No. Tahun II, Tgl. 15 Juli- 14 - 14April Agustus No. 4121, Tahun IV, Tgl. 15 Maret 2011 2009
Diplomasi TABLOID
Media Komunikasi dan Interaksi
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia
www.tabloiddiplomasi.org
Menlu RI :
Mengenang Seratus Tahun Mohammad Roem
Kontribusi Islam Dan Demokrasi Dalam Membangun Indonesia Da’i Bachtiar :
Menyelesaikan Persoalan TKI di Malaysia Dengan Kepala Dingin Kebudayaan, Fondasi Untuk Memperkuat Hubungan RI - Suriname
Peningkatan Nia Zulkarnaen : Peran Indonesia Dalam Diplomasi FilmPerdagangan Bertema Bulutangkis Internasional Pertama di Dunia
“KING”
Email:
[email protected] Email:
[email protected]
ISSN 1978-9173 ISSN 1978-9173 Indonesia-Iran Bisa Memanfaatkan www.tabloiddiplomasi.org Potensi Kerjasama Ekonomi yang 771978 771978 917386917386 Lebih Besar Email:
[email protected]
9
9
Departemen Luar Negeri Republik Indonesia
Diplomasi TABLOID
Media Komunikasi dan Interaksi
Daftar Isi >6
Fokus
> 16
Lensa
>7
Fokus
> 17
Lensa
>9
Bilateral
> 18
> 10
Bilateral
> 23
> 11 > 12 > 14 > 15
5
Indonesia-Iran Bisa Memanfaatkan Potensi Kerjasama Ekonomi yang Lebih Besar
Konektivitas Ekonomi Indonesia-Iran Menjadi Salah Satu Komponen Strategis
Indonesia dan Serbia Tandatangani Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda
Dorong Kerjasama Pendidikan, RI-Selandia Baru Akan Tandatangani ‘Umbrella Agreement’
Bilateral Indonesia Laboratorium Terbaik Kajian Conflict Prevention and Resolution
19
Pergolakan Timur Tengah Bukan Grand Design AS
India Dukung Integrasi Ekonomi Negara-negara ASEAN
Lensa
Industri Kreatif Memberikan Kontribusi Signifikan Terhadap PDB
Ekonomi
Peningkatan Peran Indonesia Dalam Diplomasi Perdagangan Internasional
lensa
Lensa
Dialog Lintas Agama RI – Lebanon II Meningkatkan Kerjasama Komunitas Lintas Agama Indonesia - Lebanon
Lensa Dialog Lintas Agama Dapat Meningkatkan Hubungan Ekonomi
Lensa Selain Demokrasi Politik dan Demokrasi Ekonomi, Negara Kawasan Timur Tengah Perlu Meningkatkan Ketahanan Nasional
fokus
Jerman Melihat Peluang Investasi di Indonesia Lebih Menguntungkan Menlu RI : Indonesia
Mengupayakan Penyelesaian Konflik Kamboja dan Thailand Secara Damai
Diplomasi
Teras Diplomasi
Pelindung Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Pengarah Direktur Diplomasi Publik penanggung jawab Firdaus SE.MH Pemimpin Umum / Pemimpin Redaksi Khariri Ma’mun Redaktur Pelaksana Cahyono dewan redaksi Fransiska Monica Sitompul Isak Barry Kafiar
Banyak pandangan mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia yang harus di upgrade sekarang ini, terutama pandangan yang menilai bahwa masuknya Indonesia kedalam jajaran ekonomi utama dunia adalah pandangan yang terlampau optimistik. Daya tahan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia, serta kontribusinya terhadap pertumbuhan PDG global, telah menjadikan Indonesia sebagai negara yang patut diperhitungkan dalam perekonomian global, dan masuknya Indonesia kedalam jajaran ekonomi utama dunia adalah sebuah keniscayaan. Suku bunga yang relatif masih rendah di lingkungan global serta pertumbuhan ekonomi di negara-negara maju yang juga relatif rendah adalah salah satu faktor yang mendorong investor untuk mengalihkan investasinya ke Indonesia yang mengalami pertumbuhan yang relatif cukup tinggi. Tidak banyak tempat pilihan untuk investasi sebaik Indonesia sekarang ini. Hal ini tentunya harus didukung dengan langkahlangkah perbaikan berbagai sektor di Indonesia, terutama perbaikan iklim politik agar lebih kondusif dan produktif dalam menampung investasi. Di sisi lain Indonesia juga harus bersiap diri dan berhati-hati dengan melakukan persiapan yang baik agar investasi yang masuk dapat diserap dan dikelola dengan baik. Potensi investasi yang akan masuk ke Indonesia diperkirakan sangat besar menurut ukuran Indonesia, dan merupakan yang terbesar yang pernah dicapai oleh Indonesia. Dari sisi portofolio saja investasi yang masuk sekitar USD 25 milyar sedangkan dari FDI sebesar USD 12,5 milyar dan akan terus meningkat hingga akhir tahun. Indonesia perlu mengelola investasi ini dengan baik, karena tidak hanya menyangkut capital melainkan juga teknologi dan entrepreneurship, sehingga dengan demikian peringkat Indonesia juga akan meningkat dalam hal teknologi dan entrepreneurship di lingkup global. Melalui diplomasi ekonomi yang dimotori oleh Kemlu RI, Indonesia telah berupaya untuk meningkatkan kemampuan mengabsorpsi dan mengelola investasi tersebut. Bagi Indonesia, diplomasi ekonomi tidak hanya sekedar upaya menarik investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia, melainkan juga untuk mendukung pengelolaan investasi itu sendiri. Melalui diplomasi ekonomi, Indonesia berupaya untuk meningkatkan jumlah perusahaan yang bisa mengembangkan bisnisnya secara global (bilateral dan multilateral) dan melakukan eskpansi bisnis melalui pemanfaatan investasi yang masuk ke Indonesia. Diplomasi ekonomi Indonesia tentunya sangat
berperan untuk meningkatkan kemampuan Indonesia didalam mengelola investasi dan tidak menjadikan investasi yang masuk hanya sebagai Bubble investment. Saat ini Kemlu RI selaku motor penggerak diplomasi ekonomi tengah giat melakukan penciptaan “konektivitas” secara bilateral dengan negara-negara di berbagai kawasan, yang tentunya merupakan upaya untuk mendukung Indonesia sebagai ekonomi utama dunia. Di sisi lain Indonesia juga meningkatkan kualitas hubungan diplomasinya dalam rangka mewujudka people to people contack sebagai suatu capaian, sebagaimana pelaksanaan Bilateral Interfaith Dialog II dengan Libanon. Seluruh upaya tersebut merupakan terjemahan diplomasi Indonesia di dalam mewujudkan kepentingan nasional, yaitu masyarakat yang adil dan sejahtera.
RALAT : Tabloid Diplomasi No. 40 Tahun IV tanggal 15 Februari-14 Maret 2011 Hal. 4 (Rubrik Fokus): Prof. Dr. AA. Banyu Perwita, Guru Besar Ilmu Hubungan Internasional Fisif Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, seharusnya: Prof. Dr. AA. Banyu Perwita, Pengamat Hubungan Internasional. Hal. 17 (Rubrik Lensa): Artikel ”Perlindungan TKI Harus dilakukan Sejak Perekrutan” (Sumber : Rangkuman The Indonesian Forum yang diselenggarakan oleh The Indonesian Institute (1/2/2011). Artikel: ”TKI Seharusnya Dilihat Sebagai Aset” (Sumber : Rangkuman The Indonesian Forum yang diselenggarakan oleh The Indonesian Institute (1/2/2011). Hal. 18 (Rubrik Lensa): Artikel ”Terdapat Persoalan mendasar yang Harus Dibenahi Terkait Verifikasi Kasu-Kasus TKI” (Sumber : Rangkuman The Indonesian Forum yang diselenggarakan oleh The Indonesian Institute (1/2/2011). Hal. 23 (Rubrik Apa Kata Mereka): Artikel: Istilah TKI Legal dan Ilegal Kurang Tepat. (Sumber : Rangkuman The Indonesian Forum yang diselenggarakan oleh The Indonesian Institute (1/2/2011). Kolom I Alinea 3 adalah pendapat Daniel Dhakidol Kolom I Alinea 4 dst. adalah pendapat Mone Thamrin, FNS Dengan ini kesalahan penulisan telah diperbaiki. Terima kasih, Redaksi.
Diplomasi TABLOID
Media Komunikasi dan Interaksi
Staf Redaksi Saiful Amin Arif Hidayat Taufik Resamaili Dian harja Irana Tata Letak dan Artistik Tsabit Latief Distribusi Mardhiana S.D. Suradi Suratarno Harapan Silitonga Kontributor M. Dihar Staf Diplomasi Publik Alamat Redaksi Jl. Kalibata Timur I No. 19 Pancoran, Jakarta Selatan 12740 Telp. 021-68663162, Fax : 021-86860256, Surat Menyurat : Direktorat Diplomasi Publik, Lt. 12 Kementerian Luar Negeri RI Jl. Taman Pejambon No.6 Jakarta Pusat Tabloid Diplomasi dapat didownload di http://www.tabloiddiplomasi.org Email :
[email protected] Diterbitkan oleh Direktorat Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri R.I Sumber Gambar Cover : dekcydneey.blogspot pakistanisforpeace.wordpress
Bagi anda yang ingin mengirim tulisan atau menyampaikan tanggapan, informasi, kritik dan saran, silahkan kirim email:
[email protected] Wartawan Tabloid Diplomasi tidak diperkenankan menerima dana atau meminta imbalan dalam bentuk apapun dari narasumber, wartawan Tabloid Diplomasi dilengkapi kartu pengenal atau surat keterangan tugas. Apabila ada pihak mencurigakan sehubungan dengan aktivitas kewartawanan Tabloid Diplomasi, segera hubungi redaksi.
Diplomasi
4
FOKUS
Menlu RI :
Indonesia Mengupayakan Penyelesaian Konflik Kamboja dan Thailand Secara Damai Indonesia dalam kapasitasnya sebagai Ketua ASEAN turut membantu penyelesaian konflik perbatasan Thailand dan Kamboja. penyelesaian koflik kedua negara bertetangga ini dilakukan secara multi track ditingkat bilateral, regional dan global secara simultan dan saling mendukung. Menlu RI menegaskan bahwa Pendekatan militer bukan merupakan jalan keluar bagi sengketa perbatasan kedua Negara. Meskipun diakui kompleksitas permasalahan perbatasan yang dihadapi kedua negara, namun Indonesia menggarisbawahi masalah ini harus diselesaikan dengan caracara damai, yaitu melalui dialog dan negosiasi. Dok. Infomed
Menteri Luar Negeri RI, Dr. R. M. Marty M. Natalegawa melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Kamboja, HOR Namhong di sela-sela AMM Retreat di Lombok (16/1).
Pada tanggal 7-8 Februari 2011, melalui kunjungan kami ke Phnom Penh dan Bangkok, kami mendapatkan kesempatan untuk mendengar secara langsung dari kedua pihak atas isu yang saat ini mereka sedang hadapi. Tentunya, tidak terdapat keraguan sedikitpun atas kompleksitas permasalahan perbatasan yang dihadapi Thailand dan Kamboja. Meskipun demikian, tidak ada alasan apapun bahwa isu ini tidak dapat diselesaikan dengan cara-cara damai, yaitu melalui dialog
No. 41 Tahun IV
dan negosiasi. Indonesia memandang, bukanlah sebuah keniscayaan, pendekatan militer merupakan jalan keluar bagi isu sengketa perbatasan bagi kedua Negara termaksud. Tentunya tanpa harus mengecilkan tantangan yang kita hadapi, Indonesia melihat dan menditeksi adanya celah peluang. Dari hasil diskusi kami di Bangkok dan Kamboja, Indonesia setidaknya menemukan 3 kesimpulan yang prinsip. Kami telah berbagi 3 kesimpulan
ini dengan kedua Negara dan dengan seluruh Negara anggota ASEAN lainnya. Tidak ada satu pihakpun yang menolaknya. Pertama, Indonesia meyakini, bahwa terdapat keinginan dan komitmen kedua pihak untuk dapat menyelesaikan perbedaan dan perselisihan diantara keduanya melalui cara-cara damai. Tentunya hal tersebut, selaras dengan hal-hal prinsip yang selama ini telah dilakukan oleh Negara
ASEAN yang terefleksikan dalam “Perjanjian Persahabatan dan Kerjasama” (TAC) dan Piagam ASEAN. Melalui dokumen inti ASEAN dimaksud, seluruh Negara ASEAN, termasuk didalamnya Thailand dan Kamboja, berjanji untuk menyelesaikan perbedaan dan perselisihan diantara mereka dengan cara-cara damai dan untuk menolak agresi dan penggunaan maupun ancaman kekuatan senjata. ASEAN memiliki keinginan kuat untuk menjamin bahwa komitmen tersebut senantiasa ditegakkan oleh kedua pihak terkait. Dukungan DK PBB terhadap ajakan bagi seluruh pihak untuk dapat menyelesaikan perselisihan dengan cara-cara damai, sesuai dengan Perjanjian Persahabatan dan Kerjasama/TAC dan Piagama ASEAN, menurut hemat Indonesia akan konstruktif. Kedua, Indonesia memiliki keyakinan, bahwa kedua pihak mengakui adanya kebutuhan untuk menstabilkan situasi di lapangan (wilayah perbatasan); guna menjamin gencatan senjata dilaksanakan. Komunikasi yang dilakukan kedua Pemerintahan kepada DK PBB maupun pernyataan yang baru saja disampaikan oleh kedua Menteri Luar Negeri menggambarkan adanya perbedaan interpretasi terhadap situasi dan kondisi terjadinya insiden perbatasan baru-baru ini. Masing-masing pihak mengklaim bersikap divensif dan bersikap damai, dan melemparkan tanggung jawab kepada pihak lain sebagai yang memprovokasi insiden perbatasan. Meskipun demikian, keinginan baik kedua pihak harus bisa diterjemahkan. Keyakinan dan kepercayaan harus dibangun di lapangan. Insiden militer baru-baru ini mengilustrasikan bahwasanya, setidaknya terdapat kesenjangan komunikasi, persepsi dan kesalahan persepsi. Hal tersebut menyebabkan, pada akhirnya, adanya rangkaian kekerasan dan konflik yang sesungguhnya tidak diinginkan kedua pihak. Oleh karena itu, terdapat kebutuhan untuk membangun
15 MARET - 14 APRIL 2011
Diplomasi FOKUS sistem komunikasi pada tingkat lokal dan tingkat tinggi di antara kedua pihak yang lebih dapat diandalkan. Mungkin dengan adanya dukungan pihak ketiga, dapat dijamin bahwa gencatan senjata dapat dilaksanakan. Untuk menguatkan keyakinan pada komitmen masing-masing pihak untuk melaksanakan gencatan senjata dan untuk menghindari terjadinya asumsi terburuk dan reaksi balasannya. Setidaknya, terdapat kebutuhan nyata bagi kedua pihak untuk membuat komitmen pada tingkat yang lebih tinggi guna menghormati gencatan senjata. DK PBB kiranya dapat bersamasama ASEAN menghimbau kedua pihak untuk menghormati dan mematuhi gencatan senjata dan dalam kaitan ini, mendukung upayaupaya ASEAN terkait hal tersebut. Komitmen untuk menyelesaikan permasalahan dengan cara-cara damai dan menghormati gencatan senjata, merupakan dua hal yang sangat esensial jika kita ingin menciptakan kondisi yang kondusif agar proses negosiasi dapat berjalan dengan baik. Ini menjadi kesimpulan ketiga yang Indonesia yakini dari hasil kunjungan yang kami lakukan pada tanggal 7-8 Februari 2011 yang lalu. Kita semua sudah pernah memperdebatkan masalah ini sebelumnya. Perdebatan antara efektifitas solusi bilateral yang dipertentangkan dengan solusi kawasan dan tentunya juga solusi global dalam menyelesaikan suatu konflik ataupun perselisihan yang berkepanjangan. Salah satu pihak dalam perselisihan ini memiliki keinginan agar isu ini diselesaikan secara bilateral. Pihak lainnya tidak memiliki keyakinan terhadap efektifitas pendekatan bilateral dimaksud. Sejujurnya, bilateral, regional dan tentunya upaya global, jangan dilihat sebagai sesuatu yang berdiri sendiri dan meniadakan satu dengan yang lainnya. Semua pendekatan tersebut bukan merupakan pilihan yang berdiri sendiri, melainkan kesemuanya itu dapat saling melengkapi dan menguatkan.
