hatinya makan namimah merupakan suatu jalan baginya untuk mengotori hatinya.
4. Karena berteman dengan orang-orang yang suka berbuat namimah, sehingga menyebabkan dia terdorong dan terpancing untuk melakukan namimah tersebut. c. Akibat buruk perbuatan namimah Adapun Akibat buruk perbuatan namimah 1. Tersebarnya fitnah 2. Timbulnya kekacauan dalam masyarakat 3. Timbulnya permusuhan.
F. MetodePembelajaran Kelas eksperimen
: Media Grafis
Kelas kontrol
: Tanpa Media
G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Langkah KBM Pendahuluan
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Waktu
Memberi salam
menjawab salam
Membuka
membaca
pelajaran
dengan membaca Al-
20
Al-Quran menit
sebelum mulai belajar
quran. Membaca absen siswa Mengamati dan
menyimak
mengacungkan tangan
kesiapan menanyakan
keadaan siswa.
dengan
pengetahuan
yang
dimiliki.
dan motivasi
pengetahuan
Menjawab pertanyaan guru
Memberikan apersepsi Melakukan
dan
pejajagan
mengikuti
siswa,
apa
dan yang
diperintahkan
terkait dengan materi yang akan disampaikan
Mendengarkan
Menyimak mendengarkan
dan
Kegiatan Inti
Guru
menjelaskan
pelajaran menggunakan
dan
media gambar
apa
1. Guru
menunjukan
mendengarkan 45
Murid
memperhatikan menit yang
dijelaskan
guru.
gambar tetang contoh perilaku
tercela
(ananiah,
dan menanyakan apa
ghadab,hasad,
yang belum di pahami
ghibah,dan namimah) 2. Guru
menjelaskan
sebeb-sebeb perbuatan perilaku
tercela
(ananiah,
ghadab,
hasad,
ghibah,
namimah)
dalam gambar.
secara
sportif
dan
menyerap
pengetahuan
yang
disampaian guru.
menjelaskan perbuatan
perilaku
tercela
(ananiah,
ghadab, ghibah,
namimah)
Murid
Berkompetisi
secara
sportif
dan
positif dalam merespon dan
dan
menyerap
pengetahuan
dengan
yang
disampaian guru.
menunjukan gambar.
Berkompetisi
dan
dan
dengan
akibat
hasad,
Murid
positif dalam merespon
menunjukan gambar. Guru
Murid memperhatikan
Menanyakan seberapa jauh
tingkat
pemahanan yang siswa.
telah
pelajaran diserap
Murid menanyakan apa yang belum dipahami tentang tercela.
perilaku
Kegiatan akhir
Mengapresiasi kegiatan proses
pembelajaran
Terlibat dalam kegiatan 15 menit
apresiasi
yang dilakuan bersama
Memberikan penguatan atau
reward
berupa
pujian bagi siswa yang aktif
dalam
pembelajaran
yang sudah ditentukan Memberikan simpulan tentang
pembelajaran
yang telah berlangsung
Menutup
pelajaran
dengan doa
Mengucapkan
salam
sebelum keluar kelas
H. Sumber Belajar Buku LKS PAI Kelas VII Media Grafis Al-Qur’an
I.
Penilaian Prosedur Jenis penilaian
Memperhatikan dalam
: Test : Tes Tulisan
guru
menyimpulkan
materi pelajaran dan mencatat hal-hal yang penting
Memberikan penilaian sesuai aspek penilaian
Bentuk Instrumen
: essay
1. Instrumen tes uraian
No.
Butir Soal
Kunci Jawaban
1. Berikan contoh orang yang memiliki perilaku ananiyah! 2. Berikan contoh orang yang berprilaku namimah! 3. Berikan contoh orang yang berprilaku ghibah! 4. Jelaskan
dampak
negatif
orang yang berprilaku ghibah! 5. Jelaskan dampak positif orang yang berprilaku ghibah!
