PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VIDEO TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Al-Mubarak Pondok Aren) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Disusun Oleh : Syafiq Agung Ruswandi NIM: 109015000035
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
ABSTRAK
SYAFIQ AGUNG RUSWANDI. Pengaruh Penggunaan Media Audio Video Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu. Penelitian Tindakan Kelas di SMP Al-Mubarak Pondok Aren. Skripsi.Jakarta: Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah.2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media audio video terhadap hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VIII yang terdiri dari 39 siswa 17 laki-laki dan 22 perempuan. Instrumen dalam penelitian ini adalah wawancara, lembar observasi dan tes hasil belajar. Siklus yang digunakan sebanyak dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Berdasarkan hasil belajar siklus I dan II dapat dibandingkan adanya peningkatan pada nilai rata-rata pretes, postes serta Ngain siklus I dan siklus II. Perinciannya adalah sebagai berikut : nilai rata-rata pretes siklus I adalah 3,79 dan nilai ratarata postes adalah 7,3. Nilai pretes siklus II adalah 4,05 dan nilai rata-rata postes siklus II adalah 8,2. Sedangkan rata-rata NGain pada siklus I adalah 0,51 dan ratarata nilai NGain siklus II adalah 0,68. Hal ini menunjukan bahwa pemahaman siswa pada materi pengendalian sosial dapat ditingkatkan melalui media audio video. Dengan pembelajaran menggunakan media audio video pun membuat siswa menjadi lebih aktif dan bersikap kritis terhadap materi yang diajarkan. Hal ini dapat dilihat dari respon siswa dan hasil wawancara yang melibatkan siswa yang menunjukan bahwa siswa menjadi lebih bersemangat dan tidak mudah merasa bosan sehingga membuat hasil belajarnya mengalami peningkatan yang signifikan.
Kata Kunci : Media Audio Video, Hasil Belajar, Penelitian Tindakan Kelas
i
ABSTRACT SYAFIQ AGUNG RUSWANDI. The Influence of Audio-Video Implementation towards Students’ Study Result in Social Subjects. Classroom Action Research in SMP Al-Mubarak PondokAren.Thesis. Jakarta: Social Science Department, Faculty of Tarbiyah and Education State Islamic University Syarif Hidayatullah. 2014. The aim of this study was to investigate the influence of audio-video as a learning tool towards students’ result in Social subjects. Classroom Action Research methodology was used in this study. The subject of this study was VII grade students which consist of 39 students, 17 men and 22 women. The instruments of this study wereinterview, observation sheets, and achievement test. There were two cycles in this research i.e. cycle I and cycle II. Based oncomparison of students’ result in cycle I and II, there is improvement on average score of pre-test, post-test, and Ngaincycle I and II. The average score of pre-test in cycle I was 3.79 and the average score of post-test was 7.3. Moreover, the average score of pre-test in cycle II was 4.05 and 8.2 for the average score of post-test. Mean while, the average Ngainin cycle I was 0.51 and 0.68 for average Ngain score in cycle II. Therefore, the results indicated that that audio-video increase the students’ understanding in social-control materials. Besides, it motivated the students to be more active and increased the students’ critical thinking. It could be seen from interviews and students’ responses. The students were more motivated to learn and they did not get bored easily which can improve their result study significantly. Keywords: Media Audio Video, Students’ Study Result, Classroom Action Research
ii
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VIDEO TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU”. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada baginda Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kebodohan ke zaman yang penuh dengan ilmu dan teknologi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan walaupun waktu, tenaga, dan pikiran telah diperjuangkan dengan segala keterbatasan kemampuan penulis miliki demi terselesaikannya skripsi ini agar bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari partisipasi beberapa pihak yang telah membantu, memotivasi serta arahan dari berbagai pihak, sehingga patut kiranya penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Dra. Nurlena Rifa’i MA,Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Dr.Iwan Purwanto M.Pd dan Sekretaris Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Drs.H Syaripulloh M.Si. 3. Dr.Ulfah Fajarini,M.Si dan Cut Dien Noerwahida M.A selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah meluangkan tenaga,waktu dan pikiran untuk memberikan bimbingan kepada penulis hingga berakhirnya penulisan skripsi ini. Semoga Ibu dan keluarga selalu berada dalam lindungan ALLAH SWT. Amiin. 4. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan pada umumnya dan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) khususnya yang telah memberikan konstribusi pemikiran melalui pengajaran dan diskusi yang berkaitan dengan skripsi ini.
iii
5. Bapak H. Nahrawi Mughni selaku Kepala Sekolah SMP AL-Mubarak Pondok Aren, serta seluruh dewan guru dan siswa/i. 6. Terkhusus untuk ayahanda (Alm) Bpk Dede Wahyudin dan Ibunda Titi Rustiah S.H yang tercinta dan yang telah merawat, membesarkan, mendidik, dan mencurahkan kasih sayang serta tak bosan-bosannya memberikan bantuan secara moril, materil, semangat dan do’a untuk penulis. 7. Buat adikku Viali Dwi Putra yang telah memberikan Semangat tak hentihentinya dalam terselesaikannya Skripsi ini. 8. Tak Lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Diyan Pebriyanti yang telah memberikan Semangat, Dorongan, Perhatian kepada penulis untuk terselesaikannya skripsi ini. 9. Seluruh teman-teman seperjuangan IPS C yang telah memberikan bantuan dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini. Semoga kesuksesan menghampiri kita semua. 10. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu baik secara langsung maupun tidak langsung turut memberikan bantuan dan do’a untuk terselesaikannya skripsi ini. Penulis berharap dan berdo’a kepada Allah SWT, agar seluruh pengorbanan yang telah diberikan kepada penulis, akan mendapatkan balasan yang setimpal disisinya, jazakumullah Khairan Katsira.
Jakarta, Januari 2014
Penulis,
Syafiq Agung Ruswandi
iv
DAFTAR ISI Halaman
ABSTRAK......................................................................................................... i ABSTRACT ...................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii DAFTAR ISI ..................................................................................................... v DAFTAR TABEL ............................................................................................. viii DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... x BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 5 C. Pembatasan Masalah.......................................................................... 5 D. Perumusan Masalah ........................................................................... 6 E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 6 F. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6 BAB II. KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS A. KajianTeori 1. Pengertian Belajar ............................................................................ .8 2. Unsur-Unsur Belajar ......................................................................... 11 3. Prinsip-Prinsip Belajar ...................................................................... 11 4. Jenis-Jenis Belajar ............................................................................ 12 5. Tipe-Tipe Belajar ............................................................................. 13 6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ....................................... 13 B. Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar ................................................................... 14 2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ......................................... 14 C. Media Pembelajaran 1. Pengertian Media .............................................................................. 16
v
2. Kegunaan Media dan Fungsi Media .................................................. 18 3. Dasar Pertimbangan Pemilihan dan Prinsip Pemanfaatan Media ....... 19 4. Taksonomi, Karakteristik dan Jenis Media ........................................ 21 5. Jenis-Jenis Media Pembelajaran........................................................ 23 D. Media Audio Video 1.
Pengertian Media Audio Video
................................................. 27
2.
Macam-Macam Media Audio Visual
......................................... 27
E. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 1. Pengertian IPS .................................................................................... 29 2. Ruang Lingkup IPS ............................................................................ 29 3. Karakteristik IPS ................................................................................ 31 4. Tujuan IPS.......................................................................................... 31 F. Hakikat Sosiologi 1. Pengertian Sosiologi .......................................................................... 32 2. Ruang Lingkup Sosiologi ................................................................... 34 3. Perspektif Sosiologi .......................................................................... 34 G. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 1. Pengertian PTK
.......................................................................... 35
2. Ciri-Ciri Penelitian Tindakan Kelas.................................................... 36 3. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas ............................................ 37 4. Fokus dan Komponen Penelitian Tindakan Kelas .............................. 38 5. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas ................................................... 39 6. Kelebihan dan Kelemahan PTK ........................................................ 40 7. Asas-Asas Penelitian Tindakan Kelas ................................................ 40 H. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................ 42 I. Kerangka Berpikir .................................................................................. 42 J. Hipotesis Tindakan ................................................................................. 45 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 46 B. MetodePenelitian .............................................................................. 46 C. Subjek Penelitian .............................................................................. 48
vi
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ........................................ 48 E. Tahap Intervensi Tindakan ............................................................... 49 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ...................................... 49 G. Data dan Sumber Data ...................................................................... 49 H. Instrumen Pengumpulan Data ........................................................... 49 I. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 50 J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan Studi ........................................... 51 K. Analisis Data dan Intervensi Hasil Analisis ....................................... 58 L. Pengembangan Perencanaan Tindakan.............................................. 59 BAB IV. HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Sekolah ............................................................... 60 B. Deskripsi Data Hasil Pengamatan .................................................... 64 C. Pembahasan Temuan Penelitian ....................................................... 89 BAB V. KESIMPULAN A. Kesimpulan ..................................................................................... 93 B. Saran ............................................................................................... 94 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... ...96 LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ ...98
vii
DAFTAR TABEL hlm 2.2 Skema Kerangka Berpikir
44
3.1 Rekapan Hasil Uji Validitas Soal
52
3.2 Interprestasi Tingkat Kesukaran
54
3.3 Tingkat Kesukaran Penelitian
55
3.4 Interprestasi atau Penafsiran Daya Pembeda
57
3.5 Hasil Daya Pembeda
57
4.1 Jumlah Tenaga Pendidik
62
4.2 Data Siswa/i SMP Al-Mubarak
63
4.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam PBMSiklus I
68
4.4 Observasi Kegiatan Guru Siklus I
69
4.5 Hasil Belajar Siklus I
72
4.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam PBM Siklus II
77
4.7 Observasi Kegiatan Guru Siklus II
78
4.8 Hasil Wawancara Responden Siswa Kelas VIII
80
4.9 Hasil Wawancara Responden Guru IPS Terpadu
82
4.10 Hasil Belajar Siklus II
84
4.11 Perbandingan Ngain Siklus I dan Ngain Siklus II
87
viii
DAFTAR GAMBAR Hal 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas
48
4.1 Ngain Siklus I
73
4.2 Ngain Siklus II
86
4.3 Perbandingan Ngain Siklus I dan Siklus II
88
ix
DAFTAR LAMPIRAN Hlm 1.
Skor data dibobot
98
2.
Reabilitas Tes
99
3.
Daya Pembeda
100
4.
Tingkat Kesukaran
101
5.
Rekap Analisis Butir
102
6.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
103
7.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
110
8.
Kisi Kisi Soal Tes Hasil Belajar Siklus I
117
9.
Soal Pretes dan Postes Siklus I
118
10. Kunci Jawaban Siklus I
120
11. Ngain Siklus I
121
12. Kisi Kisi Soal Tes Hasil Belajar Siklus I I
122
13. Soal Pretes dan Postes Siklus II
123
14. Kunci Jawaban Siklus II
125
15. Ngain Siklus II
126
16. Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus I
127
17. Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus II
130
18. Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus I
133
19. Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus II
135
20. Lembar Wawancara dengan Siswa Kelas VIII
147
21. Lembar Wawancara dengan Guru IPS
139
22. Dokumentasi Kegiatan Belajar Mengajar
141
x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan merupakan sebuah dunia yang memiliki cakupan yang sangat luas wilayahnya. Hal ini didasari oleh banyaknya disiplin-disiplin ilmu yang dipelajari dalam dunia pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Di
negara
Indonesia,
disiplin-disiplin
ilmu
ini
pada
umumnya
diaplikasikan oleh guru kepada siswa dengan cara mengajar yang klasik, proses pembelajaran dengan cara yang klasik berupaya untuk memelihara dan menyampaikan nilai-nilai lama dari generasi terdahulu ke generasi berikutnya. Isi pembelajaran berupa sejumlah informasi dan ide yang paling populer dan dipilih dari dunia yang diketahui siswa. Oleh karenanya materi pembelajaran bersifat obyektif, jelas dan dis-organisasi secara sistematis-logis. Proses penyampaian materi pembelajaran tidak didasarkan atas minat siswa, melainkan
1
2
pada urutan tertentu. Peran guru disini sangat dominan, karena dia harus menyampaikan materi pembelajaran.1 Dalam menyampaikan materi pembelajaran guru cenderung menggunakan metode ceramah. Metode ceramah dapat dipandang sebagai suatu cara penyampaian pelajaran dengan melalui penuturan. Metode ini dipandang sebagai metode yang klasik. Namun penggunaannya sangat populer. Mayoritas guru banyak menggunakan metode ceramah dalam pelaksanaan pembelajaran dikarenakan sifat pengaplikasiaannya sangat sederhana dan tidak memerlukan pengorganisasian yang sangat rumit. Dalam metode ceramah, komunikasi antara guru dengan siswa pada umumnya bersifat searah. Oleh karena itu guru dapat mengawasi kelas secara cermat. Namun demikian kritik dilontarkan pun cukup banyak. Terutama karena dalam pelaksanaan pembelajaran, guru tidak dapat menguasai dan mengetahui batas kemampuan siswa. Di samping itu seringkali pula terjadi siswa menerima pengertian yang salah terhadap materi pembelajaran yang dituturkan atau diceramahkan. 2 Dan oleh karena itu bagaimana mungkin siswa dapat aktif melakukan kegiatan kalau mereka hanya sebagai penerima pelajaran (pasif) yang dituturkan guru, yang dimana kita ketahui pada saat ini zaman telah modern dan perkembangan teknologi pun sudah semakin pesat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup keumungkinan bahwa alat-alat tersebut dengan sesuai perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurangkurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien meskipun sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan, terutama dalam dunia pendidikan nasional.
1 2
Sumiati, Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung: CV. Wacana Prima, 2008),h.75 Ibid,h.98
3
Pendidikan nasional sendiri bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap tuhan yang maha esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribbadian yang mantap dan mandiri serta bertanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. “Pendidikan nasional pun berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional”. 3 Dalam rangka mewujudkan tujuan nasional, lembaga pendidikan dalam hal ini sebagai wadah utnuk menciptakan dan meningkatkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dituntut untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, hal yang dimaksud ialah mengembangkan berbagai media pembelajaran, menerapkan berbagai media pembelajaran dan memilih serta menetapkan jenis media pembelajaran yang akan digunakan yang semata-mata untuk membuat Sumber Daya Manusia di negara Indonesia dapat berdiri sejajar atau bahkan bersaing dengan sumber daya manusia di negara-negara maju seperti Amerika, Inggris, Perancis, dan Jerman. Dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) terutama dalam pembahasan sosiologi, siswa sering dituntut untuk memahami suatu pembahasan yang hanya guru berikan atau menggunakan metode ceramah dan juga hanya dari buku pelajaran yang mereka punya. Hal ini bisa menyebabkan anak didik kita merasa bosan dalam mengikuti mata pelajaran tersebut. Bisa terlihat monoton apabila dalam penyampaian materi pembelajaran siswa hanya menjadi pendengar, bersikap pasif dan tidak diberikan kesempatan untuk diskusi. Hal ini bisa terjadi dikarenakan pembahasan dalam isi mata pelajaran IPS (sosiologi), hanya tentang sebuah pendapat-pendapat yang menjelaskan tentang pengetahuan atau ilmu tentang sikap, perilaku dan tindakan yang ada di masyarakat juga tentang hubungan-hubungan yang ada di dalam masyarakat. Dan apabila itu sudah tidak 3
Oemar Hamalik, Media Pendidikan, (Bandung: Cipta Aditya Bakti, 1994), h.3
4
dianggap kurang menarik bagi siswa, maka pembelajaran seperti itu tidak dapat memberikan pengaruh positif dan memberikan dampak yang signifikan dalam mendapatkan sebuah hasil belajar di sekolah. Dan oleh karena itu, guru sebagai tenaga pendidik untuk mengatasi masalah tersebut sebaiknya mengikuti perkembangan zaman, dikarenakan zaman modern ini telah terlihat adanya kemajuan dan perkembangan yang sangat pesat dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan majunya ilmu pengetahuan dan teknologi para guru pun dapat menggunakan media media pembelajaran sesuai kebutuhan dan tujuan dari pembelajaran yang dimaksudkan yaitu sosiologi. Dalam mata pelajaran IPS, pada dasarnya memang materinya sebagian besar bisa dilakukan hanya dengan metode ceramah dan metode textbook. Tapi untuk memberikan kesan nyata agar para peserta didik dapat dengan mudah mengingat dan memahami suatu materi pembelajaran yang dibahas oleh guru yang memberikan materi pembelajaran. Kesan nyata memang diperlukan untuk lebih membantu anak bersikap kritis dan berfikir logis dalam mata pelajaran IPS (sosiologi), dan untuk menunjang kesan nyata dalam pelajaran IPS (sosiologi) sebaiknya guru menggunakan sebuah media bantu berupa media audio dan media video. Dengan kedua media tersebut anak didik (murid) akan dapat termotivasi dalam kegiatan belajar mengajar, juga akan dapat lebih cepat dalam memahami dan mengerti tentang materi yang diajarkan dengan media audio video tersebut. Anak didik (murid) kita pun diyakini akan lebih bergairah dan senang dengan tampilan dan pengalaman dari yang dilihatnya dan didengarnya melalui media tersebut. Dengan alat bantu Media Audio Video maka akan mampu dalam merangsang daya pikir yang bersifat kreatif dan kritis bagi anak didik (murid) sehingga akan memberikan suatu umpan balik antara tenaga pendidik (guru) dan anak didik (murid). Sehingga berbagai macam masalah dan kesenjangan yang terjadi dapat diminimalisasi dan murid-murid pun akan lebih mudah mendapatkan hasil belajar yang mereka harapkan.
5
Apabila kita mendengar kata hasil yang muncul dalam pikiran kita adalah sebuah kerja keras yang dilakukan dalam berbagai bidang yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan dengan ketekunan yang bertujuan untuk mencapai kepuasan pribadi. Melihat dampak positif penggunaan media Audio dan video untuk meningkatkan berbagai aspek positif seperti minat, aktifitas, dan hasil siswa dalam belajar, serta dalam upaya meningkatkan ketertarikan belajar siswa pada mata pelajaran IPS (sosiologi), maka peneliti merasa sangat perlu untuk melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Penggunaan Media Audio Video Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Al-Mubarak Pondok Aren”.
B. Identifikasi masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, terdapat beberapa masalah yang dapat diidentifikasikan ialah sebagai berikut : 1. Metode belajar yang digunakan dalam mata pelajaran IPS masih bersifat konvensional, yaitu menggunakan metode ceramah. 2. Rendahnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS (sosiologi) 3. Kurangnya penggunaan media pembelajaran dalam proses kegiatan belajar mengajar. 4. Kurangnya keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran IPS (sosiologi)
C. Pembatasan Masalah Melihat banyaknya masalah yang ada diidentifikasi, maka dalam hal ini peneliti memfokuskan penelitian terhadap media pembelajaran yang inovatif yaitu media pembelajaran dengan menggunakan media audio video.
6
D. Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang ada, maka dalam penelitian ini penulis membuat suatu rumusan masalah sebagai berikut. “Apakah penggunaan media audio video dapat mempengaruhi hasil belajar siswa di SMP Al-Mubarak Pondok Aren?”
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai ialah untuk mengetahui pengaruh penggunaan media audio video terhadap hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS di SMP Al-Mubarak Pondok Aren.
F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait, utamanya bagi pihak-pihak berikut ini : a) Bagi Siswa Penelitian ini dapat membantu siswa untuk memahami mateeri IPS secara menarik melalui media audio video. Dengan bantuan media pembelajaran yang menarik dan tepat guna diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan kualitas proses belajar pada umumnya. b) Bagi Guru Sebagai sarana untuk mengambil inisiatif dalam rangka penyempurnaan program proses belajar mengajar sehingga antara guru sebagai pendidik di sekolah dan siswa sebagai pihak yang perlu dididik bisa saling melengkapi dan bekerja sama dengan baik, sehingga hasil belajar siswa akan selalu meningkat. Dan sebagai alternarif dalam pemilihan media dalam pembelajaran serta memperkaya kreativitas guru dalam mengajar. Selain
7
itu juga sebagai bahan koreksi diri para pengajar untuk meningkatkan kualitas dan kreativitas dalam kegiatan pembelajaran. c) Bagi Instansi Sebagai bahan masukan dalam mengambil kebijaksanaan yang tepat dan memberikan/menambah sarana dan prasarana dalam rangka memberikan gairah dalam proses belajar mengajar guna meningkatkan mutu dan prestasi belajar siswa, sekaligus meningkatkan mutu pendidikan. d) Bagi Peneliti Sebagai bahan latihan dalam penulisan karya ilmiah, sekaligus sebagai tambahan informasi dalam hal penggunaan media dalam pembelajaran IPS di dalam kelas.Selain itu juga sebagai tambahan pengalaman untuk menjadikan kita sebagai pengajar yang baik dan berkualitas.
BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN A. Hakikat Pembelajaran 1.
Pengertian Belajar “Menurut Suyono Harianto, Belajar merupakan suatu aktifitas atau suatu
proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan mengokohkan kepribadian”.1 Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat nanti. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar sesuatu adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut
baik perubahan yang
bersifat
pengetahuan (kognitif)
dan
keterampilan (psikomotorik) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif). Menurut Gagne, dalam buku The condition of learning menyatakan bahwa “Belajar terjadi apabila suatu stimulus bersama-sama dengan isi ingatan mempengaruhi 1
siswa
sedimikian
rupa
sehingga
perbuatannya
Suyono,Harianto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung:Rosda,2011), h.9
8
9
(performanceberubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi”. 2 “Menurut mengemukakan
Witherington,
dalam
buku
Educational
Psychology
Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang
menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian”. 3 “Menurut Sumiati Asra, Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan. Jadi perubahan perilaku ialah hasil belajar. Artinya, seseorang dikatakan telah belajar, jika ia dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan sebelumnya”. 4 Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap, harus merupakan akhir daripada suatu periode waktu yang cukup panjang. Berapa lama periode waktu itu berlangsung sulit ditentukan dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaknya merupakan akhir dari suatu periode yang mungkin berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan ataupun bertahun-tahun. Ini berarti kita harus mengenyampingkan perubahan-perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh motivasi, kelelahan, adaptasi, ketajaman perhatian atau kepekaan seseorang, yang biasanya hanya berlangsung sementara”.5 Beberapa ciri umum kegiatan belajar menurut (Wragg,1994) adalah sebagai berikut: Pertama, belajar menunjukan suatu aktifitas pada diri seseorang yang disadari atau disengaja. Oleh sebab itu pemahaman kita pertama yang sangat penting adalah bahwa kegiatan belajar merupakan kegiatan yang atau direncanakan oleh pembelajar sendiri dalam bentuk suatu aktifitas tertentu. Aktifitas ini menunjukan pada keaktifan seseorang dalam melakukan sesuatu kegiatan tertentu baik dalam aspek-aspek jasmaniah maupun aspek mental yang 2
Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Dalam Persepktif Islam (Jakarta:Prenada Media,2004), h.210 3 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan,(Bandung,PT remaja Rosdakarya,1990), h.84 4 Sumiati, Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung: CV. Wacana Prima, 2008), h.38 5 Op.cit, h.85
10
memungkinkan terjadinya perubahan pada dirinya. Dengan demikian dapat dipahami bahwa suatu kegiatan belajar dikatakan semakin baik, bilamana intensitas keaktifan jasmaniah maupun mental seseorang semakin tinggi. Sebaliknya meskipun seseorang dikatakan belajar, namun bilamana keaktifan jasmaniah dan mental rendah berarti kegiatan belajar tersebut tidak dilakukan secara intensif. Dari aspek ini kita memahami begitu banyak aktivitas seseorang merupakan cerminan dari kegiatan belajar, walaupun diri individu tersebut tidak secara nyata memahami bahwa dirinya melakukan kegiatan belajar. Kedua, belajar merupakan interaksi individu dengan lingkungannya. Lingkungan dalam hal ini dapat berupa manusia atau objek-objek lain yang memungkinkan individu memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman atau pengetahuan baru maupun sesuatu yang pernah diperoleh atau ditemukan sebelumnya akan tetapi menimbulkan perhatian kembali bagi individu tersebut sehingga memungkinkan terjadinya interaksi. Adanya interaksi individu dengan lingkungan ini mendorong adanya reaksi individu dengan lingkungan ini mendorong seseorang untuk lebih intensif meningkatkan keaktifan jasmaniah maupun mentalnya guna lebih mendalami sesuatu yang menjadi perhatian. Ketiga, hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku walaupun tidak semua perubahan tingkah laku merupakan hasil belajar, akan tetapi aktivitas belajar pada umumnya disertai perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku pada kebanyakan hal ini merupakan sesuatu perubahan yang dapat diamati. Akan tetapi juga tidak selalu perubahan tingkah laku yang dimaksudkan sebagai hasil belajar tersebut dapat diamati. Perubahan-perubahan
yang dapat diamati
kebanyakan diamati kebanyakan berkenaan dengan perubahan aspek-aspek motorik. Menurut Aunurrahman, Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar juga dapat menyentuh perubahan pada aspek afektif, termasuk perubahan aspek emosional. “Perubahan-perubahan pada aspek ini umumnya tidak mudah dilihat dalam waktu yang singkat, akan tetapi seringkali dalam rentang waktu yang relatif
11
lama. Perubahan hasil belajar juga dapat ditandai dengan perubahan kemampuan berfikir”. 6 2. Unsur-Unsur Belajar Unsur-unsur belajar adalah faktor-faktor yang menjadi indikator keberlangsungan proses belajar. Setiap ahli pendidikan sesuai dengan aliran teori belajar yang dianutnya memberikan aksentuasi sendiri tentang hal-hal apa yang penting dipahami dan dilakukan agar belajar benar-benar belajar. Berikut ini tujuh unsur utama dalam proses belajar, ialah : a.
b.
c.
d.
e. f.
