PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMK MANDALAHAYU BEKASI
Oleh:
NURHASANAH 106011000036
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010
1
2
PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMK MANDALAHAYU BEKASI
Skripsi Diajukan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I)
Oleh: Nurhasanah (106011000019)
Di bawah bimbingan
Drs. H. M. Alisuf Sabri NIP. 150 034 454
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M
3
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul: “Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMK Mandalahayu Bekasi” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqasah pada hari Rabu, 8 Desember 2010 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S-1 (S. Pd.I) dalam bidang Pendidikan Agama Islam. Jakarta, 10 Desember 2010 Panitia Ujian Munaqasyah Ketua Panitia (Ketua Jurusan Pend. Agama Islam) Tanggal
Tanda Tangan
………..
........................
………..
………………
………..
………………
………..
………………
Bahrissalim, M. Ag NIP: 19680307 199803 1 002 Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi) Drs. Sapiudin Shidiq, M. Ag NIP: 19670328 200003 1 001 Penguji I Dra. Hj. Sofiah, MS, MA NIP: 19491123 198902 2 001 Penguji II Hj. Nurlena Rifai, M.A. Ph. D NIP: 19591020 198603 2 001
Mengetahui: Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A NIP: 19571005 198703 1 003
ABSTRAK Nama NIM Jurusan
: Nurhasanah : 106011000019 : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Skripsi yang penulis buat berjudul “Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Mandalahayu Bekasi”. Masalah pokok yang diteliti dalam skripsi ini sebagaimana telah dirumuskan dalam perumusan masalah yaitu: Bagaimana perhatian orang tua terhadap pendidikan anak dan minat belajar siswa pada mata pelajaran pendidika agama Islam (PAI) di SMK Mandalahayu Bekasi. Apakah perhatian orang tua berpengaruh positif terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI). Tujuan penelitian ini antara lain untuk mengumpulkan data empiris mengenai perhatian orang tua dan minat belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMK Mandalahayu Bekasi. Serta untuk membuktikan ada atau tidaknya pengaruh antara perhatian orang tua dengan minat belajar agama siswa. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perhatian orang tua (X), dan variabel terikatnya adalah minat belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi deskripsi, kemudian data diolah dengan menggunakan rumus product moment. Sedangkan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara dan angket. Teknik pengambilan sampel ditetapkan secara “random sampling” yaitu proses pengambilan sampel dimana seluruh anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih. Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 36 orang siswa atau 25% dari populasi yang berjumlah 154 siswa, namun yang beragama islam berjumlah 145 siswa. Selanjutnya penulis melakukan pengolahan data dan analisis data secara statistik deskriptif kuantitatif yaitu dengan menggunakan rumus distribusi frekuensi. Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa ada pengaruh yang positif antara perhatian orang tua ddengan minat siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam. Hal itu dapat diketahui berdasarkan hitungan korelasi antara hasil penelitian angket perhatian orang tua dengan minat belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMK Mandalahayu Bekasi sebesar r = 0,34 yang terletak anatara rentang 0,20-0,40 yang menunjukkan korelasi yang lemah atau rendah.
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah menciptakan manusia sebaik-baiknya bentuk dan keajaiban, untuk menjadi khalifah di bumi ini. Shalawat serta salam semoga selalu dicurahkan kepada junjungan umat manusia, pemilik akhlak mulia, pembawa kebenaran dan kedamaian bagi seluruh alam, nabi Muhammad SAW. Berkat rahmat dan hidayah Allah SWT, penulis telah dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan yang ada. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Adapun keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini telah melibatkan banyak pihak, baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis patut mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Ketua dan sekertaris Jurusan Pendidikan Agama Islam 3. Bapak Drs. H.M. Alisuf Sabri selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini. 4. Bapak Drs. H. Abdul Fattah Wibisono, MA selaku dosen penasehat akademik yang selalu memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis hingga akhir masa perkuliahan. 5. Seluruh dosen, staff, dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang banyak memberikan pengetahuan selama penulis menjalankan perkuliahan 6. Seluruh staff perpustakaan UIN dan perpustakaan FITK yang telah mempermudah penulis dalam mencari referensi. 7. Seluruh staff SMK Mandalahayu Jakarta khususnya bapak kepala sekolah Drs. Udin Muhyidin, dan guru bidang studi PAI Ustadz Agus
ii
8. Amar, S. Pd. I, yang telah banyak membantu penulis dalam memperoleh data tentang skripsi ini 9. Ayahanda dan ibunda tercinta yang dengan bersusah payah telah mengasuh dan mendidik penulis hingga sekarang serta kakak dan adik tersayang yang dengan sabar telah membantu dan mendukung keberhasilan belajar penulis 10. Sahabat-sahabat UIN Syarif hidayatullah Jakarta khususnya kelas A PAI FITK angkatan 2006, yang telah banyak memberikan pengalaman kepada penulis tentang indahnya arti sebuah kebersamaan. Akhirnya penulis berharap semoga amal baik semua pihak serta jasajasanya mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT dan hanya kepada Allah jualah penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan para pembaca pada umumnya.
Jakarta, 25 November 2010
Penulis
iii
DAFTAR ISI ABSTRAK ........................................................................................................... i KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv DAFTAR TABEL .............................................................................................. vi DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xi BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1 B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 6 C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 7 D. Perumusan Masalah ...................................................................... 7 E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 8
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Perhatian Orang Tua .............................................................. 9 a. Kedudukan Orang Tua dalam Pendidikan ....................... 9 b. Pengertian Perhatian Orang Tua ...................................... 11 c. Bentuk-bentuk Perhatian Orang Tua ................................ 13 2. Minat Belajar Pendidikan Agama Islam ................................ 16 a. Pengertian dan Tujuan PAI di SMA ................................ 16 b. Pengertian Minat Belajar .................................................. 20 c. Fungsi Minat .................................................................... 24 d. Indikator Minat Belajar Agama ....................................... 25 e. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar Pendidikan Agama Islam .................................... 27 B. Kerangka Berfikir ......................................................................... 30 C. Hipotesis ....................................................................................... 31 D. Studi Terdahulu yang Relevan ...................................................... 32
iv
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 34 B. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................... 34 C. Metode Penelitian ......................................................................... 35 D. Variabel Penelitian ....................................................................... 35 E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 38 F. Teknik Pengolahan dan Analisa Data ........................................... 40
BAB IV
HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMK Mandalahayu Bekasi ............................. 47 B. Deskripsi Data .............................................................................. 52 C. Analisa Data ................................................................................. 53 D. Interpretasi Data ........................................................................... 79
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................... 81 B. Saran-saran .................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 83 LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrument Perhatian Orang Tua ...................................... 36
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Minat Belajar Agama ...................................... 37
Tabel 3.3
Penetapan skor ................................................................................ 41
Tabel 3.4
Penafsiran Prosentase ...................................................................... 42
Tabel 3.5
Penilaian Analisi Mean .................................................................... 43
Tabel 3.6
Interpretasi Angka “r” Product Moment .......................................... 44
Tabel 4.1
Data Keadaan Guru SMK Mandalahayu Bekasi .............................. 49
Tabel 4.2
Keadaan Data Siswa SMK Mandalahayu Bekasi ............................ 51
Tabel 4.3
Keadaan Sarana dan Prasarana SMK Mandalahayu Bekasi ............ 52
Tabel 4.4
Orang Tua Memberikan Pendidikan Agama di Rumah ................... 53
Tabel 4.5
Orang Tua Menanyakan Perkembangan Belajar di Sekolah............ 53
Tabel 4.6
Orang Tua Menanyakan Problem yang Dihadapi Kepada Guru ..... 54
Tabel 4.7
Orang Tua Membantu Menyelesaikan Masalah yang Sedang Dihadapi ........................................................................................... 54
Tabel 4.8
Orang Tua Memberikan Masukan Terhadap Keluh Kesah yang Sedang Dihadapi .............................................................................. 55
Tabel 4.9
Orang Tua Memberikan Motivasi dalam Belajar Agama ................ 55
Tabel 4.10 Orang Tua Tidak Memberikan Pendidikan Agama di Rumah......... 56 Tabel 4.11 Orang Tua Mempunyai Kerjasama yang Baik dengan Guru di Sekolah ............................................................................................. 56 Tabel 4.12 Orang Tua Menyediakan Perlengkapan Belajar .............................. 57 Tabel 4.13 Orang Tua Memperhatikan dan Peduli Terhadap Lingkungan dan Situasi Belajar .................................................................................. 57 Tabel 4.14 Orang Tua Membelikan Buku yang Berkaitan dengan Pelajaran Agama ............................................................................................. 58 Tabel 4.15 Orang Tua Membimbing dalam Mengerjakan PR ........................... 58 Tabel 4.16 Orang Tua Membantu Mengatasi Kesulitan Belajar di Rumah ....... 59 Tabel 4.17 Orang Tua Mengingatkan Solat Lima Waktu .................................. 59 Tabel 4.18 Orang Tua Jarang Mengingatkan Solat Lima waktu ...................... 60
vi
Tabel 4.19 Orang Tua Menanyakan Hasil Test Atau Ulangan ......................... 60 Tabel 4.20 Orang Tua Kurang Mendorong Untuk Belajar Agama Islam ......... 61 Tabel 4.21 Orang Tua Menganjurkan Untuk Mengikuti Kursus, Bimbingan, Les, Dan Lain-Lain ......................................................................... 61 Tabel 4.22 Orang Tua Kurang Memperhatikan Tempat Belajar ..................... 62 Tabel 4.23 Orang Tua Kurang Memperhatikan Perkembangan Belajar di Rumah ......................................................................................... 62 Tabel 4.24
Skor Butir Soal Variabel Perhatian Orang Tua (X) ........................ 63
Tabel 4.25
Analisis Mean ................................................................................. 64
Tabel 4.26 Siswa Senang dalam Belajar Agama Islam ...................................... 65 Tabel 4.27 Siswa Merasa Jenuh dan Bosan dalam Belajar Agama Islam ......... 65 Tabel 4.28 Siswa Mengikuti Pelajaran Agama Islam dengan Kemauan Sendiri ............................................................................................. 66 Tabel 4.29 Siswa Terpaksa Mengikuti Pelajaran Agama Islam ....................... 66 Tabel 4.30 Siswa Mengulang Kembali Pelajaran Agama Islam di Rumah ...... 67 Tabel 4.31 Materi Pelajaran Agama Islam Menantang Untuk Dikaji ............... 67 Tabel 4.32 Pelajaran agama Islam Sesuai dengan Kebutuhan, Sehingga Siswa Tertarik untuk Mempelajarinya ............................................ 68 Tabel 4.33 Materi Pelajaran Agama Islam Kurang Menarik ............................ 68 Tabel 4.34 Belajar Agama Islam Mempunyai Banyak Manfaat ....................... 69 Tabel 4.35 Mengajukan Pertanyaan, Apabila Ada Materi Yang Belum Dimengerti ........................................................................... 69 Tabel 4.36 Siswa Takut Mengajukan Pertanyaan Kepada Guru ....................... 70 Tabel 4.37 Siswa SMA Tidak Perlu Belajar Agama ......................................... 70 Tabel 4.38 Siswa Tidak Suka Diganggu Ketika Belajar Agama Islam ............ 71 Tabel 4.39 Siswa Merasakan Adanya Perubahan Setelah Belajar Agama Islam ................................................................................................. 71 Tabel 4.40 Mencatat Hal-hal Yang Penting Ketika Guru Agama Menyampaikan Materi .................................................................... 72 Tabel 4.41 Siswa Banyak Membaca Buku Yang Berkaitan Dengan Agama Islam ................................................................................... 72
vii
Tabel 4.42 Siswa Mendengarkan dan Memperhatikan Penjelasan Guru .......... 73 Tabel 4.43 Siswa Ngobrol Ketika Guru Agama Menyampaikan Materi .......... 73 Tabel 4.44 Siswa Mengambil Posisi Duduk didepan Ketika Belajar Agama ... 74 Tabel 4.45 Siswa Aktif Ketika Diskusi ............................................................. 74 Tabel 4.46
Skor Butir Soal Variabel Minat Belajar Siswa (Y) ......................... 75
Tabel 4.47
Analisis Mean ................................................................................. 76
Tabel 4.41 Analisis Korelasi Antara Variabel Perhatian Orang Tua (X) Pengaruhnya Terhadap Minat Belajar Siswa (Y)............................. 77
viii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
: Angket Perhatian Orang Tua
Lampiran 2
: Angket Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Lampiran 3
: Berita Wawancara
Lampiran 4
: Struktur Organisasi SMK Mandalahayu Bekasi
Lampiran 5
: Struktur Oraganisai Tata Usaha SMK Mandalahayu bekasi
Lampiran 6
: Surat Proposal skripsi
Lampran 7
: Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 8
: Surat Pengantar Penelitian
Lampiran 9
: Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 10 : Tabel “r” Product Moment
ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat urgen dalam kehidupan manusia dewasa ini. Terlebih pada masa kini pendidikan merupakan sebuah kebutuhan bagi umat manusia. Kebutuhan akan pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipungkiri lagi. Karena pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam pelaksanaan pembangunan. Kemampuan, kecerdasan dan kepribadian suatu bangsa banyak ditentukan oleh pendidikan yang ada sekarang ini. Bahkan kemajuan suatu bangsa banyak ditentukan oleh pendidikannya. Disamping itu, pendidikan juga merupakan sarana utama dalam upaya mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Itulah sebabnya, pendidikan selain kunci kemajuan, juga merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh setiap negara, termasuk Negara Republik Indonesia. Dunia pendidikan dituntut untuk lebih memberikan kontribusi yang nyata dalam upaya meningkatkan kemajuan bangsa. Tidak hanya itu, dunia pendidikan pun dituntut untuk membentuk manusia yang berakhlak mulia, kreatif, mandiri, dan bertanggung jawab yang semuanya itu didasarkan atas ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal itu senada dengan apa yang tertuang dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3 yang berbunyi: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kwpada
1
2
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.”1 Dengan tercantumnya kata “beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia”, menunjukkan bahwa pendidikan agama sangat diharapkan berperan langsung dalam upaya
mencapai
tujuan pendidikan nasional.2 Oleh karena itu pendidikan agama termasuk pendidikan agama Islam mempunyai peran dan kedudukan yang sangat penting dalam Sistem Pendidikan Nasional, yaitu merupakan salah satu komponen dari pendidikan nasional, sehingga pendidikan agama merupakan bagian yang integral dari pendidikan nasional.3 Dengan melalui pendidikan agama Islam, maka bangsa Indonesia akan meningkatkan ketakwaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan demikian, berarti salah satu pendidikan nasional telah tercapai. Sebab salah satu tujaan pendidikan nasional ialah meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Indonesia yang sebagian besar penduduknya beragama Islam, tentu saja pendidikan agama Islam perlu mendapatkan perhatian yang serius. Baik dari pemerintah, keluarga maupun masyarakat. Oleh karena itu, Pendidikan Agama Islam merupakan bagian mata pelajaran yang wajib dilaksanakan di lembaga pendidikan. Bahkan sejak masa orde baru, pelaksanaannya dimasukkan kedalam kurikulum, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi.4 Di dunia era globalisasi manusia dituntut untuk kompetitif, baik secara edukatif terlebih secara finansial. Sehingga mayoritas orang tua mengantarkan anaknya ke setiap jenjang pendidikan dengan tujuan yang sangat pragmatis, yakni dengan berpendidikan, kesempatana anak untuk mendapatkan pekerjaan yang layak akan semakin terbuka. Hal ini sangat kontradiktif dengan tujuan pendidikan, yaitu meningkatkan kualitas spiritual dan mengembangkan 1
Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II Pasal 3, (Jakarta: CV. Mitama Utama, 2003), h. 8 2 M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, ( Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 112 3 Salihun A. Nasir, Peranan Pendidikan Agama Terhadap Problema Remaja, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), h. 19 4 Salihun A. Nasir, Peranan Pendidikan Agama Terhadap Problema Remaja,…… h. 51
3
kualitas intelektual dan emosional, sehingga semua ranah meliputi kognitif, afektif dan psikomotorik dapat tercapai secara optimal. Islam
sangat
menganjurkan
kepada
pemeluknya
agar
proses
pendidikan diberikan kepada anak-anaknya semenjak dalam buaiannya. Bahkan ketika masih dalam kandungan ibunya.5 Oleh karena itu, Islam menetapkan bahwa pendidikan merupakan salah satu kegiatan yang wajib hukumnya bagi setiap manusia. Tujuan dari pendidikan agama Islam sendiri ialah untuk membimbing umat manusia menjadi hamba yang bertakwa kepada Allah swt. Pendapat ini diperkuat oleh M. Alisuf Sabri dalam bukunya “Pengantar Ilmu Pendidikan” bahwa pendidikan agama Islam bertujuan: “untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan siswa tentang agama Islam menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah swt serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, berbangsa dan bernegara”6. Agar tujuan pendidikan agama Islam sebagaimana termaktub di atas dapat terwujud, diperlukan usaha-usaha yang serius dan berkesinambungan dari setiap unsur yang terlibat dalam pendidikan. Kita telah mengetahui bahwa pendidikan di negara kita terutama pendidikan agama Islam masih kurang mendapatkan perhatian yang serius, baik dari pemerintah, keluarga maupun masyarakat. Hal ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa terhadap pendidikan agama Islam, terutama pada sekolah umum, karena sekolah mengedepankan mata pelajaran umum daripada pendidikan agama Islam. Selain itu, pendidikan agama Islam hanya diberikan seminggu sekali pada sekolah umum, sehingga siswa tidak mengetahui atau tidak merasa pentingnya pendidikan agama bagi mereka. Kelemahan siswa terhadap minat belajar mereka terhadap Pendidikan Agama Islam mengalami kesulitan yang cukup berarti. Hal ini disebabkan antara lain karena orang tua tidak memberikan dorongan minat belajar agama 5
Abudin Nata, Fauzan, Pendidikan Dalam Persfektif Hadits, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 229. 6 M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, …………… h. 111
4
secara optimal, latar belakang pendidikan orang tua yang rendah sehingga kurang memahami pentingya pendidikan agama bagi anaknya, lingkungan sekitar yang kurang mendukung terhadap pendidikan agama, metode pengajaran guru pendidikan agama Islam yang monoton sehingga siswa merasa bosan. Tetapi dari sekian banyak permasalahan rendahnya minat belajar siswa terhadap pendidikan agama Islam di atas, ada faktor lain yang dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap pendidikan agama Islam, yaitu perhatian orang tua terhadap siswa ketika mereka berada dirumah. Dikatakan demikian, karena orang tua mempunyai peranan penting dalam membentuk motivasi dan penguasaan diri. Keluarga mempunyai peran penting terhadap keberhasilan belajar murid disekolah. Keluarga, khususnya orang tua adalah pendidik pertama dan utama sebagaimana yang dikatakan Abdurrahman an-Nahlawi “Keluarga adalah benteng utama tempat anak-anak dibesarkan melalui pendidikan Islam.”7 Anak lahir ke dunia dalam keadaan suci dan belum mengetahui apaapa. Maka dalam hal ini, orang tua harus memberikan apa yang mereka butuhkan, terutama dalam hal mendidik sebagai bekal mereka dimasa yang akan datang. Hal ini ditegaskan dalam hadis berikut:
“Dari Abu Hurairah r.a berkata: Rasulullah saw bersabda: “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci). Maka orang tuanyalah yang menjadikannya yahudi, nasrani atau majusi.” (H.R. Bukhari Muslim)8 Orang tua adalah pendidik utama dan pertama. Kehadiran anak dalam keluarga secara alamiah memberikan adanya rasa tanggung jawab dari pihak orang tua. Pelaksanann tugas dan tanggung jawab keluarga dalam mendidik 7
Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat, (Jakarta: Gema Insani Press, 1995), h. 139 8 Adib Bisri Mushtafa, Tarjamah shahih Muslim, (Semarang: CV As-Syifa, 1993), h. 587
5
anak secara tegas telah diperintahkan oleh Allah swt dalam surat atTahrim/66:6 berikut:
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”(Q.S. At-Tahrim/66:6)9
Ayat di atas memerintahkan orang mukmin untuk menjaga diri dan keluarganya dari api neraka. Perintah Allah ini tepat sekali, karena menurut ilmu pendidikan orang tua mempunyai kedudukan yang strategis. Selain itu, secara kodrati anak hidupnya sangat tergantung kepada orang tuanya guna memperoleh kesejahteraan hidupnya, karena hakikatnya anak adalah amanat Allah. Oleh sebab itu, orang tua wajib memelihara dan mendidiknya dengan baik.10 Apabila keluarga, khususnya orang tua merangsang dan mendorong anak untuk belajar, membimbing anak dalam mempersiapkan kebutuhan belajar, membantu mengerjakan pekerjaan rumah, biasanya anak memiliki semangat dan minat belajar yang tinggi. Demikian sebaliknya, apabila orang tua kurang atau tidak memperhatikan aktivitas belajar anaknya, biasanya anak kurang atau tidak memiliki semangat belajar, sehingga sulit diharapkan ia dapat berminat terhadap belajar agama dan sulit mencapai prestasi disekolah secara maksimal dalam bidang pendidikan agama. Orang tua senantiasa mengajarkan akan pentingnya pendidikan agama Islam bagi mereka. Selain itu, mereka memberikan dorongan minat untuk belajar agama secara optimal, membimbing dan mempersiapkan kebutuhan belajar, membantu mengerjakan pekerjaan rumah. Dengan itu, sehingga mereka mempunyai minat yang tinggi pada mata pelajaran agama Islam. 9
Departemen Agama RI, Alqur’an dan Tejemahnya, (Jakarta: Mekar Surabaya, 2004), h.
