ISSN 2086-4256 DJM 13(3) 161-236 October 2014
DAMIANUS Journal of Medicine VOLUME 13, NOMOR 3, 2014
PUBLISHED SINCE 2002
October 2014
ARTIKEL PENELITIAN 161-172
173-182 183-190 191-198 199-207
PENGARUH BLOK KEDOKTERAN ADIKSI TERHADAP PERSEPSI TENTANG ADIKSI ZAT PSIKOAKTIF PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA Michael Jaya, Yeremias Jena, Astri Parawita Ayu, Satya Joewana PERSEPSI TERHADAP ADIKSI ZAT PSIKOAKTIF PADA MAHASISWA PESERTA PROGRAM STUDI MAGISTER PSIKOLOGI DAN DOKTER UMUM PESERTA PROGRAM INTERNSHIP Mahaputra, Astri Parawita Ayu PENGARUH PEMBERIAN DOSIS MINIMAL KAFEIN TERHADAP PENINGKATAN ATENSI MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA Julia Rahadian, Laurensia Scovani GIGI KARIES DAN KELAINAN JARINGAN PERIODONTAL PADA PENGGUNA HEROIN YANG MENJALANI TERAPI RUMATAN METADON Isadora Gracia, Rensa, Minawati, Teguh Sarry Hartono, Surilena
GAMBARAN MASALAH EMOSI DAN PERILAKU PADA PELAJAR SMA REGINA PACIS JAKARTA DENGAN ADIKSI INTERNET Adrian, Ana Lucia Ekowati, Eva Suryani
208-217
WHY ADOLESCENT SMOKE? A CASE STUDY OF NORTH JAKARTA, INDONESIA Regina Satya Wiraharja, Charles Surjadi
TINJAUAN PUSTAKA 218-223
EFEKTIVITAS BERBAGAI PRODUK NICOTINE REPLACEMENT THERAPY SEBAGAI TERAPI UNTUK BERHENTI MEROKOK Bernardus Mario Vito, Irene
LAPORAN KASUS 224-232 KETERGANTUNGAN ALPRAZOLAM PADA LANJUT USIA DENGAN INSOMNIA DAN DEPRESI Surilena
ARTIKEL KHUSUS 233-236
MENGENAL KEDOKTERAN ADIKSI DI NIJMEGEN INSTITUTE FOR SCIENTIST PRACTIONERS IN ADDICTION Eva Suryani, Isadora Gracia
Damianus Journal of Medicine; Vol.13 No.3 Oktober 2014: hlm. 191-198
ARTIKEL PENELITIAN
GIGI KARIES DAN KELAINAN JARINGAN PERIODONTAL PADA PENGGUNA HEROIN YANG MENJALANI TERAPI RUMATAN METADON DENTAL CARIES AND PERIODONTAL DISEASE IN HEROIN ADDICTS WHO RECEIVES METHADONE MAINTENANCE TREATMENT Isadora Gracia1, Rensa2, Minawati3, Teguh Sarry Hartono4, Surilena5
Departemen Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut, Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jl. Pluit Raya 2, Jakarta 14440
1
Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jl. Pluit Raya 2, Jakarta 14440
2
Departemen Biokimia, Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jl. Pluit Raya 2, Jakarta 14440
3
Pusat Informasi Kesehatan KIOSK Atma Jaya, Jl. Pluit Raya 2, Jakarta 14440
4
Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa, Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jl. Pluit Raya 2, Jakarta 14440
5
Korespondensi: Isadora Gracia, Departemen Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut, Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya. E-mail:
[email protected]
ABSTRACT Introduction: Numbers of heroin abuser in Indonesia was still high but reports on oral condition among this group were still limited. Objectives: The goal of this cross-sectional study was to gain data on oral hygiene and prevalence of oral disease among heroin abuser, especially those who were in the methadone maintenance program. Method: Several types of data were collected during this study. General data was gathered through anamneses (age, gender, history of heroin and other addictive substance use, length of period of using methadone, methadone dosage and adherence level), data of physical condition which gained through examination by doctor, oral condition which gained through oral examination by dentist (oral hygiene, dental and periodontal status). Results: Among subjects who willing to participate