PENGARUH MINAT BELAJAR TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI PADA BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP ISLAM PARUNG Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)
Oleh AFIDAH NIM 204011002716
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H / 2009 M
ABSTRAKSI AFIDAH NIM: 204011002716 Pengaruh Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Dalam Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Di SMP Islam Parung Minat memegang peranan yang sangat penting dalam segala hal, karena dengan adanya minat seseorang anak akan lebih bersemangat untuk melakukan suatu pekerjaan atau perbuatan tanpa adanya paksaan. Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai secara optimal selama berlangsungnya mekanisme belajar dalam jangka waktu yang tertentu. Prestasi belajar dalam penelitian ini adalah pemberian nilai dari guru kepada siswa sebagai indikasi sejauh mana siswa telah menguasai materi pelajaran pendidikan Agama Islam yang disampaikan oleh guru. Dari penelitian yang telah dilakukan, peneliti memperoleh data mengenai pengaruh minat belajar terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam diperoleh rxy atau
r
hitung sebesar 0,65. Angka indeks korelasi yang telah
diperoleh bertanda positif. Ini berarti antara variabel X (minat belajar) dengan variabel Y (prestasi belajar Pendidikan Agama Islam) terdapat hubungan yang searah, dengan istilah lain: terdapat korelasi positif antara kedua variabel tersebut, itu terlihat dengan besarnya rxy atau r hitung yang diperoleh, yaitu 0,65. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa korelasi antara variabel X (minat belajar) dengan variabel Y (prestasi belajar Pendidikan Agama Islam) di SMP Islam Parung ialah korelasi yang tergolong sedang atau cukup
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kekuatan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya untuk menempuh jalan yang benar guna meraih kebahagiaan dunia dan ahirat. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan Jurusan Pendidikan Agama Islam dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi, namun berkat bantuan dan motivasi yang tak ternilai dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini selesai pada waktunya. Penulis hanya mampu menyampaikan terima kasih yang terdalam dan rasa hormat kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Khususnya kepada Ibu Dra. Zikri Neni Iska, M.Psi dan bapak M. Zuhdi, Ph. D sebagai pembimbing dalam penulisan skripsi ini, yang telah bersedia dengan tulus memberikan bimbingan, petunjuk dan saran kepada penulis selama penyelesaian skripsi ini. Selanjutnya tak lupa pula penulis haturkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada semua pihak yang ikut membantu, diantaranya: 1. Bapak Prof. Dr. Rosyada, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah jakarta. 2. Bapak Drs. H. A. Fatah Wibisono, MA. selaku Ketua jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Drs. Sapiudin Shidiq. M. Ag. Selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah membantu penulis selama menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Ibu Dra. Zikri Neni Iska, M.Psi dan bapak M. Zuhdi, Ph.D selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingan terhadap penyelesaian skripsi ini
5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah mencurahkan ilmu pengetahuan kepada penulis semasa kuliah. 6. Bapak H. Jarkasih, S.Ag. sebagai Kepalah Sekolah SMP Islam Parung yang telah memperkenankan penulis mengadakan penelitian di sekolah tersebut dan memberikan bantuan di dalam pelaksanaan penelitian. 7. Orang tua penulis yang telah merawat dan mendidik dengan penuh kasih sayang, memberikan pengorbanan baik material maupun spiritual yang tak terhitung nilainya, serta senantiasa mendorong dan mendo’akan penulis dalam mengarungi kehidupan ini. 8. Abang Drs. H Azhar Shaleh MA. sekeluarga yang telah memberikan pengorbanan dan dukungan baik material maupun spiritual yang tidak terhitung nilainya. 9. Kakak penulis Safrati dan keluarga penulis yang telah memberikan pengorbanan dan dukungan baik material maupun spiritual yang tidak terhitung nilainya. 10. Ihsan, Fatma dan Suami, Iif, Herni, Wiwin, Daniati yang telah membantu dan memberikan saran dan juga masukan bagi penulis hingga selesainya skripsi ini. 11. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam khususnya kelas B angkatan 2004 yang tidak dapat disebutkan satu persatu Semoga jasa dan segala kebaikan yang telah mereka berikan kepada penulis akan mendapatkan balasan yang layak dari Allah SWT. Dan akhirnya penulis berharap, semoga hasil penelitian kependidikan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi yang membaca pada umumnya. Jakarta, Maret 2009 Penulis Afidah
DAFTAR ISI ABSTRAKSI. ..........................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ............................................................................................
ii
DAFTAR ISI. ..........................................................................................................
iv
DAFTAR TABEL. ..................................................................................................
vi
DAFTAR LAMPIRAN BAB I
BAB II.
PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................................
1
B. Masalah Penelitian ...............................................................................
6
C. Pembatasan Masalah. ...........................................................................
6
D. Perumusan Masalah .............................................................................
6
E. Tujuan Penelitian .................................................................................
7
F. Manfaat Penelitian ...............................................................................
7
KAJIAN TEORI A. Minat belajar ........................................................................................
8
1. Pengertian Minat Belajar................................................................
8
a. Pengertian Minat ......................................................................
8
b. Pengertian Belajar ....................................................................
9
2. Dimensi dan Indikator Minat .........................................................
10
3. Macam-macam Minat ....................................................................
12
4. Fungsi Minat dalam belajar............................................................
14
5. tor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat belajar………. .................
15
B. Prestasi Belajar ......................................................................................
22
1. Pengertian Prestasi Belajar..................................................................
22
a. Pengertian Prestasi ...........................................................................
22
b. Pengertian Belajar ............................................................................
23
2. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ......................................
25
a. Faktor Internal ..................................................................................
25
b. Faktor Eksternal ...............................................................................
29
3. Hubungan Minat Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi Pendidilan Agama Islam ................................................ BAB III. METODE PENELITIAN
31
A. Variabel Penelitian ...............................................................................
33
B. Populasi dan Sample ............................................................................
33
C. Metode Penelitian.................................................................................
34
D. Teknik Pengumpulan Data...................................................................
34
E. Teknik pengolahan data dan Analisa Data...........................................
35
1. Teknik Pengolahan Data ................................................................
35
2. Teknik Analisa Data.......................................................................
38
F. Hipotesa................................................................................................
38
G. Waktu dan Tempat Penelitian ..............................................................
38
BAB IV. HASIL PENELITIAN
BAB V.
A. Gambaran Umum SMP Islam Parung..................................................
39
1. Sejarah Singkat SMP Islam Parung. ..............................................
38
2. Visi dan Misi SMP Islam Parung...................................................
40
3. Keadaan siswa SMP Islam Parung.................................................
41
4. Personalia dan Pengajar SMP Islam Parung .................................
41
5. Keadaan guru dan Karyawan .........................................................
42
6. Sarana dan Prasarana Pendidikan SMP Islam Parung ...................
42
B. Deskripsi Data......................................................................................
44
C. Analisa dan Interpretasi Data ...............................................................
55
D. Interpretasi Data ...................................................................................
61
PENUTUP A. Kesimpulan ..........................................................................................
64
B. Saran-saran. .........................................................................................
65
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................
66
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
1. Keadaan siswa SMP Islam Parung.........................................................................
41
2. Personalia dan Pengajar SMP Islam Parung Bogo ................................................
41
3. Sarana dan Prasarana Pendidikan SMP Islam Parung ...........................................
42
4. Cepat datang ke sekolah jika hari itu ada pelajaran PAI .......................................
45
5. Tepat waktu dalam pelajaran PAI........ ..................................................................
45
6. Hadir di kelas untuk mengikuti pelajaran PAI.......................................................
46
7. Betah di kelas dalam mengikuti pelajaran PAI................................. .....................
46
8. Duduk didepan ketika pelajaran PAI berlangsung.................................................
47
9. Mengajukan pertannyaan jika ada yang tidak mengerti dalam pelajaran PAI.......
47
10. Tidak suka diganggu ketika pelajaran PAI berlangsung........................................
48
11. Konsentrasi mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru PAI..................
48
12. Aktif dalam belajar PAI.................................................. .......................................
49
13. Aktif dalam kegiatan diskusi didalam kelas pada pelajaran PAI...........................
49
14. Tidak takut mengeluarkan pendapat dalam pelajaran PAI ....................................
50
15. Mendapat prestasi yang bagus dalam pelajaran PAI.. ...........................................
50
16. Tetap belajar walaupun tidak ada ujian .................................................................
51
17. Mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan PAI diluar sekolah....................... ............................................................................................
51
18. Mengulangi pelajaran PAI di rumah................................................................ ......
52
19. Rutin membaca buku-buku PAI.............................................................................
52
20. Banyak membaca buku PAI menjamin nilai raport tinggi..................................... .................................................................................
53
21. Senang apabila guru agama memberikan tugas..................................................... ..................................................................
53
22. Mencatat hal-hal yang penting walaupun guru agama tidak memerintahkan .......
55
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dalam undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional,
dinyatakan
bahwa
tujuan
pendidikan
nasional
berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam
rangka
mencerdaskan
bangsa
dan
bertujuan
untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab.1 Pada hakikatnya pendidikan adalah sebuah transformasi yang mengubah input menjadi output. Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan. Pendidikan merupakan suatu sistem yang teratur dalam mengemban misi yang cukup luas yaitu segala sesuatu yang berkaitan dengan perkembangan fisik, kesehatan, keterampilan, pikiran, perasaan, kemauan sosial sampai kepada masalah kepercayaan atau keimanan. Hal yang penting dalam setiap dunia pendidikan adalah belajar, manusia dapat berkembang lebih jauh dari makhluk lainnya sehingga ia dapat menjalankan fungsinya sebagai khalifah di muka bumi ini. Dengan belajar manusia mampu menjadi manusia yang berkualitas. 1
Undang-undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional,
(Jakarta : PT kloang klade petra timur bekerja sama dengan koperasi primer praja mukti departemen dalam negeri, 2003) h.6.
Dalam perspektif Islam, belajar merupakan kewajiban bagi setiap orang beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan derajat kehidupannya. Hal ini tercantum dalam Al-Qur’an surat al-Mujadilah (58) ayat 11 seperti yang tercantum dibawah ini:
Artinya: “…niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-mujadilah 58 : 11)
Dalam proses belajar mengajar yang terselenggara di sekolah sering terjadi perbedaan hasil belajar siswa yang disebabkan perbedaan individual antara siswa yang satu dengan siswa yang lain. Perbedaan individual yang terjadi pada siswa akan tampak dalam proses belajar dan hasil belajar yang akan dicapainya. Inteligensipun memiliki pengaruh besar terhadap keberadaan minat belajar seseorang (siswa). Inteligensi merupakan kemampuan atau kecerdasan intelektual yang berdaya guna dan berhasil guna untuk menghadapi atau bertindak dalam suatu situasi atau dalam penyelesaian suatu masalah atau tugas.2
2
hal. 22
Drs. M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet. I
Setiap manusia membutuhkan pendidikan, baik formal maupun non formal. Menjadi seorang dokter, dosen, insyinyur, maupun direktur harus ditempuh melalui pendidikan. Dengan pendidikan akan diperoleh bekal ilmu pengetahuan yang berguna dalam menghadapi perubahan-perubahan hidup. Dengan ilmu pengetahuan manusia akan mampu bersaing pada tingkat nasional maupun internasional. Melalui pendidikan, seseorang memdapat informasi dan pengetahuan. Semakin tinggi ilmu pendidikan seseorang, maka semakin banyak informasi dan pengetahuan yang diperoleh. Dalam pendekatan proses belajar, minat sangat erat hubungannya dengan prestasi, minat memegang peranan yang sangat penting dalam segala hal, karena dengan adanya minat seseorang, anak akan lebih bersemangat untuk melakukan suatu pekerjaan atau perbuatan tanpa adanya paksaan. Dalam kamus besar bahas Indonesia bahasa Indonesia minat adalah perbuatan dan sebagaiannya yang berdasarkan pendirian, pendapat atau keyakinan.3 Menurut psikologi yang dimaksud dengan minat (interest) adalah kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus, minat erat kaitannya dengan perasaan terutama perasaan senang karena dapat dikatakan minat itu terjadi karena sikap senang kepada sesuatu, orang yang berminat kepada sesuatu berarti sikapnya senang kepada sesuatu itu.4
Minat
merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih, bila mereka melihat bahwa sesuatu akan menguntungkan, mereka merasa berminat, Ini kemudian mendatangkan kepuasan, bila kepuasan berkurang maka minatpun berkurang begitu sebaliknya, kesenangan merupakan minat sementara, ia berbeda dari minat bukan dalam kualitas melainkan dalam ketetapan (persentase) selama kesenangan itu ada, mungkin intensitas dan motivasi yang menyertainya sama tinggi dengan minat, namun ia berkurang karena kegiatan yang ditimbulkan hanya memberi kepuasan yang sementara.
