IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (SPBM) DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 3 TANGERANG SELATAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
RANTI TRI KANDITA NIM : 1112011000090
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017 M
ABSTRAK Ranti Tri Kandita, NIM 1112011000090. “Implementasi Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan. Skripsi jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Skripsi ini membahas mengenai Implementasi Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 3Tangerang Selatan : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi dan faktorfaktor pendukung dan penghambat Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) di kelas VII Akselerasi di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Research), melalui pendekatan kualitatif, dengan analisis deskriptif dari data yang dihasilkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Implementasi Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan adalah Pendidik mampu memotivasi peserta didik untuk berargumentasi, berpikir kritis dan memecahkan masalah dalam proses pembelajaran melalui strategi pembelajaran berbasis masalah dengan metode diskusi dan dengan strategi ini pula terlihat peserta didik memiliki nilai yang baik. Responden penelitian ini diambil dari peserta didik kelas VII akselerasi yang berjumlah 28 peserta didik. Adapun faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam strategi pembelajaran ini adalah Pendidik, Peserta didik dan Kejadian sekitar.
i
KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan nikmat kepada hambanya hingga tidak terhitung jumlah dan kadarnya, memberikan kami waktu sampai detik ini sehingga kami masih dapat menjalankan kewajiban yaitu menuntut ilmu. Sholawat dan salam tak lupa kami sampaikan kepada baginda alam pejuang umat Islam Nabi Muhammad Saw yang menunjukan kepada kami jalan kebenaran yang diridhoi Allah Swt. Suatu kebanggaan tersendiri bagi penulis yang telah menyelesaikan penulisan karya ilmiah ini, Terselesaikannya karya ilmiah ini merupakan hasil yang tidak lepas dari dukungan banyak pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung berupa doa, semangat, sumbangan pemikiran, maupun bahan-bahan yang dibutuhkan bagi penyempurnaan karya ilmiah. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada beberapa pihak yang membantu dalam penulisan karya ilmiah ini. Rasa terima kasih tersebut penulis sampaikan kepada: 1. Prof. Dr. Dede Rosyada, selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag dan Hj. Marhamah Shaleh, L.c, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Dr. Muhammad Dahlan, M. Hum, selaku dosen pembimbing akademik yang memberikan
arahan,
motivasi
untuk
selalu
semangat
dan
segera
menyelesaikan karya ilmiah ini. 5. Tanenji, MA, selaku dosen pembimbing yang telah sabar memberikan arahan dan
meluangkan
waktu
dalam
proses
menyelesaikan ilmiah ini.
ii
bimbingan
hingga
penulis
6. Maryono, S.E., M.Pd, selaku kepala SMP Negeri 3 Tangerang Selatan, Sholeh Fathoni, S.Pd, selaku bidang kurikulum dan Rendra al-Mubarok, S.EI, selaku pendidik/guru pembelajaran PAI yang telah mengizinkan dan memberikan kesempatan penulis untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut. Semoga amal baik bapak memudahkan penulis melaksanakan penelitian, menjadi jalan mudah bapak untuk menuju jalan ke surga. 7. Kedua orang tua yaitu ayahanda Kasan dan ibunda Anisah yang sangat saya cintai, terima kasih tak terbatas atas curahan cinta kasih dan doa yang senantiasa terlantun mengiringi ayunan langkah penulis dalam menggapai cita. Yang telah banyak memberikan semangat, motivasi meteri dan moril dengan penuh keihklasan dan kasih sayang, semoga Allah Swt selalu memberikan rahmat, perlindungan dan surga atas segala keikhlasan dan ketulusan beliau berdua. 8. Kakak-kakakku tersayang Khairul Akhsan dan Rian Fardani, dan adik yang teteh banggakan Indra Raman Danu. Terima kasih atas motivasi yang kalian berikan semoga Allah selalu memberikan kesuksesan untuk kalian semua. 9. Keluarga PAI C dan seluruh teman-teman Pendidikan Agama Islam angkatan 2012 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas segala motivasi dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Semoga Allah membukakan pintu kesuksesan untuk kita semua. 10. Rini Fadilah, Een Hujaemah, Syifa Syarifah, Nurmala, Nurul Zairina Luthfiah dan Fuji Islami selaku teman yang menjadi sahabat bahkan seperti saudara yang selalu memberikan motivasi serta hiburan di saat penat bersinggah dalam menyelesaikan karya ilmiah ini. Semoga Allah menjadikan segala kebaikan mereka sebagai pemberat amal kebajikan bagi kalian semua. 11. Rizka Choirunnisa, Farhah Kholidah, Yayah Latifah, Rahayu Mulyawati, Intan Rabiatul A, Vionia Gemifanny, Afrizal Haqqul Yaqin, M. Yusuf Kurniawan sebagai Pendengar terbaik, penyemangat disaat penulis merasakan penat ketika menyelesaikan karya ilmiah maupun dalam kepenatan lainnya. Semoga Allah melindungi kalian semua.
iii
Terima kasih pula pada seluruh pihak yang membantu yang namanya penulis tidak dapat sebutkan satu persatu. Semua amal baik ada imbalannya, semoga Allah meridhoi jalan kalian dan mendapat balasan yang setimpal aamiin. Al-Insānu mahalul khoto wan nisyān, dalam istilah bahasa Arab. Tak ada gading yang tak retak, dalam istilah bahasa Indonesia. No body is perfect because the man is not an angel, dalam istilah bahasa Inggris. Penulis menyadari penulisan karya ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, penulis mohon maaf yang seluas-luasnya dan mengharapkan kritik serta saran yang membangun demi penyempurnaan karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini dapat memberikan kontribusi wawasan bagi cakrawala ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi kita semua, Aamiin.
Ciputat, 13 Februari 2017
Penulis
iv
DAFTAR ISI COVER LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PERNYATAAN KARYA ILMIAH ABSTRAKSI .................................................................................................................... i KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii DAFTAR ISI ................................................................................................................. v DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ vii DAFTAR TABEL ...................................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ viii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 8 C. Pembatasan Masalah ........................................................................... 9 D. Perumusan Masalah ..............................................................................9 E. Tujuan Penelitian .................................................................................9 F. Manfaat Penelitian ..............................................................................10 BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) ......................11 a. Pengertian Strategi ...............................................................11 b. Pengertian Pembelajaran ......................................................13 c. Pengertian SPBM .................................................................13 d. Pandangan Islam tentang SPBM ..........................................15 e. Desain Masalah dalam SPBM ..............................................18 f. Karakteristik SPBM .............................................................19 g. Langkah-langkah SPBM ......................................................21 h. Kelebihan dan Kekurangan SPBM ...................................... 24 2. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Sistem Pembelajaran 25 3. Pendidikan Agama Islam (PAI) ..................................................27 v
4. Implementasi SPBM dalam Pembelajaran PAI ..........................30 5. Standar Kompetensi Lulusan ......................................................32 B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian dan Waktu ............................................................38 B. Latar Penelitian ..................................................................................38 C. Metode Penelitian ...............................................................................39 D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data ....................................39 E. Pemeriksaan atau Pengecekkan Keabsahan Data ...............................42 F. Analisis Data ......................................................................................43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. SMP Negeri 3 Tangerang Selatan ......................................................46 B. Deskripsi Data ....................................................................................49 C. Pembahasan ........................................................................................57 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .........................................................................................70 B. Saran ...................................................................................................71 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 72 LAMPIRAN
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Proses pembelajaran dengan SPBM .................................................... 71 Gambar 4.2 Peserta didik menyampaikan argumen dalam pemecahan masalah . 71 Gambar 4.3 Peserta didik menyampaikan permasalahan yang akan didiskusikan bersama ................................................................................................. 71
DAFTAR TABEL Tabel 4.1
Nama Kepala Sekolah dari Tahun 1997-sekarang .......................... 47
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Instrumen Penelitian
Lampiran 2
Hasil Wawancara dengan Bidang Kurikulum
Lampiran 3
Hasil Wawancara dengan Guru PAI
Lampiran 4
Hasil Wawancara dengan Peserta didik Akselerasi
Lampiran 5
Hasil Wawancara dengan Peserta didik Akselerasi
Lampiran 6
Hasil Wawancara dengan Peserta didik Akselerasi
Lampiran 7
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Akidah Akhlak dan Quran Hadist
Lampiran 8
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) SKI
Lampiran 9
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Fikih
Lampiran 10
Profil Sekolah
Lampiran 11
Foto Kegiatan Sekolah
Lampiran 12
Materi Pelajaran
Lampiran 13
Hasil Belajar Peserta didik
Lampiran 14
Tugas Wawancara Peserta didik
Lampiran 15
Tugas Makalah Peserta didik
Lampiran 16
Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 17
Surat Izin Observasi
Lampiran 18
Surat Izin Penelitian
Lampiran 19
Surat Keterangan Penelitian di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan
viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Tiap seseorang mengalami masa belum tahu atau belum bisa kemudian seseorang akan menjadi tahu atau menjadi bisa. Melalui lembaga pertama yaitu keluarga, anak dididik dengan sebaik-baiknya, diajarkan pengetahuan agama dan pengetahuan umum lainnya. Selanjutnya lembaga kedua yang mengajarkan tentang pengetahuan yang lebih meluas adalah sekolah. Melalui lembaga sekolah, anak diberikan banyak pengetahuan, dan juga dapat mengembangkan potensi yang milikinya. Kegiatan wajib dalam lembaga sekolah ialah kegiatan pembelajaran. Pembelajaran adalah usaha pendidik secara sadar membantu peserta didik agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya.1 Pembelajaran merupakan usaha yang dilaksanakan secara sengaja, terarah dan juga terencana memiliki tujuan yang telah ditetapkan sebelum proses dilaksanakan, dalam pelaksanaannya terkendali dengan maksud agar terjadi belajar pada diri seseorang.2 Dari pengertian diatas, Pembelajaran ialah
Sebuah kegiatan secara
sengaja dilakukan oleh pendidik atau guru kepada peserta didik atau siswa agar dapat mengembangkan minat dan bakat peserta didik, serta memenuhi kebutuhan anak didik atau peserta didik untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan juga pengalaman. Dalam diri siwa terjadi proses belajar secara terencana. Tentu saja pendidik sebagai perencana terbaik dalam belajar peserta didik. Pembelajaran sebagai proses pendidikan. Pendidikan dalam arti sempit dapat diartikan sebagai bantuan yang diberikan pendidik kepada peserta didik 1
Agus N Cahyo, Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar, (Jogjakarta: DIVA Press, 2013), cet.1, h. 18. 2 Eveline Siregar, Teori Belajar dan Pem belajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), cet.1, h. 13.
1
2
terutama pada aspek moral dan budi pekerti. Pendidikan dan pembelajaran mempunyai hubungan konseptual yang tidak berbeda. Hanya saja pendidikan memiliki cangkupan yang lebih luas, mencangkup baik pengajaran maupun pembelajaran. Pendidikan akan dapat mencapai tujuan jika pembelajaran berjalan dengan pengajaran yang tepat.3 Pendidikan merupakan himpunan kultural yang sangat kompleks dapat digunakan sebagai perencanaan kehidupan manusia. Sedangkan peristiwa atau proses interaksi pendidikannya adalah sutu proses teknis. Peristiwa yang dimaksud adalah satu rangkaian kegiatan komunikasi antar manusia yang bisa saling mempengaruhi. Di dalam proses teknis inilah secara spesifik disebut dengan proses pembelajaran.4 Dengan demikian, pendidikan tidak akan mencapai tujuannya, apabila dalam pendidikan tidak ada pembelajaran. Pendidikan berkaitan dengan pembelajaran. Apabila pembelajaran berjalan dengan baik, maka pendidikan mampu mencapai tujuannya dengan baik pula. Akan tetapi, apabila pembelajarannya belum terlaksana dengan baik, maka tujuan pendidikan belum tercapai. Dapat dikatakan proses pembelajaran terdapat dalam pendidikan. Telah dituliskan tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang Bidang
Pendidikan Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 3 yang merumuskan. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak secara peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis secara bertanggung jawab.5 Tujuan pendidikan sebagaimana yang telah dalam undang-undang tersebut, dapat dipahami bahwa peserta didik sangat diharapkan adanya 3
Agus N Cahyo, op. cit., h. 17. Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2012), cet.4, h. 4. 5 Abd Rozak, Fauzan, Ali Nurdin, Kompilasi Undang-Undang dan Peraturan Bidang Pendidikan, (Jakarta Selatan: FITK Press, 2010), cet.1, h.6. 4
3
perkembangan potensi sehingga tidak hanya menjadikannya cerdas dalam pengetahuan saja (kognitif), tetapi juga potensi dalam dirinya meliputi sikap (efektif), dan keterampilannya (psikomotorik). Dengan demikian pendidik harus mampu merencanakan kegiatan pembelajaran dengan sempurna agar dapat membawa peserta didiknya sampai pada tujuan pendidikan tersebut. Munculnya anggapan-anggapan yang kurang menyenangkan tentang pendidikan agama seperti Islam diajarkan lebih pada hafalan, padahal sebenarnya Islam penuh dengan nilai-nilai yang harus dipraktikkan. Pendidikan agama lebih ditekankan pada hubungan formalitas hamba dengan Tuhan nya, penghayatan nilai-nilai agama kurang mendapat perhatian, serta masih ada lagi beberapa respon kritis terhadap pendidikan agama.6 Belajar bukanlah menghafal sebuah informasi, tetapi proses berpikir untuk memecahkan suatu masalah. Melalui proses ini, diharapkan peserta didik terjadi perubahan secara utuh bukan hanya perkembangan intelektual saja melainkan juga sikap dan keterampilan. Kemampuan berpikir akan lebih bermakna daripada hanya menumpuk sebuah informasi yang tidak dipahami kebermakanaannya.7 Jika belajar diukur dari perolehan informasi atau menghapal dari materi, peserta didik mungkin hanya sekedar mengetahui, terlebih belajar yang hanya dengan menghafal cenderung mengalami kelupaan. Akan tetapi, apabila peserta didik memperoleh informasi kemudian dikaji lebih dalam, lebih dari mengetahui yaitu dapat memahami dan berpikir secara kritis. Dari yang demikian ini, peserta didik bisa mengalami proses belajar dan perkembangan sikap, intelektual juga keterampilannya. Belajar adalah suatu aktifitas mental (psikis) yang berlangsung dalam interaksi dalam lingkungannya yang menghasilkan perubahan yang bersifat relatif konsta. Seseorang dikatakan sudah belajar apabila telah terjadi perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut 6
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004), cet.1, h. 131. 7 Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi KBK, (Jakarta: Kencana, 2008), cet.5, h.90.
4
menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotorik) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif).8 Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan.9 Menurut Ahmad Susanto mengutip dari R.Gagne, “Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku. Selain itu, Gagne juga menekankan bahwa belajar sebagai suatu upaya memperoleh pengetahuan melalui intruksi atau perintah maupun arahan dan juga bimbingan dari pendidik”.10 Beberapa kegiatan yang dilaksanakan didalam kelas seperti membaca, mengamati, mendengarkan, simulasi dan sebagainya, sebagai pembelajaran dan menambah pengalaman pada diri peserta didik sehingga terjadi perubahan tingkah laku. Belajar membutuhkan waktu, dimana dalam waktu tersebut peserta didik mengalami sebuah proses yang kemudian menghasilkan sebuah pengalaman. Dari sebuah pengalaman akan terjadi perubahan pada diri peserta didik. Sebagaimana yang dituliskan Wina Sanjaya, tujuan belajar adalah perubahan perilaku secara utuh.11 Dengan demikian seorang pendidik secara sengaja harus mampu merancang kegiatan pembelajaran yang bermanfaat untuk mencapai tujuan dari belajar yaitu mengalami perubahan dalam diri peserta didik. Salah satu masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan adalah terdapat masalah kelemahan proses pembelajaran. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal. Dalam proses pembelajaran pendidik harus mempunyai strategi yang bagus agar dapat memacu semangat anak didiknya dalam belajar. Strategi untuk bertindak 8
Eveline Siregar, op. cit., h. 5. Sardiman, Interaksi dan motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), cet.19, h. 21. 10 Ahmad Susanto, Teori belajar Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana, 2013), h.2. 11 Wina Sanjaya, op. cit., h.89. 9
5
berusaha mencapai sasaran yang telah ditentukan atau tujuan dari pembelajaran. Strategi adalah komponen yang juga mempunyai fungsi yang sangat menentukan. Keberhasilan pencapaian tujuan sangat ditentukan oleh kompenen ini. Bagaimanapun lengkap dan jelasnya kompenen lain, tanpa diimplementasikan melalui strategi yang tepat maka komponen-komponen tersebut tidak akan memiliki makna dalam proses pencapaian tujuan. Dikarenakan setiap pendidik perlu memahami secara baik peran dan fungsi strategi dalam pelaksanaan proses pembelajaran.12 Sebelumnya telah dituliskan bahwa, Belajar adalah proses pemecahan masalah. Belajar bukan hanya peserta didik sekedar menerima materi yang diajarkan oleh pendidik, tetapi belajar juga adalah sebuah proses berpikir peserta didik sehingga dapat memecahkan suatu masalah. Telah disinggung sebelumya bahwa salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran pendidik harus mendorong serta memotivasi peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Tidak sedikit proses pembelajaran lebih diarahkan atau diutamakan untuk menghafal materi atau informasi pelajaran tanpa pendidik mencari tahu sebelumnya apakah peserta didik benar-benar sudah memahami materi pelajaran yang diberikan atau belum memahami sepenuhnya. Belajar dengan cara menghafal memungkinkan peserta didik untuk sekedar mengetahui dengan harapan peserta didik tidak lupa akan materi pelajaran yang sudah ia hafal. Akan tetapi, peserta didik yang belajar bukan hanya sekedar menghafal ia mampu memahami maksud dari pelajaran yang ia terima dari pendidik. Peserta didik yang belajar dengan menghafal materi pelajaran akan pintar secara teori
tetapi belum tentu paham untuk
mengaplikasikan dilingkungan sekitar dari materi pelajaran yang ia hafalkan dikelas. 12
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2010), cet.7, h. 60.
6
Khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) jika hanya menjadi materi yang
dihafalkan maka tidak ada perkembangan
kemampuan peserta didik dalam berpikir kritis dan sistematis. Terlebih PAI terkait dengan norma-norma agama yang tidak hanya sekedar dihafalkan tetapi harus dipraktikkan. Dalam proses pembelajaran di sekolah, peserta didik seharusnya tidak sekedar mendengarkan ceramah pendidik atau berperan dalam diskusi tetapi juga diminta menghabiskan waktunya di perpustakaan, di situs web atau terjun di tengah-tengah masyarakat. Menurut Nur mengutip dari Dewey menyatakan bahwa sekolah merupakan
labolaturium untuk pemecahan masalah kehidupan nyata,
Dikarenakan setiap siswa memiliki kebutuhan untuk menyelidiki lingkungan mereka dan membangun secara pribadi pengetahuannya. Maka melalui proses pembelajaran berbasis masalah sedikit demi sedikit peserta didik akan berkembang secara utuh, baik pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.13 Artinya setiap peserta didik memperoleh kebebasan untuk membawa masalah kedalam sekolah. Apabila peserta didik menemukan sebuah masalah yang ia alami dalam kehidupan sehari-hari, kemudian ia membawanya ke sekolah, secara bersama-sama memecahkan sebuah masalah kehidupan didalam sebuah labolaturium yaitu sekolah, dengan demikian aspek kognitif, afektif dan psikomotorik
peserta
didik
akan
mengalami
perkembangan,
karena
membangun pengetahuannya melalui pembelajaran berbasis masalah. Pendidik dituntut dapat memilih strategi pembelajaran yang dapat memacu semangat setiap peserta didik untuk secara aktif untuk ikut terlibat dalam pengalaman belajarnya. Dikarenakan pendidik merupakan komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran. Salah
satu
alternatif
strategi
pembelajaran
yang
memungkinkan
dikembangkannya keterampilan berpikir peserta didik dari segi penalaran,
13
Rusmono, strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu Perlu, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2014), cet.2, h.74.
7
komunikasi dan koneksi dalam memecahkan masalah adalah Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan inovasi dalam pembelajaran karena
dalam
PBM
kemampuan
berpikir
peserta
didik
betul-betul
dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga peserta didik dapat memberdayakan, mengasah menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan.14 Sejauh ini proses pembelajaran di sekolah masih didominasi oleh sebuah paradigma yang menyatakan bahwa sebuah pengetahuan merupakan perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Di samping itu, situasi kelas sebagian besar masih berfokus pada pendidik/guru sebagai sumber utama pengetahuan, serta penggunaan metode ceramah sebagai pilihan utama strategi belajar mengajar.15 Belajar bukan hanya sekedar menghafal materi pelajaran atau informasi yang diterima. Belajar juga merupakan proses interaksi yang sadar diantara satu individu dengan lingkungannya. Melalui SPBM kemampuan peserta didik berkembang tidak hanya terjadi pada aspek kognitifnya saja, tetapi bisa terjadi pada aspek afektif dan psikomotorik dari penghayatan secara internal akan masalah yang ia hadapi. Mengingat bahwa seseorang yang sudah belajar ialah yang telah terjadi perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotorik) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif). Berdasarkan hasil wawancara dengan Pendidik mata pelajaran PAI di sekolah SMP Negeri 3 Tangerang Selatan, strategi yang digunakan untuk mengembangkan berpikir peserta didik ialah dengan menerapkan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah. Peserta didik memiliki antusias terhadap SPBM, walaupun ada dari beberapa peserta didik yang masih malu berbicara untuk 14
menyampaikan
argument.
Peserta
didik
mengalami
proses
Rusman, Model-model Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), cet.6, h.229. Lukman Hakim, Implementasi Model PBL pada Lembaga Pendidikan Islam Madrasah, Jurnal Pendidikan Agama Islam-Ta’lim, Vol. 13, No 1, 2015, h. 29. 15
8
pembelajaran, dimana pembelajaran terdapat faktor-faktor yang diantaranya faktor pendukung dan faktor penghambat proses pembelajaran dengan SPBM. Atas dasar
paparan latar belakang maka peneliti termotivasi untuk
mengetahui secara lebih jelas mengenai pembelajaran dengan judul “Implementasi Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah mendasar yang dapat diidentifikasi terdiri dari permasalahan-permasalahan, yaitu: 1.
Pendidikan Agama Islam diajarkan lebih pada hafalan, padahal sebenarnya Islam penuh dengan nilai-nilai yang harus dipraktikkan.
2.
Penghayatan nilai-nilai agama kurang mendapat perhatian.
3.
Situasi kelas sebagian besar masih berfokus pada pendidik sebagai sumber utama pengetahuan.
4.
Implementasi
Strategi
Pembelajaran
Berbasis
Masalah
masih
menggunakan metode ceramah dan diskusi sebagai pilihan utama di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan kelas VII Akselerasi. 5.
Faktor-faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan SPBM yang belum diketahui di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan kelas VII Akselerasi.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka pembatasan masalah yang akan dikaji dan diteliti dalam tulisan ini adalah: 1. Mendeskripsikan pelaksanaan SPBM pada pembelajaran PAI yang mengacu pada daya pikir kritis peserta didik kelas VII Akselerasi SMP Negeri 3 Tangerang Selatan.
9
2. Faktor-faktor pendukung dan penghambat implementasi SPBM dalam pembelajaran PAI kelas VII Akselerasi SMP Negeri 3 Tangerang Selatan.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah yang dirumuskan dan akan dikaji serta diteliti oleh penulis ialah: 1. Bagaimana Implementasi Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan kelas VII Akselerasi? 2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat Implementasi Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan kelas VII Akselerasi?
E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1.
Untuk mengetahui bagaimana implementasi Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan kelas VII Akselerasi.
2.
Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat implementasi Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan kelas VII Akselerasi.
F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Peserta didik Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan daya berpikir secara kritis, berargumentasi, serta kemampuan pemecahan masalah yang dihadapi oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
10
2. Bagi Pendidik Menambah
wawasan
dan
keterampilan
pendidik
terkait
proses
pembelajaran dengan menggunakan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah sehingga diharapkan dapat memacu semangat dan kreatifitas pendidik untuk meningkatkan cara berpikir peserta didik. 3. Bagi SMP Negeri 3 Tangerang Selatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau dasar pemikiran untuk meningkatkan cara berpikir peserta didik, sehingga kualitas
pembelajaran
akan
meningkat
dan
tujuan
pembelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI) tercapai melalui implementasi SPBM. 4. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengalaman dan keterampilan peneliti ketika menjadi seorang pendidik mengenai strategi pembelajaran, khususnya SPBM.
BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah a. Pengertian Strategi Istilah strategi sering didengar dan digunakan oleh sebuah perlombaan, peperangan dan sebagainya. Dalam berlomba atau berperang pastinya memiliki keinginan dan semangat untuk menang, dari keinginan tersebut maka harus menggunakan strategi yang telah benar-benar matang dalam merencanakan dan konsisten dalam melaksanakannya. Jika dalam perlombaan atau peperangan tidak memiliki strategi berperang maka tidak memungkinkan untuk mencapai kemenangan bahkan bisa saja terjadi dampak buruk atau resiko yang sangat besar. Sama halnya dengan pendidikan. Ketika ingin tujuannya tercapai, maka haruslah memiliki strategi. Dalam hal ini yang merencakan strategi ialah seorang pendidik dengan target peserta didik berhasil dalam
belajar.
Jika
pendidik
tidak
memiliki
strategi
dalam
pembelajaran maka tidak memungkinkan peserta didik dapat mencapai tujuan belajar bahkan pembelajaran berjalan dengan tidak teratur atau berantakan. Penggunaan strategi dalam kegiatan pembelajaran sangat perlu, karena untuk mempermudah proses pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil yang optimal. Tanpa strategi yang baik dan jelas maka proses pembelajaran tidak akan terarah sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan akan sulit tercapai secara optimal, dengan kata lain pembelajaran tidak dapat berlangsung secara efektif. Bagi guru, strategi dapat dijadikan pedoman untuk bertindak secara sistematis
11
12
dalam proses pembelajaran, dengan begitu bagi siswa strategi dapat mempermudah proses belajar, memahami mata pelajaran. Dalam dunia pendidikan strategi diartikan sebagai a plan, method, or seriesof activities designed to achieves a particular educational goal (J.R. David ).1 Secara bahasa, strategi bisa diartikan sebagai siasat, kiat, trik, atau cara. Sedangkan menurut istilah atau secara umum, strategi ialah suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.2 Dari pengertian yang dinyatakan oleh J.R. David menjelaskan bahwa strategi merupakan sebuah rencana, metode atau sebuah rangkaian kegiatan yang telah didesain untuk mencapai tujuan pendidikan. Menurut
Abuddin
Nata,
strategi
adalah
langkah-langkah
terencana yang bermakna luas dan mendalam yang dihasilkan dari sebuah proses pemikiran, perenungan dan mendalam berdasarkan pada teori dan pengalaman tertentu.3 Strategi harus direncanakan dengan matang dan dipikirkan dengan baik buruknya dampak dari strategi yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran, tidak bisa asal mengambil langkah dengan strategi. Dengan
demikian
strategi
adalah
suatu
kegiatan
yang
dilaksanakan oleh pendidik kepada peserta didik dalam pembelajaran dengan harapan belajar peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Maka strategi sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara sistematis sampai kepada tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran.
