Firdaus
Sang Daniel
Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com
The Daniel Oleh: Firdaus Copyright © 2014 by Firdaus
Penerbit Firdaus
[email protected]
Desain Sampul:
Nulisbuku.com
Diterbitkan melalui: www.nulisbuku.com
Ucapan Terimakasih: Terima kasih untuk nulisbuku.com yang sudah memasarkan buku ini dan mengabulkan keinginan kita menjadi penulis.
Sinopsis Sang Daniel Bercerita tentang seorang pengusaha yang dibesarkan dipanti asuhan namun tidak menyerah dalam mencari rezeki, bahkan dari kecil hingga dewasa, sudah menjadi kebiasaannya, bernama Muhammad Daniel. Dengan bantuan dari teman temannya dan ibu Sri sebagai pegusaha setempat dan juga pemilik panti asuhannya, ia pun berhasil menjadi seorang pegusaha walau masih pegusaha skala kecil. Dalam kehidupan pribadinya muncul masalah antara ia dengan dosennya dr. Rere yang cukup menyita kehidupannya, walaupun dengan jalan yang berliku akhirnya menjadi istrinya. Dalam
dunia bisnis Daniel yang sekarang menjadi pengusaha yang sukses berhadapan dengan keinginannya (visi misinya) untuk menjadikan anak – anak dipanti asuhan miliknya kelak bisa seperti ia. Cocok untuk para remaja dan mahasiswa, karena berbicara tentang masalah remaja yang sering terjadi dari di dunia kampus hingga masalah dipanti asuhan, didalamnya ada pembicaraan tentang usuha bisnis franchise di bidang pendidikan kursus di Indonesia. Sengaja dibuat sesederhana mungkin agar para remaja dan mahasiswa bisa cepat mendapat sedikit informasi tentang usaha bisnis franchise di dunia pendidikan nonformal/formal dan bisnis lainnya di Indonesia.
1. Introduction
Sore itu, telihat hujan deras sekali, padahal
sudah
masuk
musim
kemarau,
katannya efek domino El Nino, efek yang aneh.
Daniel hanya melihatnya dari dalam
rumah panti asuhan tempai ia bernaung, bernauang bukan saja dari hujan tapi dari hidupnya yang serba kesusahan, panti asuhan ini memang menjadi tempatnya berlindung dan bagi empat puluh orang yang didalamnya. Namanya Panti asuhan Ayah-Ibu, dibawah Yayasan Ayah – Ibu, pemiliknya ibu Sri seorang
pegusaha
keturunan
bangsawan
Yogyakarta dan bersuamikan seorang pejabat BUMN namun sudah lama meninggal sekitar
sepuluh tahun yang lalu. Dahulu mereka berdua yang menjalankan panti asuhan ini sekarang tinggal ibu Sri dan kedua anak – laki – lakinya, sedangkan letak panti tepat didepan rumah besar ibu Sri dan Panti asuhan Ayah – Ibu ini untuk semua suku, agama, ras dan antar golongan, ibu Sri tidak membedakan semuanya.
Orang tua Muhammad Daniel nama lengkapnya masih ada namun tinggal ibunya, bapak Daniel sudah lama meninggal dan mereka orang yang serba kekurangan. Dia di titipkan di Panti Asuhan bersama adik perempuannya karena ibunya tidak sanggup
membiayai
hidupnya
termasuk
biaya
sekolahnya, tinggallah ibunya bersama kakak perempuannya. Daniel masih sekolah dasar kelas enam sedangkan adiknya sudah kelas tiga. Malam itu sesuai jadwal yang ditentukan pengurus panti ada kajian masalah agama setalah sholat isya, biasanya sering dihadiri ibu
Sri
dan
anak
–
anaknya.
Dalam
kesempatan itu ibu Sri sering memberikan nasihat – nasihat kepada anak – anak panti untuk
selalu
tegar
dan
tabah
dalam
menghadapi hidup. “ingatlah kalian di titipkan kesini bukan karena orangtua kalian tidak sayang kepada
kalian,
tapi
karena
mereka
lebih
mementingkan kesejahtaraan kalian, sekolah kalian dan kesehatan kalian, kalian harus sabar dan tegar dalam menghadapinya “. Setelah menghela napas panjang ibu Sri melanjutkan “ikutilah kata – kata kakak – kakak kalian yang mengurus kalian di panti ini, nanti kalau ada
masalah
kalian
bisa
membicarakan
dengan ibu, tidak usah takut jangan diam saja ”, anak – anak panti lainya hanya menanguk saja.
Seperti biasa, paginya Daniel dan anak – anak panti lainnya berangkat sekolah, tempatnya tidak jauh dari panti sedangkan anak – anak ibu Sri sudah besar dan sekolah di SMA.
Di sekolah Daniel termasuk anak
pintar dia selalu masuk rangking lima besar, umumnya anak – anak panti adalah anak – anak yang pintar, mereka dididik dengan baik dengan penuh disiplin oleh ibu Sri dan kakak – kakaknya pengurus panti, hampir – hampir seperti kamp tentara semua penuh disipin, kecuali mereka adalah orang sipil.
