ISSN 2086-4256 DJM 13(3) 161-236 October 2014
DAMIANUS Journal of Medicine VOLUME 13, NOMOR 3, 2014
PUBLISHED SINCE 2002
October 2014
ARTIKEL PENELITIAN 161-172
173-182 183-190 191-198 199-207
PENGARUH BLOK KEDOKTERAN ADIKSI TERHADAP PERSEPSI TENTANG ADIKSI ZAT PSIKOAKTIF PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA Michael Jaya, Yeremias Jena, Astri Parawita Ayu, Satya Joewana PERSEPSI TERHADAP ADIKSI ZAT PSIKOAKTIF PADA MAHASISWA PESERTA PROGRAM STUDI MAGISTER PSIKOLOGI DAN DOKTER UMUM PESERTA PROGRAM INTERNSHIP Mahaputra, Astri Parawita Ayu PENGARUH PEMBERIAN DOSIS MINIMAL KAFEIN TERHADAP PENINGKATAN ATENSI MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA Julia Rahadian, Laurensia Scovani GIGI KARIES DAN KELAINAN JARINGAN PERIODONTAL PADA PENGGUNA HEROIN YANG MENJALANI TERAPI RUMATAN METADON Isadora Gracia, Rensa, Minawati, Teguh Sarry Hartono, Surilena
GAMBARAN MASALAH EMOSI DAN PERILAKU PADA PELAJAR SMA REGINA PACIS JAKARTA DENGAN ADIKSI INTERNET Adrian, Ana Lucia Ekowati, Eva Suryani
208-217
WHY ADOLESCENT SMOKE? A CASE STUDY OF NORTH JAKARTA, INDONESIA Regina Satya Wiraharja, Charles Surjadi
TINJAUAN PUSTAKA 218-223
EFEKTIVITAS BERBAGAI PRODUK NICOTINE REPLACEMENT THERAPY SEBAGAI TERAPI UNTUK BERHENTI MEROKOK Bernardus Mario Vito, Irene
LAPORAN KASUS 224-232 KETERGANTUNGAN ALPRAZOLAM PADA LANJUT USIA DENGAN INSOMNIA DAN DEPRESI Surilena
ARTIKEL KHUSUS 233-236
MENGENAL KEDOKTERAN ADIKSI DI NIJMEGEN INSTITUTE FOR SCIENTIST PRACTIONERS IN ADDICTION Eva Suryani, Isadora Gracia
Damianus Journal of Medicine; Vol.13 No.3 Oktober 2014: hlm. 183-190
ARTIKEL PENELITIAN
PENGARUH PEMBERIAN DOSIS MINIMAL KAFEIN TERHADAP PENINGKATAN ATENSI MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA EFFECT MINIMAL DOSE OF CAFFEINE TO INCREASE ATTENTION OF STUDENTS SCHOOL OF MEDICINE ATMA JAYA CATHOLIC UNIVERSITY OF INDONESIA Julia Rahadian1, Laurensia Scovani2
Departemen Fisiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jl. Pluit Raya 2, Jakarta 14440
ABSTRACT
Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jl. Pluit Raya 2, Jakarta 14440
on the body’s metabolism can increase attention on the learning process or on a
1
2
Korespondensi: Julia Rahadian. Departemen Fisiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. E-mail:
[email protected]
Background: Caffeine is a compound that is contained in many kinds of food and drinks. Caffeine is often consumed by the people each day. The effects of caffeine physical activity. From some research, effects of caffeine with minimum dosage to increase attention have yet to be proven. Objectives: This study aims to determine the effect of minimal doses of caffeine on enhancement of attention in students of School of Medicine Atma Jaya Catholic University of Indonesia. Methods: This study is a test of attention using the Stroop Test with an intervention of respondents by pure caffeine for seven days. Respondents were students of the School of Medicine Atma Jaya Catholic University of Indonesia 2010-2013 (N=125) were divided into groups of positive control, negative control, and 3 groups with caffeine 20 mg/day, 30 mg/day, and 40 mg/day. Sampling by purposive sampling and randomization using a table of random sampling. Results: There is a significant increase in the value of the Stroop test group caffeine 40 mg/day (p <0.01). Conclusion: Minimal doses of caffeine 40 mg/day can increase attention. Key Words: Attention, caffeine, Stroop Test