1
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain System Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2011), cet.4, h.186. 2 Pupuh Faturrohman, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2007), cet.1, h.3. 3 Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kenca, 2009),cet.1, h. 206.
13
b. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran merupakan upaya pendidik membelajarkan peserta didik untuk belajar. Kegiatan pembelajaran akan melibatkan peserta didik mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efesien.4 Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai usaha agar dengan kemauannya sendiri seseorang dapat belajar, dan menjadikannya sebagai salah satu kebutuhan hidup yang tak dapat ditinggalkan. Dengan pembelajaran akan tercipta keadaan masyarakat belajar.5 Dapat dipahami bahwa pembelajaran merupakan sebuah kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta didik dengan pendidik. Dari kegiatan pembelajaran akan memperoleh pengetahuan bermanfaat bagi kehidupan sehingga menjadikan belajar sebagai kebutuhan.
c. Pengertian Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) dapat diartikan sebagai rangkaian aktifitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Dari pengertian tersebut terdapat tiga ciri utama mengenai SPBM. 6 Pertama, SPBM merupakan rangkaian aktifitas pembelajaran, atinya siswa tidak hanya memiliki satu aktivitas saja, tidak hanya sekedar menulis atau membaca saja, akan tetapi siswa melakukan serangkaian aktifitas pembelajaran yaitu dengan menulis, membaca, aktif dalam berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data kemudian
siswa
dapat
menyimpulkannya.
Kedua,
aktivitas
pembelajaran menekankan pada proses penyelesaian masalah, artinya strategi ini memiliki kata kunci pemecahan masalah yang berarti dalam SPBM melatih siswa untuk berpikir, berkomunikasi sehingga dapat menyelesaikan masalah. Tanpa adanya masalah pembelajaran tidak 4
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009), cet. 4. H.131. Abuddin Nata, op. cit., h.205. 6 Wina Sanjaya, op. cit., h.214. 5
14
mungkin dapat berjalan. Dan ciri yang ketiga, pemecahan masalah dengan menggunakan pendekatan ilmiah, berarti siswa dalam memecahkan masalah dengan cara berpikir deduktif dan induktif, dengan melalui tahapan-tahapan tertentu dan juga didasarkan pada data dan fakta yang jelas.7 Rusman mengutip dari Boud dan Feletti yang mengemukakan bahwa SPBM adalah inovasi yang paling
signifikan dalam
pendidikan. SPBM membantu untuk meningkatkan perkembangan keterampilan belajar sepanjang hayat dalam pola fikir yang terbuka, reflektif, kritis dan belajar aktif. SPBM memfasilitasi keberhasilan memecahkan masalah, komunikasi, kerja kelompok dan keterampilan interpersonal dengan lebih baik dibanding pendekatan lain.8 Dilihat dari aspek psikologi belajar, SPBM bersandarkan kepada psikologi kognitif yang berangkat dari asumsi belajar bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku dari pengalaman tidak hanya menghafalkan materi pelajaran semata. Pengertian “Masalah” dalam strategi Pembelajaran Berbasis Masalah adalah kesenjangan antara situasi nyata dan kondisi yang diharapkan, atau antara kenyataan yang terjadi dengan apa yang diharapkan. Kesenjangan ini dapat dirasakan dari adanya keresahan, keluhan, kerisauan, atau kecemasan. Oleh karena itu, materi pelajaran atau topik tidak terbatas pada materi pelajaran yang bersumber dari buku pelajaran saja tetapi juga bisa dari sumber-sumber lain seperti kejadian sekitar tetap dalam batasan kurikulum pelajaran.9 Melalui SPBM, perkembangan siswa yang terjadi bukan hanya dari segi kognitifnya saja, akan tetapi siswa dapat mengalami perkembangan dari aspek yang lainnya seperti afektif dan psikomotor melalui penghayatan secara internal akan masalah yang dihadapi.
7
Wina Sanjaya, op. cit., h.216. Rusman, op. cit., h.230. 9 Rusmono, op. cit., h. 78.
8
15
d. Pandangan Islam tentang SPBM Dilihat dari isi strategi pembelajaran ini, masalah adalah suatu kesenjangan, yang seharusnya dengan kejadian yang sesungguhnya berbeda. Misalnya, ajaran Islam mengharuskan agar umatnya bekerja keras, memanfaatkan waktu yang sebaik-baiknya untuk hal yang bermanfaat dari menjaga ketertiban, jasmani, rohani, menguasai ilmu pengetahuan agama maupun umum dan juga teknologi. Namun, dalam realitasnya, masih banyak orang Islam yang tidak memliki etos kerja yang tinggi, asal bekerja, membuang waktu dengan percuma dan sebagainya.
Masalahnya
nyamelainkan
pada
bukan
kualitas
terletak
pada
memahami,
ajaran
Islam
menghayati
dan
mengamalkan ajaran Islam tersebut.10 Dengan demikian, masalahnya adalah bagaimana caranya agar kehidupan umat Islam sejalan dengan yang diharapkan ajaran Islam. Untuk memecahkan masalah ini, maka perlu dilakukan langkahlangkah sebagaimana yang dirumuskan dalam SPBM. Islam melihat bahwa pemecahan masalah adalah merupakan bagian dari agenda kehidupan, bahkan kehidupan itu sendiri sebenarnya sebuah masalah.
Misalnya ketika
mencapai kelulusannya atau wisuda, maka
mahasiswa ingin
ia berhadapan dengan
masalah mengerjakan kewajiban atau tugas-tugas mahasiswa, seperti membuat makalah dan skripsi. Atau setelah seseorang sukses, bagaimana peran dan tanggung jawab sosialnya. Ketika ia menjabat atau tugas ia juga menghadapi masalah. Sedangkan Islam melarang umatnya melarikan diri dari tanggung jawab dalam memecahkan masalah tersebut. Perintah ajaran Islam mengenai
tanggung
jawab
memecahkan
masalah
tersebut
dimaksudkan agar manusia mendapatkan hikmah, pelajaran, nilai-nilai positif bagi dirinya.
10
Abuddin Nata, op. cit., h.251.
16
Keberhasilan memecahkan masalah kemanusiaan dan peradaban dunia secara spektakuler lebih lanjut diperlihatkan oleh Nabi Muhammad SAW. Hanya dalam waktu kurang dari seperempat abad, Nabi Muhammad dapat memecahkan keadaan masyarakat yang bermasalah.11 Inilah yang digambarkan dalam al-Qur’an:
Artinya: “Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, dan untuk jadi penyeru kepada agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi. (Q.S al Ahzab, 33:45-46) Dengan ayat
tersebut, kita dapat mengatakan bahwa Nabi
Muhammad Saw adalah seorang Nabi dengan keberhasilannya sebagai problem solver yang luar biasa. Terdapat Hadist yang menerangkan apabila terjadi suatu perkara masalah dan memutuskan hukum masalah tersebut. Mu’azd bin Jabal adalah seseorang yang dikirim oleh Rasulullah untuk pergi ke Yaman. Rasulullah bertanya ketika itu kepada Mu’adz bin Jabal tentang bagaimana apabila terjadi perkara masalah Mu’adz bin Jabal memutuskan hukum masalah tersebut:
11
Abuddin Nata, op. cit., h.253.
17
ٓ
Artinya: “Dikabarkan kepada kami Hafs bin ‘Umar dari Syu’bah dari Abi ‘Aun dari Harist bin ‘Amr anak saudara Mughira bin Syu’bah dari Anas dari keluarga Hams dari Para Sahabat Mu’adz bin Jabal: ((Bahwasanya Rasulullah Saw ketika mengutus Mu’adz bin Jabal ke Yaman bersabda: ((Bagaimana engkau akan menghukum apabila datang kepadamu suatu perkara?)) Mu’adz menjawab: Saya akan menghukum dengan Kitabullah. Rasulullah Saw bersabda: Bagaimana jika tidak terdapat dalam Kitabullah?)) Mu’adz
menjawab: Saya akan menghukum
dengan Sunnah
Rasulullah Saw. Rasulullah bersabda: ((Bagaimana jika tidak terdapat
dalam
Sunnah
Rasulullah
dan
tidak
ada
dalam
Kitabullah?)). Berkata Mu’adz: Saya berijtihad dengan pikiran saya dan tidak akan mundur. Maka Rasulullah menepuk-nepuk dada Mu’adz seraya berkata: Segala Puji bagi Allah yang telah memberikan kemantapan hati (Taufiq, yang sejalan dengan Sunnah)yang diinginkan oleh Rasulullah Saw dan Allah meridhoinya. (Kitab Abi Daud- Bab Ijtihad- 3592).
18
Dipahami dari hadist yang menceritakan Mu’adz bin Jabal yang dikirim ke Yaman, Rasulullah bertanya kepadanya tentang bagaimana jika terjadi suatu perkara masalah dan memutuskan hukum masalah tersebut. Lalu Mu’adz bin Jabal menjawab yang pertama dengan Kitabullah (al-Qur’an) kedua dengan Sunnah atau Hadist Rasulullah dan apabila dalam keduanya tidak ada untuk memutuskan hukum perkara tersebut, maka Mu’adz bin Jabal berijtihad. Ketika terdapat suatu perkara atau masalah dalam amaliah ataupun ibadah dengan sebaiknya kita membuka pedoman umat muslim yaitu al-Qur’an dan al-Hadist, apabila dalam keduanya tidak ditemukan, maka dengan Ijtihad tentunya ijtihad yang masih sejalan dengan al-Qur’an dan Hadist tidak melesat atau tidak menyesatkan.
e. Desain Masalah dalam Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah 1) Akar Desain Masalah Yang dimaksud dengan akar desain masalah ialah masalah yang riil berupa kenyataan hidup, seperti halnya masalah akhlak yang terjadi pada usia remaja. Pendidikan dan pelatihan para guru harus mampu menunjukkan bagaimana menangani situasi riil dalam dunia pendidikan. Bahkan kesenjangan antara teori dengan praktik dalam pendidikan.12 2) Menentukan Tujuan Pembelajaran Berbasis Masalah Tujuan PBM adalah penguasaan isi belajar dari disiplin heuristic dan pengembangan keterampilan pemecahan masalah. PBM juga berhubungan dengan belajar tetang kehidupan yang lebih luas (lifewide learning), keterampilan memaknai informasi, kolaboratif dan belajar tim, dan keterampilan berpikir reflektif dan evaluatif.13
12 13
Rusman, op. cit., h.237. Ibid.,.
19
3) Desain Masalah Pada dasarnya kompleksitas masalah yang dihadapi sangat tergantung pada latar belakang dan profile para peserta didik. Desain masalah memiliki ciri-ciri sebagai berikut:14 a) Karakteristik; masalah nyata dalam kehidupan, adanya relevansi dengan kurikulum, tingkat kesulitan dan tingkat kompleksitas masalah, masalah memiliki kaitan dengan berbagai disiplin ilmu, keterbukaan masalah, sebagai produk akhir. b) Konteks; masalah tidak terstruktur, menantang, memotivasi, memiliki elemen baru. c) Sumber dan lingkungan belajar; masalah dapat memberikan dorongan untuk dipecahkan secara kolaboratif, independen untuk bekerja sama, adanya bimbingan dalam proses memecahkan masalah dan menggunakan sumber, adanya sumber informasi, dan hal-hal yang diperlukan dalam proses pemecahan masalah. d) Presentasi; penggunaan scenario masalah, pengguanaan video klip, audio, jurnal, dan majalah, web site.
f. Karakteristik SPBM SPBM bisa meningkatkan mutu pendidikan, khususnya dalam hal penyelesaian masalah. Setiap strategi memiliki karakteristiknya tersendiri, begitu juga dengan SPBM. Berikut ini adalah karakteristik yang dimiliki SPBM15 : 1) Permasalahan menjadi starting point dalam belajar 14 15
Ibid., Ibid., h.232.
20
2) Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata yang tidak terstruktur 3) Permasalahan membutuhkan perspektif ganda 4) Permasalahan menantang pengetahuan yang dimiliki siswa, sikap, dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar 5) Belajar pengerahan diri menjadi hal utama 6) Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya, dan evaluasi sumber informasi merupakan proses yang esensial dalam SPBM 7) Belajar dengan kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif 8) SPBM mencari solusi dalam sebuah permasalahan 9) Keterbukaan proses dalam SPBM meliputi sintesis dan integrase dari sebuah proses belajar. 10) SPBM melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses belajar Untuk mendukung SPBM guru perlu memilih bahan pelajaran yang memiliki permasalahan. Materi pelajaran tidak terbatas hanya pada buku teks sekolah, tetapi juga dapat diambil dari sumber-sumber lingkungan, seperti peristiwa masyarakat luas maupun peristiwa lingkungan sekolah. Pemilihan materi memerlukan beberapa kriteria sebagai berikut: 1) Bahan pelajaran bersifat conflict issue atau controversial. Bahan ini dapat direkam dari peristiwa konkret dalam bentuk audio visual atau kliping maupun yang telah dipersiapkan oleh guru. 2) Bahan yang dipilih bersifat umum sehingga tidak terlalu asing bagi siswa. 3) Bahan tersebut mendukung pengajaran dan pokok bahasan dalam kurikulum sekolah. 4) Bahan mencangkup kepentingan orang banyak dalam masyarakat.
21
5) Bahan tersebut mampu merangsang perkembangan kelas yang mengarah pada tujuan yang dikehendaki. 6) Bahan pelajaran menjamin kesinambungan pengalaman siswa. 16
g. Langkah-langkah SPBM Dalam proses pembelajaran dengan implementasi Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah memiliki beberapa kegiatan, dimana guru atau pendidik bisa mengimplementasikan salah satu diantara ketiganya. Kegiatan yang dimaksudkan antara lain:17 1) Kegiatan Kelompok Masing-masing kelompok membaca kasus; menentukan masalah mana yang paling relevan dengan tujuan pembelajaran; membuat rumusan masalah; membuat hipotesis; mengidentifikasi sumber informasi, diskusi, dan pembagian tugas; dan melaporkan kemajuan yang dicapai setiap anggota kelompok, serta presentasi di kelas. 2) Kegiatan Perorangan Dalam kegiatan perorangan ini, secara individu peserta didik melakukan kegiatan membaca berbagai sumber, meneliti dan penyampaian temuan. 3) Kegiatan di Kelas Dalam kelas peserta didik mempresentasikan laporan dan diskusi antar kelompok dibawah bimbingan pendidik. Dari ketiga kegiatan diatas, meliputi kegiatan kelompok, kegiatan perorang dan kegiatan di kelas yang merupakan faktor utama dalam strategi pembelajaran Berbasis Masalah adalah pada perumusan masalah yang ada. Masalah yang berarti kesenjangan antara situasi nyata dengan situasi yang diharapkan berbeda.
16 17
Muhammad Thobroni, Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, ), h.335. Rusmono, op. cit., h.78.
22
Proses pembelajaran dengan SPBM akan dapat dijalankan bila guru siap dengan segala perangkat yang diperlukan (masalah, formulir pelengkap dan lain-lain). Begitu juga dengan siswa harus sudah memahami prosesnya dan telah membentuk kelompokkelompok kecil. Umumnya, setiap kelompok menjalankan langkahlangkah berikut: 18 1) Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas Tahap ini dapat membuat siswa mengerti dari cara memandang yang sama atas istilah-istilah atau konsep yang ada dalam masalah. 2) Merumuskan masalah Fenomena yang ada dalam masalah menuntut penjelasan hubungan-hubungan apa yang terjadi diantara fenomena itu. Terkadang ada hubungan yang masih belum nyata antara fenomenanya. Dengan kata lain sub-sub masalahnya harus diperjelas terlebih dahulu 3) Menganalisis masalah Setiap anggota mengeluarkan pengetahuan terkait apa yang sudah dimiliki tentang masalah. Maka pada langkah ini terjadi diskusi yang membahas masalah atau informasi factual dan juga informasi yang ada didalam pikiran anggota. Brainstorming (mencurahkan gagasan), dengan langkah ini siswa mendapat kesempatan melatih diri bagaimana menjelaskan, melihat alternative atau hipotesis yang terkait dengan masalah. 4) Menata gagasan dan secara sistematis menganalisisnya dengan dalam Analisis adalah upaya memilah-memilah sesuatu menjadi bagianbagian yang membentuknya. Bagian yang sudah dianalisis
18
M.Taufiq Amir, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning, (Jakarta: Kencana, 2009), cet.1, h.24.
23
kemudian dilihat keterkaitannya satu sama lain, dikelompokkan mana yang menunjang, mana yang bertentangan dan sebagainya.
5) Memformulasikan tujuan pembelajaran Tujuan pembelajaran akan dikaitkan dengan analisis masalah yang dibuat. Ini yang akan menjadi dasar gagasan yang akan dibuat laporan. Kelompok merumuskan tujuan pembelajaran karena kelompok sudah tahu pengetahuan mana yang masih kurang dan yang belum jelas. 6) Mencari informasi tambahan dari sumber yang lain (diluar diskusi kelompok) Setelah mengetahui informasi yang tidak dimiliki dan mempunyai tujuan pembelajaran.
Kemudian siswa mencari informasi
tambahan dengan dengan cara memilih, meringkas meringkas sumber dengan jelas. Pada tahap ini, setiap siswa harus mampu belajar sendiri-sendiri dengan efektif agar mendapatkan informasi yang relevan, misalnya menentukan kata kunci dalam pemilihan, memperkirakan
topic,
penulis,
publikasi
dari
sumber
pembelajaran. 7) Mensintesa (menggabungkan) dan menguji informasi baru, dan membuat laporan untuk guru. Pada langkah 7 ini kelompok sudah dapat
membuat
sintesis
dan
menggabungkannya,
mengkombinasikan hal-hal yang relevan. Sebagian bagus atau tidaknya aktivitas SPBM akan sangat ditentukan pada langkah ini. Pada tahap ini pula keterampilan yang dibutuhkan adalah bagaimana meringkas, mendiskusikan, dan meninjau ulang hasil diskusi untuk nantinya disajikan dalam bentuk makalah. Kemampuan menulis (komunikasi tertulis) dan kemudian mempresentasikan (komunikasi oral) sangat dibutuhkan sekaligus dikembangkan.
24
Untuk kegiatan perorangan dalam proses pembelajaran strategi pembelajaran dengan Berbasis Masalah, yaitu: 19 1) Peserta didik melakukan kegiatan membaca berbagai sumber, meneliti, dan penyampaian temuan. Kegiatan di kelas adalah menerima umpan balik dibawah panduan pendidik. 2) Selanjutnya untuk mengembangkan suatu masalah dalam SPBM dimulai dengan menjelaskan isi informasi yang akan di pelajari. 3) Menjelaskan keterampilan yang akan dipraktikkan. 4) Menjelaskan kemungkinan terdapat sumber-sumber informasi yang penting. 5) Menuliskan pernyataan atau rumusan masalah berdasarkan kurikulum. 6) Mengembangkan pernyataan masalah yang terfokus. 7) Daftar sumber yang akan digunakan. 8) Memasktikan bahwa cakupan masalah sesuai dengan waktu yang direncanakan. 9) Dan merencanakan strategi evaluasinya.
h. Kelebihan dan Kekurangan SPBM Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan SPBM: 1) Kelebihan SPBM20 Dari setiap strategi tentu saja mempunyai kebaikannya tersendiri. Karena jika strategi tidak mempunyai kebaikan ataupun kelebihan, maka bisa di ragukan ketika digunakan pada proses pembelajaran. Kebaikan dari SPBM ini, antara lain: a) Menjadi lebih ingat dan meningkat pemahamannya pada mata pelajaran. b) Meningkatkan fokus pada pengetahuan yang relevan. c) Mendorong untuk berpikir. 19 20
Rusmono, op. cit., h.77. M.Taufiq Amir, op. cit., h.29.
25
d) Membangun kerja tim, kepemimpinan, dan keterampilan sosial. e) Membangun kecakapan belajar (life-long learning skills) f) Memotivasi siswa dengan rasa penasaran dalam memecahkan masalah 2) Kekurangan SPBM Selain kebaikan
yang dimiliki strategi ini, terdapat juga
kekurangan dari SPBM. Kekurangan strategi ini, antara lain: 21 a) Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba. b) Keberhasilan strategi pembelajaran pada SPBM membutuhkan cukup waktu untuk persiapan. c) Tanpa
pemahaman
mengapa
mereka
berusaha
untuk
memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.
2. Faktor-faktor
yang
Berpengaruh
Terhadap
Sistem
Pembelajaran Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan proses pembelajaran, diantaranya faktor pendidik, faktor peserta didik, sarana, alat dan media yang tersedia. Secara rinci, sebagai berikut: a. Faktor guru Guru adalah seorang pendidik yang mendidik peserta didik. Guru adalah salah satu komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran. Guru memengan peran penting dalam proses pembelajaran. Tidak hanya berperan sebagai model atau teladan bagi siswa yang diajarnya, tetapi juga sebagai
21
Wina Sanjaya, op. cit., h.221.
26
pengelola pembelajaran (manager of learning). Kebeerhasilan proses pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas atau kemampuan guru.22 b. Faktor siswa Setelah guru sebagai faktor pembelajaran, faktor kedua adalah siswa atau peserta didik yang diajar oleh pendidik atau guru. Siswa adalah organisme
unik
yang
berkembang
sesuai
dengan
tahap
perkembangannya. Proses pembelajaran dapat dipengaruhi oleh perkembangan anak yang tidak sama, disampik karakteristik lain yang melekat pada diri anak. Faktor-faktor dari siswa yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran meliputi aspek latar belakang siswa seperti jenis kelamin siswa, tempat kelahiran, tempat tinggal siswa, tingkat sosial
ekonomi siswa, latar belakang keluarga dan
sebagainya. Sedangkan dillihat dari sifat yang dimiliki siswa meliputi kemampuan dasar, pengetauan dan sikap.23 c. Faktor Sarana dan Prasarana Sarana merupakan sesuatu yang dapat mendukung secara langsung kelancaran proses pembelajaran, misalnya media pembelajaran, alatalat pelajaran, perlengkapan sekolah dan sebagainya. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang secara tidak langsung mendukung keberhasilan proses pembelajaran, misalnya jalan menuju sekolah, ruangan-ruangan di sekolah dan lain sebagainya.24 d. Faktor Lingkungan Apabila dilihat dari dimensi lingkungan ada dua faktor yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran, yaitu faktor organisasi
kelas
yang di dalamnya meliputi jumlah siswa dalam satu kelas yang bisa mempengaruhi proses pembelajaran, apabila organisasi kelas terlalu besar akan kurang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dan faktor iklim sosial-psikologis, maksudnya keakraban hubungan anatara siswa yang terlibat dalam proses pembelajaran. Ilkim sosial 22
Ibid., h. 52. Ibid., h. 54. 24 Ibid., h.55.
23
27
bisa terjadi secara internal atau antara siswa dengan guru atau siswa dengan siswa yang lainnya, dan iklim sosial bisa terjadi secara eksternal misalnya, keakraban hubungan pihak sekolah dengan dunia luar, dan sebagainya.25
Dari faktor-faktor yang telah dijelaskan diatas, keseluruhannya dapat mempengaruhi sistem pembelajaran. Apabila faktor-faktor tersebut berjalan dengan seharusnya, maka sistem pembelajaran akan berkualitas.
3. Pendidikan Agama Islam a. Pengertian Pengertian Agama Islam Pendidikan Agama Islam (PAI) dapat diartikan sebagai program yang terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran agama Islam serta diikuti tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dengan hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.26 Pendidikan Agama Islam adalah suatu sistem kependidikan yang mencangkup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah, sebagaimana Islam telah menjadi pedoman bagi seluruh aspek kehidupan manusia, baik dunia maupun akhirat Dilihat dari segi metodologisnya, proses kependidikan agama Islam merupakan tujuan akhir yang hendak dicapai secara bertahap dalam pribadi manusia.27 Dengan kata lain Pendidikan Agama Islam melakukan internalisasi ajaran Islam secara bertahap kedalam pribadi manusia sesuai dengan tingkat perkembangannya. Pendidikan Agama Islam yang dipelajari di sekolah dapat mempersiapkan peserta didik meyakini, memahami, dan mengamalkan 25
Ibid., h. 57. Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2011), cet.2, h.6. 27 M. Arifin, op. cit., h.8. 26
28
ajaran Islam. Meyakini dengan adanya Allah Swt, memahami ajaran agama baik yang wajib maupun Sunnah sehingga peserta didik mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Dengan melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau pelatihan yang telah ditentukn untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan begitu PAI dapat menjadikan peserta didik yang beragama. Pendidikan Agama Islam menurut peneliti sangat penting untuk diajarkan kepada manusia khususnya kepada peserta didik pada setiap jenjangnya.
Karena
penanaman
pendidikan
keagamaan
sangat
dibutuhkan untuk bekal dikemudian hari. Memperhatikkan sifat-sifat dasar (nature) manusia, yaitu konsep tentang manusia sebagai makhluk unik yang mempunyai potensi bawaan,
seperti
fitrah,
bakat,
minat,
sifat,
dan
karakter,
berkencendrungan pada rindu akan kebenaran Tuhan (al-hanief) berupa agama Islam, sebatas kemampuan, kapasitas, dan ukuran yang ada. Sebagaimana yang telah difirmankan Allah dalam al-Qur’an:
Artiya: Dan katakankanlah “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barang siapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir… (al-Kahfi: 29) Maka ketika manusia ingin beriman, hendaknya beriman dengan cara mencintai Allah. Dari kita mempelajari keagamaan maka kita akan mengetahui kebesaran dan kebenaran Allah, lalu muncullah rasa cinta kepada Allah, ketika rasa cinta kepada Allah itu ada akan memunculkan keimanan kepada Allah Swt.
