HUBUNGAN KECERDASAN VERBAL SISWA KELAS XI MIA DI SMA NEGERI 5 PALEMBANG DENGAN KETERAMPILAN DISKUSI MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SKRIPSI SARJANA S.1
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam ( S.Pd.I. ) Oleh:
DINI FEBRIANI SIDAURUK Nim: 11 21 0049 Jurusan Pendidikan Agama Islam
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG 2015
2
Kepada Yth, Hal: Persetujuan Pembimbing
Bapak Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Fatah di_ Palembang
Assalammu’alaikum Wr. Wb Setelah kami periksa dan diadakan perbaikan-perbaikan seperlunya, maka skripsi yang berjudul “Hubungan Kecerdasan Verbal Linguistik Terhadap Keterampilan Diskusi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas XI MIA di SMA Negeri 5 Palembang”, yang ditulis oleh saudari Dini Febriani Sidauruk NIM. 11 21 0049 telah dapat diajukan dalam sidang munaqosyah Fakultas Tarbiyah UIN Raden Fatah Palembang. Demikian dan terima kasih Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Palembang,
2015
Pembimbing I
Pembimbing II
Dra. Elly Manizar, M.Pd.I NIP. 19531203 198003 2 2002
M. Hasbi, M. Ag. NIP. 19760131 200501 1002
3
HALAMAN PENGESAHAN Skripsi Berjudul: HUBUNGAN KECERDASAN VERBAL SISWA KELAS XI MIA DENGAN KETERAMPILAN DISKUSI MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NEGERI 5 PALEMBANG Yang ditulis oleh saudari DINI FEBRIANI SIDAURUK, NIM 11 21 0049 Telah dimunaqosyahkan dan dipertahankan Di depan panitia penguji Skripsi Pada tanggal 30 September 2015 Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Palembang, 30 September 2015 Universitas Islam Negeri Raden Fatah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Panitia Penguji Skripsi Sekretaris
Ketua
M.Ag. Penguji I Alimron, : Dr. Ismail Sukardi, M.Ag NIP. 19720213 200003 1 002 NIP. 19691127 199603 1 002 Penguji II
: Drs. Kms. Mas’ud Ali, M.Pd.I NIP. 19600531 200003 1 001
Aida Imtihana, M.Ag. ( NIP. 19720122 199803)2 002
(
Mengesahkan Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Dr. H. Kasinyo Harto, M.Ag. NIP. 19710911 199703 1 004
)
4
MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto : “ No Words For Being Late To Begin Something ” Because Nothing Impossible In This World By Working And Praying Hardly Fighting ! Skripsi ini khusus ku persembahkan kepada:
My Lovely Father and Mothers “Muhammad Udin Sidauruk , Lily Erlinda dan Yenni Hartati” that have given me big motivation. My Grandmother (Nurmila Dori) My Naugthy Brother and My Lovely Sister (Imam Prabujaya and Mutiara Khalisa Sidauruk) My Family (Dahlan Saragih and Family Mr. Bahtiyar All of students “PAI 2” My netbook that always accompany me to finish my Last Project. My friends who always ask about my Last Project. Religion, Nation, and my lovely Almamater.
5
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji hanya bagi Allah SWT, Tuhan seluruh alam semesta, karena berkat rahmat, taufik dan hidayah-Nya serta kekuatanNya yang diberikan kepada penulis, sehingga dapat merampungkan skripsi yang berjudul ”Hubungan Kecerdasan Verbal terhadap Keterampilan Diskusi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas XI MIA di SMA Negeri 5 Palembang”. Shalawat beriring salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan dan tauladan kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan pengikut beliau yang selalu istiqomah di jalan-Nya. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I), pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari banyak mengalami kesulitan dan hambatan, namun berkat pertolongan Allah SWT, serta bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat merampungkan skripsi ini. Untuk itu, penulis sampaikan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat: 1. Bapak Prof. Dr. H. Aflatun Muchtar, MA selaku Rektor UIN Raden Fatah Palembang.
6
2. Bapak Drs. H. Akmal Hawi, M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN Raden Fatah Palembang. 3. Ibu Nurlaeli, M. Ag. selaku Penasehat Akademik. 4. Ibu Drs. Elly Manizar, M.Pd.I dan Bapak M. Hasbi, M.Ag selaku Pembimbing I dan II yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pemikirannya dalam penyelesaian skripsi ini. 5. Bapak Drs. H. Budiono Marihan, M.Si selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 5 Palembang yang telah memberikan izin melakukan penelitian ini, beserta para stafnya yang telah membantu memberikan data yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini. 6. Ayah dan Mama, Nenek, Adek Imam dan Mutiara, Mama Dewi & keluarga, Mama Leni & keluarga, Ayah dan Ibu Angkat q dan seluruh keluarga dari Ayah serta para sepupu yang tidak henti-hentinya mendo’akan pada setiap kesempatan dan selalu memberi motivasi demi kesuksesan penulis. 7. Para guru dan dosen yang telah memberikan ilmu-ilmu yang sangat berharga dan selalu memberikan motivasi kepadaku untuk tetap meningkatkan prestasi dan terus belajar hingga menyelesaikan program studi SI. 8. Rekan seperjuangan angkatan’11, terkhusus PAI 02 dan sahabat-sahabat terbaikku. Kalian adalah inspirasi terindah dalam hidupku, tangan kalian selalu terbuka untuk memberikan bantuan dan bibir kalian tak pernah kering untuk memberikan nasehat-nasehat emas demi kedewasaanku serta selalu menemani saat ku menghadapi hal-hal baru yang kadang membingungkanku.
7
9. Kawan-kawan seperjuangan PPLK II di SMA Negeri 5 Palembang. 10. Kawan-kawan seperjuangan KKN di Desa Sukadamai Baru Sungai Lilin Semoga bantuan mereka dapat menjadi amal shaleh dan diterima oleh Allah SWT sebagai bekal di akhirat dan mendapatkan pahala dari Allah SWT. Amin Ya Robbal’Alamin. Akhirnya, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat konstruktif untuk penyempurnaan skripsi ini dan semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi kita semua. Amin. Palembang, Penulis,
2015
Dini Febriani Sidauruk NIM. 11 21 0049
8
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv KATA PENGANTAR .......................................................................................
v
DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii DAFTAR TABEL .............................................................................................
x
ABSTRAK ......................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .......................................................................
1
B. Identifikasi Masalah ..............................................................................
5
C. Batasan Masalah ...................................................................................
6
D. Rumusan Masalah .................................................................................
6
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..........................................................
7
F. Kajian Pustaka ......................................................................................
8
G. Kerangka Teoritis..................................................................................
9
H. Variabel Penelitian ................................................................................ 14 I. Definisi Operasional ............................................................................. 14 J. Hipotesis Penelitian .............................................................................. 15 K. Metodologi Penelitian ........................................................................... 16 L. Sistematika Pembahasan ....................................................................... 23 BAB II KECERDASAN VERBAL DAN KETERAMPILAN DISKUSI A. Kecerdasan Verbal 1. Pengertian Kecerdasan Verbal .......................................................... 25 2. Indikator Kecerdasan Verbal ........................................................... 28
9
3. Strategi Mengembangkan Kecerdasan Verbal ................................ 29 B. Keterampilan Diskusi 1. Pengertian Keterampilan Diskusi .................................................... 32 2. Tujuan Diskusi ................................................................................ 33 3. Manfaat Diskusi .............................................................................. 34 4. Bentuk-bentuk Diskusi .................................................................... 35 5. Indikator Keterampilan Diskusi ...................................................... 36 6. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam berdiskusi ......................... 37 7. Hambatan dalam Diskusi dan Penangulangnya .............................. 38 8. Ukuran untuk Menilai Diskusi dalam Kelompok ........................... 40 C. Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam .............................................. 41 2. Tujuan Pendidikan Agama Islam .................................................... 41 3. Fungsi Pendidikan Agama Islam .................................................... 41
BAB III GAMBARAN UMUM SMA NEGERI 5 PALEMBANG A. Sejarah Singkat SMA Negeri 5 Palembang ......................................... 43 B. Keadaan Guru dan Karyawan .............................................................. 47 C. Keadaan Siswa SMA Negeri 5 Palembang .......................................... 52 D. Keadaan Sarana Prasarana ................................................................... 55 E. Proses Belajar Mengajar ...................................................................... 57 F. Data Prestasi Sekolah ........................................................................... 60 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Penelitian ...........................................................................
63
B. Deskripsi Data ....................................................................................
66
C. Pengujian Hipotesis ...........................................................................
73
10
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................................... 78 B. Saran .................................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 81 LAMPIRAN-LAMPIRAN
11
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 Jumlah Populasi ................................................................................18 Tabel 2 Jumlah Sampel...................................................................................19 Tabel 3 Keadaan Guru dan Pegawai ...............................................................47 Tabel 4 Daftar Guru dan Pegawai ..................................................................48 Tabel 5 Daftar Keadaan Karyawan.................................................................51 Tabel 6 Jumlah Siswa Tahun Ajaran 2014/2015 .............................................52 Tabel 7 Jumlah Siswa dalam 4 tahun terakhir .................................................54 Tabel 8 Sarana Prasarana yang dimiliki SMA Negeri 5 Palembang ...............56 Tabel 9 Struktur Kurikulum SMA Negeri 5 Palembang .................................59 Tabel 10 Skor Maksimum pada Tiap Butir Masing-Masing Soal ....................64 Tabel 11 Distribusi Frekuensi Skor Responden Kecerdasan Verbal ................67 Tabel 12 Persentase Nilai Kecerdasan Verbal Siswa .......................................69 Tabel 13 Distribusi Frekuensi Skor Responden Keterampilan Diskusi ...........70 Tabel 14 Persentase Nilai Keterampilan Diskusi Siswa ...................................72 Tabel 15 Peta Korelasi Kecerdasan Verbal dan Keterampilan Diskusi ...........74
12
ABSTRAK Penelitian ini dengan judul : Hubungan Kecerdasan Verbal Terhadap Keterampilan Diskusi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas XI MIA di SMA Negeri 5 Palembang. Permasalahan dalam skripsi ini adalah guru masih banyak yang beranggapan bahwa siswa hanya sebagai pendukung dalam proses pembelajaran. Padahal siswa merupakan subjek belajar, siswa mempunyai kecerdasan-kecerdasan yang membuat proses pembelajaran berlangsung dengan efektif. Salah satunya kecerdasan verbal. Siswa yang memiliki kemampuan berbicara di dalam diskusi merupakan bagian dari keberhasilan siswa dalam belajar. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui Hubungan Kecerdasan Verbal Terhadap Keterampilan Diskusi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas XI MIA di SMA Negeri 5 Palembang. Selanjutnya jenis penelitian ini adalah Kuantitatif. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah 25 orang siswa. Sedangkan alat pengumpul datanya adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam yaitu data primer adalah pihak yang terkait yakni siswa yang berjumlah 25 orang siswa dan guru, sedangkan sumber data sekunder yaitu diperoleh dari buku-buku dan dokumentasi di SMA Negeri 5 Palembang. Hasil dari penelitian yang penulis lakukan ini yaitu, pertama, tingkat kecerdasan verbal dapat dikatagorikan sedang, terbukti dari 25 siswa sebagai responden terdapat 15 orang atau 60% menyatakan sedang, dikatagorikan sedang karena sebagian besar siswa memiliki kecerdasan verbal., kedua, Keterampilan Diskusi mata pelajaran PAI siswa kelas XI MIA di SMA Negeri 5 Palembang tergolong sedang karena hal ini terbukti dari hasil pengamatan langsung (observasi), dan didapatkan 11 orang atau 44% yang menyatakan sedang, karana Kecerdasan Verbal siswa memberikan kontribusi terhadap proses diskusi di kelas. Ketiga, ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan verbal terhadap keterampilan diskusi pendidikan agama Islam di SMA Negeri 5 Palembang, dengan perhitungan hasil korelasi product momentnya sebesar 0,83 jika dikonsultasikan dengan tabel distribusi t ( t tabel ) maka pada taraf signifikansi 5% adalah 0,396 dan pada taraf 1% 0,505. Ini berarti hipotesis penelitian ini Ha diterima dan Ho ditolak. Kesimpulan dari hasil penelitian yang penulis lakukan, menunjukan bahwa hubungan antara kecerdasan verbal terhadap keterampilan diskusi mata pelajaran PAI mempunyai hubungan yang signifikan. Hal ini dapat dikatakan bahwa kecerdasan verbal mempunyai hubungan yang positif dengan keterampilan diskusi pendidikan agama Islam (PAI) kelas XI MIA di SMA Negeri 5 Palembang.