in this study (n=48), dental caries was found in 47 subjects (97.91%), and all subject had periodontal disease. Mean value of DMF-T among those who received ≤120 mg methadone was lower compared with those with >120 mg, although this difference was not significant. Conclusion: This study confirmed other previously studies about poor oral condition among heroin abuser who received methadone maintenance treatment. This unhealthy oral condition was worsening by consumption of other addictive drug or substance. Key Words: dental caries, heroin, methadone, periodontal disease
ABSTRAK Latar belakang: Jumlah pengguna heroin di Indonesia masih cukup tinggi, namun laporan tentang kondisi rongga mulut pada kelompok ini masih terbatas. Tujuan: Penelitian potong lintang ini bertujuan untuk mendata kondisi kebersihan rongga mulut serta prevalensi kelainan rongga mulut pada kelompok pengguna heroin, terutama yang menjalani terapi rumatan metadon. Metode: Beberapa macam data dikumpulkan selama penelitian ini. Data umum dikumpulkan melalui anamnesis (usia, jenis kelamin, penggunaan heroin dan zat adiktif lainnya, lama pemakaian metadon, dosisnya, serta tingkat kepatuhan), data kondisi fisik melalui pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh dokter, data kondisi Vol. 13, No. 3, Oktober 2014
191
DAMIANUS Journal of Medicine
rongga mulut dilakukan oleh dokter gigi (kebersihan rongga mulut, kondisi gigi, dan jaringan periodontal). Hasil: Pada kelompok subjek yang bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini (n=48) ditemukan gigi karies pada 47 subjek (97,91%) dan kelainan jaringan periodontal pada 48 subjek (100,0%). Rerata jumlah DMF-T pada kelompok metadon ≤120 mg lebih rendah dibandingkan kelompok metadon >120 mg, walaupun perbedaan ini tidak signifikan. Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas kesehatan rongga mulut di kalangan penyalah guna heroin yang menjalani terapi rumatan metadon sangat buruk. Kondisi rongga mulut yang tidak sehat ini ini diperparah oleh pemakaian obat atau zat yang bersifat adiktif lainnya. Kata Kunci: heroin, karies gigi, kelainan jaringan periodontal, metadon
PENDAHULUAN
dalam beberapa tahun terakhir ini, menunjuk-
Badan Narkotika Nasional (BNN) Republik Indonesia melaporkan heroin merupakan jenis narkoba kelima terbanyak setelah shabu (meth), ganja, miras, dan ekstasi.1 Banyak masalah medis yang timbul akibat penyalahgunaan heroin, salah satunya adalah infeksi HIV akibat penggunaan jarum suntik tidak steril. Terapi rumatan metadon merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk pengendalian penyebaran HIV akibat pemakaian jarum suntik bersama. Metadon adalah long acting agonis opioid sintetik yang bekerja pada reseptor yang sama dengan heroin, yaitu µ-receptor. Umumnya metadon tersedia untuk pemakaian peroral dalam bentuk
kan adanya peningkatan perhatian terhadap kesehatan rongga mulut pada kelompok ini di banyak negara. Jenis maupun tingkat keparahan kelainan rongga mulut yang dilaporkan bervariasi bergantung dari jumlah subjek, desain penelitian, dan jenis zat adiktif yang diteliti. Di Indonesia, penelitian tentang kondisi rongga mulut pada kelompok individu dengan masalah adiksi, terutama heroin dan metadon, masih terbatas. Tujuan penelitian yang kami lakukan adalah untuk mendapatkan prevalensi kelainan rongga mulut, khususnya kelainan gigi dan jaringan periodontal, pada kelompok pengguna heroin yang menjalani rumatan metadon.
