PUBLIKASI JURNAL
PENGGUNAAN BAHAN ALAM DALAM RANGKA MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGANYAM DI KELOMPOK B 3 TK NEGERI PEMBINA RAHA Hasmin1), Zalili Sailan2), La Ode Ali Basri3) 1. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Program Pascasarjana UHO 2. Dosen Program Studi Pendidikan Seni Program Pascasarjana UHO 3. Dosen Program Studi Pendidikan Seni Program Pascasarjana UHO
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016
ii
PENGGUNAAN BAHAN ALAM DALAM RANGKA MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGANYAM DI KELOMPOK B 3 TK NEGERI PEMBINA RAHA Hasmin1), Zalili Sailan2), La Ode Ali Basri3)
1. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Program Pascasarjana UHO 2. Dosen Program Studi Pendidikan Seni Program Pascasarjana UHO 3. Dosen Program Studi Pendidikan Seni Program Pascasarjana UHO Hasmin, G2P1 14 006, “The Use of Natural Materials to Increase Children’s Soft Motoric via Weaving Activity at Group B3 in TK Negeri Pembina Raha.”Study Program of Arts Education, Halu Oleo University. Supervised by Prof. Dr. Zalili Sailan, M.Pd., andDr. La Ode Ali Basri, M.Si. What was meant by woven here was not a weave, but one that was made of threads interwoven diagonally from left to right and then back to the left. Two problems were raised in this study: (1) could the use of natural materials increase the soft motoric skill of the children at Group B3 of TK Negeri Pembina Raha? and could the children’s soft motoric skills be increased via weaving activities at Group B3 of TK Negeri Pembina Raha? This study aimed to find out whether the use of natural materials could increase children’s soft motoric weaving activity at Group B3 of TK Negeri Pembina Raha and whether the children’s soft motoric skills could be increased via weaving activities at Group B3 of TK Negeri Pembina Raha. The study used a descriptive qualitative approach, a research procedure which works with descriptive data in written or oral forms produced by persons or objects being observed. Subjects of the study were the pupils at Group B3 of TK Negeri Pembina Raha in the academic year 2015-2016. The main instrument of the study was the researcher herself who also used observation sheets and documentation as aiding tools. The use of natural materials in weaving activity could increase children’s soft motoric at Group B3 of TK Negeri Pembina Raha. Before the implementation of the action, only 25% feel into BSB and BSH category. In cycle I, 62.5% of the children achieved BSB and BSH. In cycle II, the student’s activeness in the learning process that increase their soft motoric at Group B3 of TK Negeri Pembina Raha increased to 83.3%. The use of weaving activities could also increase teacher’s instructional activities, since the teacher became more skillful in managing the learning process as indicated by the students and teachers’ activities. The study concluded that weaving activity could increase the children’s soft motoric at Group B3 of TK Negeri Pembina Raha, which could be seen from the development from cycle I to cycle II and weaving activity could also increase teacher’s instructional activities,since the teacher became more skillful in managing the learning process as indicated by the students and teachers’ activities which were categories as good. Keywords: natural materials, soft motoric, weaving
1
Hasmin (G2 P1 014006 ) “Penggunaan Bahan Alam Dalam Rangka Peningkatan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Menganyam dikelompok B-3 TK Negeri Pembina Raha. Rumusan masalah penelitian ini adalah (1) Apakah aktivitas mengajar guru dengan menggunakan bahan alam dapat meningkatkan motorik halus anak melalui kegiatan menganyam di kelompok B-3 TK Negeri Pembina Raha? (2) Apakah kreativitas anak di kelompok B-3 TK Negeri Pembina Raha dapat ditingkatkan melalui kegiatan menganyam dengan menggunakan bahan alam? (3) Bagaimana tingkat perkembangan anak pada kelompok B-3 TK Negeri Pembina Raha dalam kegiatan menganyam dengan menggunakan bahan alam?. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif guna memberikan penjelasan (a) aktivitas mengajar guru menggunakan bahan alam dapat meningkatkan motorik halus anak melalui kegiatan menganyam di kelompok B-3 TK Negeri Pembina Raha. (b) Kreativitas anak di kelompok B-3 TK Negeri Pembina Raha dapat ditingkatkan melalui kegiatan menganyam dengan menggunakan bahan alam. (c) Tingkat perkembangan anak pada kelompok B-3 TK Negeri Pembina Raha dalam kegiatan menganyam dengan menggunakan bahan alam Hasil penelitian ditemukan bahwa (1) Aktivitas mengajar guru dalam kegiatan menganyam dengan menggunakan bahan alam untuk meningkatkan motorik halus anak pada kelompok B3 TK Negeri Pembina Raha pada siklus II mencapai sebesar 91,67% lebih besar siklus I yaitu 68,33% dimana hasil capaian tersebut lebih besar dari indicator kinerja yang ditetapkan sebesar 90% dan sekaligus menunjukkan kemampuan guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar di kelompok B3 TK Negeri Pembina Raha.(2) Kreativitas anak-anak di kelompok B3 TK Negeri Pembina Raha pada siklus II mencapai 87,50% lebih besar dari siklus I sebesar 20,83% yang menunjukkan adanya perkembangan anak-anak didik di kelompok B3 TK Negeri Pembina Raha dalam melakukan kegiatan menganyam dengan menggunakan bahan alam seperti daun kelapa dan daun pisang yang disiapkan oleh guru. (3) Hasil perkembangan anak di kelompok B3 TK Negeri Pembina Raha menunjukkan bahwa pada siklus II anak-anak yang berkembang sangat baik mencapai 87,50 dan yang berkembang sesuai harapan sebanyak 12,50% jauh lebih baik dari siklus I dimana anak-anak yang belum berkembang sebanyak 25%, mulai berkembang 37,50% dan berkembang sesuai harapan sebanyak 16,67% dan berkembang sangat baik hanya 20,83%. Hasil ini sekaligus menunjukkan adanya peningkatan motorik halus anak dalam belajar menganyam. Kata Kunci : Motorik Halus Anak.