Tujuan. Belajar dimulai karena adanya suatu tujuan yang ingin dicapai. Tujuan ini muncul karena adanya sesuatu kebutuhan. Perbuatan belajar atau pengalaman belajar akan efektif bila diarahkan kepada tujuan yang jelas dan bermakna bagi individu. Kesiapan. Agar mampu melaksanakan perbuatan belajar dengan baik, anak perlu memiliki kesiapan, baik kesiapan fisik, psikis, maupun kesiapan yang berupa kematangan untuk melakukan sesuatu yang terkait dengan pengalaman belajar. Situasi. Kegiatan belajar berlangsung dalam situasi belajar. Adapun yang dimaksud situasi belajar. Yang dimaksud situasi belajar adalah tempat, lingkungan sekitar; alat dan bahan yang dipelajari, guru, kepala sekolah, pegawai administrasi, dan seluruh warga sekolah yang lain. Interpretasi. Di sana anak melakukan interpretasi yaitu melihat hubungan di antara komponen-kompenen situasi belajar, melihat makna dari hubungan tersebut dan menghubungkannya dengan kemungkinan pencapaian tujuan. Konsekuensi. Berupa hasil, dapat hasil positif maupun hasil negatif sebagai konsekuensi respon yang dipilih siswa. Reaksi terhadap kegagalan. Kegagalan dapat menurunkan semaganat motivasi, memperkecil usaha-usaha belajar selanjutnya, namun dapat juga membangkitkan siswa karena dia mau belajar dari kegagalannya. 7
3. Prinsip-Prinsip Belajar Belajar menurut Wingo didasarkan atas prinsip-prinsip belajar sebagai berikut : a. Prinsip Umum belajar a) Hasil Belajar sepatutnya menjangkau banyak segi b) Hasil belajar diperoleh berkat pengalaman c) Belajar merupakan suatu kegiatan yang mempunyai tujuan. b. Prinsip belajar pada aktivitas siswa a) Belajar dapat terjadi dalam proses mengalami 6 7
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran. (Bandung: Alfabeta,2009). h.35-37 Suyono, hariyanto, belajar dan pembelajaran (Bandung: Rosda, 2011),h .126-127
12
b) Belajar merupakan transaksi aktif c) Belajar secara, aktif memerlukan kegiatan yang vital, sehingga dapat berupaya mencapai tujuan dan memenuhi kebutuhan pribadinya. d) Belajar terjadi melalui proses mengatasi hambatan (masalah) sehingga mencapai pemecahan atau tujuan e) Hanya dengan melalui penyodoran masalah memungkinkan diaktifkannya motivasi dan upaya, sehingga siswa berpengalaman dengan kegiatan yang bertujuan. 8 4. Jenis-Jenis Belajar Dalam proses belajar dikenal adanya bermacam-macam kegiatan yang memiliki corak yang berbeda antara satu dengan lainnya, baik dalam aspek materi dan metodenya maupun dalam aspek tujuan dan perubahan tingkah laku yang diharapkan. Jenis Jenis belajar dibedakan menjadi 8 jenis, yaitu : 1) Belajar Abstrak Jenis belajar ini merupakan kegiatan yang menggunakan cara-cara berfikir abstrak, yang bertujuan untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan masalah-masalah yang tidak nyata. 2) Belajar keterampilan Jenis belajar ini menggunakan gerakan-gerakan motorik yakni yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dengan tujuan untuk memperoleh dan menguasai keterampilan jasmaniah tertentu. 3) Belajar Sosial Belajar sosial pada dasarnya belajar memahami masalah-masalah dan teknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut. Tujuannya untuk menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalahmasalah sosial. 4) Belajar pemecahan masalah Belajar pemecahan masalah pada dasarnya adalah belajar menggunakan metode-metode ilmiah atau berfikir secara sistematis, logis, teratur, dan teliti. 5) Belajar Rasional Belajar rasional adalah belajar dengan menggunakan kemampuan berpikir secara logis dan rasional, tujuannya untuk memperoleh aneka ragam kecakapan menggunakan prinsip-prinsip dan konsep-konsep. 6) Belajar Kebiasaan Belajar Kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan yang telah ada. 7) Belajar Apresiasi 8
Dra.Sumiati, Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima. 2009), h. 41
13
Belajar Apresiasi adalah mempertimbangkan arti penting atau nilai suatu objek dengan tujuan agar siswa memperoleh dan mengembangkan kecakapan ranah ras. 8) Belajar Pengetahuan “Belajar pengetahuan adalah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalah terhadap objek pengetahuan tertentu”.9 “Keanekaragaman jenis belajar ini muncul dalam dunia pendidikan sejalan dengan kebutuhan kehidupan manusia yang juga bermacammacam”. 10
5. Tipe-Tipe Belajar Menurut Gagne, belajar memiliki 8 tipe, kedelapan tipe itu bertingkat-ada hirarki dalam masing-masing tipe, setiap tipe belajar merupakan prasyarat bagi tipe belajar di atasnya. Tipe-tipe tersebut ialah : a. b. c. d. e. f. g. h.
Belajar isyarat Belajar stimulus-respon Belajar rangakian Asosiasi verbal Belajar diskriminasi Belajar konsep Belajar aturan Belajar pemecahan masalah.11
6. Faktor yang mempengaruhi belajar ”Menurut Ngalim Purwanto dalam bukunya Psikologi Pendidikan, menyatakan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar yaitu : a. Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut faktor individual, dan b. Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial”.12
9
Suralaga,fadilah,dkk. Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Jakarta:UIN Press,2005) h. 81-83 10 Muhibbin Syah, Psikologi pendidikan, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2010) h.120 11 Sumiati, Asra, Metode Pembelajaran,(Bandung: CV Wacana Prima. 2009), h. 52-54 12 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya,1998) h.102
14
B. Hakikat Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Suatu proses belajar akan menghasilkan hasil belajar. Hasil belajar ini nyata terlihat dari apa yang dilakukan oleh siswa yang sebelumnya tidak dapat dilakukannya. Dalam hal ini terjadi perubahan tingkah laku yang dapat diamati dan dapat dibuktikan dengan perbuatan. Hal ini sesuai dengan pernyataan S. Nasution yang mendefinisikan “hasil belajar sebagai suatu perubahan yang terjadi pada individu yang belajar, bukan saja perubahan mengenai pengetahuan, tetapi juga pengetahuan untuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penguasaan, penghargaan dalam diri pribadi individu yang belajar”.13 Hasil belajar adalah indikasi yang menunjukkan upaya penguasaan pengetahuan (kognitif) siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan guru melalui kegiatan kokurikuler (pekerjaan rumah) dan tes ulangan. Hasil belajar nilai akhir dari seorang siswa yang diukur melalui teknik evaluasi, memenuhi aspek evaluasi dan dapat digunakan sebagai petunjuk seberapa jauh materi pelajaran telah dikuasai siswa. 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil belajar Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah : a) Faktor internal yang meliputi dua aspek, yaitu : aspek fisiologis dan aspek psikologis, yang terdiri dari lima faktor yaitu: (a) Intelegensi siswa (b) Sikap siswa (c) Bakat siswa (d) Minat siswa (e) Motivasi siswa b) Faktor eksternal yang terdiri atas dua macam, yaitu: (a) Lingkungan sosial (b) Lingkungan non sosial (sarana dan prasarana), termasuk didalamnya media pembelajaran.
13
S. Nasution.”Didaktik Asas-Asas Mengajar”. (Jakarta : Bumi Aksara, 1995) cet. 1, h. 34
15
c) Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan untuk melakukan kegiatan pembelajaran. 14 Faktor-faktor tersebut di atas sangat mempengaruhi hasil belajar siswa, karena dalam proses pembelajaran siswalah yang menentukan terjadi atau tidaknya suatu proses belajar. Untuk belajar siswa menghadapi masalah-masalah baik internal maupun eksternal. Jika siswa tidak dapat mengatasi masalah tersebut, maka siswa tidak dapat belajar dengan baik. Dalam penelitian ini, faktorfaktor yang mempengaruhi hasil belajar yang dimaksud adalah fakktor lingkungan nonsosial yang meliputi sarana dan prasarana serta faktor pendekatan belajar. Dalam proses pembelajaran guru menggunakan strategi penggunaan media audio video. “Menurut Suryadi Suryabrata hasil belajar tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi proses hasil belajar siswa di sekolah. Terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu faktor dari dalam siswa (internal), dan faktor dari luar siswa atau faktor lingkungan (eksternal). Tinjauan kedua faktor tersebut adalah : 1. Faktor dari dalam siswa (internal) a. Faktor fisiologis terdiri dari tonus jasmani seperti nutrisi harus cukup, karena kekurangan kadar makanan akan mengakibatkan kurangnya tonus jasmani yang pengaruhnya dapat berupa kelesuan, lekas lelah dan sebagainya. Selain beberapa penyakit kronis juga sangat mengganggu hasil belajar siswa, demikian pula kondisi fungsi panca indera terutama mata dan telinga. b. Faktor psikologis terdiri dari adanya kebutuhan fisik, rasa aman, bebas dari kekhawatiran, adanya kebutuhan akan kecintaan dan penerimaan dalam hubungan dengan orang lain, kebutuhan untuk mendapat kehormatan dari masyarakat. 2. Faktor dari luar siswa atau faktor lingkungan (eksternal) a. Faktor non sosial terdiri dari keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu (pagi, atau siang, ataupun malam), tempat (letaknya, pergedungannya), alat-alat yang dipakai untuk belajar (seperti alat tulis-menulis, bukubuku dan alat peraga).
14
145
Muhibbin Syah, “Psikologi Belajar”, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2004), cet. 3.,h
16
b. Faktor sosial diantara faktor manusia (sesama manusia), baik itu ada (hadir) maupun kehadirannya itu dapat disimpulkan, jadi tidak langsung hadir.15 Berdasarkan uraian di atas, Clark mengatakan bahwa “hasil belajar yang diperolah siswa 70% dipengaruhi kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan”.16 Dengan demikian, hasil yang dapat diraih siswa juga tergantung dari lingkungan,
salah satu
lingkungan belajar
yang paling dominan
mempengaruhi hasil belajar di sekolah adalah kualitas pengajara. Hal senada dengan apa yang dikatakan Carrol, bahwa ada lima faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu: 1) bakat pelajar, 2) waktu yang tersedia untuk belajar, 3) waktu yangdiperlukan siswa untuk menjelaskan pelajaran, 4) kualitas pengajaran, dan 5) kemampuan individu.
C. Media Pembelajaran 1. Pengertian Media “Menurut Arif Sadiman, Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata madium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah “perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan”. 17 Sedangkan menurut batasannya media adalah perangkat lunak yang berisikan pesan (atau informasi) pendidikan yang lazimnya disajikan dengan menggunakan peralatannya. Dikatakan lazimnya karena ada beberapa jenis media yang bersifat swasaji, seperti halnya gambar dan objek yang berupa benda-benda yang sebenarnya maupun benda-benda tiruan. Dalam pengertian teknologi pendidikan, media atau bahan sebagai sumber belajar merupakan komponen dari sistem instruksional di samping pesan, orang, teknik latar dan peralatan. Media atau bahan sendiri adalah perangkat lunak 15
Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Garfindo, 2007), hal. 233, et, Seqq 16 Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, h. 39. 17 Arief S. Sadiman,dkk. Media pendidikan (Jakarta: CV Rajawali, 1986). h. 6
17
(software) berisi pesan atau informasi pendidikan yang biasanya disajikan dengan menggunakan peralatan. Sedangkan perangkat
keras (hardware) sendiri
merupakan saran untuk dapat menampilkan pesan yang terkandung pada media tersebut . Berikut ini beberapa contoh pengertian media , yaitu : “Menurut AECT, media merupakan segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi”.18 Menurut Gagne (1970) media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Menurut Briggs (1970) media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Buku, film, kaset, film bingkai adalah contoh-contohnya. “Menurut NEA media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat diligat, didengar dan dibaca”. 19 “Menurut Yudhi Munadi, Media Pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif”.20 Media pendidikan merupakan salah satu sumber belajar yang dapat menyalurkan pesan tertentu. Perbedaan gaya belajar, minat, intelegensi, keterbatasan daya indera, cacat tubuh atau hambatan jarak geografis, jarak waktu dan lain-lain dapat dibantu dan diatasi dengan pemanfaataan media pendidikan.
18
Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan Problema Solusi dan Reformasi Pendidikan di Indonesia,(Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 11 19 Asnawir dan Basyirudin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h. 11 20 Yudhi Munadi,Media Pembelajaran, (Jakarta:GP Press,2012),h . 7-8
18
2. Kegunaan Media dan Fungsi Media a. Kegunaan Media “Menurut Arif Sadiman, Kegunaan
media pendidikan dalam proses
belajar mengajar secara umum adalah sebagai berikut : 1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka) 2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, seperti misalnya : a. Objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film atau model: b. Objek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film atau gambar: c. Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan Timelapse atau HighSspeed Photography. d. Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal: e. Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain: dan f. Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim dan lain-lain) dapat divisualisasikan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan lain-lain. 3) Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif anak didik. dalam hal ini media pendidikan berguna untuk : a. Menimbulkan kegairahan belajar b. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan c. Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuannya dan minatnya. 4) Dengan sifat yang unik pada setiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk semua siswa, maka guru akan banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Apalagi bila latar-belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan yaitu dengan kemampuannya dalam : a. Memberikan perangsang yang sama b. Mempersamakan pengalaman c. Menimbulkan persepsi yang sama”.21
21
Arief S. Sadiman,dkk. Media pendidikan (Jakarta: CV Rajawali, 1986) h. 16-17
19
b. Fungsi Media Pembelajaran Menurut Levie dan lentz (1982) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu (a) fungsi atensi, (b) fungsi afektif, (c) fungsi kognitif dan (d) fungsi kompensatoris. (a) Fungsi Atensi, merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. (b) Fungsi Afektif media terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. (c) Fungsi kognitif media terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengiingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar. (d) Fungsi kompensatoris media terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi informasi dalam teks mengingatnya kembali. 22 3. Dasar Pertimbangan Pemilihan dan Prinsip Pemanfaatan Media Agar media pengajaran yang dipilih itu tepat, terdapat beberapa faktor dan kriteria yang perlu diperhatikan sebagaimana diuraikan berikut ini : a) Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih media pengajaran. (a) Objektifitas Unsur subjektifitas guru dalam memilih media pengajaran harus dihindarkan (b) Program Pengajaran Program pengajaran yang akan disampaikan kepada anak didik harus sesuai kurilulum yang berlaku, baik isinya, strukturnya, maupun kedalamannya. (c) Susunan Program Sasaran program yang dimaksud adalah anak didik yang akan menerima informasi pengajaran melalui media pengajaran. (d) Situasi dan Kondisi Situasi dan kondisi yang ada juga perlu mendapatkan perhatian dalalam menentukan pemilihan media, situasi yang dimaksud meliputi : 22
Cecep Kustandi,dkk. Media Pembelajaran;Manual Dan Digital (Bogor:Ghalia Indonesia) h.22
20
1. 2. 3. 4.
Situasi dan kondisi sekolah Situasi dan kondisi anak didik Kualitas teknik Keefektifan dan efisiensi penggunaan.23
b) Kriteria Pemilihan Media Pengajaran (a) (b) (c) (d) (e) (f) c)
Ketepatan dengan tujuan pengajaran Dukungan terhadap isi pelajaran Kemudahan memperoleh media Keterampilan guru dalam menggunakannya Tersedia waktu untuk menggunakannya Sesuai dengan taraf berfikir siswa. 24 Manfaat Media Pembelajaran
Menurut Nana Sudjana Manfaat Media Pengajaran ialah : a) Dapat meletakan dasar-dasar yang nyata untuk berfikir. Karena dapat mengurangi verbalisme b) Dapat memperbesar minat dan perhatian siswa untuk belajar c) Dapat meletakan dasar untuk perkembangan belajar sehingga hasil belajar bertambah mantap d) Memberikan pengalaman nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri pada siswa e) Membantu tumbuhnya pemikiranyang teratur dan berkesinambungan f) Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi dan pengalaman belajar g) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya h) Metode mengajar akan lebih bervariasi i) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan pembelajaran Sedangkan menurut Sudirman N.dkk adalah a) b) c) d)
Meletakan dasar-dasar yang konkret dari konsep yang abstrak Dapat menampilkan objek yang terlalu besar Dapat memperlambat objek yang bergerak terlalu cepat Membangkitkan motivasi belajar siswa 23 24
Syaiful Bahri,dkk, Strategi Belajar Mengajar,(Jakarta:Rineka Cipta,2006) h. 128-130 Ibid. hal.130-133
21
e) f) g) h)
Dapat mengontrol dan mengatur waktu bersama Bahan pelajaran dapat diulang Dapat menampilkan objek yang langka Dapat menampilkan objek yang sulit diamati dengan mata telanjang.25
d. Prinsip Pemanfaatan Media Pembelajaran Media pengajaran digunakan dalam rangka upaya peningkatan atau mempertinggi mutu proses kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu harus diperhatikan prinsip-prinsip penggunaannya yang antara lain : a) Penggunaan media pengajaran hendaknya dipandang sebagai bagian yang integral dari suatu sistem pengajaran dan bukan hanya sebagai alat bantu yang berfungsi sebagai tambahan yang digunakan bila dianggap perlu dan hanya dimanfaatkan sewaktu di saat diperlukan. b) Media pengajaran hendaknya dipandang sebagai sumber belajar yang digunakan dalam usaha memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar-mengajar. c) Guru hendaknya benar-benar menguasai teknik-teknik dari suatu media pengajaran yang digunakannya. d) Guru seharusnya memperhitungkan untung ruginya pemanfaatan suatu media pengajaran. e) Penggunaan media pengajaran harus diorganisir secara sistematis bukan sembarang menggunakannya.
4. Taksonomi, Karakteristik dan Jenis Media Pembelajaran a. Karakteristik Setiap media pembelajaran memiliki karakteristik tertentu, yang dikaitkan atau dilihat dari berbagai segi. Misalnya, Schramm melihat karakteristik media dari segi ekonomisnya, lingkup sasaran yang dapat diliput, dan kemudahan kontrolnya oleh pemakai (Sadiman, dkk., 1990). Karakteristik media juga dapat dilihat menurut kemampuannya membangkitkan rangsangan seluruh alat indera. 25
Ibid. hal.137-138
22
Dalam hal ini, pengetahuan mengenai karakteristik media pembelajaran sangat penting artinya untuk pengelompokan dan pemilihan media. Kemp, 1975, (Sadiman, dkk., 1990) juga mengemukakan bahwa karakteristik media merupakan dasar pemilihan media yang disesuaikan dengan situasi belajar tertentu. Gerlach dan Ely mengemukakan tiga karakteristik media berdasarkan petunjuk penggunaan media pembelajaran untuk mengantisipasi kondisi pembelajaran di mana guru tidak mampu atau kurang efektif dapat melakukannya. Ketiga karakteristik atau ciri media pembelajaran tersebut adalah: a. Ciri Fiksatif, yang menggambarkan kemampuan media untuk merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau obyek. b. Ciri Manipulatif, yaitu kamampuan media untuk mentransformasi suatu obyek, kejadian atau proses dalam mengatasi masalah ruang dan waktu. Sebagai contoh, misalnya proses larva menjadi kepompong dan kemudian menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan waktu yang lebih singkat (atau dipercepat dengan teknik Timelapse Recording. Atau sebaliknya, suatu kejadian/peristiwa dapat diperlambat penayangannya agar diperoleh uruturutan yang jelas dari kejadian/peristiwa tersebut. c. Ciri Distributif, yang menggambarkan kemampuan media mentransportasikan obyek atau kejadian melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian itu disajikan kepada sejumlah besar siswa, di berbagai tempat, dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian tersebut.26 b. Beberapa contoh usaha ke arah taksonomi media antara lain adalah: a) Taksonomi menurut Rudy Bretz Bretz mengidentifikasikan ciri utama dari media menjadi tiga unsur pokok, yaitu : Suara, visual, dan gerak. Visual sendiri dibedakan menjadi tiga yaitu gambar, garis (line graphic) dan simbol yang merupakan suatu kontinuum dan bentuk yang dapat ditangkap dengan indera penglihatan b) Taksonomi media menurut Duncan Menurut Duncan, semakin rumit jenis perangkat media yang dipakai, maka semakinmahal biaya investasinya dan semakin susah pengadaanya, tetapi juga semakin umum penggunaanya dan semakin luas lingkup sasarannya. Sebaliknya semakin sederhana perangkat media yang digunakan biayanya akan lebih murah, pengadaanya lebih mudah, sifat penggunaannya lebih khusus dan lingkup sasarannya lebih terbatas. c) Taksonomi menurut Briggs Taksonomi ini lebih mengarah kepada karakteristik menurut stimulus atau rangsanganyang dapat ditimbulkannya daripada dari
26
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada,1997). h 11-14
23
medianya sendiri, yaitu kesesuaian rangsangan tersebut karakteristik siswa, tugas pembelajaran, bahan dan transmisinya.
