PENGARUH PEMBELAJARAN OUTDOOR TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KELAS VIII DI SMP NUSANTARA PLUS TANGERANG SELATAN Disusun Untuk Mengajukan Skripsi Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam ( S.Pdi )
DI SUSUN OLEH :
Ahmad Fauzi NIM : 109011000078
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Pengaruh Pembelajaran Outdoor Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Di SMP Nusantara Plus
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk memenuhi syarat- syarat mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam Disusun oleh: Ahmad Fauzi NIM: 109011000078 Di bawah Bimbingan
Heny Narendrany Hidayaty Dra.MPd. NIP: 197105121996032002
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “Pengaruh Pembelajaran Outdoor Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqasyah pada tanggal 9 Juni 2014 di hadapan dewan penguji. Karena itu, menulis berhak memperoleh gelar sarjana S1 (S.Pd.I) dalam Bidang Pendidikan Agama Islam. Jakarta, 15 Juni 2014 Panitia Ujian Munaqasah
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIYAH
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Ahmad Fauzi
NIM
: 109011000078
Tempat/Tgl lahir
: Bogor, 03 Desember 1989
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi
: Pengaruh Pembelajaran Outdoor Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam di SMP Nusantara Plus
Dosen Pembimbing
: Heny Narendrany Hidayati Dra. M.Pd
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang Pengaruh Pembelajaran Outdoor Terhadap Hasil Belajar Siswa Bidang Studi Pendidikan Agama Islam kelas VIII. Yang dimaksud hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar yang sudah direncanakan dan diterapkan sebelumnya yang dinyatakan dalam skor tertentu. Hasil belajar dua kelompok tersebut adalah hasil belajar siswa kelas VIII yang ditunjukan oleh nilai pretest dan posttest hasil belajar. Metode penelitian menggunakan metode quasi eksperimen. Uji hipotesis menggunakan uji tes “t”. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tes objektif untuk mengetahui hasil belajar siswa pada ranah kognitif yang diperoleh dari data posttest kontrol dan posttest eksperimen berupa skor hasil belajar PAI pada konsep memahami Zakat. Nilai t hitung siswa pada kelas posttest eksperimen dan kontrol adalah 4,488. Dari hasil perhitungan posttest dengan menggunakan Uji tes “t” diperoleh ttabel sebesar 1,688. kemudian dilanjutkan dengan mengkonsultasikan pada nilai ttabel dengan taraf signifikansi 5% diperoleh thitung lebih tinggi dari ttabel yaitu t hitung (4,488) > t tabel (1,668). Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari hasil belajar PAI siswa yang diberi Pembelajaran Outdoor dengan siswa yang diberi pembelajaran konvensional. Sehingga dari sini kita dapat memahami bahwa pembelajaran Outdoor sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada bidang studi pendidikan agama Islam.
KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. beserta keluarga, sahabat dan seluruh umat Islam yang senantiasa menjadi suri tauladan bagi kita semua dan beristiqamah dalam memperjuangkan Islam hingga akhir hayat . Karya tulis ini merupakan skripsi yang diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan, namun berkat semangat dan kerja keras serta bantuan dari berbagai pihak maka skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada : 1.
Nurlena Rifa’i, Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta Pembantu Dekan.
2.
Dr. H. Abdul Majid Khon. M.Ag Selaku ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta staf-stafnya.
3.
Marhamah Shaleh, Lc.M.A Selaku sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4.
Heny Narendrany Hidayaty Dra. MPd. Selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membantu dan membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini serta bersedia meluangkan waktunya dengan penuh kesabaran.
5.
Seluruh dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya selama perkuliahan, semoga ilmu yang diberikan bermanfaat baik di dunia dan akhirat.
6.
Kepala Perpustakaan Utama UIN Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta staf-stafnya yang telah membantu penulis dalam mendapatkan reverensi.
7.
Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah dan seluruh dewan guru SMP Nusantara Plus Tangerang, yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian ini.
8.
Kedua orang tua yang tersayang, yaitu Bapak H. Anwas dan Ibu Hj. Rumyanih serta kerabat yang telah memberikan fasilitas dan motivasi kepada saya sehingga dapat menyelasaikan kuliah.
9.
Imran Satria Muchtar S.Pd.I, Burhanuddin, Arini Nuryaddin dan seluruh teman Jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan 2009 khususnya kelas B yang selalu membantu, memberi inspirasi, semangat dan motivasi dalam menelesaikan skripsi ini.
10. Anak-anak ISTANBUL COMUNITY dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak semoga Allah membalas dengan balasan yang setimpal dari kebaikan yang telah mereka lakukan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna baik dari segi sistematika, bahasa maupun isi materi. Atas dasar ini, komentar, saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat diharapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua dalam menimgkatkan kualitas dunia pendidikan di Indonesia. Amin ya Rabbal’alamin. Jakarta, 25 April 2014
Penulis
Ahmad Fauzi
DAFTAR ISI
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………………………..
1
B. Identifikasi Masalah ……………………………
5
C. Pembatasan Masalah ……………………………
5
D. Perumusan Masalah …………………………….
6
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………
6
1. Tujuan Penelitian ……………………………
6
2. Manfaat Penelitian ………………………….
6
KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR,
DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Teori ……………………………………… 1. Hakikat Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam... a. Pendidikan Agama Islam ……….....................
7 7 7
1. Pengertian PAI............................................ 7 2. Tujuan PAI.................................................
7
3. Fungsi PAI................................................... 8 4. Karakteristik PAI......................................... 9 5. Sumber PAI.................................................. 9 b. Hasil Belajar a. Pengertian hasil belajar................................. 13 b. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar...... 14 c. Penilaian hasil belajar PAI........................... 16 2. Hakikat Pembelajaran Outdoor a. Pengertian Pembelajaran …………….….......... 18
b. Pembelajaran Outdoor…................................... 19 c. Tujuan pokok mengajar diluar kelas................... 21 d. Nilai plus pembelajaran di luar kelas................ 24 3. Pengertian Belajar ……………………………...... 24 a. Ciri-Ciri Belajar …….…………….................. 24
BAB III
b. Tujuan Belajar ………….……………...........
25
c. Jenis-Jenis Belajar ….......................................
26
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar …
27
B. Hasil Penelitian yang Relevan ……………………....
29
C. Kerangka Berfikir …………………………………...
31
D. Hipotesis Penelitian ………………………………....
34
METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………....
35
B. Metode dan Desain Penelitian ……………………...
35
C. Populasi dan Sampel …………………………..…....
36
D. Variabel Penelitian …………………………..….......
37
E. Teknik Pengumpulan Data ………………..…….......
37
F. Instrumen Penelitian ……………………..……….....
37
G. Uji Coba Instrumen ………………………………....
37
1. Uji Validitas ……………………….………........
38
2. Uji Reliabilitas …………………..…………........
39
3. Tingkat Kesukaran ……………..……………......
40
4. Daya Pembeda ………………..……………........
41
H. Prosedur Penelitian ……………..……………….......
41
I. Teknik Analisis Data …………..………………........
42
1. Uji Normalitas …………..…………………........
42
2. Uji Homogenitas ………..………………….........
43
BAB IV
3. Uji Hipotesis ………….…………………….......
45
A. Profil SMP Nusantar Plus............................................
45
1. Sejarah Singkat SMP Nusantara Plus...................
45
2. Visi Misi SMP Nusantara Plus..............................
46
B. Deskripsi dan Analisis Data ….....................................
47
1. Langkah-langkah perlakuan dalam penelitian.......... 47 C. Pengujian Persyaratan Analisis.....................................
60
D. Pengujian Hipotesis.....................................................
62
E. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................
62
F. Keterbatasan Penelitian ................................................. 63 G. Gambar Penelitian.......................................................... 65
BAB V
Penutup A. Kesimpulan................................................................... 68 B. Implikasi ...................................................................... 68 C. Saran ............................................................................ 69
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. LAMPIRAN
69
DAFTAR TABEL No Tabel
Nama Tabel
3.1
Rancangan Penelitian
36
3.2
Tabel Kriteria Validitas, Reliabilitas
40
3.3
Kriteria Soal-soal
41
4.1
Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Eksperimen
4.2
58
Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen
4.6
55
Distribusi Frekuensi Hasil Postest Kelas Kontrol
4.5
53
Distribusi Frekuensi Hasil Postest Kelas Eksperimen
4.4
50
Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Kontrol
4.3
Halaman
59
Hasil Uji Normalitas Postest Kelas Kontrol dn Eksperimen
59
GAMBAR PENELITIAN
4.1
Histagram Hasil Pretest Kelas Eksperimen
4.2
Histagram Hasil Pretest Kelas Eksperimen
4.3
Histagram Hasil Posttest Kelas Eksperimen
4.4
Histagram Hasil Posttest Kelas Kontrol
4.5
Pembelajaran Konvensional
4.6
Pembelajaran di luar kelas (Outdoor Learning)
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.
Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 2.
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 3.
RPP Kelas Kotrol dan Kelas Eksperimen
Lampiran 4.
Kisi-Kisi Soal Pretest
Lampiran 5.
Kisi-Kisi Soal Postest
Lampiran 6.
Uji Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda, Tingkat Kesukaran
Lampiran 7.
Nilai Pretest Kelas Eksperimen
Lampiran 8.
Nilai Pretest Kelas Kontrol
Lampiran 9.
Nilai Postest Kelas Kontrol
Lampiran 10.
Nilai Postest Kelas Eksperimen
Lampiran 11.
Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Eksperimen
Lampiran 12.
Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Kontrol
Lampiran 13.
Distribusi Frekuensi Postest Kelas Kontrol
Lampiran 14.
Distribusi Frekuensi Postest Kelas Eksperimen
Lampiran 15.
Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen
Lampiran 16.
Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol
Lampiran 17.
Uji Normalitas postest Kelas Eksperimen
Lampiran 18.
Uji Normalitas Postest Kelas Kontrol
Lampiran 19.
Perhitungan Uji Homogenitas
Lampiran 20.
Perhitungan Uji Hipotesis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zainal Arifin mangatakan bahwa arti pendidikan secara istilah adalah usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tinggi, dalam arti mental.1 Sementara, pendidikan secara umum menurut Ki Hadjar Dewantara sebagaimana dikutip oleh suwarno, adalah sebagai daya upaya untuk memajukan perkembangan budi pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek) dan jasmani anak-anak. Maksudnya adalah supaya kita dapat memajukan kesempurnaan hidup, yaitu kehidupan dan penghidupan anak-anak, selaras dengan alam dan masyarakatnya.2 Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan adalah usaha yang dilakukan sesorang atau sekelompok orang dalam mempengaruhi orang lain yang bertujuan untuk mendewasakan manusia seutuhnya, baik lahir maupun batin. Pendidikan yang berkualitas diharapkan dapat menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kemampuan bernalar,berfikir secara kritis, logis, sistematis, dan kreatif sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang semakin canggih. Pengembangan kemampuan sumber daya manusia termasuk siswa di dalamnya adalah melalui proses pembelajaran. Dengan proses pembelajaran tersebut siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan, itu semua dapat
1
Armei Arief,Pembaharuan Pendidikan Islam,(Jakarta:Suara Adi,2009), hal. 32 Ibid, hal.32
2
1
2
siswa peroleh melalui proses pembelajaran khususnya pembelajaran agama yang memiliki peran penting dalam pengembangan sikap dan spiritual siswa. Pembelajaran Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertaqwa, berahklak mulia, mengamalkan ajaran agama islam dari sumber utamanya yaitu kitab suci al-Quran dan al-Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran latihan, serta penggunaan pengalaman.3 Pembelajaran
Agama
Islam
bertujuan
meningkatkan
keimanan,
pemahaman, penghayatan dan pengamalan pesrta didik tentang agama islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berahklak mulia dlam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.4 Jadi, pembelajaran PAI dalam rangka membentuk karakteristik serta spiritual seorang siswa perlu mendapatkan perhatian khusus dalam penyelenggaraannya, karena dengan kemampuan-kemampuan tersebut siswa membentengi diri mereka dari tantangan kehidupan di era globalisasi serta selalu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Kemampuan
siswa
menyelesaikan
permasalahan
dirinya
dan
lingkungannya merupakan bukti nyata bahwa lembaga pendidikan telah berhasil menjalankan fungsinya. Pembelajaran PAI seharusnya tidak hanya mengedepankan konsepkonsep semata yang akan menimbulkan kejenuhan bagi setiap siswa, sedangkan yang terjadi pada kenyataannya masih banyak di sekolah-sekolah salah satunya SMP Nusantara Plus para guru masih menggunakan metodemetode klasik yang di dalamnya kurang menciptakan interaksi antara guru dan murid. Pembelajaran PAI harus lebih menyenangkan karena dengan demikian memungkinkan peserta didik lebih bersemangat untuk mengikuti 3
Ramayulis, Metode Pendidikan Agama Islam (Jakarta,Kalam Muila, 2010 ), hal. 21 Ibid, hal. 22
4
3
pembelajaran PAI. Terkadang siswa merasa jenuh dengan pembelajaran PAI yang hanya menggunakan metode-metode klasik seperti metode ceramah. Padahal, siswa dituntut untuk ikut serta aktif dalam kegiatan pembelajaran. Minimnya penerapan metode pembelajaran yang guru sampaikan pada mata pelajaran PAI di SMP Nusantara atau bahkan banyak guru yang kurang menguasai materi pelajaran yang akan disampaikan, kondisi sekolah yang kurang memadai atau bahkan kurangnya sarana pembelajaran di sekolah Nusantara ini, serta mungkin pembelajaran tersebut terlalu sering dilakukan di dalam ruang kelas sehingga dirasakan terlalu monoton. Kegiatan yang minim terkadang cepat membuat peserta didik merasa bosan, misalnya pelajaran PAI yang hanya dilakukan dalam kelas, mengharuskan siswanya duduk rapi, mendengarkan keterangan guru di papan tulis juga terkadang para guru di SMP Nusantara Plus hanya menjadikan buku dan ruang kelas sebagai satu-satunya sumber belajar. Padahal di luar kelas sana dapat dijadikan tempat belajar yang lebih menyenangkan dan lebih memberi keluasan bagi siswa dalam memperoleh pengalam dalam pembelajaran di bandingkan hanya di ruang kelas. Dampak negatif yang siswa alami tersebut dapat diminimalisasi atau dikurangi dan kemungkinan besar dapat diatasi dengan memperbaiki cara pengajaran atau merubah pendekatan pembelajaran, merawat dan melengkapi fasilitas belajar, serta membangun citra positif bahwa mata pelajaran agama itu menyenangkan sama dengan mata pelajaran lainnya, yakni meyakinkan bahwa pelajaran agama itu tidak membosankan. Pada dasarnya seorang guru hendaknya dapat menerapkan suatu pembelajaran yang di dalamnya dapat tercipta interaksi aktif antara guru dan siswa, sesama siswa serta siswa dengan lingkungannya. Dengan pembelajaran seperti ini diharapkan kemampuan pemahaman siswa terhadap agama dapat menjadi lebih baik. Di sisi lain rasa memiliki, mencintai lingkungan sekitar dapat juga tertanam. Pembelajaran Outdoor atau pembelajaran di luar kelas
4
secara tidak langsung mengingatkan siswa bahwa belajar tidak selalu dilakukan di dalam ruangan kelas. Dengan pembelajaran seperti ini memberikan siswa ruang untuk mengeksplorasi dan memahami pembelajaran agama dengan baik. Karena dengan pembelajaran di luar kelas dapat menciptakan interaksi antar guru dengan murid, murid dengan murid serta murid dan lingkungannya. Dalam pembelajaran PAI secara nyaman dan menyenangkan dapat membuat siswa bersemangat untuk mengikuti pembelajaran. Dengan mengupayakan agar siswa dapat tetap senang untuk belajar agama tentunya akan berdampak pada pemahaman siswa terhadap matari agama, sehingga akan tercapailah apa yang dinamakan kompetensi dalam pelajaran agama. Seorang guru hendaknya dapat menerapkan suatu pembelajran yang di dalamnya tercipta interaksi aktif dan menyenangkan antara guru dan siswa, siswa dan siswa serta siswa dan lingkungannya. Upaya menghadirkan pembelajaran PAI yang lebih menyenangkan serta mengurangi tingkat kejenuhan siswa, penulis mencoba menerapkan pembelajaran agama dengan pendekatan pembelajaran Outdoor. Pembelajaran Outdoor merupakan salah satu variasi pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan di sekitar sekolah seperti taman sekolah, lapangan, tempat parkir, sehingga memungkinkan dapat mengurangi kejenuhan siswa. Pembelajaran Outdoor ini memanfaatkan interaksi siswa dengan lingkungan terbuka sebagai sumber belajar. Adapun yang dimaksud dengan pembelajaran Outdoor adalah suatu pembelajaran yang memanfaatkan kondisi di luar ruangan kelas. Pembelajaran ini memanfaatkan areal sekolah untuk dijadikan tempat belajar, oleh karenanya diharapkan dapat membuat suasana belajar lebih menyenangkan. Pendekatan ini berlandaskan pada pemikiran bahwa setiap tempat memiliki potensi untuk dijadikan tempat belajar, karena pembelajaran yang
5
menyenangkan bisa lebih memotivasi siswa untuk dapat memahami materi yang disampaikan oleh guru dengan baik. Menurut Adelia vera, dalam bukunya yang berjudul metode mengajar anak diluar kelas ( Outdoor Study ) mengungkapkan bahwa “ Outdoor Learning itu sendiri yaitu suatu kegiatan menyampaikan pelajaran di luar kelas, sehinga kegiatan belajar mengajar berlangsung di luar kelas.sebagian orang menyebutnya dengan Outing Class, yaitu suatu kegiatan yang melibatkan alam secara langsung untuk dijadikan sebagai sumber belajar “.5 Dari hal-hal yang telah disebutkan di atas, penulis tertarik mengadakan penelitian di sekolah SMP Nusantara Plus, baik lapangan maupun kepustakaan dengan memilih judul “Pengaruh Pembelajaran Outdoor Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa” B. Identifikasi Masalah 1. Kurangnya penguasaan guru terhadap teori dan praktek pengelolaan kelas 2. Metode guru yang kurang kreatif dalam mengembangkan pembelajaran 3. Rendahnya hasil belajar agama siswa dalam belajar 4. Rendahnya perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran agama C. Pembatasan Masalah Agar dapat lebih mengarah secara mendalam, maka dalam penelitian ini perlu membatasi masalah pada: 1. Pembelajaran Outdoor yang dimaksud dalam penelitian ini adalah menggunakan
dan
memanfaatkan
fasilitas
yang
ada
kemudian
digunakansebagai sarana meningkatkan proses belajar mengajar.
