DESKRIPSI KECERDASAN KINESTETIK KELOMPOK B DI TK NEGERI PEMBINA KIHADJAR DEWANTORO KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO PARASTITI PAPUTUNGAN Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri Gorontalo Dra. Rapi Us. Djuko, M.Pd dan Samsiah, S.Pd, M.Pd
ABSTRAK Parastiti Paputungan. 2015. “Deskripsi Kecerdasan Kinestetik Kelompok B di TK Negeri Pembina Kihadjar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota gorontalo”. Skripsi. Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I, Dra. Rapi Us. Djuko, M.Pd, dan Pembimbing II, Samsiah, S.Pd, M.Pd. Masalah dalam penelitian ini: Bagaimanakah Deskripsi kecerdasan kinestetik di kelompok B TK Negeri Pembina Kihajar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo?. Tujuan dalam Penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan secara jelas tentang kecerdasan kinestetik di kelompok B Pada Anak Usia 5-6 Tahun Di TK Negeri Pembina Kihadjar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan desain deskriptif serta teknik pengumpulan data adalah Observasi, Wawancara, dan Studi Dokumen Data dianalisis secara kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa Kecerdasan kinestetik kelompok B di TK Negeri Pembina Kihadjar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo dapat dideskripsikan melalui tiga hal yaitu: Anak mampu melakukan gerakan senam, Anak mampu berjalan diatas papan titian, dan Anak mampu melompat dengan satu kaki . Guru mengajarkan anak melakukan dengan cara terus mengajarkan anak yang belum mampu melakukan kegiatan yang diberikan oleh guru. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa Deskripsi Kecerdasan Kinestetik dengan kegiatan senam, berjalan diatas papan titian, dan melompat dengan satu kaki pada anak usia 5-6 tahun di TK Negeri pembina Kihadjar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota gorontalo sudah maksimal.
Kata Kunci: kecerdasan, kinestetik
Pendidikan adalah suatu kegiataan umum yang dapat menghasilkan perubahan yang berkaitan erat dengan kehidupan manusia. Pendidikan biasanya berawal dari seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Ini dapat membuktikan bahwa pendidikan dapat ditempuhdengan cara apapun dan dapat dilakukan kapanpun. Pendidikan Anak Usia Dini adalah bentuk penyelengaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Setiap anak mempunyai banyak bentuk kecerdasan (multiple intelligences), yang menurut Howard gardner terdapat delapan domain kecerdasan atau intellegensi yang dimiliki semua orang, termasuk anak. Salah satu aspek perkembangan anak yang harus di stimulasi adalah kecerdasan kinestetik yang berkaitan dengan gerakan-gerakan seluruh anggota tubuh. Anak yang memiliki kecerdasan kinestetik biasanya anak tidak bisa duduk manis , dia akan selalu bergerak dan bergerak. Pengembangan kecerdasan kinestetik tubuh memungkinkan seseorang
untuk menggerakan objek dan keterampilan-
keterampilan fisik yang halus. Pengembangan jasmani yang dapat dilakukan dengan mengajak anak menjalani latihan-latihan, baik latihan gerak tubuh menyeluruh (koordinasi motorik kasar) seperti berlari, melompat, menari, senam, berjalan diatas papan titian maupun latihan-latihan koordinasi panca indra dan gerak badan (koordinasi motorik halus) seperti menggambar, mewarnai, dan lainlain. Meskipun guru sudah berupaya mengembangkan
kecerdasan kinestetik
anak, sesuai hasil pada Wawancara dengan guru Kelompok B Di TK Negeri Pembina Kihadjar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo bahwa Kecerdasan kinestetik telah dilakukan melalui kegiatan (1) Senam, (2) Berjalan diatas papan titian, (3) Melompat dengan satu kaki, Namun hasilnya belum maksimal. Hal ini dibuktikan dengan kemampuan 28 anak hanya 10 anak yang mampu melakukan Senam, Berjalan diatas papan titian, dan melompat dengan
satu kaki, sedangkan 18 anak yang belum mampu melakukan senam, berjalan diatas papan titian, dan melompat dengan satu kaki. Rendahnya kecerdasan kinestetik anak di duga disebabkan oleh beberapa hal, seperti anggota tubuh yang belum terstimulus dengan baik, kurangnya kepercayaan diri anak dalam menggerakan tubuh, kurangnya motivasi yang diberikan guru pada anak dalam mengembangkan kinestetik anak, dan gerakangerakan yang menoton. Oleh karena itu anak tidak terfokus pada saat gerakan yang dilakukan oleh guru tersebut sehingga anak merasa bosan dan sebagian anak hanya bermain dengan teman sebayanya. Kecerdasan kinestetik sangat bermanfaat bagi Anak usia Dini karena dengan adanya kecerdasan kinestetik maka seluruh anggota tubuh akan berkembang dengan baik sesuai usia Anak. Rumusan Masalah, Dari latar belakang diatas rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah
kecerdasan
kinestetik anak di kelompok B TK Negeri Pembina Ki Hadjar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo?”. Tujuan Penelitian, Dari rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian adalah mendeskripsikan kecerdasan kinestetik anak Di kelompok B TK Negeri Pembina Ki Hadjar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo. Manfaat Penelitian, Manfaat Secara Teoritis dan Praktis. Adapun manfaat teoritis yaitu: 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang berguna khususnya menambah pengetahuan tentang cara mendeskripsikan kecerdasan kinestetik pada anak. Manfaat Praktis yaitu: 1. Bagi Guru sebagai masukan bagi para guru dalam mendeskripsikan kecerdasan kinestetik anak. 2. Bagi Peneliti dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan penulis mengenai cara mendeskripsikan kecerdasan kinestetik anak dengan segala keterbatasan fasilitas penunjang. 3. Bagi sekolah sebagai masukan dengan adanya penelitian ini maka diharapkan agar lebih memperhatikan anak-anak yang belum mampu melakukan gerakan-gerakan yang berhubungan dengan kecerdasan kinestetik. 1.