ABSTRAK Latar Belakang: Kafein merupakan suatu senyawa yang terkandung dalam berbagai jenis makanan dan minuman. Kafein kerap dikonsumsi masyarakat setiap harinya. Efek yang ditimbulkan kafein terhadap metabolisme tubuh dapat berupa peningkatan atensi pada proses pembelajaran atau dalam menjalankan suatu aktivitas tertentu. Dari beberapa penelitian, efek kafein dengan dosis minimal terhadap peningkatan atensi masih belum dapat dibuktikan. Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian dosis minimal kafein terhadap peningkatan atensi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya. Vol. 13, No. 3, Oktober 2014
183
DAMIANUS Journal of Medicine
Metode: Penelitian ini merupakan tes atensi menggunakan Stroop Test dengan intervensi pada responden berupa pemberian kafein murni selama tujuh hari. Responden penelitian adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya angkatan 2010-2013 (N=125) yang terbagi dalam kelompok kontrol positif, kontrol negatif, dan 3 kelompok dengan kafein 20 mg/hari, 30 mg/hari, dan 40 mg/hari. Pengambilan sampel dengan cara purposive sampling dan randomisasi menggunakan tabel random sampling. Hasil: Terdapat peningkatan yang bermakna nilai Stroop Test pada kelompok kafein 40 mg/hari (p< 0,01). Kesimpulan: Pemberian dosis minimal kafein 40 mg/hari berpengaruh terhadap peningkatan atensi. Kata Kunci: atensi, kafein, Stroop Test
PENDAHULUAN
pengeluaran neurotransmiter ke seluruh otak
Kopi, teh, dan minuman bersoda kerap kali menjadi minuman pilihan di masyarakat. Di Indonesia, minuman-minuman tersebut mudah didapatkan dan cukup diminati oleh masyarakat Indonesia. Di dalam berbagai minuman tersebut, terkandung senyawa kafein yang dapat memberikan efek seperti membuat orang
yang meningkatkan performa kerja otak. 3 Efek dari konsumsi kafein secara akut dapat menyebabkan peningkatan pada mood, atensi, dan memori.4,5 Atensi atau perhatian adalah suatu aktivitas otak yang berfungsi untuk memilah rangsangan sensorik yang kemudian diaplikasikan dalam bentuk perhatian.5
terjaga dan dapat meningkatkan energi pada
Indonesia, merupakan salah satu negara yang
penggunanya, namun kadar pemakaian kafein
tergolong tinggi mengonsumsi kopi, teh, minu-
yang tinggi dapat menyebabkan ketergantungan
man soda, maupun minuman mengandung ka-
pada konsumennya. 1 Penggunaan kafein di
fein lainnya. Hampir semua golongan masyara-
Amerika Serikat pada tahun 2006 didapatkan
kat mengonsumsi kafein ini. Pada mahasiswa,
bahwa 90% orang dewasa dan 76% anak-anak
didapati tingginya minat dalam mengonsumsi
mengonsumsi kafein yang terkandung dalam
minuman berkafein karena adanya tuntutan pe-
kopi maupun minuman lainnya. Dari beberapa
kerjaan yang tinggi dan tugas kuliah, sehingga
sumber didapatkan data yang menunjukkan
mereka seringkali menggunakan minuman yang
bahwa remaja Amerika rerata mengonsumsi
mengandung kafein untuk mendukung mereka
64 galon soda yang mengandung kafein per
dalam menjaga performa selama bekerja mau-
tahunnya.2
pun belajar.
Kafein dapat berperan sebagai antagonis
Penelitian Rogers dan Dernoncourt menyatakan
adenosin, yaitu suatu zat yang dapat merangsang
bahwa konsumsi kafein tidak memberikan
rasa kantuk dengan mengurangi aktivitas
efek apapun pada kewaspadaan, atensi,
neuron, sehingga mencegah penghambatan
maupun memori.6,7 Penggunaan kafein pada
184
Vol. 13, No. 3, Oktober 2014
Pengaruh pemberian dosis minimal kafein terhadap peningkatan atensi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
seseorang secara rutin tidak dapat meningkatkan
pengisian kuesioner. Pemeriksaan fisik dilakukan
atensi karena akan meningkatkan ambang
untuk mengetahui denyut nadi dan tekanan
batas toleransi terhadap kafein. Penelitian ini
darah. Tahap kedua dilakukan simple random
menggunakan metode completed self-report dan
sampling menggunakan tabel random sampling
double blind di mana kapsul kafein diberikan pada
dan diperoleh naracoba sebanyak 125 orang
dua jam yang berbeda dalam waktu satu hari.
yang memenuhi kriteria.