820 10
M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, …………… h. 25
6
Pada dasarnya kegiatan atau perbuatan yang dilakukan oleh setiap orang didasari oleh kecenderungan atau keinginan atau minat. Minat merupakan landasan penting bagi seseorang untuk melakukan kegiatan dengan baik. Sebagai aspek kejiwaan, minat bukan saja dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang, tetapi juga dapat mendoromg seseorang untuk memperoleh sesuatu. Pendapat ini dikuatkan oleh S. Nasution bahwa “Pelajaran akan berjalan lancar apabila ada minat, anak-anak malas, tidak belajar, gagal karena tidak ada minat.”11 Hal ini diperkuat oleh Uzer Usman “Minat besar sekali pengaruhnya terhadap belajar sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya.12 Latar belakang inilah yang mendorong penulis untuk mengkaji dan meneliti perhatian orang tua berdasarkan pengamalan dan teori, karena hal ini diduga dapat meningkatkan minat belajar siswa tehadap mata pelajaran Penddikan Agama Islam. Untuk itu penulis membahas skripsi ini dengan judul “Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Mandalahayu Bekasi”.
B. Identifikasi Masalah Masalah-masalah penelitian yang berkaitan dengan judul diatas dapat di identifikaikan sebagai berikut: 1. Kurangnya perhatian orang tua terhadap pendidikan agama Islam. 2. Rendahnya minat belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam. 3. Mayoritas orang tua kurang menyadari akan pentingya pendidikan agama untuk anaknya. 4. Belum optimalnya peran dan tanggung jawab orang tua dalam memberikan pengawasan dikarenakan kesibukan orang tua di luar rumah. 5. Pola pikir orang tua yang pragmatis dan konsumtif.
11
S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Bandung: Jemmars, 1995), h. 82 Moch. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2009), h.27 12
7
C. Pembatasan Masalah Pada dasarnya permasalahan perhatian orang tua dan minat belajar begitu kompleks, karena itu penulis perlu membatasi masalah dalam penelitian ini. Pembatasan masalah dilakukan agar permasalahan menjadi lebih terfokus dan jelas. Perhatian orang tua dalam penelitian dan penulisan ini merupakan perhatian orang tua yang diberikan kepada anaknya dalam bentuk: bimbingan belajar, memberikan motivasi kepada anak untuk belajar agama dan membantu kesulitan anak dalam belajar pendidikan agama Islam, penyediaan fasilitas belajar serta adanya kerja sama antara orang tua dengan pihak sekolah. Orang tua yang dimaksud adalah orang tua kandung yang masih lengkap, yaitu terdiri dari ayah dan ibu yang tinggal serumah dengan anak atau siswa. Minat belajar siswa yang dimaksud adalah minat belajar siswa kelas XII pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMK Mandalahayu Bekasi.
D. Perumusan Masalah Agar tidak terjadi kesimpangsiuran dan perbedaan interpretasi, maka penulis merumuskan masalah ini sebagai berikut: 1. Bagaimana perhatian orang tua terhadap pendidikan anak? 2. Bagaimana minat belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam? 3. Apakah perhatian orang tua berpengaruh terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam?
8
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian a. Untuk mengetahui bagaimana perhatian orang tua terhadap anak di SMK Mandalahayu Bekasi b. Untuk mengetahui bagaimana minat belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMK Mandalahayu. c. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara perhatian orang tua terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMK Mandalahayu Bekasi. Adapun manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Hasil penelitian yang diharapkan dapat memberi informasi yang positif pada orang tua dalam mengasuh dan mendidik anak agar minat blajar agama siswa dapat ditingkatkan. 2. Dapat memberikan sumbangan dalam ilmu pendidikan khususnya sebagai bahan acuan untuk mengadakan penelitian yang relevan. 3. Penelitian ini menjadi bekal penulis dalam mendidik anak.
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori 1. Perhatian Orang Tua a. Kedudukan Orang Tua dalam Pendidikan Pendidikan adalah
segala usaha orang dewasa dalam
peergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya kearah kedewasaaan.13 Dalam ilmu pendidikan, kedudukan orang tua adalah sebagai pendidik kodrat/primair, karena secara kodrat memang anak berasal dari orang tua, sehingga orang tualah yang menjadi penaggung jawab utama dalam mendidik anak.14 Dengan demikian, orang tua berfungsi sebagai pendidik pertama dan utama, sebab dari orang tualah seorang anak
pertama
kali
memperoleh
dasar-dasar
pendidikan
bagi
perkembangannya. Dilihat dari ajaran Islam, anak adalah amanat Allah, amanat wajib dipertanggungjawabkan. Tanggung jawab orang tua jelas terhadap anak tidaklah kecil. Secara umum inti tanggung jawab adalah menyelenggarakan pendidikan bagi anak-anak dalam rumah tangga.
13
M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1997), h. 10 14 M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, ……………………….. h. 10
9
10
Kewajiban itu wajar karena Allah menciptakan orang tua yang bersifat mencintai anak-anaknya.15 Pada umumnya pendidikan dalam rumah tangga itu bukan berpangkal tolak dari kesadaran, melainkan karena secara kodrati suasana dan strukturnya memberikan kemungkinan alami membangun situasi pendidikan. Situasi itu terwujud berkat adanya pergaulan dan hubungan secara timbal balik antara orang tua dan anak. 16 Orang tua mempunyai cinta kasih yang mendalam untuk mendidik anaknya dengan penuh tanggung jawab dan kesabaran. Orang tua mendidik anaknya dengan maksud agar anaknya itu mempunyai bekal yang dapat dipergunakan dalam kehidupan. Bekal baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Menurut Zakiah Daradjat dalam bukunya “Ilmu Pendidikan Islam” tanggung jawab pendidikan Islam yang menjadi beban orang tua sekurang-kurangnya harus dilaksanakan dalam rangka: a. Memelihara dan membesarkan anak. b. Melindungi dan menjamin kesamaan, baik jasmaniah maupun rohaniah, dari berbagai gangguan penyakit dan dari penyelewengan kehidupan dari tujuan hidup yang sesuai dengan falsafah hidup dan agama. c. Memberi pengajaran, sehingga anak memiliki pengetahuan luas. d. Membahagiakan anak, baik dunia maupun akhirat.17 Dengan demikian, orang tua harus bertanggung jawab terhadap segala perbuatannya. Orang tua tidak hanya bertanggung jawab pada pemeliharaan anak saja, melainkan orang tua juga wajib bertanggung jawab pada pendidikan anaknya. Rasulullah sendiri merasa perlu untuk mengingatkan kepada umatnya agar orang tua ikut serta dalam proses
15
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosda karya, 2001), h. 160 16 Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), h. 35 17 Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 38
11
pendidikan anaknya dan ia tidak bisa mengelak dari tanggung jawab tersebut.
b. Pengertian Perhatian Orang Tua 1) Perhatian Perhatian adalah salah satu faktor penting dalam kehidupan ini. Kata ini jika diterjemahkan kedalam bahasa Inggris adalah attention. Sedangkan dalam bahasa arab adalah al-Iltifat.18 Menurut
Fadhilah
Suralaga,
perhatian
diartikan
sebagai
“Pemusatan tenaga psikis yang tertuju pada suatu obyek tertentu yang merupakan banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktifitas yang dilakukan”.19 Sedangkan menurut Abu Ahmadi, perhatian adalah “Konsentrasi atau aktivitas jiwa terhadap pengamatan dengan mengesampingkan yang lain.20 Perhatian timbul dengan adanya pemusatan kesadaran kita terhadap sesuatu. Sumardi Pendidikan”,
Suryabrata
membagi
dalam
perhatian
bukunya
berdasarkan
“Psikologi intensitasnya
menjadi dua macam, yaitu : (1) perhatian intensif (2) perhatian tidak intensif. Semakin banyak kesadran yang menyertai sesuatu aktivitas atau pengalaman batin berarti semakin intensiflah perhatiannya. Semakin intensif perhatian yang menyertai sesuatu aktivitas akan semakin sukseslah aktivitas itu.21 Dari beberapa pengertian di atas penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa yang dimaksud perhatian adalah suatu aktivitas jiwa yang diarahkan kepada suatu obyek, dimana semakin banyak kesadaran yang menyertai aktivitas tersebut berarti semakin 18
Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia, (Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), h.1520 19 Fadhilah Suralaga, Netty Hartati, dkk., Psikologi Pendidikan Dalam Persfektif Islam, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 113 20 Abu Ahmadi, dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), h. 39 21 Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h. 15
12
intensiflah perhatiannya. Dan semakin intensif perhatian yang menyertai sesuatu aktivitas akan semakin sukseslah aktivitas itu.
2) Orang Tua Istilah orang tua dalam kehidupan sehari-hari bukanlah suatu hal yang asing didengar, akan tetapi merupakan satu istilah yang biasa dipergunakan orang. Orang tua dapat dikatakan sebagai orang yang bertanggung jawab dalam satu keluarga yang dalam kehidupan sehari-hari lazim disebut dengan ibu bapak. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia istilah orang tua diartikan dengan, 1) Ayah dan Ibu kandung 2) Orang tua 3) Orang yang dianggap tua (cerdik, pandai dan ahli dan sebagainya) 4) Orang yang dihormati (disegani) dikampung.22 Sedangkan dalam penggunaan bahasa arab, istilah orang tua dikenal dengan sebutan al-Walid ()الوالد.23 Istilah al-Walid dapat ditemukan dalam alQur’an surat Luqman ayat 14 yang berbunyi:
“Dan
kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapaknya; ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah kembalimu.” (Luqman/31:14).24 Sedangkan arti orang tua dalam Islam adalah ibu kandung, atau orang yang dianggap orang tua atau keturunan atau orangorang yang dihormati dan disegani di kampung.25
22
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), h. 629 23 Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia,………….. h.1580 24 Departemen Agama RI, Alqur’an dan Tejemahnya,………………………..., h.581 25 Abudin Nata dan Fauzan, Pendidikan Dalam Perspektif Hadits, ………….. h. 223
13
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan yang dimaksud orang tua adalah ayah dan ibu kandung yang harus disegani dan dihormati, yang memberikan kasih sayang, bimbingan, latihan dan pendidikan serta memenuhi setiap kebutuhan baik sandang, maupun papan bagi anaknya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perhatian orang tua adalah suatu kegiatan yang merupakan sikap mental dengan senantiasa mencurahkan waktu dan ruang dengan penuh kesadaran secara intensif kepada anak dengan cara memberikan kebutuhankebutuhan anak
baik kebutuhan fisik jasmaniah maupun
kebutuhan mental rohaniah serta menciptakan keadaan dan suasana didalam rumah
yang dapat mendukung pertumbuhan dan
perkembangan pribadi anak.
c) Bentuk-bentuk Perhatian Orang Tua Sejak berada dalam kandungan sampai dilahirkan anak sudah mendapatkan perhatian dari orang tuanya. Yang mula-mula diberikan orang tuanya kepada anaknya adalah rasa kasih sayang. Ketika bayi orang tua memberikan kasih sayang yang tak ternilai harganya dan tidak dapat diukur dengan sesuatu. Ketika anaknya sakit orang tua rela untuk tidur dan menjaganya, tengah malam ketika orang tua sedang terlelap tidur mereka bangun mendengar anaknya menangis, semuanya itu dilakukan untuk buah hati yang sangat disayangi. Selain kasih sayang, rasa aman juga diberikan orang tua kepada anaknya, orang tua juga memperhatikan kesehatan anaknya. Ketika anak memasuki usia sekolah perhatian orang tua semakin bertambah, ia mulai memperhatikan kebutuhan-kebutuhan sekolah anaknya. Dalam hal ini, orang tua senantiasa memberikan dan mencurahkan waktu untuk anaknya. Bentuk-bentuk perhatian orang tua dalam hal ini kaitannya terhadap objek yang dituju, yaitu perhatian terhadap kesehatan anak, pendiikan, memberikan motivasi kepada,
14
membantu kesulitan anak dalam belajar, penyediaan fasilitas belajar dan memberikan penghargaan atas kesepakatan serta adanya kerja sama antara orang tua dengan pihak sekolah.
1) Perhatian Terhadap Kesehatan Anak Orang tua mempunyai peran yang sangat penting terhadap pertumbuhan dan perkembangan jasmani yang baik. Peran orang tua sudah dapat dilaksanakan sebelum anak lahir, yaitu melalui pemeliharaan terhadap kesehatan ibu dan memberinya makanan yang baik dan halal selama mengandung. Sebab hal itu berpengaruh pada anak dalam kandungan. Perhatian orang tua terhadap kesehatan anak dapat dilakukan dengan cara memberikan asupan gizi untuk anaknya, sehingga menunjang anak untuk belajar dengan baik. 2) Perhatian Terhadap Pendidikan Anak Perhatian orang tua terhadap pendidikan anaknya dapat dilakukan dengan cara memberikan motivasi kepada anak untuk giat belajar. Orang tua senantiasa memberikan dorongan kepada anaknya untuk belajar agama hingga anak merasa bahwa pendidikan agama penting untuk dirinya. Dengan demikian, minat belajar pendidikan agama akan tumbuh dalam diri seorang anak. Dalam hal ini, komunikasi antara orang tua dan anak perlu dijalin, sehingga terdapat komunikasi yang baik. Misalnya dengan cara menanyakan tentang problem yang dihadapi oleh anakanya di sekolah, kehambatan yang dihadapi oleh anaknya dalam sekolah. Tidak adanya minat seseorang pada pelajaran akan timbulnya kesulitan belajar. Dalam hal ini, orang tua senantiasa membantu kesulitan yang dialami oleh anaknya. Orang tua juga membantu anaknya dalam mengerjakan pekerjaan rumah sehingga anak merasa diperhatikan dan anak akan merasa senang.
