Peran Guru Dalam Mengembangkan Motorik Halus Anak Kelompok B Di TK Negeri Pembina Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo
NOVITA P. NUA
Jurusan Pendidikan Guru Pendidkan ANAK USIA DINI UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO Samsiah, Pupung Puspa Ardini ABSTRAK
NovitaP.Nua. 2014. Peran Guru Dalam Mengembangkan Motorik Halus Anak Kelompok B Di TK Negeri Pembina Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Samsiah, S.Pd, M.Pd dan Pembimbing II Pupung Puspa Ardini, S.Pd, M.Pd. Masalah dalam penelitian ini yaitu masih kurangnya guru membimbng anak dalam kegiatan kolase serta guru kurang variatif dalam mengembangkan motorik halus kolase. Tujuan dari penelitian ini yakni untuk mendeskripsikan peran guru dalam mengembangkan motorik halus anak pada kegiatan kolae kelompok B di TK Negeri Pembina Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian bahwa peran guru dalam mengembangkan motorik halus anak pada kegiatan kolase kelompok B Di TK Negeri Pembina Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo dilaksanakan melalui dua peran yakni peran guru sebagai pembimbing dan peran guru sebagai model. Dari hasil penelitian dapat disimpulakan bahwa peran guru sebagai pembimbing di TK Negeri Pembina dilakukan dengan cara membimbing anak secara berkelanjutan kemudian menjelaskan koalse serta bahan-bahannyadan cara pembuatan dengan bahasa yang mudah dimengerti anak, sabar dalam menghadapi anak yang kesulitan membuat kolase serta menjadi fasilitator yang baik terhadap anak sampai anak mampu melakuakn kegiatan kolase dengan baik. Peran guru sebagai model yang diterapkan di TK Negeri Pembina yakni member contoh kolase yang baik dan cara membuat yang baik pula, memiliki sikap sabar, tidak mudah menyerah dan terus berusaha serta menggunakan teknik pembelajaran yang berbeda dan menciptakan suasana kelas yang menyenangkan. Kata kunci : Peran Guru, Motoirk Halus Novita P Nua, Jurusan PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Samsiah, S.Pd,M.Pd Dosen Jurusan PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Pupung Puspa Ardini, S.Pd,M.Pd, Dosen Jurusan PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo
Perkembangan fisik motorik anak meliputi motorik kasar dan motorik halus anak, Perkembangan motorik halus anak taman kanak-kanak ditekankan pada koordinasi gerakan, motorik halus dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan meletakkan atau memegang suatu objek dengan menggunakan jari tangan.Kolase merupakan salah satu pengembangan motorik halus usia 5-6 tahun atau usia taman kanak kanak kelompok B, pada tahap ini seharusnya nak sudah bisa membuat kreativiitas kolase secara sederhana. Namun berdasarkan permasalahan yang terdapat pada lembar kegiatan siswa (LKS) dalam hal mengisi pola atau kolase dari 20 anak terdapat 8 anak yang belum bisa mengerjakannya dengan baik. Ada anak yang masih asal-asalan dalam mengerjakan, tidak beraturan, belum rapih, dan bahkan ada yang tidak mau mengerjakan, hal I ni terjadi karena anak tidak ingin tangannya penuh lem. Aktifitas kolase memang terlihat mudah, namun memerlukan latihan dan bimbingan dari guru kelas. Sehingga perlu adanya peran guru terkait dengan masalah tersebut agar mendapat strategi atau solusi yang tepat. Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan di TK Negeri Pembina Kelompok B Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo, penyebab dari masalah tersebut yaitu masih kurangnya Guru dalam membimbing anak serta guru kurang bervariasi dalam penggunaan bahan kolase. Sehubungan dengan Judul yang di teliti, Peran guru sangat penting bagi pendidikan, sehingga perlu adanya peran guru dalam mengembangkan motorik halus kolase, yaitu peran sebagai pembimbing dan model, Mulyasa (2005:40,46) Berdasarkan pengamatan awal di TK Negeri Pembina Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo diketahui bahwa kegiatan motorik halus kolase kurang diminati anak dikarenakan guru kurang membimbing dan kurang variatif dalam mengembangkan kegiatan motorik halus kolase.Dari penjelasan tersebut maka masalaha dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikutt: a. guru kurdalam mengembangkan motorik halus kolase, b. guru kurang variatif dalam mengembangkan motorik halus kolase, c. terdapat 8 dari 20 anak yang ada di kelompok B belum dapat mengerjakan kolase secara baik dan benar.Rumusan