3 WJS, Poerwadarmita, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996), Cet. 1,h. 499. 4 H.M Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet. 1, h. 84
Pada semua usia minat berperan penting dalam kehidupan seseorang dan mempunyai dampak yang besar atas perilaku dan sikap. Hal ini terutama selama masa kanak-kanak, jenis kepribadian anak sebagian besar ditentukan oleh minat yang berkembang selama masa kanak-kanak sepanjang masa kanak-kanak minat menjadi sumber motivasi yang kuat untuk belajar anak yang berminat terhadap sebuah kegiatan baik permainan ataupun pekerjaan akan berusaha lebih keras untuk belajar dibandingkan dengan anak yang kurang berminat atau merasa bosan, jika kita mengharapkan bahwa pengalaman merupakan merupakan kemampuan anak sepenuhnya, rangsangan harus diatur supaya bertepatan dengan minat anak yaitu saat anak-anak siap belajar karena mereka berminat terhadap keuntungan dan kepuasan pribadi yang tepat diperoleh lewat pengalaman belajar. Belajar adalah sebagai proses atau kegiatan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dengan interaksi dengan lingkungannya. Prestasi yang kurang adalah mereka yang bekerja di bawah kemampuan sebenarnya, kemampuan mereka dapat dinilai dengan tes standar atau bukti objektif dari kemampuan mereka bila mereka bermotivasi tinggi, beberapa murid kurang berprestasi secara umum, mereka bekerja di bawah kapasitas dalam semua mata pelajaran, beberapa lagi berprestasi di bawah kemampuan mereka dalam beberapa mata pelajaran tertentu. Keberhsilan suatu pendidikan ditentukan dari proses pendidikan, karena pada proses pendidikan diperlukan peran siswa secara aktif, sementara itu, keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar erat kaitnnya dengan kondisi minat belajarnya. Minat belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berkaitan dengan diri siswa meliputi kondisi fisik dan psikisnya. Kondisi fisik yang dimaksud adalah kondisi yang berkaitan dengan keadaan jasmani seperti kelengkapan anggota tubuh, kenormalan fungsi organ tubuh serta kesehatan fisik dari berbagai penyakit. faktor psikis yaitu kondisi kejiwaan yang berkaitan dengan perasaan atau emosi,
motivasi, bakat, inteligensi dan kemampuan dasar dalam suatu bidang yang akan dipelajari. Studi-studi mengenai sebab-sebab prestasi yang tidak memuaskan telah menunjukkan bahwa penyebab primer pada anak, walaupun secara tidak langsung rumah dan sekolah mungkin terlibat. Penyebab primer adalah perlawanan dan permusuhan terhadap belajar, yang mungkin disebabkan karena tekanan orang tua untuk mendapatkan nilai yang baik atau hubungan guru dan murid yang buruk akibat kebosanan dalam situasi yang tidak memenuhi kebutuhan belajar pada minat siswa. Kebanyakan anak yang sangat pandai misalnya kurang berprestasi karena rasa bosan terhadap pekerjaan sekolah yang direncanakan sesuai dengan kemampuan anak yang rata-rata. Pendidikan agama Islam adalah usaha sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani bertaqwa, berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agam Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an dan Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, pelatihan, serta penggunaan pengalaman. Pendidikan agama Islam di sekolah bertujuan untuk meningkatan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan siswa tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt, serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Namun kenyataannya materi pelajaran pendidikan agama Islam kurang diminati siswa, juga pendidikan agama Islam di sekolah-sekolah umum sangat terbatas sehingga tujuan pendidikan agama Islam di sekolah sulit untuk dicapai, dan menjadi salah satu penyebab menurunnya nilai prestasi pendidikan agama Islam adalah kurangnya minat belajar siswa. Keadaan seperti ini perlu dilakukan daya upaya yang dapat menemukan sebab-sebabnya, dan kemudaian mendorong siswa mau melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yaitu belajar. Dengan kata lain siswa perlu diberikan rangsangan agar tumbuh minat belajar pada dirinya dan dengan minat ini siswa menjadi tekun dalam belajar, sehingga pada akhirnya kualitas hasil belajar siswa dapat terwujud.
SMP Islam Parung merupakan lembaga Pendidikan Islam yang berdiri pada tahun 1956, SMP Islam Parung juga merupakan lembaga pendidikan umum yang mempunyai ciri khas atau keunggulan dalam bidang Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di SMP Islam Parung dan merupakan bidang studi yang wajib dipelajari oleh setiap siswa dan sekolah berharap agar semua siswa berhasil meguasai materi pendidikan agama Islam yang diajarkan. maka sangat tepat bagi penulis untuk menjadikan SMP Islam Parung sebagai objek dalam penelitian ini. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis ingin membahas dalam bentuk
skripsi
yang
berjudul:
“PENGARUH
MINAT
TERHADAP
PENINGKATAN PRESTASI PADA BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP ISLAM PARUNG.”
A. Masalah Penelitian Dalam penelitian ini penulis memberikan batasan permasalahan sebagai titik pangkal penelitian. 1. Pembatasan masalah Adapun pembatasan masalahnya sebagai berikut: 1. Minat belajar siswa kelas IX tahun 2008-2009 di SMP Islam parung 2. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai setelah siswa mengalami proses belajar mengajar yang dilihat melalui nilai rata-rata siswa. Hal ini meliputi aspek kognitif. 2. Perumusan masalah Untuk mempermudah pembahasan penelitian ini maka harus ada perumusan masalah. Adapun perumusan masalahnya sebagai berikut: 1. Bagaimana minat belajar siswa pada bidang studi pendidikan agama Islam di SMP Islam Parung? 2. Apakah terdapat pengaruh positif minat belajar terhadap prestasi belajar di SMP Islam Parung? D. Tujuan Penelitian Bagi Penulis Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui minat siswa di SMP Islam Parung
2. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar pendidikan agama Islam di SMP Islam Parung 3. Untuk mengetahui pengaruh minat belajar siswa di SMP Islam Parung terhadap peningkatan prestasi belajar pendidikan agama Islam E. Manfaat Penelitian Bagi Sekolah Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: a. Bagi penulis, untuk memberikan wawasan pengetahuan tentang minat siswa dalam menunjang kemampuan belajar siswa pada bidang studi PAI b. Bagi penulis, untuk menyumbangkan pemikiran sekecil apapun nilainya bagi upaya-upaya yang tengah dan terus dilakukan yaitu dalam hal yang berkaitan dengan minat siswa terhadap kemampuan belajar siswa dalam bidang pendidikan agama Islam. c. Sebagai syarat untuk mendapat gelar S1 pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negri Jakarta d. Mamfaat bagi sekolah: 1. Untuk mengetahui sejauh mana minat siswa di SMP Islam Parung 2. Untuk mengetahui prestasi belajar pendidikan agama Islam di SMP Islam Parung 3. Untuk mengetahui pengaruh minat belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa.
BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MINAT DAN PRESTASI BELAJAR
A. Minat Belajar 1. Pengertian Minat Belajar a. Pengertian Minat Minat memegang peranan yang sangat penting dalam segala hal, karena dengan adanya minat seseorang anak akan lebih bersemangat untuk melakukan suatu pekerjaan atau perbuatan tanpa adanya paksaan. Menurut bahasa “Minat adalah perbuatan dan sebagaiannya yang berdasarkan pendirian, pendapat atau keyakinan.”5 Menurut Alisuf Sabri “Minat adalah suatu kecenderungan untuk memperhatikan secara terus menerus dan mengingat secara tetus menerus. Minat ini erat hubungannya dengan perasaan senang jadi minat bisa terjadi karena sikap senang kepada sesuatu.”6 Jadi minat itu timbul karena adanya perasaan senang pada diri seseorang yang menyebabkan selalu memperhatikan dan mengingat secara terus menerus. Akyas Azhari mengatakan bahwa minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa objek penelitian, yang diminati seseorang diperhatikan terus dan disertai oleh rasa senang.7 A.D Marimba berpendapat bahwa “minat adalah kecenderungan jiwa ke arah sesuatu karena
5
WJS, Poerwadarmita, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996), Cet, 1 h. 499. 6 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet, II, h. 84. 7 Akhyas Azhari, Psikologi Pendidikan (Semarang: Dina Utama, 1996), Cet, 1 h. 74.
sesuatu itu mempunyai arti bagi kita, sesuatu itu dapat memenuhi kebutuhan kita dan dapat menyenangkan kita.8 Menurut Crow & Crow “Minat bisa berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kita untuk cenderung dan merasa tertarik pada orang, benda atau kegiatan ataupun bisa berupa pengalaman yang efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Dengan kata lain minat dapat menjadi penyebab kegiatan dan penyebab partisifasi dalam kegiatan”.9 Dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah suatu kecenderungan yang erat kaitannya dengan perasaan terutama perasaan senang (positif) terhadap sesuatu yang dianggapnya berharga atau sesuai kebutuhan dan memberi kepuasan kepadanya, sesuatu itu dapat berupa aktivitas, orang pengalaman, atau benda yang dapat dijadikan sebagai stimulus atau rangsangan yang memerlukan respon terarah. b. Pengertian Belajar Dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan bahwa belajar ialah menuntut ilmu, kepandaian, melatih diri.10 Menurut Zikri Neni Iska belajar atau yang disebut juga dengan learning, adalah perubahan yang secara relatif yang berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman. Belajar merupakan salahsatu bentuk perilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup manusia, belajar membantu manusia menyesuaikan diri (adaptasi) dengan lingkungan. Dengan adanya proses belajar inilah manusia bertahan hidup (survived) 11 Menurut Prof Dr. S. Nasution: a. Belajar adalah perubahan dalam system urat saraf b. Belajar adalah penambahan pengetahuan c. Belajar adalah sebagai perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan.12
8
A D Marimba, Pengantar filsafat pendidikan Islam, (Bandung: al-Ma’rif, 1981) Cet, 1,
h. 74 9
L. Crow & Crow, Psikologi pendidikan, (Yogyaskarta: Nur Cahya, 1989), Terjemah dari Education psyologi, Cet, 1, h. 302-303. 10 S. Wojowasito, Kamus Bahasa Indonesia, (Bandung Shinat Dharma, 1992), h.5 11 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan (Jakarta : Kizi Brother’s, 2008) Cet II h. 79. 12 S. Nasution, Didaktika Asas-asas Mengajar, ( Jakarta: Bumi Aksara, 1995)
Oleh karena itu, dapat disimpulkan mengenai minat dan belajar tersebut di satas yaitu kecendrungan hati yang melibatkan perasaan senang untuk melakukan kegiatan belajar dengan harapan dapat memberi kepuasan terhadap sesuatu yang belum dimiliki sebelumnya melalui berbagai macam latihan sehingga hasil akhir dari belajar tersebut adalah perubahan tingkah laku yang relatif menetap. 2. Dimensi dan Indikator Minat “Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri seseorang.”13 Keinginan atau minat dapat mempengaruhi corak perbuatan yang akan diperlihatkan seseorang. Sekalipun seseorang itu mampu mempelajari sesuatu, tetapi bila tidak mempunyai minat, tidak mau, atau tidak ada kehendak untuk mempelajari. Dalam kamus besar bahasa Indonesia “Indikator adalah pemantau suatu yang dapat memberikan petunjuk dan keterangan.” Kaitannya dengan minat siswa adalah sebagai alat pemantau yang dapat memberikan petunjuk kualitas minat. Makna minat menurut Crow & Crow, bisa berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kita cenderung merasa tertarik pada orang, benda atau keinginan ataupun pengalaman yang efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.”14 Dengan ungkapan lain, bahwa minat dapat menjadi penyebab ikut sertanya seseorang dalam kegiatan. Setiap individu memiliki perbedaan dalam beberapa hal, misalnya pada minatnya, perbedaan itu dapat diketahui melalui gejala-gejala yang ditampakkan oleh individu itu sendiri. Seorang siswa yang sedang belajar di sekolah minatnya akan dapat diketahui oleh guru yang mengajarnya melalui indikator minat diantaranya:
1. Perasaan Senang Seseorang yang memiliki perasaan senang atau suka dalam hal tertentu ia cenderung mengetahui hubungan antara perasaan dengan minat. Siswa yang berminat terhadap baca Al-Qur’an ia akan merasa senang dalam membacanya. Ia 13 Elizabeth B. Hurlock, perkembangan anak jilid II, alih bahasa oleh:Med. Maitasari Tjandrasa, (Jakarta : Erlangga), Cet VI, h 116 14 Abdurrahman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta PT. Tiara Wacana Yogya, 1993), Cet, 4 h. 122.
akan rajin membaca dan terus menerus mempelajari semua ilmu yang berhubungan dengan baca Al-Qur’an. Ia mengikuti baca Al-Qur’an dengan antusias tanpa ada beban paksaan dalam dirinya. 2. Perhatian Adanya perhatian merupakan konsentrasi atau aktifitas jiwa seseorang terhadap pengamatan, pengertian dan sebagainya dengan mengesampingkan yang lainnya. Orang yang berminat terhadap baca Al-qur’an dalam dirinya akan terdapat kecenderungan-kecenderungan yang kuat untuk selalu membuat untuk selalu memberikan perhatian yang besar terhadap objek yang diamatinya. Jadi siswa dan pikirannya terfokus dengan apa yang dibacanya. 3. Perasaan Tertarik Minat, menurut Crow dan Crow, “bisa berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kita cenderung atau rasa tertarik pada orang, benda atau kegiatan ataupun bisa berupa pengalaman yang efektif yang dirangsang oleh kegiatan tersebut.”15 Orang yang memiliki minat yang tinggi terhadap salah satu sekolah dari dirinya akan terdapat kecenderungan yang kuat tertarik kepada guru dan mata pelajaran yang diajarkan. Sehingga perasaan tertarik merupakan indikator yang menunjukkan minat seseorang. 4. Giat Belajar Aktifitas atau giat belajar di luar sekolah merupakan indikator yang dapat menunjukkan keberadaan minat pada diri siswa. Siswa dengan minat tinggi, akan merasa bahwa pelajaran yang diberikan di sekolah sangatlah terbatas waktunya, sehingga ia merasa perlu untuk mencari pengetahuan lainnya di luar jam pelajaran.
5. Mengerjakan Tugas Kebiasaan mengerjakan tugas yang diberikan guru merupakan salah satu indikator yang menunjukkan minat siswa. Tugas yang diberikan guru bertujuan untuk memperdalam kemampuan siswa. Siswa yang memiliki minat yang tinggi
15
Abdurrahman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta PT. Tiara Wacana Yogya, 1993), Cet, 4 h. 112.
akan menyadari akan pentingnya melaksanakan tugas-tugas dari guru ia lebih menguasai materi dengan baik.