dengan
d) Taksonomi menurut Gagne Gagne membuat 7 macam pengelompokan media, yaitu benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar gerak, film bersuara dan mesin belajar. Ke tujuh kelompok media ini kemudian dikaitkannya dengan kemampuannya memenuhi fungsi menurut tingkat hirarki belajar yang dikembangkannya, yaitu : pelontar stimulus belajar, penarik minat belajar, contoh perilaku belajar, memberi kondisi eksternal, menuntun cara berfikir, memasukan alih-ilmu, menilai prestasi dan pemberi umpan balik. e) Taksonomi menurut Edling Menurut Edling, media merupakan bagian dari enam unsur rangsangan belajar, yaitu dua untuk pengalaman audio meliputi kodifikasi subjektif visual dan kodofikasi objektif visual. Dan dua pengalaman belajar 3 dimensi meliputi pengalaman langsung dengan orang dan pengalaman langsung dengan benda-benda. 27 5. Jenis-Jenis Media Pembelajaran Ada beberapa jenis media pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar, antara lain ialah : a. Media Grafis “Menurut Yudhi Munadi, Media grafis merupakan dan bisa disebut juga sebagai media Visual,Media grafis merupakan dan bisa disebut juga sebagai media Visual, media visual adalah “media yang melibatkan indera penglihatan. Terdapat dua jenis pesan yang dimuat dalam media visual, yakni pesan verbal dan non verbal. Pesan verbal-visual terdiri atas kata-kata dalam bentuk tulisan; dan pesan nonverbal-visual
adalah pesan yang dituangkan dalam simbol-simbol
nonverbal-visual”.28 Simbol-simbol tersebut perlu dipahami benar, artinya agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien. Selain fungsi umum tersebut, secara khusus grafis berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian
27
Op.cit. h.19-26 Yudi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru,(Ciputat:Gaung Persada Press,2008),h. 83 28
24
ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan. Beberapa macam media grafis adalah sebagai berikut : 1) Gambar atau Foto Gambar atau Foto adalah media reproduksi bentuk asli dalam dua dimensi. Foto ini merupakan alat visual yang efektif karena dapat divisualisasikan sesuatu yang akan dijelaskan dengan lebih konkrit dan realistis. 2) Sketsa Sketsa adalah gambar yang sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian-bagian pokoknya tanpa detail. Sketsa selain dapat menarik perhatian murid, menghindari verbalisme, dan dapat memperjelas penyampaian pesan, harganya pun tak perlu dipersoalkan karena media ini langsung dibuat oleh guru. 3) Grafik “Menurut Yudhi Munadi Grafik adalah gambar yang sederhana yang banyak sedikitnya merupakan penggambaran data kumulatif yang akurat dalam bentuk menarik dan mudah dimengerti. Grafik terbagi menjadi 4 jenis, yaitu grafik garis, grafik batang, grafik lingkaran, dan grafik simbol”. 29 4) Bagan “Menurut Arief Sadiman Bagan adalah suatu media pembelajaran yang fungsi pokoknya ialah menyajikan ide atau konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau lisan secara visual. Bagan juga mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari suatu presentasi. Di dalam bagan biasanya kita menemukan jenis media lain seperti gambar,diagram, kartun atau lambang-lambang verbal”. 30
29 30
Bagan pun
Ibid. h. 89 Arief S. Sadiman,dkk. Media pendidikan, (Jakarta: CV Rajawali, 1986) h. 35
25
terbagi menjadi 4 macam, yaitu: bagan organisasi, bagan arus, bagan pohom dan bagan proses 5) Diagram Diagram merupakan susunan garis-garis dan lebih menyerupai peta daripada gambar. 6) Peta “Menurut Yudhi Munadi Peta adalah gambar permukaan Bumi atau sebagian daripadanya. Sebenarnya peta bisa disebut sebagai bagan. Dengan peta orang dapat menvisualisasikan apa yang ada dipermukaan bumi ini dan menentukan tempat kejadian sesuatu”. 31 b. Media Audio “Menurut Yudhi Munadi Media Audio adalah media yang hanya melibatkan indera pendengaran dan hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata. Dilihat dari sifat pesan yang diterimanya, media audio ini menerima pesan verbal dan non verbal. Pesan verbal audio adalah bahasa lisan atau katakata, dan pesan nonverbal audio adalah bunyi-bunyian dan vokalisasi seperti gerutuan, gumam, musik, dan lain-lain”. 32 Sangat berbeda dengan media grafis, media audio lebih mengarah kepada indera pendengaran. Pesan yang disampaikan dituangkan ke dalam lambanglambang auditif, baik secara verbal (kedalam kata-kata lisan) maupun non verbal. Ada beberapa jenis media yang dapat kita kelompokan dalam media Audio, antara lain : radio, alat perekam pita dan laboratorium bahasa”. 33 1) Radio merupakan sebuah perlengkapan elektronik yang harganya relatif murah mudah dipindahkan (mobile) dan variasi programnya lebih banyak daripada TV”.34
31
Yudi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru,(Ciputat:Gaung Persada Press,2008),h.96 32 Ibid,h 55 33 Op.cit h. 52 34 Ibid.h 52
26
2) Alat perekam pita magnetik atau sering disebut sebagai Tape Recorder adalah alat perekam yang menggunakan pita dan kaset. Dan juga salah satu media pendidikan yang tak dapat diabaikan untuk menyampaikan informasi, karena mudah menggunakannya. 3) Laboratorium bahasa adalah alat untuk melatih siswa mendengar dan berbicara dalam bahasa asing dengan jalan menyajikan materi pembelajaran yang disiaplan sebelumnya. Dalam laboratorium bahasa murid duduk sendiri-sendiri di dalam kotak bilik akustik dan kotak suara. Siswa mendengar suara guru yang duduk di ruang control lewat Headphone.35 c. Media Proyeksi Diam “Menurut Arief Sadiman media proyeksi diam mempunyai persamaan dengan media grafis dalam arti menyajikan rangsangan-rangsangan visual. Kecuali itu bahan-bahan grafis banyak sekali dipakai dalam media proyeksi diam. Perbedaan yang jelas antara mereka adalah bila pada media yang bersangkutan pada media proyeksi pesan tersebut harus diproyeksikan dengan proyektor agar dapat dilihat oleh sasaran, terlebih dahulu. Ada kalanya media jenis ini disertai rekaman audio, tapi ada pula yang hanya visual saja”.36 Beberapa jenis media proyeksi diam antara lain: 1. Film bingkai 2. Film rangkai 3. Overhead proyektor 4. Proyektor opaque 5. Tachitoscope 6. Micro Projection 7. Micro Film
35 36
Ibid.h 57
Ibid.h 55
27
D. Media Audio Visual 1.
Pengertian Media Audio Video “Menurut Azhar Arsyad media audio visual yaitu media yang mempunyai
unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik. Teknologi Audio visual digunakan untuk menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesanpesan audio visual. Pengajaran audio visual jelas dan bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses belajar, seperti mesin Proyektor film, Tape Recorder dan proyektor visual yang lebar. Jadi pengajaran melalui audio visual adalah “produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung kepada pemahaman kata atau simbol-simbol serupa”. 37 2. Macam-Macam Media Audio Visual a. Jenis-jenis Media Audio Visual Media audio visual dibagi ke dalam dua jenis, yaitu : (i) Audio visual murni, yaitu baik unsur suara maupu unsur gambar yang berasal dari satu sumber seperti video kaset. (ii) Audio visual tidak murni, yaitu unsur suara dan unsur gambarnya berasal dari sumber yang berbeda.
b. Karakteristik Media Audio Visual “Menurut Azhar Arsyad ciri-ciri dan karakteristik utama teknologi media audio visual adalah sebagai berikut : (i) Bersifat linear (ii) Menyajikan visual yang dinamis (iii) Digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perancang atau pembuatnya. (iv) Dikembangkan menurut prinsip psikologis, behaviorisme dan kognitif (v) Merupakan representasi fisik dari gagasan riil atau gagasan abstrak.
37
Azhar Arsyad, Media pembelajaran, (jakarta: PT.Rajagrafindo Persada,2010) h.30
28
(vi) Berorientasi kepada guru dengan tingkat pelibatan interaktif murid yang rendah”. 38 Video, sebagai media audio-visual yang menampilkan gerak, semakin lama semakin populer dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan bersifat fakta (kejadian atau peristiwa penting, berita) maupun fiktif (cerita), bisa bersifat informatif, edukatif maupun instruksional. Sebagian besar tugas film dapat digantikan video. Tapi ini tidak berarti bahwa video akan menggantikan kedudukan film. Masing-masing mempunyai kelebihan dan keterbatasannya sendiri. c. Kelebihan dan Kelemahan Media Audio Video Kelebihan : (i) Dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang
singkat dari
rangsangan luar lainnya. (ii) Dengan alat perekam pita video sejumlah besar penonton dapat memperoleh informasi dari ahli-ahli atau spesialis (iii) Demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam sebelumnya, sehingga pada waktu mengajar guru bisa memusatkan perhatian pada penyajiannya (iv) Menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang-ulang (v) Kamera TV bisa mengamati lebih dekat objek yang lagi bergerak atau objek yang berbahaya seperti harimau (vi) Keras dan lemah suara yang ada bisa diatur dan disesuaikan bila akan disisipi komentar yang akan didengar (vii) Gambar proyeksi biasa di bekukan untuk diamati dengan seksama. Guru bisa mengatur dimana dia akan menghentikan gerakan gambar tersebut, kontrol sepenuhnya di tangan guru . (viii) Ruangan tak perlu digelapkan waktu menyajikannya
38
Ibid.h.31
29
Kekurangan : (i) Perhatian penonton sulit dikuasai, partisipasi mereka jarang dipraktekkan (ii) Sifat komunikasinya yang bersifat satu arah haruslah diimbangi dengan pencarian bentuk umpan balik yang lain (iii)Kurang mampu menampilkan detail dari objek yang disajikan secara sempurna (iv) Memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks.
E. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 1. Pengertian IPS Pendidikan IPS adalah “penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmuilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis atau psikologis untuk tujuan pendidikan.” IPS merupakan padanan dari Sosial Studies konteks kurikulum di Amerika Serikat. Istilah tersebut pertama kali digunakan di AS pada tahun 1913 mengadopsi nama lembaga Social Studies yang mengembangkan kurikulum di AS (Marsh, 1980; Martorella, 1976). Kurikulum Pendidikan IPS tahun 1994 sebagaimana yang dikatakan oleh Hamid Hasan (1990), merupakan difusi dari berbagai disiplin ilmu”. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah salah satu mata pelajaran yang di ajarkan di sekolah, mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga pendidikan menengah. Sasaran utamanya adalah pengembangan teoritis, seperti yang menjadi penekaan pada socian science. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa IPS adalah suatu mata pelajaran yang mengkaji kehidupan sosial yang bahannya didasarkan pada kajian sejarah, geografi, ekonomi, serta mata pelajaran ilmu sosial lainnya. 2.
Ruang Lingkup IPS IPS bukanlah mata pelajaran yang berdiri sendiri, tetapi terdiri dari
beberapa disiplin ilmu, yaitu sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi dan tata negara.
30
Ruang lingkup mata pelajaran IPS (Terpadu) meliputi beberapa aspekaspek sebagai berikut: 1) Manusia, tempat dan lingkungan. 2) Waktu, keberlanjutan dan perubahan. 3) Sistem sosial dan budaya. 4) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan. 39 Pembelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya, IPS berkenaan dengan cara manusia menggunakan usaha memenuhi kebutuhan materinya, memenuhi kebutuhan kebudayaan-kebudayaan
jiwanya,
pemanfaatan
sumber
daya
yang
ada
dipermukaan bumi, mengatur kesejahteraan, pemerintahan dan sebagainya. Sehingga dapat dikatakan yang menjadi ruang lingkup IPS adalah manusia pada konteks sosialnya atau manusia sebagai anggota masyarakat. Mengingat manusia dalam konteks sosial itu demikian luasnya maka dalam pembelajaran IPS ditiap jenjang pendidikan harus melakukan pembatasanpembatasan
sesuai
dengan
kemampuan
pada
tingkat
masing-masing.
Pembelajaran IPS bukan hanya sekedar menyajikan materi-materi yang akan memenuhi ingatan para siswa, melainkan lebih jaun kebutuhannya sendiri dan sesuai kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Oleh karena itu, pembelajaran IPS harus pula menggali materi-materi yang bersumber pada masyarakat. Gejala-gejala yang di luar jendela kelas dan di luar halaman sekolah seperti; persampahan, kemacetan lalu lintas, pengangguran dan lain-lain merupakan materi IPS yang dapat merangsang pikiran para siswa. Gejala-gejala tersebut ditinjau dari berbagai dimensi atau segi ekonomi, segi mental, segi sikap, berhubungan antar manusia dan lain-lain. Melalui proses tersebut, guru dan siswa telah memberikan fungsi yang praktis kepada masyarakat sebagai sumber materi IPS. Dengan demikian, baik guru maupun murid tidak berhadapan dengan sumber
39
Sapriya, Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2009), cet,1, hal.208.
31
dan materi yang asing bagi mereka, pada diri siswa dapat dibina konsep-konsep IPS yang sesuai dengan kenyataan. 3.
Karakteristik IPS Karakteristik mata pelajaran IPS SMP/MTS antara lain sebagai berikut:
1) IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama. 2) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi dan sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema) tertentu. 3) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner. 4) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS dapat menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan. 5) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS menggunakan tiga dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial serta kehidupan manusia secara keseluruhan.40 Dengan demikian, dapat dipahami bahwa karakteristik IPS merupakan gabungan dari berbagai materi yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, IPS juga merupakan salah satu mata pelajarn yang sangat penting karena materinya menyangkut dengan kehidupan sehari-hari manusia secara keseluruhan. 4.
Tujuan IPS “Menurut Syafrudin Nurdin Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bertujuan
untuk “mengembangkan kemampuan berpikir, sikap, dan nilai siswa sebagai individu maupun sebagai sosial budaya”. 41 Tujuan utama IPS di tingkat sekolah yaitu untuk mempersiapkan para siswa sebagai warga Negara yang menguasai pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), sikap dan nilai (attitudes dan values) yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah pribadi atau masalah sosial serta 40
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta : Prestasi Pustaka Publisher, 2001),hal.126. 41 Syafruddin Nurdin, “Model Pembelajaran yang Memperhatikan Keragaman Individu Siswa dalam KBK”, (Jakarta:Ciputat Press, 2005),hal.23
32
kemampuan mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar menjadi warga negara yang baik. Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa IPS bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir, sikap dan nilai siswa sebagai individu, anggota masyarakat, makhluk sosial dan budaya, agar nantinya mampu hidup ditengah-tengah masyarakat dengan baik.
F. HAKIKAT SOSIOLOGI 1. Pengertian Sosiologi Secara harfiah atau etimologi sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu socius atau logos. Socius artinya teman, kawan, sahabat (dapat juga diartikan sebagai pergaulan hidup manusia atau masyarakat), dan logos berasal dari bahasa Yunani yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi, Sosiologi adalah “suatu ilmu tentang masyarakat”.42 Sosiologi pada hakikatnya bukanlah semata-mata ilmu murni yang hanya mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak demi usaha peningkatan kualitas ilmu itu sendiri, namun Sosiologi bisa juga menjadi ilmu terapan yang menyajikan cara-cra untuk mempergunakan pengetahuan ilmiahnya guna memecahkan masalah praktis atau masalah sosial yang perlu ditanggulangi. 43 Kekhususan Sosiologi adalah bahwa perilaku manusia selalu dilihat dalam kaitannya dengan struktur-struktur kemasyarakatan dan kebudayaan yang dimiliki, dibagi, ditunjang bersama. Sosiologi mempelajari perilaku sosial manusia dengan meneliti kelompok yang dibangunnya. Kelompok tersebut mencakup keluarga, suku bangsa, komunitas, pemerintahan, dan berbagai organisasi sosial, politik, ekonomi, dan organisasi lainnya. Dengan demikian, 42
M. Sitorus, Berkenalan dengan Sosiologi, (Jakarta: Erlangga, 1999), h.2 J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, Sosiologi: Teks Pengantar & Terapan, (Jakarta: Kencana, 2007), Ed.2,cet.3,h.2. 43
33
Sosiologi bisa dikatakan sebagai ilmu tersendiri, karena sosiologi adalah disiplin intelektual yang secara khusus, sistematis, dan terandalkan mengembangkan pengetahuan tentang hubungan sosial manusia pada umumnya dan tentang produk dari hubungan tersebut. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi yang dikutip oleh Soerjono Soekanto menyatakan bahwa sosiologi atau ilmu masyarakat adalah “ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahanperubahan sosial”.44 Menurut Auguste Comte ilmuan yang berasal dari Prancis dan dikenal sebagai bapak Sosiologi dan dikutip oleh Bernard Raho mengatakan bahwa Sosiologi adalah ilmu positif tentang mansyarakat. Ia menggunakan istilah positiff yang artinya sama dengan empiris. Jadi bagi dia, Sosiologi adalah studi empiris tentang masyarakat. Menurut Comte “fokus dari studi sosiologis tentang masyarakat ada dua, yakni struktur masyarakat yang disebutnya statika sosial dan prose-proses sosial di dalam masyarakat yang disebut dengan istilah dinamika sosial”. 45 Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Sosiologi adalah merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari tentang masyarakat, hubungan antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Banyak yang dipelajari dalam Sosiologi seperti interaksi dalam masyarakat, hubungan sosial masyarakat dan lain-lain, semua materi yang dipelajari berkembang sesuai dengan keadaan sosial yang terjadi pada saat ini. “Menurut Dahlan Al Barry sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, terutama di dalamnnya perubahanperubahan sosial”.46 Menurut Soekanto sosiologi merupakan ilmu sosial yang objeknya adalah masyarakat. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri karena telah memenuhi segenap unsur-unsur ilmu pengetahuan, yang ciri-ciri utamanya adalah:
44
Soerjono Soekanto, Memperkenalkan Sosiologi, (Jakarta: CV. Rajawali, 1982),h.21. Bernard Raho, Sosiologi-Sebuah Pengantar, (Surabaya: Ledalero, 2004),h.2. 46 Dahlan Al Barry,”Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola, 1994), h.719 45
34
a. Sosiologi bersifat empiris yang berarti bahwa ilmu pengetahuan tersebut didasarkan pada observasi terhadap kenyataan dan akal sehat serta hasilnya tidak bersigat spekulatif. b. Sosiologi bersifat teoritis, yaitu ilmu pengetahuan tersebut selalu berusaha untuk menyusun abstraksi dari hasil-hasil observasi. Abstraksi tersebut merupakan kerangka unsur-unsur yang tersusun secara logis serta bertujuan untuk menjelaskan hubungan-hubungan sebab-akibat, sehingga menjadi teori. c. Sosiologi bersifat kumulatif yang berarti bahwa teori-teori Sosiologi dibentuk atas teori-teori yang sudah ada dalam arti memperbaiki, memperluas serta memperhalus teori-teori yang lama. d. Bersifat non-etis, yakni yang dipersoalkan bukan buruk baiknya fakta tertentu, akan tetapi tujuannya adalah untuk menjelaskan fakte tersebut secara analisis. 47 Jadi, Sosiologi merupakan ilmu yang membahas tentang struktur, proses dan perubahan sosial yang terjadi dimasyarakat. Sosiologi memiliki ciri-ciri empiris. Teoritis, kumulatif, dan non-etis. 2. Ruang Lingkup Sosiologi Pitirim Sorokin mengatakan bahwa Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari: a) Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejalagejala sosial (misalnya antara gejala ekonomi dengan agama; keluarga dengan moral, hukum dengan ekonomi, gerak masyarakat dengan politik dan lain sebagainya). b) Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala-gejala non sosial (misalnya gejala geografis, biologis, dan sebagainya). c) Ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial. 48 3. Perspektif Sosiologi Didalam setiap ilmu pengetahuan, senantiasa ada perspektif atau imajinasi tertentu; di dalam sosiologi hal itu disebut sebagai perspektif atau imajinasi sosiologi (sociological perspective atau sociological imajination). Untuk dapat memahami suatu ilmu dengan baik, maka terlebih dahulu harus dikuasai dasardasar konsepsional dari perspektif ilmu yang bersangkutan, yaitu: a.
Interaksi sosial Adalah hubungan timbal balik antara individu dengan individu, kelompok dengan kelompok, serta individu dengan kelompok. b. Struktur sosial 47 48
Soekanto, Sosiologi Suatu ..., h. 15 Soekanto, Sosiologi Suatu ...., h.29
35
Adalah jalinan unsur-unsur sosial yang pokok dalam masyarakat mencakup antara lain: (a) Kelompok sosial, baik yang teratur maupun tidak teratur. (b) Kebudayaan yang merupakan hasil karya, rasa dan cipta yang didasarkan pada karsa. (c) Lembaga sosial, yaitu himpunan kaidah-kaidah dari segala tingkatan yang berkisar pada kebutuhan pokok manusia. (d) Stratifikasi sosial, yaitu lapisan-lapisan dalam masyarakat yang didasarkan pada kenyataan, kekuasaan, ilmu pengetahuan, kehormatan, dan sebagainya. (e) Kekuasaan dan wewenang. Kekuasaan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi pikiran orang lain, segingga orang tersebut mengikuti kehendak yang memberi pengaruh; wewenang merupaka kekuasaan yang diakui. c. Jangka waktu atau aspek historis Setiap masyarakat terikat oleh jangka waktu atau ruang waktu. Misalnya, walaupun di Bali dewasa ini masyarakat masih terbagi atas kasta (stratifikasi), akan tetapi kasta-kasta tersebut pasti berbeda dengan keadaannya dua puluh tahun yang lalu. d. Ruang di mana suatu masyarakat hidup Ruang tempat suatu masyarakat tinggal, juga perlu diperhatikan di dalam pemikiran sosiologis. 49
G. PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) 1. Pengertian PTK “Menurut Rochiati Wiriaatmadja Penelitian tindakan kelas ialah dimana guru melakukan peranan sebagai peneliti dan kelas sebagai laboratorium”. 50 “Menurut Kunandar Penelitian tindakan kelas (PTK) memiliki peranan penting dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila di implementasikan dengan baik dan benar. Diimplementasikan dengan baik, artinya pihak yang terlibat dalam PTK mencoba dengan sadar mengembangkan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran di kelas melalui tindakan bermakna yang diperhitungkan
49
Soerjono Soekanto, Memperkenalkan Sosiologi, (Jakarta: CV. Rajawali, 1982), h.8-10 Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT. Remaja Rosydakarya, 2006), h 23-24 50
36
dapat memecahkan masalah atau memperbaiki situasi dan kemudian secara cermat mengamati pelaksanaannya untuk mengukur tingkat keberhasilannya”.51 Secara etimologis, ada tiga istilah yang berhubungan dengan Penelitia tindakan Kelas (PTK), yakni penelitian, tindakan dan kelas. Pertama, penelitian adalah suatu proses pemecahan masalah yang dilakukan secara sistematis, empiris, dan terkontrol. Sistematis dapat diartikan sebagai prosesyang runtut sesuai dengan aturan tertentu. Kedua, tindakan dapat diartikan sebagai perlakuan tertentu yang dilakukan peneliti yakni guru. Tindakan diarahkan untuk memperbaiki kinerja yang dilakukan guru. Ketiga¸ kelas menunjukan pada tempat proses pembelajaran berlangsung. Ini berarti PTK dilakukan di dalam kelas yang tidak di-settinguntuk kepentingan penelitian secara khusus, akan tetapi PTK berlangsung dalam keadaan situasi dan kondisi yang real tanpa rekayasa.52 “Menurut Kunandar Pendidikan tindakan kelas dapat didefinisikan sebagai suatu penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti di kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan tertentu dalam suatu siklus. Tujuan utama PTK ”adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di kelas dan meningkatkan kegiatan nyata guru dalam kegiatan pengembang profesinya”.53 2.
Ciri-ciri Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas dibedakan menjadi 2 ciri, yaitu ciri-ciri umum dan ciri-ciri khusus. Ciri-ciri umum adalah sebagai berikut a. Situasional, kontekstual, berskala kecil, praktis, terlokalisasi, dan secara langsung relevan dengan situasi nyata dalam dunia kerja.
51
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembang Profesi Guru (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010) h. 41 52 Wina sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas,...................................h 25-26 53 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas ,.............................................. h 44-45
37
b. Memberikan kerangka kerja yang teratur kepada pemecah masalah praktis. Penelitian tindakan kelas juga bersifat empiris, artinya ia mengandalkan observasi nyata dan data perilaku c. Fleksibel dan adaptif sehingga memungkinkan adanya perubahan selama masa percobaan dan pengabaian pengontrolan karena lebih menekankan sifat tanggap dan pengujicobaan serta pembaruan di tempat kejadian atau pelaksanaan PTK d. Partisipatori karena peneliti dan/atau anggota tim peneliti sendiri ambil bagian secara langsung atau tidak langsung dalam melakukan PTK. e. Self-evaluation yaitu modifikasi secara kontinu yang dievaluasi dalam situasi yang ada, yang tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan mutu pembelajaran dengan cara tertentu. f. Perubahan dalam praktik didasari pengumpulan informasi atau data yang memberikan dorongan untuk terjadinya perubahan. g. Secara ilmiah atau kurang ketat karea kesahihan internal dan eksternalnya lemah meskipun diupayakan untuk dilakukan secara sistematis dan ilmiah.54 Sementara ciri-ciri khusus penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut. a. Dalam penelitian tindakan kelas ada komitmen pada peningkatan pendidikan. Komitmen tersebut memungkinkan setiap yang terlibat untuk memberikan andil yang berarti demi tercapainya peningkatan yang mereka sendiri dapat ikut rasakan. b. Dalam penelitian tindakan kelas, ada maksud jelas untuk melakukan intervensi ke dalam dan peningkatan pemahaman dan praktik seseorang serta untuk menerima tanggung jawab dirinya sendiri. c. Pada penelitian tindakan kelas melekat tindakan yang berpengetahuan, berkomitmen, dan bermaksud. Tindakan dalam PTK direncanakan berdasarkan hasil refleksi kritis terhadap praktik terkait berdasarkan nilainilai nyang diyakini kebenarannya. Tindakan dalam PTK juga dilakukan atas dasar komitmen kuat dan keyakinan bahwa situasi dapat dirubah kearah perbaikan. d. Dalam penelitian tindakan kelas dilakukan pemantauan sistemik untuk menghasilkan data atau informasi yang valid. e. Penelitian tindakan kelas melibatkan deskripsi autentik tentang tindakan. Deskripsi yang dimaksud ialah bukan penjelasan tetapi rangkaian cerita tentang keguatan yang terjadi dan biasanya berbentuk laporan. 55 3. Karakteristik dan Tujuan Penelitian Tindakan Kelas PTK berbeda dengan pendidikan formkal pada umumnya, karena PTK memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut .
54 55
56-58
Kusnandar,,h 56-57 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas ,..............................................h
38
a. On-the job problem oriented(masalah yang diteliti ialah masalah yang nyata yang muncul dari dunia b. Problem-solving oriented (berorientasi pada pemecahan masalah) c. Improvement-oriented (berorientasi pada peningkatan mutu) d. Ciclic (siklus) e. Action oriented f. Pengkajian terhadap dampak tindakan g. Specifics contextual h. partisipatory56 Sedangkan Tujuan dari PTK ialah sebagai berikut. a. Untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar, meningkatkan profesionalisme guru, dan menumbuhkan budaya akademik di kalangan guru. b. Peningkatan kualitas praktik pembelajaran di kelas secara terus-menerus mengingat masyarakat berkembang secara cepat c. Peningkatan relevansi pendidikan, hal ini dicapai melalui peningkatan proses pembelajaran. d. Sebagai alat training in-service, yang memperlengkapi guru dengan skill dan metode baru, mempertajam kekuatan analitisnyta dan mempertinggi kesadaran dirinya. e. Sebagai alat untuk memasukan pendekatan tambahan atau inovatif terhadap sistem pembelajaran yang berkelanjutan yang biasanya menghambat inovasi dan perubahan. f. Peningkatan mutu hasil pendidikan melalui perbaikan praktik pembelajaran di kelas dengan mengembangkan berbagai jenis keterampilan dan meningkatkan motivasi belajar siswa. g. Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan. h. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah, sehingga tercipta sikap proaktif dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan. i. Peningkatan efisiensi pengelolaan pendidikan, peningkatan atau perbaikan proses pembelajaran di samping untuk meningkatkan relevansi dan mutu hasil pendidikan juga ditunjukan untuk meingkatkan efisiensi pemanfaatan sumber-sumber daya yang terintegrasi di dalamnya.57 4. Fokus dan Komponen Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Penelitian tindakan kelas berfokus pada kelas atau proses belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas dan bukan pada input kelas, seperti silabus dan materi. PTK harus tertuju pada hal-hal yang terjadi di dalam kelas. Pengertian kelas dalam PTK tidak hanya sebatas pada kelas yang sedang aktif melangsungkan 56 57
Ibid, h.58-62 Ibid...,h.63-64
39
proses belajar mengajar di dalam suatu ruangan tertutup saja, tetapi dapat juga terjadi ketika siswa sedang melaksanakan aktifitas di luar kelas, seperti ketika siswa sedang karya wisata (study tour), di laboratorium, di kebun, di masyarakat, dan berbagai tempat lainnya. Objek yang menjadi fokus penelitian tindakan kelas antara lain : a. b. c. d. e. f.
Siswa Guru Media atau alat peraga pendidikan. Hasil pembelajaran. Sistem evaluasi dan hasil pembelajaran,dan Lingkungan.58
5. Manfaat PTK Sesuai dengan karakteristik dan Tujuan seperti yang telah dijelaskan di atas, maka PTK memiliki manfaat sebagai berikut : a. Manfaat untuk Guru PTK memiliki manfaat yang sangat besar untuk guru di antaranya : Pertama, PTK dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang menjadi tanggung jawab. Kedua, melalui perbaikan dan peningkatan kerja, maka akan tumbuh kepuasan dan rasa percaya diri yang dapat dijadikan sebagai modal untuk secara terus menerus meningkatkan kemampuan dan kinerjanya. Ketiga, keberhasilan PTK dapat berpengaruh terhadap guru lain. Keempat, PTK juga dapat mendorong guru memiliki sikap profesional. b. Manfaat PTK untuk siswa Selain untuk guru, PTK juga bermanfaat bagi siswa, di antaranya Pertama, melalui PTK dapat mengurangi bahkan menghilangkan rasa jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran. Kedua, PTK dapat berpengaruh positif terhadap pencapaian hasil belajar siswa c. Manfaat PTK untuk Sekolah “Menurut Wina Sanjaya dengan adanya guru-guru yang kreatif dan inovatif dengan selalu berupaya meningkatkan hasil belajar siswa, secara
58
Ibid...,h.66-67
40
langsung akan membantu sekolah bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pendidikan untuk mendidik siswanya”.59 6. Kelebihan dan Kelemahan PTK a. Kelebihan PTK 1. PTK tidak dilaksanakan oleh seorang saja, tapi dilaksanakan secara kolaboratif dengan melibatkan berbagai pihak antara lain guru sebagai pelaksana tindakan sekaligus peneliti, observasi baik yang dilakukan oleh guru lain sebagai teman sejawat atau oleh orang 2. Kerja sama sebagai ciri khas dalam PTK, memungkinkan dapat menghasilkan sesuatu yang lebih kreatif dan inovatif 3. Hasil atau simpulan yang diperoleh adalah hasil kesepakatan semua pihak khususnyaantara guru sebagai peneliti denga mitranya. 4. PTK berangkat dari masalah yang dihadapi guru secara nyata, dengan demikian kelebihan PTK adalah hasil yang diperoleh dapat secara langsung diterapkan oleh guru b. Keterbatasan PTK 1. PTK adalah penelitian yang berangkat dari masalah praktis yang dihadapi guru, dengan demikian simpulan yang dihasilkan tidak bersifat universal yang berlaku umum. 2. “Menurut Wina Sandjaya PTK adalah penelitian yang bersifat situasional dan kondisional, yang bersifat longgar yang kadang-kadang tidak menerapkan prinsip-prinsip metode ilmiah”.60 7. Asas-Asas PTK PTK adalah bentuk penelitian yang tidak formal, yakni penelitian yang bersifat longgar dalam menerapkan prinsip-prinsip metode ilmiah, oleh karena tujuan utamanya bukan menemukan atau menggeneralisasikan akan tetapi memperbaiki proses pembelajaran. Ada beberapa asas dalam proses pelaksanaan PTK. Asas-asas tersebut ialah sebagai berikut :
59 60
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, ........................h.35-36 Ibid h.36-47
41
a. Asas reflektif PTK tidak berangkat dari keinginan peneliti untuk membuktikan sesuatu, akan tetapi berangkat dari semangat untuk memperbaiki kinerja guru itu sendiri. Melakukan refleksi adalah langkah utama dan pertama dalan menemukan berbagai kelemahan yang dilakukan oleh guru itu sendiri, misalnya dengan menelaah hasil observasi, hasil wawancara, dan menelaah hasil tes. b. Asas Kolaboratif Guru sebagai orang yang bertanggung jawab dalam pelaksaaan PTK harus mampu bekerja sama dengan mendorong mereka untuk memberikan data yang objektif agar PTK menghasilkan sesuatu yang berarti. Untuk menjamin terjadinya kolaborasi, semua pihak yang terlibat perlu memandang dari sudut pandang yang berbeda sehingga akan memberikan perluasan pandangan sehingga tindakan yang dilakukan guru lebih bermakna. c. Asas Resiko Asas risiko memiliki pengertian, bahwa guru sebagai peneliti harus berani menanggung berbagai kemungkinan yang terjadi, yakni : a) Resiko kegagalan tindakan yang dilakukannya, yakni manakala hipotesis yang diajukan tidak diterima. b) Adanya tuntutan melakukan tindakan tertentu dari berbagai pihak misalnya dari orang tua atau pimpinan sekolah, c) Adanya kejadian-kejadian di luar dugaan dan perhitungan peneliti. Misalnya masalah waktu yang tidak sesuai dengan perencanaan. d. Laporan menyeluruh Semua aspek terjadi sebelum, selama, dan sesudah PTK perlu disusun dan dilaporkan secara utuh, sehingga pembaca laporan dapat memahaminya secara utuh juga. 61
61
Ibid, ................................................h.38-40
42
H. Penelitian yang Relevan 1. Nailis Sa’adah/2011, Efektifitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share dengan Media Compact Disk (CD) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa di SMK Taman Siswa Kudus. Dalam kesimpulannya mengatakan bahwa model pembelajaran Think Pair Share dengan media CD lebih efektif dibandingkandengan model konvensional berbantuan modul untuk meningkatkan hasil belajar siswa di SMK Taman Siswa Kudus. 62 2. Mika Prihastuti/2011, Efektifitas Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) Menggunakan Media VCD Terhadap Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Pegadon Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011, dalam kesimpulannya mengatakan bahwa dengan metode pembelajaran kooperatif
tipe
STAD
(Student
Teams
Achievement
Division)
menggunakan media VCD lebih baik daripada yang diberi perlakuan dengan metode ceramah.63 I. Kerangka Berpikir Berdasarkan latar belakang dan landasan teori yang telah dikemukakan di atas, maka penulis dapat mengambil suatu kerangka berfikir sebagai berikut, di zaman modern yang dimana alat-alat teknologi telah berkembang pesat, berbagai macam alat untuk menunjang kegiatan belajar mengajar diperlukan juga alat-alat yang juga modern. Sehingga dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, guru bisa lebih memmberikan media dan metode belajar yang bervariatif sehingga bisa membantu siswa dalam mencapai hasil dan prestasi belajar yang memuaskan Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang 62
Nailis Sa’adah, Efektifitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share dengan Media Compact Disk (CD) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa di SMK Taman Siswa Kudus, 2011. 63 Mika Prihastuti, Efektifitas Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) Menggunakan Media VCD Terhadap Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Pegadon Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011.
43
akan datang. Dan oleh karena itu kita sebagai tenaga pengajar dituntut untuk selalau memberikan yang terbaik untuk anak didik kita yang tak lain hal ini perlu kita lakukan untuk memperbaiki mutu pendidikan di negara indonesia. Dan untuk mencapai mutu pendidikan yang terbaik kita sebagai tenaga pengajar seharusnya memberikan berbagai metode-metode pembelajaran yang dapat meningkatkan bakat, motivasi hingga meningkatkan hasil dan prestasi belajar anak didik kita. Seperti yang kita ketahui di zaman yang telah modern dimana teknologi telah berkembang pesat, pada umumnya tenaga pengajar / guru masih menggunakan metode klasik, seharusnya tenaga pengajar memanfaatkan sebuah media pembelajaran yang inovatif yang sangat disukai oleh siswa. Media tersebut misalnya Media pembelajaran Audio Video. Dengan adanya media inovatif dan efektif seperti media Audio Video, mata pelajaran IPS (sosiologi) yang guru berikan akan dengan mudah terserap oleh siswa kita, karena IPS(sosiologi) pada dasarnya memang ilmu yang harus kita teliti sendiri ke lapangan dan itu bisa membuang waktu belajar yang telah ditentukan oleh sekolah, tapi dengan media audio video kita sebagai guru beserta murid akan lebih mudah dalam mencapai proses pembelajaran dan tujuan pembelajaran, dan apabila ada sebuah ketertarikan dalam penggunaan media tersebut prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran sosiologi akan mengalami kenaikan yang signifikan.
44
Tabel 2.1 Skema Kerangka Berpikir
Guru
Metode mengajar ceramah
Siswa Pasif dalam Pembelajaran
Kurangnya Pengalaman Belajar siswa
Hasil Belajar Siswa Rendah
Penggunaan Media Audio Video dalam Pembelajaran
Aplikasi PTK
Siswa aktif dalam Pembelajaran
Siswa mendapat pengalaman belajar
Aplikasi PTK
45
J. Hipotesis Tindakan Berdasarkan deskripsi teoritis di atas, maka hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut: adanya pengaruh media audio video terhadap hasil belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran IPS Terpadu SMP Al-Mubarak Pondok Aren.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas VIII SMP AL-Mubarak pada semester genap tahun ajaran 2012-2013. Penelitian dilaksanakan dari bulan Mei-Juni 2013. B. Metode dan Desain Intervensi Tindakan atau Rancangan Siklus Penelitian Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan media Audio Video, siswa terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran. Media Audio Video ini dapat memicu siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan antusias dan memudahkan siswa dalam memahami konsep dan menyerap ilmu yang diberikan. Dengan demikian diharapkan hasil belajar siswa akan meningkat. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan per siklus. Masing-masing siklus meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan refleksi. Siklus akan berhenti apabila kriteria keberhasilan telah tercapai.
46
47
a. Perencanaan (planning) Pada tahap ini peneliti menyiapkan Rencana pelaksanaan pembelajaan (RPP). Peneliti membuat rencana dan skenario pembelajaran yang akan disajikan dalam materi penelitian. Selain itu pada tahap ini juga peneliti meyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari lembar observasi, dan soal yang harus dikerjakan siswa. b. Tindakan (acting) Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan rencana dan skenario pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. c. Pengamatan (observing) Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan untuk
memperoleh data
yang
akurat.
Observasi
dimaksudkan sebagai keguatan mengamati, dan mendokumentasikan semua gejala indikaator yang terjadi selama proses penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti dibantu oleh guru kelas yang berperan sebagai kolaborator. Sebagai kolaborator guru membantu peneliti untuk mengamati dan meniai dalam proses pembelajaran IPS. d. Refleksi (reflecting) Tahap ini merupakan kegiatan mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan, hasil yang diperoleh dari pengamatan dikumpulkan dan dianalisis bersama oleh peneliti dan kolaborator. Sehingga dapat diketahui apakah kegiatan yang dilaksanakan mencapai tujuan yang diharapkan atau masih perlu adanya perbaikan. Hasil analisis tersebut juga akan digunakan sebagai acuan untuk merencanakan tindakan selanjutnya. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah merujuk pada model yang dikembangkan oleh Kemmis & Mc Taggart yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto, yang digambarkan dalam bagan di bawah ini.
48
Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas Perencanaan
Refleksi
Siklus I
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan
Refleksi
Siklus II
Pelaksanaan
Pengamatan
C. Subjek atau Partisipasi yang Terkait Pihak yang terkait dalam penelitian ini adalah guru IPS dan siswa kelas VIII SMP AL-Muabarak Pondok aren. Adapun jumlah siswa yang menjadi subjek penelitian sebanyak 37 siswa/i, yang terdiri dari 22 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki. D. Peran Peneliti dalam Penelitian Posisi peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai observer sekaligus guru. Dan berkolaborasi dengan guru IPS sebagai partner, yaitu menyaksikan segala aktifitas yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan media Audio Video serta mengevaluasi kelebihan dan
49
kekurangan peneliti dalam proses pembelajaran pada pelajaran IPS Sosiologi yang menggunakan media audio video.. E. Tahap Intervensi Tindakan Prosedur tindakan yang dilakukan pada penelitian ini sebagai berikut: 1. Peneliti membuat acuan program pembelajaran dengan media Audio Video pada pembelajaran IPS Sosiologi. 2. Sebelum proses pembelajaran dilaksanakan, guru memberikan tes kemampuan awal (pre-test). 3. Guru memberikan penjelasan mengenai silabus materi yang akan diberikan kepada siswa. 4. Guru memberikan materi pembelajaran dengan media audio-video. 5. Pada akhir pembelajaran guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi. 6. Tes kemampuan akhir (post-test). F. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah adanya partisipasi siswa dalam berinteraksi selama proses pembelajaran berlangsung dan adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS khususnya pada pembelajaran IPS dengan media Audio Video. Adapun ketentuan belajar yang diharapkan mencapai 100% dengan nilai KKM 68. G. Data dan Sumber Data Sumber data diperoleh dari siswa-siswi SMP AL-Mubarak Pondok Aren kelas VIII dan data yang diperoleh berupa situasi dan suasana kelas saat proses pembelajaran berlangsung dan peningkatan hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan Media Audio Video. H. Instrumen-instrumen Pengumpul Data yang Digunakan 1. Lembar wawancara analisis kebutuhan Wawancara dilakukan dengan guru dan siswa. Pedoman wawancara kepada guru menitikberatkan pada tanggapan dan kesulitan guru dalam mengajar IPS. Sedangkan pedoman wawancara dengan siswa menitik beratkan pada
50
pandangan siswa terhadap pelajaran IPS dan kesulitan dalam mempelajari IPS serta saran siswa terhadap pembelajaran berikutnya. 2. Lembar observasi proses pembelajaran Lembar observasi diperlukan untuk mencatat kejadian-kejadian selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi ini berisi tentang kegiatankegiatan baik yang dilakukan oleh siswa ataupun oleh guru selama proses pembelajaran. 3. Tes hasil belajar Tes kemampuan hasil belajar dilakukan sebelum (pre-tes) dan sesudah (post-test) pembelajaran. Tes kemampuan yang dilakukan sebelum pembelajarn dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki siswa. Sedangkan tes kemampuan yang diberikan setelah proses pembelajaran dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar/kemampuan siswa setelah mendapat pengajaran dengan Media audio video. Jenis soal tes yang diberikan kepada siswa berupa pilihan ganda sebanyak 20 butir soal baik pre-tes dan post-tes. Alasan penggunaan jenis soal pilihan ganda karena soal bentuk pilihan ganda memiliki banyak keunggulan, antara lain sebagai berikut : a. Penskoran mudah, cepat dan efektif b. Dapat mencakup ruang lingkup bahan/materi yang luas, c. Mampu mengungkapkan tingkat kognitif rendah sampai tinggi I. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan wawancara, observasi, dan rekapitulasi hasil nilai belajar yang diperoleh siswa dari hasil tes pada setiap akhir siklus.Setelah semua data terkumpul penelitian bersama kolaborator (guru mata pelajaran) melakukan analisa evaluasi data untuk membuat kesimpulan mengenai peningkatan hasil belajar siswa serta kelebihan dan kekurangan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan.
51
J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan Studi Sebelum tes tersebut dijadikan sebagai instrument penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden, yaitu orang-orang di luar sampel (subjek) yang telah ditetapkan.Tes uji coba tersebut bermaksud untuk megetahui apakah instrumen yang digunakan dalam penelitian memenuhi syarat validitas dan reliabilitasnya. 1. Uji validitas Uji validitas adalah uji kesanggupan alat penilaian dalam mengukur isi sebenarnya. Pengujian uji validitas terdiri dari : (1)Validitas isi dan kontruk, validitas ini dilakukan bertujuan untuk menentukan kesesuaian antara soal dengan materi ajar dengan tujuan yang ingin diukur atau dengan kisi-kisi yang kita buat; (2) Validitas prediksi, validitas ini dimaksudkan agar hasil tes mampu memprediksi keberhasilan peserta didik dikemudian hari, misalnya ujian masuk atau tes seleksi; (3)Validitas Empiris (Kriterium), Validitas ini bertujuan untuk menentukan tingkat kehandalan soal adalah validitas bandingan (concurrent validity).1 Namun dalam penelitian ini digunakan program ANATES. Instrumen yang digunakan untuk menguji hasil belajar IPS terpadu siswa pada masing-masing siklus yaitu siklus I berjumlah 10 soal, siklus II berjumlah 10 soal yang berasal dari 30 soal, yang diujikan terlebih dahulu melalui Validitas, Realibilitas dan tingkat kesukaran menggunakan program ANATES. Proses pengambilan data hasil belajar IPS terpadu pada masing-masing instrumen melalui uji pretes dan uji postes yang diambil setelah dua kali pertemuan tiap siklus.
1
Ibid, h.179.
52
Tabel 3.1 REKAPAN HASIL UJI VALIDITAS SOAL NO
Indikator
Butir soal yang
Butir soal yang
valid
tidak valid
1
Mendeskripsikan arti pengendalian 6,7
2
sosial
4,
5,11,14,15
Mengidentifikasikan macam-macam 3
pengendalian sosial Mengidentifikasikan
4
5
1,8,12,13
17,18,19,24,29,
21,30
20,22,23,25,27,
16,26,28
20
10
tahapan
pengendalian sosial Mengidentifikasikan
2,3,9,10
bentuk-bentuk
pengendalian sosial Menjelaskan peran pranata sosial dalam upaya pengendalian sosial JUMLAH 2. Uji Reliabilitas
“Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapan pun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama.” 2 Tes hasil belajar dikatakan ajeg apabila hasil pengukuran saat ini menujukkan kesamaan hasil pada saat yang berlainan waktunya terhadap siswa yang sama. Dalam menguji reliabilitas digunakan uji konsistensi internal dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
2 k b r11 1 (Asep Jihad & Abdul Haris, 2013) Vt 2 k 1
2
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2010), h.16.
53
Dimana: k
r11
= reliabilitas instrumen = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
Vt 2
2 b
= jumlah varian butir/item = varian total
Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel dengan menggunakan teknik ini, bila koefisien reliabilitas (r11) > 0,6. Adapun kriteria pengujiannya adalah : r11= 0,00 – 0,20 = Reliabilitas kecil r11= 0,20 – 0,40 = Reliabilitas rendah r11= 0,40 – 0,70 = Reliabilitas sedang r11= 0,70 - 0,90 = Reliabilitas tinggi r11 = 0,90 – 1,00 = Reliabilitas sangat tinggi Namun dalam penelitian ini perhitungan Reliabilitas menggunakan program ANATES. Instrumen tersebut juga diujikan reliabilitasnya berdasarkan perhitungan ANATES. Reliabilitas soal pada uji validitas adalah 0,89 (kriteria Tinggi). Hasil di atas menunjukkan pada satu pengertian bahwa instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen yang sudah dapat dipercaya akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil akan tetap sama. 3. Tingkat kesukaran Tingkat kesukaran merupakan salah satu analisis kuantitatif konvensional paling sederhana dan mudah. Hasil hitungnya merupakan proporsi atau perbandingan antara siswa yang menjawab benar dengan keseluruhan siswa yang mengikuti tes.3 3
Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta : UIN Press, 2006), h.103.
54
Menentukan taraf kesukaran (TK) digunakan rumus sebagai berikut:
Dimana: TK =
Tingkat kesukaran
SA =
Jumlah skor kelompok atas
SB =
Jumlah skor kelompok bawah
n
= Jumlah siswa kelompok atas dan kelompok bawah
maks
= skor maksimal yang bersangkutan. Tabel 3.2 Interprestasi Tingkat Kesukaran
Tingkat Kesukaran (TK)
Interprestasi atau Penafsiran TK
TK < 0,30
Sukar
0,30 ≤ TK ≤ 0,70
Sedang
TK > 0,70
Mudah
0,70 ≤ TK ≤ 1
Sangat Mudah
Namun dalam penelitian ini perhitungan Tingkat Kesukaran menggunakan program ANATES. Tingkat kesukaran dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :
55
Tabel 3.3 Tingkat Kesukaran Penelitian Butir Soal No.
Tingkat Kesukaran
Penafsiran
1
0,69
Sedang
2
0,58
Sedang
3
0,74
Mudah
4
0,56
Sedang
5
0,56
Sedang
6
0,64
Sedang
7
0,74
Mudah
8
0,38
Sedang
9
0,69
Sedang
10
0,74
Mudah
11
0,74
Mudah
12
0,69
Sedang
13
0,69
Sedang
14
0,64
sedang
15
0,76
Mudah
16
0,35
Sedang
17
0,74
Mudah
18
0,71
Mudah
19
0,61
Sedang
20
0,76
Mudah
21
0,48
Sedang
22
0,71
Mudah
23
0,69
Sedang
24
0,61
Sedang
25
0,56
Sedang
26
0,69
Sedang
27
0,71
Mudah
56
28
0,71
Mudah
29
0,76
Mudah
30
0,76
mudah
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa dari 30 butir soal yang diujikan terdapat 17 soal dengan kriteria sedang dan 13 soal dengan kriteria mudah. Dengan ini hanya 20 soal yang digunakan untuk pretes dan postes yang dibagi 10 soal untuk tiap masing-masing siklus.
4. Daya Pembeda Menentukan daya pembeda (DP) digunakan rumus sebagai berikut.
Dimana: DP
= Daya Pembeda
SA
= Jumlah skor kelompok atas
SB
= Jumlah skor kelompok bawah
n
= Jumlah siswa kelompok atas dan kelompok bawah
maks = skor maksimal yang bersangkutan
57
Dengan interprestasi DP sebagaimana terdapat dalam Tabel 3.4 berikut : Tabel 3.4 Interprestasi atau penafsiran Daya Pembeda (DP) Daya Pembeda (DP)
Interprestasi atau penafsiran DP
DP ≥ 0,70
Baik sekali (digunakan)
0,40 ≤ DP < 0,70
Baik (digunakan)
0,20 ≤ DP < 0,40
Cukup
DP < 0,20
Jelek
Perhitungan Daya Pembeda menggunakan program ANATES. Pada penelitian ini daya pembeda yang baik digunakan dalam penelitian dari masingmasing soal dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 3.5 Hasil Daya Pembeda Butir Soal No.
Daya Pembeda
Penafsiran
1
0,18
Jelek
2
0,45
Baik
3
0,45
Baik
4
0,27
Cukup
5
0,36
Cukup
6
0,18
Jelek
7
0,36
Cukup
8
0,45
Baik
9
0,54
Baik
10
0,72
Baik sekali
11
0,63
Baik
12
0,18
Jelek
13
0,18
Jelek
58
14
0,45
Baik
15
0,45
Baik
16
0,45
Baik
17
0,72
Baik sekali
18
0,36
Cukup
19
0,54
Baik
20
0,54
Baik
21
0,36
Cukup
22
0,54
Baik
23
0,63
Baik
24
0,27
Cukup
25
0,45
Baik
26
0,27
Cukup
27
0,18
Jelek
28
0,27
Cukup
29
0,36
Cukup
30
0,09
Jelek
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa soal yang di ujicobakan dalam penelitian ini memiliki daya pembeda yang cukup baik. Dalam 30 soal yang diujikan terdapat 2 butir soal dengan kriteria daya pembeda baik sekali, 13 butir soal dengan kriteria baik, 9 butir soal dengan kriteria cukup dan 6 butir soal dengan kriteria jelek.