13
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu perangkat kegiatan untuk terjadinya proses belajar, pada pendidikan di sekolah pembelajaran adalah suatu proses yang mengandung serentetan perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Kegiatan pembelajaran dapatlah berjalan di sekolah apabila terjadi usaha menciptakan sistem kondisi dan lingkungan yang mampu memungkinkan tercapainya tujuan-tujuan dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran terdapat sejumlah tujuan yang hendak dicapai. Pembelajaran dalam hal ini merupakan suatu kumpulan yang terdiri dari komponen-komponen pembelajaran yang saling berinteraksi, berintegrasi satu sama lainnya. Oleh karenanya jika salah satu komponen tidak dapat terinteraksi, maka proses dalam pembelajaran akan menghadapi banyak kendala yang mengaburkan pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan demikian proses pembelajaran terjadi timbal-balik antara guru dan murid. Pada pembelajaran terdapat subyek belajar, merupakan individu yang memiliki otak, dari otak diperoleh kecerdasan. Setiap siswa memiiki kecerdasan berbeda-beda. Kecerdasan adalah kemampuan umum setiap individu dalam berbagai tingkat. Kecerdasan juga merupakan salah satu faktor utama penentu sukses atau gagalnya 1
14
peserta didik belajar di sekolah. Peserta didik mempunyai taraf kecerdasan rendah atau dibawah normal sukar diharapkan berprestasi tinggi. Tetapi tidak ada jaminan bahwa dengan taraf kecerdasan tinggi seseorang secara otomatis akan sukses belajar di sekolah. Otak manusia yang terbagi dua belahan kanan dan kiri dan tersusun dari beberapa lobus dan area, dari sinilah didapat kecerdasan majemuk yang dipelopori oleh Howard Gardner, seorang psikolog terkemuka dari Harvard University, menemukan bahwa sebenarnya manusia memiliki beberapa jenis kecerdasan. Howard menyebutnya sebagai kecerdasan majemuk atau Multiple Intelligence. Howard menemukan delapan kecerdasan, namun dalam perkembangan selanjutnya, ia berhasil menemukan satu kecerdasan lagi. Sehingga sampai hari ini diperkirakan setiap manusia memiliki sembilan jenis kecerdasan. Kesembilan jenis kecerdasan itu adalah : Kecerdasan Verbal lingustik, kecerdasan logis matematik, kecerdasan visual spasial,
kecerdasan
music,
kecerdasan
jasmaniah
kinestetik,
kecerdasan
interpersonal, kecerdasan intrapersonal,kecerdasan naturalistic dan kecerdasan eksistensialis.1 Setiap manusia memiliki semua jenis kecerdasan itu, namun hanya ada beberapa yang dominan atau menonjol dalam diri seseorang. Salah satu di antara kecerdasan majemuk di atas kecerdasan verbal lingustik yang sangat dihargai dalam dunia modern sekarang, karena orang cenderung untuk menilai orang lain dari cara mereka berbicara dan menulis. Kemampuan berbicara 1
Muhammad Yaumi, Nurdin, Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Jamak (Mulitiple Intelligences) Mengindentifikasi dan Mengembangkan Mulitalenta Anak, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2013), hlm. 11
15
merupakan salah satu dari aspek paling penting yang digunakan ketika seseorang sedang membentuk kesan pertama. Kecerdasan verbal lingsutik mengacu pada kemampuan untuk menyusun pikiran dengan jelas dan mampu menggunakan kemampuan ini secara kompeten melalui kata-kata untuk mengungkapkan pikiran-pikiran ini dalam berbicara, membaca, dan menulis. Dalam hal ini sesuai dengan firman Allah Swt :
ْ أف݉ ي َدب ٨٦ َروا ٱلقول أ݊ جآءه َا ل يأت ءابآءه ٱۡ َولين Artinya : Maka Apakah mereka tidak memperhatikan Perkataan (Kami),atau Apakah telah datang kepada mereka apa yang tidak pernah datang kepada nenek moyang mereka dahulu ? (QS. Al-Mukmin : 68).2 Siswa yang memiliki kecerdasan verbal yang tinggi tidak hanya akan memperlihatkan suatu penguasaan bahasa yang sesuai, tetapi juga dapat menceritakan kisah, berdebat, berdiskusi, dan melaksanakan berbagai tugas lain yang berkaitan dengan berbicara.3 Salah satu cara untuk mengembangkan kecerdasan verbal lingustik yaitu dengan berdiskusi kelompok. Dengan guru memberikan materi yang akan di diskusikan oleh siswa, maka siswa tersebut akan mencari solusi terhadap persoalan yang dihadapi
2
Al-Quran Dan Terjemahan, (Surakarta : Pustaka Al-Hanan,2009). May Lwin, dkk, Cara Mengembangkan berbagai Komponen Kecerdasan, (Yogyakarta: Indeks, 2008), hlm. 11 3
16
dengan mengumpulkan sejumlah paparan pendapat secara spontan dari masingmasing anggota. Metode berdiskusi sebenarnya telah digunakan di SMA Negeri 5, bahkan setiap sekolah telah menggunakan metode diskusi ini. Namun, penggunaan metode diskusi kelompok ini belum dimaksimalkan. Sehingga proses pembelajaran efektif belum ditemui di akhir proses pembelajaran berlangsung. Para siswa hanya mengikuti apa yang diperintahkan oleh guru yaitu berdiskusi, tetapi mereka tidak berusaha dengan semaksimal mungkin untuk memahami materi-materi yang mereka baca untuk di diskusikan di dalam kelas. Jadi, kecerdasan yang mereka miliki tidak dapat dikembangkan secara maksimal. Apalagi materi-materi tentang sejarah Islam yang kebanyakan berbentuk penjelasan yang membutuhkan pemahaman dan penjelasan. Para siswa terkadang tidak dapat menjelaskan kembali apa yang telah mereka diskusikan dengan bahasa mereka sendiri secara lisan. Di samping terkait dengan pemahaman siswa, metode diskusi seperti yang diterapkan selama ini tidak memberikan sumbangsih untuk mengembangkan kecerdasan siswa. Terutama kecerdasan verbal yang menjadikan siswa mampu menjelaskan kembali materimateri yang telah didiskusikan bersama kelompoknya. Melihat kondisi di atas, penulis termotivasi untuk mengangkat permasalahan ini dengan melakukan penelitian kuantitatif di SMA Negeri 5 Palembang dengan topik sejauh mana hubungan antara kecerdasan verbal lingustik dan keterampilan diskusi siswa dalam menjelaskan materi Pendidikan Agama Islam dengan judul “Hubungan
17
Kecerdasan Verbal Siswa Kelas XI MIA di SMA Negeri 5 Palembang Dengan Keterampilan Diskusi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam “
B. Identifikasi Masalah Pra-observasi penulis ke lokasi penelitian mengidentifikasi mengidentifikasi masalah atau gejala-gejala yang tampak terjadi di lokasi kejadian penelitian sebagai berikut : 1. Guru kurang memperhatikan kemampuan berbicara siswa dalam proses belajar mengajar 2. Siswa kelas XI MIA 5 kurang memberikan perhatian terhadap proses diskusi di kelas. 3. Ada beberapa siswa yang pintar secara tertulis, namun kurang dalam kemampuan bicara di dalam kelas. 4. Guru masih menyamaratakan kecerdasan-kecerdasan yang dimiliki siswa di kelas. Dari beberapa gejala-gejala yang berkembang tersebut, penulis menjadi termotivasi untuk meneliti hubungan kecerdasan verbal terhadap keterampilan diskusi di SMA Negeri 5 Palembang.
C. Batasan Masalah
18
Agar penelitian ini lebih terfokus, maka penulis membatasi penelitian ini sebagai berikut: Kecerdasan verbal yang penulis maksud disini adalah kemampuan-kemampuan siswa dalam proses belajar. Kemampuan tersebut ialah kemampuan berbicara (berbahasa) dalam mengikuti diskusi kelompok. Penelitian ini saya fokuskan terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan materi Sejarah Perkembangan Islam pada masa kini, Siswa kelas XI sebagai sampel dari penelitian saya. Disini saya meneliti terhadap siswa kelas XI pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang memiliki kemampuan yang baik dalam mengikuti proses diskusi di kelas.
D. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah tersebut di atas maka dapat rumusan masalah penelitian ini adalah: 1. Bagaimana Kecerdasan verbal siswa kelas XI dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 5 Palembang ? 2. Bagaimana Keterampilan Diskusi dalam Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 5 Palembang ? 3. Bagaimana Hubungan Antara Kecerdasan Verbal Dan Keterampilan Diskusi siswa kelas XI dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 5 Palembang ? E. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
19
Berangkat dari rumusan masalah dan batasan masalah diatas, maka penulis menetapkan tujuan penelitian ini sebagai berikut: 1. Untuk Mengetahui Bagaimana Kecerdasan Verbal siswa kelas XI dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan di SMA Negeri 5 Palembang. 2. Untuk Mengetahui Keterampilan Diskusi siswa kelas XI dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 5 Palembang. 3. Untuk
Mengetahui
Hubungan
Antara
Kecerdasan
Verbal
dan
Keterampilan Diskusi siswa kelas XI pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 5 Palembang. Sedangkan kegunaan penelitian, penulis kategorikan menjadi dua bagian, yaitu secara teoritis dan praktis. Kegunaan penelitian tersebut sebagai berikut : 1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi mahasiswa dalam mempresentasikan dan diskusi di depan teman-teman. Selain itu diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan referensi, bahan bacaan ataupun bahan temuan bagi yang ingin mengadakan penelitian selanjutnya. 2. Secara praktis, sebagai bahan pertimbangan dalam rangkan memperbaiki dan meningkatkan kualitas lulusan UIN Raden Fatah Palembang khususnya Jurusan PAI sehingga pendidik yang profesional benar-benar terwujud. F. Tinjauan Kepustakaan
20
Tinjauan kepustakaan maksudnya meninjau atau memeriksa kepustakaan, baik kepustakaan Fakultas Tarbiyah maupun Institut untuk mengetahui apakah permasalahan ini sudah ada mahasiswa yang menelitinya dan membahasnya. Setelah mengadakan pemeriksaan terhadap beberapa kepustakaan, maka diketahui sudah ada beberapa hasil penelitian yang bisa dijadikan rujukan, diantaranya adalah: Asri Karolina (2010) dalam skripsinya yang berjudul, “Analisis Hasil Penerapan Teknik Speed Reading Terhadap Kecerdasan Verbal Siswa Dalam Menjelaskan Materi Fiqih (Studi Eksperimen Di MTs Patra Mandiri Plaju)”. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa terdapat hubungan yang positif dan sangat signifikan antara teknik Speed Reading dengan Kecerdasan Verbal siswa pada materi fiqih di Mts Patra Mandiri Plaju.4 Dedi Yusuf (2012) dalam skripsinya yang berjudul, “Hubungan Antara Kebiasaan Membaca, Kecerdasan Verbal Lingustik, dan Hasil Belajar Siswa kelas IV di SD Negeri Sumowono 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Semester II Tahun Ajaran 2011/2012”. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa terdapat hubungan yang positif antara kebiasaan membaca/ kecerdasan verbal lingustik dan hasil belajar. Lenny Minarti (2014) dalam skripsinya yang berjudul, “Hubungan antara Kecerdasan Verbal- Lingustik dan Dukungan Sosial dengan Prestasi Belajar pada Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas VIII SMPN 2 Bae Kudus”. Dalam
4
Asri Karolina, Analisis Hasil Penerapan Teknik Speed Reading Terhadap Kecerdasan Verbal Siswa Dalam Menjelaskan Materi Fiqih (Studi Eksperimen Di MTs Patra Mandiri Plaju), (Palembang : IAIN Raden Fatah, 2010).
21
penelitian ini dijelaskan bahwa terdapat hubungan yang positif antara kecerdasan verbal-lingustik, dukungan sosial, dan prestasi belajar. Dari hasil 3 penelitian diatas, bahwa ada kesamaan dengan penelitian yang penulis rencanakan, yaitu dari segi kecerdasan verbal lingustik Namun terdapat perbedaan dari substansi permasalahan tersebut, yang mana penelitian yang penulis rencanakan terfokus pada hubungan kecerdasan verbal siswa kelas XI MIA di SMA Negeri 5 Palembang dengan keterampilan diskusi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
G. Kerangka Teori Secara teori kecerdasan verbal lingustik adalah kemampuan untuk menggunakan bahasa, termasuk bahasa ibu dan bahasa-bahasa asing, untuk mengekspresikan apa yang ada di dalam pikiran dan memahami orang lain. Kecerdasan lingustik disebut juga kecerdasan verbal karena mencakup kemampuan untuk mengekspresikan diri secara lisan dan tertulis, serta kemampuan untuk menguasai bahasa asing.5 Kecerdasan Verbal linguistik merupakan kecerdasan berpikir dalam kata-kata yang mencakup kemahiran dalam berbahasa untuk berbicara, menulis, membaca, menghubungkan, dan menafsirkan.6 Kecerdasan ini juga mengacu pada kemampuan untuk menyusun pikiran dengan jelas dan mampu menggunakan kemampuan ini
5
Yaumi dan Ibrahim, Pembelajaran berbasis Kecerdasan Jamak (Multiple Inteligences) Mengidentifikasi dan Mengembangkan Multitalenta Anak, (Jakarta : Kencana Group, 2013), hlm.13 6 Bobbi DePorter, dkk., Quantum Teaching Mempraktikkan Quantum Learning di RuangRuang Kelas, (Bandung: Kaifa, 2004), hlm. 97.
22
secara kompeten melalui kata-kata untuk mengungkapkan pikiran-pikiran ini dalam berbicara, membaca, dan menulis. Kecerdasan verbal jelas merupakan kecerdasan yang dapat dikembangkan. Semakin kita mengembangkan kekuatan kosakata, otak kita semakin mampu membedakan dan mengkomunikasikan segala sesuatu dengan cara yang makin halus, makin canggih, dan makin bermakna.7 Kecerdasan verbal dalam menjelaskan materi baik secara lisan maupun tulisan juga merupakan salah satu indikator bahwa siswa memahami materi yang telah disampaikan. Adapun perkembangan dan pertumbuhan kecerdasan verbal pun diakui sebagai faktor terpenting dan satu-satunya yang menentukan keberhasilan di sekolah dan ditempat kerja. Kemampuan otak menggunakan kata-kata merupakan tanda, isyarat, ungkapan bahwa kita cerdas. Semakin kita mampu bermain-main dengan kata-kata, menggunakan kata-kata, melihat berbagai macam hubungan di antara kata-kata, dan menggunakan kata-kata yang makin besar jumlahnya, orang semakin menganggap kita cerdas di bidang ini.8
Kecerdasan Verbal lingustik memiliki beberapa indikator atau ciri-ciri khusus dari kecerdasan. Individu yang memiliki kecerdasan ini cenderung menunjukkan hal-hal berikut:
7
Thomas Amstrong, Seven Kinds Of Smart menemukan dan meningkatkan kecerdasan anda berdasarkan teori multiple inteligence, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,2002), hlm. 30. 8 Tony Buzan, Head First 10 Cara Memanfaatkan 90% Dari Kehebatan Otak Anda Yang Selama Ini Belum Pernah Anda Gunakan,(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), hlm.195.
23
1. Senang dan efektif berkomunikasi, baik lisan maupun tertulis 2. Senang berdiskusi dan mengikuti debat suatu masalah 3. Senang membaca dan mampu mencapai pemahaman tinggi. Mereka mampu menangkap makna di balik kata-kata 4. Mampu berbicara dengan banyak kosa kata dan mendeskripsikan secara lebih jelas 5. Menulis secara jelas. Mereka mampu membayangkan apakah pembacanya mampu memahami apa yang di tulisnya.9 Lwin mengemukakan pengaruh kecerdasan verbal lingustik terhadap peserta didik antara lain : 1. Meningkatkan keterampilan memahami makna pada suatu bacaan. 2. Meningkatkan keterampilan menyusun ide dan gagasan secara efektif dalam bentuk tulisan. 3. Meningkatkan keterampilan berkomunikasi guna menjalin hubungan dengan sesama dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam situasi-situasi yang bersifat resmi, seperti pidato pada sebuah acara di sekolah. 4. Meningkatkan keterampilan memberi tanggapan yang efektif dalam sebuah pembicaraan.10
9
Gardner Howard, Kecerdasan Majemuk Teori dalam Praktek, (Batam: Interaksa,2003),
hlm.342. 10
Lwin, M. et al, Cara Mengembangkan Berbagai Metode Komponen Kecerdasan: Panduan Praktis bagi Guru, Masyarakat Umum, dan Orang Tua, Alih Bahasa Christine Sujana (Jakarta: Indeks,2008), hlm.13
24
Sementara Diskusi merupakan pemberian jawaban atas pertanyaan atau pembicaraan serius tentang suatu masalah objektif yang berasal dari bahasa Latin yaitu discutere, yang berarti membeberkan masalah. Diskusi juga berarti tukar menukar pikiran di dalam kelompok kecil maupun kelompok besar.11 Sementara menurut Tarigan, hakikat diskusi adalah metode untuk memecahkan permasalahan dengan proses berpikir kelompok. Oleh karena itu, diskusi merupakan suatu kegiatan kerja sama atau aktivitas koordinatif yang mengandung langkahlangkah dasar tertentu yang harus dipatuhi oleh seluruh kelompok.12 Selain itu, Maidar menyatakan bahwa diskusi pada dasarnya merupakan suatu bentuk tukar pikiran yang teratur dan terarah, baik dalam kelompok kecil atau besar, dengan tujuan untuk mendapatkan suatu pengertian, kesepakatan, dan keputusan bersama mengenai suatu masalah. Bertukar pikiran baru dapat dikatakan berdiskusi apabila: 1) ada masalah yang dibicarakan, 2) ada seseorang yang bertindak sebagai pemimpin diskusi, 3) ada peserta sebagai anggota diskusi, 4) setiap anggota mengemukakan pendapatnya dengan teratur, 5) kalau ada kesimpulan atau keputusan hal itu disetujui semua anggota.13 Berdasarkan syarat-syarat di atas, ternyata tidak semua bentuk bertukar pikiran dapat digolongkan ke dalam diskusi. Dari beberapa pengertian diskusi di atas dapat
11
Hendrikus, Dori Wuwur, Retorika Terampil Berpidato,Berdiskusi, Beragumentasi, Bernegoisasi, (Yogyakarta: Kanius, 2009), hlm.96 12 Henry Guntur Tarigan, Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung : Angkasa, 2013), Hlm. 4 13 Arsjad, Maidar G, Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia, (Jakarta: Erlangga, 2005), hlm. 37
25
disimpulkan bahwa diskusi merupakan pembicaraan untuk memecahkan suatu permasalahan dalam bentuk tukar pikiran secara teratur dan terarah dan perlu adanya kerja sama, baik dalam kelompok kecil maupun besar dengan tujuan mendapatkan kesepakatan bersama. Berikut aspek penilaian diskusi menurut Arsjad, yang terdiri dari aspek kebahasaan dan nonkebahasaan yang telah dimodifikasi. Adapun aspek yang dinilai dalam diskusi meliputi: 1) keberanian/semangat, 2) kelancaran penggunaan bahasa, 3) kejelasan ucapan, 4) penguasaan masalah, dan 5) aspek pendapat.14 Pendidikan Agama Islam yang pada hakikatnya merupakan proses dalam pengembangannya juga dimaksud sebagai rumpun mata pelajaran yang diajarkan disekolah maupun perguruan tinggi. Di Sekolah Menengah Akhir (SMA) mata pelajaran PAI bersifat umum. Salah satunya pokok bahasan sejarah. Penulis mengadakan penelitian di dalam proses belajar mengajar pada pokok bahasan sejarah peradaban Islam pada masa kini di kelas XI.