Skor penilaian : tiap pertanyaan mempunyai bobot 2
Ciputat, 2013 Guru Mapel PAI
NurulFitri (calon Guru Matpel PAI)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Eksperimen dan Kontrol Pertemuan Ke-3)
NAMA SEKOLAH
: SMP PGRI 1 CIPUTAT
MATA PELAJARAN
: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
KELAS/SEMESTER
: VII/2
WAKTU
: 2 X 40 menit (1 x pertemuan)
A. Standar Kompetensi 1. Perilaku Tercela
B. Kompetensi Dasar Menghindari sifat ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan namimah dalam kehidupan sehari hari C. Indikator 1. Siswa mampu mengidentifikasi perilaku ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan namimah 2. Siswa mampu mengetahui cara mengatasi sifat ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan namimah D. Materi pokok Perilaku Tercela E. Uraian Materi 1. Perilaku Ananiah a. Menghindari perilaku Ananiah Kita harus menghindari perilaku ananiah. Perilaku tersebut sangat bertentangan dengan fitrah manusia, yaitu makhluk sosial. Kita tidak bisa hidup sendiri. Kita membutuhkan orang lain. Misalnya, orang yang kaya tidak bisa hidup dengan sendirinya tanpa membutuhkan orang lain. Firman Allah Swt dalam Al Qur’an surah Ali Imran ayat 159 sebagai berikut:“Maka disebabkan rahmat dari
Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” ( QS. Ali Imran/3:159) Perilaku ananiah perlu kita hindari karena dapat berakibat buruk dalam diri seseorang. Akibat buruk yang ditimbulkan dari perilaku ananiah antara lain sebagai berikut: 1. Dibenci oleh banyak orang. 2. Dapat merusak persaudaraan. 3. Memiliki banyak musuh dan dikucilkan dari kehidupan masyarakat. 4.
Hidupnya menjadi susah.
5. Dapat mendorong orang menjadi kikir. Kita harus dapat menghindari perilaku ananiah. Cara menghindari perilaku ananiah antara lain sebagai berikut : a.
Mengingat akan akibat negatif yang ditimbulkan dari perilaku ananiah.
b. Mengingat bahwa kita adalah makhluk sosial, tidak dapat hidup sendiri tanpa ada bantuan orang lain. c. Mengingat bahwa perilaku ananiah termasuk perilaku tercela yang dilarang oleh Allah swt. dan Nabi Muhammad saw. d. Menumbuhkan sikap sosial dan toleransi. 2. Perilaku Ghadab a. Menghindari Perilaku Ghadab Beberapa akibat negatif yang ditimbulkan dari perilaku gadab antara lain sebagai berikut. 1. Menimbulkan permusuhan antarsesama manusia dan dijauhi oleh banyak orang. 2. Hidupnya tidak tenang. 3. Menimbulkan kerugian yang bersifat materi maupun nonmateri. 4. Hilangnya keseimbangan akal karena tertutup oleh emosinya atau nafsunya.
Adapun cara mengatasi perilaku gadab antara lain sebagai berikut: a. Berperilaku sabar. b. Memaafkan kesalahan orang lain. c. Mengingat kerugian atau akibat buruk yang ditimbulkan dari sifat marah. d. Ingat, bahwa ketika seseorang sedang marah berarti sedang ada dalam kekuasaan setan. e. Ketika marah hendaklah segera berwudu karena setan akan menjahui kita. Rasulullah saw bersabda yang Artinya Sesungguhnya marah itu dari setan, dan sesungguhnya setan itu dijadikan dari api dan api akan mati dengan (disiram) air, maka apabila marah seseorang di antara kamu berwudulah” ( H.R. Abu Dawud) 3. Perilaku Hasad a. Cara menghindari perilaku hasad Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghindari perilaku hasad dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut: 1. Selalu meningkatkan iman kepada Allah SWT 2. Berupaya meningkatkan ketaqwaan kepada Allah. 3. Mensyukuri nikmat Allah yang diberikan kepada kita. 4. Meningkatkan sifat Qana’ah 5. Menyadari kedudukan harta dan jabatan dalam kehidupan manusia di dunia.
b. Cara mengatasi sifat hasad Adapun Cara mengatasi sifat hasad 1. Mengobati hasad dengan ilmu, ilmu yang bermanfaat untuk mengobati hasad adalah pengetahuan tentang hakikat hasad itu sendiri, diantarnya mengetahui bahwa hasad itu berbahaya bagi si penderita baik bagi agamanya maupun dunianya. 2. Mengobati hasad dengan amal perbuatan, amal perbuatan yang manjur untuk mengobati hasad adalah melakukan perbuatan yang berlawanan dengan perbuatan yang ditimbulkan oleh hasad.