15
Selain itu kerja sama antara pihak sekolah dengan orang tua siswa juga perlu dijalin. Ini merupakan salah satu bentuk perhatian orang tua terhadap pendidikan anaknya. Bentuk dari kerja sama orang tua dengan murid yaitu dengan mengadakan pertemuan antara orang tua dengan murid. Dengan demikian, mereka mengetahui perkembangan anak dalam belajar sehingga anak merasa diperhatikan dan dapat belajar dengan tenang. 3) Penyediaan fasilitas belajar Orang tua perlu menyediakan fasilitas belajar bagi anaknya. Fasilitas belajar disini antara lain alat tulis, buku tulis, buku-buku pelajaran, tempat untuk belajar, penerangan ruang belajar, dan kesempatan belajar dengan tenang. Adanya kesediaan orang tua untuk memenuhi fasilitas belajar anaknya, dapat mendorong anak untuk lebih giat belajar, sehingga anak dapat menumbuhkan minat belajar anak dan dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Kurang lengakapnya buku-buku yang dibutuhkan anak untuk belajar akan menyebabkan anak malas beajar serta menghalanginya untuk belajar lebih giat. 4) Mengatasi Pemasalahan Anak Orang tua yang baik adalah orang tua yang mengetahui permasalahan anak dan mampu mengatasinya. Masalah yang dihadapi dapat meliputi pergaulan anak dan masalah belajar. Misalnya dengan memberikan bimbingan belajar terhadap anak. Bimbingan belajar yang dimaksud adalah bantuan yang diberikan kepada anak didik dalam menghadapi masalah yang berhubungan dengan aktivitas belajar di rumah maupun di sekolah. Seorang anak
dalam belajarnya memerlukan bimbingan
dari orang tua dan guru. Guru memberikan bimbingan belajar agama disekolah. Sedangkan orang tua memeberikan bimbingan belajar agama dirumah. Orang tua membimbing anak hingga anak
16
merasa bahwa pendidikan agama sangat penting untuk dirinya, sehingga
anak
mempunyai
keinginan
atau
minat
untuk
mempelajari pendidikan agama secara mendalam.
2. Minat Belajar Pendidikan Agama Islam a. Pengertian dan Tujuan Pendidikan Agama Islam di SMA Istilah pendidikan berasal dari kata “didik” dengan memberi awalan “pe” dan akhiran “kan”, mengandung arti perbuatan. Secara etimologi pendidikan berarti “pemeliharaan”. Istilah pendidikan semula berasal dari bahasa yunani, yaitu “paedagogis” yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. Istilah ini kemudian diterjemahkan kedalam bahasa inggris dengan “education” yang berarti pengembangan atau bimbingan. Sedangkan dalam bahasa arab istilah ini disebut “tarbiyah” yang berarti pendidikan.26 Dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.27 Sedangkan menurut M. Alisuf Sabri Pendidikan adalah “usaha sadar dari orang dewasa untuk membantu atau membimbing pertumbuhan dan perkembangan anak/peserta didik secara teratur dan sistematis ke arah kedewasaan”.28 Jadi dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar untuk mewujudkan belajar secara aktif, dan mengembangkan potensi yang dimiliki dan dapat dilakukan dengan cara pemberian bimbingan, pelatihan dan pengajaran yang diarahkan
26
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Kalam Mulia, 1994), h. 1 Anwar Arifin, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam Undangundang Sisdiknas, (Jakarta: Dirtjen Kelembagaan Agama Islam Depag, 2003), h. 34 28 M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, ……………………….. h. 5 27
17
dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik ke arah tingkat dewasa. Definisi Pendidikan Agama Islam menurut pakar pendidikan diantaranya, menurut Ahmad D. Marimba, Pendidikan Agama Islam adalah “bimbingan jasmani rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.”29 Sementara itu, Zakiah Daradjat mengemukakan tiga pengertian pendidikan agama Islam sebagai berikut: 1) Pendidikan agama Islam ialah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami
dan
mengamalkan
ajaran
agama
Islam
serta
menjadikannya sebagai pandangan hidup (way of life). 2) Pendidikan agama Islam ialah pendidikan yang dilaksanakan berdasarkan ajaran agama Islam. 3) Pendidikan agama Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat.30 Menurut Alisuf Sabri, Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah sebagai usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan, bimbingan, pengajaran dan latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.31
29
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: PT.. al-Ma’arif, 1989), h. 23 30 Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, ……………………………………. h. 86 31 M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, ……………………….. …. h. 111
18
Dari beberapa definisi di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakini secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak. Tujuan Pendidikan Agama Islam secara umum ialah untuk “meningkatkan keimanan, pemahaman, pengetahuan, pengalaman, peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman, dan bertaqwa kepada Allah swt, serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”.32 Menurut Zakiah Daradjat bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam secara garis besar adalah untuk membina manusia agar menjadi hamba Allah yang saleh dengan seluruh aspek kehidupannya, perbuatan, pikiran dan perasaannya. Sedangkan menurut Ahmad Tafsir menyatakan bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam itu meliputi tiga aspek, yaitu kognitif, afektif dan
psikomotor.
Untuk
aspek
kognitif,
tujuannya
adalah
mengembangkan atau membina pemahaman agama Islam agar siswa paham akan ajaran Islam, mengembangkan kemampuan baca tulis AlQur’an dan tarikh Islam. Pada aspek afektif, tujuan yang ingin dicapai adalah agar siswa menerima ajaran Islam tersebut. Sedangkan pada aspek psikomotor, tujuan yang ingin dicapai adalah agar siswa terampil melakukan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.33 Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan Pendidikan
Agama
Islam
adalah
untuk
menumbuhkan
cara
meningkatkan keimanan, pemahaman, pengetahuan, pengalaman 32
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004), h. 78 Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2008), h. 86 33
19
peserta didik tentang agama Islam agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt, berakhlak mulia bagi kehidupan sendiri, bermasyarakat dan bernegara. Pendidikan agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. (kurikulum PAI: 2002).34 Sedangkan tujuan Pendidikan Agama Islam di tingkat SMA diberikan untuk ”menyempurnakan pendidikan agama yang sudah diberikan di tingkat SLTP dan memberikan pendidikan dan pengetahuan agama Islam serta berusaha agar mereka mengamalkan ajaran Islam yang telah diterimanya.”35 Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di SMA berbeda dengan yang dilaksanakan di madrasah-madrasah. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada alokasi waktu/jumlah jam pelajaran dan materi kurikulum bahan pelajaran Pendidikan Agama Islam pada kedua lembaga pendidikan. Adapun alokasi waktu untuk mengajarkan Penddikan Agama Ialam (PAI) di SMA disediakan 2 jam pelajaran perminggu. Jumlah jam pelajaran Pendidikan Agama Islam di madrasah-madrasah lebih banyak dibanding dengan waktu yang tersedia di sekolah-sekolah. Perbedaan pelaksaan Pendidikan Agama Islam di kedua lembaga pendidikan tersebut adalah wajar mengingat adanya perbedaan segi status dan kedudukan kedua lembaga pendidikan tersebut.
34
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h.135 35 Zuhairini, dkk., Methodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Biro Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel, 1983), h. 47
20
Dengan demikian, jelaslah bahwa proses pendidikan agama Islam sekalipun konteksnya sebagai suatu bidang studi, tidak sekedar menyangkut pemberian pengetahuan agama Islam kepada siswa, melainkan yang lebih utama menyangkut pembinaan, pembentukan dan pengembangan kepribadian muslim yang taat beribadah dan beramal shaleh.
b. Pengertian Minat Belajar Dalam kegiatan belajar mengajar, minat mempunyai peranan yang sangat penting. Bila seorang siswa tidak memiliki minat terhadap objek yang dipelajari maka sulit diharapkan siswa tersebut akan tekun dan memperoleh hasil yang baik dari belajarnya. Sebaliknya, apabila seorang sisiwa tersebut belajar dengan minat yang besar terhadap objek yang dipelajari, maka hasil yang diperoleh lebih baik. Pada dasarnya kegiatan yang dilakukan setiap orang didasari oleh kecendrungan hati atau keinginan atau minat. Minat merupakan landasan penting bagi seseorang untuk melakukan kegiatan dengan baik. Sebagai suatu aspek kejiwaan, minat bukan saja dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang, tapi juga dapat mendorong orang untuk tetap melakukan dan memperoleh sesuatu. Pengertan minat belajar terdiri dari dua suku kata, yakni kata “minat” dan kata “belajar”. Dari segi bahasa minat adalah : “kecendrungan hati yang tertinggi terhadap sesuatu”.36 Secara sederhana minat dapat diartikan sebagai suatu kecendrungan untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang, aktivitas atau situasi yang menjadi objek dari minta tersebut dengan disertai perasaan senang.37 Adapun yang dimaksud dengan minat menurut M. Alisuf Sabri adalah “suatu kecendrungan untuk selalu memperhatikan dan 36
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,……. h. 583 Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam,…………………, h. 261 37
21
mengingat sesuatu secara terus-menerus.”38 Jadi, minat itu timbul karena adanya perasaan senang pada diri seseorang yang menyebabkan selalu memperhatikan dan mengingat secara terus-menerus. Menurut M. Buchori minat adalah “kesadaran seseorang; bahwa suatu obyek, seseorang, suatu soal atau situasi mengandung sangkut-paut dengan dirinya”39 Sedangkan menurut Akyas Azhari dalam buku “Psikologi Pendidikan” mengatakan bahwa “minat ialah kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa objek kegiatan, yang diminati, seseorang diperhatikan terus dan rasa senang.40 Berbeda dengan pendapat Agus Sujanto bahwa “minat ialah sesuatu pemusatan perhatian
yang tidak
disengaja
yang terlahir dengan penuh
kemauannya dan tergantung dari bakat dan lingkungannya.”41 Selanjutnya menurut Ahmad D. Marimba, minat adalah “kecendrungan jiwa terhadap sesuatu karena merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu, yang umumnya disertai dengan perasaan senang akan sesuatu itu.”42 Dari beberapa definisi di atas, maka penulis menarik kesimpulan bahwa minat merupakan suatu kecendrungan atau keinginan yang besar yang menetap pada diri hati seseorang untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu yang menarik secara terus menerus disertai dengan rasa senang untuk mendapatkan apa yang diinginkan dan dibutuhkan. Dengan minat seseorang akan memusatkan atau mengarahkan seluruh aktivitas fisik dan psikisnya ke arah yang diamatinya. Minat merupakan perhatian yang mengandung unsur-unsur perasaan. Dengan begitu minat sangat menentukan sikap
38
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan , (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h. 84 H. Carl Witherington, Psikologi Pendidikan, Penerjemah M. Buchori, (Bandung: CV Jemmars), 1982), h. 110 40 Akyas Azhari, Psikologi Pendidikan, (Semarang: Dina Utama, 1996), h. 74 41 Agus Sujanto, Psikologi Umum, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h. 92 42 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma’arif, 1980), h. 79 39
22
yang menyebabkan seseorang aktif dalam suatu pekerjaan, atau dengan kata lain minat dapat menjadi sebab dari suatu kegiatan. Minat sangat mempengaruhi corak perbuatan yang akan diperlihatkan seseorang. Sekalipun seseorang mampu mempelajari sesuatu, tetapi bila tidak mempunyai minat atau tidak ada kehendak untuk mempelajari, ia tidak akan bias mengikuti proses belajar. Sedangkan
belajar
secara
sederhana
memperoleh kepandaian atau ilmu.”
43
adalah:
“berusaha
Usaha untuk mencapai
kepandaian dan ilmu tersebut merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya mendapatkan ilmu atau kepandaian yang belum dimiliki sebelumnya. Sehingga dengan belajar manusia menjadi tahu, memahami, dan mengerti tentang sesuatu. Menurut Oemar Hamalik belajar adalah “perubahan tingkah laku yang relativ manetap berkat latihan dan pengalaman.”44 Moch. Uzer Usman megartikan belajar “sebagai proses perubahan tingkah laku antara individu dan individu dengan lingkungannya.”45 Seseorang setelah mengalami proses belajar akan mengalami perubahan tingkah laku, baik aspek pengetahuannya, ketrampilannya, maupun aspek sikapnya. Dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Menurut Fadhilah Suralaga “belajar merupakan tahapan perbuatan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya yang melibatkan
proses
kognitif.”46
Sama
dengan
pendapat
yang
dikemukakan oleh M. Alisuf Sabri bahwa “belajar ialah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat pengalaman dan latihan.”47
43
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ……. h. 14 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasakan Pendekatan Sistem, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005), h. 154 45 Moch. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional,……………………., h. 5 46 Fadhilah Suralaga, Netty Hartati, dkk, Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Islam,................., h. 63 47 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan , …………………………………….., h. 60 44
23
Perubahan tingkah laku akibat belajar itu dapt berupa memperoleh perilaku yang baru atau memperbaiki dan meningkatkan perilaku yang ada. Dari beberapa pengertian belajar seperti disebutkan di atas, dapatlah disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1) Bahwa belajar menimbulkan suatu perubahan (dalam arti tingkah laku) yang relatif tetap. 2) Bahwa perubahan itu, pada pokoknya membedakan antara keadaan sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan belajar. 3) Bahwa perubahan itu dilakukan melalui kegiatan atau usaha yang disengaja. Belajar adalah key term (istilah kunci) yang paling penting dalam setiap usaha pendidikan sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas
dalam berbagai disiplin ilmu
yang
berkaitan dengan upaya pendidikan.48 Belajar memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, Islam menetapkan bahwa belajar merupakan salah satu kegiatan yang wajib hukumnya bagi setiap manusia. Sebagaimana sabda Rasulullah saw :
(
)
“Dari Hisyam bin Ammar bin Hafs bin Sulaiman dari dari Muhammad bin Sirin dari Anas bin Malik berkata, bersabda Rasulullah saw :”Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap orang muslim.” (H.R. Ibn Majah)49
48
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1997), h. 90-94 49 Ibn Majah, Terjemah Sunan Ibn Majah, (Beirut: Dar Ihya al-Turath al-Araby), h.
24
Selain itu, Allah juga mengangkat derajat orang-orang yang menuntut ilmu. Sebagaimana firman Allah swt:
Artinya: “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”50 Dengan belajar, seseorang akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh. Karena dengan adanya belajar, seseorang dari yang belum mengerti menjadi mengerti ditambah pengalamanpengalaman yang dapat dijadikan pelajaran untuk masa yang akan datang. Jadi
minat
belajar
adalah
kecendrungan
untuk
selalu
memeperhatikan dan mengingat secara terus-menerus terhadap sesuatu (orang, benda, atau kegiatan) yang disertai dengan keinginan untuk mengetahui dan mempelajarinya serta membuktikan dalam perubahan tingkah laku atau sikap yang relatif menetap melalui latihan dan pengalaman serta interaksi dengan lingkungan. Pendidikan
dengan
proses
belajar
mengajar
sebagai
kegiatannya, merupakan suatu proses interaksi antara pendidik dan anak didik. Dari proses interaksi itu, proses belajar mengajar di ikat dengan minat dan perhatian antara keduanya. Dengan demekian, proses belajar mengajar akan terjadi secara efektif dan efesien apabila siswa mempunyai minat terhadap suatu pelajaran / guru yang mempengaruhinya.
c. Fungsi Minat Setelah memahami pengertian-pengertian yang diuraikan di atas tentunya minat itu sendiri mempunyai fungsi tersendiri. “Minat 50
Departemen Agama RI, Alqur’an dan Tejemahnya,………………………..., h. 767
25
dikatakan sebagai salah satu faktor penting yang ikut menentukan berhasil atau gagalnya belajar siswa.”51 Minat pun dikatakan sebagai aspek kejiwaan karena ia sangtalah pribadi dan berkembang sejak masa kanak-kanak. Pada semua usia minat memainkan peranan penting dalam kehidupan seseorang, dan mempunyai dampak yang besar atas prilaku dan sikap. Hal ini terutama selama masa kanakkanak, karena setiap aktifitas anak ditentukan minat yang berkembang selama pertumbuhannya. Peranan minat dalam belajar sebagai “Motivating Force” yaitu sebagai kekuatan yang akan mendorong siswa untuk belajar.52 Siswa yang berminat kepada pelajaran akan tampak terdorong terus untuk rajin belajar; berbeda dengan siswa yang sikapnya hanya menerima pelajaran, mereka hanya tergerak untuk mau belajar tetapi sulit untuk bias terus tekun karena tidak ada pendorongnya.
d. Indikator Minat Belajar Agama “Minat merupakan suatu yang relatif menetap pada diri seseorang.”53 Keinginan atau minat sangat mempengaruhi corak perbuatan yang akan diperlihtakan seseorang. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia indikator diartikan sebagai “sesuatu yang dapat memberikan petunjuk dan keterangan”.54 Kaitannya dengan minat siswa adalah sebagai alat pemantau yang dapat memberikan petunjuk dan keterangan kearah minat siswa dalam belajar pendidikan agama Islam. Minat adalah kecendrungan seseorang terhadap sesuatu, tau bias dikatakan apa yang disukai seseorang untuk dilakukan.55 Pada dasarnya setiap orang akan lebih senang melakukan sesuatu yang
51
Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan,…………………………………. H. 121 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan , …………………………………….., h. 85 53 Moch. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional,……………………………., h. 27 54 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, …. h. 229 55 Lusi Nuryanti, Psikologi Anak, (Jakarta: PT Indeks, 2008), h. 59 52
26
sesuai dengan minatnya (yang disukai) dari pada melakukan sesuatu yang kurang disukai. Belajar dalam keadaan hati senang akan lebih mudah dari pada anak belajar dengan suasana hati yang terpaksa. Dari pengertian tersebut kita memperoleh kesan bahwa minat itu sebenarnya mengandung tiga unsur yaitu: unsur kognisi (mengenal), emosi (perasaan), dan konasi (kehendak). Ada beberapa indikator minat belajar siswa sebagai berikut: 1) Mengetahui dan Merasakan Manfaat Belajar Pendidikan Agama Islam Mengetahui dan merasakan manfaat belajar pendidikan agama Islam merupakan indikator yang dapat menunjukkan keberadaan minat belajar pendidikan agama Islam dalam diri siswa. Siswa yang berminat dalam belajar pendidikan agama Islam tentunya ia akan merasa betapa penting dan bermanfaatnya belajar pendidikan agama Islam bagi dirinya. 2) Keyakinan Keyakinan merupakan indikator yang dapat menunjukkan keberadaan minat belajar pendidikan agama Islam dalam diri siswa. Siswa yang berminat dalam belajar pendidika agama Islam maka ia akan merasa yakin bahwa belajar pendidikan agama Islam adalah wajib hukumnya dan merasa yakin bahwa belajar pendidikan agama Islam merupakan suatu kebutuhan untuk dirinya. Kebutuhan yang dirasakan siswa akan berkorelasi positif dengan aktifitas belajar mereka ketika mnegikuti pelajaran. 3) Perasaan Senang Perasaan senang merupakan indicator minat. Minat erat kaitannya dengan perasaan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh M. Alisuf Sabri bahwa “minat itu terjadi karena sikap senang kepada sesuatu. Orang yang berminat kepada sesuatu berarti ia sikapnya senang kepada sesuatu itu.”56
56
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan , …………………………………….., h. 84
27
Seseorang yang memiliki perasaan senang atau suka dalam hal tertentu ia cendrung mengetahui hubungan antara perasaan dengan minat. Siswa yang berminat terhadap mata pelajaran pendidikan agama Islam ia akan merasa senang dalam mengikuti pelajaran pendidikan agama Islam. Ia akan rajin dan terus-menerus mempelajari ilmu agama Islam dan mengikutinya dengan antusias tanpa ada beban paksaan dalam dirinya. 4) Ketertarikan “Minat menurut Crow dan Crow bisa berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong kita untuk cendrung atau merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan atau pun bisa berupa pengalaman yang efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.”57 Seorang siswa dapat diakatakan memiliki minat belajar yang tinggi jika ia merasa tertarik pada suatu obyek, dalam hal ini pelajaran. Ketertarikan siswa tersebut akan berimplikasi pada indikator-indikator minat belajar lainnya. Maka kunci pertama dalam belajar adalah siswa terlebih dahulu mesti mempunyai rasa ketertarikan pada pelajaran.