masalah, mengacu pada identifikasi masalah yang ada maka permasalahan utama yang menjadi kajian dalam penelitian ini yaitu: bagaimanakah peran guru dalam mengemabngkan motorik halus anak kelompok B di TK Negeri Pembina Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo?Tujuan Penelitian, tujuan penelitian ini yaitu : untuk dagembangkan motorik halus anak kelompok B di Di TK Negeri Pembina Kecamatan Sipatana Koat Gorontalo.Manfaat penelitian, terdiri atas dua yaitu manfaat secara teoritis dan manfaat praktis. Adapun manfaat teoritis yaitu : Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang berguna khususnya menambah pengetahuan tentang peran guru dalam mengembangkan motorik halus anak. Manfaat Praktis yaitu: a Manfaat untuk sekolah: sebagai salah satu bahan masukan bagi sekolah agar menjadikan kegiatan motorik halus kolase sebagai pelajaran/kegiatan tambahan secara rutin, b. manfaat untuk guru: sebagai bahan
informais
kepada
guru
dalam
perencanaan
pembelajaran
serta
pengembangan motorik halus kolase, c. manfaat untuk anik halus kolase untuk anak memiliki kesiapan dijenjang pendidikan selanjutnya, d. manfaat untuk peneliti: penelitian ini sangant diperlukan dalam rangka menambah wawasan dalam penelitian ilmiah selanjutnya. 1. Pengertian Peran Guru Nielsen (2002:2), peran guru yaitu (a) Fasilitator: Ketika perencanaan dan persiapan selesai, kemudia anak mulai masuk sekolah, peran guru berganti menjadi fasilitator. Tugas guru adalah memastikan setiap anak memiliki kesiapan mencapai kesuksesan dan belajar menurut kebutuhan, cara, dan tingkat kebutuhan masing-masing. Lihat, dengarkan dan bicara dengan anak sewaktu mereka bermain, (b) Catatan individu: akan sangat membantu jika guru membuat catatan individu sebagai hasil pengamtatan. Yaitu dengan membuat satu bagian di kotak file yang bertuliskan nama masing-masing anak. Tulis catatan individu dan tanggal pada kartu indeks, berilah rincian, (c) Portofolio: tambahkan pengamatan ini pada karya kolase anak, daftar cek perkembangan, dan pengamatan orangtua maka guru akan memiliki pandangan yang bagus mengenai kekuatan, kebutuhan dan minat anak. Portofolio digunakan untuk penilaian dan perencanaan, dan membantu guru menyediakan pengalman yang sesuai bagi individu setiap anak,
(d)
Menyediakan
perancah:
cara
lain
dengan
menyediakan
perancah
pembelajaran. Sebagai contoh, jika anak kesulitan mengerjakan kolase, guru bisa duduk dan membicarakan pola dan bahan kolase, membantu anak merekat bahan sesuai dengan tempat atau posisinya. Bicaralah dengan anak selama aktivitas ini serta dukunglah keterampilan dan pengetahuan baru. Guru menjadi salah satu komponen dalam pendidikan, ada berbagai peran dan fungsi baik itu terkait langsung di sekolah atau tidak. Menurut Mulyasa (2005:40,46) peran guru diantaranya adalah sebagai berikut: a) Guru sebagai pembimbing perjalanan, yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggung jawab atas kelancaran perjalanan itu. Istilah perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental, emosional, kreatifitas, moral dan spritual yang lebih dalam dan kompleks. Sebagai pembimbing perjalanan, guru memerlukan kompetensi yang tinggi untuk melaksanakan empat hal berikut: (1) Guru harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasi kompetensi yang hendak