K. Analisis Data dan Intervensi Hasil Analisis Setelah data terkumpul maka dilakukan teknik analisa data, yaitu peneliti member uraian mengenai hasil penelitian. Menganalisa data merupakan cara yang digunakan peneliti untuk menguraikan data yang diperoleh agar dapat dipahami bukan hanya orang yang meneliti, tetapi orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian. Data yang didapat berupa hasil belajar siswa pada ranah kognitif,
59
lembar observasi kegiatan siswa dan guru pada proses pembelajaran serta respon siswa terhadap pelajaran IPS Terpadu dengan menggunakan media audio video pembelajaran. Dalam menganalisa data hasil belajar pada aspek kognitif atau penguasaan konsep menggunakan analisadeskriptif dari setiap siklus menggunakan gain skor. Gain adalah selisih antara nilai postes dan pretes, gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran yang dilakukan guru.Untuk mengetahui selisih nilai tersebut, menggunakan Normalized Gain:
Ng = Dengan kategori : g tinggi : nilai (g) > 0,70 g sedang : 0,70 > (g) > 0,3 g rendah : nilai (g) < 0,3
L. Tindak Lanjut/Pengembangan Perencanaan Tindakan Seperti yang telah dikemukakan, bahwa penelitian yang dilakukan peneliti merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) yang memiliki tahapan-tahapan dalam
tiap
siklusnya.Tahapan
tersebut
meliputi
perencanaan,
tindakan,
pengamatan/pengumpulan data dan refleksi. Sedangkan prosedur pelaksanaan perbaikan apabila setelah tindakan siklus I selesai dilakukan dan belum terjadi peningkatan hasil belajar siswa, maka akan ditindak lanjuti untuk melakukan tindakan selanjutnya pada siklus II sebagai perbaikan pembelajaran. Jika hasil penelitian telah mencukupi indikator keberhasilan maka dicukupkan dan dianggap penelitian tindakan kelas berhasil dilaksanakan.
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Tentang SMP AL-Mubarak 1. Sejarah Berdirinya SMP AL-Mubarak SMP Al-Mubarak didirikan pada tahun 1992 dan mulai beroperasi pada tahun 1993. Sekolah yang beralamat di Jl. Raya Pondok ArenJombang No. 15 Kecamatan Pondok Aren Tangerang Selatan ini berdiri di atas tanah seluas 9.350 m2, dengan luas seluruh bangunan 3.500 m2. Walaupun termasuk sekolah swasta dan tergabung dalam Yayasan AlMubarak (terdiri dari TK, SD, SMP, SMA dan SMK) namun SMP AlMubarak sudah terakreditasi A. Bapak H. Nahrawi Mughni, S.Pd,I adalah kepala sekolah SMP Al-Mubarak sejak awal beroperasi hingga saat ini, jadi dapat dikatakan beliau sudah memimpin SMP Al-Mubarak selama 20 tahun. Yayasan Al-Mubarak didirikan pada tahun 1964 di Bendungan Hilir Jakarta Pusat dan memulai pengembangan da’wahnya dalam bidang pendidikan pada tahun 1964 dengan salah satu pendirinya yaitu KH. Abdullah Bin H. Syarmili dan KH. Abdurrahman bin H. Muasyim (keduanya telah almarhum).Pembentukan Yayasan Al-Mubarak dilatar belakangi oleh keinginan beliau untuk memajukan masyarakat yang 60
61
berwawasan intelektual tanpa melupakan ajaran dan nilai-nilai Islam di era globalisasi dan modernisasi yang sebagaimana dalam sabda Rasulullah disebut antara lain: “Education is Investation without end” (pendidikan itu adalah modal yang ditanamkan tanpa mengenal akhir karena mencakup kehidupan di dunia dan akhirat). Untuk merealisasikan cita-citanya langkah awal beliau adalah mendirikan Pendidikan tingkat TK, SD, SLTP Al-Mubarak yang berdomisili di Ibu kota negara Republik Indonesia tepatnya Bendungan Jatiluhur Jakarta Pusat. Dalam perjalanannya mendapatkan respon positif dari masyarakat dan mengalami perkembangan. Yayasan Al-Mubarak di bawah kepengurusan KH. Abdurrahman telah mengantisipasi sejak dini bahwa untuk memperluas pengembangan dalam bidang pendidikan perlu memiliki lokasi baru dalam wilayah BOTABEK untuk mengikuti pengembangan pemukiman, yakni di daerah Pondok Aren Ciledug Tangerang. Hal ini berdasarkan atas pertimbangan bahwa pada lokasi tersebut perlu adanya fasilitas pendidikan yang memadai, maka didirikan TK, SD, SLTP dan SMU Islam Al-mubarak beserta rumah dinas guru dan karyawan dalam satu lokasi, yang luas arealnya ± 9.350 m2dan telah diresmikan hari Minggu tanggal 11 April 1993 dengan pembukaan awal tahun pelajaran 1993/1994.
2. Visi dan Misi SMP Al-Mubarak Visi: “Menjadikan siswa sebagai sumberdaya manusia yang cermat dan berakhlak mulia.” Misi: 1. Mempersiapkan peserta didik untuk mencapai aspek kecerdasan 2. Membentuk pribadi peserta didik yang religius dan berakhlak mulia 3. Menghasilkan lulusan yang berprestasi dan berjiwa mandiri
62
4. Membina peserta didik sehat jasmani, rohani, dan bertanggung jawab. Tujuan: 1. Berorientasi ke depan dengan memiliki kecerdasan yang mampu bersaing 2. Mencerminkan nilai religious yang selalu berpedoman pada norma agama 3. Memotivasi semangat siswa untuk berjiwa mandiri 4. Membentuk pribadi yang bertanggung jawab
3. Guru dan Tenaga Kependidikan Guru dan tenaga kependidikan di SMP Al-Mubarak dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.1 Jumlah Tenaga Pendidik Tenaga Pendidik
Jumlah
Tenaga Pendidik/Guru
12 orang
Pustakawan
1 orang
Laboran (IPA/Bahasa/Komputer)
2 orang
Staf Tata Usaha
2
orang
4. Siswa Berikut ini data siswa SMP Al-Mubarak dalam lima tahun terakhir:
63
Tabel 4.2 Data Siswa/i SMP Al-Mubarak
Kelas VII Th. Ajaran
Kelas VIII
Jumlah pendaftar
Jml
Jml
Jml
Jml
siswa
rmbl
siswa
rmbl
Kelas IX Jml siswa
Kls VII+VIII+IX
Jml
Jml
Jml
rmbl
siswa
rbl
2008/2009
85 org
53 org
2
71 org
2
69 org
2
193 org
6
2009/2010
55 org
35 org
1
53 org
2
66 org
2
154 org
5
2010/2011
49 org
32 org
1
35 org
1
49 org
2
116 org
4
2011/2012
53 org
41 org
1
33 org
1
36 org
1
110 org
3
2012/2013
53 org
35 org
1
40 org
1
34 org
1
109 org
3
5. Sarana dan Prasarana SMP Al-Mubarak mempunyai 5 ruang kelas dengan ukuran 7 x 9 m2, saat rombel lebih dari 5 SMP Al-Mubarak menggunakan ruang kelas yang jika siang digunakan oleh SMK. Di SMP Al-Mubarak juga tersedia 1 ruang UKS, 1 ruang kelas serba guna dan 1 ruang Lab. Komputer. Sedangkan untuk ruang yang lainnya dimiliki oleh yayasan dengan fungsi penggunaan bersama-sama dengan SD, SMP, SMA dan SMK Al-Mubarak seperti 2 WC siswa dan 2 WC guru, 1 ruang perpustakaan dan 1 mushola.
6. Kegiatan Ekstra Kurikuler SMP Al-Mubarak termasuk sekolah yang mengembangkan minat dan bakat siswa di luar kelas. Di sekolah ini terdapat beberapa ekstra kulikuler (ekskul) yang disediakan sekolah. Diantaranya tari saman, pencak silat, karate, marawis, nasyid/vocal grup dan pramuka. Bahkan untuk ekskul pramuka sudah mempunyai acara rutin tahunan yakni Lomba Pramuka akbar untuk tingkat SD/MI dan SMP/MTs se-JABODETA. Sekolah ini
64
pun aktif mengirim siswa-siswinya untuk mengikuti berbagai macam lomba yang diselenggarakan di tingkat sekolah, rayon, kota bahkan provinsi. B. Deskripsi Data Hasil penelitian Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa dan siswi SMP Al-Mubarak Pondok Aren kelas VIII sebanyak 39 orang. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan siswa kelas VIII, pembelajaran IPS terpadu (sosiologi) masih menggunakan metode dan media yang bersifat konvensional. Guru masih menggunakan sumber belajar dan media yang sederhana seperti papan tulis dan beberapa buku paket. Bila menggunakan media alternatif pun guru hanya menggunakan media Microsoft Power Point. Dalam kegiatan pembelajaran IPS terpadu (sosiologi) di kelas VIII, guru masih mendominasi dan menjadi pusat dari kegiatan belajar mengajar. Selama 2 x 40 menit waktu pelajaran IPS terpadu, guru pun lebih banyak mendominasi dalam menyampaikan informasi. Hanya sedikit siswa dan siswi yang aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini dikarenakan guru hanya berpatokan terhadap 2 buku sumber belajar yang digunakan untuk menyampaikan materi yang sedang diajarkan. Dan hal ini yang menyebabkan guru terus menggunakan metode ceramah yang membuat kurang aktifnya para siswa dan siswi pada saat kegiatan pembelajaran IPS terpadu. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, guru merasa bahwa metode yang digunakan sudah cukup memberi pemahaman kepada siswa terhadap kegiatan belajar mengajar IPS terpadu, namun bagi siswa metode ceramah cenderung membosankan. Metode ceramah hanya memfokuskan apa yang disampaikan oleh guru, tidak ada sumber lain dalam pembahasan materi, seakan-akan pendapat guru yang paling benar, padahal sebenarnya siswa-siswi yang aktif bisa memberikan pandangan lain dalam suatu pembelajaran. Berdasarkan masalah di atas, maka peneliti mencoba melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media yang berbasis audio video. Media
65
ini dipilih untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS terpadu. Video yang digunakan adalah video yang berhubungan dengan materi IPS terpadu yang akan disampaikan. Dengan adanya suara dan gambar yang ditimbulkan dari video tersebut diharapkan siswa dan siswi menjadi lebih antusias dan tidak merasa bosan dalam kegiatan belajar mengajar IPS terpadu. Objek dari penelitian tindakan kelas ini adalah media audio video dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu (sosiologi). Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus, dengan masing-masing siklus terdiri dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Dalam hal ini peneliti yang berperan sebagai pengajar menggunakan media audio video yang berbentuk suatu potongan video yang diunduh melalui Youtube. Dalam kegiatan belajar mengajar IPS terpadu, pertama-tama guru menyampaikan materi apa yang akan dibahas hari itu dan menyampaikan indikator pembelajaran kepada para siswa dan siswi agar pembelajaran menjadi lebih terarah dan mencapai tujuan, setelah memberi tahu materi apa yang akan disampaikan, guru menayangkan potongan video mengenai pengendalian sosial. Sambil menyimak dan mengawasi siswa dan siswi menyaksikan video yang guru berikan, guru pun memberi arahan kepada siswa dan siswi untuk mengingat dan memahami apa saja yang dilakukan dan simapaikan oleh orang-orang tersebut dalam video yang sedang diputar. Dengan adanya video tersebut, guru tidak harus menyampaikan materi secara textbook serta siswa dapat memahami penjelasan yang ada karena diperagakan oleh para pelaku dalam video tersebut. Setelah sama-sama menyaksikan, guru dan siswa menyamakan persepsi mengenai pembahasan suatu materi, siswa bebas berpendapat asalkan berhubungan dengan materi, setelah sepakat terhadap suatu pengertian dalam materi, guru meminta siswa untuk mencocokan dengan materi yang ada di buku paket, setelah itu siswa diberikan tugas individu dan kelompok. Guru memberikan tugas individu yang menyenangkan, guru tidak mengambil soal
66
dari buku paket, namun mengemasnya menjadi sebuah permainan berupa pertanyaan yang bermakna dan berhubungan dengan materi pelajaran. Kemudian untuk tugas kelompok diberikan berupa tugas mendiskusikan secara berkelompok tentang apa yang terjadi dan makna apa saja yang terkandung di dalam video tersebut. Guru merasa kegiatan belajar mengajar IPS terpadu tidak harus serius dan dibebani bermacam tugas, diusahakan guru memberikan tugas yang menyenangkan namun dapat menambah pemahaman siswa atas suatu materi pelajaran. 1. Siklus 1 a. Perencanaan Pembelajaran pada siklus 1 terdiri dari 2 kali pertemuan dengan durasi 2 x 40 menit. Materi yang diajarkan pada siklus 1 adalah pengendalian sosial. Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah peneliti membuat Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) dilengkapi dengan pedoman wawancara dan menyiapkan tes hasil belajar siswa dan selain itu tentu saja peneliti menyiapkan bahan audio dan video yang berhubungan dengan materi yang akan diajarkan, dan menyiapkan alat-alat untuk menampilkan audio video seperti laptop, proyektor, dan speaker. b. Tahap pelaksanaan Tahap pelaksanaan pada siklus 1 terdiri dari dua kali pertemuan dengan pokok-pokok pembahasan yaitu pengendalian sosial. Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1 dapat dilihat pada lampiran. Adapun uraian proses pembelajaranan pada siklus 1 adalah sebagai berikut : Pada pertemuan pertama siklus I, kegiatan pembelajaran berlangsung pada selama 2x40 menit (2 jam pelajaran), dimulai pada pukul 07.30-08-20. Proses pembelajaran diawali dengan pembukaan dan pengkondisian kelas seperti menertibkan siswa dan
67
siswi yang berpakaian kurang rapi kemudian mengabsen siswa dan siswi yang hadir maupun tidak hadir kemudian memberikan motivasi kepada siswanya sebelum melaksanakan kegiatan belajarmengajar, kegiatan motivasi merupakan suatu kewajiban dari seorang guru. Setelah itu guru memberikan soal pretes kepada para siswa sebanyak 10 soal yang berbentuk soal pilihan ganda. Siswa diberikan waktu selama 15 menit untuk mengerjakannya. Tujuan dari pretes adalah untuk mengukur seberapa jauh kemampuan dan pemahaman siswa akan materi yang akan dipelajari, selain itu pretes juga nantinya digunakan untuk melihat adakah peningkatan hasil belajar siswa dan siswi di kelas. Setelah selesai melaksanakan kegiatan pretes, mulailah pembehasan materi IPS terpadu (sosiologi) dengan menggunakan media audio-video dilaksanakan. Siswa-siswi beserta guru menyimak dan menyaksikan bersama-sama
materi dengan
menggunakan media audio-video yang telah disediakan selama 20 menit. Setelah itu siswa-siswi dan guru mendiskusikan apa yang telah disaksikan dan ditayangkan kemudian saling memberi pendapat, bertukar pikiran, menyamakan persepsi atas suatu definisi tertentu. Pada tahap akhir, guru memberikan tugas kepada siswa dan siswi untuk dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya hingga pembahasan dirasa cukup . Pada pertemuan kedua siklus I, kegiatan pembelajaran masih berlangsung selama 2x40 menit. Proses pembelajaran dimulai pada pukul 11.20-12.30. Materi yang disampaikan masih terkait tentang pengendalian sosial. Kemudian pada pertemuan guru sebagai peneliti melaksanakan postes (tes akhir). c. Observasi
68
Pada tahap observasi, guru mata pelajaran IPS terpadu yang berperan sebagai observer mengobservasi proses pembelajaran serta mengamati aktifitas belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dan siswa. Berikut adalah kegiatan observasi yang dilakukan peneliti. Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktifitas Siswa Dalam Proses Belajar Mengajar (Siklus I)
N
Aspek yang diamati
Keterangan
O
Ada
Tidak
Nilai SB
B
C
K
S K
1
Melaksanakan tes Awal (pre-
√
√
test) 2
Mendengarkan materi
yang
√
√
√
√
√
√
√
√
Diskusi
√
√
Hasil
√
√
penjelasan disampaikan
oleh guru 3
Menyimak
materi
yang
sedang disampaikan melalui media audio video. 4
Memberikan respon positif terhadap materi audio video yang ditampilkan.
5
Aktif
bertanya
dan
mengungkapkan pendapat 6
Melakukan Kelompok
7
Mepresentasikan Diskusi
69
√
√
Membuat laporan akhir
√
√
10 Melaksanakan tes akhir
√
√
8
Aktif dan bertanggung jawab dalam kerja kelompok
9
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa aktifitas siswa pada proses pembelajaran IPS terpadu dengan menggunakan media audio video masih perlu ditingkatkan. Hal ini dikarenakan masih banyak siswa yang kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran IPS terpadu. Dan juga masih banyak siswa yang kurang fokus dalam mendengarkan penjelasan dari guru dan dalam menyimak materi yang disampaikan melalui media audio video. Tabel 4.4 Observasi Kegiatan Guru (Siklus I)
N
Aspek yang diobservasi
o
Ket Ada
Tidak
Nilai SB
B
C
K
S K
1.
√
√
√
√
semangat
√
√
Menyampaikan tujuan dan
√
√
√
√
Mengkondisikan
situasi
pembelajaran dan kesiapan siswa
untuk
mengikuti
proses pembelajaran 2
Apersepsi
3
Membangkitkan dan motivasi siswa
4
indikator yang ingin dicapai 5
Penggunaan media atau alat
70
pembelajaran yang sesuai dengan indikator bahan ajar 6
Pemusatan perhatian siswa terhadap
√
√
√
√
proses
pembelajaran 7
Teknik menjelaskan/menyampaikan materi
8
Guru memberikan contocontoh
terkait
√
√
√
√
dengan
pelajaran yang diajarkan 9
Pengelolaan
kegiatan
pembelajaran
dengan
menggunakan media audio video 10
Memberikan kepada
kesempatan
siswa
√
√
untuk
membaca dan mempelajari materi pada pegangannya 11
Pemberian kepada
kesempatan siswa
√
√
√
√
√
√
untuk
bertanya
dan
mengungkapkan pendapat 12
Mengamati kesulitan dan kemajuan belajar siswa
13
Keterampilan menerangkan kembali atau menyimpulkan materi yang disampaikan
14
Keterampilan memberikan kegiatan
tindak
lanjut
√
√
71
setelah pencapaian materi 15
Kemampuan
memberikan
√
√
evaluasi pembelajaran yang sesuai
dengan
indikator
yang ingin dicapai
Hasil observasi aktivitas guru dalam proses pembelajaran IPS terpadu pada siklus I bisa dikatakan cukup baik. Namun kegiatan pembelajaran IPS Terpadu ini kembali lagi kepada siswa-siswi di kelas VIII dan kondisi kelas. Pada saat kegiatan pembelajaran masih banyak siswa-siswi yang mengobrol dan tidak fokus. d. Refleksi Pada tahap selanjutnya, yaitu tahap refleksi. Dalam tahap ini peneliti melihat apakah proses pembelajaran yang dilakukan pada siklus pertama sudah sesuai dengan perencanaan, apakah urutan proses pembelajaran sudah sesuai dengan RPP yang dibuat dan apakah proses pembelajaran yang sudah dilakukan sudah mencapai tujuan yang tertuang dalam indikator pembelajaran. Dari proses pembelajaran pada siklus pertama banyak hambatan yang terjadi dalam proses kegiatan belajar mengajar, hambatan itu datang dari siswa itu sendiri maupun dari media yang digunakan yaitu media audio video. Hambatan yang timbul dari siswa dan siswi ialah siswa terkadang tidak fokus memahami materi yang diajarkan, siswa dan siswi hanya tertarik kepada gambar-gambar dan suara yang timbul dari materi yang peneliti berikan dengan menggunakan media audio video. Dan hambatan dari media bantu tersebut yaitu dari segi peralatan audio, dengan jauhnya jarak alat bantu audio berupa speaker dari meja peneliti hingga meja siswa yang duduk di barisan belakang membuat siswa
72
yang duduk di barisan belakang terkadang tidak terlalu jelas dalam mendengarkan sehingga terkadang siswa melakukan kegiatan diskusi dengan teman sebangkunya tanpa memperhatikan dan cenderung bingung mengenai apa yang disampaikan dalam materi yang diberikan oleh peneliti dalam bentuk media audio-video. Pembelajaran IPS terpadu (sosiologi) dengan menggunakan media audio video bertujuan untuk meningkatan hasil belajar. Data hasil belajar siswa berupa pretes dan postes pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.5 Hasil Belajar Siklus I
No
Nama
Pretes
Postes
NGain
Keteranga n
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Aang Ramadhan Achmad Fathoni Adelia Islamiyah Nisa Adinda Athaya Anindita Putri Audy Setya Prakoso P Bagus Awang Basuki Dwi Anis Fitris Eva Yulianti Fajar Septia Fajri Yanti Farhan Nizam Firdaus Fera Koeserawati Ika Oktavia Inas Inayah Indah Permata Irsyad Maulana Ita Rosita Khuluqil Hasanah M.Henry Syahrani M.Taufan Alfaridzi Maya Rosmita Mega Chairunnisa Muhammad Muzakki
4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 5 4 4 5 5 3 2 3 4 4 5 4 4 3
6 6 6 7 7 8 8 6 7 6 7 8 8 7 7 6 6 7 8 7 9 7 7 6
0,3 0,4 0,4 0,5 0,5 0,6 0,6 0,4 0,5 0,3 0,4 0,6 0,6 0,4 0,4 0,4 0,5 0,5 0,6 0,5 0,8 0,5 0,5 0,4
Rendah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Rendah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang
73
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Agiel Narulis Ayu Nawastiti Niken Meidyanti Okta Bagus Prisma Winda Afina Rahadian Chandra Rahmad Suci Revi Lpriansyah Ripa Paoziyah Sela Sulitya P Selvy Dian Lestari Silmi Fuadna Syifa Fauziah Tita Tamara Widya Sariningrum JUMLAH RATA-RATA
5 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 2 148 3,79
9 8 8 6 8 6 8 7 7 8 9 7 8 6 6 286 7,3
0,8 0,7 0,7 0,3 0,6 0,4 0,5 0,5 0,5 0,7 0,8 0,5 0,7 0,4 0,5 20,2 0,51
Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Sedang Sedang
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa
Gambar 4.1 NGain siklus I 8% 18%
NGain kriteria rendah NGain Kriteria sedang Ngain kriteria tinggi 74%
Hasil belajar pada siklus I masih harus ditingkatkan karena masih ditingkatkan karena masih banyak siswa yang berada dan memiliki nilai dibawah rata-rata dari data di atas terdapat 3 orang siswa yang memiliki Ngain yang tergolong rendah, 29 siswa
74
memiliki Ngain tergolong sedang dan hanya 7 orang siswa yang memiliki Ngain yang tergolong tinggi. Selain itu dapat peneliti jelaskan mengenai nilai rata-rata pretes ialah 3,79 dan nilai rata-rata postes adalah 7,3. Proses pembelajaran IPS terpadu (sosiologi) menggunakan media audio video dilanjutkan ke siklus II dengan tujuan meningkatkan hasil belajar IPS dikarenakan masih ada siswa yang mendapatkan nilai yang rendah. Kegiatan pembelajaran IPS terpadu belum memenuhi indikator yang ingin dicapai yang dapat dilihat dari hasil belajar siswa kelas VIII yang belum semua memenuhi Nilai Ketuntasan Kriteria Minimum (KKM) sebesar 70. 2. Siklus II a. Perencanaan Tahap perencanaan siklus II ini dimulai dengan rencana pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan, menyiapan soal tes hasil belajar siswa dan tentu saja peneliti menyiapkan bahan-bahan yang berkaitan dengan kegiatan yang akan diajarkan, dalam hal ini peneliti menggunakan media audio video. Bahan-bahan untuk menunjang keberhasilan penggunaan media audio video yang akan digunakan, peneliti mempersiapkan audiovideo yang berhubungan dengan materi yang akan dijelaskan oleh
peneliti
kemudian
mempersiapkan
alat-alat
untuk
menampilkan cuplikan audiovideo berupa laptop. Proyektor, dan speaker. Karena pada siklus sebelumnya banyak sekali hambatan, baik itu hambatan dari para siswa dan juga hambatan dari peralatan penunjang penggunaan media audio video, maka ada perbedaan dalam persiapkan yang peneliti lakukan. Jika pada siklus pertama masih banyak siswa yang berdiskusi antara sesama teman
75
sebangkunya pada saat peneliti memberikan materi melalui media audio video yang dikarenakan kecilnya suara yang keluar dari speaker peneliti, maka di siklus kedua itu peneliti memastikan bahwa speaker yang digunakan pada siklus 2 bisa terdengar Hingga ke barisan belakang tempat duduk siswa, yang juga bisa tidak ada lagi siswa yang saling berdiskusi dengan alasan tidak terdengan apa yang disampaikan oleh peneliti. Kemudian bila pada siklus I banyak siswa yang tidak fokus terhadap materi yang dibahas, maka pada siklus II peneliti lebih memberikan arahan kepada siswa dan siswi agar lebih menyimak materi IPS terpadu melalui media audio video yang peneliti berikan. b. Tahap pelaksanaan Tahap pelaksanaan pada siklus II terdiri dari dua kali pertemuan dengan pokok-pokok pembahasan yaitu pengendalian sosial. Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dapat dilihat pada lampiran. Adapun uraian proses pembelajaranan pada siklus IIadalah sebagai berikut : Pada pertemuan pertama siklus II, kegiatan pembelajaran berlangsung pada selama 2x40 menit (2 jam pelajaran), dimulai pada pukul 07.30-08-20. Proses pembelajaran diawali dengan pembukaan dan pengkondisian kelas seperti menertibkan siswa dan siswi yang berpakaian kurang rapi kemudian mengabsen siswa dan siswi yang hadir maupun tidak hadir kemudian memberikan motivasi kepada siswanya sebelum melaksanakan kegiatan belajarmengajar, kegiatan motivasi merupakan suatu kewajiban dari seorang guru. Setelah itu guru memberikan soal pretes kepada para siswa sebanyak 10 soal yang berbentuk soal pilihan ganda. Siswa diberikan waktu selama 15 menit untuk mengerjakannya. Tujuan
76
dari pretes adalah untuk mengukur seberapa jauh kemampuan dan pemahaman siswa akan materi yang akan dipelajari, selain itu pretes juga nantinya digunakan untuk melihat adakah peningkatan hasil belajar siswa dan siswi di kelas. Setelah selesai melaksanakan kegiatan pretes, mulailah pembehasan materi IPS terpadu (sosiologi) dengan menggunakan media audio-video dilaksanakan. Siswa-siswi beserta guru menyimak dan menyaksikan bersama-sama
materi dengan
menggunakan media audio-video yang telah disediakan selama 20 menit. Setelah itu siswa-siswi dan guru mendiskusikan apa yang telah disaksikan dan ditayangkan kemudian saling memberi pendapat, bertukar pikiran, menyamakan persepsi atas suatu definisi tertentu. Dan di akhir, guru memberikan tugas kepada siswa dan siswi untuk dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya hingga pembahasan dirasa cukup. Pada pertemuan kedua siklus II, kegiatan pembelajaran masih berlangsung selama 2x40 menit. Proses pembelajaran dimulai pada pukul 11.20-12.30. materi yang disampaikan masih terkait tentang pengendalian sosial. Kemudian pada pertemuan guru sebagai peneliti melaksanakan postes (tes akhir). c. Observasi Pada tahap observasi, guru mata pelajaran IPS terpadu yang berperan sebagai observer mengobservasi proses pembelajaran serta mengamati aktifitas belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dan siswa. Berikut adalah kegiatan observasi yang dilakukan peneliti.