Hasilnya, penggunaan kafein tidak memberikan peningkatan terhadap atensi secara signifikan. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Heatherley et al. yang menyatakan bahwa konsumsi kafein dengan dosis tunggal dapat meningkatkan kewaspadaan, atensi, dan memori.8
Naracoba dikelompokkan menjadi 5 kelompok secara single blind, yaitu 3 kelompok paparan dengan kafein dosis 20 mg/hari (kelompok uji 1), 30 mg/hari (kelompok uji 2), dan 40 mg/hari (kelompok uji 3), kelompok kontrol negatif, dan kelompok kontrol positif dengan paparan minuman bersoda 250 ml yang memiliki kandungan kafein
Oleh karena itu, peneliti ingin membuktikan
setara dengan 32 mg.12 Penelitian ini meng-
pengaruh konsumsi kafein terhadap fungsi
gunakan kapsul yang berisikan kafein anhidrat
atensi pada mahasiswa di Fakultas Kedokteran
yang dibeli di PT. Brataco, diukur menggunakan
Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya
timbangan emas prontinal yang terbagi dalam 3
(FKUAJ) dengan menggunakan Stroop Test,
dosis berbeda, yaitu 20 mg, 30 mg, dan 40 mg.
salah satu tes uji konsentrasi dengan membaca kata dengan warna yang berbeda.9-11 Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian dosis minimal kafein terhadap peningkatan atensi pada mahasiswa FKUAJ.
Pengukuran atensi menggunakan Stroop Test 4 warna, dengan kertas Stroop yang dituliskan nama-nama warna yang berbeda dengan tinta yang digunakan. Penilaian dilakukan dengan meminta naracoba membaca secara lantang warna dari tulisan yang tercetak dalam waktu 1 menit. Setiap kata yang berhasil dibaca bernilai
METODE Desain penelitian adalah studi eksperimental
1 (satu).
dengan subjek penelitian mahasiswa FKUAJ
Sebelum penelitian dimulai, naracoba puasa
angkatan tahun 2010-2013, berusia 18-20 tahun,
kafein selama 3 hari. Selanjutnya selama 7 hari
dan diseleksi melalui 2 tahap. Tahap pertama
berturut-turut naracoba diberi kapsul kafein do-
dengan purposive sampling, di mana mahasiswa
sis 20 mg, 30 mg, dan 40 mg, 1 kapsul perhari
yang hipersensitif terhadap kafein, mempunyai
sesuai kelompok paparan. Kelompok kontrol
gangguan saluran pencernaan yang berhubungan
negatif diberi kapsul kosong, sedangkan kelom-
dengan peningkatan asam lambung, penderita
pok kontrol positif diberi minuman bersoda 250
jantung dan penyakit vaskular, buta warna,
ml/hari. Pemeriksaan Stroop Test kemudian
serta memiliki ketergantungan terhadap kafein
dinilai hari pertama sebelum paparan, dan pada
dieksklusi dari penelitian ini, dengan cara
hari keempat dan hari ketujuh setelah paparan.
Vol. 13, No. 3, Oktober 2014
185
DAMIANUS Journal of Medicine
Normalitas data dilakukan dengan One-sample
Pada kelompok kafein 20 mg didapatkan rerata
Kolmogorov-Smirnov. Uji kemaknaan menggu-
peningkatan hasil Stroop Test sebesar 3,36 poin
nakan uji T berpasangan yang dilakukan pada
pada hari ke-4 paparan, serta rerata peningkatan
setiap kelompok paparan dengan p<0,05 diang-
hasil Stroop Test sebesar 5,76 poin pada hari
gap bermakna.