15 MARET - 14 APRIL 2011
Negosiasi dan kesepakatan di tingkat bilateral merupakan sesuatu yang fundamental. Pada akhirnya, tidak ada pengganti dari kesepakatan bilateral dimaksud; khususnya jika hal tersebut terkait dengan isu perbatasan. Namun demikian, dukungan atau fasilitasi regional merupakan hal yang penting untuk membantu menciptakan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan pembicaraan bilateral dimaksud; untuk menghilangkan adanya rasa tidak percaya, dan meningkatkan keyakinan dalam proses serta menjamin penghormatan terhadap hasil akhirnya. ASEAN dapat memberikan kontribusi yang berharga. DK PBB kiranya dapat menyampaikan dukungan atas upaya ASEAN untuk memfasilitasi dan secara aktif mendorong kedua pihak untuk meningkatkan upaya-upaya guna menyelesaikan perselisihan diantara kedua pihak dengan cara-cara damai. Apa langkah kedepannya? Untuk mengantisipasi hasil dari pertemuan DK PBB saat ini, Indonesia selaku Ketua ASEAN, telah sampaikan keinginan untuk mengadakan pertemuan Menlu Negara ASEAN di Jakarta pada tanggal 22 Februari 2011. Indonesia menyambut positif, baik pihak Kamboja maupun Thailand telah siap dan menyetujui dengan cepat rencana pertemuan tersebut. Berdasarkan komunikasi yang telah kami lakukan, Indonesia memandang adanya 3 sasaran yang prinsipil dan saling menguatkan: Pertama, ASEAN mengajak dan mendorong kedua pihak terkait untuk mewujudkan komitmennya untuk menyelesaikan secara damai perselisihan yang ada dan menolak penggunaan dan ancaman untuk menggunakan kekuatan sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Persahabatan dan Kerjasama atau TAC di Asia Tenggara dan Piagam ASEAN; Kedua, ASEAN mendukung upaya yang dilakukan kedua pihak untuk menjamin penghormatan terhadap gencatan senjata. Penguatan modalitas komunikasi
kiranya dapat mulai diajukan; dan Ketiga, Upaya ASEAN untuk menjamin kondisi yang kondusif untuk memulai kembali perundingan antara kedua belah pihak. ASEAN kiranya dapat memfasilitasi pembicaraan bilateral dimaksud dan senantiasa diinformasikan perkembangannya oleh kedua pihak terkait mengenai garis besar perkembangannya. DK PBB kiranya dapat menyampaikan dukungannya terhadap rencana pertemuan Menlu ASEAN tersebut. Kawasan Asia Tenggara merupakan kawasan yang telah mengalami banyak perubahan. Kawasan kami menyadari betul akibat dari suatu konflik. Pada saat yang bersamaan kita semua menyadari hasil dan dampak positif dari adanya kondisi persahabatan dan kerjasama. Keamanan bersama artinya kesejahteraan bersama dan kemajuan bersama. Kita tidak akan membiarkan hilangnya berbagai keberhasilan yang telah dicapai. ASEAN senantiasa berada di garis terdepan dalam mondorong kawasan Asia Tenggara untuk menjadi Komunitas ASEAN pada tahun 2015. Dalam 3 pilar ASEAN, yaitu Pilar Ekonomi, Sosial Budaya dan Politik Keamanan. Dalam komunitas tersebut, penyelesaian permasalahan dengan penggunaan cara kekerasan dan kekuatan bukanlah suatu norma yang berlaku. Kita meyakini situasi terkini antara Kamboja dan Thailan merupakan suatu pengecualian dan hal anomali yang unik. Sungguh, meskipun tantangan saat ini yang dihadapi antara dua Negara utama ASEAN, kerjasama diantara Negara ASEAN, antara ASEAN dan kawasan terdekatnya, melalui proses ASEAN Plus One dan Plus Three, maupun East Asia Summit, akan terus berlanjut. ASEAN saat ini sedang memfokuskan untuk memainkan peran sentral dalam pembentukan arsitektur kawasan yang lebih luas. Selanjutnya, sesuai dengan tema ASEAN tahun 2011 yaitu “ASEAN community in a global community nations”, ASEAN saat ini sedang mengidentifikasi peta jalan
5
”... bilateral, regional dan tentunya upaya global, jangan dilihat sebagai sesuatu yang berdiri sendiri dan meniadakan satu dengan yang lainnya. Semua pendekatan tersebut bukan merupakan pilihan yang berdiri sendiri, melainkan kesemuanya itu dapat saling melengkapi dan menguatkan.” untuk menguatkan kontribusi ASEAN dalam isu-isu global; Platform bersama ASEAN dalam isu-isu global yang ASEAN memiliki kepedulian bersama. ASEAN sebagai kontributor positif terhadap solusi berbagai permasalahan global dunia. Pendek kata, Presiden DK PBB, ASEAN memiliki dorongan yang kuat untuk menjamin bahwa kesulitan yang saat ini dihadapi kedua Negara anggotanya dapat diselesaikan dengan cara-cara damai dan bersahabat. Bising peluru dan dentuman artileri harus senyap di kawasan Asia Tenggara. Oleh karenaya, kami meminta adanya sinergi dari langah-langkah yang diambil DK PBB untuk mendukung upaya-upaya ASEAN dan utamanya untuk mendukung dan memberikan insentif bagi kedua pihak, Kamboja dan Thailand untuk menyelesaikan perbedaannya secara damai, sesuai dengan keanggotaannya dalam keluarga bangsa-bangsa ASEAN; dan sebagai anggota dari komunitas global bangsa-bangsa. (Sumber : Menlu RI
selaku Ketua ASEAN di DK PBB, New York, 14 Februari 2011).
No. 41 Tahun IV
Diplomasi
6
FOKUS
Indonesia-Iran Bisa Memanfaatkan Potensi Kerjasama Ekonomi yang Lebih Besar Dok. tehrantimes.com
Menteri Luar Negeri RI, Dr. R. M. Marty M. Natalegawa diterima oleh Presiden Iran Ahmadinejad dalam lawatan ke Iran membahas kerjasama bilateral Indonesia-Iran
Nilai total perdagangan bilateral antara Indonesia dan Iran yang mencapai lebih dari US$ 1 miliar pada 2010 diproyeksikan
akan meningkat hingga sekitar 20 persen pada tahun ini. “Itu baru perdagangan komoditas di luar energi, kalau energi bisa
masuk akan jauh lebih besar lagi,” kata Wakil Ketua Komite Tetap untuk Timur Tengah dan OKI pada Kadin Indonesia Rudi Radjab di sela forum bisnis Indonesia-Iran di Jakarta, Jumat. Rudi menjelaskan dengan hubungan emosional yang dekat sebagai sesama negara berpenduduk muslim besar, Indonesia dan Iran bisa memanfaatkan potensi kerjasama ekonomi yang lebih besar dan saling menguntungkan. Kedua negara, ia melanjutkan, mesti bersinergi supaya bisa saling mengisi kebutuhan masing-masing melalui kerjasama ekonomi yang telah dibangun. “Dan untuk mengatasi masalah yang selama ini menjadi penghambat, harus dicari jalan keluar yang elegan, aman dan menguntungkan kedua belah pihak,” katanya. Lebih lanjut dia menjelaskan, selama ini kerjasama perdagangan dengan Iran masih terbatas pada
komoditas non-energi dan itu pun lebih banyak dilakukan melalui negara ketiga seperti Uni Emirat Arab, Turki dan Malaysia. “Itu karena OFAC (Office of Foreign Assets Control-red) Amerika Serikat akan mengenakan sanksi bila ada negara yang buat transaksi perdagangan barang tertentu dengan Iran dan sanksi itu arahnya ke embargo,” kata dia. Kadin Indonesia sedang menjajaki kemungkinan untuk melakukan perdagangan langsung dengan para pelaku usaha Iran atau setidaknya meminimalkan kebutuhan akan pihak ketiga dalam melakukan perdagangan dengan negara itu. Menurut Rudi, Indonesia banyak mengekspor karet dan produk karet, produk baja, makanan, minyak sawit, alas kaki, serta tekstil dan produk tekstil ke Iran. Sedangkan Iran banyak mengekspor aspal, mineral, pipa, material konstruksi, karpet, dan kebutuhan bahan bangunan.[]
Nilai perdagangan Indonesia- Iran Pada 2010 Mencapai USD 1 Miliar Dok. corneliscenter.blogspot.com
Suryo Bambang Sulistio Ketua umum Kadin Indonesia
Pertemuan ini kami lakukan untuk membahas solusi seperti apa yang bisa ditempuh sehingga kerjasama antara kedua negara bisa dilakukan secara langsung. Hal ini termasuk untuk mengatasi kendala kesulitan transaksi perbankan yang selama ini lebih banyak dilakukan dengan informal. Nilai perdagangan IndonesiaIran pada 2010 mencapai USD1 miliar dan diproyeksikan akan tumbuh 20% pada 2011. Dalamhal ini memang pengusaha nasional belum berani melakukan kerja sama perdagangan secara
No. 40 Tahun IV
langsung dengan Iran.Alasannya, Iran terdaftar dalam Office of Foreign Assets Control (OFAC). OFAC merupakan lembaga di bawah Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) dan berhak mengembargo perdagangan atas negara yang terdaftar,bahkan yang bekerja sama dengannya. Pertemuan IndonesiaIran Bussiness Forum yang diselenggarakan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tehran bekerjasama dengan Direktorat Asia Selatan dan Tengah Kementerian Luar Negeri RI di Hotel Borobudur Jakarta tanggal 14 Februari 2011 untuk membahas solusi yang bisa ditempuh. Selain
itu, untuk mengatasi kendala kesulitan transaksi perbankan yang selama ini lebih banyak dilakukan secara informal. Menurut data Kementerian Perdagangan, nilai total perdagangan Indonesia dengan Iran cenderung terus meningkat sejak 2005 dan selalu surplus kecuali pada 2010. Selama Januari November 2010 perdagangan Indonesia tercatat mengalami defisit sebanyak 574 ribu dolar AS. Nilai total perdagangan Indonesia dan Iran tahun 2009 tercatat sebanyak 863,2 juta dolar AS dan selama Januari-November 2010 sebanyak 1,05 miliar dolar AS.[]
15 februari - 14 MARET 2011
Diplomasi FOKUS
Konektivitas Ekonomi IndonesiaIran Menjadi Salah Satu Komponen Strategis Iwan Wiranataatmadja Duta Besar RI Untuk Iran
Dok. Infomed
Dubes RI untuk Iran, HE. Iwan Wiranataatmadja menyampaikan paparannya dalam Indonesia-Iran Business Forum di Jakarta.