2
dimiliki anak sebelum memasuki taman kanak-kanak. Anak menganyam dengan menggunakan bahan alam dapat menemukan ide-ide, gagasan yang telah dimilikinya. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dalam kegiatan belajar menganyam di TK Negeri Pembina Raha pada kelompok B-3, guru selalu memberi petunjuk menganyam secara berulang-ulang kepada anak-anak agar mereka dapat memahami cara mengayam dengan bahan akan seperti yang digunakan saat di kelompok B-3 adalah menganyam dengan daun kelapa. Daun kelapa merupakan bahan alam yang diperoleh dari pohon kelapa dan mudah diperoleh di lingkungan sekolah.Selain itu bahan alam ini memiliki sifat lentur yang dapat diolah dalam berbagai pola sesuai dengan kreativitas anak untuk dapat menghasilkan pola anyaman sesuai keinginan mereka. Kegiatan menganyam yang dilakukan oleh anak-anak di kelompok B-3 TK Negeri Pembina Raha menunjukan nilai keterampilan menganyam anak belum berkembang secara optimal dalam motorik halusnya. Jumlah keseluruhan anak kelompok B-3 TK Negeri Pembina Raha terdiri dari 24 anak 5 anak sudah berkembang sangat baik, 6 orang anak mulai berkembang dan 13 anak belum berkembang.Kondisi anak dengan perkembangan yang berbeda-beda ini disebabkan oleh daya serap anak yang berbeda-beda dalam belajar menganyam dengan bahan alam seperti daun kelapa. Fenomena perkembangan anakanak dalam kegiatan menganyak pada kelompok B-3 TK Negeri Pembina Raha yang sebagian besar belum berkembang membuat penulis tertarik untuk mengangkatdengan judul “Penggunaan Bahan Alam Dalam Rangka Peningkatan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan
PENDAHULUAN Pendidikan Anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberikan stimulus pendidikan agar membantu perkembangan, pertumbuhan baik jasmani maupun rohani sehingga anak memiliki kesiapan memasuki pendidikan yang lebih lanjut. Salah satu tujuan pendidikan anak usia dini adalah membantu mengembangkan aspek-aspek perkembangan pada anak. Aspek–aspek perkembangan yang perlu dikembangkan pada anak usia dini yaitu moral dan nilai-nilai agama,sosial emosional, kemandirian,bahasa,fisik motorik,kognitif. Hakikat pendidikan anak usia dini adalah periode pendidikan yang sangat menentukan perkembangan dan arah masa depan seorang anak sebab pendidikan yang dimulai dari usia dini akan terserap dengan baik jika pada masa perkembangan dimulai dengan suasana yang baik, harmonis, serasi, dan menyenangkan. Perkembangan pendidikan anakanak berhubungan dengan perilaku anak dalam belajar di sekolah. Kegiatan belajar anak dapat didukung dengan peningkatan motorik halus pada anak. Salah satu indikator dari aspek perkembangan motorik halus dalam pembelajaran anak usia dini adalah menganyam. Melalui keterampilan menganyam anak dapat menuangkan ide kreatif mengekspresikan dan mengasah keterampilan jari-jari tangan anak. Tujuan keterampilan menganyam di taman kanak-kanak adalah untuk mengembangkan kepekaan indrawi khususnya indra penglihat, kepekaan artistik dan fisik motoriknya. Keterampilan motorik, daya imajinasi anak dan untuk mengembangkan keterampilan menganyam yang telah
3
Menganyam di kelompok B-3 TK Negeri Pembina Raha “. Adapun perumusan masalah yang diambil dalam penelitian ini adalah :” 1. Apakah aktivitas mengajar guru dengan menggunakan bahan alam dapat meningkatkan motorik halus anak melalui kegiatan menganyam di kelompok B-3 TK Negeri Pembina Raha? 2. Apakah kreativitas anak di kelompok B-3 TK Negeri Pembina Rahadapat ditingkatkan melalui kegiatan menganyam dengan menggunakan bahan alam? 3. Bagaimana tingkat perkembangananak pada kelompok B-3 TK Negeri Pembina Raha dalam kegiatan menganyam dengan menggunakan bahan alam? Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan menganalisis : 1. Aktivitas mengajar guru menggunakan bahan alam dapat meningkatkan motorik halus anak melalui kegiatan menganyam di kelompok B-3 TK Negeri Pembina Raha. 2. Kreativitas anak di kelompok B-3 TK Negeri Pembina Raha dapat ditingkatkan melalui kegiatan menganyam dengan menggunakan bahan alam. 3. Tingkat perkembangan anak pada kelompok B-3 TK Negeri Pembina Raha dalam kegiatan menganyam dengan menggunakan bahan alam. Manfaat Penelitian Manfaat hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis hasil penelitian dapat digunakan untuk menambah
pengetahuan bagi penelitian tentang bagaimana keterampilan menganyam dengan media bahan alam dapat meningkatkan motorik halus anak. 2. Manfaat Praktisa. a. Bagi Anak Agar mereka terbiasa dalam suasana kegiatan pembelajaran di taman kanak-kanak yang menyenangkan tidak menakutkan dalam pembelajaran keterampilan menganyam dan agar anak dapat menggerakkan jari-jari tangan melalui kegiatan menganyam. b. Bagi Guru Mendorong guru untuk mengembangkan penggunaan media pembelajaran yang beragam sesuai dengan situasi kegiatan dan kebutuhan dalam keterampilan menganyam agar dapat memperbaiki pembelajaran melalui penerapan media bahan alam. c. Bagi Kepala Sekolah Meningkatkan kreativitas anak usia sekolah dengan menyediakan bahan-bahan pelajaran yag dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar anak didik di TK Negeri Pembina Raha. d. Bagi Pengawas Memberikan perhatian kepada kelangsungan belajar mengajar guru dan anak didik dalam meningkatkan aktivitas belajar mengajar di sekolah Taman Kanak-Kanan (TK) Negeri Pembina Raha.
STUDI PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Kemampuan Motorik Halus Motorik halus merupakan bagian dari sensomotorik yaitu golongan dari rangsang sensori (indra) dengan reaksi yang berupa gerakan-gerakan otot (motorik) kemampuan sensomotorik 4
terjadi adanya pengendalian kegiatan jasmani melalui pusat syaraf, urat syaraf dan otot-otot yang terkoordinasi, sedangkan motorik halus terfokus pada pengendalian gerakan halus jari-jari tangan dan pergelangan tangan. Daeng Sari (2006: 121), menyebutkan bahwa yang disebut motorik halus adalah aktivitas motorik yang melibatkan aktivitas otot-otot kecil atau halus,gerakan ini menuntut koordinasi mata dan tangan dan kemampuan pengendaliangerak yang baik yang memungkinkannya untuk melakukan ketepatan dankecermatan dalam gerakannya. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas maka dalam penelitian ini yangdimaksud dengan kemampuan motorik halus adalah ketangkasan atau penguasaaan keterampilan tangan anak tunagrahita yang dinyatakan dalam bentuk skor ceklist kemampuan motorik seperti melipat jari, menggenggam, memegang, dan menempel sedotan es dan aqua (semua bahan sudah di gunting dari yang terkecil hingga terbesar) pada sebuah gambar melalui keterampilan kolase. 2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motorik Halus Motorik anak dapat berkembang dengan baik dan sempurna perlu dilakukan stimulasi yang terarah dan terpadu. Adapun faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik halus anak diantaranya menurut Hurlock (2000: 154) faktoryang mempengaruhi perkembangan motorik adalah sifat dasar genetik termasuk bentuk tubuh dan kecerdasan sehingga anak yang IQ tinggi menunjukkan perkembangan motoriknya lebih cepat dibandingkan dengan anak normal atau dibawah normal. Adanya dorongan atau rangsangan untuk menggerakkan semuakegiatan tubuhnya akan mempercepat perkembangan motorik anak.