Setelah mereka agak besar Daniel di kuliahkan di kampus Universitas di Jakarta
sedangkan anak – anak ibu Sri di kuliahkan di luar negri. Daniel dikuliahkan karena prestasi yang bagus di sekolahan walaupun bukan rangking satu, ada nilai tersendiri bagi Yayasan, bukan saja ia seorang pekerja keras lebih dari itu ia punya naluri bisnis yang bagus, sewaktu kecil ia sudah berjualan di sekolahannya,
baik
menjual
makanan,
minuman sampai menjual baju, celana. Apa saja dilakukan untuk mendapat uang untuk menambah
biaya
hidupnya
sebagian
ia
berikan untuk ibunya dirumah. Ia mulai intens dalam berbisnis waktu ia SMA. Uang yang diberikan sebagai uang jajan dari panti ia
pakai untuk belajar berbisnis. Pada dasarnya ada keinginan Ibu Sri agar Daniel ikut kakak – kakaknya, anak – anak ibu Sri untuk kuliah diluar negri, tapi mengingat ibunya dan saudaranya yang masih butuh keberadaannya ia menolak dengan halus keinginan ibu Sri, dan ibu Sri menerima alasan Daniel. Sewaktu dipanggil di
rumahnya ibu Sri, Daniel
mengatakan, “terima kasih atas niat ibu menyuruh saya agar bisa kuliah keluar negri, namun saya teringat ibu dan saudara – saudara saya, alhamdulliah
sayapun sudah
mempunyai
kesibukan dari usaha – usaha saya walaupun
masih kecil, semuanya atas bantuan ibu”, Daniel juga bercerita tentang usahanya dengan harapan ibu Sri memberikan izin agar ia tidak kuliah di luar negri, yah syukur – syukur mendapat
modal
dan
proyek
buat
percetakannya. “yah, tidak apa – apa Neil, ibu sudah tahu semuanya, tapi kalau kamu selesai S1 di sini nanti S2 kamu harus bisa kuliah di luar negri”. “insya Allah Bu”, “sekarang kamu usaha apa saja?”, akhirnya ibu Sri bertanya tentang usahanya
“sekarang ini saya usaha percetakan dan rumah makan, saya kerja sama dengan Lie sesama orang panti bu”, “ooh, yang orang Cina Padang itu, dia kuliah sama dengan kamu kan?”,bertanya ibu Sri “iya bu”, Daniel sendiri keturanan Betawi Sunda, Bapaknya dari Betawi sedangkan ibunya dari Sunda Bogor. “dia mengurus rumah makan kita dan juga si Rojak anak panti juga bu”, Rojak anak betawi asli diajak Daniel untuk membantu usahanya, walaupun masih sekolah tapi rajin.
“di rumah makan siapa masak? Dan dimana tempatnya?” “kami menyewa kontrakkan di dekat panti bu dan yang masak anak – anak panti yang perempuan” “ibu senang sekali dan selalu ingin membantu usaha kamu apalagi kamu mengikutkan sesama anak – anak panti yang lain” “adik saya sering saya suruh membantu bu, dia saya taruh di percetakan, sekarang ini kami harus punya obyekan untuk membayar gaji mereka”.
“nanti kalau ibu dapat kerjaan untuk kalian, ibu akan memberitahu” “terima kasih bu”.
2. Campus life
Dikampus
Daniel
terkenal
rajin
mengikuti kegiatan – kegiatan kampusnya, dari Senat sampai Kerohanian Islam dia ikut. Alasannya sederhana saja, untuk mencari relasi siapa tahu mendapat proyek, dan memang ia sering mendapat proyek dari kegiatan yang ia ikuti, seperti percetakan baju buat mahasiswa baru, sticker, pengadaan baju/celana
buat
panitia
penerimaan
mahasiswa baru hingga dibulan puasa rumah makan ia mendapat order makanan siap saji
untuk buka puasa bersama setiap harinya di Masjid di kampusnya, belum lagi order order dari kantor - kantor ibu Sri. Bagi Daniel usahanya ini bukan saja keberhasilan dirinya saja
tapi
juga
timnya.
Sedangkan
dikeluarganya, ibunya sudah pensiun sebagai staf di Kelurahan sementara kakaknya ia suruh melanjutkan sekolah yang sempat putus dijalan, ia hanya ingin tunjukkan kepada ibu Sri dan pengurus panti lainnya bahwa ia bisa berhasil.
Pagi itu Daniel dan Lie diundang oleh pihak Fakultas Ekonomi Universitas Budi Leluhur tempat mereka kuliah sebagai utusan
dari Senat Fakultas dan Kerohanian Islam dengan agenda Rapat Penerimaan Mahasiswa Baru. Diruang rapat Fakultas disitu sudah ada Dosen – dosen, sesama mahasiswa senior dan pejabat
–
pejabat
kampus.
Setelah
mengucapkan salam Dekan Fakultas Ekonomi Prof.Budiman berbicara, “Alhamdullillah tahun kemarin kita mendapat banyak mahasiswa hampir 300 orang buat S1 sedangkan S2 mendapat sekitar 50 orang, suatu pencapaian yang bagus sekali, Rektor dan Yayasanpun sudah menguapkan selamat kepada kita, saya harap tahun ini akan lebih baik”.