UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGISI POLA DENGAN MEDIA BIJI-BIJIAN DI TK NEGERI I PEMBINA MEDAN Rahmi Bachtar Surel:
[email protected] ABSTRAK Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan motorik halus anak melalui kegiatan mengisi pola dengan media biji-bijian. Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah anak taman kanak-kanak kelas B yang berjumlah 15 orang yang terdiri dari 9 siswa perempuan dan 6 siswa laki-laki. Teknik pengumpulan data adalah dengan menggunakan data kuantitatif berupa test dan data kualitatif berupa observasi. Hasil observasi menunjukkan bahwa pada siklus I guru (peneliti) sudah dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak dengan baik (43%) dan pada siklus II guru (peneliti) dapat meningkatkan kemampuan motorik halus dengan sangat baik (88%). Kata Kunci : motorik halus, mengisi pola, media
tingkah laku baru, dan (4) Struktur tubuh/fisik, meliputi tinggi, berat dan proporsi. Menurut Gallahue (dalam widia 2010: 9.16) menyatakan bahwa “usia prasekolah merupakan waktu yang paling optimal untuk perkembangan motorik anak”. Agar kemampuan motorik halus anak usia dini dapat berkembang sebagaimana mestinya, maka perlu memadukan pembelajaran melalui bermain dengan program kegiatan belajar di Taman Kanakkanak, salah satunya yaitu melalui kegiatan mengisi pola atau kolase dengan biji-bijian. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan mengisi pola dengan biji-bijian di TK Negeri Pembina 1 Medan. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Sebagai bahan acuan untuk
PENDAHULUAN Dunia anak merupakan dunia yang penuh dengan canda tawa dan kegembiraan dengan berbagai prilaku yang tidak dibuatbuat, sehingga orang dewasa akan ikut terhibur dengan hanya melihat tingkah polah mereka. Perkembangan fisik motorik memegang peranan yang sama penting dengan perkembangan kognitif dan sosial. Berkaitan dengan perkembangan fisik ini, Kuhlen dan Thomson dalam Aisyiyah (2013: 4.14) mengemukakan bahwa perkembangan fisik seorang anak meliputi 4 aspek, yaitu: (1) Sistim saraf di otak yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi, (2) Otot-otot yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan perkembangan motorik, (3) Kelenjar endokrin yang menyebabkan munculnya pola-pola Guru TK Negeri 1 Pembina 135
Rahmi Bachtar : Upaya Meningkatkan Motorik ….
menambah pengetahuan dan pengalaman melalui media kartu kata bergambar meningkatkan kemampuan motorik halus dalam kegiatan mengisi pola atau kolase dengan biji-bijian. b. Sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut sehingga dapat meningkatkan dan menambah wawasan bagi peneliti dalam mengembangkan ilmu dan teknologi pendidikan pada umumnya dan khususnya siswa usia dini.
pada tahap penjajagan (data awal), anak, peneliti, obsever dan kepala sekolah sebagai data pendukung, jenis data yang didapat dari: a. Proses belajar mengajar b. Nilai test anak c. Observasi selama pembelajaran d. Wawancara Sumber data dari penelitian ini berasal dari, anak TK Negeri Pembina 1 Medan, orang tua anak, guru–guru dan yang berada di TK Negeri Pembina 1 Medan. Metode pengumpulan data merupakan usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilaksanakan secara sistematis dengan prosedur yang standar. Suharsimi Arikunto (2002:1997). Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara yang dilakukan terhadap sumber data. Sedangkan alat untuk pengumpul data menggunakan kamera dan dokumen resmi data anak yang terlibat dalam penelitian. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimana pengkajian berdaur siklus yang terdiri dari empat tahap yaitu : (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi
METODE PENELITIAN Subjek penelitian adalah murid di kelompok B TK Negeri Pembina 1 Medan yang berjumlah 15 orang, dengan anak laki-laki 6 orang dan anak perempuan 9 oranG. Penelitian ini dilakukan di TK Negeri Pembina 1Medan yang berada di Jln. Karya ujung Kota Medan. Data penelitian tindakan yang dikumpulkan berupa informasiinformasi tentang kemampuan siswa dalam mengkolase biji-bijian sesuai dengan kemampuannya. Kemampuan siswa dalam mengkolase tersebut meliputi penguasaan-penguasaan: (1) Mengelem, (2) Menyusun biji-bijian, dan (3) Merapikan. Di samping halhal tersebut, diperlukan pula data tentang kemampuan guru dalam menyusun RKH dan penguasaan dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Sumber data dalam penelitian ini adalah daftar nilai hasil belajar
p-ISSN : 2355-1720 e-ISSN : 2407-4926
Prosedur penelitian SIKLUS I Sebelum melakukan Penelitian Tindakan Kelas, peneliti terlebih dahulu melaksanakan pembelajaran pra siklus. Hal ini dimaksud sebagai survey awal untuk melihat sampai dimana kemampuan fisik motorik halus anak telah
136
SEJ VOLUME 6 NO. 1 DES 2016
berkembang, sehingga nantinya akan diperbaiki. Adapun rangkaian rencana perbaikan pembelajaran yang akan dilakukan oleh peneliti adalah: a. Alternatif perbaikan mencakup kinerja guru Dalam pelaksanaan pra siklus ini, rencana perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti adalah menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH) dengan tema lingkungan dan tema spesifik adalah kegunaan rumah sesuai dengan indikator yang akan dicapai oleh peserta didik. Adapun kegiatan pembelajaran yang dilakukan adalah anak melaksanakan kegiatan mengisi pola / kolase dengan menggunakan biji-bijian pada lembar kerja anak. Setelah itu peneliti mengevaluasi kegiatan pada hari itu dimulai dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir. Setelah evaluasi dilaksanakan, peneliti bersama teman sejawat melakukan refleksi dan berdiskusi terhadap masalah yang ditemukan selama pembelajaran berlangsung. Setelah refleksi dilakukan maka ditemukan masalah pembelajaran yaitu lemahnya kemampuan fisik motorik halus anak dalam melaksanakan kegiatan mengisi pola/ kolase dengan menggunakan biji-bijian tersebut. Maka peneliti dan teman sejawat sepakat mengambil masalah ini untuk dilakukan perbaikan pembelajaran dan mengambil masalah ini untuk dipecahkan dalam siklus I.
b. Tindakan yang akan dilaksanakan untuk perbaikan pembelajaran adalah: (1) Melaksanakan peningkatan kemampuan fisik motorik halus anak melalui kegiatan mengisi pola/ kolase dengan menggunakan biji-bijian sesuai dengan tema yang diawali dengan kegiatan baris berbaris,bernyanyi dan bercakap-cakap sesuai dengan tema pada hari itu. Agar anak termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. (2) Mengelola kelas secara menyeluruh, yaitu menciptakan suasana kelas yang menarik dan menyenangkan. (3) Menyiapkan media dan sumber belajar yang menarik, dan (4) Memberikan reward atas hasil kerja anak sehingga dapat menyenangkan hati anak. c. Langkah–langkah yang akan dilakukan peneliti dalam memperbaiki pembelajaran adalah: (1) Gurumengajak anak berbaris kemudian bersama-sama masuk kedalam kelas. (2) Guru mengajak anak bernyanyi selamat pagi dan mengucapkan salam serta berdoa. (3) Guru melakukan tanya jawab pada anak tentang kegunaan rumah. (4) Guru mengelompokkan anak berdasarkan kegiatan yang diinginkannya, dan (5) Guru memberikan reward pada anak. Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah dengan membuat Rencana Kegiatan
137
p-ISSN : 2355-1720 e-ISSN : 2407-4926
Rahmi Bachtar : Upaya Meningkatkan Motorik ….