H. Variabel Penelitian
14
Ibid., hlm. 87-89
26
Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian atau sering dinyatakan sebagai factor-faktor yang berperan aktif dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.15 Dalam penelitian terdapat dua variabel yaitu variabel pengaruh dan variabel terpengaruh. Variabel pengaruh adalah Kecerdasan Verbal. Sedangkan variabel terpengaruh adalah Keterampilan Diskusi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam agar tergambar dengan jelas apa yang peneliti maksudkan, maka variabel dalam penelitian ini adalah: Variable Pengaruh
Variabel Terpengaruh
Kecerdasan Verbal lingustik
Keterampilan diskusi
I. Definisi Operasional Kecerdasan verbal adalah kemampuan seseorang dalam mengekspresikan apa yang sudah dipikirankan dengan baik secara lisan. Adapun indikator-indikatornya : 1. Menjelaskan ide/masalah dengan relevan 2. Jelas dan rapi dalam pengorganisasian berbicara 3. Menggunakan bahasa yang baik dan benar 4. Menyampaikan ide secara sistematis 5. Mengontrol waktu dalam berbicara.
15
IAIN Raden Fatah, Pedoman Penulisan Skripsi & Karya Ilmiah, (Palembang : Grafika Telindo, 2011), hlm. 16.
27
Sedangkan keterampilan diskusi merupakan kemampuan siswa dalam memberikan pendapat secara sistematis dan teratur, dengan maksud mendapatkan penjelasan yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran di kelas. Adapun indikator-indikatornya yaitu: 1. Keberanian/semangat dalam menyampaikan pendapat 2. Kelancaran dalam menggunakan bahasa 3. Kejelasan dalam pengucapan 4. Menguasai masalah yang akan dibahas 5. Aspek pendapat Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hubungan antara kecerdasan verbal lingustik dan keterampilan diskusi ini dapat dilihat dari kemampuan berbicara siswa dengan bahasa dan kata-kata yang efektif secara lisan dalam berdiskusi.
J. Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan suatu pendapat yang sifatnya masih sederhana. Hipotesis juga merupakan suatu kemungkinan jawaban dari masalah yang diajukan. Dikatakan pendapat yang masih sederhana karena belum diuji oleh kenyataan di lapangan. 16 Ha
: Ada Hubungan Positif yang Signifikan Variable Kecerdasan Verbal Terhadap Keterampilan Diskusi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Siswa Kelas XI di SMA Negeri 5 Palembang
16
Abdullah Idi, Sosiologi Pendidikan Individu, Masyarakat, dan Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hal 52
28
K. Metodologi Penelitian Metodologi berasal dari kata “metode” yang berarti cara yang tepat untuk melakukan sesuatu, dan “logos” yang berarti ilmu atau pengetahuan. Jadi metodologi adalah cara melakukan sesuatu dengan menggunakan fikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan.17 Sedangkan penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporan. Metodologi penelitian adalah suatu cara yang digunakan oleh seorang peneliti dalam mengumpulkan data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian tersebut. Dalam kesempatan ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif. 1. Jenis dan Pendekatan Penelitian a.
Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang penulis teliti ini adalah jenis penelitian Kuantitatif, dengan metoda analisa korelasi, Anas Sudijono, menyatakan bahwa dalam ilmu Statistik istilah korelasi diberi pengertian sebagai hubungan antardua variabel atau lebih.18 Jenis penelitian dengan metode ini dapat digunakan untuk mempelajari hubungan dua variabel, yakni sejauh mana variasi dalam satu variabel berhubungan dengan variabel lain, yakni variabel pengaruh dan variabel terpengaruh. b.
Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan
17 18
kuantitatif
adalah
suatu
pendekatan
penelitian
secara
primer
Cholid Narbuko, dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian,(Jakarta:Bumi Aksara, 2007),hal 1 Anas Sudijono, Op.Cit, hal. 179
29
menggunakan paradigma postositivist dalam mengembangkan ilmu pengetahuan (seperti pemikiran tentang sebab akibat, reduksi kepada variabel, hipotesis, dan pertanyaan spesifik, menggunakan pengukuran dan observasi, serta pengujian teori), menggunakan strategi penelitian seperti eksperimen dan survei yang memerlukan data statistik.19 2. Populasi dan Sampel Menurut Sutrisno Hadi populasi adalah seluruh penduduk yang dimasukan untuk diselidiki, sedangkan sampel adalah sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari populasi.20 a.
Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.21 Adapun populasi yang akan diselidiki dalam penelitian ini adalah seluruh siswa dan siswi kelas XI MIA SMA Negeri 5 Palembang yang berjumlah 180 siswa yang terdiri dari kelas XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, XI IPA 4, XI IPA 5, XI IPA 6, dan XI IPA 7.
No 19
Kelas
Tabel 1 Jumlah Populasi Jenis Kelamin
Jumlah
Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan (Kuantitatif dan Kualitatif) cet. 6, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012) hal 28 20 Sustrisno Hadi, Statistik 2, (Yogyakarta: UGM, 1984), hlm. 340 21 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung : ALFABETA, 2013), hlm. 117.
30
1 2 3 4 5 6 7
XI MIA 1 XI MIA 2 XI MIA 3 XI MIA 4 XI MIA 5 XI MIA 6 XI MIA 7
Laki-laki 10 13 13 10 10 10 9
Perempuan 15 14 13 17 15 16 15
25 27 26 27 25 26 24
Sumber: SMA Negeri 5 Palembang 2015
b.
Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili).22 Mengingat besarnya jumlah populasi dan keterbatasan waktu, biaya serta tenaga, maka penarikan sampel dilakukan Purposive sampling (Sampel bertujuan). Dalam hal ini peneliti mengambil sampel kelas XI MIA 5. Dikarenakan siswa-siswa kelas XI MIA 5 banyak yang memiliki kemampuan berbicara yang baik. Disebabkan mayoritas siswa XI MIA 5 tersebut bergabung dalam organisasi sekolah (OSIS). Jumlah siswa kelas XI MIA 5 ada 25 orang siswa. Tabel 2 Jumlah Sampel 22
Ibid., hlm. 118.
31
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Nama Siswa Aditya Aga K Aldhino Angsal Alfin Cahyo Gia Maysa Putri Ginantha Jombang Hana Nabilah Hanisafitri Intan Rachmadanti M.Aldi Pratama M. Naufal N Mita Pratiwi Morina Ayu Muhammad Rido A Nabila Aprilia Nabilah Amanda Nurul Fadhila Rafli Leo Rinaldo Agustan Rika Aprilia Rohania Santy Putri Oktariany Setio Bakti Utama Tiara Widiasari Winda Febriyanti Yustika Desma
Kelas XI MIA 5 XI MIA 5 XI MIA 5 XI MIA 5 XI MIA 5 XI MIA 5 XI MIA 5 XI MIA 5 XI MIA 5 XI MIA 5 XI MIA 5 XI MIA 5 XI MIA 5 XI MIA 5 XI MIA 5 XI MIA 5 XI MIA 5 XI MIA 5 XI MIA 5 XI MIA 5 XI MIA 5 XI MIA 5 XI MIA 5 XI MIA 5 XI MIA 5
Jenis Kelamin Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan
3. Jenis Dan Sumber Data a.
Jenis Data
Data kuantitatif meliputi jumlah guru, dan jumlah siswa kelas XI di SMA Negeri 5 Palembang. b.
Sumber Data
1) Sumber data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden dan dalam hal ini yang menjadi sumber primernya adalah siswa kelas XI
32
MIA 5 yang berjumlah 25 orang siswa, dan beberapa guru di SMA Negeri 5 Palembang. 2) Sumber data sekunder yaitu data sekunder berupa data yang diperoleh dari buku-buku, dan dokumentasi di SMA Negeri 5 Palembang. Yaitu meliputi data tentang gambaran umum SMA Negeri 5 Palembang, Sejarah berdirinya, Keadaan Siswa, Sarana dan Prasarana serta kegiatankegiatan yang ada di siswa SMA Negeri 5 Palembang. 4. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode sesuai dengan sifat dari data yang akan dihimpun, metode tersebut adalah : a.
Observasi
Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan,
meliputi
kegiatan
perhatian
terhadap
sesuatu
objek
dengan
menggunakan seluruh alat indra. Jadi observasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap.23 Adapun metode observasi awal yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengamati langsung serta mencatat fenomena-fenomena yang ada atau terjadi di lokasi penelitian, diharapkan dengan metode ini penelitian akan lebih objektif. Dari observasi tersebut didapatkan data tentang adakah hubungan antara kecerdasan
23
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 156.
33
verbal dan keterampilan diskusi siswa, juga dapat memperoleh data tentang kondisi umum SMA Negeri 5 seperi fasilitas yang dimiliki oleh SMA Negeri 5 Palembang. b.
Metode Tes
Metode tes yang digunakan peneliti yaitu dengan mengadakan tes lisan secara langsung kepada siswa untuk mengetahui hubungan kecerdasan verbal dan keterampilan diskusi c.
Wawancara
Metode ini dimaksudkan untuk mengetahui data yang berkaitan dengan kecerdasan verbal dan keterampilan diskusi siswa. d.
Dokumentasi
Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Yaitu cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis seperti arsip-arsip, buku-buku, dan lain-lain. Metode ini digunakan untuk mengetahui data berupa arsip-arsip atau dokumen-dokumen yang ada di SMA Negeri 5 Palembang, yang berkaitan dengan penelitian ini meliputi : gambaran umum SMA Negeri 5 Palembang , keadaan guru, jumlah siswa, pegawai, sarana prasarana, dan sebagainya. 5. Teknik Analisis Data Data yang telah diperoleh dari hasil penelitian lapangan dengan menggunakan soal yang sudah diuji tingkat validitas dan reliabilitasnya. Untuk mengetahui data dalam penelitian ini maka penulis menggunakan rumus statistic. Untuk mengetahui bagaimana hubungan kecerdasan verbal terhadap keterampilan diskusi siswa
34
digunakan rumus TSR kemudian dicari persentasenya sedangkan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan verbal dengan keterampilan diskusi mahasiswa penulis menggunakan rumus product moment. 1) Rumus Persentase sebagai berikut : P= P = Nilai yang diperoleh dari F dibagi N x 100 % F = Frekuensi atau jumlah responden. N = Jumlah Responden 2) Rumus TSR sebagai berikut : Tinggi = M + 1 SD ke atas Sedang = M – 1 SD s.d M + 1 SD Rendah = M – 1 SD ke bawah 3) Rumus Product Moment sebagai berikut : a. Mencari Nilai Statistik Dasar b. Mencari Jumlah Kuadrat (JK) JKx = ∑
JKy = ∑
-{ ∑
}
-{ ∑
}
c. Mencari Jumlah produk (JP) JPxy = ∑
-{ ∑
∑
}
d. Mencari Koefisien Korelasi Rxy = JPxy : √{
}
35
e. Mengkonsultasikan Nilai r Hitung dengan r tabel f. Mengintrepretasi Hasil Analisis g. Mencari Koefisien Determinasi h. Mengintrepretasi Hasil Analisis i. Menyimpulkan Hasil Analisis24
L. Sistematika Pembahasan Untuk mempermudah dalam pembahasan dan mudah dalam pencapaian tujuan maka bahasan ini dibagi atas beberapa bab, dan masing-masing bab akan dibagi atas beberapa sub judul. Adapun sistematikanya adalah sebagai berikut : BAB 1, Pendahuluan. Bab ini berisikan latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, variable penelitian, hipotesis penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika pembahasan. BAB II, landasan Teori. Bab ini berisikan pengertian kecerdasan verbal, indicator kecerdasan verbal, keterampilan diskusi siswa, dan hubungan kemampuan kecerdasan verbal dengan keterampilan diskusi siswa. BAB III, Setting Penelitian. Bab ini berisikan selintas tentang SMA Negeri 5 Palembang,
24
hlm. 37-40.
Muhammad Isnaini, Statistik untuk Penelitian, (Palembang : IAIN Raden Fatah, 2010),
36
BAB IV, Hasil Penelitian dan Pembahasan. Berisikan hasil uji instrument penelitian, Kecerdasan verbal, keterampilan diskusi siswa, hubungan kecerdasan verbal terhadap keterampilan diskusi siswa kelas XI MIA di SMA Negeri 5 Palembang. BAB V, Penutup. Bab yang berisikan kesimpulan dan saran.
37
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kecerdasan Verbal 1. Pengertian kecerdasan Verbal Lingustik Kecerdasan berasal dari kata “cerdas” yang berarti sempurna perkembangan akal budinya (pandai, tajam pikirannya dan sebagainya) yang mendapat tambahan kata “ke” dan “an” menjadi kecerdasan yang berarti kesempurnaan perkembangan akal budinya seperti mempunyai kepandaian, ketajaman pikiran dan sebagainya. Menurut Heidenrich Intelegensi menyangkut kemampuan untuk belajar dan menggunakan apa yang telah dipelajari dalam usaha penyesuaian terhadap situasisituasi yang kurang dikenal, atau dalam pemecahan masalah-masalah. Manusia yang belajar sering menghadapi situasi-situasi baru serta permasalahan. Hal itu memerlukan kemampuan individu yang belajar untuk menyesuaikan diri serta memecahkan setiap permasalahan yang dihadapi.25 Inteligensi Lingustik merupakan kemampuan untuk menggunakan dan mengolah kata-kata secara efektif, baik secara lisan maupun tertulis. Inteligensi lingustik berkaitan dengan penggunaan dan pengembangan bahasa secara umum, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis26
25 26
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 143 Arifuddin, Neuro Psiko lingustik, (Jakarta : Rajawali Pers, 2013), hlm. 265
38
Kecerdasan lingustik adalah kemampuan menggunakan kata secara efektif, baik lisan maupun tertulis. Selain itu kecerdasan ini juga meliputi kemampuan memanipulasi struktur bahasa, fonologi atau bunyi bahasa, semantic atau makna bahasa, dimensi pragmatic, atau penggunaan praktis bahasa, menemotorik atau hafalan, eksplanasi dan metabahasa.27 Kecerdasan lingustik verbal disebut juga kecerdasan verbal karena mencakup kemampuan untuk mengekspresikan diri secara lisan dan tertulis, serta kemampuan untuk menguasai bahasa.28 Sementara kecerdasan verbal sering disebut kecerdasan linguistik, yaitu kecerdasan dalam mengolah kata. Kecerdasan verbal juga dapat diartikan sebagai kecerdasan dalam mengunakan bahasa dan kata-kata, baik secara lisan maupun tulisan. Anak-anak dengan kecerdasan jenis ini memiliki kemampuan menyimak yang sangat baik dan merupakan orang-orang yang pandai berbicara dengan tepat. Skill
yang
termasuk
dalam
kecerdasan
verbal-linguistik
adalah
mendengarkan/menyimak, berbicara, menulis, bercerita, menjelaskan, mengajar, menggunakan humor, memahami sintaksis dan arti kata-kata, mengingat informasi, meyakinkan orang lain terhadap pendapatnya, dan menganalisa penggunaan bahasa. 29
27
Dewi, dan Eveline, Mozaik Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media, 2004), hlm. 61-
62. 28
Muhammad Yaumi dan Nurdin, Pembelajaran berbasis Kecredasan Jamak (Mulitiple Intelegences) Mengidentifikasi dan Mengembangkan Multitalenta Anak, (Jakarta : Prenadamedia Group, 2013), hlm. 13 29 Team Website Sekolah Gamaliel Makassar. 2009. Kecerdasan Majemuk dan Gaya Belajar Anak (online):http://www.gamalielschool.org/index.php?option=com_content&view=article&id=46.Diakses pada tanggal 13 Januari 2015, hlm. 2.
