RokiS MelSes Series
Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com 1
Suatu Saat di Dalam Mimpi Oleh: RokiS & MelSes Series Copyright © 2014 by RokiS & MelSes Series
Penerbit MelSes Website Melsesseries.blogspot.com
Desain Sampul: MelSes
Hak cipta dilindungi undang-undang
Diterbitkan melalui: www.nulisbuku.com
2
Ucapan Terimakasih: Terima kasih kepada Allah swt yang telah memberikan sesuatu yang begitu bermakna dalam hidup ini. Terima kasih kepada orangtua, guru Bahasa Indonesiaku waktu di SMK dan teman-teman semasa SMK ku yang telah memberikan inspirasi juga masamasa tak terlupakan, TKJ28…. Terima kasih kepada nulisbuku.com yang sudah memberikan kesempatan bagi kami penulis pemula untuk menerbitkan novel, untuk menjadikan karyanya lebih baik kedepannya, untuk memberikan semangat menulis, untuk bisa mengekspresikan dirinya lebih dari sekedar penulis. Terima Kasih…
3
DAFTAR ISI A. Protokol itu Bernama Milly ……………………... 5 B. Keindahan Malam Hari ...……………………… 17 C. Berkah dari Perpustakaan .……………………... 30 D. Perasaan Hati ………………………………….. 44 E. Kalimat Indah dari Rahman ………………...…. 58 F. Minggu Ceria ……………………………..…… 84 G. Malam Pelantikan .……………………................ 94 H. Saksi Laut ………..……………………............. 102 I.
Murka Rahasia ……………………………….. 110
TENTANG PENULIS …………………………. 121
4
1. Protokol itu benama Milly Hari ini Rahman bangun pagi-pagi sekali, ini pertama kalinya ia masuk sekolah menengah atas. Sebuah sekolah yang terakreditasi A di kabupaten kota tempat dia tinggal, namun Rahman tinggal disebuah desa. Itulah sebabnya dia bangun pagi-pagi sekali. Selesai mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, dia berpamitan pada orang tua nya dan segera menuju kepersimpangan jalan yang terpaut 10 meter dari rumahnya, tempat dia menunggu angkutan jikalau orang mau pergi ke kota. Rahman bersama anak sekolah lainya menunggu angkutan dengan sabar, setelah beberapa menit akhirnya datang angkutan yang siap untuk mengantar mereka ke kota. Ya namanya seorang lelaki mau tidak mau harus mengalah pada wanita, biasanya wanita lebih banyak dari pada lelaki dan sebagai lelaki baik harus membiarkan wanita untuk duduk. Rahman berdiri diambang pintu angkutan yang harus merasakan dinginnya udara sekitar pukul 05.30 pagi dengan berpegangan pada besi yang ada dihadapan sebagai penahan. Kadang kala, jika lelah berdiri ya harus jongkok, mau duduk didalam sudah tidak ada tempat. Setelah 30 menit perjalanan dan 30 menit juga merasakan dinginnya udara pagi hari sembari merasakan pegal ditubuh, akhirnya Rahman sampai juga. Sekolahnya tidak jauh dari tempat angkutan 5
yang biasa berhenti disamping pasar dekat dengan sekolahnya. Terkadang Rahman merasa iri terhadap orang yang tinggal dikota pada waktu pagi seperti ini, masih bisa membaringkan diri ditempat tidur, sedangkan dia harus merasakan udara dingin dan rasa pegal yang amat berat, tapi walaupun begitu Rahman tidak patah semangat. Karena hari ini hari senin, maka persiapan upacara pun akan dilaksanakan. Rahman bergumam “Apakah mereka tidak tau bahwa aku ini sangat tersiksa oleh pelukan udara dingin dan rasa pegal yang melilit dibadan ku, ditambah dengan upacara yang harus berdiri selama 10-15 menit”. Tapi dengan berat hati, perasaan labilnya, terpaksa dia laksanakan karena dia juga tahu kalau ini termasuk wujud bela Negara, harus menghormati jasa para pahlawan terdahulu setidaknya dengan mengikuti upacara bendera ini. Sembari menunggu persiapan upacara, Rahman disapa oleh seorang lelaki. “Ayo sini berdiri disampingku, biarlah orang dibelakang tidak mau maju” sapanya “Oh ya ya” jawab Rahman “Siapa namamu? ” tanyanya “Namaku Rahman , namamu?” tanya Rahman “Aku Dika” timbalnya Benar sekali kata pepatah “Dalam kesulitan pasti ada kemudahan”, akhirnya Rahman mendapatkan teman, dengan berkenalan dilapangan upacara tanpa 6
bersalaman. Rahman pun berada di barisan paling depan bersampingan dengan Dika. Sepintas ia melihat Dika, hidungnya mancung, matanya agak besar, kulitnya hitam manis, berambut ikal dan tinggi. Terdengar aba-aba upacara akan segera dimulai. Suara indah dari pengeras suara terdengar, artikulasi yang sangat jelas dan sedap tersayut ditelinga, tidak hanya Rahman, seluruh peserta yang mendengar suara itu mungkin terbuai dengan kelembutan dan ciri khas melodi itu, seperti kupu-kupu manis yang terbang dipadang yang penuh dengan ilalang tinggi, seperti penyanyi tersorot oleh satu lampu besar melingkar, seperti pertunjukan pemandu sirkus, seperti pengatur lumba-lumba mengadakan atraksi. Ucapan kalimat Inggris dari pemandu upacara itu membuat Rahman penasaran, kerlingan dari sudut pandang tempat Rahman berdiri membuat hati dongkol, ingin melihat wajahnya lebih dekat. Bayangannya pemandu acara tersebut cantik, pinter, dan pastinya populer disekolah ini. Belum selesai melakukan adaptasi disekolah ini, malah sudah dibuat penasaran oleh suara yang terdengar, kata-kata Inggris yang selalu terucap setiap pergantian petugas upacara terlaksana, belum banyak tau siapa-siapa orang disekolah ini tapi rasanya ingin melihat lebih dekat.. . Belum tau siapa yang mengajar disekolah ini sudah tergesa-gesa melihat profil secara lengkap.