5
Adelia vera, Metode Mengajar Anak di Luar Kelas ( Outdoor Study ), ( DIVA Press : Jogjakarta, 2012 ), hal. 17
6
2. Sedangkan hasil belajar yang dimaksud adalah hasil prestasi belajar pada bidang studi Pendidikan Agama Islam pada mata pelajaran fiqihdi kelas VIII tahun ajaran 2013-2014 SMP Nusantara Plus di lihat dari hasil. D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah, maka rumusan masalah yang dapat dikemukakan adalah “Apakah terdapat pengaruh pembelajaran Outdoor terhadap hasil belajar bidang studi Pendidikan Agama Islam” ? E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan penerapan pembelajaran Outdoor pada pelajaran fiqih terhadap hasil belajarnya. 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian dari penelitian ini antara lain: a. Memberikan dampat positif pada siswa agar lebih bersemangat dalam belajar PAI. b. Memberikan salah satu alternatif pembelajaran kepada guru khususnya guru agama sehingga pembelajaran outdoor ini dapat diterapkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PAI. c. Bagi masyarakat yang mempunyai perhatian terhadap dunia pendidikan diharapkan dapat membangkitkan kesadaran mereka untuk ikut serta dalam mewujudkan pendidikan.
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR A. Kajian Teori 1. Hakikat Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam a. Pendidikan Agama Islam 1)
Pengertian Pendidikan Agama Islam Menurut Prof.DR. Ramayulis pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,
menghayati,
mengimani,
bertaqwa
berakhlak
mulia,
mengamalkan ajaran islam dari sumber utamanya kitab suci al-qur‟an dan alhadits, melalui kegiatan bimbingan, pelatihan serta penggunaan pengalaman.1 Sedangkan menurut Zakiyah Dradjat ( 1987:87 ) Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami kandungan ajaran islam secara menyeluruh, menghayati makna tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.2 Sedangkan menurut Muhammad Fadhil Al-Djamali, menyatakan bahwa Pendidikan Islam adalah proses yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang baik dan mengangkat derajat kemanusiaannya sesuai dengan kemampuan dasar (fitrah) dan kemampuan ajarnya (pengaruh dari luar).3 2) Tujuan Pendidikan Agama Islam Pendidikan
agama
islam
bertujuan
meningkatkan
keimanan,
pemahaman, penghayatan dan pengalaman peserta didik tentang agama islam sehingga manjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah
1
Ramayulis, Metodologi Agama Islam(Kalam Mulia, Jakarta:2010),hal.21 Abdul Majid, Belajar Dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PT Remaja Rosdakarya, Bandung:2012),hal.12 3 Armei Arief,Pembaharuan Pendidikan Islam,(Jakarta:Suara Adi,2009), hal. 35 2
7
8
SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.4 Pendidikan agama islam disekolah bertujuan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengalaman peserta didik tentang agama islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah serta berahlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.5 Tujuan pendidikan agama Islam di atas merupakan turunan dari tujuan pendidikan nasional, suatu rumusan dalam UUSPN ( UU No. 20 tahun 2003 ), yang berbunyi : “Pedidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.6 3) Fungsi Pendidikan Agama Islam a) Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah Swt. Yang ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Pada dasarnya dan pertama-tama kewajiban menanamkan keimanan dan ketakwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbuhkembangkan lebih lanjut dalam diri anak melalui bimbingan, pengajaran, dan pelatihan agar keimanan dan ketakwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya. b) Penanaman nilai, sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. c) Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.
4
Ramayulis, Metodologi Agama Islam(Kalam Mulia, Jakarta:2010),hal.22 Ibid, hal.22 6 Abdul Majid, Belajar Dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PT Remaja Rosdakarya, Bandung:2012),hal.16-17 5
9
d) Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangankekurangan, kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman, dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari. e) Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya. f) Pengajaran, tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum, sistem dan fungsionalnya. g) Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus di bidang Agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain. 4) Karakteristik Pendidikan Agama Islam a) Pendidkan Agama Islam mempunyai dua sisi kandungan, yakni sisi keyakinan dan sisi pengetahuan. b) Pendidikan Agama Islam bersifat doktrinal, memihak, dan tidak netral. c) Pendidikan Agama Islam merupakan pembentukan akhlak yang menekankan pada pembentukan hati nurani dan penanaman sifat-sifat ilahiyah yang jelas dan pasti. d) Pendidikan Agama Islam bersifat fungsional. e) Pendidikan Agama Islam diarahkan untuk menyempurnakan bekal keagamaan peserta didik. f) Pendidikan Agama Islam diberikan secara komprehensif. 5) Sumber Pendidikan Agama Islam Dalam Islam ada beberapa sumber pedoman yang harus menjadi panutan bagi setiap muslim yaitu : a)
Alquran Secara etimologi Alquran berasal dari kata qara‟a-yaqra‟u-qira‟atan
atau quran‟an,yang berati mengumpulkan ( al-jam‟u ) dan menghimpun ( adh-dhammu ) huruf-huruf serta kata-kata dari satu bagian ke bagian yang lain secara teratur. Muhammad Salim Muhsin mendefinisikan Alquran yaitu : “Firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang tertulis dalam mushaf-mushaf dan di nukil/diriwayatkan kepada kita dengan jalan
10
mutawattir dan membacanya dipandang ibadah serta sebagai penentang (bagi yang tidak percaya) walaupun surahnya pendek.”7 Dengan demikian al-Qur‟an sebagai kitab suci agama Islam harus dijadikan landasan dan sumber utama pendidikan Islam. Sehingga terlihat bahwa seluruh dimensi yang terkandung dalam Al-Qur‟an memiliki misis dan implikasi kependidikan yang bergaya imperatif, motivatif, dan persuasif, dinamis, sebagai suatu sistem pendidikan yang utuh dan demokratis lewat proses manusiawi. Proses kependidikan tersebut bertumpu pada kemampuan rohaniah dan jasmaniah masing-masing peserta didik, secara bertahap dan berkesinambungan, tanpa melakukan perkembangan zaman dan nilai-nilai Ilahiah. Semua proses pendidikan Islam tersebut merupakan proses konservasi dan transformasi, serta internalisasi nilai-nilai dalam kehidupan manusia sebagaimana yang diinginkan oleh ajaran Islam. Dengan upaya ini, diharapkan peserta didik mampu hidup secara serasi dan seimbang, baik dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat.8 b) As-sunnah As-sunnah menurut bahasa adalah tradisi yang biasa dilakukan, atau jalan yang dilalui, baik yang terpuji maupun yang tercela. As-sunnah adalah segala sesuatu yang dinukilkan kepada Nabi berupa perkataan, perbuatan, taqrirnya, ataupun selain daripada itu.
ُمَه٘ سَهَ سُّنَتَ خَي٘ ٍرفاَّتُبِعَ عَلَي٘هَا فَلَهُ اَج٘رُهُ وَمِث٘ل ٘اُجُى٘رِمَه٘ اّتَبَعَهُ غَي٘رَمَه٘قُى٘صٍ مِه٘ اُجُى٘رِهِم ُشَي٘ئًاوَمَه٘ سَهَ سُّنَتَ شَّرِ فَاّتُبِعَ عَلَي٘هَا كَانَ عَلَي٘هِ وِز٘رُه ٘مِه
ٍغَي٘ َرمَه٘قُى٘ص
ُّتَبَعَه
٘أَو٘زَارِمَه
ُوَمِث٘ل
أَو٘زَارِهِم٘ شَي٘ئًا 7
8
Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam ( Jakarta:AMZAH,2010),hal.32 Soleha dan Rada, Ilmu Pendidikan Islam, ( Bandung: Alfabeta, 2011), Cet. I, hal. 27-29.
11
Barang siapa yang membuat suatu jalan (Sunnah) kebaikan, kemudian diikuti orang maka baginya pahalanya sama dengan pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan barang siapa yang membuat suatu jalan (Sunnah) yang buruk, kemudian diikutinya maka atasnya dosa dan dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun. (HR. At-Tirmidzi).9 Sedangkan sunnah menurut istilah, terjadi perbedaan pendapat di kalangan para ulam, di antaranya sebagai berikut: (1)
Menurut ulama ahli hadits (Muhaditsin), sunnah adalah segala perkataan Nabi, perbuatannya, dan segala tingkah lakunya.
(2)
Menurut ulama Ushul Fikih (Ushuliyun), sunnah adalah segala sesuatu yang diriwayatkan dari Nabi baik yang bukan dari al-Qur‟an baik berupa segala aperkataan, perbuatan, dan pengakuan yang patut dijadikan dalil hukum syara‟.
(3)
Menurut ulama Fikih (Fuqaha), sunnah adalah sesuatu ketetapan yang datang dari Rasulullah dan tidak termasuk kategori fardlu dan wajib, maka ia menurut mereka adalah sifat syara‟ yang menuntut pekerjaan tapi tidak wajib dan tidak disiksa bagi yang meninggalkannya.
(4)
Menurut ulama maw‟izhah („Ulama Al-Wa‟zhi wa Al-Irsyad), sunnah adalah segala sesuatu yang datang dari Nabi dan sahabat.10 Contoh yang diberikan oleh beliau dapat dibagi kepada tiga bagian.
Pertama, hadits qauliyah yaitu yang berisikan ucapan, pernyataan, dan persetujuan Nabi Muhammad SAW. Kedua, hadits fi‟liyah yaitu yang berisi tindakan dan perbuatan yang pernah dilakukan Nabi. Ketiga, hadis taqririyah
9 10
Maktabah Syamilah Abdul Majid Khon, Ulumul Hadits, (Jakarta: Amzah, 2009), Cet. II, hal. 5-8.
12
yaitu yang merupakan persetujuan Nabi atas tindakan dam peristiwa yang terjadi.11 c) Kata-Kata Sahabat Sahabat adalah orang yang pernah berjumpa dengan Nabi dalm kedaan beriman dan mati dalam kedaan beriman juga. d) Kemaslahatan Ummat Kemaslahatan umat adalah menetapkan undang-undang peraturan dan hukum tentang pendidikan dalam hal-hal yang sama sekali tidak disebutkan dalam nash, dengan pertimbangan kemaslahatan hidup bersama. e) Adat kebiasaan masyarakat ( „uruf ) Uruf adalah kebiasaan masyarakat
baik berupa perkataan maupun
perbuatan yang dilakukan secara kontinu dan seakan-akan merupakan hukum tersendiri. f) Hasil Pemikiran Para Ahli Dalam Islam ( Ijtihad ) Ijtihad berakar dari kata jahda yang berarti al-masyaqqah ( yang sulit ) dan pengerahan kesanggupan dan kekuatan. Sedangkan menurut istilah ijtihad adalah pengerahan segala kesanggupan dan kekuarangan untuk memperoleh apa yang dituju sampai pada batas puncaknya.12 Ijtihad menjadi penting dalam pendidikan Islam ketika suasana pendidikan mengalami status quo, jumud, dan stagnan. Tujuan dilakukan ijtihad dalam pendidikan adalah untuk dinamisasi, inovasi dan modernisasi pendidikan agar diperoleh masa depan pendidikan yang lebih berkualitas.13 Perlunya melakukan ijtihad di bidang pendidikan, terutama pendidikan Islam sangat perlu dilakukan, karena media pendidikan merupakan sarana utama untuk membangun pranata kehidupan sosial dan kebudayaan manusia 11
Samsul Nizar, Pengantar Dasar-dasar Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001), Cet. I, hal. 97. 12 Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam ( Jakarta:AMZAH,2010),hal.32-45 13 Abdul Mujib, Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: KENCANA, 2008), Cet. II, hal. 43.
13
untuk mencapai kebudayaan yang berkembang secara dinamis, hal ini ditentukan oleh sistem pendidikan yang dilaksanakan dan senantiasa merupakan pencerminan dan penjelmaan dari nilai-nilai serta prinsip pokok al-Qur‟an dan Hadits. Proses ini akan mampu mengontrol manusia dalam seluruh aspek kehidupannya, sekaligus sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya.14 b. Hasil Belajar 1) Pengertian Hasil Belajar Usaha yang dilakukan seseorang merupakan proses belajar, sedangkan perubahan tingkah laku tersebut merupakan hasil belajar. Perubahan tingkah laku dapat berupa pengetahuan, keterampilan kemampuan dan sikap yang lebih baik. Menurut Nana Sudjana menyatakan bahwa hasil belajar adalah “kemampuan-kemampuan
yang dimiliki
siswa
setelah
ia
menerima
pengalaman belajarnya”.15 Dalam pelaksanaan pendidikan disekolah, proses kegiatan belajar dan mengajar merupakan suatu kegiatan yang paling pokok, karena berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada proses belajar mengajar yang dialami oleh siswa. Di bawah ini anak diuraikan beberapa pengertian tentang hasil belajar yaitu: Suatu proses belajar yang akan menghasilkan hasil belajar, terlihat dari apa yang dapat dilakukan oleh siswa yang sebelumnya tidak dapat di buktikan dengan perbuatan. Dari pengertian hasil belajar yang telah dikemukakan di atas maka pokoknya adalah perubahan. Oleh karena itu seseorang yang melakukan
14
Samsul Nizar, Memperbincangkan Dinamika Intelektual dan Pemikiran Hamka tentang Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2008), Cet. Ke-I, hal. 101. 15 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), hal. 22
14
aktivitas belajar dan memperoleh perubahan dalam dirinya dengan memperoleh pengalaman baru, maka individu itu dikatakan telah belajar. Program pengajaran di sekolah yang baik adalah pengajaran yang mampu memberikan dukungan besar kepada para siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas
perkembangan
mereka.
Pertumbuhan
dan
perkembangan
berhubungan dengan perubahan struktur dan fungsi karakteristik manusia. Pertumbuhan dan perkembangan dapat diklasifikasikan atas kognitif, psikologis, dan fisik. Proses belajar (the teaching learning process) yang dikelola para guru mempunyai korelasi bagi hasil belajar sehingga proses perkembangan siswa, baik jasmani maupun ruhaninya, sama sekali terlepas dari proses belajar mengajar sebagai proses pendidikan. Tentunya, sistematika ini mencakup semua hasil belajar yang dapat diperoleh. Ada lima jenis kategori hasil belajar yang dikemukakan oleh Gagne. Lima kategori itu adalah sebagai berikut. a) Informasi verbal b) Kemahiran intelektual
Belajar di bidang kognitif
c) Pengaturan kegiatan kognitif d) Keterampilan motorik
- Belajar di bidang sensorik-psikomotorik
e) Sikap
- Belajar di bidang dinamik-afektif.16
Jadi hasil belajar siswa yang dimaksud merupakan pengetahuan yang dicapai siswa dari pembelajaran setelah mengalami proses pengajaran di sekolah dari hasil tes atau ujian yang diberikan setelah melewati proses belajar pada akhir rumusan tertentu. 2) Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Hasil belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor 16
Baharudin, Pendidikan dan Psikologi Perkembangan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz, 2009), hal. 164-165
15
internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya. Yang tergolong faktor internal adalah: a) Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya. b) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh yang terdiri atas: (1) Faktor intelektif yang meliputi (2) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat (3) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki (4) Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri. c) Faktor kematangan fisik maupun psikis. Yang termasuk faktor eksternal, ialah: (1) Faktor sosial yang terdiri atas: (a) Lingkungan keluarga (b) Lingkungan sekolah (c) Lingkungan masyarakat (d) Lingkungan kelompok (2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian. (3) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim. (4) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.
16
Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung ataupun tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar.17 Dari beberapa faktor diatas yang memepengaruhi belajar maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa belajar dapat dipengaruhi oleh kecerdasan dan bakat yang dapat diperoleh dari lingkungan, sekolah, masyarakat dan kelompok. 3) Penilaian terhadap hasil belajar pendidikan agama Islam Hasil belajar merupakan suatu bentuk pengakuan terhadap hasil belajar.Suatu hasil belajar dapat dikategorikan memiliki prestasi jika hasil belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Gagne menyatakan hasil belajar terbagi menjadi lima yaitu “informasi verbal, ketrampilan intelektual, strategi kognitif, sikap dan ketrampilan motoris. Konsep Gagne pada dasarnya sesuai dengan konsep taksonomi Bloom yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik”.18 Dari penilaian hasil belajar di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa hasil belajar dapat dipengaruhi dari berbagai konsep dan dapat dikategorikan memiliki prestasi jika hasil belajar siswa lebih dari kriteria ketuntasan minimum yang telah ditentukan. Penilaian Pendidikan Agama Islam bisa dilakukan dengan berbagai aspek penilaian antara lain: a)
Tes untuk menilai ranah kognitif
(1)
Tes Lisan Menuru Mury Yusuf dalam buku Ramayulis yang berjudul metodologi
pendidikan agama Islam menyatakan bahwa pada tes lisan peserta didik mendapat pertanyaan secara lisan yang harus dijawab secara lisan pula.
17
Abu Ahmadi, Widodo Supriyono. Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1991). hal. 130-
18
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Mengajar, (Bandung: PT Sinar Baru, 2005), cet. 5, hal. 22
131
17
Jumlah peserta pada suatu saat boleh lebih dari satu, dengan pertanyaan diajukan dengan bergiliran. (2)
Tes Tulisan Uraian (Essay) Tes essay ialah Test yang disusun sedemikian rupa sehingga jawabannya
terdiri dari beberapa kalimat. (3)
Tes Tulisan Objektif (pilihan ganda) Pada jenis tes ini testee diminta memilih jawaban yang benar dan
beberapa jawaban yang telah ada. Biasanya terdiri dari tiga sampai lima pilihan jawaban yang tersedia, yang benar hanya satu. (4)
Portopolio Suatu koleksi pekerjaan peserta didik yang menunjukan segala usaha
peserta didik, kemajuan dan pencapaian belajar. b) Test Untuk Menilai Ranah Psikomotorik Tes perbuatan ialah tes yang dipergunakan untuk menilai berbagai macam perintah yang harus dilaksanakan peserta didik yang berbentuk perbuatan, penampilan atau kinerja. c) Test Untuk Menilai Ranah Efektif Dalam pendidikan agama Islam ranah afektif yang terpenting adalah sikap keagamaan. Dalam ibadah shalat misalnya dijelaskan oleh Allah SWT di antara indikator sikap keagamaan adalah tidak melakukan perbuatan keji dan munkar. Firman Allah :
........ان الصلى ة ّتّنهئ عه الفحشا ء والمّنكّر “Sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan keji dan munkar.”(Q.S. al-Ankabut : 45).19
19
Ramayulis, Metodologi Agama Islam(Kalam Mulia, Jakarta:2010),hal.413-427
18
2. Hakikat Pembelajaran Outdoor a. Pembelajaran Outdoor 1) Pengertian Pembelajaran Menurut Howard L. Kingsley belajar yaitu : “Learning is the process by which behavior ( in the broader sense ) is originated or change through practice or training.(Belajar adalah proses dimana tingkah laku dalam arti luas ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan).20 Menurut Witherington, dalam buku Educational Psychologi yang dikutif dalam buku Ngalim purwanto dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pendidikan menyatakan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.21 Dari pengertian tersebut mengisyaratkan bahwa pembelajaran menuntut peran guru, ada bahan belajar serta lingkungan yang kondusif yang sengaja diciptakan untuk peserta didik. Dalam hal ini, pembelajaran lebih merupakan bantuan yang diberikan guru agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan diri pada peserta didik. Pembelajaran sebagai proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik dan efektif. Peran guru dalam kegiatan pembelajaran adalah menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, inovatif, serta kreatif dengan tetap berpegang pada variasi pembelajaran yang berorientasi pada keaktifan peserta didik. Variasi pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai alternatif. Salah satu variasi yang sederhana misalnya yang berkaitan dengan ruang belajar.