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Pendidikan Agama Islam Minat timbul tidak secara tiba-tiba, melainkan sesuatu yang dapat dikembangkan dan timbul karena ada berbagai faktor. Minat ditimbulkan karena adanya perasaan senang pada diri siswa yang diperkuat oleh sikap yang positif. Dengan mengandalkan perasaan siswa mampu menilai tentang pengalaman-pengalamannya di sekolah selama ia mengikuti kegiatan belajar mengajar. Penilaian-penilaiannya yang positif akan terungkap
57
Abdurrahman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya, 1993),h. 112
28
dengan “perasaan senang” dan penilaian negatif akan terungkap dalam “perasaan tidak senang”. Seperti telah diketahui bahwa selain minat timbul dari dalam diri individu, terdapat faktor-faktor yang berasal dari luar yang turut berperan dalam menimbulkan minat seseorang. Beberapa faktor yang mempengaruhi minat seseorang dalam belajar lebih lanjut diungkapkan oleh M. Alisuf Sabri berikut ini:”… apabila siswa tidak berminat sebaiknya dibangkitkan sikap positif (sikap menerima) kepada pelajaran dan kepada gurunya, agar siswa mau belajar…”58 Abd. Abror mengemukakan bahwa “minat itu sebenarnya mengandung unsur kognisi, emosi dan konasi”.59 Berdasarkan pendapat para pakar tersebut di atas, maka penulis dapat menegaskan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat belajar pendidikan agama Islam: 1) Pengetahuan Pengetahuan seseorang tentang pendidikan agama Islam merupakan faktor yang mempengaruhi minat dalam belajar pendidikan agama Islam. Oleh karena itu, minat belajar pendidikan agama Islam harus didahului dengan mengenal atau mengetahui tentang pengetahuan yang berkenaan dengan al-Qur’an. Apabila seseorang telah mengenal atau mengetahui pendidikan agama Islam, mengetahui manfaat belajar pendidikan agama Islam maka ia akan berminat dalam belajar pendidikan agama Islam. Sebaliknya, apabila seseorang tidak mengetahui tentang pendidikan agama Islam dan manfaatnya, maka ia tidak akan berminat dalam belajar pendidikan agama Islam. 2) Keyakinan Keyakinan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan dengan “kepercayaan yang sunguh-sungguh, kepastian, ketentuan, 58 59
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan , …………………………………….., h. 84 Abdurrahman Abror, Psikologi Pendidikan,……………………………………., h. 112
29
bagian agama atau religi yang menjadi konsep-konsep ang menjadi milik kepercayaann dan penganutnya.”60 Keyakinan seseorang terhadap pendidikan agama Islam, juga merupakan faktor yang mempengaruhi minat seseorang dalam belajar pendidikan agama Islam. Keyakinan tersebut dapat berupa keyakinan bahwa belajar pendidikan agama Islam adalah wajib hukumnya, keyakinan bahwa dengan belajar pendidikan agama Islam dapat menjadi pengontrol dalam berbuat sesuatu. 3) Kebiasaan Kebiasaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan dengan “sesuatu yang biasa dilakukan; pola untuk melakukan tanggapan terhadap situasi tertentu yang dipelajari oleh seorang individu dan yang dilakukannya secara berulang-ulang untuk hal yang sama.”61 Faktor lingkungan juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap timbul dan berkembangnya minat, baik lingkungan keluarga, sekolah maupun masayarakat.62 Kebutuhan dapat juga menjadi faktor timbulnya minat. Minat yang timbul dari kebutuhan anak-anak merupakan pendorong bagi anak dalam melaksanakan usahanya. Oleh karena itu, orang tua mengarahkan anak-anaknya bahwa pendidikan agama penting bagi mereka, sehingga mereka merasa butuh. Seperti yang dikatakan oleh Zakiah Darajat, pemunculan minat pada siswa tergantung dari kebutuhan, dorongan dan minat mereka. “Semakin besar kebutuhan yang dirasakan maka semakin kuat pula
60
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996), h.1133 61 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,…………… h.129 62 Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam,… h. 263
30
minat yang dimiliki siswa.”63 Kebutuhan disini adalah kebutuhan siswa akan ilmu pengetahuan, yaitu Pendidikan Agama Islam. Pengalaman juga merupakan faktor timbulnya minat, karena pengalaman belajar agama yang telah diterima sebelum ia masuk sekolah akan menimbulkan minat yang baru terhadap pelajaran agama di sekolahnya. Pengalaman menimbulkan sikap positif terhadap penilaiannya apa yang dilihatnya, seperti siswa yang sudah mempunyai pengalaman belajar agama dirumah maupun disekolah tingkat dasarnya maka ia mempunyai keinginan (minat) lagi untuk mempelajari pelajaran agama di sekolah lanjutannya agar apa yang pernah diminatinya dulu tetap terusmenerus ia geluti untuk mencapai kebutuhan-kebutuhan hidupnya.
B. Kerangka Berfikir Dalam Islam, anak bagi orang tuanya merupakan karunia sekaligus sebagai amanat dari Allah swt. Disebut karunia, karena ditinjau baik secara psikologis maupun secara sosiologis, anak menempati posisi yang sangat penting. Mengingat ia dapat menjadi hiasan dan tumpuan kasih sayang bagi orang tuanya. Disebut amanat, karena orang tua memiliki tugas dan tanggung jawab yang sangat besar untuk memelihara, melindungi dan mendidik anak. Orang tua berkewajiban mendidik anak, baik dalam pendidikan formal maupun non formal. Orang tua bertangung jawab dalam memberikan segala bimbingan dan pengarahan agar anak mempunyai minat yang tinggi dalam belajar agama. Dengan bimbingan dan pengarahan dari orang tuanya anak akan cenderung gembira dan mempunyai keinginan yang besar untuk belajar. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan-segan untuk 63
Zakiah Daradjat, dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 133
31
belajar, ia tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dihafal dan disimpan, karena minat menambah kegiatan belajar. Proses belajar mengajar dan hasilnya banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari diri siswa maupun dari luar siswa. Salah satu faktor yang penting peranannya dalam belajar adalah minat. Karena suatu kegiatan akan lancar apabila ada minat yang besar. Dalam hal meningkatkan minat, perhatian orang tua mempunyai peran yang sangat besar. Perhatian orang tua akan meningkatkan minat belajar siswa. Seorang anak akan merasa senang jika apa yang ia lakukan mendapat perhatian /pujian dari orang tuanya, dan sebaliknya anak akan malas untuk melakukan sesuatu karena ia tidak pernah dipedulikan. Anak akan merasa aman apabila ia mendapatkan perhatian orang tuanya. Seorang anak yang mendapat perhatian dari orang tuanya cenderung mempunyai minat dan prestasi yang tinggi dalam belajar. Berdasarkan kajian teoritis di atas, jelaslah bahwa perhatian orang tua dalam membimbing belajar anak di lingkungan keluarga sangatlah penting terhadap minat belajar anak, salah satunya minat belajar pada bidang studi pendidikan agama Islam. Dengan kata lain, minat belajar anak pada bidang studi pendidikan agama Islam ada ketergantungan dengan perhatian orang tua dalam membimbing di lingkungan keluarga, terutama memberikan bimbingan belajar agama. Maka dengan demikian Berpengaruhkah perhatian orang tua dalam memberikan minat belajar pada pendidikan agama Islam, baik dirumah, maupun disekolah? Untuk mengetahui jawaban dari permasalahan tersebut, maka diadakanlah penelitian ini khususnya di SMK Mandalahayu Bekasi.
C. Hipotesis Hipotesis adalah: ”Pernyataan tentatif yang merupakan dugaan/terkaan apa saja yang kita amati dalam usaha memahaminya.” Jadi hipotesis
32
merupakan jawaban sementara, karena dugaan sementara itu bisa benar bisa juga salah, untuk itu diperlukan penelitian. Hipotesa yang diajukan adalah untuk membuktikan benar atau tidaknya dengan penulis mengenai perhatian orang tua di lingkungan keluarga terhadap peningkatan minat belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islan di sekolah. Ha
:
Ada korelasi positif yang signifikan pada perhatian orang tua
terhadap peningkatan minat belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di sekolah. Ho
:
Tidak ada korelasi positif yang signifikan pada perhatian orang tua
terhadap peningkatan minat belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di sekolah.
D. Studi Terdahulu yang Relevan Dari penelitian terdahulu menunjukkan bahwa orang tua sangat berperan dalam meningkatkan minat belajar siswa. Penelitian yang dilakukan oleh Emma Asma yang berjudul : “Hubungan Antara Perhatian Orang Tua dengan Prestasi Belajar Agama Islam di SMP Negeri 238 Jakarta Selatan”, menyatakan bahwa hubungan antara perhatian orang tua dengan prestasi belajar siswa tidak dapat dipisahkan. Keduanya memiliki hubungan yang sangat erat, karena perhatian orang tua merupakan salah satu faktor yang penting dalam mempengaruhi aktifitas belajar anak. Orang tua harus memperhatikan anaknya dalam bimbingan belajar dan menjalin kerja sama yang baik dengan sekolah untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam mencapai keberhasilan anak. Dengan pemberian perhatian yang tinggi disertai pemenuhan kebutuhan anak dalam belajar maka dalam diri anak akan termotivasi untuk belajar lebih baik, meningkatkan minat belajar, sehingga anak akan dapat mencapai prestasi yang diharapkan. Sehingga semakin tinggi
33
perhatian orang tua yang diberikan kepada anak, maka prestasi belajar agama Islam anak semakin tinggi pula.64 Menurut Fitriyah dalam penelitiannya yang berjudul “Peran Orang Tua dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMAN 08 Bekasi”, memperoleh kesimpulan bahwa orang tua sangat berperan dalam meningkatkan minat belajar anak. Orang tua selalu memberikan motivasi kepada anaknya untuk belajar agama. Seorang anak akan merasa senang jika apa yang ia lakukan mendapat perhatian atau pujian dari orang tuanya, dan sebaliknya anak akan malas untuk melakukan sesuatu karena ia tidak pernah dipedulikan. Anak akan merasa aman apabila ia mendapatkan perhatian orang tuanya. Seorang anak yang mendapat perhatian dari orang tuanya cenderung mempunyai minat dan prestasi yang tinggi dalam belajar.65 Seperti yang diungkapkan para peneliti diatas, membuktikan bahwa lingkungan keluarga (orang tua) mampu meningkatkan minat siswa dalam belajar untuk lebih giat meningkatkan prestasi belajarnya terutama dalam pendidikan agama Islam. Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti sendiri membuktikan bahwa perhatian orang tua cukup berpengaruh terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam. Perhatian orang tua terhadap minat belajar siswa berupa motivasi kepada anak untuk belajar agama hingga anak merasa pendidikan agama penting untuk dirinya. Dan bila memungkinkan memberikan bantuan dalam menyelesaikan tugas-tugas anaknya dirumah dalam menimbulkan dan mempertinggi minat belajar anak. Dengan demikian semakin tinggi tingkat perhatian orang tua, maka akan semakin tinggi pula minat belajar anak, sehingga anak dapat belajar dengan baik. 64
Emma Asma, “Hubungan Antara Perhatian Orang Tua dengan Prestasi Belajar Agama Islam di SMP Negeri 238 Jakarta Selatan”, skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, ( Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009) 65 Fitriyah, “Peran Orang Tua Terhadap Peningkatan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI di SMAN 08 Bekasi”, skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009)
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian
ini
dilaksanakan
di
Sekolah
Menengah
Kejuruan
Mandalahayu Bekasi kelas XII yang berlokasi di Jl. Margahayu Jaya Blok E No. 304 Margahayu, Bekasi Timur 17113. Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada semester II (dua) tahun pelajaran 2010/2011 pada bulan Juli sampai bulan Oktober 2010. B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan obyek dalam penelitian.66 Sedangkan menurut S. Margono Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian penulis dalam sebuah ruang lingkup dan waktu yang ditentukan.67 Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMK Mandalahayu Bekasi kelas XIII semester II tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 154 siswa, namun yang beragama Islam hanya 145 siswa. 2. Sampel
66
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 108 67 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), cet. 4, h.118
34
35
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti.68. Untuk menyederhanakan proses pengumpulan dan pengolahan data, maka penulis mengambil tekhnik sampling, dengan mengacu kepada pendapat Suharismi Arikunto, yaitu apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya lebih besar dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih.69 Dalam penelitian ini, penulis hanya mengambil 25% saja dari jumlah populasi yang ada, yaitu 36 orang siswa, penentuannya dilakukan secara acak (random sampling). Teknik random sampling adalah proses pengambilan sampel dimana seluruh anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih.70 Metode pengambilan sampelnya dilakukan dengan cara undian yaitu pengambilan secara acak dengan cara menulis nama-nama siswa di sebuah kertas kemudian mengocoknya dan mengambil nama-nama yang keluar untuk dijadikan sebagai obyek penelitian.
C. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi, yaitu melihat bentuk hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. Metode korelasi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara satu variabel dengan variable-variabel yang lain. Metode ini diharapkan dapat menemukan hubungan antara dua variabel yaitu: Pengaruh Perhatian orang tua (X) terhadap minat belajar PAI (Y).
D. Variabel Penelitian
68
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,……………., h.
117 69 70
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,…………., h. 120 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan,................................, h. 125
36
Menurut S. Margono variabel dapat diartikan sebagai pengelompokkan yang logis dari dua atribut atau lebih.71 Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Perhatian Orang Tua. (X) Variabel ini sebagai variabel bebas (independen), yaitu masukan yang member pengaruh terhadap hasil. Variabel ini diberi symbol dengan huruf “X”. Perhatian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perhatian orang tua terhadap pendidikan anaknya.
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Perhatian Orang Tua No 1
Variabel
Indikator
Variabel 1.1. Memberikan X pendidikan agama di Perhatian rumah orang Tua 1.2. Menanyakan perkembangan belajar anak di sekolah
2,3
20
Jumlah Item 2
3
1.3. Menganjurkan untuk mengikuti kursus, bimbingan.
18
1.4. Memberikan motivasi dalam belajar agama
6
1.5. Kerja sama dengan pihak sekolah
8
1
9,11
2
1.6. Menyediakan 71
No Butir + 1 7
1
17
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan,................................, h. 133
2
37
perlengkapan belajar 1.7. Memperhatikan dan peduli terhadap situasi tempat belajar anak
10
1.8. Membimbing dalam belajar
12,13
19
2
2
1.9. Membantu dalam menyelesaikan masalah
5
4
2
1.10. Mengingatkan solat lima waktu
14
15
2
1.11. Menanyakan hasil test atau ulangan
16
1
2. Variabel Minat belajar PAI. (Y) Variabel ini sebagai variabel terikat (dependen), yaitu hasil pengaruh Variabel Independen. Variabel ini diberi symbol dengan huruf “Y”. Minat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sikap suka belajar pendidikan agama Islam (PAI). Oleh karena itu dalam memperoleh skor yang dicapai siswa digunakan instrument pernyataan skala sikap. Untuk lebih jelasnya maka penulis kemukakan indikator dari variabel tersebut, seperti tabel berikut: Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Minat Belajar Agama No 1
Variabel
Indikator
Variabel Y 1.1. Menerima Minat pelajaran dengan Belajar senang Siswa
No Butir + 1, 19
Jumlah Item 2
38
1.2. Tidak ada perasaan bosan
2
1.3. Tidak terpaksa dalam belajar agama
3
1.4. Mengulang kembali pelajaran
5
1
9,14
2
1.5. Merasakan manfaat belajar agama
1
4
2
11
1.6. Siswa SMA perlu untuk belajar agama
12
1.7. Bahan pelajaran menantang
6,7
8
3
1.8. Mengajukan pertanyaan jika ada materi yang belum dimengerti
10
11
2
13,17
18
18
1.9. Tidak suka diganggu ketika pelajaran PAI berlangsung 1.10. Banyak membaca buku-buku yang berkaitan dengan agama Islam 1.11. Aktif ketika belajar agama Islam
1
16
1
20,15
2
E. Teknik Pengumpulan Data Adapun dalam proses pengumpulan data penulis melakukna beberapa langkah yaitu:
39
1. Obsevasi Observasi adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.72. Dalam penelitian ini penulis mengadakan langsung observasi untuk mendapatkan data-data yang berkaitan dengan penelitian. Observasi yang dilakukan dengan mengamati objek penelitian secara langsung di SMK Mandalahayu Bekasi. 2. Wawancara Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematik, yang berlandaskan kepada
tujuan
penyelidikan.73
Tujuan
wawancara
ialah
untuk
mengumpulkan informasi dan bukannya untuk merubah ataupun untuk mempengaruhi pendapat responden. Dalam penelitian ini penulis mengadakan wawancara langsung dengan orang yang paling mengetahui objek yang akan diteliti untuk memperoleh data dan informasi yang tepat. Berkaitan dengan penelitian ini penulis mengadakan wawancara langsung dengan guru Pendidikan Agama Islam untuk memperoleh informasi seberapa besar minat belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Mandalahayu Bekasi. Serta bagaimana cara pelaksanaan pendidikan agama Islam tersebut. Dan apa yang menjadi kendala dalam proses belajar mengajar bidang studi Pendidikan Agama Islam. 3. Angket/kuesioner Angket/kuesioner adalah sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis yang harus dijawab atau dilengkapi oleh responden. Angket bertujuan untuk memperoleh informasi yang relavan dengan tujuan penelitian dan memperoleh informasi mengenai suatu masalah secara serentak.