77
Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktifitas Siswa Dalam Proses Belajar Mengajar (Siklus II)
N
Aspek yang diamati
O
Keterangan Ada
Tida
Nilai SB
B
C
k 1
Melaksanakan tes Awal (pre-
√
√
√
√
test) 2
Mendengarkan materi
yang
penjelasan disampaikan
oleh guru 3
Menyimak
materi
yang
√
√
sedang disampaikan melalui media audio video. 4
Memberikan respon positif
√
√
√
√
√
√
terhadap materi audio video yang ditampilkan. 5 6
Aktif bertanya dan mengungkapkan pendapat Melakukan Diskusi Kelompok
7
Hasil
√
Aktif dan bertanggung jawab
√
Mepresentasikan
√
Diskusi 8
√
dalam kerja kelompok Membuat laporan akhir
√
√
10 Melaksanakan tes akhir
√
√
9
K
SK
78
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa aktifitas belajar siswa semakin meningkat dibandingkan dengan aktivitas siswa pada pembelajaran IPS terpadu di siklus I. Peningkatan yang terjadi ialah siswa lebih mendengarkan materi yang dijelaskan oleh guru, siswa menyimak materi yang disampaikan oleh guru terhadap materi audio video, Tabel 4.7 Observasi Kegiatan Guru (Siklus II)
No
Aspek yang diobservasi
Ket Ada
1.
Mengkondisikan
situasi
Tidak
Nilai SB
B
√
√
√
√
C
pembelajaran dan kesiapan siswa
untuk
mengikuti
proses pembelajaran 2
Apersepsi
3
Membangkitkan
semangat
√
Menyampaikan tujuan dan
√
√
dan motivasi siswa 4
√
indikator yang ingin dicapai 5
Penggunaan media atau alat
√
√
pembelajaran yang sesuai dengan indikator bahan ajar 6
Pemusatan perhatian siswa terhadap
√
√
proses
pembelajaran 7
Teknik menjelaskan/menyampaikan
√
√
K
SK
79
materi 8
Guru memberikan contocontoh
terkait
√
√
√
√
dengan
pelajaran yang diajarkan 9
Pengelolaan
kegiatan
pembelajaran
dengan
menggunakan media audio video 10
Memberikan kepada
kesempatan
siswa
√
√
untuk
membaca dan mempelajari materi pada pegangannya 11
Pemberian kepada
kesempatan siswa
√
√
untuk
bertanya
dan
mengungkapkan pendapat 12
Mengamati kesulitan dan
√
√
kemajuan belajar siswa 13
Keterampilan menerangkan
√
√
kembali atau menyimpulkan materi yang disampaikan 14
Keterampilan kegiatan
memberikan
tindak
√
√
√
√
lanjut
setelah pencapaian materi 15
Kemampuan
memberikan
evaluasi pembelajaran yang sesuai
dengan
yang ingin dicapai
indikator
80
Dilihat dari hasil observasi di atas guru telah dapat menjalankan pembelajaran sesuai dengan konsep yang telah dibuat sebelumnya. Guru sudah dapat beradaptasi dengan siswa secara baik dan guru sudah menjalankan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP. Selain
melakukan
observasi
peneliti
juga
melakukan
wawancara untuk menguatkan data hasil pengamatan. Wawancara dilakukan di akhir siklus II. Setelah semua kegiatan penelitian yang dilakukan. Yang menjadi narasumber dalam wawancara tersebut adalah guru mata pelajaran IPS Terpadu dan siswa kelas VIII. Berikut adalah petikan wawancara peneliti baik dengan guru maupun dengan siswa dan siswi : Tabel 4.8 Hasil Wawancara Responden Siswa Kelas VIII SMP Al-Mubarak Pondok Aren Setelah Pelaksanaan PTK Dengan Menggunakan Media Audio Video
NO 1
Pertanyaan Apakah
kamu
pembelajaran
Jawaban menyukai sangat suka, karena menurut
IPS
dengan saya penggunaan media audio
menggunakan media audio video?
2
video ini sangat menarik
Pembelajaran dengan media apa yang tentunya dengan media audio kamu sukai, dengan media audio video, video
atau
media
menggunakan buku saja?
3
Pada
bagian
mana
karena kalau dengan
dengan media buku saja saya kurang mengerti materinya
yang
kamu saya sangat suka pada bagian
sukai/tidak dari pembelajaran dengan menampilkan video-video yang
81
menggunakan media audio video ini?
sesuai materinya, karena dengan begitu saya dapat paham apa maksud dari materi yang sedang dipelajari
4
Perbedaan apa yang kamu rasakan saya setelah
belajar
IPS
lebih
merasa
nyaman
dengan dalam pembelajaran dan saya
menggunakan media audio video?
juga
lebih
merasa
mudah
memahami materi yang sedang kita pelajari 5
Menurut kamu apa kelebihan dan kekurangannya kekurangan dari penggunaan media kelebihannya audio video ini?
membantu
tidak lebih siswa
ada, bisa untuk
memahami pembelajaran yang dipelajari
6
Apakah
kamu
memiliki
saran ya, sarannya video-video yang
terhadap pembelajaran IPS dengan tampilkan
usahakan
lebih
menggunakan media audio video ini menarik lagi, dan juga sesuai agar lebih baik? Bagaimana saran materi kamu?
yang
dipelajari
agar
memudahkan kita juga dalam mengingat materi pembelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media audio video lebih disukai siswa dan lebih dapat dipahami siswa dalam memahami materi-materi IPS terpadu. Hasil belajar IPS Terpadu siswa pun mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hal ini menunjukan bahwa penelitian yang dilakukan oleh peneliti yakni
82
PTK telah berhasil karena pengaplikasiannya positif terhadap proses pembelajaran IPS terpadu dan hasil belajar IPS terpadu. Selain melakukan wawancara dengan siswa-siswi kelas VIII, peneliti juga melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran yang juga berperan sebagai observer pada saat penelitian di KBM IPS terpadu. Tabel 4.9 Hasil Wawancara Responden Guru IPS Terpadu SMP Al-Mubarak Pondok Aren Setelah Pelaksanaan PTK dengan Menggunakan Media Audio Video
NO 1
2
Pertanyaan
Jawaban
Menurut anda apakah cocok media
cocok, karena siswa terlihat lebih
audio video digunakan dalam
antusias dalam mengikuti
pembelajaran IPS?
pembelajaran
Adakan kemungkinan anda
ya pasti, setelah saya melihat
menerapkan media audio video ini
sikap antusiasnya siswa dengan
dikelas yang anda kerjakan?
media yang di terapkan saya merasa tertarik untuk mencoba media tersebut
3
Pada materi apa yang cocok digunakan
saya rasa materi apa saja cocok,
dalam penggunaan media audio video
tergantung kita bisa
ini?
mengaplikasikannya dalam menyampaikan materi kepada siswa
4
Berdasarkan pengamatan yang anda
sejauh ini saya sudah menemukan
lakukan, apakah terdapat kemajuan
adanya kemajuan dalam proses
83
dalam belajar IPS siswa setelah
belajar mengajar
digunakannya media audio video?
5
Menurut anda, apakah kekurangan dan
mungkin kekurangannya dari
kelebihan dari media audio video ini?
sarana prasarana yang disediakan disekolah, dan kelebihannya itu bisa menarik perhatian siswa dalam pembelajaran dan lebih bisa memberikan pemahaman kepada siswa tentang materi yang diajarkan
6
Dengan pengamatan yang anda
tingkat perhatian siswa sangat
lakukan selama ini, bagaimana tingkat
jauh lebih baik dari sebelumnya
perhatian siswa terhadap pelajaran?
7
Menurut anda, apakah media audio
Tentu saja, karena dengan
video dapat meningkatkan hasil belajar
antusiasme dan tingginya
siswa ?
perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan, maka akan berdampak meningkatnya hasil belajar siswa dengan sendirinya.
Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat dilihat bahwa guru mata pelajaran IPS Terpadu setuju bahwa kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media video pembelajaran sangat baik dan dianggap berdampak positif terhadap hasil belajar siswa.
84
d. Refleksi Pada tahap selanjutnya, yaitu tahap refleksi. Dalam tahap ini peneliti melihat apakah proses pembelajaran yang dilakukan pada siklus pertama sudah sesuai dengan perencanaan, apakah urutan proses pembelajaran sudah sesuai dengan RPP yang dibuat dan apakah proses pembelajaran yang sudah dilakukan sudah mencapai tujuan yang tertuang dalam indikator pembelajaran. Pada tahap refleksi siklus ke II, peneliti menyadari masih banyak kekurangan yang terjadi. Baik yang timbul dari siswa maupun secara teknis. Namun karena ahsil dari postes siklus ke II yang telaj dilakukan terhadap siswa telah mendapatkan nilai yang sesuai dan lebih dari nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) dari mata pelajaran IPS terpadu sebesar 70. Maka siklus dihentikan dan dinyatakan berhasil. Tabel 4.10 Hasil Belajar Siklus II
NO
Nama
Pretes
Postes
N-
keterangan
gain 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Aang Ramadhan Achmad Fathoni Adelia Islamiyah Nisa Adinda Athaya Anindita Putri Audy Setya Prakoso P Bagus Awang Basuki Dwi Anis Fitris Eva Yulianti Fajar Septia Fajri Yanti Farhan Nizam Firdaus Fera Koeserawati Ika Oktavia Inas Inayah
3 3 4 4 3 4 5 3 4 2 5 4 3 4 3
7 8 8 8 9 8 9 8 9 8 10 8 8 8 8
0,5 0,7 0,6 0,6 0,85 0,6 0,8 0,7 0,8 0,75 1 0,6 0,7 0,6 0,7
Sedang Tinggi Sedang Sedang Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Sedang Tinggi
85
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Indah Permata Irsyad Maulana Ita Rosita Khuluqil Hasanah M.Henry Syahrani M.Taufan Alfaridzi Maya Rosmita Mega Chairunnisa Muhammad Muzakki Agiel Narulis Ayu Nawastiti Niken Meidyanti Okta Bagus Prisma Winda Afina Rahadian Chandra Rahmad Suci Revi Lpriansyah Ripa Paoziyah Sela Sulitya P Selvy Dian Lestari Silmi Fuadna Syifa Fauziah Tita Tamara Widya Sariningrum JUMLAH RATA-RATA
5 3 4 4 4 5 5 5 3 5 4 5 2 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 158 4,05
8 7 8 8 8 10 9 9 8 10 8 9 8 8 8 8 8 8 8 8 8 9 8 8 323 8,2
0,6 0,5 0,6 0,6 0,6 1 0,8 0,8 0,7 1 0,6 0,8 0,75 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,8 0,6 0,6 26,65 0,68
Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang
86
Dari data di atas terdapat hasil sebagai berikut :
Gambar 4.2 NGain siklus II
Ngain kriteria sedang
44%
56%
Ngain kriteria tinggi
Hasil belajar IPS terpadu siklus II mengalami peningkatan dari siklus I, hal ini dapat dibuktikan dengan tidak ada lagi siswa yang memiliki Ngain rendah dan otomatis menambah siswa dengan Ngain sedang dan tinggi. Pada siklus II terdapat 22 siswa yang memiliki Ngain sedang dan 17 siswa yang memiliki Ngain tinggi. Rata-rata nilai pretes adalah 4,05 dan nilai rata-rata postes adalah 8,2. Dengan demikian dapat peneliti simpulkan bahwa proses pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan.
87
Tabel 4.11 Perbandingan Ngain Siklus I dan Ngain Siklus II
NO
NAMA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Aang Ramadhan Achmad Fathoni Adelia Islamiyah Nisa Adinda Athaya Anindita Putri Audy Setya Prakoso P Bagus Awang Basuki Dwi Anis Fitris Eva Yulianti Fajar Septia Fajri Yanti Farhan Nizam Firdaus Fera Koeserawati Ika Oktavia Inas Inayah Indah Permata Irsyad Maulana Ita Rosita Khuluqil Hasanah M.Henry Syahrani M.Taufan Alfaridzi Maya Rosmita Mega Chairunnisa Muhammad Muzakki Agiel Narulis Ayu Nawastiti Niken Meidyanti Okta Bagus Prisma Winda Afina Rahadian Chandra Rahmad Suci Revi Lpriansyah Ripa Paoziyah Sela Sulitya P Selvy Dian Lestari Silmi Fuadna Syifa Fauziah Tita Tamara Widya Sariningrum JUMLAH RATA-RATA
Ngain siklus I
Ngain siklus II
0,3 0,4 0,4 0,5 0,5 0,6 0,6 0,4 0,5 0,3 0,4 0,6 0,6 0,4 0,4 0,4 0,5 0,5 0,6 0,5 0,8 0,5 0,5 0,4 0,8 0,7 0,7 0,3 0,6 0,4 0,5 0,5 0,5 0,7 0,8 0,5 0,7 0,4 0,5 20,2 0,51
0,5 0,7 0,6 0,6 0,85 0,6 0,8 0,7 0,8 0,75 1 0,6 0,7 0,6 0,7 0,6 0,5 0,6 0,6 0,6 1 0,8 0,8 0,7 1 0,6 0,8 0,75 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,8 0,6 0,6 26,65 0,68
88
Berdasarkan tabel siklus I dan siklus II dapat dibandingkan adanya peningkatan pada nilai rata-rata pretes, postes serta Ngain pada siklus I dan siklus II. Perinciannya adalah sebagai berikut : Nilai rata-rata pretes siklus I adalah 3,79 dan pretes pada siklus II adalah 4,05. Kemudian nilai rata-rata postes siklus I adalah 7,3 dan postes pada siklus II adalah 8,2. Kemudian rata-rata Ngain siklus I adalah 0,51 dan rata-rata Ngain siklus II adalah 0,68. Peningkatan hasil belajar pada siklus I dan II dapat dilihat sebagai berikut : Gambar 4.3 Perbandingan NGain Siklus I dan Siklus II 80
74
70
Dalam (%)
60
56
50
44
40 30 18
20 10
8 0
0
NGain Siklus I
NGain Siklus II
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa ada peningkatan hasil belajar pada siklus I dan siklus II. Nilai
Ngain pada siklus I
dengan kriteria rendah yaitu sebesar 8% sebanyak 3 orang siswa, kriteria sedang sebesar 74% sebanyak 29 orang siswa dan kriteria
89
tinggi sebesar 18% sebanyak 7 orang siswa. Hasil pada siklus I jelas menunjukan bahwa nilai yang dihasilkan belum maksimal dan belum mencapai tujuan yakni KKM sebesar 70. Pada siklus II peningkatan terjadi sangan signifikan dalam Ngain kriteria tinggi, dimana pada siklus II terdapat Ngain dengan kriteria sedang sebesar 56% yaitu sebanyak 22 orang siswa dan kriteria tinggi sebesar 44% sebanyak 17 orang siswa. Pada siklus II tidak terdapat siswa dengan Ngain berkriteria rendah yang menunjukan bahwa siklus II telah memuaskan dan sesuai dengan tujuan KKM sebesar 70.
C. Pembahasan Hasil Temuan Penelitian Sebelum dilakukan tindakan pembelajaran dengan menggunakan media audio video, proses pembelajaran IPS lebih didominasi oleh guru sehingga siswa kurang aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa adalah kurangnnya guru dalam menggunakan media bantu dalam kegiatan belajar-mengajar. Dengan menggunakan media audio video kegiatan pembelajaran selain menjadi lebih menarik dan menyenangkan juga bisa membuat kejenuhan siswa menjadi hilang dalam kegiatan belajar mengajar. Penggunaan media audio video pada mata pelajaran IPS terpadu (sosiologi) di kelas VIII awalnya memang masih banyak terdapat berbagai kendala. Kendala itu muncul baik dari segi peralatan audio video yang akan dijadikan alat untuk menampilkan objek mata pelajaran, juga kendala yang timbul dari siswa itu sendiri. Di awal kegiatan pembelajaran masih banyak siswa yang kurang fokus dan menyimak materi yang diberikan oleh guru lewat media audio video. Namun seiring berjalannya waktu serta ditambah pengarahan dari guru sebagai peneliti, maka kegiatan pembelajaran IPS terpadu (sosiologi) dengan menggunakan media audio video berjalan dengan
90
baik dan terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP AlMubarak Pondok Aren. Berdasarkan hasil dari siklus I, hasil belajar pada siklus I masih harus ditingkatkan, karena masih terdapat nilai siswa yang berada di bawah ratarata. 3 siswa memiliki Ngain tergolong rendah, 29 siswa memiliki Ngain tergolong sedang dan hanya 7 siswa yang memiliki Ngail tergolong tinggi. Selain itu dapat dijelaskan mengenai rata-rata nilai pretes yaitu 3,79 dan ratarata nilai postes 7,3. Oleh karena itu proses pembelajaran IPS terpadu menggunakan media audio video dilanjutkan ke siklus II dengan tujuan meningkatkan hasil belajar IPS terpadu (sosiologi) karena masih ada siswa yang mendapatkan nilai rendah. Hasil belajar IPS terpadu (sosiologi) siswa pada siklus II mengalami peningkatan dari siklus I, hal ini dapat dibuktikan dengan tidak ada lagi siswa yang memiliki Ngain rendah sehingga menambah siswa dengan nilai Ngain sedang dan tinggi. Pada siklus II terdapat 22 siswa yang memiliki nilai Ngain sedang dan 17 siswa yang memiliki nilai Ngain tinggi. Rata-rata nilai pretes adalah 4,05 dan rata-rata nilai postes adalah 8,2. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan. Berdasarkan tabel hasil belajar siklus I dan siklus II dapat dibandingkan adanya peningkatan pada nilai rata-rata pretes , postes serta Ngain pada siklus I dan siklus II. Perinciannya adalah sebagai berikut : nilai rata-rata pretes siklus I ialah 3,79, nilai rata-rata postes siklus I adalah 7,3. Nilai rata-rata pretes siklus II adalah 4,05 dan rata-rata nilai postes siklus II adalah 8,2. Ratarata Ngain siklus I adalah 0,51 dan rata-rata Ngain siklus II adalah 0,68. Dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti, terbukti bahwa ada pengaruh media audio video dalam kegiatan belajar mengajar IPS terpadu. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa keberhasilan penggunaan media audio video diiringi oleh beberapa kelemagan. Kelemahan ini terjadi pada saat
91
proses pembelajaran menggunakan media audio video dilakukan. Pada saat kegiatan belajar menggunakan media dilaksanakan, masih banyak siswa yang kurang paham akan tujuan sebenarnya menonton materi yang diberikan oleh peneliti. Sehingga ada beberapa siswa yang saling berdiskusi antar siswa lainnya. Kurangnya arahan dari guru juga menjadi andil terjadinya hal tersebut. Banyak dari siswa dan siswi hanya terfokus kepada sesuatu yang terlihat menyenangkan dalam video yang diberikan peneliti. Padahal sesingguhnya tujuan dari menyimak materi audio video adalah untuk memberi kemudahan dalam memahami materi pelajaran yang terkandung dalam media audio video yang ditampilkan. Selain itu kurangnya persiapan dari segi teknis juga bisa mengurangi keberhasilan dalam proses pembelajaran. Misalnya pada siklus I peneliti yang saat itu bertindak sebagai guru mata pelajaran IPS terpadu kurang mempersiapkan peralatan audio yang sesuai dengan spesifikasi untuk menanyangkan materi audio dan video yang akan diberikan kepada murid. Akibatnya pada saat kegiatan berlangsung, speaker yang digunakan untuk mendengarkan suara dari audio video yang diberikan oleh guru berfungsi kurang maksimal. Akibatnya banyak siswa dan siswi yang akhirnya sedikit kurang paham akan materin yang disampaikan melalui media audio video. Kurangnya dan terbatasnya waktu pembelajaran juga menjadi kelemahan dari pembelajaran menggunakan media audio video. Kelemahan tersebut yaitu waktu terlalu banyak habis hanya untuk memberi pengarahan dan mempersiapkan kondisi kelas agar lebih kondusif . Dalam hal ini, media audio video bukanlah menjadi suatu media yang sempurna dan tidak memiliki kekurangan. Media audio video dengan segala kemenarikan dari segi audio dan visual tak selamanya membawa pengaruh yang positif pada saat kegiatan belajar berlangsung. Terkadang kemenarikan video dari segi audio visual akan mengurangi bahwa menghilangkan konsentrasi siswa dan siswi dalam menerima materi yang disampaikan. Namun dengan diberikannya arahan yang cukup mengenai tujuan dan hakikat
92
dari menonton materi yang disampaikan melalui media audio video tentu kegiatan pembelajaran akan berdampak positif dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil evaluasi dapat dikatakan bahwa jalannya pembelajaran pada siklus II telah berhasil memperbaiki berbagai kelemahan yang terjadi pada siklus I. Perbaikan tersebut berakibat pada peningkatan aktifitas siswa dalam pembelajaran dan akhirnya mengakibatkan pada pencapaian hasil belajar siswa yang memuaskan. Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru mata pelajaran setelah tindakan, dapat disimpulkan bahwa media audio video bisa dikatakan sangat cocok dalam menunjang kegiatan pembelajaran terlebih dengan adanya media audio video penyampaian materi menjadi lebih mudah dipahami siswa dan bisa menarik perhatian siswa lebih baik tentang materi yang diajarkan. Hal ini dikarenakan guru mata pelajaran hanya menggunakan metode ceramah sehingga terkadang membuat siswa merasa bosan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Kemudian berdasarkan hasil wawancara terhadap siswa setelah tindakan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audio video terasa lebih menarik dalam kegiatan pembelajaran. Dengan media audio video siswa pun merasa lebih mengerti jika dibandingkan dengan media buku. Dengan media audio video pun siswa bisa lebih memahami materi pembelajaran hal ini dikarenakan berbeda dengan buku, media audio dan video langsung menuju inti dari pembelajaran yang sedang dipelajari tanpa mengurangi makna dan isi dari materi yang diajarkan lewat media buku sehingga siswa tidak merasa bosan dan jenuh dalam mengikuti materi pelajaran IPS yang dikenal sebagai mata pelajaran hafalan.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa media audio video dapat meningkatkan hasil belajar IPS terpadu (sosiologi) pada materi pengendalian sosial, hal ini didasarkan pada: Setelah dilakukan kegiatan pembelajaran dengan media audio video dalam mata pelajaran IPS terpadu (sosiologi) di kelas VIII SMP Al-Mubarak Pondok Aren. Setiap siklusnya terdapat peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS Terpadu (sosiologi). Berdasarkan hasil belajar siklus I dan II dapat dibandingkan adanya peningkatanpada nilai rata-rata pretes, postes serta Ngain siklus I dan siklus II. Perinciannya adalah sebagai berikut : nilai ratarata pretes siklus I adalah 3,79 dan nilai rata-rata postes adalah 7,3. Nilai pretes siklus II adalah 4,05 dan nilai rata-rata postes siklus II adalah 8,2. Sedangkan rata-rata NGain pada siklus I adalah 0,51 dan rata-rata nilai NGain siklus II adalah 0,68. Hal ini menunjukan bahwa pemahaman siswa pada materi pengendalian sosial dapat ditingkatkan melalui media audio video. Dengan pembelajaran
93
94
menggunakan media audio video pun membuat siswa menjadi lebih aktif dan bersikap kritis terhadap materi yang diajarkan. Hal ini dapat dilihat dari respon siswa dan hasil wawancara yang melibatkan siswa yang menunjukan bahwa siswa menjadi lebih bersemangat dan tidak mudah merasa bosan sehingga membuat hasil belajarnya mengalami peningkatan yang signifikan. B. SARAN a. Siswa hendaknya menanamkan rasa senang terhadap pelajaran IPS (Sosiologi). Karena hal tersebut akan memudahkan siswa dalam memahami pelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. b. Berdasarkan penelitian ini, hendaknya guru dapat dan mau menggunakan media audio video sebagai salah satu sumber belajar bagi para siswanya. Karena media tersebut terbukti dapat meningkatkan hasil siswa dalam belajar IPS di sekolah. Sehingga sumber belajar yang dapat di akses siswa tidak hanya terbatas pada guru dan buku teks saja tetapi telah bertambah dengan di manfaatkannya media audio video. c. Guru diharapkandapatmengoptimalkan kemampuannya mengajar untuk dapat memotivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar yaitu dengan menggunakan media pembelajaran. d. Pengaruh media pembelajaran terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu di SMP Al-Mubarak Pondok Aren sebagai upaya peningkatan penggunaan media pembelajaran cukup baik. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pengguanan media pembelajaran agar lebih efektif dan efisien adalah salah satunya dengan mengikuti pelatihanpelatihan
tentang
penggunaan
media
pembelajaran
serta
tetap
memperharikan prinsip-prinsip dan faktor-faktor dalam pemilihan dan penggunaan media pengajaran. Hal ini sangat diperlukan untuk menghasilkan pembelajaran yang efektif dan efisien khususnya pada pembelajaran IPS Terpadu serta informasi pengajaran atau materi pelajaran dapat diserap oleh anak didik dengan optimal.