20
Abu Ahmadi, Widodo Supriyono. Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1991), hal.127 Ngalim Purwanto. Psikologi Pendidikan, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,1990), hal. 84
21
19
Apalagi jika kita mengingat bahwa kegiatan belajar yang terjadi selama ini hampir di semua jenjang dilakukan di dalam ruang kelas. Tuntutan terhadap siswa untuk selalu duduk, dengar, dan catat sudah menjadi budaya umum di sekolah. Sehingga sangat dikhawatirkan anak sebagai tunas bangsa memiliki persepsi bahwa ilmu hanya dapat diperoleh di dalam ruang kelas. Sikap anak di luar kelas tidak dianggap sebagai proses pembelajaran. Salah satu penyebab peserta didik merasa tidak senang terhadap pelajaran agama salah satunya karena kurangnya variasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Kurangnya ragam pengajaran agama adalah sebuah kegiatan yang serupa yang dilakukan terus menerus, dan kemudian bisa berdampak langsung pada kebosanan dan kejenuhan peserta didik. Kejenuhan itu akan lebih meningkat manakala pembelajaran agama pada jam-jam terakhir atau mendekati jam pulang sekolah. Salah satu alternatif variasi pembelajaran yakni terkait dengan tempat belajar, upaya ini diyakini bahwa pembelajaran akan lebih hidup dan menarik. Dengan dilakukannya pembelajaran di ruangan terbuka, guru telah memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk bisa mengenal secara langsung lingkungannya dengan baik, sehingga timbul rasa untuk memelihara dan mencintai lingkungan. Pembelajaran tersebut bisa dalam bentuk menyelenggarakan kebun sekolah, belajar di luar kelas. 2) Pengertian Pembelajaran Outdoor Menurut Komarudin dalam buku Husamah yang berjudul pembelajaran di luar kelas (Outdoor Learning) menyatakan bahwa Outdoor Learning merupakan aktifitas luar sekolah yang berisi kegiatan di luar kelas/sekolah dan di alam bebas lainnya, seperti : bermain di lingkumgan sekolah, taman,
20
perkampungan pertanian/nelayan, berkemah, dan kegiatan yang bersifat kepetualangan, serta pengembangan aspek pengetahuan yang relevan.22 Proses pembelajaran bisa terjadi di mana saja, di dalam ataupun di luar kelas, bahkan di luar sekolah. Proses pembelajaran yang dilakukan di luar kelas atau bahkan di luar sekolah, memiliki arti yang sangat penting bagi perkembangan siswa. Menurut Karjawati dalam buku Husamah menyatakan bahwa metode Outdoor Study adalah metode di mana guru mengajak siswa belajar di luar kelas untuk melihat peristiwa langsung di lapangan dengan tujuan untuk mengakrabkan siswa dengan lingkungannya. Melalui metode Outdoor Study lingkungan di luar sekolah dapat digunakan sebagai sumber belajar. Peran gur di sini adalah sebagai motivator, artinya guru sebagai pemandu agar siswa belajar secara aktif, kreatif dan akrab dengan lingkungan.23 Menurut Adelia vera, dalam bukunya yang berjudul metode mengajar anak diluar kelas ( Outdoor Study ) mengungkapkan bahwa “ Outdoor Learning itu sendiri yaitu suatu kegiatan menyampaikan pelajaran di luar kelas, sehinga kegiatan belajar mengajar berlangsung di luar kelas.sebagian orang menyebutnya dengan Outing Class, yaitu suatu kegiatan yang melibatkan alam secara langsung untuk dijadikan sebagai sumber belajar “.24 Metode mengajar di luar kelas juga dapat dipahami sebagai sebuah pendekatan pembelajaran yang menggunakan suasana di luar kelas sebagai situasi pembelajaran terhadap berbagai permainan, sebagai media tranformasi konsep-konsep yang disampaikan dalam pembelajaran.25
22
Husamah, Pembelajaran Di Luar Kelas (Outdoor Learning). (Prestasi Pustaka: Jakarta 2013), hal. 19 23 Ibid. hal. 23 24 Adelia vera, Metode Mengajar Anak Di Luar Kelas ( outdoor study ), ( DIVA Press : Jogjakarta, 2012 ), hal. 17 25 Ibid, hal. 17
21
Pembelajaran outdoor merupakan pembelajaran yang lebih berorientasi pada keaktifan siswa dengan pemanfaatan lingkungan sekitar. Sehingga dalam pembelajaran ini guru lebih berperan sebagai fasilitator, pembimbing, dan mediator pembelajaran. Selain itu pembelajaran Outdoor juga sejalan dengan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), dimana peran aktif siswa dan suasana demokratif dalam pendidikan dijunjung tinggi, sehingga selain dapat meningkatkan kepekaan siswa terhadap lingkungan juga menunjang siswa mengemukakan pendapat dan berinteraksi dengan lingkungan secara baik. Dalam variasi pembelajaran ini dapat mengurangi rasa jenuh, bosan siswa, dan dapat membuat siswa senang juga respek terhadap pelajaran dan lingkungan sekitarnya. Keadaan siswa demikian akan sangat mempengaruhi daya tangkap siswa dalam menerima dan memahami konsep yang dipelajari. Bila dalam suatu proses pembelajaran siswa merasa senang, tidak jenuh dan bosan, maka daya tangkkap siswa dalam menerima dan memahami konsep
yang
dipelajari
akan
baiksehingga
secara
langsung
dapat
mempengaruhi hasil belajar peserta didik itu sendiri. 3)
Tujuan pokok mengajar di luar kelas Priest menyatakan di dalam buku Husamah yang berjudul pembelajaran
di luar kelas (Outdoor Learning) bahwa “Outdoor education is, an experimential method of learning by doing, which takes place primarily trough exposure to the out-of-doors. In outdoor education, the emphasis for the subject of learning is placed on relationship: relationship concerning human and natural resources. Pendidikan luar kelas bertujan agar siswa dapat beradaptasi dengan lingkungan dan alam sekitar dan mengetahui pentingnya
22
keterampilan hidup dan pengalaman hidup di lingkungan dan alam sekitar, dan memiliki apresiasi terhadap lingkungan dan alam sekitar.26 Secara umum, tujuan pendidikan yang ingin dicapai melalui aktivitas belajar di luar kelas atau di luar lingkungan sekolah ialah sebagai berikut: a) Mengarahkan peserta didik untuk mengembangkan bakat dan kreatifitas mereka dengan seluas-luasnya di alam terbuka. b) Kegiatan belajar mengajar diluar kelas bertujuan menyediakan latar (setting) yang berarti bagi pembentukan sikap dan mental peserta didik. c) Meningkatkan kesadaran, apresiasi, dan pemahaman peserta didik terhadap lingkungan sekitarny. d) Membantu mengembangkan segala potensi setiap peserta didik agar menjadi manusia sempurna, yaitu memiliki perkembangan jiwa, raga, dan spirit yang sempurna. e) Memberikan konteks dalam proses pengenalan berkehidupan sosial dalam tataran praktik (kenyataan di lapangan). f) Menunjang keterampilan dan ketertarikan peserta didik. Bukan hanya ketertarikan terhadap mata pelajaran tertentu yang bisa dikembangakan di luar kelas, melainkan juga ketertarikan terhadap kegiatan-kegiatan di luar kelas. g) Menciptakan kesadaran dan pemahaman peserta didik cara menghargai alam dan lingkungan, serta hidup berdampingan di tengah perbedaan suku, ideologi, agama, politik, ras, bahasa, dan lain sebagainya. h) Mengenalkan berbagai kegiatan di luar kelas yang dapat membuat pembelajaran lebih kreatif. i) Memberikan kesempatan yang unik bagi peserta didik untuk perubahan perilaku melalui penataan latar pada kegiatan luar kelas. j) Memberikan kontribusi penting dalam rangka membantu mengembangkan hubungan guru dan murid. k) Menyediakan waktu seluas-luasnya bagi peserta didik untuk belajar dari pengalaman langsung melalui implementasi bebas kurikulum sekolah di berbagai area. l) Memanfaatkan sumber-sumber yang berasal dari lingkungan dan komunitas sekitar untuk pendidikan. m) Agar peserta didik dapat memahami secara optimal seluruh mata pelajaran.27
26
Husamah, Pembelajaran Di Luar Kelas (Outdoor Learning). (Prestasi Pustaka: Jakarta 2013). hal. 21 27 Adelia vera, metode mengajar anak diluar kelas ( outdoor study ), ( DIVA Press : Jogjakarta, 2012 ), hal.21-25
23
4)
Nilai Plus Outdoor Learning Menurut Suyadi dalam buku Husamah yang berjudul pembelajaran di
luar kelas (Outdoor Learning) bahwa pembelajaran di luar kelas memiliki manfaat antara lain: a)
Pikiran lebih jernih.
b)
Pembelajaran akan terasa menyenangkan.
c)
Pembelajaran lebih variatif.
d)
Belajar lebih rekreatif.
e)
Belajar lebih riil.
f)
Anak lebih mengenal pada dunia nyata dan luas.
g)
Tertanam image bahwa dunia sebagai kelas.
h)
Wahana belajar akan lebih luas.
i)
Kerja otak lebih rileks.28 Sudjana dan Rivai menjelaskan pula dalam buku Husamah bahwa
banyak sekali keuntungan yang diperoleh dari kegiatan mempelajari lingkungan dalam proses belajar antara lain: a) Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan siswa duduk berjam-jam, sehingga motivasi siswa akan lebih tinggi. b) Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan dengan situasi dan keadaan yang sebenarnya atau bersifat alami. c) Bahan-bahan yang dipelajari lebih kaya serta lenih faktual sehingga kebenarannya akurat. d) Kegiatan belajar siswa lebih komprehensif dan lebih aktif sebab dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti mengamati, bertanya
atau
wawancara,
membuktikan
atau
mendemonstrasikan, menguji fakta, dan lain-lain. 28
Husamah, Pembelajaran Di Luar Kelas (Outdoor Learning). (Prestasi Pustaka: Jakarta 2013). hal. 25
24
e) Sumber belajar lebih kaya sebab lingkungan yang dapat dipelajari bisa beraneka ragam seperti lingkungan sosial, lingkungan alam, lingkungan buatan, dan lain-lain. f) Siwa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada di lingkungannya, sehingga dapat membentuk pribadi yang tidak asing dengan kehidupan sekitarnya, serta dapat memupuk cinta lingkungan.29 3. Pengertian Belajar a. Pengertian Belajar Menurut Witherington, dalam buku Educational Psychologi yang dikutif dalam buku Ngalim purwanto dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pendidikan menyatakan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.30 Menurut Skinner dalam buku Dimyati dan Mudjiono yang berjudul belajar dan pembelajaran menyatakan bahwa belajar adalah suatu prilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun.31 b. Ciri – Ciri Belajar Ciri – ciri dan kriteria kegiatan belajar : 32 1) Belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan pada individu yang belajar ( dalam arti perubahan tingkah laku ) baik aktual maupun potensial. 2) Perubahan itu pada dasarnya adalah didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama. 3) Perubahan itu terjadi karena adanya usaha.
29
Ibid, hal. 25-26 Ngalim Purwanto. Psikologi Pendidikan, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,1990), hal. 84 31 Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009) hal. 9 32 Alisuf sabri, Psikologi Pendidikan, ( CV. Pedoman Ilmu Jaya : jakarta, 1995 ) hal. 56 30
25
Dengan demikian ciri – ciri yang menunjukan bahwa seseorang melakukan kegiatan belajar dapat ditandai dengan adanya : a) Perubahan tingkah laku yang aktual atau potensial. Aktual itu berarti, perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil belajar yang nyata, sedangkan perubahan potensial yaitu perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil yang tidak dapat dilihat perubahannya secara nyata. b) Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar diatas bagi individu merupakan kemampuan baru dalam bidang kognitif, afektif, atau psikomotorik. c) Adanya usaha atau aktivitas yang sengaja dilakukan oleh orang yang belajar dengan pengalaman . c. Tujuan belajar Belajar adalah suatu aktivitas yang bertujuan. Tujuan belajar ini ada yang benar – benar disadari dan ada pula yang kurang begitu disadari oleh orang yang belajar. Tujuan belajar tersebut erat kaitannya dengan perubahan atau pembentukan tingkah laku tertentu. Dan tujuan belajar yang positif serta dapat dicapai secara efektif hanyalah mungkin terjadi dalam proses belajar mengajar disekolah.33 Menurut winarno surachmad, tujuan belajar disekolah itu ditujukan untuk mencapai : 1) Pengumpulan pengetahuan 2) Penanaman konsep dan kecekatan / keterampilan 3) Pembentukan sikap dan perbuatan
33
Alisuf sabri, psikologi pendidikan, ( Pedoman Ilmu Jaya : Jakarta, 1995 ) hal. 58
26
4) Menurut taksonomi bloom yaitu tujuan belajar siswa diarahkan utuk mencapai ketiga ranah : kognitif, afektif, dan psikomotorik. Tujuan belajar kognitif untuk memperoleh pengetahuan.34 d. jenis-jenis belajar Ada bermacam-macam kegiatan yang terdapat dalam proses belajar. Kegiatan ini memiliki corak yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, baik dalam aspek materi dan metodenya maupun aspek tujuan dan pembaharuan tingkah laku yang diharapkan. Keanekaragaman jenis belajar ini muncul dalam dunia pendidikan sejalan kebutuhan kehidupan manusia yang juga bermacam-macam. Belajar bisa dibedakan menjadi 8 jenis, yaitu; 1) Belajar abstrak Jenis belajar ini merupakan kegiatan yang menggunakan cara-cara berfikir abstrak, yang bertujuan untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan masalah-masalah yang tidak nyata. Untuk mempelajari hal-hal yang abstrak ini diperlukan prinsip, konsep, dan generalisasi. Yang termasuk dalam jenis ini misalnya: belajar matematika, kimia, tauhid, dan sebagainya. 2) Belajar keterampilan Jenis belajat yang satu ini menggunakan gerakan-gerakan motorik yakni yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan neuromuscular dengan tujuan untuk memperoleh menguasai keterampilan jasmani tertentu. Untuk memperoleh hasil yang maksimal, maka belajar keterampilan membutuhkan latihan-latihan yang intensif dan teratur. 3) Belajar sosial Pada dasarnya belajar sosial ini belajar untuk memahami masalahmasalah dan teknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut. Tujuannya untuk menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalahmasalah sosial seperti masalah-masalah lain yang bersifat kemasyarakatan.
34
Ibid hal. 58
27
4) Belajar pemecahan masalah Belajar pemecahan masalah merupakan belajar menggunakan metodemetode
ilmiah
atau
berfikir
secara
sistematis,
logis,
teratur
dan
teliti.Tujuannya adalah untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas dan tuntas. 5) Belajar rasional Belajar rasional ialah belajar dengan menggunakan kemampuan berfikir secara logis dan rasional (sesuai dengan akal sehat). Tujuannya ialah untuk memperoleh aneka ragam kecakapan menggunakan prinsip-prinsip dan konsep. 6) Belajar kebiasaan Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Belajar kebiasaan, selain menggunaka
perintah,
suri
teladan,
dan
pengalaman
khusus,
juga
menggunakan hukuman dan ganjaran. 7) Belajar apresiasi Belajar apresiasi adalah mempertimbangkan (judgetment) arti penting atau nilai suatu objek.Tujuannya adalah agar siswa memperoleh dan mengembangkan kecakapan ranah rasa (affective skills) yang dalam hal ini kemampuan menghargai secara tepat terhadap nilai objek tertentu misalnya apresiasi sastra, apresiasi musik dan sebagainya. 8) Belajar pengetahuan Belajar pengetahuan (knowledge) ialah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu.35 Oleh karena itu, dalam proses-proses belajar mengajar kita harus lebih dahulu mengetahui jenis-jenis belajar dalam belajar. e. Faktor – faktor yang mempengaruhi belajar 36 35
Fadhilah Suralaga, Dkk. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), hal.81-83
28
Ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa di sekolah secara garis besarnya dapat dibagi dalam dua bagian yaitu faktor internal dan eksternal siswa.37 Faktor yang berasal dari luar siswa ( eksternal ) terdiri dari faktor lingkungan dan faktor instrumental, sedangkan faktor – faktor yang berasal dari dalam diri siswa ( internal ) adalah berupa faktor fisiologis dan faktor psikologis pada diri siswa. 1)
Faktor – faktor lingkungan Faktor lingkungan siswa ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu :
faktor lingkungan non alam/ non sosial , seperti keadaan suhu, kelembaban udara, waktu (pagi, siang, malam), tempat letak sekolah.Faktor lingkungan sosial baik berwujud manusia dan representasinya termasuk budanya akan mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa. 2)
Faktor – faktor instrumental Faktor instrumental ini terdiri dari gedung/ sarana fisik kelas, sarana alat
pengajaran, media pengajaran, guru dan kurikulum / materi pelajaran serta strategi belajar mengajar yang digunakan akan mempengaruhi proses dan hasil belajar. 3)
Faktor – faktor kondisi internal siswa Faktor kondisi siswa ini sebagaiman telah diuraikan diatasa ada dua
macam yaitu kondisi fisiologis siswa dan kondisi psikologis. Faktor kondisi fisiologis siswa terdiri dari kondisi kesehatan dan kebugaran fisik dan kondisi panca indranya terutama penglihatan dan pendengaran. Adapun faktor psikologis yang akan mempengaruhi keberhasilan belajar siswa adalah faktor : minat, bakat, inteligensi, motivasi, dan kemampuan –
36 37
Alisuf sabri, psikologi Pendidikan, hal. 59 Ibid hal. 58
29
kemampuan kognitif seperti : kemampuan persepi, ingatan, berfikir, dan kemampuan dasar pengetahuanyang dimiliki siswa. B. Hasil Penelitian yang Relevan
1.
Hasil penelitian Lilis Sri Wahyuni : “Perbandingan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VIII Sekolah Formal dan Sekolah Alam” diperoleh kesimpulan bahwa hasil belajar IPS siswa sekoah formal lebih rendah daripada hasil belajar IPS sekolah alam. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang perbedaan hasil belajar antara siswa SMP Nusantara Plus Tangerang Selatan (formal) dan Sekolah Alam Indonesia pada mata pelajaran Imu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas VIII. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Nusantara Plus sebanyak 155 orang dan yang menjadi sampel penelitian ini sejumlah 20 siswa, sedangkan populasi dalam penelitian di Sekolah Alam Indonesia sebanyak 21 orang dan yang menjadi sampel penelitian sampel penelitian ini sejumlah 20 siswa. Dengan menggunakan teknik purposif sampling. Metode penelitian menggunakan metode quasi eksperimen. Uji hipotesis menggunakan uji tes “t”. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tes objektif untuk mengetahui hasil belajar siswa pada ranah kognitif yang diperoleh dari data pretest dan posttest berupa skor hasil belajar IPS pada konsep memahami kegiatan pelaku ekonomi di masyarakat. Nilai rata-rata untuk siswa Sekolah Alam Indonesia prettest adalah 59 sedangkan posttest adalah 75.5 dan untuk siswa SMP Nusantara Plus pretest adalah 44.5 sedangkan posttest adalah 70.5. Dari hasil perhitungan pretest dengan menggunakan Uji tes “t” diperoleh ttabel sebesar 36.25 dan posttest 27.77, kemudian dilanjutkan dengan mengkonsultasikan pada nilai ttabel dengan taraf signifikansi 5% diperoleh thitung lebih tinggi dari ttabel yaitu untuk pretest 33.38 dan posttest 24.9.