3. Macam-Macam Minat Minat dapat digolongkan menjadi beberapa macam, ini sangat tergantung pada sudut pandang dan cara penggolongan misalnya berdasarkan timbulnya minat, berdasarkan arahnya minat, dan berdasarkan cara mendapatkan atau mengungkapkan minat itu sendiri. a. Berdasarkan timbulnya minat dan dapat dibedakan manjadi minat primitiv dan minat kultural. Minat primitiv adalah minat yang timbul karena kebutuhan biologis atau jaringan-jaringan tubuh, misalnya kebutuhan akan makanan, perasaan enak atau nyaman, kebebasan beraktivitas dan seks. Minat cultural atau minat sosial, adalah minat yang timbulnya karena proses belajar, minat ini tidak secara langsung berhubungan dengan diri kita. Sebagai contoh keinginan untuk membeli mobil, kekayaan, pakaian mewah, dengan memiliki hal-hal tersebut secara tidak langsung akan menganggap kedudukan atau harga diri bagi orang yang istimewa pada orang-orang yang punya mobil, kaya berpakaian mewah dan lain-lain. Contoh lain misalnya minat belajar, individu punya pengalaman bahwa masyarakat atau lingkungan lebih menghargai orang-orang terpelajar dan pendidikan tinggi, sehingga hal ini akan menimbulkan minat individu untuk belajar dan berprestasi agar mendapat penghargaan dari lingkungan, hal ini mempunyai arti yang sangat penting bagi dirinya. 16 b. Berdasarkan arahnya, minat dapat dibedakan menjadi minat intrinsik dan minat ekstrinsik. Minat intrinsik adalah minat yang langsung berhubungan dengan katifitas itu sendiri, ini merupakan minat yang lebih mendasar atau minat asli. Sebagai contoh:seseorang belajar karena memang pada ilmu pengetahuan atau karena memang senang membaca, bukan karena ingin mendapatkan pujian atau penghargaan. Minat ekstrinsik adalah minat yang berhubungan dengan tujuan akhir dari kegiatan tersebut, apabila tujuannya sudah tercapai ada kemungkinan minat tersebut hilang. Sebagai contoh 16
Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, (JAkarta : Pre Nada Media, 2004), Cet 1 h. 265-266
seseorang yang belajar dengan tujuan agar menjadi juara kelas atau lulus ujian, setelah menjadi juara kelas dan lulus ujian minat belajarnya menjadi turun.17 c. Berdasarkan cara mengungkapkan minat dapat dibedakan menjadi empat yaitu: ekspresed interest, manifest interest, tested interest, inventoriet interest. 1) Ekspresed Interest Ekspresed interest adalah minat yang diungkapkan dengan cara meminta kepada subyek untuk menyatakan atau menuliskan kegiatan-kegiatan baik yang berupa tugas maupun bukan tugas yang disenangi dan paling tidak disenangi. Dari jawabannya dapat diketahui minatnya. 2) Manifest Interest Manifest
interest
adalah
minat
yang
diungkapkan
dengan
cara
mengobservasi atau melakukan pengamatan secara langsung terhadap aktivitas-aktivitas yang dilakukan subyek atau dengan mengetahui hobinya. 3) Testet Interest Testet interest adalah minat yang diungkapkan cara menyimpulkan dari hasil jawaban tes obyektif yang diberikan, nilai-nilai tinggi pada suatu objek atau masalah biasanya menunjukkan minat yang tinggi pula terhadap hal tersebut. 4) Inventariot Interest Inventariot interest adalah minat yang diungkapkan dengan menggunakan alat-alat yang sudah distandarisasikan, dimana biasanya berisi pertanyaanpertanyaan yang ditujukan kepada subjek apakah ia senang atau tidak senang terhadap sejumlah aktivitas atau suatu onjek yang ditanyakan.18 1. Fungsi Minat Dalam Belajar Setelah memahami pengertian-pengertian yang di uaraikan diatas tentunya minat itu sendiri mempunyai fungsi tersendiri. “minat dikatakan sebagai salah satu faktor penting yang ikut menentukan berhasil dan gagalnya belajar siswa.”19 Minatpun dikatakan sebagai subjek kejiwaan karena ia sangatlah pribadi dan
17
Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, (JAkarta : Pre Nada Media, 2004), Cet 1 h. 266-267 18 Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, (JAkarta : Pre Nada Media, 2004), Cet 1 h. 267-268 19 Sumardi Suryabrata, psikologi pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo persada, 2002), Cet. 11, h 121.
berkembang sejak masa kanak-kanak. Pada semua usia minat memainkan peranan penting dalam kehidupan seseorang, dan mempunyai dampak yang besar atau perilaku atau sikap. Hal ini terutama selama masa kanak-kanak, karena setiap aktifitas anak ditentukan minat yang berkembang selama pertumbuhan Minat berhubungan erat dengan sikap kebutuhan seseorang, dan mempunyai fungsi yang dikemukakan oleh Elizabeth B Hurlock, yaitu: a. Sumber motivasi yang kuat untuk belajar Anak yang berminat terhadap sebuah kegiatan baik permainan ataupun pekerjaan akan berusaha lebih keras untuk belajar dibandingkan anak yang kurang berminat. b. Minat mempengaruhi bentuk intensitas aspirasi anak Ketika anak mulai berpikir tentang pekerjaan mereka dimasa mendatang, misalnya mereka menentukan apa yang akan mereka lakukan saat mereka dewasa, semakin yakin mereka mengenai pekerjaan yang diidamkan semakin besar minat mereka terhadap kegiatan mereka di kelas yang mendukung tercapainya aspirasi itu. c. Menambah kegairahan pada setiap kegiatan yang ditekuni Seseorang anak berminat terhadap sesuatu pekerjaan atau kegiatan, pengalaman mereka lebih menyenangkan dari pada bila mereka merasa bosan.20 Kaitan minat dengan belajar, minat berfungsi sebagai pendorong siswa untuk belajar. Siswa yang berminat (sikapnya senang) kepada pelajaran akan tampak terdorong untuk belajar. Berbeda dengan siswa yang sikapnya hanya menerima kepada pelajaran mereka hanya tergerak untuk belajar tetapi sulit untuk bisa terus tekun karena tidak ada pendorongnya. Oleh karena itu peranan minat dalam belajar sangat kuat yaitu minat akan berperan sebagi “motivating force”.21 Jadi fungsi dari minat itu adalah sebagai sumber motivasi, mempengaruhi intensitas aspirasi anak serta sebagai penumbuh dan penambah kegairahan pada suatu kegiatan sehingga orang menjadi senang untuk melakukannya.
20
Elizabeth B Hurlock, perkembangan anak jilid II, Alih Bahasa oleh:Med. Meitasari Tjandrasa (Jakarta:Erlangga), Cet. 1 h. 229 21 Drs. M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet. I h, 85
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar Keberhasilan suatu pendidikan ditentukan dari proses pendidikan, karena pada proses pendidikan diperlukan peran siswa secara aktif, sementara itu, keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar erat kaitanya dengan kondisi minat belajarnya, minat belajar dipengaruhi dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. 1. Faktor Internal Menurut Alex Sobur dalam bukunya Psikologi umum faktor yang mempengaruhi minat pada siswa dapat dibagi dalam dua bagian besar, yaitu: a. Faktor Fisik Faktor Fisik adalah suatu keadaan fisik seseorang yang bisa ditimbulkan dengan gejala-gejala rasa sakit lesu, atau mungkin sebaliknya sehat dan segar. Tingkat kesehatan dan kebugaran organ tubuh sangat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Siswa yang mengalami gangguan baik yang permanen seperti cacat sejak lahir maupun yang incidental atau semi permanen seperti luka akibat kecelakaan dapat mengalami perubahan minat belajarnya. Hal ini senada dengan yang dikemukakan aleh Prof. Dr. Dadang Hawari Idries dalam bukunya yang berjudul sakit menguatkan iman, bahwa kondisi fisik yang terganggu dapat menyebabkan orang mengalami depresi; dan gangguan kondisi kejiwaan pasien dapat pula mempengaruhi keadaan fisiknya b. Faktor Psikis Faktor psikis adalah suatu keadaan jiwa seseorang yang menyebabkan perubahan-perubahan psikis yang bisa ditunjukkkan dengan perasaan atau emosi rasa senang,
tidak senang, tegang, bergairah, dan lainnya yang mendukung
timbulnya minat pada seseorang.22 Perasaan merupakan keadaan-keadaan sesaat pada individu yang muncul ketika terpadu secara pribadi situasi yang ditepatinya.23 Menurut
Wudt sebagaimana yang dikutip oleh Sarwono ada tiga pasang
kutub perasaan, yaitu : a. lust-unlus (senang-tidak senang). 22
Alex sobur, Psikologi Umum, h. 246 Drs. M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet. 1, h. 71. 23
b. spannung – losung (tegang – tak tegang) c. Erregung – berubigung (semangat – tenang). 24 Minat belajar yang tinggi dipengaruhi oleh adanya perasaan senang terhadap mata pelajaran tertentu, guru yang mengajar, dan lingkungan dimana proses belajar mengajar tersebut diselenggarakan. Siswa yang memiliki perasaan positif (senang dan menerima) terhadap mata pelajaran yang akan dipelajari dan kepada guru yang mengajar, maka ia akan tergerak untuk belajar. Sebaliknya, siswa yang memiliki perasaan negatif (tidak senang dan menolak) terhadap mata pelajaran dan guru yang mengajar maka ia akan tergerak untuk menghindari belajar Adapun motivasi adalah ransangan, dorongan atau pembangkit tenaga bagi terjadinya tingkah laku.
25
Motivasi terbagi atas dua macam, yaitu motivasi
instrinsik dan mativasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari liar karena setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu, misalya seseorang yang senang membaca, tidak disuruh atau tidak didorong oleh orang lain. Motyovasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar, misalnya seseorang berprilaku menolong jika dipuji oleh orang lain, dan masih banyak contoh lainnya yang dapat kita tunjukkan dalam kehidupan sehari-hari. Motivasi belajar dan minat belajar merupakan dua hal yang
saling
berkaitan. Siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi akan termotivasi untuk belajar. Sementara itu, siswa yang minat belajarnya rendah tidak akan termotivasi untuk belajar. Bakat juga dapat mempengaruhi minat belajar seseorang (siswa). Bakat adalah kemampuan khusus yang menonjol diantara berbagai jenis kemampuan yang dimiliki seseorang. Siswa yang memiliki bakat tertentu misalnya melukis maka ia akan memiliki minat belajar yang tinggi terhadap mata pelajaran menggambar dan melukis. Akan tetapi siswa yang tidak memiliki bakat melukis
24 Dr. Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Psikologi Umum, (Jakarta Bulan Bintang, 1996), Cet VII, h. 52. 25 Dr. Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Psikologi Umum, (Jakarta Bulan Bintang, 1996), Cet VII, h. 52.
maka ia tidak akan tertarik untuk belajar pelajaran menggambar dan melukis sebab pelajaran tersebut tidak sesuai dengan bakatanya. Inteligensipun memiliki pengaruh besar terhadap keberadaan minat belajar seseorang (siswa). Inteligensi merupakan kemampuan atau kecerdasan intelektual yang berdaya guna dan berhasil guna untuk menghadapi atau bertindak dalam suatu situasi atau dalam penyelesaian suatu masalah atau tugas.26 Adapun motivasi menurut W. Stern seperti yang dikutip oleh Ahmadi dan Widodo supriono, Psikologi belajar, adalah daya jiwa untuk dapat menyesuaikan diri dengan cepat dan tepat didalam situasi yang baru.
27
Jadi orang yang inteligen
adalah orang yang mampu berbuat atau bertindak dengan bijaksana (cepat, tepat, dan berhasil). Tingkat kemudahan dalam menerima pelajaran bagi siswa yang inteligensinya tinggi semakin mendorong siswa tersebut untuk mengetahui lebih banyak dari apa yang telah dipelajari sehingga ia akan menanbah pengetahuan dan informasi secara otodidak maupun dengan bantuan guru. Sebaliknya siswa yang memiliki tingkat intilegensi rendah akan kesulitan mengikuti pelajaran. 2. Faktor Eksternal Faktor eksternal adalah segala sesuatu yang mempengaruhi tumbuhnya minat belajar siswa yang berada di luar diri siswa. Faktor eksternal terbagi atas: lingkungan sosial dan lingkungan non sosial. Lingkungan sosial meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Sementara lingkungan non sosial adalah lingkungan yang berkaitan dengan kondisi fisik yang berupa gedung sekolah dan rumah, fasilitas belajar mengajar, kondisi alam (cuaca dan iklim) dan suasana belajar. Lingkungan sosial dalam dunia pendidikan dikenal dengan istilah Tri Pusat Pendidikan. Lingkungan ini memiliki peran yang strategis dalam rangka menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai luhur sesuai dengan pancasila. Teori impirisme menyatakan bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap siswa mengenai hasil belajarnya adalah lingkungan. maka, sikap dan prilaku terutama
26
Drs. M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet. I
hal. 22 27
Drs. Ahmadi dan Drs, Widodo Supriono, Psikologi Belajar, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1991), Cet. I, h 32.
orang tua, para guru, dan tokoh masyarakat akan dijadikan cermin bagi siswa dalam perkembangan selanjutnya. Jika ketiga lingkungan ini dapat menampilkan pergaulan yang baik maka siswa akan mengikuti kearah yang baik pula. Tetapi jika lingkungan tersebut menampilkan adanya kesenjangan dan ketidak harmonisan dalam pergaulan, maka siswa akan menjadi apatis terhadap lingkungan. Sikap inilah yang kemudian membuat siswa tidak memiliki minat belajar. Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan orang tua, cukup tidaknya perhatian dan bimbingan orang tua kepada anak, serta tenang tidaknya
situasi
dalam
rumah
tangga
merupakan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi keberadaan minat belajar anak (siswa). Keluarga yang pendidikan orang tuanya tinggi memiliki peluang lebih besar dibandingkan dengan keluarga yang pendidikan orang tuanya rendah dalam menumbuhkan minat belajar putra putrinya. Orang tua yang berpendidikan memiliki cukup pengetahuan untuk membimbing dan mengarahkan pendidikan anaknya sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki anaknya.28 Faktor lain yang mempengaruhi minat belajar anak dari lingkungan keluarga adalah hubungan emosional yang terjadi antara orang tua dan anak maupun dengan sesama anggota keluarga. Keluarga yang memberikan cukup perhatian dan bimbingan kepada anaknya dalam masalah pendidikan akan menumbuhkan minat belajar si anak. Tetapi keluarga yang broken tidak akan memiliki cukup waktu untuk mencurahkan perhatian kepada masalah pendidikan anak-anaknya sehingga menjadikan anak kehilangan minat belajarnya. Lingkungan sosial yang kedua adalah lingkungan sekolah. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa dari lingkungan ini antara lain: hakikat materi pelajaran kualitas guru, strategi pembelajaran, kesesuaian kurikulum dan kemampuan anak (siswa), keadaan fasilitas atau perlengkapan disekolah, keadaan ruangan, jumlah murid perkelas, dan pelaksanaan tata tertib di sekolah. 29 Setiap materi pelajaran memiliki tingkat kesulitan dan kemudahan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya sesuai dengan potensi, bakat, dan inteligensi yang dimiliki oleh tiap-tiap anak. Seorang anak yang mewarisi ilmu28 29
Drs. Dalyono, Psikologi pendidikan, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1997), cet. I, h. 59. Drs. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1997), Cet. I, h. 59.