Harian sesuai dengan indikator yang akan dicapai. Setelah kegiatan pembelajaran dilaksanakan, maka dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pembelajaran, kemampuan anak,maupun pembelajaran yang telah dilakukan guru dalam hal ini peneliti. Setelah evaluasi dilakukan, guru bersama obsever melakukan refleksi dan diskusi tentang kelebihan dan kekurangan yang ditemukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung kolaborator mengamati, menilai dan memberi bimbingan kepada guru dalam hal ini peneliti dalam melakukan rancangan kegiatan pembelajaran. Sewaktu ditemukan masalah pembelajaran yang menjadi penghambat perkembangan anak, maka peneliti dan kolaborator bersama-sama memecahkannya dalam siklus I. Dalam hal ini menjadi fokus guru untuk memecahkan masalah yang sedang terjadi yaitu bagaimana upaya guru untuk memudahkan anak mencapai kemampuan fisik motorik halus anak melalui kegiatan mengisi pola/ kolase dengan menggunakan media biji-bijian. Maka dirancanglah langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan fisik motorik halus anak melalui kegiatan mengisi pola/ kolase dengan menggunakan media biji-bijian. Adapun langkah-langkah penelitian tersebut adalah:
p-ISSN : 2355-1720 e-ISSN : 2407-4926
a. Menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH) dengan tema lingkungan dan tema spesifiknya adalah kegunaan rumah sesuai dengan indikator yang akan dicapai oleh peserta didik. b. Guru mengajak anak bernyanyi lagu selamat pagi dan mengucapkan salam untuk menarik minat anak melakukan kegiatan pembelajaran. c. Guru melakukan tanya jawab pada anak tentang kegunaan rumah, metode yang digunakan adalah metode tanya jawab. d. Membagikan lembar kerja dan media pada anak untuk kegiatan mengisi pola/ kolase dengan menggunakan biji-bijian yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan motorik halus anak Pada tahap observasi dilakukan secara langsung dengan memakai format observasi yang telah disusun serta melakukan penilaian terhadap hasil tindakan ketika berlangsungnya pembelajaran,penilaian dalam hal ini bertindak sebagai obsever melakukan pengamatan pencatatan yang terjadi selama kegiatan baik kepada guru maupun anak didik. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan yang dicapai dalam kegiatan pembelajaran diantaranya: a. Penugasan guru dalam mengkolase dengan menggunakan biji-bijian b. Untuk mengetahui kemampuan anak dalam mengkolase dengan biji-bijian.
138
SEJ VOLUME 6 NO. 1 DES 2016
Aspek-aspek yang diamati pada peserta didik adalah: (1) Anak dapat mengkolase dengan biji-bijian, dan (2) Anak mampu meningkatkan kemampuan motorik halus. Berdasarkan pelaksanaan tahap observasi dan evaluasi sebelumnya, data yang diperoleh selanjutnya menjadi evaluasi sebelumnya, data yang diperoleh selanjutnya menjadi bahan refleksi bagi peneliti untuk perbaikan pada siklus berikutnya. Refleksi terhadap pra siklus yang meliputi: Kegiatan Pembelajaran yang direncanakan telah sesuai dengan perkembangan anak, begitu juga instrumen penilaian yang digunakan terhadap anak telah sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Metode pembelajaran yang digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Namun masih ada kelemahan pada saat pembelajaran berlangsung Anak masih banyak meminta bantuan guru dalam melaksanakan kegiatan.Media yang dibuat kurang menarik menarik minat anak untuk belajar sehingga hasil kerja anak masih belum berkembang sesuai harapan. Bertolak dari hasil refleksi yang dilakukan oleh obsever dan peneliti maka perlu dilakukan penelitian untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Teknik yang digunakan untuk memeriksa validitas data antara lain adalah triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan validitas data dengan memanfaatkan sarana di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembandingan data itu (Lexy
Moelong dalam Sarwiji Suwandi,2008:69). Validitas data yang digunakan antara lain dengan triangulasi sumber data dan triangulasi metode pengumpulan data. Dalam penelitian ini teknik triangulasi untuk mengetahui kesulitan yang dihadapi siswa dalam kemampuan motorik halus dan faktor penyebabnya. Untuk itu peneliti membandingkan data hasil penelitian dari berbagai metode antara lain dengan tes, observasi dan dokumentasi. Triangulasi data dilakukan dengan cara: a. Cross checking, peneliti melakukan pengecekan (checking) antara hasil metode pengumpulan data yang diperoleh melalui tes, observasi dan dokumentasi dengan memadukan hasil ketiganya. Dalam hal ini bertujuan memperoleh informasi yang benar dan meyakinkan. b. Cek ricek, yaitu pengulangan kembali data yang diperoleh melalui berbagai sumber data, waktu, maupun metode dan informasi serta tempat memperoleh data (setting) Analisis data dilakukan melalui teknik pengumpulan data yaitu melalui observasi interpretasi dilakukan bersama dengan pelaksanaan tindakan perbaikan. Interpretasi dilakukan untuk menginterpretasikan data mengenai fenomena/ gejala yang diteliti. Observasi dilakukan berdasarkan 5 prinsip: (1) Guru dan kolaborator merencanakan kegiatan bersama– sama, (2) Guru dan kolaborator
139
p-ISSN : 2355-1720 e-ISSN : 2407-4926
Rahmi Bachtar : Upaya Meningkatkan ….