dicapai; (2) Guru harus melihat keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, dan yang paling penting bahwa peserta didik melaksanakan kegiatan belajar itu tidak hanya sekedar jasmaniah, tetapi mereka harus terlibat secara psikologi; (3) Guru harus memaknai kegiatan belajar; (4) Guru harus melaksanakan penilaian, b) Guru sebagai model: Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan semua orang yang menganggap dia sebagai guru. Terdapat kecenderungan yang besar untuk menganggap bahwa peran ini tidak mudah untuk ditentang, apalagi ditolak. Sebagai teladan, tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan pesereta didik serta orang disekitar lingkungannya yang mengaggap atau mengakuinya sebagai guru. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru: sikap dasar, bicara dan gaya bicara, kebiasaan bekerja, sikap melalui pengalaman dan kesalahan, pakaian, hubungan kemanusiaan, proses berpikir, perilaku neurotis, selera, keputusan, kesehatan, gaya hidup secara umum.Berdasarkan pendapat kedua ahli di atas, dapat disimpulkan peran guru adalah yaitu bersedia menjadi fasilitator yang baik, menyediakan perancah, menjadi pembimbing dan model yang baik pula terhadap anak didik.
2.
Pengertian Motorik Halus Sujiono, Bambang, dkk, (2005:143) mengemukakan gerak halus adalah
gerak yang memerlukan ketelitian dan kecerdikan. Motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otototot kecil serta memerlukan koordinasi yang cermat, seperti menggunting mengikuti garis, membuka dan menutup obyek dengan mudah, menuangkan air kedalam gelas tanpa berceceran, menggunakan kuas, krayon, dan spidol dengan control, melipat dll (Ayah.Bunda,2009:04). Motorik halus adalah gerakan menggunakan otot-otot halus atau sebgaian anggota tubuh tertentu yang dipengaruhi oleh kesempatan belajar atau terlatih. Cutris (dalam parenting:2001) Berdasarkanpendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu yang dipengaruhi oleh kesmpatan untuk belajar dan berlatih seta memerlukan ketelitian, kecerdikan dan koordinasi yang cermat. 3.
Tujuan dan Fungsi Perkembangan Motorik Halus Suyanto (dalam Tilome, 2009:33) pada dasarnya perkembangan motorik
halus mempunyai tujuan dan fungsi. Adapun tujuan pengembangan motorik halus adalah sebagai berikut : a) Mampu memfungsikan otototot seperti gerakan jari tan gan, b) Mampu mengkoordinasikan kecepatan tangan dengan mata,c) Mampu me ngendalikan emosi.Sedangkan fungsi pengembangan motorik halus adalah: a) Sebagai alat untuk mengembangkan keterapilan gerak dua tangan, b) Sebagai alat untuk mengembangkan koordinasi kecepatan tangan dengan Gerakan mata, c) Sebagai alat untuk melatih penguasaan emosi. 4. Prinsip-Prinsip Pendekatan Pengembangan Motorik Halus Sumantri (2005:147) pendekatan pengembangan motorik halus anak usia TK hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: a) Berorientasi pada kebutuhan anak: Kegiatan pengembangan AUD harus senantiasa berorientasi pada kebutuhan anak, b) Belajar sambil bermain: Upaya stimulasi yang diberikan pendidik terhadap anak usia dini (4-6 tahun) hendaknya dilakukan dala situasi yang menyenangkan, c) Kreatif dan inovatif: Aktivitas kreatif dan inovatif dapat
dilakukan oleh pendidik melalui kegiatan-kegiatan yang menarik, membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotivasi anak untuk berfikir kritis, dan menemukan halhal baru, d) Lingkungan kondusif: Lingkungan harus diciptakan sedemikian menarik, sehingga anak akan betah. Lingkungan fisik hendaknya memperhatikan keamanan dan kenyamanan anak dalam bermain. 5.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik Halus Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik anak sebagai