ilmu sosial akan tertarik dan berminat terhadap mata pelajaran kelompok ilmuilmu sosial seperti: sejarah, ekonomi, geografi, hukum, sosiologi, psikologi tata Negara, bahsa, dan ilmu pendidikan. Sementara itu anak yang mewarisi ilmu science akan tertarik dan berminat terhadap mata pelajaran kelompok ilmu-ilmu science seperti : matematika, fisika, kimia, biologi, kedokteran, dan ilmu komputer. Meskipun tingkat kesulitan dan kemudahan tiap-tiap pelajaran ditentukan oleh adanya pewarisan potensi atau kemampuan masing-masing anak, tetapi secara umum tingkat kesulitan mata pelajaran science lebih tinggi dibandingkan dengan mata pelajaran sosial karena membutuhkan ketelitian dan kedisiplinan. Selain itu, kualitas guru sebagai pendidik juga mempengaruhi minat belajar siswa. Seorang pendidik adalah orang dewasa yang sengaja dan sadar serta bertanggung jawab didalam proses pendidikan. Sesuai dengan pengertian tersebut maka seorang pendidik adalah orang yang telah dewasa fisik maupun psikisnya sehingga
setiap
ucapan,
perbuatan
dan
keputusannya
dapat
dipertanggungjawabkan secara moril dan hukum dan bernilai pendidikan. Segala tingkah laku dan perbuatan seorang pendidik menjadi cermin dan suri tauladan bagi anak didiknya. Guru yang mampu bertindak sebagai seorang pendidik yang professional akan menumbuhkan dan mengembangkan minat belajar siswa. Sebaliknya, guru yang tidak memiliki kesesuaian antara ucapan dan perbuatannya akan menjadikan siswa malas dan tidak berminat untuk belajar. Oleh karena itu, dalam rangka menjadikan guru yang professional dan memiliki suri tauladan yang baik, maka guru harus memiliki ijazah guru dan memiliki sifat-sifat keguruan (pendidik) seperti sehat jasmani dan rohani, berwibawa, bertaqwa, dan bertanggung jawab. Profesional seorang guru ditunjukkan dari kemampuannya mengelola dan menguasai kelas pada waktu proses belajar mengajar (KBM), guru yang professional akan mampu berperan sebagai motivator, fasilitator, dinamisator, evaluator, administrator, dan teladan bagi anak didiknya. Setiap mata pelajaran yang akan disampaikan dirancang dan dikemas dengan metode dan pendekatan yang tepat sesuai dengan hakikat materi pelajaran, ketetapan menyusun strategi pembelajaran menentukan berhasil tidaknya proses belajar mengajar. Apaila
proses belajar mengajar dapat menarik perhatian dan konsentrasi siswa terhadap mata pelajaran tertentu maka hal itu akan membangkitkan minat belajar siswa untuk mengetahui lebih jauh dari sekedar materi yang telah disampaikan guru. Akan tetapi, jika proses belajar mengajar tersebut tidak mampu menarik perhatian dan konsentrasi siswa maka akan berakibat pada sikap siswa menarik diri (menjauh) dari mata pelajaran yang disampaikan berikutnya.30 Lingkungan tempat anak tinggal besar pengaruhnya terhadap perkembangan minat belajarnya. Anak yang tinggal dilingkungan yang memiliki perhatian lebih terhadap pendidikan cenderung mengikuti pola pikir lingkunganya untuk memperhatikan masalah pendidikan. Sebaliknya anak yang tinggal dilingkungan yang masa bodoh terhadap nilai-nilai pendidikan bahkan mengabaikan sehingga menimbulkan adanya benturan nilai antara yang diperoleh anak dari keluarga maupun dari sekolah maka akan menjadikan anak tidak berminat untuk belajar. Sementara itu, lingkungan eksternal berupa lingkungan non sosial antara lain: kondisi gedung sekolah dan rumah, fasilitas belajar mengajar, kondisi alam (cuaca dan iklim), suasana belajar, optimalisasi ruang kelas, dan sebagainya. Bangunan sekolah dan rumah yang tidak memadai dan terlalu sempit (rapat) akan mengganggu proses belajar mengajar, apalagi bangunan tersebut terdapat didekat pusat keramaian seperti pasar, mall, dan tempat hiburan akan semakin menjaukan perhatian dan konsentrasi siswa untuk belajar. Keadaan lalu lintas yang membisingkan, suara hiruk pikuk, orang disekitar, suara pabrik, polusi udara, iklim yang terlalu panas, serta kelas yang penuh sesak akan mempengaruhi kegairahan dalam belajar, sebaliknya tempat yang sepi dan iklim yang sejuk akan menunjang proses belajar. Faktor internal dan faktor eksternal sama-sama mempengaruhi minat belajar siswa. Perbandingan kontribusi masing-masing faktor terhadap minat belajar siswa berbanding lurus tergantung kuat lemahnya pengaruh dari keduanya. Oleh karena itu untuk mencapai minat belajar yang optimal maka diperlukan peran serta dari keduanya. Adapun keberadaan minat siswa ditunjukkan oleh adanya perhatian siswa terhadap pelajaran, konsentrasi, perasaan senang ketika belajar, dan intensitas 30
Kamanto Sumarto, Pengantar Sosiologi, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 1993), Cet. I h. 65
waktu belajar. Siswa yang memiliki minat belajar pada mata pelajaran tertentu akan mencurahkan segenap perhatianya untuk bisa memahami pelajaran yang sedang dipelajari, mereka kan terlihat serius, konsentrasi dan senang dengan pelajarannya. Jika dilihat dari intensitas waktu belajar, siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi akan meluangkan cukup waktuhnya untuk mengkaji pelajaran yang membuatnya merasa tertarik dibandingkan dengan siswa yang tidak memiliki minat belajar. Waktu belajar dan intensitas yang digunakan siswa berminat belajar tidak terbatas pada jam pelajaran disekolah akan tetapi mereka juga meluangkan waktu belajar di luar jam-jam sekolah. Crow dan Crow berpendapat ada tiga faktor yang menjadikan timbulnya minat yaitu : 1. Dorongan dari dalam diri individu, misalnya dorongan untuk makan, ingin tahu seks. Dorongna untuk makan untuk membangkitkan minat untuk bekerja dan mencari penghasilan, minat terhadap produksi makanan dan lain-lain. Dorongan ingin tahu atau rasa ingin tahu akan membangkitkan minat untuk membaca, belajar, menuntut ilmu, melakukan penelitian dan lain-lain. Dorongan seks akan membangkitkan minat untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis, minat terhadap pakaian, kosmetik dan lain-lain. 2. Motif Sosial, dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat untuk melakukan suatu aktifitas tertentu. Misalnya minat terhadap pakaian timbul karena ingin dapat persetujuan atau penerimaan dan perhatian orang tua. Minat untuk belajar dan menuntut ilmu pengetahuan timbul karena ingin mendapat penghargaan dari masyarakat, karena biasanya yang memiliki ilmu pengetahuan cukup luas (orang pandai) mendapat kedudukan yang tinggi dan terpandang dalam masyarakat. 3. Faktor emosional, minat mempunyai hubungan erat dengan emosi. Bila seseorang mendapat kesuksesan pada aktivitas akan menimbulkan perasaan senang, dalam hal tersebut akan memperkuat minat terhadap aktivitas tersebut, sebaliknya suatu kegagalan akan menghilangklan minat terhadap hal tersebut.31 31
Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, (JAkarta : Pre Nada Media, 2004), Cet 1 h. 264-265.
Karena kepribadian manusia itu bersifat komplek maka sering ketiga faktor yang menjadi penyebab timbulnya minat tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan merupakan suatu perpaduan dari ketiga faktor tersebut, akhirnya menjadi agak sulit bagi kita untuk menentukan faktor manakah yang menjadi awal penyebab timbulnya suatu minat.
B. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Kata prestasi belajar terdiri dari dua suku kata yaitu prestasi dan belajar. Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda, yaitu dari kata “prestatie”, kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”32 Sedangkan dalam kamus bahasa Indonesia prestasi adalah “hasil yang telah dicapai dari yang dilakukan”.33 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia prestasi adalah Penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.34 Sedangkan yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil dari pengukuran serta penilaian usaha belajar. Dengan kata lain, prestasi belajar siswa dapat diartikan sebagai penguasaan siswa terhadap materi pelajaran tertentu yang diperoleh dari hasil tes belajar. Biasanya hasil tes belajar ini dinyatakan dengan angka, huruf atau kalimat dan terdapat dalam setiap priode tertentu. Menurut W.S Winkel prestasi belajar adalah hasil belajar yang diraih oleh seseorang selama dan sesudah ia mengalami proses belajar, prestasi belajar merupakan hasil dari suatu proses belajar, didalam prestasi hasil belajar menampakkan diri, jadi selama potensi internal tidak diwujudkan dalam suatu bentuk prilaku, sulitlah diperoleh kepastian tentang apa yang telah dipelajari.35
32
Zainal Arifin, Evaluasi Instruksional; Prinsip, Tehnik dan Prosedur, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1990), h.2 33 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1998), h 116 34 Tim penyusun kamus lembaga pembinaan dan pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997, cet.ke-10,h.787 35 W.S Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: PT.Grafindo,1996), cet ke-4,h.52
Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Drs. Sutratimah Tirtanegoro dalam bukunya yang berjudul, anak supernormal dan program pendidikannya, bahwa presatasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk syimbol, angka huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap priode tertentu.36 Dari rumusan-rumusan dapat disimpulkan bahwa prestasi hasil yang telah dicapai dalam suatu proses aktivitas yang dapat membawa perubahan tingkah laku pada diri individu, prestasi merupakan hasil yang diperoleh peserta didik dalam kurun waktu tertentu, yang dalam hal ini adalah jangka waktu satu semester yang hasilnya dinyatakan dalam bentuk skor atau angka. Besar kecilnya angka yang diperoleh peserta didik yang menunjukkan besar kecilnya hasil usaha yang dilakukan peserta didik tersebut sehingga dari peserta didik itun dapat dilihat kesungguhan siswa dala belajar. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dalam suatu proses aktivitas yang dapat membawa perubahan tingkah laku pada diri individu. b. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan dan kebutuhan bagi setiap orang. Dengan belajar, seseorang akan mengetahui suatu hal yang tidak diketahui sebelumnya. Belajar adalah mencari atau menuntut ilmu. Untuk lebih memperdalam mengenai pengertian belajar, berikut ini ada beberapa pengertian belajar menurut para ahli : Menurut Zikri Neni Iska belajar atau yang disebut juga dengan learning, adalah perubahan yang secara relatif yang berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman. Belajar merupakan salahsatu bentuk perilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup manusia, belajar membantu manusia menyesuaikan diri (adaptasi) dengan lingkungan. Dengan adanya proses belajar inilah manusia bertahan hidup (survived) 37 Menurut Sumadi Suryabrata: a. Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu
36 Suratimah Tirtonegoro Anak Supernormal dan Program Pendidikannya, (Jakarta : PT Bina Aksara, tt), h. 43 37 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan (Jakarta : Kizi Brother’s, 2008) Cet II h. 79.
yang belajar baik aktual maupun potensial b. Perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kemampuan baru yang berlalu dalam waktu yang relatif sama c. Perubahan itu karena usaha.38 Pendapat ini sesuai dengan firman Allah
Artinya: sesungguhya Allah tidak akan merubah nikmat yang ada pada suatu kaum (kecuali) bila mereka sendiri yang merubah keadaannya”39 Thomas F.Staton dalam bukunya yang berjudul cara mengajar dengan hasil yang baik mengemukakan bahwa: belajar dalam arti perkataan selengkapnya, menghendaki bagian-bagian belajar "sub learning" yang terdiri atas tiga bidang: (1) pengetahuan atau pengertian, atau semata-mata mengetahui apa yang dilakukan dan bagaimana melakukannya. (2) sikap atau respon emosi seseorang terhadap tugas tertentu (sesuatu tugas yang dihadapinya) (3) keterampilan, atau abilitas untuk mengkoordinir mata, jiwa, dan jasmaniah ke dalam suatu perbuatan yang kompleks, sehingga seseorang pekerja dapat melakukan tugasnya dengan mudah dan tangkas.40 Secara umum dapat disimpulkan belajar dapat difahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Jadi definisi prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai secara optimal selama berlangsungnya mekanisme belajar dalam jangka waktu yang tertentu. Prestasi belajar dalam bentuk konkrit adalah pemberian nilai dari guru kepada siswa sebagai indikasi sejauh mana siswa telah menguasai materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. 2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
38
Sumadi Suryabrata, Proses Belajar Mengajar di SLTA , (Yogyakarta: Andi Offset,
1983)h. 5 39 40
h. 15-18)
Depag RI, Alqur’an dan Terjemahannya, (Jakarta : Mahkota, 1989), h 370
Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah,( Surabaya: Usaha Nasional,
Keberhasilan suatu pendidikan ditentukan dari proses pendidikan, karena pada proses pendidikan diperlukan peran siswa secara aktif, sementara itu, keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar erat kaitanya dengan kondisi minat belajarnya, setiap individu memang tidak ada yang sama. Perbedaan individu hal ini pulalah yang membedakan perbedaan tingkah laku belajar dikalangan anak didik, sehingga menyebabkan perbedaan prestasi dalam belajar. Prestasi belajar ini tidak selalu disebabkan oleh faktor-faktor inteligensi, akan tetapi dapat pula disebabkan oleh faktor-faktor non inteligensi. Dengan demikian, IQ yang tinggi belum tentu menjamin prestasi yang tinggi atau keberhasilan dalam belajar. Prestasi yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yang utama yaitu faktor yang datang dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa. A. Faktor Internal 1. Faktor biologis Faktor penghambat belajar secara biologis ialah faktor yang berhubungan dengan jasmani anak atau pelajar atau mahasiswa. Faktor ini diantaranya meliputi: a) Kesehatan Untuk dapat belajar dengan baik, bisa berkonsentrasi dengan optimal, maka kesehatan itu perlu diperhatikan dan dipelihara dengan sebaik-baiknya, karena dengan kesehatan yang kita miliki kita dapat melakukan segala sesuatu dengan baik. b) Cacat badan Siswa yang mengalami cacat badan akan lambat dalam proses belajar mengajarnya, dan perlu mendapat perhatian serta penanganan yang khusus dari para orang tua dan para pendidik. 2. Faktor Psikologis Faktor psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa adalah : a) Tingkat kecerdasan/intelegensi siswa b) Sikap siswa c) Bakat siswa d) Motivasi, dan
e) Minat siswa. 41
1. Tingkat Kecerdasan Kecerdasan atau intelegensi, merupakan suatu kemampuan dari jiwa makhluk hidup yang hanya dimiliki oleh manusia. Intelegensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya akan tetapi, memang harus diakaui bahwa peran otak dalam hubungannya dengan intelegensi lebih menonjol dari pada peran tubuh lainya lantaran otak merupakan ”menara pengontrol” hampir seluruh aktifitas manusia. 2). Sikap Siswa Sikap
adalah
gejala
internal
yang
berdemensi
efektif
berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara relatif tetap terhadap objek masing-masing orang, barang dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. 3) Bakat Bakat juga merupakan salah satu faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar seseorang. Banyak orang berkata, bahwa orang yang belajar sesuai bakat kemungkinan besar akan memperoleh keberhasilan belajar. Namun, banyak faktor yang menghambat seseorang untuk mengoptimalkan bakatnya dalam belajar diantaranya faktor biaya. Suatu lapangan studi yang sesuai dengan bakat seseorang mungkin terlalu mahal bagi orang tersebut.42 4) Motivasi Motivasi berasal dari kata “mutivasion” yang berarti dorongan, pengalaman dan motivasi. Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Ada tiga fungsi motivasi yang dapat diuraikan sebagai berikut: 2. Mendorong manusia untuk berbuat. 3. Menentukan arah perbuatan.