39
Kecerdasan ini sangat dihargai dalam dunia modern sekarang, karena orang cenderung untuk menilai orang lain dari cara mereka berbicara dan menulis. Seseorang dengan kecerdasan verbal yang tinggi tidak hanya akan memperlihatkan suatu penguasaan bahasa yang sesuai, tetapi juga dapat menceritakan kisah, berdebat, berdiskusi, menafsirkan, menyampaikan laporan, dan melaksanakan berbagai tugas lain yang berkaitan dengan berbicara dan menulis.30 Adapun perkembangan dan pertumbuhan kecerdasan verbal pun diakui sebagai faktor terpenting dan satu-satunya yang menentukan keberhasilan di sekolah dan ditempat kerja. Kemampuan otak menggunakan kata-kata merupakan tanda, isyarat, ungkapan bahwa kita cerdas. Semakin kita mampu bermain-main dengan kata-kata, menggunakan kata-kata, melihat berbagai macam hubungan di antara katakata, dan menggunakan kata-kata yang makin besar jumlahnya, orang semakin menganggap kita cerdas di bidang ini.31 Selama ini, yang namanya “kecerdasan” senantiasa dikonotasikan dengan “Kecerdasan Intelektual” atau yang lazim dikenal sebagai IQ (Intelligences Quotient). Namun, pada saat ini, anggapan bahwa kecerdasan manusia hanya tertumpu pada dimensi intelektual saja sudah tidak berlaku lagi. Selain IQ, manusia juga masih memiliki dimensi kecerdasan lainnya, yaitu :kecerdasan emosional atau EQ (Emotional Quotient) dan kecerdasan spiritual atau SQ (Spiritual Quotient).
30
May Lwin,dkk, Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan, (Yogyakarta: Indeks, 2008), hlm. 11 31 Tony Buzan, Head First 10 Cara Memanfaatkan 99 % dari Kehebatan Otak Anda yang Selama ini Belum Pernah Anda Gunakan, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), hlm. 190-191.
40
Memasuki abad 21, legenda IQ (Intelligences Quotient) sebagai satu-satunya tolak ukur kecerdasan yang juga sering dijadikan parameter keberhasilan manusia, digugurkan oleh munculnya konsep kecerdasan emosional atau EQ (Emotional Quotient) dan kecerdasan spiritual atau SQ (Spiritual Quotient). Kecerdasan manusia ternyata lebih luas dari anggapan yang dianut selama ini. Kecerdasan manusia bukanlah merupakan suatu hal yang bersifat dimensi tunggal semata, yang hanya bias diukur dari satu sisi dimensi saja (dimensi IQ). Kesuksesan manusia dan juga kebiasaannya, ternyata lebih terkait dengan beberapa jenis kecerdasan selain IQ. Pada umumnya tes IQ terbatas dan tidak menguji cakupan kemampuankemampuan luas yang sering ditunjukkan dan digunakan orang. Dr. Gardner, seorang psikolog, sekaligus professor pendidikan dari Harvard University mengemukakan bahwasanya indicator kecerdasan tidaklah satu melainkan banyak. Dr. Gardner menemukan ternyata manusia belajar dan menunjukkan kecerdasan mereka dalam berbagai cara. Ia juga memperhatikan bahwa bagian otak yang berbeda-beda pula. Ia menemukan teori yang disebutnya Teori Mulitiple Intelegences. 2. Indikator Kecerdasan Verbal Kecerdasan verbal memiliki beberapa indikator atau ciri-ciri khusus dari kecerdasan. Kecerdasan ini ditunjukkan dalam kepekaan bunyi, struktur, makna, fungsi kata, dan bahasa. Individu yang memiliki kecerdasan ini cenderung menunjukkan hal-hal berikut: a. Senang dan efektif berkomunikasi, baik lisan maupun tertulis b. Senang dan baik dalam mengarang cerita c. Senang berdiskusi dan mengikuti debat suatu masalah
41
d. Senang dan efektif belajar bahasa asing e. Senang bermain game bahasa. Mereka menikmati permainan bunyi, peka terhadap kelucuan yang muncul akibat pertukaran bunyi, dan peka terhadap kata-kata f. Senang membaca dan mampu mencapai pemahaman tinggi. Mereka mampu menangkap makna di balik kata-kata g. Mudah mengingat kutipan, ucapan ahli, pakar, ayat h. Tidak mudah salah tulis atau salah eja i. Pandai membuat lelucon. Mereka pandai membuat plecetan, mengaitkan fakta serius dengan fakta yang mirip, tetapi jelas-jelas tak berkaitan dan menimbulkan kelucuan j. Pandai membuat puisi k. Tepat dalam tata bahasa. Mereka peka terhadap struktur, jarang salah susun kata. l. Kaya kosa kata. Mereka mampu berbicara dengan banyak kosa kata dan mendeskripsikan secara lebih jelas. m. Menulis secara jelas. Mereka mampu membayangkan apakah pembacanya mampu memahami apa yang di tulisnya.32
3. Strategi Mengembangkan Kecerdasan Lingustik Verbal Secara umum, cara efektif mengembangkan kecerdasan lingustik verbal dengan menggunakan strategi-strategi sebagai berikut : a.
Memberi sumbang pendapat
Sumbang pendapat atau saran adalah suatu strategi pemyelesaian masalah yang melibatkan kelompok atau individu untuk mencari solusi terhadap persoalan yang dihadapi dengan mengumpulkan sejumlah paparan pendapat secara spontan dari masing-masing anggota. Pemaparan ide yang disampaikan oleh anggota dalam suatu kelompok dapat dikumpulkan dan ditulis langsung di papan tulis, program
32
Nurul Komala, 2013, Makalah Kecerdasan Verbal (Online): http://nurulkomala48.blogspot .com/2013/11/makalah-kecerdasan-lingustik.html, diakses pada tanggal 13 Januari 2015, hlm.10
42
Powerpoint yang disambung dengan projector, atau dapat mengggunakan software inspiration atau kidspiration yang dapat diunduh secara gratis dari internet. Keunggulan sumbang saran adalah dapat menciptakan pandangan-pandangan baru, menyelesaikan masalah, memberi motivasi dan mengembangkan kelompok. Dikatakan member motivasi karena melibatkan setiap angggota dalam kelompok dan memberikan kesempatan kepada kelompok untuk bekerja sama. Namun, bukan berarti bahwa sumbang pendapat hanya semata-mata mengembangkan berbagai aktivitas secara random (acak), melainkan juga membutuhkan aktivitas terstruktur dan mengikuti pola aturan dan prosedur tertentu. b.
Membaca biografi
Salah satu cara memahami hakikat manusia dan alam sekitar adalah belajar melalui membaca buku-buku biografi atau memoir. Memahami pengalaman orang lain dalam menghadapi segala tantangan hidup merupakan contoh konkret yang dapat dijadikan teladan dalam mengatasi kehidupan. Misalnya; belajar bisnis melalui membaca biografi pengusaha, belajar politik melalui memoir politisi, belajar mengelola Negara melalui biografi negarawan, belajar pendidikan melalui biografi pendidik, dan sebagainya. c.
Mendongeng, bercerita
Bercerita atau mendongeng (storytelling) adalah menyampaikan peristiwa melalui kata-kata, gambar, atau suara, yang dilakukan dengan improvisasi atau menambah-nambah dengan maksud untuk memperindah jalannya cerita. Selama ini, bercerita dianggap sebagai salah satu bentuk hiburan bagi anak-anak ketika
43
berkunjung ke sebuah perpustakaan atau mungkin hanya sekedar untuk mengisi waktu senggang di ruang kelas. Namun, bercerita merupakan aktivitas pembelajaran yang dapat berkontribusi pada kemampuan menyajikan informasi, konsep, dan ide-ide, serta dapat mengintegrasikannya ke dalam tujuan pembelajaran yang dapat disampaikan secara langsung kepada peserta didik. Jika telah terintegrasi ke dalam tujuan pembelajara, guru dapat mengarahkan peserta didik untuk menyiapkan bahan cerita sebelum pembelajaran berlangsung. d.
Menulis jurnal
Secara sederhana, menulis jurnal adalah suatu bentuk aktivitas menulis secara teratur tentang pengalaman dan pikiran dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain, bahwa menulis jurnal adalah aktivitas menulis secara berseri yang dilakukan secara terus-menerus untuk merespons pengalaman dan peristiwa pembelajaran. Jurnal mencakup gambaran konkret tentang pengalaman belajar, refleksi perasaan dan emosi, keadaan pemahaman, dan bentuk keterampilan yang mungkin dperoleh dari hasil aktivitas pembelajaran. Suatu jurnal merupakan alat untuk menemukan diri (self-discovery), alat bantu konsentrasi, jendela jiwa, suatu wadah untuk menangkap ide-ide, katup pengaman emosi, wadah untuk menerpa bakat menulis, dan merupakan sarana untuk meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri.33
33
Muhammad Yaumi dan Nurdin, Op.Cit., hlm. 47-48
44
B. Keterampilan Diskusi 1. Pengertian Diskusi Pengertian diskusi adalah sebuah interaksi komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih yang bisa berupa ilmu/pengetahuan atau hanya sekedar sharing. Diskusi bisa berupa apa saja yang awalnya disebut topic. Hendrikus mengungkapkan bahwa diskusi dalam arti luas, berarti memberikan jawaban atas pertanyaan atau pembicaraan serius tentang suatu masalah objektif. Dalam arti sempit, diskusi berarti tukar-menukar pikiran yang terjadi di dalam kelompok kecil atau kelompok besar. Suatu diskusi tidak harus menghasilkan keputusan, namun sekurang-kurangnya pada akhir diskusi terdapat pandangan dan pengetahuan yang lebih jelas mengenai masalah yang didiskusikan.34 Sedangkan menurut Tarigan, diskusi pada hakikatnya merupakan suatu metode untuk memecahkan permasalahan dengan proses berpikir kelompok. Oleh karena itu, diskusi merupakan suatu kegiatan kerjasama atau aktivitas koordinatif yang mengandung langkah-langkah dasar tertentu yang harus dipatuhi oleh seluruh kelompok.35 Dari beberapa pendapat para ahli tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa diskusi merupakan sebuah proses bertukar pikiran mengenai suatu permasalahan untuk kemudian diambil sebuah kesepakatan atas permasalahan tersebut.
34
Hendrikus, Dori Wuwur, Retorika Terampil Berpidato, Berdiskusi, Berargumentasi, Bernegosiasi, (Yogyakarta: Kanisius, 2009), hlm. 96. 35 Tarigan, Henry Guntur, Berbicara sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008), hlm.40
45
Diskusi dalam sebuah kelompok ada kalanya bertujuan untuk menampung pendapat, pandangan, dan saran para peserta diskusi, tetapi dapat juga mencari pemecahan masalah. Diskusi kelompok adalah suatu proses percakapan yang teratur, yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang bebas dan terbuka, dengan tujuan berbagi informasi atau pengalaman, mengambil keputusan, atau memecahkan suatu masalah.36 2. Tujuan Diskusi Dipodjojo mengemukakan bahwa berdiskusi dalam sebuah kelompok memiliki tujuan: (1) mencari pemecahan masalah, maka setiap anggota hendaknya secara bijaksana mempertimbangkan, menganalisis, menilai serta menentukan kemungkinan keputusan yang akan dapat diterima oleh para peserta atau setidaktidaknya diterima oleh sebagian besar peserta diskusi; (2) menampung pendapat, maka diskusi itu tidak bertujuan untuk mengambil suatu keputusan, tetapi hanya sebagai usaha mengumpulkan informasi dan untuk mengetahui pendapat peserta mengenai suatu masalah yang sedang dibicarakan.37 Proses diskusi dapat berlangsung apabila orang-orang yang berminat dalam suatu masalah khusus berkumpul mendiskusikannya dengan harapan agar sampai pada suatu penyelesaian atau penjelasan. Mereka harus memperkenalkan diri dengan keseluruhan anggota kelompok dan bekerjasama dalam kelompok untuk mencapai suatu tujuan bersama. Dengan kata lain, suatu kelompok menampilkan suatu 36
Muhammad Ali, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2002), hlm.23 37 Dipodjojo, Asdi S, Komunikasi Lisan, (Yogyakarta: Penerbit Lukman, 1984), hlm. 67
46
kejamakan pribadi-pribadi, tetapi tujuan akhir yang hendak dicapai adalah tunggal bukan jamak. Roestiyah juga mengemukakan bahwa tujuan diskusi, yaitu : a.
Dengan diskusi, siswa didorong menggunakan pengetahuan dan pengalamannya untuk memecahkan masalah, tanpa selalu bergantung pada pendapat orang lain. Mungkin ada perbedaan segi pandangan, sehingga memberi jawaban yang berbeda. Hal itu tidak menjadi soal; asal pendapat itu logis dan mendekati kebenaran. Jadi siswa dilatih berpikir dan memecahkan masalah sendiri.
b.
Siswa mampu menyatakan pendapatnya secara lisan, karena hal itu perlu untuk melatih kehidupan yang demokratis. Dengan demikian siswa melatih diri untuk menyatakan pendapatnya sendiri secara lisan tentang suatu masalah bersama.
c.