29
b. Tujuan dan Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam Berbagai tingkat tujuan pendidikan yang dirumuskan secara teoritis itu bertujuan untuk memudahkan proses kependidikan melalui tahapan yang makin meningkat ke arah tujuan umum atau tujuan akhir. Dalam sistem oprasionalisasi kelembagaan pendidikan, tujuan-tujuan tersebut ditetapkan secara berjenjang dalam struktur program yang bersifat pengajaran atau instruksional, sehingga tergambar klasifikasi yang sedikit demi sedikit semakin meningkat. Ruang lingkup ajaran agama Islam mencangkup tiga domain, yaitu28: 1) Kepercayaan (I’tiqadiyah) yang berhubungan dengan rukun iman kepada Allah, malaikat, kitabullah, rasulullah, hari kebangkitan, dan takdir. 2) Perbuatan (‘amaliyah), yang terbagi dalam dua bagian, a) Masalah Ibadah b) Masalah Muamalah 3) Etika (khuluqiyah), berkaitan dengan kesusilaan, budi pekerti, adab, atau sopan santun yang menjadi perhiasan bagi seseorang dalam rangka mencapai keutamaan. Nilai-nilai seperti jujur, terpecaya, adil, syukur, menerima apa adanya dan akhlak-akhlak baik lainnya. Sedangkan tujuan PAI pada tingkat mata pelajaran yaitu tujuan pendidikan yang didasarkan pada tercapainya pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran Islam yang terdapat pada bidang studi atau mata pelajaran tertentu.29 Misalnya, tujuan mata pelajaran Hadist yaitu agar peserta didik dapat memahami, menghayati dan mengamalkan hadist dengan benar, mendalam dan komprehensif atau pada mata pelajaran PAI yang sifatnya mencangkup kesuluruhan pelajaran agama Islam, meliputi al-Qur’an dan Hadist, Fiqih, Akidah Akhlak, Sejarah
28 29
Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kencana, 2006), cet.4, h.65. M. Arifin, op. cit., h.65.
30
Kebudayaan Islam (SKI). Peserta didik dapat memahami dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Implementasi SPBM dalam Pembelajaran PAI Walaupun secara teoritis seorang guru telah paham tentang langkahlangkah oprasional suatu strategi pembelajaran. Namun, belum tentu seorang guru akan mampu berhasil menerapkan strategi tersebut dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. Implementasi adalah pelaksanaan dari strategi dan penetapan sumber daya.30 Implementasi merupakan unsur penting dalam proses perencanaan. Untuk menilai efektivitas
suatu perencanaan dapat
dilihat dari
implementasinya. Apalah arti dari perencanaan tanpa diimplementasikan dalam kegiatan nyata. Dari penjelasan Slamet yang dikutip oleh Yatim Riyanto, menuliskan bahwa pada dasarnya tahap-tahap kegiatan pembelajaran mencangkup persiapan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut.31 Strategi pembelajaran meliputi seluruh kegiatan atau tahapan-tahapan tersebut, meliputi: a. Persiapan Pembelajaran Pada tahap ini, persiapan yang perlu dilakukan adalah: 1) Perumusan tujuan pengajaran 2) Pengembangan alat evaluasi 3) Analisis tugas belajar dan identifikasi kemampuan siswa 4) Penyusunan strategi b. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran Tahap kedua ini merupakan pelaksanaan strategi pembelajaran yang telah dipersiapkan pada tahap sebelumnya, meliputi: 1) Pengelolaan kelas. 2) Penyelenggaraan tes (jika ada). Atau Tanya jawab untuk mengetahui pemahaman dari materi yang sudah diajarkan. 30 31
Wina Sanjaya, op. cit., h.25. Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009), cet.4, h.141.
31
3) Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan metode dan teknik penyajian. 4) Pemberian motivasi dan penguatan. 5) Diskusi, Tanya jawab, invidu ataupun perkelompok 6) Monitoring proses pembelajaran. 7) Pemantapan hasil belajar. c. Evaluasi hasil belajar program belajar Pada tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh balikan tentang hal-hal berikut ini: 1) Tarap pencapaian tujuan pembelajaran, keseksamaan, perumusan tujuan. 2) Kesesuaian antara metode dan teknik pengajaran dengan sifat bahan pelajaran, tujuan yang ingin dicapai, karakteristik siswa, kemampuan dasar siswa. 3) Keberhasilan program dalam mencapai tujuan program. 4) Tujuan program yang ingin dinilai keberhasilannya. d. Perbaikan program kegiatan pembelajaran Di tahap ini, bagi siswa yang belum mencapai tingkat keberhasilan yang telah ditetapkan, perlu diselenggarakan pengajaran remedial mengenai aspek-aspek, pokok-pokok bahasan dari tugas belajar dan tujuan belajar dan tujuan pembelajaran yang belum dikuasai. Dengan cara menganalisis hasil evaluasi dana pelaksanaannya, dapat diketahui komponen dan tahap mana yang perlu di perbaiki. Keempat tahapan tersebut dijalankan secara sistematis tidak bisa dihilangkan satu diantara keempatnya. Karena semua mempunyai keterkaitan yang apabila tidak dilaksanakan satu tahapan, maka akan merusak pada tahap berikutnya.
32
5. Standar Kompetensi Lulusan Strandar Kompetensi Lulusan yang dikutip dari Salinan lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah:32 a. Pengertian Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencangkup sikap, pengetahuan dan keterampilan. b. Tujuan Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, strandar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga pendidikan. Standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan dan standar pembiayaan. c. Ruang Lingkup Standar
Kompetensi
Lulusan
terdiri
atas
kriteria
kualifikasi
kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya di satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. d. Monitoring dan Evaluasi Untuk mengetahui ketercapaian dan kesesuaian antara Standar Kompetensi Lulusan dan lulusan dari masing-masing satuan pendidikan dan kurikulum yang digunakan pada satuan pendidikan tertentu perlu dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala dan berkelanjutan dalam setiap periode. Hasil yang diperoleh oleh monitoring dan evaluasi digunakan sebagai bahan masukan bagi penyempurnaan Standar Kompetensi Lulusan dimasa yang akan datang. Setiap lulusan satuan pendidikan dasar dan menengah memiliki kompetensi pada tiga dimensi yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan 32
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016.
33
Karena
kelas
VII
sebagai
fokus
penelitian,
maka
lulusan
SMP/MTs/SMPLB/Paket B memiliki kompetensi pada dimensi, sebagai berikut: a. Dimensi Sikap: Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap: 1) Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME 2) Berkarakter, jujur, dan peduli, 3) Bertanggung jawab 4) Sehat jasmani dan rohani Sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan alam sekitar, bangsa, Negara, dan kawasan regional. b. Dimensi Pengetahuan Memiliki
pengetahuan
factual,
konseptual,
procedural
dan
metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berkenaan dengan: 1) Ilmu Pengetahuan 2) Teknologi 3) Seni dan 4) Budaya Mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam konteks diri sendiri dan keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, Negara dan kawasan regional. Istilah faktual, procedural, metakognitif pada masing-masing satuan pendidikan dijelaskan pada matriks berikut:
1) Faktual: Pengetahuan teknis dan spesifik tingkat sederhana berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait dengan
34
masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, Negara dan kawasan regional. 2) Konseptual Terminologi/istilah dan klasifikasi, kategori, prinsip, generalisasi san teori yang digunakan terkait dengan pengetahuan teknik dan spesifik tingkat sederhana berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya terkait dengan masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, Negara dan kawasan regional. 3) Prosedural Pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu atau kegiatan yang terkait dengan pengetahuan teknis, spesifik, algoritma, metode tingkat sederhana berkenaan dengan ilmu ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan
budaya terkait dengan masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, Negara dan kawasan regional. 4) Metakognitif Pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri sendiri dan menggunakannya dalam mempelajari pengetahuan teknis dan spesifik tingkat sederhana berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan
budaya terkait dengan masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, Negara dan kawasan regional. c. Dimensi Keterampilan Memiliki ketrampilan berpikir dan bertindak: 1) Kreatif 2) Produktif 3) Kritis 4) Mandiri 5) Kolaboratif, dan 6) Komunikatif Melalui pendekatan ilmiah sesuai dengan yang dipelajari di satuan pendidikan dan sumber lain secara mandiri.
35
Gradasi untuk dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan antar jenjang pendidikan memperhatikan: a. Perkembangan psikologis anak; b. Lingkup dan kedalaman; c. Kesinambungan; d. Fungsi satuan pendidikan; e. Lingkungan. Standar Kompetensi Lulusan merupakan ukuran dari belajar siswa. Setiap jenjang sekolah pasti memiliki SKL nya tersendiri. Apabila telah mencapai SKL maka siswa dapat dikatakan lulus dari materi yang telah ia pelajari.
B.
Hasil Penelitian yang Relevan Berdasarkan penelitian sebelumnya terdapat keberhasilan yang diperoleh dengan menggunakan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah, yakni penelitian yang diteliti oleh peneliti lain sebagai berikut: Diana Sahara, lulusan 2011 dari jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif
Kasim Riau dengan judul “Penerapan Strategi Pembelajaran
Berbasis Masalah dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri 23 Pekan Baru. Penelitian ini dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan presentase Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Penerapan strategi pembelajaran berbasis masalah dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam di SMPN 23 Pekan Baru dikatagorikan cukup baik yang secara kuantitatif terlaksana 57,14%, belum sampai pada katagori baik. Terdapat faktor penghambat pada SPBM ini, adalah faktor siswa, fasilitas dan waktu. Sedangkan yang menjadi
36
faktor pendukung dalam penelitian SPBM adalah faktor pengetahuan dan pengalaman guru yang memadai.33 Penelitian kedua yang di teliti oleh M. Mujahidin dari jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Penelitian ini berjudul “Implementasi Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) pada Mata Pelajaran Fiqih Kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Muhajirin Surabaya”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi dan mengetahui
faktor-faktor
pendukung
dan
penghambat
metode
pembelajaran berbasis masalah (problem based learning). Penelitian yang diteliti oleh Mujahidin menggunakan pendekatan kualitatif. Yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam penelitian dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah adalah guru, siswa, serta metode dan pembelajaran yang memadai. Sedangkan yang menjadi kesimpulan pada penelitian ini adalah guru fiqih yang menerapkan metode pembelajaran berbasis masalah di MTs Muhajirin Surabaya mampu mengkondisikan siswa dengan tertib, siswa lebih memperhatikan materi, siswa termotivasi dengan memecahkan masalah yang ada, dan siswa tidak jenuh.34 Penelitian relevan yang ketiga yaitu, Dinandar , lulusan 2014 dari jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta meneliti Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: PBM mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan merumuskan/
mengkomunikasikan
pernyataan kedalam model matematika, memberikan alasan dengan memilih prosedur penyelesaian yang tepat serta menyimpulkan dari hasil 33
Diana Sahara, “Penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri 23 Pekan Baru” Skripsi pada UIN Sultan Syarif Kasim Riau, (Riau: 2011). 34 M. Mujahidin, “Implementasi Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) pada Mata Pelajaran Fiqih Kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Muhajirin Surabaya” Tesis pada UIN Sunan Ampel Surabaya, (Surabaya:2013) .
37
penyelidikan dan analisis masalah menjadikan siswa SMA Dharma Karya Jakarta
berpikir kritis. Tentunya lebih tinggi daripada pembelajaran
dengan model konvensional.35 Dari ketiga penelitian relevan diatas terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang penulis teliti, diantaranya: ketiganya mempuyai kesamaan dalam membahas Pembelajaran Berbasis Masalah, pada penelitian pertama yang dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 23 Pekan Baru. Penelitian ini dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan presentase, sehingga terdapat kuantitatif atau angka dalam penelitian ini. Dengan hasil yang cukup baik dengan implementasi SPBM. Pada penelitian kedua terdapat perbedaan yaitu penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa magister untuk menyelesaikan tugas akhirnya yaitu tesis. Sedangkan pada penelitian relevan ketiga, yaitu peneliti meneliti dengan pembelajaran yang sama akan tetapi pada lingkungan yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh SPBM dengan kemampuan berpikir kritis siswa. Dengan hasil mempunyai pengaruh
yang
signifikan
terhadap
kemampuan
merumuskan/mengkomunikasikan pernyataan kedalam model matematika, memberikan alasan dengan memilih prosedur penyelesaian yang tepat serta menyimpulkan dari hasil penyelidikan dan analisis masalah menjadikan siswa SMA Dharma Karya Jakarta berpikir kritis.
35
Dinandar, “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa di SMK Dharma Karya Jakarta” Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: 2014).
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan, yang berlokasi di Jl. Ir. H. Juanda No 1 Ciputat. Penelitian lapangan dilaksanakan pada
bulan
Oktober
sampai
Desember
2016.
Sebelumnya
peneliti
melaksanakan studi pendahuluan di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan untuk mencari tahu masalah yang terdapat pada sekolah tersebut untuk dijadikan bahan penelitian.
B. Latar Penelitian Latar Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan. Penelitian ini merupakan proses pembelajaran melalui implementasi strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) atau dikenal juga dengan Problem Based Learning, yang meliputi pendahuluan, inti dan penutup dalam pembelajaran PAI di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan. Sekolah Menengah Pertama merupakan sekolah berstatus negeri. SMP Negeri 3 Tangerang Selatan adalah salah satu sekolah yang menerapkan kurikulum 2013 dari masa ditetapkannya Kurikulum 2013 sampai sekarang. Walaupun SMP Negeri 3 Tangerang Selatan adalah sekolah yang berstatus negeri, dimana peserta didik yang bersekolah terdapat dari beberapa agama, akan tetap peserta didik yang beragama Islam adalah mayoritas. Pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah ini pun keseluruhannya beragama Islam, tidak ada yang berbeda agama, begitu juga dengan pendidik wanita yang setiap harinya memakai kerudung. SMP Negeri 3 Tangerang Selatan memiliki 3 kategori kelas, pertama, kelas Regular yaitu kelas yang sama dengan sekolah pada umumnya, kedua kelas
Bilingual
yaitu
dalam
proses
pembelajarannya
peserta
didik
berkomunikasi dengan pendidik menggunakan bahasa Inggris dalam setiap 38
39
mata pelajaran, dan yang ketiga kelas Akselerasi, yaitu kelas yang memiliki program percepatan pembelajaran, tentunya mempunyai karakteristik tersendiri untuk bisa mengikuti program di kelas Akselerasi. Dan kelas akselerasi inilah yang akan peneliti teliti proses pembelajarannya dalam mengimplementasikan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas VII Akselerasi.
C. Metode Penelitian Penelitian dengan pendekatan kualitatif menekankan analisis proses dari proses berpikir secara induktif yang berkaitan dengan dinamika hubungan antarfenomena yang diamati daan senantiasa menggunakan logika ilmiah. Penelitian kualitatif mampu melihat fenomena secara lebih luas dan mendalam sesuai apa yang terjadi dan berkembang pada situasi sosial yang diteliti.1 Penelitian ini adalah penelitian dengan menggunakan penelitian lapangan (Field Research) merupakan penelitian lapangan (field work) yang melakukan pengamatan langsung ke lokasi yang dijadikan obyek penelitian yang berorientasi pada temuan atau gejala yang bersifat alami. Dengan metode penelitian lapangan melalui pendekatan kualitatif, dengan analisis deskriptif dari data yang dihasilkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.
D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data Langkah paling strategis dalam penelitian adalah pengumpulan data, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting, sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta (participant observation), wawancara mendalam (in
1
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013 cet.1) h.81.
40
depth interiview) dan dokumentasi.2 Peneliti mendapatkan data yang pasti didapatkan dari teknik tersebut. Jika hanya melakukan satu teknik, maka peneliti belum bisa mendapatkan data yang tetap kemungkinan peneliti belum bisa mendapatkan data yang falid. Berikut ini adalah teknik pengumpulan data penelitian kualitatif: 1. Pengumpulan Data Observasi Observasi adalah pengamatan terhadap sesuatu objek yang diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam penelitian.3 Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrument. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi.4 Peneliti melakukan observasi dengan mengamati dan juga mencatat untuk memperoleh data langsung dari objek yang diteliti, dengan mendatangi sekolah SMPN 3 Tang-sel memperhatikan kegiatan pembelajaran PAI dikelas dengan penerapan SPBM. 2. Pengumpulan Data Wawancara Wawancara
adalah
suatu
teknik
pengumpulan
data
untuk
mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya jawab. Wawancara dalam penelitian kualitatif sifatnya mendalam karena ingin mengesksplorasi informasi secara holistis dan jelas dari informan.5 Wawancara harus dilaksanakan dengan efektif, artinya dalam kurun waktu yang sesingkat-singkatnya dapat diperoleh dari dari sebanyak-
2
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2014, cet.9), h.63. Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2013, cet.5), h.106. 4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010, cet.14), h. 272. 5 Djam’an Satori dan Aan Komariah, op. cit., h.130. 3
41
banyaknya. Bahasa harus jelas, terarah. Suasana harus tetap rileks agar data yang diperoleh data yang objektif dan data yang dapat dipercaya.6 Peneliti mewawancarai informan yang sangat bersangkutan dengan proses kegiatan pembelajaran, yaitu guru. Melakukan wawancara yang mendalam, secara teliti. Maka perlunya ada hubungan baik atau keakraban antara peneliti dengan informan agar peneliti memperoleh informasi untuk kepentingan penelitian. Apabila antara peneliti dan informan terjalan akrab, maka perlunya peneliti mengatur jadwal untuk melakukan
tahapan
mewawancarai
wawancara.
informan,
peneliti
Tentunya harus
sebelum
mempelajari
peneliti pedoman
wawancara, menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada informan bertujuan untuk menjadi pedoman ketika melakukan wawancara, pertanyaan-pertanyaan yang ingin diajukan tidak ada yang terlupakan. Dengan begitu peneliti memperoleh hasil wawancara sesuai dengan yang dibutuhkan dalam penelitian. 3. Pengumpulan Data Dokumentasi Dokumen merupakan
catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.7 Dokumen dalam penelitian kualitatif merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara. Dokumentasi yaitu mengumpulkan dokumen dan data-data yang diperlukan dalam permasalahan penelitian lalu ditelaah secara intens sehingga dapat mendukung,
menambah kepercayaan dan juga
pembuktian suatu kejadian.8 Dengan demikian dokumen merupakan data yang sama pentingnya dalam penelitian. Karena dengan dokumen peneliti mendapatkan bukti dari apa yang ia teliti selama penelitian.
6
Suharsimi Arikunto, op. cit., h.271. Sugiyono, op. cit., h.82. 8 Djam’an Satori dan Aan Komariah, op. cit., h.149.
7
42
E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.9 Triangulasi merupakan metode sintesa data terhadap kebenarannya dengan menggunakan metode pengumpulan data yang lain. Data yang valid melalui triangulasi akan memberikan keyakinan terhadap peneliti tentang keabsahan datanya, sehingga tidak meragukan dalam mengambil kesimpulan penelitian.10 Dalam mengecek keabsahan data peneliti menggunakan teknik triangulasi, karena data dari dsatu pihak harus dicek kebenarannya dengan cara memperoleh data yang sama dari sumber yang berbeda. Misalnya data dari sumber pertama, kedua, ketiga dengan menggunakan metode yang berbeda. Dengan tujuan peneliti dapat membandingkan informasi tentang hal yang sama yang diperoleh dari berbagai pihak, agar tidak ada keraguan dari data dan adanya kepercayaan data. Dalam triangulasi beragam teknik
berarti penggunaan berbagai cara
secara bergantian untuk memastikan kebenaran data. Cara yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumen yang telah dibahas diatas. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data (kebenaran data), yaitu mengecek kredibillitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.11 Nilai dari teknik pengumpulan data dengan triangulasi adalah untuk mengetahui data yang diperoleh meluas, tidak konsisten atau kontradiksi. Oleh karena itu dengan menggunakan teknik triangulasi dalam pengumpulan
9
Sugiyono, op. cit., h.83. Imam Gunawan, op. cit., h.216. 11 Sugiyono, loc. cit. 10
43
data, maka data yang diperoleh akan lebih konsisten, tuntas dan pasti. Dengan triangulasi akan lebih meningkatkan kekuatan data, bila dibandingkan dengan satu pendekatan.12
F. Analisis Data Analisis daya merupakan bagian yang terpenting dalam penelitian, karena dalam analisis, peneliti akan memperoleh penemuan, baik subtansif maupun formal, selain itu analisis data kualitatif sangat sulit karena tidak ada pedoman baku, tidak berproses secara linier, dan tidak ada aturan-aturan yang sistematis. Analisis data adalah kegiatan yang didalamnya peneliti mengatur, mengurutkan,
mengelompokkan,
memberi
kode/tanda,
dan
mengkatagorikannya sehingga diperoleh suatu temuan berdasarkan fokus atau masalah yang ingin dijawab. Dari serangkaian aktivitas tersebut, maka dengan analisis tersebut banyak data yang bertumpuk bisa disederhanakan dan bisa dipahami dengan mudah.13 Analisis data kualitatif adalah pengujian sistematik dari sesuatu untuk menetapkan bagian-bagiannya, hubungan antar kajian, dan hubungannya antara keseluruhan.14 Dapat dipahami bahwa semua analisis data kualitatif peneliti akan melakukan penelusuran data, dengan cara mencatat dari pengamatan dilapangan untuk mengumpulkan data yang diperlukan mencangkup wawancara, dokumentasi dan juga pengamatan bertujuan untuk meningkatkan pemahaman peneliti. Pengumpulan data tersebut dilakukan bersamaan dengan analisis data.
12
Ibid., h.85. Imam Gunawan, op. cit., h.209. 14 Ibid., h.210.
13
44
Adapun langkah-langkah analisis data sebagai berikut: 1. Pengumpulan data mentah Peneliti membuat catatan data yang dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi yang merupakan catatan lapangan terkait dengan pertanyaan dan atau tujuan penelitian.15 2. Reduksi data Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yakni dari pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. Setelah dibaca dan dipelajari, maka langkah selanjutnya adalah mengadakan reduksi data. Langkah ini berkaitan dengan proses menyeleksi, memfokuskan, dan mentransformasikan data mentah yang diperoleh melalui penelitian.16 3. Penyajian Data Setelah peneliti melakukan reduksi data, langkah selanjutnya adalah penyajian data atau sekumpulan informasi yang memungkinkan peneliti melakukan penarikan kesimpulan. Bentuk penyajian data berupa teks naratif yang menceritakan temuan penelitian.17 4. Penarikan Kesimpulan Setelah data yang terkumpul direduksi dan disajikan, langkah terakhir dalam menganalisis data adalah menarik kesimpulan atau verifikasi, dengan menggunakan analisis model interaktif, analisis ini dilakukan dalam bentuk interaktif dari ketiga komponen utama. Data yang terkumpul dari hasil pengamatan, wawancara, dan pemanfaatan dokumen yang terkait dengan pelatihan dan sumber-sumber belajar yang sedemikian banyak direduksi untuk dipilih mana yang paling tepat untuk disajikan. Proses pemilihan data akan difokuskan pada data yang mengarah untuk pemecahan masalah, penemuan, pemaknaan, atau 15
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, h. 70. 16 Ibid.., 17 Ibid., h. 71.
45
untuk menjawab pertanyaan penelitian terkait dengan implementasi strategi pembelajaran berbasis masalah pada pembelajaran PAI di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan.18
18
Ibid.,
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis akan mendeskripsikan hasil-hasil penelitian yang telah didapatkan di lapangan dengan tiga teknik pengumpulan data, yaitu pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan pengumpulan data dengan dokumen. Penelitian ini berdasarkan instrument yang telah ditetapkan sebelum turun ke lokasi. Kemudian dilanjutkan dengan deskripsi tentang variable penelitian yaitu strategi pembelajaran berbasis masalah. Hasil penelitian ini diharapkan dapat disampaikan sesuai dengan kondisi yang terjadi dilokasi penelitian.
A. SMP Negeri 3 Tangerang Selatan 1. Sejarah SMP Negeri 3 Tangerang Selatan Sejak tahun 1977 dengan nama Kelas Jauh SMPN 2 Tangerang dan dikukuhkan menjadi SMPN 2 Filial tahun 1979. Bulan Februari 1983 menjadi sekolah mandiri dengan nama SMP Negeri 1 Ciputat. Perubahan nomenkelatur pada tahun 1999 untuk kecamatan Ciputat menjadikan SMPN 1 Ciputat berubah nama menjadi SMP Negeri 2 Ciputat hingga SMPN 3 Tangerang Selatan saat ini. Adapun nama pimpinan di sekolah ini adalah:
1
Tabel 4.1 Nama Kepala Sekolah dari Tahun 1997-Sekarang No
1
Nama
Masa Jabatan
1
R. Soeharto
1977
2
Drs. H. Wanhar
1977 – 1989
3
Drs. H. Munadjat Indria
1989 – 1996
4
Dra. Hj. Ade Halimatusa'diah
1996 – 2000
5
Drs. H. Kuswanda M.Pd
2000 – 2006
Arsip Profil SMP Negeri 3 Tangerang Selatan.
46
47
6
Drs. H. Nurhadi MM
2006 – 2009
7
Maryono, S.E., M.Pd
2009 - sekarang
SMPN 3 Tangerang Selatan memiliki beberapa kategori kelas, yaitu: a. CI Akselerasi merupakan singkatan dari Cerdas Istimewa, kelas ini adalah kelas satuan pendidikan ketuntasan belajar selama 2 (dua) tahun. b. Bilingual merupakan kelas berbasis reguler dengan mengutamakan komunikasi berbahasa asing (bahasa Inggris). c. Reguler, merupakan kelas biasa layaknya kelas umum di beberapa sekolah lain.
