UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENCOCOK GAMBAR KELOMPOK B DI TK JASA IBU SALASA PADANG TAROK KEC. BASO KAB AGAM NAMA NIM Email
: MILANA ZURELI : 821649307 :
[email protected] Abstrak
Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya kemampuan anak dalam mencocok dengan rapi di bidang motorik halus pada TK Jasa Ibu Jorong Salasa Nagari Padang Tarok. Tindakan yang dilakukan guru untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan melakukan kegiatan mencocok sasaranya agar anak-anak terambil dan cekatan dalam kegiatan mencocok. Penelitian dilaksanakan pada Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 dengan jumlah anak 25 orang, terdiri dari 8 laki-laki dan 17 perempuan. Penelitian melibatkan supervisor II dan teman sejawat sebagai Penilaian dan observer. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Siklus I dilakukan lima kali pertemuan, dan siklus II dilakukan lima kali pertemuan. Kondisi awal siklus I kegiatan pengembangan, diperoleh nilai rata-rata dengan kriteria belum berkembang 20%, berkembang sesuai harapan 20% dan berkembang sangat baik 60%. Sedangkan pada siklus II hasil belajar yang diperoleh anak lebih meningkat lagi menjadi 85,7%. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa secara garis besar kemampuan motorik harus di bidang mencocok gambar ditingkatkan dengan metode pemberian tugas, dimana anak langsung mengerjakan sesuai gambar yang ditentukan, sehingga minat anak terangsang untuk mengerjakan dengan baik dan rapi sesuai dengan ketentuan yang diperoleh di kelas, memberikan keterampilan dengan proses yang dilakukan. Kegiatan mencocok gambar perlu dilakukan lebih optimal lagi dan memilih alat serta media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran agar dapat melatih kemampuan gerak motorik halus anak PAUD pada setiap pengembangan. Kata Kunci: Kemampuan Mencocok, Metode Pemberian Tugas, Anak Usia Dini
I. Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Menurut UU No 20 tahun 2003 BAB I “Pendidikan Anak Usia Dini adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak, sejak lahir sampai usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan, untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak, agar anak memiliki kesiapan dalam pendidikan lebih lanjut. Untuk itu orang tua dan guru perlu memberikan rangsangan terhadap anak pada kemampuan dasar yang dimilikinya”. Pendidikan Taman Kanak-kanak seperti tercantum dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomer 17 Tahun 2010 merupakan bentuk pendidikan anak usia dini pada jalur formal yang menyelenggarakan pendidikan bagi anak usia empat tahun sampai enam tahun. Pendidikan TK diselenggarakan dalam upaya membantu meletakkan dasar
perkembangan semua aspek tumbuh kembang bagi anak yang meliputi aspek moral dan nilai agama, sosial, emosional dan kemandirian serta kemampuan bahasa, kognitif, fisik/motorik dan seni yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri di lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya (Derjen PAUD, 2010:1) Pengembangan prinsip pembelajaran sambil bermain dan bermain seraya belajar di Taman Kanak-kanak merupakan keniscayaan, karena pendidikan di Taman Kanak-kanak pada hakekatnya merupakan peralihan dari pendidikan keluarga kepada dunia formal prasekolah. Karena sifatnya yang tradisional maka karakteristik kehidupan di keluarga dan masyarakat yang penuh permainan dan keceriaan benar-benar masih harus mewarnai pembelajaran di Taman Kanak-kanak (Derjen PAUD,2010:1). Bermain merupakan tuntutan psikologis dan biologis anak yang sangat esensial. Melalui bermain, tuntutan akan kebutuhan perkembangan dimensi motorik, kognitif, kreativitas, bahasa, seni, emosi, interaksi sosial, nilai-nilai dan sikap hidup dapat terpenuhi. Ketika bermain, anak berimajinasi dan mengeluarkan ide-ide yang tersimpan di dalam dirinya. Anak mengekpresikan pengetahuan yang dia miliki tentang dunia dan sekaligus bisa mendapatkan pengetahuan baru dan semua dilakukan dengan cara yang menggembirakan hati (Derjen PAUD, 2010:1) . Salah satu upaya pengembangan pembelajaran di TK dilakukan melalui kegiatan meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Kegiatan meningkatkan kemampuan motorik halus anak dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya dengan melalui kegiatan mencocok gambar. Dengan menggunakan alat peraga diharapkan mampu meningkatkan kemampuan anak dalam pengenalan kata sehingga bahasa anak dapat berkembang dengan baik. Menurut Sugianto (1995: 65) “Alat permainan edukatif yang mengandung unsur konsep bentuk sudah dapat diberikan sedini mungkin, juga melalui pengulangan bermain dengan alat ini akan membuat anak semakin memiliki konsep tersebut secara spontan”. 