Tingkat Perkembangan Motorik Halus Bloom (1997: 164) menyatakan bahwa rentangan penguasaan psikomotorik ditunjukkan oleh gerakan yang kaku sampai kepada gerakan yang lancar dan luwes, kemudian iamengklasifikasikan domain psikomotorik ke dalam lima kategori mulai dari tingkatan yang paling rendah sampai pada tingkatan yang paling tinggi sebagai berikut : a. Meniru (imitation) b. Penggunaan Konsep (Manipulation) c. Ketelitian (Presistion) d. Kewajaran/Pengalamiahan (Naturalization) Konsep Dasar Pengembangan Motorik Halus Menurut Hurlock (2000: 148) Untuk memperoleh kualitas keetrampilan motorik yang lebih baik, diperlukan cara tersendiri dalam mempelajari keterampilan motorik, yaitu: a. Belajar coba dan ralat (trial and error). Melalui latihan coba dan ralat yang dilakukan berulang kali dapat meningkatkan kemampuan motorik anak. Namun cara tersebut biasanya menghasilkan keterampilan dibawah kemampuan anak, b. Meniru. Belajar ketrampilan motorik dengan meniru atau imitasi melalui suatu model yang dicontohkan akan menjadikan anak lebih cepat untuk menguasai ketrampilan tersebut, maka untuk mempelajari suatu keterampilan dengan baik anak harus dapat mencontoh model yang baik pula, c. Pelatihan. a. Manfaat Kemampuan Motorik Bagi Perkembangan Anak b. Fase-Fase Perkembangan Anak c. Hakekat Belajar dan Pembelajaran
5
Lestari Unaaha. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan menganalisis Pengembangan Motorik Halus Dalam Pembelajaran Seni Krya dari bahan kertas bekas. Hasil penelitian diperoleh bahwa seni krya dapat meningkatkan motorik halus anak pada TK Lestari Unaaha. Persamaan dengan penelitian ini adalah peningkatan motorik halus anak tetapi yang membedakan adalah pada penelitian ini difokuskan pada Pengembangan Motorik Halus Dalam Pembelajaran Seni Krya dari bahan kertas bekas pada TK Lestari Unaaha sedangkan pada penelitian difokuskan padaPenggunaan Bahan Alam Dalam Rangka Peningkatan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Menganyam di kelompok B-3 TK Negeri Pembina Raha.
B. Seni Menganyam Anyam adalah kata kerja yang menggambarkan adanya tindakan atau perbuatan untuk mengatur atay menyusun bahan bakin, kertas atau daun. Menganyam merupakan seni untuk mengkomunikasikan keterampilan diri dengan bahan-bahan anyaman menjadi tanda dan model. Anyaman dapat diartikan dengan setiap pekerjaan yang memakai cara silang atau susup menyusup antara satu iratan ke iratan yang lain. Anyaman merupakan hasil dari kegiatan menganyam. Sedang menganyam itu sendiri berarti menyilang-nyilangkan pita, lidi, pandan atau bahan lain yang didapat dikerjakan untuk menganyam. C. Bahan Alam Bahan alam adalah bahan yang dapat diperoleh dari alam tanpa diperlukan proses sintesa. bahan alam adalah bahan yang terbuat dari alam dan bukan hasil karya manusia contohnya kayu ,rotan,bambu dan sebagainya (Suprianto, 2012). Pada umumnya, sumber daya alam berdasarkan sifatnya dapat digolongkan menjadi SDA yang dapat diperbaharui dan SDA tak dapat diperbaharui. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa bahan alam adalah sumber daya alam yang terdiri dari tanah, dan tumbuh-tumbuhan yang menjadi bahan dasar dari suatu produk yang akan dihasilkan sebagai produk baru dengan nilai dan manfaat yang baru. D. Kajian Penelitian yang Relevan Penelitian relevan adalah penelitian yang telah dilakukan peneliti sebelumnya dan memiliki relevansi dengan penelitian ini seperti : Penelitian yang dilakukan oleh Syamsiar (2014) tentang Pengembangan Motorik Halus Dalam Pembelajaran Seni Krya dari bahan kertas bekas pada TK
METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada kelompok B-3 TK Negeri Pembina Raha tahun pelajaran 2015/2016, karena guru dan anak belum mampu mengembangkan kemampuan motori halus dalam kegiatan menganyam dengan bahan alam. Waktu pelaksanaan penelitian ini pada bulan April-Juni2016. B. Faktor yang Diteliti Faktor yang ingin diteliti dalam penelitian ini yakni: Aktivitas mengajar guru dalam meningkatkan motorik halus anak Aktivitas belajar anakdalam melakukan kegiatan menganyam dengan bahan alam. C. Jenis Penelitian Sesuai dengan masalah yang diteliti,jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu suatu penelitian yang dilakukan di di kelompok B-3 dan bertujuan untuk mengatasi masalah yang menyebabkan rendahnya kemampuan motorik halus anak.