2. Visi, Misi dan Tujuan SMP Negeri 3 Tangerang Selatan Visi Sekolah: Terunggul dalam Prestasi, Teladan dalam bersikap dan bertindak, serta Konsisten dalam menjalankan ajaran agama. Indikator Visi : a. Terunggul dalam perolehan nilai akademis b. Terunggul dalam persaingan masuk SMA / SMK Negeri c. Terunggul dalam lomba (olimpiade) MIPA d. Terunggul dalam prestasi non akademis e. Bersikap baik dan sopan kepada siapapun f. Selalu taat menjalankan ajaran agama (ibadah) di manapun berada Misi Sekolah: a. Mewujudkan peningkatan kualitas / mutu lulusan b. Mewujudkan peningkatan jumlah lulusan yang masuk SMA / SMK Negeri c. Membina sikap percaya diri, semangat gotong royong dan cinta tanah air d. Meningkatkan prestasi kerja yang diimbangi dengan penghargaan yang layak serta dilandasi dengan semangat ketauladanan dan keikhlasan
48
e. Meningkatkan status sekolah menjadi sekolah unggulan. Tujuan Sekolah: Adapun tujuan dari SMP Negeri 3 Tangerang Selatan adalah: a. Meningkatkan perilaku akhlak mulia bagi peserta didik. b. Meningkatkan pengetahhuan dan keterampilan yang sesuai dengan minat dan bakat peserta didik. c. Mengembangkan kepribadian manusia yang utuh bagi peserta didik. d. Mempesiapkan peserta didik sebagai bagian dari anggota masyarakat yang mandiri dan berguna. e. Mempersiapkan peserta didik dalam melanjutkan pendidikan lebih lanjut. f. Meningkatkan pemahaman sekolah berwawasan lingkungan sehat bagi seluruh komponen sekolah.
49
B. Deskripsi Data Pada deskripsi data akan menjelaskan data yang telah dikumpulkan peneliti selama penelitian berlangsung. Mengacu kepada teknik pengumpulan data penelitian kualitatif, hasil data yang dikumpulkan akan dideskripsikan.
1. Data Observasi Dalam pengamatan (observasi) yang dilakukan adalah mengamati apa yang dilaksanakan di sekolah meliputi program pendidikan di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan, khususnya kelas VII akselerasi. a. Tempat Pelaksanaan Pembelajaran Peneliti melakukan observasi SMP Negeri 3 Tangerang Selatan. Di sekolah tersebut pendidik beragama Islam seluruhnya, sehingga keislaman diantara para pendidik begitu terasa, bagi pendidik muslimah mengenakan kerudung. Setiap hari jum’at peserta didik yang beragama Islam berkumpul dilapangan sekolah mendengarkan ceramah agama dari salah satu pendidik. Peserta didik disana juga mengikuti perlombaan kegamaan, seperti tilawah al-Qur’an, cerdas cermat Agama Islam. Kelas VII akselerasi yang menjadi fokus penelitian terletak di lantai 2 yang bersampingan dengan kelas IX akselerasi. Kelas VII akselerasi yang dikenal dengan nama kelas VII CI (Cerdas Istimewa) mempunyai program pembelajaran yang berbeda dengan program pembelajaran kelas regular dan bilingual. Pada kelas regular dan bilingual tingkat SMP melaksanakan program belajar selama 3 tahun, sedangkan pada kelas akselerasi program belajar dipercepat menjadi 2 tahun. Dengan proses mempercepat pada tingkat SMP di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan, pada tahun ajaran baru pihak sekolah mempunyai syarat seleksi untuk menerima peserta didik yang berminat mengikuti pembelajaran di kelas akselerasi. Panitia penerimaan peserta didik baru menyeleksi peserta calon peserta didik baru dengan cara melihat dari nilai rapor kelas IV, V dan VI pada tingkat SD (Sekolah Dasar) atau MI
50
(Madrasah Ibtidaiyah) rata-rata delapan (8) dan juga calon peserta didik mengikuti psikotes. Dalam 2 tahun proses pembelajaran kelas akselerasi ditingkat SMP di sekolah SMP Negeri 3 Tangerang Selatan, memiliki pembagian waktu yang berbeda dengan kelas regular. Setiap 4 bulan peserta didik kelas akselerasi melaksanakan Ujian Tengah Semester (UTS), kemudian pada 4 bulan kemudian melaksanakan Ujian Akhir Semester (UAS), setelah dilaksanakan UAS kemudian kenaikan kelas, peserta didik kelas VII menjadi kelas VIII, demikian juga sama pembagian waktu dengan kelas VIII dan kelas IX akselerasi. Peserta didik yang berada di kelas akselerasi mempertahankan dirinya untuk tetap berada di kelas program akselerasi dengan cara mempertahankan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan rata-rata 78. Apabila ada salah satu peserta didik belum tercapai KKM tersebut, maka pendidik mengadakan remedial. Akan tetapi jika remedial sudah dilaksanakan dan peserta didik belum mencapai KKM, maka dengan berat hati dari pihak sekolah memutasi peserta didik ke kelas regular dan tidak mengikuti program akselerasi. Kelas VII akselerasi dilengkapi dengan meja, kursi, jadwal mata pelajaran dan jadwal piket peserta didik yang terpajang didalam kelas. Akan tetapi terdapat perbedaan dari media pembelajaran yang tersedia didalam kelas akselerasi dengan kelas regular, yaitu tersedia Proyektor, loker peserta didik, televisi, komputer, AC (Air Conditioner) untuk mendukung pembelajaran dikelas akselerasi. Tiap peserta didik memiliki satu meja dan bangku, setiap tiga hari peserta didik mengalami pemindahan putaran bangku, peserta didik yang duduk dibelakang secara bergilir akan berada dibangku depan satu langkah kemudian peserta didik yang didepan akan berada dibangku belakang dan begitu seterusnya. Pemutaran bangku ini bertujuan agar seluruh peserta didik didalam kelas tidak merasakan kejenuhan ketika duduk dibangku belakang maupun dibangku depan. Kebersihan kelas
51
didukung dengan lengkapnya alat pembersih dan jadwal piket peserta didik yang buat untuk mengingatkan peserta didik membersihkan kelas agar terlihat bersih, tertata rapih sehingga belajar menjadi nyaman. b. Pelaku Pelaksanaan Pembelajaran 1) Peserta Didik Peserta didik dikelas VII Akselerasi berjumlah 28 peserta didik. Terdiri dari 12 peserta didik laki-laki dan 16 peserta didik perempuan. Peserta didik dikelas tampak antusias. Semangat peserta didik dalam belajar mengalahkan jumlah keseluruhan peserta didik dikelas. Peserta didik bersikap ramah, berteman akrab satu dengan lainnya, tidak ada yang bermusuhan meskipun mereka bersaing nilai secara baik untuk berada dikelas akselerasi pada semester dan kelas berikutnya. 2) Pendidik Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Kelas VII
Akselerasi diampu oleh pendidik yang bernama Rendra Mubarok, S.EI. Walaupun beliau mengajar pada mata pelajaran PAI dan tidak mengambil jurusan Pendidikan Agama Islam ketika kuliah pada waktu itu, beliau banyak mempelajari yang berkaitan dengan materi pembelajaran dan mempelajari metode belajar yang cocok untuk diterapkan dikelas. c. Aktivitas Pelaksanaan Pembelajaran dengan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) Sebelum membahas materi baru hal biasa yang pendidik lakukan ialah merapihkan barisan duduk agar posisi peserta didik rapih dan nyaman sehingga tercipta kondisi baik saat berjalannya pembelajaran. Setelah itu pendidik mengajukan pertanyaan kepada peserta didik tentang materi yang telah dipelajari dihari sebelumnya. Pertanyaan pendidik kepada peserta didik tentang materi yang telah dipelajari dimaksudkan agar peserta didik tidak melupakan materi sebelumnya sehingga walaupun telah melanjutkan materi peserta didik tetap
52
mengingat. Selanjutnya pendidik menyampaikan indikator serta kompetensi yang hendak dicapai kepada murid tentang materi yang akan dipelajari, sehingga peserta didik memahami tujuan serta manfaat dari materi yang akan dipelajari. Masuk kepada kegiatan inti, Pendidik menyampaikan materi dengan bahasa yang mudah dimengerti peserta didik, apabila masih ada peserta didik yang belum mengerti pendidik membahasakannya kembali dengan bahasa yang lebih mudah dimengerti. Dari hari sebelumnya pendidik memberikan tugas kepada tiap peserta didik untuk selalu membaca buku pelajaran PAI, dikarenakan pendidik dengan peserta didik bersepakat untuk membaca buku pelajaran PAI sebelum lanjut ke pelajaran selanjutnya jika ada peserta didik yang tidak membaca maka konsekuensinya ialah tidak bisa mengikuti pelajaran. Dengan kesepakatan bersama antara pendidik dengan peserta didik kelas VII Akselerasi maka pembelajaran dengan strategi berbasis masalah dapat berjalan. Kepada peserta didik, pendidik memberikan tugas wawancara dan observasi sekitar sekolah untuk mencari bahan permasalahan dari lingkungan sekitar maupun dari pengalaman masing-masing peserta didik. Setelah itu peserta didik diberikan kesempatan untuk menyampaikan apa yang telah ia peroleh dari wawancara maupun observasi tersebut. Dalam kegiatan pembelajaran
pendidik
tidak
banyak
banyak
menjelaskan.
Mengangkat dari masalah pembelajaran berjalan dengan aktif kelas menjadi ramai karena peserta didik menyampaikan masalah dan ada pula yang menanggapi dari masalah tersebut. Dengan pembelajaran yang serius tapi santai tidak menegangkan, peserta didik nyaman dengan cara mengajar pendidik. Peran pendidik dalam proses pembelajaran memfasilitasi, memotivasi peserta didik, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk saling berinteraksi, pendidik selalu menyediakan waktu untuk peserta didik bertanya, mempersilahkan peserta didik bertanya
53
walaupun pendidik sedang menjelaskan lalu menjawab dengan bahasa yang mudah dimengerti peserta didik. Dalam pengamatan selama proses pembelajaran dikelas, peserta didik berani mengangkat tangan bersedia untuk bertanya maupun menanggapi pertanyaan dari temannya, walaupun dari seluruh peserta didik dikelas ada sedikit yang malu harus dipilih atau ditunjuk pendidik untuk bertanya atau menanggapi. Biasanya peserta didik mempersiapkan pertanyaan maupun masalah dari sebelum pembelajaran PAI berlangsung, untuk itu pendidik mewajibkan peserta didik untuk membaca pelajaran bertujuan membantu peserta didik lebih mudah memahami penjelasan dari pendidik sehingga peserta didik dapat bertanya terkait materi yang dibahas. Dalam menerapkan SPBM peserta didik berdiskusi secara terbuka tidak berkelompok. Dikarenakan waktu yang tidak begitu panjang sehingga mempergunakan waktu dengan sebaikbaiknya untuk berdiskusi. Dan dengan berdiskusi secara terbuka ini menuntut peserta didik untuk mengandalkan diri sendiri, percaya diri tanpa mengandalkan teman sekelompoknya untuk berbicara
atau
berargumentasi. Media yang digunakan pendidik tidak lepas dari buku pelajaran dan yang terkait dengan materi yang diajarkan dari berbagai sumber. Bahkan pendidik mengambil masalah dari kehidupan sehari-hari yang kemudian dijadikan bahan diskusi bersama peserta didik dalam materi yang sama. Melalui video yang ditayangkan dengan proyektor yang telah tersedia dikelas. Pendidik memberikan kesimpulan dari pelajaran setiap akan menutup kegiatan pembelajaran, memberi tahukan apa saja yang harus dipersiapkan untuk melanjutkan pelajaran pada jam pelajaran dihari berikutnya, tentunya selalu mengingatkan peserta didik untuk selalu membaca buku.
54
2. Data Wawancara Wawancara
ini
dilakukan
untuk
mendapatkan
serta
mengumpulkan data melaui interaksi komunikasi atau percakapan. Agar mendapatkan informasi yang lebih mendalam dari sumber yang relevan berupa argumen, kesan, pengalaman, pikiran dan sebagainya. a. Wawancara Bidang Kurikulum Sekolah Wawancara bertujuan untuk mendapatkan informasi yang pasti melalui narasumber yang berkaitan dengan kurikulum sekolah. Sholeh Fathoni, S.Pd selaku bidang kurikulum yang bertugas untuk menyampaikan kepada pendidik lain agar melengkapi silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan juga mengajak pendidik-pendidik untuk menerapkan kurikulum dalam proses pembelajaran. Kurikulum yang diterapkan di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan yaitu Kurikulum 2013 (K-13). Sudah 4 tahun berjalan K-13 diterapkan di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan. Sampai saat ini sekolah menerapkan K-13 yang sudah direvisi.2 b. Wawancara Pendidik PAI Kelas VII Akselerasi Pendidik PAI kelas VII akselerasi atau yang dibiasa dikenal dengan sebutan kelas VII C.I (Cerdas Istimewa), mengungkapkan bahwa dalam mengajar atau menyampaikan pelajaran khususnya pada pembelajaran PAI tidak terlepas dari metode ceramah, menurutnya mengajar PAI sangat sulit untuk menghindari ceramah. Selain itu, menurutnya dalam proses pembelajaran peserta didik harus mengalami perkembangan pada pola pikirnya, untuk itu pendidik menggunakan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) bertujuan untuk 2
Hasil wawancara dengan bapak Sholeh Fathoni bidang kurikulum SMP Negeri Tangerang Selatan.
55
mengembangkan pola pikir peserta didik sehingga peserta didik dapat berpikir kritis, dari pemikiran yang kritis timbulah rasa ingin tau maka kemudian peserta didik berani bertanya. SPBM salah satu strategi belajar yang memungsikan otak untuk berpikir, diambil dari beberapa masalah yang kemudian dibahas bersama dalam forum diskusi dikelas.3 c. Wawancara Peserta didik Kelas VII Akselerasi Melihat
dari
proses
pembelajaran,
maka
peneliti
mewawancarai peserta didik yang terlihat aktif atau percaya diri maupun yang terlihat belum aktif, percaya diri atau malu ketika
berbicara
didepan
teman-teman,
pendidik
dan
wawancara grup. Dari wawancara beberapa peserta didik, kesimpulannya mereka senang dengan SPBM terlebih dengan diskusi, bagi Kayra
“Cara belajar saat ini (SMP) berbeda
dengan cara belajar saat dijenjang Sekolah Dasar (SD) pendidik langsung membahas pelajaran, sedangkan di jenjang SMP cara pendidik PAI mempersilahkan peserta didik untuk berargumentasi, ditanya atau bertanya bukan hanya sekedar pendidik menjelaskan.”4 Dari peserta didik ada yang menyatakan kesenangan dengan SPBM karena menurut Lintang “Asik bisa membahas masalah bersama-sama, sharing masalah bersama dan saling membantu menyelesaikannya. Dari mengetahui masalah yang dialami teman atau yang dipelajari bisa menghindari masalah tersebut atau jika mengalami masalah yang sama sudah mengetahui cara menyelesaikannya,
jadi
mudah
memahami
pelajaran.”5
Tanggapan menarik dari peserta didik kelas VII Akselerasi, mereka senang belajar dengan SPBM, walaupun ada yang 3
Hasil wawancara dengan bapak Rendra alMubarak Pendidik kelas VII Akselerasi. Hasil wawancara dengan Kayra Peserta didik kelas VII Akselerasi. 5 Hasil wawancara dengan Lintang Peserta didik kelas VII Akselerasi. 4
56
malu ketika ditunjuk untuk berargumentasi, menyampaikan masalah, bertanya atau ditanya akan tetapi mereka tetap berbicara.
3. Data Dokumentasi Dokumen yang peneliti peroleh sesuai dengan yang diperlukan dalam penelitian yaitu berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), nilai peserta didik atau hasil belajar peserta didik, foto ketika kegiatan pembelajaran berlangsung dan profile sekolah. Dokumentasi yang berisi KKM peserta didik kelas Akselerasi yaitu 78, berbeda dengan kelas Regular. Pada awalnya KKM seluruh peserta didik sama, ketika KKM peserta didik kelas Akselerasi meningkat menjadi 78, maka peserta didik yang KKM dibawah 78 melaksanakan remedial.
57
B. Pembahasan
Artinya: Wahai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkannya itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari gangguan manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir. (al-Maidah:67)
Penjelasan pada ayat diatas, yang ditulis oleh Salman Harun dalam bukunya Tafsir Tarbawi, menjelaskan bahwa Nabi Muhammad Saw, diminta untuk melakukan tabligh yaitu menyampaikan ajarana agama (secara menyeluruh, konsekuen, tegas dan tanpa diskriminasi). Perintah Allah agar ia menyampaikan apa yang diperintahkan kepadanya itu merupakan risalah, yaitu tugas kerasulan sebagai seorang Rasul dari Allah swt. dan dalam tugas dakwah itu Allah menjamin keselamatan beliau oleh karena itu beliau tidak perlu khawatir apalagi takut dalam tugas itu. Orang-orang yang telah menyakiti Rasul baik secara fisik maupun mental itu adalah orang-orang kafir, perbuatan mereka tidaklah benar, karena itu Nabi perlu terus menerus mengajak mereka dan tidak perlu khawatir siapa pun dalam tugas tersebut.6 Dilihat dari sudut pandang nilai pendidikan dalam ayat dan tafsiran diatas. Penulis memahami seseorang yang diangkat menjadi pendidik, mempunyai tugas yang harus diemban dengan sebaik-baiknya. Harus bertanggung jawab dengan jabatan sebagai pendidik, diantaranya mendidik peserta didik dengan baik penuh rasa tanggung jawab dan kasih sayang 6
Salman Harun, Tafsir Tarbawi Nilai-nilai Pendidikan dalam al-Qur’an, (Tangerang Selatan: UIN Jakarta Press, 2013), cet 1. h.86.
58
sebagai pendidik. Dan Allah telah menjamin atas tugas yang emban pendidik untuk menyampaikan ilmu kepada peserta didik. Pendidik mempunyai peranan sebagai perancang atau perencana, pengelola pengajaran dan pengelola hasil pembelajaran peserta didik.7 Pendidik yang efektif melibatkan peserta didik dalam pengajaran aktif debat, diskusi, penelitian, menulis, evaluasi, eksperimen dan membuat model, paper, dan hasil lainnya selain mendengarkan dan membaca informasi, melihat pertunjukkan, dan mempraktikkan keahlian. Pendidik merancang dan mengelola ruang kelas yang saling menghormati dan berfungsi dengan baik sehingga memungkinkan semua anak bekerja dengan produktif.8 Belajar berbasis masalah merupakan upaya peserta didik belajar dengan menghubungkan berbagai masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Dari belajar dengan SPBM banyak menunjang kreativitas peserta didik, yaitu kemampuan untuk menciptakan ide baru baik bersifat asli ciptaannya sendiri, maupun suatu modifikasi (perubahan) dari berbagai ide yang telah ada sebelumnya. Kemampuan dari pembelajaran berbasis masalah ada yang dicapai melalui proses berfikir verbal, seperti melalui diskusi, ada pula yang dicapai melalui proses penemuan.9 Seperti yang dinyatakan dalam paragraph sebelumnya, kemampuan dari pembelajaran berbasis masalah ada yang dicapai melalui proses berfikir verbal, seperti melalui diskusi. Maka tidak berbeda halnya dengan peserta didik kelas VII akselerasi dalam proses pembelajaran dengan SPBM melalui diskusi didalam kelas.
1. Kegiatan dan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah SMP Negeri 3 Tangerang Selatan memiliki kegiatan pembelajaran yang kondusif dan berjalan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan sesuai dengan visi dan misi sekolah. Kegiatan pembelajaran yang berjalan 7
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta:2005), cet.3 h.102. Linda Darling Hammond, buku Pendidik yang baik disetiap kelas terj. Dari A Good Teacher in Every Classroom oleh Ida Kusuma Dewi, (Jakarta: PT Indeks, 2009, Cet.1), h. 3. 9 Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung:CV Wacana Prima, 2009)h.57. 8
59
sesuai dengan kurikulum yaitu kurikulum 2013. sampai adanya revisi kurikulum 2013 sekolah tetap menerapkan kurikulum 2013. Pelaksanaan pembelajaran dengan integrasi yang menekankan kepada saintific approach
(pendekatan saintifik) yang sesuai dengan acuan
kurikulum 2013, mengharuskan kepada seluruh pendidik untuk memahami dengan baik dan benar tata cara pelaksanaan pembelajaran khususnya kepada pendidik-pendidik SMP Negeri 3 Tangerang Selatan tentang pelaksanaan pembelajaran sesuai visi dan misi sekolah. Pembelajaran Berbasis Masalah membantu peserta didik memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah, dan meningkatkan proses berfikir peserta didik. Melalui diskusi, pendidik menciptakan suasana belajar yang akif, dimana peserta didik berinteraksi dengan peserta didik lainnya dan juga dengan pendidik. Peserta didik mengemukakan masalah, pemikiran, argumen serta solusi dengan bahasannya masing-masing. Menurut peneliti, langkah-langkah SPBM yang diterapkan oleh pendidik PAI kelas VII akselerasi terdapat perbedaan. Pendidik memiliki gaya mengajar yang disenangi peserta didik. Dari langkah pertama pendidik memasuki kelas, peserta didik menyambut dengan memberikan salam serempak dipimpin oleh ketua kelas, kemudian pendidik sedikit membahas tentang pelajaran yang telah dipelajari, bertanya kepada peserta didik untuk mengetahui daya ingat peserta didik. Ketika ingin menjelaskan materi lanjutan, pendidik memberi tahu kepada peserta didik tujuan mempelajari materi yang akan dipelajari, setelahnya pendidik menanyakan tugas yang diberikan kepada peserta didik pada minggu sebelumnya untuk materi yang akan dibahas pada hari tersebut, yaitu tugas wawancara peserta didik tentang masalah yang dialami oleh seseorang disekitarnya, dari tugas tersebut dijadikan pembahasan. Biasanya pendidik mengambil masalah dari masalah kehidupan sehari-hari, sesuai dengan materi yang akan dipelajari, selain itu masalah juga diambil dari peserta didik, hasil
60
peserta didik membaca buku atau bacaan lainnya, peserta didik mengamati keadaan atau dari pengalaman peserta didik sehari-hari. Dari berbagai sumber masalah pendidik memilih metode diskusi untuk sama-sama membahas, memahami dan memecahkan masalah. “Kalau di PAI sangat sulit menghindari ceramah, karena berbasis masalah setelah itu diskusi”.10 Dari pernyataan pendidik PAI kelas VII akselerasi dengan kata lain pendidik dalam kegiatan belajar peserta didik tidak terlepas dari ceramah, walaupun terlihat dengan metode yang konvensional, pembelajaran tidak berlangsung monoton karena kemampuan pendidik dalam menghidupkan suasana dalam kelas, peserta didik tetap fokus mendengarkan penjelasan pendidik, apabila ada yang tidak dipahami peserta didik langsung bertanya kepada pendidik, pendidik pun menjawab dengan bahasa yang mudah dimengerti peserta didik. Lanjut kepada pembahasan masalah, diawali pendidik mengangkat topik dari kehidupan sehari-hari. Berikut skenario SPBM yang disesuaikan dengan materi mata pelajaran PAI: a. Akidah Akhlak Dalam mengajarkan materi Akidah Akhlak menggunakan metode diskusi dan ceramah. Pembahasan tentang Ikhlas, Sabar dan Pemaaf. Dalam pelaksanaannya pendidik meminta hasil dari wawancara yang dilakukan peserta didik kepada orang disekitarnya seperti teman, pendidik dari bidang lain, dan lain-lain. Dari hasil wawancara perkelompok pendidik meminta salah satu perwakilan untuk menyampaikan hasil
tugas
wawancara. Setalah itu
pendidik
mempersilahkan diantara peserta didik untuk berargumentasi tentang makna Ikhlas, Sabar dan Pemaaf dengan penyampaian bahasa masingmasing
peserta
didik.
Dengan
percaya
diri
peserta
didik
menyampaikan apa yang dipahami dari makna Ikhlas, Sabar dan Pemaaf secara bergantian kemudian ditutup penjelasan/kesimpulan dari pemahaman-pemahaman peserta didik tentang makna Ikhlas, 10
Hasil wawancara dengan bapak Rendra al Mubarok pendidik Agama Islam kelas VII akselerasi.
61
Sabar dan Pemaaf oleh pendidik. Setelah peserta didik menyampaikan pemahaman dari materi tersebut, pendidik mengangkat masalah dari kisah sahabat Nabi Muhammad. Terjadilah diskusi dengan masalah tersebut, selanjutnya pendidik mengangkat masalah dari peserta didik. Pendidik mempersilahkan peserta didik mengungkapkan masalahnya, ada dari beberapa peserta didik menceritakan masalah dengan temannya, setelah peserta didik meceritakan masalahnya tentang persahabatan pendidik mempersilahkan kembali kepada peserta didik untuk memberikan solusi dan pemecahan terhadap masalahnya. Temannya menceritakan ada permasalahan diantara mereka sehingga terjadi permusuhan tanpa ada yang mau mengalah. Dengan baik beberapa teman diantara mereka memberikan masukan dan solusi untuk permasalahannya. b. Al-Qur’an Hadist Pada materi al-Qur’an Hadist membahas ayat-ayat yang berkaitan dengan Ikhlas, Sabar dan Pemaaf yaitu Surat an-Nisa/4 :146, alBaqarah/2 :153, al-Imran/3:134. Masalah yang diangkat dalam materi ini adalah cara peserta didik membaca ayat al-Qur’an dengan tajwid dan makhorijul huruf nya yang masih belum tepat. Peserta didik yang dipilih pendidik ialah yang akan membaca ayat al-Qur’an dengan suara lantang sementara peserta didik yang tidak dipilih untuk membaca menyimak dengan baik. Setelah membaca, pendidik bersama peserta didik yang lain membahas tajwid dan makhorijul huruf dari ayat yang dibaca peserta didik. Membahas letak ketidak sesuaian peserta didik dalam membaca ayat al-Qur’an. Pendidik bertanya kepada peserta didik huruf dan tajwid mana yang harus dibenarkan. Kemudian bertanya kembali kepada peserta didik huruf dan tajwid yang benar, peserta didik pun menyebutkan apa yang menurutnya belum tepat dari huruf dan tajwid. Setelah itu pendidik
62
menjelaskan makhorijul huruf dan tajwid yang ada dalam Surah anNisa/4: 146, al-Baqarah/2: 153, ali-Imran/3: 134.
c. Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Pendidik membahas “Dakwah Nabi Muhammad pada Periode Makkah” masing-masing peserta didik diberikan tugas membuat tugas mandiri, dimana peserta didik secara individu mencari referensi selain dari buku mata pelajaran yang mereka miliki, peserta didik diarahkan oleh pendidik untuk memanfaatkan perpustakaan maupun internet atau dari referensi lainnya. Hasil dari tugas mandiri dibahas bersama didalam kelas, kemudian pendidik mengaitkan dengan kehidupan pada masa sekarang. Misalnya, “Ketika dakwah di Makkah, Nabi Muhammad tidak sedikit menerima tawaran untuk meninggalkan dakwahnya bahkan hinaan dan cacian yang terlontar dari kaum Quraisy padahal tujuan Nabi Muhammad berdakwah sangatlah mulia. Bagaimana tanggapan kalian, jika diantara kalian ingin berbuat baik akan tetapi seseorang disekitar atau teman kalian tidak mendukung, menghina perbuatan baik kalian?”. Dengan sangat antusias peserta didik
mengangkat
tangannya
untuk
berargumentasi
dan
mengemukakan apa yang ada dipikirannya tentang masalah tersebut. d. Fikih Shalat berjama’ah dalam materi fikih, pendidik memberikan tugas kepada peserta didik untuk membuat tugas mandiri bersamaan dengan materi SKI. Masalah yang diangkat pada bab ini ialah tentang shalat berjama’ah. Pendidik memberikan contoh kasus tentang shalat berjama’ah di masjid. Dalam suasana diskusi, peserta didik mengangkat tangan untuk berargumentasi dan juga memberikan solusi dari kasus yang diberikan pendidik. Setelah masalah yang diberikan pendidik selesai dibahas, selanjutnya masalah dari peserta didik terkait
63
shalat berjamaah. Tidak sedikit peserta didik yang menceritakan masalah shalat berjama’ah dari pengalaman masing-masing. Misalnya, seseorang yang akan shalat berjama’ah akan tetapi ketika membaca niat shalat ia lupa menyatakan dirinya sebagai makmum, teringat kembali bahwa ia tidak membaca niat sebagai makmum setelah selesai shalat. Lalu peserta didik itu bertanya apakah shalat tersebut termasuk shalat berjama’ah atau tidak. Dan permasalahan lainnya yang disampaikan peserta didik didepan peserta didik yang lainnya dan juga pendidik dari pengalamannya masing-masing. Masalah tersebut ditanggapi, dibahas bersama sampai menemukan titik jawaban dari masalah tersebut. Selain itu menggunakan SPBM, pendidik juga menggunakan demonstrasi atau praktik pada materi shalat berjama’ah ini.