Diskusi
memberikan
kemungkinan
pada
siswa
untuk
belajar
berpartisipasi dalam pembicaraan untuk memecahkan suatu masalah bersama.38 3. Manfaat Diskusi Kegiatan diskusi tentunya memiliki banyak manfaat. Tarigan menguraikan bahwa salah satu manfaat yang paling besar dari diskusi terutama diskusi kelompok ialah kemampuannya memberikan sumber-sumber yang lebih banyak bagi pemecahan masalah (problem-solving) ketimbang yang tersedia atau yang mungkin 38
Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), hlm. 6-7
47
diperoleh;
apabila
seorang
pribadi
membuat
keputusan-keputusan
yang
mempengaruhi/merusak suatu kelompok. Diskusi kelompok ini juga sangat berguna apabila dua pandangan yang bertentangan harus diajukan dan suatu hasil yang bersifat memilih ’salah satu dari dua’ yang segera akan dilaksanakan.39 Bulatau menyatakan bahwa manfaat diskusi ini adalah tentang pemikiran bersama yang mempunyai kemampuan kreatif, dalam artian realistis. Jika ada yang sejalan, maka hal ini dapat memicu seseorang untuk bertindak dengan daya dorong yang lebih kuat, berkat kerja sama dan keyakinan bersama.40 Senada dengan hal tersebut, Goldberg menyatakan bahwa pada umumnya diskusi dilihat sebagai suatu kegiatan yang berguna untuk memecahkan masalah atau pengambilan keputusan dan dalam literatur kedua-duanya digunakan secara bergantian.41 4. Bentuk-bentuk Diskusi Tarigan menjelaskan bentuk-bentuk diskusi yang lain yakni: (1) konferensi, tipe diskusi yang mengacu kepada action-taking discussion atau diskusi pengambilan tindakan, (2) diskusi panel, adalah suatu kelompok yang terdiri dari tiga sampai enam orang ahli yang ditunjuk untuk mengemukakan pandangannya dari berbagai segi
39
Tarigan, Op.Cit., hlm. 51-52 Bulatau, S. J, Teknik Diskusi Kelompok, (Yogyakarta: Kanisius, 2003), hlm. 6 41 Goldberg, Alvin A dan Carl E. Larson, Komunikasi Kelompok Prosesproses Diskusi dan Penerapannya, (Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1985), hlm. 80 40
48
mengenai suatu masalah, (3) simposium, adalah suatu variasi dari panel yang telah diuraikan dari diskusi panel.42 Roestiyah mengungkapkan bahwa bentuk-bentuk diskusi yaitu : (1) WholeGroup : Suatu diskusi dimana anggota kelompok yang melaksanakan tidak lebih dari 15 (lima belas) orang. (2) Buzz-Group : Satu kelompok besar dibagi menjadi 2 (dua) sampai 8 (delapan) kelompok yang lebih kecil jika diperlukan kelompok kecil ini diminta melaporkan apa hasil diskusi itu pada kelompok besar. Dan (3) Panel : Pada panel dimana satu kelompok kecil (antara 3 sampai 6 orang) mendiskusikan suatu subyek tertentu, mereka duduk dalam susunan semi melingkar dihadapkan pada satu kelompok beserta peserta lainnya.43 5.
Indikator Diskusi Kelompok
Diskusi merupakan salah satu bentuk dari materi pembelajaran yang diberikan oleh sekolah. Siswa diharapkan memiliki kemampuan berdiskusi dengan baik. Adapun untuk mengidentifikasi siswa yang memiliki keterampilan diskusi, yaitu : a. Keberanian / Semangat Sikap berani dan semangat yang dimiliki oleh peserta diskusi dapat membuat proses diskusi menjadi baik. Sehingga peserta diskusi lain akan bersemangat juga dalam proses diskusi. b. Kelancaran dalam menggunakan bahasa
42 43
Tarigan, Op.Cit, hlm. 44-47 Roestiyah, Op.Cit, hlm. 9
49
Peserta diskusi yang memiliki keterampilan diskusi salah satunya adalah lancar dalam menggunakan bahasa. Sehingga proses diskusi menjadi terarah dan peserta diskusi lainnya dapat lebih paham. c. Kejelasan Ucapan Ketika berdiskusi kejelasan ucapan peserta diskusi sangat berpengaruh dengan hasil diskusi. Dengan tujuan untuk mendapatkan tujuan yang ingin dicapai. d. Penguasaan Masalah Penguasaan masalah peserta diskusi merupakan suatu pokok dan penting dalam proses diskusi. Karena apabila peserta diskusi tidak memahami suatu permasalahan yang akan dibahas maka proses diskusi akan berjalan dengan tidak baik. e. Aspek Pendapat Setiap
peserta
diskusi
memiliki
hak
untuk
menanya,
menjawab, menanggapi dalam proses diskusi. Dengan pendapat yang sesuai dan relevan menjadikan tujuan diskusi tercapai. 6. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Berdiskusi Sebuah diskusi yang baik dan dapat berhasil secara maksimal perlu memperhatikan beberapa hal. Dipodjojo mengemukakan beberapa ketentuan diskusi yang baik yakni: a. Sikap tiap anggota Dalam sebuah diskusi setiap anggota bebas mengemukakan pendapat atau sering diungkapkan dengan istilah bahwa setiap peserta diskusi mempunyai hak: an open mind, an open heart, dan an open mouth,
50
namun setiap peserta hendaknya mempunyai sikap kerjasama dan menyadari merupakan anggota kelompok b. Persiapan yang matang 1) Pemilihan masalah yang akan dipakai sebagai pokok diskusi 2) Penentuan tujuan apa yang akan dicapai 3) Memilih dan menentukan siapa-siapa yang akan diminta mengambil bagian dari diskusi. 4) Penjajakan masalah 5) Menentukan beberapa lama waktu yang diperlukan atau yang tersedia untuk diskusi tersebut. 6) Menentukan tata tertib dan jalannya diskusi 7) Menentukan kebutuhan fisik dan pengaturannya 8) Staf administrasi yang behubungan dengan kelancaran dan keberhasilan diskusi c. Persyaratan kelompok yang diikat oleh adanya keinginan dan tujuan bersama. Diskusi kelompok akan berhasil baik bila tiap anggota kelompok atau peserta diskusi: 1) Dapat menerima tujuan diskusi 2) Setiap peserta mengetahui betul permasalahan yang akan diajukan dalam diskusi 3) Diskusi menjamin kebebasan mengeluarkan pendapat para peserta diskusi 4) Setiap peserta saling bertanggung jawab dan saling menghormati 5) Pemimpin diskusi hendaknya orang yang berwibawa dan dihormati oleh para peserta diskusi.44 7. Hambatan dalam Diskusi dan Penangulangannya a.
Hambatan
Hambatan-hambatan yang sering dijumpai dalam diskusi kelompok menurut Salisbury dalam Tarigan adalah: a) kegagalan memahami masalah, b) kegagalan karena tetap bertahan terhadap masalah, c) salah paham terhadap makna-makna setiap kata orang lain, d) kegagalan membedakan antara fakta-fakta yang “dingin” dan pendapat-pendapat yang “panas", e) perselisihan pendapat yang meruncing tanpa 44
Ibid., hlm.67
51
adanya keinginan untuk berkompromi, f) hilangnya kesabaran dalam kemarahan yang tidak tanggung-tanggung, g) kebingungan menghadapi suatu perbedaan pendapat dengan suatu serangan terhadap pribadi seseorang, h) mempergunakan waktu untuk membantah
sebagai
pengganti
mengajukan
pertanyaan-pertanyaan,
i)
mempergunakan kata-kata yang bernoda (stigma words) menumpulkan pikiran.45 b.
Penanggulangan
Solusi untuk menghadapi hambatan-hambatan dalam diskusi kelompok dinyatakan oleh Auer dan Ewbank dalam Tarigan adalah : a) menarik atau mengarahkan perhatian kepada suatu butir yang belum terpikirkan, b) menanyakan kekuatan sesuatu argumen, c) kembali lagi kepada sebab-musabab, d) menanyakan sumber-sumber informasi atau argumen, e) menyarankan agar diskusi tidak menyimpang dari masalah, f) menyadarkan bahwa belum ada informasi baru yang ditambahkan, g) menarik perhatian kepada kesukaran atau kerumitan masalah, h) mendaftarkan langkah-langkah persetujuan (atau perselisihan), i) memberi kesan bahwa kelompok belum siap mengambil tindakan, memberi kesan bahwa tidak ada keuntungan diperoleh dari penundaan yang berlarut-larut, k) menyarankan kepribadian-kepribadian atau tokoh-tokoh yang harus dihindari, l) memberi kesan bahwa ada beberapa orang yang berbicara terlalu banyak, m) menyarankan betapa besarnya nilai suatu kompromi, n) memberi kesan bahwa kelompok itu mungkin/seolah-olah telah dirugikan.46
45 46
Tarigan, Op.Cit., hlm. 53 bid., hlm. 54
52
8. Ukuran untuk Menilai Diskusi dalam Kelompok Pertanyaan-pertanyaan yang baik untuk menilai diskusi dalam kelompok, yaitu : a. Berkenaan dengan Topik 1) Mengenal serta memahami masalah keseluruhan secara jelas sebelum saya mencoba memecahkannya ? 2) Melihat keseluruhan subyek atau memperdebatkan satu segi kecil ? 3) Berbicara bertele-tele atau tetap bertahan secara konsekuen dalam menghadapi suatu masalah ? 4) Memiliki fakta yang memadai dan bukti-bukti yang terpercaya ? 5) Membuang-buang waktu yang mengenakan sesuatu yang sedikit sekali kaitannya ? 6) Mempergunakan kata-kata yang umum atau khusus ? 7) Mempergunakan kata-kata nyata, kata-kata yang tepat atau katakata yang bernoda atau bercela ? 8) Mempergunakan pernyataan- pernyataan yang bersifat “terlalu umum” (atau “catch-all”) yang lebih membingungkan ketimbang menjelaskan ? 9) Menunggu fakta-fakta yang sebelum saya menolak pernyataanpernyataan umum dari orang lain ? 10) Membuat keputusan pribadi dari diskusi itu ? b. Berkenaan dengan Teknik 1) Berbicara hanya apabila saya dapat membuat satu butir yang baik ? 2) Berbicara terlalu banyak, mengemukakan suatu penampilan performasi tunggal ? 3) Menggangu para pembicara lainnya ? 4) Berdiskusi dengan seorang pribadi saja, mengabaikan kelompok ? 5) Membantah atau menentang pribadi sebagai pengganti pendapatnya ? 6) Mengabaikan perlindungan (lalai melindungi) harga diri lawan saya ? 7) Menafsirkan perbedaan pendapat sebagai suatu serangan pribadi ? 8) Tidak setuju dalam hal suasana hati yang mengandung pertanyaan atau melulu bagi kontradiksi saja ? 9) Memiliki sikap yang “serba tahu” ? 10) Memperlihatkan lebih banyak emosi ketimbang penalaran ? 11) Mengadakan perbedaan antara pemborosan waktu dan pemanfaatan waktu?47 47
Ibid., hlm. 56
53
Jawaban-jawaban atas keduapuluh satu butir pertanyaan diatas akan mencerminkan keberhasilan kita dalam menangulangi masalah-masalah yang timbul dan juga keberhasilan kita mencapai tujuan diskusi tersebut. C. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar dan terencana untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan.48 Pendidikan Agama islam yang pada hakikatnya merupakan proses itu, dalam pengembangannya juga dimaksud sebagai rumpun mata pelajaran yang diajarkan disekolah maupun perguruan tinggi. 2. Tujuan Pendidikan Agama Islam Pendidikan agama Islam bertujuan meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.49
3. Fungsi Pendidikan Agama Islam Pendidikan agama Islam berfungsi sebagai : 48
Nazarudin Rahman, Manajemen Pembelajaran (Implementasi Konsep, Karateristk dan Metodologi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum), (Yogyakarta: Pustaka Felicha, 2013), hlm. 8 49 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia,2010), hlm.22
54
a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah Swt yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. b. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus di bidang agama agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain. c. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangankekurangan, dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman, dan pengalaman ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. d. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negative dari lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan dapat menghambat perkembangan menuju manusia Indonesia seutuhnya. e. Penyesuaian, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan fisik maupun social, dan dapat mengubah lingkungannya sesuai ajaran Islam. Sumber nilai, yaitu memberikan pedoman hidup untuk mencapai kebahagian hidup di dunia dan di akhirat.50
50
DEPARTEMEN AGAMA ISLAM, Pedoman Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Umum, (Jakarta: Departemen Agama Islam RI ,2004), hlm. 4-5
55
BAB III GAMBARAN UMUM SMA NEGERI 5 PALEMBANG A. Sejarah Singkat SMA Negeri 5 Palembang Sesuai dengan kebutuhan yang semakin kompleks pada sekolah tingkat SMA di kota Palembang, maka didirikanlah SMA Negeri 5 Palembang dengan mata anggaran 1976/1977 pada masa PELITA II. SMA Negeri 5 Palembang mulai menerima siswa baru pada tahun pelajaran 1977 sebanyak 5 kelas dengan jumlah siswa 104 orang. Pada awal berdirinya SMA Negeri 5 dirancang untuk 35 orang siswa / kelas). Pada semester pertama siswa SMA Negeri 5 Palembang belajar di SMP Negeri 8 Palembang pada sore hari. Memasuki semester kedua tahun 1977 siswa SMA Negeri 5 Palembang pindah kegedung baru yang beralamat di Jalan Gotong Royong Sungai Buah Palembang. Awal berdirinya SMA Negeri 5 Palembang dipimpin oleh Bapak Drs, M. Lamsari yang juga merangkap sebagai Kepala SMA Negeri 2 Palembang. Untuk tenaga edukatif dan tenaga administrative 90 % diambil dari SMA Negeri 2 Palembang. Selebihnya diambil dari SMA Negeri 3 Palembang, SMP Negeri 2 Palembang dan SMP Negeri 4 Palembang. SMA Negeri 5 Palembang diresmikan berdasarkan Surat Keputusan Penegerian No. 0483/0/1977 tanggal 31 Oktober 1977. Berdasarkan Surat Keputusan nomor 035/0/1997 nama SMA diganti menjadi SMU. Dan berdasarkan UU Sitem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 nama SMU kembali dirubah menjadi SMA.
56
Saat ini SMA Negeri 5 Palembang memiliki 21 ruang kelas dan ruang kantor yang terdiri dari : ruang Kepala Sekolah, Ruang Tata Usaha, Ruang Guru, dan Ruang BK. Untuk menunjang Kegiatan Belajar Mengajar SMA Negeri 5 Palembang dilengkapi juga dengan ruang Labolatorium Fisika, Kimia dan Komputer serta ruang Perpustakaan. Untuk melatih dunia usaha di SMA Negeri 5 Palembang dilengkapi juga dengan ruang Koperasi. Sebagai langka pertongan pertama tentang kesehatan SMA negeri 5 mempunyai 2 runag UKS. Guna pembinaan IMTAQ SMA Negeri 5 Palembang mempunyai bangunan Mushalla. SMA Negeri 5 Palembang mempunyai 1 pintu WC Kepala Sekolah, 1 pintu WC Guru, 1 pintu WC Tata Usaha dan 10 pintu WC siswa. Sejak Tahun Pelajaran 2003 / 2004 SMA Negeri 5 Palembang mendirikan ruang labolatorium komputer dan internet dengan jumlah komputer 8 unit. Setelah tahun Pelajaran 2005 / 2006 perangkat komputer ditambah lagi menjadi 40 unit. Guna memperkenalkan dan menjalin hubungan kerja sama yang lebih baik lagi dengan semua pihak yang berhubungan dengan dunia pendidikan SMA Negeri 5 Palemabng meluncurkan situs : www.sman5palembang.sch.id Di tahun pelajaran 2013/2014 SMA Negeri 5 Palembang mendapat bantuan Renovasi gedung, kini semua kelas di SMA Negeri 5 Palembang sudah berlantai 3. Sampai 1 Oktober 2014 SMA Negeri 5 Palembang telah berusia 37 Tahun, ibarat manusia di usia 37 Tahun ini SMA Negeri 5 Palembang semakin menunjukkan eksistensinya sebagai salah satu lembaga pendidikan favorit di kota Palembang terbukti dengan prestasi yang dicapai baik bidang akademik maupun bidang non
57
akademik, baik local, regional Nasional maupun internasoinal, untuk itu agar prestasi dapat di tingkatkan maka komitmen semua pengelola pendidikan di SMA Negeri 5 Palembang sangat di perlukan guna peningkatan prestasi yang di capai Insya Allah. 1. Visi dan Misi VISI Sekolah Bermutu, Berbudaya, Berbasis Iptek, dan Berwawasan Lingkungan MISI a. Menghasilkan lulusan yang mampu bersaing di perguruan tinggi negeri dan swasta favorit b. Berprestasi dalam bidang akademik dan ekstrakurikuler c. Mewujudkan sekolah sebagai wiyata mandala d. Membina dan mengupayakan keselarasan antara IPTEK dan IMTAQ e. Mewujudkan sekolah yang berbasis teknologi f. Mewujudkan sekolah yang berwawasan lingkungan TUJUAN Mencapai suatu ketahanan sekolah, dengan sistem kepemimpinan yang transparan, bertanggung jawab, efektif dan efisien dalam mencapai visi sekolah.