menetapkan fokus observasi, (3) Guru dan kolaborator membangun kriteria observasi, (4) Guru dan kolaborator memiliki keterampilan observasi, dan (5) Balikan (feedback) diberikan berdasarkan data faktual yang direkam secara cermat dan sistematis. Analisis data dapat dilakukan secara bertahap, yaitu : a. Pada tahap pertama data diseleksi, difokuskan jika perlu ada yang direduksi (reduksi data). b. Data yang sudah terorganisasi dideskripsikan sehingga bermakna, baik dalam bentuk narasi, grafik maupun tabel. c. Berdasarkan paparan atau deskripsi yang telah dibuat ditarik kesimpulan dalam bentuk pernyataan. Data tes dianalisis dengan nilai ratarata dan ketuntasan belajar dengan memakai rumus sebagai berikut: a. Nilai akhir rata-rata yang di peroleh anak menggunakan rumus (Suharsimi, 2002 :264):
𝑥̅ =
n
= jumlah anak yang diperoleh dari data N = Jumlah anak 100% = Nilai Konstan Menurut Sarwiji Suwandi (2008:70) Indikator kinerja merupakan kinerja yang akan dijadikan acuan dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian. Indikator kinerja keberhasilan penelitian adalah mengalami peningkatan hasil belajar dari sebelum melakukan kegiatan mengkolase dengan biji-bijian dalam pengembangan motorik halus di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Bromo Medan. Acuan dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian adalah adanya peningkatan kemampuan motorik halus anak dalam mengkolase dengan menggunakan biji-bijian memperoleh nilai lebih dari 70%. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Siklus I Data hasil penelitian yang diperoleh guru dan kolaborator melalui observasi dan hasil kerja anak selama proses kegiatan. Adapun deskripsi hasil data meliputi data tentang rencana, pelaksanaan pengamatan dan refleksi pada tindakan perbaikan siklus I. Rencana pada siklus I, yaitu 1) Melaksanakan kegiatan mengisi pola dengan menggunakan media bijibijian sesuai dengan tema yang diawali dengan kegiatan bernyanyi dan bercakap-cakap sesuai dengan tema pada hari itu, 2) Mengelola
∑𝑋 𝑁
Keterangan :
𝑥̅ = Nilai Akhir Rata-rata anak ΣX = Jumlah Nilai akhir anak N = Jumlah Siswa b. Ketuntasan belajar secara klasikal dihitung dengan menggunakan rumus (Suharsimi, 1987): 𝑛 𝑃 = 𝑥100% 𝑁 Keterangan : P = Tingkat Kemampuan
p-ISSN : 2355-1720 e-ISSN : 2407-4926
SEJ VOLUME 6 NO. 1 DES 2016
140
p-ISSN : 2355-1720 e-ISSN : 2407-4926
SEJ VOLUME 6 NO. 1 DES 2016 kelas secara menyeluruh, yaitu menciptakan suasana kelas yang PAIKEM, 3) Menyiapkan media dan sumber belajar yang menarik, 4) Memberikan reward atas hasil karya anak sehingga dapat memotivasi anak untuk melakukan kegiatan mengisi pola, dan 5) Guru membuat skenario perbaikan pembelajaran dan memeriksa kemungkinan keterlaksanaannya. Siklus I dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 21-25 Juli 2014. Kegiatannya bernyanyi selamat pagi, berdoa dan tanya jawab tentang rumahku. Penataan ruangan dengan area kosong di tengah ruangan agar tidak mengganggu kegiatan awal dan membagi anak menjadi tiga kelompok dan mengatur posisi duduk anak pada kelompoknya masingmasing. Langkah-langkah yang dilakukan guru pada proses pembelajaran adalah sebagai berikut: a. Guru melakukan kegiatan pembukaan yang dapat menyenangkan anak b. Guru memberikan gambaran tempat yang akan ditanyakan c. Guru bertanya pada anak tempat dia tinggal d. Guru menggunakan metode tanya jawab pada anak tentang rumah e. Guru membagi anak menjadi tiga kelompok dan masing-masing kelompok diberi tugas yang berbeda. f. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan pada anak yaitu