7
Rasanya semakin lama dipandu dengan kata-kata itu semakin enak saja, rasa capek karena berdiri saat pergi kesekolah diangkutan tadi tidak terasa lagi dan matahari yang bersinar terang secepat kilat menghapus rasa dingin yang sempat menusuk tulang. Jadi sangat bodoh apabila Rahman mengeluh karena hal semacam itu toh beberapa menit saja cepat hilang dan tidak terasa lagi, memang benar suatu masalah apabila didiamkan ataupun dirasakan semakin sakit dan menusuk rasanya, memang benar suatu kepahitan apabila dikulum sendiri tanpa diludahkan akan menyiksa, memang benar suatu kepedihan hati apabila dipendam sendiri dapat membuat tubuh menjadi lumpuh. Kuncinya jalani saja dan jangan terlalu dirasakan, terbukti yang awalnya bergunyam, kini semua itu terasa sirna, Rahman terbuai akan lantunan-lantunan kalimat Inggris dari seorang pemandu upacara. “Upacara selesai pengumuman-pengumuman (ceremony is over enauncements)” Kalimat itu terucap oleh kedua pemandu upacara, menandakan upacara selesai. Biasanya kalau di SMP upacara selesai ya selesai saja tanpa ada basa-basi, hanya saja ada himbauan “Silahkan kembali kekelas masing-masing dan sambil memungut sampah”. Nah di SMA ini kalimat yang diucapkan tadi ada realitanya, upacara selesai dan masih ada pengumuman, bisa dipastikan untuk hari pertama ini memang tidak ada pengarahan khusus untuk semua murid, terutama bagi mereka sebagai siswa baru 8
karena sudah dibicarakan semua pada pelaksanaan MOS tiga hari sebelumnya. Tampilan-tampilan menarik bergantian satu persatu ditunjukkan ditengah lapangan. Rahman dan Dika duduk dibarisan depan leluasa menyaksikan. Dipandu lagi oleh gadis yang menjadi pemandu upacara dengan kalimat Bahasa Inggris tadi, menambah harumnya panas matahari pagi, best opening oleh Organisasi Siswa Intra Sekolah menampilkan beberapa atraksi yang memukau diatas terik cuaca dan kata-kata hipnotis agar siswa baru berminat masuk Organisasi yang dipimpin oleh Muhammad Nur’ Islam untuk tahun ini. Semua anak baru sudah tau siapa dia, karena sosok tesebut selalu tampil disetiap kelas dan selalu marah-marah, cuek dan menghukum siswa-siswa baru yang dianggapnya salah pada pelaksanaan MOS, memang sepenuhnya diserahkan pada organisasi itu terutama untuk ketua, berkuasa sekali. Dilanjutkan oleh Ekstrakulikuler Paskibra dipimpin oleh Raymond Hararap katanya orang dari Medan saat perkenalan pelaksanaan MOS dan menjabat sebagai Ketua SekBid Kepemimpinan dan Bela Negara di OSIS bersama anggotanya, menampilkan gerak tubuh yang sangat tegap dan patah-patah, LTBB kata yang diucap pemandu acara yang misterius menurut Rahman, sangatlah indah menghilangkan suara gaduh dilapangan oleh hentakan kaki yang kompak, hanya terdengar suara tepuk tangan meriah dari semua orang dilapangan 9
ketika terakhir menyanyikan organisasi tersebut.
lagu
kebanggaan
Ekstrakulikuler selanjutnya yaitu Palang Merah Remaja, dipimpin oleh Cok Wulansari Margarisha Antaysya berasal dari Bali menjabat sebagai Wakil ketua satu di OSIS, tampilannya sederhana tidak begitu mengejutkan dan tidak begitu membuat dada gugup seperti tampilan OSIS dan Paskibra, bersama anggotanya hanya menampilkan cara pengobatan dan pertolongan pertama pada kecelakaan, semuanya dijelaskan oleh suara lantang dari sang pemimpin ditengah lapangan yang sinar matahari semakin beranjak keubun-ubun kepala, pembaca bisa mengartikan hanya sedikit yang memeperhatikan Ekstrakulikuler ini tampil, apalagi kaum Adam seperti Rahman dan Dika saja misalnya. Tepat tampil dihadapan mereka tapi pikiran mereka kemana-mana tidak seperti tampilan sebelumnya yang terpusat akan penampilan itu. Selesai, beralih ke Ekstrakulikuler Pramuka dipimpin oleh Ardiansyah Mamuaja, pasukan berbaju warna coklat datang dari sudut lapangan yang dipanggil pemimipinnya yang berada ditengah lapangan lebih dahulu, mungkin karena panas dan capek para siswa yang menyaksikan sedikit menjauh kepelataran kelas tidak seramai tampilan sebelumnya, menampilkan cara membuat tiang bendera , membuat kerangka tenda, dan tandu berbahan dasar tali dan kayu, tak kalah hentakan suara dan kaki menampilkan semapore dan nyanyian lagu 10