2. Target Berdasarkan tujuan di atas, sekolah menetapkan sasaran atau target tahun pelajaran 2013/ 2014 sebagai berikut : a. Rata – rata NEM minimal mencapai 8,00
58
b. Proporsi lulusan yang diterima PTN 80 % c. Memiliki kelompok IMO, ICHO, IFHO, IBO, IOI yang siap berlomba d. Memiliki kelompok KIR yang mampu memenangkan lomba tingkat Propinsi e. Memiliki peserta didik yang terpilih sebagai Paskibraka tingkat Propinsi f. Terbudaya kegemaran membaca di kalangan peserta diidk (untuk tahun pelajaran 2013/2014 setiap peserta didik wajib membaca 3 judul buku berbahasa Indonesia dan 3 judul buku berbahasa Inggris) g. Terbudaya komunikasi bahasa Inggris antar warga sekolah terutama guru dengan peserta didik h. Memiliki tim kesenian (paduan suara, musik, tari dan drama) yang siap tampil dalam acara di tingkat Kota Palembang i. Memiliki tim olahraga (Basket, Volly, Tenis lapangan, Bulu Tangkis, Bela Diri) yang dapat tampil dalam perlombaan antar sekolah j. Mampu menjadi juara sekolah sehat tingkat SMA Se-kota Palembang
B. Keadaan Guru dan Karyawan 1. Keadaan Guru Keberadaan guru di suatu lembaga pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting, karena tanpa ada seorang guru, kegiatan belajar mengajar di sekolah
59
tidak dapat terlaksana. Selain itu, guru juga berperan sebagai orang tua yang kedua di lingkungan sekolah bagi peserta didik karena mereka telah memikul tanggung jawab para orang tua siswa. Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar SMA N 5 Palembang sekarang telah memiliki guru-guru yang berkompeten dalam bidang tugasnya sebagai seorang guru, disamping memiliki pengalaman mengajar juga guru SMA N 5 Palembang sudah memiliki dan menyelesaikan jenjang Pendidilkan S2. Uraian secara lengkap keadaan guru SMA N 5 Palembang dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3. Keadaan Guru dan Pegawai Tahun Pelajaran 2014/2015 Gol
Guru
Pegawai
I II
L -
P -
Jml -
III
8
11
19
IV
9
23
32
Total
17
34
51
L -
P -
Jml -
3
3
-
-
3
3
Tabel 4. Daftar Guru dan Pegawai Tahun Pelajaran 2014/2015 No Nama
Jabatan / Pangkat
1
Drs. H. Budiono Marihan, M. Si
Kepala Sekolah
2
Irwan Minor, S.Pd
Wakasek Kurikulum
3
Nurhayana, S.Pd, M.M.
Wakasek Kesiswaan
60
4
Dra. Hj. Maryuniati, M.M
Wakasek Sapras
5
H. Abdul Rakhman, S.Pd M.M
Wakasek Humas
6
Nelly Apriani, S.Pd, M.Si
Wakasek Lingkungan dan Karakter Bangsa
7
Dra. Zuraidah Wahab
GT/ Ekonomi
8
Dra. Purnama Mahyidin
GT/ Sosiologi
9
Dra. S. Wenny KS
GT/ Matematika
10
Dra. Hj. Agustina
GT/ Kimia
11
Drs. Herman Fauzi Agus
GT/ Agama Islam
12
Dra. Rochmiani Netty
GT/ BK
13
Dra. Ganesya Hartikawaty, M.M
GT/ Biologi
14
Dra. Hj. Emilia, M.M
GT/ Sejarah
15
Ernida Yasin
GT/ Kimia
16
Hj. Ermawaty Muhar, S.Pd
GT/ BK
17
Hj. Tuti Busroni, S.Pd
GT/ BK
18
Hj. Sri Hastuti, B.A
GT/ Biologi
19
Mala Dewi, S.Pd
GT/ Matematika
20
Yulia Juita, S.Pd, M.Si
GT/ Matematika
21
Soifiah, S.Pd
GT/ B. Indonesia
22
Nurul Hidayati, B.A
GT/ B. Inggris
23
Drs. Haryanto, M.M
GT/ Penjaskes
24
Tismay, S.Pd
GT/ Sosiologi
25
Juretta Hutabarat, B.A
GT/ B. Inggris
26
Siti Dahniar, S.Pd, M.M
GT/ Matematika
27
Hj. Ina Wahyuni, S.Pd
GT/Matematika
28
Hj. Mirda Silvia, S.Pd
GT/Kimia
29
Drs. Mulyadi Ramli, M.Pd
GT/Penjaskes
61
30
Riduan, S.Pd, MM
GT/Sejarah
31
Edi Suryono
GT/Fisika
32
Rummanah Zakiya, S.Pd, M.M
GT/Bhs. Inggris
33
Helmidiana, S.Pd
GT/Kimia
34
Aryani Iswani, S.Pd
GT/Sejarah
35
Hamzah, S.Pd
GT/Pkn
36
Dra. Djunini, M.M
GT/Fisika
37
Rahayu Sundari, S.Pd, M.M
GT/Bhs. Indonesia
38
Yulimar Dianis, S.Pd, M.M
GT/Biologi
39
Rahmad, S.Pd, M.M
GT/Sejarah
40
Made suarsana, S.Pd, M.M
GT/Ekonomi
41
Nurmutmainah, S.Pd
GT/Sejarah
42
Desni yetti, S.Pd
GT/Pendidikan Seni
43
Doni selamat H, S.Pd
GT/Geografi
44
Nin Asrilia D, S.Pd
GT/Bhs. Jerman
45
Husinaralely, S.Pd
GT/Fisika
46
Waluyo, S.Pd, M.Si
GT/Biologi
47
Hayati Yuliani, S.Pd
GT/Bhs. Indonesia
48
Budi Robintas, S.Pd
GT/Bhs, Inggris
49
Sry Mulyati, S.Pd
GT/Pkn
50
Sugio, S.Pd
GT/Biologi
51
Andri Wahyono, S.Pd
GT/Ekonomi
52
Makner Pasaribu
GTT/Agama Kristen
53
Hilda Yunita, S.Pd
GTT/Toefl
54
Hastikarini Dwi Sulistyaningrum, S.Sn
GTT/Pendidikan Seni
55
Djoko Priyono Saputro, M.Pd
GTT/Toefl
56
Ranti Eka Sari, S.Pd
GTT/Ekonomi
62
57
Ony Kuswara, A.Md
GTT/TIK
58
Achmad Dwi Saputra
GTT/TIK
59
Hadwin, S.Pd
GTT/Geografi
60
Nurdin, S.Pd
GTT/Pendidikan Seni
61
Hayati Pratiwi, S.Pd.I
GTT/Pendidikan Agama Islam
62
Ahmad Fanani, S.Pd.I
GTT/Pendidikan Agama Islam
63
Irawan Sukma, S.Pd
GTT/Pendidika Seni
64
Yuliati, S.Ag
GTT/Pendidikan Agama Islam
65
Erickson P. Hutagalung, S.Pd
GTT/Penjaskes
Sumber: SMA Negeri 5 Palembang
Setelah mencermati daftar guru dan mata pelajaran yang mereka asuh tersebut, maka staf guru di SMA Negeri 5 Palembang ini dapat dikategorikan kompeten. Hal ini terlihat dari kesesuaian antara studi yang diambil dengan mata pelajaran yang diajarkannya di sekolah ini. Hanya saja ada 1 guru saja yang diamanahkan mengajar mata pelajaran yang berbeda dengan latar belakang pendidikannya dan ada 4 guru lulusan SMA yang masih membutuhkan pendidikan tingkat lanjutan.
2. Keadaan Karyawan SMA Negeri 5 Palembang memiliki 18 karyawan yang memiliki tugas masing-masing. Secara jelas, dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5. Keadaan Karyawan
63
No
Nama
Jabatan/ Pangkat
1
Fauziah
Kepala tata usaha
2
Nurul Holijah
Staf Tata Usaha
3
Dewi Nurmala
Pustakawan
4
Sihono
Staf Tata Usaha
5
Ludiansyah, A.Md
Staf Tata Usaha
6
Siti Riswanti
Staf Tata Usaha
7
Yuli Asria, S,E
Staf Tata Usaha
8
Santoso
Petugas Teknisi
9
Susilo
Satpam
10
Suryana
Petugas Kebersihan
11
Jumina
Petugas kebersihan
12
Tri Rahayu
Petugas Kebersihan
13
Hasbi
Petugas Kebersihan
14
Dedi Suparman
Sopir / Satpam
15
Ibnu Mas’ud
Petugas Kebersihan
16
Prima Wulandari, S.Pd
Petugas Laboratorium
17
Elsye Afrincia
Staf Tata Usaha
18
Tri Nopriadi
Petugas Perpustakaan
Dengan rincian sebagai berikut: 1. Kepala Sekolah
L=
1 Orang
2. Guru SMA
L = 22 Orang P = 43 Orang
64
3. T. U
P = 7 Orang L=
3 Orang
4. Perpustakaan
P=
1 Orang
5. Penjaga + Cleaning Service
P=
3 Orang
L=
4 Orang
83 Orang
C. Keadaan siswa SMA Negeri 5 Palembang 1. Jumlah Siswa Tabel 6 Jumlah siswa dalam tahun ajaran 2014/2015 No.
Kelas
L
P
Jumlah
1
X Aksel
4
16
20
2
X MIA 1
12
22
34
3
X MIA 2
13
21
34
4
X MIA 3
13
19
32
5
X MIA 4
12
19
31
6
X MIA 5
12
22
34
7
X MIA 6
20
14
34
86
133
219
Jumlah Kelas X MIA 8
X IIS 1
11
14
25
9
X IIS 2
9
13
22
10
X IIS 3
11
12
23
Jumlah Kelas X IIS
31
39
70
Jumlah Kelas XMIA+IIS
117
172
289
11
XI Aksel
10
17
27
12
XI MIA 1
10
15
25
65
13
XI MIA 2
13
14
27
14
XI MIA 3
13
13
26
15
XI MIA 4
10
17
27
16
XI MIA 5
10
15
25
17
XI MIA 6
10
16
26
18
XI MIA 7
9
15
24
Jumlah Kelas XI MIA
85
122
207
19
XI IIS1
10
16
26
20
XI IIS 2
9
18
27
Jumlah Kelas XI IIS
19
34
53
Jumlah Kelas XI MIA+IIS
104
156
260
21
XII IPA 1
7
18
25
22
XII IPA 2
8
22
30
23
XII IPA 3
10
23
33
24
XII IPA 4
10
20
30
25
XII IPA 5
11
18
29
26
XII IPA 6
12
11
23
Jumlah kelas XII IPA
58
112
170
27
XII IPS 1
6
12
18
28
XII IPS 2
8
11
19
Jumlah XII IPS
14
23
37
Jumlah Kelas XII IPA+IPS
72
135
207
Jumlah Seluruhnya
293
463
756
Tabel 7 Jumlah Siswa dalam empat tahun terakhir Jumlah Siswa Kelas 2011/2012
2012/2013
2013/2014
2014/2015
66
X
201
234
256
286
XI
172
186
233
260
XII
169
190
181
207
Jumlah
542
610
676
753
Setelah dicermati jumlah siswa di SMA Negeri 5 Palembang dalam empat tahun terakhir diatas, dapat dilihat bahwa tiap tahun jumlah siswa meningkat. Dengan begitu kualitas dari siswa-siswa yang sekolah di SMA Negeri 5 ini sudah bias dikatakan kompeten. Sehingga tiap tahun orang tua siswa menyekolahkan anaknya di SMA Negeri 5 Palembang. 2. Kegiatan Siswa Secara garis besar, kegiatan siswa di sekolah meliputi hal-hal berikut : a. Mengikuti kegiatan belajar mengajar b. Membaca Al-Qur’an dan do’a sebelum belajar c. Melaksanakan / mengikuti upacara bendera Pada hari Sabtu dilaksanakan kegiatan sebagai berikut : a. Ekstra kurikuler untuk kelas X dan XI. b. Bimbingan belajar untuk kelas XII dengan mendatangkan staf bimbel dari luar. c. Senam pagi bergiliran setiap minggu antara kelas X, XI dab XII dan yang tidak senam mendapat giliran pembersihan. D. Keadaan Sarana Prasarana
67
1. Keadaan lingkungan fisik Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SMA N 5 Palembang sekarang sudah sangat baik dan layak serta lengkap, hal ini disebabkan karena perhatian dari Kementrian Pendidikan dan Olahraga beserta pihak sekolah akan majunya mutu pendidikan di SMA N 5 Palembang sangat besar karena itu segala kebutuhan yang menyangkut masalah pembelajaran di penuhi semuanya. Begitu juga dengan sarana untuk olahraga juga disediakan dengan harapan agar para siswa SMA N 5 Palembang disamping memiliki prestasi yang tinggi dalam belajar juga memiliki prestasi dalam bidang olahraga. Kesemuanya itu dapat dilihat dalam daftar sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SMA N 5 Palembang. Sarana yang telah dimiliki oleh SMA N 5 Palembang sekarang dapat dilihat dari tabel 1 yang tertera dibawah ini :
Tabel 8 Sarana Prasarana yang dimiliki SMA Negeri 5 Palembang 1. Luas Tanah 2. Luas Bangunan No 1 2 3
Uraian Luas Tanah Luas Bangunan Luas Halaman 3.1. Jalan 3.2. Taman
Jumlah
No
16.665 m2 2.332 m2 2.174 m2 125 m2 274 m2
1 2 3 4 5
Uraian Ruang kelas Ruang KS Ruang TU Ruang Rapat Ruang BP
Jumlah 20 1 1 1
bh bh bh bh bh
Luas m2 72 72 18
68
3.3. Kebun
348 m2
6 7
3. Mebeller No Uraian
Jumlah
8
1
Meja Kerja
30
9
2
Kursi Kerja
30
10
3
Meja Siswa
620
11
4
Kursi
620
12
5
Filling Cabinet
2
13
6
Lemari Besi
2
14
No 7 8 9 10
Uraian Lemari Kayu Mesin Tik Mesin Hitung Brankas
Jumlah 15 1 1 2
11
55 / 55
12 13 14
Komputer / Internet Kulkas Kursi Tamu Telepon
15
Mesin Riso
1
16
Dispenser
4
17
Pompa Air
2
18
Mesin Genset
-
1 3 2
E. Proses Belajar Mengajar 1. Strategi Pembelajaran
4.