95
e. Bagi peneliti diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat bermanfaat dalam melakukan kegiatan penelitian yang terkait dengan penggunaan media audio dan video dalam proses kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran IPS terpadu (Sosiologi).
96
DAFTAR PUSTAKA Al Barry,Dahlan. Kamus Ilmiah Populer,.Surabaya : Arkola, 1994. Arsyad,Azhar. Media pembelajaran. Jakarta : PT.Rajagrafindo Persada,1997. Asnawir dan Basyirudin Usman. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers, 2002. Asra, Sumiati. Metode Pembelajaran,.Bandung : CV. Wacana Prima, 2008. Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta,2009. Cecep kustandi,dkk. Media pembelajaran;manual dan digital. Bogor :Ghalia Indonesia. Hamalik, Oemar.Media pendidikan.Bandung : Cipta Aditya Bakti, 1994. Hamzah B. Uno.
Profesi Kependidikan
Problema Solusi Dan Reformasi
Pendidikan Di Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara, 2007 Harianto,Suyono. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Rosda,2011. J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto. Sosiologi: Teks Pengantar & Terapan. Jakarta: Kencana, 2007. Kunandar. Langkah mudah Penelitian Tindakan kelas sebagai pengembang profesi guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010. M. Sitorus. Berkenalan dengan Sosiologi. Jakarta : Erlangga, 1999. Munadi,Yudhi. Media Pembelajaran. Jakarta :GP Press,2012. Nasution. Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara, 1995. Nurdin, Syafruddin. Model Pembelajaran yang Memperhatikan Keragaman Individu Siswa dalam KBK. Jakarta :Ciputat Press, 2005.
97
Purwanto,Ngalim. Psikologi pendidikan. Bandung : PT remaja Rosdakarya,1990. Raho, Bernard. Sosiologi-Sebuah Pengantar. Surabaya : Ledalero, 2004. Sadiman S, Arif. Media pendidikan . Jakarta : CV Rajawali, 1986. Sapriya,.Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2009. Shaleh, Abdul Rahman, Psikologi dalam persepktif Islam. Jakarta : Prenada Media,2004. Soekanto, Soerjono. Memperkenalkan Sosiologi. Jakarta : CV. Rajawali, 1982. Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2010. Suralaga,Fadilah,dkk. Psikologi pendidikan dalam perspektif islam. Jakarta :UIN Press,2005 Suryabrata,Sumardi. Psikologi Pendidikan, Jakarta : PT. Raja Garfindo, 2007. Syah, Muhibbin. Psikologi pendidikan. Bandung :PT Remaja Rosdakarya,2010. Syaiful bahri,dkk. Strategi belajar mengajar. Jakarta :Rineka Cipta,2006. Trianto.Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori dan Praktek. Jakarta : Prestasi Pustaka Publisher, 2001. Wiriaatmadja ,Rochiati. Metode penelitian tindakan kelas. Bandung: PT. Remaja Rosydakarya, 2006.
98
Lampiran 1 SKOR DATA DIBOBOT ================= Jumlah Subyek = 39 Butir soal = 30 Bobot utk jwban benar = 1 Bobot utk jwban salah = 0 Nama berkas: Uji Validitas kelas VIII No Urt 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
No Subyek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Kode/Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Benar 21 20 18 23 20 19 9 19 10 23 19 23 27 19 22 21 26 12 20 25 21 19 23 17 29 28 20 24 22 27 3 16 20 19 21 20 22 4 23
Salah 9 10 12 7 10 11 21 11 20 7 11 7 3 11 8 9 4 18 10 5 9 11 7 13 1 2 10 6 8 3 27 14 10 11 9 10 8 26 7
Kosong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Skr Asli 21 20 18 23 20 19 9 19 10 23 19 23 27 19 22 21 26 12 20 25 21 19 23 17 29 28 20 24 22 27 3 16 20 19 21 20 22 4 23
Skr Bobot 21 20 18 23 20 19 9 19 10 23 19 23 27 19 22 21 26 12 20 25 21 19 23 17 29 28 20 24 22 27 3 16 20 19 21 20 22 4 23
99
LAMPIRAN 2 RELIABILITAS TES ================ Rata2= 19,85 Simpang Baku= 5,72 KorelasiXY= 0,79 Reliabilitas Tes= 0,89 Nama berkas = Uji Realibilitas kelas VIII No.Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
No. Subyek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Kode/Nama Subyek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Skor Ganjil 13 10 10 11 10 9 4 9 5 11 8 12 14 10 14 11 14 7 9 14 11 8 12 9 15 15 9 13 11 14 3 8 10 9 11 10 13 1 12
Skor Genap 8 10 8 12 10 10 5 10 5 12 11 11 13 9 8 10 12 5 11 11 10 11 11 8 14 13 11 11 11 13 0 8 10 10 10 10 9 3 11
Skor Total 21 20 18 23 20 19 9 19 10 23 19 23 27 19 22 21 26 12 20 25 21 19 23 17 29 28 20 24 22 27 3 16 20 19 21 20 22 4 23
100
LAMPIRAN 3 DAYA PEMBEDA ============ Jumlah Subyek= 39 Klp atas/bawah(n)= 11 Butir Soal= 30 Nama berkas: Daya Pembeda kelas VIII No Butir Baru 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
No Butir Asli 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Kel. Atas 8 10 11 8 8 8 10 6 10 11 11 8 9 9 11 7 11 9 9 11 8 11 11 8 10 9 8 9 10 9
Kel. Bawah 6 5 6 5 4 6 6 1 4 3 4 6 7 4 6 2 3 5 3 5 4 5 4 5 5 6 6 6 6 8
Beda 2 5 5 3 4 2 4 5 6 8 7 2 2 5 5 5 8 4 6 6 4 6 7 3 5 3 2 3 4 1
Indeks DP (%) 18,18 45,45 45,45 27,27 36,36 18,18 36,36 45,45 54,55 72,73 63,64 18,18 18,18 45,45 45,45 45,45 72,73 36,36 54,55 54,55 36,36 54,55 63,64 27,27 45,45 27,27 18,18 27,27 36,36 9,09
101
LAMPIRAN 4 TINGKAT KESUKARAN ================= Jumlah Subyek= 39 Butir Soal= 30 Nama berkas: Tingkat Kesukaran Kelas VIII No Butir Baru 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
No Butir Asli 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Jml Betul 27 23 29 22 22 25 29 15 27 29 29 27 27 25 30 14 29 28 24 30 19 28 27 24 22 27 28 28 30 30
Tkt. Kesukaran(%) 69,23 58,97 74,36 56,41 56,41 64,10 74,36 38,46 69,23 74,36 74,36 69,23 69,23 64,10 76,92 35,90 74,36 71,79 61,54 76,92 48,72 71,79 69,23 61,54 56,41 69,23 71,79 71,79 76,92 76,92
Tafsiran Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang Mudah Mudah Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Mudah Mudah Sedang Mudah Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Mudah Mudah Mudah
102
LAMPIRAN 5 REKAP ANALISIS BUTIR ===================== Rata2= 19,85 Simpang Baku= 5,72 KorelasiXY= 0,79 Reliabilitas Tes= 0,89 Butir Soal= 30 Jumlah Subyek= 39 Nama berkas: Rekapitulasi data Btr Baru 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Btr Asli 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
D.Pembeda(%) 18,18 45,45 45,45 27,27 36,36 18,18 36,36 45,45 54,55 72,73 63,64 18,18 18,18 45,45 45,45 45,45 72,73 36,36 54,55 54,55 36,36 54,55 63,64 27,27 45,45 27,27 18,18 27,27 36,36 9,09
T. Kesukaran Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang Mudah Mudah Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Mudah Mudah Sedang Mudah Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Mudah Mudah Mudah
Korelasi 0,051 0,365 0,431 0,324 0,379 0,405 0,514 0,283 0,621 0,670 0,597 0,267 0,267 0,405 0,405 0,314 0,608 0,366 0,492 0,427 0,308 0,578 0,611 0,398 0,452 0,306 0,386 0,346 0,513 0,244
Sign. Korelasi Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Sangat Signifikan -
103
LAMPIRAN 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Sekolah
: SMP AL-Mubarok
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/ Semester
:VIII/2
Pertemuan Ke-
: 1 dan 2
Alokasi Waktu
: 4 x 40 Menit (2x pertemuan)
STANDAR KOMPETENSI
:Memahami pranata dan penyimpangan sosial
I.
Kompetensi Dasar -
II.
Mendeskripsikan upaya pengendalian sosial
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
NO
Indikator Pencapaian Kompetensi
Nilai Karakter
1
Mendeskripsikan arti pengendalian sosial
jujur, disiplin, mandiri, kerja
2
Mengidentifikasikan macam-macam pengendalian keras,
3
Mengidentifikasikan tahapan pengendalian sosial
damai, peduli sosial, tanggung
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi siswa diharapkan mampu : 1. Menjelaskan pengertian pengendalian sosial 2. Menyebutkan macam-macam pengendalian sosial 3. Menyebutkan tahapan pengendalian sosial
MATERI PEMBELAJARAN A. Materi Pokok Pengendalian sosial
bersahabat,
tahu,
semangat,
perhatian.
IV.
ingin
sosial
jawab,
III.
rasa
rasa
hormat
cinta
dan
104
B. Uraian Materi a. Pengertian Pengendalian Sosial Pengendalian sosial adalah suatu bentuk aktivitas masyarakat yang disampaikan kepada pihak-pihak tertentu dalam masyarakat karena adanya penyimpangan-penyimpangan sosial.
b. Macam-macam pengendalian sosial a) Berdasarkan Waktu pelaksanaannya Berdasarkan waktu pelaksanaannya, pengendalian sosial dapat dibedakan menjadi 3, yaitu : 1. Tindakan Preventif, yaitu tindakan yang dilakukan oleh pihak berwajib sebelum penyimpangan sosial terjadi agar suatu tindak pelanggaran dapat diredam atau dicegah. 2. Tindakan Represif, yaitu tindakan aktif yang dilakukan pihak berwajib pada saat penyimpangan sosial terjadi agar penyimpangan yang sedang terjadi dapat dihentikan. 3. Tindakan Kuratif, yaitu tindakan yang diambil setelah terjadinya tindak penyimpangan sosial.
b) Berdasarkan Sifatnya 1. Pengendalian Internal ; pengendalian jenis ini dilakukan oleh penguasa sebagai pemegang kekuasaan untuk menjalankan roda pemerintahannya melalui strategi politik. 2. Pengendalian eksternal ; pengendalian sosial jenis ini dilakukan oleh rakyat kepada para penguasa.
c) Berdasarkan Cara pengendalian sosial 1. Tindakan Persuasif yaitu tindakan pencegahan yang dilakukan dengan cara pendekatan secara damai tanpa ada paksaan. 2. Tindakan koersif yaitu tindakan pengendalian sosial yang dilakukan secara pemaksaan.
105 d) Berdasarkan Pelaku Pengendalian Sosial 1. Pengendalian Pribadi yaitu pengaruh yang datang dari orang atau tokoh tertentu. 2. Pengendalian Institusional yaitu pengaruh yang ditimbulkan dari adanya suatu konstitusi atau lembaga. 3. Pengendalian Resmi yaitu pengendalian atau pengawasan sosial yang dilakukan oleh lembaga resmi negara sesuai dengan peraturan yang berlaku dengan sanksi hukum yang jelas dan mengikat. 4. Pengendalian tidak resmi yaitu pengendalian atau pengawasan sosial yang dilakukan tanpa rumusan aturan yang jelas atau tanpa sanksi hukum yang tegas. c. Tahapan Pengendalian Sosial 1. Tahap sosialisasi atau pengenalan Pada tahap ini, masyarakat dikenalkan pada bentuk-bentuk penyimpangan sosial beserta sanksi-sanksinya 2. Tahap Penekanan Sosial Tahap ini dilakukan untuk mendukung terciptanya kondisi sosial yang stabil. Pada tahap ini telah disertai dengan pelaksanaan sanksi atau hukuman kepada para pelaku tindakan penyimpangan. 3. Tahap Pendekatan Kekuasaan/Kekuatan Berdasarkan pelakunya, tahap ini dapat dibedakan menjadi 3, yaitu : 1. Pengendalian Kelompok terhadap Kelompok 2. Pengendalian kelompok terhadap anggotanya 3. Pengendalian pribadi terhadap pribadi lainnya V.
METODE PEMBELAJARAN a. b. c. d. e.
VI.
Ceramahbervariasi dengan menggunakan Media Audio Video Tanya jawab Observasi Diskusi Penugasan
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN 4. Pertemuan 1 A. Pendahuluan
106
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
A. Apresepsi
Disiplin,
- Menanyakan
kembali
tentang
materi yang akan dibahas
dan kerjasama,
memperhatikan
keterampilan
merespon dengan baik.
- Guru memberikan pre test untuk mengetahui
- Siswa
kemampuan
siswa
- Siswa mengerjakan soal pretes yang diberikan oleh guru.
sebelum diterangkan materi ajar. B. Motivasi - Guru menjelaskan pengendalian Sosial
- Mendengarkan
guru
tentang Pemahaman
materi yang disampaikan
B. Kegiatan Inti Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Eksplorasi
Disiplin,
- Mengarahkan
siswa
untuk
membaca buku sumber.
informasi yang luas dan dalam tentang
- Siswa membaca buku sesuai arahan kerjasama, guru
- Melibatkan peserta didik mencari
topik/tema
dipakai guru.
semangat, mandiri,
yang
beragam
kerja
pembelajaran
dan
- Siswa belajar, jika ada yang tidak gemar membaca, tahu. Siswabertanya kepada guru.
media bantu audio video. - Melibatkan peserta didik secara dalam
tahu,
keras, demokratis,
- Menggunakan pendekatan
keterampilan, rasa
- Siswa belajar sesuai metode yang ingin
dipelajari.
aktif
Nilai Karakter
setiap
kegiatan
jawab,
toleransi,
cinta
- Siswa belajar aktif di dalam proses tanah air, jujur, pembelajaran
religius, menghargai
pembelajaran. Elaborasi - Guru membagi beberapa siswa
tanggung
prestasi, - Siswa membagi kelompok untuk bersahabat, peduli
kedalam kelompok belajar untuk
melakukan diskusi terkait materi lingkungan,
berdiskusi tentang arti, macam-
yang diajarkan.
macam dan tahapan pengendalian
gemar membaca, semangat
107 sosial
kebangsaan.
- Guru memberikan waktu untuk setiap
kelompok
- Setiap kelompok mempresentasikan pekerjaannya secara pleno
mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya secara pleno.
- Guru menjelaskan hasil diskusi keseluruhan
kelompok,
untuk
- Seluruh siswa memperhatikan dan menanggapi
penerangan
guru
memperoleh jawaban yang sesuai
terkait materi pengendalian sosial.
dengan
Pengertian,macam-macam,
materi
yang
sedang
diajarkan.
dan
tahapan pengendalian sosial
Konfirmasi - Guru bertanya jawab tentang hal-
- Siswa menjawab sebisanya apa
hal yang belum diketahui siswa.
yang akan ditanyakan oleh guru.
- Guru bersama siswa bertanya
- Siswa juga bertanya kepada guru
jawab
meluruskan
kesalah
pahaman, memberikan penguatan
apa saja yang belum diketahui terkait dengan materi pembahasan
dan penyimpulan.
C. Penutup
Kegiatan Guru - Bersama-sama membuat
Kegiatan Siswa dengan
siswa/i
rangkuman/simpulan
Nilai Karakter
- Bertanya kepada guru jika ada hal- Pengendalian diri
hal yang tidak dipahami.
pelajaran - Guru memberikan penguatan dari hasil tanya jawab maupun diskusi kelompok
- Siswa
memperhatikan
menanggapi penjelasan guru.
dan
108 - Guru memberikan post test kepada
- Siswa mengerjakan soal post test
siswa
yang diberikan oleh guru
VII.
Sumber Belajar Buku Paket IPS KelasVIII Buku-buku Sumber yang Relevan Video yang sesuai dengan materi
VIII. Penilaian a. Tes tulis b. penugasan Format Kriteria Penilaian 1. PRODUK ( HASILDISKUSI ) No. 1.
Aspek Konsep
Kriteria
Skor
* semua benar
4
* sebagian besar benar
3
* sebagian kecil benar
2
* semuasalah
1
2. PERFORMANSI No. 1.
2.
Aspek Kerjasama
Partisipasi
Kriteria
Skor
* bekerjasama
4
* kadang-kadangkerjasama
2
* tidakbekerjasama
1
* aktifberpartisipasi
4
* kadang-kadangaktif
2
* tidakaktif
1
3. LembarPenilaian No
NamaSiswa
Performan
Produk
JumlahSkor
Nilai
109 Kerjasama
Partisipasi
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
CATATAN : Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
Untuk Siswa yang belum memenuhi syarat nilai sesuai KKM maka diadakan Remedial. Pondok Aren, Februari 2013 Mengetahui Guru IPS
Drs. Rohayati
Peneliti
Syafiq Agung Ruswandi
110
LAMPIRAN 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Sekolah
: SMP AL-Mubarok
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/ Semester
:VIII/2
Pertemuan Ke-
: 1 dan 2
Alokasi Waktu
: 4 x 40 Menit (2x pertemuan)
STANDAR KOMPETENSI
:Memahami pranata dan penyimpangan sosial
IX.
Kompetensi Dasar -
X.
Mendeskripsikan upaya pengendalian sosial
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
NO
Indikator Pencapaian Kompetensi
1
Mengidentifikasi
bentuk-bentuk
Nilai Karakter pengendalian jujur, disiplin, mandiri, kerja
sosial.
keras,
rasa
Menjelaskan peran pranata sosial dalam upaya semangat,
2
pengendalian sosial
bersahabat,
rasa
perhatian.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi siswa diharapkan mampu : 4. Menyebutkan bentuk-bentuk pengendalian sosial. 5. Menjelaskan peran pranata sosial dalam upaya pengendalian sosial.
XII.
MATERI PEMBELAJARAN C. Materi Pokok Pengendalian sosial
tahu, cinta
damai, peduli sosial, tanggung jawab,
XI.
ingin
hormat
dan
111
D. Uraian Materi (terlampir) a. Bentuk-Bentuk Pengendalian Sosial Bentuk pengendalian sosial terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu : a) Gosip ; adalah kabar burung yang tidak berlandaskan fakta. Gosip disebut juga sebagai kabar burung atau desas-desus. b) Teguran ; adalah kritik sosial yang bersifat terbuka, baik lisan maupun tulisan, terhadap orang atau lembaga yang melakukan tindak penyimpangan sosial. c) Sanksi atau Hukuman ; adalah tindakan tegas yang diambil jika teguran tidak diindahkan oleh pelaku tindak penyimpangan. d) Pendidikan
dan
agama
;
pendidikan
berfungsi
untuk
mengarahkan dan membentuk sikap mental sesuai dengan kaidah dan norma yang berlaku.
b. Peran Pranata sosial dalam upaya pengendalian Sosial Keberhasilan suatu upaya pengendalian sosial tidak terlepas dari peran pranata sosial di masyarakat. Peran pranata sosial sendiri adalah berusaha menegakan dan menjalankan nilai dan norma sosial agar tercipta suatu kondisi kehidupan masyarakat yang aman, selaras, dan tertib. Berikut ni adalah pranata sosial yang berperan besar dalam upaya menciptakan ketertiban dan pengendalian sosial : a. Pranata Keluarga ; merupakan bentuk basic institutions. Keluarga
memiliki peran besar dalam membentuk karakter
seseorang kaitannya dengan perilaku sosial yang dilakukannya dalam masyarakat. b. Pranata Agama ; merupakan general institutions. Dalam kehidupan bermasyarakat, agama merupakan benteng individu dalam menghadapi tantangan dunia yang kian kompleks dari waktu ke waktu. c. Pranata Ekonomi ; pranata ekonomi memberikan aturan-aturan khusus dalam upaya pengendalian sosial agar terciptanya suatu keseimbangan dan terwujudnya suatu keadilan sosial.
112 d. Pranata pendidikan ; memiliki aturan dan disiplin baku yang bertujuan untuk mempersiapkan anak didik melalui pengajaran dan pendidikan ilmu pengetahuan. Dengan bekal tersebut, seseorang diharapkan dapat menguasai berbagai jenis ilmu pengetahuan sehingga mampu berkompetisi dalam kehidupan. Pranata politik ; memiliki peran utama yaitu mengupayakan kehidupan bermasyarakat yang merdeka, adil dan makmur, menjaga kehormatan hak-hak dan kewajiban warga negara, serta mengatur hubungan suatu negara dengannegara lain dalam pergaulan internasioal. XIII. METODE PEMBELAJARAN a. b. c. d. e.
Ceramah bervariasi dengan menggunakan Media Audio Video Tanya jawab Observasi Diskusi Penugasan
XIV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN D. Pendahuluan
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
C. Apresepsi
Disiplin,
- Menanyakan
kembali
tentang
materi yang akan dibahas
kemampuan
dan kerjasama,
memperhatikan
keterampilan
merespon dengan baik.