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dibuat identifikasi masalah sebagai berikut : a. Kurangnya kemampuan motorik halus anak, b. kurangnya alat permainan yang dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak. c. Anak kurang tertarik melaksanakan kegiatan. 2. Analisis Masalah
Setelah masalah teridentifikasi, peneliti menganalisis masalah sebagai berikut : a) Bagaimana cara meningkatkan kemampuan motorik halus anak b) Media yang digunakan dalam meningkatkan kemampuan motorik anak belum ada, 3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah Menyajikan dan menggunakan suatu kegiatan yang menarik dalam meningkatkan kemampuan anak melalui alat peraga yang digunakan peneliti. Penulis dapat menyimpulkan bahwa “kemampuan anak terutama Kemampuan Motorik Halus dapat dikembangkan bagi anak usia taman kanak-kanak melalui kegiatan menggunakan alat peraga yang menarik dan menyenangkan bagi anak (tidak terlepas dari konsep belajar sambil bermain dan bermain seraya belajar)”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah: bagaimanakah cara meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan mencocok di kelas B TK Jasa Ibu? C. Tujuan Perbaikan Pembelajaran Tujuan perbaikan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak di TK Jasa Ibu Kelompok B melalui kegiatan mencocok gambar. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi guru a. Guru dapat memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya. b. Guru dapat berkembang secara profesional karena dapat menunjukkan bahwa c. d.
mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran. Membuat guru lebih percaya diri. Guru mendapat kesempatan berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan sendiri. 2. Bagi anak Manfaat penelitian bagi anak yaitu dapat meningkatkan kemampuan Motorik Halus dan merangsang kemampuan melalui kegiatan mencocok menggunakan alat peraga yang menyenangkan. 3. Bagi orang tua Manfaat penelitian bagi orang tua yaitu agar dapat memilih permainan yang sesuai dengan kemampuan dan umur anak supaya anak dapat berkembang dengan baik. II. Kajian Pustaka A. Hakikat PAUD 1. Pengertian Anak Usia Dini
Menurut pandangan Johan Heinrich Pestalozzi, seorang ahli pendidikan Swiss mengatakan bahwa anak pada dasarnya memiliki pembawaan yang baik, pertumbuhan dan perkembangan anak berlangsung secara bertahap dan berkesinambungan. Anak usia dini memiliki karakteristik yang khasyaitu (Hartati, 2005): a. Memiliki rasa ingin tahu yang besar b. Merupakan pribadi yang unik c. Suka berfantasi dan berimajinasi d. Masa paling potensial untuk belajar e. Menunjukkan sikap egosentris f. Memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek 2. Bermain Bagi Anak Usia Dini Bermain merupakan suatu kegiatan yang melekat pada dunia anak. Bermain adalah kodrat anak. Solehuddin (1996) menyatakan bahwa pada intinya bermain dapat dipandang sebagai suatu kegiatan yang bersifat volunter, spontan, terfokus pada proses, memberi ganjaran secara intrinsic, menyenangkan dan fleksibel. Para ahli berkesimpulan bahwa anak adalah makhluk yang aktif dan dinamis. Beberapa karakteristik bermain anak yaitu: a. Bermain relative bebas dari aturan-aturan, kecuali anak membuat aturan sendiri. b. Bermain dilakukan seakan-akan kegiatan itu dalam kehidupan nyata. c. Bermain lebih memfokuskan pada kegiatan atau perbuatan dari pada hasil akhir atau produknya. d. Bermain memerlukan interaksi dan keterlibatan anak-anak. Fungsi bermain bagi anak usia dini menurut Hartley, Frank dan Goldenson dalam Moeslichatoen R. (1996), sebagai berikut: a. b. c.