Gambar 4.1 Proses pembelajaran dengan SPBM
Gambar 4.2 Peserta didik menyampaikan argumen dalam pemecahan masalah
64
Gambar 4.3 Peserta didik menyampaikan permasalahan yang akan didiskusikan bersama
Dari skenario tersebut, peneliti melihat bahwa langkah-langkah yang dilakukan pendidik PAI kelas VII akselerasi di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan sesuai dengan karakteristik SPBM
dan juga
memenuhi desain masalah yang telah dijelaskan pada kajian teori. Langkah-langkah yang diterapkan oleh pendidik melalui kegiatan kelompok, kegiatan perorangan dan kegiatan di kelas. Kegiatan kelompok yang dimaksudkan yaitu pendidik membuat beberapa kelompok kemudian peserta didik dengan kelompoknya masing mencari masalah dengan mewawancarai seseorang di lingkungan sekitar sekolah berkaitan dengan materi pelajaran. Kegiatan perorangan yang dimaksudkan ialah peserta didik secara individu menyampaikan masalah yang masih belum bisa diselesaikan sendiri dari pelajaran PAI atau dari masalah keagamaan Islam dalam keseharian peserta didik, seperti ibadah dan sebagainya. Dan kegiatan di kelas yang dimaksudkan ialah, kegiatan tersebut dilaksanakan di kelas, seperti berdiskusi, menyampaikan masalah yang didapat, menyampaikan argumen dan memecahkan masalah bersama yang dibimbing oleh pendidik.
65
2. Alat Evaluasi Fungsi evaluasi dalam proses belajar mengajar ialah untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan peserta didik setelah kegiatan pembelajaran dilaksanakan, dan juga untuk pendidik mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran.11 Dengan demikian evaluasi setelah dilaksanakannya pembelajaran dapat dikatakan penting peranan dan fungsi evaluasi, oleh karena itu perlunya merancang alat evaluasi pembelajaran yang mendidik, valid, berorientasi
pada
kompetensi,
terbuka,
adil,
berkelanjutan,
menyeluruh. Adapun evaluasi yang dilakukan oleh pendidik PAI kelas VII akselerasi berupa tes lisan dan tes tulisan. Tes lisan biasanya setelah pembahasan materi pembelajaran selesai, yaitu pendidik bertanya dari materi yang telah dipelajari kepada peserta didik. Tes tulisan berupa ulangan harian yang diadakan oleh pendidik.12 Dari sana pendidik dapat mengetahui seberapa besar pemahaman dan perkembangan peserta didik dan juga keberhasilan pendidik dalam mengajar, sehingga pendidik dapat merencanakan untuk kegiatan pembelajaran selanjutnya.
3. Faktor
Pendukung
dan
Penghambat
Implementasi
Strategi
Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan kelas VII Akselerasi. Pada pembahasan ini akan menjelaskan faktor pendukung dan faktor
penghambat
dalam
proses
pembelajaran
PAI
dengan
menggunakan SPBM. Faktor pendukung dan faktor penghambat yang dimaksud disini, ialah sebuah keadaan, proses atau peristiwa yang 11
Ngalim Purwanto, Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung:Rosdakarya, 2012), cet.17. h.5. 12 Hasil wawancara dengan bapak Rendra al Mubarok pendidik Agama Islam kelas VII akselerasi.
66
mendukung atau menghambat sehingga mempengaruhi proses pembelajaran. a. Faktor Pendukung Pelaksanaan SPBM dalam pembelajaran PAI di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan memiliki beberapa faktor pendukung dimana yang peneliti lihat pendidik masih terus mengupayakan agar lebih baik lagi. Apabila dilihat dari hasil yang telah dicapai dengan implementasi SPBM sudah baik dan memenuhi karateristik SPBM. Dalam pengamatan peneliti, melihat beberapa faktor pendukung keberhasilan SPBM dalam pembelajaran PAI di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan kelas VII Akselerasi, diantaranya: 1) Pendidik Pendukung keberhasilan SPBM dilihat dari profesionalitas pendidik dalam mengimplementasikan SPBM ketika proses pembelajaran. Profesionalitas ini terlihat ketika pendidik merancang
sebuah
rencana
pembelajaran,
melaksanakan
skenario yang ikut melibatkan peserta didik untuk aktif berdiskusi, berpikir dan berargumentasi. 2) Sarana dan Prasarana Komponen yang termasuk sarana dan prasarana sekolah meliputi ruang untuk belajar dan media pembelajaran. Ruang kelas yang digunakan peserta didik belajar mendukung untuk proses pembelajaran nyaman dan bersih sehingga peserta didik fokus tidak terganggu dengan hal-hal lain seperti panas dan lainlain. Media pembelajaran yang tersedia dikelas juga sangat mendukung proses pembelajaran, seperti proyektor, komputer, speaker.
Alat
yang
dibutuhkan
pendidik
untuk
proses
pembelajaran dapat terpenuhi dan dibantu oleh pihak sekolah.
67
3) Kejadian Sekitar Kejadian sekitar yang dimaksud ialah sebuah masalah yang terjadi di lingkungan sekitar baik di sekolah maupun di dunia kemudian diangkat menjadi sebuah bahan pembahasan diskusi yang menarik. Adanya kejadian yang dijadikan masalah sangat mendukung SPBM. Sebagaimana yang dikatakan oleh pendidik mata pelajaran ”Salah satu faktor yang mendukung pembelajaran ialah situasi yang terjadi dan lingkunngan sekitar. Karena apabila tidak ada kejadian untuk dijadikan masalah, lalu apa yang akan dibahas dalam pembelajaran ketika mengimplementasikan SPBM”13 b. Faktor Penghambat Sedangkan faktor yang menjadi penghambat SPBM dalam pembelajaran PAI di kelas VII akselerasi, antara lain: 1) Pendidik Pendidik
yang
mempersiapkan
rencana
sebelum
pembelajaran dimulai merupakan tindakan yang sangat tepat. Namun apabila pendidik belum mempersiapkan rencana maka akan menjadi penghambat bahkan memungkinkan SPBM tidak terlaksana. Maka dari itu bagian kurikulum mengingatkan kepada pendidik untuk selalu mempersiapkan rancangan pembelajaran sebelum memasuki ruangan kelas.14 2) Peserta didik Setiap peserta didik memiliki karakteristik tersendiri. Banyak peserta didik yang aktif, namun ada saja peserta didik yang pasif dalam berdiskusi. Peserta didik yang mengemukakan argumen jika hanya ditunjuk oleh pendidik. Sebelum pembelajaran 13
Hasil wawancara dengan bapak Rendra al Mubarok Pendidik Agama Islam kelas VII akselerasi. 14 Hasil wawancara dengan bapak Shaleh Fathoni Bidang Kurikulum SMP Negeri 9 Tangerang Selatan.
68
dimulai, peserta didik diharuskan membaca pelajaran maupun yang bersangkutan dengan materi, akan tetapi kurangnya referensi untuk membaca menjadi penghambat SPBM, karena jika peserta didik kurang dalam membaca, peserta didik tidak memiliki bahan untuk dibahas, kurang memiliki wawasan luas ketika akan mengemukakan argumennya.15 3) Kejadian Sekitar Selain sebagai faktor pendukung, dikarenakan kejadian adalah suatu hal yang sangat penting dalam implementasi SPBM, maka apabila kejadian yang berada di sekitar sekitar kita tidak mendukung atau tidak sesuai maka dapat menjadi faktor penghambat untuk mengimplementasikan SPBM. Seperti yang telah disampaikan oleh pendidik kelas VII akselerasi.
Dari uraian tentang faktor pendukung dan faktor penghambat berdasarkan hasil observasi dan wawancara menunjukkan bahwa setiap proses pembelajaran yang menerapkan berbagai macam strategi memiliki faktor pendukung maupun penghambat, akan tetapi adanya faktor penghambat bukan suatu masalah besar, maka dari itu pendidik sangat berperan penting dalam proses pembelajaran salah satunya dalam mengatasi faktor penghambat pelaksanaan strategi. Peneliti berargumentasi SPBM merupakan strategi yang efektif untuk diterapkan khususnya di kelas VII Akselerasi. Karena peserta didik memiliki kemampuan berpikir yang harus dikembangkan. Dengan implementasi SPBM peserta didik juga mampu memahami materi dan dapat diterapkan di lingkungan sekitar hasil dari permasalahan yang telah didiskusikan bersama di kelas. Dalam kehidupan kita akan bertemu dengan masalah, maka menghadapi masalah lalu memecahkannya ialah usaha terbaik yang 15
Hasil wawancara dengan bapak Rendra al Mubarok Pendidik Agama Islam kelas VII akselerasi.
69
seharusnya dilakukan daripada kita melarikan diri dari masalah atau terbeban tanpa berusaha memecahkannya, karena dengan melarikan diri dari masalah tidak membuat masalah terselesaikan, dan dengan merasa terbebani tanpa berusaha memecahkannya seterusnya diri akan merasa terbebani dapat menghambat aktifitas lain. Dengan demikian SPBM dapat membiasakan peserta didik memecahkan sebuah masalah yang dihadapinya khususnya dalam masalah agama yang dialami keseharian dengan cara berpikir, berdiskusi, mengungkapkan argumen masing-masing dengan teman atau orang-orang disekelilingnya membahas dan memecahkan masalah bersama.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa: 1.
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan, melalui implementasi dengan SPBM peserta didik di kelas VII akselerasi berpikir kritis, kreatif, aktif, responsif terhadap masalah yang terjadi dalam keseharian peserta didik terkait agama Islam. Pendidik dalam melaksanakan SPBM memotivasi peserta didik untuk bertanya, kreatif, aktif, responsif , serta memecahkan sebuah masalah dari keseharian yang dialami peserta didik lainnya atau dari keseharian masyarakat yang terjadi terkait dengan materi pelajaran yang dibahas. Dalam pelaksanaan SPBM melalui metode diskusi dan ceramah peserta didik aktif dalam berpikir kritis, menyampaikan argumen, mau bertanya dan juga memecahkan masalah, meskipun ada beberapa peserta didik yang masih malu untuk berargumentasi, tapi pendidik terus memotivasi perserta didik untuk berani berargumentasi, kemudian peserta didik walaupun dengan rasa malu, ia tetap berargumentasi. Peserta didik tidak hanya menghapal materi yang diterima, sehingga peserta didik mampu memahami dan belajar dari permasalahan dan juga antusias dengan SPBM yang diterapkan.
2.
Beberapa faktor yang menjadi pendukung proses pembelajaran dengan SPBM dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas VII akselerasi di SMP Negeri 3 Negeri Tangerang Selatan adalah, adanya kerja sama yang baik antara pendidik dengan peserta didik ketika proses pembelajaran sehingga suasana kelas menjadi aktif, selain itu terdapat sarana prasarana yang mendukung proses pembelajaran, dan juga
70
71
kejadian sekitar dalam kehidupan sehari-hari menjadi faktor pendukung berjalannya proses pembelajaran. Sedangkan faktor-faktor yang menjadi penghambat adalah, pendidik yang belum mempersiapkan RPP, selain itu peserta didik yang masih belum begitu percaya diri untuk menyampaikan argumen didepan peserta didik dan pendidik dan juga kejadian di sekitar yang kurang mendukung.
B. Saran Penulis
memberikan
beberapa
saran,
mengingat
pentingnya
mengembangkan cara berpikir peserta didik dalam hal pemecahan masalah. Diantaranya: 1. Kepada pendidik, Strategi pembelajaran yang diterapkan di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan lebih dikembangkan dan ditingkatkan, melihat kemampuan peserta didik khususnya dalam berpikir kritis. 2. Pendidik lebih menghidupkan suasana kelas dengan berbagai macam metode pembelajaran bukan hanya dengan metode konvensional, sebagai pembantu dalam melaksanakan Pembelajaran Berbasis Masalah. Karena itu pendidik harus lebih kreatif dalam mengajar. 3. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan daya berpikir, khususnya ketika menemukan permasalahan dalam keagamaan (Islam). Dengan demikian strategi ini direkomendasikan kepada para pendidik mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada kelas akselerasi, regular maupun bilingual.
-DAFTAR PUSTAKA Alim, Muhammad. Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2011. Amir, M.Taufiq. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana, 2009. Arifin, M. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2009. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, 2010. Cahyo, Agus N. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar. Jogjakarta: DIVA Press, 2013. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta). Faturrohman, Pupuh. Strategi belajar mengajar. Bandung: PT. Refika Aditama, 2007 Gunawan, Imam . Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013. Hakim, Lukman. Implementasi Model PBL pada Lembaga Pendidikan Islam Madrasah, Jurnal Pendidikan Agama Islam-Ta’lim. 13, 2015. Hammond, Linda Darling. Buku Pendidik yang baik disetiap kelas terj. Dari A Good Teacher in Every Classroom oleh Ida Kusuma Dewi, (Jakarta: PT Indeks, 2009) Harun, Salman. Tafsir Tarbawi Nilai-nilai Pendidikan dalam al-Qur’an. Tangerang Selatan: UIN Jakarta Press, 2013. Majid, Abdul dan Dian Andayani. Pendidikan Agama Islam berbasi kompetensi. Bandung: Rosda Karya, 2004. Mujib, Abdul. Ilmu Pendidikan Islam Jakarta: Kencana, 2006. Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press, 2012. Nata, Abuddin. Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran Jakarta: Kenca, 2009. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
72
73
Purwanto,
Ngalim. Prinsip dan Bandung:Rosdakarya, 2012.
Teknik
Evaluasi
Pengajaran.
Riyanto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana, 2009. Rozak, Abd dkk, Kompilasi Undang-Undang dan Peraturan Bidang Pendidikan, Jakarta Selatan: FITK Press, 2010. Rusman. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo, 2013 Rusmono. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu Perlu. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2014. Sanjaya, Wina. Pembelajaran dalam Implementasi KBK. Jakarta: Kencana, 2008 --------. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana, 2010. --------. Perencanaan dan desain system pembelajaran. Jakarta: Kencana, 2011. Sardiman, Interaksi dan motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011. Satori, Djam’an dan Aan Komariah. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2013. Siregar, Eveline. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia, 2010. Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2014. Sumiati dan Asra. Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima, 2009 Susanto, Ahmad. Teori belajar Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana, 2013. Thobroni, Muhammad. Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada 2005.
Lampiran 1 INSTRUMEN PENELITIAN
Nama
:
Jabatan
:
Hari/Waktu : Tempat
:
A. Pedoman Wawancara 1. Untuk Bidang Kurikulum Sekolah a. Bagaimana kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran PAI di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan ? b. Apa saja peran dan tugas bidang kurikulum di SMP Negeri
3
Tangerang Selatan? c. Apa yang berbeda atau hal apa yang diistimewakan dari kelas akselerasi yang terdapat di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan? d. Apa saja kegiatan keagamaan yang dilaksanakan di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan?
2. Untuk Guru PAI a.
Bagaimana pencapaian tujuan pembelajaran PAI di SMPN 3 Tangerang Selatan ?
b.
Bagaimanakah cara bapak untuk melengkapi media pembelajaran terkait dengan pelaksanaan strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dalam pembelajaran PAI?
c.
Bagaimana tanggapan bapak dengan SPBM dalam pembelajaran PAI?
d.
Bagaimana tanggapan bapak dengan SPBM dalam pembelajaran PAI?
e.
Metode apa yang digunakan ketika bapak menerapkan SPBM?
f.
Bagaimana kondisi siswa pada saat pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah?
g.
Apakah SPBM dalam pelaksanaan pembelajaran itu baik menurut bapak?
h.
Apa dampak bagi siswa dengan SPBM ?
i.
Bagaimana cara bapak menjadikan SPBM disenangi oleh siswa?
j.
Apakah dalam pembelajarandengan SPBM siswa ikut aktif ?, Jika ada yang tidak aktif, apa alasannya?
k.
Apa yang bapak lakukan apabila ada dari salah seorang siswa yang tidak aktif dalam pembelajaran dengan PBM ini?
l.
Apa saja harapan bapak diterapkannya SPBM dalam pembelajaran PAI?
m. Apa saja faktor pendukung dan penghambat pada saat pelasanaan PBM dalam pembelajaran PAI di SMPN 3 Tangsel ? n.
Bagaimana cara bapak mengatasi hambatan hambatan-hambatan pada saat pelaksaan PBM dalam pembelajaran PAI ?
o.
Bagaimana cara bapak mengetahui siswa yang sudah paham atau siswa yang belum paham dengan materi pelajaran?
3. Untuk Siswa Kelas VII Akselerasi a. Apa pendapatmu mengenai Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah yang pernah Guru mata pelajaran PAI terapkan? b. Apakah kamu menyukai cara belajar dengan strategi tersebut ? c. Apakah dengan belajar melalui SPBM kamu lebih mengerti pelajaran? d. Menurutmu apakah SPMB sebuah strategi yang menyenangkan?
e. Apa yang kamu peroleh ketika pembelajaran selesai dengan SPBM? f. Apa ada keluhan dari SPBM ? g. Saran kamu dalam SPBM ? B. Pedoman Observasi
Lembar Aktifitas Belajar Siswa NO I
ASPEK YANG DIAMATI Pra Pembelajaran 1. Tempat duduk masing-masing siswa 2. Kesiapan menerima pembelajaran
II
Kegiatan Membuka Pelajaran 1. Menjawab pertanyaan guru 2. Mendengarkan penjelasan tentang kompetensi yang hendak dicapai
III
Kegiatan Inti Pembelajaran A. Penjelasan materi pelajaran 1. Memperhatikan penjelasan materi pelajaran 2. Bertanya saat proses penjelasan materi 3. Interaksi antar siswa 4. Interaksi antara siswa-guru, siswamateri pelajaran B. Pendekatan/Strategi Belajar 1. Keterlibatan dalam kegiatan belajar
YA
TIDAK
KOMENTAR
2. Mengemukakan pendapat ketika diberikan kesempatan 3. Mencatat penjelasan yang disampaikan guru 4. Mengikuti proses pembelajaran C. Pemanfaatan Media Pembelajaran/Sumber Belajar 1. Interaksi antara siswa dan media pembelajaran yang digunakan guru 2. Tertarik pada materi yang disajikan dengan media pembelajaran 3. Ketekunan dalam mempelajari sumber belajar yang ditentukan guru D. Penilaian Proses 1. Mengerjakan tugas/latihan yang diberikan guru 2. Menjawab pertanyaan guru dengan benar E. Penggunaan Bahasa 1. Mengemukakan pendapat 2. Mengajukan pertanyaan IV
PENUTUP
Keterlibatan dalam memberi rangkuman/kesimpulan
Lembar Observasi Aktifitas Mengajar NO I
ASPEK YANG DIAMATI Pra Pembelajaran 1. Pengaturan tempat duduk masingmasing siswa 2. Pengkondisian kesiapan pelaksanaan pembelajaran
II
Kegiatan Membuka Pelajaran 1. Mengajukan pertanyaan/apersepsi 2. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang hendak dicapai
III
Kegiatan Inti Pembelajaran A. Penjelasan materi pelajaran 1. Memberikan penjelasan materi pelajaran 2. Mengajukan pertanyaan saat proses penjelasan materi 3. Memfasilitasi adanya interaksi antar siswa 4. Memfasilitasi interaksi antara siswa-guru, siswa-materi pelajaran
YA
TIDAK
KOMENTAR
B. Pendekatan/Strategi Belajar 1. Melaksanakan pembelajaran aktif 2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya 3. Memberikan respon terhadap pertanyaan dan jawaban siswa 4. Memotivasi siswa untuk bertanya C. Pemanfaatan Media Pembelajaran/Sumber Belajar 1. Kemampuan menggunakan media pembelajaran 2. Kesesuaian media dengan materi dan strategi 3. Penggunaan sumber belajar selain buku ajar dan LKS D. Penilaian Proses 1. Memberikan tugas/latihan 2. Melakukan penilaian E. Penggunaan Bahasa 1. Ketepatan penggunaan bahasa yang sesuai dengan perkembangan peserta didik 2. Ketepatan penggunaan bahasa yang sesuai dengan kaidah IV
PENUTUP
Melakukan konfirmasi Memberikan kesimpulan dan tindak lanjut
C. Pedoman Dokumentasi 1. Sejarah SMP Negeri 3 Tangerang Selatan 2. Nama-nama Kepala SMP Negeri 3 Tangerang Selatan dari tahun 1997sekarang 3. Visi, Misi dan Tujuan SMP Negeri 3 Tangerang Selatan 4. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMP Negeri 3 Tangerang Selatan 5. Jenjang Pendidikan dan Status Pendidik 6. Rata-rata beban mengajar pendidik 7. Tenaga Pustakawan dan Laboran 8. Data Jumlah Kelas, Rombel, dan Peserta didik Tahun Pelajaran 2016/2017 9. Kepemilikan Ruang Belajar, Ruang Kantor, Ruang Penunjang, dan Sarana Penunjang 10. RPP dan Hasil belajar siswa kela VII Akselerasi 11. Foto kegiatan dengan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah.
Lampiran 2 HASIL WAWANCARA
Wawancara dengan Bidang Kurikulum SMP Negeri 3 Tangerang Selatan
Nama
: Sholeh Fathoni, S.Pd
Jabatan
: Bidang Kurikulum
Hari/tanggal : Rabu, 26 Oktober 2016 Tempat
: SMP Negeri 3 Tangerang Selatan
Waktu
: 11:16 WIB
1. Bagaimana kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran PAI di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan ? Jawaban: kurikulum yang digunakan atau diterapkan di sekolah yaitu kurikulum 2013, sejak kurikulum 2013 diadakan oleh mentri pendidikan lalu direvisi dan sampai sekarang SMPN 3 ini masih menerapkan kurikulum 2013. 2. Apa saja peran dan tugas bidang kurikulum di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan? Jawaban: Tugas nya sebagai penggerak kurikulum yang diterapkan di sekolah ini, karena sekolah ini menerapkan kurikulum 2013 atau K.13 maka saya mengajak kepada guru-guru yang lain untuk sama-sama menjalankan pembelajaran dengan kurikulum ini, K.13 dari silabus, RPP maupun penilaiannya. Ketika ada ketidaktahuan dari kami sebagai guru maka, saling membantu. 3. Apa yang berbeda atau hal apa yang diistimewakan dari kelas akselerasi yang terdapat di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan?
Jawaban: Semuanya istimewa ya, dari regular, bilingual sampai akselerasi. Hanya saja ada beberapa perbedaan disini, dari kelas akselerasi yaitu waktu nya berbeda dengan keduanya (regular dan bilingual) lebih cepat pembelajarannya. Kelas akselerasi menjalani proses pembelajaran selama 2 tahun, 1 semester dihitung 4 bulan dan pada bulan ke-8 siswa akselerasi kenaikan kelas begitu seterusnya sampai kelas 9. KKM akselerasi yaitu 7,8 berbeda dengan regular yaitu 6,7. Ketika ada salah satu siswa yang kurang dari KKM tersebut maka diadakan remedial, namun bila seperti itu lagi akan di mutasi ke kelas regular sehingga tidak di kelas akselerasi. Tentunya siswa yang berada di kelas akselerasi harus siap, maka dari itu ada persyaratan yang harus dipenuhi calon siswa akselerasi atau pihak sekolah tidak sembarang dalam menerima siswa akselerasi, antara lain dengan melihat latar belakang siswa selagi di SD, melihat dari nilai-nilai raport siswa dari kelas 4-6 SD minimal dengan rata-rata nilai 8, barulah siswa boleh mengikuti tes akademis, tes IQ nya dan tes psikologinya, dan wawancara calon wali murid. 4. Apa saja kegiatan keagamaan yang dilaksanakan di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan? Jawaban: Kegiatan keagamaan, disini ada masjid yang bisa digunakan siswa maupun guru untuk beribadah, seperti sholat dhuha atau tadarus al-Qur’an, perlengkapan ibadah juga tersedia. Pada hari jum’at pagi, siswa khususnya yang beragama Islam mendengarkan ceramah agama, dan pada jum’at siang melaksanakan sholat jum’at bersama dan juga megikuti lomba-lomba seperti qiroat, cerdas cermat agama yang diselenggarakan oleh pihak luar.
