Imam Aspuri Kumpulan Puisi Kamar
Di Bukit Aku
Masih Berharap Penerbit: Tenar Media
Di Bukit Aku Masih Berharap Oleh: Imam Aspuri Copyright © 2010 by Imam Aspuri
Penerbit Tenar Media Email:
[email protected] Desain Sampul: Imas Media
Diterbitkan melalui: www.nulisbuku.com
Ucapan Terimakasih: Saya sampaikan penghargaan dan terima kasih tak terhingga kepada penerbit NulisBuku.Com, yang telah menerbitkan buku kumpulan puisi kamar Di Bukit Aku Masih Berharap ini sebagai buku ketiga kumpulan puisi kamar saya yang puisipuisinya telah saya buat sejak tahun 1980, dan baru sekarang bisa hadir di hadapan pembaca.
Mimpi-mimpi indahku jadi kenyataan! * Teristimewa,
buat:
Istri dan anak-anakku tersayang! *
Pengantar
Buku Di Bukit Aku Masih Berharap ini adalah buku ketiga dari kumpulan puisi kamar saya yang memuat 102 buah puisi, dan saya tulis sejak tahun 1980 serta semuanya sudah dimuat di berbagai mass media ibukota maupun daerah. Ingin saya persembahkan buku ini kepada Bung Komarudin, Bung Budiarto, dan Bung Andi CS : dari kami 4-Sekawan rasanya kegemaran menulis puisi tertantang dan bak berbukit-bukit melayang. Empat-Sekawan memang punya hobi membaca yang amat kuat, dan ketika salah satu dari kami baru mencipta puisi untuk dibacanya, kami pun yang lain terdorong untuk menciptanya. Mengapa kami pilih puisi? Sebab, menurut kami puisi adalah yang paling mudah untuk menyulet semangat saat saling berkunjung atau pun berkumpul: kami “mendiskusikan” bahkan berbantah, malah tak jarang suka mengolok-olok, terutama Bung Andi Casiyem Sudin (ACS), dari puisi yang salah satu dari kami coba buat. Karena bahasa puisi memang identik dengan tidak mudah untuk dipahami, hal-hal yang penuh misteri, dan ketika kami pulang terutama saya selalu tertantang untuk dapat membuat puisi yang lebih baik lagi. Semoga penerbitan buku yang ketiga ini dapat membawakan kenangan bagi kami 4-Sekawan, dan ada manfaatnya bagi pembaca yang lain tentunya.
Penulis
2
Daftar Isi Ucapan Terimakasih Pengantar Daftar Isi Di Bukit Aku Masih Berharap Tinggal Landasan Cinta Kita
Kunanti Kandas-Lepas Langkah Yang Tersuruk Aku Lupa Penyair Liar Apa Yang Kau Cari, Kawan?