30
Jika melihat hasil penelitian diatas, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa hasil belajar IPS siswa sekoah formal lebih rendah daripada hasil belajar IPS sekolah alam.Ini terlihat dari nilai rata-rata untuk siswa Sekolah Alam Indonesia prettest adalah 59 sedangkan posttest adalah 75.5 dan untuk siswa SMP Nusantara Plus pretest adalah 44.5 sedangkan posttest adalah 70.5. Dari hasil perhitungan pretest dengan menggunakan Uji tes “t” diperoleh ttabel sebesar 36.25 dan posttest 27.77, kemudian dilanjutkan dengan mengkonsultasikan pada nilai ttabel dengan taraf signifikansi 5% diperoleh thitung lebih tinggi dari ttabel yaitu untuk pretest 33.38 dan posttest 24.9. Hal ini membuat penulis tertarik untuk mengadakan penelitian komparasi antara hasil belajar pendidikan agama islam dengan menggunakan metode outdoor dan indoor pada satu sekolah sebagai objek penelitian dengan menggunakan metode penelitian yang sama yakni quasi eksperimen. Pada hasil penelitian relevan yang kedua ini, peneliti mendapatkan kesimpulan bahwa adanya perbedaan hasil belajar siswa. Hasil penelitian tersebut belum menggambarkan secara khusus bagaimana yang komplek antara hasil belajar siswa di sekolah alam dengan sekolah Nusantara. Maka dari itu, dengan melihat hasil penelitian ini, peneliti mencoba untuk melakukan penelitian tentang perbedaan hasil belajar siswa yang diberi metode pembelajaran outdoor dengan siswa yang tidak menggunakan metode outdoor pada bidang studi pendidikan agama islam siswa kelas VIII di SMP Nusantara Plus. 2. Hasil penelitian Darwadi : “Pengaruh Pembelajaran Outdoor Terhadap Hasil Belajar Matematika siswa di MTs N Sliyeg Indramayu”. Pada penelitian ini disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada hasil belajar siswa yang diberi pembelajaran outdoor dengan siswa yang tidak diberi pembelajaran outdoor. Dapat dilihat dari hasil tes akhirnya pada kelas eksperimen dari 30 siswa nilai terendahnya 44 dan nilai tertinggi yaitu 81 sedangkan pada kelas kontrol dari 33 siswa yang dijadikan sampel
31
mendapatkan nilai terendah yaitu 38 sedangkan nilai tertinggi yaitu 75, dari dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Jadi, pembelajaran outdoor disini sangat berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa d MTs N Sliyeg, Kecamatan Sliyeg kabupaten Indramayu. C. Kerangka Berfikir
Salah satu tujuan Pendidikan Agama Islam di sekolah adalah untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.38 Hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu terentu baik berupa perubahan tingkah laku, sikap, keterampilan dan pengetahuan yang kemudian akan diukur dari nilai hasil belajar siswa (raport) di sekolah tersebut. Suatu proses belajar yang akan menghasilkan hasil belajar, terlihat dari apa yang dapat dilakukan oleh siswa yang sebelumnya tidak dapat di buktikan dengan perbuatan. Jadi, hasil belajar siswa yang dimaksud merupakan pengetahuan yang dicapai siswa dari pembelajaran setelah mengalami proses pengajaran di sekolah dari hasil tes atau ujian yang diberikan setelah melewati proses belajar pada akhir rumusan tertentu. Untuk mencapai hasil belajar siswa yang memuaskan seharusnya guru memliki variasi-variasi dalam pembelajaran sehingga pembelajaran tidak terlalu monoton yang nantinya akan berpengaruh pada siswa.
38
Ramayulis, Metodologi Agama Islam(Kalam Mulia, Jakarta:2010),hal.22
32
Dalam pembelajaran agama Islam, siswa harus berbuat dan merasakan sendiri agar terlibat langsung dalam pembelajaran. Salah satu pembelajaran yang sejalan dengan itu adalah pembelajaran di luar kelas (outdoor). Menurut Adelia vera, dalam bukunya yang berjudul metode mengajar anak diluar kelas ( outdoor study ) mengungkapkan bahwa “outdoor learning itu sendiri yaitu suatu kegiatan menyampaikan pelajaran di luar kelas, sehinga kegiatan belajar mengajar berlangsung di luar kelas, sebagian orang menyebutnya dengan outing class, yaitu suatu kegiatan yang melibatkan alam secara langsung untuk dijadikan sebagai sumber belajar“.39 Menurut Karjawati dalam buku Husamah menyatakan bahwa metode outdoor study adalah metode di mana guru mengajak siswa belajar di luar kelas untuk melihat peristiwa langsung di lapangan dengan tujuan untuk mengakrabkan siswa dengan lingkungannya. Melalui metode outdoor study lingkungan di luar sekolah dapat digunakan sebagai sumber belajar. Peran gur di sini adalah sebagai motivator, artinya guru sebagai pemandu agar siswa belajar secara aktif, kreatif dan akrab dengan lingkungan.40 Metode mengajar di luar kelas juga dapat dipahami sebagai sebuah pendekatan pembelajaran yang menggunakan suasana di luar kelas sebagai situasi pembelajaran terhadap berbagai permainan, sebagai media tranformasi konsep-konsep yang disampaikan dalam pembelajaran.41 Sedangkan
pembelajaran
di
dalam
kelas
(konvensional)
ialah
pembelajaran yang hanya di lakukan di dalam ruang kelas. Di Indonesia, para guru masih banyak yang enggan mengajak para siswa belajar di luar kelas mereka beranggapan bahwa kelas adalah satu-satunya tempat belajar. Padahal, hampir semua pelajaran di sekolah dapat diajarkan di luar kelas dengan beragam metode yang sangat menyenangkan. 39
Adelia vera, Metode Mengajar Anak Di Luar Kelas ( outdoor study ), ( DIVA Press : Jogjakarta, 2012 ), hal. 17 40 Ibid. hal. 23 41 Ibid, hal. 17
33
Pembelajaran yang hanya dilakukan dalam kelas, mengharuskan siswanya duduk rapi, mendengarkan keterangan guru di papan tulis juga menjadikan buku dan ruang kelas sebagai satu-satunya sumber belajar terkadang membuat siswa merasa jenuh sehingga pembelajaran terasa kurang kondusif. Padahal di luar kelas sana dapat dijadikan tempat belajar yang lebih menyenangkan dan lebih memberi keluasan bagi siswa dalam memperoleh pengalaman dalam pembelajaran di bandingkan hanya di ruang kelas. Dari sini kita dapat mengetahui adanya perbandingan yang sangat signifikan antara pembelajaran di dalam kelas (outdoor) dengan pembelajaran di luar kelas (konvensional) antara lain : 1. Pembelajaran Outdoor lebih mendorong motivasi belajar siswa 2. Suasana belajar yang lebih menyenangkan 3. Lebih mengasah aktivitas fisik dan kreativitas siswa 4. Penggunaan media pembelajaran yang lebih konkret 5. Mendorong siswa untuk lebih menguasai keterampilan sosial Dilihat dari banyaknya manfaat dan keuntungan dari pembelajaran outdoor dibandingkan dengan pembelajaran di dalam kelas (konvensional)ini memberikan pengertian bahwa siswa dapat mengembangkan pola pikir dan pengetahuan mereka serta membuat susana pembelajaran lebih menarik ketikapembelajaran itu dilakukan di luar kelas. Dengan semangat siswa yang tinggi dalam mengikuti pembelajaran khususnya bidang studi Pendidikan Agama Islam membuat siswa lebih fokus terhadap mata pelajaran, sehingga pembelajaran yang seperti ini pun pastinya sangat berpengaruh terhadap hasil belajar mereka. Kegiatan belajar mengajar di luar kelas pastinya dapat membuat siswa lebih cerdas dan pintar dari pada belajar di dalam kelas. Bahkan nilai ujian siswa yang belajar di luar kelas terkadang lebih tinggi dari pada mereka yang belajar hanya di dalam kelas. Dengan demikian pembelajaran di luar kelas memiliki peranan penting terhadap hasil belajar para siswa.
34
Para siswa yang terkadang mendapatkan nilai rendah dari ujian karena ketika belajar hanya dituntut memahami tanpa praktik sedikitpun, sehingga hasil pemahaman yang diperoleh secara lambat laun hilang dari otak (lupa). Hal ini terjadi dalam kegiatan pembelajaran yang hanya di lakukan di dalam kelas. Berbeda halnya dengan pembelajaran di luar kelas, para siswa dituntut menerapkan langsung dan memahami pembelajaran sehingga hasilnya selalu melekat di otak para siswa tersebut. Setelah mengkaji teori-teori tentang pembelajaran outdoor, dan hasil Belajar serta keterkaitan teoritis keduanya, peneliti menilai bahwa “diduga terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diberi metode pembelajaran outdoor dengan siswa yang tidak diberi metode pembelajaran outdoor”. Berdasarkan uraian di atas, diharapkan bahwa penerapan pembelajaran agama Islam dengan pendekatan outdoor dapat meningkatkan hasil belajar pendidikan agama Islam siswa.
D. Hipotesis Penelitian Hipotesis ini akan menjawab pertanyaan penilaian secara kuantitatif. Adapun hipotesisnya adalah sebagai berikut: Ho : Tidak Terdapat Pengaruh Pembelajaran di Luar Kelas (Outdoor Leraning) Terhadap Hasil Belajar Siswa Ha : Terdapat Pengaruh Pembelajaran di Luar Kelas (Outdoor Leraning) Terhadap Hasil Belajar Siswa
BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VIII semester genap di SMP Nusantara Plus yang beralamat di Jalan Tarumanegara Dalam No.1 Pisangan, Ciputat - Tangerang Selatan. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2014 sampai bulan April 2014. B. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi Eksperimen yaitu metode yang tidak memungkinkan peneliti melakukan pengontrolan secara penuh terhadap sampel penelitian. Pola eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian kelompok Preetest dan Posttest. Metode ini bermaksud untuk menguji hipotesis tentang adanya hubungan sebab akibat dariperlakuan yang telah dilakukan, dan bermaksud untuk menguji adanya perubahan yang diakibatkan oleh perlakuan tersebut. Dalam penelitian ini bermaksud untuk meneliti apakah ada pengaruh dari penerapan Pembelajaran Outdoor terhadap hasil belajar bidang studi Pendidikan Agama Islam pada mata pelajaran fiqih yang terdapat pada kelas eksperimen. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Two Group Pretest Postest Design. Rancangan tersebut terdiri dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen diberi Pretest awal (
) lalu diterapkan
perlakuan (X) dalam jangka waktu tertentu dan kemudian dilakukan pengukuran yang kedua dengan menggunakan Postest sebagai tes akhir (
35
)
36
untuk mengetahui pengaruh Pembelajaran Outdoor terhadap hasil belajar Pendidikan Agama Islam. Pada kelompok kontrol diberi Pretest sebagai tes awal
) tanpa
diterapkan perlakuan. Kemudian dilakukan pengukuran yang kedua kalinya dengan menggunakan Postest. Adapun rancangan penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : Tabel. 3.1 Two Group Pretest Postest Design Pre – test
Perlakuan
Pos – test
Eksperimen
T1
X
T2
Kontrol
T1
-
T2
Kelompok Siswa
Berdasarkan rancangan penelitian, siswa diberikan tes sebanyak 2X yaitu sebelum pembelajaran dimulai (Pretest) dan setelah semua materi diajarkan (Postest). Tes untuk mengetahui pemahaman siswa dilakukan dengan menggunakan instrumen tes yang sama. C. Populasi dan Sampel Sugiyono mendefinisikan bahwa Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. 1 Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Nusantara Plus dan populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VIII yang berjumlah 150 siswa yang terdiri dari beberapa kelas. 1
Sugiyono, Dr, Prof. Metode penelitian pendidikan ( pendekatan kuantitatif dan R&D),(Bandung: ALFABETA, 2010) hal. 117 dan 118
37
Sampel dalam penelitian diambil dari populasi terjangkau. Berdasarkan karakteristik yang telah dijelaskan maka pemilihan sampel digunakan dengan teknik Cluster Random Sampling, dengan mengambil dua kelas secara acak dari beberapa kelas yang memiliki karakteristik yang sama. Satu kelas akan menjadi kelas eksperimen dengan menggunakan pembelajaran Outdoor (di luar kelas) dan satu kelas menjadi kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran konvensional. D. Variabel Penelitian Pada penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu model pembelajaran di luar kelas (Outdoor) di simbolkan dengan huruf X. Variabel ini diposisikan sebagai variabel bebas (independen) yakni masukan yang akan memberi pengaruh pada hasil belajar agama siswa. Sedangkan variabel terikatnya (dependen) adalah hasil belajar PAI siswa dengan huruf Y. Variabel ini merupakan hasil dari pengaruh variabel dependen. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tes objektif untuk mengetahui hasil belajar siswa pada ranah kognitif yang diperoleh dari data pretest dan posttest berupa skor hasil belajar PAI ( Pendidikan Agama Islam ) pada konsep tentang memahami zakat. F. Instrumen Penelitian 1. Instrumen Tes Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar adalah tes objektif dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 30 soal yang valid, dengan empat pilihan yang mempunyai skala ukur berupa skor 1 untuk jawaban yang benar dan diberi skor 0 untuk jawaban yang salah. Soal-soal tersebut mengacu pada aspek kognitif yang meliputi pemahaman dan aplikasi. 2. Uji Coba Instrumen Test Pada instrumen yang digunakan pada penelitian ini, instrumen yang paling dominan dan paling berpengaruh adalah test. Bentuk test yang
38
digunakan yaitu berbentuk tes objektif, untuk mengetahui apakah soal – soal yang berupa test objektif tersebut memenuhi syarat soal yang baik, maka dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas. a. Uji Validitas Untuk mengetahui tingkat validitas instrumen yang akan digunakan sebagai alat pengumpul data, maka perlu dilakukan uji validitas. Validitas yang diukur adalah validitas butir soal atau validitas item. Validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul mengukur apa yang harus diukur2. Cara yang
dipakai dalam menguji tingkat validitas adalah dengan variabel internal, yaitu menguji apakah terdapat kesesuaian antara bagian instrumen secara keseluruhan. Untuk mengukurnya menggunakan analisis butir. Pengukuran pada analisis butir yaitu dengan cara skor-skor yang ada kemudian dikorelasikan dengan menggunakan rumus korelasi Poin Biserial3yang dikemukakan oleh Karl Pearson adalah sebagai berikut:
√
Keterangan :
:Koefisien korelasi biserial Mp
:Rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya
Mt 2
:Rerata skor total
Arikunto, op. cit., hal.65. Ibid., hal.72
3
39
St
:Standar deviasi dari skor total
P
:Proporsi siswa yang menjawab benar
q
:Proporsi siswa yang menjawab salah Adapun perhitungan validitas soal dalam penelitian ini menggunakan
bantuan software Anates 4.0.
b. Uji Reabilitas Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya.
4
Uji reliabilitas untuk butir soal pilihan
ganda dilakukan dengan menggunakan software Anates 4.0. dan dengan tekhnik alpha crobanch Berikut adalah tabel kriteria validitas dan reliabilitas yang digunakan sebagai acuan untuk menginterprestasikan nilai: Tabel 3.2 Nilai
Kriteria
0.81–1,00
SangatTinggi
0,61–0,80
Tinggi
0,41–0,60
Cukup
0,21–0,40
Rendah
<0,20
SangatRendah
Karena dalam menghitung sering dilakukan pembulatan angka, sangat mungkin
diperoleh
koefisien
lebih
dari
1,000,
koefisien
negatif
menunjukkan hubungan kebalikan sedangkan koefisien positif menunjukkan adanya kesejajaran (Arikunto,2008:97). Berdasarkan aturan tersebut maka 4
100
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), hal.
40
dapat dikatakan bahwa jika sebuah tes memiliki koefisien relibilitas antara 0,400-1,000 artinya sudah reliabel. c. Uji Tingkat Kesukaran Pengujian taraf kesukaran bertujuan untuk mengetahui tingkat mudah atau sukarnya suatu soal. Soal terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya dan soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya5. Indeks kesukaran dihitung menggunakan rumus:
Keterangan : P
: Indeks kesukaran
B
:Banyaknya siswa menjawab soal tersebut dengan benar
JS
:Jumlah seluruh siswa peserta tes Kriteriayangdigunakanadalahmakinkecilindeksyangdiperoleh,makin
sulit soal tersebut. Kriteria indeks kesukaran ditentukan sebagai berikut: Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 = soal termasuk kategori sukar Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 = soal termasuk kategori sedang Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 = soal termasuk kategori mudah d. Pengujian Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Rumus perhitungan daya pembeda adalah sebagai berikut6:
5
Ibid., hal. 207 Ibid., hal. 211
6
41
Keterangan: D
:Daya pembeda :Jumlah siswa yang menjawab benar pada butir soal kelompok atas : Jumlah siswa yang menjawab benar pada butir soal kelompok bawah :Banyaknya siswa pada kelompok atas :Banyaknya siswa pada kelompok bawah
Kriteria soal-soal berdasarkan daya pembedanya sebagai berikut: Tabel. 3.3 DayaPembeda
Kriteria
0,00–0,20
Jelek
0,20–0,40
Cukup
0,40–0,70
Baik
0,70–1,00
BaikSekali
G. Teknik Analisa Data 1. Uji Prasyarat a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui bahwa data yang diperoleh dari sampel berdistribusi normal atau tidak.7 Uji normalitas menggunakan rumus chi square. Adapun prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut : 1) Menentukan Hipotesis H0 : data sampel berasal dari populasi berdistribusi normal 7
Ruseffendi, Statistik Dasar untuk Penelitian Pendidikan, (Bandung: IKIP Bandung Press, 1998), hal.292
42
H1 : data sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal 2) Menentukan rata-rata ( X ) 3) Menentukan standar deviasi ( Sd ) 4) Membuat daftar frekuensi observasi dan frekuensi espektasi a. Rumus banyak kelas interval (aturan sturges) K = 1 + 3,3 log ( n) dengan n banyak subjek b. Rentang (R) = skor terbesar – skor terkecil c. Panjang kelas interval (P) = 5) Cari
dengan rumus :
=∑ 6) Cari
dengan derajat kebebasan (dk) = banyaknya kelas (K) – 3
dan taraf kepercayaan 95 % dan taraf signifikan a = 5% 7) Kriteria pengujian : Jika
≤
, maka Ho diterima
Jika
˃
, maka Hoditolak
b. Uji Homogenitas Uji homogenitas adalah “pengujian untuk mengetahui sama tidaknya varias-varians dua buah distribusi atau lebih”.8 Uji homogenitas yang digunakan adalah Uji Fisher, dengan rumus:
= Keterangan : F2
8
: Homogenitas
Ibid., hal. 294
∑
∑
F=
43
: Varians terbesar : Varians terkecil Fhitung
Ftabel maka sampel tidak homogen c. Uji Hipotesis “Berdasarkan Uji normalitas, data terdistribusi normal dan berdasarkan uji homogenitas, data distribusi homogen. Maka untuk melihat perbedaan hasil tes siswa dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat menggunakan uji parametrik dengan uji-t, yaitu dengan cara sebagai berikut”:9 T= SEM1 – M2 = √ SEM1 =
SEM2 =
√
√
Keterangan :
9
T
: t tes perhitungan
M1
:Meankelompok eksperimen
M2
: Mean kelompok kontrol
SD1
: Simpangan baku kelompok eksperimen
SD2
: Simpangan baku kelompok kontrol
Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan (Jakarta : Rajawali Pers) hal. 284
44
N1
: Jumlah sampel kelompok eksperimen
N2
: Jumlah sampel kelompok kontrol
SEM1 : Standar eror Mean sampel kelompok eksperimen SEM2 : Standar eror Mean sampel kelompok kontrol SEM1 – M2: Standar eror Mean sampel gabungan a. Ho : μ1 = μ2 Ha : μ1 >μ2 a. Taraf signifikan α = 0.05 Tolak Ho jika thit> ttab Terima Ho jika thit ≤ ttab H. Hipotesis Statistik
Keterangan : : Tidak terdapat pengaruh pembelajaran di luar kelas (Outdoor Learning) terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam siswa. : Terdapat pengaruh pembelajaran di luar kelas (Outdoor Learning) terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam siswa.