ke-7 setelah paparan. Pada kelompok kafein 30 mg, terdapat peningkatan hasil sebesar 3,48 poin pada hari ke-4 dan sebesar 5,92 poin
HASIL
pada hari ke-7 paparan. Kelompok kafein 40
Dari hasil kuesioner didapat naracoba sejumlah
mg didapatkan peningkatan hasil Stroop Test
125 orang yang terdiri dari 60 laki-laki dan 65
rerata sebesar 3,88 poin pada hari ke-4 dan 6,72
perempuan (tabel 1). Rerata hasil Stroop Test
poin pada hari ke-7 paparan. Kelompok kontrol
dengan intervensi pemberian kafein 20 mg,
positif juga mengalami peningkatan rerata hasil
30 mg, 40 mg, dan kontrol positif meningkat
Stroop Test sebesar 2,56 poin pada hari ke-4
pada hari ke-4 dan hari ke-7 setelah paparan
serta sebesar 4,84 poin pada hari ke-7 setelah
dibandingkan dengan hasil sebelum paparan
paparan, meskipun peningkatannya lebih rendah
(tabel 2), sedangkan rerata hasil Stroop Test
bila dibandingkan dengan kelompok kafein 20
pada kelompok kontrol negatif menunjukkan
mg, 30 mg, dan 40 mg. Kelompok kontrol negatif
penurunan pada hari ke-4 dan hari ke-7 setelah
mengalami penurunan rerata hasil Stroop Test
paparan.
sebesar 2,32 poin pada hari ke-4 serta sebesar
Tabel 1. Karakteristik Awal Peserta
Kontrol
Negatif
Kelompok Uji Positif
1 (20 mg)
2 (30 mg)
3 (40 mg)
Jenis Kelamin
• Laki-laki
7 14 11 12 16
• Perempuan
18 11 14 13 9
Usia (tahun)*
19,80 ± 1,12
20,08 ± 1,08
20,12 ± 0,93
20,20 ± 0,96
19,88 ± 0,97
Berat Badan (kg)*
61,32 ± 14,23
64,24 ± 15,54
61,70 ± 12,24
60,52 ± 2,26
62,56 ± 12,10
Nilai ST preintervensi 76,12 77,36 75,96 75,96 75,68
Tabel 2. Rerata Hasil Stroop Test Kelompok
Nilai Stroop Test
Intervensi Penelitian
186
Hari ke-1
Hari ke-4
Hari ke-7
1
Kafein 20 mg
75,96
79,32
81,72
2
Kafein 30 mg
75,96
79,44
81,88
3
Kafein 40 mg
75,68
79,56
82,40
4
Kontrol negatif
76,12
73,80
75,08
5
Kontrol positif
77,36
79,92
82,20
Vol. 13, No. 3, Oktober 2014
Pengaruh pemberian dosis minimal kafein terhadap peningkatan atensi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
1,04 poin pada hari ke-7 penelitian. Kelompok
kontrol negatif. (Gambar 1)
paparan kafein 40 mg mengalami peningkatan hasil Stroop Test yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok paparan lain dan kelompok
PEMBAHASAN
kontrol positif. (Tabel 3)
Bila dilihat dari tiap kelompok uji, nilai Stroop
Hasil uji T berpasangan memperlihatkan adanya
Test mengalami peningkatan pada setiap ke-
perbedaan yang bermakna antara kelompok
lompok. Hal ini juga didapatkan pada kelompok
paparan kafein 20 mg, 30 mg, dan kontrol positif
kontrol positif yang menunjukkan peningkatan
(p<0,05) dibandingkan dengan kelompok kontrol
bila dibandingkan dengan kelompok kontrol
negatif. Pada kelompok paparan kafein 40 mg
negatif. Pada kelompok kontrol negatif didapati
(p<0,01) bila dibandingkan dengan kelompok
adanya penurunan nilai Stroop Test yang dapat
Tabel 3. Hasil Perbandingan Rerata Stroop Test Tiap Kelompok Sebelum dan Sesudah Intervensi Kelompok Nilai Stroop Test
Selisih Rerata Pra- dan
Praintervensi Pascaintervensi
Pascaintervensi
Kelompok uji 1 (20 mg)
75,96
81,72
5,76
Kelompok uji 2 (30 mg)
75,96
81,88
5,92
Kelompok uji 3 (40 mg)
75,68
82,40
6,72
Kontrol negatif
76,12
75,08
1,04
Kontrol positif
77,36
82,20
4,84
Gambar 1. Perbandingan antara peningkatan nilai Stroop Test pada kelompok kafein 20 mg, 30 mg, dan 40 mg dan minuman bersoda dengan kelompok kontrol (**p<0,01, *p<0,05)
Vol. 13, No. 3, Oktober 2014
187
DAMIANUS Journal of Medicine
disebabkan oleh beberapa faktor yang meme-
Jangka waktu selama 7 hari yang digunakan
ngaruhi atensi peserta, seperti diet, stresor, dan
pada penelitian ini juga merupakan salah satu
kondisi klinis tertentu.