6
D. Subjek dan Obyek Penelitian. 1. Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah anak didikdi kelompok B-3 TK negeri Pembina Raha,anak didik berjumlah 24 orang. kelas ini dipilih sebagai subyek penelitian karena kemampuan motorik halus rendah pada 13 orang anak. 6 orang berkemampuan sedang, dan 5 orang berkemampuan baik dalam menganyam. 2. Objek Penelitian Objek penelitian pada penelitian tindakan kelas ini adalah berbagai kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama berlangsung proses kegiatan menganyam yang terdiri dari : Pemilihan metode pembelajaran untuk menganyam Pelaksanaan kegiatan menganyam Suasana belajar saat belangsung kegiatan menganyam Hasil kerja anak di kelompok B3. E. Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan Pendekatan Tindakan Kelas menurut Muslih (2009: 9). Penelitian Tindakan kelas (PTK) adalah sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus dari tindakan anak dalam menganyam dengan menggunakan bahan alam. F. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian merupakan tahapan tahapan yang ditempuh dalam penelitian dari awal sampai akhir secara urut. Prosedur penelitian ini terdiri dari beberapa tahap kegiatan yaitu: Tahap Pengenalan Masalah Tahap Persiapan Tindakan Tahap Penyusunan Rencana Tindakan Tahap Implementasi Tindakan
G. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan daya dalam penelitian ini dilakukan dengan : Data tentang pelaksanaan pembelajaran dan perubahanperubahan yang terjadi di kelas yang diambil melalui lembar observasi. Data tentang aktivitas siswa dalam menggunakan bahan alam untuk menganyam di kelas. Data hasil belajar menganyam dengan menggunakan bahan alam. Data perubahan sikap anak diambil dari hasil menganyam dengan penilaian berdasarkan rentang skala sebagai berikut : 4) Berkembang Sangat Baik, 3) Berkembang Sesuai Harapan, 2) Mulai Berkembang dan 1) Belum Berkembang. H. Teknik Analisis Data Untuk mencapai tujuan penelitian ini digunakan teknik analisis data sebagai berikut : 1. Untuk menganalisis aktivitas mengajar gurupadaseni menganyam, digunakan rumus: Aktivitas Guru =
100 %
(Furchan, 1982:127) 2. Analisis kreativitas mengajar anak didik dengan rumus: Untuk menganalisis kreativitas anak didik, peneliti menyiapkan lembar observasi. Langkahlangkahnya adalah: a) membuat tabulasi data, b) menghitung kreativitas mengajar. Untuk menganalisis perkembangan anak didik dalam menganyam dengan menggunakan bahan alam di kelompok B-3 TK Negeri Pembina Raha digunakan format penlitian berdasarkan 4 indiokator yang ditetapkan dalam pembobotan berikut :
7
a. BSB (Berkembang Sangat Baik) bobot = 4 b. BSH (Berkembang Sesuai Harapan) bobot = 3 c. MB (Mulai Berkembang) bobot = 2 d. BB (Belum Berkembang) bobot =1 Untuk menentukan nilai kreativitas didasarkan pada skor berikut : 75% - 100 % = BSB 50% - 74% = BSH 25% - 49% = MB 0% - 24% = BB I. Indikator Kinerja Penelitian tindakan kelas ini dinyatakan berhasil apabila memenuhi indikator keberhasilan. Adapun indikator keberhasilannya adalah : Guru terampil mengelola proses pembelajaran dalam kegiatan menganyam dengan menggunakan bahan alam untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak di kelompok B-3 TK Negeri Pembina Raha yang ditandai dengan aktivitas guru dengan tingkat aktivitas sebesar 90% sesuai lembar observasi 75% anak didik memiliki motorik halus yang meningkat dalam mengikuti kegiatan menganyam dengan bahan alam yang ditandai dalam kategori baik di lembar observasi. HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN
B. Pembelajaran Seni Menganyam di TK Negeri Pembina Raha Seni menganyam dengan menggunakan bahan alam merupakan salah satu pelajaran untuk mengarahkan anak pada tindakan nyata untuk berkreasi. Hal ini didukung oleh aktivitas guru yang terus berupaya untukmeningkatkan motorik halus anak.Pembelajaran menganyam di TK Negeri Pembina Raha merupakan pelajaran keterampilan anak dan diajarkan kepada anak-anak untuk melatih keterampilan mereka dengan metode motorik halus. Hasil pengamatan/observasi terhadap pembelajaran seni menganyam selama ini di kelompok B 3 TK Negeri Pembina Raha belum menunjukkan perkembangan, hal ini didasarkan pada hasil capaian kegiatan menganyam dari 24 orang anak, hanya 5 orang yang Berkembang Sangat Baik, 6 orang anak Mulai Berkembang sedang sementara 13 orang anak Belum Berkembang. Sasaran pembelajaran adalah keseluruhan anak mencapai 90% berkemampuan baik tetapi kemudian yang diperoleh dikelas hanya 20,83% anak yang berkembang sangat baik. Hasil capaian anak-anak di kelompok B-3 ini meenjadi dasar diperlukannya tindak kelas terhadap pembelajaran seni menganyam guna meningkatkan motorik halus anak dalam kegiatan menganyamdengan menggunakan bahan alam untuk meningkatkan motorik halus anak. 1. Pelaksanaan Siklus 1. Penelitian tindakan kelas dengan menggunakan siklus tindakan kelas dengan jumlah sebanyak pertemuanpada siklus I diawali dengan permasalahan yang dihadapi pada pelajaran anyaman, kemudian dilakukan rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasil , evaluasi, refleksi dan penyajian hasil siklus 1. Perencanaan
DAN
A. Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan di TK Negeri Pembina Raha yang menyelenggarakan pendidikan seni kepada anak-anak didik sejak didirikan pada Tahun 2010 lalu dengan tujuan pemerataan pendidikan dasar. Pembelajaran yang diselenggaran oleh pihak sekolah selama ini adalah pembelajaran dengan metode motorik untuk semua mata pelajaran yang diajarkan di sekolah ini.
8
Berdasarkan permasalahan dalam perkembangan anak yang berkembangan sangat baik hanya 20,83%, maka rencana tindakan yang dilakukan adalah mengajarkan cara menganyam dengan metode motorik halus. Perencanaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah rencana-rencana untuk meningkatkan motorik halus anak melalui kegiatankegiatan menganyam. Pelaksanaan Tindakan Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh guru dalam metode motorik halus dilakukan dalam aktivitas guru langka-langkah rencana tindakan dalam metode motorik halus. Pengukuran aktivitas mengajar guru yang dilakukan di kelompok B3 TK Negeri Pembina menggunakan rentang skala sebagai berikut : a) skor 1 untuk kriteria tidak baik, b) skor 2 untuk kriteria cukup, c) skor 3 untuk kriteria baik dan d) skor 4 untuk kriteria sangat baik. Kreativitas anak-anak dalam penelitian ini adalah aktivitas untuk menganyam dengan menggunakan bahan alam seperti daun pisang dan daun kelapa. menunjukkan tindakan yang dilakukan anak-anak di kelompok B-3 dalam menggunakan bahan alam untuk menghasilkan pola anyaman yang diinginkan. Penilaian terhadap kegiatan anak-anak di dasarkan pada kriteria penilaian sebagai berikut (a) Berkembang sangat baik (BSB) = 4, (b) Berkembang sesuai harapan (BHS) = 3, (c) Mulai berkembang (MB) = 2, (d) Belum berkembang (BB) = 1. Observasi Observasi atau pengamatan dalam penelitian ini dilakukan dalam setiap pertemuan di kelas yaitu pada Tanggal 5 – 7 April 2016 atau sebanyak 3 kali pertemuan untuk memperoleh data yang berhubungan dengan aktivitas guru, kreativitas anak dan tingkat perkembangan anak yang dijelaskan sebagai berikut :
1. Aktivitas guru 2. Kreativitas anak 3. Tingkat perkembangan anak Evaluasi 1. Aktivitas Guru Pengukuran aktivitas guru di kelompok B-3 TK Negeri Pembina Raha dilakukan melalui kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup diberikan skor : (a) Sangat Baik = 4, (b) Baik = 3, (c) Cukup= 2 dan (d) Tidak Baik = 1. menunjukkan skor capaiandari aktivitas guru berdasarkan 15 aspek yang dinilai dalam penelitian ini. Persentase skor capaian adalah 50% masih berada di bawah indikator kinerja yang ditetapkan yaitu 90% yang berarti bahwa pada pertemuan I, indikator kinerja dari aktivitas cukup masih belum tercapai dan dilakukan ada pertemuan II. menunjukkan bahwa dengan aspek penilaian yang sama pada pertemuan I, skor capaian sebesar 65% . Nilai persentase capaian ini masih berada di bawah indikator kinerja yang ditetapkan. Kemudian dilakukan evaluasi pada pertemuan III dengan menggunakan aspek yang sama . menunjukkan bahwa aktivitas guru di kelas belum mencapai indikator kinerja yang ditetapkan 90%. Sehingga diperlukan adanya kelanjutan pada siklus II. Aktivitas guru yang tidak mencapai indikator kinerja menunjukkan bahwa guru belum melaksanakankegiatan belajar menganyam dengan baik. Hasil pengamatan dari aktivitas guru yang diperoleh guru dalam Siklus 1, mengindikasikan ketidakpamahan guru terhadap metode motorik halus yang digunakan dalam kegiatan anyaman sehingga yang digunakan pada siklus 1 ini adalah gaya mengajar kontemporer yang didasarkan pada pengalaman guru tersebut dan akibatnya hasil yang diperoleh kurang dari 90% yang diharapkan. a. Kreativitas Siswa pada Siklus I 9
Dalam penelitian ini kreativitas anak-anak ditujukkan melalui pekerjaan menganyam yang dilakukan di sekolah. Kreatif anak diawali dengan pemberian bahan alam oleh guru. Jumlah anak pada kelompok B-3 TK Negeri Pembina Raha adalah sebanyak 24 orang yang memiliki kemampuan untuk menganyam yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut tidak berarti bahwa anak-anak tidak tahu menganyam. Data pada Tabel 4.7 menunjukkan bahwa skor capaian anak hanya 20,83% dari jumlah anak yang berkembang sangat baik, 25% anak mulai berkembang dan 54,17% anak belum berkembang sementara indikator kinerja dalam perkembangan anak adalah 75% dengan demikian masih harus ditingkatkan pada pertemuan II. Data pada Tabel 4.8 menunjukkan capaian perkembangan anak-anak dalam kegiatan menganyam dengan bahan alam mengalam dimana terdapat perkembangan anak dari 6 orang menjadi 10 orang yang berarti sebagian anak mulai berkembang. Tetapi hal ini harus dievaluasi pada pertemuan III dan hasil pertemuan disajikan. Tabel 4.9 menunjukkan bahwa dalam pertemuan III siklus 1 ini belum tercapai indikator kinerja dari kreativitas anak. Walaupun ada perkembangan pada beberapa anak dari Belum Berkembang tersisa 6 orang, Mulai Berkembang sebanyak 9 orang dan Berkembang Sesuai Harapan sebanyak 4 orang. Sementara yang berkembang sangat baik masih tetap 5 orang. Hal ini menunjukkan bahwa indikator kinerja belum tercapai. b. Analisis Perkembangan Anak Didik Perkembangan anak didik yang ada pada kelompok B-3 TK Negeri Pembina Raha belum mencapai kriteria Berkembang Sangat Baik. Pencapaian hasil anyaman yang dilaksanakan oleh
guru di kelas, dapat dievaluasi sebagai berikut : Tabel 4.10 Perkembangan Anak Didik Dalam Kegiatan Menganyam Siklus I (Orang) Indikator No. Perkembangan Pert I Pert Pert II III 1. Berkembangan BB 5 5 5 Sangat Baik 2. Berkembang BSH 0 0 4 Sesuai Harapan 3. Mulai MB 6 10 9 Berkembang 4. Belum BB 13 9 6 Berkembang Sumber : Hasil Olah Data (2016) Data pada Tabel 4.10 menunjukkan perkembangan anak didik dalam kegiatan menganyam dalam 3 pertemuan dalam siklus I. Dari pertemuan I, hingga III, jumlah anak yang berhasil sangat baik belum bertambah, artinya tetap 5 orang. Anak didik yang berkembang sesuai harapan sebanyak 4 orang pada pertemuan III. Anak didik yang mulai berkembang, pada pertemuan I sebanyak 6 orang, bertambah menjadi 10 pada pertemuan II dan pada pertemuan III berkurang menjadi 9 orang. Sementara itu anak didik yang belum berkembangn, pada pertemuan I sebanyak 13 orang, berkurang menjadi 9 orang pada pertemuan II dan sisa 6 orang pada pertemuan III. Namun demikian capain perkembangan tersebut masih berada di bawah indikator kinerja yaitu 75%. Hal ini mengindikasikan bahwa perkembangan anak belum memenuhi indikator kinerja dan harus dilanjutkan pada siklus berikutnya. Refleksi Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah tindakan-tindakan pembelajaran yang dikelola dalam
10