4. Perilaku Ghibah
a. Menghindari perilaku Ghibah Gibah merupakan perilaku tercela. Oleh karenanya tentu mempunyai akibat negatif yang ditimbulkan. Gibah adalah akhlak tercela yang dilarang oleh Allah swt. sebagaimana firman-Nya ”Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purbasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-H. ujurat: 12) Cara menghindari perilaku gibah atau menggunjing tersebut adalah sebagai berikut : 1. Menyadari
bahwa
Allah
swt.
membenci
terhadap
orang
yang
menggunjing. 2. Mengingat bahwa kita juga memiliki kekurangan karena tidak ada seorang pun yang tidak memiliki cela atau aib.
5. Perilaku Namimah a. Menghindari perilaku Namimah Allah swt. mencela orang yang melakukan perbuatan namimah, sebagaimana firman-Nya: “Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kian kemari menghambur fitnah.” (QS. AlQalam/68:10-11) Perilaku namimah membawa kerugian di dunia juga orang yang melakukan akan mendapatkan siksaan di alam kubur dan di akhirat. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW “Sesungguhnya Rasulullah saw. melewati dua kuburan, lalu Rasulullah bersabda penghuni kedua kuburan ini telah disiksa bukan karena melakukan dosa besar. Yang satu tidak membersihkan air kencingnya dan yang lain berjalan untuk mengadu domba.” (H.R. asy Syaikhani) Cara agar kita terhindar dari perilaku namimah adalah sebagai berikut: 1. Berusaha tidak mengikuti apa yang dikatakan orang yang suka namimah. 2. Berusaha mengingatkan agar tidak suka mengadu-domba. 3. Membiasakan tidak berprasangka buruk terhadap orang lain.
4. Membiasakan tidak suka mencari-cari aib atau keburukan orang lain.
F. MetodePembelajaran Kelas eksperimen
: Media Grafis
Kelas kontrol
: Tanpa Media
G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Langkah
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Waktu
KBM Pendahuluan
Memberi
menjawab salam membaca
salam Membuka
20 menit Al-Quran
sebelum mulai belajar
pelajaran dengan membaca
Al menyimak
quran Membaca
mengacungkan tangan
absen siswa
Mengamati kesiapan
dan
Menjawab
pertanyaan
guru dan
dengan
pengetahuan
menanyakan
yang
dimiliki.
keadaan siswa Memberikan
apersepsi dan
mengikuti
motivasi Melakukan pejajagan pengetahuan siswa,
terkait
Mendengarkan apa
dan yang
diperintahkan
Menyimak mendengarkan
dan
dengan materi yang
akan
disampaikan Kegiatan Inti
Guru
Murid mendengarkan dan 45 menit
menjelaskan
memperhatikan apa yang
pelajaran
dijelaskan guru.
menggunakan media gambar 1. Guru menunjukan
Murid
memperhatikan
gambar tetang
dan
menanyakan
cara
yang
menghindari
dalam gambar.
belum
apa
dipahami
perilaku tercela (ananiah, ghadab,hasad, ghibah,dan namimah) 2. Guru menjelaskan cara Mengatasi perbuatan perilaku tercela
ghadab, hasad, dan
namimah) dengan menunjukan gambar.
Murid
Berkompetisi
secara sportif dan positif
(ananiah,
ghibah,
dalam
merespon
menyerap
dan
pengetahuan
yang disampaian guru.
Menanyakan seberapa jauh tingkat pemahanan pelajaran yang telah
diserap
siswa.
Murid menanyakan apa yang
belum
dipahami
tentang perilaku tercela.