Menirukan apa yang dilakukan orang dewasa. Untuk melakukan berbagai peran yang ada di dalam kehidupan nyata. Untuk mencerminkan hubungan dalam keluarga dan pengalaman hidup yang
nyata. d. Untuk menyalurkan perasaan yang kuat. e. Untuk melepaskan dorongan-dorongan yang tidak dapat diterima. f. Untuk kilas balik peran-peran yang biasa dilakukan. g. Mencerminkan pertumbuhan. h. Untuk memecahkan masalah dan mencoba berbagai penyelesaian masalah. 2. Kemampuan Mengenal Benda Sekitar Pengertian Kemampuan Kemampuan adalah perpaduan antara teori dan pengalaman yang diperoleh dalam praktek di lapangan, termasuk peningkatan kemampuan menerapkan teknologi yang tepat dalam rangka peningkatan produktivitas kerja (Tadkirotun, 2012).
Menurut Asmani (1996:102), bahwa kemampuan adalah kapasitas seseorang individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. Kemampuan adalah sifat lahir dan dipelajari yang memungkinkan seseorang dapat menyelesaikan pekerjaannya. Adapun apa yang harus dimiliki oleh seseorang dalam menghadapi pekerjaannya menurut Mitzberg seperti yang dikutip Gibson, ada empat kemampuan (kualitas atau skills) yang harus dimiliki oleh seseorang dalam menjalankan tugas-tugasnya sebagai berikut: a. Keterampilan teknis, adalah kemampuan untuk menggunakan alat-alat, prosedur dan teknik suatu bidang khusus. b. Keterampilan manusia, adalah kemampuan untuk bekerja dengan orang lain, memahami orang lain, memotivasi orang lain, baik sebagai perorangan maupun sebagai kelompok. c. Keterampilan konseptual, adalah kemampuan mental untuk mengkoordinasikan, dan memadukan semua kepentingan serta kegiatan organisasi. 3. Media Alat Peraga a. Pengertian Media Alat Peraga Kata media berasal dari bahasa Latin “Medius” yang berarti tengah, perantara, dan pengantar, dalam bahasa Arab, media diartikan ssebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Menurut Djamarah (1995:136), media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai suatu tujuan pembelajaran. b. Manfaat Media Alat Peraga Menurut pendapat yang dikemukakan (Tim PKP PG PAUD.2008) tentang manfaat media alat peraga dalam proses belajar anak, sebagai berikut: 1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. 2) bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik. 3) metode pengajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga. III.Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran A. Subjek, Tempat, Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu 1. Subjek Penelitian Subyek penelitian yang diamati oleh peneliti adalah anak kelompok B TK Jasa Ibu Salasa Padang tarok yang berjumlah 25 orang yang terdiri dari 8 orang laki-
laki dan 17 orang perempuan. Di jadikannya kelompok B TK Jasa Ibu sebagai subjek penelitian disebabkan karena rendahnya kemampuan motorik halus anak. 2. Tempat Penelitian Peneliti melakukan perbaikan di kelas sendiri di kelompok B TK Jasa Ibu Salasa Padang Tarok Kec. Baso Kab. Agam pada semester II tahun ajaran 2015/2016. 3. Waktu Pelaksanaan Penelitian Peneliti melakukan perbaikan ini dalam dua siklus. Siklus pertama dilaksanakan selama lima hari pada hari senin, 11 April 2016 s/d Sabtu 16 April 2016 dan siklus kedua dilaksanakan selama lima hari pada hari senin, 18 April 2016 s/d Sabtu, 23 April 2016. 4. Pihak yang Membantu Dalam pelaksanaan Penelitian ini penulis di bantu oleh beberapa pihak yaitu : a. Supervisor 1 adalah Ibu Dra. Misyar, M.Pd selaku pembimbing yang banyak memberi masukan dan bimbingan dalam pembuatan Laporan Pemantapan Kemampan Propesioanal. b. Supervisor 2 adalah Ibuk Meriya Yustiana, S.Pd yang memberikan arahan dalam pelaksanaan perbaikan pengembangan dengan mengunakan lembar pengamatan yang telah peneliti siapkan dalam instrumen penilaian. c. Penilai 1 adalah Ibuk Meriya Yustiana, S.Pd yang membantu untuk menilai RKH dengan mengunakan APKG 1 dan APKG 2. d. Anak TK Jasa Ibu yang berperan aktif dan terlibat langsung serta selaku objek penelitian B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran Prosedur Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran dilaksanakan dalam dua siklus saja dikarnakan tujuan pembelajaran telah tercapai pada siklus kedua . Siklus I Siklus II
Tema
: Alam semesta
Sub Tema
: Bumi, Bulan, Bintang, Langit
Tema
: Alam Semesta
Sub Tema
: Bencana Alam
Tiap siklus terdiri dari 4 tahap kegiatan : a). b). c). d).