aktivitas guru, baik dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti maupun kegiatan penutup. Guru memberikan instruksi sebanyak 15 aspek yang dinilai tetapi output dari tindakan guru tersebut belum mencapai indikator kinerja yaitu 90%, sementara yang tercapai dalam penelitian ini adalah persentase skor dari 50% pada pertemuan I, meningkat pada pertemuan II menjadi 65% dan pada pertemuan III menjadi 68,33%. Refleksi terhadap hasil yang dicapai ada siklus I dimana aktivitas guru berada di bawah 90%, dan kreativitas anak berada di bawah 75%. Hal ini mengindikasikan bahwa pada siklus I tidak terselsaikan dengan baik. Selain itu anak-anak masih membutuhkan pemahaman yang baik untuk dapat mewujudkan hasil yang diinginkan. Artinya penelitian tindakan kelas ini dapat dilanjukan pada siklus ke II dengan tindakan yang sama pada siklus I. 2. Pelaksanaan Siklus II Penelitian ini belum menemukan hasil yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan untuk guru dan anak. Dengan demikian pada siklus II, dilakukan berbagai perubahan yang berkaitan dengan peningkatan motorik halus anak didik. Permasalahan Permasalahan pada siklus II ini sama seperti pada siklus I dimana aktivitas guru dalam meningkatkan motorik halus anak masih rendah selain itu kreativitas anak dan perkembangan kemampuan motorik halus anak juga berada pada kondisi yang rendah atau berada di bawah batas indikator kinerja yang ditetapkan. Sehingga permasalahan yang akan dibahas adalah bagaimana meningkatkan motorik halus anak melaluii aktivitas guru dan kreativitas anak dalam kegiatan menganyamdi Kelompok B-3 TK Negeri Pembina Raha. Perencanaan
Berdasarkan masalah yang dikemuakan dalam siklus II ini, maka rencana tindakan yang akan dilakukan adalah lanjutan melalui upaya guru untuk meningkatkan motorik halus anak. Rencana tindakan pada siklus II dilakukan dengan indikator yang sama pada siklus I yakni berdasarkan pengamatan terhadap indikator-indikator aktivitas guru dan kreativitasanak di kelompok B-3. Pelaksanaan Tindakan Tindakan yang dilakukan guru pada siklus II sama seperti tindakan pada siklus I. Perbendannya adalah anak-anak diberi gambar contoh pola anyaman dan diperlihatkan kepada guru setiap pola yang akan dibuat dengan menggunakan daun kelapa dan juga ada beberapa gambar anyaman kertas yang dapat dijadikan model anyaman untuk dibuat dengan bahan alam. memperlihatkan langka-langkah rencana tindakan dalam metode motorik halus. Pada langkah 1 sampai dengan 6 menunjukkan adalah upaya guru untuk meningkatkan motorik halus dalam kegiatan menganyam difokuskan pada tujuan yang akan dicapai dari pelajaran seni menganyam dan setiap tindakan memiliki hubungan yang saling menunjang untuk mewujudkan tujuan pembelajaran. Tindakan yang dilakukan untuk mengukur aktivitas mengajar guru yang dilakukan di kelompok B3 TK Negeri Pembina menggunakan rentang skala sebagai berikut : a) skor 1 untuk kriteria tidak baik, b) skor 2 untuk kriteria cukup, c) skor 3 untuk kriteria baik dan d) skor 4 untuk kriteria sangat baik. Tindakan guru dalam pembelajaran menganyam di Kelompok B 3 TK Negeri Pembina Raha adalah untuk membina anak-anak agar mampu berkembang dalam menghasilkan anyaman dengan bahan alam. Observasi Pada Siklus II
11
Observasi atau pengamatan dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data yang berhubungan dengan aktivitas guru, kreativitas anak dan tingkat perkembangan anak. Evaluasi a. Aktivitas Guru Evaluasi terhadap aktivitas guru dilakukan pada aspek yang sama pada siklus I dan dilanjutkan pada siklus II sebagai berikut : menunjukkan pertemuan I yang dilakukan oleh guru pada siklus II. Terjadi perkembangan aktivitas dari 68,33% pada siklus I berkembang menjadi 71,67%. Namun perkembangan ini masih berada di bawah indikator kinerja yang telah ditetapkan untuk mencapai hasil aktivitas guru yang diinginkan yaitu 90% guru menerapkan cara menganyam guna meningkatkan motorik halus anak. Ketidak tercapaian ini dilanjutkan pada pertemuan II. menunjukkan pertemuan I yang dilakukan oleh guru pada siklus II. Terjadi perkembangan aktivitas dari 71,67% pada siklus I berkembang menjadi 80%. Namun perkembangan ini masih berada di bawah indikator kinerja yang telah ditetapkan untuk mencapai hasil aktivitas guru yang diinginkan yaitu 90% guru menerapkan cara menganyam guna meningkatkan motorik halus anak.Ketidak tercapaian ini dilanjutkan pada pertemuan III. menunjukkan tindakan-tindakan yang dilakukan dalam aktivitas guru sebanyak 15 item yang bagi dalam kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Skor yang diperoleh adalah 55 dengan tingkat persentase ketuntasan 91,67% (55/60) yang jika dibandingkan dengan kinerja indikator aktivitas guru = 90%, maka pada aktivitas guru pada siklus II ini sudah tercapai. Aktivitas guru yang tidak mencapai indikator kinerja menunjukkan bahwa guru telah mempu melaksanakan
kegiatan belajar menganyam dengan baik. Hasil pengamatan terhadap Aktivitas guru pada siklus II lebih banyak pada kriteria sangat baik dengan skor 55 pada kegiatan pendahuluan, kegiatan inti maupun kegiatan penutup. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan guru sudah memberikan perubahan kepada motorik halus dan masih menggunakan pengalaman-pengalaman mengajar saja. Hasil pengamatan dari aktivitas guru yang diperoleh guru dalam Siklus II, mengindikasikan pemahaman guru terhadap metode motorik halus yang digunakan dalam kegiatan anyaman sehingga yang digunakan pada siklus II ini telah meningkatkan aktivitas guru dalam belajar menganyam. b. Kreativitas Siswa pada Siklus II Kreativitas anak-anak dalam membuat anyaman sesuai pola yang diinginkan dievaluasi dengan pemberikan skor yang telah ditetapkan. Keberhasilan anak-anak seperti yang disajikan pada Gambar 4.8 dan 4.9 menunjukkan adanya peningkatan motorik halus anak dengan menggunakan bahan alam dan nilai peningkatan tersebut disajikan pada Tabel berikut : Tabel 4.16 menunjukkan perkembangan anak-anak didik yang ada pada Kelompok B-3, dimana jumlah anak yang berkembang sangat baik bertambah menjadi 8 orang (33,33%) sementara itu tidak ada lagi anak-anak yang belum berkembang, karena diantara mereka ada yang mulai berkembang dan berkembang sesuai harapan. Untuk diperlukan adanya pertemuan lanjut agar dapat memperoleh hasil yang diinginkan. Data pada Tabel 4.17 menunjukkan perkembangan anak-anak didik yang ada pada Kelompok B-3, dimana jumlah anak yang berkembang sangat baik bertambah menjadi 15 orang 62,50%) sementara itu tidak ada lagi anak-anak yang belum berkembang, 12
0
karena diantara mereka ada yang mulai berkembang dan berkembang sesuai harapan. Untuk diperlukan adanya pertemuan lanjut agar dapat memperoleh hasil yang diinginkan. Data pada Tabel 4.18 menunjukkan bahwa perkembangan anak dalam kegiatan menggunakan bahan alam untuk meningkatkan motorik halus dalam kegiatan menganyam menunjukkan hasil belajar yang mencapai 87,50% dari jumlah anak yang berkembang sangat baik, dan 12,50% anak mulai berkembang sementara indikator kinerja dalam perkembangan anak adalah 75% Hal ini menunjukkan bahwa pada siklus II kreativitas siswa telah mencapai 75% yaitu 87,50% yang berarti bahwa kreativitas anak sudah meningkat. c. Analisis Perkembangan Anak Didik pada Siklus II Perkembangan anak didik yang ada pada kelompok B-3 TK Negeri Pembina Raha mencapai hasil. Pencapaian hasil anyaman yang dilaksanakan oleh guru di kelas, dapat dievaluasi sebagai berikut : Tabel 4.19 Perkembangan Anak Didik Dalam Kegiatan Menganyam
N o.