Mengapresiasi
kegiatan
Terlibat dalam kegiatan 15 menit apresiasi
proses pembelajaran yang dilakuan bersama
Memberikan
penguatan atau
reward
berupa pujian bagi siswa yang aktif
dalam
pembelajaran
Memberikan penilaian sesuai
aspek
penilaian yang sudah ditentukan
Memberikan
Memperhatikan dalam materi mencatat penting
guru
menyimpulkan pelajaran
dan
hal-hal
yang
simpulan tentang pembelajaran yang
telah
berlangsung
H. Sumber Belajar Buku LKS PAI Kelas VII Media Grafis Al-Qur’an I.
Penilaian Prosedur
: Test
Jenis penilaian
: Tes Tulisan
Bentuk Instrumen
: essay
Skor penilaian : tiap pertanyaan mempunyai bobot 2 Ciputat, 2013 Guru Mapel PAI
NurulFitri (Calon Guru Matpel PAI)
DATA SKOR
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Kelas Eksperimen Pre – Test Post – Test (X) (Y) 20 85 20 85 35 90 25 70 60 75 35 65 30 75 35 65 25 90 35 75 45 90 40 85 25 75 50 65 30 70 20 75 35 80 20 70 35 90 40 85 15 75 30 85
Kelas kontrol Pre – Test Post – Test (X) (Y) 15 60 25 70 30 60 40 75 25 70 30 65 30 60 20 55 15 70 45 85 30 70 40 75 25 75 20 70 40 70 35 80 40 70 50 70 30 45 35 75 50 75
UJI NORMALITAS PRETEST EKSPERIMEN Xi Fi Zn 15 1 1
Zi f(Zi) S(Zi) -1.60784 0.053935 0.045455
[F(Zi)-F(Zi)] 0.008480224
20 25 30 35 40 50 60 N M SD
4 3 4 6 2 1 1
5 8 12 18 20 21 22
-1.11765 -0.62745 -0.13725 0.352941 0.843137 1.823529 2.803922
0.131859 0.265182 0.445415 0.637934 0.800424 0.965888 0.997476 22 32 10,7
0.227273 0.363636 0.545455 0.818182 0.909091 0.954545 1
-0.095413846 -0.098454534 -0.100039887 -0.180248088 -0.108666752 0.011342922 -0.002524259
A. B.
Nilai [F(Zi-F(Zi)] tertinggi sebagai angka penguji normalitas, yaitu 0,011 Nilai Tabel Nilai Kuantil Penguji Lilliefors, α = 0,05; N= 22 > 0,190. Tabel Lilliefors
C.
Daerah Penolakan Menggunakan rumus: [0,011 [ < [ 0,190 [ Berarti Ho diterima, Ha ditolak.
D.
Kesimpulan Sampel diambil dari POPULASI NORMAL, pada α = 0,05
Xi Fi Zn 15 2 2 20 2 4 25 3 7 30 5 12 35 2 14 40 4 18 45 1 19 50 2 21 N M SD
PRETEST KONTROL Zi f(Zi) S(Zi) -1.67327 0.047137 0.095238 -1.17822 0.119355 0.190476 -0.68317 0.24725 0.333333 -0.18812 0.425392 0.571429 0.306931 0.620552 0.666667 0.80198 0.788718 0.857143 1.29703 0.90269 0.904762 1.792079 0.96344 1 21 32 10
[F(Zi)-F(Zi)] -0.048100754 -0.071121301 -0.086083088 -0.146036814 -0.04611473 -0.068425064 -0.002072388 -0.036560139
A. Nilai [F(Zi-F(Zi)] tertinggi sebagai angka penguji normalitas, yaitu -0,015
B. Nilai Tabel Nilai Kuantil Penguji Lilliefors, α = 0,05; N= 21 > 0,190. Tabel Lilliefors C. Daerah Penolakan Menggunakan rumus: [-0,015 [ < [ 0,190 [ Berarti Ho diterima, Ha ditolak. D. Kesimpulan Sampel diambil dari POPULASI NORMAL, pada α = 0,05 POSTTEST EKSPERIMEN Zi f(Zi) Xi Fi Zn 65 3 3 -1.55844 0.059564 70 3 6 -0.96812 0.166492 75 6 12 -0.3778 0.352788 80 1 13 0.212515 0.584147 85 5 18 0.802834 0.788965 90 4 22 1.393152 0.918213 N 22 M 78.2 SD 8.5