Lampiran 3
HASIL WAWANCARA Wawancara dengan Guru PAI SMP Negeri 3 Tangerang Selatan Nama
: Rendra Mubarok, S.Ei
Jabatan
: Guru PAI VII Akselerasi
Hari/tanggal : Selasa, 25 Oktober 2016 Tempat
: SMP Negeri 3 Tangerang Selatan
Waktu
: 15:06 WIB
1. Bagaimana pencapaian tujuan pembelajaran PAI di SMPN 3 Tangerang Selatan ? Jawaban: Biasanya tujuan pembelajaran ini dibahas diawal
terus dilihat
kemampuan anak sejauh mana sebelum pembelajaran, pada saat pembelajaran dan setelah pembelajaran apakah ada perubahan ke tingkat pencapaian tujuan dilihat dari pemahaman anak, jadi ada evaluasi akhir baik lisan maupun tulisan. 2. Bagaimanakah cara bapak untuk melengkapi media pembelajaran terkait dengan pelaksanaan strategi
Pembelajaran
Berbasis
Masalah dalam
pembelajaran PAI? Jawaban: Memperbanyak referensi baik dari buku maupun internet, terus biar kontekstual permasalahan yang ada dikaitkan dengan meteri harus update, kalau ga update susah nyambungnya. Media bisa melalui Power Point, video dan sebagainya. 3. Bagaimana tanggapan bapak dengan SPBM dalam pembelajaran PAI?
Jawaban: Enak mba, tanggapannya bagus baik, bahkan semakin berkembang masalahnya semakin berkembang pola pikir siswa, sehingga siswa bisa berpikir kritis. 4. Metode apa yang digunakan ketika bapak menerapkan SPBM? Jawaban: Kalau di PAI sangat sulit sekali menghinndari ceramah ya, setelah ceramah karena berbasis masalah pasti diskusi ya dominan itu. 5.
Bagaimana kondisi siswa pada saat pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah? Jawaban: 80-20. 80 persen memperhatikan 20 persen tidak memperhatikan. cumankan kita harus memakai teori 20 menit titik konsentrasi anak, nah 20 menit itu yang harus kita manfaatkan tergantung kalau situasinya harus ditengah ya ditengah kalau situasinya harus diawal ya diawal, cuman kalau diawal kebanyakan monoton biasanya si saya prolog, evaluasi setalah evaluasi masuk ke materi baru deh tuh masalah-masalah saya angkat sedikit, setelah diangkat sedikit masalah yang yang diangkat selanjutnya adalah masalah dari anak-anaknya, pertanyaan dari anak-anaknya dibahas bersama, masalah dari materi dulu.
6. Apakah SPBM dalam pelaksanaan pembelajaran itu baik menurut bapak? Jawaban:
menurut
saya
baik
ya,
karena
Membantu
siswa
untuk
mengembangkan pemikirannya, memecahkan masalah itu bukan suatu yang mudah, maka harus dengan ketilitian, dengan strategi ini akan membantu siswa berpikir kritis untuk memecahkan masalah. 7. Apa dampak bagi siswa dengan SPBM ? Jawaban: Biasanya mudah diingat ya, kalau penerapan karena sulit pemantauannya, karena tidak ada tolak ukur penlilaian untuk sampai kesana jadi kadang melihat jawaban anak-anak seperti melihat jawaban diskusi, menurut saya pemahaman anak nyampe sepeti membahasakan seperti bahasa lisan.
8. Bagaimana cara bapak menjadikan SPBM disenangi oleh siswa? Jawaban: Pertama reward, seperti bintang misalnya yang bisa jawab pertanyaan saya dapet bintang satu dan itu efeknya ke nilai yang dapet bintangnya banyak nilainya lebih besar 9. Apakah dalam pembelajarandengan SPBM siswa ikut aktif ?, Jika ada yang tidak aktif, apa alasannya?. Jawaban: Ada yang tidak aktif tapi lebih banyak yang aktif dalam pembelajaran, mungkin alasan siswa tidak aktif karena malu untuk meyampaikan pendapatnya didepan teman-temannya dan saya sebagai guru di dalam kelas. 10. Apa yang bapak lakukan apabila ada dari salah seorang siswa yang tidak aktif dalam pembelajaran dengan SPBM ini? Jawaban: Yang saya lakukan memotivasi siswa untuk berbicara dengan bahasanya sendiri dan dengan pengetahuan yang ia miliki. Dan apabila dalam perkelompokkkan saya akan gabungkan dengan kelompok yang aktif tidak bisa dalam astu kelompok aktif semua ataupun pendiem semua, jadinya mati diskusinya, mereka yang tidak aktif itu biasanya kreatif di nulis, di gambar, di imajinatif, dituangkannya dalam tulisan. 11. Apa saja harapan bapak diterapkannya SPBM dalam pembelajaran PAI? Jawaban: Siswa dapat mengerti, siswa dapat mengamalkanapa yang diajarkan, siswa dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari 12. Apa saja faktor pendukung dan penghambat pada saat pelasanaan PBM dalam pembelajaran PAI di SMPN 3 Tangsel ? Jawaban: Penghambatnya yaitu kurang nya feferensi yang dibaca oleh siswa, jika kurang referensi mereka tidak puya bahan untuk apa yang dibicarakan. Kalau pendukungnua berupa teknologi, situasi yang terjadi, lingkungan sekitar. Salah satu faktor yang mendukung pembelajaran ialah situasi yang terjadi dan lingkunngan sekitar. Karena apabila tidak ada kejadian untuk
dijadikan masalah, lalu apa yang akan dibahas dalam pembelajaran ketika mengimplementasikan SPBM. 13. Bagaimana cara bapak mengatasi hambatan hambatan-hambatan pada saat pelaksaan PBM dalam pembelajaran PAI ? Jawaban: Sebelum pembelajaran sya melakukan kesepakatan dengan anakanak, apabila yang tidak embaca tidak bisa mengikuti pembelajaran oleh saya 14. Bagaimana cara bapak mengetahui siswa yang sudah paham atau siswa yang belum paham dengan materi pelajaran? Apa bapak mempunyai kiat-kiat tersediri? Mengadakan tes lisan dan tulisan mba, tes lisan itu diadakan ketika akan closing, jadi saya bertanya kepada siswa tentang materi yang telah dipelajari dalam satu hari ini dan tes tulisan setelah materi adanya ulangan harian.
Lampiran 4 Hasil Wawancara Siswa
Nama
:Kayra Prajna Setiadi
Jabatan
:Siswa Kelas VII Akselerasi
Hari/tanggal : Selasa, 01 November 2016 Tempat
: SMP Negeri 3 Tangerang Selatan
Waktu
: 11: 25 WIB
1. Apa pendapatmu mengenai Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah yang pernah Guru mata pelajaran PAI terapkan? Jawaban: Suasana belajarnya enak, misalnya ada permasalahan terus teman-teman yang lain itu disuruh jawab pendapat masing-masing terus nanti digabung jadi diskusi jadi beragam jawabannya jadi tau banyak. Senang dari pengajaran bapaknya. Lebih enak soalnya diskusi. 2. Apakah kamu menyukai cara belajar dengan strategi tersebut ? Jawaban: Suka ka, soalnya aku bisa mengetahui pendapat orang lain dari temen-temen aku, terus pendapat dari orang lain itu kita bisa gabung terus pengetahuan kita juga jadi lebih beragam deh. 3. Apakah dengan belajar melalui SPBM kamu lebih mengerti pelajaran ? Jawaban: Iya paham, misalnya ada yang belum jelas nanti bapaknya jelasin lagi, jadi disaat ada yang engga dipahami kita boleh bertanya ke pak Rendra, ka. 4. Menurutmu apakah SPMB sebuah strategi yang menyenangkan? Jawaban: Seneng dong ka, karena dalam belajar dikelas kita jadi lebih berani menyatakan pendapat depan temen-temen dan guru, dan supaya kita juga terbiasa menyatakan pendapat di depan banyak orang. 5. Apa yang kamu peroleh ketika pembelajaran selesai dengan SPBM?
Jawaban: yang aku dapet itu dari kita masing-masing bisa mencari jalan keluar dari masalah yang di ceritakan temen atau masalah aku sendiri sesuai dengan materi pelajaran, ka. 6. Apa ada keluhan dari SPBM ? Jawaban: Karena sering diskusi, jadi soal yang dibuku kadang ga dikerjain. 7. Saran kamu dalam SPBM ? Jawaban: pengennya ada latihan juga, ngerjain soal, selain menemukan masalah atau diskusi.
Lampiran 5 Hasil Wawancara Siswa
Nama
:Lintang Wahyu Charisa Raharjo.
Jabatan
:Siswa Kelas VII Akselerasi
Hari/tanggal : Kamis, 03 November 2016 Tempat
: SMP Negeri 3 Tangerang Selatan
Waktu
: 11:20 WIB
1. Apa pendapatmu mengenai Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah yang pernah Guru mata pelajaran PAI terapkan? Jawaban: Asik, Seru, banyak ilmu yang didapet dari masalah diluar, apalagi masalah agama. 2. Apakah kamu menyukai cara belajar dengan strategi tersebut ? Jawaban: Suka, apalagi bapaknya baik, kayak kasih keluasan waktu kita untuk bertanya, menjawab. Terus sama-sama diskusi. Aku suka bertanya kalau engga jawab. 3. Apakah dengan belajar melalui SPBM kamu lebih mengerti pelajaran ? Jawaban: Paham, paham itukan mengerti ya ka, jadi aku ngerti sama yang dijelaskan bapak, terus ada masalah jadi mancing kita untuk berpikir selesaiin masalah itu harus gimana. 4. Menurutmu apakah SPMB sebuah strategi yang menyenangkan? Jawaban: Menyenangkan pasti, kan aku suka. 5. Apa yang kamu peroleh ketika pembelajaran selesai dengan SPBM? Jawaban: Banyak, misalnya dari masalah temen kita, aku bisa belajar buat tidak seperti itu atau bisa menyelesaikan masalahnya. Jadi bisa menyelesaikan masalah gitu ka. 6. Apa ada keluhan dari SPBM ? Jawaban: Engga ada keluhan nya.
7. Saran kamu dalam SPBM ? Jawaban: Temen-temennya berisik, suka pada berebutan ngomong, terus bapaknya senyum aja. Jadi biar ga berisik pengennnya si ditunjuk aja kalo mau ngomong.
Lampiran 6 Hasil Wawancara Siswa
Nama
: Muhammad Andrean Syaputra
Jabatan
:Siswa Kelas VII Akselerasi
Hari/tanggal : Kamis, 03 November 2016 Tempat
: SMP Negeri 3 Tangerang Selatan
Waktu
: 11:40 WIB
1. Apa pendapatmu mengenai Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah yang pernah Guru mata pelajaran PAI terapkan? Jawaban: Baru ngerasain tapi asik si, santai juga dari bapaknya. Dapet pengalaman, pengetahuan dari temen-temen dari masalah mereka, jadi kalo ada tugas kita menemukan masalah terus di share ke temen-temen sama guru. 2. Apakah kamu menyukai cara belajar dengan strategi tersebut ? Jawaban: Suka ka 3. Apakah dengan belajar melalui SPBM kamu lebih mengerti pelajaran ? Jawaban: Iya mengerti, jadi walaupun dari masalah paham, kan nanti dijelasin juga sama pak rendra. 4. Menurutmu apakah SPMB sebuah strategi yang menyenangkan? Jawaban: Menyenangkan buat saya, tapi keliatannya temen-temen juga seneng. 5. Apa yang kamu peroleh ketika pembelajaran selesai dengan SPBM? Jawaban: Kalau sekarang si saya lagi berusaha buat mengamalkan, jadi yang saya pelajari di kelas saya amalkan. Misalnya dari pelajaran ikhlas, pasti kita ngerasa kadang ga iklas, atau terpaksa, jadi dari masalah itu, saya mengamalkan buat ikhlas. Kayak gitu, ka.
6. Apa ada keluhan dari SPBM ? Jawaban: Keluhannya, kalo dari belajarnya si engga, tapi bapaknya terlalu baik, sama anak-anak yang berisik ga teratur. 7. Saran kamu dalam SPBM ? Jawaban: Sarannya, tegas aja, saya mah gapapa dimarahin ka.
Lampiran 7 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan
:
SMPN 3 TANGERANG SELATAN
Mata Pelajaran
:
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas / Semester
:
VII / GANJIL
Materi Pokok
:
Hidup Jadi Lebih Damai dengan Ikhlas, Sabar dan Pemaaf
Alokasi Waktu Kompetensi Inti
:
2 Pertemuan (3 x 40 menit)
:
(KI-1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya; (KI-2) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya; (KI-3) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual dan procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata; (KI-4) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
A. KOMPETENSI DASAR dan INDIKATOR: NO.
KOMPETENSI DASAR
1
1.1 Menghayati al-Qur’an sebagai implementasi dari pemahaman rukun Islam
2
2.4 menghayati perilaku ikhlas, sabar dan pemaaf sebagai implementasi surah an-Nisa/4; 146, surah al-Baqarah/2:153, dan surah Ali-Imran/3:134, serta hadis terkait. 3.5 Memahami isi kandungan surah an-Nisa/4:146, surah alBaqarah/2:153 dan surah Ali Imran/3:133 serta hadis yang terkait tentang ikhlas, sabar dan pemaaf.
3
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
Siswa menjelaskan pengertian ikhlas, sabar dan pemaaf dengan bahasa sendiri
4
4.5.1 Membaca surah anNisa/4:146, surah alBaqarah/2:153 dan surah Ali Imran/3:133 4.5.2. Menunjukkan hafalan surah an-Nisa/4:146, surah alBaqarah/2:153 dan surah Ali Imran/3:133 dengan lancar
5
Membiasakan diri untuk membaca surah al-Qur’an Melafalkan bersama-sama surah anNisa/4:146, surah al-Baqarah/2:153 dan surah Ali Imran/3:133 serta hadis yang terkait.
B. TUJUAN PEMBELAJARAN Peserta didik mampu: 1. Mengidentifikasi hukum bacaan nun sukun dan tanwin dalam surah anNisa/4:146, surah al-Baqarah/2:153 dan surah Ali Imran/3:133 2. Menjelaskan hukum bacaan nun sukun dan tanwin dalam surah anNisa/4:146, surah al-Baqarah/2:153 dan surah Ali Imran/3:133 3. Mendemonstrasikan bacaaan surah an-Nisa/4:146, surah al-Baqarah/2:153 dan surah Ali Imran/3:133 dengan tartil 4. Mendemonstrasikan hafa;ah surah an-Nisa/4:146, surah al-Baqarah/2:153 dan surah Ali Imran/3:133 dengan lancer 5. Menyebutkan arti surah an-Nisa/4:146, surah al-Baqarah/2:153 dan surah Ali Imran/3:133 serta hadis tentang ikhlas, sabar dan pemaaf. 6.
Menjelaskan makna isi kandungan surah an-Nisa/4:146, surah alBaqarah/2:153 dan surah Ali Imran/3:133serta hadis tentang ikhlas, sabar dan pemaaf
7. Memecahkan masalah dalam kehidupan sehari agar senantiasa ikhlas, sabar dan pemaaf. 8. Menunjukkan contoh perilaku ikhlas, sabar dan pemaaf sebagai implementasi surah an-Nisa/4:146, surah al-Baqarah/2:153 dan surah Ali Imran/3:133 serta hadis yang terkait. 9. Menunjukkan contoh perilaku ikhlas, sabar dan pemaaf sebagai implementasi surah an-Nisa/4:146, surah al-Baqarah/2:153 dan surah Ali Imran/3:133 serta hadis yang terkait.
C. MATERI PEMBELAJARAN : 1. Pengertian Ikhlas, Sabar dan Pemaaf 2. Surah an-Nisa/4:146, surah al-Baqarah/2:153 dan surah Ali Imran/3:133
D. METODE PEMBELAJARAN : 1. Pendekatan Scientific Learning 2. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah 3. Metode demonstrasi, diskusi, ceramah.
E. SUMBER BELAJAR 1. Muhammad Ahsan dkk. 2013. Pendidikan Islam dan Budi Pekerti SMP/MTs kelas VII. Jakarta: ESIS Erlangga. 2. Mustahdi dan Sumiyati. 2013. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 3. Departemen Agama Republik Indonesia, (1984) Al Quran dan Terjemahannya, Jakarta 4. Soepardjo dan Ngadiyanto , Mutiara Akhlak dalam Pendidikan Agama Islam, Solo, PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri 5. Multahim, dkk, Agama Islam Penuntun Akhlak (2006),Jakarta, Yudhistira. 6. Ringkasan Materi PAI SMP Kelas VII MGMP PAI. 7. Multimedia Pembelajaran PAI. F. MEDIA PEMBELAJARAN 1.
Media a. Video Pembelajaran Ikhlas, Sabar dan Pemaaf
2.
Alat a.
Komputer/laptop
b.
LCD Projector
c.
Speaker aktif
d.
Layar screen
G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN Pertemuan Pertama Kegiatan Pendahuluan
Deskripsi Guru membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’a bersama dipimpin oleh seorang peserta didik
Alokasi Waktu 10 menit
Inti
Penutup
dengan penuh khidmat Guru memeriksa kehadiran siswa dengan mengisi lembar kehadiran siswa Guru memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran. Guru memberikan motivasi dan mengajukan pertanyaan secara komunikatif yang berkaitan dengan materi pelajaran. Guru menyampaikan kompetensi inti, kompetensi dasar dan tujuan yang akan dicapai.
Mengamati Mencermati tayangan video. Menyimak dan membaca an-Nisa/4:146, surah alBaqarah/2:153 dan surah Ali Imran/3:133. Mengamati hukum bacaan al-Qur’an (tajwid) dalam surah an-Nisa/4:146, surah al-Baqarah/2:153 dan surah Ali Imran/3:133 Menanya Dengan dimotivasi oleh guru, siswa mengajukan pertanyaan terkait Ikhlas, Sabar dan Pemaaf dan hukum bacaan al-Qur’an Mengajukan pertanyaan mengenai Ikhlas, Sabar dan Pemaaf dan hukum bacaan al-Qur’an Menalar Siswa menalar sebab akibat ikhlas, sabar dan pemaaf Mencoba Siswa mencari dan mengumpulkan peristiwa /kasus yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari terkait Ikhlas, Sabar dan Pemaaf Siswa mencari tahu hukum bacaan dari ayat lain Mengkomunikasi/membentuk Jejaring Siswa mempresentasikan dari peristiwa yang terjadi yang telah dikumpulkan.
Dibawah bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran secara demokratis pada pertemuan pertama. Bersama-sama melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya dan menyampaikan tugas kelompok berupa wawancara. Bersama-sama menutup pelajaran dengan berdoa
45menit
5 menit
Pertemuan Kedua
Kegiatan
Deskripsi
Alokasi Waktu
Pendahuluan
Inti
Penutup
Guru membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’a bersama dipimpin oleh seorang peserta didik dengan penuh khidmat Guru memeriksa kehadiran siswa dengan mengisi lembar kehadiran siswa Guru memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran. Guru memberikan motivasi dan mengajukan pertanyaan secara komunikatif yang berkaitan dengan materi pelajaran yang telah dipelajari. Guru menyampaikan kompetensi inti, kompetensi dasar dan tujuan yang akan dicapai. Mengamati Mengamati dan memahami makna dari surah anNisa/4:146, surah al-Baqarah/2:153 dan surah Ali Imran/3:133 terkait materi Iklas, Sabar dan Pemaaf. Mengamati dari seseorang dalam kehidupan seharihari tentang Ikhlas, Sabar dan Pemaaf. Mengamati dan membahas bersama-sama dari tugas mandiri siswa. Menanya Dengan dimotivasi oleh guru mengajukan pertanyaan tentang surah an-Nisa/4:146, surah al-Baqarah/2:153 dan surah Ali Imran/3:133 dan juga materi Ikhlas, Sabar dan Pemaaf. Mengajukan pertanyaan mengenai masalah Ikhlas, Sabar dan Pemaaf. Menalar Membahas tugas kelompok Siswa berdiskusi materi Ikhlas, Sabar dan Pemaaf. Dibimbing oleh guru Mencoba Siswa mengaplikasikan dalam kehidupan seharihari baik di sekolah kepada teman-teman dan guru-guru ataupun kepada masyarakat luas. Siswa menghapal surah an-Nisa/4:146, surah alBaqarah/2:153 dan surah Ali Imran/3:133 dengan benar hukum bacaan al-Qur’an. Membentuk Jejaring Memaparkan hasil diskusi dari permasalahan dalama surah an-Nisa/4:146, surah alBaqarah/2:153 dan surah Ali Imran/3:133 dan juga materi Ikhlas, Sabar dan Pemaaf dalam kehidupan sehari-hari dan tugas kelompok siswa.
Dibawah bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran secara demokratis. Bersama-sama melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.
10 menit
45menit
5 menit
Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. Bersama-sama menutup pelajaran dengan berdoa
H. PENILAIAN 1. Sikap spiritual a. Teknik Penilaian
: Penilaian diri
b. Bentuk Instrumen
: Lembar penilaian diri
c. Kisi-kisi
:
No.
Aspek penilaian
Scor …………….
1.
Nilai maksimal 100
Nilai
Diskripsi
…………
2. 3. 2. Sikap sosial a. Teknik Penilaian
: Penilaian Antar Teman
b. Bentuk Instrumen
: Lembar Penilaian
c. Kisi-kisi: No. 1.
2.
3.
4.
5.
Sikap/nilai Suka mengajarkan ilmu pengetahuan kepada temannya. Segera memberikan bantuan pemahaman ketika dimintai tolong temannya tentang pelajaran. Tidak pelit ketika temannya meminjam buku pelajaran. Tidak menyombongkan diri karena ilmu yang ia miliki. Tidak membeda-bedakan pergaulan dengan dasar kepandaian.
3. Pengetahuan a. Teknik Penilaian
: Tes Lisan
b. Bentuk Instrumen
: Lembar penilaian tes lisan
c. Kisi-kisi :
Butir Instrumen
No.
Indikator
Butir Instrumen
1. 2. 3.
4. Keterampilan a. Teknik Penilaian
: Performance
b. Bentuk Instrumen
: Praktik
c. Kisi-kisi: No.
Keterampilan
Butir Instrumen Bagaimana cara
1.
Membaca al-Qur’an
membaca al-Qur’an dengan baik dan benar.
Tangerang Selatan, September 2016
Mengetahui; Kepala Sekolah,
Guru PAI dan Budi Pekerti,
Maryono, S.E., M.Pd
Rendra Almubarak, SEI_
Lampiran 8 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan
:SMPN 3 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
:PAI dan Budi Pekerti
Kelas / Semester
: VII (Tujuh) / Ganjil
Materi Pokok
: Selamat Datang Nabi Kekasih Ku
Alokasi Waktu
: 2 Pertemuan (3 x 40 menit)
A. Kompetensi Inti KI 1 KI 2
KI 3
KI4
: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. : Menghargai, dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli(toleransi,gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,teknologi, seni budaya terkait penomena dan kejadian yang tampak mata). : Mencoba,mengolah, dan menyaji, dalam ranah konkret( menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori).
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Kompetensi Dasar 2.1 Meneladani perjuangan Nabi Muhammad SAW periode Mekah 3.12 Memahami sejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW. Periode Mekah 4.7 Menyajikan strategi perjuangan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. periode Mekah Indikator 1. 2. 3.
Menjelaskan kelahiran Nabi Muhammad SAW Mengidentifikasi Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Rosul Menjelaskan dakwah Nabi Muhammad SAW di Mekah
C. Tujuan Pembelajaran: Setelah mengalami proses pembelajaran ini, peserta didik dapat : 1.
Menjelaskan kelahiran Nabi Muhammad SAW
2.
Mengidentifikasi Nabi Muhammad diangkat menjadi Rosul.
3.
Menjelaskan dakwah Nabi Muhammad SAW di Mekah
D. Materi Pembelajaran: a. Kelahiran nabi muhammad SAW b. sejarah nabi muhammmad sejak kecil sampai dengan remaja di Mekkah c. Nabi Muhammad diangkat menjadi rosul d. Dakwah di Mekah E. Metode Pembelajaran: 1.
Pendekatan Scientific Learning
2.
Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
3.
Metode diskusi, ceramah.
F. Media Pembelajaran 1.
2.
Media
Video Pembelajaran sejarah nabi Muhammmad saw
CD Pembelajaran
Alat Komputer/ Laptop LCD Projector
3.
Sumber Belajar
Buku teks Siswa PAI dan Budi Pekerti untuk SMP Kelas VII
Buku Pendidikan Agama Islam penerbit Yudhistira
Buku Pegangan Guru PAI dan Budi Pekerti SMP untuk kelas 7
G. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran Pertemuan Pertama 1. Kegiatan Awal (10 menit) a. Guru membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’a bersama dipimpin oleh seorang peserta didik dengan penuh khidmat b. Guru memulai pembelajaran dengan membaca basmalah atau Al Qur’an surah/ ayat pilihan. c. Guru memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk. d. Guru memberikan motivasi dan mengajukan pertanyaan secara komunikatif yang berkaitan dengan materi pelajaran e. Guru menyampaikan kompetensi inti, kompetensi dasar dan tujuan yang akan dicapai
2. Kegiatan inti ( 45 menit) a.
Mengamati
Guru menayangan film sejarah nabi Muhammad Saw
Siswa mengamati
LCD Tentang Sejarah
Perjuangan
Nabi
Muhammmad sejak kecil sampai dengan remaja dan diangkat jadi rasul di Mekah
Siswa mencatat
hasil
pengamatan terhadap
hal- hal
penting dari tayangan LCD
b.
Menanya
Guru
memberikan
pertanyaan
terkait
film
sejarah
nabi
Muhammad
Melalui motivasi dari guru, siswa mengajukan kepada
teman kelompok dan guru
tentang
pertanyaan
hal- hal yang
belum jelas dari pengamatan terhadap tayangan LCD film sejarah perjuangan Nabi Muhammad Saw . c.
Menalar
Guru meminta siswa membaca
buku teks siswa Pendidikan
Agama islam dan Budi Pekerti Kelas VII semester 1 Bab VI.
Guru memberikan tugasuntuk mengerjakan soal tentang sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW
Guru memberikan tugas untuk mengerjakan soal tentang peristiwa Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Rasul.
Guru memberikan tugas untuk mengerjakan soal tentang Dakwah Nabi Muhammad SAW di Makkah.
d.
Mencoba
e.
Siswa menganalisis kehidupan pada Nabi Muhammad SAW
Mengkomunikasi.
Mempresentasikan hasil analisis sejarah nabi muhammad sejak kecil sampai remaja di kota mekkah.