72
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan,................................, h. 158 Iin Tri Rahayu dan Tristiadi Ardi Ardani, Observasi dan Wawancara, (Malang: Bayumedia, 2004), h. 63 73
40
Angket mempunyai kelebihan tersendiri apabila dibandingkan alat Bantu lainnya, seperi wawancara yang mempunyai kemampuan jelajah terbatas pada keadaan pewawancara. Angket dapat disebarluaskan sesuai keperluan pada setiap responden dalam waktu relatif singkat dengan mengerahkan seluruh jajaran peneliti untuk membagikan secara langsung. Adapun
teknik
penyebaran
angket
dalam
penelitian
ini
dimaksudkan untuk memperoleh data mengenai perhatian orang tua dan minat belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Mandalahayu Bekasi. Angket yang digunakan adalah angket berstruktur atau tertutup artinya jawaban pertanyaan sudah disediakan. 4. Studi Pustaka Studi pustaka yaitu mencari dasar pijakan atau pondasi untuk memperoleh dan membangun landasan teori, kerangka berfikir, dan menentukan dugaan sementara atau sering pula disebut sebagai hipotesis penelitian. F. Teknik Pengolahan dan Analisa Data 1. Teknik Pengolahan Data Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, langkah selanjutnya yaitu pengolahan data. Adapun teknik pengolahan data sebagai berikut: a. Editing Mengedit adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh para pengumpul data. Jadi setelah angket di isi oleh responden dan diserahkan kepada penulis, kemudian penulis memeriksa satu persatu angket tersebut. Bila ada jawaban yang diragukan atau terdapat pertanyaan yang belum terjawab, maka penulis menghubungi
kembali
responden
yang
bersangkutan
untuk
menyempurnakan jawabannya. Tujuan dari editing adalah untuk mengurangi kesalahan atau kekurangan yang ada didalam daftar pertanyaan.
41
b. Skoring Adapun untuk mengetahui perhatian dan minat belajar siswa di SMK Mandalahayu Bekasi penulis mendapatkan data dengan menggunakan skala sikap yang berisi….butir pernyataan dalam 5 alternatif jawaban. Selanjutnya diberikan skor terhadap pernyataan yang ada sebagai berikut:
Tabel 3.3 Penetapan skor untuk skala perhatian orang tua dan minat belajar siswa Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang- Jarang Tidak kadang Pernah Pernyataan
+
5
4
3
2
1
-
1
2
3
4
5
c. Coding Coding adalah usaha mengklasifikasikan jawaban-jawaban responden dengan jalan menandai masing-masing kode tertentu.74 Jadi, setelah data-data tersebut di edit, selanjutnya penulis melakukan pengkodean dan pengelompokkan data-data tersebut berdasarkan kategori pembahasan. d. Tabulating Setelah diketahui skor setiap indikatornya maka seluruh data tersebut ditabulasikan dalam sebuah tabel untuk kemudian diketahui hasil penghitungannya.
2. Teknik Analisa Data Setelah data-data diolah, langkah selanjutnya adalah menganlaisis data. Teknik analisis data yaitu penulis berusaha untuk memberikan uraian mengenai hasil penelitian. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
74
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan,................................, h. 191
42
perhatian orang tua terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, penulis mengemukakan teknik analisis data sebagai berikut:
a. Analisis Deskriptif Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya prosentase jawaban angket dari responden dengan menggunakan rumus: P
F x 100 % N
Keterangan: P = Prosentase Tiap Jawaban F = Frekuensi yang sedang dicari prosentasenya N = Number Of Cases (Jumlah frekuensi atau banyaknya individu) Ketentuan skala prosentase yang digunakan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.4 Penafsiran prosentase No
Prosentase
Penafsiran
1
100%
Seluruhnya
2
90-99%
Hampir seluruhnya
3
60-89%
Sebagian besar
4
51-59%
Lebih dari setengahnya
5
50%
Setengahnya
6
40-49%
Hampir setengahnya
7
10-39%
Sebagian kecil
8
1-9%
Sedikit sekali
9
0%
Tidak ada sama sekali
b. Analisis Mean
43
Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya mean (ratarata) nilai angket tentang perhatian orang tua dan minat belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Penilaian analisis mean dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.5 Penilaian Analisis Mean No
Rentang Nilai
Kriteria
1
100
Sangat baik
2
70-99
Baik
3
40-69
Cukup
4
10-39
Kurang
c. Analisis Korelasi Untuk menganalisis hubungan kedua variabel digunakan teknik analisis korelasional Bivariat dengan menggunakan rumus Product Moment dari Carl Pearson, rumus tersebut sebagai berikut:
r xy
2
2
2
2
r xy
: Angka indeks korelasi “r” Product Moment
: Number of Cases (Jumlah responden)
: Jumlah hasil perkalian skor X dan skor Y
: Jumlah seluruh skor X
: Jumlah seluruh skor Y75 Analisis Product Moment dimaksud untuk mencari titik nilai
korelasi antara variabel X dan Y serta untuk mengetahui apakah hubungannya erat, cukup atau lemah. 75
Anas Sudijono, Pengantar Stattistik Pendidikan, (Jakartra: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h. 206
44
d. Interpretasi Data Setelah menganalisis hubungan antara dua variabel di atas, penulis memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r” Product Moment yang telah diperoleh dari perhitungan kita dapat memberikan interpretasi. Dalam hubungan ini ada dua macam cara yang ditempuh dalam menginterpretasikan data yang diperoleh, sebagaimana Anas Sujiono sebutkan dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Statistik Pendidikan” serta menarik kesimpulan yaitu: 1) Memberi interpretasi terhadap angka indeks korelasi Product Moment secara kasar (sederhana). Dalam memberikan interpretasi secara sederhana terhadap angka indeks korelasi “r” Product Moment (rxy), pada umumnya dipergunakan pedoman ancar-ancar pada tabel berikut: Tabel 3.6 Interpretasi Angka “r” Product Moment Besarnya “r”
Interpretasi
0,00-0,20
Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah sehingga dapat diabaikan
0,20-0,40
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang lemah atau rendah
0,40-0,70
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sedang atau cukup
0,70-0,90
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang kuat ataau tinggi
0,90-1,00
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi
2) Memberi interpretasi terhadap angka indeks korelasi nilai “r” product moment, dengan cara berkonsultasi pada tabel nilai “r” Product Momen.
45
Apabila cara kedua ini yang kita tempuh, maka prosedur yang kita lalui secara berturut-turut adalah sebagai berikut: a) Merumuskan Hipotesis Alternatif (Ha) dan Hipotesis Nihil (Ha) b) Menguji kebenaran atau kepalsuan dari hipotesis yang diajukan, dengan jalan membandingkan besarnya “r” yang tercantum dalam tabel yang telah diperoleh dalam proses perhitungan atau “r” obsevasi ro dengan besarnya “r” yang tercantum dalam tabel nilai “r” product moment “r” tabel, dengan terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (db) atau degrees of Freedomnya (df) dengan rumus sebagai berikut: df = N-nr
Keterangan: Df : Degrees of Freedom N : Number of Cases Nr : Banyaknya variabel yang dikorelasikan76
Dengan diperolehnya db atau df maka dapat dicari besarnya “r” yang tercantum dalam tabel nilai “r” product moment, baik pada taraf signifikan 5% maupun pada taraf signifikan 1%. Jika ro sama dengan atau lebih besar dari pada “r” tabel maka hipotesis alternatif (Ha) disetujui atau diterima atau terbukti kebenarannya. Berarti memang benar antara variabel X dan Y terdapat korelasi positif (atau korelasi negatif) yang sifnifikan. Sebaliknya, Hipotesis Nihil (Ho) tidak dapat disetujui atau tidak dapat diterima atau tidak terbukti kebenarannya. Ini berarti bahwa Hipotesis Nihil yang menyatakan tidak adanya korelasi antara variabel X dan variabel Y. 76
Anas Sudijono, Pengantar Stattistik Pendidikan,........................., h. 194
46
e. Analisis Determinasi Untuk mencari kontribusi variabel X (Perhatian orang tua) terhadap variabel Y (minat belajar siswa), maka penulis mengunakan rumus sebagai berikut:
Kd = r 2 x100 %
Keterangan: Kd = Koefisien determinasi r2 = Angka indeks korelasi Product Moment
47
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Objek SMK Mandalahayu Bekasi 1. Sejarah Berdirinya SMK Mandalahayu didirikan dari sebuah yayasan, yaitu Yayasan Mandalahayu yang berdiri pada tanggal 23 Januari 1987 oleh E. Achmad Lazuardinour. Yayasan Mandalahayu menyelenggarakan pendidikan dari tingkat taman kanak-kanak sampai ke perguruan tinggi dibidang pendidikan. SMK Mandalahayu didirikan pada tanggal 20 Mei 2008 yang dipimpin oleh Drs. Momon Sugema Sunjaya. SMK Mandalahayu Bekasi sekarang beralamat di Jl. Margahayu Jaya No. 304 Margahayu, Bekasi Timur 17113, dengan status sekolah swasta. Pada tahun 2008, SMK Mandalahayu Bekasi ini telah mendapat nilai akreditasi sekolah adalah A.
2. Visi dan Misi SMK Mandahayu Bekasi Visi dan misi adalah merupakan gambaran singkat kearah mana sekolah itu menuju dan kualifikasi apa yang akan dicapai. Visi SMK Mandalahayu Bekasi Penghasil
tamatan
yang produktif, mandiri, terampil dan
profesional dengan penguasaan IPTEK yang berlandaskan pada iman dan taqwa. SMK Mandalahayu Bekasi mempunyai misi sebagai berikut:
48
49
1. Mewujudkan lingkungan sekolah yang bernuansa agama 2. Menyiapkan tamatan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME serta berbudi pekerti yang luhur 3. Menyiapkan tamatan menjadi tenaga kerja tingkat menengah yang produktif, mandiri, terampil dan profesional sesuai dengan kebutuhan dunia usaha/dunia industri 4. Menyiapkan tamatan yang mampu mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan dunia usaha/dunia industri dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi 5. Mengembangkan
dan
meningkatkan
profesionalisme
tenaga
kependidikan dan non kependidikan
3. Strategi SMK Mandalahayu Bekasi Adapun strategi SMK Mandalahayu Bekasi sebagai berikut: 1. Mengitensifkan pengajaran agama baik teori maupun praktek untuk seluruh warga sekolah 2. Meningkatkan kerjasama dengan dunia usaha/dunia industri dan lembaga terkait lainnya. 3. Mengikut sertakan tenaga kependidikan dan non kependidikan pada kegiatan penataran, seminar, diklat, kursus, MGMP (khusus guru) dan sejenisnya sesuai dengan bidang keahliannya. 4. Mengembangkan
kurikulum
sesuai
dengan
kebutuhan
dunia
usaha/dunia industri dan masyarakat luas. 5. Mengitensifkan dan mengembangkan pelatihan keterampilan bagi peserta diklat sesuai dengan kebutuhan dunia usaha/dunia industri. 6. Mengitensifkan dan mengembangkan sarana dan prasarana sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. Tujuan SMK Mandalahayu Bekasi Adapun tujuan SMK Mandalahayu Bekasi sebagai berikut:
50
1. Menghasilkan tamatan yang beriman dan bertaqwa serta berbudi pekerti yang luhur 2. Menghasilkan tamatan menjadi tenaga kerja tingkat menengah yang produktif, mandiri, terampil dan professional sesuai dengan kenutuhan dunia usaha/dunia industri 3. Menghasilkan tamatan yang mampu mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan dunia usaha/dunia industri dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
5. Keadaan guru dan siswa SMK Mandalahayu Bekasi Tahun Ajaran 2010/2011 a. Guru SMK Mandalahayu Bekasi Tahun Ajaram 2010/2011 SMK Mandalahayu Bekasi dikepalai oleh Drs. Udin Muhyidin, yang mempunyai tenaga pengajar sebanyak 38 orang. Adapun guru agama di sekolah ini berasal dari IKAHA Tebuireng, guru tersebut berkompeten dalam mengajar pendidikan agama Islam. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.1 Data Keadaan Guru SMK Mandalahayu Bekasi Tahun Ajaran 2010/2011 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Nama Udin Muhyidin, Drs Siti Masito, S.Pd Sulistyawati, Dra Trie Cakrawan J , Drs Sudiarti, Dra Yuliani, BA Jufri HN, Drs Neneng Haryati, S.Pd Mar'ah, Dra Evie Yustikarini, S.Pd Supriatman NI, S.Pd Ermah, S.Pd Eti Rohimah, SE
Jenis Kelamin L/P L P P L P P L P P P L P P
Tempat/Tanggal Lahir Kuningan, 05 April 1964 Bekasi, 25 Desember 1970 Sidoarjo, 19 Juni 1962 Jakarta, 01 Juni 1964 Kuningan, 21 April 1967 Kuningan, 21 Juli 1962 Jakarta, 04 Mei 1968 Bekasi, 15 Februaru 1965 Jakarta, 12 Agustus 1966 Lumajang, 11 Mei 1971 Subang, 04 Maret 1971 Kuningan, 11 November 1972 Bekasi, 16 Juni 1968
Pendidikan S1 S1 S1 S1 S1 D3 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1
Jabatan Kepala Sekolah Wakasek Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru
51
14
Susanti, S.Pd
P
Jakarta, 13 September 1972
S1
Guru
15
Tutut Mariwati, S.Pd
P
Jakarta, 25 Desember 1976
S1
16 17 18 19
Irna Hainum, A.Md Rustandi, S.Pd.I Muh. Iqbal, ST Halimuloh, S.Pd
P L L L
Bekasi, 06 Juni 1978 Luragung, 16 Juni 1972 Jakarta, 11 Agustus 1975 Garut, 11 Mei 1978
D3 S1 S1 S1
20 21
Novitasari, S.Pd Ratna Kusmindian D, SE
P P
Jakarta, 26 November 1981 Jakarta, 27 Oktober 1978
S1 S1
22 23 24 25
Achmad Farhan,A.Md Lidia Martawati, S.Pdi E. Jaenal, S.Pd Dedi Prawoto, A.Md
L P L L
D3 S1 S1 S1
26 27 28 29 30 31 32
Inggrid Awaludin, S.Pd Agus Amar, S.Pd.I Bhina Suparmaji, S.S Cahya Suryana, S.Pd Irawan Zawawi, S.Pd Pipih Maryani, S.Pd
L P P L L P L
Jakarta, 21 Oktober 1971 Kulon Progo, 27 Maret 1972 Cianjur, 06 Mei 1983 Banjar Negara, 25 Desember 1980 Kuningan, Brebes, 25 Februari 1980 Jakarta, 13 November 1980 Klaten, 04 Februari 1972 Lubur Linggu, 06 Juli 1975 Bekasi, 21 April 1983 Jakarta, 31 Juli 1984
KA. Program AP Guru BP/BK Guru KA. Program RPL Guru KA. Program AK Guru Guru Guru Guru
S1 S1 S1 S1 S1 S1 D3
Staff Hubin Guru Guru Guru Guru Guru Guru
33
Agus Yuliawan, A.Md Siti Anisah, S.Pd
P
Cirebon, 09 April 1985
S1
Guru
34 35 36 37
Surono Thea .N, S.Pd Widodo Arni Suminto.D, S.Pd Rina Hermawati, S.Pd
L L P P
Bekasi, 12 Juni 1981 Purworejo, 16 Mei 1982 Magelang, 19 Desember 1970 Subang, 07 Oktober 1985
S1 S1 S1
Guru Guru Guru Guru
38
Zamratul Khairiyah, S.Pd
P
Jakarta, 07 April 1985
S1
Guru
Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa SMK Mandalahayu Bekasi memiliki tenaga pengajar yang cukup baik dilihat dari latar belakang pendidikannya pada tahun ajaran 2010/2011 berjumlah sebanyak 38 orang. Sebagian besar guru sudah banyak memiliki kualifikasi S1 sebanyak 34 orang dan yang masih berkualifikasi D3 sebanyak 4 orang. Guru yang berada di SMK Mandalahayu Bekasi ini
52
sudah memenuhi rasio dengan jumlah siswa yang ada dan merupakan lulusan dari masing-masing mata pelajaran yang diajarkannya. b. Siswa SMK Mandalahayu Bekasi Tahun Ajaram 2010/2011 Anak didik merupakan salah satu faktor lain yang sangat penting didalam proses belajar mengajar, sebab anak didik merupakan subjek yang mendukung keberhasilan pendidikan di samping faktor penunjang lainnya. Siswa SMK Mandalahayu Bekasi berasal dari daerah sekitar Bekasi. Sedangkan latar belakang sosial ekonomi mereka bermacammacam yaitu ada siswa yang berasal dari keluarga POLRI, swasta, PNS, pedagang, dan lain-lain. Mengenai siswa SMK Mandalahayu Bekasi tahun ajaran 2010/2011 dapat dilihat pada tabel berikut: Table 4.2 Keadaan Data Siswa SMK Mandalahayu Bekasi Tahun Akademik 2010/2011
Kelas
Jumlah Siswa
I
448
II
386
III
154
Jumlah
988
6. Keadaan sarana dan prasarana SMK Mandalahayu Keadaan sarana dan prasarana merupakan syarat penting agar dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menghasilkan lulusan yang berdaya guna. Untuk mengetahui sarana dan prasarana yang tersedia di SMK Mandalahayu Bekasi untuk menunjang pendidikan agama Islam dapat dilihat dari tabel berikut ini:
53
Table 4.3 Keadaan Sarana dan Prasarana SMK Mandalahayu Bekasi Jumlah No
Jenis
Kondisi Baik
1
Masjid
1
2
Al-Qur’an
30
3
Mukena
7
4
Kain Sarung
5
5
Marawis
1 set
Buruk
Dari data diatas, secara umum keadaan sarana dan prasarana sekolah dalam menunjang kegiatan pendidikan agama Islam dapat dikategorikan baik, karena semua jenis sarana dan prasarana sekolah dalam kondisi yang baik dan layak berfungsi.