preparat sirup yang mengandung sukrosa dalam konsentrasi tinggi. Bentuk sediaan sirup dengan konsentrasi sukrosa yang tinggi dapat meme-
METODE
ngaruhi kesehatan rongga mulut.2
Subjek, Kriteria Inklusi, dan Kriteria Eksklusi
Rendahnya kualitas kesehatan rongga mulut
Subjek penelitian adalah laki-laki dan perempuan
pada kelompok individu dengan masalah adiksi
dengan masalah ketergantungan heroin, men-
sudah sejak lama dilaporkan dan sudah ba-
jalani terapi rumatan metadon minimal 6 bulan
nyak diteliti lebih lanjut hingga saat ini. Dengan
sebelum penelitian ini dilakukan dan bersedia
adanya peningkatan jumlah publikasi, terutama
berpartisipasi dengan menandatangani informed
192
Vol. 13, No. 3, Oktober 2014
Gigi karies dan kelainan jaringan periodontal pada pengguna heroin yang menjalani terapi rumatan metadon
consent yang sudah disediakan. Kriteria eksklusi
dalam pencatatan. Nilai DMF-T adalah total gigi
adalah subjek tidak bersedia berpartisipasi dan
dengan status decay, missing, dan filling pada
tidak kooperatif. Subjek penelitian adalah klien
tiap subjek dengan kisaran nilai antara 0-28.
Kios Informasi Kesehatan Pusat Penelitian HIV/
Selain sebagai data numerik, nilai DMF-T juga
AIDS Unika Atma Jaya di Jakarta.
dikategorikan menjadi 2 kelompok, yaitu nilai total ≤7 dan nilai total >7. Nilai 7 dipakai sebagai
Data yang Dikumpulkan
patokan pengelompokan DMF-T karena nilai ini
Beberapa data dikumpulkan dalam penelitian
menggambarkan 25% dari total 28 gigi sudah
ini. Pertama, data umum (demografik) yang
mengalami kerusakan atau karies.5
diperoleh melalui anamnesis dan meliputi usia, jenis kelamin, penggunaan heroin dan zat adiktif lainnya, lama pemakaian metadon, dosisnya, serta tingkat kepatuhan. Pemeriksaan fisik umum dilakukan untuk memperoleh data kondisi sistemik. Data kondisi rongga mulut merupakan hasil pemeriksaan ekstra- dan intraoral yang dilakukan oleh seorang dokter gigi menggunakan alat pemeriksaan standar disposable dan bantuan sinar senter diagnostik. Data kondisi rongga mulut terdiri atas status kebersihan rongga mulut, status gigi geligi, dan kelainan jaringan periodontal. Status kebersihan rongga mulut diukur dengan Simplified Oral Hygiene Index atau OHI-S.3 Selanjutnya skor OHI-S yang diperoleh
Kelainan jaringan periodontal dibedakan menjadi gingivitis marginalis kronik dan periodontitis kronik. Gingivitis marginalis kronik adalah kelainan jaringan periodontal yang ditandai secara klinis adanya inflamasi pada jaringan gingival tanpa disertai kerusakan pada daerah perlekatan di antara jaringan periodontal dengan gigi. Periodontitis kronik adalah kelainan jaringan periodontal dengan kondisi terjadi kerusakan pada daerah perlekatan di antara jaringan periodontal dengan gigi dan secara klinis tampak sebagai resesi margin gingival.6 Statistik
dimasukkan ke dalam salah satu kategori, yaitu
Seluruh data diolah dengan menggunakan IBM
kebersihan rongga mulut sangat baik (skor 0,0);
SPSS 15.0 for Windows Evaluation Version.
baik (skor 0,1-1,2); sedang (skor 1,3-3,0); dan
Adanya perbedaan rerata decay, missing, filling
buruk (skor 3,1-6,0).