S(Zi) 0.136364 0.272727 0.545455 0.590909 0.818182 1
[F(Zi)-F(Zi)] -0.076799331 -0.106235747 -0.19266645 -0.006761824 -0.029217298 -0.08178687
A. Nilai [F(Zi-F(Zi)] tertinggi sebagai angka penguji normalitas, yaitu 0,019 B. Nilai Tabel Nilai Kuantil Penguji Lilliefors, α = 0,05; N= 22 > 0,190. Tabel Lilliefors C. Daerah Penolakan Menggunakan rumus: [-0,019 [ < [ 0,190 [ Berarti Ho diterima, Ha ditolak. D. Kesimpulan Sampel diambil dari POPULASI NORMAL, pada α = 0,05 POSTTEST KONTROL Xi
Fi
Zn
Zi
f(Zi)
S(Zi)
[F(Zi)-F(Zi)]
45 55 60 65 70 75 80 85 N M SD
1 1 3 1 8 5 1 1
1 2 5 6 14 19 20 21
-2.72936 -1.58257 -1.00917 -0.43578 0.137615 0.711009 1.284404 1.857798
0.003173 0.05676 0.156446 0.331498 0.554728 0.761461 0.9005 0.968401 21 69 8,7
0.047619 0.095238 0.238095 0.285714 0.666667 0.904762 0.952381 1
-0.044446157 -0.038478206 -0.081649716 0.045783959 -0.111939144 -0.14330118 -0.051881327 -0.031598841
A. Nilai [F(Zi-F(Zi)] tertinggi sebagai angka penguji normalitas, yaitu 0,05 B. Nilai Tabel Nilai Kuantil Penguji Lilliefors, α = 0,05; N= 21 > 0,190. Tabel Lilliefors C. Daerah Penolakan Menggunakan rumus: [0,05[ < [ 0,190 [ Berarti Ho diterima, Ha ditolak. D. Kesimpulan Sampel diambil dari POPULASI NORMAL, pada α = 0,05
PERHITUNGAN UJI HOMOGENITAS A. UJI HOMOGENITAS NILAI PRE-TEST Perhitungan uji homogenitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji fisher. Dan data digunakan pada uji fisher adalah standar deviasi pre-test kelas eksperimen dan standar deviasi pre-test perhitungan uji fisher adalah sebagai berikut: a. Berlaku ketentuan: Ho = varian populasi Homogen Ha = varian populasi heterogen b. Jumlah sampel N1 = 22
kelas kontrol. Beberapa tahap
N2 = 21 Penyebut (variansi terkecil): dk2 = N-1 = 22-1= 21 Penyebut (variansi terbesar): dk1 = N-1 = 20-1= 20 c. Rumusuji fisher : F hitung =
=
Keterangan :
: Standar deviasi pre-test atau post-test yang nilainya
paling besar :
: Standar deviasi pre-test atau post-test yang nilainya
paling kecil.
Diketahui :
X: (10,7)2 = 114.5 : (10)2 = 100
Maka F hitung =
=
F hitung= 1,15 Berdasarkan hasil perhitungan bisa diketahui nilai Fhitung untuk nilai prêttest sebesar 1,15 dengan derajat kebebasan penyebut 21 dan derajat kebebasan pembilang 20 pada taraf signifikan 5 % dapat dilihat dari daftar tabel distribusi frekuensi F diperoleh F tabel= 2,05. Karena F hitung< F tabel maka Ho diterima yang berarti bahwa kedua data memiliki varian populasi homogen.