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Profil SMP Nusantara Plus dan Pembahasan Hasil Penelitian 1. Sejarah Singkat SMP Nusantara Plus Tangerang Selatan Yayasan Aldiana Nusantara atau yang lebih sering dikenal YAN adalah sebuah yayasan yang di dalamnya didirikan sekolah-sekolah tempat proses belajar mengajar. YAN terletak di Jl. Tarumanegara Dalan No.1 Pisangan Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten. Luas areal tanah SMP Nusantara Plus ±5.000 m², dengan status kepemilikan hak milik. Awalnya YAN hanya mendirikan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) yaitu pada tahun 2002. Melihat banyaknya minat siswa yang bersekolah di SMK dan banyak mengeluarkan lulusan yang baik dan berkompeten, maka direktur YAN bapak Alimuddin Al-Murtala tertarik untuk mendirikan SMP Nusantara.Setelah mendiskusikan dengan semua pengurus yayasan dan para guru, akhirnya didirikanlah SMP Nusantara. Alasan didirikannya SMP ini adalah agar mempermudah siswa/i untuk masuk ke SMK Nusantara, selain itu juga bapak Ali memanfaatkan peluang yang ada dengan melihat banyakanya minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke Nusantara. SMP Nusantara secara resmi beroprasi sejak tahun 2006, dengan kepala sekolah bapak Alimuddin Al-Murtala yaitu direktur YAN sendiri.Angkatan pertama ada 212 siswa yang masuk yang terdiri dari 5 lokal kelas.Kemudian pada tahun kedua (2007) SMP Nusantara mulai menerima sedikit siswa yakni 160 siswa yang terdiri dari 4 lokal kelas. Dikarenakan banyak lokal yang dipakai SMK sehingga jika ditambah SMP maka tidak mencukupi untuk 5 kelas, sampai sekarang hanya 4 kelas dari masing-masing angkatan. Adapun kebijakan dan strategi SMP Nusantara Plus yaitu selain mengintegrasikan ilmu eksakta dan ilmu agama juga mampu menawarkan program kelas khusus bagi siswa yang berminat dalam kedua bidang
45
46
tersebut.Bagi mereka yang mau mendalami ilmu agama SMP Nusantara Plus menyediakan waktu khusus begitu juga kelas eksakta.1 2. Visi, Misi, Kurikulum dan Alokasi Jam Belajar Visi dari SMP Nusantara Plus adalah menciptakan lulusan yang santun dalam berbahasa, ramah dalam bergaul, maju dalam IPTEK dan berakhlak mulia. Misi SMP Nusantara Plus adalah sebagai berikut: a.
Mengintegrasikan ilmu eksakta dan ilmu agama yang bermoral dan religius.
b.
Melaksanakan pendidikan dan pengajaran yang bersifat teoritis dan praktisdalam kerangka profesionalitas.
c.
Mengedepankan pendidikan agama dalam menciptakan lulusan yang berakhlak mulia.
d.
Mendidik lulusan yang berpengalaman dan dapat dipertanggung jawabkan guna kepentingan universal.
e.
Setiap alumni dibekali sikap mental dan mampu bersaing dalam memasuki dunia pendidikan yang unggul. Kurikulum yang dipakai SMP Nusntara Plus yaitu dengan memadukan
Kurikulum Depdiknas dan Kurikulum Depag, serta muatan lokal yang ditekankan pada basic science, bahasa dan akhlakul karimah, menyatu menjadi kurikulum SMP Nusantara Plus yang berbasis kompetensi dan melaksanakan kegiatan pembelajaran yang teoritis dan praktis. Hal yang unik dan berbeda dari sekolah lain adalah SMP Nusantara Plus untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) mengacu pada kurikulum Depag yaitu ada mata pelajaran Fiqih, Akidah Akhlak, Sejarah Kebudayaan Islam dan Al-Qur’an Hadits. Sedangkan untuk alokasi jam belajar di SMP Nusantara Plus di bagi menjadi dua waktu yakni ada jam pagi dan jam siang. Jam pagi untuk kelas VIII dan IX, sedangkan jam siang 1
Profil SMP Nusantara Plus Ciputat Tangerang Selatan
47
untuk kelas VII. Alokasi waktu untuk pelajaran agama kelas siang (kelas VII) dengan alokasi waktu 1 jam pelajaran hanya 30 menit, sedangkan untuk kelas pagi 1 jam pelajaran 35 menit. 3. Deskriftif Data a. Langkah-langkah perlakuan pada setiap kelompok : Perlakuan
Metode Outdor
Metode Indor (Konvensional) Metode Ceramah, Diskusi
Perlakuan yang sama
Metode Ceramah, Diskusi
Materi
Zakat Fitrah dan Zakat Mal
Zakat Fitrah dan Zakat Mal
Ahmad Fauzi
Ahmad Fauzi
08.00-09.00
09.00-10.00
Genap
Genap
Guru Waktu Program Semester
Perlakuan yang berbeda
Anak-anak di ajak keluar kelas. Salah satu siswa menjelaskan tentang zakat fitrah dan zakat mal. Membaca ayat AlQur’an bersama-sama dengan berdiri.
Anak-anak berada di dalam kelas. Tidak ada yang menjelaskan ke depan. Guru yang membacakan ayatnya.
b. Praktek Pembelajaran Outdoor di SMP Nusantara Plus Dalam praktek pembelajaran Outdoor memang banyak sekali kekurangankekurangan yang terjadi. Salah satu alasannya karena fasilitas sekolah yang kurang memadai di SMP Nusantra, sehingga pembelajaran hanya di laksanakan di depan ruang kelas dengan menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Namun,
48
memang pada hakikatnya Outdoor Study itu lebih kembali ke alam atau ke sumber yang sesungguhnya. Kurangnya respon dari guru bidang studi dan kepala sekolah di sekolah SMP Nusantara Plus tersebut pula menjadi alasan mengapa pembelajaran Outdoor ini kurang efisien. Sehingga kurang terjalin kerja sama antara peneliti dengan guru bidang studi dan kepala sekolah yang akhirnya akhirnya pembelajaran pun hanya bisa dilaksanakan di sekolah tepatnya di depan ruang kelas. Namun, walaupun pembelajaran hanya dilakukan di depan ruang kelas, peneliti berusaha untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Sehingga terjadi interaksi guru dan murid yang berdampak kepada semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Ini pula nantinya akan berdampak kepada hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih pada konsep tentang zakat. Penelitian ini dilakukan pada kelas VIII yang terdiri dari dua kelas sebagai sempel. Kelas VIII I sebagai kelas
eksperimen diberi perlakuan metode pembelajaran
Outdoor dan kelas VIII II yang diajarkan dengan Metode konvensional. Materi pelajaran Fiqih yang diajarkan pada penelitian ini adalah tentang zakat dengan 3 kali treatment, untuk mengetahui hasil belajar kedua kelompok, setelah diberi perlakuan yang berbeda antara kelompok eksperimen dan kontrol lalu kedua kelompok tersebut diberikan tes berupa posttest. Setelah dilakukan uji coba dan dilakukan uji validitas dari 40 soal pilihan ganda yang diuji cobakan terdapat 21 soal yang valid dan 19 soal yang tidak valid. Data hasil belajar Fiqih pada materi zakat dengan menggunakan metode pembelajaran Outdoor disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sebagai berikut :
49
Nilai Pre-test Kelas Eksperimen (VIII I) No
Nama
Nilai
1.
DIMAS RIKY
60
2.
LEONANDI DWI
65
3.
RIZAL SOBARUDIN
65
4.
FAJRIANTY
65
5.
MIA MUSTIKA
70
6.
RISA SEPTIANI
65
7.
RINA TRIANA
60
8.
NOVITA WIBOWO
65
9.
ANIS SETIAWATI
60
10.
AYU INDANI
65
11.
ALDI SAPUTRA
70
12.
SEPTIAN
65
13.
FIKRI AL-RASYID
60
14.
KARTONI
55
15.
AJENG SUKMA
65
16.
ARIF RAHMAN
65
17.
IKA NURJANNAH
70
18.
ABYAN FARAS
60
19.
APRILIA DAMAYA
55
20.
MIRNA YUNIARTI
50
50
21.
TRI NOVIA
70
22.
NITA FIKRIA
60
23.
BELA OKTAVIANI
45
24.
DENANDIKA
50
25.
BARKAH
70
26.
AGNESTY
70
27.
FRASETYO
70
28.
M. RAFI FATUR
60
29.
BENY FAJAR
60
30.
ADITYA
70
31.
SAEFUL ANWAR
50
32.
M. ALDINO
70
33.
NABILA UTAMI
70
34.
BINTANG PRAYOGA
50
35.
MALIK ADINAR
45
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Eksperimen
No
Interval
1
45-49
Nilai Tengah
F
2
47
f. xi
94
( xi ) 2
2209
fxi2
4418
51
2
50-54
4
52
208
2704
10816
3
55-59
2
57
114
3249
6498
4
60-64
8
62
496
3844
30752
5
65-69
9
67
603
4489
40401
6
70-74
10
72
720
5184
51840 144725
35 2235 Berdasarkan tabel distribusi frekuensi diatas, dapat diketahui bahwa siswa yang berkemampuan tinggi, yaitu 10 orang siswa yang memperoleh nilai interval 70-74. Sedangkan siswa yang berkemampuan rendah ada 2 orang siswa yang memperoleh nilai pada interval 45-49. Dan siswa yang berkemampuan sedang ada 8 orang siswa yaitu memperoleh nilai interval 60-64. Berikut ini adalah histagram data hasil pretest eksperimen : GAMBAR 4.1
Pretest Eksperimen 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
Pretest Eksperimen
45
50
55
60
65
70
52
Nilai Pre-test Kelas Kontrol (VIII II) No
Nama
Nilai
1.
DEVI ANGGRAINI
60
2.
MANUEL
60
3.
PURWO AJI
60
4.
M. ALI IRFAN
60
5.
ETA KARNESA
45
6.
M. AKBAR
35
7.
FAISAL ZIDAN
60
8.
RIKHA ANISA
55
9.
RAHMA SALIKHATI
55
10.
DIANA PUTRI
60
11.
JUNAINI
60
12.
FIKY HAIKAL
55
13.
RIZKY AMELIA
60
14.
ADELIA SARASWATI
60
15.
MERLIANA YUNIKA
60
16.
SELVIA
55
17.
IRMA
60
18.
DWI OKTAVINA
60
19.
NUR AYUNDA
45
53
20.
KARISMA FEBRUARI
50
21.
API SYAHRIN
60
22.
RIKY EKO
35
23.
NURUL FAJRIAH
60
24.
TRI NOVIA SARI
55
25.
AZZARA
60
26.
ALDI SYAH
60
27.
ADIYTA
60
28.
LEO NANDA
40
29.
ANANG PRASETYO
45
30.
RIZALDY
50
31.
ARIQ FAUZAN
60
32.
KELVIN
45
33.
FADLI FEBRIAN
40
34.
YOGI HARTANTO
60
35.
IKHSAN
50
54
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Kontrol
No
Interval
1
35-39
2
40-44
3
Nilai Tengah
F
2
f. xi
( xi ) 2
fxi2
37
74
1369
2738
2
42
84
1764
3528
45-49
4
47
188
2209
8836
4
50-54
3
52
156
2704
8112
5
55-59
5
57
285
3249
16245
6
60-64
10
62
1178
3844
73036 112495
35
1965
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi diatas, dapat diketahui bahwa siswa siswa yang berkemampuan sedang, yaitu 3 orang siswa yang memperoleh nilai interval 50-54. Sedangkan siswa yang berkemampuan rendah ada 2 orang siswa yang memperoleh nilai pada interval 35-39. Dan siswa yang berkemampuan tinggi ada 10 orang siswa yaitu memperoleh nilai interval 60-64. Di bawah ini adalah data histagram hasil pretest kelas kontrol :
55
GAMBAR 4.2
Pretest Kontrol 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
Pretest Kontrol
35
40
45
50
55
60
Nilai Post-test Kelas Eksperimen (VIII I) No
Nama
Nilai
1.
DIMAS RIKY
80
2.
LEONANDA DWI
85
3.
RIZAL SOBARUDIN
90
4.
FAJRIANTI
85
5.
MIA MUSTIKA
80
6.
RISA SEPTIANI
75
7.
RINA TRIANA
90
8.
NOVITA WIBOWO
95
9.
ANIS SETIAWATI
80
AYU INDANI
85
10.
56
11.
ALDI SAPUTRA
95
12.
SEPTIAN
95
13.
FIKRI AL-RASYID
95
14.
KARTONI
85
15.
AJENG SUKMA
95
16.
ARIF RAHMAN
90
17.
IKA NURJANNAH
95
18.
ABYAN FARAS
90
19.
APRILIA DAMAYA
85
20.
MIRNA YUNIARTI
95
21.
TRI NOVIA
95
22.
NITA FIKRIA
95
23.
BELA OKTAVIANI
95
24.
DENANDIKA
95
25.
BARKAH
95
26.
AGNESTY
95
27.
FRASETYO
95
28.
M. RAFI FATUR
90
29.
BENY FAJAR
95
30.
ADITYA
95
31.
SAEFUL ANWAR
95
32.
M. ALDINO
95
57
33.
NABILA UTAMI
95
34.
BINTANG PRAYOGA
95
35.
MALIK ADINAR
95
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Eksperimen No
Interval
f
Nilai
f. xi
( xi ) 2
fxi2
Tengah 1
75-78
1
76,5
76,5
5852,25
5852,25
2
79-82
3
80,5
241,5
6480,25
19440,75
3
83-86
5
84,5
422,5
7140,25
35701,25
4
87-90
5
88,5
442,5
7832,25
39161,25
5
91-94
0
92,5
0
8556,25
0
6
95-98
21
96,5
2026,5
9312,25
195557,3 295712,8
35
3209,5
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi diatas, dapat diketahui bahwa siswa yang berkemampuan sedang, yaitu 5 orang siswa yang memperoleh nilai interval 83-86 Sedangkan siswa yang berkemampuan rendah ada 1 orang siswa yang memperoleh nilai pada interval 75-78. Dan siswa yang berkemampuan tinggi ada 21 orang siswa yaitu memperoleh nilai interval 95-98.
58
Di bawah ini adalah data histagram hasil posttest kelas eksperimen : GAMBAR 4.3
Postest Eksperimen 25 20 15 Postest Eksperimen 10 5 0 75
80
85
90
95
Nilai Post-test Kelas Kontrol (VIII II) No
Nama
Nilai
1.
DEVI ANGGRAINI
65
2.
MANUEL
80
3.
PURWO AJI
90
4.
M. ALI IRFAN
80
5.
ETA KARNESA
70
6.
M. AKBAR
70
7.
FAISAL ZIDAN
75
8.
RIKHA ANISA
80
9.
RAHMA SALIKHATI
70
59
10.
DIANA PUTRI
65
11.
JUNAINI
60
12.
FIKY HAIKAL
75
13.
RIZKY AMELIA
75
14.
ADELIA SARASWATI
75
15.
MERLIANA YUNIKA
70
16.
SELVIA
70
17.
IRMA
80
18.
DWI OKTAVINA
80
19.
NUR AYUNDA
80
20.
KARISMA FEBRUARI
80
21.
API SYAHRIN
80
22.
RIKY EKO
75
23.
NURUL FAJRIAH
80
24.
TRI NOVIA SARI
75
25.
AZZARA
80
26.
ALDI SYAH
65
27.
ADIYTA
75
28.
LEO NANDA
75
29.
ANANG PRASETYO
75
30.
RIZALDY
70
31.
ARIQ FAUZAN
75
60
32.
KELVIN
75
33.
FADLI FEBRIAN
85
34.
YOGI HARTANTO
80
35.