41
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet, II, h
60 42
Noehi Nasation, et. Al., Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Ditjen Lembaga Islam, Depag, 2002) Cet, 2. h.9
4. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan secara serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatanperbuatan yang tidak bermamfaat bagi tujuan tersebut.43 Motivasi ada dua macam, yaitu 1. Motivasi Instrinsik Motivasi instrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang atau motivasi yang erat hubungannya dengan tujuan belajar, seperti ingin memperoleh kemampuan. Misalnya : siswa belajar karena ingin mengetahui seluk beluk suatu masalah dengan lengkap, atau ingin menjadi seorang yang ahli dalam bidang studi tertentu keinginan memahami suatu konsep atau keinginan memperoleh suatu pengetahuan, dan sebagainya. 2. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datang dari luar individu. Motivasi ini tidak ada kaitanya dengan tujuan, belajar Karena takut kepada guru atau karena ingin memperoleh nilai tinggi. 44 Kekurangan atau ketiadaan motivasi, baik yang bersifat internal maupun eksternal, akan menyebabkan kurang bersemangatnya siswa dalam melakukan proses pembelajaran. Kekurangan atau ketiadaan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik dalam diri siswa akan menyebabkan kurang bersemangatnya siswa dalam melakukan proses belajar mengajar baik di sekolah maupun di rumah. Pada siswa yang tingkat motivasinya rendah, justru motivasi instrinsik ini sangat diperlukan. Motivasi instrinsik yang di berikan secara tetap, maka secara perlahan dapat dijadikan sebagai motivasi instrinsik untuk belajar, manakala yang diberikan motivasi ekstrinsik tersebut telah menjadi kebiasaan. Suatu kenyataan bahwa setiap siswa itu tidak sama motivasi belajarnya, oleh karena ketidaksamaan dalam motivasi instrinsik dapat dikurangi dengan memberikan motivasi ekstrinsik.
5) Minat Siswa
43 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri Dan Lingkungan (Jakarta: Kizi Brother’s, 2008) Cet, 2 h .43. 44 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet, 2, h 85
Menurut Crow & Crow dalam bukunya psikologi pendidikan dikatakan bahwa: “minat bisa berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kita untuk cenderung dan merasa tertarik pada orang, benda atau kegiatan ataupun bisa berupa pengalaman yang efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Dengan kata lain minat dapat menjadi penyebab kegiatan dan penyebab partisifasi dalam kegiatan”.45 Minat sangat besar peranannya dalam belajar disekolah. “minat akan berperan sebagai ‘motivating force’ yaitu sebagai kekuatan yang mendorong siswa untuk belajar. Siswa yang berminat (sikapnya senang) kepada pelajaran akan tampak terdorong terus untuk tekun belajar”,
46
sehingga dengan minat tersebut
siswa kemungkinan akan berhasil dalam belajar disekolah. Jadi, minat dalam belajar sangat penting, apabila seseorang menaruh minat terhadap sesuatu, berarti terdapat motif atau motivasi yang menyebabkannya untuk selalu berhubungan secara aktif dengan hal yang menarik perhatiannya itu, sehingga minat terhadap pelajaran adalah keinginan, kecenderungan atau perhatian terhadap sesuatu. Suatu pelajaran dapat dipelajari dengan baik apabila yang belajar dapat memusatkan perhatiannya kepada pelajaran dan perhatiannya kepada pelajaran ini lebih dimungkinkan oleh adanya keinginan atau minat terhadap pelajaran tersebut. Pada semua usia minat berperan penting dalam kehidupan seseorang dan mempunyai dampak yang besar atas perilaku dan sikap. Hal ini terutama selama masa kanak-kanak, jenis kepribadian anak sebagian besar ditentukan oleh minat yang berkembang selama masa kanak-kanak sepanjang masa kanak-kanak minat menjadi sumber motivasi yang kuat untuk belajar anak yang berminat terhadap sebuah kegiatan baik permainan ataupun pekerjaan akan berusaha lebih keras untuk belajar dibandingkan dengan anak yang kurang berminat atau merasa bosan, jika kita mengharapkan bahwa pengalaman merupakan merupakan kemampuan anak sepenuhnya, rangsangan harus diatur supaya bertepatan dengan minat anak
45 L. Crow & Crow, Psikologi pendidikan, (Yogyakarta: Nur Cahya, 1989), Terjemah dari Education psyologi, Cet, 1, h. 302-303 46 Drs. M. Alisuf` Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet. I hal. 85
yaitu saat anak-anak siap belajar karena mereka berminat terhadap keuntungan dan kepuasan pribadi yang tepat diperoleh lewat pengalaman belajar.47 Jadi minat sangat penting dalam belajar yaitu sebagai sumber motivasi, mempengaruhi intensitas aspirasi anak serta sebagai penumbuh dan penambah kegairahan dalam belajar sehingga menjadi senang untuk melakukannya.
B. Faktor Eksternal Siswa Faktor eksternal siswa adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa terbagi yaitu 1. Faktor Lingkungan faktor lingkungan diantaranya: 1) Lingkungan keluarga Faktor lingkungan keluarga meliputi faktor orang tua, suasana rumah, dan keadaan sosial ekonomi keluarga. a) Orang tua Perhatian
orang
tua
terhadap
kemajuan
belajar
anaknya
akan
menumbuhkan minat dan kesungguhan mereka dalam belajar. Perhatian yang diberikan dapat berupa dorongan, nasehat atau juga pemenuhan kebutuhankebutuhan belajar mereka. b) Suasana Rumah Suasana rumah yang harmonis, menyenangkan dan penuh rasa kasih sayang dapat memberikan motivasi yang mendalam pada anak termasuk dalam aktivitas belajar. Begitu juga sebaliknya, suasanah rumah yang gaduh dapat membuat anak tidak betah dirumah dan malas untuk belajar. c) Keadaan Sosial Ekonomi Dalam kegiatan belajar seseorang anak kadang-kadang memerlukan sarana-sarana penunjang yang cukup mahal dan tidak terjangkau oleh keluarga. Oleh sebab itu tidak dapat dipungkiri bahwa faktor ekonomi yang memadai juga dapat mempengaruhi kelancaran proses belajar mengajar anak.
47
Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, (JAkarta : Pre Nada Media, 2004), cet 1 h. 114
Walaupun kadang tidak dapat dipungkiri bahwa anak yang berasal dari ekonomi lemah lebih berhasil dalam mencapai prestasi belajar yang memuaskan dari pada anak yang berasal dari ekonomi menengah ke atas. 2) Lingkungan Sekolah Lingkungan Sekolah kadang-kadang merupakan salah satu faktor penyebab hambatan-hambatan dalam kegiatan belajar anak. Termasuk dalam faktor ini, diantaranya sebagai berikut: a. Interaksi antara guru dengan murid yang kurang baik b. Cara penyajian bahan pelajaran yang kurang baik c. Metode belajar yang kurang tepat d. Hubungan antar murid yang kurang harmonis e. Bahan pelajaran yang kurang sesuai dengan kemampuan anak, dll. 3. Lingkungan Masyarakat Yang biasa digolongkan lingkungan masyarakat yang dapat menghambat kemajuan belajar ialah: a.Mass media, baik media cetak maupun media elektronik b.Teman bergaul yang memberikan pengaruh yang kurang baik c.Kegiatan-kegiatan dalam lingkungan masyarakat, seperti organisasi kemasyarakatan, olahraga sanggar seni, pencak silat dan lain-lain.48 Keberhasilan suatu pendidikan ditentukan dari proses pendidikan, karena pada proses pendidikan diperlukan peran siswa secara aktif, sementara itu, keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar erat kaitanya dengan kondisi minat belajarnya, setiap individu memang tidak ada yang sama. Perbedaan individu hal ini pulalah yang membedakan perbedaan tingkah laku belajar dikalangan anak didik, sehingga menyebabkan perbedaan prestasi dalam belajar. Prestasi belajar ini tidak selalu disebabkan oleh faktor-faktor inteligensi, akan tetapi dapat pula disebabkan oleh faktor-faktor non inteligensi. Dengan demikian, IQ yang tinggi belum tentu menjamin prestasi yang tinggi atau keberhasilan dalam belajar. Dari pembahasan di atas dapat diketahui bahwa dalam menghasilkan prestasi belajar siswa terdapat faktor yang mendukung yaitu faktor yang terdapat 48
h.58-62
Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah,( Surabaya: Usaha)
dalam diri siswa dan luar diri siswa/lingkugan atau dapat disebut dengan faktor internal dan eksternal. Dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa diharapkan para guru dapat mengarahkan siswa untuk mencapai prestasi yang diharapkan, dari faktor tersebut para guru dapat mengantisipasikan ke arah mana anak akan lebih berkembang.
C. Hubungan Antara Minat Belajar Dengan Prestasi Belajar .
Dalam melakukan segala kegiatan individu akan sangat dipengaruhi oleh
minatnya terhadap kegiatan tersebut, dengan adanya minat yang cukup besar akan mendorong seseorang untuk mencurahkan perhatiannya, hal tersebut akan meningkatkan pula seluruh fungsi jiwanya untuk dipusatkan pada kegiatan yang sedang dilakukan. Demikian pula halnya dengan kegiatan belajar, maka seseorang akan merasa bahwa belajar itu merupakan hal yang sangat penting atau berarti bagi dirinya, sehingnga ia berusaha memusatkan seluruh perhatiannya kepada halhal yang berhubungan dengan kegiatan belajar, dan dengan senang hati akan melakukannya, yang menunjukkan bahwa minat belajar mempunyai pengaruh atau aktivitas-aktivitas yang dapat menjaga minat belajarnya. Untuk mengetahui bagimana minat belajar seseorang dapat ditempuh dengan mengungkapkan seberapa dalam atau jauhkah keterikatan seseorang terhadap objek, aktivitas-aktivitas atau situasi yang spesifik yang berhubungan dengan factor-faktor yang mempengaruhi prestasi dan proses belajar yaitu: 1. Yang berhubungan dengan keadaan individu yang belajar, pada perhatiannya, motifnya, cita-citanya, perasaannya di waktu belajar, kemampuannya, waktu belajarnya dan lain-lain. 2. Yang berhubungan dengan lingkungan dalam belajar, dapat diketahui dari hubungan dengan temannya, guru-gurunya, keluargannya, orang lain di sekitarnya dan lain-lain. 3. Yang berhubungan dengan materi pelajaran dan peralatan, ini dapat diketahui dari catatan pelajarannya, buku-buku yang dimiliki atau yang pernah
dibacanya, perlengkapan sekolahnya serta perlengkapan-perlengkapan lain yang diperlikan untuk belajar.49
49
Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, (JAkarta : Pre Nada Media, 2004), Cet 1 h. 268-269
BAB III METODE PENELITIAN
A. Variabel Penelitian Yang dimaksud dengan variabel penelitian adalah objek penelitian yang bervariasi. Variabel dalam penelitian ini meliputi: 1. Variabel Independent (Variabel bebas atau yang memberikan pengaruh) yakni minat belajar siswa di SMP Islam Parung. 2. Variabel dependent (Variabel terikat atau yang dipengaruhi) yakni peningkatan prestasi belajar siswa pada bidang studi pendidikan agama Islam siswa kelas IX B. Populasi dan Sampel Populasi adalah "Keseluruhan subjek penelitian"50, yang meliputi subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas IX SMP Islam Parung yang berjumlah 140 siswa/I. Dari populasi yang ada, penulis mengambil sampel sebanyak 40 siswa/I sama dengan 25% dari jumlah populasi. Dalam menentukan sampel ini peneliti menggunakan teknik random sampling, dipilih dengan cara diundi dari absen yang dimaksudkan agar semua individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama mendapat kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel untuk mewakili sebagian responden dalam memberikan pandangannya tentang minat belajar siswa terhadap prestasi belajar pendidikan agama Islam. C. Metode Penelitian
50
Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h. 115
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan metode sebagai berikut : 1. Studi pustaka, bertujuan untuk mengkaji masalah-masalah yang erat kaitanya dengan masalah yang diteliti. Penulis akan melakukan penelaahan literatur buku-buku dari perpustakaan yang ada kaitannya dengan materi pembahasan, baik berupa artikel-artikel, makalah-makalah, maupun literatur lain yang dipandang perlu guna memperoleh teori-teori dan gambaran yang lebih jelas. 2. Field Research (penelitian lapangan), bertujuan untuk mendapatkan data faktual yang ada di lapangan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Penulis mengadakan penelitian langsung ke tempat yang dijadikan objek penelitian, yakni SMP Islam Parung untuk menemui responden dan mencari data tentang minat siswa terhadap prestasi belajar siswa dalam bidang studi pendidikan agama Islam siswa. D. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan proses pengadaan data untuk keperluan suatu penelitian yang merupakan langkah penting dalam metode ilmiah. Oleh karena itu pengumpulan data mutlak diperlukan dalam suatu penelitian, maka penulis menggunakan beberapa instrumen penelitian antara lain : 1. Observasi adalah "cara menghimpun (data) bahan-bahan keterangan yang dilakukan dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap
fenomena-fenomena
pengamatan".