tooth, dan DMF-T berdasarkan dosis metadon
Status gigi ditetapkan dengan indeks DecayMissing-Filling-Tooth (DMF-T).4 Decay adalah gigi yang secara klinis mengalami perubahan anatomi akibat proses karies dan/atau fraktur,
dianalisis dengan uji T tidak berpasangan. Adanya perbedaan jumlah subjek pada kedua kelompok DMF-T berdasarkan dosis metadon dianalisis dengan uji chi-square.
missing adalah gigi dengan karies yang dirawat dengan cara pencabutan (tooth extraction) dan filling adalah gigi dengan karies dan mendapat
HASIL
perawatan penambalan dan/atau pembuatan
Seperti yang tampak pada tabel 1, sebagian
mahkota tiruan. Gigi molar tiga tidak dilibatkan
besar subjek penelitian adalah laki-laki (91,7%),
Vol. 13, No. 3, Oktober 2014
193
DAMIANUS Journal of Medicine
termasuk kriteria usia 20-39 tahun (66,7%), me-
kecuali 1 subjek, yang termasuk dalam kelompok
makai metadon ≥2 tahun (95,8%). Sekitar sepa-
≤120 mg/hari, mempunyai nilai DMF-T = 0 atau
ruh dari total subjek penelitian ini menggunakan
bebas karies (tidak ditampilkan secara khusus
metadon dengan >120 mg/hari (52,1%). Tabel 2
dalam tabel). Lebih dari 50% subjek mempunyai
menampilkan gambaran umum kondisi rongga
nilai total DMF-T >7. Hal ini menunjukkan bahwa
mulut subjek penelitian. Seluruh subjek mempu-
sebagian besar subjek mempunyai lebih dari
nyai kebersihan rongga mulut buruk dengan nilai
25% dari total seluruh giginya terlibat karies. Ta-
rerata OHI-S antara 3,1-6,0. Dalam penelitian
bel 2 juga menggambarkan lebih dari 50% subjek
ini gigi karies ditemukan pada seluruh subjek,
dalam penelitian ini menderita kelainan jaringan
Tabel 1. Data Demografik Subjek Penelitian (N = 48)
Kriteria
n (%)
Laki-laki
Perempuan
Dosis Metadon
≤ 120 mg/hari
44 (91,7)
21
23
4 (8,3)
2
2
Jenis Kelamin
> 120 mg/hari
Usia
20-29 tahun
12 (25,0)
4
8
20-39 tahun
32 (66,7)
16
16
≥ 40 tahun
4 (8,3)
3
1
Tingkat kepatuhan
≤ 95%
30 (62,5)
15
15
> 95%
18 (37,5)
8
10
Zat adiktif yang masih digunakan
22 (45,8)
10
12
Heroin tanpa zat adiktif lainnya
11 (22,9)
4
7
Heroin dan zat adiktif lainnya (ganja, alkohol, alprazolam, nikotin)
15 (31,3)
9
6
Tidak menggunakan zat adiktif
Lama pemakaian metadon
< 2 tahun
2 (4,2)
2
0
≥ 2 tahun
46 (95,8)
21
25
Tabel 2. Status Kebersihan Rongga Mulut, Gigi Geligi, dan Kelainan Periodontal
n (%)
Kriteria
Status kebersihan rongga mulut berdasarkan OHIS
Buruk (skor 3,1-6,0)
Status gigi geligi berdasarkan nilai maksimal DMFT
Dosis Metadon ≤120 mg/hari
48 (100,00)
23
>120 mg/hari 25
Nilai maksimal DMF-T ≤ 7
20 (41,66)
10
10
Nilai maksimal DMF-T > 7
28 (58,34)
13
15
Kelainan periodontal
Gingivitis marginalis kronik
11 (22,90)
5
6
Periodontitis kronik
37 (77,10)
18
19
194
Vol. 13, No. 3, Oktober 2014
Gigi karies dan kelainan jaringan periodontal pada pengguna heroin yang menjalani terapi rumatan metadon
Tabel 3. Rerata Decay, Missing, Filling Tooth, dan DMFT Berdasarkan Dosis Metadon
Decay Missing Filling
Rerata seluruh subjek (n = 48)
7,83 ± 6,81
3,10 ± 6,18
0,15 ± 0,51
DMF-T 11,08 ± 8,50
Rerata subjek dengan dosis metadon
≤ 120 mg/hari (n = 23)
6,74 ± 6,50
3,48 ± 6,00
0,17 ± 0,60
10,39 ± 8,80
> 120 mg/hari (n = 25)
8,84 ± 7,06
2,76 ± 6,40
0,12 ± 0,30
11,72 ± 8,30
periodontal yang parah (periodontitis kronik). Selanjutnya pada tabel 3 tampak rerata decay, missing, filling tooth, dan DMF-T berdasarkan dosis metadon. Hasil analisis T-test tidak berpasangan menunjukkan tidak ada perbedaan rerata jumlah DMF-T antara kelompok yang menerima metadon ≤120 dan >120 mg/hari.