mengisi pola dengan menggunakan biji-bijian. g. Guru menunjukkan alat yang akan digunakan dalam kegiatan mengisi pola dengan menggunakan biji-bijian dan memperlihatkan media yang telah dibuat guru pada kelompok anak yang menjadi target perbaikan dan meyuruh anak mengerjakannya. h. Anak-anak mengerjakan kegiatan mengisi pola dengan menggunakan biji-bijian pada lembar kerja yang telah disediakan guru. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dan kolaborator, ditemukan hal- hal yang terjadi selama pembelajaran perbaikan yaitu: Kegiatan pembelajaran berlangsung seperti yang diharapkan. Ada beberapa anak yang mampu mengerjakan kegiatan mengisi pola dengan menggunakan biji-bijian dengan sangat baik dan ada juga beberapa anak yang belum berkembang kemampuan motorik halusnya. Hal ini terlihat anak tidak dapat menempelkan biji-bijian ke dalam pola yang telah disediakan guru. Kegiatan pembelajaran telah sesuai dengan indikator dan tingkat perkembangan anak, namun ada beberapa kegiatan yang harus dikembangkan dengan berbagai metode pembelajaran untuk memotivasi anak dalam melakukan kegiatan.Media pembelajaran yang dibuat guru dapat menimbulkan rasa keingintahuan yang besar pada anak, dan alat penilaian yang digunakan
140
p-ISSN : 2355-1720 e-ISSN : 2407-4926
Rahmi Bachtar : Upaya Meningkatkan Motorik ….
dapat mengukur perkembangan motorik halus anak. Sedangkan, refleksi proses pengembangan pembelajaran telah sesuai dengan RKH yang disusun sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.Kekuatan dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pengembangan pembelajaran telah sesuai dengan tingkat perkembangan kemampuan motorik halus anak dimana pelaksanaannya mengikuti skenario perbaikan pembelajaran yang telah disusun. Pelaksanaan kegiatan telah sesuai dengan RKH kegiatan mengisi pola dengan menggunakan biji-bijian yang selama ini jarang dilakukan guru karena merepotkan dan membutuhkan perhatian. Sedangkan, kegiatan mengisi pola dengan menggunakan biji-bijian ini dapat melatih konsentrasi dan motorik halus anak. Dalam siklus I ini masih banyak kekurangannya antara lain: Beberapa anak tidak mau mengerjakan kegiatan mengisi pola dengan menggunakan biji-bijian yang dibuat guru karna anak belum memahami cara melakukankegiatan dan masih belum paham apa yang harus dilakukan. Media yang dibuat guru kurang menarik karena hanya menggunakan satu jenis biji-bijian disamping itu guru tidak memberikan reward terhadap hasil karya anak sehingga hasil yang diharapkan belum sesuai dengan harapan. Setelah peneliti merefleksi hasil kegiatan siklus I, maka didapatkan hasil sebagai berikut: Dari 15 orang jumlah siswa yang
p-ISSN : 2355-1720 e-ISSN : 2407-4926
terlibat dalam penelitian hanya 5-7 berkembang sesuai harapan, 4-8 orang yang mulai berkembang, dan 2-4 orang yang belum berkembang dari indikator pencapaian perkembangan dan belum ada yang berkembang sangat baik maka perlu dilanjutkan ke siklus II. Berdasarkan hasil refleksi, peneliti memutuskan untuk mengadakan perbaikan karena hasil kemampuan perkembangan motorik halus anak pada siklus pertama belum memenuhi target yang ditetapkan yaitu rata-rata 3 atau hanya sekitar 43%. Adapun rencana perbaikan yang akan peneliti lakukan untuk siklus II adalah: Memberikan penjelasan sebelum memulai kegiatan pembelajaran dengan bahasa yang mudah dipahami anak dan mencontohkan pada anak bagaimana cara mengerjakan kegiatan mengisi pola dengan menggunakan biji-bijian supaya hasilnya baik dan menggunakan media pembelajaran yang lebih menarik dan menambah jenis biji-bijian yaitu biji kacang hijau serta memberikan reward terhadap hasil karya anak. Siklus II Rencana Rencana perbaikan telah disusun berdasarkan akademis, sarana, prasarana dan fasilitas. Pengelolaan kelas sama seperti siklus I yaitu dengan model kelompok. a. Guru melaksanakan kegiatan mengisi pola dengan mengguna-
142
SEJ VOLUME 6 NO. 1 DES 2016
kan biji-bijian dengan memberikan dua macam bijibijian seperti kacang hijau dan biji saga agar menarik perhatian anak. b. Guru membuat skenario perbaikan pembelajaran yang telah ditetapkan sebagai hasil refleksi kegiatan siklus I. Siklus II dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 02-06 Agustus 2014. Kegiatannnya menyanyikan lagu selamat pagi, tanya jawab tentang rumahku. Penataan ruangan sama seperti siklus I.