Ketika Dunia Kian Berubah Ada Yang Harus Kukuatkan Jiwa
Padang Gersang Rumah 465 Seusai Sujud Sembahyang Mati Aku Film Goncang Pengembaraan Liar Selamat Malam Percakapan Dingin Suara Selamat Tidur Diengku 22 Sirandu II Kau Biarkan Lola Kembara Cinta Catatan 1 Penyair Luka
3 4 5 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Kado Usia Jalan, Kemana? Hanya Karena Engkau Kaca Hipnotis Istighfar Tokoh Bisik Angan Penantian Cintaku Buka Jauh Alfa Kemarau Tak Semestinya Penyair Luka Tegar Goresan Kau Biarkan Mimpi Esok Guru menantimu..... ALQURAN SYUKUR Semata-mata Sederet Nama Desir Angin Pantai Widuri
40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69
“Basah-basah biasan yang memancar dari matamu”
70
ANGIN MALAM
71
3
“SATU PERMINTAAN
ANAK KEPADA AYAH”
“JALAN BAGIKU SURAM” “Menanti Uluran Tangan” “CINTA” “DUKA”
72
PIGURA TERSADAR
92 93
73
JALAN SETAPAK SUATU HARI
94
74 75 76
KABAR MENGETUK PINTU HATI
TERTANGGALKAN
95 96 97
“UMPATAN HATI”
78
“ADAKAH LOWONGAN”
79
Bermesra di CurugBengkawah YANG KEMARIN KANGEN
Benci
80
ujung tahun
“Kepada Kekasih”
81 82
GEJOLAK
“SANJAK UNTUK DENA”
dendam rindu
83
RUMPUT DI BUKIT KECIL
“C inta Adalah Misteri 1 4 1 2 8 1”
84
Kala Kupandang Sepasang Mata Tajam
85 86
ASA (2)
87
SAJAKKU
SENJA GERIMIS DI DESA
88
KEMBALI PADAMU
110
“CEMPAKA WULUNG”
89
Melanglang
111
LAKI–LAKI
90
Dok. Sejumlah Puisi
112
Nama
91
BUAT YANG KUCINTA
77
Senyummu
GADIS AKU TERBANG TEBARAN CINTA MU’JIZAT KASIH
*** *
4
98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109
Di Bukit Aku Masih Berharap
*
di bukit aku masih berharap lerai sapaMu yang kian kurasakan hangat menutup seluruh hidup di kedinginan malam mencekam di bukit aku masih berharap meninggalkan kotaMu berdandan berganti pakaian cinta melucuti hari-hari yang lalu ‘tuk sebuah makna kedamaian * Dimuat di Krida-Semarang, No. 153 Th. XIV Juli 1988. 5
Tinggal Landasan Cinta Kita
**
Sebeket janji merekah seikat kembang menggores duka merah menggiring tertinggal derap langkah semulia hatimu cintamu kepadaku akan kubuktikan keputihan hati ini dan sebagai terima kasihku kusandarkan cintaku pada suamiku, baktiku! Pemalang spp’81, Pebr 1986.
** Dimuat di Mingguan Bahari-Semarang, Minggu I/April 1986. 6
Kunanti
***
adalah arus lautan riak dan gelombang samudra tempat luluh nan berlabuh di pantai bungah! Sirandu – Pemalang, ’91.
*** Dimuat di Harian Wawasan-Semarang, Minggu 3 Maret 1991. 7
Kandas-Lepas
*
tembang itu ngambang dalam lautan resah luka suara yang disenandungkan menikam sayatan duka mimpi mentari hilang rindu ketika sepi membelit hati merangsang suka cita gadis manis murung spanjang siang-malam lepas
Sirandu – Pemalang, ’91.
* Dimuat di Harian Wawasan-Semarang, Minggu 3 Maret 1991. 8
Langkah Yang Tersuruk
**
di bawah asa berkeping luka telah telanjang anak istri mentari yang kian tinggi menanti membagi seleseh kekal dipenuhi rindu bebal ‘tuk pintu kehidupan terpendam gedung-gedung tinggi tak punya arti bagi ayah yang penguasa duniawi telah kehilangan kepercayaan diri yang telah terobek sketsa deruji-deruji besi Sirandu – Pemalang, ’91. ** Dimuat di Harian Wawasan-Semarang, Minggu 3 Maret 1991. 9
Aku Lupa
***
aku hijau oleh daun-daun muda mekar oleh kembang-kembang janda liar oleh tubuh sintal pelacur dan gempalnya pelajar yang kencur aku duduk di kursi yang tinggi sebab dan kalau bisa korupsi aku melupakan hati nurani dengan birokrasi yang bertubi-tubi tapi aku tak tahu asalku sendiri kehadiranku banyak orang tak sudi ketika aku lahir telah potong nadi ayah ibuku mati dibelah belati! Sirandu – Pemalang, ’92. *** Dimuat di Harian Sore Wawasan-Semarang Minggu, 28 Juni 1992. 10