IKHSAN
85
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Kontrol No
Interval
F
Nilai
f.xi
( xi ) 2
f.xi2
Tengah 1
60-65
3
62,5
187,5
3906,25
11718,75
2
66-71
1
68,5
68,5
4692,25
4692,25
3
72-77
7
74,5
521,5
5550,25
38851,75
4
78-83
4
80,5
322
6480,25
25921
5
84-89
3
86,5
259,5
7482,25
22446,75
6
90-95
17
92,5
1572,5
8556,25
145456,3
35
2931,5
249086,8
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi diatas, dapat diketahui bahwa siswa yang berkemampuan sedang, yaitu 7 orang siswa yang memperoleh nilai interval 7277. Sedangkan siswa yang berkemampuan rendah ada 3 orang siswa yang
61
memperoleh nilai pada interval 60-65. Dan siswa yang berkemampuan tinggi ada 17 orang siswa yaitu memperoleh nilai interval 90-95. Di bawah ini adalah data histagram hasil posttest kelas kontrol : GAMBAR 4.4
Postest Kontrol 12 10 8 6
Postest Kontrol
4 2 0 60
65
70
75
80
85
90
4. Pengujian Persyaratan Analisis a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengukur tingkat normalnya suatu data dalam penelitian. Adapun data yang dianggap normal adalah L hitung < L tabel. Pada penelitian ini, uji normalitas akan diproses menggunakan SPSS 20 sehingga hasilnya dapat dilihat sebagai berikut:
62
TABEL 4.5 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen Variabel
Jumlah
Taraf
Lhitung
Ltabel
Keterangan
Sempel
Signifikan
(Lh)
(L t )
Pretest Eksperimen
35
0,05
13,35
15,1
Normal
Pretest Kontrol
35
0,05
8,21
15,1
Normal
TABEL 4.6 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen Variabel
Jumlah
Taraf
Lhitung
Ltabel
Keterangan
Sempel
Signifikan
(Lh)
(L t )
Postest kontrol
35
0,05
10,89
15,1
Normal
Postest Eksperimen
35
0,05
10,51
15,1
Normal
b. Uji Homogenitas Uji homogenitas yang dilakukan adalah uji fisher. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai varians pretest kelas eksperimen adalah 7,82 dan varians pretest kelas kontrol adalah 8,13. Sehingga diperoleh nilai Fhitung 1,75714 dengan taraf signifikan
= 0,05 untuk dk 35 dan dk penyebut = 35
maka didapat Ftabel 1,039 maka karena F hitung pada pretest kelas kontrol dan eksperimen 1,032 < 1,75 dari F tabel maka Ho diterima jadi kedua distribusi populasi adalah mempunyai varians yang sama atau Homogen. Sedangkan
63
diperoleh varians nilai diperoleh nilai varians posttest kelas kontrol adalah 8,8 dan varians postets kelas eksperimen adalah 5,7. Sehingga diperoleh nilai Fhitung 1,75 dengan taraf signifikan
= 0,05 untuk dk 35 dan dk penyebut =
35 maka didapat Ftabel 1,53 maka karena F hitung pada posttest kelas kontrol dan eksperimen 1,53 < 1,75 dari F tabel maka Ho diterima jadi kedua distribusi populasi adalah mempunyai varians yang sama atau Homogen. 5. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan a. Uji Hipotesis Penelitian Setelah uji prasyarat dilakukan dan diketahui bahwa dua kelas berdistribusi normal dan homogen, maka pengujian selanjutnya adalah pengujian hipotesis dengan uji-t. Dari data hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata posttest kelas eksperimen ̅1 = 91,7 dengan varians
= 5,74 sedangkan untuk kelas postest kontrol diperoleh nilai
rata-rata ̅ = 83,75 dengan varians
= 8,84.
Ho menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata hasil belajar Fiqih yang diajar menggunakan metode pembelajaran Outdoor dengan siswa yang menggunakan metode pembelajaran konvensional dengan menggunakan uji-t. Bedasarkan
pengujian
nilai
rata-rata
hasil
belajar
Fiqih
dengan
menggunakan uji-t, diperoleh harga t hitung = 4,56 (Lampiran 23). Dengan taraf signifikan
= 0,05 dan derajat kebebasan (db = 68 ) diperoleh nilai t tabel = 1,668
(Lampiran 23). Sehingga t hitung berada diluar penerimaan Ho atau dengan kata lain Ho ditolak. Dengan rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran outdoor lebih tinggi dari pada siswa yang diajarkan dengan metode pembelajaran konvensional.
64
6. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan pengujian hipotesis yang dilakukan sebelumnya diperoleh bahwa Ho ditolak. Dengan demikian, Hipotesis alternative ( Ha) yang menyatakan hasil belajar Fiqih siswa yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran Outdoor lebih tinggi dari pada siswa yang diajarkan menggunakan metode pembelajaran konvensional pada taraf signifikan 5%. Artinya, sebelum diterapkan metode pembelajaran Outdoor, Kegiatan belajar mengajar masih terfokus oleh guru. Siswa kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Akan tetapi setelah diterapkan metode pembelajaran Outdoor untuk kelas eksperimen proses pembelajaran lebih aktif dan kreatif dibanding kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional. Hal ini terbukti dengan beberapa faktor, diantaranya siswa lebih semangat dengan adanya metode Outdoor ini tumbuhnya semangat belajar dan perhatian yang lebih serius, serta mengurangi rasa kejenuhan. Sebagaimana yang terlampir dalam gambar dibawah ini. Sebagaimana hasil yang telah dijelaskan diatas, dijelaskan bahwa Ha diterima sehingga terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar Fiqih siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Outdoor dan mata pelajaran fiqih dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional pada konsep tentang zakat.
65
GAMBAR 4.5 GEDUNG, MASJID, PERPUSTAKAAN SMP NUSANTARA
66
Gambar 4.6 Proses Pembelajaran Konvensional
67
Gambar 4.7 Proses Pembelajaran di Luar Kelas (Outdoor)
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis yang menggunakan uji-t, diperoleh harga t hitung = 4,488 dan t tabel = 1,668 karena t hitung > t tabel maka Ho ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh hasil belajar kognitif yang signifikan antara kelompok siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode pembelajaran Outdoor dengan kelompok siswa yang diajarkan dengan metode konvensional pada mata pelajaran Fiqih materi tentang zakat. Dan rata-rata hasil belajar Fiqih siswa yang diajar dengan metode Outdoor secara signifikan lebih tinggi dari pada siswa yang diajarkan dengan metode konvensional. Hal ini terlihat dari ratarata nilai hasil belajar fiqih siswa dengan metode Outdoor 83,4 sedangkan nilai ratarata siswa yang diajarkan dengan metode konvensional adalah 75,4. B. Implikasi Secara keseluruhan metode Outdoor memberi pengaruh lebih besar dari pada pembelajaran Konvensional. Oleh karena pentingnya metode Outdoor sangat menentukan kualitas hasil belajar, maka diharapkan pelaksanaan pendidikan hendaknya menerapkan pembelajaran Outdoor pada setiap mata pelajaran di sekolah. Kesimpulan diatas menyatakan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari pada nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas kontrol. Dan mempunyai implikasi sebagai berikut. Pertama, bahwa keterampilan seorang guru dalam menggunakan metode ketika proses pembelajaran perlu dikembangkan tidak hanya pada mata pelajaran umum akan tetapi juga pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Kedua, sarana dan prasarana yang telah disediakan oleh pihak sekolah seharusnya lebih ditingkatkan agar dapat dimanfaatkan secara optimal sehingga penerapan metode dalam proses pembelajaran dapat terlaksana dengan mudah. C. Saran
68
69
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, maka dapat diberikan saran sebagai berikut : 1. Bagi Guru bidang study PAI khususnya dan guru bidang study yang lain umumya diharapkan dapat menerapkan metode pembelajaran Outdoor pada materi-materi yang dianggap sesuai dengan menggunakan metode tersebut pada saat kondisi siswa mulai jenuh dengan metode konvensional. 2. Diharapkan pada para guru dapat memilih metode atau cara mengajar yang tepat agar dapat memicu semangat siswa, serta menciptakan suasana belajar siswa yang lebih menyenangkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa . 3. Siswa sebaiknya belajar aktif tanpa mengabaikan penjelasan guru mengenai materi yang diajarkan, dengan begitu pada saat diadakannya review, siswa dengan sendirinya mudah mengingat apa yang sudah dijelaskan oleh guru.
70
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu. Supriyono, Widodo. Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1991), Arief, Armei. Pembaharuan Pendidikan Islam,(Jakarta:Suara Adi,2009), Baharudin, Pendidikan dan Psikologi Perkembangan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz, 2009), Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), Husamah, Pembelajaran Di Luar Kelas (Outdoor Learning). (Prestasi Pustaka: Jakarta 2013) Majid, Abdul. Belajar Dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PT Remaja Rosdakarya, Bandung:2012), Majid Khon, Abdul. Ulumul Hadits, (Jakarta: Amzah, 2009), Cet. II, Nizar, Samsul. Pengantar Dasar-dasar Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001), Cet. I, Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,1990), Ramayulis, Metode Pendidikan Agama Islam (Jakarta,Kalam Muila, 2010 ), Ruseffendi, Statistik Dasar untuk Penelitian Pendidikan, (Bandung: IKIP Bandung Press, 1998), Sabri, Alisuf. Psikologi Pendidikan, ( CV. Pedoman Ilmu Jaya : jakarta, 1995 ), Soleha dan Rada, Ilmu Pendidikan Islam, ( Bandung: Alfabeta, 2011), Cet. I, Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2010),
-------. Dasar-dasar Proses Mengajar, (Bandung: PT Sinar Baru, 2005), cet. 5 Sugiyono, Metode penelitian pendidikan ( pendekatan kuantitatif dan R&D),(Bandung: ALFABETA, 2010),
71
Suralaga, Fadilah Dkk. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Jakarta: UIN Jakarta
Press, 2005),
Sudijono,op. cit Umar, Bukhori. Ilmu Pendidikan Islam ( Jakarta:AMZAH,2010), Vera, Adelia. Metode Mengajar Anak di Luar Kelas ( Outdoor Study ), ( DIVA Press : Jogjakarta, 2012 ),
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Kontrol)
Sekolah : SMP Nusantara Plus Mata Pelajaran : Fiqih Materi Pokok
: Zakat
Kelas/ Semester : VIII II/ Genap
A. Standar Kompetensi
: Memahami zakat
B. Kompetensi Dasar
:Memperaktikkan pelaksanaan zakat fitrah dan zakat mal
C. Indikator
: 1. Menjelaskan pengertian zakat fitrah 2. Menjelaskan pengertian zakat mal beserta jenisnya 3. Menjabarkan tentang mustahiq zakat
D. Tujuan Pembelajaran
:Siswa mempraktikkan zakat fitrah dan mensimulasikan pelaksanaan zakat mal
E. Karakter siswa yang diharapkan :
Dapat dipercaya ( Trustworthines) Rasa hormat dan perhatian ( respect ) Tekun ( diligence ) Tanggung jawab ( responsibility ) Kecintaan ( Lovely ) Kemanusiaan ( Humanity )
G. Materi Pembelajaran Praktik zakat fitrah Simulasi pelaksanaan zakat mal H. Metode Pembelajaran Ceramah Diskusi G. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Pendahuluan
Kegiatan Guru Apersepsi :
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Guru mengkondisikan kelas
Siswa memulai
Disiplin (dicipline )
(mengucapkan salam,
pembelajaran diawali
Bertaqwa ( religioius)
berdoa, dan mempersiapkan
dengan salam, berdoa
Rasa Hormat
buku / bahan ajar)
atau membaca basmallah
Motivasi : Guru memotivasi siswa
Siswa mendengarkan
mengenai materi yang akan
penjelasan dan informasi
diajarkan
yang disampaikan oleh guru
Guru memberikan informasi
Siswa memperhatikan
mengenai Tujuan yang akan
Rasa hormat dan perhatian (resfect) Rasa ingin tahu (curiosity)
Fokus
penjelasan guru dan
dicapai
bersiap untuk menerima materi pelajaran
Tekun Rasa ingin tahu
berikutnya
2.Kegiatan Inti Eksplorasi Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Guru menjelaskan pengertian
Rasa hormat dan
Siswa mendengarkan,
tentang zakat fitrah dan zakat
memperhatikan, dan
perhatian ( respect)
mal
menyimak penjelasan
Tekun
dari guru dengan fokus.
Rasa ingin tahu
Guru menjelaskan tentang mustahiq zakat
3. Elaborasi Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Guru meminta siswa untuk
Siswa menelaah lebih
Rasa ingin tahu
menelaah lebih dalam lagi
dalam lagi mengenai
(curiosity)
mengenai materi tentang
materi tentang zakat
Fokus
zakat fitrah dan zakat mal
fitrah dan zakat mal
Tekun
Guru menjelaskan perbedaan
Siswa memperhatikan
antara keduanya
penjelasan dari guru Fokus Tekun
Konfirmasi Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Guru mempersilahkan siswa
Siswa bertanya
Rasa ingin tahu
untuk bertanya tentang
mengenai materi yang
materi yang belum di ketahui
belum dipahami
(curiosity) Keberanian (courage)
dan difahami oleh siswa Guru menjawab dan memberi
Siswa menyimak
penguatan dari apa yang
jawaban dan penguatan
belum dipahami siswa
yang disampaikan guru
Guru bertanya kepada siswa tentang materi yang baru saja
Siswa menjawab pertanyaan guru
Rasa hormat dan perhatian (resfect)
Tanggung jawab (responsibility) Komunikatif
diajarkan
H. Sumber / Media / Alat Buku PAI Kelas VIII . LKS MGMP PAI SMP / MTS I. Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi
Tekinik Penilaian
Bentuk Instrumen
Instrumen Soal
1. Menjelaskan pengertian tentang zakat fitrah dan zakat mal?
2. Menyebutkan jenis zakat mal dan mustahiq zakat
Tes Tertulis
Tes Uraian
Jelaskan pengertian tentang zakat fitrah dan zakat mal? Sebutkan jenisjenis zakat mal ?
Tes Tertulis Apa yang dimaksud dengan mustahiq zakat, jelaskan?
Mengetahui
Guru Pamong Mapel PAI
Peneliti
Edi, SAg
Ahmad fauzi
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Eksperimen)
Sekolah : SMP Nusantara Plus Mata Pelajaran : Fiqih Materi Pokok
: Zakat
Kelas/ Semester : VIII I/ Genap
A. Standar Kompetensi
: Memahami zakat
B. Kompetensi Dasar
:Memperaktikkan pelaksanaan zakat fitrah dan zakat mal
C. Indikator
: 1. Menjelaskan pengertian zakat fitrah 2. Menjelaskan pengertian zakat mal beserta jenisnya 3. Menjabarkan tentang mustahiq zakat
D. Tujuan Pembelajaran
:Siswa mempraktikkan zakat fitrah dan mensimulasikan pelaksanaan zakat mal
E. Karakter siswa yang diharapkan :
Dapat dipercaya ( Trustworthines) Rasa hormat dan perhatian ( respect ) Tekun ( diligence ) Tanggung jawab ( responsibility ) Kecintaan ( Lovely ) Kemanusiaan ( Humanity )
G. Materi Pembelajaran Praktik zakat fitrah Simulasi pelaksanaan zakat mal H. Metode Pembelajaran Ceramah Diskusi Outdoor Learning G. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Pendahuluan
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Siswa memulai
Disiplin (dicipline )
Apersepsi : Guru mengkondisikan kelas (mengucapkan salam,
pembelajaran diawali
Bertaqwa ( religioius)
berdoa, dan mempersiapkan
dengan salam, berdoa
buku / bahan ajar)
atau membaca basmallah
Rasa Hormat
Motivasi : Guru memotivasi siswa
Siswa mendengarkan
mengenai materi yang akan
penjelasan dan informasi
diajarkan
yang disampaikan oleh guru
Guru memberikan informasi
Siswa memperhatikan
mengenai Tujuan yang akan
Rasa hormat dan perhatian (resfect) Rasa ingin tahu (curiosity)
Fokus
penjelasan guru dan
dicapai
bersiap untuk menerima materi pelajaran
Tekun Rasa ingin tahu
berikutnya
2.Kegiatan Inti Eksplorasi Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Guru menjelaskan pengertian
Rasa hormat dan
Siswa mendengarkan,
tentang zakat fitrah dan zakat
memperhatikan, dan
perhatian ( respect)
mal
menyimak penjelasan
Tekun
dari guru dengan fokus.
Rasa ingin tahu
Guru menjelaskan tentang mustahiq zakat
3. Elaborasi Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Guru meminta siswa untuk
Siswa menelaah lebih
Rasa ingin tahu
menelaah lebih dalam lagi
dalam lagi mengenai
(curiosity)
mengenai materi tentang
materi tentang zakat
Fokus
zakat fitrah dan zakat mal
fitrah dan zakat mal
Tekun
Guru menjelaskan perbedaan antara keduanya
Siswa memperhatikan penjelasan dari guru
Fokus Tekun
Konfirmasi Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Guru mempersilahkan siswa
Siswa bertanya
Rasa ingin tahu
untuk bertanya tentang
mengenai materi yang
materi yang belum di ketahui
belum dipahami
(curiosity) Keberanian (courage)
dan difahami oleh siswa Guru menjawab dan memberi
Siswa menyimak
penguatan dari apa yang
jawaban dan penguatan
belum dipahami siswa
yang disampaikan guru
Guru bertanya kepada siswa tentang materi yang baru saja
Siswa menjawab pertanyaan guru
Rasa hormat dan perhatian (resfect)
Tanggung jawab (responsibility) Komunikatif
diajarkan
H. Sumber / Media / Alat Buku PAI Kelas VIII . LKS MGMP PAI SMP / MTS I. Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menjelaskan pengertian tentang zakat fitrah dan zakat mal?
2. Menyebutkan jenis zakat mal
Tekinik Penilaian Tes Tertulis
Bentuk Instrumen Tes Uraian
Instrumen Soal Jelaskan pengertian tentang zakat fitrah dan zakat mal? Sebutkan jenisjenis zakat mal ?
dan mustahiq zakat
Tes Tertulis Apa yang dimaksud dengan mustahiq zakat, jelaskan?