faktor yang diduga menjadi penyebab mening-
Pada penelitian yang dilakukan oleh Smith dan Rogers, menyatakan adanya pengaruh dosis rendah kafein terhadap fungsi kognitif. Penggunaan kafein 12,5 mg, 25 mg, 50 mg, dan
katnya atensi peserta penelitian. Konsumsi kafein yang rutin dan dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan toleransi sehingga efeknya terhadap atensi menjadi tidak efektif lagi. Menu-
100 mg memberikan hasil peningkatan fungsi
rut penelitian yang dilakukan oleh Rogers et al.,
kognitif yang bermakna pada peserta penelitian
konsumsi kafein secara rutin tidak berpengaruh
yang melakukan puasa kafein pada malam hari.13
terhadap peningkatan atensi, bahkan bila dikon-
Atensi merupakan salah satu fungsi kognitif.
sumsi dalam jangka waktu yang lama dapat
Pada penelitian ini juga didapatkan peningkatan
menyebabkan efek samping berupa kecemasan
atensi meskipun dosis kafein yang digunakan
dan penurunan porsi tidur, sehingga sulit untuk
berbeda serta lebih kecil dari penelitian Smith
mempertahankan atensi.16 Pada penelitian ini
dan Rogers. Hal ini membuktikan bahwa kafein
jangka waktu dibatasi selama 7 hari guna melihat
dengan dosis maksimal 40 mg sekalipun mampu
efektivitas maksimal kafein dengan dosis minimal
memberikan peningkatan atensi yang setara
serta mencegah efek sampingnya.
dengan dosis 50 mg dan 100 mg. Hal yang sama juga dinyatakan oleh Heatherley et al. yang mengatakan bahwa kafein mempunyai efek terhadap atensi sekalipun diberikan dalam dosis tunggal.8
Kelompok kontrol positif dengan minuman bersoda 250 ml/hari juga meningkatkan atensi, karena memiliki kandungan kafein setara 32 mg. Hal ini membuktikan kafein dalam soft drink mempunyai kekuatan yang setara dengan kafein murni.
Pada penelitian ini, pemaparan kafein dosis 20 mg juga meningkatkan atensi meskipun peningkatannya masih lebih rendah dibandingkan dengan paparan kafein dosis 40 mg. Peeling dan Dawson pada penelitiannya juga menyatakan
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, di antaranya adalah peserta tidak dikontrol dengan ketat dalam suatu ruang tertentu selama penelitian, stresor, ataupun kondisi klinis tertentu.
bahwa dosis rendah kafein tetap mempunyai
Keterbatasan lain yang dapat memengaruhi hasil
pengaruh terhadap atensi.14 Hal ini dikarenakan
dari uji atensi ini adalah diet. Setiap peserta
kafein memiliki kemampuan meningkatkan peng-
penelitian diminta untuk tidak mengonsumsi
gunaan glutamat dan aspartat yang merupakan
kafein dalam bentuk makanan ataupun minuman,
salah satu neurotransmitter stimulan utama pada
kecuali kapsul kafein yang diberikan oleh peneliti,
otak, sedangkan penelitian lain mengatakan
namun tidak dapat dipastikan apakah peserta
bahwa kafein juga bekerja dengan cara berikatan
mengonsumsi atau tidak. Peserta hanya dikontrol
pada reseptor adenosine A1 dan A2a di otak.15
melalui pesan singkat dan buku harian diet yang
Penggunaan dengan dosis terendah sekalipun
diberikan oleh peneliti. Selain itu, kondisi klinis
mampu meningkatkan atensi.
tertentu juga dapat memengaruhi atensi peserta
188
Vol. 13, No. 3, Oktober 2014
Pengaruh pemberian dosis minimal kafein terhadap peningkatan atensi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
penelitian. Pada saat penelitian berlangsung,
2. Patwardhan RV, Desmond PV, Johnson RF,
terdapat beberapa peserta yang mengalami flu.
Schenker S. Impaired elimination of caffeine
Akibatnya, beberapa peserta ada yang tidak
by oralcontraceptive steroids. J Lab Clin
menunjukkan peningkatan atensi pada Stroop
Med. 1980;95:603–608.