Siswa lainnya mengamati dan memberi penilaian hasil presentasi Selama pembelajaran berlangsung guru mengadakan
penilaian
proses dengan rubrik observasi dan memberi penguat dari hasil presentasi.
3. Penutup (5 menit)
Dibawah bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran secara demokratis.
Bersama-sama melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya dan menyampaikan tugas mandiri berupa makalah.
Bersama-sama menutup pelajaran dengan berdoa dan guru mengucapkan salam
Pertemuan Kedua
1.
Pendahuluan ( 10
menit )
Guru membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’a bersama dipimpin oleh seorang peserta didik dengan penuh khidmat; Guru memulai pembelajaran dengan membaca al-Qur’an surah/ayat pilihan (nama surat sesuai dengan program pembiasaan yang ditentukan sebelumnya); Guru memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadiran dan memeriksa kehadiran, kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk pesrta didik. Guru memberikan motivasi dan mengajukan pertanyaan secara komunikatif yang berkaitan dengan materi pelajaran. Guru menyampaikan kompetensi inti, kompetensi dasar dan tujuan yang akan dicapai. Guru mengkondisikan peserta didik untuk duduk secara berpasangan (dalam jenis kelamin yang sama).
2.
Kegiatan inti ( 45 menit) a.
Mengamati
Siswa mengamati kembali hasil tugas mandiri secara bersamasama dan berdiskusi bersama.
b.
Menanya
Guru memberikan pertanyaan terkait tugas mandiri siswa.
Dibawah motivasi guru, siswa menanyakan perjuangan Rasul setelah diangkat menjadi rasul dan menerima wahyu dari Allah Swt.
c.
Menalar
d.
Membahas tugas mandiri
Mencoba
Mendiskusikan masalah dari kehidupan pada masa Rasulullah kemudian mengaitkan masalah yang terjadi dalam kehidupan pada saat ini.
e.
Mengkomunikasi
Memaparkan hasil diskusi
dari permasalahan pada masa
kehidupan Rasulullah dan masalah pada masa kehidupan pada saat ini.
3.
Penutup (5 Menit)
Dibawah bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran. Bersama-sama melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru memberikan reward kepada siswa dalam menpresentasikan Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. Bersama-sama menutup pelajaran dengan berdoa.
H. PENILAIAN
1. Sikap spiritual a. Teknik Penilaian
: Penilaian diri
b. Bentuk Instrumen
: Lembar penilaian diri
c. Kisi-kisi
:
No 1
2
Aspek Pengamatan Meyakini bahwa nabi muhammmad adalah manusia pilihan Alllah untuk semua umat Meyakini bahwa nabi muhammmad adalah surituladan dalam perjungannya menegakan agama Islam
Ya skor 1
Tidak skor 0
3
4
5
Meyakini bahwa umat Islam wajib mentaati belau dalam segala hal Meyakini bahwa perbuatan nabi perlu diamalkan dalam kehidupan sehari-hari Meyakini bahwa Allah swt memuliakan orang-orang yang beriman yang bertaqwa kepada Alllah swt
2. Sikap sosial a. Teknik Penilaian : Penilaian Antar Teman b. Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian c. Kisi-kisi: No Aspek Pengamatan 1
2 3 4
5
selalu
sering
jarang
skor 4
skor 3
skor 2
tidak pernah skor 1
Suka mengamalkan prilaku rasululllah dalam memperjuangkan agama Allah. Berakhlakul karimah sebagai bentuk menteladani Rasululllah Tidak pelit ketika temannya meminjam buku pelajaran. Tidak menyombongkan diri karena telah meneladani rasululllah Diamalkan dalam kehidupan sehari-hari
Pedoman penskoran : Skor yang diperoleh ----------------------------- X 100 = --------Skor maksimal
3. Pengetahuan a. Teknik Penilaian :Tes Tulis b. Bentuk Instrumen : Lembar penilaian tes tulisan c. Kisi-kisi No. 1.
Indikator
: Butir Instrumen
Dapat menjelaskan pengertian 1
Jelaskanlah
dengan
singkat
sejarah perjuangan nabi sejak sejarah perjuangan rasul sejak kecil kecil sampai remaja di kota sampai dengan remaja mekkah Dapat 2.
meleladani
rasulullah
dalam yang perlu diteladani dari rasulullah
memperjuangkan
agama dalam
islam Dapat 3.
prilaku 2. Buatlah deskripsi bentuk-bentuk
memperjuangkan
agama
islam menerapkan
prilaku 3. Tuliskanlah prilaku rasul yang
rasul dalam kehidupan sehari- telah hari
kalian
terapkan
dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Keterampilan a. Teknik Penilaian
: Performance
b. Bentuk Instrumen
: Lembar observasi
c. Kisi-kisi: Aspek yang Indikator kemampuan dinilai Dapat Memeperagakan sesuai antara memperagakan naskah dengan peran drama sesuai Memperagakan kurang sesuai dengan naskah antara naskah dengan peran Memperagakan tidak sesuai antara naskah dengan peran
Mengetahui
Nilai 80 - 100 60 -79 10 -59
Tangerang Selatan, Oktober 2016 Guru Mata Pelajaran
Kepala Sekolah
Pendidikan Agama Islam
Maryono, S.E., M.Pd
Rendra Almubarak, SEI_
Paraf Guru
Lampiran 9 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan
:
SMPN 3 TANGERANG SELATAN
Mata Pelajaran
:
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas / Semester
:
VII / GANJIL
Materi Pokok
:
Indahnya Kebersamaan Dengan Berjama’ah
Alokasi Waktu
:
2 Pertemuan (3 x 40 menit)
Kompetensi Inti
:
(KI-1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya; (KI-2) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya; (KI-3) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual dan procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata; (KI-4) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. A. KOMPETENSI DASAR dan INDIKATOR: NO.
KOMPETENSI DASAR
1
1.5 Menunaikan shalat wajib berjamaah sebagai implementasi dari pemahaman rukun Islam
2
3.9 Memahami ketentuan shalat berjamaah
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1. 2.
3
4.9 Mempraktikkan berjamaah
shalat
1. 2.
Menjelaskanpengertian tentang shalat berjamaah Menunjukkan tata cara shalat wajib berjamaah Membiasakanshalat berjamaah dalam kehidupan sehari-hari Mempraktikkan shalat berja maah dalam kehidupan seharihari
B. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Untuk memahami pengertian shalat berjama’ah.
2. Dapat memecahan masalah dalam sholat berjama’ah. 3. Dapat
mempraktikkan
shalat
wajib
berjamaah
dengan
benar/tartil/berurutan. Dari ketiga tujuan pembelajaran tersebut maka peserta didik diharapkan siswa dapat : a. Menunjukkan tata cara shalat wajib berjamaah. b. Mendemontrasikan tata cara shalat wajib berjamaah. c. Melaksanakan shalat wajib berjamaah sebagai implementasi dari pemahaman rukun Islam. d. Menjelaskan pengertian shalat wajib berjamaah dan dasar hukumnya. e. Menjelaskan syarat sah shalat berjamaah. f. Menyebutkan hukum shalat masbuk. g. Menyebutkan halangan shalat berjamaah. h. Menyebutkan keutamaan shalat berjamaah. i. Menunjukkan tata cara shalat berjamaah j. Mempraktikkan shalat berjamaah dalam kehidupan sehari-hari. k. Memecahkan masalah dalam shalat berjama’ah
C. MATERI PEMBELAJARAN : 1. Pengertian shalat berjamaah 2. Dasar hukum dan keutamaan shalat berjamaah 3. Adab shalat berjamaah D. METODE PEMBELAJARAN : 1. Pendekatan Scientific Learning 2. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah 3. Metode demonstrasi, diskusi, ceramah.
E. SUMBER BELAJAR 1. Muhammad Ahsan dkk. 2013. Pendidikan Islam dan Budi Pekerti SMP/MTs kelas VII. Jakarta: ESIS Erlangga. 2. Mustahdi dan Sumiyati. 2013. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 3. Departemen Agama Republik Indonesia, (1984) Al Quran dan Terjemahannya, Jakarta 4. Soepardjo dan Ngadiyanto , Mutiara Akhlak dalam Pendidikan Agama Islam, Solo, PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri 5. Multahim, dkk, Agama Islam Penuntun Akhlak (2006),Jakarta, Yudhistira. 6. Ringkasan Materi PAI SMP Kelas VII MGMP PAI. 7. Multimedia Pembelajaran PAI.
F. MEDIA PEMBELAJARAN 1.
2.
Media a.
Video Pembelajaran shalat berjamaah
b.
CD Pembelajaran
c.
Gambar cara mengatur shof dalam berjamaah.
Alat a.
Komputer/laptop
b.
LCD Projector
c.
Speaker aktif
d.
Layar screen
G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN Pertemuan Pertama Kegiatan Pendahuluan
Inti
Deskripsi Guru membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’a bersama dipimpin oleh seorang peserta didik dengan penuh khidmat Guru memeriksa kehadiran siswa dengan mengisi lembar kehadiran siswa Guru memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran. Guru memberikan motivasi dan mengajukan pertanyaan secara komunikatif yang berkaitan dengan materi pelajaran. Guru menyampaikan kompetensi inti, kompetensi dasar dan tujuan yang akan dicapai. Mengamati Mencermati tayangan video shalat berjamaah. Menyimak dan membaca dalil-dalil tentang shalat berjamaah. Mengamati gambar shof dalam shalat berjamaah Menanya Dengan dimotivasi oleh guru mengajukan pertanyaan tentang video shalat berjamaah dan penjelasan dari guru. Mengajukan pertanyaan mengenai keutamaan shalat berjamaah Menalar Siswa mencari dan mengumpulkan peristiwa /kasus
Alokasi Waktu 10 menit
45menit
shalat berjamaah pada video yang telah ditayangkan Mencoba Mengidentifikasi dan mendemonstrasikan pelaksanaan shalat berjamaah yang ada di video. Mengkomunikasi/membentuk Jejaring Menunjukkan/memaparkan hasil analisis dari video yang telah ditayangkan Penutup
Dibawah bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran secara demokratis pada pertemuan pertama. Bersama-sama melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya dan menyampaikan tugas mandiri berupa makalah. Bersama-sama menutup pelajaran dengan berdoa
5 menit
Pertemuan Kedua
Kegiatan Pendahuluan
Inti
Deskripsi Guru membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’a bersama dipimpin oleh seorang peserta didik dengan penuh khidmat Guru memeriksa kehadiran siswa dengan mengisi lembar kehadiran siswa Guru memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran. Guru memberikan motivasi dan mengajukan pertanyaan secara komunikatif yang berkaitan dengan materi pelajaran yang telah dipelajari. Guru menyampaikan kompetensi inti, kompetensi dasar dan tujuan yang akan dicapai. Mengamati Membaca dan memahami dalil-dalil tentang shalat berjamaah. Mengamati perbedaan dari shalat tidak berjama’ah dengan shalat berjama’ah. Mengamati dan membahas bersama-sama dari tugas mandiri siswa. Menanya Dengan dimotivasi oleh guru mengajukan pertanyaan tentang shalat berjamaah. Mengajukan pertanyaan mengenai masalah yang terkait dalam shalat berjama’ah.
Alokasi Waktu 10 menit
45menit
Menalar Membahas tugas mandiri Siswa mencari dan mengumpulkan masalah/peristiwa shalat berjama’ah. Mencoba Mendiskusikan masalah dari shalat berjama’ah dalam kehidupan sehari-hari. Membentuk Jejaring Memaparkan hasil diskusi dari permasalahan shalat berjama’ah dalam kehidupan sehari-hari dan tugas mandiri siswa.
Penutup
Dibawah bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran secara demokratis. Bersama-sama melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. Bersama-sama menutup pelajaran dengan berdoa
H. PENILAIAN 1. Sikap spiritual a. Teknik Penilaian
: Penilaian diri
b. Bentuk Instrumen
: Lembar penilaian diri
c. Kisi-kisi
:
No.
Aspek penilaian
1.
Scor …………….
Nilai maksimal 100
Nilai …………
2. 3. 4. 5.
2. Sikap sosial a. Teknik Penilaian
: Penilaian Antar Teman
b. Bentuk Instrumen
: Lembar Penilaian
c. Kisi-kisi:
Diskripsi
5 menit
No. 1.
2.
3.
4.
5.
Butir Instrumen
Sikap/nilai Suka mengajarkan ilmu pengetahuan kepada temannya. Segera memberikan bantuan pemahaman ketika dimintai tolong temannya tentang pelajaran. Tidak pelit ketika temannya meminjam buku pelajaran. Tidak menyombongkan diri karena ilmu yang ia miliki. Tidak membeda-bedakan pergaulan dengan dasar kepandaian.
3. Pengetahuan a. Teknik Penilaian
: Tes Lisan
b. Bentuk Instrumen
: Lembar penilaian tes lisan
c. Kisi-kisi : No.
Indikator
Butir Instrumen
1. 2. 3.
4. Keterampilan a. Teknik Penilaian
: Performance
b. Bentuk Instrumen
: Praktik
c. Kisi-kisi: No.
Keterampilan
Butir Instrumen Bagaimana cara mengatur shof yang
1.
Mengatur shof
benar dalam shalat berjamaah
2.
Shalat berjamaah
Praktikkan cara shalat berjamaah dengan benar
Tangerang Selatan, September 2016
Mengetahui; Kepala Sekolah,
Guru PAI dan Budi Pekerti,
Maryono, S.E., M.Pd
Rendra Almubarak, SEI_
Lampiran 10
PROFIL SEKOLAH TAHUN 2016/2017 1. 2. 3. 4.
Nama Sekolah No. Statistik Sekolah NPSN Tipe Sekolah
: : : :
SMP NEGERI 3 KOTA TANGERANG SELATAN 201.280310.002 20603132 A = 27 A1 = 24 A2 = 21 B = 18 B1 = 15 B2 = 12 C = 9 C1 = 6 C2 = 3 5. Alamat Sekolah : Jl. Ir. H. Juanda (samping UIN Jakarta) Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan 6. Telepon / Fax : (021) 7401312 7. Status Sekolah : Negeri 8. Status Pembinaan : SSN 9. Luas Lahan/Tanah : 4.811 m2 10. Status Kepemilikan : Hak Milik 11. Nama Kepala Sekolah : H. Maryono, S.E.M.Pd 12. Pendidikan Terakhir : Strata Dua (S2) Managemen Pendidikan 13. Masa Kerja Sebagai Kasek : 11 tahun 14. Nilai Akreditasi Sekolah : 97,05 15. No Rekening : 0016653616101 Bank Jabar Banten 16. NPWP : 00170.775.1.411.000 17. Visi, Misi dan Strategi SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan a. Visi Sekolah : Terunggul dalam Prestasi, Teladan dalam bersikap dan bertindak, serta Konsisten dalam menjalankan ajaran agama Indikator Visi : 1. Terunggul dalam perolehan nilai akademis 2. Terunggul dalam persaingan masuk SMA / SMK Negeri 3. Terunggul dalam lomba (olimpiade) MIPA 4. Terunggul dalam prestasi non akademis 5. Bersikap baik dan sopan kepada siapapun 6. Selalu taat menjalankan ajaran agama (ibadah) di manapun berada b. Misi Sekolah : 1. Mewujudkan peningkatan kualitas / mutu lulusan 2. Mewujudkan peningkatan jumlah lulusan yang masuk SMA / SMK Negeri 3. Membina sikap percaya diri, semangat gotong royong dan cinta tanah air 4. Meningkatkan prestasi kerja yang diimbangi dengan penghargaan yang layak serta dilandasi dengan semangat ketauladanan dan keikhlasan 5. Meningkatkan status sekolah menjadi sekolah unggulan 18.
Jumlah Peserta Ujian Nasional :
2013/2014 421 siswa
2014/2015 461 siswa
2015/2016 457 siswa
19.
Prosentase Lulusan
: 2013/2014 100 %
2014/2015 100 %
2015/2016 100%
20.
Nilai Rata-rata Ujian Nasional : Mata Pelajaran
2013/2014 2014/2015 2015/2016
1. B.Indonesia
7.71
77.70
77.02
2. B. Inggris
7.20
74.64
64.66
3. Matematika
5.83
52.26
48.90
4. I P A
6.49
70.50
54.66
6.81
275.10
245.24
2
Rata Seluruh MP
21.
Data Jumlah Kelas, Rombel, dan Siswa Tahun Pelajaran 2016/2017 :
1
Kelas VII
Jumlah Rombel 9
2
Kelas VIII
9
169
248
417
3
Kelas IX
9
174
221
395
4
Kelas VII Billingual
1
17
19
36
5
Kelas VIII Billingual
1
17
23
40
6
Kelas IX Billingual
1
18
22
40
7
Kelas VII Aksel
1
9
16
25
8
Kelas VIII Aksel
1
8
17
25
JUMLAH
32
567
737
1304
No.
22.
23.
Data Kelas
Laki-laki 155
Jumlah Siswa Perempuan 171
Jumlah 326
Jenjang Pendidikan dan Status Guru : No
Tingkat Pendidikan
Status Guru GT GTT
Jenis Kelamin Jumlah Laki-laki Perempuan
1
S3 / S2
8
1
2
7
9
2
S1
44
5
17
32
49
3
D-4
-
-
-
-
-
4
D3/Sarmud
2
1
3
-
3
5
D2
-
-
-
-
-
6
D1
-
-
-
-
-
7
SMA
-
-
-
-
-
Total
54
7
22
39
61
Rata-rata Beban Mengajar Guru : (31 kelas x 34 jam) : 61 guru = 1.054 : 61 = 17 jam
Ket.
24.
Data Jumlah Guru dan Statusnya : No
Mata Pelajaran
Jumlah Guru 4
PNS 2
26.
27.
Honor 1
1
Pendidikan Agama
2
Pendidikan Kewarganegaraan
3
3
-
-
-
3
Matematika
7
6
-
-
1
4
Bahasa Indonesia
9
9
-
-
-
5
Bahasa Inggris
7
6
-
-
1
6
Ilmu Pengetahuan Alam
8
8
-
-
-
7
Ilmu Pengetahuan Sosial
8
8
-
-
-
8
Penjaskes
4
4
-
-
-
9
Pendidikan Seni Budaya
3
3
-
-
-
10
Prakarya
3
-
-
-
3
11
Muatan Lokal
3
3
-
-
-
12
BP / BK
3
2
-
-
1
62
54
-
1
7
T o t a l 25.
Status Guru GTT Bantu 1
Jenjang Pendidikan Tenaga Administrasi (TU) dan Statusnya : No
Tingkat Pendidikan
Status Kepegawaian PNS Honor
Jenis Kelamin Laki2 Peremp
1
S1 / S2
3
1
2
2
4
2
D3/Sarmud
-
-
-
-
-
3
D2
-
-
-
-
-
4
D1
-
-
-
-
-
5
SMA
-
2
2
Total
3
3
4
Jumlah
Ket.
2 2
6
Tenaga Perpustakaan (Pustakawan) dan Laboratorium (Laboran) : Status PNS Honor
Jenis Kelamin Laki2 Perem
Tingkat Pendid.
Jumlah
1
S1
2
-
1
S1
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3
-
1
2
-
1
No
Jenis Tenaga
1
Tenaga Perpustakaan
2
-
1
2
Tenaga Lab. IPA
1
-
3
Tenaga Lab. Komp.
-
4
Tenaga Lab. Bahasa
Total Buku Perpustakaan : No
Jenis Buku
J u m l a h Judul Buku Exemplar Buku 42 1.260
1
Buku Paket
2
Buku Bacaan
126
252
3
Buku Referensi
38
84
Keterangan
T o t a l 206 1.596 28.Kepemilikan Ruang Belajar, Ruang Kantor, Ruang Penunjang, dan Sarana Penunjang. No
Jenis Ruangan /Bangunan
Jml
Ukuran PxL
Kondisi Ruangan B CB TB
A
RUANG BELAJAR :
1
Ruang Teori / Kelas
29 2 1 1 1 2 1 1 1
8x7m 6 x 10 m 10 x 7 m 8x7m 10 x 7 m 8x7m 6x7m 12 x 7 m 8x7m
2 3 4 5 6 7 8 9
Ruang Perpustakaan Ruang Lab. Bahasa Ruang Lab. IPA Ruang Lab. Komputer Ruang Kesenian Ruang Keterampilan Ruang Serbaguna/Aula Ruang Multi Media
B
RUANG KANTOR :
1 2 3 4 5
Ruang Kepala Sekolah Ruang Wkl Kepsek Ruang Guru Ruang Tata Usaha Ruang Komite Sekolah
1 1 1 1 1
6x7m 3x7m 10 x 7 m 6x7m 3x7m
C
RUANG PENUNJANG :
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Ruang Gudang Ruang BP / BK Ruang U K S Ruang PMR/Pramuka Ruang OSIS/Paskibra Ruang Ibadah / Masjid Raung WC Kepsek Ruang WC Guru Ruang WC Siswa Ruang Koperasi Ruang Kantin Rumah Penjaga Pos Jaga / Satpam
1 1 1 1 1 1 1 1 21 1 1 1
6x7m 6x7m 8x7m 6x4m 6x4m 10 x 11 2x2m 2x2 2x1m 4x7m 8x7m 3x3m
D
SARANA PENUNJANG :
1
Lapangan Olah Raga : a. Lapangan Futsal
1
12 x 22
b. Lapangan Basket
1
12 x 22
c. Lapangan Volley
1
14 x 7 m
d. Lapangan Badminton
1
12 x 6 m
f. Meja Pingpong
2
4x2m
2
Lapangan Upacara
1
25 x 100
3
Tempat Parkir
1
16 x 8 m
-
`
Ket.
4
Kendaraan Operasional
1
KELENGKAPAN ALAT RUANG : Ruang Lab. Bahasa
2
Ruang Lab. IPA
3
Ruang Lab. Komputer
4
Ruang Kepala Sekolah
5
Ruang Tata Usaha
E
1 Jenis Barang -
Ruang Multi Media
7
Ruang Kesenian
8
Ruang U K S
9
Ruang Guru
-
Alat/Bahan PC Proyektor -
471 1 unt 1 unt -
Aneka Centrino Ben-Q -
1. TV 21 ” 2. AC 3. Kulkas 4. Dispense 1. TV 21 ” 2. DVD 3. Komputer 4. Printer 5. Stencil 6. Kabinet 7. Dispenser
1 1 1 1 1 1 3 4 1 7 1 1 2
Sanken LG Uchida
Ruang Kelas Ruang BP / BK
12
Ruang Serba Guna
Sanken DMC IBM hp Resso Lion Dazz Panasonic Acer
2 2 2 1 2 1 set 1 set 1 set 4 4 2 3 1 2
Toshiba Toshiba Panasonic JVC
1. TV 21 ” 2. Meja guru 3. Kursi 4. Dispenser
1 54 54 1 2 865 1200 4 8 1 1 2 -
Panasonic Sanex Panasonic Pentium 4 Canon -
1. Meja siswa 2. Kursi sw
11
Jml
1. Laptop 2. Infocus 3. AC 2 Pk 4. TV 29” 5. OHP 1. Alat band 2. Gamelan 3. Sound S 1. T. Tidur 2. Kasur 3. Lemari 4. Ktk obat 5. Tensi mtr 6. Timbangan
5. AC
10
Merk/ Type -
8. AC 9. Laptop
6
Mini bus
1. Meja 2. Kursi 3. Komputer 4. Printer 5. Lemari -
Aneka Aneka Aneka -
Kondisi B CB TB -
Ket.
-
-
-
Ciputat, 18 Juli 2016 Kepala Sekolah
-
-
H. Maryono, S.E.M.Pd NIP.19601012 198112 1 003
Lampiran 11 Foto-foto kegiatan
DAFTAR NILAI SIKAP TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Guru: Rendra Al-Mubarok Mapel: PAI
Kelas: VII.Aks
Semester: 1
KKM: 78
0
Kompetensi Dasar:
ADHIMA ALAZMY
K-SB
1-4
NA
Jurnal Guru
percaya diri
santun
gotong royong
tanggungjawab
disiplin
jujur
Jurnal Guru
Percaya Diri
Santun
Gotong Royong
Toleransi
Tanggung jwb
Disiplin
Jujur
toleransi
Rt2
Penilaian Antar Teman Percaya Diri
Santun
Gotong Royong
Toleransi
Tanggung jwb
Jujur
Percaya Diri
Penilaian Diri Sendiri
Santun
Gotong Royong
Toleransi
Jujur
Urt
Disiplin
Nama
Tanggung jwb
Observasi
Disiplin
no
1
Isi pd cell yg warna putih
80 80 90 80 85 90 90 90 90 80 90 90 80 80 90 90 90 90 90 90 80 95 87 87 87 87 88 87 83 95 88 88 SB
Deskripsi
Sangat baik dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun. Baik dalam hal percaya diri.
2
ADRI KEMAL BUDIMAN
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
K
. Baik dalam hal . Mulai meningkat dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri.
3
ADRIEL IBRAHIM SLY
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
K
. Baik dalam hal . Mulai meningkat dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri.
K
. Baik dalam hal . Mulai meningkat dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri.
4
ANDI RIFAN GHAFFAR HERDANY 3 4 4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
5
ATHIRA NISRINA ZAHIRA 3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
K
. Baik dalam hal . Mulai meningkat dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri.
6
BIMO PRAMA ADIYANTO 3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
K
. Baik dalam hal . Mulai meningkat dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri.
K
. Baik dalam hal . Mulai meningkat dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri.
7
CANTIKHA FORTUNA YESAN 3 4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
8
CARRISA MAHARANI
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
K
. Baik dalam hal . Mulai meningkat dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri.
9
ESSAFFAH NAZRA
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
K
. Baik dalam hal . Mulai meningkat dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri.
K
. Baik dalam hal . Mulai meningkat dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri.
10 FAWAZ MAULANA JULIANSAH 3 4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
11 KAYRA PRAJNA SETIADI 3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
K
. Baik dalam hal . Mulai meningkat dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri.
12 KHAIRUNNISA IRIANTO
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
K
. Baik dalam hal . Mulai meningkat dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri.
K
. Baik dalam hal . Mulai meningkat dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri.
3
13 KHALISHAH SALSABILA 3
14 KHANSA TSABITAH
15
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
K
. Baik dalam hal . Mulai meningkat dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri.
0 3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
K
. Baik dalam hal . Mulai meningkat dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri.