51
yang
sedang
dijadikan
sasaran
Observasi yang dilakukan oleh penulis yaitu untuk
mendapatkan data mengenai keadaan sekolah, sarana dan prasarana, serta keadaan guru dan siswa SMP Islam Parung. 2. Angket (Kuesioner) yaitu, sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden, yakni siswa kelas IX SMP Islam Parung untuk mengetahui minat mereka serta beberapa hal yang berkaitan dengan minat dan peningkatan prestasi belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Bentuk angket yang digunakan adalah angket langsung dan bersifat tertutup. Angket ini mengandung 20 butir item pertanyaan. Setiap butir pertanyaan memiliki 4 alternatif jawaban, yaitu untuk jawaban selalu skor = 4, sering skor = 3, 51
Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h. 140
kadang-kadang skor = 2, dan tidak pernah skor = 1.
E. Teknik Pengolahan Data Dan Analisa Data 1. Teknik pengolahan data Untuk mengolah data dalam penelitian ini, penulis melakukan langkahlangkah analisa data sebagai berikut: a. Editing Dalam pengolahan data, yang pertama kali harus dilakukan adalah melakukan edit atau memilih/menyortir data sehingga hanya data yang terpakai saja yang tinggal. Bila ada jawaban yang diragukan atau tidak dijawab oleh responden,
penulis
menghubungi
responden
yang
bersangkutan
untuk
menyempurnakan jawabanya agar angket tersebut sah. Langkah editing ini bermaksud merapihkan data agar bersih, rapi, dan tinggal mengadakan pengolahan lebih lanjut. b. Tabulating Langkah selanjutnya adalah pengolahan data dengan memindahkan jawaban yang terdapat di dalam angket ke dalam tabulasi. b. Teknik Analisa Data Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik kuantitatif yang dinamakan analisa korelasi 2 variabel. Kemudian setelah data diolah sehingga hasil angket dinyatakan sah, maka penulis selanjutnya melakukan analisa data sebagai berikut: 1. Analisa Satu Variabel Untuk menganalisis setiap variabel digunakan teknik analisa secara deskriptif, dengan menggunakan rumus sebagai berikut: F P= N X 100%
Keterangan: P = persentase F = Frekuensi (jumlah jawaban responden) N = Number of Cases (jumlah responden)
2. Analisa Hubungan 2 Variabel Sedangkan untuk menganalisis hubungan kedua variabel tersebut digunakan teknik analisa korelasional dengan rumus korelasi product moment. Rumus tersebut sebagai berikut: rxy =
N Y X Y [ N X X ][ N Y 2 Y ] 2
2
2
Keterangan :
rxy
: Angka Korelasi ”r” product moment
N
: Number of case
ΣXY
: Jumlah hasil perkalian antara skor x dan y
ΣX
: Jumlah seluruh skor x
ΣY
: Jumlah seluruh skor y Kemudian setelah menganalisis hubungan antara kedua variabel diatas,
penulis memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi ”r” product moment serta menarik kesimpulan yang dilakukan dengan dua cara: a. Memberikan interpretasi secara kasar/sederhana dengan pedoman: Besarnya “r” product moment (rxy)
Interpretasi
0,00 – 0,20
Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah/sangat rendah
0,20 – 0,40
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang lemah/re
0,40 – 0,70
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sedang/cukup
0,70 – 0,90
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang tinggi/kuat
0,90 – 1,00
Antara variabel X dan variabel Y terdapat kuat/tinggi
korelasi
yang
sangat
b. Memberi interpretasi dengan cara berkonsultasi pada tabel nilai ”r” product moment. Untuk lebih memudahkan interpretasi terhadap angka indeks korelasi ”r” product moment dapat ditempuh dengan jalan berkonsultasi pada tabel nilai ”r” product moment, prosedurnya adalah sebagai berikut: 1) Merumuskan hipotesa alternatif (Ha) dan hipotesa nihil (Ho) 2) Menguji kebenaran/kepalsuan dari hepotesa yang telah diajukan, dengan jalan membandingkan besarnya ”r” product moment dengan “r” yang tercantum dalam tabel (rt), dengan terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (db) atau degrees of freedomnya (df) yang rumusnya adalah sebagai berikut: df = N – nr Keterangan: df = Degrees Of Freedom N = Number of Cases Nr = Banyaknya variable yang dikorelasikan. Untuk mencari konstribusi variable x terhadap variable y penulis menggunakan rumus sebagai berikut: KD = r² x 100% Keterangan: KD
: Kontribusi Variabel x terhadap variable y
r²
: Koefisien korelasi antara variabel x terhadap variabel y
F. Hipotesa Yang dimaksud dengan hipotesa atau hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan peneliti. Dikatakan sementara, karena jawaban tersebut harus diuji oleh data. Dengan hipotesis peneliti sudah dapat menetapkan variable yang akan ditelitinya, konstelasi hubungan antara variabel dan dapat menentukan metode yang akan digunakan dalam proses pengumpulan data analisis datanya. Rumusan hipotesa atau hipotesis yang digunakan oleh penulis adalah:
Ha (Hipotesa Alternatif): Adanya korelasi positif yang signifikan antara minat terhadap prestasi pada bidang studi Pendidikan Agama Islam. Ho (Hipotesa Nihil): Tidak adanya korelasi positif yang signifikan antara antara minat terhadap prestasi pada bidang studi Pendidikan Agama Islam.
G. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian ini dimulai bulan Desember 2008 s/d Januari 2009 dengan tempat di SMP Islam Parung. Yang berlokasi Jl. Raya Parung Bogor No.648.
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMP Islam Parung 1. Sejarah Singkat SMP Islam Parung Yayasan pendidikan Islam Parung (YAPIP) yang sekarang menjadi SMP Islam Parung, didirikan sejak tahun 1956, yang dipelopori oleh tokoh-tokoh masyarakat Parung yang memiliki dedikasi tinggi terhadap masalah pendidikan dan mempunyai semangat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Tokoh-tokoh masyarakat tersebut adalah (1) KH.Ahmad Mansyur, seorang tokoh pejuang dan ulama; (2) H. Muhammad Yatim, seorang tokoh pejuang dan umara; (3) H. Adung Abdul Muhyi, seorang tokoh pejuang dan umara; (4) H. Abdul Halim, tokoh masyarakat; (5) H. Abdul Fatah, ulama ahli qiraat; dan (6) H. Juhri, tokoh masyarakat. Berdirinya yayasan tersebut bermula dari perkumpulan arisan pengajian mingguan masyarakat Parung dan sekitarnya. Di dalam pengajian tersebut di himpun dana untuk mendirikan lembaga pendidikan, dan akhirnya dengan dana tersebut dapat membeli sebidang tanah yang diperuntukkan wakaf, dengan luas kurang lebih 4.500 m2, terletak dijalan Raya Parung Bogor. Tujuan didirikanya yayasan pendidikan Islam Parung (YAPIP) adalah dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia pada umumnya, dan masyarakat Parung pada khususnya, Karena pada masa itu di Parung belum ada lembaga pendidikan yang bersifat formal apalagi untuk tingkat lanjutan pertama.
2. Visi dan Misi SMP Islam Parung
A. Visi Menjadi sekolah dengan lulusan terbaik dalam bidang akademis, ekstrakurikuler & budi pekerti. B. Misi 1. Melaksanakan pembelajaran yang efektif bagi semua guru & siswa 2. Melaksanakan pembinaan terhadap guru & siswa sesuai dengan bakat & minat secara intensif dan terjadwal 3. Menumbuhkan semangat keunggulan warga sekolah dalam berkarya 4. Mendorong siswa mengenali potensi dirinya untuk meningkatkan motivasi berprestasi 5. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran Agama Islam 6. Menciptakan sekolah sehat 7. Melaksanakan pembinaan disiplin pada peraturan yang berlaku, teladan dalam sikap & tindakan atau perbuatan 8. Meningkatkan kerjasama dengan masyarakat atau komite sekolah 9. Menumbuhkan dan mengembangkan potensi internal & eksternal di lingkungan sekolah 10. Menumbuhkan inovasi, kreativitas & demokrasi dalam pembelajaran 11. Memberikan pelayanan pendidikan secara profesional & proporsional sesuai dengan tuntutan & perkembangan zaman 12. Meningkatkan prestasi hasil belajar sesuai dengan pencapaian standar kompetensi lulusan 13. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam melaksanakan pendidikan & pengajaran 14. Menciptakan lingkungan pendidikan sebagai tempat siswa belajar yang menyenangkan 15. Mengembangkan layanan dalam menggunakan perpustakaan & internet sebagai sumber belajar.
3.
Keadaan Siswa
Keadaan siswa SMP Islam Parung tahun ajaran 2008 berjumlah 317 orang siswa dan 260 siswi, untuk lebih jelasnya lihat pada tabel berikut: Tabel 1 Keadaan Siswa SMP Islam Parung menurut jenis kelamin Tahun Ajaran 2008
No.
Kelas
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1 2 3
1 2 3
121 123 73
89 104 67
210 227 140
260
577
Jumlah 317 Sumber: Kantor Kaur Tata Usaha SMP Islam Parung
a. Keadaan guru dan karyawan Keadaan guru di SMP Islam Parung pada umumnya sudah memenuhi syarat sebagai guru. Untuk lebih jelasnya lihat pada tabel berikut: Tabel 2 Keadaan guru dan karyawan SMP Islam Parung Tahun Ajaran 2008 menurut jenis kelamin, pendidikan dan bidang tugas No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Nama Guru Drs. H. Jarkasih Drs. Murdiyantoro Yayan Herdiyana Yazid Saefudin Drs. Rusdi Drs. Edi Susanto S. Drs. Muslim Dra. Yuliamis Dra. Suparti Acep Haryadi Maryanih, S.Ag. Neni Rukmini, S.Ag Dra. Sri Sunaryati H. Saimin Rukhyat, S.Ag Supriyadi Ahmad Dahlan. S.Ag
Pendidikan Terakhir S1 STAI La Roiba S1 IKIP Jogjakarta D3 PGSLTP D3 PGSLTP D3 PGSLTP S1 IKIP S1 IAIN Jakarta S1 IKIP Padang S1 IAIN Jakarta SMA S1 IAIN Jakarta S1 AL KARIMIYAH S1 IKIP Jogjakarta S1 IKIP Jogjakarta D1 STIKIP Purnama S1 UIKA
Jabatan Kepala Sekolah Wakasek Guru PLH Guru Matematika Guru PKN Guru Fisika Guru PAI Guru Sejarah Guru B. Indonesia Guru Penjaskes Guru Bahasa Inggris Guru Bahasa Sunda Guru B. Indonesia Guru Biologi Guru Kertakes Guru PAI
17 Dra. Neneng dinarti S1 IKIP Jakarta 18 Irawati Picziani D1 Bina bangsa 19 Fajar syah alam.S.T S1 ITI 20 Ir. Dwi Agustina S1 UGM 21 Nining indraningsih, Spd S1 UT Jakarta 22 Rahmat hermawan, S.Ag S1 UMJ 23 Ajat Munajat, S.Ei. S1 UMJ 24 Dian Andriani, S.E. S1 UIKA 25 Heryani, S.Pd S1 IKIP PGRI Jogja 26 Agung W.K, S.Ag S1 IAIN Cirebon 27 Nur Rohayati, S.Tp. S1 UGM 28 M. Arif Rahman, S.H. S1 UMJ 29 Rahmat Mustopa, S.Ag S1 UNPAD 30 Yudith Evianti S1 UNIV Indrapasta 31 Rina Anggraeni D3 UNIV 32 Lindayanti, S.Pd S1 UIN Jakarta 33 Dra. Susila Herawati S1 DJUANDA 34 Dian kusumawati, S.Pd S1 UNILA 35 Sodikin, S.Pd S1 UN Semarang 36 Ir. Suud Hamid S1 UNTAG 37 Ade Septika Sari, S.Pd S1 STIKIP Purnama 38 Neneng hasanah D3 APP Derprin 39 Sri Lestari, SS S1 UN Surakarta Sumber: Kantor Kaur Tata Usaha SMP Islam Parung
Guru B. Indo Guru Komputer Guru Matematika Guru Fisika Guru B.Indonesia Guru PAI Guru Ekonomi Guru Ekonomi Guru Sejarah Guru PAI Guru Biologi Guru Matematika Guru PKN Guru B. Inggris Guru Biologi Guru B. Inggris Guru Matematika Guru B. Indonesia Guru PKN Guru Matematika Guru Geografi Guru Geografi Guru B. Inggris
4. Sarana dan Prasarana Keadaan sarana dan prasarana di SMP Islam parung pada umumnya sudah memenuhi syarat, untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut:
Tabel 3 Sarana dan Prasarana Pendidikan SMP Islam Parung Tahun ajaran 2008
No.
Jenis
Jumlah
Keadaan
1
Ruang Kepala sekolah
1
Baik
2
Ruang Wakasek
1
Baik
3
Ruang Guru
1
Baik
4
Ruang TU
1
Baik
5
Ruang Perpustakaan
1
Baik
6
Ruang Lab Komputer
1
Baik
7
Ruang Lab IPA
1
Baik
8
Ruang BP/BK
1
Baik
9
Ruang Osis
1
Baik
1o
Ruang Pramuka
1
Baik
11
Ruang Kantin
1
Baik
12
Ruang Mushallah
1
Baik
13
Ruang Kelas Belajar
1
Baik
14
Kamar mandi guru
4
Baik
5
Baik
15 Kamar Mandi Siswa Sumber: Kantor Kaur Tata Usaha SMP Islam Parung B. Deskripsi Data Pada
bab
sebelumnya
telah
penulis
kemukakan
bahwa
teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah dengan angket dan wawancara. Angket disusun berdasarkan pokok penelitian yang diteliti. Angket yang dibuat terdiri dari 20 item pertanyaan mengenai pengaruh minat belajar terhadap peningkatan prestasi belajar siswa mata pelajaran PAI. Dalam pengolahan data, penulis mengambil pola perhitungan statistik dalam bentuk prosentase, artinya setiap data diprosentasekan setelah ditabulasikan dalam bentuk frekuensi untuk setiap jawaban. Langkah pertama yang dilakukan adalah menyeleksi data. Data yang disebarkan kepada siswa kelas IX yang berjumlah 40 siswa dalam bentuk angket harus dikembalikan dalam jumlah yang sama dan semuanya dapat diolah. Langkah selanjutnya adalah mengolah data dengan menggunakan tabulasi frekuensi. Frekuensi tersebut dinyatakan dalam bentuk persentase, sehingga kecenderungan setiap jawaban dapat diketahui dengan kemungkinan yang telah disediakan. Dengan begitu berarti setiap item pertanyaan menggunakan satu tabel yang langsung dibuat frekuensi dan prosentasenya. Setelah itu jawaban hasil angket tentang pengaruh minat belajar terhadap prestasi belajar siswa pada bidang studi pendidikan agama Islam yang diadakan di SMP Islam Parung yang telah disebarkan, dianalisa dan diinterpretasikan dalam bentuk item per item. Untuk mengetahui lebih jelasnya dapat dilihat melalui tabeltabel di bawah ini:
Tabel 4 Cepat datang kesekolah jika hari itu ada pelajaran PAI No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
A. Selalu
31
77,5
2
B. Sering
4
10
3
C. Kadang-kadang
5
12,5
4
D. Tidak pernah
0
0
40
100
Jumlah
Tabel di atas menunjukan bahwa dari 40 orang responden, sebanyak 77,5% siswa menjawab selalu Cepat datang kesekolah jika hari itu ada pelajaran PAI, 10% siswa menjawab sering, dan 12,5 % siswa memberikan jawaban kadang-kadang.