Pengertian Kecerdasan Menurut Bainbridge (Dalam Yaumi 2012:9) kecerdasan adalah istilah yang
sulit untuk didefinisikan hingga menimbulkan pemahaman yang berbeda-beda
diantara para ilmuan. Dalam pengertian yang populer, kecerdasan sering didefinisikan sebagai kemampuan umum untuk belajar dan menerapkan pengetahuan dalam memanipulasi lingkungan, serta kemampuan untuk berfikir abstrak. 2.
Pengertian Kinestetik Gerak (kinestetik) juga menjadi bagian penting kehidupan anak. Kinestetik
anak menunjukkan apakah anak-anak akan berkembang optimal atau tidak, terutama karena kualitas kehidupan anak sangat ditampakkan oleh aktivitas kinestetik mereka. Anak beraktivitas melalui bermain, berinteraksi, dan bereksplorasi yang di dalamnya terdominasi oleh aktivitas berkinestetik. Howard Gardner memasukkan kinestetik sebagai salah satu kecerdasan. 3.
Pengertian Kecerdasan Kinestetik Menurut Armstrong (Dalam Kurniawan, 2013:4-5) Kecerdasan kinestetik
tubuh merupakan kecerdasan seseorang dalam menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide-ide dan perasaan -perasaan (misalnya, sebagai aktor, pemain pantomime, atlit atau penari), dan kelincahan dalam menggunakan tangan untuk menciptakan atau mengubah sesuatu ( misalnya, sebagai seorang pengrajin, pematung, mekanik, atau ahli bedah ). Kecerdasan ini meliputi keterampilan fisik tertentu seperti koordinasi, keseimbangan, ketangkasan, kekuatan, fleksibilitas, ketepatan, taktil, dan haptic. 4.
Karakteristik Kecerdasan Kinestetik Menurut Suyadi (Dalam Rahmawati 2014) Ciri-ciri Anak Usia Dini yang
mempunyai Kecerdasan Kinestetik pada anak Usia 5-6 tahun dapat dijabarkan sebagai Berikut : Usia 5-6 Tahun: (1) Mampu menjaga keseimbangan badan ketika berjalan di atas papan titian (papan keci menyerupai jembatan tanpa berpegangan. (2) Mampu senam dengan gerakan. (3) Mampu melompat dengan satu atau dua kaki secara bervariasi memakai baju kaos dan sepatu sederhana. (tanpa tali) sendiri tanpa dibantu. (4) Mampu mengendarai sepeda roda tiga. (5) Mampu melakukan gerak akrobat. (6) Mampu menggunting kertas dan menempelnya.
5.
Manfaat Kelemahan Dan Kelebihan Kecerdasan Kinestetik Orang yang memiliki kelebihan dalam kecerdasan kinestetik cenderung
mempunyai perasaan yang kuat dan kesadaran mendalam tentang gerakangerakan fisik. Mereka mampu berkomunikasi dengan baik melalui bahasa tubuh dan sikap dalam bentuk fisik lainya. Mereka juga mampu melakukan tugas dengan baik setelah melihat orang lain melakukanya terlebih dahulu, kemudian meniru dan mengikuti tindakanya. Namun, orang yang memiliki kecerdasan ini sering merasa tidak tenang ketika duduk dalam waktu yang relatif lama bahkan merasa bosan jika segala sesuatu yang dipelajari atau disampaikan tanpa disertai dengan tindakan yang demonstratif. Adapun Kelemahan dari anak kinestetik, yaitu cenderung tidak bisa diam dalam jangka waktu lama. Maunya bergerak terus. Namun, orangtua tidak perlu khawatir karena mereka anak normal dan seiring perkembangan usianya, anak kinestetik juga bisa lebih tenang seperti anak-anak lain. Sebab, kinestetik ini bukan gangguan atau kekurangan dari seseorang melainkan salah satu cara kemampuan mengekpresikan diri. Perlu diketahui, semua orang mempunyai kecerdasan kinestetik dengan level yang berbeda. Ada yang lebih dominan, tapi ada juga yang kecerdasan fisiknya tidak unggul dibandingkan kecerdasan lain. 6.