Perencanaan Pelaksanaan Pengamatan / Pengumpulan data instrument, dan Refleksi Tabel 1 Rencana kegiatan perbaikan siklus 1 Hari/Tanggal
RKH ke
Pembukaan
Inti
Penutup
Senin, 11 April 2016
I
Menyanyikan bersama lagu “Matahari Terbenam” dan “Pelangi” Nyanyi perorangan “Matahari Terbenam” dan “Pelangi” Mengucapakan Huruf Vokal dan Konsonan “Matahari dan Pelangi"
Selasa, 12 April 2016
II
Rabu, 13 April 2016
III
Kamis, 14 April 2016
IV
Melengkapi Syair lagu “Matahari Terbenam”
Sabtu, 16 April 2016
V
Mengucapkan perorangan Huruf Vokal dan Konsonan “Bulan dan Bintang”
Mencocok gambar “Matahari” Mencocok Gambar “Bulan dan Bintang” Mencocok Menempel Gambar “Bulan dan Bintang” Mencocok dan Merangkai Dengan Benang Gambar “Bintang dan Bulan” Mewarnai dan mencocok gambar “Bintang”
Bercerita tentang “Kemarau” Menyebutkan Nama-nama Benda Langit Tanya Jawab Tentang “Sang Pencipta Bendabenda Langit Menjawab pertanyaan guru tentang “Bendabenda Langit” Mengulang Cerita Guru tentang “Banjir”
Siklus 2 Table 2 Rencana perbaikan Siklus 2 Hari/Tanggal Senin, 18 April 2016
RKH ke I
Selasa, 19 April 2016
II
Rabu, 20 April 2016
III
Kamis, 21 April 2016
IV
Sabtu, 23 April 2016
V
Pembukaan Menyanyikan Bersama Lagu “Tik-tik Bunyi Hujan” Menyanyikan Individual “Tik-tik Bunyi Hujan”
Inti
Mencocok Gambar “Bulan” Mencocok Gambar “Bintang” Mengucapkan Kembali Mencocok Huruf dari Kata “Hujan dan dan Kemarau” Menempel Gambar “Bintang” di Kertas Gambar Melengkapi Syair Lagu Merangkai “Tik-tik Bunyi Hujan” Gamabar “Bintang” dengan Benang Mengucapkan Huruf Vokal Mewarnai dan Konsonan Pada Kata dan
Penutup Mengucapkan Sajak “Hujan” Menceritakan Kembali “Bencana Alam” Menyebutkan Sang Pencipta “Bencana Alam”
Menjawab Pertanyaan tentang “Bencana Alam” Mengulang Cerita Guru
“Banjir dan Kemarau”
Mencocok Gambar “Bintang”
C. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh selama pembelajaran diolah dengan teknik persentase menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Haryadi (2009:29): P
F x100% N
Keterangan: P = Persentase yang diperlukan F = Frekuensi nilai siswa N = Jumlah siswa 100 = Persentase IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Per Siklus 1.
Kondisi Awal Tabel 1 Kemampuan mengenal Gambar (Kondisi awal) No 1 2 3
Aspek Yang Dinilai Menunjuk Gambar sesuai dengan nama benda yang disebutkan Mencocok gambar Bulan dan Bintang Mengucapkan huruf vokal dan konsonan dalam nama Benda Langit
Nilai BB F %
MB F %
BSH F %
8
20%
7
20%
8
20%
7
80%
3
12,3%
BSB F % 60%
7
85,7 %
2. Siklus 1 a. pertemuan 1 berdasarkan hasil perbaikan perkembangan dari RKH dan skenario perbaikan yang dilakukan peneliti didapat hasil observasi pertemuan 1 sebagai berikut: 1) dalam kegiatan mencocok gambar secara bersama masih belum tercapai tujuan pembelajaran yang dilakukan yaitu dari 25 orang anak hanya 14 orang anak yang berkembang sangat baik, 4 orang anak yang berkembang sesuai harapan, 3 orang anak yang mulai berkembang dan 4 orang anak yang belum berkembang.