jalani terapi rumatan metadon. Karies merupakan kelainan pada struktur gigi yang bersifat kronik dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain diet yang kaya akan gula, mikroorganisme kariogenik, permukaan gigi, saliva, serta waktu. Banyak peneliti yang menyimpulkan bahwa pada kelompok pengguna metadon, prevalensi karies yang tinggi sering disebabkan berkurangnya produksi saliva, ren-
PEMBAHASAN
dahnya kebiasaan menjaga kebersihan rongga
Gigi karies merupakan kelainan rongga mulut
mulut, serta meningkatnya asupan makanan
yang banyak ditemukan pada kelompok pene-
dan minuman yang banyak mengandung gula.8,9
litian ini. Tercatat 47 subjek (97,92%) dengan gigi karies di mana hasil rerata decay, missing, filling tooth, dan DMF-T sebesar 7,83; 3,10; 0,15; dan 11,08. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan rerata decay, missing, filling tooth, dan DMF-T di Indonesia, secara berurutan, adalah sebagai berikut 1,6; 2,9; 0,08; dan 4,6.7 Bila hasil Riskesdas tersebut dibandingkan dengan hasil penelitian ini, maka tampak jelas bahwa nilai rerata decay, missing, filling tooth, dan DMF-T dalam penelitian ini lebih tinggi. Selanjutnya, bila ditinjau berdasarkan ketetapan World Health Organization, maka kedua nilai rerata DMF-T, baik secara nasional (4,6) maupun hasil penelitian ini (11,08), termasuk kategori tinggi. Dengan demikian, penelitian
Cara kerja metadon dalam menurunkan produksi saliva sama seperti golongan opioid lainnya, yaitu dengan menghambat proses sinyaling perifer sehingga terjadi gangguan pada reseptor muskarinik parasimpatik. Selain gangguan sinyaling, berkurangnya produksi saliva pada pengguna metadon juga dapat disebabkan adanya obat atau zat lain yang bersifat serogenik.2 Sebagian besar pengguna metadon juga mendapat obat antidepresan yang bersifat serogenik. Dalam penelitian kami ditemukan sebagian besar subjek mengonsumsi obat atau zat adiktif lainnya, seperti alprazolam, kanabis, alkohol, nikotin, dan bahkan beberapa subjek masih mengonsumsi heroin.
ini menunjukkan betapa buruknya kondisi gigi
Selain perubahan pada kuantitas saliva,
geligi di kalangan pengguna heroin yang men-
tingginya prevalensi gigi karies pada kalangan
Vol. 13, No. 3, Oktober 2014
195
DAMIANUS Journal of Medicine
pengguna metadon juga disebabkan adanya
pok dosis metadon >120 mg/hari dibandingkan
perubahan pola asupan makanan dan minuman.