g. Anak-anak mengerjakan kegiatan mengisi pola dengan menggunakan biji-bijian pada lembar kerja yang telah disediakan guru dan anak diperintahkan bebas berkreasi pada hasil karyanya. h. Guru memberikan pujian pada anak yang telah berhasil mengerjakan dengan baik. Pengamatan Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dan teman kolaborator, ditemukan hal-hal yang terjadi selama perbaikan yaitu: Kegiatan pembelajaran berlangsung dengan tertib, dan hampir seluruh anak mampu mengerjakan kegiatan mengisi pola dengan menggunakan biji-bijian dengan sangat baik, terdapat 2 orang anak yang belum berkembang kemampuan motorik halusnya namun sudah ada kemajuan dari belum berkembang menjadi mulai berkembang. Hal ini terlihat anak cukup mampu mengkoordinasikan antara tangan dengan matanya. Terlihat beberapa anak meminta media lain untuk mengerjakan kegiatan mengisi pola dengan menggunakan biji-bijian lagi untuk membuat kreasi yang lain. Anak sudah bersemangat dan termotivasi dalam mengisi pola dengan media biji-bijian.
Pelaksanaan Langkah–langkah yang dilakukan guru pada proses pembelajaran adalah sebagai berikut: a. Guru tetap melakukan penenangan terhadap anak b. Guru memberikan gambaran tempat yang akan ditanyakan c. Guru melakukan tanya jawab pada anak tentang lingkungan rumahnya. d. Guru membagi anak menjadi tiga kelompok dan masing-masing kelompok diberi tugas yang berbeda. e. Guru memberikan penjelasan tentang cara melakukan kegiatan mengisi pola dengan menggunakan biji-bijian. f. Guru menunjukkan media kegiatan mengisi pola dengan menggunakan biji-bijian yang telah dibuat guru pada kelompok anak yang menjadi target perbaikan serta mencontohkan cara mengerjakannya.
Refleksi Dari hasi penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berkut: Kegiatan pembelajaran yang dilakukan telah
143
p-ISSN : 2355-1720 e-ISSN : 2407-4926
Rahmi Bachtar : Upaya Meningkatkan Motorik ….
p-ISSN : 2355-1720 e-ISSN : 2407-4926
142
Rahmi Bachtar : Upaya Meningkatkan Motorik ….
beberapa kegiatan yang harus dikembangkan dengan berbagai metode pembelajaran untuk merangsang anak belajar.Media pembelajaran yang diberikan guru dapat menimbulkan rasa keingintahuan yang besar pada anak, dan alat penilaian yang digunakan dapat mengukur kemampuan perkembangan motorik halus anak.Refleksi proses pengembangan pembelajaran telah sesuai dengan RKH yang disusun sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.Kekuatan dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pengembangan pembelajaran menunjukkan sudah sesuai dengan tingkat perkembangan kemampuan motorik halus anak dimana pelaksanaannya tetap mengikuti langkah-langkah perencanaan yang telah disusun. Pelaksanaan kegiatan telah sesuai dengan RKH, dan media yang digunakan dalam kegiatan mengisi pola dengan menggunakan biji-bijian telah ditambah guru dari satu jenis biji-bijian menjadi dua jenis biji-bijian sehingga menarik perhatian anak. Dengan media yang bervariasi membuat anak asyik melakukan kegiatannya mengisi pola dengan menggunakan biji-bijian. Secara umum kegiatan mengisi pola dengan menggunakan media biji-bijian berjalan sesuai harapan, namun ada 2 orang yang masih memerlukan bantuan guru untuk melakukan kegiatan mengisi pola dengan menggunakan media biji-bijian. Hal ini disebabkan karena kemampuan motorik halus anak baru mulai berkembang belum seperti
p-ISSN : 2355-1720 e-ISSN : 2407-4926
anak yang lainnya. Berdasarkan pada hasil observasi teman sejawat dan penilaian dari osever serta hasil refleksi dari keseluruhan proses dan analisis dari hasil belajar dan kegiatan anak maka rata-rata perkemangan motorik halus anak mencapai 87%. Maka dapat diambil keputusan bahwa tidak perlu lagi dilakukan perbaikan lanjutan karena perbaikan pada siklus II telah memenuhi target atau telah berhasil yaitu sudah melebihi indikator kinerja yang ditentukan (70%). Pembahasan Siklus I Pada perbaikan siklus I ada beberapa temuan yang menjadi perhatian baik dari peneliti (guru), teman sejawat maupun supervisor sebagai penilai. Adapun temuan tersebut antara lain: a. Kegiatan pembelajaran berlangsung dengan tertib dan menyenangkan.Guru harus memiliki banyak metode dalam kegiatan pembelajaran sehingga anak menjadi asyik dan gembira. Hal tersebut membuat proses belajar tidak membosankan bagi anak. b. Beberapa anak yang mampu mengerjakan kegiatan mengisi pola dengan menggunakan media biji-bijian sesuai harapan. Hal ini disebabkan oleh perkembangan fisik motorik halus anak telah berkembang sebagai mana mestinya. c. Ada juga beberapa anak yang belum berkembang kemampuan
144
SEJ VOLUME 6 NO. 1 DES 2016
motorik halusnya. Hal ini terlihat anak tidak dapat melatih otot-otot tangan dan jarinya.