Indonesia dan Iran baru saja menandai Peringatan 60 tahun hubungan diplomatik kedua negara beberapa bulan yang lalu. Momen ini merupakan waktu yang tepat bagi kedua negara untuk berkomitmen membawa hubungan kedua negara ke dalam tingkat yang lebih tinggi melalui usaha bersama. Saya ingin berbagi mengenai masalah-masalah ekonomi saat ini dalam ekonomi global. Menurut World Economic Outlook 2010 (dikeluarkan oleh IMF pada tanggal 26 Oktober 2010), perekonomian global masih menghadapi ketidakpastian. Walaupun dunia telah berhasil menghindari depresi global dan mencapai beberapa pemulihan, namun masih banyak tantangan ke depan. Laporan tersebut menyebutkan 2 (dua) wilayah di dunia, yaitu Asia dan Timur Tengah. Asia menghadapi krisis global dengan pijakan yang kuat dan terus memimpin
15 februari - 14 MARET 2011
pemulihan global. Sementara itu, kekuatan pemulihan ekonomi barubaru ini muncul di Timur Tengah yang sebagian besar didukung oleh rebound harga minyak, yang telah meningkatkan pendapatan dari ekspor minyak. Di tengah krisis ekonomi global di 2008 - 2009, ekonomi Indonesia tumbuh positif dan relatif tinggi. Pada saat itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah 4,5%, sedangkan pada tahun 2010, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai hampir 6%. Itu terjadi karena Indonesia berhasil tidak hanya dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, tetapi juga dalam memperkuat ketahanan ekonomi domestik, sehingga membuka jalan bagi perbaikan baru dalam kegiatan ekonomi. Reuters News Agency pada 7 Februari 2011 menegaskan ekonomi Indonesia tumbuh pada
kuartal keempat 2010 sebesar 6,9% dari tahun sebelumnya. Berita ini menggarisbawahi beberapa harapan bahwa Indonesia dengan cara ini akan mencapai peringkat kredit investasi kelas bergensi di tahun depan bahkan menempatkan Indonesia bersama negara-negara BRIC yaitu Brazil, Rusia, India dan China. Hal ini melampaui proyeksi WEO tahun 2010 yang memperkirakan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 6,2% pada tahun 2011. Menurut sensus terakhir yang dilakukan oleh Biro Pusat Statistik RI tahun 2010, pendapatan per kapita Indonesia adalah US $ 2963. Sensus ini juga menemukan bahwa 30% dari total penduduk Indonesia memiliki pendapatan per kapita sebesar US $ 5356. Data tersebut menunjukkan bahwa Indonesia merupakan kekuatan ekonomi dan pasar yang sedang berkembang. Dalam hal daya saing, menurut
7
Global Competitiveness Report 2010 - 2011 (dikeluarkan oleh World Economic Forum) tingkat daya saing Indonesia meningkat menjadi ke-44 dari ke-54 dalam laporan sebelumnya. Ini merupakan peningkatan ranking yang mengesankan karena bergeser 10 tingkat, dan terutama karena didorong oleh lingkungan makroekonomi yang sehat. Indonesia berhasil mempertahankan lingkungan makroekonomi relatif sehat (35) di sepanjang masa krisis. Sementara kebanyakan negara lain melihat lonjakan defisit anggaran mereka, Indonesia terus melakukan kontrol terhadap defisit anggarannya. Utang publik masih rendah yaitu hanya 31 persen dari PDB, dan deposit naik menjadi 33 persen dari PDB. Selain itu, inflasi pada tahun 2009 melambat menjadi 4,8 persen, setengah tingkat dari tahun 2008. Dengan latar belakang ini maka logis untuk menyimpulkan bahwa Indonesia adalah kekuatan ekonomi dan pasar yang sedang berkembang, dan tempat yang tepat untuk melakukan bisnis dan investasi. Iran relatif memiliki makna geostrategis karena lokasinya di Timur Tengah dan Eurasia Tengah. Iran adalah salah satu kekuatan kunci regional dan memegang posisi penting dalam keamanan energi internasional dan ekonomi dunia sebagai akibat dari cadangan signifikan minyak dan gas alam. sumber daya minyak, gas dan tambang yang signifikan, disertai dengan kemajuan teknis dan industri, telah memungkinkan Iran untuk mendefinisikan dan mengatur hubungan baru dengan negaranegara lain. Beberapa laporan ekonomi tentang Iran juga menunjukkan prospek yang bagus. The WEO 2010 memproyeksikan tingkat pertumbuhan ekonomi Iran 3,0 persen pada tahun 2011. Sementara itu, Global Competitiveness Report 2010 2011 menunjukkan bahwa tingkat daya saing Iran menempati urutan ke-69, lingkungan makro ekonomi pada urutan ke-45 dan urutan ke-20 dalam hal besarnya pasar. Kita telah melihat potensi kedua negara. Pertanyaannya adalah
No. 40 Tahun IV
Diplomasi
8
f o k u s
bagaimana sektor usaha di kedua negara, dengan bantuan dari kedua pemerintah bisa membuat potensi tersebut menjadi kenyataan, dalam hal angka volume perdagangan antara Indonesia - Iran. Ekonomi berbicara, kedua negara mengalami pertumbuhan ekonomi yang cepat setelah dilanda krisis moneter; kedua negara juga kaya dengan sumber daya alam dan produk perdagangan untuk pertumbuhan industri di masing-masing kawasan. Saya kira jawabannya terletak pada satu kata, “konektivitas”. Kita telah mengetahui bahwa Indonesia dan Iran sudah terhubung dalam hal hubungan ekonomi. Volume perdagangan antara kedua negara hingga Oktober 2010, sebesar US $ 874,16 juta, menunjukkan peningkatan 30,5%, bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2009. Namun, angka ini tidak mencerminkan potensi nyata antara kedua negara. Kerjasama ekonomi antara kedua negara harus lebih ditingkatkan dan kunjungan delegasi bisnis akan berfungsi sebagai sarana penting untuk melakukan hal tersebut. Saya berharap ini akan memberikan kesempatan bagi pelaku ekonomi di kedua negara untuk lebih mengeksplorasi dan memanfaatkan sepenuhnya potensi mereka dan mengambil semua inisiatif yang diperlukan guna meningkatkan ekonomi dan konektivitas perdagangan. Saya akan memberikan gambaran kecil bagaimana sektor usaha di kedua negara bisa lebih terhubung: Iran adalah eksportir utama energi, dan Indonesia adalah satu di antara konsumen energi yang berkembang pesat untuk mendorong pertumbuhan ekonominya. Cukup banyak perusahaan di Indonesia, baik BUMN maupun swasta, yang memiliki minat di sektor minyak dan gas di Iran. Di sisi lain, dengan populasi 70 juta jiwa, Iran merupakan pasar potensial bagi produk-produk Indonesia, seperti minyak kelapa sawit, cengkeh, karet, teh, kopi, kakao, kertas, tekstil, peralatan elektronik dan suku cadang otomotif serta jasa, seperti keahlian di sektor teknologi informasi dan komunikasi. Oleh karena itu, di kawasan vital
No. 41 Tahun IV
hubungan perdagangan-ekonomi, begitu banyak proyek penting dalam berbagai sektor, seperti gas dan minyak, pupuk, otomotif, infrastruktur, kerajinan tangan, tekstil, dan proyek-proyek investasi bersama yang bisa didiskusikan dan diimplementasikan. Saya percaya Indonesia dan Iran dapat bekerja sama untuk menghubungkan potensi ekonomi antara kedua negara dan membuat konektivitas menjadi salah satu koridor ekonomi penting antara Indonesia dan Iran. Seperti digambarkan dalam masterplan kami mengenai perekonomian Indonesia pada tahun 2025, salah satu strategi kami untuk mencapai pertumbuhan adalah mengembangkan enam koridor ekonomi, dengan membangun pusat-pusat pertumbuhan di pulau-pulau utama kami, dengan pengembangan klaster industri berdasarkan komoditi unggulan atau sektor diikuti oleh strategi kedua untuk memperkuat konektivitas nasional, dengan menciptakan sinergi lebih antara pusat-pusat pertumbuhan lokal dan internasional. Visi kami adalah lokal yang terintegrasi dan terhubung secara global. Konektivitas ekonomi IndonesiaIran bisa menjadi salah satu komponen strategis untuk mencapai pertumbuhan dengan lebih menghubungkan ekonomi Indonesia ke salah satu negara penting di Asia Tengah dan kawasan Timur Tengah, yaitu Iran dan demikian pula sebaliknya. Jika kita bisa memperkuat hubungan ekonomi antara kedua negara, saya sangat positif bahwa kita bisa memperluas konektivitas ekonomi dalam arti luas. Saya percaya salah satu hal penting dalam hidup kita adalah kemampuan manusia untuk bermimpi dan membuat mimpi menjadi kenyataan. Salah satu mimpi saya, dalam hal hubungan ekonomi antara Indonesia dan Iran, adalah untuk membuat jumlah volume perdagangan melebihi US $ 1 miliar, dan ini hanyalah awal dari mimpi saya. Iran telah semakin menjadi pemain regional utama, dalam hal ekonomi, di Asia Tengah. Saya bisa melihat potensi Iran untuk menjadi
pusat ekonomi untuk produk-produk Indonesia di kawasan Asia Tengah. Jika kita berbicara tentang negaranegara Asia Tengah, kita tahu bahwa semua negara terkurung oleh daratan. Iran dengan akses untuk membuka laut bisa menjadi pusat ekonomi utama Indonesia di seluruh Asia Tengah. Secara historis kita tahu bagaimana Jalan Sutera pada masanya merupakan koridor utama ekonomi global. Indonesia dan Iran di antaranya adalah negara-negara
yang dihubungkan dengan Silk Road di masa lalu. Dengan fakta sejarah ini, saya berani untuk bermimpi hari ini untuk membuat ‘New Silk Road’ yang akan menghubungkan Indonesia dan Iran dan dalam arti luas, kawasan Asia Tengah. Dan dengan ide tersebut dalam pikiran, saya berani bermimpi bahwa hubungan bilateral ekonomi dan konektivitas perdagangan negara kami dapat diperluas dalam pengertian yang lebih luas.[]
Memperkuat Diplomasi Ekonomi Indonesia – Iran Dok. diplomasi
Syafri
Direktur Fasilitasi Ekspor dan Impor Dirjen Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan RI
Pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2011 diproyeksikan terutama berasal dari pengembangan ekonomi baru, khususnya negara-negara berkembang di Asia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia sendiri diperkirakan akan lebih tinggi dari Rusia dan Brasil (BRIC) pada tahun 2011 ini. Surplus perdagangan Indonesia sejak dari 2005 hingga 2010 terus mengalami peningkatan, dan pada 2010, total surplus perdagangan Indonesia mencapai US$ 22,13 miliar atau meningkat 12,4% dibandingkan pada 2009. Dalam hal ini kontribusi dari 10 produk utama Indonesia tidak berubah dengan pangsa pasar sebesar 47,6%. Nilai impor non-Migas Indonesia hingga Desember 2010 mencapai US$ 108,2 miliar, atau mengalami peningkatan 39,0% dibandingkan dengan impor pada tahun 2009. Impor dari RRC dan Jepang meningkat 18,2% dan 15,6% pada tahun 2010 dari impor sebelumnya 11,8% dan 11,7% pada tahun 2009. Struktur impor Indonesia tetap didominasi oleh bahan baku, dimana proporsi selama Januari-November 2010 telah meningkat dari 72,1% menjadi 72,8%. Peningkatan impor bahan baku ini mencerminkan tumbuhnya industri dalam negeri yang kemudian diproses lebih lanjut untuk pasar domestik dan ekspor. Ekspor utama Indonesia adalah; kelapa sawit (US$ 230 juta); tabung, pipa dan profil berongga[]
15 MARET - 14 APRIL 2011
Diplomasi B i l a t e r a l
9
Indonesia dan Serbia Tandatangani Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda Indonesia dan Serbia tandatangani Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) yang akan mengatur agar tidak terjadi pengenaan pajak yang memiliki dimensi internasional dari dua negara secara berganda. Kesepakatan tersebut ditandantangani oleh Menlu RI, Dr. R.M. Marty M Natalegawa dengan Menlu Serbia, Vuk Jeremic di Gedung Pancasila, Siang ini (28/2). Kesepakatan ini diharapkan dapat lebih mendorong para pengusaha kedua negara dalam meningkatkan kerjasama bidang ekonomi dan perdagangan. Penandatangan perjanjian tersebut merupakan bagian dari rangkaian pertemuan bilateral antara Menlu RIdengan Menlu Serbia yang diselenggarakan sesaat sebelumnya. “Hubungan kedua negara telah terjalin cukup lama dan mempunyai potensi lebih lagi untuk mencapai level yang lebih tinggi” ujar Menlu RI pada saat konferensi pers bersama Menlu Serbia, seusai menandatangani perjanjian. Menlu RI menyatakan dalam pertemuan bilateral tersebut, kedua negara membahas mengenai kerjasama untuk meningkatkan hubungan baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan antar masyarakat. Kedua pihak juga membahas mengenai perkembangan situasi di masing-masing kawasan dan berbagi pandangan tentang masalah global yang
15 MARET - 14 APRIL 2011
menjadi perhatian kedua belah pihak. Vuk Jeremic pada kunjungan keduanya ke Indonesia ini, menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan hubungan kerjasama kedua negara yang terus meningkat. “Kami berterimakasih atas dukungan Indonesia untuk Serbia selama ini” paparnya. Menlu Jeremic pertama kali berkunjung ke Indonesia pada Maret 2008. Jeremic juga menyambut baik undangan Menlu RI untuk
hadir dalam perayaan 50 Tahun Gerakan Non Blok (GNB) yang akan diselenggarakan pada saat Konferensi Tingkat Menteri GNB di Bali, 25-27 Mei 2011. “50 tahun yang lalu, kedua negara memegang peranan penting di pertemuan pertama GNB di Belgrade (1-6 September 1961,red) dan masih memiliki pandangan yang sama terhadap pentingnya peranan GNB di perayaan emasnya tahun ini” papar Menlu yang masih berusia 36 tahun tersebut.
Kedua Menlu berharap bahwa keikusertaaan Indonesia dan Serbia dalam pertemuan tersebut dapat lebih meningkatkan hubungan kedua pihak baik hubungan bilateral maupun dalam menangani isu-isu internasional. Pertemuan Menlu Natalegawa dan Menlu Jeremic ini merupakan yang kedua setelah pertemuan keduanya di sela-sela sidang umum PBB, 28 Agustus 2009 di New York. (Dit. Infomed/HO)
Indonesia dan Siprus Tingkatkan Level Hubungan Bilateral Indonesia dan Siprus telah menapaki hubungan bilateralnya ke satu tingkat lebih tinggi. Hal tersebut tercermin dengan ditandatanganinya perjanjian pembentukan konsultasi bilateral antar kedua Kementerian Luar Negeri oleh Menlu RI, Dr. R.M. Marty M Natalegawa dan Menlu Siprus, Markos Kyprianou seusai pertemuan bilateral RI-Siprus di Gedung Pancasila, siang ini (01/03). Perjanjian tersebut akan menjadi landasan bagi pelaksanaan konsultasi bilateral secara reguler, dan menjadi wadah bagi kedua negara memperkuat kerjasama baik bilateral maupun di forum interasional. ”Hubungan bilateral kedua negara selama ini terjalin sangat erat dan baik” ujar Menlu RI pada saat konferensi pers bersama dengan Menlu Siprus, sesaat setelah penandatanganan perjanjian. ”Tantangan bagi kita adalah bagaimana memanisfestasikan hubungan baik tersebut dalam berbagai kerjasama di bidang ekonomi, perdagangan, pariwisata dan investasi” tegas Menlu.
Dalam bidang hubungan antar masyarkat (people to people contact) , kedua negara juga mempererat ikatan melalui berbagai kerjasama pendidikan melalui pemberian beasiswa, kerjasama pariwisata dan dialog lintas agama. Untuk mendorong kerjasama bilateral, Siprus telah membuka Kedutaan Besarnya di Jakarta dan menempatkan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh sejak Januari 2010. Sebagaimana dilansir dalam siaran pers Kemlu, kedua negara sepakat untuk menyelesaikan beberapa perjanjian seperti merchant shipping dan penghindaran pajak berganda yang diharapkan dapat lebih membuka peluang kerjasama di bidang ekonomi dan perdagangan. Menlu Siprus pada kesempatan kunjungannya ke Indonesia juga menyerahkan bantuan kemanusiaan dari Pemerintah Siprus kepada Indonesia pasca bencana alam untuk pemulihan sebesar US$ 50.000,-
Isu Regional dan Internasional
Selain masalah bilateral, pada pertemuan tersebut kedua pihak juga saling bertukar pandangan mengenai isu-isu regional mengenai perkembangan ASEAN khususnya keketuaan Indonesia di ASEAN dan perkembangan di Uni Eropa. Menlu RI dan Menlu Siprus juga memaanfaatkan pertemuan untuk membahas mengenai masalah internasional yang menjadi perhatian bersama diantaranya mengenai masalah Siprus Turki. Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan Indonesia dalam pembahasan mencari solusi bagi masalah Siprus Turki di PBB ujar Menlu Siprus. Selain bertemu dengan Menlu RI, Menlu Siprus juga dijadwalkan akan melakukan pertemuan dengan DPR RI hari ini. Pada pertemuan tersebut Menlu Siprus juga bermaksud mengundang DPR untuk bertemu dengan Parlemen Siprus. (Dit. Infomed/ HO; EPMM)
No. 41 Tahun IV
Diplomasi
10
Bilateral
Dorong Kerjasama Pendidikan, RI-Selandia Baru Akan Tandatangani ‘Umbrella Agreement’ Indonesia dan Selandia baru memandang perlunya umbrella agreement kerjasama pendidikan kedua negara. Hal ini dinilai akan semakin mendorong kerjasama pendidikan yang lebih luas dan komprehensif. Diharapkan, umbrella agreement ini dapat ditandatangani dalam waktu dekat. Duta Besar RI di Selandia Baru A Agus Sriyono bertemu dengan Menteri Pendidikan Tinggi Selandia Baru Hon. Steven Joyce guna membahas hal tersebut di Gedung Parlemen Selandia Baru (Kamis,
3/03/2011). Pembahasan mengenai umbrella agreement itu adalah tindak lanjut dari kerja sama pendidikan RI-Selandia Baru yang termaktub dalam Agreed Minutes Joint Ministerial Conference III, Oktober 2010 lalu. “Dalam Agreed Minutes yang dihasilkan melalui JMC III tersebut disebutkan bahwa perlu adanya umbrella agreement kerja sama pendidikan RI-Selandia Baru,” jelas Dubes Agus dalam rilis berita KBRI Selandia Baru.
Garap Kerjasama Ekonomi, RI-Slovakia Sepakati Perjanjian Penanaman Modal Setelah dua hari perundingan di Surabaya (23-24/2/2011), Indonesia dan Slovakia berhasil menyepakati Persetujuan Perlindungan dan Peningkatan Penanaman Modal (P4M). Tercapainya persetujuan ini akan memberikan kepastian hukum bagi kerja sama di bidang investasi antara kedua negara, yang selama ini harus diakui nilai investasinya masih belum signifikan. Dalam rilis yang dikeluarkan Direktorat Eropa Tengah dan Timur, Kemlu, hari ini (24/02), persetujuan ini akan menggantikan persetujuan tahun 1994. Pembaruannya diperlukan untuk memenuhi salah satu ketentuan mengenai kebijakan penanaman modal di lingkungan Uni Eropa. Diharapkan persetujuan ini dapat ditandatangani pada saat kunjungan Presiden Slovakia, Ivan Gasparovic, ke Indonesia pada akhir Mei 2011. Dalam perundingan tersebut, Delegasi RI dipimpin Plt. Direktur Perjanjian Ekonomi dan Sosial Budaya, Kemlu, Bebeb A.K.N. Djundjunan, dan diikuti oleh wakil-wakil dari Kementerian Keuangan, Badan Koordinasi Penanaman Modal, Sekretariat Kabinet dan Bank Indonesia. Sementara itu, Delegasi Slovakia dipimpin oleh Direktur Department of the Specific Operation of the State dan didampingi oleh Senior State Counsellor for Department of the Specific Operation of the State, Kementerian Keuangan Republik Slovakia. Perundingan tersebut digambarkan berjalan dengan semangat yang sangat bersahabat yang mencerminkan hubungan baik kedua negara. Pada akhir perundingan, Ketua Delegasi RI dan Slovakia menandatangani Agreed Minutes yang mencerminkan kesepakatan yang dicapai diantara kedua Delegasi.