K
. Baik dalam hal . Mulai meningkat dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri.
K
. Baik dalam hal . Mulai meningkat dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri.
16 LINTANG WAHYU CHARISA 3 R.4
17 M. FARIZ FADILLAH FURQON 3 4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
18 MARSHANDA WIDYADHARI 3 H.4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
K
. Baik dalam hal . Mulai meningkat dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri.
19 MENTARI SYAHIDA
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
K
. Baik dalam hal . Mulai meningkat dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri.
K
. Baik dalam hal . Mulai meningkat dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri.
3
4
20 MICHAEL OKTAF NORTON3 M.4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
21 MUHAMMAD ANDREAN SYAPUTRA 3 4 4 3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
K
. Baik dalam hal . Mulai meningkat dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri.
22 MUHAMMAD ARKAN HAEKAL 3 4
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
K
. Baik dalam hal . Mulai meningkat dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri.
K
. Baik dalam hal . Mulai meningkat dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri.
4
3
23 MUHAMMAD ERVANTH ISADARELL 3 4 4 3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
14 14
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
K
. Baik dalam hal . Mulai meningkat dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri.
25 NURSALSABILA AMALIA BERLIANA 3 4 4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
K
. Baik dalam hal . Mulai meningkat dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri.
K
. Baik dalam hal . Mulai meningkat dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri.
K
. Baik dalam hal . Mulai meningkat dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri.
24 NAFIISAH NAUFAL DWI KAMAL 3 4
26 RAMADHIAN PRASANTI NABILA 3 4 4
27 SHAMSA MALIKA
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
28 SURYA DAFFA MUHAMMAD 3 4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
K
. Baik dalam hal . Mulai meningkat dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri.
29 SYAIRA ALYA SABILA
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
K
. Baik dalam hal . Mulai meningkat dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri.
30 VITA ASYILIA
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
K
. Baik dalam hal . Mulai meningkat dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri.
DAFTAR NILAI PENGETAHUAN KETRAMPILAN DAN SIKAP TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Mapel: PAI Guru: Rendra Al-Mubarok no Urt
1
2
3
4
5
6
Nama
ADHIMA ALAZMY
ADRI KEMAL BUDIMAN
ADRIEL IBRAHIM SLY
Kelas: VII.Aks PENGETAHUAN 1-4
88
83
82
ANDI RIFAN GHAFFAR HERDANY 87
ATHIRA NISRINA ZAHIRA
BIMO PRAMA ADIYANTO
Semester: 1
87
87
A-D
DESKRIPSI
A
Telah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi Ikhlas, sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat Sholat Junat.
B
Telah menguasai Sangat Baik dalam hal Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat. Baik dalam hal Sholat Junat.
B
. Baik dalam hal Materi Ikhlas, sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat Sholat Junat.
A
Telah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi Ikhlas, sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat Sholat Junat.
A
Telah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi Ikhlas, sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat Sholat Junat.
A
Telah menguasai Sangat Baik dalam hal Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat. Baik dalam hal Materi Ikhlas, sabar dan pemaaf Sholat Junat.
KETRAMPILAN 1-4
92
88
90
92
92
90
A-D
DESKRIPSI
A
Telah menguasai dengan terampil dalam hal Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
A
Telah menguasai dengan terampil dalam hal Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
A
Telah menguasai dengan terampil dalam hal Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
A
Telah menguasai dengan terampil dalam hal Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
A
Telah menguasai dengan terampil dalam hal Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
A
Telah menguasai dengan terampil dalam hal Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
SIKAP 1-4
sosial
89
Sangat baik dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun. Baik dalam hal percaya diri.
88
. Baik dalam hal . Mulai meningkat dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri.
86
. Baik dalam hal . Mulai meningkat dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri.
89
. Baik dalam hal . Mulai meningkat dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri.
84
. Baik dalam hal . Mulai meningkat dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri.
89
. Baik dalam hal . Mulai meningkat dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri.
7
8
9
CANTIKHA FORTUNA YESAN
CARRISA MAHARANI
ESSAFFAH NAZRA
80
85
87
10 FAWAZ MAULANA JULIANSAH 87
11 KAYRA PRAJNA SETIADI
12 KHAIRUNNISA IRIANTO
13 KHALISHAH SALSABILA
14 KHANSA TSABITAH
88
86
87
87
B
Telah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi Ikhlas, sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat. Baik dalam hal Sholat Junat.
B
Telah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi Ikhlas, sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat. Baik dalam hal Sholat Junat.
A
Telah menguasai Sangat Baik dalam hal Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat Sholat Junat.
A
Telah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi Ikhlas, sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat Sholat Junat.
A
Telah menguasai Sangat Baik dalam hal Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat. Baik dalam hal Materi Ikhlas, sabar dan pemaaf Sholat Junat.
A
Telah menguasai Sangat Baik dalam hal Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat. Baik dalam hal Sholat Junat.
A
Telah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi Ikhlas, sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat Sholat Junat.
A
Telah menguasai Sangat Baik dalam hal Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat. Baik dalam hal Materi Ikhlas, sabar dan pemaaf Sholat Junat.
90
92
95
92
94
90
92
90
A
Telah menguasai dengan terampil dalam hal Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
A
Telah menguasai dengan terampil dalam hal Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
A
Telah menguasai dengan terampil dalam hal Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
A
Telah menguasai dengan terampil dalam hal Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
A
Telah menguasai dengan terampil dalam hal Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
A
Telah menguasai dengan terampil dalam hal Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
A
Telah menguasai dengan terampil dalam hal Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
A
Telah menguasai dengan terampil dalam hal Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
83
. Baik dalam hal . Mulai meningkat dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri.
84
. Baik dalam hal . Mulai meningkat dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri.
84
. Baik dalam hal . Mulai meningkat dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri.
84
. Baik dalam hal . Mulai meningkat dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri.
85
. Baik dalam hal . Mulai meningkat dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri.
83
. Baik dalam hal . Mulai meningkat dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri.
81
. Baik dalam hal . Mulai meningkat dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri.
83
. Baik dalam hal . Mulai meningkat dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri.
15
0
0
16 LINTANG WAHYU CHARISA R. 92
17 M. FARIZ FADILLAH FURQON
84
18 MARSHANDA WIDYADHARI H. 85
19 MENTARI SYAHIDA
20 MICHAEL OKTAF NORTON M.
88
.
A
Telah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi Ikhlas, sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat Sholat Junat.
A
Telah menguasai dengan terampil dalam hal Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
B
Telah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi Ikhlas, sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat Sholat Junat.
A
Telah menguasai dengan terampil dalam hal Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
A
Telah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi Ikhlas, sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat Sholat Junat.
A
Telah menguasai dengan terampil dalam hal Membaca Srag Anisya ayat 146, . Mulai berkembang dalam hal:, Pelasaan Solat jumat Desertai dengan khutbah, .
A
Telah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi Ikhlas, sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat Sholat Junat.
A
Telah menguasai dengan terampil dalam hal Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
0
21 MUHAMMAD ANDREAN SYAPUTRA 90
22 MUHAMMAD ARKAN HAEKAL
. Baik dalam hal . Mulai berkembang dalam hal.
86
95
90
90
90
. Baik dalam hal . Mulai berkembang dalam hal.
.
A
Telah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi Ikhlas, sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat Sholat Junat.
A
Telah menguasai dengan terampil dalam hal Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
A
Telah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi Ikhlas, sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat. Baik dalam hal Sholat Junat.
A
Telah menguasai dengan terampil dalam hal Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
92
90
80
. Baik dalam hal . Mulai meningkat dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri.
90
. Baik dalam hal . Mulai meningkat dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri.
89
. Baik dalam hal . Mulai meningkat dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri.
83
. Baik dalam hal . Mulai meningkat dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri.
83
. Baik dalam hal . Mulai meningkat dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri.
80
. Baik dalam hal . Mulai meningkat dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri.
84
. Baik dalam hal . Mulai meningkat dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri.
83
. Baik dalam hal . Mulai meningkat dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri.
23 MUHAMMAD ERVANTH ISADARELL 87
24 NAFIISAH NAUFAL DWI KAMAL 87
25 NURSALSABILA AMALIA BERLIANA 89
26 RAMADHIAN PRASANTI NABILA 89
27 SHAMSA MALIKA
28 SURYA DAFFA MUHAMMAD
29 SYAIRA ALYA SABILA
30 VITA ASYILIA
85
87
85
86
A
Telah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi Ikhlas, sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat Sholat Junat.
A
Telah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi Ikhlas, sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat Sholat Junat.
A
Telah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi Ikhlas, sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat Sholat Junat.
A
Telah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi Ikhlas, sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat Sholat Junat.
B
Telah menguasai Sangat Baik dalam hal Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat. Baik dalam hal Materi Ikhlas, sabar dan pemaaf Sholat Junat.
A
Telah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi Ikhlas, sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat Sholat Junat.
A
Telah menguasai Sangat Baik dalam hal Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat Sholat Junat.
A
Telah menguasai Sangat Baik dalam hal Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat Sholat Junat. Baik dalam hal Materi Ikhlas, sabar dan pemaaf.
90
95
92
90
90
92
91
94
A
Telah menguasai dengan terampil dalam hal Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat jumat Desertai dengan khutbah, .
A
Telah menguasai dengan terampil dalam hal Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
A
Telah menguasai dengan terampil dalam hal Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
A
Telah menguasai dengan terampil dalam hal Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
A
Telah menguasai dengan terampil dalam hal Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
A
Telah menguasai dengan terampil dalam hal Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
A
Telah menguasai dengan terampil dalam hal Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
A
Telah menguasai dengan terampil dalam hal Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
83
. Baik dalam hal . Mulai meningkat dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri.
83
. Baik dalam hal . Mulai meningkat dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri.
84
. Baik dalam hal . Mulai meningkat dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri.
83
. Baik dalam hal . Mulai meningkat dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri.
83
. Baik dalam hal . Mulai meningkat dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri.
84
. Baik dalam hal . Mulai meningkat dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri.
83
. Baik dalam hal . Mulai meningkat dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri.
85
. Baik dalam hal . Mulai meningkat dalam hal jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri.
KKM: 78 SIKAP
spiritual
Selalu Iman Kepada Allah , Takwa Kepada Allah.
Selalu Iman Kepada Allah , Takwa Kepada Allah.
Selalu Iman Kepada Allah , Takwa Kepada Allah.
Selalu Iman Kepada Allah , Takwa Kepada Allah.
Selalu Iman Kepada Allah , Takwa Kepada Allah.
Selalu Iman Kepada Allah , Takwa Kepada Allah.
Selalu Iman Kepada Allah , Takwa Kepada Allah.
Selalu Iman Kepada Allah , Takwa Kepada Allah.
Selalu Iman Kepada Allah , Takwa Kepada Allah.
Selalu Iman Kepada Allah , Takwa Kepada Allah.
Selalu Iman Kepada Allah , Takwa Kepada Allah.
Selalu Iman Kepada Allah , Takwa Kepada Allah.
Selalu Iman Kepada Allah , Takwa Kepada Allah.
Selalu Iman Kepada Allah , Takwa Kepada Allah.
Selalu Iman Kepada Allah , Takwa Kepada Allah.
Selalu Iman Kepada Allah , Takwa Kepada Allah.
Selalu Iman Kepada Allah , Takwa Kepada Allah.
Selalu Iman Kepada Allah , Takwa Kepada Allah.
Selalu Iman Kepada Allah , Takwa Kepada Allah.
Selalu, Takwa Kepada Allah.
Selalu Iman Kepada Allah , Takwa Kepada Allah.
Selalu Iman Kepada Allah , Takwa Kepada Allah.
Selalu Iman Kepada Allah , Takwa Kepada Allah.
Selalu Iman Kepada Allah , Takwa Kepada Allah.
Selalu Iman Kepada Allah , Takwa Kepada Allah.
Selalu Iman Kepada Allah , Takwa Kepada Allah.
Selalu Iman Kepada Allah , Takwa Kepada Allah.
Selalu Iman Kepada Allah , Takwa Kepada Allah.
Selalu Iman Kepada Allah , Takwa Kepada Allah.
Selalu Iman Kepada Allah , Takwa Kepada Allah.
DAFTAR NILAI KETERAMPILAN
Isi pd cell yg warna putih
TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Guru: Rendra Al-Mubarok Mapel: PAI no Urt
Nama
Kelas: VII.Aks Praktik 1 2 3 4 5
Semester: 1 6
7 Rt.2 1
2
3
Projek 4 5
6
7 Rt.2 1
2
KKM: 78 Portofolio 3 4 5 6
Kompetensi Dasar 7 Trtg 1
2
3
4
5
6
7
NA
Konversi 1-4
A-D
Deskripsi
1 ADHIMA ALAZMY
90 92 90
92 90 92 92 90
92
90 92 91 90
92
92
A
Telah menguasai dengan terampil dalam hal Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
2 ADRI KEMAL BUDIMAN
84 88 81
88 85 88 88 81
88
85 88 85 81
88
88
A
Telah menguasai dengan terampil dalam hal Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
3 ADRIEL IBRAHIM SLY
86 82 90
90 80 82 82 90
90
83 82 86 90
90
90
A
Telah menguasai dengan terampil dalam hal Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
4 ANDI RIFAN GHAFFAR HERDANY 90 92 90
92 88 92 92 90
92
89 92 91 90
92
92
A
Telah menguasai dengan terampil dalam hal Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
5 ATHIRA NISRINA ZAHIRA 90 92 86
92 88 92 92 86
92
89 92 89 86
92
92
A
Telah menguasai dengan terampil dalam hal Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
6 BIMO PRAMA ADIYANTO 85 90 90
90 85 90 90 90
90
85 90 90 90
90
90
A
Telah menguasai dengan terampil dalam hal Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
7 CANTIKHA FORTUNA YESAN 90 90 86
90 85 90 90 86
90
88 90 88 86
90
90
A
Telah menguasai dengan terampil dalam hal Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
87 92 86
92 85 92 92 86
92
86 92 89 86
92
92
A
Telah menguasai dengan terampil dalam hal Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
8 CARRISA MAHARANI
80 95 90
95 90 92 95 90
95
85 94 93 90
95
95
A
Telah menguasai dengan terampil dalam hal Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
10 FAWAZ MAULANA JULIANSAH 90 92 86
92 90 92 92 86
92
90 92 89 86
92
92
A
Telah menguasai dengan terampil dalam hal Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
11 KAYRA PRAJNA SETIADI 90 94 90
94 82 94 94 90
94
86 94 92 90
94
94
A
Telah menguasai dengan terampil dalam hal Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
88 90 90
90 84 90 90 90
90
86 90 90 90
90
90
A
Telah menguasai dengan terampil dalam hal Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
13 KHALISHAH SALSABILA 90 92 90
92 90 82 92 90
92
90 87 91 90
92
92
A
Telah menguasai dengan terampil dalam hal Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
90 90 86
90 85 90 90 86
90
88 90 88 86
90
90
A
Telah menguasai dengan terampil dalam hal Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
9 ESSAFFAH NAZRA
12 KHAIRUNNISA IRIANTO
14 KHANSA TSABITAH
15
0
.
16 LINTANG WAHYU CHARISA 90 R.95 90
95 90 95 95 90
95
90 95 93 90
95
95
A
Telah menguasai dengan terampil dalam hal Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
17 M. FARIZ FADILLAH FURQON 86 90 90
90 90 90 90 90
90
88 90 90 90
90
90
A
Telah menguasai dengan terampil dalam hal Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
A
Telah menguasai dengan terampil dalam hal Membaca Srag Anisya ayat 146, . Mulai berkembang dalam hal:, Pelasaan Solat jumat Desertai dengan khutbah, .
18 MARSHANDA WIDYADHARI 89 H. 0
90
90 90 88
0
90
90
90 44 45 90
90
90
19 MENTARI SYAHIDA
89 90 90
90 90 90 90 90
90
90 90 90 90
90
90
A
20 MICHAEL OKTAF NORTON M.
Telah menguasai dengan terampil dalam hal Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
.
21 MUHAMMAD ANDREAN SYAPUTRA 90 92 90
92 90 92 92 90
92
90 92 91 90
92
92
A
Telah menguasai dengan terampil dalam hal Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
22 MUHAMMAD ARKAN HAEKAL 87 90 90
90 78 75 90 90
90
83 83 90 90
90
90
A
Telah menguasai dengan terampil dalam hal Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
23 MUHAMMAD ERVANTH ISADARELL 90 90 0
90 80 82 90
0
90
85 86 45
0
90
90
A
Telah menguasai dengan terampil dalam hal Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat jumat Desertai dengan khutbah, .
24 NAFIISAH NAUFAL DWI KAMAL 80 95 90
95 88 92 95 90
95
84 94 93 90
95
95
A
Telah menguasai dengan terampil dalam hal Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
25 NURSALSABILA AMALIA BERLIANA 90 92 90
92 88 92 92 90
92
89 92 91 90
92
92
A
Telah menguasai dengan terampil dalam hal Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
26 RAMADHIAN PRASANTI NABILA 90 90 90
90 85 90 90 90
90
88 90 90 90
90
90
A
Telah menguasai dengan terampil dalam hal Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
90 88 90
90 85 90 88 90
90
88 89 89 90
90
90
A
Telah menguasai dengan terampil dalam hal Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
28 SURYA DAFFA MUHAMMAD 88 92 90
92 85 92 92 90
92
87 92 91 90
92
92
A
Telah menguasai dengan terampil dalam hal Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
27 SHAMSA MALIKA
29 SYAIRA ALYA SABILA
80 90 89
90 90 92 90 89
92
85 91 90 89
91
91
A
Telah menguasai dengan terampil dalam hal Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
30 VITA ASYILIA
89 94 90
94 90 92 94 90
94
90 93 92 90
94
94
A
Telah menguasai dengan terampil dalam hal Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
DAFTAR NILAI PENGETAHUAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Guru: Rendra Al-Mubarok Mapel: PAI
Kelas: VII.Aks TUGAS per KD
Semester: 1
KKM: 78
TES per KD
UTS UAS
1 ADHIMA ALAZMY
82 95 90
89
90 92 90
91
87
93
90
90
83
88
88
A
Telah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi Ikhlas, sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat Sholat Junat.
2 ADRI KEMAL BUDIMAN
87 90 85
87
85 88 85
86
86
89
85
87
75
83
83
B
Telah menguasai Sangat Baik dalam hal Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat. Baik dalam hal Sholat Junat.
3 ADRIEL IBRAHIM SLY
86 80 80
82
80 82 80
81
82
81
80
81
83
82
82
B
. Baik dalam hal Materi Ikhlas, sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat Sholat Junat.
4 ANDI RIFAN GHAFFAR HERDANY 93 90 88
90
88 92 88
89
90
91
88
90
83
87
87
A
Telah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi Ikhlas, sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat Sholat Junat.
5 ATHIRA NISRINA ZAHIRA 85 90 88
88
88 92 88
89
87
91
88
89
85
87
87
A
Telah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi Ikhlas, sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat Sholat Junat.
6 BIMO PRAMA ADIYANTO
84 90 85
86
85 90 85
87
85
90
85
87
88
87
87
A
Telah menguasai Sangat Baik dalam hal Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat. Baik dalam hal Materi Ikhlas, sabar dan pemaaf Sholat Junat.
7 CANTIKHA FORTUNA YESAN 88 95 85
89
85 90 85
87
86
92
85
88
65
80
80
B
Telah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi Ikhlas, sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat. Baik dalam hal Sholat Junat.
8 CARRISA MAHARANI
89
85 92 85
87
86
93
85
88
78
85
85
B
Telah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi Ikhlas, sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat. Baik dalam hal Sholat Junat.
1
2
3
88 94 85
4
5
6
7
1
2
3
4
5
Rt.2
NP
Konversi 1-4 A-D
Nama
Rt.2
Nilai PENGETAHUAN per KD
NA
no Urt
Hanya Isi nilai pd cell yg berwarna putih
6
7
1
2
3
4
5
6
7
50
25
0
Desskripsi
79 95 90
88
90 92 90
91
86
93
90
90
83
87
87
A
Telah menguasai Sangat Baik dalam hal Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat Sholat Junat.
10 FAWAZ MAULANA JULIANSAH 84 80 90
85
90 92 90
91
88
87
90
88
83
87
87
A
Telah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi Ikhlas, sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat Sholat Junat.
11 KAYRA PRAJNA SETIADI
88 90 82
87
82 94 82
86
84
92
82
86
90
88
88
A
Telah menguasai Sangat Baik dalam hal Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat. Baik dalam hal Materi Ikhlas, sabar dan pemaaf Sholat Junat.
12 KHAIRUNNISA IRIANTO
88 92 84
88
84 90 84
86
86
91
84
87
85
86
86
A
Telah menguasai Sangat Baik dalam hal Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat. Baik dalam hal Sholat Junat.
13 KHALISHAH SALSABILA
88 95 90
91
90 82 90
87
89
87
90
89
83
87
87
A
Telah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi Ikhlas, sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat Sholat Junat.
14 KHANSA TSABITAH
85 92 85
87
85 90 85
87
85
91
85
87
88
87
87
A
Telah menguasai Sangat Baik dalam hal Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat. Baik dalam hal Materi Ikhlas, sabar dan pemaaf Sholat Junat.
0
0
0
0
0
0
9 ESSAFFAH NAZRA
15
0
. Baik dalam hal . Mulai berkembang dalam hal.
16 LINTANG WAHYU CHARISA88 R. 92 90
90
90 95 90
92
89
94
90
91
95
92
92
A
Telah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi Ikhlas, sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat Sholat Junat.
17 M. FARIZ FADILLAH FURQON 88 85 90
88
90 90 90
90
89
88
90
89
73
84
84
B
Telah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi Ikhlas, sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat Sholat Junat.
18 MARSHANDA WIDYADHARI85 H. 90 90
88
90 88 90
89
88
89
90
89
78
85
85
A
Telah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi Ikhlas, sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat Sholat Junat.
19 MENTARI SYAHIDA
84 88 90
87
90 90 90
90
20 MICHAEL OKTAF NORTON M.
88
89
90
89
0
0
0
0
85
88
88
0
0
A
Telah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi Ikhlas, sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat Sholat Junat.
. Baik dalam hal . Mulai berkembang dalam hal.
21 MUHAMMAD ANDREAN SYAPUTRA 90 95 90 92 90
91
90 92 90
91
90
93
90
91
88
90
90
A
Telah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi Ikhlas, sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat Sholat Junat.
22 MUHAMMAD ARKAN HAEKAL 90 90 85 90 90
89
85 90 85
87
87
90
85
87
83
86
86
A
Telah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi Ikhlas, sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat. Baik dalam hal Sholat Junat.
23 MUHAMMAD ERVANTH ISADARELL 88 92 90 90
0
72
92 90 90
91
90
91
90
90
80
87
87
A
Telah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi Ikhlas, sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat Sholat Junat.
24 NAFIISAH NAUFAL DWI KAMAL 88 92 90 95 90
91
90 90 90
90
89
91
90
90
80
87
87
A
Telah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi Ikhlas, sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat Sholat Junat.
25 NURSALSABILA AMALIA BERLIANA 92 90 88 92 90
90
88 92 88
89
90
91
88
90
88
89
89
A
Telah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi Ikhlas, sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat Sholat Junat.
26 RAMADHIAN PRASANTI NABILA 80 90 90 90 90
88
90 90 90
90
86
90
90
89
90
89
89
A
Telah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi Ikhlas, sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat Sholat Junat.
92 90 80 88 90
88
80 88 80
83
85
89
80
85
85
85
85
B
Telah menguasai Sangat Baik dalam hal Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat. Baik dalam hal Materi Ikhlas, sabar dan pemaaf Sholat Junat.
28 SURYA DAFFA MUHAMMAD88 90 88 92 90
90
88 92 88
89
88
91
88
89
83
87
87
A
Telah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi Ikhlas, sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat Sholat Junat.
27 SHAMSA MALIKA
29 SYAIRA ALYA SABILA
82 90 88 90 89
88
88 90 88
89
86
90
88
88
80
85
85
A
Telah menguasai Sangat Baik dalam hal Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat Sholat Junat.
30 VITA ASYILIA
79 90 88 94 90
88
88 94 88
90
84
92
88
88
80
86
86
A
Telah menguasai Sangat Baik dalam hal Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat Sholat Junat. Baik dalam hal Materi Ikhlas, sabar dan pemaaf.
Nama
UTS
UAS
ADHIMA ALAZMY82 96 ADRI KEMAL BUDIMAN 87 89 ADRIEL IBRAHIM SLY 86 81 ANDI RIFAN GHAFFAR 93 HERDANY 78 ATHIRA NISRINA ZAHIRA 85 86 BIMO PRAMA ADIYANTO 84 78 CANTIKHA FORTUNA 88 YESAN 82 CARRISA MAHARANI 88 86 ESSAFFAH NAZRA79 70 FAWAZ MAULANA 84 JULIANSAH 94 KAYRA PRAJNA SETIADI 88 90 KHAIRUNNISA IRIANTO 88 89 KHALISHAH SALSABILA 88 83 KHANSA TSABITAH85 82 KHARISMA PUTRI 80 KURNIAWAN 68 LINTANG WAHYU CHARISA 88 R. 71 M. FARIZ FADILLAH 88FURQON 65 MARSHANDA WIDYADHARI 85 H. 83 MENTARI SYAHIDA84 91 MICHAEL OKTAF NORTON M. 100 MUHAMMAD ANDREAN 90 SYAPUTRA 85 MUHAMMAD ARKAN 90HAEKAL 90 MUHAMMAD ERVANTH 88 ISADARELL 90 NAFIISAH NAUFAL88 DWI KAMAL 80 NURSALSABILA AMALIA 92 BERLIANA 80 RAMADHIAN PRASANTI 76 NABILA77 SHAMSA MALIKA 92 77 SURYA DAFFA MUHAMMAD 88 82 SYAIRA ALYA SABILA 82 69 VITA ASYILIA 79 85
BIODATA PENULIS
Ranti Tri Kandita, Penulis lahir di Jakarta pada tanggal 12 Oktober 1994. Anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Kasan dan Anisah yang tinggal di Jl. Bougenvile 3 blok c4 no.16, Perumahan Harapan Kita, Tangerang. Penulis menyelesaikan pendidikan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada tahun 2016, kemudian melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah (MTs) lulus pada tahun 2009, kemudian melanjutkan ke Madrasah Aliyah lulus pada tahun 2012. Setelah lulus dari Madrasah Aliyah penulis melanjutkan ke jenjang selanjutnya di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, masuk pada tahun 2012.