Mengetahui
Guru Pamong Mapel PAI
Peneliti
Edi, SAg
Ahmad fauzi
Lampiran 4
“Kisi-kisi Soal Uji Coba Instrumen”
Nama:
Kelas:
Berilahtandasilang (X) padahuruf a, b,catau d padajawaban yang benar! 1. Zakat yang wajib dikeluarkan oleh setiap muslim yang mampu baik laki-laki maupun perempuan disebut... a. Zakat Fitrah
c. Sodaqoh
b. Zakat Mal
d. Amal Jariah
2. Perintah tentang kewajiban membayar zakat fitrah tertulis dalam firman Allah dalam surat... a. Al-baqarah ayat 235
c.Al-baqarah ayat 273
b. Al-baqarah ayat 277
d.Al-baqarah ayat 289
3. Berapa besar zakat fitrah yang harus dikeluarkan bagi setiap muslim... a. 4,5 kg
c. 4 kg
b.
d.2 kg
3,5 kg
4. Orang yang masih hidup saat terbenam matahari pada hari penghabisan bulan ramadhan adalah salah satu dari... a. Rukun
c. Syarat wajib zakat
b. Waktu zakat
d.Manfaat zakat
5. Di bawah ini yang termasuk manfaat zakat fitrah, kecuali... a. Meningkatkan rasa syukut pada Allah SWT b. Mengurangi harta yang dizakatkan c. Untuk membersihkan jiwa d. Menumbuhkan sifat tolong menolong 6. Waktu wajib untuk mengeluarkan zakat fitrah adalah... a. Akhir ramadhan pada malam hari raya b. Awal ramadhan c. Sehabis shalat idhul fitri d. Selama Ramadhan 7. Salah satu manfaat zakat fitrah adalah... a. Sebagai bukti kalau kita orang islam
b. Mensucikan jiwa dan dosa c. Agar dapat pujian d. Mendapat penghargaan dari orang lain 8. Zakat yang dikeluarkan dari harta yang sudah mencapai nisab disebut... a. Sodaqoh
c. Zakat mal
b. Zakat fitrah
d. Amal jariah
9. Hukum zakat mal tertulis dalam firman Allah SWT pada surat... a. Al-baqarah 277
c.Al-baqarah 267
b. Al-baqarah 288
d. Al-baqarah 287
10. Berikut ini adalah syarat-syarat zakat mal, kecuali... a. merdeka
c. Anak kecil
b. sampai 1 nisab
d. Beragama islam
11. Nisab emas yang wajib dizakati adalah sebesar... a. 100 gram
c. 50 gram
b. 200 gram
d. 96 gram
12. Nisab perak yang wajib dizakati adalah sebesar... a. 96 gram
c. 624 gram
b. 100 gram
d. 450 gram
13. Di bawah ini yang termasuk jenis-jenis zakat mal, kecuali... a. Zakat fitrah
c. Zakat barang dagangan
b.
d. Zakat profesi
Zakat hasil perkebunan
14. Zakat perkebunan yang diairi dengan air hujan atau mata air zakatnya adalah sebesar... a. 15 %
c. 2,5 %
b. 5 %
d. 10 %
15. Waktu membayar zakat hasil perkebunan tertulis dalam firman Allah SWT pada surat... a. Al-an’am 141 b. Al-an’am 121 c. Al-an’am 96 d. Al-an’am 90 16. Banyaknya zakat unta jika telah mencapai 5 ekor adalah... a. 1 ekor unta
c. 1 ekor kambing
b. 1 ekor sapi
d. 1 ekor kerbau
17. Banyaknya zakat sapi jika telah mencapai 40 ekor adalah... a. 1 ekor anak kambing
c. 1 ekor anak unta
b. 5 ekor anak kambing
d. 5 ekor anak sapi
18. Berikut ini adalah zakat harta yang wajib dikeluarkan, kecuali... a. Emas
c. Gaji
b. Hewan ternak
d. Buku
19. Orang yang berhak menerima zakat disebut... a. Mualaf
c. Mustahiq
b. Musafir
d. Gharimin
20. Berikut ini yang termasuk orang-orang yang berhak menerima zakat, kecuali... a. Amir
c. mualaf
b. ibnu sabil
d. gharimin
21. Orang yang banyak hutang pada mustahiq zakat disebut... a. Gharimin
c. Mualaf
b. Amil
d. Ibnu sabil
22. Ada berapa golongan yang berhak menerima zakat... a. Ada 8
c. Ada 7
b. Ada 9
d. Ada 6
23. Membayar zakat fitrah setelah terbenam matahari pada hari raya pertama hukumnya.. a. Sunah
c. Makruh
b. Haram
d. Mubah
24. Membayar zakat fitrah sesudah shalat idul fitri tetapi sebelum terbenam matahari hukumnya... a. Makruh
c.Wajib
b. Sunah
c. Haram
25. Zakat fitrah dikeluarkan dengan menggunakan... a. Makanan pokok
c. Hewan ternak
b. Emas
d. Perak
26. Orang-orang yang berhak menerima zakat telah tertulis dalam firman Allah SWT pada surat... a. Al-Taubah ayat 96
c. Al-Taubah ayat 60
b. Al-Taubah ayat 90
d. Al-Taubah ayat 63
27. Di bawah ini adalah syarat wajib zakat fitrah, keccuali... a. Beragama islam
c. Baligh
b. Anak kecil
d. Ada barang yang dizakatkan
28. Membayar zakat sesudah shlat subuh sebelum shalat idul fitri hukumnya... a. Sunah
c. Haram
b. Wajib
d. Mubah (boleh)
29. Berapa besar zakat yang dikeluarkan pada zakat profesi adalah... a. 2,5 %
c. 5 %
b. 3,5 %
d. 10 %
30. Batas miinimal jumlah harta yang harus dizakati disebut... a. Haul
c. Zaman
b. Nisab
d. Semua benar
31. Jika seseorang mempunyai unta sebanyak 75 ekor maka zakat yang dikeluarkan adalah... a. 1 ekor kambing
c. 1 ekor anak sapi
b. 3 ekor kambing
d. 1 ekor anak unta
32. Barang temuan wajib dikeluarkan zakatnya sebesar... a. 2/5 dari harta
c. 1/5 dari harta
b. 1/2 dari harta
d. 1/3 dari harta
33. Orang-orang yang punya harta dan penghasilan namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok, diri, dan keluarga disebut... a. Masakin
c. Mualaf
b. Gharimin
d. Ibnu sabil
34. Orang-orang yang mengalami kesusahan di perjalanan dalam mustahiq zakat disebut... a. Riqab
c. Ibnu sabil
b. Fi sabilillah
d. Amil
35. Orang-orang yang mengurusi zakat dalam mustahiq zakat disebut... a. Mualaf
c. Fuqoro
b. Amil
d. Masakin
36. Budak-budak yang akan dibebaskan dengan tebusan sejumlah uang disebut... a. Fuqoro
c. Ibnu sabil
b. Riqab
d. Amil
37. Barang temuan dalam istilah zakat disebut... a. Riba
c. Rikaz
b. Khiyar
d. Nisab
38. Harta yang diragukan hukum halal dan haramnya disebut... a. Mubah
c. Khiyar
b.Makruh
d. Syubhat
39. Orang-orang yang baru memeluk agama islam dalam mustahiq zakat disebut... a. mustahiq b. amil c. riqab d. mualaf 40. orang-orang yang tidak memiliki harta dan penghasilan layak untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari dalam mustahiq zakat disebut... a. fuqoro
c. riqab
b. masakin
d. Ibnu sabil
KUNCI JAWABAN
1. A
11. D
21. A
31.D
2. B
12. C
22. A
32.C
3. B
13. A
23. B
33.A
4. C
14. D
24. A
34.C
5. B
15. A
25. A
35.B
6. A
16. C
26. C
36.B
7. B
17. D
27. C
37.C
8. C
18. D
28. A
38.D
9. C
19. C
29.A
39.D
10. C
20. A
30. B
40. A
***SemogaBerhasil***
Lampiran 5
Soal Posttest Nama:
Kelas:
Berilahtandasilang (X) padahuruf a, b,catau d padajawaban yang benar! 1.Zakat yang wajib dikeluarkan oleh setiap muslim yang mampu baik laki-laki maupun perempuan disebut... a. Zakat Fitrah
c. Sodaqoh
b.Zakat Mal
d. Amal Jariah
2. Perintah tentang kewajiban membayar zakat fitrah tertulis dalam firman Allah dalam surat... a.Al-baqarah ayat 235
c.Al-baqarah ayat 273
b.Al-baqarah ayat 277
d.Al-baqarah ayat 289
3.Hukum zakat mal tertulis dalam firman Allah SWT pada surat... a.Al-baqarah 277
c.Al-baqarah 267
b. Al-baqarah 288
d. Al-baqarah 287
4.Berikut ini adalah syarat-syarat zakat mal, kecuali... a.merdeka
c. Anak kecil
b.sampai 1 nisab
d. Beragama islam
5.Nisab emas yang wajib dizakati adalah sebesar... a.100 gram
c. 50 gram
b.200 gram
d. 96 gram
6.Nisab perak yang wajib dizakati adalah sebesar... a.96 gram
c. 624 gram
b.100 gram
d. 450 gram
7.Di bawah ini yang termasuk jenis-jenis zakat mal, kecuali... a.Zakat fitrah
c. Zakat barang dagangan
d.Zakat hasil perkebunan
d. Zakat profesi
8.Zakat perkebunan yang diairi dengan air hujan atau mata air zakatnya adalah sebesar... a.15 %
c. 2,5 %
b.5 %
d. 10 %
9.Waktu membayar zakat hasil perkebunan tertulis dalam firman Allah SWT pada surat... a.Al-an’am 141b.
c.Al-an’am 121
b.Al-an’am 96
d. Al-an’am 90
10.Banyaknya zakat unta jika telah mencapai 5 ekor adalah... a.1 ekor unta
c. 1 ekor kambing
b.1 ekor sapi
d. 1 ekor kerbau
11.Banyaknya zakat sapi jika telah mencapai 40 ekor adalah... a.1 ekor anak kambing
c. 1 ekor anak unta
b.5 ekor anak kambing
d. 5 ekor anak sapi
12.Berikut ini yang termasuk orang-orang yang berhak menerima zakat, kecuali... a.Amir
c. mualaf
b.ibnu sabil
d. gharimin
13.Membayar zakat fitrah sesudah shalat idul fitri tetapi sebelum terbenam matahari hukumnya... a.Makruh
c.Wajib
b.Sunah
d.Haram
14.Orang-orang yang berhak menerima zakat telah tertulis dalam firman Allah SWT pada surat... a.Al-Taubah ayat 96
c. Al-Taubah ayat 60
b.Al-Taubah ayat 90
d. Al-Taubah ayat 63
15.Membayar zakat sesudah shlat subuh sebelum shalat idul fitri hukumnya... a.Sunah
c. Haram
b.Wajib
d. Mubah (boleh)
16.Jika seseorang mempunyai unta sebanyak 75 ekor maka zakat yang dikeluarkan adalah... a.1 ekor kambing
c. 1 ekor anak sapi
b.3 ekor kambing
d. 1 ekor anak unta
17.Orang-orang yang punya harta dan penghasilan namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok, diri, dan keluarga disebut... a.Masakin
c. Mualaf
b.Gharimin
d. Ibnu sabil
18.Budak-budak yang akan dibebaskan dengan tebusan sejumlah uang disebut... a.Fuqoro
c. Riqab
b.Ibnu sabil
d. Amil
19.Barang temuan dalam istilah zakat disebut... a.Riba
c. Rikaz
b.Khiyar
d. Nisab
20.Orang-orang yang baru memeluk agama islam dalam mustahiq zakat disebut... a.mustahiq b.amil c. riqab d.mualaf 21.orang-orang yang tidak memiliki harta dan penghasilan layak untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari dalam mustahiq zakat disebut... a.fuqoro
c. riqab
b.masakin
d. Ibnu sabil
KUNCI JAWABAN
1.A
11. D
2.B
12. A
3.C
13. A
4.C
14. C
5.D
15. A
6.C
16. D
7.A
17. A
8.D
18. C
9.A
19. C
10.C
20. D
21. A
Lampiran 6 UJI VALIDITAS, UJI RELIABILITAS, DAYA PEMBEDA DAN TINGKAT KESUKARAN SOFTWARE ANATES 4.0 Reliabilitas Tes Butir Soal Banyak Subyek Butir soal
= 0,67 = 40 = 70
Daya pembeda
Tingkat kesukaran
Korelasi
Signifikansi korelasi
1.
10,53
Sangat Mudah
0,310
Signifikan
2.
52,63
Mudah
0,455
Sangat Signifikan
3.
0,00
Mudah
0,132
-
4.
-10,53
Sangat Sukar
-0,132
-
5.
10,53
Sedang
0,066
-
6.
5,26
Sedang
0,106
-
7.
15,79
Sukar
0,073
-
8.
21,05
Sedang
0,196
-
9.
47,37
Mudah
0,406
Sangat Signifikan
10.
52,63
Sedang
0,434
Sangat Signifikan
Mudah
0,363
signifikan
11.
31,58
12.
26,32
Sangat Mudah
0,397
Sangat signifikan
13.
15,79
Sangat Mudah
0,396
Sangat Signifikan
14.
21,05
Sangat Mudah
0,386
Signifikan
15.
10,53
Sangat Mudah
0,310
Signifikan
16.
21,05
Sangat Mudah
0,313
Signifikan
17.
52,63
Sukar
0,400
Sangat Signifikan
18.
21,05
Sedang
0,160
-
19.
10,53
Sangat Mudah
0,280
-
20.
10,53
Sangat Mudah
0,310
Signifikan
21.
0,00
Sangat Mudah
-0,041
-
22.
26,32
Sedang
0,255
-
23.
5,26
Sukar
0,093
-
24.
15,79
Sangat Mudah
0,307
Signifikan
25.
5,26
Sangat Mudah
0,121
-
26.
52,63
Mudah
0,355
Sangat Signifikan
27.
21,05
Sedang
0,112
-
28.
26,32
Sangat Mudah
0,424
Signifikan
29.
-5,26
Sedang
0,035
-
30.
21,05
Sedang
0,139
-
31.
52,63
Sedang
0,414
Sangat Signifikan
32.
31,58
Sedang
0,166
-
33.
36,84
Mudah
0,385
Signifikan
34.
-10,53
Sedang
-0,039
-
35.
31,58
Mudah
0,263
-
36.
26,32
Sukar
0,309
Signifikan
37.
42,11
Sedang
0,388
Signifikan
38.
26,32
Sedang
0,200
-
39.
36,84
Mudah
0,360
Signifikan
40.
36,84
mudah
0,425
Sangat Signifikan
Lampiran 7
Nilai Pretest Kelas Eksperimen (VIII I) No
Nama
Nilai
1.
DIMAS RIKY
60
2.
LEONANDI DWI
65
3.
RIZAL SOBARUDIN
65
4.
FAJRIANTY
65
5.
MIA MUSTIKA
70
6.
RISA SEPTIANI
65
7.
RINA TRIANA
60
8.
NOVITA WIBOWO
65
9.
ANIS SETIAWATI
60
10.
AYU INDANI
65
11.
ALDI SAPUTRA
70
12.
SEPTIAN
65
13.
FIKRI AL-RASYID
60
14.
KARTONI
55
15.
AJENG SUKMA
65
16.
ARIF RAHMAN
65
17.
IKA NURJANNAH
70
18.
ABYAN FARAS
60
19.
APRILIA DAMAYA
55
20.
MIRNA YUNIARTI
50
21.
TRI NOVIA
70
22.
NITA FIKRIA
60
23.
BELA OKTAVIANI
45
24.
DENANDIKA
50
25.
BARKAH
70
26.
AGNESTY
70
27.
FRASETYO
70
28.
M. RAFI FATUR
60
29.
BENY FAJAR
60
30.
ADITYA
70
31.
SAEFUL ANWAR
50
32.
M. ALDINO
70
33.
NABILA UTAMI
70
34.
BINTANG PRAYOGA
50
35.
MALIK ADINAR
45
Lampiran 8 Nilai Pre-test Kelas Kontrol (VIII I1) No
Nama
Nilai
1.
DEVI ANGGRAINI
60
2.
MANUEL
60
3.
PURWO AJI
60
4.
M. ALI IRFAN
60
5.
ETA KARNESA
45
6.
M. AKBAR
35
7.
FAISAL ZIDAN
60
8.
RIKHA ANISA
55
9.
RAHMA SALIKHATI
55
10.
DIANA PUTRI
60
11.
JUNAINI
60
12.
FIKY HAIKAL
55
13.
RIZKY AMELIA
60
14.
ADELIA SARASWATI
60
15.
MERLIANA YUNIKA
60
16.
SELVIA
55
17.
IRMA
60
18.
DWI OKTAVINA
60
19.
NUR AYUNDA
45
20.
KARISMA FEBRUARI
50
21.
API SYAHRIN
60
22.
RIKY EKO
35
23.
NURUL FAJRIAH
60
24.
TRI NOVIA SARI
55
25.
AZZARA
60
26.
ALDI SYAH
60
27.
ADIYTA
60
28.
LEO NANDA
40
29.
ANANG PRASETYO
45
30.
RIZALDY
50
31.
ARIQ FAUZAN
60
32.
KELVIN
45
33.
FADLI FEBRIAN
40
34.
YOGI HARTANTO
60
35.
IKHSAN
50
Lampiran 9 Nilai Post-test Kelas Kontrol (VIII 1I) No
Nama
Nilai
1.
DEVI ANGGRAINI
65
2.
MANUEL
80
3.
PURWO AJI
90
4.
M. ALI IRFAN
80
5.
ETA KARNESA
70
6.
M. AKBAR
70
7.
FAISAL ZIDAN
75
8.
RIKHA ANISA
80
9.
RAHMA SALIKHATI
70
10.
DIANA PUTRI
65
11.
JUNAINI
60
12.
FIKY HAIKAL
75
13.
RIZKY AMELIA
75
14.
ADELIA SARASWATI
75
15.
MERLIANA YUNIKA
70
16.
SELVIA
70
17.
IRMA
80
18.
DWI OKTAVINA
80
19.
NUR AYUNDA
80
20.
KARISMA FEBRUARI
80
21.
API SYAHRIN
80
22.
RIKY EKO
75
23.
NURUL FAJRIAH
80
24.
TRI NOVIA SARI
75
25.
AZZARA
80
26.
ALDI SYAH
65
27.
ADIYTA
75
28.
LEO NANDA
75
29.
ANANG PRASETYO
75
30.
RIZALDY
70
31.
ARIQ FAUZAN
75
32.
KELVIN
75
33.
FADLI FEBRIAN
85
34.
YOGI HARTANTO
80
35.
IKHSAN
85
Lampiran 10 Nilai Post-test Kelas Eksperimen (VIII I) No
Nama
Nilai
1.
DIMAS RIKY
80
2.
LEONANDI DWI
85
3.
RIZAL SOBARUDIN
90
4.
FAJRIANTY
85
5.
MIA MUSTIKA
80
6.
RISA SEPTIANI
75
7.
RINA TRIANA
90
8.
NOVITA WIBOWO
95
9.
ANIS SETIAWATI
80
10.
AYU INDANI
85
11.
ALDI SAPUTRA
95
12.
SEPTIAN
95
13.
FIKRI AL-RASYID
95
14.
KARTONI
85
15.
AJENG SUKMA
95
16.
ARIF RAHMAN
90
17.
IKA NURJANNAH
95
18.
ABYAN FARAS
90
19.
APRILIA DAMAYA
85
20.
MIRNA YUNIARTI
95
21.
TRI NOVIA
95
22.
NITA FIKRIA
95
23.
BELA OKTAVIANI
95
24.
DENANDIKA
95
25.
BARKAH
95
26.
AGNESTY
95
27.
FRASETYO
95
28.
M. RAFI FATUR
90
29.
BENY FAJAR
95
30.
ADITYA
95
31.
SAEFUL ANWAR
95
32.
M. ALDINO
95
33.
NABILA UTAMI
95
34.
BINTANG PRAYOGA
95
35.
MALIK ADINAR
95
Lampiran 11
Distribusi Frekuensi Pretest kelas eksperimen 1. Distribusi frekuensi a. Rentang nilai (R) R = H-L (High score- Low Score) = 70-45 = 25 b. Banyak kelas (K) K= 1 + 3,3 log n K= 1 + 3,3 log (35) K= 1 + 3,3 log K= 1 +6 K= 7 c. Panjang interval kelas (I) I = R/ K I = 35/ 5 I= 7 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Fiqih
Kelas kontrol No 1.
2. 3. 4. 5. 6.
Kelas Interval 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74
F 2 4 2 8 9 10
35
1. Harga mean dihitung menggunakan rumus:
Mx =
∑
= 2235/35 = 63,85
Fkb 2 6 8 16 25 35
Fka 35 25 16 8 6 2
Lampiran 12
Distribusi Frekuensi pretest kelas kontrol 1. Distribusi frekuensi a. Rentang nilai (R) R = H-L (High score- Low Score) = 60-35 = 25 b. Banyak kelas (K) K= 1 + 3,3 log n K= 1 + 3,3 log (35) K= 1 + 3,3 log K= 1 + 6 K= 7 c. Panjang interval kelas (I) I = R/ K I = 35/6 I = 5,83 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Fiqih
Kelas Eksperimen No
Kelas Interval
F
35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64
1.
2. 3. 4. 5. 6.