No. 41 Tahun IV
Pada kesempatan tersebut Dubes Agus menyampaikan penghargaan Indonesia atas komitmen Pemerintah Selandia Baru yang meningkatkan jumlah penerima beasiswa NZAID dari Indonesia. “Akan ada hingga mencapai 50 orang penerima beasiswa mulai tahun 2012,” tambahnya. Sementara itu, Hon Steven Joyce menghargai keinginan Indonesia menjalin kerja sama pendidikan dengan Selandia Baru mengingat Indonesia merupakan
negara besar. Dalam pertemuan yang sekaligus merupakan courtesy call, Dubes Agus juga menyampaikan belasungkawa Pemerintah RI atas bencana yang terjadi di Christchurch baru-baru ini. Selain itu, ia juga menyerahkan draft Memorandum of Understanding between Ministry of National Education of the Republic of Indonesia & Ministry of Education of New Zealand on Educational Cooperation. (sumber: KBRI Wellington/ed.Yo2k)
Potensi Kerjasama Ekonomi Indonesia dan Slovakia memiliki potensi kerja sama ekonomi yang belum tergarap secara optimal. Terlebih, Slovakia telah bergabung menjadi anggota Uni Eropa pada Mei 2004. Persetujuan bilateral di bidang penanaman modal ini akan melengkapi upaya yang ditempuh guna mendorong peningkatan nilai perdagangan dan investasi kedua negara. Dalam 4 tahun terakhir, sejak 2007, upaya peningkatan perdagangan dan investasi dilakukan antara lain melalui penyelenggaraan roundtable business meeting secara rutin oleh Kedutaan Besar RI di Bratislava dan Kedutaan Besar Slovakia. Business meeting ke-empat yang difokuskan pada sektor energi dan infrastruktur diselenggarakan di Jakarta (24/02) bersamaan dengan jalannya perundingan P4M di Surabaya. (sumber: Dit Ertengtim/ed.Yo2k)
dok. crossed- flag- pins.com
15 MARET - 14 APRIL 2011
Diplomasi B i l a t e r a l “Indonesia adalah salah satu laboratorium terbaik bagi kajian conflict prevention and resolution”. Pernyataan tersebut mengemuka dari para mahasiswa European Peace University (EPU) di Burg Schlaining, 120 km Selatan kota Wina, Austria, pada kesempatan kuliah umum dan diskusi dengan Duta Besar/Watap RI Wina, I Gusti Agung Wesaka Puja, pada tanggal 2 Maret 2011. Kuliah umum itu sendiri mengambil tema “Conflict Resolution in Indonesia and Sharing of Experience on Aceh Peace Process”. Dalam kuliah tersebut Duta Besar Puja menyampaikan mengenai akar dari berbagai konflik di Indonesia serta kebijakan dan pendekatan umum yang diterapkan Pemerintah Indonesia dalam menyelesaikan konflikkonflik tersebut melalui cara-cara damai, khususnya pada era pasca reformasi. Duta Besar Puja juga menyampaikan pengalaman pribadinya terlibat langsung dalam tim negosiasi bagi Perundingan Damai Aceh, sejak tahun 2000 sampai dengan 2005, termasuk berbagai pelajaran yang dapat diambil dari proses tersebut. Para mahasiswa sangat antusias dengan kuliah tersebut, baik karena substansinya maupun penyampaiannya yang diselingi dengan pemutaran beberapa video documenter. Selain menyampaikan kuliah umum bagi mahasiswa program magister peace and conflict studies EPU yang tahun ini berasal dari 14 negara, Duta Besar Puja juga berkesempatan menyampaikan sumbangan sejumlah buku mengenai conflict prevention and resolution di Indonesia kepada Peace Library yang juga dikelola oleh EPU. Kunjungan ke EPU tersebut juga dimanfaatkan untuk mempromosikan budaya Indonesia dalam bentuk pertunjukan tarian dan sajian makanan khas Indonesia. Pada kesempatan kunjungan tersebut Duta Besar Puja juga melakukan pertemuan dengan pengelola EPU guna menjajaki lebih jauh peluang kerjasama di masa mendatang. Diatara hal-hal yang dijajaki antara lain kemungkinan kerjasama EPU
15 MARET - 14 APRIL 2011
11
Indonesia Laboratorium Terbaik Kajian Conflict Prevention and Resolution
Ketua delegasi pemerintah Hamid Awaludin bersama ketua delegasi GAM Malik Mahmud didampingi Mediator perdamaian Aceh Martti Ahtisari usai penandatanganan kesepakatan perdamaian Aceh. (foto : uokko Ritari, Ministry for Foreign Affairs of Finland)
dengan Institute for Peace and Democracy/Bali Democracy Forum, kemungkinan kerjasama dengan universitas-universitas di Indonesia, kemungkinan mendatangkan para ahli peace and conflict studies dari Indonesia, serta kemungkinan pemberian biasiswa bagi mahasiswa Indonesia. Profil EPU EPU adalah satu-satunya universitas swasta di Eropa yang mengkhususkan kajiannya pada isu Peace & Conflict Studies, European Peace & Security Studies and Peace Building. EPU didirikan bersama pada tahun 1988 oleh the Austrian Study Center for Peace and Conflict Resolution (ASPR), Austrian UNESCO Commission dan Komisi-Komisi Nasional UNESCO di Eropa Barat
dan Timur. Hingga saat ini EPU sudah menelurkan 2000 alumni program magister, tersebar di 44 negara, termasuk 18 orang dari Indonesia. EPU berlokasi di kota Burg Schlaining yang dianggap sebagai Kota Perdamaian karena sejak Abad Pertengahan tidak pernah terjadi pertumbahan darah meskipun berada diantara negara-negara yang bermusuhan. Pusat kegiatan EPU berlangsung di gedung utama yaitu Haus International, sebuah gedung modern dengan fasilitas pendukung yang lengkap, serta di Kastil Burg Schlaining yang dibangun pada abad ke-13. Pada tahun 1995 EPU dianugerahi UNESCO Prize for Peace Education. Pada tahun 1996, UNESCO Chair for Peace, Human
Right and Democracy didirikan di EPU dengan Dr. Gerald Mader sebagai Chairholder. Sebagai catatan tambahan disampaikan bahwa EPU (Kastil Burg Schlaining) pada bulan Juni 1995 menjadi tempat penyelenggaraan pertama All-inclusive Intra-east Timorese Dialogue (AETD) yang diprakarsai Sekjen PBB bagi penyelesaian isu Timor Timur. Pertemuan tersebut menghasilkan “Burg Schlaining Declaration” yang menjadi roadmap bagi kegiatan serupa selanjutnya. Pada bulan Maret 1996, kota ini kembali menjadi tempat berlangsungnya pertemuan putaran kedua yang dihadiri 29 orang Timor Timur. (Sumber: KBRI Wina/ M.Iqbal)
No. 41 Tahun IV
Diplomasi
12
l e n s a
Dialog Lintas Agama RI – Lebanon II
Meningkatkan Kerjasama Komunitas Lintas Agama Indonesia - Lebanon Dok. diplomasi
Sekjen ICIS, KH. Hasyim Muzadi dan sejumlah tokoh agama di Indonesia dan Libanon tampil sebagai pembicara dalam ”Indonesia-Lebanon Interfaith II” di Universitas Islam Negeri Malang, Jawa Timur
Di tengah memanasnya suhu politik Lebanon yang diwarnai dengan nuansa perseteruan politik antar sekte, pemerintah Indonesia dan pemerintah Lebanon menggelar Bilateral Interfaith Dialogue II yang diselenggarakan di Univesitas Islam Negeri (UIN) Malang dan Pesantren Al-Hikam, sejak 28 Pebruari – 3 Maret. Penyelenggaraan interfaith dialogue kali ini merupakan kelanjutan dilogu
No. 41 Tahun IV
pertama yang diselenggarakan di Beirut tahun 2008. Sebagai Negara yang pernah tercabik-cabik oleh perang saudara selama lima belas tahun pengalaman Lebanon dalam mengelola isu-isu sektarian boleh dibilang cukup matang. Hanya saja hubungan lintas agama dan lintas sekte di negeri yang dikenal dengan parisnya timur tengah ini masing terbilang rawan dengan
goyangan isu-isu politik. Apalagi pola keharmonisan lintas agama di Lebanon hanya didasarkan pada porsi pembagian kekuasaan semata. Lebanon belum memeliki akar ke-bhinekaan sebagaimana Indonesia memiliki Pancasila. Disinilah sisi menariknya bilateral Interfaith Dialogue Indoneisia Lebanon II yang mengambil tema “Interfaith Dialogue towads a peaceful Society”.
Dalam interfaith dialogue kali ini Delegasi Indonesia dipimpin oleh Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kemlu RI, Andri Hadi sementara Delegasi Lebanon di Pimpin oleh Sheikh Sami Abu Mona dari sekte Druze. “Para tokoh agama dan akademisi kedua negara saling bertukar pengalaman dalam mengatur keberagaman budaya dan agama untuk menciptakan
15 MARET - 14 APRIL 2011
Diplomasi l kehidupan yang harmonis. Mereka juga membahas peran dan upaya para pemuka agama dalam mempromosikan dan menciptakan perdamaian baik di tataran nasional maupun internasional. Selain itu, mereka mencari peluang kerjasama pendidikan diantara masyarakat madani kedua negara,” demikian
dan budaya Indonesia dengan mengunjungi beberapa rumah peribadatan di Malang yaitu Klenteng Eng An Kiong, Sekolah Tinggi al-Kitab, Pusat Pendidikan Agama Budha, dan Sekolah Tinggi Filsafat Widya Sasana. Dialog lintas agama Indonesia Libanon ke-2 ini, merupakan
Beirut, Daar el-Fatwa Lebanon, Kedubes Lebanon di Jakarta dengan International Conference of Islamic Scholars (ICIS), Universitas Islam Negeri (UIN) Malik Ibrahim Malang dan Pesantren Al-Hikam. Masyarakat madani di Indonesia dan Libanon perlu meningkatkan jejaring kerjasama
Dok. diplomasi
e
n
s
a
13
melibatkan media, kaum wanita dan generasi muda khususnya kelompok basis di tingkat akar rumput. Hal tersebut menjadi butir rekomendasi dalam dialog lintas agama antara Indonesia dan Libanon diselenggarakan di UIN Malik Ibrahim Malang dan Pesantren Al-Hikam, Malang, pekan Dok. diplomasi
Duta Besar Lebanon, Victor Zmeter (kiri) bersama ketua delegasi Lebanon, Sami Abi Mona.
Dubes RI untuk Lebanon, Dimas Samodra Rum(kanan) pada sesi Working Group di Ponpes Al-Hikam, Malang.
dikutip dari rilis berita Direktorat Diplomasi Publik Kemlu. Dalam rangkaian kegiatan tersebut, delegasi Libanon memperoleh kesempatan untuk melihat keanekaragaman agama
di ranah pendidikan. Jejaring kerjasama ini ditujukan agar kedua negara dapat ikut serta dalam mewujudkan perdamaian dunia. Kerjasama juga diharapkan untuk lebih implementatif dengan
kelanjutan dari kegiatan serupa yang diselenggarakan pertama kalinya di Beirut, Libanon 12 hingga 14 Oktober 2008. Kegiatan ini terselenggara atas kerjasama Kemlu, Kemenag, KBRI
Dok. diplomasi
Para tokoh agama Lebanon mengunjungi Budhist Education Center, Batu, sebagai bagian dari pelaksanaan Indonesia-Lebanon Interfaith Dialogue II
15 MARET - 14 APRIL 2011
ini. Pertemuan tersebut mengusung tema: Promoting Interfaith Dialogue towards a Peaceful Society” dan menekankan pada dua bahasan sub-tema yaitu “Interfaith Dialogue within the Context of Global Peace” dan “Building Collaborative Communities, Strengthening Cooperation among Religious Communities of Indonesia and Lebanon”. Pesantren Al-Hikam Malang, Jawa Timur pimpinan K.H. Hasyim Muzadi menjadi tempat dirumuskannya rekomendasi masyarakat madani IndonesianLibanon yang telah bertemu dalam serangkaian kegiatan dialog lintas agama ke-2 yang berlangsung di Malang, Jakarta dan Depok sejak 28 Februari hingga 5 Maret 2011. Dialog lintas agama Indonesia – Lebanon II ini ditutup dengan penandatanganan nota kesepahaman antara International Conference of Islamic Scholars (ICIS) dengan Liga Ulama Lebanon (Tajamu’ Ulama) di pesantren AlHikam Depok, (5/03). Salah satu butir dalam nota kesepahaman tersebut adalah menjadikan Indonesia sebagai pusat persaudaraan Sunni – Syiah.[]
No. 41 Tahun IV
Diplomasi
14
l e n s a
Dialog Lintas Agama Dapat Meningkatkan Hubungan Ekonomi Pdt. Dr. Erick J. Baros Anggota Delegasi RI, Interfaith Dialogue Indonesia - Lebanon II Tema yang diangkat dalam interfaith dialogue Indonesia – Lebanon II kali ini sangat relevan, yaitu menyangkut pendidikan (edukasi) dan kebudayaan (culture) yang bisa kita bangun sebagai bagian dari interfaith dialogue. Kita melihat bahwa antara Indonesia dan Libanon itu ada titik temu, yaitu memiliki masyarakat yang majemuk, sehingga kedua negara terpanggil untuk membangun masyarakat sipil yang baik untuk kebaikan bersama dan kedepan. Ini perlu di tingkatkan lagi, mungkin dengan tematema yang lebih spesifik, seperti bagaimana pengalaman dari kedua negara mengembangkan masyarakat sipil. Agar dialog ini bisa sampai ke akar rumput, mungkin juga perlu dikembangkan bagaimana kita mempersiapkan generasi muda kedepan. Jadi kesimpulannya, saya melihat bahwa interfaith dialogue ke-2 ini ada peningkatan dari yang pertama di Libanon. Peningkatan itu terlihat dari sudah mulai fokusnya kita dengan tematema yang sudah dan akan kita bangun bersama kedepan. Menyangkut aksi kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini diantara umat beragama kita, saya berpandangan masalah ini tidak bisa kita samakan antara Indonesia dengan Libanon, karena masing-masing negara memiliki pengalaman yang berbeda dalam mengatasi konflik, khususnya yang kita hadapi di Indonesia sekarang ini. Mungkin disebabkan karena rasa kebangsaan kita yang sudah mulai tergerus oleh ajaran-ajaran fundamental yang bisa menyesatkan masyarakat, dan bisa saja keadaan bangsa kita yang sudah bersatu ini, kedepan bisa teragregasi jika ajaranajaran agama, baik Kristen, Islam dan agama lainnya mendidik umatnya menjadi fundamental. Saya kira persatuan kita akan terancam. Sebaiknya kedepan diupayakan bagaimana antara panggilan agama dan rasa kebangsaan ini bisa berjalan bersama. Inilah yang bisa kita kembangkan kedepan, dan kasus-kasus yang ada di Indonesia terjadi karena adanya tarik-menarik antara kepentingan individu atau kelompok. Jadi sebenarnya yang perlu kita bangun bersama adalah rasa kebangsaan. The nations of state itu harus menjadi perhatian, sebab merupakan bagian dari Pancasila, UUD 45 dan prinsip Bhinneka Tunggal Ika yang kita pegang sebagai