berikut: a) Faktor hereditas (warisan sejak lahir atau bawaan), b) Faktor lingkungan yang menguntungkan atau merugikan kematangan fungsi-fungsi organis dan fungsi psikis, c) Aktivitas anak sebagai subyek bebas yang berkemauan, kemampuan, punya emosi serta mempunyai usaha untuk membangun diri sendiri. (Rumini & Sundari) Faktor faktor yang mempercepat atau memperlambat perkembangan motor ik halus atara lain : a) Faktor Genetik, Individu mempunyai beberapa faktor keturunan yang dapat menunjang perkembangan motorik misal otot kuat, syaraf baik, dan kecerdasan yang menyebabkan perkembangan motorik individu tersebut menjadi baik dan cepat. b) Faktor kesehatan pada periode prenatal, Janin yang selama dalam kandungan dalam keadaan sehat, tidak keracunan, tidak kekurangan gizi, tidak kekurangan vitamin dapat membantu memperlancar perkembangan motorik anak. c) Faktor kesulitan dalam melahirkan, Faktor kesulitan dalam melahirkan misalnya dalam perjalanan kelahiran dengan menggunakan bantuan alat vacuum, tang, sehingga bayi mengalami kerusakan otak dan akan memperlambat perkembangan motorik bayi. d) Kesehatan dan gizi, Kesehatan dan gizi yang baik pada awal kehidupan pasca melahirkan akan mempercepat perkembangan motorik bayi. e) Rangsangan, Adanya rangsangan, bimbingan dan kesempatan anak untuk menggerakkan semua bagian tubuh akan mempercepat perkembangan motorik bayi. f) Perlindungan, Perlindungan yang berlebihan sehingga anak tidak ada waktu untuk bergerak misalnya anak hanya digendong terus, ingin naik tangga tidak boleh dan akan menghambat perkembangan motorik anak. g) Prematur, Kelahiran sebelum masanya disebut premature biasanya akan memperlambat perkembangan motorik anak. h) Kelainan, Individu yang
mengalami kelainan baik fisik maupun psikis, sosial, mental biasanya akan mengalami hambatan dalam perkembangannya. (Rumini & Sundari). Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik halus anak yaitu, faktor warisan sejak lahir, faktor lingkungan, aktivitas anak yang berkemauan membangun diri sendiri, kesehatan dan gizi, kelainan, premature, dan rangsangan. 6. Pengertian Kolase Kata kolase yang dalam yang dalam bahasa inggris disebut collage, berasal dari kata coller dalam bahasa perancis yang berarti merekat. Menurut Dep diknas (dalam answer yahoo2013:04) kolase adalah komposisi artistic yang dibuat dari berbagai bahan ( kertas,kain,kayu) yang ditempelkan pada permukaan gambar. Selanjutnya menurut Kamus modern Art, A Collins Larousse Consice Ensiklopedia (dalam Kumpulan Artikel Pembelajaran Pendidikan :2012) Kolase adalah semua kegiatan ‘perakitan’ beraneka bahan dasar menjadi sebuah karya seni. Misalnya, merakit dan merekatkan kertas, kayu, metal, barang-barang bekas, bahkan sampah kedalam media hiasan dinding. Collage activity merupakan kegiatan menempel. Aktivitas ini sangat sederhana, namun cukup penting untuk mendorong dan menstimulasi anak dalam mengembangkan kemampuan motorik halusnya, memupuk kepercayaan dirinya, keberanian dalam memilih dan mengambil keputusan untuk menciptakan karya yang spesial. Rachmawati (dalam Wantu, 2011:39). Dapat disimpulkan Kolase adalah karya seni rupa dan merupakan aktivitas menempel yang menggunakan bahan yang bermacam-macam selama bahan tersebut dapat dipadukan dengan bahan dasar lain yang akhirnya dapat menyatu menjadi karya seni yang utuh dan dapat mewakili ungkapan perasaan estetis orang yang membuatnya. 7. Teknik Seni Kolase Kolase menawarkan calon seniman dengan ide-ide kreatif dan keahlian menggambar yang terbatas kesempatan untuk mengekspresikan ide-ide mereka. Dengan menggunakan teknik kolase dengan kain, kertas tisu, foto dan media lain. (Baskoro: 2011). Rachmawati (dalam Wantu, 2011:40) Bahan-bahan yang dapat
dijadikan kolase: Daun, kertas, ranting, pasir, karet, parutan sabun, keupukuk warna-warni, bulu ayam, macaroni, kerikil, kulit kacang, parutan kelapa, payet, serbuk gergaji, biji-bijian, tali, benang wol, jagung, kacang hijau, kapas. 8. Tips Membuat Kolase a.