dosis metadon ≤120 mg/hari, walaupun perbe-
Pengguna metadon lebih memilih makanan yang
daannya tidak signifikan. Selain itu, hasil pene-
banyak mengandung gula, namun kurang serat.
litian ini menunjukkan tingginya prevalensi ke-
Perubahan ini merupakan akibat teraktivasinya
lainan jaringan periodontal pada kelompok sub-
reseptor-reseptor yang berperan dalam reward
jek yang mengonsumsi metadon dan zat adiktif
pathway, yaitu reseptor µ dan reseptor κ, oleh
lainnya dibandingkan hanya mengkonsumsi
metadon maupun opioid lainnya.2 Selanjutnya,
metadon. Perbedaan antara kedua kelompok ini
perubahan pola asupan makanan dan minuman
juga tidak signifikan. Diperlukan penelitian lebih
ini mempercepat pembentukan plak di rongga
lanjut yang melibatkan jumlah subjek yang lebih
mulut. Ditambah dengan kebersihan rongga
banyak untuk memperjelas hubungan antara
mulut yang buruk, maka jumlah gigi berlubang
dosis, keterlibatan zat adiktif lain, dan keparahan
meningkat pada kelompok pengguna metadon.
kelainan jaringan periodontal.
Selain prevalensi gigi karies yang tinggi, banyak peneliti yang melaporkan tingginya prevalensi kelainan jaringan periodontal dan mukosa.5,10-19 Kelainan jaringan periodontal dan mukosa juga berhubungan dengan berkurangnya produksi saliva. Saliva mengandung beberapa komponen yang berperan penting sebagai pertahanan imun lokal rongga mulut. Seperti temuan dalam penelitian ini, 100% subjek penelitian menderita kelainan jaringan periodontal (77,1% periodontitis kronik; 22,9% gingivitis marginalis kronik). Tingginya prevalensi kelainan jaringan periodontal dalam penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Ma et al. pada tahun 2012. Menurut Ma et al., keparahan jaringan periodontal dipengaruhi oleh pembentukan plak dan kalkulus, usia, serta lama pemakaian zat adiktif.
KESIMPULAN Publikasi penelitian kelainan rongga mulut pada kelompok individu dengan ketergantungan heroin yang menjalani terapi rumatan metadon di Indonesia masih terbatas jumlahnya. Hasil penelitian ini tidak hanya menyajikan data awal prevalensi karies dan kelainan jaringan periodontal pada kelompok pengguna heroin yang menjalani terapi rumatan metadon di Indonesia (khususnya Jakarta), tetapi juga menunjukkan terdapat perbedaan prevalensinya pada kelompok subjek dengan dosis metadon >120 mg/ hari dan ≤120 mg/hari. Karies dan penyakit periodontal lebih banyak ditemukan pada kelompok subjek dengan dosis metadon tinggi (>120 mg/ hari). Keterbatasan penelitian ini adalah rendah-
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebe-
nya jumlah subjek yang terlibat. Perlu dilakukan
lumnya adalah dilakukannya analisis hubungan
penelitian dengan subjek penelitian yang lebih
faktor lain, yaitu dosis dan pemakaian zat adiktif
banyak untuk memperjelas faktor-faktor yang
lainnya, dengan timbulnya kelainan jaringan
berperan dalam peningkatan karies dan kelainan
periodontal. Penelitian ini membuktikan tingginya
jaringan periodontal pada kelompok pengguna
prevalensi kelainan jaringan periodontal kelom-
heroin yang menjalani terapi rumatan metadon.