B. UJI HOMOGENITAS NILAI POST-TEST Perhitungan uji homogenitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji fisher. Dan data digunakan pada uji fisher adalah standar deviasi pre-test kelas eksperimen dan standar deviasi pre-test kelas kontrol. Beberapa tahap perhitungan uji fisher adalah sebagai berikut: d. Berlaku ketentuan: Ho = varian populasi Homogen Ha = varian populasi heterogen e. Jumlah sampel N1 = 22 N2 = 21
Penyebut (variansi terkecil): dk2 = N-1 = 22-1= 21 Penyebut (variansi terbesar): dk1 = N-1 = 20-1= 20 f. Rumus uji fisher : F hitung =
=
Keterangan :
: Standar deviasi pre-test atau post-test yang nilainya
paling besar :
: Standar deviasi pre-test atau post-test yang nilainya
paling kecil. X: (8,5)2 = 72.25
Diketahui :
: (8,7)2 = 75.69 Maka F hitung =
=
F hitung= 0, 95 Berdasarkan hasil perhitungan bisa diketahui nilai F
hitung
untuk
nilai post-test sebesar 0, 95 dengan derajat kebebasan penyebut 21 dan derajat kebebasan pembilang 20 pada taraf signifikan 5 % dapat dilihat dari daftar tabel distribusi frekuensi F diperoleh F tabel= 2,05. Karena F
hitung<
F
tabelmaka
Ho diterima yang berarti bahwa kedua
data memiliki varian populasi homogeny. C. PERHITUNGAN UJI HIPOTESIS Pada penelitian ini uji hipotesis yang digunakan adalah uji-t.langkahlangkah perhitungan adalah sebagai berikut: 1. Menghitung deviasi gabungan dengan rumus sebagai berikut: dsg= √
(
)
(
)
keterangan: n1 :jumlah siswa kelase ksperimen n2 :jumlah siswa kelas kontrol v1 :standar deviasi nilai post-test kelas eksperimen yang dikuadratkan v2 :standardeviasinilai post-test kelaskontrol yang dikuadratkan dsg= √
(
)
(
)
(
)
= √
(
)
=√
(
(
)
)
=√ =√ = 10,4
2. MenghitungUji-t dengan rumus sebagai berikut: ̅
thitung=
=
√
= =
√
√
(
)
= 2,95 Berdasarkan perhitungan uji-t diperoleh t-hitung sebesar 2,95 dengan derajat kebebasan (dk) = 41 dan harga t-tabel sebesar 2,08, maka t-hitung> t tabel berarti Ha diterima dan Ho ditolak.
N-GAIN No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Pre – Test (X) 20 20 35 25 60 35 30 35 25 35 45 40 25 50 30 20 35 20 35 40 15 30
Kelas Eksperimen Post – Test (Y) gain N-Maks 85 65 100 85 65 100 90 55 100 70 45 100 75 15 100 65 30 100 75 45 100 65 30 100 90 65 100 75 40 100 90 45 100 85 45 100 75 50 100 65 15 100 70 40 100 75 55 100 80 45 100 70 50 100 90 55 100 85 45 100 75 60 100 85 55 100 Rata-rata Normal Gain
Nmaks-pretest 80 80 65 75 40 65 70 65 75 65 55 60 75 50 70 80 65 80 65 60 85 70
N-gain 0.8125 0.8125 0.846153846 0.6 0.375 0.461538462 0.642857143 0.461538462 0.866666667 0.615384615 0.818181818 0.75 0.666666667 0.3 0.571428571 0.6875 0.692307692 0.625 0.846153846 0.75 0.705882353 0.785714286 0.667862
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Pre – Test (X) 15 25 30 40 25 30 30 20 15 45 30 40 25 20 40 35 40 50 30 35 50
Kelas Kontrol Post – Test (Y) Gain N-maks 60 45 100 70 45 100 60 30 100 75 35 100 70 45 100 65 35 100 60 30 100 55 35 100 70 55 100 85 40 100 70 40 100 75 35 100 75 50 100 70 50 100 70 30 100 80 45 100 70 30 100 70 20 100 45 15 100 75 40 100 75 25 100 rata-rata normal Gain
Nmaks-pretest 85 75 70 60 75 70 70 80 85 55 70 60 75 80 60 65 60 50 70 65 50
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI PRE-TEST KELAS EKSPRIMEN DAN KONTROL
N-Gain 0.529412 0.6 0.428571 0.583333 0.6 0.5 0.428571 0.4375 0.647059 0.727273 0.571429 0.583333 0.666667 0.625 0.5 0.692308 0.5 0.4 0.214286 0.615385 0.5 0.540482
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI PRE-TEST KELAS EKSPRIMEN Frekuensi Batas nyata No interval kelas x (nilai tengan) x2 Absolute Kumulatif 1 15-22 18.5 342.25 5 5 14.5-22.5 2 23-30 26.5 702.25 6 11 22.5-30.5 3 31-38 34.5 1190.25 6 17 30.5-38.5 4 39-46 42.5 1806.25 3 20 38.5-46.5 5 47-54 50.5 2550.25 1 21 46.5-54.5 6 55-62 58.5 3422.25 1 22 54.5-62.5
fx 92.5 159 207 127.5 50.5 58.5
fx2 1711. 4213 7141 5418. 2550. 3422.