- Guru memberikan pre test untuk mengetahui
- Siswa
siswa
- Siswa mengerjakan soal pretes yang diberikan oleh guru.
sebelum diterangkan materi ajar. D. Motivasi - Guru menjelaskan pengendalian Sosial
- Mendengarkan
guru
tentang Pemahaman
materi yang disampaikan
E. Kegiatan Inti Kegiatan Guru Eksplorasi
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter Disiplin,
113 - Mengarahkan
siswa
untuk
membaca buku sumber.
guru
- Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang
- Siswa membaca buku sesuai arahan kerjasama,
topik/tema
- Siswa belajar sesuai metode yang ingin dipakai guru.
tahu,
semangat, mandiri,
yang
kerja
keras, demokratis,
dipelajari. - Menggunakan pendekatan
beragam pembelajaran
dan
- Siswa belajar, jika ada yang tidak gemar membaca, tahu. Siswabertanya kepada guru.
media bantu audio video. - Melibatkan peserta didik secara aktif
keterampilan, rasa
dalam
setiap
kegiatan
tanggung
jawab,
toleransi,
cinta
- Siswa belajar aktif di dalam proses tanah air, jujur, pembelajaran
religius, menghargai
pembelajaran. Elaborasi
prestasi,
- Guru membagi beberapa siswa
- Siswa membagi kelompok untuk bersahabat, peduli
kedalam kelompok belajar untuk
melakukan diskusi terkait materi lingkungan,
berdiskusi tentang bentuk-bentuk
yang diajarkan.
gemar membaca,
pengendalian sosial dan peran
semangat
pranata
kebangsaan.
sosial
dalam
upaya
pengendalian sosial - Guru
merubah
posisi
tempat
- Siswa mengikuti arahan guru
duduk setiap kelompok agar siswa tidak merasa jenuh di satu tempat - Guru memberikan beberapa kata
- Siswa berdiskusi dan membuat
kunci dari materi yang sedang
kalimat dengan kata kunci yang
diajarkan kepada setiap kelompok
sudah disediakan oleh guru
diskusi untuk didiskusikan dan dibuatkan kalimat dari setiap kata kunci
- Guru memberikan waktu untuk setiap
kelompok
mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya secara pleno.
- Setiap kelompok mempresentasikan pekerjaannya secara pleno
114
- Guru menjelaskan hasil diskusi keseluruhan
kelompok,
untuk
- Seluruh siswa memperhatikan dan menanggapi
penerangan
guru
memperoleh jawaban yang sesuai
terkait materi pengendalian sosial.
dengan
Pengertian,macam-macam,
materi
yang
sedang
diajarkan.
dan
tahapan pengendalian sosial
Konfirmasi
- Siswa menjawab sebisanya apa
- Guru bertanya jawab tentang hal-
yang akan ditanyakan oleh guru.
hal yang belum diketahui siswa. - Siswa juga bertanya kepada guru - Guru bersama siswa bertanya jawab
meluruskan
kesalah
apa saja yang belum diketahui terkait dengan materi pembahasan
pahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
F. Penutup
Kegiatan Guru - Bersama-sama membuat
Kegiatan Siswa dengan
siswa/i
rangkuman/simpulan
Nilai Karakter
- Bertanya kepada guru jika ada hal- Pengendalian diri
hal yang tidak dipahami.
pelajaran - Guru memberikan penguatan dari hasil tanya jawab maupun diskusi
- Siswa
memperhatikan
dan
menanggapi penjelasan guru.
kelompok - Guru memberikan post test kepada siswa
- Siswa mengerjakan soal post test yang diberikan oleh guru
115 XV.
Sumber Belajar Buku Paket IPS KelasVIII Buku-buku Sumber yang Relevan Video yang sesuai dengan materi
XVI. Penilaian a. Tes tulis b. penugasan Format Kriteria Penilaian 3. PRODUK ( HASILDISKUSI ) No. 1.
Aspek Konsep
Kriteria
Skor
* semua benar
4
* sebagian besar benar
3
* sebagian kecil benar
2
* semuasalah
1
4. PERFORMANSI No. 1.
2.
Aspek Kerjasama
Partisipasi
Kriteria
Skor
* bekerjasama
4
* kadang-kadangkerjasama
2
* tidakbekerjasama
1
* aktifberpartisipasi
4
* kadang-kadangaktif
2
* tidakaktif
1
3. LembarPenilaian Performan No
NamaSiswa
Produk Kerjasama
Partisipasi
JumlahSkor
Nilai
116 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
CATATAN : Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
Untuk Siswa yang belum memenuhi syarat nilai sesuai KKM maka diadakan Remedial. Pondok Aren, Februari 2013 Mengetahui Guru IPS
Drs. Rohayati
Peneliti
Syafiq Agung Ruswandi
117
Lampiran 8 Kisi-kisi Soal Tes Hasil Belajar Sosiologi Siklus I
NO
Standar Kompetensi
1.1
Memahami pranata dan penyimpangan sosial
Kompetensi dasar
Materi Pokok
Indikator
Nomor Bentuk soal soal
Mendeskripsikan arti pengendalian sosial
1,2
Mengidentifikasikan macam-macam pengendalian sosial
3,4,5,6
1.2
7,8,9,10
1.3
Mengidentifikasikan tahapan pengendalian sosial
Mendeskripsikan Pengendalian upaya sosial pengendalian sosial
Pilihan ganda
118
Lampiran 9 PRETES dan POSTES SIKLUS I
Nama : .................................................... Kelas : .....................................................
Berilah tanda silang (x) pada a,b,c dan d pada jawaban yang benar ! 1. Penggerebekan rumah yang diduga sarang teroris merupakan suatu bentuk suatu bentuk tindakan ... a. Persuasif b. represif c. Kuratif d. Preventif 2. Pola tingkah laku masyarakat di sekitar asrama militer akan menunjukan kemiripan dengan pola militer juga. Hal ini merupakan dampak adanya pengendalian sosial yang bersifat... a. Koersi. b. represif c. Primer d. Institusional 3. Pengendalian institusional adalah pengendalian sosial yang dilakukan oleh a. Guru b. Lembaga sosial c. Guru d. Tokoh adat 4. Latar belakang diperlukannya pengendalian sosial, adalah a. Adanya homogenitas warga masyarakat b. Adanya heterogenitas warga masyarakat c. Adanya rasa senasib sepenanggungan antarwarga masyarakat d. Mudah masuknya pengaruh budaya asing kedalam budaya kita 5. Secara umum fungsi pengendalian sosial ialah .. a. Agar nilai dan norma dapat dijalankan warga masyarakat
119 b. Agar tercipta suasana saling menghargai antar warga masyarakat c. Agar terjadi hubungan yang harmonis antar warga masyarakat d. Menjadikan warga masyarakat patuh 6. KPK menyatakan perang terhadap Korupsi dan mengingatkan agar tidak mencoba melakukan tindak pidana korupsi. Contoh pengendalian sosial tersebut berdasarkan caranya tergolong jenis a. Proaktif b. Preventif c. Represif d. Persuasif e. Koersif 7. Contoh pengendalian yang bersifat persuasif adalah ... a. Anak yang memeras temannya ditangkap dan dibina agar baik b. Perampok yang dihakimi massa sampai mati c. Pencopet yang tertangkap langsung diserahkan ke polisi d. Pencuri ayam tertangkap dan dihajar warga 8. Pendidikan merupakan sarana pengendalian sosial yang efektif karena pada dasarnya pendidikan juga merupakan pengendalian sosial yang dilakukan dengan cara tertentu, yaitu... a. Secara formal b. Secara informal c. Secara sadar d. Secara sempurna 9. Melalui pendidikan dapat diupayakan pengendalian sosial karena a. Melalui pendidikan siswa menjadi pandai b. Pendidikan mengajarkan siswa untuk mamu c. Pendidikan mendidik siswa untuk mengetahui nilai-nilai yang dianggap d. Pendidikan tidak memberikan manfaat apapun 10. Pengendalian sosial dapat ditempuh melalui proses a. Peringatan- teguran – hukuman b. Hukuman – peringatan –teguran c. Teguran – perignatan – hukuman d. Peringatan – hukuman – teguranan
120
Lampiran 10 Kunci jawaban siklus I 1. C 2. B 3. D 4. B 5. A 6. D 7. A 8. B 9. C 10. A
121
Lampiran 11 NGain Siklus I Hasil Belajar Siklus I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Nama Aang Ramadhan Achmad Fathoni Adelia Islamiyah Nisa Adinda Athaya Anindita Putri Audy Setya Prakoso P Bagus Awang Basuki Dwi Anis Fitris Eva Yulianti Fajar Septia Fajri Yanti Farhan Nizam Firdaus Fera Koeserawati Ika Oktavia Inas Inayah Indah Permata Irsyad Maulana Ita Rosita Khuluqil Hasanah M.Henry Syahrani M.Taufan Alfaridzi Maya Rosmita Mega Chairunnisa Muhammad Muzakki Agiel Narulis Ayu Nawastiti Niken Meidyanti Okta Bagus Prisma Winda Afina Rahadian Chandra Rahmad Suci Revi Lpriansyah Ripa Paoziyah Sela Sulitya P Selvy Dian Lestari Silmi Fuadna Syifa Fauziah Tita Tamara Widya Sariningrum JUMLAH RATA-RATA
Pretes
Postes
NGain
Keterangan
4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 5 4 4 5 5 3 2 3 4 4 5 4 4 3 5 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 2 148 3,79
6 6 6 7 7 8 8 6 7 6 7 8 8 7 7 6 6 7 8 7 9 7 7 6 9 8 8 6 8 6 8 7 7 8 9 7 8 6 6 286 7,3
0,3 0,4 0,4 0,5 0,5 0,6 0,6 0,4 0,5 0,3 0,4 0,6 0,6 0,4 0,4 0,4 0,5 0,5 0,6 0,5 0,8 0,5 0,5 0,4 0,8 0,7 0,7 0,3 0,6 0,4 0,5 0,5 0,5 0,7 0,8 0,5 0,7 0,4 0,5 20,2 0,51
Rendah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Rendah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Sedang Sedang
122
Lampiran 12 Kisi-Kisi Soal tes hasil belajar Siklus II
NO
Standar Kompetensi
1.1
Memahami pranata dan penyimpangan sosial
1.2
Kompetensi dasar
Materi Pokok
Mendeskripsikan Pengendalian upaya sosial pengendalian sosial
Indikator Mengidentifikasikan bentuk-bentuk pengendalian sosia l Menjelaskan peran pranata sosial dalam upaya pengendalian sosial
Nomor soal
Bentuk soal
1,2,3,4,5
Pilihan ganda
6,7,8,9,10
123
Lampiran 13
PRETES dan POSTES SIKLUS II Nama : .................................................... Kelas : .....................................................
Berilah tanda silang (x) pada a,b,c dan d pada jawaban yang benar ! 1. Bentuk pengendalian sosial yang memiliki sifat tegas dan nyata serta efektif digunakan sebagai pengendali sosial adalah... a. Agama b. Teguran c. Hukuman d. Gosip 2. Saat gosip tidak mampu mengubah suatu keadaan yang menyimpang, maka bentuk pengendalian berikutnya adalah a. Kekerasan b. Teguran c. Hukuman d. Melalui jalur agama 3. Intimidasi merupakan salah satu jenis pengendalian sosial dengan cara a. Sapaan b. Teguran keras c. Peringatan d. Kontak fisik 4. Lembaga sosial yang memiliki kekuatan untuk mempengaruhi opini publik terhadap suatu kejadian atau peristiwa tertentu sehingga dapat berperan dalam pengendalian sosial adalah a. Kepolisian b. Kehakiman c. Tokoh masyarakat d. Media masa 5. Seorang ibu melarang anaknya mengendarai kendaraan dengan mengebut di jalan, supaya tidak terjadi kecelakaa. Larangan ibu terhadap anaknya tersebut termasuk cakupan pengendalian sosial, yaitu,,,
124 a. b. c. d.
Pengawasan individu terhadap individu lain Pengawasan dari beberapa kelompok terhadap individu Pengawasan kelompok terhadap individu Pengawasan kelompok terhadap kelompok
6. Apabila masyarakat menggunjing atau membicarakan secara tertutup tentang perilaku menyimpang yang dilakukan oleh seorang individu berarti masyarakat telah melakukan pengendalian sosial yang berupa ... a. Nasihat b. Gosip c. Intimidasi d. Teguran 7. Aksi-aksi demonstrasi sering dilakukan oleh masyarakat kemungkinan akan menimbulkan disintegrasi sosial. Namun demikian kegiatan tersebut juga mempunyai dampak positif, diantaranya... a. Sebagai alat kontrol sosial b. Menjaga kestabilan negara c. Sebagai wadah pelampiasan kekecewaan d. Mengurangi adanya kesenjangan sosial 8. Pranata ekonomi sangatlah penting bagi masyarakat, karena .... a. Dapat memperkuat penyesuaian diri dan hubungan sosial b. Memberi pedoman bagi keluarga untuk mengatur pendapatannya c. Memberi arahan kepada pengusaha cara mengeksploitasi sumber daya yang ada d. Dapat memberikan aturan bagi masyarakat dalam melakukan kegiatan ekonomi. 9. Pada masa sekarang tindakan kkn yang merugikan rakyat sering dilakukan. Kasus ini menunjukan lemahnya sistem pengendalian sosial negara pada lembaga a. Keagamaan , kepolisian dan kehakiman b. Pendidikan , kepolisian dan kehakiman c. Kepolisian , kejaksanaan dan kehakiman d. Pendidikan , kejaksaan dan kepolisian 10. Pengendalian sosial yang menekankan pembinaan kerohanian dapat tercapai melalui a. Pendidikan agama b. Denda c. Kurungan d. Pengorbanan
125
Lampiran 14 Kunci jawaban siklus II 1. A 2. C 3. D 4. C 5. A 6. B 7. C 8. A 9. A 10. A
126
Lampiran 15 NGain Siklus II Hasil Belajar Siklus II NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Nama Aang Ramadhan Achmad Fathoni Adelia Islamiyah Nisa Adinda Athaya Anindita Putri Audy Setya Prakoso P Bagus Awang Basuki Dwi Anis Fitris Eva Yulianti Fajar Septia Fajri Yanti Farhan Nizam Firdaus Fera Koeserawati Ika Oktavia Inas Inayah Indah Permata Irsyad Maulana Ita Rosita Khuluqil Hasanah M.Henry Syahrani M.Taufan Alfaridzi Maya Rosmita Mega Chairunnisa Muhammad Muzakki Agiel Narulis Ayu Nawastiti Niken Meidyanti Okta Bagus Prisma Winda Afina Rahadian Chandra Rahmad Suci Revi Lpriansyah Ripa Paoziyah Sela Sulitya P Selvy Dian Lestari Silmi Fuadna Syifa Fauziah Tita Tamara Widya Sariningrum JUMLAH RATA-RATA
Pretes 3 3 4 4 3 4 5 3 4 2 5 4 3 4 3 5 3 4 4 4 5 5 5 3 5 4 5 2 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 158 4,05
Postes N-gain keterangan 7 8 8 8 9 8 9 8 9 8 10 8 8 8 8 8 7 8 8 8 10 9 9 8 10 8 9 8 8 8 8 8 8 8 8 8 9 8 8 323 8,2
0,5 0,7 0,6 0,6 0,85 0,6 0,8 0,7 0,8 0,75 1 0,6 0,7 0,6 0,7 0,6 0,5 0,6 0,6 0,6 1 0,8 0,8 0,7 1 0,6 0,8 0,75 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,8 0,6 0,6 26,65 0,68
Sedang Tinggi Sedang Sedang Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang
127
Lampiran 16 Lembar Observasi Kegiatan Guru
Aktivitas Guru LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN GURU Kegiatan Pembelajaran IPS Terpadu Dengan menggunakan media audio video (siklus I)
Nama Sekolah : SMP Al-Mubarak Pondok Aren Mata Pelajaran Kelas
: IPS Terpadu
: VIII
Berilah tanda checklist(√) pada nilai sesuai dengan pengamatan anda. SB : Sangat Baik B : Baik C : Cukup K : Kurang SK : Sangat Kurang
No
Aspek yang diobservasi
Ket Ada
1.
Mengkondisikan situasi pembelajaran dan kesiapan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran
√
Nilai Tidak
SB
B
C √
K
SK
128 2
Apersepsi
√
√
3
Membangkitkan semangat
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
dan motivasi siswa 4
Menyampaikan tujuan dan indikator yang ingin dicapai
5
Penggunaan media atau alat pembelajaran yang sesuai dengan indikator bahan ajar
6
Pemusatan perhatian siswa terhadap proses pembelajaran
7
Teknik menjelaskan/menyampaikan materi
8
Guru memberikan conto-
√
√
√
√
contoh terkait dengan pelajaran yang diajarkan 9
Pengelolaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media audio video
10
Memberikan kesempatan
√
√
kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi pada pegangannya 11
Pemberian kesempatan
√
√
√
√
√
√
kepada siswa untuk bertanya dan mengungkapkan pendapat 12
Mengamati kesulitan dan kemajuan belajar siswa
13
Keterampilan menerangkan kembali atau menyimpulkan
129 materi yang disampaikan 14
Keterampilan memberikan
√
√
√
√
kegiatan tindak lanjut setelah pencapaian materi 15
Kemampuan memberikan evaluasi pembelajaran yang sesuai dengan indikator yang ingin dicapai
130
Lampiran 17 LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN GURU Kegiatan Pembelajaran IPS Terpadu Dengan menggunakan media audio video (siklus II)
Nama Sekolah
: SMP Al-Mubarak Pondok Aren
Mata Pelajaran
: IPS Terpadu
Kelas
: VIII
Berilah tanda checklist(√) pada nilai sesuai dengan pengamatan anda. SB : Sangat Baik B : Baik C : Cukup K : Kurang SK : Sangat Kurang
No
Aspek yang diobservasi
Ket Ada
1.
Mengkondisikan situasi
Nilai Tidak
SB
B
√
√
√
C
pembelajaran dan kesiapan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran 2
Apersepsi
√
3
Membangkitkan semangat
√
√
dan motivasi siswa 4
Menyampaikan tujuan dan indikator yang ingin dicapai
√
√
K
SK
131 5
Penggunaan media atau alat
√
√
pembelajaran yang sesuai dengan indikator bahan ajar 6
Pemusatan perhatian siswa
√
√
terhadap proses pembelajaran 7
Teknik
√
√
√
√
√
√
menjelaskan/menyampaikan materi 8
Guru memberikan contocontoh terkait dengan pelajaran yang diajarkan
9
Pengelolaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media audio video
10
Memberikan kesempatan
√
√
kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi pada pegangannya 11
Pemberian kesempatan
√
√
kepada siswa untuk bertanya dan mengungkapkan pendapat 12
Mengamati kesulitan dan
√
√
kemajuan belajar siswa 13
Keterampilan menerangkan
√
√
kembali atau menyimpulkan materi yang disampaikan 14
Keterampilan memberikan
√
√
√
√
kegiatan tindak lanjut setelah pencapaian materi 15
Kemampuan memberikan
132 evaluasi pembelajaran yang sesuai dengan indikator yang ingin dicapai
133
Lampiran 18 Lampiran Observasi Kegiatan Siswa
Aktifitas Siswa LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN SISWA Kegiatan Pembelajaran IPS Terpadu Dengan Menggunakan Media Audio Video (Siklus I)
Nama Sekolah
: SMP Al-Mubarak Pondok Aren
Mata Pelajaran
: IPS Terpadu
Kelas
: VIII
Observer
: Drs. Rohayati
Berilah tanda checklist(√) pada nilai sesuai dengan pengamatan anda. SB : Sangat Baik B : Baik C : Cukup K : Kurang SK : Sangat Kurang
Hasil Observasi Aktifitas Siswa Dalam Proses Belajar Mengajar Siklus I NO
Aspek yang diamati
Keterangan Ada
1
Melaksanakan tes Awal (pre-
√
Tidak
Nilai SB
B
C
√
test) 2
Mendengarkan penjelasan
√
√
K
SK
134 materi yang disampaikan oleh guru 3
Menyimak materi yang
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
sedang disampaikan melalui media audio video. 4
Memberikan respon positif terhadap materi audio video yang ditampilkan.
5
Aktif bertanya dan mengungkapkan pendapat
6
Melakukan Diskusi Kelompok
7
Mepresentasikan Hasil Diskusi
8
Aktif dan bertanggung jawab dalam kerja kelompok
9
Membuat laporan akhir
√
√
10
Melaksanakan tes akhir
√
√
135 Lampiran 19
Aktifitas Siswa LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN SISWA Kegiatan Pembelajaran IPS Terpadu Dengan Menggunakan Media Audio Video (Siklus II)
Nama Sekolah
: SMP Al-Mubarak Pondok Aren
Mata Pelajaran
: IPS Terpadu
Kelas
: VIII
Observer
: Drs. Rohayati
Berilah tanda checklist(√) pada nilai sesuai dengan pengamatan anda. SB : Sangat Baik B : Baik C : Cukup K : Kurang SK : Sangat Kurang
Hasil Observasi Aktifitas Siswa Dalam Proses Belajar Mengajar Siklus II NO
Aspek yang diamati
Keterangan Ada
1
Melaksanakan tes Awal (pre-
Tidak
Nilai SB
B
√
√
√
√
test) 2
Mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru
C
K
SK
136 3
Menyimak materi yang
√
√
sedang disampaikan melalui media audio video. 4
Memberikan respon positif
√
√
√
√
√
√
terhadap materi audio video yang ditampilkan. 5 6
Aktif bertanya dan mengungkapkan pendapat Melakukan Diskusi Kelompok
7
Mepresentasikan Hasil
√
√
Diskusi 8
Aktif dan bertanggung jawab
√
√
dalam kerja kelompok 9
Membuat laporan akhir
√
√
10
Melaksanakan tes akhir
√
√
137 Lampiran 20 Lembar Wawancara Dengan siswa kelas VIII
Hasil Wawancara Responden Siswa kelas VIII SMP Al-Mubarak Pondok Aren Setelah Pelaksanaan PTK Dengan Menggunakan Media Audio Video NO 1
Pertanyaan
Jawaban
Apakah kamu menyukai pembelajaran IPS
sangat suka, karena menurut saya
dengan menggunakan media audio video?
penggunaan media audio video ini sangat menarik
2
3
Pembelajaran dengan media apa yang kamu
tentunya dengan media audio video,
sukai, dengan media audio video atau media
karena kalau dengan media buku
dengan menggunakan buku saja?
saja saya kurang mengerti materinya
Pada bagian mana yang kamu sukai/tidak dari
saya sangat suka pada bagian
pembelajaran dengan menggunakan media
menampilkan video-video yang
audio video ini?
sesuai materinya, karena dengan begitu saya dapat paham apa maksud dari materi yang sedang dipelajari
4
Perbedaan apa yang kamu rasakan setelah
saya lebih merasa nyaman dalam
belajar IPS dengan menggunakan media audio pembelajaran dan saya juga lebih video?
merasa mudah memahami materi yang sedang kita pelajari
5
Menurut kamu apa kelebihan dan kekurangan
kekurangannya tidak ada,
dari penggunaan media audio video ini?
kelebihannya lebih bisa membantu siswa untuk memahami pembelajaran yang dipelajari
6
Apakah kamu memiliki saran terhadap
ya, sarannya video-video yang
pembelajaran IPS dengan menggunakan
tampilkan usahakan lebih menarik
138 media audio video ini agar lebih baik?
lagi, dan juga sesuai materi yang
Bagaimana saran kamu?
dipelajari agar memudahkan kita juga dalam mengingat materi pembelajaran.
139 Lampiran 21 Lembar Wawancara dengan Guru mata pelajaran IPS Hasil Wawancara Responden Guru IPS Terpadu SMP Al-Mubarak Pondok Aren Setelah Pelaksanaan PTK dengan Menggunakan Media Audio Video Nama : Drs. Rohayati Jabatan : Guru IPS Terpadu kelas VIII NO 1
Pertanyaan
Jawaban
Menurut anda apakah cocok media audio
cocok, karena siswa terlihat lebih
video digunakan dalam pembelajaran IPS?
antusias dalam mengikuti pembelajaran
2
Adakan kemungkinan anda menerapkan
ya pasti, setelah saya melihat sikap
media audio video ini dikelas yang anda
antusiasnya siswa dengan media yang
kerjakan?
di terapkan saya merasa tertarik untuk mencoba media tersebut
3
Pada materi apa yang cocok digunakan dalam
saya rasa materi apa saja cocok,
penggunaan media audio video ini?
tergantung kita bisa mengaplikasikannya dalam menyampaikan materi kepada siswa
4
Berdasarkan pengamatan yang anda lakukan,
sejauh ini saya sudah menemukan
apakah terdapat kemajuan dalam belajar IPS
adanya kemajuan dalam proses
siswa setelah digunakannya media audio
belajar mengajar
video?
5
Menurut anda, apakah kekurangan dan
mungkin kekurangannya dari sarana
kelebihan dari media audio video ini?
prasarana yang disediakan disekolah, dan kelebihannya itu bisa menarik perhatian siswa dalam pembelajaran dan lebih bisa memberikan
140 pemahaman kepada siswa tentang materi yang diajarkan
6
Dengan pengamatan yang anda lakukan
tingkat perhatian siswa sangat jauh
selama ini, bagaimana tingkat perhatian siswa
lebih baik dari sebelumnya
terhadap pelajaran?
7
Menurut anda, apakah media audio video
Tentu saja, karena dengan antusiasme
dapat meningkatkan hasil belajar siswa ?
dan tingginya perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan, maka akan berdampak meningkatnya hasil belajar siswa dengan sendirinya.
141
LAMPIRAN 22 DOKUMENTASI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
142