Tabel 5 Tepat waktu dalam pelajaran PAI No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
A. Selalu
23
57,5
2
B. Sering
8
20
3
C. Kadang-kadang
9
22,5
4
D. Tidak pernah
0
0
40
100
Jumlah
Tabel di atas menunjukan bahwa dari 40 orang responden, sebanyak 57 % siswa menjawab selalu tepat waktu dalam pelajaran PAI, 20 % siswa menjawab sering, dan 22,5% siswa memberikan jawaban kadang-kadang. Tabel 6 Hadir di kelas untuk mengikuti pelajaran PAI
No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
A. Selalu
23
57,5
2
B. Sering
13
32,5
3
C. Kadang-kadang
4
10
4
D. Tidak pernah
0
0
40
100
Jumlah
Tabel di atas menunjukan bahwa dari 40 orang responden, sebanyak 57,5 % siswa menjawab selalu hadir di kelas untuk mengikuti pelajaran, 32,5% siswa menjawab sering, dan 10% siswa memberikan jawaban kadang-kadang. Tabel 7 Betah di kelas dalam mengikuti pelajaran PAI No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
A. Selalu
7
17,5
2
B. Sering
6
15
3
C. Kadang-kadang
20
50
4
D. Tidak pernah
7
17,5
40
100
Jumlah
Tabel di atas menunjukan bahwa dari 40 orang responden, sebanyak 17,5 % siswa menjawab selalu betah di kelas untuk mengikuti pelajaran PAI, 15% siswa menjawab sering, 50% siswa memberikan jawaban kadang-kadang dan 17,5% yang memberikan jawaban tidak pernah. Tabel 8 Duduk didepan ketika pelajaran PAI berlangsung No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
A. Selalu
8
20
2
B. Sering
7
17,5
3
C. Kadang-kadang
19
47,5
4
D. Tidak pernah
6
15
Jumlah
40
100
Tabel di atas menunjukan bahwa dari 40 orang responden, sebanyak 20% siswa menjawab selalu duduk didepan ketika pelajaran PAI berlangsung, 17,5% siswa menjawab sering, 47,5% siswa memberikan jawaban kadang-kadang dan 15% yang memberikan jawaban tidak pernah.
Tabel 9 Mengajukan pertanyaan jika ada yang tidak mengerti pada pelajaran PAI No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
A. Selalu
9
22,5
2
B. Sering
7
17,5
3
C. Kadang-kadang
18
45
4
D. Tidak pernah
6
15
40
100
Jumlah
Tabel di atas menunjukan bahwa dari 40 orang responden, sebanyak 22,5% siswa menjawab selalu mengajukan pertannyaan jika ada yang tidak mengerti, 17,5% siswa menjawab sering, 45% siswa memberikan jawaban kadang-kadang dan 15% yang memberikan jawaban tidak pernah.
Tabel 10 Tidak suka diganggu ketika pelajaran PAI berlangsung No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
A. Selalu
18
45
2
B. Sering
12
30
3
C. Kadang-kadang
8
20
4
D. Tidak pernah
2
5
Jumlah
40
100
Tabel di atas menunjukan bahwa dari 40 orang responden, sebanyak 45% siswa menjawab selalu tidak suka di ganggu ketika pelajaran PAI berlangsung, 30% siswa menjawab sering, 20% siswa memberikan jawaban kadang-kadang dan 5% yang memberikan jawaban tidak pernah. Tabel 11 Konsentrasi mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru PAI No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
A. Selalu
22
55
2
B. Sering
7
17,5
3
C. Kadang-kadang
10
25
4
D. Tidak pernah
1
2,5
40
100
Jumlah
Tabel di atas menunjukan bahwa dari 40 orang responden, sebanyak 55% siswa menjawab selalu konsentrasi mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru PAI, 17,5% siswa menjawab sering, 25% siswa memberikan jawaban kadang-kadang dan 2,5% yang memberikan jawaban tidak pernah.
Tabel 12 Aktif dalam belajar PAI No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
A. Selalu
16
40
2
B. Sering
6
15
3
C. Kadang-kadang
12
30
4
D. Tidak pernah
6
15
40
100
Jumlah
Tabel di atas menunjukan bahwa dari 40 orang responden, sebanyak 40% siswa menjawab selalu aktif dalam belajar PAI, 15% siswa menjawab sering, 30% siswa memberikan jawaban kadang-kadang dan 15% yang memberikan jawaban tidak pernah. Tabel 13 Aktif dalam kegiatan diskusi didalam kelas pada pelajaran PAI No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
A. Selalu
12
30
2
B. Sering
7
17,5
3
C. Kadang-kadang
20
50
4
D. Tidak pernah
1
2,5
40
100
Jumlah
Tabel di atas menunjukan bahwa dari 40 orang responden, sebanyak 30% siswa menjawab selalu aktif dalam kegiatan diskusi di kelas pada pelajaran PAI, 17,5% siswa menjawab sering, 50% siswa memberikan jawaban kadang-kadang dan 2,5% yang memberikan jawaban tidak pernah.
Tabel 14 Tidak takut mengeluarkan pendapat dalam pelajaran PAI No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
A. Selalu
7
17,5
2
B. Sering
10
25
3
C. Kadang-kadang
21
52,5
4
D. Tidak pernah
2
2,5
40
100
Jumlah
Tabel di atas menunjukan bahwa dari 40 orang responden, sebanyak 17,5% siswa menjawab selalu tidak takut mengeluarkan pendapat dalam pelajaran PAI, 25% siswa menjawab sering, 52,5% siswa memberikan jawaban kadangkadang dan 2,5% yang memberikan jawaban tidak pernah.
Tabel 15 Mendapat prestasi yang bagus dalam pelajaran PAI No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
A. Selalu
12
30
2
B. Sering
6
15
3
C. Kadang-kadang
16
47,5
4
D. Tidak pernah
6
7,5
40
100
Jumlah
Tabel di atas menunjukan bahwa dari 40 orang responden, sebanyak 30% siswa menjawab selalu mendapat prestasi yang bagus, 15% siswa menjawab sering, 47,7% siswa memberikan jawaban kadang-kadang dan 7,5% yang memberikan jawaban tidak pernah.
Tabel 16 Tetap belajar walupun tidak ada ujian No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
A. Selalu
9
22,5
2
B. Sering
9
22,5
3
C. Kadang-kadang
21
52,5
4
D. Tidak pernah
1
2,5
40
100
Jumlah
Tabel di atas menunjukan bahwa dari 40 orang responden, sebanyak 22,5% siswa menjawab selalu tetap belajar walaupun tidak ada ujian, 22,5% siswa menjawab sering, 52,5% siswa memberikan jawaban kadang-kadang dan 2,5% yang memberikan jawaban tidak pernah. Tabel 17 Mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan PAI diluar sekolah No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
A. Selalu
10
25
2
B. Sering
12
30
3
C. Kadang-kadang
16
40
4
D. Tidak pernah
3
7,5
40
100
Jumlah
Tabel di atas menunjukan bahwa dari 40 orang responden, sebanyak 25% siswa menjawab selalu mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan PAI diluar sekolah, 30% siswa menjawab sering, 40% siswa memberikan jawaban kadangkadang dan 7,5% yang memberikan jawaban tidak pernah.
Tabel 18 Mengulangi pelajaran PAI di rumah No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
A. Selalu
16
40
2
B. Sering
7
17,5
3
C. Kadang-kadang
16
40
4
D. Tidak pernah
1
2,5
40
100
Jumlah
Tabel di atas menunjukan bahwa dari 40 orang responden, sebanyak 40% siswa menjawab selalu mengulangi pelajaran PAI di rumah, 17,5% siswa
menjawab sering, 40% siswa memberikan jawaban kadang-kadang dan 2,5% yang memberikan jawaban tidak pernah. Tabel 19 Rutin membaca buku-buku PAI No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
A. Selalu
12
30
2
B. Sering
6
15
3
C. Kadang-kadang
19
47,5
4
D. Tidak pernah
3
7,5
40
100
Jumlah
Tabel di atas menunjukan bahwa dari 40 orang responden, sebanyak 30% siswa menjawab selalu rutin membaca buku PAI, 15% siswa menjawab sering, 47,5% siswa memberikan jawaban kadang-kadang dan 7,5% yang memberikan jawaban tidak pernah.
Tabel 20 Banyak membaca buku PAI menjamin nilai raport tinggi No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
A. Selalu
7
17,5
2
B. Sering
8
20
3
C. Kadang-kadang
24
60
4
D. Tidak pernah
1
2,5
40
100
Jumlah
Tabel di atas menunjukan bahwa dari 40 orang responden, sebanyak 17,5% siswa menjawab selalu banyak membaca buku PAI menjamin nilai raport
tinggi, 20% siswa menjawab sering, 60% siswa memberikan jawaban kadangkadang dan 2,5% yang memberikan jawaban tidak pernah. Tabel 21 Senang apabila guru agama memberikan pekerjaan rumah No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
A. Selalu
5
12,5
2
B. Sering
7
17,5
3
C. Kadang-kadang
27
67,5
4
D. Tidak pernah
1
2,5
40
100
Jumlah
Tabel di atas menunjukan bahwa dari 40 orang responden, sebanyak 12,5% siswa menjawab selalu senang apabila guru PAI memberikan pekerjaan rumah, 17,5% siswa menjawab sering, 67,5% siswa memberikan jawaban kadangkadang dan 2,5% yang memberikan jawaban tidak pernah.
Tabel 22 Selalu siap bila Guru PAI memberikan ujian secara tiba-tiba No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
A. Selalu
13
32,5
2
B. Sering
9
22,5
3
C. Kadang-kadang
17
42,5
4
D. Tidak pernah
1
2,5
40
100
Jumlah
Tabel di atas menunjukan bahwa dari 40 orang responden, sebanyak 32,5% siswa menjawab selalu siap apabila guru PAI memberikan ulangan
mendadak, 22,5% siswa menjawab sering, 42,5% siswa memberikan jawaban kadang-kadang dan 2,5% yang memberikan jawaban tidak pernah.
Tabel 23 Mencatat hal-hal yang penting walaupun guru agama tidak memerintahkan No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
A. Selalu
17
42,5
2
B. Sering
4
10
3
C. Kadang-kadang
18
45
4
D. Tidak pernah
1
2,5
40
100
Jumlah
Tabel di atas menunjukan bahwa dari 40 orang responden, sebanyak 42,5% siswa menjawab selalu mengulangi pelajaran PAI, 10% siswa menjawab sering, 45% siswa memberikan jawaban kadang-kadang dan 2,5% yang memberikan jawaban tidak pernah.
C. Analisa Data Dari penelitian yang dilakukan kepada sejumlah siswa yang menjadi sampel, penulis melakukan analisa data yang merupakan bagian penting dalam metode ilmiah untuk menjawab masalah penelitian. Dalam menganalisa data penulis memberikan nilai kepada jawaban angket mengenai minat belajar (variabel X) dan nilai raport mengenai prestasi belajar pendidikan agama Islam (variabel Y). Untuk mengetahui minat belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 24 Minat Belajar Nomor Responden
Nilai
1 2
64 60
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
65 68 68 73 72 69 69 70 75 65 65 59 76 64 66 63 66 70 66 63 69 70 69 61 67 73 69 65 74 76 73 70 65 74 70 68 70 65
Jumlah
2724
Berdasarkan analisis mean: Tabel 25 Analisis Mean No
Rentang Nilai
Kriteria
Skor
1
86-100
Sangat Baik
-
2
71-85
Baik
9
3
60-70
Cukup
30
4
10-59
Kurang
1
Untuk mengetahui nilai rata-rata minat belajar, maka penulis menggunakan rumus: MX MX
= ΣX N = MEAN
ΣX
= JUMLAH NILAI VARIABEL X
N
= NUMBER OF CASES
MX
= 2724 = 68,1 40
Tabel berikut mengenai prestasi belajar Pendididkan Agama Islam Tabel 26 Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam Nomor Responden
Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
69 63 76 78 80 81 78 77 78 80 88 74 72 69 83 75
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
77 68 67 77 68 73 74 81 73 60 77 86 84 77 85 84 87 86 76 80 80 72 71 70
Jumlah 3045 Tabel prestasi belajar dilihat melalui nilai rata-rata siswa.