Hasil penilaian kegiatan anak keseluruhan dapat dilihat pada tabel berikut:
Persentase Pencapaian kemampuan motorik halus anak pada siklus I No
Aspek yang dinilai
Jumlah anak MB BB
BSB
BSH
Keterampilan menggunakan jari jemari
-
7
4
4
Persentase
-
46%
27%
27%
Eksplorasi dengan berbagai media
-
6
6
3
Persentase
-
40%
40%
20%
Koordinasi tangan dengan mata
-
8
5
2
Persentase
-
53%
33%
14%
-
5
8
2
Persentase
-
33%
53%
14%
Melatih otot-otot tangan dan jari
-
6
5
4
Persentase
-
40%
33%
27%
1
2
3
Ketelitian anak dalam bekerja 4
5
Keterangan Nilai : BB : Belum Berkembang MB : Mulai Berkembang BSH: Berkembang Sesuai Harapan BSB: Berkembang Sangat Baik Grafik pencapaian kemampuan motorik halus anak pada siklus I
73% 80%
61%
70%
70%
60% 40% Keterampilan menggunakan Jari jemari ekplorasi dengan berbagai media kordinasi tangan dengan mata Ketelitian anak dalam bekerja
145
p-ISSN : 2355-1720 e-ISSN : 2407-4926
Rahmi Bachtar : Upaya Meningkatkan Motorik ….
Menurut data dari penilaian grafik diatas terlihat bahwa kemampuan dalam keterampilan menggunakan jari jemari keberhasilannya hanya mencapai 46%, bereksplorasi dengan berbagai media keberhasilannya 40%, koordinasi tangan dengan mata keberhasilannya mencapai53%, dalam Ketelitian anak dalam bekerja keberhasilannya hanya 33% serta dalam Melatih otot-otot tangan dan jari keberhasilannya hanya 40%. Jadi secara keseluruhan pelaksanaan perbaikan belum berhasil karena keberhasilan anak didik hanya mencapai 43%.
adalah sebagai berikut: a. Kegiatan pembelajaran berlangsung dengan tertib dan menyenangkan. b. Hal ini dapat tercapai karena usaha guru memberikan motivasi dan menyediakan media pembelajaran yang menarik minat anak . c. Hampir seluruh anak mampu mengerjakan kegiatan mengisi pola dengan menggunakan bijibijian dengan sangat baik. d. Ada 2 orang anak yang belum berkembang kemampuan motorik halusnya namun sudah ada kemajuan dari belum berkembang menjadi mulai berkembang. e. Beberapa anak meminta kertas untuk mengerjakan kegiatan mengisi pola dengan menggunakan biji-bijian lagi membuat kreasi yang lain.