Indikator Perkembangan
1
Berkembang an Sangat Baik
B B
2
Berkembang Sesuai Harapan
B S H
3
Mulai Berkembang
M B
4
Belum Berkembang Jumlah
B B
Siklus I (Orang) Per Per Pert tI t II III A A A n n n % % % a a a k k k 8 3 1 6 2 8 3 5 2 1 7 , , , 3 5 5 1 4 7 2 3 1 0 1 9 2 , , , 7 2 5 6 2 2 8 0 0 5 , , 3 0 0 0 0 0 0 0 2 1 2 1 2 4 0 4 0 4
1 0
13
0
Sumber : Hasil Olah Data (2016) Data pada Tabel 4.19 menunjukkan perkembangan anak didik dalam kegiatan menganyam dalam 3 pertemuan dalam siklus II. Dari pertemuan I, hingga III, Perkembangan anak pada pertemuan I Siklis II, sebanyak 8 orang atau 33,3% berkembang sangat baik, sebanyak 10 orang anak atau 41,7% berkembang sesuai harapan, dan sebanyak 6 orang anak atau 25% mulai berkembang. Pada pertemuan II, sebanyak 15 orang anak atau 62,5% berkembang sangat baik, sebanyak 7 orang anak atau 29,2% berkembang sesuai harapan, dan sebanyak 2 orang anak atau 8,3% mulai berkembang. Pada pertemuan III sebanyak 21 oranganak atau87,5% berkembang sangat baik, dan sebanyak 3 orang anak atau 12,5% berkembang sesuai harapan. Refleksi Hasil capaian dalam siklus II menunjukkan adanya peningkatan aktivitas guru sebesar 91,67 dalam memberikan pembelajaran kepada anak dengan metode motorik halusdi Kelompok B-3 TK Negeri Pembina Raha. Aktivitas guru menggunakan pendekatan personal dan menemani anak-anak dalam melakukan anyaman sehingga anak-anak termotivasi untuk menganyam dengan baik. Perlakuan dalam tindakan kelas yang berlangsung sejak tanggal 19, 20, dan 21 April 2016 untuk siklus I dan dilanjutkan pada siklus II tanggal 10, 11 dan 12Mei 2016 menunjukkan aksi pengukuran kemampuan guru dalam meningkatkan motorik halus anak dan terbukti bahwa aktivitas guru dapat meningkatkan motorik halus anak dalam kegiatan menganyam dengan menggunakan bahan alam dan kreativitas anak dapat berkembang dengan menggunakan bahan alam untuk menganyam.
0
Refleksi pada penelitian ini adalah evaluasi terhadap tindakan yang dilakukan selama Siklus II. Berdasarkan hasil evaluasi, kegiatan melipat kertas pada Kelompok B3 mampu meningkatkan keterampilan motorik halus anak. Perbaikan yang dilakukan pada Siklus II sangat mempengaruhi perubahan keterampilan motorik halus pada Kelompok B3, dengan menambah perlakuan yaitu memberi kesempatan kepada anak untuk mengulang kembali menganyam dengan daun kelapa dan daun pisang agar anak memiliki keterampilan sendiri membuat lipatan tanpa bimbingan dari guru. Hasil observasi pada Siklus II menunjukkan peningkatan keterampilan motorik halus anak Kelompok B3 telahmencapai indikator keberhasilan yaitu sebesar ≥ 75%. C. Pembahasan Pelaksanaan pendidikan Taman Kanak-Kanak merupakan bagian dari pendidikan dasar yang diselenggarakan kepada anak-anak yang ada di TK Negeri Pembina Raha dengan jumlah anak yang mencapai 24 orang. Pelajaran yang diajarkan adalah pelajaran menganyam dengan bahan alam. Hal ini dilakukan sebagai salah satu bentuk upaya pembentukan karakter anak sejak dini. Hasil penelitian pada Siklus I dan II menunjukkan adanya peningkatan keterampilan motorik halus anak Kelompok B3 yang mengalami peningkatan pada setiap pertemuan. Keterampilan motorik halus Kelompok B3 mengalami peningkatan karena diberikan stimulus berupa kegiatan menganyam dimana anak langsung mempraktekkan melipat kertas menjadi bentuk benda. Peserta didik akan cepat mengalami peningkatan kemampuannya jika dalam proses pembelajaran anak terlibat secara langsung dalam kegiatan pembelajaran. Peneliti dalam penelitian ini menggunakan metode motorik halus.