Berdasarkan analisis mean: Tabel 27 Analisis Mean No
Rentang Nilai
Kriteria
Skor
1
86-100
Sangat Baik
3
2
71-85
Baik
29
3
60-70
Cukup
8
4
10-59
Kurang
-
Data mengenai prestasi belajar PAI dapat dilihat pada nilai tertinggi dan terendah rata-ratanya dengan menggunkan rumus:
My MY
= ΣY N = MEAN
ΣY
= JUMLAH NILAI VARIABEL Y
N
= NUMBER OF CASES
MY
= 3045= 76,13 40 Untuk mencari koefisien antara minat belajar (variabel X) dengan
peningkatan prestasi belajar PAI (variabel Y) teknik analisa menggunakan analisa kuantitatif melalui teknik analisa product moment. Adapun langkah-langkah perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut:
No Responden
X
Y
X²
Y²
XY
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
64 60 65 68 68 73 72 69 69 70 75 65 65 59 76 64 66 63 66 70 66 63 69
69 63 76 78 80 81 78 77 78 80 88 74 72 69 83 75 77 68 67 77 68 73 74
4096 3600 4225 4624 4624 5329 5184 4761 4761 4900 5625 4225 4225 3481 5776 4096 4356 3969 4356 4900 4359 3969 4761
4761 3969 5776 6084 6400 6561 6084 5929 6084 6400 7744 5476 5184 4761 6889 5625 2929 4624 4489 5929 4624 5329 5476
4416 3780 4940 5305 4880 5913 5616 5313 5382 5600 6300 4810 4680 4071 6308 4800 5082 4284 4422 5390 4488 4599 5106
24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
70 69 61 67 73 69 65 74 76 73 70 65 74 70 68 70 65
81 73 60 77 86 84 77 85 84 87 86 76 80 80 72 71 70
4900 4761 7321 4489 5329 4761 4225 5476 5776 5329 4900 4225 5476 4900 4624 4900 4225
6561 5329 3600 5929 7396 7056 5929 7225 7056 7569 7396 5776 6400 6400 5184 5141 4900
5670 5037 3660 5159 6278 5796 5005 6290 6384 6351 6020 4940 5920 5600 4896 4970 4550
N=40 ΣX=2724 ΣY=3045 ΣY²=189816 ΣY²=232823 ΣXY=207960 Dari data tersebut, maka dapat dicari koefesien korelasi :
rxy
NΣXY – (ΣX) (ΣY)
=
√[NΣX² – (ΣX)²][NΣY² – (ΣY)²]
rxy
(40) (207960) – (2724) (3045)
=
√[(40)(189816) – (2724)²][(40)(232823) – (3045)²]
rxy
(8318400) – (8294580)
=
√[(7592640) – (7420176)][(9312920) – (9272025)]
rxy
=
23820___ √(172464) (40895)
rxy
=
23820__ √131569
= 23820__ 3627244
rxy
= 0,65
Dari perhitungann tersebut, maka dapat diketahui bahwa korelasi antara minat belajar terhadap peningkatan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam sebesar 0,65 Sebelum diberikan interpretasi data, terlebih dahulu dikemukakan kembali hipotesa penelitian yaitu: Ha (Hipotesa Alternatif) : Adanya korelasi positif yang signifikan antara minat belajar terhadap peningkatan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam Ho (Hipotesa Nihil) : Tidak adanya korelasi positif yang signifikan antara minat belajar terhadap peningkatan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam
Besarnya “r” product moment (rxy)
Interpretasi Antara variabel x dan variabel y memang
0,00 – 0,20
terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah/sangat rendah
0,20 – 0,40
0,40 – 0,70
0,70 – 0,90
0,90 – 1,00
Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang lemah/rendah Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang sedang/cukup Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang kuat/tinggi Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang sangat kuat/tinggi
b. Interpretasi dengan cara berkonsultasi pada tabel nilai “r” Product Moment Menguji kebenaran/kepalsuan dari hepotesa yang telah diajukan, dengan jalan membandingkan besarnya ”r” product moment dengan “r” yang tercantum dalam tabel (rt), dengan terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (db) atau degrees of freedomnya (df) yang rumusnya adalah sebagai berikut:
df = N – nr Keterangan: df = Degrees Of Freedom N = Number of Cases Nr = Banyaknya variable yang dikorelasikan df = 40-2 = 38. Kemudian dapat dilihat melalui tabel niali “r” product moment, maka diperoleh taraf signifikan 5% dalam r tabel sebesar 0,304 dan taraf signifikan 1% didapatkan nilai r tabel sebesar 0,393. Nukilan tabel nilai koefesien korelasi “r”product moment dari pearson untuk berbagai df Df.
Banyaknya variabel yang dikorelasikan
(degrees of freedom)
2
atau
Harga “r” pada taraf signifikansi:
db.
5%
1%
21
0,413
0,526
22
0,404
0,515
23
0,396
0,505
24
0,388
0,496
25
0,381
0,487
26
0,374
0,478
27
0,367
0,470
28
0,361
0,463
29
0,355
0,456
30
0,349
0,449
35
0,325
0,418
40
0,304
0,393
45
0,288
0,372
50
0,273
0,354
60
0,250
0,325
(derajat bebas)
Dengan demikian rxy yang diperoleh yaitu 0,65, sedangkan r tabel masing-masing sebesar 0,304 dan 0.393. karena rxy pada taraf signifikan 5% < dari r tabel (0,65 < 0,304), maka pada taraf signifikan 5% hipotesa alternatif diterima sedangkan hipotesa nihil ditolak. Kemudian rxy pada taraf signifikan 1% < dari r tabel (0,65 < 0,393), maka taraf signifikan 1% hipotesa alternatif diterima sedangkan hipotesa nihil ditolak. Dapat diberi interpretasi terhadap rxy atau r hitung bahwa terdapat korelasi positif yang signifikan antara minat belajar terhadap peningkatan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam di SMP Islam Parung. Sedangkan untuk mengetahui kontribusi (sumbangan) yang diberikan variabel X terhadap variabel Y digunakan rumus koefisien determinan sebagai berikut: KD
= r² x 100% = (0,65)² X 100% = 0,4225 X 100% = 42,25%
Dari perhitungan tersebut diperoleh KD sebesar 46,24%, maka diketahui bahwa minat belajar mempengaruhi peningkatan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam sebesar 46,24%. berarti ada faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar Pendidikan Agama Islam yaitu sebesar 57,75% Untuk melihat keberartian atau keeratan hubungan antara variabel X dengan Y menggunakan uji t. Dengan demikian rxy yang diperoleh yaitu 0,65, sedangkan r tabel masing-masing sebesar 0,304 dan 0.393. karena rxy pada taraf signifikan 5% < dari r tabel (0,65 < 0,304), maka pada taraf signifikan 5% hipotesa alternatif diterima sedangkan hipotesa nihil ditolak.
BAB V PENUTUP 1. Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis dapat mengemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Siswa SMP Islam Parung mempunyai minat yang cukup baik pada bidang studi pendidikan agama Islam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam akan meningkat apabila terdapat minat belajar yang tinggi. Dalam kaitannya minat belajar dan juga pelaksanaan pengajaran Pendidikan Agama Islam peran kepala sekolah dan juga guru PAI dapat memberikan kontribusi yang besar dalam rangka meningkatan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam secara maksimal 2. Berdasarkan pada pengujian hipotesis bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara minat belajar terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam, hal tersebut dapat dilihat berdasarkan pada jumlah nilai. rxy lebih besar dari r tabel .
2. Saran
Ada beberapa saran yang penulis kemukakan yang kiranya dapat menjadi masukan guna meningkatkan pembelajaran PAI yang lebih baik bagi SMP Islam Parung, yaitu: Kepada para siswa SMP Islam Parung hendaknya: Hendaknya para siswa dapat belajar PAI dengan sungguh-sunguh dan juga mengikuti kegiatan ekstrakurikuler agama yang diadakan di sekolah, dan mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan PAI di luar sekolah karena hal itu bisa menjadi pengalaman dan penambahan pengetahuan keagamaan, dan juga dapat bermanfaat di diri sendiri dan masyarakat kelak Untuk guru PAI diharapkan a.
Memberikan pengarahan kepada siswa/i mengenai teknik dan cara belajar PAI yang efektif, sehingga siswa dapat termotivasi dalam mempelajari PAI dengan baik.
b.
Hendaknya guru selalu memotivasi siswa siswi agar berminat dalm pendidikan agama Islam.
c.
Menerapkan metode yang variatif, efektif dan efesien dalam kegiatan belajar mengajar sehingga penyampaian materi PAI tidak terkesan monoton yang menyebakan siswa malas dan bosan belajar PAI
DAFTAR PUSTAKA
Shaleh Abdul Rahman dan Muhbib Abdul Wahab., Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, JAkarta : Pre Nada Media, 2004 Abror, Abdurrahman., Psikologi Pendidikan, Yogyakarta PT. Tiara Wacana Yogya, cet.ke-4,1993 Ali,Abdullah., Trilogi Riset, Cirebon: Biro Riset dan Badan Penelitian Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Gunung Jati, Cirebon, Cet ke-1. Arifin, Zainal., Evaluasi Instruksional; Prinsip, Tehnik dan Prosedur, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1990 Arikunto, Suharsimi., Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, Cet. 1, 1993 Azhari, Akhyas., Psikologi Pendidikan, Semarang: Dina Utama, 1996), Cet. Ke -1 Departemen Agama, RI, alqur’an dan terjemahannya, Semarang: CV Asysyifa’ Dalyono., Psikologi pendidikan, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1997, Cet. I Hurlock,Elizabeth B perkembangan anak jilid II, Alih Bahasa oleh: Med. Meitasari Tjandrasa Jakarta:Erlangga, cet. 1 Iska, Zikri Neni., Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan Jakarta : Kizi Brother’s, Cet 2, 2008 Barret Jim & Geoff, Tes Bakat Anda, Jakarta:Gaya media pratama, 2002. Kartono, Kartini Bimbingan Belajar siswa di SMA dan Perguruan Tinggi, Jakarta: CV. Rajawali Pers, Cet1,1985 Marimba, A. D; Pengantar filsafat pendidikan Islam, Bandung: al-Ma’rif, Cet ke1, 1981 Moh. Uzer Usman., menjadi guru profesional, Bandung: Rosdakarya, 2005 Cet. Ke 2. Nasution Noehi, et. Al., Psikologi pendidikan, Jakarta: Ditjen Lembaga Islam, Depag, Cet ke-2, 2002 CrowL. & Crow., Psikologi pendidikan, Yogyakarta: Nur Cahya, 1989, Terjemah dari Education psyologi, cet ke-1
Poerwadarmita, WJS Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, cet ke-1, 1996 Sarwano, Sarlito wirawan., Pengantar Psikologi Umum, Jakarta Bulan Bintang, 1996, Cet VII Sobur,Alex psikologi umum, Suryabrata, Sumardi., Psikologi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, cet. Ke-11 2002 _________., Proses Belajar Mengajar di SLTA , Yogyakarta: Andi Offset, 1983 Sabri, Alisub., Pengantar Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, Cet. 1, 1996) _________, Pengantar Psikologi umum dan perkembangan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, cet I, 1996, Sudjiono, Anas., Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Press, 1995 Sumarto, Kamanto Pengantar Sosiologi, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, Cet. I, 1993, Sukardi, Dewa Ketut Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah, Surabaya: Usaha Nasional Syah, Muhibbin., Psikologi Pengajaran Remaja, Bandung: Rosda Karya, 1997 Tim Penyusun kamus dan pengembangan bahasa, Kamus besar bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka , cet 1, 1988 Tirtonegoro, Suratimah Anak Supernormal dan Program Pendidikannya, Jakarta: PT Bina Aksara. Undang-undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional, Jakarta: PT kloang klade petra timur bekerja sama dengan koperasi primer praja mukti departemen dalam negeri, 2003 Widodo, Supriono, Ahmadi, Psikologi Belajar, Jakarta : PT. Rineka Cipta, cet. I 1991. Winkel, W.S, Psikologi Pengajaran, Jakarta: PT.Grafindo, Cet ke-4, 1996,
KISI-KISI INSTRUMEN Variabel
Dimensi
Minat
Perasaan Senang
Perasaan Tertarik
Perhatian
Indikator Tidak terlambat di dalam pelajaran pendidikan agama Isalm
4 5
Tidak mau diganggu ketika pelajaran berlangsung
7
Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari guru
8
Kegiatan diluar sekolah. Mengulangi pelajaran PAI di rumah Membaca buku-buku agama secara rutin Mengerjakan PR
Mengerjakan Tugas
Prestasi belajar ANGKET UNTUK SISWA
1,2,3
Betah di kelas Mengambil posisi duduk didepan Bertanya tentang hal yang tidak diketahui
Aktif dalam belajar dan diskusi kelas Nilai yang bagus
Giat Belajar
No soal
Mengerjakan tugas disekolah
Nilai raport siswa
6
9,10,11 12 13,14 15 16,17
18 19,20
a. b. c. d.
Perhatikan dan pahamilah pertannyaan dengan baik Berikan tanda silang pada jawaban yang kamu anggap paling tepat Pendapat kamu tidak akan berpengaruh terhadap nilai raport Angket ini hanya untuk kepentingan ilmiah, maka diharapkan jawaban objektif dan jujur.
Nama : Kelas : 1. Saya cepat datang ke sekolah jika hari itu ada pelajaran PAI a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 2. Saya selalu tepat waktu dalam pelajaran PAI a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 3. Saya selalu hadir di kelas untuk mengikuti pelajarn PAI a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 4.Saya betah di kelas jika belajar pada pelajaran PAI a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 5. Saya duduk didepan ketika pelajaran PAI berlangsung a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 6. Saya mengajukan pertanyaan jika ada yang tidak saya mengerti pada pelajaran PAI c. Selalu c. Kadang-kadang d. Sering d. Tidak pernah 7. Apakah anda tidak suka diganggu ketika pelajaran PAI berlangsung? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 8. Saya selalu konsentrasi mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru PAI . a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 9. Anda termasuk siswa yang aktif dalam belajar PAI? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 10. Anda termasuk siswa yang aktif dalam kegiatan diskusi di dalam kelas?
a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
11. Saya tidak takut mengeluarkan pendapat dalam pelajaran PAI a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 12. Apakah anda mendapat nilai raport yang bagus? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 13 Saya akan tetap belajar walaupun tidak ada ujian? c. Selalu c. Kadang-kadang d. Sering d. Tidak pernah 14. Mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan PAI di luar sekolah? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 15. Apakah anda mengulangi pelajaran PAI di rumah? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 16. Apakah anda rutin membaca buku-buku PAI? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 17. Menurut anda apakah banyak membaca buku-buku PAI menjamin nilai raport tinggi? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 18. Apakah anda senang bila guru agama memberikan pekerjaan rumah? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 19. Bila guru PAI memberikan ulangan mendadak maka saya selalu siap a. Selalu c. Kadang-kadang b.Sering d. Tidak pernah 20. Ketika guru agama menyampaikan materi apakah anda mencatat hal-hal yang penting walaupun guru agama tidak memerintahkan? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah