MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI TEKNIK LOKOMOTOR PADA ANAK KELOMPOK B DI TK NEGERI PEMBINA KECAMATAN SIPATANA KOTA GORONTALO Juriyati Ahmad Universitas Negeri Gorontalo Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini Setiyo Utoyo, Meylan Saleh ABSTRAK Juriaty Ahmad.NIM 153 411 102 Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Teknik Lokomotor Pada Anak Kelompok B di TK Negeri Pembina Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo. Skripsi Program Studi SI PAUD Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo. Dibawah bimbingan I, Dr. Setiyo Utoyo M.Pd dan bimbingan II, Meylan Saleh S.Pd, M.Pd. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah kemampuan motorik kasar pada anak kelompok B di TK Negeri Pembina Kec. Sipatana Kota Gorontalo dapat ditingkatkan melalui teknik lokomotor? Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar pada anak kelompok B di TK Negeri Pembina Kec. Sipatana Kota Gorontalo melalui teknik lokomotor. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas, yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Dengan jumlah anak sebanyak 20 orang anak didik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan motorik kasar pada observasi awal yaitu terdapat 20% tetapi pada siklus I pertemuan I terdapat 40% anak yang memperoleh kualifikasi mampu, sehingga dilanjutkan pada siklus I pertemuan II terdapat 60% memperoleh kualifikasi mampu, namun belum mencapai indikator kinerja yang ditetapkan, yakni 80%. sehingga dilanjutkan pada siklus II pertemuan I menunjukkan bahwa meningkatkan kemampuan berbicara anak terdapat 75% yang memperoleh kualifikasi mampu, sehingga dilanjutkan pada siklus II pertemuan II yakni terdapat 80% yang memperoleh kualifikasi mampu sehingga dapat di buktikan bahwa kemampuan motorik kasar pada anak kelompok B dapat ditingkatkan melalui teknik lokomotor. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat di simpulkan bahwa melalui teknik lokomotor dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar pada anak kelompok B di TK Negeri Pembina Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo. Kata kunci : Kemampuan Motorik Kasar, Teknik Lokomotor
Juriyati Ahmad, Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Dr. SetiyoUtoyo, M.Pd, Dosen Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo Meylan SalehS.Pd, M.Pd, Dosen Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo
1.
Latar Belakang Jika seorang anak sudah diberi kesempatan dan arahan serta bimbingan untuk
mengembangkan kemampuan motorik kasar dan halusnya maka berarti secara fisik anak diarahkan untuk menjadi semakin sehat, hal ini sesuai dengan bunyi kalimat bijak berikut, yaitu “didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat”. Kesehatan fisik seorang anak akan mempengaruhi pula kesehatan jiwanya sehingga anak akan menjadi anak yang riang, positif dan senang melakukan berbagai aktivitas lainnya. Motorik kasar merupakan gerakan motorik yang melibatkan aktivitas otot tangan, kaki, dan seluruh tubuh anak, gerakan ini mengandalkan kematangan dalam koordinasi, berbagai gerakan motorik kasar yang dicapai anak tentu sangat berguna bagi kehidupannya kelak. Misalnya, anak dibiasakan untuk terampil berlari atau memanjat jika ia sudah lebih besar ia akan senang berolahraga, untuk melatih gerakan motorik kasar maka dapat dilakukan misalnya dengan melatih anak berdiri diatas satu kaki, jika anak kurang terampil berdiri diatas satu kakinya berarti penguasaan kemampuan lain, seperti berlari akan terpengaruh karena berarti anak tersebut masih belum dapat mengontrol keseimbangan tubuhnya. Gerakan ataupun teknik lokomotor adalah aktivitas gerakan dengan cara memindahkan tubuh dari satu tempat ketempat yang lain, beberapa gerakan yang termasuk pada gerakan lokomotor adalah melangkah, berjalan, berlari, melompat, meloncat, merangkak, merayap, berjingkat dan berguling, menurut Sujiono (2007:12.3). Kegiatan jasmani di Taman Kanak-kanak mengarah pada kegiatan melatih motorik kasar mencakup bagian dari aktifitas atau keterampilan dari otot-otot besar seperti otot, otak, dan syaraf contohnya pada gerakan lokomotor. Untuk melatih keterampilan motorik kasar guru harus mencontohkan setiap gerakan dan anak diberi kesempatan melaksanakan bersama guru secara bertahap sehingga gerakannya dikuasai anak didik, menurut Yudha (2005:2). Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan, menunjukkan bahwa masih ada beberapa anak yang belum mampu melakukan gerakan motorik kasar antara lain melakukan gerakan dengan cara berlari, melakukan gerakan dengan cara melompat dan melakukan gerakan dengan cara berjingkat sehingga guru mengalami kesulitan pada saat proses pembelajaran sementara guru sangat menginginkan keberhasilan pada anak pada setiap kegiatan pembelajaran, Hal tersebut ditemui di TK Negeri
Pembina khususnya kelompok B Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo yang berjumlah 20 anak, dan masih terdapat 16 anak atau 80% yang belum memiliki kemampuan motorik kasar seperti anak belum mampu melakukan gerakan dengan cara berlari, anak belum memiliki kemampuan melakukan gerakan dengan cara melompat serta tidak mampu melakukan gerakan dengan cara berjingkat. Untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar, maka berdasarkan uraian tersebut peneliti sangat tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Melalui Teknik Lokomotor di TK Negeri Pembina Kecamatan Kota Sipatana Kota Gorontalo”. Adapun yang menjadi tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah Untuk meningkatan kemampuan motorik kasar pada anak kelompok B melalui teknik lokomotor di TK Negeri Pembina Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis Memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Dan manfaat secara praktis Dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti dalam mengenalkan teknik lokomotor kepada anak-anak didik dan dapat diterima di lingkungan sosialnya. 2. KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 1. Pengertian Motorik Kasar Motorik kasar adalah aktivitas anak yang dilakukan dengan menggunakan otot-otot besar. Saputra (2005:11), mengatakan bahwa motorik merupakan suatu perubahan dari kematangan makhluk dan lingkungannya. Perkembangan motorik mempunyai fungsi sebagai penguasa keterampilan yang tergambar dalam kemampuan menyelesaikan tugas motorik tertentu. Prinsip perkembangan motorik anak merupakan adanya suatu perubahan baik fisik maupun psikis sesuai dengan masa pertumbuhannya, Sumantri (2005:12). Berdasarkan uraian teori diatas dapat disimpulkan bahwa motorik kasar adalah perubahan yang di terjadi pada anak saat melakukan suatu kegiatan yang melibatkan fisik pada fase – fase pertumbuhannya. 2. Fungsi dan Tujuan kemampuan motorik kasar pada Anak Usia Dini Menurut Bambang sujiono (2007:55) bahwa kemampuan Motorik Kasar bertujuan untuk mengembangkan perkembangan jasmani berupa koordinasi gerakan tubuh,
seperti
menangkap,serta
berlari, menjaga
berjinjit,
melompat,
keseimbangan.
bergantung,
Kegiatan
ini
meningkatkan keterampilan koordinasi gerakan motorik kasar.
melempar diperlukan
dan untuk
3. Karakteristik Kemampuan Motorik Kasar Pada Anak Usia Dini Hurlock (2004:17) mengatakan bahwa, segi pertumbuhan fisik anak dapat dilihat dari perkembangannya. Anak usia 4-5 tahun mengalami pertumbuhan jasmani berupa koordinasi gerakan tubuh, seperti kelenturan dalam melakukan gerakan senam, kemampuan dalam melompat pada gerakan senam, serta kemampuan dalam melakukan lari-lari kecil. 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan motorik kasar anak usia dini Menurut Baradja (2005:65) faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan individu terdiri dari : a) faktor hereditas, dan b) lingkungan. a).
Faktor Hereditas Seberapa besar dan cepatnya suatu perkembangan itu berproses, tergantung dari
kualitas faktor dasar dari lingkungan yang mempengaruhi. Faktor diri terjadi dan bagaimana kualitas hereditas (keturunan) mempengaruhi, baik sebagai bentuk struktur fisiologis maupun bentuk psikologis. Tetapi pada umumnya faktor hereditas akan mempengaruhi perkembangan seseorang sebesar 20% yang berpusat dari bentuk struktur dan genetik saja. b)
Lingkungan Lingkungan keluarga merupakan suatu bentuk masyarakat kecil yang akan
memberikan peran sangat penting dalam mempengaruhi kualitas generasi yang akan datang. Dalam keluarga akan muncul suatu perilaku kerjasama antara anak yang satu dengan anak yang lainnya, suatu kemampuan mengadakan toleransi, menghargai orang lain. 2. Pengertian Gerakan Lokomotor Menurut Bambang Sujiono (2007:12.3-12.4) bahwa gerak lokomotor adalah aktivitas geakan dengan cara memindahkan tubuh dari satu tempat ketempat lain. Beberapa gerakan yang termasuk pada gerakan lokomotor adalah : (1). Melangkah, yaitu memindahkan tubuh dari satu tempat ketempat yang lain dengan menggerakkan salah satu kaki kedepan, belakang, samping atau serong dengan diikuti kaki yang satunya lagi. (2). Berjalan, yaitu memindahkan tubuh dari satu tempat ketempat yang lain dengan melangkahkan kaki secara berulang-ulang dan bergantian, dimana salahsatu kaki pasti menginjak bumi.
(3). Berlari, yaitu mirip berjalan , namun dengan jangkauan yang lebih jauh dan ada waktu, dimana kedua kaki tidak menginjak bumi. (4). Melompat, yaitu memindahkan tubuh kedepan dengan bertumpu pada salah satu kaki dan mendarat dengan kedua kaki. (5). Meloncat, yaitu memindahkan tubuh kedepan atau keatas dengan bertumpu pada kedua kaki dan mendarat dengan kedua kaki. (6). Merangkak, yaitu menggerakkan tubuh dengan bertumpu pada telapak tangan, kedua lutut dan kedua ujung kaki. (7). Merayap, yaitu menggerakkan tubuh dengan bertumpu pada telapak tangan sampai siku dan badan bagian depan mulai dari dada sampai ujung kaki. (8). Berjingkat, yaitu memindahkan tubuh kedepan dengan cara bertumpu pada salah satu kaki baik kiri maupun kanan dan mendarat pada kaki yang sama. (9). Berguling, yaitu memindahkan tubuh dari satu tempat ketempat lain dengan cara merebahkan diri lalu menggulingkan seluruh badan kekanan atau kekiri. 3. METODE PENELITIAN Pada penelitian ini, penulis menetapkan sekolah TK Negeri Pembina Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo sebagai objek penelitian. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada beberapa alasan sesuai dengan tujuan penelitian. Selain itu, data yang akan di gunakan sebagai bahan penelitian cukup memadai dan mudah untuk memperolehnya, baik di lihat dari segi waktu, biaya dan tenaga yang di perlukan. Pada penelitian ini peneliti merencanakan beberapa tahap penelitian yakni a) Tahap Persiapan : pada tahap ini peneliti Menghubungi kepala sekolah untuk memperoleh izin pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, Berkonsultasi dengan dosen pembimbing, Melakukan observasi awal terhadap subyek penelitian, Mendiskusikan rencana kegiatan dengan guru mitra tentang kegiatan yang akan dilakukan. b) Tahap Pelaksanaan Tindakan : tahap ini penelitian ini dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru kelas lain. Agar pelaksanaan tindakan dapat berjalan lancar, c) Tahap Pemantauan dan Evaluasi : Tahap ini meliputi Pemantauan dan evaluasi berlangsung dalam setiap siklus, dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi atau pengamatan kegiatan guru dan anak dengan indikator penilaian , d)Tahap Analisis dan Refleksi adalah Tahap Pada tahap ini analisis dan refleksi kegiatan yang dilakukan peneliti adalah memproses data yang diperoleh dari tahap pemantauan dan evaluasi. Data yang didapat kemudian ditafsirkan dan dianalisis. e)Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman
observasi yang mengacu pada aspek yang nanti akan di amati pada anak didik. f ) Teknik Analisis Data Analisa data yang digunakan berdasarkan kriteria penilaian yang berlaku ditaman kanak-kanak, yakni kriteria M (Mampu), BM (Belum mampu), TM (Tidak mampu). Nilai tersebut diberikan tanda centang ( ). Maka dari itu peneliti menggunakan rumus seperti dibawah ini untuk mengadakan penilaian pada anak. P = x / n x 100 %. 4.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. HASIL PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di TK Negeri Pembina Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo dengan jumlah anak yang diamati 20 orang. Penelitian ini dibantu oleh pengamat I dan pengamat II. Penelitian ini di- laksanakan dalam II siklus, masing-masing siklus 2 kali pertemuan. Sebelum tindakan dilaksanakan peneliti melakukan observasi awal untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang permasalahan. Peneliti mengamati masih kurangnya kemampuan motorik kasar pada anak kelompok B, yakni :a) Anak belum mampu melakukan gerakan pada saat berlari, b) Anak belum mampu melakukan gerakan pada saat melompat. c) Anak belum mampu melakukan gerakan pada saat berjingkat. 2. PEMBAHASAN Pembahasan Berdasarkan data hasil observasi awal diketahui bahwa pada anak kelompok B di TK Negeri Pembina Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo. yang terdiri dari 20 anak, dimana pada observasi awal terdapat 4 anak yang memperlihatkan kemampuan motorik kasar, sementara sisanya 15 anak masih menunjukkan kemampuan yang rendah. Penelitian ini adalah merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada anak kelompok B di TK Negeri Pembina Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo Tahun Ajaran 2014/2015 dengan jumlah anak 20 orang, pada saat observasi awal untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar melalui teknik lokomotor pada anak kelompok B ditinjau dari aspek kemampuan anak yang belum mampu melakukan gerakan dengan cara berlari pada observasi awal masih terdapat terdapat 4 anak (20%) yang mampu setelah dilakukan tindakan kelas siklus I pertemuan I terdapat peningkatan yaitu 8 anak (40%) yang mampu dan setelah dilaksanakan kegiatan siklus I pertemuan II meningkat menjadi 12 anak (60%) yang mampu. Meningkatkan kemampuan motorik kasar pada anak diobservasi awal yang di tinjau dari aspek
kemampuan anak yang belum mampu melakukan gerakan dengan cara berlari terdapat 8 anak (40%) yang mampu pada kegiatan tindakan kelas I pertemuan I meningkat menjadi 9 anak (45%) pada pertemuan II. Untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak kelompok B pada kegiatan tindakan kelas siklus I pertemuan I yang dinilai dari aspek kemampuan anak yang belum mampu melakukan gerakan dengan cara melompat pada observasi awal terdapat 6 anak (30%) yang mampu, setelah dilakukan pertemuan II belum dapat di tingkatkan. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa kemampuan motorik kasar pada anak kelompok B setelah dilakukan kegiatan tindakan kelas siklus I belum mencapai indikator kinerja yang ditetapkan karena belum terdapat 16 anak (80%) yang mampu sehingga harus dilaksanakan kegiatan tindakan kelas siklus II. Meningkatkan Kemampuan motorik kasar melalui teknik lokomotor pada anak kelompok B di TK Negeri Pembina Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo, pada kegiatan siklus II pertemuan I dan II mengalami perubahan. Ditinjau dari aspek kemampuan anak yang belum mampu melakukan gerakan dengan cara berlari setelah dilakukan tindakan kelas siklus II pertemuan I terdapat 15 anak (75%) yang mampu dan setelah dilaksanakan kegiatan siklus II pertemuan II meningkat menjadi 16 anak (80%) yang mampu. Meningkatkan kemampuan motorik kasar
pada anak yang
ditinjau dari aspek kemampuan anak yang belum mampu melakukan gerakan dengan cara melompat terdapat 13 anak (65%) yang mampu pada kegiatan tindakan kelas siklus II pertemuan I meningkat menjadi 15 anak (75%) pada pertemuan II. Untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar pada kegiatan tindakan kelas siklus II pertemuan I yang dinilai dari aspek kemampuan anak yang belum mampu melakukan gerakan dengan cara berjingkat terdapat 11 anak (55%) yang mampu, setelah dilakukan pertemuan II meningkat menjadi 15 anak (75%). Dari hasil capaian ini dapat dikatakan bahwa setelah dilaksanakan kegiatan tindakan siklus II terjadi perubahan yang baik pada kemampuan motorik kasar pada anak kelompok B dan dapat mencapai indikator kinerja yang ditetapkan yakni minimal terdapat 14 anak (70%) yang memiliki kemampuan motorik kasar melalui teknik lokomotor. Sehubungan dengan hasil pembahasan maka dapat di simpulkan bahwa dengan teknik lokomotor dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar pada anak kelompok B di TK Negeri Pembina Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo. Jadi hipotesis yang menyatakan “Jika Guru menggunakan teknik lokomotor pada
anak kelompok B di TK Negeri Pembina Kecamatan Sipatana maka kemampuan motorik kasar dapat ditingkatkan “diterima”.
5.
KESIMPULAN DAN SARAN
1.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa dengan
menggunakan teknik lokomotor maka kemampuan motorik kasar pada anak di TK Negeri Pembina Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo yaitu sebagai berikut; (a) setelah dilaksanakan kegiatan tindakan kelas siklus I dan II maka untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar dapat di tinjau dari aspek kemampuan anak yang belum mampu melakukan gerakan dengan cara berlari menjadi 16 anak (80%) yang mampu. (b) setelah di laksanakan kegiatan tindakan kelas siklus I dan II maka kemampuan motorik kasar dapat ditinjau dari aspek kemampuan anak yang belum mampu melakukan gerakan dengan cara melompat menjadi 15 anak (75%) yang mampu, (c) setelah di laksanakan kegiatan tindakan siklus I dan II maka kemampuan motorik kasar dapat di tinjau dari aspek kemampuan anak yang belum mampu melakukan gerakan dengan cara berjingkat, menjadi 15 anak (75%) yang mampu. (d) teknik lokomotor dapat di gunakan untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar pada anak kelompok B di TK Negeri Pembina Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo. 2. Saran Sehubungan dengan kesimpulan di atas, peneliti dapat memberikan beberapa saran kepada beberapa pihak sebagai berikut : 1) Guru Guru harus bisa memberikan penjelasan yang mudah dipahami anak sebelum menerapkan metode pembelajaran. Guru harus dapat menggunakan media pembelajaran yang disenangi anak, Guru harus memperhatikan anak-anak yang belum dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar pada anak kelompok B di TK Negeri pembina Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo. 2) Sekolah Pihak sekolah harus bisa menambah fasilitas berupa media pembelajaran yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar. DAFTAR PUSTAKA Baradja, 2005. Psikologi Perkembangan, Studio Press Hurlock. 2004, Child Development.Tokyo
Kamtini, dkk. 2005. Bermain Melalui Gerak dan Lagu diTaman Kanak-kanak. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. Saputra,
M Yudha, 2005. Pembelajaran Kooperatif Keterampilan Anak TK. Jakarta : Debdikbud
Untuk Meningkatkan
Sujiono Bambang, 2007. Metode Pengembangan Fisik, Universitas Terbuka, Jakarta