B. Deskripsi Data Dari keseluruhan siswa-siswi kelas XII SMK Mandalahayu Bekasi yang berjumlah 145 siswa, diambil data sampel penelitiannya dengan perhitungan prosentase 25% dari jumlah siswa. Maka diperoleh hasil 36 orang yang menjadi sampel. Selanjutnya dari siswa-siswi yang dijadikan responden, diberikan sebuah angket penelitian yang didalamnya berisi 20 item pertanyaan untuk variabel X dan 20 item pertanyaan untuk variabel Y, yang diharapkan nantinya dapat mengetahui pengaruh perhatian orang tua terhadap minat belajarb siswa pada mata pelajaran PAI di SMK Mandalahayu Bekasi. Setelah data diperoleh berdasarkan angket yang diberikan kepada siswa XII. Maka langkah pertama yang dilakukan adalah mencari angka prosentase dalam bentuk tabel. Berikut ini penulis sajikan hasil angket dari 40 pertanyaan yang diberikan kepada 36 responden.
54
C. Analisa Data Analiasa data yang diperoleh dari Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Minat Belajar siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan agama Islam adalah: 1. Analisa Data Perhatian Orang Tua Adapun analisa data yang diperoleh dari perhatian orang tua adalah: Tabel 4.4 Orang Tua Memberikan Pendidikan Agama di Rumah No Item 1
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase (%)
Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak Pernah
22 13 1 0 0
61,1 % 36,1 % 2,8 % 0 0
Jumlah
36
100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa hampir seluruh siswa menyatakan selalu (97,2%)
orang tua memberikan
pendidikan agama, sedangkan sebagian kecil siswa (2,8%) meragukan apakah orang tuanya memberi pendidikan agama atau tidak. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas orang tua siswa memberikan pendidikan agama kepada mereka di rumah.
Tabel 4.5 Orang Tua Menanyakan Perkembangan Belajar di Sekolah No Item 2
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak Pernah Jumlah
Frekuensi 4 14 14 4 0
Prosentase (%) 11,1 % 38,9 % 38,9 % 11,1 % 0
36
100 %
55
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian dari siswa (50%) menyatakan
sering orang tua mereka menanyakan
perkembangan belajar di sekolah, sedangkan sebagian siswa (50%) orang tuanya jarang menanyakan perkembangan belajar mereka di sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian dari orang tua siswa menanyakan perkembangan belajar mereka di sekolah. Tabel 4.6 Orang Tua Menanyakan Problem yang Dihadapi Kepada Guru No Item 3
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak Pernah
Frekuensi 2 17 10 6 1
Prosentase (%) 5,5 % 47,2 % 27,8 % 16,7 % 2,8 %
36
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa lebih dari setengah siswa (52,7%) menyatakan orang tuanya sering menanyakan problem yang mereka hadapi kepada guru, hampir setengah siswa (44,5%) menyatakan orang tuanya jarang menanyakan problem mereka kepada guru, sedangkan orang tua yang tidak pernah menanyakan permasalahan mereka kepada guru prosentasenya masih kecil (2,8%). Hal ini menunjukkan
bahwa
mayoritas
orang
tua
mereka
menanyakan
permasalahan yang mereka hadapi kepada guru. Tabel 4.7 Orang Tua Membantu Menyelesaikan Masalah yang Sedang Dihadapi No Item 4
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase (%)
Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak Pernah
7 14 11 4 0
19,4 % 38,9 % 30,6 % 11,1 % 0
Jumlah
36
100 %
56
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa lebih dari setengah siswa (58,3%) menyatakan orang tuanya sering membantu mereka menyelesaikan masalah yang mereka hadapi, sedangkan hampir setengah siswa (41,7%) menyatakan orang tuanya jarang membantu mereka menyelesaikan masalah. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas orang tua mereka membantu mereka dalam menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Tabel 4.8 Orang Tua Memberikan Masukan Terhadap Keluh Kesah yang Sedang Dihadapi No Item
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak Pernah
5
Jumlah
Frekuensi
Prosentase (%)
13 13 3 7 0
36,1 % 36,1 % 8,3 % 19,4 % 0
36
100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar siswa (72,2%) menyatakan orang tuanya sering memberi masukan terhadap keluh kesah yang mereka hadapi, sedangkan sebagian kecil siswa (27,7%) menyatakan orang tuanya jarang memberikan masukan terhadap keluh kesah yang mereka hadapi,. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas orang tua mereka memberikan masukan terhadap keluh kesah yang sedang mereka hadapi. Tabel 4.9 Orang Tua Memberikan Motivasi dalam Belajar Agama No Item 6
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak Pernah
Frekuensi 16 10 6 4 0
Prosentase (%) 44,4 % 27,8 % 16,7 % 11,1 % 0
Jumlah
36
100 %
57
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar siswa (72,2%) menyatakan orang tuanya selalu memberikan motivasi kepada mereka untuk belajar agama, sedangkan sebagian kecil siswa (27,8%) menyatakan orang tuanya jarang memberikan dukungan mereka untuk belajar agama. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas orang tua mereka memberikan dorongan mereka untuk belajar agama. Tabel 4.10 Orang Tua Tidak Memberikan Pendidikan Agama di Rumah No Item 7
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak Pernah
Frekuensi 0 0 4 11 21
Prosentase (%) 0 0 11,1 % 30,6 % 58,3
36
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa lebih dari setengah siswa (58,3%) menyatakan orang tuanya tidak pernah untuk tidak memberikan pendidikan agama kepada mereka di rumah, sedangkan hampir setengah siswa (41,7%) menyatakan orang tuanya jarang tidak memberikan pendidikan agama kepada mereka dirumah. Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari setengah orang tua siswa memberikan pendidikan agama kepada mereka di rumah.
Tabel 4.11 Orang Tua Mempunyai Kerjasama yang Baik dengan Guru di Sekolah No Item 8
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak Pernah Jumlah
Frekuensi 2 19 10 4 1
Prosentase (%) 5,5 % 52,8 % 27,8 % 11,1 % 2,8 %
36
100 %
58
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa lebih dari setengah siswa (58,3%) menyatakan orang tuanya selalu mempunyai kerja sama yang baik dengan guru di sekolah, sebagian kecil siswa (38,9%) menyatakan orang tuanya jarang kerja sama dengan guru di sekolah, sedangkan orang tua yang tidak mempunyai kerja sama yang baik dengan pihak sekolah prosentasenya masih kecil (2,8%). Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari setengah orang tua siswa mempunyai kerja sama yang baik dengan guru di sekolah. Tabel 4.12 Orang Tua Menyediakan Perlengkapan Belajar No Item 9
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak Pernah
Frekuensi 18 11 6 0 1
Prosentase (%) 50 % 30,6 % 16,7 % 0 2,8 %
36
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar siswa
(80,6%)
menyatakan
orang
tuanya
selalu
menyediakan
perlengkapan belajar, sebagian kecil siswa (16,7%) menyatakan orang tuanya
jarang menyediakan perlengkapan belajar kepada mereka di
rumah, sedangkan orang tua yang tidak menyediakan perlengkapan belajar kepada anaknya di rumah prosentasenya masih kecil (2,8%). Hal ini menunjukkan
bahwa
mayoritas
orang
tua
siswa
menyediakan
perlengkapan belajar untuk anaknya. Tabel 4.13 Orang Tua Memperhatikan dan Peduli Terhadap Lingkungan dan Situasi Belajar No Item Alternatif Jawaban Selalu 10 Sering Kadang-kadang Jarang Tidak Pernah Jumlah
Frekuensi 9 19 1 6 1 36
Prosentase (%) 25 % 52,8 % 2,8 % 16,7 % 2,8 % 100 %
59
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar siswa (77,8%) menyatakan orang tuanya sering memperhatikan tempat belajar mereka, sebagian kecil siswa (19,5%) menyatakan orang tuanya jarang memperhatikan lingkungan dan situasi belajar mereka, sedangkan orang tua yang tidak memperhatikan lingkungan tempat belajar mereka prosentasenya masih kecil (2,8%). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas orang tua siswa memperhatikan lingkungan dan situasi belajar mereka. Tabel 4.14 Orang Tua Membelikan Buku yang Berkaitan dengan Pelajaran Agama No Item 11
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak Pernah
Frekuensi 11 15 2 6 2
Prosentase (%) 30,6 % 41,7 % 5,5 % 16,7 % 5,5%
36
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar siswa (72,3%) menyatakan orang tuanya sering membelikan buku yang berkaitan dengan pelajaran agama,
sebagian kecil siswa (22,2%)
menyatakan orang tuanya jarang membelikan buku yang berkaitan dengan pelajaran agama, sedangkan orang tua yang tidak membelikan buku prosentasenya masih kecil (5,5%). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas orang tua siswa membelikan buku yang berkaitan dengan pelajaran agama kepada mereka. Tabel 4.15 Orang Tua Membimbing dalam Mengerjakan PR No Item 12
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak Pernah Jumlah
Frekuensi
Prosentase (%)
13 14 8 1 0
36,1 % 38,9 % 22,2 % 2,8 % 0
36
100 %
60
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar siswa (70%) menyatakan orang tuanya sering membimbing dalam mengerjaka tugas, sedangkan sebagian kecil siswa (25%) menyatakan orang tuanya kadang-kadang membimbing mereka dalam mengerjakan tugas. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas orang tua siswa membimbing mereka dalam mengerjakan tugas. Tabel 4.16 Orang Tua Membantu Mengatasi Kesulitan Belajar di Rumah No Item 13
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak Pernah
Frekuensi 9 16 8 3 0
Prosentase (%) 25 % 44,4 % 22,2 % 8,3 % 0
Jumlah
36
100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar siswa (69,4%) menyatakan orang tuanya sering membantu mereka mengatasi kesulitan belajar ketika di rumah, sedangkan sebagian kecil siswa (30,5%) menyatakan orang tuanya jarang membantu mereka mengatasi kesulitan belajar ketika di rumah. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas orang tua siswa membantu mereka mengatasi kesulitan belajar ketika di rumah. Tabel 4.17 Orang Tua Mengingatkan Solat Lima Waktu No Item 14
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak Pernah Jumlah
Frekuensi
Prosentase (%)
22 8 2 4 0
61,1 % 22,2 % 5,5 % 11,1 % 0
36
100 %
61
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar siswa (83,3%) menyatakan orang tuanya selalu mengingatkan mereka untuk salat lima waktu,
sedangkan sebagian kecil siswa (16,6%) menyatakan
orang tuanya jarang mengingatkan mereka untuk salat lima waktu. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas orang tua siswa mengingatkan mereka untuk salat lima waktu
Tabel 4.18 Orang Tua Tidak Mengingatkan Solat Lima waktu No Item
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak Pernah
15
Jumlah
Frekuensi
Prosentase (%)
0 9 2 7 18
0 25 % 5,5 % 19,4 % 50%
36
100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar siswa (69,4%) menyatakan orang tuanya tidak pernah untuk mengingatkan mereka
salat lima waktu,
sedangkan sebagian kecil siswa (30,5%)
menyatakan orang tuanya jarang untuk tidak mengingatkan mereka salat lima waktu. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas orang tua siswa mengingatkan mereka untuk salat lima waktu. Tabel 4.19 Orang Tua Menanyakan Hasil Test Atau Ulangan No Item 16
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase (%)
Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak Pernah
5 15 11 3 2
13,9 % 41,7 % 30,6 % 8,3 % 5,5 %
Jumlah
36
100 %
62
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa lebih dari setengah siswa (55,6%) menyatakan orang tuanya sering menanyakan hasil test ulangan siswa, sebagian kecil siswa (38,9%) menyatakan orang tuanya jarang menanyakan hasil test ulangan mereka, sedangkan orang tua yang tidak menanyakan hasil test ulanagn mereka prosentasenya masih kecil (5,5%). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas orang tua siswa menanyakan hail test ulangan mereka. Tabel 4.20 Orang Tua Kurang Mendorong Untuk Belajar Agama Islam No Item
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak Pernah
17
Jumlah
Frekuensi
Prosentase (%)
1 1 1 17 20
2,8 % 2,8 % 2,8 % 36,1 % 55,6 %
36
100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa lebih dari setengah siswa (91,7%) menyatakan orang tuanya tidak pernah untuk mendorong mereka belajar agama, sedangkan sebagian kecil siswa (5,6%) menyatakan orang tuanya kadang-kadang tidak mendorong mereka untuk belajar agama, sedangkan orang tua yang tidak mendorong mereka untuk belajar agama prosentasenya masih kecil (2,6%). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas orang tua siswa mendorong mereka untuk belajar agama. Tabel 4.21 Orang Tua Menganjurkan Untuk Mengikuti Kursus, Bimbingan, Les, Dan Lain-Lain No Item 18
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak Pernah
Frekuensi 3 19 6 5 3
Prosentase (%) 8,3 % 52,8 % 16,7 % 13,9 % 8,3 %
Jumlah
36
100 %
63
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar siswa (61,1%) menyatakan orang tuanya sering menganjurkan mereka untuk mengikuti kursus, sebagian kecil siswa (30,6%) menyatakan orang tuanya jarang menganjurkan mereka untuk mengikuti kursus, sedangkan orang tua yang tidak menganjurkan mereka untuk mengikuti kursus prosentasenya masih kecil (8,3%). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas orang tua siswa menganjurkan mereka untuk mengikuti kursus, bimbingan, les, dan lain-lain. Tabel 4.22 Orang Tua Kurang Memperhatikan Tempat Belajar No Item 19
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase (%)
0 13 3 10 10
0 36,1 % 8,3% 27,8 % 27,8 %
36
100 %
Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak Pernah Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa lebih dari setengah siswa (55,6%) menyatakan tidak pernah orang tuanya kurang memperhatikan tempat belajar mereka, sedangkan hampir setengah siswa (44,4%) menyatakan orang tuanya kadang-kadang tidak memperhatikan tempat belajar mereka. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas orang tua siswa memperhatikan tempat belajar mereka. Tabel 4.23 Orang Tua Kurang Memperhatikan Perkembangan Belajar di Rumah No Item 20
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak Pernah Jumlah
Frekuensi
Prosentase (%)
0 11 3 11 11
0 30,6 % 8,3 % 30,6 % 30,6 %
36
100 %
64
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar siswa
(61,2%)
menyatakan
tidak
pernah
orang
tuanya
kurang
memperhatikan perkembangan belajar mereka, sedangkan sebagian kecil siswa (38,9%) menyatakan orang tuanya sering tidak memperhatikan perkembangan belajar mereka. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas orang tua siswa memperhatikan perkembangan belajar mereka di rumah. Untuk mengetahui perhatian orang tua di SMK Mandalahayu Bekasi Kelas XII dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.24 Skor Butir Soal Variabel Perhatian Orang Tua (X) No. Re sp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
SKOR PERHATIAN ORANG TUA (X) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 5 4 3 4 4 5 4 4 4 4 5 3 3 2 2 5 3 3 3 2 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 5 3 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 5 1 1 1 5 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 3 3 3 4 5 5 4 4 3 5 4 3 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4 2 5 5 5 3 5 5 5 3 5 5 5 5 5 4 5 5 4 2 2 3 4 4 4 4 5 4 4 3 3 3 2 3 4 2 3 2 4 2 2 3 3 4 4 4 5 4 4 2 2 4 5 5 4 2 5 5 5 4 3 4 5 2 5 4 5 4 5 3 3 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 3 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 3 4 5 2 4 4 4 3 2 2 3 3 2 3 5 5 4 4 2 3 3 2 4 2 3 3 2
1 1 4 2 4 5 4 5 4 1 5 4 5 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 5 5 1 2
1 2 3 3 3 5 4 4 4 3 5 3 4 4 5 4 2 4 4 4 3 4 4 5 5 4 5
1 3 4 3 3 5 4 5 4 2 4 3 4 4 5 4 2 4 5 5 3 4 4 5 5 4 3
1 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 3 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4
1 5 5 4 5 5 2 5 2 5 4 5 4 5 5 4 2 5 5 4 2 5 5 5 4 3 4
1 6 4 3 2 4 2 4 5 2 4 4 5 4 4 4 3 4 5 4 5 3 1 4 4 3 3
1 7 4 5 4 5 4 5 4 3 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 2 5 5 5 4 4 2
1 8 3 4 3 4 4 5 5 2 4 4 4 4 4 3 3 3 2 3 4 4 1 5 3 4 2
1 9 3 2 2 5 4 2 2 2 5 3 3 5 5 4 2 4 4 4 2 2 5 5 4 4 2
2 0 3 2 2 5 4 2 4 2 5 3 5 5 5 4 2 4 4 4 2 4 5 5 4 4 2
Ju ml 79 63 69 94 74 87 77 55 87 78 88 88 92 76 54 77 81 81 73 88 80 94 83 68 57
65
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5
3 3 5 4 4 4 3 3 3 3 5
4 1 3 4 4 3 3 2 2 3 4
5 5 5 2 3 3 4 4 4 4 4
4 4 5 5 3 2 2 5 2 5 4
5 4 5 3 4 2 4 5 5 5 5
5 4 5 5 5 5 3 4 3 5 5
4 2 5 3 3 3 3 2 3 3 4
5 4 5 4 5 3 3 5 3 5 5
5 5 5 4 3 3 5 5 5 5 4 5 4 5 3 2 2 2 2 2 5 4 5 2 2 2 3 4 5 3 5 4 4 JUMLAH
4 4 5 2 3 3 3 4 2 5 4
5 5 5 5 5 2 2 5 4 5 5
5 5 5 5 4 2 2 4 4 4 5
1 3 5 3 3 3 3 4 3 4 3
5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 1
1 1 2 4 3 4 4 4 4 4 2
5 4 5 5 2 2 2 4 2 4 5
5 4 5 3 2 2 2 4 2 5 5
86 72 95 80 75 57 61 78 62 86 84 277 9
Berdasarkan analisis mean : Tabel 4.25 Analisis Mean No
Rentang Nilai
Kriteria
Skor
1
86-100
Sangat Baik
11
2
71-85
Baik
16
3
60-70
Cukup
5
4
10-59
Kurang
4
Untuk mengetahui nilai rata-rata perhatian orang tua siswa terhadap pendidikan anak, maka penulis menggunakan rumus:
Keterangan :
= Mean
= Jumlah nilai variabel X
N
= Number of Cases
2779 77 ,19 36
66
2. Analisa Data Minat Belajar Siswa Pada Mata PAI Adapun analisa data yang diperoleh dari minta belajar siswa pada mata pelajaran PAI adalah: Tabel 4.26 Siswa Senang dalam Belajar Agama Islam No Item 1
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak Pernah Jumlah
Frekuensi 19 16 1 0 0
Prosentase (%) 52,8 % 44,4 % 2,8 % 0 0
36
100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar siswa (97,2%) menyatakan selalu senang dalam belajar agama Islam, sedangkan siswa yang tidak senang dalam belajar agama Islam prosentasenya masih kecil (2,8%). Hal ini menunjukkan bahwa hampir seluruh siswa senang belajar agama Islam.