No. 41 Tahun IV
landasan bernegara dan berbangsa. Aksi kekerasan bernuansa agama yang yang muncul belakangan ini bukan berarti pemerintah gagal menjaga kerukunan umat. Selama ini saya telah terlibat bersama-sama dengan Kementerian Agama yang bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri didalam pelaksanaan interfaith dialogue. Saya melihat isu kekerasan yang terjadi itu sebenarnya lebih kepada faktor yang sesungguhnya tidak ada kaitannya dengan masalah keagamaan, melainkan lebih
‘Desa Binaan’ interfaith di desa-desa di pelosok propinsi. Inilah yang sementara ini tengah kita perjuangkan. Sebagaimana yang saya katakan bahwa dialog itu tidak hanya berdiri pada tataran akademis intelektual, melainkan harus mengerucut ke grass roots atau kelompok masyarakat kecil. Bagaimana kita membuat program, misalnya pendeta dan imam masjid, bisa duduk bersama memikirkan masalah-masalah sosial yang dihadapi masyarakat. Bagaimana kita mendidik anak-anak kita di rumah supaya mereka juga memiliki pemahaman bahwasanya sebagai bangsa Indonesia kita harus tetap bersatu, jangan terpilah-pilah oleh karena agama, sebab agama-agama itu merupakan anugerah Tuhan kepada kita, dan bagaimana kita memahami keagamaan itu dalam konteks kemajemukan kita, Dok. diplomasi
Pdt. Dr. Erick J. Baros, Anggota Delegasi RI, Interfaith Dialogue Indonesia - Lebanon II
kepada tarikan-tarikan kepentingan politis atau kepentingan-kepentingan tertentu. Oleh karena itu, kita jangan berlaku surut bahkan harus lebih meningkatkan lagi program kongkrit yang bisa kita bangun untuk membangun keharmonisan komonitas lintas agama. Sebab dalam satu-dua tahun terakhir ini, Eropa dan Amerika sudah mulai tertarik dengan keharmonisan yang kita bangun. Memang dengan munculnya kasus-kasus lokal seperti itu, nampaknya ini seperti mencederai kerukunan yang sudah kita bangun. Tapi saya fikir itu jangan dijadikan ukuran ataupun referensi untuk menyatakan bahwa kerukunan umat beragama di Indonesia gagal. Selama ini sayaaktif bersama FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) dalam program
itulah yang penting untuk kita jawab. Interfaith Dialogue itu hanya hubungan antar agama, tetapi bagaimana buah daripada hubungan yang kita bangun ini dimanfaatka untuk meningkatkan hubungan yag lebih luas, misalnya tukar-menukar pengalaman mengenai seni budaya, pendidikan dan mungkin juga perdagangan. Di beberapa daerah di Libanon terdapat produk-produk industri yang bahan bakunya berasal dari Indonesia. Interfaith Dialogue sudah saatnya dimanfaatkan untuk membuat konektifitas ekonomi yang berbasis pada people to people. Saya melihat bahwa dengan melalui interfaith dialogue, pembangunan ekonomi bisa ditingkatkan, dan budaya juga bisa kita kembangkan sebagai sebuah kahazanah kekayaan bangsa. []
15 MARET - 14 APRIL 2011
Diplomasi L
e
n
s
a
15
Selain Demokrasi Politik dan Demokrasi Ekonomi, Negara Kawasan Timur Tengah Perlu Meningkatkan Ketahanan Nasional
Dok. diplomasi
KH. Hasyim Muzadi Sekjen ICIS
Dengan terjadinya pergolakan di Timur Tengah, maka dalam hal ini negara-negara di Timur Tengah itu harus melakukan demokratisasi yang menyangkut demokrasi politik dan demokrasi ekonomi. Jadi jangan sampai ada penumpukan kekuasaan dan juga penumpukan harta negara. Selanjutnya negara-negara di Timur Tengah itu juga harus meningkatkan ketahanan nasionalnya. Bagaimanapun jika terjadi salah urus terhadap kawasan ini, maka ketika disana terjadi pergolakan, akan ada kekuatan dari luar negaranegara itu yang akan menghegemoni, yang pada akhirnya negara itu hanya akan keluar dari satu rezim dan kemudian masuk ke rezim yang lainnya, hanya saja dalam format yang berbeda. Sementara kemiskinan akan tetap saja ada sebagaimana yang telah berjalan selama ini. Akan tetapi jika mereka waspada dan berhati-hati, maka gabungan antara demokrasi politik dan demokrasi ekonomi, serta ketahanan nasionalnya, maka mereka akan menjadi negara yang lebih baik kedepannya daripada ketika dipimpin oleh diktator. Tapi kalau mereka dilepas dan kemudian dicaplok oleh kekuatan asing maka hal ini tidak akan ada artinya. Saya kira organisasi-organisasi internasional seperti Liga Arab dan OKI, mereka bisa berperan untuk mempengaruhi dalam lingkup global. Pertama adalah bagaimana agar kekuatan global itu dipakai sebagaimana mestinya, bukan untuk prestise interest dari beberapa negara besar di lingkup global tersebut. Disinilah peran organisasi internasional seperti Liga Arab, OKI, dan Rabithah al Islami itu bisa dilakukan dengan mempengaruhi PBB, yaitu bagaimana agar PBB
15 MARET - 14 APRIL 2011
itu adil dan keadilan itu sendiri tidak dibelokkan. Pengalaman Indonesia dalam hal reformasi, saya kira bisa ditularkan kepada mereka dalam wujud yang lebih baik. Kita ini baru saja terkekang di masa orde baru dan kemudian melakukan reformasi dengan kebebasan, dan ternyata kalau dulu itu bandulnya terlalu ke kanan maka sekarang bandul itu terlalu ke kiri, sehingga kalau dulu itu ada kewajiban tanpa hak maka sekarang mulai ada hak tanpa kewajiban. Oleh sebab itu bandul ini harus kita kembalikan ke tengah. Sekarang ini, sekalipun orang berdemokrasi sebebas-bebasnya tetapi belum tentu mereka mengenyam makna dari demokrasi itu sendiri sebagai sebuah kesejahteraan bersama, ketenangan bersama, dan perlindungan bersama. Karena demokratisasi politik itu harus sejalan dengan demokratisasi ekonomi dan juga sejalan
dengan ketahanan nasional serta integritas bangsa. Ketika demokrasi itu berjalan sendiri, maka dia akan merusak sendi-sendi yang lain. Sekarang ini orang diberikan kebebasan tetapi malah tidak bisa bangkit dari kemiskinan, dan terjadi akumulasi harta pada orang yang sangat kaya serta akumulasi kemiskinan pada orang yang sangat miskin, padahal mereka menggunakan demokrasi. Pada akhirnya demokrasi itu kehilangan nilai luhurnya dan menjadi industri, karena pemilihan pemimpin menjadi transaksional. Padahal tidak boleh terjadi di negara demokrasi itu ada transaksional. Hal ini harus kita beritahukan kepada Timur Tengah agar jangan sampai mereka kebablasan, rumusnya adalah dengan keseimbangan tiga hal itu tadi, yaitu demokratisasi politik dan demokratisasi ekonomi yang harus seimbang dengan ketahanan nasional.[]
dok.macombdaily.com
Suasana aksi demo di Mesir menuntut Husni Mubarak untuk mundur dari jabatannya sebagai Presiden Mesir.
No. 41 Tahun IV
Diplomasi
16
l e n s a
Pergolakan Timur Tengah Bukan Grand Design AS Duta Besar H. Abdullah Syarwani, SH.
Direktur Eksekutif Pusat Manajemen dan Pengembangan Sumberdaya Manusia.
Saya kira ada dua faktor yang dominan dalam hal perkembangan yang terjadi di kawasan Timur Tengah. Pertama, bahwa globalisasi itu tidak dapat dielakkan, dimana knowledge, informasi dan teknologi informasi itu sudah sedemikian rupa berkembang dengan pesat, sehingga tidak bisa lagi sesuatu yang bertentangan dengan khitah pemerintahan di suatu negara itu ditutup-tutupi. Kedua, adanya internal problem di masing-masing negara itu sendiri, dimana sebenarnya kemiskinan itu masih sangat besar disana. Jadi sebagaimana konsep The Greater Middle East, bahwa jazirah Arab itu sangat kaya tetapi juga sangat miskin. Sebagaimana diketahui, bahwa yang mengelola sumberdaya alam disana itu adalah pihak asing. Generasi muda mereka hanya tinggal menerima kekayaan dan tidak pernah haus akan ilmu pengetahuan. Saya kira inilah bahaya yang paling mengerikan. Jadi efek domino seperti yang terjadi sekarang ini di Timur Tengah, dimulai dari Tunisia dan Mesir, bukan mustahil disebabkan oleh karena kelemahan internal masingmasing negara itu. Jadi saya ingin tegaskan, agar hal ini tidak menjalar ke negara-negara Asia ataupun Indonesia, maka kita harus aware. Ini merupakan sebuah early warning kepada kita, agar liberalisme itu bisa kita manage dengan baik. Kesan bahwa faktor utama yang mengakibatkan terjadinya kisruh di Timur Tengah dan al Maghribi (Afrika Utara) itu adalah karena adanya grand design AS, saya kira tidak sepenuhnya benar. AS hanya berkepentingan untuk menguasai sumber daya alam dan sumber minyak disana. Oleh karena mereka sudah lama memiliki andil, maka mereka turut mengawasi dan akhirnya mengirim expert nya
No. 41 Tahun IV
policymic.com
kesana, dimana dalam hal ini bukan hanya ahli minya yang dikirim, tetapi juga intelijen yang memiliki kemampuan analisis yang baik. Bahwa kemudian muncul faktor kepentingan politik untuk menguasai dunia, itu sangat jelas, karena sekarang ini AS sudah tidak lagi menjadi yang nomor satu, baik secara ekonomi maupun politik. Tiba-tiba saja China menjadi nomor dua dan Jepang nomor tiga. Bahwa persaingan global itu ternyata sangat luar biasa juga. Jadi dalam hal ini bukan hanya negara-negara Timur Tengah lainnya yang khawatir, China yang begitu kuat dan ketat saja juga mulai aware terhadap
kemungkinan-kemungkinan yang bakal muncul di China. Untuk masalah Timur Tengah ini, mestinya dengan melalui jaringan people to people yang saya kira sangat penting. Kita belajar mengenai nasionalisme sejak dulu, dan menumbuhkan cinta tanah air itu menjadi bagian proses yang alami. Di Timur Tengah, walaupun mereka menggembar-gemborkan tentang nasionalisme, tetap saja masih menemui kesulitan didalam mengelola pluralisme yang ada. Sama halnya dengan kita yang sudah bersatu jiwa dan raga, tetapi masih juga direpotkan dengan hal ini, dan yang terjadi sekarang adalah
bahwa Indonesia Raya itu sudah tidak dijiwai sebagaimana komitmen para pendiri negeri ini. Lepas dari orde baru atau tidak, sekarang ini memang perlu ditampilkan bagaimana menjalankan falsafah Pancasila yang dala kehidupan berbangsa. Saya kira tidak ada konstitusi yang sehebat kita, dimana mukadimahnya itu sangat Islami sekali. Inilah instrumen diplomasi yang harus dikuasai sepenuhnya untuk menjadi basis kebijakan politik luar negeri kita, yaitu bagaimana menjelaskan Indonesia sebagai negara sekuler tetapi yang berketuhanan.[]
15 MARET - 14 APRIL 2011
Diplomasi l
India Dukung Integrasi Ekonomi Negara-negara ASEAN Selain mendukung, India juga berharap bahwa Perjanjian Kemitraan Ekonomi ASEANIndia dapat segera disepakati pada akhir 2011. Kemitraan tersebut dipandang penting guna membawa kerjasama ekonomi dan perdagangan India-ASEAN ke tingkat yang lebih tinggi. Menteri Perdagangan dan Industri India, Anand Sharma menyatakan hal ini saat membuka ASEAN-India Business Fair & Business Conclave di New Delhi, kemarin (2/03/2011). Acara tersebut dihadiri oleh para Menteri Perdagangan negara-negara anggota ASEAN, Wakil Sekjen ASEAN, pejabat pemerintahan India, korps diplomatik dan para pengusaha dari India dan ASEAN. Indonesia diwakili oleh Duta Besar RI untuk India, Letjen TNI (Purn) Andi M. Ghalib. Pameran bisnis yang merupakan kegiatan pertama yang dilakukan ASEAN dan India, sejak negara tersebut menjadi Mitra Dialog ASEAN pada1996, akan berlangsung selama 5 hari (2-6/03).