Ruang komputer Ruang Koperasi dan Kantin Ruang Laboratorium Ruang Ketrampilan Ruang Perpustakaan Rumah Dinas / Jabatan Bangunan Lainnya Ruang serba guna Dapur umum Jumlah
1
bh
36
2
bh
-
3
bh
150
1
bh
-
1 bh
155
1 bh
36
- bh
-
- bh
-
1 bh 33 bh
-
Jumlah Koleksi Perpustakaan Buku Jumlah Judul buku 1456
Jumlah buku
2993
69
Setiap Guru SMA N 5 Palembang terutama dalam melaksanakan proses pembelajaran sehari-hari, harus mematuhi sejumlah strategi berikut: a. Biasakan bekerja dengan ikhlas, jujur dan sungguh-sungguh. b. Tanamkan dalam lubuk hati yang dalam semboyan kerja: “INGIN
HASIL YANG TERBAIK” c. Jangan pernah mengatakan “SALAH”, “BODOH”, “PEMALAS”
kepada siswa, kendati menurut penilaian kita ia memang salah, bodoh dan pemalas d. Ciptakan suasana belajar yang “MENYENANGKAN” melalui inovasi
baru dalam pembelajaran. Cobalah dimulai membangun organisasi pembelajaran berkualitas tinggi. e. Jangan pernah merokok dihadapan siswa f.
Jangan biasakan datang terlambat
g. Pelajari dengan sungguh-sungguh, renungkan dengan pikiran yang
jernih konsep “BELAJAR TUNTAS” 2. Organisasi Pembelajaran Setiap Guru SMA N 5 Palembang, tidak ada pilihan lain, wajib membangun organisasi pembelajaran dengan pedoman sebagai berikut: a. Memiliki keyakinan yang kuat bahwa kita punya kemampuan
memenuhi apa yang dibutuhkan siswa dari gurunya. Kebutuhan minimal siswa dari gurunya adalah: 1) ingin ilmu, pengalaman dan praktek
70
2) ingin disenangi dan disayangi 3) ingin dihargai dan dihormati b. Tumbuhkan rasa senang, ikhlas dan sungguh-sungguh dalam
melaksanakan pekerjaan c. Jalin komunikasi yang baik dengan siswa/orang tua siswa d. Perlakukan siswa sebagai sosok yang amat membutuhkan pertolongan e. Biasakanlah berbicara kepada siswa dengan tutur kata yang
lembut dan enak didengar f.
Tumbuhkan rasa saling membutuhkan antara Guru dan Siswa
g. Biasakanlah
mengevaluasi pekerjaan dengan jujur terutama
dikaitkan dengan pencapaian tujuan 3. Kurikulum Kurikulum yang dilaksanakan di SMA Negeri 5 Palembang adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk kelas XII terdiri dari IPA dan IPS, Kurikulum 2013 (K 13) untuk kelas X MIA/IIS dan XI MIA/IIS, X Aksel dan XI Aksel. Struktur Kurikulum dan jumlah jam pelajaran dapat dilihat secara lengkap dalam tabel berikut : Tabel 9 Struktur Kurikulum SMA Negeri 5 Palembang NO 1
MATA
X
PELAJARAN
Aksel
Pendidikan Agama Islam
X MIA
X
XI
XI
XI
XII
XII
IIS
Aksel
MIA
IIS
IPA
IPS
KET
3
3
3
3
3
3
2
2
22
2
Kewarganegaraan
2
2
2
2
2
2
2
2
16
3
Bahasa Indonesia
5
5
5
4
4
4
4
4
35
71
4
Bahasa Inggris
5
Matematika
3 7
6
Kesenian
2
7
Prakarya
2
8
Penjaskes
3
2 3
9
Sejarah
2
10
Geografi
11
3
3 7
4 7
3
3
5
5
29
8
4
6
6
52
2
2
2
2
2
2
16
2
0
0 3
0 2
0 2
6
3
0 3
3
22
2
5
2
2
6
0
0
19
0
0
5
0
0
6
0
5
16
2
2
5
0
2
6
0
7
24
7 2
Ekonomi/ Akuntansi
12
Sosiologi
0
0
4
0
0
5
0
5
14
13
Fisika
5
5
0
5
6
0
6
0
27
14
Kimia
5
5
6
0
6
0
28
Biologi
4
4
0 2
6
15
5
5
2
6
0
28
16
TIK/ Prakarya
0
0
0
2
2
2
2
2
10
17
Bahasa Jerman
3
3
3
2
0
0
0
0
11
18
Mulok
0
0
0
0
0
0
1
1
2
0
0
0
2
0
0
2
2
6
48
48
61
49
48
48
46
45
19
Toefl/ Conversation
JUMLAH JAM
F. Data Prestasi Sekolah 1. Prestasi akademik yang pernah dicapai oleh sekolah Tingkat Propinsi a. Tahun 2002/2003 Rangking 2 Negeri Swasta b. Tahun 2003/2004
Rangking 2 Negeri Swasta Program IPS,RK 4
(IPA) c. Tahun 2004 / 2005 Rangking 2 Negeri , Swasta IPS dan IPA d. Tahun 2005/2006 Rangking IV Program IPA Tk Propinsi e. Tahun 2006/2007 Rangking VI Program IPA Tk Propinsi
393
72
f.
Tahun 2007/2008 Rangking II Program IPA Tk Propinsi
g. Tahun 2008/2009 Rangking 1 Program IPA Tk Propinsi h. Tahun 2009/2010 Rangking II Program IPA Tk Propinsi i.
Tahun 2010/2011 Rangking III Program IPA Tk Propinsi
j.
Tahun 2011/2012 Rangking I Program IPS Tk Propinsi
2. Prestasi non akademik yang pernah dicapai oleh sekolah Prestasi yang diperoleh sejak Juli 1977 sampai sekarang oleh peserta didik
70 % hasil – hasil Lomba olah pikir yaitu lomba karya tulis, diskusi dan cepat tepat. a.
Sebagai pemenang karya tulis Energi Tingkat Nasional Di Jakarta tahun 1994 dan 1995
b.
Peserta Kuis Sang Juara Tahun 1996 di TPI
c.
Siswa Prestasi juara 1 Tingkat Propinsi Tahun 2004 dan Tahun 2005
d.
Juara Umum Bintang Pelajar Tk Propinsi Tahun 2006
e.
Juara 1 dan 2 kuis sang juara Tk. Kota Palembang Tahun 2008
f.
Peserta Pertama Kemitraan ITB yang dibiayai Pemkot Palembang Tahun 2005
g.
Penerima Bea siswa Pemerintah Propinsi dan sriwijaya Foundation untuk 2 orang dari 5 orang yang dikirim ke UUM Malaysia tahun 2008
h.
Peraih peringkat 2 UAN siswa tingkat Propinsi tahun2008 an Chotijah
i.
Program beasiswa pertukaran pelajar ke Amerika tahun 2010 an. Faras Farhan
j.
Olympiade Komputer Tingkat Kota Tahun 2010 masuk 10 besar an. Novriandri
k.
Juara I tingkat propinsi Olympiade Seni Budaya tahun 2011 an. Aldhita Rizki Kinanti
l.
Masuk 10 Besar tingkat Nasional Olympiade Seni Budaya di Makasar
73
tahun 2011 an. Aldhita Rizki Kinanti m. Juara I tingkat Propinsi Sumatera Selatan Olympiade Seni Budaya di Palembang tahun 2012 an. Aldhita Rizki Kinanti n.
Juara I tingkat Nasional Olympiade Seni Budaya di Lombok tahun 2012 an. Aldhita Rizki Kinanti
o.
Juara I Tari Berpasangan FL2SN Tk Propinsi tahun 2012
p.
The Best Prestatation Olimpiade Biologi Tk Nasional di Unair Surabaya tahun 2012.
q.
Juara I Musik Tradisional Tk Provinsi tahun 2012.
r.
The Best Perform Musik Tradisional di Jakarta tahun 2012.
s.
Juara I Tk Provinsi Debat BUMN tahun 2012.
t.
Finalis Olimpiade Geografi Tk Nasional di UI Jakarta tahun 2012.
u.
Juara 3 Lomba Karya Tulis Tk Provinsi tahun 2012.
v.
Peraih medali emas Olimpiade Sains Kimia tahun 2013 Provinsi Sumatera Selatan atas nama: Muhammad Rifki Al Ikhsan.
w. Peraih medali perak Olimpiade Sains Matematika tahun 2013 Provinsi Sumatera Selatan atas nama: Muhammad Rifki Al Ikhsan x.
Peraih medali perunggu Olimpiade Sains Matematika tahun 2013 Provinsi Sumatera Selatan atas nama : M Nur Akbar
y.
Juara 1 Tk Nasional OSEBI (Olimpiade Seni & Bhs Indonesia) atas nama : Aldhita Rizky Kinanti
z.
Juara 1 Debat Bahasa Inggris Tk Prov. Sumsel
74
BAB IV HASIL PENELITIAN Pada bab IV ini, penulis akan membahas dan mepaparkan data yang telah terkumpul dari hasil penelitian yang penulis lakukan meliputi: 1. Deskripsi data penelitian yang meliputi kecerdasan verbal siswa dalam menjelaskan materi Sejarah Peradaban Islam pada masa kini di kelas XI MIA 5 semester II SMA Negeri 5 pada tes lisan. 2. Pengujian persyaratan analisis untuk menguji hipotesis yaitu untuk mengetahui ada atau tidak hubungan antara kecerdasan verbal siswa dalam menjelaskan materi sejarah peradaban Islam pada masa kini dengan keterampilan diskusi di kelas XI MIA 5 semester II SMA Negeri 5. 3. Temuan Penelitian
A. Deskripsi Penelitian Peneliti menggunakan metode tes untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini. Data dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari nilai siswa hasil penelitian yang peneliti lakukan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada sub pokok bahasan sejarah peradaban Islam pada masa kini. Penelitian dimulai pada tanggal 20 April 2015 untuk kelas XI MIA 5. Proses mengadakan tes lisan pada pertemuan kedua.
75
Sebelum mengadakan penelitian pada pertemuan pertama, peneliti melakukan observasi. Pada pertemuan kedua peneliti mengadakan tes lisan untuk mengetahui kecerdasan verbal siswa. Dan pada pertemuan ketiga peneliti mengadakan pengamatan langsung terhadap keterampilan diskusi dalam materi sejarah peradaban Islam pada abad kini. Peneliti memberikan soal tes yang berbentuk essay sebanyak 5 soal untuk mendapat data dari masing-masing kelas XI MIA 5. Pada tes lisan, para siswa diharuskan untuk menjelaskan materi Pendidikan Agama Islam setelah mereka membaca sub pokok bahasan sejarah peradaban Islam pada masa kini. Untuk memberikan skor hasil jawaban tes lisan siswa pada setiap butir soal essay terlebih dahulu peneliti membuat bobot penskoran atau acuan penskoran. 5 soal berstruktur untuk jawaban yang benar bobotnya disesuaikan dengan tingkat kemudahan atau kesukaran untuk setiap soal. Untuk lebih jelas, dapat dilihat pada tabel 10 berikut. Tabel 10 Skor Maksimum pada Tiap Butir Masing-Masing Soal No.
Nomor Soal
Skor Maksimum Tiap Butir Soal
1.
1
10
2.
2
15
3.
3
20
4.
4
25
5.
5
30
76
Total Skor
100
Adapun pemberian skor hasil jawaban pada tes kecerdasan verbal lisan siswa pada setiap butir soal essay terlebih dahulu peneliti juga membuat acuan penskoran. Skor tertinggi adalah 100 dengan kriteria penjelasan sangat lancar yaitu siswa menjelaskan dengan bahasanya sendiri tanpa melihat catatan dan skor terendah adalah 0 dengan penjelasan sangat tidak lancar yaitu siswa sama sekali tidak dapat menjelaskan materi yang telah mereka baca. Adapun penentuan interval skor dengan rincian 100 – 0 = 100, 100 : 5 = 20. Jadi, interval skor adalah 20. Pemberian skor berdasarkan penjelasan siswa. Pengambilan data ini dilaksanakan di SMA Negeri 5 yang dimulai pada tanggal 20 April 2015. Adapun sampel dalam penelitian ini terdiri dari 1 kelas yaitu kelas XI MIA 5 berjumlah 25 siswa. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang hubungan kecerdasan verbal siswa kelas XI MIA di SMA Negeri 5 Palembang dengan keterampilan diskusi mata pelajaran pendidikan agama Islam, penulis mengadakan tes lisan dengan lima item pertanyaan yang mewakili pandangan siswa terhadap materi sejarah peradaban Islam pada masa kini. Dan untuk mengetahui keterampilan diskusi siswa, penulis mengadakan observasi (pengamatan langsung) di dalam proses pembelajaran di kelas.
77
B. Deskripsi Data a. Kecerdasan Verbal Siswa Metode peneliti gunakan untuk mengetahui kecerdasan verbal siswa kelas XI MIA 5 adalah tes lisan. Tes lisan yang berkaitan dengan materi Sejarah Peradaban Islam pada masa kini di SMA Negeri 5. Peneliti menganalisis kecerdasan verbal yang dimiliki siswa dengan cara siswa menjawab pertanyaan yang diberikan. Ada lima kategori, diantaranya relevansi dengan pertanyaan, kejelasan kerapian dalam mengorganisasikan kata, penggunaan bahasa yang baik dan benar, penyampaian secara sistematis, dan dapat mengontrol waktu. Berdasarkan hasil rekapitulasi jawaban perindividu kecerdasan verbal siswa dapat dikelompokkan menjadi: Variabel X 85
90
70
90
95
80
85
90
90
95
90
85
90
85
80
80
75
95
90
95
85
90
85
80
85
Selanjutnya data dianalisa dengan langkah-langkah sebagai erikut: 1. Melakukan penskoran ke dalam tabel distribusi frekuensi.
78
Tabel 11 Distribusi frekuensi skor responden tentang Kecerdasan Verbal Siswa Skor (X) 95 90 85 80 75 70
F
Fx
4 8 7 4 1 1
380 720 595 320 75 70
Total
N=25
∑
9025 8100 7225 6400 5625 4900
36100 64800 50575 25600 5625 4900 ∑ = 187600
2. Langkah kedua adalah mencari rata-rata (MX). Untuk mencari rata-rata (MX) dengan rumus sebagai berikut: MX
=
∑
= = 86,4 3. Mencari Standar Deviasi (SDX) dengan rumus sebagai berikut: SDX
= = = =
√
√ √
√
∑
∑
79
=
x 156,2
= 6,248 4. Setelah diketahui hasil mean (86,4) dan Standar Deviasi (6,248). Mengelompokkan nilai Kecerdasan Verbal siswa kelas XI MIA kedalam tiga kelompok yaitu tinggi, sedang dan rendah. Dengan ketentuan sebagai berikut: Tinggi
= M + 1 SD keatas = 86,4+ 1 (6,248) = 92,648 dibulatkan 93 = 93 keatas
Sedang
= antara M + 1 SD sampai dengan M- 1 SD = antara 80 sampai 93
Rendah
= M- 1 SD kebawah = 86,4 – 1 (6,248) = 80,152 dibulatkan 80 = 80 kebawah
Setelah melihat nilai tentang Kecerdasan Verbal siswa kelas XI MIA di SMA Negeri 5 Palembang, yang mendapat nilai tinggi sebanyak 4 orang, nilai sedang 15 orang dan mendapat nilai rendah 6 orang.