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI PRE-TEST KELAS KONTROL Frekuensi No interval kelas x (nilai tengan) x2 Absolute 1 15-20 17.5 306.25 4 2 21-26 23.5 552.25 3 3 27-32 29.5 870.25 5 4 33-38 35.5 1260.25 2 5 39-44 41.5 1722.25 4 6 45-51 47.5 2256.25 3
f.x 70 70.5 147.5 71 166 142.5
fx2 1225 3865. 1044 17643 31000 47381
batas nyata kumulatif 4 7 12 14 18 21
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI POST-TEST KELAS EKSPRIMEN DAN KONTROL
14.5-20.5 20.5-26.5 26.5-32.5 32.5-38.5 38.5-44.5 44.5-51.5
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI PRE-TEST KELAS EKSPRIMEN
No interval kelas 1 65-68 2 69-72 3 73-76 4 77-80 5 81-84 6 85-88 7 89-92
x (nilai tengan) 66.5 70.5 74.5 78.5 82.5 86.5 90.5
x2 4422.25 4970.25 5550.25 6162.25 6806.25 7482.25 8190.25
Frekuensi Absolute 3 3 6 1 0 5 4
batas nyata kumulatif 3 6 12 13 13 18 22
64.5-68.5 68.5-72.5 72.5-76.5 76.5-80.5 80.5-84.5 84.5-88.5 88.5-92.5
f.x 199.5 211.5 447 78.5 0 432.5 362
fx2 13266 29821 6660 80109 88481 13468 18018
f.x 48 55 248 552 380 166
fx2 2304 6050 2306 6665 10974 14466
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI POST-TEST KELAS KONTROL
No interval kelas 1 45-51 2 52-58 3 59-65 4 66-72 5 73-79 6 80-86
x (nilai tengan) 48 55 62 69 76 83
x2 2304 3025 3844 4761 5776 6889
frekuensi Absolute 1 1 4 8 5 2
Perilaku Tercela
Ananiah : sikap yang mementingkan diri sendiri/ egois, merasa diri paling benar.
batas nyata kumulatif 1 2 6 14 19 21
44.5-51.5 51.5-58.5 58.5-65.5 65.5-72.5 72.5-79.5 79.5-86.5
Cirri-ciri ananiah: 1. Sombong
2. Tamak dan bakhil 3. Mau menang sendiri
4. Durhaka pada Allah 2. Tamak dan bakhil 3. Mau menang sendiri 4. Durhaka pada allah
Ghadab (Marah) : sikap seseorang yang mudah marah
Cirri-ciri ghadab: 1. wajahnya memerah 2. suaranya tinggi 3. kata-katanya kasar 4. menyaki
Hasad : perasaan yang tidak sedang bila melihat orang lain bahagia (dengki). Contoh hasad
Ghibah: membicarakan kejelekan orang lain (bergosip)
cirri-ciri ghibah: 1. Orang yang dibicarakan tidak ada ditempat 2. Membicarakan kejelekan orang 3. Berdiam diri ketika yang dibicarakan datang.
Cirri-ciri namimah :
Namimah : mengadu domba atau memfitnah
1. Bertujuan merusak hubungan baik 2. Menambah-nambahkan pembicaraan