Pada kesempatan tersebut, Sharma juga menyampaikan apresiasi terhadap kerjasama kedua pihak di sektor perdagangan yang menunjukkan perkembangan yang signifikan. “Khususnya, setelah disepakatinya Trade in Goods Agreement pada 2009 yang telah diterapkan secara penuh oleh 8 negara ASEAN,” tegas Sharma. Perjanjian perdagangan tersebut, direncanakan akan diperluas menjadi Services and Investment Agreement. “Proses negosiasi sedang berjalan,” tambahnya. Bukan Hanya Komitmen Politik Mewakili para Menteri Perdagangan ASEAN pada pembukaan pameran, Menteri Perdagangan dan Industri Internasional Malaysia, Dato Seri Mustapa Mohamed menyampaikan bahwa ASEAN-India Trade in Goods Agreement tidak hanya merupakan komitmen politik. Namun, adalah momentum untuk semakin meningkatkan
Dunia Mengakui Kepemimpinan RI dalam ’Green Economy’ Tidak kurang dari 140 negara dan 52 Menteri Lingkungan Hidup berkumpul di kantor PBB di Narobi, Kenya, untuk menghadiri Sidang Menteri Lingkungan Hidup Global ke-26 yang diselenggarakan oleh UNEP, otoritas PBB di bidang lingkungan hidup. “Indonesia meletakkan konsep green economy dalam konteks pembangunan berkelanjutan dan upaya pengentasan kemiskinan”, demikian pesan utama yang disampaikan oleh Menteri Lingkungan Hidup, Prof. Dr. Gusti Muhammad Hatta dalam pembukaan sidang. “Konsep green economy dilaksanakan untuk mendukung pembangunan nasional yang bersifat pro-lapangan kerja, pro-pertumbuhan dan prolingkungan”, imbuh Hatta. Sidang yang berlangsung dari tanggal 2124 Februari 2011 mengangkat tema utama Green Economy dan Tata Kelola Lingkungan
15 MARET - 14 APRIL 2011
Internasional dengan dibuka secara resmi oleh Presiden Kenya, Mwai Kibaki. Dalam kesempatan tersebut, Achim Steiner, Direktur Eksekutif UNEP, memuji inisiatif Indonesia dalam bidang green economy untuk mencapai target pertumbuhan berkelanjutan sebesar 7% dan penurunan emisi karbon 26-40% pada tahun 2020. Dalam sidang yang juga dihadiri oleh Perdana Menteri Kenya, Raila Odinga, dan aktor Hollywood nominator piala Oscar Edward Norton sebagai Duta Besar PBB untuk Biodiversity, Indonesia dipercaya memimpin salah satu sesi persidangan. Sidang menghasilkan 17 keputusan penting terkait isu lingkungan dan pembangunan seperti bahan kimia dan limbah berbahaya, kerja sama Selatan-Selatan untuk pengembangan biodiversity dan pola produksi dan konsumsi yang sifatnya berkelanjutan. (Sumber: KBRI Nairobi/ Riando Sembiring) .[]
e
n
s
a
17
hubungan dan kerjasama di sektor perdagangan. Mustapa juga melihat terbukanya peluangpeluang dari pembentukan ASEAN Economic Community 2015 yang dipadukan dengan pertumbuhan ekonomi India yang tinggi. Kondisi tersebut, menurutnya, merupakan right ingredients dalam mensinergikan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi antara kedua kawasan tersebut. “Hal ini mengingat jumlah penduduk ASEAN dan India adalah sepertiga dari total penduduk dunia yang diproyeksikan akan menjadi “motor utama” perekonomian dunia dalam beberapa tahun mendatang,” tambahnya. Mengisi Look East Policy Pada kesempatan yang sama, Wakil Sekjen ASEAN Pushpanathan Sundram menekankan bahwa ASEAN perlu memanfaatkan forum ini secara optimal sebagai upaya untuk lebih mengenalkan produk-produk ASEAN di pasar India. Selain itu, tegasnya, sekaligus memanfaatkannya untuk mengisi Look East Policy yang menjadi salah satu pilar ekonomi India. Ditambahkan pula bahwa harapan agar mekanisme Kerjasama Komprehensif yang telah ada, dapat diperluas cakupannya. “Terutama, sebagai persiapan kerjasama antar-regional yang lebih erat dalam rangka menuju ASEAN Economic Community 2015,” jelas Pushpanathan. Tingkatkan Volume Perdagangan Nilai perdagangan ASEAN-India sebesar 50 milyar dollar AS pada 2010 yang dicanangkan oleh para pemimpin ASEAN dan India pada Pertemuan Puncak ke-6 ASEAN-India 2007 telah tercapai. Menurut Sharma, nilai perdagangan keduanya pada 2010 sebesar 50,33 milyar dollar AS. Ekspor India sebesar 22,52 milyar dollar AS dan impor sebesar 27,81 milyar dollar AS atau tumbuh sebesar 22%. Baik ASEAN maupun India, optimis nilai perdagangan tersebut dapat mencapai 70 milyar dollar AS pada tahun 2012. Hal ini sejalan dengan diimplementasikannya India-ASEAN Trade in Goods Agreement. Sharma berharap keduanya dapat menyelesaikan negosiasi untuk FTA on Services and Investment pada tahun ini. ASEAN-India Business Fair & Business Conclave 2011 diikuti oleh lebih dari 500 perusahaan baik dari India maupun ASEAN. Mereka yang ikut mencakup berbagai bidang usaha seperti otomotif dan komponen otomotif, konstruksi, minyak dan gas, produk kesehatan, IT, farmasi, logistik, kimia, perbankan dan perhiasan. Pameran ini menargetkan dapat menarik jumlah pengunjung sebanyak 60 ribu orang tiap harinya. Indonesia dalam pameran IABF 2011 diwakili oleh 12 perusahaan dan Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian dan BKPM. (sumber: KBRI New Delhi/Otto Riyadi / ed.Yo2k).[]
No. 41 Tahun IV
Diplomasi
18
l e n s a
Industri kreatif di definisikan sebagai industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan memberdayakan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut. Industri kreatif ini sangat penting karena memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan terhadap PDB, penciptaan lapangan kerja, peningkatan ekspor, penciptaan iklim bisnis yang positif, membangun citra dan identitas bangsa, berbasis pada sumberdaya yang terbarukan, menciptakan inovasi dan kreativitas yang merupakan keunggulan kompetitif suatu bangsa, dan memberikan dampak sosial yang positif. Industri kreatif yang dikembangkan di Indonesia berbasis pada PDB, ketenagakerjaan, serta aktivitas perusahaan dan perdagangan internasional. Pada periode 2009-2014, industri kreatif Indonesia ditargetkan memberikan kontribusi antara 7-8 %. Pertumbuhan PDB industri kreatif ini dihitung berdasarkan pertumbuhan PDB yang telah ditargetkan oleh pemerintah dan juga target kontribusi PDB industri kreatif terhadap PDB nasional. Hingga saat ini tren pertumbuhan PDB di sub-sektor industri kreatif adalah sebesar 2,7% untuk arsitektur; 2,4% untuk desain; 2,6% untuk fesyen; 5,9% untuk film, video dan fotografi; 5,5% untuk kerajinan; 12,5% untuk layanan komputer dan piranti lunak; 0,6% untuk musik; -3,9% untuk pasar dan barang seni; -0,2% untuk penerbitan dan percetakan; 12% untuk periklanan; 14,9% untuk permainan interaktif; 7,2% untuk riset dan pengembangan; 6,6% untuk seni pertunjukan; dan 6% untuk televisi dan radio. Pariwisata, budaya & warisan budaya, pemerintahan, investasi & keimigrasian, ekspor dan sumberdaya insani, seluruhnya merupakan sektor yang memberikan pengaruh terhadap brand negara. Demikian pula halnya dengan produk dan insan kreatif yang mengangkat budaya dan kearifan lokal yang dikemas secara apik sehingga dapat diterima di pasar
No. 41 Tahun IV
Industri Kreatif Memberikan Kontribusi Signifikan Terhadap PDB Dok. indonesiathisday.blogspot.com
Mari Elka Pangestu Menteri Perdagangan RI
internasional. Semakin baik ekspor produk industri kreatif Indonesia, menandakan kreatifitas bangsa Indonesia semakin diperhitungkan oleh dunia internasional. Berbeda dengan industri yang bermodalkan bahan baku fiskal, industri kreatif bermodalkan ide-ide kreatif, talenta dan keterampilan, dimana ide-ide adalah sumberdaya yang selalu terbarukan. Komunitas Hijau (perhemat bahan baku, perbanyak kerja). Intensifikasi desain memperlambat proses eksploitasi sumberdaya alam. Mendekatkan pekerja kreatif ke daerah suplai bahan baku (pedesaan) akan membantu memunculkan klaster-klaster produksi skala desa, ekonomi desa tumbuh dan mencegah terjadinya urbanisasi.
Inovasi & kreativitas. Kemandirian ide & gagasan. Saat ini registrasi paten asing jauh lebih banyak dibandingkan registrasi paten lokal. Dengan merangsang industri kreatif di Indonesia, kontribusi paten, hakcipta, merk dan desain lokal dapat ditingkatkan. Penciptaan nilai baru. Inovasi tidak identik dengan penemuan ilmiah. Kreatifitas desain bisa dengan cara penggabungan (konvergensi) teknologi-teknologi yang telah ada sehingga melahirkan suatu ide yang baru. semua teknologi di dalam iPod berasal dari teknologi pihak ketiga. Namun Apple mampu mengintegrasikan menjadi produk baru dan memiliki nilai kegunaan baru. Hemat Investasi dan waktu. Sektor desain hanya membutuhkan
lebih sedikit investasi dan waktu pengembangan yang lebih singkat dibandingkan dengan investasi di sektor manufaktur. Rata-rata perusahaan di Korea mengeluarkan 400 juta won (429.830 USD) dalam membangun suatu teknologi baru, sedangkan proyek-proyek yang terkait dengan desain ratarata hanya membutuhkan 20 juta won (21.492 USD) dengan waktu maksimum hanya 9 bulan. Dampak sosial. Kualitas hidup. Pembangunan bermodalkan kreatifitas meningkatkan kualitas hidup (well being). Pekerja-pekerja kreatif didalam industri film, musik, permainan interaktif, layanan komputer dan piranti lunak, arsitek, riset dan pengembangan memiliki penghasilan diatas ratarata penghasilan pekerja di sektor industri lain. Peningkatan toleransi sosial. Konsentrasi pekerja-pekerja kreatif yang tinggi menandakan dinamika dan ekonomi yang sehat, menjadi magnet investasi dan peluang kerja yang lebih baik. Peluang ekonomi kreatif : A. perubahan perilaku pasar dan konsumen; pergaulan dan gaya hidup semakin global dan pasar baru berbasis teknologi informasi; B. tumbuhnya era produksi non massal; daur hidup produk yang semakin singkat mendorong lahirnya sistim produksi non-massal yang kemudian justru sesuai dengan kebutuhan produksi di industri kreatif; C. porsi konsumsi produk dan jasa industri kreatif yang relatif besar di negara G7; memberikan panduan pada Indonesia, bahwa produk yang di ekspor harus terdesain dengan lebih baik, tidak bisa hanya berorientasi pada fungsi dasar saja; D. porsi pasar industri dalam negeri yang besar; jumlah penduduk terbesar nomor 4 di dunia. Perilaku konsumsi masyarakat yang tinggi harus diarahkan untuk mengkonsumsi
15 MARET - 14 APRIL 2011
Diplomasi l e n s a produk-produk lokal; E. keragaman sosio-kultural Indonesia; keragaman sosio-kultural menjadi sumber inspirasi yang tidak pernah kering. Industri kreatif mampu memberi sentuhan yang lebih kontekstual dengan kehidupan di era modern. Fakta-fakta yang dapat menjadi peluang bagi pelaku industri kreatif; 43% penduduk Indonesia adalah generasi muda (14-39 tahun), Generasi facebook; online dan aware dan anggotanya di seluruh dunia mencapai 150 juta, Lebih dari 13 jam video di upload setiap menit, Terdapat 4 milyar foto di Flickr dan 55% dari masyarakat dunia memiliki foto di Flickr, Pertumbuhan pengguna twitter 1.400% dari janfeb 2009, Pengguna mobile phone di seluruh dunia mencapai 3,3 milyar. Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2012 diperkirakan mencapai 100 juta (mobile + dekstop). Tahun 2009 pengguna facebook di Indonesia tumbuh 1.536,7%. Indonesia adalah negara ke-4 terbesar yang menggunakan
facebook setelah US, UK dan Turki dengan jumlah total pengguna 14.681.580. perkembangan twitter di Indonesia adalah sebesar 2,34% atau menempati urutan ke 6 setelah AS, UK, Brazil, Kanada dan Australia. Peluang ekonomi kreatif di pasar internasional; 50% dari belanja masyarakat (consumer spending) di negara-negara G7 berasal dari produk industri kreatif. Sedangkan belanja masyarakat meliputi 2/3 kontribusi GDP, sehingga dapat diperkirakan potensi pasar industri kreatif di negara-negara G7 sebesar 50%x2/3 GDP. Januari tahun 2000 perkiraan nilai ekonomi kreatif di dunia adalah sebesar 2,24 triliun USD dan tumbuh sebesar 5% pertahunnya. Jika diproyeksikan hingga tahun 2020 dengan tingkat pertumbuhan yang sama, maka nilai ekonomi kreatif ini akan mencapai 6,1 triliun USD. Berdasarkan World Bank, tahun 1999 GNP dunia mencapai sebesar 30,2 triliun USD sehingga ekonomi kreatif berkontribusi 7,3% terhadap ekonomi global.
Dok. deplu.go.id
Presiden SBY ketika melakukan kunjungan kenegaraan ke Jerman
Dalam berbagai bidang, Indonesia tidak kalah dari China. Bahkan bagi para pengusaha Jerman, lebih menguntungkan. Oleh karenanya para pengusaha Jerman, khususnya Niedersachsen, didorong untuk melihat Indonesia lebih seksama dan menangkap peluang-peluang investasi dan perdagangan yang ada. Dorongan ini disampaikan oleh Walikota Osnabrück, Mr. Boris Pistorius dalam temu bisnis yang diselenggarakan KJRI Hamburd dan Asia Consulting & Project Management di Osnabrück, Jerman (23/02/2011). Acara bertema “Merebut Peluang di Indonesia” ini mempertemukan 25 pengusaha Jerman dari wilayah Niedersachsen dan sekitarnya. Dorongan untuk melirik Indonesia juga disampaikan oleh Siegbert W Raabe, CEO Asia Consulting & Project Management. “Dengan berbagai keberhasilan
15 MARET - 14 APRIL 2011
Beberapa kota kreatif di Indonesia diantaranya adalah Jogja Never Ending Asia, Solo the Spirit of Java, Denpasar, Batam experience it, Enjoy Jakarta dan Bandung Emerging Creative City. Branding kota kreatif telah mampu mengangkat karakter kota sebagai daya tarik dan penggerak perekonomian. Fokus pengembangan ekonomi kreatif Kemendag 20102014 dalam hal fasilitasi insan kreatif adalah berupa dukungan penciptaan creativepreneur, penciptaan jaringan pelaku kreatif di dalam maupun luar negeri, peningkatan kapasitas pelaku industri kreatif, komersialisasi dan pemasaran produk kreatif Indonesia. Sebagai Hub agency adalah koordinasi aktivitas antar instansi, konsistensi kebijakan dan implementasi. Sedangkan dalam public outreach adalah kajian, update dan benchmark industri kreatif; sosialisasi industri kreatif ke masyarakat; promosi industri kreatif nasional ke mancanegara.
19
Lima tahapan utama dalam pengembangan ekonomi kreatif yang dilakukan oleh Kemendag pada periode 2010-2014 adalah untuk pencapaian 5 tujuan utama, yaitu; Good data and information (2010), Well targeted development (2011), Creating domestic market, increase efficiency & productivity of CI (2012), Design excellence (2013), Brand excellence (2014). Tahun 2010 adalah meningkatkan kualitas dari informasi dan membagikan informasi mengenai industri kreatif. 2011 adalah perbaikan target fasilitasi pemerintah dan programprogram pengembangan industri kreatif. 2012, menciptakan dan menstabilkan tingkat permintaan, meningkatkan produktivitas dan efisiensi usaha hingga mencapai tingkat tertinggi. 2013, pengembangan yang berkelanjutan dari desain dan inovasi yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan. 2014, menciptakan brand awareness dari produk industri kreatif Indonesia.[]
Jerman Melihat Peluang Investasi di Indonesia Lebih Menguntungkan perekonomiannya, Indonesia merupakan pasar yang amat besar untuk berbagai produk dan investasi Jerman.” Ia menyarankan agar para pengusaha Jerman mengedepankan pendekatan budaya yang baik untuk mulai berbisnis dengan orang Indonesia. “Yaitu dengan kesabaran, membangun kepercayaan, melihat langsung situasi kondisi di sana, dan memperluas jaringan kontak dengan berbagai pihak,” tambahnya. Cerita Sukses Cerita sukses mengembangkan usaha di Indonesia disampaikan Albert W. Duin, CEO Induktor GmbH Ringkernbauelemente dari München. Menurut Duin, Indonesia dapat memproduksi produk yang lebih murah dengan kualitas yang lebih baik dari China asalkan para pekerjanya dididik dan dilatih dengan baik. Duin sukses membangun perusahaan di Indonesia dengan mempekerjakan WNI lulusan universitas Jerman yang awalnya bekerja di perusahaannya di München.
Selama berhubungan dengan orang Indonesia, dikatakannya secara umum pekerja Indonesia kurang inisiatif dan kurang percaya diri. Namun, tidak bagi mereka yang telah merasakan pendidikan di luar negeri termasuk Jerman. Banyak lulusan Jerman yang saat ini menjadi orang sukses. Oleh karena itu, Duin memberikan saran agar Pemerintah Jerman harus lebih banyak lagi mendidik para mahasiswa Indonesia di Jerman guna menjembatani kerjasama yang lebih akrab di berbagai bidang. Induktor GmbH telah berinvestasi di Indonesia di bidang kelistrikan dengan anak perusahaan di Indonesia PT Induktorindo Utama. Sementara itu, Konsul Jenderal RI di Hamburg, M. Estella Anwar Bey, sebagai salah satu pembicara mempresentasikan perkembangan politik dan ekonomi Indonesia. “Kita yakinkan ketahanan Indonesia dalam menghadapi krisis ekonomi global dan peluang investasi di Indonesia,” tuturnya dalam rilis KJRI Hamburg. (sumber: KJRI Hamburg/ Imam Suwongso/ed.Yo2k)
No. 41 Tahun IV
Diplomasi
20
S o s o k
Dewi Mayangsari Direktur Kerjasama Intra Kawasan Amerop
Direktur yang satu ini, sebenarnya bercita-cita menjadi arkeolog, tetapi ibundanya mengarahkan untuk kuliah di fakultas hukum, maka akhirnya beliau memutuskan untuk kuliah di Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah. Keputusannya itu didorong oleh ketertarikannya dengan hukum pidana dan juga hukum internasional. Saat memilih hukum pidana, beliau di ingatkan oleh ibundanya bahwa tanggungjawab Hakim itu berat yaitu kepada Tuhan, karena harus menentukan nasib seseorang. Setelah lulus kuliah, diplomat yang suka sekali driving ini mengajukan lamaran ke Kemlu dan Kementerian Kehakiman, dan kedua instansi tersebut menerima beliau. Namun Direktur Jenderal Peradilan Umum Kementerian Kehakiman menyarankannya untuk bekerja di Kemlu saja. “Saya fikir, saya ini termasuk orang yang beruntung, karena tugas yang diberikan itu selalu menarik dan membuat saya selalu memperoleh pengalaman baru” katanya. Tugas pertamanya adalah di Direktorat Perjanjian Internasional (sekarang direktorat Ekososbud) dan itu merupakan pengalaman yang baru, walaupun diakui bahwa basic nya memang hukum internasional. Tugas selanjutnya, beliau di tempatkan di Ottawa, Kanada, yang dikenal sebagai penggagas Peace Keeping Forces dan juga sangat peduli dengan HAM. “Pemerintahnya sangat bersahabat dan alamnya
No. 41 Tahun IV
juga indah, sehingga saya enjoy sekali disana” ungkapnya. Selanjutnya, beliau diberi kesempatan untuk mengabdikan diri di Direktorat Hukum dan Perjanjian Internasional. Penempatan keduanya adalah di Jenewa, yang membuatnya berkesempatan untuk membangun networking dengan berbagai instansi lain dan juga warga setempat serta menikmati keindahan alamnya. Kembali ke Indonesia, beliau ditugaskan di Direktorat Kerjasama Internasional, dan belajar banyak mengenai koordinasi dengan TNI dan Kepolisian serta mengikuti persidangan JCLEC (Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation). Selanjutnya, beliau kembali ditugaskan ke Uni Eropa dan belajar mengenai bilateral agreement, itulah yang menarik baginya. Waktu libur biasanya dimanfaatkan untuk bersosialisasi dengan keluarga dan kerabat serta tetangga. Belajar
Do
si
ma
iplo
d k.