2) dalam kegiatan menyebutkan nama-nama benda langit yang diperagakan belum tercapai tujuan pembelajaran yang dilakukan yaitu dari 25 orang anak hanya 4 orang anak yang berkembang sesuai harapan, 3 orang anak yang mulai berkembang dan 4 orang anak yang belum berkembang serta 14 anak berkembang sangat baik. 3) dalam kegiatan bernyanyi bersama menyanyikan lagu matahari terbenam secara bersama belum tercapai tujuan pembelajaran yang dilakukan yaitu dari 25 orang anak hanya 11 orang anak berkembang sesuai harapan dan 14 orang anak yang mulai berkembang.
Grafik 1 Hasil Persentase Kemampuan dalam Kegiatan Mencocok Gambar Pertemuan 1 Siklus 1
b. Pertemuan 2 berdasarkan hasil analisa data dan hasil refleksi dari pertemuan 1 maka peneliti melakukan kegiatan perbaikan berikutnya berdasarkan RKH dan skenario yang telah dibuat maka didapat hasil sebagai berikut: 1) dalam kegiatan menyanyi secara individual masih belum tercapai tujuan pembelajaran yang dilakukan yaitu dari 25 orang anak hanya 16 orang anak yang berkembang sangat baik, 4 orang anak yang berkembang sesuai harapan, 3 orang anak yang mulai berkembang dan 2 orang anak yang belum berkembang. 2) dalam kegiatan mewarnai dan mencocok gambar masih belum mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal dilakukan yaitu dari 25 orang anak hanya 6 orang anak yang berkembang sesuai harapan, 3 orang anak yang mulai berkembang dan 2 orang anak yang belum berkembang dan 14 orang berkembang sangat baik.
3) dalam kegiatan menjawab pertanyaan guru tentang benda-benda langit secara individual belum tercapai tujuan pembelajaran yang dilakukan yaitu dari 25 orang anak hanya 10 orang anak berkembang sesuai harapan dan 2 orang anak yang mulai berkembang dan 13 berkembang sangat baik.
Grafik 2 Hasil Persentase Kemampuan dalam Kegiatan Mencocok Gambar Pertemuan 2 Siklus 1
c. Pertemuan 3 Berdasarkan hasil analisa data dan hasil refleksi dari pertemuan 2 maka peneliti melakukan kegiatan perbaikan berikutnya berdasarkan RKH dan skenario yang telah dibuat maka didapat hasil sebagai berikut: 1) dalam kegiatan menyebutkan huruf vokal dan konsonan dengan menggunakan gerakan masih belum tercapai tujuan pembelajaran yang dilakukan yaitu dari 25 orang anak hanya 11 orang anak yang berkembang sangat baik, 10 orang anak yang berkembang sesuai harapan, 2 orang anak yang mulai berkembang dan 2 orang anak yang belum berkembang. 2) dalam kegiatan mencocok dan menempel tercapai tujuan pembelajaran yang dilakukan yaitu dari 25 orang anak hanya 5 orang anak yang berkembang sesuai harapan, 3 orang anak yang mulai berkembang dan 3 orang anak yang belum berkembang dan 14 anak berkembang sangat baik. 3) dalam kegiatan tanya jawab tentang gambar benda langit belum tercapai tujuan pembelajaran yang dilakukan yaitu dari 25 orang anak hanya 7 orang anak
berkembang sesuai harapan dan 2 orang anak yang mulai berkembang dan 16 anak berkembang sangat baik.