Kecerdasan Gerak Kinestetik Pada Anak Kecerdasan gerak-kinestetik berkaitan dengan kemampuan menggunakan
gerak seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaannya serta keterampilan menggunakan tangan untuk mencipta atau mengubah sesuatu (Musfiroh, 2008: 50). Kecerdasan ini meliputi kemampuan fisik yang spesifik, seperti koordinasi, keseimbangan, keterampilan, kekuatan, kelenturan, kecepatan dan keakuratan menerima rangsang, sentuhan, dan tekstur.
METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan deskritif sedangkan jenis penelitian yaitu kualitatif. Pemelihan jenis dan pendekatan ini dilakukan untuk menjaga objektivitas dalam penelitian. Sedangkan sumber data yang diwawancarai yaitu pempinan TK, guru, dan orang tua. Tekhnik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini di tempuh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. HASIL PENELITIAN Peneliti melakukan observasi terlebih dahulu
sebelum melakukan
wawancara di TK Negeri Pembina Kihadjar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo guna untuk melihat lebih jelas apakah perkembangan kecerdasan kinestetik pada anak di sekolah sudah berkembang. Dari hasil observasi lebih lanjut yang di lakukan oleh peneliti dalam mendeskripsikan kecerdasan kinestetik pada anak di kelompok B TK Negeri Pembina Kihadjar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota gorontalo Dimana anak yang sudah mampu melakukan senam berjumlah 86 %, sedangkan anak yang belum mampu melakukan senam berjumlah 14 %, kemudian kegiatan berjalan diatas papan titian semua anak sudah mampu melakukanya atau sudah 100 %, dan yang terakhir kegiatan melompat dengan satu kaki itu sudah sekitar 90 % anak yang sudah mampu sedangkan yang belum mampu berjumlah 10 %. PEMBAHASAN Hasil penelitian yang dilakukan melalui observasi, wawancara, serta dokumentasi bertujuan untuk mendeskripsikan sejauh mana perkembangan kinestetik melalui senam, berjalan diatas papan titian, dan melompat dengan satu kaki pada anak usia 5-6 tahun di TK Negeri Pembina Kihadjar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo yang di tinjau dari apa anak mampu melakukan senam, anak mampu berjalan diatas papan titian, dan anak mampu melompat dengan satu kaki.
a. Mampu melakukan gerakan senam Anak mampu melakukan gerakan senam
sesuai dengan usia anak dan
contoh yang diberikan oleh guru. Disamping itu Anak-anak juga selalu terlibat setiap paginya pada saat senam, akan tetapi sebelum melakukan senam guru terlebih dahulu mengatur barisan dan mengambil posisi tiap anak satu kotak supaya anak-anak tidak bisa saling dorong mendorong antar teman. Meskipun guru sudah berupaya mencontohkan kegiatan senam namun masih ada kendalakendala yang ditemukan misalnya masih ada anak-anak yang malu bila saat melakukan senam, ada juga yang tidak mau beraktifitas setiap paginya. Solusi untuk kendala-kendala tersebut yakni guru harus lebih memperhatikan anak-anak yang belum bisa senam. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti saat melakukan penelitian. Meskipun masih ada anak-anak yang tidak bisa melakukanya namun guru selalu bersikap sabar dalam mengajarkan senam kepada anak-anak. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan anak mampu melakukan gerakan senam maka dapat dilihat bahwa dari anak yang berjumlah 28 orang anak ada sekitar 86 % anak yang sudah mampu melakukan gerakan senam dan anak yang belum melakukan gerakan senam ada sekitar 14 %. Hal ini dapat dilihat dari pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti guna untuk membandingkan berapa orang anak yang mampu dan berapa orang anak yang belum mampu. Hasil kesimpulan diatas didukung oleh teori Suyadi (Dalam Rahmawati 2014:18) bahwa anak yang sudah mempunyai kecerdasan kinestetik berdasarkan usia anak dapat dilihat dari anak sudah mampu melakukan senam gerakan senam yang diberikan oleh guru dan perkembangan kinestetik anak sudah berkembang dengan baik.