Test pada pascaintervensi. Untuk penelitian
3. Ferre S. An update on the mechanisms of
selanjutnya peserta lebih baik ditempatkan
the psychostimulant effects of caffeine. J
dalam suatu karantina sehingga dapat lebih
Neurochem. 2008;105:1067–79.
terkontrol baik diet maupun kondisi fisiknya. Ambang rangsang responden juga memengaruhi penelitian ini, di mana responden dengan ambang rangsang yang rendah dapat mengakibatkan timbulnya efek samping, seperti berdebardebar dan gangguan pola tidur selama penelitian ini berlangsung yang berakibat penurunan atensi bahkan intoksikasi. Menurut Diagnostic Statistical Manual of Mental Disorder gejala-gejala aki-
4. Haskell CF, Kennedy DO, Wesnes KA, Scholey AB. Cognitive and mood improvements of caffeine inhabitual consumers and habitual non-consumers of caffeine. Psychopharmacology (Berl). 2005;179(4):813-25. 5. Childs E, de Wit H. Subjective, behavioral, and physiological effects of acute caffeine in light,nondependent caffeine users. Psychopharmacology (Berl). 2006;185(4):514–23.
bat kafein yang dapat menimbulkan intoksikasi
6. Rogers PJ, Dernoncourt C. Regular caffeine
timbul pada penggunaan dengan dosis yang
consumption: a balance of adverse and
lebih dari 200 mg. Pada penelitian ini dipakai dosis yang terbilang minimal sehingga intoksikasi dapat dihindari.17
beneficial effects for mood and psychomotor performance. Pharmacol Biochem Behav. 1998;59:1039–45. 7. Rogers PJ. Caffeine, mood and mental performance in everyday life. Nutr Bul. 2007;32:84–89.
KESIMPULAN Dosis minimal kafein 40 mg/hari berpengaruh terhadap peningkatan atensi mahasiswa Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya.
8. Heatherley SV, Hayward RC, Seers HE, Rogers PJ. Cognitive and psychomotor performance, mood, and pressor effects of caffeine after 4, 6 and 8 h caffeine abstinence. Psychopharmacology (Berl). 2005;178:461–70.
DAFTAR PUSTAKA 1. Roth K. College students face caffeine addiction [document on the Internet]. Villanovan; 2006 [updated 2006 Feb 16]; Available from: http://www.villanovan.com/news/view. php/146413/College-students-face-caffeineaddiction.
9. Eriksen BA, Eriksen CW. Effects of noise letters upon the identification of a target letter in a nonsearchtask. Percept Psychophys. 1974;16:143–149. 10. Posthuma D, Mulder EJ, Boomsma DI, de Geus EJ. Genetic analysis of IQ, processing
Vol. 13, No. 3, Oktober 2014
189
DAMIANUS Journal of Medicine
speed and stimulusresponseincongruency effects. Biol Psychol. 2002;61:157–182. 11. Westlye LT, Grydeland H, Walhovd KB, Fjell AM. Associations between Regional Cortical Thickness and Attentional Network as Measured by the Attention Network Test. Cereb
Ingestion on Perceived Mood States, Concentration, and Arousal Levels during a 75min University Lecture. Adv Physiol Educ. 2007;31(4):332-5. 15. Huang ZL, Qu WM, Eguchi N, Chen JF, Schwarzschild MA, Fredholm BB, et al.
Cortex. 2011;21:345-56. 12. Julianom LM, Griffiths RR. Caffeine content of food & drugs. In: Lowinson JH, Ruiz P, Millman RB, Langrod JG, editor. Substance Abuse: A
Adenosine A2A, but not A1, receptors mediate the arousal effect of caffeine. Nature Neurosci. 2005;8(7):858-9.
Comprehensive Textbook. 4th ed. Baltimore:
16. Rogers PJ, Heatherley SV, Mullings EL,
Lippincott, Williams, & Wilkins. 2005 [cited
Smith JE. Faster but not Smarter: Effects of
2013 Oct 3]. P.403-21. Available from:: http://
Caffeine and Caffeine Withdrawal on Alert-
www.cspinet.org/new/cafchart.html.
ness and Performance. Psychopharmacol-
13. Smith HJ, Rogers PJ. Effects of Low Doses
190
14. Peeling P, Dawson B. Influence of Caffeine
ogy (Berl). 2013;226(2):229-40.
of Caffeine on Cognitive Performance,
17. American Psychiatric Association. Diagnostic
Mood and Thirst in Low and Higher Caffeine
and Statistical Manual of Mental Disorder,
Consumers. Psychopharmacology (Berl).
Fifth Edition (DSM 5). United States : Ameri-
2000;152(2):167-73.
can Psychiatric Association; 2013.
Vol. 13, No. 3, Oktober 2014