Grafik 3 Hasil Persentase Kemampuan dalam Kegiatan Mencocok Gambar Pertemuan 3 siklus 1
d. pertemuan 4 Berdasarkan hasil analisa data dan hasil refleksi dari pertemuan 3 maka peneliti melakukan kegiatan perbaikan berikutnya berdasarkan RKH dan skenario yang telah dibuat maka didapat hasil sebagai berikut: 1) dalam kegiatan melengkapi syair lagu masih belum tercapai tujuan pembelajaran yang dilakukan yaitu dari 25 orang anak hanya 10 orang anak yang berkembang sangat baik, 6 orang anak yang berkembang sesuai harapan, 4 orang anak yang mulai berkembang dan 5 orang anak yang belum berkembang. 2) dalam kegiatan mencocok dan merangkai dengan benang belum tercapai tujuan pembelajaran yang dilakukan yaitu dari 25 orang anak hanya 7 orang anak yang berkembang sesuai harapan, 7 orang anak yang mulai berkembang dan 3 orang anak yang belum berkembang dan 16 anak berkembang sangat baik. 3) dalam
kegiatan
menjawab
pertanyaan
guru
belum
tercapai
tujuan
pembelajaran yang dilakukan yaitu dari 25 orang anak hanya 7 orang anak berkembang sesuai harapan dan 2 orang anak yang mulai berkembang dan 16 anak berkembang sesuai harapan.
Grafik 4 Hasil Persentase Kemampuan dalam Kegiatan Mencocok Gambar Pertemuan 4 siklus 1
e. pertemuan 5 Berdasarkan hasil analisa data dan hasil refleksi dari pertemuan 4 maka peneliti melakukan kegiatan perbaikan berikutnya berdasarkan RKH dan skenario yang telah dibuat maka didapat hasil sebagai berikut: 1) dalam kegiatan kembali menyebutkan huruf vokal dan konsonan masih belum tercapai tujuan pembelajaran yang dilakukan yaitu dari 20 orang anak hanya 1 orang anak yang berkembang sangat baik, 2 orang anak yang berkembang sesuai harapan, 2 orang anak yang mulai berkembang dan 1 orang anak yang belum berkembang. 2) dalam kegiatan mewarnai dan mencocok gambar dengan waktu belum tercapai tujuan pembelajaran yang dilakukan yaitu dari 25 orang anak hanya 4 orang anak yang berkembang sesuai harapan, 2 orang anak yang mulai berkembang dan 2 orang anak yang belum berkembang dan 17 anak berkembang sangat baik. 3) dalam kegiatan mengulang cerita guru belum tercapai tujuan pembelajaran yang dilakukan yaitu dari 25 orang anak hanya 7 orang anak berkembang sesuai harapan dan 2 orang anak yang mulai berkembang dan 18 anak berkembang sangat baik.
Grafik 5 Hasil Persentase Kemampuan dalam Kegiatan Mencocok Gambar Pertemuan 5 siklus 1
2.
Siklus 2 Berdasarkan hasil analisa data yang dilakukan peneliti terhadap refleksi pertemuan 1 s/d 5 pada siklus 1 maka, peneliti akan mengulang kembali kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siklus satu dengan menukar alat, bahan dan alat peraga yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siklus 2. a.
Pertemuan 1 Berdasarkan hasil perbaikan perkembangan dari RKH dan skenario perbaikan yang dilakukan peneliti didapat hasil observasi pertemuan 1 sebagai berikut:
1) dalam bernyanyi bersama “Tik-tik Bunyi Hujan” secara bersama sudah tercapai tujuan pembelajaran yang dilakukan yaitu dari 25 orang anak 20 orang anak yang berkembang sangat baik, 3 orang anak yang berkembang sesuai harapan dan 2 orang anak yang sudah mulai berkembang. 2) dalam kegiatan mencocok gambar Bulan belum tercapai tujuan pembelajaran yang dilakukan yaitu dari 25 orang anak hanya 18 orang anak yang berkembang sangat baik, 4 orang anak yang sudah berkembang sesuai harapan, 1 orang anak yang mulai berkembang dan 2 orang anak yang belum berkembang. 3) dalam kegiatan mengucapkan sajak “Hujan” secara bersama sudah tercapai tujuan pembelajaran yang dilakukan yaitu dari 25 orang anak 20 orang anak berkembang sesuai harapan dan 5 orang anak yang mulai berkembang.