Tabel 4.27 Siswa Merasa Jenuh dan Bosan dalam Belajar Agama Islam No Item 2
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak Pernah Jumlah
Frekuensi 0 0 7 12 17
Prosentase (%) 0 0 19,4 % 33,3 % 47,2 %
36
100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa hampir setengah siswa (47,2%) menyatakan tidak pernah merasa jenuh belajar agama Islam,
67
sedangkan lebih dari setengah siswa (52,7%) menyatakan jarang merasa jenuh belajar agama Islam. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa tidak jenuh dalam belajar agama Islam. Tabel 4.28 Siswa Mengikuti Pelajaran Agama Islam dengan Kemauan Sendiri No Item
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak Pernah
3
Jumlah
Frekuensi
Prosentase (%)
17 12 7 0 0
47,2 % 13,3 % 19,4 % 0 0
36
100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar siswa (60,5%) menyatakan selalu mengikuti pelajaran agama Islam dengan kemauan sendiri, sedangkan sebagian kecil siswa (19,4%) menyatakan kadang-kadang belajar agama Islam dengan kemauan sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa belajar agama Islam dengan kemauan sendiri. Tabel 4.29 Siswa Terpaksa Mengikuti Pelajaran Agama Islam No Item 4
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak Pernah Jumlah
Frekuensi 0 4 0 17 15
Prosentase (%) 0 11,1 % 0 47,2 % 41,7 %
36
100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa hampir setengah siswa (41,7%) menyatakan tidak pernah terpaksa dalam belajar agama Islam, hampir setengah siswa (47,2%) menyatakan jarang belajar agama Islam karena terpaksa, sedangkan sebagian kecil siswa (11,1%) menyatakan sering
68
terpaksa belajar agama Islam. Hal ini menunjukkan bahwa hampir setengah siswa tidak terpaksa dalam belajar agama Islam.
Tabel 4.30 Siswa Mengulang Kembali Pelajaran Agama Islam di Rumah No Item 5
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase (%)
Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak Pernah
5 15 6 9 1
13,9 % 41,7 % 16,7 % 25 % 2,8 %
Jumlah
36
100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa lebih dari setengah siswa (55,6%) menyatakan sering mengulang kembali pelajaran agama Islam, hampir setengah siswa (41,7%) menyatakan jarang mengulang kembali pelajaran agama Islam, sedangkan siswa yang tidak mengulang kembali pelajaran agama Islam prosentasenya masih kecil (2,8%). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa mengulang kembali pelajaran agama Islam di rumah. Tabel 4.31 Materi Pelajaran Agama Islam Menantang Untuk Dikaji No Item 6
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak Pernah Jumlah
Frekuensi
Prosentase (%)
5 17 7 6 1
13,9 % 47,2 % 19,4 % 16,7 % 2,8 %
36
100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa lebih dari setengah siswa (61,16%) menyatakan sering materi pendidikan agama Islam merasa menantang untuk dikaji, sebagian kecil siswa (36,1%) menyatakan
69
jarang materi pendidikan agama Islam merasa menantang untuk dikaji, sedangkan siswa yang tidak merasa materi pendidikan agama Islam menantang untuk dikaji prosentasenya masih kecil (2,8%). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa merasa materi pendidikan agama Islam menantang untuk dikaji. Tabel 4.32 Pelajaran agama Islam Sesuai dengan Kebutuhan, Sehingga Siswa Tertarik untuk Mempelajarinya No Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%) Selalu 16 44,4 % 7 Sering 13 36,1 % Kadang-kadang 7 19,4 % Jarang 0 0 Tidak Pernah 0 0 Jumlah
36
100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar siswa (80,5%) menyatakan selalu tertarik untuk mengikuti pelajaran agama Islam, sedangkan sebagian kecil siswa (19,4%) menyatakan kadang-kadang tertarik untuk mempelajari pelajaran agama Islam. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa tertarik untuk mempelajari pelajaran agama Islam. Tabel 4.33 Materi Pelajaran Agama Islam Kurang Menarik No Item 8
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak Pernah Jumlah
Frekuensi
Prosentase (%)
1 0 7 12 16
2,8 % 0 19,4 % 33,3 % 44,4 %
36
100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa hampir setengah siswa (44,4%) menyatakan materi pendidikan agama Islam menarik, lebih dari setengah siswa (52,7%) menyatakan jarang merasa materi pendidikan agama Islam kurang menarik, sedangkan siswa yang merasa materi pendidikan
70
agama Islam kurang menarik prosentasenya masih kecil (2,8%). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa merasa materi pendidikan agama Islam menarik. Tabel 4.34 Belajar Agama Islam Mempunyai Banyak Manfaat No Item 9
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase (%)
Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak Pernah
13 17 5 1 0
36,1 % 47,2 % 13,9% 2,8 % 0
Jumlah
36
100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar siswa (83,3%) menyatakan sering merasaka banyak manfaat dalam belajar agama Islam, sedangkan sebagian kecil siswa (16,7%) menyatakan kadangkadang merasakan banyak manfaat dalam belajar agama Islam. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa merasakan banyak manfaat dalam belajar agama Islam. Tabel 4.35 Mengajukan Pertanyaan, Apabila Ada Materi Yang Belum Dimengerti No Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%) Selalu 7 19,4 % 10 Sering 18 50 % Kadang-kadang 2 5,5 % Jarang 9 25 % Tidak Pernah 0 0 Jumlah
36
100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar siswa (69,4%) menyatakan sering bertanya kepada guru apabila ada materi yang belum dimengerti, sedangkan sebagian kecil siswa (30,5%) menyatakan jarang bertanya kepada guru. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa bertanya kepada guru apabila ada materi yang belum dimengerti.
71
Tabel 4.36 Siswa Takut Mengajukan Pertanyaan Kepada Guru No Item 11
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak Pernah Jumlah
Frekuensi 5 7 12 12 0
Prosentase (%) 13,9 % 19,4 % 33,3 % 33,3 % 0
36
100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar siswa (33,3%) menyatakan sering takut bertanya kepada guru apabila ada materi yang belum dimengerti, sedangkan sebagian besar siswa (66,6%) menyatakan jarang takut bertanya kepada guru. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa tidak takut untuk bertanya kepada guru apabila ada materi yang belum dimengerti.
Tabel 4.37 Siswa SMA Tidak Perlu Belajar Agama No Item 12
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase (%)
Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak Pernah
0 0 2 8 26
0 0 5,5 % 22,2 % 72,2 %
Jumlah
36
100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar siswa (72,2%) menyatakan perlu untuk belajar agama Islam, sedangkan siswa yang merasa tidak perlu untuk belajar agama Islam prosentasenya masih kecil (5,5%). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa merasa perlu untuk belajar agama Islam.
72
Tabel 4.38 Siswa Tidak Suka Diganggu Ketika Belajar Agama Islam No Item 13
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak Pernah
Frekuensi 4 23 9 0 0
Prosentase (%) 11,1 % 63,9 % 25 % 0 0
Jumlah
36
100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar siswa (75%) menyatakan tidak suka diganggu ketika belajar agama Islam, sedangkan sebagian kecil siswa (25%) menyatakan kadang-kadang tidak suka diganggu ketika belajar agama Islam. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa tidak suka diganggu ketika belajar agama Islam.
Tabel 4.39 Siswa Merasakan Adanya Perubahan Setelah Belajar Agama Islam No Item 14
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak Pernah
Frekuensi 11 19 3 3 0
Prosentase (%) 30,6 % 52,8 % 8,3 % 8,3 % 0
Jumlah
36
100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar siswa (83,4%) menyatakan merasakan adanya perubahan dalam dirinya setelah belajar agama Islam, sedangkan sebagian kecil siswa (16,6%) menyatakan kadang-kadang merasakan adanya perubahan dalam dirinya setelah belajar agama Islam. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa merasakan adanya perubahan dalam dirinya setelah belajar agama Islam.
73
Tabel 4.40 Mencatat Hal-hal Yang Penting Ketika Guru Agama Menyampaikan Materi No Item 15
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak Pernah Jumlah
Frekuensi 3 23 5 5 0
Prosentase (%) 8,3 % 63,9 % 13,9 % 13,9 % 0
36
100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar siswa (72,2%) menyatakan mencatat hal-hal yang penting penjelasan dari guru, sedangkan sebagian kecil siswa (27,8%) menyatakan jarang mencatat penjelasan dari guru. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa mencatat hal-hal yang penting penjelasan dari guru. Tabel 4.41 Siswa Banyak Membaca Buku Yang Berkaitan Dengan Agama Islam No Item 16
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak Pernah Jumlah
Frekuensi
Prosentase (%)
7 16 12 0 1
19,4 % 44,4 % 33,3 % 0 2,8 %
36
100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar siswa (63,8%) menyatakan banyak membaca buku yang berkaitan dengan agama Islam,
sebagian kecil siswa (33,3%) menyatakan kadang-kadang
membaca buku yang berkaitan dengan agama Islam, sedangkan siswa yang tidak membaca buku yang berkaitan dengan agama Islam prosentasenya masih kecil (2,8%). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa banyak membaca buku yang berkaitan dengan agama Islam.
74
Tabel 4.42 Siswa Mendengarkan dan Memperhatikan Penjelasan Dari Guru No Item 17
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak Pernah Jumlah
Frekuensi 19 16 1 0 0
Prosentase (%) 52,8 % 44,4 % 2,8 % 0 0
36
100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa hampir seluruh siswa (97,2%) menyatakan mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari guru, sedangkan siswa yang tidak mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru prosentasenya masih kecil (2,8%). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari guru. Tabel 4.43 Siswa Ngobrol Ketika Guru Agama Menyampaikan Materi No Item 18
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak Pernah Jumlah
Frekuensi 0 1 2 17 16
Prosentase (%) 0 2,8 % 5,5 % 47,2 % 44,4 %
36
100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa hampir setengah siswa (44,4%) menyatakan tidak pernah ngobrol ketika guru agama menjelaskan materi, lebih dari setengah siswa (52,7%) menyatakan jarang ngobrol ketika guru agama menjelaskan materi, sedangkan siswa yang ngobrol ketika guru agama menjelaskan materi prosentasenya masih kecil (2,8%). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa tidak ngobrol ketika guru agama menjelaskan materi.
75
Tabel 4.44 Siswa Mengambil Posisi Duduk di Depan Ketika Belajar Agama No Item 19
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak Pernah Jumlah
Frekuensi 3 7 18 7 1
Prosentase (%) 8,3 % 19,4 % 50 % 19,4 % 2,8 %
36
100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian kecil siswa (27,7%) menyatakan selalu duduk didepan ketika belajar agama Islam, sebagian besar siswa (69,4%) menyatakan kadang-kadang duduk didepan ketika belajar agama Islam, sedangkan siswa tidak duduk didepan ketika belajar agama Islam prosentasenya masih kecil (2,8%). Hal ini menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil siswa yang duduk didepan ketika belajar agama Islam. Tabel 4.45 Siswa Aktif ketika Diskusi No Item 20
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase (%)
Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak Pernah
12 15 3 6 0
33,3 % 41,7 % 8,3 % 16,7 % 0
Jumlah
30
100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar siswa (75%) menyatakan selalu aktif ketika diskusi pelajaran agama Islam, sebagian kecil siswa (16,7%) menyatakan jarang aktif ketika diskusi, sedangkan siswa yang kadang-kadang akif diskusi prosentasenya masih kecil (8,3%). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa aktif ketika diskusi pelajaran agama Islam Tabel berikut mengenai minat belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
76
Tabel 4.46 Skor Butir Soal Variabel Minat Belajar Siswa (Y) No. Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
SKOR MINAT BELAJAR SISWA (X) 1 5 5 5 4 4 4 4 3 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5
2 4 3 4 5 4 5 4 3 5 5 5 5 5 4 3 4 4 5 5 5 4 5 4 4 3 5 5 5 4 4 3 3 5 3 5 5
3 4 3 4 5 4 4 4 3 4 5 5 5 5 4 3 4 4 5 5 5 4 5 5 5 3 5 5 5 4 4 3 3 5 3 5 5
4 4 2 5 5 4 5 4 4 4 2 4 5 5 4 2 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 2 5 4 5 5
5 4 2 4 4 4 5 4 2 2 3 5 4 4 4 2 4 3 4 4 3 4 4 4 3 2 1 4 5 3 3 2 2 4 2 5 5
6 4 3 3 5 4 4 2 1 4 5 5 4 4 4 3 4 2 2 5 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 2 3 3 4 3 5 3
7 4 3 4 5 4 5 4 3 5 5 5 5 5 4 3 4 5 4 4 5 4 4 4 5 3 5 4 5 5 5 3 3 4 3 5 4
8 4 3 4 5 4 5 4 1 4 5 5 5 5 4 3 4 4 4 5 5 5 5 4 4 3 5 5 5 5 4 3 3 4 3 5 5
9 10 11 12 13 14 15 16 5 4 2 5 4 4 4 4 4 2 2 5 3 4 4 3 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 3 4 2 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 3 5 3 3 2 1 5 2 3 4 4 4 4 4 5 4 3 5 4 4 3 3 5 2 3 5 4 4 4 4 5 3 3 5 4 5 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 2 5 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 5 3 3 5 5 5 5 4 4 4 3 2 2 2 5 4 5 2 5 5 4 3 5 4 5 3 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 3 4 3 4 5 5 4 5 3 4 5 5 3 5 3 2 2 5 3 2 2 3 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4 3 5 5 5 5 3 5 5 4 4 3 2 5 4 4 4 5 4 5 4 3 3 3 4 3 3 2 2 5 3 2 2 3 4 2 2 5 3 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 3 2 2 5 3 2 2 3 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 JUMLAH
17 18 19 4 4 3 5 4 2 4 4 3 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 3 2 1 4 4 3 5 5 3 5 5 3 5 5 3 4 5 3 4 5 3 5 4 2 4 5 3 4 5 2 5 4 4 5 4 4 4 3 3 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 3 5 5 4 2 5 5 3 4 5 3 4 5 3 4 5 3 4 5 3 5 4 2 5 4 2 4 5 3 5 4 2 5 5 3 4 4 3
20 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 5 5 5 5 5 5 5 5 2 4 5 5 3 3 2 2 4 2 5 4
Jml 80 64 80 85 80 86 80 54 78 82 87 88 85 78 65 78 78 86 83 84 87 93 85 86 60 90 86 90 79 75 60 64 82 60 94 88 2860
77
Berdasarkan analisis mean : Tabel 4.47 Analisis Mean No
Rentang Nilai
Kriteria
Skor
1
86-100
Sangat Baik
12
2
71-85
Baik
17
3
60-70
Cukup
6
4
10-59
Kurang
1
Untuk mengetahui nilai rata-rata minat belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam, maka penulis menggunakan rumus:
Keterangan :
= Mean
= Jumlah nilai variabel Y
N
= Number of Cases
2860 79 ,4 36
Untuk mencari korelasi antara perhatian orang tua dengan minat membaca siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam, akan diuji keabsahannya dengan menggunakan rumus product moment. Adapun langkahlangkah perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut:
78
Tabel 4.48 Analisis Korelasi Antara Variabel Perhatian Orang Tua (X) Pengaruhnya Terhadap Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (Y) No. X Y XY X2 Y2 Resp 79 80 6320 6241 6400 1 63 64 4032 3969 4096 2 69 80 5520 4761 6400 3 94 85 7990 8836 7225 4 74 80 5920 5476 6400 5 87 86 7482 7569 7396 6 77 80 6160 5929 6400 7 55 54 2970 3025 2916 8 87 78 6786 7569 6084 9 78 82 6396 6084 6724 10 88 87 7656 7744 7569 11 88 88 7744 7744 7744 12 92 85 7820 8464 7225 13 76 78 5928 5776 6084 14 54 65 3510 2916 4225 15 77 78 6006 5929 6084 16 81 78 6318 6561 6084 17 81 86 6966 6561 7396 18 73 83 6059 5329 6889 19 88 84 7392 7744 7056 20 80 87 6960 6400 7569 21 94 93 8742 8836 8649 22 83 85 7055 6889 7225 23 68 86 5848 4624 7396 24 57 60 3420 3249 3600 25 86 90 7740 7396 8100 26 72 86 6192 5184 7396 27 95 90 8550 9025 8100 28 80 79 6320 6400 6241 29 75 75 5625 5625 5625 30 57 60 3420 3249 3600 31 61 64 3904 3721 4096 32 78 82 6396 6084 6724 33 62 60 3720 3844 3600 34 86 94 8084 7396 8836 35 84 88 7392 7056 7744 36 N=36 2779=∑X 2860=∑Y 225333=∑XY 219205=∑X 2 230898=∑Y 2
79
Selanjutnya untuk mengetahui tingkat korelasi variabel data di atas akan diuji keabsahannya dengan menggunakan rumus product moment yaitu:
r
r
r
r
r
r
r
0,3468482107
r
0,34 6
2
2
2
2
(36 225333 ) (2779 2860 )
36 219205 2779 36 230898 2860 2
7891380
2
8111988 7947940
7722841
8312328
8179600
164048 168539 132728 164048 2236984439 164048 4729676986
Dari perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa korelasi antara perhatian orang tua dan pengaruhnya terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam sebesar 0,346. Dengan memperhatikan besarnya r (yaitu = 0,346), yang besarnya berkisar antara 0,20-0,40 berarti “Antara variabel X dan variabel Y termasuk korelasi positif yang lemah atau rendah”. Dengan demikian “Perhatian orang tua cukup berpengaruh terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam”. Sebelum membandingkan besar r dengan “r” tabel terlebih dahulu dicari derajat bebas atau df (Degree of Freedom), dengan menggunakan rumus: Df = N-nr = 36-2 = 34. Dengan memeriksa tabel nilai “r” Product Moment ternyata bahwa dengan df sebesar 34, pada taraf signifikan 5% diperoleh “r” tabel = 0,325; sedangkan pada taraf signifikan 1% diperoleh “r” tabel = 0,418. Dengan demikian r (0,346), sedangkan r tabel masing-masing
80
sebesar 0,325 dan 0,418. Pada taraf signifikan 5%, r (0,346) jumlahnya lebih besar dari pada “r” tabel (0,325),maka hipotesa alternatif (Ha) diterima sedangkan hipotesa nihil (Ho) ditolak. Kemudian pada taraf signifikan 1% r lebih kecil jumlahnya daripada “r” tabel (0,346<0,418), maka hipotesa nihil (Ho) diterima sedangkan hipotesa alternatif (Ha) ditolak. Ini berarti bahwa pada taraf signifikan 1% itu tidak terdapat korelasi yang signifikan antara variabel X dan variabel Y. Artinya : “Perhatian orang tua berpengaruh terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam, sekalipun korelasi positif itu lemah atau rendah”. Selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar kontribusi (sumbangan) yang diberikan variabel X (perhatian orang tua) terhadap variabel Y (minat belajar pendidikan agama Islam), maka harus diketahui terlebih dahulu koefisiennya yang disebut dengan “Coofficient of Determination” (koefisien penentu) dengan rumus sebagai berikut: KD = r 2 100 % = 0,346 100 % 2
= 0,119716 100 11,97
Hal ini menunjukkan bahwa minat belajar siswa dipengaruhi oleh perhatian orang tua sebesar 11,97%, sedangkan 88,03% ditentukan oleh faktor lain.