Tabel 12
80
Persentasi Nilai Kecerdasan Verbal siswa kelas XI MIA No 1 2 3
Persentasi Nilai Kecerdasan Verbal siswa kelas XI MIA Tinggi Sedang Rendah Total
Frekuensi
Persentasi
4 15 6 F=25
16% 60% 24% P=100%
Berdasarkan tabel diatas maka dapat diketahui bahwa Kecerdasan Verbal siswa kelas XI MIA sebanyak 4 orang responden (16%) tergolong tinggi (baik), sedang sebanyak 15 orang responden (60%) tergolong sedang dan sebanyak 6 orang respon (24%) tergolong rendah. Dengan demikian, Kecerdasan Verbal siswa kelas XI MIA berada pada kategori “sedang” yaitu sebanyak 15 orang responden (60%). Hasil wawancara peneliti dengan guru PAI di SMA Negeri 5 Palembang, menyatakan bahwa setiap siswa memiliki kecerdasan yang berbeda-beda, namun yang paling menonjol adalah kecerdasan verbal. Karena siswa-siswa SMA Negeri 5 Palembang sudah terbiasa berbicara di dalam dan di luar kelas. b. Keterampilan Diskusi siswa kelas XI MIA Penulis melakukan observasi (pengamatan langsung) untuk mengukur keterampilan diskusi siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Siswa yang memiliki keterampilan diskusi adalah, siswa yang membuat makalah sesuai dan relevan dengan tema yang dibahas, menyampaikan ide secara sistematis, Menggunakan bahasa yang baik dan benar, Berbicara dengan Intonasi yang tepat, Memberikan kesempatan kepada setiap orang yang ingin mengemukakan pikiran tentang tema yang dibahas,
81
Aktif dalam Diskusi (Menanya, Menjawab, dan Menanggapi), Memahami pendapat orang lain, Menyertakan fakta, contoh, atau pendapat para ahli dalam pertanyaan yang diajukan, Membuat catatan-catatan singkat pada akhir diskusi, dan Bertindak dengan sopan santun dan bijaksana. Berdasarkan hasil rekapitulasi jawaban responden perindividu tentang Keterampilan diskusi siswa kelas XI MIA di SMA Negeri 5 Palembang dapat dikelompokkan menjadi: Variabel Y 11
12
10
14
12
11
11
11
14
15
12
11
13
11
11
12
10
15
13
15
12
13
13
12
13
1. Selanjutnya data diatas dianalisa dengan melakukan penskoran kedalam tabel Distribusi Frekuensi sebagai berikut: Tabel 13 Distribusi Frekuensi skor responden tentang Keterampilan diskusi siswa kelas XI MIA Skor (Y) 15 14 13 12 11 10
F
Fy
3 2 5 6 7 2
90 58 140 162 182 50
900 841 784 729 676 625
2700 1682 3920 4374 4732 1250
82
Total
N=25
∑
∑ = 18658
2. Mencari rata-rata (My), Untuk mencari rata-rata (MX) dengan rumus sebagai berikut: MX
=
∑
= = 27,28 3. Mencari SDy dengan rumus sebagai berikut: SDy
= = = = =
∑
√
√
∑
√
√
x 36,41
= 1,456 Langkah keempat setelah mengetahui hasil mean (27,28) dan Standar Deviasi (1,456) kemudian mengelompokkan nilai Keterampilan diskusi siswa kelas XI MIA kedalam tiga kelompok yaitu tinggi, sedang, rendah (TSR) dengan ketentuan sebagai berikut: Tinggi
= M + 1 SD keatas
83
= 27,28+ 1 (1,456) = 28,736 dibulatkan 29 = 29 keatas Sedang
= antara M + 1 SD sampai dengan M – 1 SD = antara 29 sampai 26
Rendah
= M – 1 SD kebawah = 27,28 – 1 (1,456) = 25,824 dibulatkan 26 = 26 kebawah
Setelah melihat yang mendapatkan nilai Keterampilan diskusi siswa kelas XI MIA tinggi sebanyak 5 orang, nilai sedang 11 orang dan mendapat nilai rendah 9 orang. Tabel 14 Persentase Nilai Keterampilan Diskusi siswa No 1 2 3
Keterampilan diskusi siswa kelas XI MIA Tinggi Sedang Rendah Total
Frekuensi
Persentasi
5 11 9 F= 25
20% 44% 36% P = 100%
Berdasarkan tabel IV tersebut, diketahui bahwa Keterampilan diskusi siswa kelas XI MIA tinggi sebanyak 5 orang (20%), tergolong sedang sebanyak 11 orang (44%) dan tergolong rendah sebanyak 9 orang (36%). Dengan demikian, dapat
84
disimpulkan Keterampilan diskusi siswa kelas XI MIA di kategorikan “sedang” yakni sebanyak 11 orang (44%) . Hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan guru PAI di SMA Negeri 5 Palembang, guru PAI tersebut mengatakan bahwa siswa SMA Negeri 5 Palembang terutama kelas XI MIA 5 sangat aktif dalam proses diskusi. Dikarenakan mereka banyak mengikuti kegiatan OSIS dan kegiatan lain di luar kelas. C. Pengujian Hipotesis Tentang Hubungan Kecerdasan Verbal Siswa Kelas XI MIA di SMA Negeri 5 Palembang Dengan Keterampilan Diskusi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Setelah mengetahui Keterampilan Diskusi siswa kelas XI MIA di SMA Negeri 5 Palembang, selanjutnya untuk mengetahui hubungan kecerdasan verbal terhadap keterampilan diskusi mata pelajaran pendidikan agama Islam siswa kelas XI MIA di SMA Negeri 5 Palembang, maka ini akan dianalisa hasil tes lisan dan pengamatan langsung. Variabel X 85
90
70
90
95
80
85
90
90
95
90
85
90
85
80
80
75
95
90
95
85
90
85
80
85
Variabel Y 11
12
10
14
12
11
11
11
14
15
12
11
13
11
11
12
10
15
13
15
12
13
13
12
13
85
Untuk mengetahui apakah ada hubungan atau tidak dapat menggunakan rumus statistik yaitu Product Moment sebagai berikut: Rxy
∑
=
Kemudian untuk dapat mengetahui angka indeks korelasi antara variabel x dan variabel y (rxy), maka pertama-tama kita siapkan peta korelasi sebagai berikut: Tabel 15 Peta Korelasi Antara Kecerdasan Verbal dengan Keterampilan Diskusi Siswa X 70
75
80
85
90
95
y’
F (y)
Fy’
Fy
x’y’
Y /// +18
15 14 13 // 0 // 0
12 11
// 0 / -1 //// -8
// +4 /// 0 // -4 / -4
/ -3
3
+2
6
12
18
2
+1
2
2
4
5
0
0
0
0
6
-1
-6
6
-8
7
-2
-14
28
-12
2
-3
-6
18
9
∑
∑
∑
F (x)
/ +6 1
/ +3 1
4
7
8
4
x’
-2
-1
0
+1
+2
+3
Fx’
-2
1
0
7
16
12
Fx
4
1
0
7
32
36
x’y’
∑
6
3
0
-9
-4
15
∑
10
N=25
∑
Melalui peta korelasi diatas, telah diperoleh data sebagai berikut:
86
∑N = 25
∑fy`= -18
∑fy`2= 66
∑fx`= 34
∑fx`2= 80
∑x`y`= 11
Kemudian melakukan perhitungan sebagai berikut: 1. Mencari Cx` dengan rumus sebagai berikut: Cx`=
∑
=
= 1,36
2. Mencari Cy` dengan rumus sebagai berikut: Cy`=
∑
=
= -0,72
3. Mencari Standar Deviasi (SDx`) dengan rumus: ∑
SDx` = i √
=1√
∑
2
, dimana i= 1
2
=1√ =1√
=1√
= 1,162
4. Mencari Standar Deviasi (SDy`) dengan rumus sebagai berikut: ∑
SDy` = i √ =1 √ = 1√
∑
2
2
, dimana i= 1
87
=1√
= √
= 1,456 5. Mencari Indeks Korelasi (rxy) dengan rumus sebagai berikut: rxy
=
∑
= = = = 0,83 Setelah diperoleh hasil rxy= 0,83 untuk memberikan interpretasi terhadap rxy maka kita lihat harga “r” tabel dengan rumus sebagai berikut: Df
= N- nr = 25-2 = 23 Setelah dilihat pada tabel df sebesar 23 diperoleh “r” tabel (rt) pada taraf 5%
0,396 dan untuk taraf signifikansi 1% sebesar 0,505. Dengan diketahui nilai rxy lebih besar dari r tabel (nilai korelasi product moment) dengan taraf signifikansi 5% dan 1% yaitu 0,396<0,83 0,505, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara variabel kecerdasan verbal dengan keterampilan diskusi siswa kelas XI MIA di SMA Negeri 5 Palembang. Artinya hipotesa alternatif (Ha) diterima dan hipotesa nol (Ho) ditolak.
88
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Setelah melakukan uji statistik dengan menggunakan rumus tinggi, sedang, dan rendah (TSR) dan peta korelasi. Ternyata kecerdasan verbal siswa kelas XI MIA di SMA Negeri 5 dikategorikan “sedang”. Hal ini dapat dilihat dari uji TSR hasil jawaban responden yang telah dianalisa kecerdasan verbal siswa dikategorikan baik sebanyak 16% (4 orang), kecerdasan verbal siswa dikategorikan sedang sebanyak 60% (15 orang) dan kecerdasan verbal siswa dikategori rendah sebanyak 24% (6 orang). 2. Tingkat keterampilan diskusi siswa di SMA Negeri 5 juga dikategorikan “sedang”. Hal ini dapat dilihat dari uji TSR jawaban responden tentang keterampilan diskusi siswa dikategorikan baik/tinggi sebanyak 20% (5 orang), dikategori sedang sebanyak 44% (11 orang) dan dikategorikan rendah sebanyak 36% (9 orang). 3. Ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan verbal terhadap keterampilan diskusi siswa kelas XI MIA di SMA Negeri 5 Palembang, dengan perhitungan hasil korelasi product moment
sebesar 0,83 jika
dikonsultasikan dengan tabel distribusi t ( t tabel) maka pada taraf signifikan 5% adalah 0,396 dan pada pada signifikan 1% adalah 0,505. Ini berarti hipotesis penelitian Ha diterima dan Ho ditolak, walaupun pada taraf
89
signifikan 1% t hitungnya lebih kecil. Hal yang demikian dapat disimpulkan bahwa Kecerdasan verbal mempunyai Hubungan yang positif terhadap Keterampilan Diskusi siswa kelas XI MIA mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 5 Palembang.
B. Saran-saran Sehubung dengan hal tersebut, maka disajikan saran-saran sebagai masukan dalam mengembangkan pembelajaran PAI di sekolah : 1.
Bagi sekolah Hasil penelitian dapat dijadikan sebagi masukan dalam meningkatkan pembelajaran PAI sekaligus pembinaan terhadap guru untuk meningkatkan pembelajaran yang lebih baik.
2. Bagi guru Agar dapat selalu memperhatikan dan memberikan umpan agar siswa dapat mengekspresikan kecerdasan verbal yang di milikinya di dalam sekolah maupun diluar sekolah. Guru mengembangkan kecerdasan verbal tersebut dengan
menggunakan
metode
diskusi
kelompok
siswa.
Sehingga
tercapailah keberhasilan belajar siswa dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. 3. Bagi siswa Diharapkan untuk mengembangkan kerjasama sesama siswa dalam kegiatan pembelajaran PAI, dan mengembang keberanian mengajukan pendapat atau
90
gagasan dalam kegiatan pembelajaran kontekstual mengenai materi Perkembangan Islam pada masa kini. 4. Bagi Peneliti Penelitian ini terbatas pada proses belajar. Untuk itu, bagi penenliti selanjutnya lebih meningkatkan dan menambah wawasan yang lebih baik dan bermanfaat bagi peneliti selanjutnya.
91
DAFTAR PUSTAKA Al-Quran dan Terjemah Abdullah Idi. 2011. Sosiologi Pendidikan Individu, Masyarakat, dan Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers Arifuddin. 2013. Neuro Psiko lingustik. Jakarta : Rajawali Pers. Arsjad, Maidar G. 2005 Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Asri Budiningsih. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Asri Karolina. 2010. Analisis Hasil Penerapan Teknik Speed Reading Terhadap Kecerdasan Verbal Siswa Dalam Menjelaskan Materi Fiqih (Studi Eksperimen Di MTs Patra Mandiri Plaju). Palembang : IAIN Raden Fatah. Bobbi DePorter, dkk. 2004. Quantum Teaching Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas. Bandung: Kaifa. Bulatau, S. J. 2003. Teknik Diskusi Kelompok. Yogyakarta: Kanisius. Cholid Narbuko, dan Abu Ahmadi. 2007. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara. DEPARTEMEN AGAMA ISLAM. 2004. Pedoman Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Umum. Jakarta: Departemen Agama Islam RI. Dewi, dan Eveline. 2004. Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media. Dipodjojo, Asdi S. 1984. Komunikasi Lisan. Yogyakarta: Lukman. Emzir. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan (Kuantitatif dan Kualitatif) cet. 6. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Gardner Howard. 2003. Kecerdasan Majemuk Teori dalam Praktek. Batam: Interaksa Goldberg, Alvin A dan Carl E. Larson. 1985. Komunikasi Kelompok Prosesproses Diskusi dan Penerapannya. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Hendrikus. 2009. Dori Wuwur, Retorika Terampil Berpidato, Berdiskusi, Berargumentasi, Bernegosiasi. Yogyakarta: Kanisius. Henry Guntur Tarigan. 2013. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung : Angkasa. IAIN Raden Fatah. 2011. Pedoman Penulisan Skripsi & Karya Ilmiah. Palembang : Grafika Telindo.
92
Kun Maryati dan Juju Suryawati. 2008. Sosiologi SMA dan MA. Jakarta: Erlangga. Lwin, M. et al. 2008. Cara Mengembangkan Berbagai Metode Komponen Kecerdasan: Panduan Praktis bagi Guru, Masyarakat Umum, dan Orang Tua, Alih Bahasa Christine Sujana. Jakarta: Indeks. May Lwin,dkk. 2008. Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan. Yogyakarta: Indeks. Muhammad Ali. 2002. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Muhammad Isnaini. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Yogyakarta: Idea Press. Muhammad Yaumi, Nurdin. 2013. Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Jamak (Mulitiple Intelligences) Mengindentifikasi dan Mengembangkan Mulitalenta Anak. Jakarta: Prenadamedia Group. Nazarudin Rahman. 2013. Manajemen Pembelajaran (Implementasi Konsep, Karateristk dan Metodologi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum. Yogyakarta: Pustaka Felicha. Nurul Komala.2013.Makalah Kecerdasan Verbal (Online): http://nurulkomala 48.blogspot.com/2013/11/makalah-kecerdasan-lingustik.html, diakses pada tanggal 13 Januari 2015. Ramayulis. 2010. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia Roestiyah. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : ALFABETA. Suharsimi Arikunto. 1990. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Sumadi Suryabrata. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Susilo,M.Joko. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Manajemen Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Team Website Sekolah Gamaliel Makassar. 2009. Kecerdasan Majemuk dan Gaya Belajar Anak (online):http://www.gamalielschool.org/index.php?option=com_con tent&view=article&id=46.Diakses pada tanggal 13 Januari 2015, hlm. 2.
93
Tony Buzan. 2003. Head First 10 Cara Memanfaatkan 99 % dari Kehebatan Otak Anda yang Selama ini Belum Pernah Anda Gunakan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Wasty Soemanto. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Yaumi dan Ibrahim. 2013. Pembelajaran berbasis Kecerdasan Jamak (Multiple Inteligences) Mengidentifikasi dan Mengembangkan Multitalenta Anak. Jakarta : Kencana Group.