Grafik 6 Hasil Persentase Kemampuan dalam Kegiatan Mencocok Gambar Pertemuan 1 siklus 2
b. pertemuan 2 Berdasarkan hasil analisa data dan hasil refleksi dari pertemuan 1 maka peneliti melakukan kegiatan perbaikan berikutnya berdasarkan RKH dan skenario yang telah dibuat maka didapat hasil sebagai berikut: 1) dalam
kegiatan
menyanyi
secara
individual
sudah
tercapai
tujuan
pembelajaran yang dilakukan yaitu dari 25 orang anak 20 orang anak yang berkembang sangat baik, 3 orang anak yang berkembang sesuai harapan dan 2 orang anak yang mulai berkembang. 2) dalam kegiatan mencocok gambar bintang belum tercapai tujuan pembelajaran yang dilakukan yaitu dari 25 orang anak hanya 18 orang anak yang berkembang sangat baik, 4 orang anak yang berkembang sesuai harapan, 1 orang anak yang mulai berkembang dan 2 orang anak yang belum berkembang. 3) dalam kegiatan bercerita tentang “Bencana Alam” secara individual sudah tercapai tujuan pembelajaran yang dilakukan yaitu dari 25 orang anak 20 orang anak berkembang sesuai harapan dan 5 orang anak yang mulai berkembang.
Grafik 7 Hasil persentase kemampuan dalam kegiatan mencocok gambar
Pertemuan 2 siklus 2
c. pertemuan 3 Berdasarkan hasil analisa data dan hasil refleksi dari pertemuan 2 maka peneliti melakukan kegiatan perbaikan berikutnya berdasarkan RKH dan skenario yang telah dibuat maka didapat hasil sebagai berikut: 1) dalam
kegiatan
mengucapkan
huruf
Vokal
dan
Konsonan
dengan
menggunakan gambar sudah tercapai tujuan pembelajaran yang dilakukan yaitu dari 25 orang anak 20 orang anak yang berkembang sangat baik, 3 orang anak yang berkembang sesuai harapan dan 2 orang anak yang mulai berkembang. 2) dalam kegiatan mencocok dan menempel gambar “Bintang” belum tercapai tujuan pembelajaran yang dilakukan yaitu dari 25 orang anak hanya 19 orang anak yang berkembang sangat baik , 2 orang anak berkembang sesuai harapan, 2 orang anak yang mulai berkembang dan 1 orang anak yang belum berkembang. 3) dalam kegiatan menyebutkan “Sang Pencipta” dan “Bencana Alam” sudah tercapai tujuan pembelajaran yang dilakukan yaitu dari 25 orang anak 24 orang anak berkembang sesuai harapan dan 1 orang anak yang mulai berkembang.
Grafik 8 Hasil Persentase Kemampuan dalam Kegiatan Mencocok Gambar Pertemuan 3 siklus 2
d. pertemuan 4 Berdasarkan hasil analisa data dan hasil refleksi dari pertemuan 3 maka peneliti melakukan kegiatan perbaikan berikutnya berdasarkan RKH dan skenario yang telah dibuat maka didapat hasil sebagai berikut: 1) dalam kegiatan melengkapi syair lagu sudah tercapai tujuan pembelajaran yang dilakukan yaitu dari 25 orang anak 22 orang anak yang berkembang sangat baik, 2 orang anak yang berkembang sesuai harapan dan 1 orang anak yang mulai berkembang. 2) dalam kegiatan mencocok dan merangkai gambar “Bintang” sudah tercapai tujuan pembelajaran yang dilakukan yaitu dari 25 orang anak 20 orang anak yang berkembang sangat baik, 3 orang anak yang berkembang sesuai harapan dan 2 orang anak yang mulai berkembang. 3) dalam kegiatan menjawab pertanyaan guru tentang Bencana Alam sudah tercapai tujuan pembelajaran yang dilakukan yaitu dari 25 orang anak 20 orang anak berkembang sangat baik, 3 orang anak yang berkembang sesuai harapan dan 2 orang anak yang belum berkembang.
Grafik 9 Hasil Persentase Kemampuan dalam Kegiatan Mencocok Gambar Pertemuan 4 siklus 2
e. Pertemuan 5 Berdasarkan hasil analisa data dan hasil refleksi dari pertemuan 4 maka peneliti melakukan kegiatan perbaikan berikutnya berdasarkan RKH dan skenario yang telah dibuat maka didapat hasil sebagai berikut: 1) dalam kegiatan mengucapkan kembali huruf Vokal dan Konsonan pada kata “Banjir dan Kemarau” sudah tercapai tercapai tujuan pembelajaran yang dilakukan yaitu dari 25 orang anak 21 orang anak yang berkembang sangat baik, 2 orang anak yang berkembang sesuai harapan, dan 2 orang anak yang mulai berkembang. 2) dalam kegiatan mewarnai dan mencocok bentuk baru gambar matahari sudah tercapai tujuan pembelajaran yang dilakukan yaitu dari 25 orang anak 21 orang anak yang berkembang sangat baik, 2 orang anak yang berkembang sesuai harapan dan 2 orang anak yang belum berkembang. 3) dalam kegiatan mengulang cerita guru tentang “Kemarau dan Banjir” tercapai tujuan pembelajaran yang dilakukan yaitu dari 25 orang anak hanya 15 orang anak berkembang sangat baik, 2 orang anak yang mulai berkembang dan 8 anak bekembang sesuai harapan. Dari hasil analisa data yang dilakukan peneliti ada peningkatan kemampuan anak dalam mengenal angka dari setiap pertemuan dalam setiap siklus baik siklus 1 maupun siklus 2.