D. Interpretasi Data 1. Perhatian orang tua Berdasarkan analisa data perhatian orang tua, maka dapat diinterpretasikan bahwa rata-rata perhatian orang tua terhadap pendidikan anak cukup baik (77,19).
81
2. Minat belajar pendidikan agama Islam Berdasarkan analisa data minat belajar siswa, maka dapat diinterpretasikan bahwa rata-rata minat belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam cukup baik (79,4). 3. Pengaruh perhatian orang tua terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam. Berdasarkan analisa data korelasi perhatian oang tua terhadap minat belajar siswa, maka dapat diinterpretasikan bahwa perhatian orang tua cukup berpengaruh terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam, dan pengaruhnya sebesar 0,346.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini yang dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Perhatian orang tua terhadap pendidikan anak cukup baik. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil penelitian yang menunjukkan rata-rata perhatian orang tua tergolong cukup baik. 2. Minat belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam cukup baik. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil penelitian yang menunjukkan ratarata minat belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam tergolong cukup baik. 3. Ada pengaruh yang positif antara perhatian orang tua dengan minat belajar siswa pada bidang studi pendidikan agama Islam (PAI). Hal tersebut dapat dibuktikan dari hasil penelitian bahwa jumlah rxy menunjukkan adanya korelasi positif, sekalipun korelasi positif itu lemah atau rendah.
B. Saran Dengan melihat dan memperhatikan hasil penelitian, maka penulis mengemukakan saran sebagai berikut: 1. Orang tua diharapkan untuk terus memberikan perhatiannya dalam memberikan motivasi
kepada anak, khususnya untuk belajar agama,
sehingga diharapkan agar kesadaran akan pentingnya perhatian orang tua
82
83
terus ditanamkan dilingkungan keluarga. Sebagai orang tua sesibuk apapun wajib memperhatikan perkembangan anaknya sehari-hari, karena hal iti sudah menjadi tanggung jawab orang tua. Selain itu, orang tua juga diharapkan menanamkan nilai-nilai agama dirumah kepada anak-anak mereka sejak dini. 2. Hendaknya terdapat komunikasi dua arah dari pendidik sebagai pihak dari lingkungan sekolah dengan orang tua sebagai pihak dari lingkungan keluarga. Sehingga anak merasa diperhatikan. Selama ini banyak terjadi orang tua menyerahkan pendidikan anak secara utuh kepada sekolah. Hingga akhirnya sering kali terjadi kesalahan komunikasi dalam pendidikan. 3. Untuk siswa, lebih ditingkatkan lagi minat belajar agama Islam. Karena agama memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Abror, Abdurrahman, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya, 1993. Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2008. Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 1991. An-Nahlawi, Abdurrahman, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat, Jakarta: Gema Insani Press, 1995. Arifin, Anwar, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam Undangundang Sisdiknas, Jakarta: Dirtjen Kelembagaan Agama Islam Depag, 2003. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2002. Azhari, Akyas, Psikologi Pendidikan, Semarang: Dina Utama, 1996. Daradjat, Zakiah, dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995. _____________, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006. Departemen Agama RI, Alqur’an dan Tejemahnya, Jakarta: Mekar Surabaya, 2004. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1988. Hamalik, Oemar, Perencanaan Pengajaran Berdasakan Pendekatan Sistem, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005. Majah, Ibn, Terjemah Sunan Ibn Majah, Beirut: Dar Ihya al-Turath al-Araby. Majid, Abdul dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006. Margono, S., Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2004. Marimba, Ahmad D., Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: PT. AlMa’arif, 1989. Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004. Munawwir, Ahmad Warson, Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia, Surabaya: Pustaka Progressif, 1997. Mushtafa, Adib Bisri, Tarjamah shahih Muslim, Semarang: CV As-Syifa, 1993.
84
85
Nasir, Salihun A., Peranan Pendidikan Agama Terhadap Problema Remaja, Jakarta: Kalam Mulia, 2002. Nasution, S., Didaktik Asas-asas Mengajar, Bandung: Jemmars, 1995. Nata, Abudin dan Fauzan, Pendidikan Dalam Persfektif Hadits, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005. Nuryanti, Lusi, Psikologi Anak, Jakarta: PT Indeks, 2008. Purwanto, M. Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1997. Rahayu, Iin Tri dan Tristiadi Ardi Ardani, Observasi dan Wawancara, Malang: Bayumedia, 2004. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta:Kalam Mulia, 1994. Sabri, M. Alisuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005. _____________, Psikologi Pendidikan , Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996. Sujanto, Agus, Psikologi Umum, Jakarta: Bumi Aksara, 2004. Suralaga, Fadhilah, dan Netty Hartati, dkk., Psikologi Pendidikan Dalam Persfektif Islam, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005 Suryabrata, Sumardi, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008. Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1997. Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: PT. Remaja Rosda karya, 2001. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1996. Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II Pasal 3, Jakarta: CV. Mitama Utama, 2003. Usman, Moch. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2009. Witherington, H. Carl, Psikologi Pendidikan, Penerjemah M. Buchori, (Bandung: CV Jemmars), 1982. Zuhairini, dkk., Methodik Khusus Pendidikan Agama, Surabaya: Biro Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel, 1983.
86
LAMPIRAN-LAMPIRAN
87
Lampiran 1 Angket Untuk Siswa Mengenai Perhatian Orang Tua di Kalangan Siswasiswi SMK Mandalahayu Bekasi IDENTITAS SISWA Nama
:
Kelas
:
Jenis Kelamin :
Petunjuk Pengisian 1. Hanya mengisi satu pilihan jawaban yang tersedia. 2. Berilah tanda cek list (√) pada pilihan jawaban yang tersedia yaitu: SL : Selalu SR : Sering KD : Kadang-kadang JR : Jarang TP : Tidak Pernah 3. Angket ini tidak dimaksudkan untuk menguji atau menilai anda, melainkan untuk mendapatkan gambaran tentang kecendrungan pendapat anda mengenai perhatian orang tua anda. 4. Jawaban anda tidak akan berpengaruh terhadap nilai sekolah anda dan tidak ada kaitannya. 5. Angket ini hanya untuk kepentingan ilmiah. Oleh karena itu, kami berharap jawaban yang obyektif. Jujur dan tidak mengada-ngada. 6. Atas kesediaan waktunya saya ucapkan terima kasih.
88
No
Pernyataan
1
Orang tua saya memberikan pendidikan agama kepada saya dirumah Orang tua saya menanyakan perkembangan belajar saya di sekolah kepada guru Orang tua saya menanyakan problem yang saya hadapi kepada guru Orang tua saya jarang membantu dalam menyelesaikan masalah yang saya hadapi Orang tua saya memberikan masukan terhadap keluh kesah yang saya hadapi Orang tua saya mendorong saya untuk belajar agama Orang tua saya tidak memberikan pendidikan agama kepada saya dirumah Orang tua saya mempunyai kerja sama yang baik dengan guru saya di sekolah Orang tua saya menyediakan perlengkapan belajar, seperti: meja belajar, lampu, buku-buku & alat tulis lainnya yang saya butuhkan Orang tua saya memperhatikan dan peduli terhadap lingkungan & situasi belajar saya Orang tua saya membelikan buku yang berkaitan dengan pelajaran agama Orang tua saya membimbing dalam mengerjakan PR Orang tua saya membantu mengatasi kesulitan belajar di rumah Orang tua saya senantiasa mengingatkan saya untuk melaksanakan shalat lima waktu Orang tua saya jarang mengingatkan saya untuk melaksanakan shalat lima waktu Orang tua saya menanyakan hasil test atau ulangan Orang tua saya kurang mendorong saya untuk belajar agama Islam Orang tua saya menganjurkan untuk mengikuti kursus, bimbingan, les, dan lain-lain, Orang tua saya kurang memperhatikan tempat belajar saya Orang tua saya kurang memperhatikan perkembangan belajar saya di sekolah
2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Jawaban SL SR KD JR
TP
89
Lampiran 2 Angket Untuk Siswa Mengenai Minat Belajar PAI di Kalangan Siswa-siswi SMK Mandalahayu Bekasi IDENTITAS SISWA
Nama
:
Kelas
:
Jenis Kelamin :
Petunjuk Pengisian 7. Bacalah “basmalah” terlebih dahulu dan pahami dengan teliti pernyataan di bawah ini sebelum mengisi angket.Hanya mengisi satu pilihan jawaban yang tersedia. 8. Berilah tanda cek list (√) pada pilihan jawaban yang tersedia yaitu: SL : Selalu SR : Sering KD : Kadang-kadang JR : Jarang TP : Tidak Pernah 9. Angket ini tidak dimaksudkan untuk menguji atau menilai anda, melainkan untuk mendapatkan gambaran tentang kecendrungan pendapat anda mengenai minat belajar Pendidikan Agama Islam. 10. Jawaban anda tidak akan berpengaruh terhadap nilai sekolah anda dan tidak ada kaitannya. 11. Angket ini hanya untuk kepentingan ilmiah. Oleh karena itu, saya berharap jawaban yang obyektif. Jujur dan tidak mengada-ngada. 12. Dengan memberikan jawaban yang obyektif, berarti anda telah membantu peneliti dalam memperoleh data yang benar. 13. Atas kesediaan waktunya saya ucapkan terima kasih.
90
No
Pernyataan
1 2 3
Saya senang dalam belajar Pendidikan Agama Islam Saya merasa jenuh dan bosan ketika belajar agama Islam Saya mengikuti mata pelajaran agama Islam dengan kemauan sendiri Saya terpaksa mengikuti pelajaran agama Islam Saya mengulang kembali pelajaran agama Islam di rumah Materi Pendidikan Agama Islam menantang untuk dikaji Pelajaran Agama Islam yang disampaikan oleh guru sesuai dengan kebutuhan siswa sehingga saya tertarik untuk mempelajarinya Materi Pendidikan Agama Islam kurang menarik Saya merasakan banyak manfaat dalam belajar agama Saya mengajukan pertanyaan kepada guru jika ada materi yang belum saya mengerti Saya takut mengajukan pertanyaan kepada guru jika ada materi yang belum saya mengerti Menurut saya, siswa SMA tidak perlu untuk belajar agama Saya tidak suka diganggu ketika pelajaran agama Islam berlangsung Saya merasakan adanya perubahan dalam hidup saya setelah saya belajar agama Ketika guru agama menyampaikan materi, saya mencatat hal-hal yang penting, walaupun guru agama tidak memerintahkan. Mempelajari agama Islam memerlukan berbagai bukubuku agama, karena itu saya harus banyak baca buku agama Saya mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari guru ketika belajar agama Ketika guru agama menyampaikan materi, saya ingin ngobrol atau tidak memperhatikan Saya mengambil posisi duduk di depan ketika belajar agama Saya merasa perlu mengemukakan pendapat ketika diskusi atau Tanya jawab pada pelajaran PAI.
4 5 6 7
8 9 10 11 12 13 14 15
16
17 18 19 20
SL
Jawaban SR KD JR
TP
91
Lampiran 3 BERITA WAWANCARA
Hari/tanggal
: Rabu, 22 September 2010
Interviewer
: Agus Amar, S.Pd.I
Jabatan
: Guru Pendidikan Agama Islam
Pertanyaan 1. Sudah berapa lama Bapak mengajar bidang studi Pendidikan Agama Islam? 2. Bagaimana pelaksanaan Pendidikan Agama Islam disekolah ini dan metode apa yang digunakan dalam megajar? 3. Menurut pendapat Bapak, apa yang dimaksud Pendidikan Agama Islam? 4. Apa yang menjadi kendala terlaksananya pendidikan agama anak oleh orang tua dirumah? 5. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana perhatian orang tua siswa terhadap pelajaran Agama Islam di sekolah ini? 6. Menurut Bapak, seberapa besar pengaruh perhatian orang tua dengan minat belajar siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam?
92
HASIL WAWANCARA Hari/tanggal Interviewer Jabatan
: Rabu, 22 September 2010 : Agus Amar, S.Pd.I : Guru Pendidikan Agama Islam
1. Saya mengajar bidang studi Pendidikan Agama Islam di SMK mandalahayu sudah empat tahun 2. Dalam memberikan materi pelajaran PAI, saya biasa menggunakan metode ceramah, praktik, diskusi dan tanya jawab. Untuk pelaksanan PAI dapat tersampaikan sesuai dengan kurikulum dan dapat disesuaikan dengan alokasi yang tersedia. 3. Menurut saya, Pendidikan Agama Islam adalah suatu ilmu pengetahuan pendidikan tentang ajaran Islam, baik itu masalah ibadah, syari’ah, muamalah, akhlak dan lain sebagainya yang berkenaan dengan kehidupan seorang muslim yang berdsarkan kepada aturan Islam. 4. Perbedaan sikap dan pandangan antara orang tua dengan anak kemungkinan besar akan menghambat jalannya pelaksanaan pendidikan agama di rumah, kesibukan dalam mencari nafkah juga menjadi salah satu faktor penghambat terjadinya hal tersebut. Karena tanpa disadari semua itu telah menyita waktunya, sehingga orang tua sulit meluangkan waktu dengan anak, begitu pula dengan terciptanya suasana yang tidak harmonis dalam lingkungan keluarga. Ketidaktaatan orang tua dalam menjalankan agama dan keterbatasan pengetahuan mereka tentang pendidikan agama juga akan menghambat terjadinya rutinitas pemberian pendidikan agama anak dalam lingkungan kelurga. Menurut saya minat belajar siswa pada mata pelajaran PAI cukup baik, hal ini dapat dilihat dari keaktifan siswa saat proses belajar mengajar PAI berlangsung. 5. Menurut saya perhatian orang tua terhadap pendidikan anaka-anak di sekolah ini cukup baik. Mayoritas orang tua mempuyai kerjasama yang baik dengan pihak sekolah, terutama dengan guru. Orang tua sering menanyakan perkembangan belajar anak-anak mereka kepada guru di sekolah ini. 6. Perhatian orang tua cukup mempengaruhi minat belajar siswa. Karena apabila anak diperhatikan, mereka cendrung senang. Dan hal demikian dapat meningkatkan minat belajar siswa sehingga anak dapat belajar dengan baik di sekolah.
BP
Walas
Nurhayati, S.Pd
Guru
Perpustakaan
Ka. Program. AK
Laborar
Wakasek Kurikulum
Majelis Sekolah
BP
SISWA
Walas
Guru
BP
Walas
M. Iqbal, ST
Suptiatman Ni, S.Pd
Maintance Peralatan Gudang
Wakasek Sarana & Prasarana
KA. Program RPL
Wakasek Kebersihan
Ketatausahaan
KA. Program AP
Wakasek HUBIN
Drs. Udin Muhyidin
Kepala Sekolah
STRUKTUR ORGANISASI
Guru
93
Lampiran 4
94
Lampiran 5
STRUKTUR ORGANISASI Kepala Sekolah Drs. Udin Muhyidin
Ka. Tata Usaha Cucu Sutardi, S.Pd
Urusan Pegawai & Keuangan
Urusan Humas SAPRAS dan Layanan Khusus
Urusan Kurikulum & Komputerisasi
Fitri Ekawati, SE
Heni Nurmala Hakim Ama
Masiburrohman
Layanan Khusus 1. 2. 3. 4.
Pesuruh Tukang Kebun Kebersihan Satpam
Urusan Persuratan & Kearsipan Sri Rohayati