196
Vol. 13, No. 3, Oktober 2014
Gigi karies dan kelainan jaringan periodontal pada pengguna heroin yang menjalani terapi rumatan metadon
DAFTAR PUSTAKA
structure. Dent Clin North Am. 2010;54:455-
1. Badan Narkotika Nasional Republik Indo-
67.
nesia. Data Tindak Pidana Narkoba tahun
9. Shekarchizadeh H, Khami MR, Mohebbi
2007-2011. Jakarta: Badan Narkotika Na-
SZ, Virtanen JI. Oral health behavior of drug
sional Republik Indonesia; 2012. Available from: http://www.bnn.go.id/portal/_uploads/ post/2012/05/31/20120531153207-10234. pdf. 2. Brondani M, Park PE. Methadone and Oral Health – A Brief Review. J Dent Hyg. 2011;85(2):92-8. 3. Tayanin GD. Simplified Oral Hygiene Index. Available from: http://www.mah.se/CAPP/ Methods-and-Indices/Oral-Hygiene-Indices/ Simplified-Oral-Hygiene-Index--OHI-S/. 4. Tayanin GD. Caries prevalence and calculation. Available from: http://www. mah.se/Templates/MAH/Pages/Page. aspx?id=31941&epslanguage=sv
addicts in withdrawal treatment. BMC Oral Health. 2013;31. 10. Saini G, Gupta N, Prabhat K. Drug addiction and periodontal diseases. J Indian Soc Periodontol. 2013;17(5):587-91. 11. Ma H, Shi X, Hu D, Li X. The poor oral health status of former heroin users treated with methadone in a Chinese city. Med Sci Monit. 2012;18(4):51-5. 12. Mateos-Moreno MV, del-Río-Highsmith J, Riobóo-García R, Solá-Ruiz MF, CelemínViñuela A. Dental profile of a community of recovering drug addicts: Biomedical aspects. Retrospective cohort study. Med Oral Patol Oral Cir Bucal. 2013;18(4):e671-9.
5. Rooban T, Rao A, Joshua E, K R. Dental and oral health status in drug abusers in Chennai, India: a cross-sectional study. J Oral Maxillofac Pathol. 2008;13:16-21.
13. Supic ZT, Petrovic R, Milicevic MS, Trajkovic G, Bukumiric Z. The oral health of heroin drug users: case study in Bosnia and Herzegovina. BMC Public Health. 2013;13:1202.
6. James E. Hinrichs, Kotsakis G. Classification of Diseases and Conditions Affecting the Periodontium. Twelfth edition. Carranza’s Clinical Periodontology. 2012. p. 45-67. 7. Badan Penelitian dan Pengembangan Ke-
14. Reece A. Dentition of addiction in Queensland: poor dental status and major contributing drugs. Aust Dent J. 2007;52(2):144-9. 15. Brown C, Krishnan S, Hursh K, Yu M, John-
sehatan Kemenkes RI. Riset Kesehatan
son P, Page K, et al. Dental disease preva-
Dasar 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan
lence among methamphetamine and heroin
Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI;
users in an urban setting. J Am Dent Assoc.
2013. Available from: http://www.litbang.
2012;143(9):992-1001.
depkes.go.id/sites/download/rkd2013/Laporan_Riskesdas2013.PDF.
16. Gupta T, Shah N, Mathur VP, Dhawan A. Oral health status of a group of illicit drug users
8. Hara AT, Zero DT. The Caries Environment: Saliva, Pellicle, Diet, and Hard Tissue Ultra-
in Delhi, India. Community Dent Health. 2012;29(1):49-54.
Vol. 13, No. 3, Oktober 2014
197
DAMIANUS Journal of Medicine
17. Protrka N, Katunarić M, Filipović I, Verzak Z. Caries prevalence in heroin addicts. Acta Clin Croat. 2013;52(4):436-43.
2014;35(7):724-8. 19. Jamieson LM, Gunthorpe W, Cairney SJ, Sayers SM, Roberts-Thomson KF, GD S.
18. Kayal RA, Elias WY, Alharthi KJ, Demyati
Substance use and periodontal disease
AK, Mandurah JM. Illicit drug abuse affects
among Australian Aboriginal young adults.
periodontal health status. Saudi Med J.
Addiction. 2010;105(4):719-26.
198
Vol. 13, No. 3, Oktober 2014