1. Aktivitas Guru Hasil penelitian tindakan kelas diperoleh bahwa perkembangan aktivitas guru dalam III pertemuan yang pada dua siklus. Siklus I dilakukan III pertemuan yaitu pada tanggal 19,20 dan 21 April 2016 namun ketiga pertemuan tersebut tidak mencapai indikator kinerja karena guru belum mampu untuk meningkatkan konsep pembelajaran dengan motorik halus. Hasil yang dicapai dalam penelitian ini sekaligus menunjukkan bahwa guru dapat menjadi orang tua di sekolah kepada anak-anak dan melayani anakanak dengan motorik halus yang membuat anak-anak dapat menerima pembelajaran menganyam dengan baik. Hal yang membuat anak-anak dapat menerima pembelajaran dengan baik di kelas adalah adanya penggunaan strategi pembelajaran dengan struktur kega Pendidikan di Taman kanak – kanak (TK) di laksanakan dengan prinsip “Bermain sambil belajar, atau belajar seraya bermain”. Sesuai dengan perkembangan, oleh sebab itu diharapkan seorang pendidik yang kreatif dan inovatif agar anak bisa merasa senang, tenang, aman dan nyaman selama dalam proses belajar mengajar. 2. Kreativitas Anak Dalam Kegiatan Menganyam Dengan Bahan Alam Berdasarkan observasi di TK Negeri Pembina Rana anak-anak menunjukkan keterlambatan dalam keterampilan motorik halusnya dalam menganyam yang ditandai dengan kurang trampilanya anak-anak dalam pengembangan kreativitas menggunakan media kertas dalam pembelajaran. Kegiatan menganyam di kelompok B-3 TK Negeri Pembina Raha dalam pelaksanaan pembelajaran guru harus mempunyai kemampuan menyesuaikan metode motorik halus sesuai dengan karakteristik tujuan anak yang diberi 14
pembelajaran. Untuk pengembangan kemampuan dasar anak dilihat dari kemampuan fisik/motoriknya sehingga guru-guru di TK Negeri Pembina Raha harus membantu meningkatkan keterampilan fisik/motorik anak dalam hal memperkenalkan dan melatih gerakan motorik kasar dan halus anak, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat sehat dan terampil. Tujuan pelaksanaan pembelajaran menganyam di kelompok B-3 TK Negeri Pembina Raha adalah untuk mengembangkan kemampuan motorik halus anak di kelompok B-3 TK Negeri Pembina Raha, melatih gerakan – gerakan kasar dan halus, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat. Metode yang dipergunakan adalah metode motorik yang dapat memacu semua kegiatan yang perlu dikembangkan anak seperti untuk kegaitan motorik halus anak dapat diberikan aktivitas menganyam yang dilakukan pada kelompok B-3 TK Negeri Pembina Raha. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motorik halus anak mengalami perkembangan dalam penggunaan bahan alam. Gerakan motorik halus yang terlihat saat usia TK, antara lain adalah anak mulai dapat menyikat giginya, menyisir, memakai sepatu sendiri, dan sebagainya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada siklus I, dan siklus II siklus III dapat diketahui bahwa keterampilan menganyam anak mengalami peningkatan. Prosentase keterampilan menganyam anak dari prasiklus kesiklus I belum mengalami perkembangan, hal ini dikarenakan pada
siklus I anak masih dalam proses pengenalan kegiatan menganyam, keterampilan menganyam anak dengan menggunakan metode motorik halus masih dalam tahap permulaan, anakanak masih banyak yang belummampu mengikuti kegiatandan masih banyak anak yang ramai sendiri tidak memperhatikan guru. Prosentase kemampuan menganyam anak dari setiap pertemuan mengalami peningkatan hal ini dikarenakan anakanak sudah tertarik dengan kegiatan menganyam, banyak anak-anak yang antusias dan sangat senang menikmati kegiatan tersebut. Pada kegiatan di siklus I peneliti telah membuat target tingkat pencapaian prosentase sebesar 75%, akan tetapi dari hasil pelaksanaan pada siklus I masih terdapat 13 anak yang belum mampu mencapai target yangsudah ditentukan oleh peneliti. 13 anak yang belum mencapai target.Anakanak ini merupakan anak-anak yang susah diatur dan memiliki daya konsentrasi yang rendah. PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : Aktivitas mengajar guru dalam kegiatan menganyam dengan menggunakan bahan alamuntuk meningkatkan motorik halus anak pada kelompok B3 TK Negeri Pembina Raha pada siklus II mencapai sebesar 91,67% lebih besar siklus I yaitu 68,33% dimana hasil capaian tersebut lebih besar dari indikator kinerja yang ditetapkan sebesar 90% dan sekaligus menunjukkan kemampuan guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar di kelompok B3 TK Negeri Pembina Raha. 15
dikembangkan sehingga anak dapat memahami tujuan pembelajaran dengan metode motorik halus tersebut yang nantinya dapat meningkatkan aktivitas belajar anak di kelas. DAFTAR PUSTAKA Assael, Ronald, 1997. Kerajinan Tangan Nasional. Kelompok Binaan Kemendiknas. Jakarta : Media Asara. Bastomi, 2005. Pendidikan Seni. Bandung : Alfa Beta Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Bruner,1997.Penerapan Model Pembelajaran di Sekolah .EdisiTerjemahanLiberti. Yogyakarta
Kreativitas anak-anak di kelompok B3 TK Negeri Pembina Rahapadasiklus II mencapai 87,50% lebih besar dari siklus I sebesar 20,83% yang menunjukkan adanya perkembangan anak-anak didik di kelompok B3 TK Negeri Pembina Raha dalam melakukan kegiatan menganyam dengan menggunakan bahan alam seperti daun kelapa dan daun pisang yang disiapkan oleh guru. Hasil perkembangan anak di kelompok B3 TK Negeri Pembina Raha menunjukkan bahwa pada siklus II anak-anak yang berkembang sangat baik mencapai 87,50 dan yang berkembang sesuai harapan sebanyak 12,50% jauh lebih baik dari siklus I dimana anak-anak yang belum berkembang sebanyak 25%, mulai berkembang 37,50% dan berkembang sesuai harapan sebanyak 16,67% dan berkembang sangat baik hanya 20,83%. Hasil ini sekaligus menunjukkan adanya peningkatan motorik halus anak dalam belajar menganyam. B. Saran Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan sebelumnya, maka dapat disarankan bahwa : Untuk meningkatkan aktivitas guru mengajar, maka perlu ditingkatnya penguasaan dan penerapan metode motorik halus dalam pembelajaran serta yang lebih fokus pada tujuan pembelajaran sehingga dapat mewujdukan perkembangan mengajar guru di masa mendatang. Untuk meningkatkan kreativitas belajar anak, maka peran guru dalam kegiatan menganyam perlu 16