Grafik 10 Hasil Persentase Kemampuan dalam Kegiatan Mencocok Gambar Pertemuan 5 siklus 2
Berdasarkan hasil analisa data dari pertemuan 1 s/d 5 siklus 2 menunjukkan hasil ada peningkatan dari setiap pertemuan dengan pertemuan terakhir yang sangat optimal. V. Kesimpulan dan Saran 1. Simpulan Kemampuan motorik halus melalui kegiatan mencocok gambar yang rapi anak yang dilaksanakan di TK Jasa Ibu Kelompok B telah dapat meningkatkan kemampuan anak dalam melatih motorik halus. Peningkatan tersebut terlihat dari hasil pengamatan pada akhir perbaikan kegiatan pengembangan, meliputi: dalam kegiatan bernyanyi secara bersama, individual, dengan gerak, mengenal benda langit, mengenal huruf vokal dan konsonan, permainan dan kegiatan mencocok yang rapi, mengenal sang pencipta, menambah pengalaman melalui cerita dan bernyanyi. Berdasarkan hasil persentase dari hasil akhir siklus 2, kegiatan motorik halus anak meningkat dari 60% di kondisi awal menjadi 90% pada hari ke 5 di siklus 2 melalui kegiatan mencocok gambar yang rapi. 2. Saran Berdasarkan pembahasan pada hasil perbaikan maka, guru PAUD diharapkan terus mengikuti perkembangan dunia pendidikan anak usia dini dan memilih kegiatan yang sesuai dengan perkembangan anak. Kegiatan mencocok gambar perlu dilakukan lebih optimal lagi dan juga memilih alat dan media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran agar dapat melatih kemampuan gerak motorik halus anak PAUD pada setiap pengembangan. Kegiatan mencocok gambar ini perlu disosialisasikan kepada anak, guru dan orang tua agar kemampuan anak dapat berkembang dengan baik. DAFTAR PUSTAKA Aisyah,Siti dkk, Pembelajaran Terpadu,Universitas Terbuka
Asmani, Jamal Ma’ruf. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta : Laksana Arikunto,Suharsimi,dkk.,Penelitian Tindakan Kelas,Jakarta:Bumi Aksara,2006. Arikunto,Suharsimi,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta,2002 B.E.F.Montolalu,dkk.Bermain dan Permainan Anak, Universitas Terbuka Faizah, Dewi Utama.2005. Program Pendidikan Yang Patut di TK.Padang. Hartati, Sofia. (2003). Perkembangan Belajar pada Anak Usia Dini. Jakarta: Dikti Depdiknas Kayvan, Umy.2009. Permainan Kreatif untuk Mencerdaskan Anak. Jakarta : Media Kita. Masitoh, dkk. Strategi Pembelajaran TK. Universitas Terbuka Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Solehuddin, M. (2000). Konsep Dasar Pendidikan Pra-sekola. Bandung:Fakultas Pendidikan UPI Suyanto, Slamet. 2005. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini .Jakarta. Depdiknas Tadkirotun, Mudfiroh. 2012. Pengembangan Kecerdasan Majemuk. Tangeran : Universitas Terbuka Undang-Undang, Republik Indonesia. No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Wardani, IGAK. (2008), Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Universitas Terbuka Yuliani, Nuraini Sujiono, dkk. Metode Pengembangan Kognitif. Universitas Terbuka Zaman, Badru.,Eliyawati, Cucu. & Hernawan Hery Asep. Media dan Sumber Belajar TK. Universitas Terbuka