Siklus II Secara umum perbaikan pada siklus II menunjukkan hasil yang memuaskan. Adapun hal-hal penting yang akan dibahas pada siklus ini
Persentase Pencapaian kemampuan motorik halus anak pada siklus II Aspek yang dinilai
No
BSH
7
6
2
-
40%
13%
-
Keterampilan menggunakan jari jemari
MB
Jumlah anak BB
BSB
1 Persentase
47%
Bereksplorasi dengan berbagai media
5
9
1
-
Persentase
33%
60%
7%
-
2
3
Koordinasi tangan dengan mata
9
4
2
-
Persentase Ketelitian anak dalam bekerja
60%
27%
13%
-
7
5
3
-
4
Persentase
47%
33%
20%
-
Melatih otot-otot tangan dan jari
6
7
2
-
Persentase
40%
47%
13%
-
5
Keterangan Nilai : BB : Belum Berkembang MB : Mulai Berkembang
p-ISSN : 2355-1720 e-ISSN : 2407-4926
146
SEJ VOLUME 6 NO. 1 DES 2016
BSH: Berkembang Sesuai Harapan BSB: Berkembang Sangat Baik Capaian perkembangan fisik motorik halus anak pada Siklus II
93% 95% 90%
87%
87% 80%
85% 80% 75% 70%
keterampilan mrnggunakan jari jemari Berekplorasi dengan berbagai media Koordinasi tangan dengan mata Ketelitian dalam bekerja
Berdasarkan data dari penilaian grafik diatas terlihat bahwa kemampuan dalam keterampilan menggunakan jari jemari dengan kriteria Berkembang Sesuai Harapan dan Berkembang Sangat Baik keberhasilannya telah mencapai 87%, bereksplorasi dengan berbagai media keberhasilannya 93%, koordinasi tangan dengan mata keberhasilannya mencapai87%, dalam Ketelitian anak dalam bekerja keberhasilannya 80%, serta dalam Melatih otot-otot tangan dan jari keberhasilannya telah mencapai 87%. Jadi secara
keseluruhan pelaksanaan perbaikan pada siklus II telah berhasil dengan perolehan keberhasilan anak didik mencapai 88%. Pencapaian kemampuan motorik halus anak setelah diterapkan kegiatan mengisi pola dengan menggunakan biji-bijian di TK Negeri Pembina 1 Medanmengalami perkembangan rata-rata pada siklus I adalah 43%, dan pada siklus II adalah 88% yang dapat dilihat dari gambar 9 dibawah ini:
147
p-ISSN : 2355-1720 e-ISSN : 2407-4926
Rahmi Bachtar : Upaya Meningkatkan Motorik ….
Pencapaian kemampuan motorik halus anak padaSiklus I dan Siklus II
88% 100% 43% 50% 0% Siklus I
Siklus II
mengisi pola dengan menggunakan media biji-bijian.
SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dalam pembahasan tentang upaya meningkatkan perkembangan kemampuan fisik motorik halus anak usia dini melalui kegiatan mengisi pola dengan menggunakan biji-bijian di TK Negeri Pembina 1 Medan dapat disimpulkan bahwa : a. Perkembangan fisik motorik halus anak di TK Negeri Pembina 1 Medan sebelum diterapkan kegiatan mengisi pola dengan menggunakan biji-bijian masih belum optimal kematangannya. b. Penerapan kegiatan mengisi pola dengan menggunakan biji-bijian di TK Negeri Pembina 1 Medan untuk meningkatkan perkembangan fisik motorik halus anak usia dini dapat berjalan sesuai perencanaan dan sangat efektif. c. Adapun cara meningkatkan perkembangan fisik motorik halus anak usia dini di TK Negeri Pembina 1 Medan dengan optimal seperti yang diharapkan yang dilakukan peneliti yaitu dengan menerapkan kegiatan
p-ISSN : 2355-1720 e-ISSN : 2407-4926
DAFTAR RUJUKAN Aisyah, Siti, dkk. 2012. Perkembangan danKonsep DasarPengembanganAnak Usia Dini. Universitas Terbuka. Gunarti, Winda, dkk. 2012. Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini. Universitas Terbuka. May Lwin, dkk. 2006. Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan. Jakarta: Erlangga. Musfiroh, Tadkiroatun. 2012. Pengembangan Kecerdasan Majemuk. UniversitasTerbuka. Simanungkalit, E., & Sianipar, F. (2014). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division (Stad) Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Siswa Di Kelas Iv Sd Negeri 106836 Tanjung Morawa. School Education Journal, 2(1),2441.
Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
148
Bungaria Sipayung : Penerapan Metode Demons …
p-ISSN : 2355-1720 e-ISSN : 2407-4926
56
Bungaria Sipayung : Penerapan Metode Demons …
p-ISSN : 2355-1720 e-ISSN : 2407-4926
56