Pernah Bercita-cita Menjadi Arkeolog berinteraksi dengan orang-orang yang berbeda profesi untuk menambah pengetahuan, yang menurutnya sangat mendukung pekerjaan. Hobby lain yang masih ditekuninya adalah membaca novel tentang spy yang terkait dengan science dan teknologi agar tetap dapat mengikuti perkembangan science dan teknologi. Karena menurutnya, dengan membaca novel itu orang bisa memperoleh gambaran mengenai berbagai hal. Beliau juga suka mencicipi makanan, terutama makanan yang konvensional, yaitu makanan yang masih asli baik dalam penyajian, pengolahan maupun bumbunya. “Tentunya kami akan selalu mendukung apa yang menjadi kebijakan pimpinan, tapi intinya sebenarnya saya juga ingin Indonesia itu bersikap lebih tegas dan lebih saling memahami dengan UE dan juga negara-negara di kawasan Afrika, apalagi karena Indonesia adalah anggota G20” ungkapnya menanggapi hubungan Indonesia dengan UE, khususnya di bidang industri dan perdagangan.
Alumni Sekdilu Angkatan XIII ini menambahkan, “Kalau dalam masalah demokrasi dan HAM kita sudah dipandang berada dalam tatanan level yang tinggi oleh UE, tapi tidak demikian halnya di bidang ekonomi. Sekarang tinggal bagaimana kita bisa membantu masyarakat, dan sudah saatnya pemerintah hanya membuka jalan, sementara pelaksana di lapangan adalah para pemangku kepentingan. Jadi dalam berbagai sidang yang dilakukan, kita bisa membawa wakil dari asosiasi agar mereka mengetahui secara pasti, karena sudah bukan jamannya lagi pemerintah yang menentukan semuanya”. Beliau juga mengungkapkan, bahwa karena jajaran Direktorat Kerjasama Intra Kawasan Amerop sudah cukup lama dan sering bekerjasama, maka satu dengan lainnya sudah saling memahami. “Namun demikian saya harapkan jajaran Direktorat KIK Amerop untuk lebih terbuka dan saling mendukung” harapnya.[]
15 MARET - 14 APRIL 2011
Diplomasi s o s o k Diplomat yang merasa seluruh pejalanan pekerjaaannya di Kemlu sangat menarik hingga jabatannya yang sekarang ini, menilai bahwa pekerjaannya merupakan suatu kemewahan, karena sebagai seorang diplomat dirinya bisa berhubungan dengan orang-orang dari berbagai negara dengan karakternya masing-masing. “ Tidak semua orang memiliki kesempatan untuk dapat berinteraksi dengan masyarakat dunia yang berbedabeda”, jelasnya. Pengalaman yang cukup berkesan baginya adalah ketika bertugas di Jepang, karena disana beliau mendapatkan sebuah pelajaran menarik, yaitu bagaimana sangat hati-hatinya bangsa Jepang dalam mengambil suatu keputusan. Jika merasa belum siap untuk mengambil suatu keputusan, bangsa Jepang akan melakukan tarik ulur. “Suatu perundingan baru akan cair dan cepat berjalan ketika mereka sudah mengetahui dimana posisi mereka, dan semua tim perunding mereka satu bahasa” ungkapnya. Menurutnya bangsa Indonesia memerlukan waktu untuk bisa mengikuti gaya bangsa Jepang itu. Diplomat yang dulu bercitacita untuk bekerja pada suatu pekerjaan yang sifatnya reporting kegiatan intelektual dan wartawan ini, awalnya bekerja sebagai konsultan manajemen, dan sempat juga menjadi wartawan di ‘Jurnal Ekuin’ salah satu media yang cukup prestisius pada era 80-an. Namun kemudian beliau memilih bekerja di Kemlu, karena si melihat Kemlu ma iplo .d sebagai k Do
15 MARET - 14 APRIL 2011
21
D. Supratikto Diplomat, Profesi Yang Menarik institusi yang memberikan peluang kepada karyawannya untuk mengembangkan diri. Alumnus Sekdilu angkatan XI ini masih aktif menjalankan hobby menulisnya sampai sekarang, dan tulisannya banyak dimuat di media massa nasional ternama. Pada umumnya, tulisannya mengangkat mengenai hal-hal apa saja yang bisa dipelajari dari bangsa lain yang sifatnya merupakan suatu alternatif pemikiran. Ayah dua anak yang pada masa mudanya bergabung dalam sebuah klub sepakbola di kampungnya di Yogyakarta, sekarang ini hanya melakukan olah raga jogging, itupun dilakukan sesempatnya. Namun beliau aktif sebagai anggota masyarakat di tempat tinggalnya di Kampung Kemang, Jati Cempaka, Pondok gede dengan selalu mengikuti berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan. Beliau memilih tinggal di kampung karena merasa ada kerinduan dengan suasana ketika masih tinggal di kampungnya dulu. “dengan tinggal di kampung, saya bisa berinteraksi dengan berbagai lapisan masyarakat dengan segala keunikannya. Ini adalah suatu hal yang menarik bagi saya, disamping juga untuk mengajarkan anak-anak saya untuk mengenal situasi kehidupan secara riel”paparnya. Diplomat yang
mengaku masih aktif bersosialisasi dengan teman-teman masa sekolah dan kuliahnya ini sangat menyukai makanan-makanan khas daerah. Jika berkunjung ke suatu daerah, beliau pasti tidak melewatkan kesempatan untuk mencicipi makanan khas daerah tersebut, demikian juga ketika berada di luar negeri. Jabatan yang pernah diemban sebelumnya adalah Kepala Seksi Investasi, Direktorat INVESKU; Kepala Bidang Ekonomi KJRI Cape Town, Afrika Selatan; Kepala Sub Direktorat Kerjasama Negara
Sekretaris Direktorat Jenderal Multilateral Berkembang, Direktorat HENB, Kepala Bidang Ekonomi KBRI Tokyo; Kepala Sub Direktorat/Plh Direktur Perdagangan, Perindustrian, Investasi dan HKI Direktorat Jenderal Multilateral. “Tuntutan jaman telah berubah, dan untuk para insan yang bekerja di bidang hubungan luar negeri tuntutannya memang menjadi semakin kompleks, karena masyarakat kecil juga menuntut kontribusi dari kita, yang memang sudah seharusnya diberikan oleh para insan Kemlu ini untuk memberikan yang terbaik kepada mereka. Dan semoga saja saya bisa melaksanakan itu sesuai dengan kemampuan yang saya miliki” harap Sekretaris Direktur Jenderal Multilateral ini.
Logo Kepemimpinan Indonesia untuk ASEAN adalah pemenang hasil seleksi dari Sayembara Logo yang dilakukan oleh Kemlu dan terpilih dari 286 logo yang diterima sesuai kriteria. Perancangnya, Edi Jatmiko, adalah Mahasiswa Institut Seni Yogyakarta. Gunungan dalam pagelaran wayang kulit menggambarkan alam semesta, wujudnya kehidupan serta upaya manusia menggapai citacita. Di dalamnya terkandung ilustrasi ketiga unsur alam; api, tanah dan air . Bentuk gunungan dalam logo terbentuk oleh bilah daun menyerupai gerakan api, untuk merepresentasikan sinergi serta semangat kerja sama ASEAN untuk menggapai kesejahteraan (warna emas) regional sebagai tujuan utama. Lambang ASEAN yang terletak di tengah logo menggambarkan tanggungjawab Indonesia selaku Ketua di 2011 untuk tetap fokus pada upaya pencapaian tujuan ASEAN sekaligus mempertahankan sentralitas ASEAN di tengah-tengah perubahan dinamis di tingkat global.
Logo ASEAN 2011
No. 41 Tahun IV
Diplomasi
22
E k o n o m i
Realisasi Investasi di Indonesia pada 2010 Sebesar USD 23,38 Miliar Dr. Indra Darmawan, M.Sc
Direktur Deregulasi Investasi, BKPM. Dok. diplomasi
Ekonomi Indonesia pada 2010 mengalami pertumbuhan PDB sebesar 6,1% dengan nominal Rp. 6,423 triliun, dan PDB per kapita sebesar USD 3,005. Populasi penduduk mencapai 237,6 juta, dengan tingkat pengangguran terbuka sebesar 7,6%. Tingkat inflasi pada akhir tahun mencapai 7,0%, sementara tingkat suku bunga BI sebesar 6,5%. Keseimbangan fiskal terhadap PDB - 1.0, utang publik terhadap PDB 28,3%, nilai mata uang rata-rata Rp. 9.080 per USD, neraca pembayaran terhadap PDB sebesar 1,2%, cadangan devisa sebesar 96,2 miliar USD, dan peringkat BB (S&P). Pada 2011, pertumbuhan PDB diperkirakan mencapai 6,4% dengan nominal Rp. 7,019 triliun, dan PDB per kapita USD 3,520. Populasi penduduk sebesar 243,7 juta dengan tingkat pengangguran terbuka 7,0%, tingkat inflasi 6,5%, dan tingkat suku bunga BI 7,0%. Keseimbangan fiskal -1,2, utang publik 26,4%, nilai mata uang rata-rata Rp. 8.900 per USD. Neraca pembayaran 1,0%, cadangan devisa USD 115,0 miliar dan peringkat BB + (S&P). Sementara pada 2012, pertumbuhan PDB diproyeksikan mencapai 7,0% dengan nominal Rp. 8,462 triliun, dan PDB per kapita USD 3,906. Populasi penduduk diperkirakan mencapai 249 juta dengan tingkat pengangguran terbuka 6,7%, tingkat inflasi 5,0%, tingkat suku bunga BI 6,50%. Keseimbangan fiskal - 2,0, utang publik 25,0%. Nilai mata uang rata-rata Rp. 8.700 per USD, neraca
No. 41 Tahun IV
pembayaran 1,0%, cadangan devisa USD 130 milyar, dan peringkat BBB(S&P). Realisasi investasi di Indonesia pada 2010 sebesar USD 23,38 miliar, terdiri dari investasi asing USD 16,61 miliar dan investasi dalam negeri USD 6,77 miliar. Lima negara dengan nilai investasi terbesar di Indonesia pada 2010 adalah: Singapura, Inggris, Amerika Serikat, Jepang, dan Belanda. Realisasi investasi domestik (PMDN) dan investasi langsung asing (FDI atau PMA) menggambarkan bahwa investasi tersebut masih dalam tahap pengerjaan dan belum pada tahap beroperasi, demikian pula halnya dengan semua investasi tambahan (belanja modal) dari perusahaanperusahaan yang sudah beroperasi di Indonesia. Total investasi Januari-Desember 2010 sebesar USD 23,38 miliar (IDR. 208,5 triliun), meningkat 54,2% dibandingkan 2009 yang mencapai USD 15,19 miliar (IDR. 135,2 triliun). Target investasi untuk 2010 adalah USD 17,9 miliar (IDR. 160,1 triliun), angka ini telah melampaui target sebesar 30,2%. Sementara itu realisasi penyerapan angkatan kerja pada tahun 2010 mencapai 463.012 orang, meningkat 52,5% dibandingkan pada 2009 yaitu sebanyak 303.573 orang. Lima sektor terbesar realisasi investasi dalam negeri 2010 adalah; sektor tanaman pangan dan perkebunan sebesar USD 3,22 miliar (208 proyek); sektor industri makanan sebesar USD 1,84 miliar (46 proyek); sektor transportasi, pergudangan dan telekomunikasi sebesar USD 1,55 miliar (238 proyek); sektor listrik, gas dan air bersih sebesar USD 0,55 miliar (47 proyek); dan sektor jasa lainnya sebesar USD 0,37 miliar (92 proyek). Lima sektor investasi asing terbesar pada 2010 adalah; sektor transportasi, pergudangan dan telekomunikasi sebesar USD 5 miliar (154 proyek); sektor pertambangan sebesar USD 2,2 miliar (298 proyek); sektor listrik, gas dan air bersih sebesar USD 1,4 miliar (59 proyek); sektor real estate, industri dan gedung kantor sebesar US 1,1 miliar (89 proyek); dan sektor industri makanan sebesar USD 1 miliar (250 proyek).