2 2 4 3 5 19
35
1. Harga mean dihitung menggunakan rumus:
Mx =
∑
= 1965/35 = 56,14
Fkb 2 4 8 11 16 35
Fka 35 16 11 8 4 2
lampiran 13
Distribusi Frekuensi Posttest kontrol 1. Distribusi frekuensi a. Rentang nilai (R) R = H-L (High score- Low Score) = 90-60 = 30 b. Banyak kelas (K) K= 1 + 3,2 log n K= 1 + 3,2 log (35) K= 1 + 3,2 log K= 1 +6 K= 7 c. Panjang interval kelas (I) I = R/ K I = 35/ 6 I = 5,83 Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Fiqih
Kelas Kontrol No 1.
2. 3. 4. 5. 6.
Kelas Interval 60-65 66-71 72-77 78-83 84-89 90-95
F 3 1 7 4 3 17
1. Harga mean dihitung menggunakan rumus:
Mx =
∑
= 2931,5/35 = 83,75
Fkb 3 4 11 15 18 35
Fka 35 18 15 11 4 3
Lampiran 14
Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Eksperimen 1. Distribusi frekuensi a. Rentang nilai (R) R = H-L (High score- Low Score) = 95-75 = 20 b. Banyak kelas (K) K= 1 + 3,2 log n K= 1 + 3,2 log (35) K= 1 + 3,2 log K= 1 + 6 K= 7 c. Panjang interval kelas (I) I = R/ K I = 35/ 4 I = 8,75 Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Fiqih
Kelas Eksperimen No 1.
2. 3. 4. 5. 6.
Kelas Interval 75-78 79-82 83-86 87-90 91-94 95-98
F 1 3 5 5 0 21
35
1. Harga mean dihitung menggunakan rumus:
Mx =
∑
= 3209,5/35 = 91,7
Fkb 1 4 9 14 14 35
Fka 35 14 14 9 4 1
Lampiran 15 UJI NORMALITAS PRETEST KELAS EKSPERIMEN Kelas Interval
F
45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74
f . Xi
(xi)2
f . Xi2
2 4 2 8 9 10
94 208 114 496 603 720
2209 2704 3249 3844 4489 5184
35
2235
4418 -2,52116 10816 -1,86994 6498 -1,21872 30752 -0,56749 40401 0,083729 51840 0,734952 1,386174 144725
̅= 63,85
Luas 0-Z
Z-score
0,4941 0,4686 0,3869 0,2123 0,0319 0,2673 0,4162
SD = 7,67
luas kelas Fe interval 0,0255 0,8925 0,0817 2,8595 0,1746 6,111 0,1804 6,314 0,2992 10,472 0,6835 23,9225
X2 1,374293 0,454884 2,765557 0,450205 0,206912 8,102665 13,35452
X2 Hitung = 13,35
X2 tabel = 15,1
X2 Hitung<X2Tabel= 13,35< 15,1
Kesimpulan : karena X2 Hitung<X2Tabel(13,35 < 15,1) maka dapat disimpulkan bahwa sempel kelas berdistribusi normal.
Lampiran 16 UJI NORMALITAS PRETEST KELAS KONTROL Kelas Interval
F
35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64
f . Xi
(xi)2
f . Xi2
2 2 4 3 5 19
74 84 188 156 285 1178
1369 1764 2209 2704 3249 3844
2738 3528 8836 8112 16245 73036
35
1965
̅= 56,14
Z-score
Luas 0-Z
-2,70642343 -2,0811771 -1,45593076 -0,83068442 -0,20543808 0,41980826 1,04505459
0,4965 0,4812 0,4265 0,2967 0,0793 0,1554 0,3508
luas kelas interval
Fe
X2
0,0153 0,0547 0,1298 0,2174 0,2347 0,5062
0,5355 1,9145 4,543 7,609 8,2145 17,717
4,005155 0,003818 0,064902 2,79181 1,257899 0,09291 8,216494
112495
SD =7,99
Lo = 8,21
L tabel = 15,1
Lo
Kesimpulan : karena Lo < Lt ( 8,21< 15,1 ) maka dapat disimpulkan bahwa sempel kelas Eksperimen berdistribusi normal.
Lampiran 17 UJI NORMALITAS POST-TEST KELAS EKSPERIMEN
Kelas Interv F al
f. Xi
75-78
1
79-82
3
83-86
5
87-90 91-94
5 0 2 1
76,5 241, 5 422, 5 442, 5 0 2026 ,5
3 5
3209 ,5
95-98
(xi)2
f . Xi2
Z-score
Luas 0-Z
luas kelas interva l
Fe
5852,25
5852,25 -2,678896045
0,4962
0,0164
0,574
6480,25
19440,75 -2,055896965
0,4798
0,0562
1,967
7140,25
35701,25 -1,432897884
0,4236
0,1355
4,7425
7832,25 8556,25
39161,25 -0,809898804 0 -0,186899724
0,2881 0,0714
0,2167 0,2378
7,5845 8,323
9312,25
195557,3
0,436099356
0,1664
0,5195
18,1825
1,059098436
0,3531
̅=91,7
X2 0,3161 6 0,5424 96 0,0139 81 0,8806 96 8,323 0,4365 9 10,512 92
295712,8
SD = 6,42
Lo = 10,15
L tabel = 15,1
Lo
Kesimpulan : karena Lo < Lt ( 10,15 < 15,1 ) maka dapat disimpulkan bahwa sempel kelas Eksperimen berdistribusi normal.
Lampiran 18 UJI NORMALITAS POSTTEST KELAS KONTROL
Kelas Interv al 60-65 66-71 72-77 78-83 84-89 90-95
3 1 7 4 3 1 7
Luas 0Z
(xi)2
f . Xi2
Z-score
187,5 68,5 521,5 322 259,5
3906,25 4692,25 5550,25 6480,25 7482,25
11718,75 4692,25 38851,75 25921 22446,75
-2,37302 -1,78605 -1,19909 -0,61212 -0,02516
0,4911 0,4625 0,383 0,2291 0,008
1572,5
8556,25
145456,3
0,561809 1,148775
0,2123 0,3729
F f . Xi
3 5 2931,5
̅= 83,75
luas kelas interval
Fe
X2
0,0286 0,0795 0,1539 0,2211 0,2203
1,001 2,7825 5,3865 7,7385 7,7105
3,992009 1,141889 0,483316 1,806084 2,877739
0,5852
20,482
0,59195 10,89299
249086,8
SD =10,22
Lo = 10,89
L tabel = 15,1
Lo
Kesimpulan : karena Lo < Lt ( 10,89<15,1 ) maka dapat disimpulkan bahwa sempel kelas Eksperimen berdistribusi normal.
Lampiran 19
Perhitungan Uji Homogenitas Uji Homegenitas yang dihitung menggunakan uji Fisher dengan Rumus : ∑
F=
∑
Langkah-langkah perhitungannya : 1. Menentukan hipotesis Ho = Data memiliki varians homogen Ha = Data tidak memiliki varians homogen 2. Menentukan kriteria pengujian Ho diterima jika Fhitung Ftabel Haditolak jika Fhitung Ftabel 3.Menentukan
db pembilang (varians terbesar) dan db penyebut (varians
terkecil
db1 (pembilang) = n – 1 = 35 - 1 = 34 db2( penyebut) = n – 1 = 35 – 1= 34 4. Menentukan nilai F hitung Berdasarkan tabel persiapan uji homogenitas, diperoleh
7,82 dan
8,13 pada
pretest eksperimen dan kontrol sehingga diperoleh: F hitung
=1,03
Dan diperoleh F hitung
5,74 dan
8,81 pada posttest sehingga diperoleh:
= 1,53
5. Menentukan nilai F tabel Dari tabel distribusi F diperoleh nilai F tabel adalah 1,84 Karena tabel Fhitung Ftabel(1,03< 1,75) untuk hasil pretest eksperimen dan kontrol, tabel Fhitung Ftabel(1,53< 1,75) untuk hasil posttest eksperimen dan kontrol, maka Ho diterima. Untuk itu dapat disimpulkan bahwa data tersebut memiliki varians yang homogen.
Lampiran 20 PERHITUNGAN UJI HIPOTESIS Pengujian Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t dengan langkah perhitungan sebagai berikut : a. Merumuskan Hipotesis Ho
: μ1
= μ2
H1
: μ1
μ2
Keterangan : μ1 : Rata-rata hasil belajar kognitifsiswa dengan menggunakan metode Outdoor μ2
:
Rata-rata hasil belajar kognitif siswadengan tidak menggunakan metode
Outdoor b. Menentukan Kriteria Pengujian Karena hipotesisnya berbentuk 1 ekor maka kriteria pengujiannya Terima Hojika thitung ttabeldalam hal lainnya Ho ditolak c. Menentukan Uji Statistik Total
=
–
–
=
S=√
t=
̅
= 7,41 ̅
√
=
=
√
√
=
√
=
=
= 4,488
Maka nilai thitungadalah 4,488 Untuk mencari ttabelkarena hipotesisnya 1 ekor maka untuk menentukan ttabel= t (1- ) (db) Dengan (db) (n1
n2 - 2) = ( 35 35 – 2) =68 dan taraf signifikan = 0,05
nilai ttabel adalah 1,668 d. Pengambilan Kesimpulan Karena didapat thitung ttabel( 4,488> 1,688) maka Hoditolak atau Ha diterima. Artinya rata-rata hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran Fiqih
yang diajarkan dengan
menggunakan metode pembelajaranOutdoorlebih besar dari hasil belajar siswa yang diajarkan dengan metode konvensional pada mata pelajaran fiqih.
LAMPIRAN 21
PEMBELAJARAN DI DALAM KELAS (KONVENSIONAL)
PEMBELAJARAN DI LUAR KELAS (OUTDOOR LEARNING)
I
KEMENTERIAN AGAMA UINJAKARTA FITK
No. Dokumen : : Tgl. Terbit : No. Revisi: Hal
FORM(FR)
Jl. lt. H. JuandaNo g'CiDub't 1U12 hr&ffi
FITK-FR-AKD-081 1 Maret 2010 O2 1t1
sKRlPsl Sunar BIMBINGAN Jakarta-04 Oktober2013
Nomor : Un.0llF.llKM .01.31......-/20103 Lamp. :Hal :Bimbingan Skripsi
K$ada Yth. Heny NarendranyHidayati Dra M.Pd. PembimbingSkripsi FakultasIlmu Tarbiyahdan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Assalqmu'alaikum wr.wb. Dengan ini diharapkankesediaansaudara untuk menjadi pembimbing MI (materi/teknis) penulisanskripsi mahasiswa: Nama
: AhmadFauzi
NIM
: 109011000078
Jurusan
: PendidikanAgamaIslam
Semester
: D( (sembilan)
Judul Skripsi
: Pengaruh Pembelaiaran Outdoor Terhodap lt[oth,asi Belajar
Agama Sispa
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutanpada tanggal 05 terlampir. Saudaradapat melakukanperubahan September2013, abstraksi/outline redaksionalpada judul tersebut.Apabila perubahansubstansialdianggapperlu, Jurusanterlebihdahulu. mohonpembimbingmenghubungi Bimbingan skipsi ini diharapkanselesaidalam waktu 6 (enun) bula-n,dan dapat diperpanj angselama6 (enam)bulanberikutnyatanpasuratperpanjarlgan. Atas perhatiandan kerja samaSaudarqkami ucapkanterima kasih. Wass alamu'alaihtm wr.wb. a.n.Dekan ikan Agamalslam
10,
Tembusan: 1. DekanFITK 2. Mahasiswaybs.
.Ag I 002 199803
xr I
I
SEKOIAH MENENGAH PERTAMA SMP NUSANTARAPIUS Selatan15419 DalamNo. 1 Ciputat- Tangerang Atamat: Jl. Tarumanegara -747 -747 10824 07 222,Fax.021 Telp.0Il
-,1
STIRATKETBRANGAN MELAKSANAKAN PENE{+ITIAN r
/ YANiSMP - NP / SK I \r I 2014 No. 10411314
g bertandatangandi bawahini KepalaSekolahMenengahPertama( StvIP) PlusNusantara. rganini menerangkan bahawayangbernamadibawahini :
na
Ahmad Fauzi
w
109011000078
usan
Pendidikan Agama fslam / Tarbiyah UIN
lul Skripsi
" Pengaruh Pembelejnran di Luor Kelss ( Ouldoor) Terhadup Hasil Belajar PAI *
penetritian rh melaksanakan di SMPPlusNusantaraselamasatumiriggudi bulanApril2014 mestinya. sebagaimana nikiansuratketerangan ini kami sampaikan, agardipergunakan
r"/ a f-< {srxc (sF
T}
c'
,(t l> rP
,{ I;
LEMBAR UJI REFERENSI Nama
AhmadFauzi
Nim
10901 r000078 PAI ( PendidikanAgamaLslam)
Jurusan I
JudulSkripsi BAB
N
PengaruhPembelajaranOutdoor Terhadap Hasil Belajar Pendidikan garnalslamdi SMP NUSANTAR PLUS TangerangSelatan. FOOTNOTE
o I
2
a J
/1
5
4
5 6 II
1 8 9 I 0
Arrnei Arief ,Pentbahar uan P end i di kan I sI am,(J akarta:Suara Adi.2009). Rarnayulis, Metocle Pendidikan Agama Islam (Jakarta,KalamMuila, : 2 0 1 0) Adelia vera, Iuletode Mengajar Anak tli Lucn' Kelas ( Outtloor Study ). ( DIVA Press: Jogiakarta,2012) Ramayulis, il'Ietodologi ,Aganta IsI an{Kalam Mul ia, Jakarta:20 I 0),
Majid, Abdul Belajar Dan PernbelajaranPendidikan Agama Islarn (PT Remaja Rosdakarya, Banduns:2012) Armei Arief,Pembaharuan Pendidikan Islam.(Jakarta:Suara Adi,2009) Ramayulis, Metodologi Agann IsI an{Kalam IvIul i a, Jakarta:20 I 0), Abdul Majid, Belajar Dan Pembelajaran Pendidikan Agarna Islam (PT Rernaja Rosdakarya, Bandune:2012) Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan IsI am ( Jakarta:AMZAH.2010).
Soleha dan Rada, Ilmu Pendidikan Islam,( Bandung: Alfabeta,2011), AbdulMajid Khon, Uunnil Hadits, (Jakarta: Amzah.2009) Samsul Nizar, Pengantar Dasardasar Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Gava Media Pratama.
HALAMAN SKRIPSI
HALAMAN REFERENSI
I
32
.tql,
2
21
,:r#b
5
t7
,*4:/-
7
2l
/kL.
8
l2
,kb-
8
35
8
22
8
t6-17
10
10
)z
27-29
tl
5-8
tl
97
PARAF PEMBIMBING
rlVln
6{h
,ffil
{k1," txh.
,wL-
ryt
!"t
t
200I ). Bukhari lJmar, IImu Pendidikan Is I am ( Jakarta:AM Z AH,20 I0), Abdul Mujib, Jusuf Mudzakkit, Ilmu (Jakarta: Islam, Pendidikan
I 2 I a J
I 4 I 5 I 6 I 7
KENCANA,2008), SamsulNizar, Me mperbincangkan ID inamika Intel ektual dan Pemikiran Hamka tentang Pendidikan Islam, (Jakarta:Kencana,2008), Nana Sudjana,Penilaian Hasil ProsesBelajar Mengajar (Bandung: 20 I 0), RemaiaRosdakarya, Balrarudin. Pendidikan dan Psikologi Perkembangan, (Jogjakarta: ArRtzz.2009), Abu Ahrnadi, Widodo SuPriYono' Psikologi Belciar, (Jakarta: PT R i n e k aC i p t a ,1 9 9 1 ) . Nana Sudjana, Dasar-dosar Proses !'lengc$or,(Bandung:PT Sinar Baru,
12
32-45
12
43
13
101
IJ
22
IA IT
t64- r 65
to
130-131
to
22
r005).
'n Io/t
tx,t I
//
,'flr|.
4fr1 KI, "') L
*fl
I 8
Ranrayulis, tr'fetodologi Agama IsI an{Kalarn IvIuI ia, Jakarta:20 10),
t1
423-427
YI
I
9
Abu Ahrnadi,WidodoSuPriYono. PsikologiBelajar, (Jakarta:PT RinekaCipta,1991),
18
127
&h
2 0
Psikologi Purwanto. Ngalirn Pendidikcm,(Bandung : PT Rernaja
l8
84
20
l9
20
T']
22
2l
22
21-25
ZJ
25
Rosdakarya,1990),
2 I
2 L
z a J
2 A a
2
Husanralr, Pen$elajaran Di Luar Kelas (Outdoor Leanfitg). (Prestasi Pustaka:Jakarta20 I 3),
Adelia vera,MetocleMengaiarAttak Di Luar Kelas ( outdoorstudY), ( 2012), DIVA Press: Jogiakarta, Husamah, Penfielaiaran Di Luar Kelas (Outdoor Learning). (Prestasi Pustaka:Jakarla2013). Adelia vera, IvfetodeMengajar Anak Di Luar Kelas ( outdoor studY 1, ( DIVA Press: Jogiakarta,2012 ), I{usamalr, Pembelajaran Di Luar Kelas (Outdoor Leaming). (Prestasi
NL
*il, kL,
.fuL
(/+{ :-^'l
l,l
lr'
7 2 f)
2 7
Pustaka:Jakarta20 l3), Psikologi Purwanto. Ngalirn Pendidikan, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,1990), Dimyati dan Mudjiono. BelaiaY dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka
24
84
24
9
24
56
25
58
2'.1
8l-83
28
59
Cipt12009)
2 8
Alisuf sabri,Psikologi Pendidikan, ( CV. PedomanIlmu JaYa: iakarta,
r9 9 5) 2 9
0 3 I
1
8
m
J
I 4
0 4 I
Alisuf sabri, psikologipendidikan,( Ihnu Jaya: Jakarta,1995) Pedoman Dkk' Psikologi FadlrilahSuralaga, Pendidikanclalam PerspektifIslant, (Jal<arta: 2005), UIN JakarlaPress, Alistrf sabri,psikologi pendidikan, ( PedornanIlmu Jaya: Jakada,1995)
Dr, Prof.lvletode Sugiyono, ( pendekatan pendidikan penelitian kuantitatifdanR&D),(Bandung: ALFABETA.2OlO) Suharsirni Arikunto, Dasar-dasar EvaluasiPendidikan,(Jakarta:Burni Aksara.2005). SLrharsimin Arikunto. Dasar-dasar Evaluasi P endidikan, (Jakarta:Bumi Aksara.2006). Ruseffendi, Statistik Dasar unhtk Penelitian Pendidikart, (Bandung: IKIP BandunsPress,1998), Statistik Pengantar Sudijono, PendidikanQakarta : Rajawali Pers)
36
117-118
38
65
39
100
,1)
292
Aa
284
+)
G41, {Nl
qt
.w ffi1
GI1-
&r ril,t 'd{l
ql
Jakarta,25April2}l4
.--l fl t
/ Gku-l '//1"7
Heny NarendranyHidavaty Dra.MPd NIP. 197 10 5121996032002
u'/t