b. Mampu menjaga keseimbangan ketika berjalan diatas papan titian Dari hasil penelitian yang dilakukan melalui hasil wawancara
yang
dilakukan oleh peneliti maka dapat diketahui bahwa anak sudah bisa menjaga keseimbangan badan ketika berjalan diatas papan titian. Hal ini dikarenakan guru selalu mengajarkan agar anak bisa menyeimbangkan badannya ketika berjalan. Meskipun begitu ada juga kendala-kendala yang ditemukan dimana anak yang belum bisa menyeimbangkan badannya hal ini dikarenakan ada anak yang hanya bermain pada saat melakukan kegiatan tersebut, dan ada juga anak masih merasa takut saat berjalan diatas papan titian. Meskipun masih ada anak-anak yang tidak bisa melakukanya namun guru selalu bersikap sabar dalam mengajarkan anak untuk berjalan diatas papan titian. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan dilakukannya kegiatan berjalan diatas papan titian maka dapat dilihat bahwa dari anak yang berjumlah 28 orang anak, sudah mencapai 100 % anak yang sudah mampu melakukan kegiatan berjalan diatas papan titian. Hal ini dapat dilihat dari pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti guna untuk membandingkan berapa orang anak yang mampu dan berapa orang anak yang belum mampu. Pendapat ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Suyadi (dalam Rahmawati 2014:18) bahwa anak usia 5-6 sudah mampu menjaga keseimbangan badan saat berjalan diatas papan titian tanpa dibantu. c. Mampu melompat dengan satu kaki Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti melalui wawancara bahwa anak sudah mampu melompat dengan satu kaki dan sudah bisa menyeimbangkan badan. Karena guru memperlakukan anak dengan sama supaya anak mempunyai rasa percaya diri untuk melakukan kegiatan melompat dengan satu kaki. Namun disamping itu masih ada anak yang belum bisa melakukan kegiatan tersebut karena anak yang ukuran badanya terlalu besar sehingga hanya bisa melakukan satu kali lompatan dan ada juga yang anak-anak melompat dengan cepat sehingga membahayakan untuk diri anak. Meskipun masih ada anak yang belum bisa
namun guru selalu berusaha untuk mengajarkan anak agar bisa melakukan kegiatan tersebut dan selalu mengawasi anak-anak pada saat melakukan kegiatan melompat dengan satu kaki. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan dilakukanya kegiatan melompat dengan satu kaki maka dapat dilihat bahwa dari anak yang berjumlah 28 orang anak ada sekitar 90 % anak yang sudah mampu melompat dengan satu kaki dan ada juga anak yang belum mampu melompat dengan satu kaki berjumlah 3 orang atau 10 %. Hal ini dapat dilihat dari pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti guna untuk membandingkan berapa orang anak yang mampu dan berapa orang anak yang belum mampu. Mampu melompat dengan satu kaki tanpa di bantu oleh siapapun, Hasil kesimpulan diatas didukung oleh teori yang dikemukakan oleh Suyadi (Dalam Rahmawati 2014:18) bahwa anak mampu melompat dengan satu kaki tanpa di bantu oleh guru dan orang tua.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil uraian diatas maka kesimpulan dari hasil deskripsi kecerdasan kinestetik pada anak Kelompok B di TK Negeri Pembina Kihadjar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo telah dilakukan dengan mengarah pada ketiga indikator yang telah digunakan dalam penelitian ini Maka hasil kesimpulan ketiga kegiatan yang telah dilakukan, di mana anak-anak yang berada di Tk Negeri Pembina Kihadjar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo sudah mampu melakukan kegiatan-kegiatan yang diberikan oleh guru dan sudah maksimal. Saran Sehubungan dengan kesimpulan di atas maka disarankan agar guru kelompok B di TK Negeri Pembina Kihajar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota gorontalo agar lebih memperhatikan anak-anak yang belum mampu melakukan kegiatan senam, berjalan diatas papan titian, dan melompat dengan satu kaki, karena ketiga kegiatan tersebut sangat berhubungan dengan anggota tubuh anak dan terus mengajarkan anak dalam tiga kegiatan yang sudah di berikan oleh guru agar perkembangan kinestetik anak akan terus berkembang dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA Gardner, H.(2007) https://smktargan.wordpress.com/2012/06/16/mengembangkan kecerdasan-dengan-berbagai-metode. Kurniawan,H ;Laely, T.A. (2014). 30 Permainan Kreatif Untuk Kecerdasan logika Matematika Anak. Alfabeta Bandung Musfiroh, T. (2008). Cerdas Melalui Bermain, Jakarta: PT Grasindo. Rahmawati, B 2014. Deskripsi Kecrdasan Kinestetik Anak program S1 Pendidikan Anak Usia Dini. Gorontalo. Yaumi M.(2012) Pembelajaran Berbasis Multiple Intelegences.jakarta: PT Dian Rakyat