Realisasi Investasi 2010 berdasarkan lokasi; di Jawa 67%, dan di luar Jawa 33%. Saat ini sudah ada perbaikan signifikan yang berfungsi sebagai tolok ukur realisasi pertumbuhan investasi pada 2010 dibandingkan 2009, yaitu pertumbuhan investasi domestik (PMDN) dan peningkatan investasi di luar pulau Jawa. Lima lokasi investasi asing terbesar berada di Jawa Timur 14%, Jawa Barat 13%, Banten 12%, Kalimantan 9%, Jakarta 52%. Sementara lima investasi domestik terbesar berada di Banten 14%, Kalimantan Timur 19%, Jakarta 11%, Jawa Timur 19%, dan Jawa Barat 37%. Investasi domestik di Jawa Barat sebesar USD 1,7 miliar (136 proyek), Jawa Timur USD 0,9 miliar (117 proyek), Kalimantan Timur USD 0,8 miliar (64 proyek), Banten USD 0,6 miliar (97 proyek), dan Jakarta USD 0,5 miliar (104 proyek). Investasi asing di Jakarta USD 6,4 miliar (1.068 proyek), Jawa Timur USD 1,8 miliar (137 proyek), Jawa Barat USD 1,6 miliar (729 proyek), Banten USD 1,5 miliar (336 proyek), dan Kalimantan Timur USD 1,1 miliar (138 proyek). Tahun ini, Global Competitiveness Index (GCI) diikuti oleh 133 negara. Ada sekitar 100 indikator yang digunakan dalam survei ini yang tercermin dalam 12 pilar daya saing, yaitu: institusi, infrastruktur, stabilitas makro-ekonomi, kesehatan & pendidikan dasar, pendidikan tinggi & pelatihan, efisiensi pasar barang, efisiensi pasar tenaga kerja, ukuran pasar, efisiensi usaha , dan inovasi. Peringkat Indonesia di GCI masih lebih baik dari Brasil, Rusia dan India, dengan pengecualian terhadap China, yang dikenal sebagai kelompok BRIC. Pada 2009-2010, Indonesia menempati urutan 54 dengan skor 4,26, sedangkan pada 2010-2011, Indonesia menempati rangking 44 dengan skor 4,43, berada di bawah Swiss, USA, Singapura, Jepang, Malaysia, Cina dan Thailand, tetapi tetap berada di atas India, Brazil, Rusia, Vietnam dan Filipina. Dari hasil survei prospek investasi dunia pada 2008-2012 bertajuk “ekonomi yang paling menarik untuk lokasi FDI” yang dilakukan
oleh United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), Indonesia menduduki peringkat 9. Hasil ini berdasarkan survei berbagai responden dari eksekutif perusahaan Transnasional Corporation (TNC) di negara-negara maju dan berkembang. UNCTAD sendiri terdiri dari 193 negara anggota. Pada 2008-2010, Indonesia berada di rangking 8, pada 2009-2011 berada di rangking 9, sementara pada 2010-2012, Indonesia tetap berada di rangking 9 dibawah China, India, Brazil, AS, Rusia, Mexico, Inggris dan Vietnam. Ada 25 negara tujuan FDI yang paling menarik menurut para eksekutif perusahaan. Indeks FDI adalah sebuah survei global yang memberikan gambaran unik prospek arus investasi internasional. Perusahaan yang berpartisipasi dalam survei ini tersebar di 44 negara dan 17 sektor industri, dan mewakili 75% arus FDI global (USD 2 triliun penjualan global tahunan). Indonesia menempati urutan 19 setelah China, AS, India, Brasil, Jerman, Polandia, Australia, Mexico, Kanada, Inggris, UEA, Vietnam, Perancis, Hongkong, Negara-negara Teluk lainnya, Rumania, Ceko, dan Rusia. Lembaga pemeringkat internasional seperti Moody’s Investor Service telah merevisi prospek rating utang luar negeri Indonesia dari Ba2 menjadi Ba1, satu tingkat dibawah ‘investment grade’. Analis Citibank memperkirakan bahwa Moody akan menyimpulkan Indonesia sebagai investment grade pada semester kedua tahun 2011. Sementara Saccharin Fitch memberikan BB +, Standar and Poor memberikan BB, dan Japan Credit Rating Agency memberikan BBB. Evaluasi FDI Jepang atas Indonesia yang menjanjikan untuk operasi bisnis di luar negeri selama jangka menengah (3 tahun atau lebih). Menempatkan Indonesia di posisi ke-8 pada 2007, 2008 dan 2009, sementara pada 2010 Indonesia berada di urutan ke-6 setelah China, India, Vietnam, Thailand dan Brasil. Survei International Finance Corporation (IFC) terhadap bisnis Indonesia, menempatkan Indonesia pada peringkat 121 dalam Doing Business 2011. Posisi ini lebih tinggi terhadap 3 dari 4 negara-negara BRIC (Brasil: 127, Rusia: 123, dan India: 133). Hanya China yang berada di peringkat lebih baik dari Indonesia, yaitu di posisi 79. Doing Business meliputi; memulai usaha, izin konstruksi, pendaftaran properti, mendapatkan kredit, melindungi investor, pembayaran pajak, perdagangan lintas batas, masalah kontrak, dan penutupan bisnis.[]
15 MARET - 14 APRIL 2011
Diplomasi E k o n o m i Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan mencapai 6,3 persen pada tahun 2011 ini dan lebih cepat dibandingkan 2010 seiring dengan peningkatan pada pemulihan ekonomi global. Sumber pertumbuhan PDB 2011 adalah berupa: pembentukan modal tetap bruto 11,0-11,2%; Ekspor barang dan jasa 11,3-11,5%; Pengeluaran konsumsi rumah tangga 5,3-5,5%; dan Pengeluaran pemerintah 6,3-6,5%. Asumsi indikator pertumbuhan ekonomi 6,3%, tingkat inflasi 5,3%, suku bunga SBI 3 bulan 6,5%, rata-rata nilai tukar Rp 9.300 per US$. Harga minyak internasional diperkirakan sebesar US$ 80 per barel, dengan Lifting minyak sebesar 970 ribu barel per hari. Target ekspor produk pada 2011 diproyeksikan meningkat 10,4% untuk produk tekstil, 20% untuk produk sepatu, dan 10% untuk produk otomotif. Sementara untuk produk CPO dan turunannya diperkirakan meningkat sebesar 16%, produk olahan kakao ditargetkan meningkat 61%, dan kopi meningkat 5%. Tujuan umum kebijakan Perdagangan Internasional adalah untuk meningkatkan akses ke pasar ekspor dan fasilitasi ekspor untuk mengurangi ketergantungan pada pasar ekspor tertentu, meningkatkan pertumbuhan ekspor non-migas, diversifikasi pasar ekspor, diversifikasi produk ekspor, dan meningkatkan iklim usaha perdagangan luar negeri yang ditujukan untuk mengoptimalkan pelayanan publik. Menciptakan iklim usaha yang mendukung perdagangan dengan meningkatkan layanan perizinan dan non-perizinan sektor perdagangan luar negeri, meningkatkan daya saing ekspor, meningkatkan keunggulan komparatif produk di pasar global, dan meningkatkan citra produk ekspor Indonesia. Peningkatan peran Indonesia dan kemampuan dalam diplomasi perdagangan internasional adalah untuk mengurangi tarif dan hambatan non-tarif yang diterapkan di pasar tujuan ekspor kita. Selain itu juga untuk meningkatkan intensitas partisipasi Indonesia di berbagai forum internasional dan meningkatkan keuntungan dari negosiasi dalam berbagai forum internasional, yang dapat memberikan hasil yang berharga berkaitan dengan kepentingan nasional kita. Target pengembangan perdagangan luar negeri pada tahun
15 MARET - 14 APRIL 2011
23
Peningkatan Peran Indonesia Dalam Diplomasi Perdagangan Internasional Drs. Anastasius Riyanto, MA
Direktur Kerjasama Industri Internasional Wilayah II dan Regional
2011 ini adalah meningkatkan ekspor non-migas dengan pertumbuhan 11-12%, yang akan dicapai melalui: Peningkatan diversifikasi pasar ekspor, yang diukur dengan mengurangi tingkat ketergantungan pada lima pasar ekspor utama; Meningkatkan kualitas dan keragaman produk ekspor, yang diukur dengan peningkatan indeks diversifikasi produk ekspor nonmigas; Meningkatkan kelancaran dan kemudahan ekspor, yang akan ditandai dengan: peningkatan jumlah pengguna perizinan ekspor impor online; mengurangi waktu clearance dalam izin ekspor impor; dan mengembangkan program daya saing yang komprehensif untuk meningkatkan nilai tambah, kualitas, dan branding; Pemahaman yang lebih baik dalam rantai produksi dan suplai (ujung ke ujung) dan perencanaan untuk segmentasi supply chain yang menguntungkan bagi daya saing Indonesia. Faktor-faktor yang mendasari kebijakan ekspor adalah; Pemenuhan permintaan domestik (konsumsi serta bahan baku industri); Perlindungan dan pelestarian sumber daya alam; Peningkatan nilai tambah; Stabilitas harga dalam negeri; Memenuhi persyaratan keamanan, kesehatan, keselamatan manusia dan lingkungan hidup; Ekonomi, sosial, budaya dan moral bangsa; Perjanjian Internasional (WTO, Skema Kimberley, ICO, Tripartid); dan Kepentingan dan keamanan pangan nasional. Klasifikasi Barang Ekspor berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 558/MPP/Kep/12/1998 jo Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 01/MDAG/PER/1/2007, barang yang diatur adalah barang ekspor. Hal ini dilatar belakangi oleh: penyediaan internasional, sebagai upaya untuk melindungi kelestarian lingkungan dan alam, meningkatkan nilai tambah terhadap produk Kopi; Produk Kehutanan (Rotan dan kayu); Intan Kasar; Tin Bar; dan Precursor. Latar belakang kebijakan
pengendalian barang ekspor adalah untuk menjauhkan stabilitas modal domestik dan konsumsi serta menjaga kelestarian lingkungan. Barang ekspor yang dikendalikan adalah sapi dan kerbau; ikan Napoleon dan benih bandeng; Core Crude Palm; Minyak dan Gas Bumi; Kulit Buaya; hewan liar dan tanaman alam; Pupuk Urea; Emas Perak murni; Scrap dari besi atau baja (terutama berasal dari Wilayah Pulau Batam); Scrap dari stainless, tembaga, kuningan, dan aluminium. Disamping itu juga ada kebijakan pelarangan ekspor untuk produk/ barang tertentu, hal ini untuk mempertahankan kelangkaan terhadap barang-barang tertentu dan menjaga kelestarian. Produk /barang yang dilarang untuk di ekspor adalah; ikan GoodsFish, Arwana, benih ikan Sidat, ikan hias jenis Botia, Udang Galah, Udang Penaedae; pasir alam, pasir silika, pasir kuarsa, pasir laut; bijih timah; karet mentah; bahan untuk remailing dan rumah asap; kulit binatang reptil; kayu bulat; rel kereta api atau trem; serpih kayu mentah dan kayu; batu mulia; scrap dari besi atau baja, kecuali dari pulau Batam; satwa liar & tumbuhan alam yang dilindungi (termasuk dalam APP I & III); barang kuno yang memiliki nilai budaya. Semua komoditas yang tidak termasuk dalam kelompok barang ekspor, diatur sebagai barang/ produk di bawah pengawasan dan dilarang untuk di ekspor. Barang/ produk yang diatur ekspornya adalah; Kopi (sesuai dengan perjanjian ICO internasional; yaitu unuk meningkatkan nilai tambah dan mempertahankan stabilitas harga); Produk Kehutanan (industri kehutanan diarahkan untuk mengekspor produk akhir, bukan bahan baku untuk menjaga kelestarian sumberdaya hutan; menjamin pemenuhan bahan baku industri dalam negeri; dan meningkatkan nilai tambah produk industri kehutanan); Rotan (untuk menjaga kelestarian sumberdaya hutan dan menjamin pemenuhan bahan baku industri dalam negeri); Rough Diamond (sesuai skema
Kimberley, untuk mencegah penyalahgunaan perdagangan berlian di pasar internasional); Prekursor (sesuai Konvensi Basel, untuk mencegah penyalahgunaan prekursor sebagai bahan baku untuk memproduksi obat narkotika dan psikotropika secara ilegal); Tin Bar (karena penambangan bijih atau pasir timah yang tidak terkontrol menyebabkan kerusakan lingkungan, disamping juga untuk meningkatkan nilai tambah dengan mengikuti standar kualitas internasional). Kebijakan impor dilakukan untuk melindungi dan meningkatkan pendapatan petani, merangsang penggunaan produksi dalam negeri, meningkatkan ekspor non-Migas, membuat daya saing perdagangan dan pasar domestik serta iklim usaha yang kondusif, meningkatkan pelayanan publik, reformasi birokrasi dan good governance. Pelayanan publik yang diberikan dalam sektor perdagangan adalah INSW (Indonesia National Single Window), layanan perijinan online, INATRADE, Perjanjian Internasional/ Daerah mengenai perdagangan, dan komitmen Pemerintah Daerah. INSW adalah upaya untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan nasional untuk meningkatkan kinerja ekspor-impor dan untuk mengatasi berbagai permasalahan arus barang, seperti misalnya waktu lead yang panjang untuk barang impor, biaya ekonomi tinggi, miskinnya validitas dan akurasi data transaksi, serta pengendalian aliran ekspor-impor barang. Portal INSW (http://www.insw. go.id) merupakan sistem layanan online yang terintegrasi, yang memungkinkan integrasi data dan informasi yang terkait dengan “bea cukai & rilis kargo”, dengan menggabungkan proses otomatis sistem di Bea Cukai, Lisensi, Pelabuhan/Bandara, dan sistem terkait lainnya. Komponen NSW Indonesia terdiri dari dua pilar, yaitu: Trade-System & Port-System. []
No. 41 Tahun IV
No. 21, Tahun
Diplomasi No. 41 Tahun IV, Tgl. 15 Maret - 14 April 2011
http://www.tabloiddiplomasi.org
TABLOID
Media Komunikasi dan Interaksi www.tabloiddiplomasi.com
Kemlu Terima Penghargaan Menlu RI : Elshinta Award Mengenang Seratus Tahun Moham baik pemerintah, swasta maupun pemerhati Elshinta. Penghargaan El Shinta 2010 diberikan dalam empat kategori yaitu 1) kementerian/institusi mitra kerja terbaik Elshinta 2010, (2) Narasumber terbaik, (3) Insan Peduli, (4) Pengirim SMS terbanyak. Penghargaan 10 kementerian/ institusi mitra kerja terbaik Elshinta 2010 adalah: Kemlu, Kemenkes Kemenag, Kemenhub, KemenPU, Kemen Olahraga, Divisi Humas Polri, BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika), Biro Pers dan Media Istana, Ditlantas Polda Metro Jaya. Penghargaan Narasumber terbaik Elshinta 2010 adalah: Tatang B Razak (Kemlu); Mateta Rizalul Haq (PT KAI); Kombes Pol Baharudin Djafar (Polri); Dr. Surono (Bencana Geologi, Kemen ESDM); H. Subakin AM (Kemenag); Prof. Dr. H. Fasli Jalal (Kemendik); U. Pristono (Pemprov DKI); Mochamad Harun (PT Pertamina); Heru Lelono (Staf Khusus Kepresidenan); Dahlan Iskan (PT PLN). Penghargaan Penerima Elshinta Award 2010 Insan Peduli Elshinta adalah: H. Jufri Umar, Pendiri Yayasan Pendidikan Islam; Ciptono, Perintis Sekolah Luar Biasa Semarang; Erwan, Pemilik Radio ASBUN Kalimantan Tengah; Mamak, Pendiri Madrasah Ibtidaiyah As Sakiyah, Lebak, Banten. Pendengar dengan pengiriman SMS terbanyak: Sugeng Sardjono (Semarang), Paimun, Basuki (Gresik), Jauhari Muhammad (Surabaya), Wahyudi (Medan), Adang Budi Darmawan, Ruslan, Egaisna, Miprahudin. (sumber: Dit. Infomed)
Kontribusi Isla Dan Demokras Dalam Memban Indonesia Dok.infomed
Da’i Bachtiar :
Menyelesaikan Pers TKI di Malaysia Den Kepala Dingin
Dirjen IDP, Andri Hadi mewakili Kemli RI menerima Elshinta Award
Kemlu mendapat Elshinta award sebagai Kementerian/institusi mitra kerja terbaik atas dukungan dan kontribusinya dalam pemberitaan di Radio Elshinta selama kurun waktu 2010. Penghargaan tersebut diserahkan dalam rangka memperingati hari jadi ke-11 Elshinta “News and Talk” di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, 14 Februari 2011. Penghargaan tersebut diterima oleh Dirjen Informasi dan Diplomasi Publik (IDP), Andri Hadi mewakili
Kemlu. “Penghargaan ini tidak hanya untuk pimpinan, tapi juga seluruh jajaran kemlu, termasuk perwakilan RI di luar negeri yg senantiasa memberikan informasi meskipun terkadang ada perbedaan waktu yg cukup tajam (dengan Indonesia)” ujar Dirjen. Selain itu, salah satu pejabat Kemlu, Tatang B Razak, Direktur PWNI dan BHI yang sebelumnya menjabat sebagai DCM (Wakil Duta Besar) KBRI Kuala Lumpur juga mendapatkan penghargaan Elshinta
Penghargaan ini akan menjadi salah satu pendorong bagi Kemlu untuk senantiasa menyediakan informasi bagi publik yang cepat, kredibel, akurat dan mengandung unsur edukasi mengenai pelaksanaan dan kebijakan luar negeri RI.
Nia Zulkarna
Penghargaan Elshinta 2010 Acara penghargaan Elshinta 2010 dihadiri tidak kurang dari 250 orang dari berbagai kalangan,
“KIN
Film Bertema Bulutang Pertama di Du
Tabloid Diplomasi dapat diakses melalui:
http://www.tabloiddiplomasi.org
Bagi Anda yang berminat menyampaikan tulisan, opini, saran dan kritik silahkan kirim ke:
[email protected]
Kebudayaan, Fondasi Memperkuat Hubunga RIterbaik. - Suriname untuk kategori narasumber
Direktorat Diplomasi Publik
Jalan Taman Pejambon No. 6 Jakarta 10110 Telepon : 021-3813480 Faksimili : 021-3513094