Pilih bahan yang tepat untuk teknik kolase yang berbeda. Kolase kertas dapat terdiri dari halaman dan majalah, iklan Koran bit atau kartu pos, atau hanya bahan kertas yang diperlukan. Jika ingin meneempatkan perkerjaan sedikit lebih ke media mencari, gunakan kain sebagai latar belakang untuk kolase. Pilih goni, denim, atau kain yang kondusif untuk desain keperluan.
b.
Pertimbangkan warna. Percobaan dengan warna berbeda sah-sah saja, tetapi perlu di ingat bahwa terlalu banyak warna dapat mengalahkan sepotong bahan dan membingungkan mata.
c.
Gunakan ilusi gerakan untuk menciptakan emosi. Menarik mata para pencinta seni untuk aspek-aspek tertentu dari kolase.Dapat digunakan berbagai macam garis horizontal dan vertikal serta objek pelengkap dari berbagai bentuk dan ukuran termasuk segitiga, lingkaran, persegi panjang, dan tokoh lainnya dalam teknik kolase yang diinginkan.
d.
Tentukan pola. Dengan menciptakan tema dan mengulangi gambar, bentuk, atau warna, bahkan kolase yang muncul membingungkan pada pandangan pertama menjadi satu kesatuan yang utuh.
e.
Tentukan bentuk proyek. Bentuk latar belakang dasar tidak perlu persegi atau persegi panjang. Lihatlah bentuk lain, bahkan yang eksotis seperti pentagons dan mencari cara untuk menggunakan tekstur untuk keuntungan pembuat yait u rancangan tekstur dengan mengelompokkan atau tumpang tindih. (Usahama rt:2011)
9. Peran Guru dalam Mengembangkan Motorik Halus Kolase Mulyasa (2005:40,46)bahwa Peran guru yang ada kaitannya dengan perkembangan kolase yaitu guru sebagai pembimbing dan guru sebagai model. Guru diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan. dalam hal ini, istilah perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapijuga kreatifitas. Dalam mengembangkan motorik halus kolase, guru harus merencanakan tujuan yang hendak dicapai, guru
harus melihat keterlibatan anak dalam pembelajaran, guru harus memaknai kegiatan belajar, dan harus melaksanakan penilaian terhadap perkembangan motorik halus anak. Guru Sebagai model; tentu saja pribadi guru menjadi sorotan anak didik serta orang disekitar lingkungannya. Maka dari itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru: sikap dasar, bicara dan gaya bicara, kebiasaan bekerja, sikap melalui pengalaman dan kesalahan, pakaian, hubungan kemanusiaan, proses berpikir, selera, keputusan, kesehatan, gaya hidup secara umum.Maka dalam mengembangkan motorik halus kolase, haruslah diarahkan dengan sebaikbaiknya, Karena anak belajar dari pengalaman yang diberikan guru.Guru juga perlu bekerjasama dengan tim pengajar lainnya dan orangtua agar masalah yang dihadapi anak dapat terselesaikan dengan baik. Inilah yang peneliti jadikan sebagai indikator penelitian. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, untuk itu peneliti menggunakan pendekatan deskriptif.Dengan pemilihan pendekatan ini dilakukan untuk menjaga objektifitas dalam penelitian.Tekhnik pengumpulan data yaitu observasi, dan selanjutnya kegiatan wawancara untuk mendapatkan data autentik dan terakhir dokumentasi sebagai data kongkrit. Sumber data yakni kepala sekolah dan 2 orang guru.. Proses analisis data yang digunakan adalah model interaktif yang dimulai dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. HASIL PENELITIAN Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan peran guru dalam mengembangkan motorik halus anak. Berdasarkan hasil penelitian dari observasi awal diperoleh bahwa guru kurang membimbing anak dalam kegiatan kolase serta guru kurang variatif dalam membelajarkan kolase padaa anak, sehingga hal inilah yang membuat anak kurang dalam kegiatan motorik halus khususnya kolase. Setelah peneliti melakukan observasi lebih lanjut mengenai fenomena yang ada dan melakukan wawancara langsung dengan kepala sekolah dan dua orang guru, terdapat peningkatan yang cukup baik. Peningkatan itu dapat dilihat dari 20 anak,
yang semula hanya 12 anak yang dapat melakukan kegiatan kolase, kini meningkat menjadi 18 orang anak. Perubahan tersebut merupakan peran serta guru di dalam kelas yang cukup baik. PEMBAHASAN Sebagaimana dengan tujuan penelitian untuk mendeskripsikan peran guru dalam mengembangkan motorik halus anak kelompok B yaitu ditinjau dari peran guru sebagai pembimbing dan peran guru sebagai model. a. Peran guru sebagai pembimbing: guru menjelaskan terlebih dahulu apa itu kolase, memperkenalkan bahan-bahan pembuatan kolase serta memberi petunjuk/cara pembuatan kolase dengan penuh kesabaran. Setelah anak dibagikan Lks, guru selalu memantau proses pekerjaan anak dengan cermat, Karena dengan begitu guru mengetahui anak yang belum mampu, kurang mampu dan mampu melakukan kegiatan kolase. Jika pekerjaan anak selesai, guru memberikan pujian dan nilai pada Lks masingmasing anak. b. Peran guru sebagai model: guru memberi contoh kolase yang abaik dan cara membuat yang baik pula. Guru selalu siap menjadi fasilitator yang penyabar dalam menangani segala kekurangan dan kelebihan anak dalam kegiatan kolase. Kegiatan kolae merupakan kegiatan yang ditunggui, sehingga guru selalu memantau proses pekerjaan anak sampai selesai. Apabila anak kurang minat dan tidak mengerti dalam kegiatan kolase, guru bersikap sabar, tidak mudah menyerah dan terus berusaha dengan memberikan motivasi dan teknik pembelajaran yang bberbeda sehingga dapat merangsang minat dan kemampuan anak khususnya kolase. Berdasarkan yang telah disebutkan diatas sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Mulyasa (2005:40,46) yakni guru sebagai pembimbing: (a) guru harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasi kompetensi yang hendak dicapai; (b) guru haus melihat ketelibatan peserta didik dalam pembelajaran; (c) guru harus memaknai kegiatan belajar; (d) guru harus melaksanakan penilaian. Guru sebagai model: memperhatikan sikap dasar dan gaya bicara, kebiasaan bekerja, sikap melalui pengalaman, hubungan kemanusiaan, proses berpikir, perilaku neurotis, selera, keputusan, kesehatan dan gaya hidup secara umum.
SIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
pembahasan
yang
telah
dibahassebelumnya dapat disimpulkan bahwa motorik halus anak kelompok B di TK Negeri Pembina Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo, dialakukan melalui dua peran yakni: a. Peran guru sebagai pembimbing dilakukan dengan cara memberikan bimbingan pada anak tidaka hanya satu atau dua kali, tetapi harus berkelanjuatan hingga anak yang kurang mampu dapat membuat kolase dengan baik dan bersikap sabar dan terus berusaha mencarai solusi permasalahan yang berhubungan dengan kegiatan kolase, dan memberikan pujian serta penilaian terhadap hasil karya anak. b. Peran guru sebagai model dengan memberikan contoh kolase yang baik pada anak, mendemonstrasikan tahapan pembuatan kolase dengan benar, bersikap sabar dan terus berusaha menangani segala kesulitan yang dihadapi anak, etrutama pada anak yang belum mampu melakuakan kegiatan kolase dan menciptakan suasana kelas yang menyenangkan. 2. Saran a. Diharapkan bagi sekolah agar menjadikan kegiatan motorik halus kolase sebagai pelajaran/kegiatan tambahan secara rutin. b. Diharapkan kepada guru agar menjadikan
penelitian
ini
sebagai
salah
satu
bahan
informasi
dan
mengembangkan kegiatan motorik halus kolase. c. Diharapkan dengan kegiatan motorik halus kolase dapat meningkatkan untuk memiliki kesiapan dijenjang pendidikan selanjutnya. d. Diharapkan kepada peneliti agar kiranya penelitian ini menjadi salah satu acuan yang dapat menambah wawasan dalam penelitian ilmiah selanjutnya. Berdasarkan hasil penelitian diatas kiranya Guru dapat melakukan perannya dalam mengembangkan motorik halus khususnya kolase. Guru harus lebih efektif dalam mengembangkan kegiatan motorik halus pada anak sejak dini sehingga anak memiliki kesiapan di jenjang pendidikan selanjutnaya.
DAFTAR PUSTAKA Answers.Yahoo,apa itu kolase dan macammacam kolase.(http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20130420 174105AA5C4h) (di akses tanggal 28 Desember 2013) Ayah Bunda, 2009,Pengembangan Piranti Permainan Alternatif Baskorosinar, apa yang dimaksud dengan kolase .http://sianarbaskoro.files.wordp res.comm) (di akses tanggal 31 Desember 2013) Kumpulan Artikel Pembelajaran Pendidikan, 2012, Pengertian Kolase. (http://pembelajaran-pendidikan.blogspot.com/2012/04/pengertiankolase.html)(di akses tanggal 31 Desember 2013) Mulyasa, E. 2005, Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya Nielsen, Dianne, Miller, 2008, Mengelola Kelas Untuk Guru TK, Jakarta: PT Indeks Rumini & Sundari, Faktorfaktor yang Mempengaruhi Motorik Halus Anak.(http://pkk.sarolangunkab. go.id/index.php/component/content/article/91-artikel-dan-beritalainnya/109-7-aspek-perkembangan-ana Sujiono, Bambang, dkk (2005). Metode Pengembangan Fisik. Jakarta: Universitas Terbuka Sumantri, 2005.Prinsip-Prinsip Motorik Halus Anak. Jakarta: Depdikbud Tilome, Maryam, 2009. Skripsi Peran Guru dalam Mengembangkan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Menjiplak Pada Kelompok B Di TK Bunga Bangsa Desa Bungolobonu Kabupaten Gorontalo Utara. (Tidak diterbitkan) Usahamart, 2011. Usaha membuat kerajinan kolase (http://usahamart.wordpress.c om/2011/12/31/kerajinankolase/berbagai jenis kertas dalam satu kolase.) (di akses tanggal 28 Dese mber 2013) Wantu, Tuty, 2011, Bahan Kuliah Creatuve art & Craft. Gorontalo
PENGESAHAN JURNAL Peran Guru Dalam Mengembangkan Motorik Halus AnakKelompok B Di TK Negeri Pembina Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo
Oleh NOVITA P. NUA NIM. 153 410 001
Pembimbing I
Samsiah, S.Pd, M.Pd Nip. 19731110200604 2001
Pembimbing II
Pupung Puspa Ardini, S.Pd, M.Pd Nip.198311102008012010
Mengetahui Ketua Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo
Dra.Rapi. Us Djuko, M.Pd NIP: 196709092005012001